KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN
NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN
THE EFFECTIVENESS OF DISCOVERY LEARNING APPROACH IN TEACHING WRITING NARRATIVE
ESSAY THE STUDENTS OF CLASS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN
Tesis
Oleh
ROSDIANA
Nomