+ All Categories
Home > Documents > Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

Date post: 13-Jan-2017
Category:
Upload: lydiep
View: 221 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
82
K ATA LOG USA ID - I NDONESIA COAS T AL R ESOURCES M A NAGEM ENT P ROJECT KOL EKSI DOKUM EN PROYEK PESI SI R 1997 - 2003 Katal og Da t abase SIG Atlas La mpung (Edi s i T erbatas, dengan 2 CD) PE NGE L OL AA N WI L A YAH PE SISI R D AE RAH CELL Y CA THARINA AS E P SUKMA RA AGUS H E RM ANS AH ST ACEY TIGHE
Transcript
Page 1: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

KATALOG

USAID - INDONESIA COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECTKOLEKSI DOKUMEN PROYEK PESISIR 1997 - 2003

KatalogDatabase SIGAtlas Lampung(Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

PENGELOLAANWILAYAHPESISIR DAERAH

CEL LY CATHARINAASEP SUKMARA

AGUS HERMANSAHSTACEY TIGHE

KATALOG

USAID - INDONESIA COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECTKOLEKSI DOKUMEN PROYEK PESISIR 1997 - 2003

KatalogDatabase SIG AtlasMinahasa, Manado & Bitung(Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

PENGELOLAANWILAYAHPESISIR DAERAH

ASEP SUKMARACEL LY CATHARINAAGUS HERMANSAH

STACEY TIGHE

KATALOG

USAID - INDONESIA COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECTKOLEKSI DOKUMEN PROYEK PESISIR 1997 - 2003

KatalogDatabase SIGAtlas Teluk Bintuni(Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

PENGELOLAANWILAYAHPESISIR DAERAH

ASEP SUKMARACEL LY CATHARINAAGUS HERMANSAH

STACEY TIGHE

KATALOG

USAID - INDONESIA COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECTKOLEKSI DOKUMEN PROYEK PESISIR 1997 - 2003

KatalogDatabase SIGTeluk Balikpapan(Edisi Terbatas, dengan 1 CD)

PENGELOLAANWILAYAHPESISIR DAERAH

AGUS HERMANSAHASEP SUKMARA

CEL LY CATHARINASTACEY TIGHE

Page 2: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

Koleksi DokumenProyek Pesisir1997 - 2003

Kutipan: Knight, M. dan S. Tighe, (editor) 2003. Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003;Coastal Resources Center, University of Rhode Island, Narragansett, Rhode Island,USA. (5 Seri, 30 Buku, 14 CR-ROM).

Page 3: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

2

elama lebih dari 30 tahun terakhir, telah terdapat ratusan program —baik internasional,nasional maupun regional— yang diprakarsai oleh pemerintah, serta berbagaiorganisasi dan kelompok masyarakat di seluruh dunia, dalam upaya menatakelolaekosistem pesisir dan laut dunia secara lebih efektif. USAID (The United States Agency

for International Development) merupakan salah satu perintis dalam kerja sama dengan negara-negara berkembang untuk meningkatkan pengelolaan ekosistem wilayah pesisir sejak tahun 1985.

Berdasarkan pengalamannya tersebut, pada tahun 1996, USAID memprakarsai ProyekPengelolaan Sumberdaya Pesisir (Coastal Resources Management Project—CRMP) atau dikenalsebagai Proyek Pesisir, sebagai bagian dari program Pengelolaan Sumberdaya Alam (NaturalResources Management Program). Program ini direncanakan dan diimplementasikan melalui kerjasama dengan Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS), dan dengan dukungan Coastal Resources Center University of Rhode Island (CRC/URI) di Amerika Serikat. Kemitraan USAID dengan CRC/URI merupakan kerja sama yang amatpenting dalam penyelenggaraan program-program pengelolaan sumberdaya pesisir di berbagainegara yang didukung oleh USAID selama hampir dua dasawarsa. CRC/URI mendisain danmengimplementasikan program-program lapangan jangka panjang yang bertujuan membangunkapasitas menata-kelola wilayah pesisir yang efektif di tingkat lokal dan nasional. Lembaga inijuga melaksanakan analisis dan berbagi pengalaman tentang pembelajaran yang diperoleh daridan melalui proyek-proyek lapangan, lewat program-program pelatihan, publikasi, dan partisipasidi forum-forum internasional.

Ketika CRC/URI memulai aktivitasnya di Indonesia sebagai mitra USAID dalam programpengelolaan sumberdaya pesisirnya (CRMP, atau dikenal dengan Proyek Pesisir), telah adabeberapa program pengelolaan pesisir dan kelautan yang sedang berjalan. Program-programtersebut umumnya merupakan proyek besar, sebagian kecil di antaranya telah mencapai tahapimplementasi. CRC/URI mendisain Proyek Pesisir untuk lebih berorientasi pada implementasidalam mempromosikan pengelolaan wilayah pesisir dan tujuan-tujuan strategis USAID, sepertipengembangan ekonomi dan keamanan pangan, perlindungan kesehatan masyarakat, pencegahankonflik, demokrasi partisipatoris, dan perlindungan kelestarian lingkungan melalui pengelolaansumberdaya pesisir dan air.

Kegiatan Proyek Pesisir menempatkan Indonesia di garis depan pengembangan model baru danpeningkatan informasi baru yang bermanfaat bagi Indonesia sendiri dan negara-negara lain didunia dalam hal pengelolaan sumberdaya pesisir. Sebagai negara keempat terbesar di dunia,dengan kurang lebih 60 persen dari 230 juta penduduknya tinggal di dalam radius 50 kilometerdari pesisir, Indonesia secara sempurna berada pada posisi untuk mempengaruhi danmemformulasikan strategi-strategi pengembangan pengelolaan pesisir negara-negara berkembangdi seluruh dunia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari17.500 pulau, 81.000 kilometer garis pantai, dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 5,8 juta

S

Koleksi Proyek Pesisir–Kata Pengantar

Page 4: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

3

ver the past 30 years, there have been hundreds of international, national and sub-national programs initiated by government, organizations and citizen groups thatattempted to more effectively govern the world’s coastal and marine ecosystems.Among these efforts, the U.S. Agency for International Development (USAID) has

been a pioneer since 1985 in working with developing countries to improve the management oftheir coastal ecosystem to benefit coastal people and their environment.

Building on its experience, as part of its Natural Resources Management Program, USAID initi-ated planning for the Indonesia Coastal Resources Management Project (CRMP, or Proyek Pesisir)in 1996. This program was planned and implemented in cooperation with the Government ofIndonesia through its National Development Planning Agency (BAPPENAS) and with the supportof the Coastal Resources Center at the University of Rhode Island (CRC/URI) in the United States.USAID’s partnership with CRC/URI has been central to the delivery of coastal resources manage-ment programs to numerous USAID-supported countries for almost two decades. CRC/URI de-signs and implements long-term field programs that work to build the local and national capacity toeffectively practice coastal governance. It also carries out analyses and shares experiences drawnfrom within and across field projects. These lessons learned are disseminated worldwide throughtraining programs, publications and participation in global forums.

When CRC/URI initiated work in Indonesia as a partner with USAID in its international CoastalResources Management Program, there were numerous marine and coastal programs alreadyongoing. These were typically large planning projects; few projects had moved forward into “on-the-ground” implementation. CRC/URI designed Indonesia’s CRMP to be “implementation ori-ented” in promoting coastal governance and the USAID strategic goals of economic developmentand food security, protection of human health, prevention of conflicts, participatory democracy andenvironmental protection through integrated management of coasts and water resources.

The CRMP put Indonesia in the forefront of developing new models and generating new informa-tion useful in Indonesia, and in other countries around the world, for managing coastal resources.Being the fourth largest country in the world, with approximately 60 percent of its 230 millionpeople living within 50 kilometers of the coast, Indonesia is perfectly positioned to influence andshape the coastal management development strategies of other developing countries around theworld. It is the world’s largest archipelago state, with 17,500 islands, 81,000 kilometers of coast-line, and an Exclusive Economic Zone covering 5.8 million square kilometers of sea –more thanthree times its land area. Indonesia is also the richest country in the world in terms of marine bio-

CRMP/Indonesia Collection–Preface

O

Page 5: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

4

kilometer laut persegi -lebih tiga kali luas daratannya. Indonesia menjadi negara terkaya di duniadalam hal keragaman hayati (biodiversity). Sumber daya pesisir dan laut Indonesia memiliki artipenting bagi dunia inernasional, mengingat spesies flora dan fauna yang ditemukan di perairantropis Indonesia lebih banyak daripada kawasan manapun di dunia. Sekitar 24 persen dari produksiekonomi nasional berasal dari industri-industri berbasis wilayah pesisir, termasuk produksi gasdan minyak, penangkapan ikan, pariwisata, dan transportasi. Beragam ekosistem laut dan pesisiryang ada menyediakan sumberdaya lestari bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Hasil-hasillautnya mencukupi lebih dari 60 persen rata-rata kebutuhan bahan protein penduduk secaranasional, dan hampir 90 persen di sebagian desa pesisir. Masyarakat nelayan pedesaan cenderungmenjadi bagian dari kelompok masyarakat termiskin akibat eksploitasi berlebihan, degradasisumberdaya, serta ketidakmampuan dan kegagalan mereka memanfaatkan sumberdaya pesisirsecara berkelanjutan.

Di bawah bimbingan CRC/URI, Proyek Pesisir, yang berkantor pusat di Jakarta, bekerja samaerat dengan para pengguna sumberdaya, masyarakat, industri, LSM, kelompok-kelompok ilmiah,dan seluruh jajaran pemerintahan. Program-program lapangan difokuskan di Sulawesi Utara,Kalimantan Timur, dan Provinsi Lampung (sebelah selatan Sumatera) ditambah Provinsi Papuapada masa akhir proyek. Selain itu, dikembangkan pula pusat pembelajaran pada Pusat KajianSumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) di Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai perguruantinggi yang menjadi mitra implementasi Proyek Pesisir dan merupakan fasil itator dalampengembangan Jaringan Universitas Pesisir Indonesia (INCUNE).

Komponen program CRMP yang begitu banyak dikembangkan dalam 3 (tiga) lingkup strategipencapaian tujuan proyek. Pertama, kerangka kerja yang mendukung upaya-upaya pengelolaanberkelanjutan, telah dikembangkan. Kemudian, ketika proyek-proyek percontohan telah rampung,p en g alam an -p en g alam an d an telad an b ai k d ar i keg iata n -keg ia tan ter seb u td id oku men tasikan dan d ilemb ag akan dalam p emerin tah an, sebagai lembaga yangbertanggung jawab dalam jangka panjang untuk melanjutkan hasil yang sudah ada sekaligusmenambah lokasi baru. Kegiatan ini dilakukan lewat kombinasi perangkat hukum, panduan,dan pelatihan. Kedua, Departemen Kelautan dan Perikanan yang baru berdiri didukung untukmengembangkan peraturan perundangan dan panduan pengelolaan wilayah pesisir nasionaluntuk peng elolaan pesis ir terpadu yang terdesent ralisasi. Pengembangan peraturanperundangan ini dilakukan melalui suatu proses konsultasi publik yang partisipatif, terbuka danmelembaga, yang berupaya mengintegrasikan inisiatif-inisiatif pengelolaan wilayah pesisir secaravertikal dan horisontal. Ketiga, proyek ini mengakui dan berupaya memperkuat peran khas yangdijalankan oleh perguruan tinggi dalam mengisi kesenjangan kapasitas pengelolaan wilayahpesisir.

Strategi-strategi tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip:• Partisipasi luas dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dan pemberdayaan mereka

dalam pengambilan keputusan• Koordinasi efektif berbagai sektor, antara masyarakat, dunia usaha, dan LSM pada berbagai

tingkatan• Penitikberatan pada pengelolaan yang terdesentralisasi dan kesesuaian antara pengelolaan/

pengaturan di tingkat lokal dan nasional• Komitmen untuk menciptakan dan memperkuat kapasitas organisasi dan sumberdaya

manusia untuk pengelolaan pesisir terpadu yang berkelanjutan• Pembuatan kebijakan yang lebih baik yang berbasis informasi dan ilmu pengetahuan

Di Sulawesi Utara, fokus awal Proyek Pesisir terletak pada pengembangan praktik-praktik terbaikpengelolaan pesisir terpadu berbasis masyarakat, termasuk pembuatan dan implementasi rencanadaerah perlindungan laut (DPL), daerah perlindungan mangrove (DPM), dan pengelolaan pesisirtingkat desa, serta pemantauan hasil-hasil proyek dan kondisi wilayah pesisir. Untuk melembagakankegiatan-kegiatan yang sukses ini, dan dalam rangka memanfaatkan aturan otonomi daerah yangbaru diberlakukan, Proyek Pesisir membantu penyusunan peraturan pengelolaan wilayah pesisir,baik berupa Peraturan Desa, Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten, maupun Perda Provinsi. Selainitu, dikembangkan pula perangkat informasi sebagai alat bagi pengelolaan wilayah pesisir, sepertipembuatan atlas wilayah pesisir. Dalam kurun waktu 18 bulan terakhir, kegiatan perluasan pro-gram (scaling up) juga telah berhasil diimplementasikan di 25 desa pesisir di Kecamatan Likupang

Page 6: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

5

diversity. Indonesia’s coastal and marine resources are of international importance with more plantand animal species found in Indonesia’s waters than in any other region of the world. Approxi-mately 24 percent of national economic output is from coastal-based industries such as oil andgas production, fishing, tourism and transportation. Coastal and marine ecosystems provide sub-sistence resources for many Indonesians, with marine products comprising on average more than60 percent of the protein intake by people, and nearly 90 percent in some coastal villages. Ruralcoastal communities tend to be among the poorest because of overexploitation and degradationof resources resulting from their inability to sustainably and successfully plan for and manage theircoastal resources.

Under the guidance of CRC/URI, the Jakarta-based CRMP worked closely with resource users,the community, industry, non-governmental organizations, academic groups and all levels of gov-ernment. Field programs were focused in North Sulawesi, East Kalimantan, and Lampung Prov-ince in South Sumatra, with an additional site in Papua in the last year of the project. In addition, alearning center, the Center for Coastal and Marine Resources Studies, was established at BogorAgricultural Institute, a CRMP implementation partner and facilitator in developing the eleven-member Indonesia Coastal University Network (INCUNE).

The many components of the CRMP program were developed around three strategies for achiev-ing the project’s goals. First, enabling frameworks for sustained management efforts were devel-oped. Then, as pilot projects were completed, experiences and good practices were docu-mented and institutionalized within government, which has the long-term responsibility to bothsustain existing sites and launch additional ones. This was done through a combination of legalinstruments, guidebooks and training. Second, the new Ministry of Marine Affairs and Fisher-ies (MMAF) was supported to develop a national coastal management law and guidelines fordecentralized integrated coastal management (ICM) in a widely participatory, transparent andnow institutionalized public consultative process that attempted to vertically and horizontally inte-grate coastal management initiatives. Finally, the project recognized and worked to strengthenthe unique role that universities play in fi l l ing the capacity gap for coastal management.

The strategies were based on several important principles:• Broad stakeholder partic ipation and empowerment in decision making• Effective coordination among sectors, between public, private and non-governmental entities

across multiple scales• Emphasis on decentralized governance and compatibility between local and national govern-

ance• Commitment to creating and strengthening human and organizational capacity for sustain-

able ICM• Informed and science-based decis ion making

In North Sulawesi, the early CRMP focus was on developing community-based ICM best prac-tices including creating and implementing marine sanctuaries, mangrove sanctuaries and village-level coastal management plans, and monitoring project results and coastal conditions. In order toinstitutionalize the resulting best practices, and to take advantage of new decentralized authori-ties, the CRMP expanded activities to include the development of village, district and provincialcoastal management laws and information tools such as a coastal atlas. In the last 18 months ofthe project, a scaling-up program was successfully implemented that applied community-basedICM lessons learned from four original village pilot sites to Likupang sub-district (kecamatan) with25 coastal villages. By the end of the project, Minahasa district was home to 25 community coralreef sanctuaries, five mangrove sanctuaries and thirteen localized coastal management plans. In

Page 7: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

6

Barat dan Timur. Perluasan program ini dilakukan dengan mempraktikkan berbagai hasilpembelajaran mengenai pengelolaan pesisir terpadu berbasis masyarakat dari 4 lokasi percontohanawal (Blongko, Bentenan, Tumbak, dan Talise). Pada akhir proyek, Kabupaten Minahasa telahmemiliki 25 DPL, 5 DPM, dan 13 rencana pengelolaan pesisir tingkat desa yang telah siapdijalankan. Sulawesi Utara juga telah ditetapkan sebagai pusat regional untuk Program KemitraanBahari berbasis perguruan tinggi, yang disponsori oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dandifasilitasi oleh Proyek Pesisir.

Di Kalimantan Timur, fokus dasar Proyek Pesisir adalah pengenalan model pengelolaan pesisirberbasis Daerah Aliran Sungai (DAS), yang menitikberatkan pada rencana pengelolaan terpaduTeluk Balikpapan dan DAS-nya. Teluk Balikpapan merupakan pintu gerbang bisnis dan industriProvinsi Kalimantan Timur. Rencana Pengelolaaan Teluk Balikpapan (RPTB) berbasis DAS yangbersifat interyurisdiksi ini merupakan yang pertama kalinya di Indonesia dan menghasilkan sebuahmodel untuk dapat diaplikasikan oleh pemerintah daerah lainnya. Rencana pengelolaan tersebut,yang dirampungkan dengan melibatkan partisipasi dan konsultasi masyarakat lokal secara luas,dalam implementasinya telah berhasil menghentikan konversi lahan mangrove untuk budidayaudang di sebuah daerah delta, terbentuknya kelompok kerja (pokja) terpadu antarinstansi untukmasalah erosi dan mangrove, terbentuknya sebuah Organisasi Non Pemerintah (Ornop) berbasismasyarakat yang pro aktif, dan jaringan Ornop yang didanai oleh sektor swasta yang berfokuspada isu-isu masyarakat pesisir. Selain itu, telah terbentuk Badan Pengelola Teluk Balikpapan,yang dipimpin langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur berikut 3 Bupati (Penajam Paser Utara,Pasir, dan Kutai Kartanegara), dan Walikota Balikpapan. Seluruh kepala daerah tersebut, bersamadengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, ikut menandatangani Rencana Pengelolaan TelukBalikpapan tersebut. Rencana Pengelolaan Teluk Balikpapan ini telah mendorong pemerintahdaerah lain untuk memulai program-program serupa. Kalimantan Timur juga telah ditetapkansebagai pusat regional untuk Program Kemitraan Bahari berbasis perguruan tinggi, yang disponsorioleh Departemen Kelautan dan Perikanan, dan difasilitasi oleh Proyek Pesisir.

Di Lampung , kegiatan Proyek Pesisir berfokus pada proses penyusunan rencana dan pengelolaanstrategis provinsi secara partisipatif. Upaya ini menghasilkan Atlas Sumberdaya Pesisir Lampung,yang untuk pertama kalinya menggambarkan kualitas dan kondisi sumberdaya alam suatu provinsimelalui kombinasi perolehan informasi terkini dan masukan dari 270 stakeholders setempat, serta60 organisasi pemerintah dan non pemerintah. Atlas tersebut menyediakan landasan bagipengembangan sebuah rencana strategis pesisir dan progam di Lampung, dan saranapembelajaran bagi Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB, yang telahmenangani program pengelolaan pesisir di Lampung. Sebagai contoh kegiatan pelaksanaan awaltingkat lokal dari Rencana Strategis Pesisir Provinsi Lampung, dua kegiatan berbasis masyarakattelah berhasil diimplementasikan.Satu berlokasi di Pematang Pasir, dengan titik berat pada praktikbudidaya perairan yang berkelanjutan, dan yang lainnya berlokasi di Pulau Sebesi di Teluk Lampung,dengan fokus pada pembentukan dan pengelolaan daerah perlindungan laut (DPL). Model AtlasSumberdaya Pesisir Lampung tersebut belakangan telah direplikasi oleh setidaknya 9 (sembilan)provinsi lainnya di Indonesia dengan menggunakan anggaran provinsi masing-masing.

Di Papua, pada tahun terakhir Proyek Pesisir, sebuah atlas pesisir untuk kawasan Teluk Bintuni -yang disusun berdasarkan penyusunan Atlas Lampung-telah diproduksi Kawasan ini merupakandaerah yang lingkungannya sangat penting, yang tengah berada pada tahap awal aktivitaspembangunan besar-besaran. Teluk Bintuni berlokasi pada sebuah kabupaten baru yang memilikisumberdaya alam melimpah, termasuk cadangan gas alam yang sangat besar, serta merupakandaerah yang diperkirakan memiliki paparan mangrove terbesar di Asia Tenggara. Prosespenyusunan atlas sumberdaya pesisir kawasan Teluk Bintuni ini dilaksanakan melalui kerja samadengan Ornop lokal, perusahaan minyak BP, dan Universitas Negeri Papua (UNIPA). Kegiatan inimengawali sebuah proses perencanaan partisipatif dan pengelolaan pesisir terpadu, yangmengarah kepada mekanisme-mekanisme perencanaan partisipatif untuk sumberdaya pesisir dikawasan tersebut. Para mitra-mitra lokal telah menunjukkan ketertarikan untuk menggunakanAtlas Teluk Bintuni sebagai rujukan awal (starting point) dalam mengembangkan ‘praktik-praktikterbaik’ mereka sendiri, misalnya pengelolaan pesisir berbasis masyarakat dan pengelolaan telukberbasis DAS bagi Teluk Bintuni.

Page 8: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

7

the last few months, due to its significant capacity in coastal management, North Sulawesi wasinaugurated as a founding regional center for the new national university-based Sea PartnershipProgram sponsored by the MMAF and facilitated by the CRMP.

In East Kalimantan, the principal CRMP focus was on introducing a model for watershed-basedcoastal management focusing on developing an integrated coastal management plan for BalikpapanBay and its watershed. Balikpapan Bay is the commercial and industrial hub of East KalimantanProvince. The resulting inter-jurisdictional watershed-based Balikpapan Bay Management Plan(BBMP) was the first of its kind in Indonesia and provides a model for other regional governments.The BBMP, completed with extensive local participation and consultation, has already resulted ina moratorium on shrimp mariculture in one delta region, the creation of mangrove and erosioninterdepartmental working groups, a new proactive community-based NGO and a NGO-networksupported by private sector funding that is focused on coastal community issues. The BBMP alsoresulted in the formation of the Balikpapan Bay Management Council, chaired by the ProvincialGovernor and including the heads of three districts (Panajam Paser Utara, Pasir and KutaiKartengara), the Mayor of the City of Balikpapan and the Minister of Marine Affairs and Fisheries,who were all co-signatories to the BBMP. The BBMP has already stimulated other regional gov-ernments to start on similar programs. In the last few months, East Kalimantan was also inaugu-rated as a founding regional center for the new national university-based Sea Partnership Pro-gram sponsored by the MMAF and facilitated by the CRMP.

In Lampung, the CRMP focused on establishing a participatory provincial strategic planning andmanagement process. This resulted in the ground-breaking Lampung Coastal Resources Atlas,which defines for the first time the extent and condition of the province’s natural resources througha combination of existing information and the input of over 270 local stakeholders and 60 govern-ment and non-government organizations. The atlas provided the foundation for the developmentof a Lampung coastal strategic plan and the program served as a learning site for Bogor Agricul-tural Institute’s Center for Coastal and Marine Resources Studies that has since adopted themanagement of the Lampung coastal program. As a demonstration of early local actions under theLampung Province Coastal Strategic Plan, two community-based initiatives - one in PematangPasir with an emphasis on sustainable aquaculture good practice, and the other on Sebesi Islandin Lampung Bay focused on marine sanctuary development and management - were implemented.The atlas model was later replicated by at least nine other provinces using only provincial govern-ment funds.

In Papua, in the final year of Proyek Pesisir, a coastal atlas based upon the Lampung atlas formatwas produced for Bintuni Bay, an environmentally important area that is in the early stages ofmajor development activities. Bintuni Bay is located within the newly formed Bintuni District that isrich in natural resources, including extensive natural gas reserves, and perhaps the largest con-tiguous stand of mangroves in Southeast Asia. The atlas development process was implementedin cooperation with local NGOs, the petroleum industry (BP) and the University of Papua andbegan a process of participatory planning and integrated coastal management that is leading tomechanisms of participatory planning for the coastal resources in the area. Local partners haveexpressed their interest in using the Bintuni Bay atlas as a starting point for developing their ownset of “best practices” such as community-based coastal management and multi-stakeholder,watershed-based bay management for Bintuni Bay.

Page 9: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

8

Pengembangan Universitas merupakan aspek penting dari kegiatan Proyek Pesisir dalammengembangkan pusat keunggulan pengelolaan pesisir melalui sistem Perguruan Tinggi di Indo-nesia, dan memanfaatkan pusat ini untuk membangun kapasitas universitas-universitas lain diIndonesia. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL) yang dikembangkan di InstitutPertanian Bogor (IPB) telah dipilih sebagai mira utama, mengingat posisinya sebagai institusipengelolaan sumberdaya alam utama di Indonesia. Selain mengelola Lampung sebagai daerahkajian, PKSPL-IPB mendirikan perpustakaan sebagai referensi pengelolaan pesisir terpadunasional, yang terbuka bagi para mahasiswa dan kalangan profesional, serta menyediakan layananpeminjaman perpustakaan antaruniversitas untuk berbagai perguruan tinggi di Indonesia (situsweb: http://www.indomarine.or.id). PKSPL-IPB telah memprakarsai lokakarya tahunan pembelajaranpengelolaan pesisir terpadu, penerbitan jurnal pesisir nasional, serta bekerja sama dengan ProyekPesisir mengadakan Konferensi Nasional (KONAS) Pengelolaan Pesisir Terpadu, yang kini menjadiajang utama bagi pertukaran informasi dan studi kasus pengelolaan pesisir terpadu di Indonesia.Kegiatan dua tahunan tersebut dihadiri 600 peserta domestik dan internasional. Berdasarkanpengalaman positif dengan IPB dan PKSPL tersebut, telah dibentuk sebuah jaringan universitasyang menangani masalah pengelolaan pesisir yaitu INCUNE (Indonesian Coastal UniversitiesNetwork), yang beranggotakan 11 universitas. Jaringan ini menyatukan universitas-universitas diwilayah pesisir di seluruh Indonesia, yang dibentuk dengan tujuan untuk pertukaran informasi,riset, dan pengembangan kapasitas, dengan PKSPL-IPB berperan sebagai sekretariat. SelainINCUNE, Proyek Pesisir juga memegang peranan penting dalam mengembangkan ProgramKemitraan Bahari (PKB) di Indonesia, mengambil contoh keberhasilan Program Kemitraan Bahari(Sea Grant College Program) di Amerika Serikat. Program ini mencoba mengembangkan kegiatanpenjangkauan, pendidikan, kebijakan, dan riset terapan wilayah pesisir di berbagai universitaspenting di kawasan pesisir Indonesia. Program Kemitraan Bahari menghubungkan universitas didaerah dengan pemerintah setempat melalui isu-isu yang menyentuh kepentingan pemerintahlokal dan masyarakat, serta berupaya mengatasi kesenjangan dalam kapasitas perorangan dankelembagaan di daerah.

Proyek Pesisir mengembangkan usaha-usaha di tingkat nasional untuk memanfaatkan peluang-peluang baru yang muncul, seiring diberlakukannya Undang-Undang tentang Otonomi Daerah.Pada periode 2000-2003, Proyek Pesisir bekerja sama dengan Departemen Kelautan danPerikanan, BAPPENAS, instansi nasional lainnya, pemerintah daerah, lembaga swadayamasyarakat (LSM), dan perguruan tinggi dalam menyusun rancangan undang-undang pengelolaanwilayah pesisir (RUU PWP). Rancangan undang-undang ini merupakan salah satu rancanganundang-undang yang disusun secara partisipatif dan transparan sepanjang sejarah Indonesia.Saat ini RUU tersebut sedang dipertimbangkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). RUU disusunberbasis insentif dan bertujuan untuk mendukung pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat lokaldalam memperoleh hak-hak mereka yang berkaitan dengan isu-isu desentralisasi daerah dalampengelolaan pesisir. Dukungan lain yang diberikan Proyek Pesisir kepada Departemen Kelautandan Perikanan adalah upaya mengembangkan kapasitas dari para staf, perencanaan strategis,dan dibentuknya program baru yang bersifat desentralistik seperti Program Kemitraan Bahari.

Koleksi dokumen dan bahan bacaan ini bertujuan untuk mendokumentasikan pengalaman-pengalaman Proyek Pesisir dalam mengelola wilayah pesisir, memberikan kesempatan yang lebihluas kepada publik untuk mengaksesnya, serta untuk mentransfer dokumen tersebut kepada seluruhmitra, rekan kerja, dan sahabat-sahabat Proyek Pesisir di Indonesia. Produk utama dari koleksi iniadalah Pembelajaran dari Dunia Pengelolaan Pesis ir di Indonesia, yang dibuat dalam bentukCompact Disc-Read Only Memory (CD-ROM), berisikan gambaran umum mengenai Proyek Pesisirdan produk-produk penting yang dihasilkannya. Adapun Koleksi Proyek Pesisir ini terbagi kedalam5 tema, yaitu:

• Seri Reformasi Hukum, berisikan pengalaman dan panduan Proyek Pesisir tentang prosespenyusunan rancangan undang-undang/peraturan kabupaten, provinsi, dan nasional yangberbasis masyarakat, serta kebijakan tentang pengelolaan pesisir dan batas laut

• Seri Pengelolaan Wilayah Pesis ir Regional, berisikan pengalaman, panduan, dan rujukanProyek Pesisir mengenai Perencanaan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), profilatlas dan geografis pesisir Lampung, Balikpapan, Sulawesi Utara, dan Papua

Page 10: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

9

University development was an important aspect of the CRMP, and the marine center at BogorAgricultural Institute, the premier natural resources management institution in Indonesia, was itsprimary partner, and was used to develop capacity in other universities. In addition to managingthe Lampung site, the Center for Coastal and Marine Resources Studies established a nationalICM reference library that is open to students and professionals, and provides an inter-universitylibrary loan service for other universities in Indonesia (Website: http://www.indomarine.or.id). TheCenter initiated an annual ICM learning workshop, a national peered-reviewed coastal journal andworked with the CRMP to establish a national coastal conference that is now the main venue forexchange of information and case studies on ICM in Indonesia, drawing over 600 Indonesian andinternational participants to its bi-annual meeting. Building from the positive experience with Bogorand its marine center, an Indonesia-wide network of 11 universities (INCUNE) was developed thattied together key coastal universities across the nation for information exchange, academic re-search and capacity development, with the Center for Coastal and Marine Resources Studiesserving as the secretariat. In addition to INCUNE, the CRMP was instrumental in developing thenew Indonesia Sea Partnership Program, modeled after the highly successful U.S. Sea GrantCollege Program, that seeks to develop coastal outreach, education, policy and applied researchactivities in key regional coastal universities. This program, sponsored by MMAF, connects re-gional universities with local governments and other stakeholders through issues that resonatewith local government and citizens, and addresses the gap of human and institutional capacity inthe regions.

National level efforts expanded to take advantage of new opportunities offered by new laws onregional autonomy. From 2000 to 2003, the CRMP worked closely with the Ministry of MarineAffairs and Fisheries, the National Development Planning Agency (BAPPENAS), other nationalagencies, regional government partners, NGOs and universities to develop a new national coastalmanagement law. The National Parliament is now considering this law, developed through one ofthe most participatory and transparent processes of law development in the history of Indonesia.The draft law is incentive-based and focuses on encouraging local governments, NGOs and citi-zens to assume their full range of coastal management authority under decentralization on issuesof local and more-than-local significance. Other support was provided to the MMAF in developingtheir own organization and staff, in strategic planning, and in creating new decentralized programssuch as the Sea Partnership Program.

The collection of CRMP materials and resources contained herein was produced to document andmake accessible to a broader audience the more recent and significant portion of the CRMP’sconsiderable coastal management experience, and especially to facilitate its transfer to our Indo-nesian counterparts, colleagues and friends. The major product is Learning From the World ofCoastal Management in Indonesia , a CD-ROM that provides an overview of the CRMP (ProyekPesisir) and its major products. The collection is organized into five series related to generalthemes. These are:

• Coastal Legal Reform Series, which includes the experience and guidance from the CRMPregarding the development of community-based, district, provincial and national laws and poli-cies on coastal management and on marine boundaries

• Regional Coastal Management Series, which includes the experience, guidance and refer-ences from the CRMP regarding watershed planning and management, and the geographicaland map profiles from Lampung, Balikpapan, North Sulawesi and Papua

Page 11: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

10

• Seri Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat, berisikan pengalaman dan panduanProyek Pesisir dan desa-desa percontohannya di Sulawesi Utara mengenai keberhasilankegiatan, serta proses pelibatan masyarakat dalam pengelolaan pesisir

• Seri Perguruan Tinggi, berisikan pengalaman, panduan, dan rujukan Proyek Pesisir danPKSPL-IPB mengenai peranan dan keberhasilan perguruan tinggi dalam pengelolaan pesisir

• Seri Pemantauan Pesis ir, berisikan pengalaman, panduan, dan rujukan Proyek Pesisirmengenai pemantauan sumberdaya pesisir oleh masyarakat dan pemangku kepentingan,khususnya pengalaman dari Sulawesi Utara

Kelima seri ini berisikan berbagai Studi Kasus, Buku Panduan, Contoh-contoh , dan Katalogdalam bentuk hardcopy dan softcopy (CD-ROM), tergantung isi setiap topik dan pengalaman dariproyek. Material dari seri-seri ini ditampilkan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.Sedianya, sebagian besar dokumen akan tersedia baik dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris.Namun karena keterbatasan waktu, hingga saat koleksi ini dipublikasikan, belum semua dokumendapat ditampilkan dalam dua bahasa tersebut. Masing-masing dokumen dalam tiap seri berbeda,tetapi fungsinya saling mendukung satu sama lain, yaitu:

• Studi Kasus, mendokumentasikan pengalaman Proyek Pesisir, dibuat secara kronologis padahampir semua kasus, dilengkapi dengan pembahasan dan komentar mengenai proses danalasan terjadinya berbagai hal yang dilakukan. Dokumen ini biasanya berisikan rekomendasi-rekomendasi umum dan pembelajaran, dan sebaiknya menjadi dokumen yang dibaca terlebihdahulu pada tiap seri yang disebutkan di atas, agar pembaca memahami topik yang disampaikan.

• Panduan, memberikan panduan mengenai proses kegiatan kepada para praktisi yang akanmereplikasi atau mengadopsi kegiatan-kegiatan yang berhasil dikembangkan Proyek Pesisir.Mereka akan merujuk pada Studi Kasus dan Contoh-contoh, dan sebaiknya dibaca setelahdokumen Studi Kasus atau Contoh-contoh.

• Contoh-contoh, berisikan pencetakan ulang atau sebuah kompilasi dari material-material terpilihyang dihasilkan atau dikumpulkan oleh proyek untuk suatu daerah tematik tertentu. Dalamdokumen ini terdapat pendahuluan ringkas dari setiap contoh-contoh yang ada serta sumberberikut fungsi dan perannya dalam kelima seri yang ada. Dokumen ini terutama digunakansebagai rujukan bagi para praktisi, serta digunakan bersama-sama dengan dokumen StudiKasus dan Panduan, sehingga hendaknya dibaca setelah dokumen lainnya.

• Katalog, berisikan daftar atau data yang dihasilkan pada daerah tematik dan telah disertakanke dalam CD-ROM .

• CD-ROM, berisikan file elektronik dalam format aslinya, yang berfungsi mendukung dokumen-dokumen lainya seperti diuraikan di atas. Isi CD-ROM tersebut bervariasi tiap seri, dan ditentukanoleh penyunting masing-masing seri, sesuai kebutuhan.

Beberapa dokumen dari Koleksi Dokumen Proyek Pesisir ini dapat diakses melalui internet disitus Coastal Resources Center (http://www.crc.uri.edu), PKSPL-IPB (http://www.indomarine.or.id),dan Proyek Pesisir (http://www.pesisir.or.id).

Pengantar ini tentunya belum memberikan gambaran detil mengenai seluruh kegiatan, pekerjaan,dan produk-produk yang dihasilkan Proyek Pesisir selama tujuh tahun programnya. Karena itu,kami mempersilakan pembaca untuk dapat lebih memahami seluruh komponen dari koleksidokumen ini, sembari berharap bahwa koleksi ini dapat bermanfaat bagi para manajer pesisir,praktisi, ilmuwan, LSM, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam meneruskan model-model dankerangka kerja yang telah dikembangkan oleh Proyek Pesisir dan mitra-mitranya. Kami amatoptimis mengenai masa depan pengelolaan pesisir di Indonesia, dan bangga atas kerja samayang baik yang telah terjalin dengan seluruh pihak selama program ini berlangsung. Kami jugagembira dan bangga atas diterbitkannya Koleksi Dokumen Proyek Pesisir ini.

Page 12: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

11

• Community-Based Coastal Resource Management Series, which includes the experience,and guidance from the CRMP and its North Sulawesi villages regarding best practices and theprocess for engaging communities in coastal stewardship

• Coastal University Series, which includes the experience, guidance and references from theCRMP and the Center for Coastal and Marine Resources Studies regarding the role and ac-complishments of universities in coastal management

• Coastal Monitoring Series, which includes the experience, guidance and references from theCRMP regarding community and stakeholder monitoring of coastal resources, primarily fromthe North Sulawesi experience

These five series contain various Case Studies, Guidebooks, Examples and Catalogues inhard copy and in CD-ROM format, depending on the content of the topic and experience of theproject. They are reproduced in either the English or Indonesian language. Most of the materials inthis set will ultimately be available in both languages but cross-translation on some documentswas not complete at the time of publishing this set. The individual components serve different, butcomplementary, functions:

• Case Studies document the CRMP experience, chronologically in most cases, with some dis-cussion and comments on how or why things occurred as they did. They usually contain gen-eral recommendations or lessons learned, and should be read first in the series to orient thereader to the topic.

• Guidebooks are “How-to” guidance for practitioners who wish to replicate or adapt the bestpractices developed in the CRMP. They will refer to both the Case Studies and the Examples,so should be read second or third in the series.

• Examples are either exact reprints of key documents, or a compilation of selected materialsproduced by the project for the thematic area. There is a brief introduction before each exampleas to its source and role in the series, but they serve primarily as a reference to the practitioner,to be used with the Case Studies or Guidebooks, and so should be read second or third in theseries.

• Catalogues include either lists or data produced by the project in the thematic area and havebeen included on the CD-ROMs.

• CD-ROMs include the electronic files in their original format that support many of the otherdocuments described above. The content of the CD-ROMs varies from series to series, andwas determined by the individual series editors as relevant.

Several of the documents produced in this collection of the CRMP experiences are also availableon the Internet at either the Coastal Resources Center website (http://www.crc.uri.edu), the BogorAgricultural Institute website (http://www.indomarine.or.id) and the Proyek Pesisir website (http://www.pesisir.or.id).

This preface cannot include a detailed description of all activities, work, products and outcomesthat were achieved during the seven-year CRMP program and reflected in this collection. Weencourage you to become familiar with all the components of the collection, and sincerely hope itproves to be useful to coastal managers, practitioners, scientists, NGOs and others engaged infurthering the best practices and frameworks developed by the USAID/BAPPENAS CRMP and itscounterparts. We are optimistic about the future of coastal management in Indonesia, and havebeen proud to work together during the CRMP, and in the creation of this collection of CRMP(Proyek Pesisir) products.

Page 13: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

12

Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruhmitra di Indonesia, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya, yang telah memberikan dukungan,komitmen, semangat, dan kerja keras mereka dalam membantu menyukseskan Proyek Pesisir dansegenap kegiatannya selama 7 tahun terakhir. Tanpa partisipasi, keberanian untuk mencoba hal yangbaru, dan kemauan untuk bekerja bahu-membahu -baik dari pihak pemerintah, LSM, universitas,masyarakat, dunia usaha, para ahli, dan lembaga donor-’keluarga besar’ pengelolaan pesisir Indone-sia tentu tidak akan mencapai kemajuan pesat seperti yang ada sekarang ini.

Dr. An ne Patterson Maurice KnightDirektur Chief of PartyKantor Pengelolaan Sumber Daya Alam Proyek PesisirU.S. Agency for International Development/ Coastal Resources CenterIndonesia (USAID) University of Rhode Island

Dr. Widi A. Pratikto Dr. Dedi M.M. RiyadiDirektur Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Deputi Menteri Negara PerencanaanDepartemen Kelautan dan Perikanan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENASRepublik Indonesia Bidang Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Hidup

25 Agustus 2003

Page 14: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

13

We would like to acknowledge and extend our deepest appreciation to all of our partners in Indo-nesia, the USA and other countries who have contributed their support, commitment, passion andeffort to the success of CRMP and its activities over the last seven years. Without your participa-tion, courage to try something new, and willingness to work together –government, NGOs, univer-sities, communities, private sector, experts and donors– the Indonesian coastal family could nothave grown so much stronger so quickly.

Dr. An ne Patterson Maurice KnightDirector Chief of PartyOffice of Natural Resources Management Indonesia Coastal ResourcesU.S. Agency for International Management ProjectDevelopment/ Indonesia Coastal Resources Center

University of Rhode Island

Dr. Widi A. Pratikto Dr. Dedi M.M. RiyadiDirector General for Coasts and Deputy Minister/Deputy Chairman forSmall Island Affairs Natural Resources and EnvironmentIndonesia Ministry of Marine Affairs Indonesia National Developmentand Fisheries Planning Agency

August 25, 2003

Page 15: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

14

DAFTAR KOLEKSI DOKUMEN PROYEK PESISIR 1997 - 2003CONTENT OF CRMP COLLECTION 1997 - 2003

Yang tercetask tebal adalah dokumen yang tersedia sesuai bahasanyaBold print indicates the language of the document

PEMBELAJARAN DARI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI INDONESIALEARNING FROM THE WORLD OF COASTAL MANAGEMENT IN INDONESIA

1. CD-ROM Latar Belakang Informasi dan Produk-produk Andalan Proyek PesisirCD-ROM Background Information and Principle Products of CRMP

SERI REFORMASI HUKUMCOASTAL LEGAL REFORM SERIES

1. Studi Kasus Penyusunan RUU Pengelolaan Wilayah PesisirCase Study Developing a National Law on Coastal Management

2. Studi Kasus Penyusunan Perda Minahasa Pengelolaan Sumberdaya WIlayahPesisir Terpadu Berbasis Masyarakat

Case Study Developing a District Law in Minahasa on Community-BasedIntegrated Coastal Management

3. Studi Kasus Batas Wilayah Laut Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka-Belitung

Case Study The Marine Boundary Between the Provinces of South Sumatera andBangka-Bilitung

4. Studi Kasus Konsultasi Publik dalam Penyusunan RUUCase Study A Public Consultation Strategy for Developing National Laws

5. Panduan Penentuan Batas Wilayah Laut Kewenangan Daerah MenurutUndang-Undang No.22/1999

Guidebook Establishing Marine Boundaries under Regional Authority Pursuant toNational Law No. 22/1999

6. Contoh Proses Penyusunan Peraturan Perundangan PengelolaanSumberdaya Wilayah Pesisir

Example The Process of Developing Coastal Resource Management Laws

7. Contoh Dokumen-dokumen Pendukung dari Peraturan PerundanganPengelolaan WIlayah Pesisir

Example Example from Development of Coastal Management Laws

8. CD-ROM Dokumen-dokumen Pilihan dalam Peraturan PerundanganPengelolaan Wilayah Pesisir

CD-ROM Selected Documents from the Development of Coastal ManagementLaws

9. CD-ROM Pengesahan Perda Minahasa Pengelolaan Sumberdaya WilayahPesisir Terpadu Berbasis Masyarakat

CD-ROM Enactment of a District Law in Minahasa on Community-Based Inte-grated Coastal Management

Page 16: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

15

SERI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAERAHREGIONAL COASTAL MANAGEMENT SERIES

1. Panduan Penyusunan Atlas Sumberdaya Wilayah PesisirGuidebook Developing A Coastal Resources Atlas

2. Contoh Program Pengelolaan WIlayah Pesisir di LampungExample Lampung Coastal Management Program

3. Contoh Rencana Strategis Pengelolaan Terpadu Teluk Balikpapan dan Peta-peta Pilihan

Example Balikpapan Bay Integrated Management Strategic Plan and Volumeof Maps

4. Contoh Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir PilihanExample Selected Compilation of Coastal Resources Atlases

5. CD-ROM Rencana Strategis Pengelolaan Terpadu Teluk BalikpapanCD-ROM Balikpapan Bay Integrated Management Strategic Plan

6. Katalog Database SIG dari Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)Catalogue Lampung Atlas GIS Database (Limited Edition, with 2 CDs)

7. Katalog Database SIG dari Atlas Minahasa, Manado dan Bitung (EdisiTerbatas, dengan 2 CD)

Catalogue Minahasa, Manado and Bintung Atlas GIS Database (with 2 CDs)(Limited Edition, with 2 CDs)

8. Katalog Database SIG dari Atlas Teluk Bintuni (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)Catalogue Bintuni Bay Atlas GIS Database (Limited Edition,with 2 CDs)

9. Katalog Database SIG dari Teluk Balikpapan (Edisi Terbatas, dengan 1CD)Catalogue Balikpapan Bay GIS Database (Limited Edition, with 1 CDs)

SERI PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR BERBASIS MASYARAKATCOMMUNITY-BASED COASTAL RESOURCES MANAGEMENT SERIES

1. Studi Kasus Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat diSulawesi Utara

Case Study Community Based Coastal Resources Management in North Sulawesi

2. Panduan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis MasyarakatGuidebook Community Based Coastal Resources Management

3. Panduan Pembentukan dan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut BerbasisMasyarakat

Guidebook Developing and Managing Community-Based Marine Sanctuaries

4. Panduan Pembersihan Bintang Laut BerduriGuidebook Crown of Thorns Clean-Ups

5. Contoh Dokumen dari Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir BerbasisMasyarakat di Sulawesi Utara

Example Documents from Community-Based Coastal Resources Managementin North Sulawesi

6. CD-ROM Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis MasyarakatCD-ROM Community-Based Coastal Resources Management

Page 17: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

16

SERI PERGURUAN TINGGI KELAUTANCOASTAL UNIVERSITY SERIES

1. Studi Kasus Pengembangan Program Kemitraan Bahari di IndonesiaCase Study Developing the Indonesian Sea Partnership Program

2. Contoh Pencapaian oleh Proyek Pesisir PKSPL-IPB dan INCUNE (1996-2003)Example Proyek Pesisir’s Achievements in Bogor Agricultural Institute’s Center

for Coastal and Marine Resources Studies and the Indonesian CoastalUniversity Network (1996-2003)

3. Contoh Kurikulum dan Agenda Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya WilayahPesisir Terpadu

Example Curriculum and Agenda from Integrated Coastal ResourcesManagement Training

4. Katalog Abstrak “Jurnal Pesisir dan Lautan” (1998-2003)Catalogue Abstracts from “Pesisir dan Lautan Journal” (1998-2003)

5. CD-ROM Dokumen Perguruan Tinggi KelautanCD ROM Coastal University Materials

SERI PEMANTAUAN WILAYAH PESISIRCOASTAL MONITORING SERIES

1. Studi Kasus Pengembangan Program Pemantauan Wilayah Pesisir oleh ParaPemangku Kepentingan di Sulawesi Utara

Case Study Developing a Stakeholder-Operating Coastal Monitoring Program inNorth Sulawesi

2. Panduan Pemantauan Terumbu Karang dalam rangka PengelolaanGuidebook Coral Reef Monitoring for Management (from Philippine Guidebook)

3. Panduan Metode Pemantauan Wilayah Pesisir oleh FORPPELA, jilid 1Guidebook FORPPELA Coastal Monitoring Methods, Version 1

4. Panduan Pemantaun Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan MetodeManta Tow

Guidebook Community-Based Monitoring of Coral Reefs using the Manta TowMethod

5. Contoh Program Pemantauan oleh Para Pemangku Kepentingan di SulawesiUtara Tahun Pertrama, Hasil-hasil FORPPELA 2002 (dengan 1 CD)

Example Year One of North Sulawesi’s Stakeholder-Operated Monitoring Pro-gram, FORPPELA 2002 Results (with 1 CD-ROM)

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:For more information:

Coastal Resource Center CRMPUniversity of Rhode island Ratu Plaza Building, lt 18Narragansett, Rhode Island 02882, USA Jl. Jenderal Sudirman Kav. 9Phone: 1 401 879 7224 Jakarta 10270, IndonesiaWebsite: http//www.crc.uri.edu Phone: (021) 720 9596

Website: http//www.pesisir.or.id

Page 18: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

i

Katalog DatabaseSistem Informasi Geografis (SIG)Atlas Pesisir Lampung

Celly CatharinaAsep SukmaraAgus HermansyahStacey A. Tighe

Seri Pengelolaan Wilayah Pesisir DaerahKoleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003

Page 19: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

ii

Celly CatharinaAsep SukmaraAgus HermansyahStacey A. Tighe

Kutipan : Catharina, C., A.Sukmara, A.Hermasyah, S.A.Tighe, 2003. Katalog Database SistemInformasi Geografis (SIG) Atlas Lampung, dalam Koleksi Dokumen Proyek Pesisir1997-2003, Seri Pengelolaan Wilayah Pesisir Daerah, M.Knight, S.A. Tighe (editor);Coastal Resorces Center, University of Rhode Island, Narragansett, Rhode Island,USA.

Dicetak di Jakarta, Indonesia 2003

Dana untuk persiapan dan pencetakan dokumen ini disediakan oleh USAID bagian dari USAID/BAPPENASProgram Pengelolaan Sumberdaya Alam (NRM) USAID/CRC-URI Proyek Pesisir Jakarta.

Keterangan rinci tentang publikasi Proyek Pesisir bisa diperoleh melalui www.pesisir.or.idKeterangan rinci tentang publikasi NRM bisa diperoleh melalui www.nrm.or.idKeterangan rinci tentang publikasi CRC bisa diperoleh melalui www.crc.uri.edu

Editor Bahasa : Kun S. Hidayat, Ahmad HuseinFoto Cover : Tantyo BangunTata Letak : Yayak M. Saat, Pasus Legowo

Katalog DatabaseSistem Informasi Geografis (SIG)Atlas Pesisir Lampung

Page 20: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

iii

Daftar Isi

Pengantar v

1. Pendahuluan 1

2 Tujuan Katalog 2

3 Pengumpulan Data 3

4 Layer dan Metadatanya 4

5 Cara Menggunakan Katalog 8

6 Peta Layer dan Metadata 9

Page 21: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

iv

Page 22: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

v

erbagai materi dalam Seri Pengelolaan Pesisir Daerah ini merupakankumpulan hasil terpenting yang telah dibuat selama 7 (tujuh) tahun upayareformasi penatakelolaan pesisir oleh United States Agency for InternationalDevelopment (USAID), bekerja sama dengan Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), danDirektorat Jenderal Pembangunan daerah (BANGDA), Departemen Dalam Negeri. Dalamkurun waktu tersebut, USAID di Indonesia telah mengalokasikan anggaran untuk ProyekPengelolaan Sumberdaya Pesisir (Coastal Resources Management Project—CRMP),atau yang lebih dikenal sebagai Proyek Pesisir. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ProvinsiLampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Papua, serta secara khusus mendukungberbagai kegiatan pemerintah daerah, antara lain di Kota Balikpapan, Kota Manado,Kabupaten Penajam Paser Utara, Pasir, Kutai kertanegara, Minahasa, Bintuni, danManokwari.

Misi proyek ini adalah untuk ‘Memperkuat Pengelolaan Sumber Daya Alam Pesisir yangTerdesentralisasi di Indonesia’. Dalam programnya, Proyek Pesisir berupaya melakukanpenegasan peran dan tanggung jawab di antara berbagai mitra regional dan lokal terhadappengambilan kebijakan dan pengelolaan di bidang sumberdaya alam, meningkatkankemampuan pihak-pihak terkait tersebut dalam menjalankan tanggung jawab merekayang berhubungan dengan sumberdaya alam, serta mengembangkan dan memperluaskonstituen untuk mendukung pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan diIndonesia. Melalui program kerja sama ini, Proyek Pesisir mendukung pemerintah daerahlewat berbagai cara, yang seluruhnya dilakukan dengan memadukan pembelajaran setiapbagian program, demi untuk menyampaikan berbagai perubahan yang positif dalampenatakelolaan sumberdaya pesisir serta kondisi yang mendukungnya.

Reformasi penatakelolaan pesisir daerah di Indonesia bertambah penting setelah tahun1999, sejak dikeluarkannya UU No 22/1999 dan 25/1999 yang dengan cepatmendesentralisasikan penatakelolaan pesisir kepada pemerintah tingkat daerah dan lokal.Untuk pertama kalinya, pemerintah daerah secara langsung bertanggung jawab terhadappengelolaan kawasan pesisir mereka, termasuk wilayah laut hingga jarak 4 mil laut untukkabupaten dan 12 mil laut untuk provinsi. Perubahan-perubahan ini, berikut perubahan dipemerintahan lainnya, telah menegaskan fakta bahwa daerah pesisir secara geografissaling berhubungan dengan yang lain baik melalui laut dan samudera, melalui danaudan sungai- sungai, maupun melalui aliran air yang masuk ke daerah-daerah aliransungainya (DAS).

Pengantar

B

Page 23: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

vi

Langkah-langkah yang tepat di daerah, utamanya didasarkan pada keefektifan dalammemadukan secara tepat ilmu alam, ilmu sosial, ilmu ekonomi, dan realitas-realitas politikke dalam konteks budaya penatakelolaan pesisir daerah dan lokal. Hal tersebut selanjutnyamembutuhkan keterpaduan aspek-aspek daerah dan lokal tersebut dalam konteksnasional, yakni untuk memastikan bahwa seluruh prioritas-prioritas nasional dapatterpenuhi. Perangkat berupa peta, sering kali merupakan sarana yang paling tepat untukmenampilkan dan memadukan semua komponen di atas dalam bentuk yang lebih mudahdipahami. Sebagai hasilnya, pada tahun 1998, Proyek Pesisir memulai kegiatan di ProvinsiLampung untuk menyusun atlas sumberdaya pesisir pertama di Indonesia, dalam rangkamemadukan berbagai aspek tersebut. Proses penyusunan Atlas Sumberdaya PesisirLampung ini menunjukkan bahwa pembentukan kesadaran kolektif dan kemauan berbagiinformasi merupakan komponen penting dalam penerapan pengelolaan pesisir terpadu.Atlas tersebut disusun dengan kerja sama antara pemerintah daerah dan para pemangkukepentingan melalui sebuah proses yang partisipatif. Atlas tersebut menjadi sebuah modelyang kemudian dicontoh oleh lebih 9 provinsi lain, yang menyusunnya dengan anggaranmereka sendiri. Di Lampung, atlas tersebut menjadi acuan dalam penyusunan RencanaStrategis (Renstra) Pesisir Lampung. Berdasarkan Renstra tersebut, Pemerintah Provinsidan Kabupaten telah berkomitmen dan mengalokasikan anggaran dengan jumlah yangsignifikan bagi berbagai kegiatan pengelolaan pesisir.

Proyek Pesisir kemudian bekerja sama dengan pemerintah daerah dan para pemangkukepentingan di Kabupaten Minahasa, Kota Manado, dan Bitung (Sulawesi Utara) sertaTeluk Bintuni (Papua) dalam menyusun sebuah atlas pesisir, berdasarkan model yangtelah dilakukan di Lampung. Masing-masing tempat tersebut merupakan wilayah yangdirencanakan menjadi kawasan pengembangan ekonomi yang besar denganmengandalkan kekayaan sumberdaya alam daerah tersebut. Penyusunan atlas diSulawesi Utara dan Papua sama-sama dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Adapunmaksud dan tujuan pembuatan atlas, berikut sumberdaya yang digunakan dalamprosesnya, masing-masing daerah memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan.

Dalam rangka saling berbagi pengalaman dan pembelajaran, Seri Pengelolaan PesisirDaerah ini menampilkan Buku Panduan penyusunan atlas pesisir dan Buku Contohkompilasi berbagai peta-peta pilihan dari atlas yang ada dan sumber lainnya. Juga, sebuahbuku contoh berisi berbagai materi program pengelolaan pesisir yang dilaksanakan diLampung, dengan fokus pelaksanaan kegiatan awal dalam rencana strategis pengelolaanpesisir Lampung. Kegiatan itu antara lain berupa pembentukan dan pengelolaan daerahperlindungan laut berbasis masyarakat (DPL-BM) di Pulau Sebesi.

Atlas-atlas yang disusun ini, serta atlas lain dibuat oleh beberapa pemerintah daerah diberbagai wilayah Indonesia, menjadi titik awal diskusi mengenai sumberdaya pesisir,hubungannya dengan perencanaan tata ruang, dan cara pengelolaannya secara kooperatifantara pemerintah daerah, masyarakat umum, dan swasta.

Seperti disebutkan di atas, sumberdaya pesisir sangat dipengaruhi oleh berbagai aktivitashingga mencakup kawasan DAS-nya. Pada tahun 1999, Proyek Pesisir memprakarsaisebuah program dalam rangka memperkenalkan pengelolaan dan perencanaan pesisir

Page 24: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

vii

berbasis DAS bagi Teluk Balikpapan di Kalimantan Timur. Kalimantan Timur merupakanprovinsi terkaya di Indonesia, dan Teluk Balikpapan merupakan pintu gerbangperdagangan dan industri. Potensi ekonomi masa depan Provinsi Kalimantan Timurdikhawatirkan menurun akibat dampak-dampak negatif kegiatan tersebut terhadap teluk.Kegiatan itu juga akan berdampak, baik untuk jangka pendek maupun panjang, terhadapmata pencaharian dan kualitas hidup masyarakat pesisir setempat.

Prakarsa Proyek Pesisir membuahkan hasil pada 2002 berupa Rencana PengelolaanStrategis Terpadu Teluk Balikpapan, yang telah disepakati dan diteken bersama olehWalikota Balikpapan, Bupati Penajam Paser Utara, Pasir, dan Kutai Kartanegara, GubernurProvinsi Kalimantan Timur, serta Menteri Kelautan dan Perikanan R.I. Dokumen inimerupakan rencana lintas-yurisdiksi pertama kalinya di Indonesia, dan menjadi modelyang telah mulai ditiru oleh pemerintah daerah lainnya. Dokumen Rencana StrategisPengelolaan Terpadu Teluk Balikpapan tersebut disertakan dalam seri ini. Bersamadokumen contoh tersebut, disertakan pula beberapa peta berwarna pilihan yang berasaldari data Sistem Informasi Geografis (SIG) tentang Teluk Balikpapan, dan sebuah CDberisi rencana dan referensi dari berbagai kegiatan dan kajian dalam mempersiapkansebuah perencanaan pengelolaan serta sebagai panduan bagi para pemangkukepentingan dan pengambil kebijakan.

Proyek Pesisir telah menyusun dan menyediakan sebuah database sistem informasigeografis (SIG) luas dari Teluk Balikpapan tersebut dan ketiga wilayah tempat atlasdikerjakan bagi seluruh pemangku kepentingan yang membutuhkannya. Agar keempatdatabase SIG tersebut menjadi sebuah sumber informasi yang transparan, hidup, danterbuka, Proyek Pesisir telah membuat Katalog lembaran data SIG dengan tabel-tabelmetadata yang mendokumentasikan sumber dan parameter-parameter penting lainnyadari data tematik tiap wilayah (Lampung, Sulawesi Utara, Teluk Bintuni, dan TelukBalikpapan). Tiap katalog terdapat dalam CD-ROM terpisah, berisi file-file gambar dantabel-tabel metadata, serta file gambar (format jpeg) untuk peta-peta yang dihasilkanoleh Proyek Pesisir. Untuk ketiga wilayah tempat atlas dibuat (Lampung, Sulawesi Utara,Papua), terdapat CD-ROM kedua, berisikan program interaktif yang mudah dioperasikan,yang memungkinkan pengguna SIG memodif ikasi beberapa data pada peta-peta atlastersebut. Katalog tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah referensi bagi para teknisiSIG dan para pengelola pesisir yang bermaksud memanfaatkan database SIG ini untukpekerjaan selanjutnya di masa depan.

Seri Pengelolaan Pesisir Daerah ini menggambarkan betapa lebar dan dalamnya upaya-upaya yang dilakukan oleh Proyek Pesisir dalam perencanaan daerah. Sebagian besardokumen yang ada disajikan dalam bahasa Indonesia, meskipun terdapat rencana untukmenerjemahkan bagian-bagian tertentu yang mungkin relevan untuk kalangan yang lebihluas di tingkat internasional.

Dokumen-dokumen dalam seri ini hendaknya dibaca bertalian satu dengan lainnya.Masing-masing dokumen juga saling mengacu antara satu dengan lainnya. Dalam konteksyang lebih luas, dokumen ini juga sebaiknya ditinjau dengan isu lainnya dalam 4 (empat)koleksi Dokumen Proyek Pesisir lainnya yang sama-sama diterbitkan. Dokumen-dokumen

Page 25: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

viii

dan CD yang tersedia dalam seri ini mencakup:1. Panduan: Penyusunan Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir2. Contoh: Program Pengelolaan Wilayah Pesisir di Lampung3. Contoh: Rencana Strategis Pengelolaan Teluk Balikpapan dan Peta-Peta Pilihan4. Contoh: Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Pilihan5. CD-ROM: Rencana Strategis Pengelolaan Terpadu Teluk Balikpapan6. Katalog: Database SIG dari Atlas Lampung (plus 2 CD) Edisi Terbatas7. Katalog: Database SIG dari Atlas Minahasa, Manado dan Bintung (plus 2 CD) Edisi

Terbatas8. Katalog: Database SIG dari Atlas Teluk Bintuni (plus 2 CD) Edisi Terbatas9. Katalog: Database SIG dari Teluk Balikpapan (plus 1 CD) Edisi Terbatas

Kami berharap agar materi dan contoh-contoh yang ada dalam seri ini memberikanmanfaat dalam pekerjaan dan kegiatan para pembaca, baik sebagai praktisi, pegawaipemerintah, anggota organisasi non pemerintah (Ornop), maupun anggota masyarakatpesisir. Dokumen-dokumen ini sebaiknya dibaca bertalian dengan yang lain, dan dapatdireferensi silang antara satu dengan yang lain. Bahan-bahan dalam seri ini bukan sajaditampilkan sebagai contoh model yang sukses dalam pengelolaan pesisir yangterdesentralisasi di Indonesia, tetapi juga sebagai model yang dapat digunakan dalampengelolaan sumberdaya alam lainnya di Indonesia dan negara-negara lain. Isu-isu yangdidiskusikan dan tantangan yang dihadapi dalam upaya-upaya ini berlaku untuk berbagaikonteks. Karena itu, ditampilkannya dokumen-dokumen tersebut dalam seri diharapkandapat memaksimalkan nilainya, khususnya dalam konteks di Indonesia.

•••

etersediaan akan data, baik itu berupa data spasial maupun data atributmerupakan hal yang penting dalam rangka pengelolaan sumberdaya pesisirdan laut di Indo nesia secara menyeluruh dan terpadu. Dalam upayamendukung ketersediaan data tersebut, Proyek Pesisir menyusun katalog

data Sistem Informasi Geografis (SIG) dari data-data yang dikumpulkan oleh ProyekPesisir selama masa penyusunan Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Provinsi Lampung,Minahasa-Manado-Bitung, Teluk Bintuni dan masa berlangsungnya kegiatan ProyekPesisir Kalt im.

Proyek Pesisir telah menyusun 4 katalog data SIG, yaitu: (1) Katalog data SIG Lampung,(2) Katalog data SIG Minahasa-Manado-Bitung, (3) Katalog data SIG Teluk Balikpapan,dan (4) Katalog data SIG Teluk Bintuni. Pada volume ini, katalog berisikan data-dataSIG Lampung yang disusun selama masa penyusunan Atlas Sumberdaya Wilayah PesisirProvinsi Lampung periode 1998-1999. Tujuan dari pembuatan katalog ini adalah untukmenyusun “metadata” dari data spasial yang ada, mempermudah pengguna dalampencarian data, dan mempermudah upaya pembaharuannya.

Pengguna dapat menggunakan data yang tersedia dengan melakukan pencarian datamelalui katalog dan mengakses data tersebut dari CD (Compact Disk) terlampir. CD iniberisikan data-data, yaitu: (1) file elektronik katalog dalam format pdf . (2) data SIG dalam

K

Page 26: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

ix

format Arc Info dan Shape file (ArcView), dan (3) peta-peta Atlas Sumberdaya WilayahPesisir Provinsi Lampung dalam format jpeg. Katalog ini dilengkapi dengan Buku PanduanSistem Informasi Geografis Pengelolaan Wilayah Pesisir Provinsi Lampung dan KabupatenLampung Selatan beserta dengan CD-interaktif yang menampilkan atlas dalam bentukmultimedia, serta fasilitas untuk updating data atlas tersebut.

Pada kesempatan ini, Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telahberpartisipasi dalam pengumpulan dan penyajian data, antara lain Bappenas, USAID,CRC-University of Rhode Island, Departemen Kelautan dan Perikanan RI, Bakosurtanal,Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL, Badan Pertanahan Nasional RI, Pusat PengembanganGeologi Kelautan, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri,Gubernur Lampung, Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota, danBadan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPPEDALDA) Lampung, DinasPerikanan dan Kelautan, PKSPL-IPB, Lembaga Swadaya Masyarakat, sektor swasta,masyarakat pengguna wilayah pesisir, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Kami berharap katalog ini dapat bermanfaat bagi para pengguna sekalian. Pertanyaan,kritik, atau saran yang membangun demi perbaikan katalog ini, sangat kami hargai untukmencapai hasil yang lebih baik di masa depan. Terima kasih.

Jakarta, Agustus 2003

Penyusun

Page 27: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

1

Katalog Database SIG Atlas Lampung

eformasi merupakan suatu paradigma baru yang orientasinya bertumpu pada perubahansistem pemerintahan yang semula sentralistik menjadi otonomi daerah. Selain itu polapendayagunaan sumberdaya alam sudah semakin ditingkatkan, dari yang semula lebihberorientasi ke daratan bergeser menjadi pemanfaatan yang mencakup wilayah pesisir danlaut. Dalam upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang efektip dan efisien

diperlukan pola pemanfaatan yang kolaboratif, integratif dan komprehensif melalui sistem pengelolaanterpadu.

Proyek Pesisir Lampung hadir dalam rangka memperkenalkan model praktik dan kelembagaan (institusi)pengelolaan sumberdaya pesisir terpadu dalam skala regional untuk membangun kapasitas lokal dalammengatur kegiatan eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya lainnya di kawasan Lampung. Salah satucara untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah dengan menyusun Atlas Sumberdaya Wilayah PesisirProvinsi Lampung yang dapat dijadikan sebagai titik awal untuk membangun konsensus dalam pembuatankeputusan yang berhubungan dengan sumberdaya wilayah pesisir Lampug yang sangat beragam. Atlassumberdaya wilayah pesisir Lampung merupakan atlas sumberdaya pesisir yang pertama dan menjadimodel dalam penyusunan atlas sumberdaya pesisir di provinsi lainnya.

Salah satu komponen pendukung upaya pengelolaan adalah tersedianya data-data spasial (keruangan)yang akurat dan terbaru. Untuk itu, suatu basis data yang handal, yang dapat diperbaharui sesuai denganperkembangan yang terjadi, harus dirancang. Akan tetapi upaya pemutakhiran data spasial tersebutsering terhambat dengan tidak tersedianya informasi pendukung mengenai data-data tersebut. Parapenyusun data sebelumnya sering tidak mencantumkan informasi-informasi pendukung. Akibatnya, ketikaada pihak lain yang akan memperbaharui data-data tersebut, mereka mengalami kesulitan. Hal inidisebabkan terputusnya informasi dari penyusun basis data sebelumnya dengan pengelola atau penggunayang berikutnya.

Menyadari permasalahan di atas, Proyek Pesisir mencoba menyusun katalog data-data spasial besertametadatanya, meskipun dalam bentuk yang sederhana.

1Pendahuluan

R

Page 28: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

2

Katalog Database SIG Atlas Lampung

ujuan pembuatan Katalog Data Sistem Informasi Geografis (SIG) Lampung ini adalah:

1. Sebagai langkah awal untuk menyusun format “metadata” data spasial2. Mempermudah upaya pemutakhiran data3. Mempermudah pengguna dalam menggunakan data-data yang tersedia

Katalog ini diharapkan dapat membantu para perencana, peneliti, ilmuwan, dan para pengguna lainnyadalam mencari informasi ketersediaan data untuk menunjang tugas mereka masing-masing.

2Tujuan Katalog

T

Page 29: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

3

Katalog Database SIG Atlas Lampung

3Pengumpulan Data

atalog Data Sistem Informasi Geografis ini berisikan data-data yang berhasil dikumpulkanoleh Proyek Pesisir selama masa penyusunan Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir ProvinsiLampung. Data-data tersebut berasal dari berbagai pihak yang terkait dengan isi AtlasSumberdaya Wilayah Pesisir Provinsi Lampung, baik yang sudah berbentuk digital maupunyang masih berupa data nondigital. Tim Proyek Pesisir juga melakukan survei untuk

mengumpulkan data spasial yang diperlukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).

Data-data yang berhasil dikumpulkan kemudian diplotkan di atas peta dasar. Semua data spasial yangtermuat dalam katalog ini berbentuk data digital dalam format Arc Info dan Shape file (ArcView).

K

Page 30: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

4

Katalog Database SIG Atlas Lampung

ecara harfiah, metadata didefinisikan sebagai “data mengenai data”. Metadata memberikaninformasi tentang kapan data dibuat, dari mana sumbernya, berapa skala sumber datatersebut, proyeksi apa yang digunakan, datum mana yang dipakai, dalam format apa datadibuat, bagaimana data tersebut diolah, dan informasi lainnya.

Data-data di dalam katalog merupakan layer-layer dasar dan layer-layer tematik. Layer-layer ditampilkandalam bentuk peta dan disertai dengan metadatanya dengan tujuan untuk memberikan gambaran lebihjelas kepada para pengguna data.

Dengan adanya metadata, diharapkan data tersebut mudah untuk digunakan, diperbaharui, dan dapatdijadikan acuan bagi penyusunan data-data selanjutnya.

Adapun tabel metadata yang tersedia berisikan informasi mengenai:1. Nama layer; yaitu nama dari layer.2. Direktori; yaitu tempat dimana layer disimpan.3. Keterangan nama layer; yaitu menerangkan nama layer.4. Tipe data; yaitu fitur yang ada ditampilkan dalam bentuk garis, poin, atau poligon.5. Sumber dan tahun; yaitu menunjukkan dari mana data diperoleh, apakah menggunakan data

dari pihak lain atau dari hasil survei yang dilakukan sendiri dan kapan data tersebut dibuat.6. Proyeksi; yaitu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di bumi dan di peta.

Apakah titik-titik tersebut diinformasikan dalam satuan meter (UTM) atau dalam derajat (DecimalDegree).

7. Datum horizontal; yaitu koordinat atau posisi yang dijadikan referensi secara mendatar, sepertiWGS 84, GRS 67, dan lain-lain.

8. Zona - UTM; yaitu pembagian zona di muka bumi yang digunakan dalam proyeksi UTM.9. Skala sumber; yaitu skala yang dipakai oleh data sumber.

10. Format layer; yaitu format digital yang dipakai untuk menyimpan layer.11. Pengolahan data; yaitu cara bagaimana data tersebut diperoleh, di dapat dari pengolahan sendiri

atau pengolahan pihak lain.12. Item atribut; yaitu data atribut yang terdapat dalam layer.

4Layer Dan Metadatanya

S

Page 31: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

5

Katalog Database SIG Atlas Lampung

Contoh

Peta Layer:

Tabel Metadata:

No.Peta : 25Nama Layer : uglamp2Direktori : lampung/datagisInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Satuan geologi lingkunganPoligonPeta Geologi. Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi. 1993

Universal Transverse Mercator

-

48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc Info

Tim CRMP mendigit poligon satuan geologi lingkungandari Peta Geologi yang masih berupa data nondigital(peta hard copy), kemudian diplotkan keatas peta rupabumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Item Atribut

1 Klas - geolo Satuan geologi lingkungan

Page 32: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

6

Katalog Database SIG Atlas Lampung

Tabel 1. Daftar Peta yang Tersedia di Dalam Katalog

ara pengguna dapat menampilkan atau membuat peta tematik dengan hanya menggunakandata-data yang sudah tersedia, atau dari data baru hasil penggabungan data-data yang adasebelumnya.

Dalam katalog ini para pengguna dapat mencari data dengan berpedoman pada Tabel 1 dibawah ini. Apabila telah menemukan data yang diinginkan, pengguna segera dapat melihat nomor petayang dimaksud dan halaman tempat peta berada.

Pada peta layer terdapat informasi mengenai nama layer yang ditampilkan beserta dengan keterangandan simbol yang digunakan. Simbol-simbol yang digunakan tidak mengacu pada kaidah-kaidah pemetaanpada umumnya karena tujuan utamanya hanya sekedar menyampaikan kepada para pengguna mengenaiinformasi apa saja yang dikandung masing-masing layer. Di belakang masing-masing peta layerdisediakan tabel metadata dari layer yang ditampilkan termasuk informasi direktori tempat layer tersimpan.

5Cara Menggunakan Katalog

Batas Administrasi Kabupaten (garis)Batas Administrasi Kabupaten (poligon)Batas Administrasi Kecamatan (garis)Batas Administrasi Kecamatan (poligon)Batas Administrasi Desa (garis)Batas Administrasi Desa (poligon)Batas Administrasi Kecamatan KotaBandar Lampung (garis)Batas Administrasi Kecamatan KotaBandar Lampung (poligon)Letak Ibukota KabupatenLetak Ibukota Kecamatan

Letak Ibukota Kabupaten, Kota dan Kecamatan

Jalan UtamaJalan Utama di Kota Bandar LampungSungaiSungai di Kota Bandar LampungSatuan LahanPenggunaan LahanArahan Penggunaan LahanSebaran Habitat

1234567

8

910

11

1213141516171819

No. Nama Peta Nama Layer No.Peta

Halaman

1.2.3.4.5.6.7.

8.

9.10.

11.

12.13.14.15.16.17.18.19.

kablamkablamkecpeskecpesdespesdespeskodya

kodya

kot-kab

kot-kec

1. kab-kod2. kec-kodkalanjal-kodsungaisun-kodsatlahangunlahanarlahanhabitat

891011121315

16

1718

19

2122232425262728

P

Page 33: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

7

Katalog Database SIG Atlas Lampung

Lajutan Tabel 1.

Sebaran MangroveSebaran Terumbu KarangKawasan Konservasi dan Sebaran Satwa LiarPatahanKuasa PertambanganSatuan Geologi LingkunganPotensi Air Bawah TanahKualitas PerairanArus PasangDaerah-Daerah Rawan Banjir, Kebakaran, danPengebomanDAS-DAS UtamaSumberdaya Air dan SungaiDAS KritisAir Laut Keruh, Lokasi Red Tides dan RumputRawaPenyebaran Kelompok IndustriLokasi Genangan BanjirLokasi Reklamasi PantaiSebaran IndustriTingkat Produksi Tambak UdangWilayah Konsesi Budidaya MutiaraKetersediaan Sumberdaya BudidayaSebaran Alat TangkapProduksi Perikanan Tangkap dan UnitPenangkapanWisata BahariWisata BahariKepulauan Indonesia, ALKI, ZEE

20212223242526272829

30313233

343536373839

404142

4344

No. Nama Peta Nama Layer No.Peta

Halaman

20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.

30.31.32.33.

34.35.36.37.38.39.40.41.42.

43.44.

mangrovecoral.shptamnasupatahantambanguglamp2airtanahkua-airarus.shppnhabit

dassaskritisaddsas

industriban-kodrek-kodind-kodt-udangpearl1

sumudanga-tangkap.shpprod-ikan.shp

wisata1. indo (garis)2. indo (poligon)3. alki2.shp4. zee3

29303132333435363738

39404142

434445464748495051

5253

Page 34: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

8

Katalog Database SIG Atlas Lampung

Page 35: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

9

Katalog Database SIG Atlas Lampung

6Peta Layer Dan Metadata

No.Peta : 1Nama Layer : kablamDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Batas administrasi kabupatenGarisPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi kabupatendari Peta Administrasi, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Keterangan garis batas administrasiItem Atribut

Page 36: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

10

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 2Nama Layer : kablamDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

ProvinsiKabupaten

Batas administrasi kabupatenPoligonPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi kabupatendari Peta Administrasi, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Nama provinsiNama kabupaten

Item Atribut

Page 37: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

11

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 3Nama Layer : kecpesDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Batas administrasi kecamatanGarisPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi kecamatandari Peta Administrasi, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Keterangan garis batas administrasiItem Atribut

Page 38: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

12

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 4Nama Layer : kecpesDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

ProvinsiKabupatenKecamatan

Batas administrasi kecamatanPoligonPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi kecamatandari Peta Administrasi, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Nama provinsiNama kabupatenNama kecamatan

Item Atribut

Page 39: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

13

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 5Nama Layer : despesDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Batas administrasi desaGarisPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998dan Survei lapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi desadari Peta Administrasi, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Keterangan garis batas administrasiItem Atribut

Page 40: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

14

Katalog Database SIG Atlas Lampung

Page 41: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

15

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 6Nama Layer : despesDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

KabupatenKecamatanDesaStatusLuas-haJum-kkJum-lakiJum-perempJum-totalKu-balitaKu-5-6-thKu-7-12-thKu-13-15-thKu-16-18-thKu-19-59-thKu-60th-upDensityPantai-kmSuku

Batas administrasi desaPoligonPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998 danSurvei lapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi desadari Peta Administrasi, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Nama kabupatenNama kecamatanNama desaStatus desaLuas desaJumlah kepala keluargaJumlah penduduk laki-lakiJumlah penduduk perempuanJumlah total pendudukJumlah penduduk kelompok umur balitaJumlah penduduk kelompok umur 5-6 tahunJumlah penduduk kelompok umur 7-12 tahunJumlah penduduk kelompok umur 13-15 tahunJumlah penduduk kelompok umur 16-18 tahunJumlah penduduk kelompok umur 19-59 tahunJumlah penduduk kelompok umur 60 tahun keatasTingkat kepadatan penduduk (ind/km)PanjangSuku

Item Atribut

Page 42: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

16

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 7Nama Layer : kodyaDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Batas administrasi kecamatan Kota Bandar LampungGarisPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi kecamatanKota Bandar Lampung, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1 : 250.000, BAKOSURTANAL

Page 43: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

17

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 8Nama Layer : kodyaDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Kecamatan

Batas administrasi kecamatan Kota Bandar LampungPoligonPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis batas administrasi kecamatanKota Bandar Lampung, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1 : 250.000, BAKOSURTANAL

Nama kecamatanItem Atribut

Page 44: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

18

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 9Nama Layer : kot-kabDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Nama

Letak ibukota kabupatenGarisPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit poin yang menunjukan letakibukota kabupaten dari Peta Administrasi, kemudiandiplotkan diatas peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Nama ibukota kabupatenItem Atribut

Page 45: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

19

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 10Nama Layer : kot-kecDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Nama

Letak ibukota kecamatanPoinPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit poin yang menunjukan letakibukota kecamatan dari Peta Administrasi, kemudiandiplotkan diatas peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Nama ibukota kecamatanItem Atribut

Page 46: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

20

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 11Nama Layer : kab-kodDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Nama

Letak Ibukota kabupaten/kotaPoinPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit poin yang menunjukan letakibukota kabupaten/kota dari Peta Administrasi,kemudian diplotkan diatas peta rupa bumi,skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Nama Ibukota kabupaten/kotaItem Atribut

Page 47: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

21

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 11Nama Layer : kec-kodDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Nama

Letak ibukota kecamatanPoinPeta Administrasi. BPN. 1992, 1995, 1997, 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000 dan 1 : 125.000Arc InfoTim CRMP mendigit poin yang menunjukan letakibukota kecamatan dari Peta Administrasi,kemudian diplotkan diatas peta rupa bumi,skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Nama Ibukota kecamatanItem Atribut

Page 48: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

22

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 12Nama Layer : jalanDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Jalan utamaGarisPeta rupa bumi. BAKOSURTANAL. 1986/1987Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 250.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis yang menunjukan jalan-jalanutama, kemudian dari peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Jenis jalanItem Atribut

Page 49: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

23

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 13Nama Layer : jal-kodDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Jalan utama di Kota Bandar LampungGarisPeta rupa bumi. BAKOSURTANAL. 1986/1987Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 250.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis yang menunjukan jalan-jalanutama, kemudian dari peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Jenis jalanItem Atribut

Page 50: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

24

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 14Nama Layer : sungaiDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Jalan utama di Kota Bandar LampungGarisPeta rupa bumi. BAKOSURTANAL. 1986/1987Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 250.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis yang menunjukan sungai,kemudian dari peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Keterangan garis batas administrasiItem Atribut

Page 51: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

25

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 15Nama Layer : sun-kodDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Sungai Besar dan Kecil di Kota Bandar LampungGarisPeta rupa bumi. BAKOSURTANAL. 1986/1987Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 250.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis yang menunjukan sungai,kemudian dari peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Page 52: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

26

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 16Nama Layer : satlahanDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

LandunitFisiografi

Satuan lahan pesisir LampungPoligonPeta satuan lahan dan tanah. Puslitan. 1989Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon satuan lahan pesisirLampung, kemudian diplotkan diatas peta rupa bumi,skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Kode satuan lahanSatuan lahan

Item Atribut

Page 53: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

27

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 17Nama Layer : GunlahanDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Penggunaan

Penggunaan lahan pesisir LampungPoligonPeta satuan lahan dan tanah. Puslitan. 1989Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon penggunaan lahan pesisirLampung, kemudian diplotkan diatas peta rupa bumi,skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Penggunaan lahan

Item Atribut

Page 54: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

28

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 18Nama Layer : ArlahanDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Penggunaan

Arahan penggunaan lahan pesisir LampungPoligonPeta satuan lahan dan tanah. Puslitan. 1989Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon arahan penggunaan lahanpesisir Lampung, kemudian diplotkan diatas peta rupabumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Arahan penggunaan lahanItem Atribut

Page 55: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

29

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 19Nama Layer : habitatDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Sebaran habitatPoligonKompilasi data dari Interpretasi Citra LANDSAT-TM (1996-1998), Pusat Data PU (1998), PHPA dan Asian WetlandBereau (1994) serta hasil survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon yang menunjukan sebaranhabitat berdasarkan kompilasi data dari berbagai sumber,kemudian diplotkan keatas peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

HabitatItem Atribut

Page 56: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

30

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 20Nama Layer : mangroveDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

LokasiJ-dominanPohon-ind/haTihang-ind/haSapihan-ind/haSemai-ind/ha

Sebaran mangrovePoinHasil survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin-poin yang menunjukansebaran mangrove di pesisir Lampung berdasarkanhasil survei lapang CRMP (1998), kemudian diplotkankeatas peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Lokasi mangroveJenis mangrove dominanJumlah pohon per hektarJumlah tihang per hektarJumlah sapihan per hektarJumlah semai per hektar

Item Atribut

Page 57: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

31

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 21Nama Layer : coral.shpDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

LokasiKb-3mKm-3mAb-3mLn-3mKb-10mKm-10mAb-10mLn-10m

Kondisi terumbu karangPoinHasil survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin-poin yang menunjukan kondisiterumbu karang di Teluk Lampung berdasarkan hasilsurvei lapang CRMP (1998), kemudian diplotkan keataspeta rupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Lokasi terumbu karangProsentase penutupan karang batu di kedalaman 3 mProsentase penutupan karang mati di kedalaman 3 mProsentase penutupan abiotik di kedalaman 3 mProsentase penutupan lainnya di kedalaman 3 mProsentase penutupan karang batu di kedalaman 10 mProsentase penutupan karang mati di kedalaman 10 mProsentase penutupan abiotik di kedalaman 10 mProsentase penutupan lainnya di kedalaman 10 m

Item Atribut

Page 58: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

32

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 22Nama Layer : tamnasDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

KeteranganMamaliaMamalia2IkanBurungReptilia

Kawasan konservasi dan sebaran satwa liarPoligonKompilasi data dari berbagai sumber: survei lapangCRMP (1998), Balai Taman Nasional Way Kambas,BKSDA Tanjung Karang, PHPA dan AWBIndonesia (1994)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon yang menunjukkankawasan konservasi, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Jenis kawasan konservasiJenis mamaliaJenis mamaliaJenis ikanJenis burungJenis reptilia

Item Atribut

Page 59: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

33

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 23Nama Layer : upatahanDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

PatahanGarisPeta Geologi. Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi. 1993Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 100.000Arc InfoTim CRMP mendigit garis patahan dari Peta Geologiyang masih berupa data nondigital (peta hard copy),kemudian diplotkan keatas peta rupa bumi, skala1: 250.000, BAKOSURTANAL

Page 60: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

34

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 24Nama Layer : tambangDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Kuasa pertambanganPoligonBuku Informasi Potensi Pertambangan dan EnergiProvinsi Lampung. Dinas Pertambangan dan EnergiProvinsi Lampung. 2001Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit batas kuasa pertambangan yangmasih berupa data nondigital (peta hard copy) kemudiandiplotkan keatas peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Habitat

Item Atribut

Page 61: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

35

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 25Nama Layer : uglamp2Direktori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

1

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Klas-geolo

Satuan geologi lingkunganPoligonPeta Geologi. Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi. 1993Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon satuan geologi lingkungan dariPeta Geologi yang masih berupa data nondigital (peta hardcopy), kemudian diplotkan keatas peta rupa bumi, skala 1:250.000, BAKOSURTANAL

Satuan geologi lingkunganItem Atribut

Page 62: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

36

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 26Nama Layer : airtanahDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

zonakapasitas

Potensi air bawah tanahPoligon

Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc Info

Pembagian potensi air bawah tanahKapasitas air bawah tanah

Item Atribut

Page 63: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

37

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 27Nama Layer : kua-airDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

1

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Kualitas

Kualitas perairanPoligonHasil survei lapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon yang menunjukan arus pasangsurut berdasarkan hasil survei lapang tim oseanografi,kemudian diplotkan keatas peta rupa bumi,skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Kualitas air

Item Atribut

Page 64: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

38

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 28Nama Layer : arus.shpDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

1

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Arus pasang surut di perairan LampungPoinHasil survei lapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin yang menunjukan arus pasangsurut berdasarkan hasil survei lapang tim oseanografi,kemudian diplotkan keatas peta rupa bumi,skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Keterangan musim

Item Atribut

Page 65: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

39

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 29Nama Layer : pnhabitDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

1

23

456789

1

Keterangan nama layer

Tipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Sebaran habitat dan daerah-daerah rawan banjir,kebakaran, dan pengebomanPoinKompilasi data dari Interpretasi Citra LANDSAT-TM(1996-1998), Pusat Data PU (1998), PHPA dan AsianWetland Bereau (1994) serta hasil survei lapangCRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin-poin yang menunjukan daerah-daerah rawan banjir, kebakaran, dan pengeboman di pesisirLampung berdasarkan kompilasi data dari berbagai sumber,kemudian diplotkan keatas peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Keterangan jenis habitat dan daerah rawanItem Atribut

Page 66: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

40

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 30Nama Layer : dasDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Das

DAS-DASPoligonPeta Rupa Bumi. BAKOSURTANAL. 1996/1987Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 250.000Arc InfoTim CRMP mendeleniasi daerah aliran sungai (DAS)dengan memperhatikan kontur ketinggian yang adadiatas peta rupa bumi, skala 1:250.000, BAKOSURTANAL,kemudian mendigitasi poligon DAS tersebut.

Nama dasItem Atribut

Page 67: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

41

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 31Nama Layer : sasDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Sumberdaya air dan sungaiPoinSurvei Lapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin-poin yang menunjukkansumberdaya air dan sungai, serta lokasi polusi airberdasarkan hasil survei CRMP (1998) kemudiandiplotkan diatas peta rupa bumi, skala1: 250.000, BAKOSURTANAL

Keterangan polusi dan warna air sungaiItem Atribut

Page 68: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

42

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 32Nama Layer : kritisDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Daerah aliran sungai (DAS) KritisPoinSurvei Lapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin-poin yang menunjukkan DASkritis berdasarkan hasil survei CRMP (1998) kemudiandiplotkan diatas peta rupa bumi, skala1: 250.000, BAKOSURTANAL

Keterangan das kritisItem Atribut

Page 69: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

43

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 33Nama Layer : addsasDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Daerah aliran sungai (DAS) KritisPoinSurvei Lapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon yang menunjukkan lokasiair laut keruh, red tides dan rumput rawa berdasarkanhasil survei CRMP (1998) kemudian diplotkan diataspeta rupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

KeteranganItem Atribut

Page 70: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

44

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 34Nama Layer : industriDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Industri

Penyebaran kelompok industriPoinProkasih Provinsi Lampung (1998) dan SurveiLapang CRMP. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin yang menunjukkanpenyebaran kelompok industri berdasarkan ProkasihProvinsi Lampung (1998) dan hasil survei CRMP (1998)kemudian diplotkan diatas peta rupa bumi, skala1: 250.000, BAKOSURTANAL

Keterangan kelompok industri berdasarkan produk

Item Atribut

Page 71: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

45

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 35Nama Layer : ban-kodDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

TahunKeterangan

Lokasi genangan banjir di Bandar LampungPoligonDinas PU/Proyek Pengelolaan Sumberdaya Air danPengelolaan Banjir. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligonyang menunjukan lokasigenangan banjir, kemudian dari peta rupa bumi, skala1: 250.000, BAKOSURTANAL

Tahun genangan banjirLokasi genangan banjir

Item Atribut

Page 72: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

46

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 36Nama Layer : rek-kodDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Keterangan

Lokasi reklamasi di Bandar LampungPoligonDinas PU/Proyek Pengelolaan Sumberdaya Air danPengelolaan Banjir. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligonyang menunjukan lokasigenangan banjir, kemudian dari peta rupa bumi, skala1: 250.000, BAKOSURTANAL

Perusahaan pemilik lahan hasil reklamasiItem Atribut

Page 73: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

47

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 37Nama Layer : ind-kodDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Industri

Sebaran industri di Kota Bandar LampungPoinBiro Pusat Statistika. 1998Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poin yang menunjukan lokasiindustri berdasarkan data dari BPS, kemudian dari petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Jenis industriItem Atribut

Page 74: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

48

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 38Nama Layer : t-udangDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

KabupatenKecamatanDesaProd-km-tProd-km-siTon-kmHarvest-tHarvest-siTotal-harKelas-prod

Tingkat produksi tambak udang pesisir LampungPoligonDinas Perikanan (1998) dan survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendata tambak-tambak yang ada di pesisirLampung dan tingkat produksinya berbasis desa,kemudian diplotkan diatas peta rupa bumi, skala1 : 250.000, BAKOSURTANAL

Nama kabupatenNama kecamatanNama desaProduksi rata-rata tambak udang tradisional per kmProduksi rata-rata tambak udang semi intensif per kmProduksi rata-rata tambak udang total per kmProduksi tambak udang tradisionalProduksi tambak udang semi itensifProduksi tambak udang totalKelas produksi tambak udang

Item Atribut

Page 75: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

49

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 39Nama Layer : pearl1Direktori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Konsesi

Wilayah konsesi budidaya mutiaraPoligonDinas Perikanan (1998) dan survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendigit poligon wilayah konsesi budidayamutiara berdasarkan data dari dinas perikanan dansurvei lapang CRMP, kemudian diplotkan diatas petarupa bumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Perusahaan pemegang konsesi budidaya mutiaraItem Atribut

Page 76: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

50

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 40Nama Layer : sumudangDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

RegionProvinsiKabupatenSumberdayaKeterangan

Ketersediaan sumberdaya budidayaPoligonPeta Rupabumi. BAKOSURTANAL. 1986/1987 dan DinasPerikanan (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa1 : 1.000.000Arc InfoTim CRMP mendata ketersediaan sumberdayabudidaya dari dinas perikanan dan survei lapang CRMP,kemudian diplotkan diatas peta rupa bumi, skala1: 1.000.000, BAKOSURTANAL

Nama RegionNama ProvinsiNama KabupatenJenis ketersediaan sumberdayaKeterangan sumberdaya

Item Atribut

Page 77: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

51

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 41Nama Layer : a-tangkap.shpDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

UnitKode

Sebaran alat tangkap di pesisir LampungPoinDinas Perikanan (1998) dan survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendata produksi perikanan tangkap danunit penangkapan dari dinas perikanan dan surveilapang CRMP, kemudian diplotkan diatas peta rupabumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Unit penangkapananKode alat tangkap

Item Atribut

Page 78: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

52

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 42Nama Layer : prod-ikan.shpDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

pesisirPtanpa-motorP-motorK-motorPelagisDemersalUdang

Produksi perikanan tangkap dan unit penangkapanPoinDinas Perikanan (1998) dan survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendata produksi perikanan tangkap danunit penangkapan dari dinas perikanan dan surveilapang CRMP, kemudian diplotkan diatas peta rupabumi, skala 1: 250.000, BAKOSURTANAL

Daerah penangkapan ikanJumlah perahu tanpa motor (unit)Jumlah perahu motor (unit)Jumlah kapal motor (unit)Jumlah tangkapan ikan pelagis (ton)Jumlah tangkapan ikan demersal (ton)Jumlah tangkapan udang (ton)

Item Atribut

Page 79: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

53

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 43Nama Layer : wisataDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123

456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahun

ProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

LokasiKegiatan

Wisata bahariPoinKanwil Deparpostel (1997/1998), Dinas Pariwisata DaerahTK. I Lampung (1998) dan survei lapang CRMP (1998)Universal Transverse Mercator-48 sebelah selatan khatulistiwa

Arc InfoTim CRMP mendata lokasi obyek wisata bahari danjenis kegiatan wisata dari Kanwil Deparpostel, DinasPariwisata dan survei lapang CRMP, kemudiandiplotkan diatas peta rupa bumi, skala 1: 250.000,BAKOSURTANAL

Lokasi obyek wisata bahariJenis Kegiatan wisata bahari

Item Atribut

Page 80: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

54

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 44Nama Layer : IndoDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Kepulauan IndonesiaGarisPeta Rupa Bumi Indonesia. Bakosurtanal, 1991Universal Transverse MercatorDatum Indonesia WGS 84-1 : 1.000.000Arc InfoData Kepulauan Indonesai diperoleh dari Bakosurtanalberupa data digital dalam format Arc Info

Page 81: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

55

Katalog Database SIG Atlas Lampung

No.Peta : 44Nama Layer : IndoDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

RegionPropinsiKabupaten

Kepulauan IndonesiaPolygonPeta Rupa Bumi Indonesia. Bakosurtanal, 1991Universal Transverse MercatorDatum Indonesia WGS 84-1 : 1.000.000Arc InfoData Kepulauan Indonesai diperoleh dari Bakosurtanalberupa data digital dalam format Arc Info

WilayahNama PropinsiNama Kabupaten

Item Atribut

No.Peta : 44Nama Layer : Alki2.shpDirektori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Alur Laut Kepulauan IndonesiaGaris-Universal Transverse MercatorDatum Indonesia WGS 84--Shape file-

No.Peta : 44Nama Layer : Zee3Direktori : Data-GIS/LampungInformasi Detail :

No Jenis Keterangan

123456789

Keterangan nama layerTipe dataSumber dan tahunProyeksiDatum horizontalZona - utmSkala sumberFormat LayerPengolahan data

Batas Zona Ekonomi EkslusifGaris-Universal Transverse MercatorDatum Indonesia WGS 84--Arc Info-

Page 82: Katalog Database SIG Atlas Lampung (Edisi Terbatas, dengan 2 CD)

Recommended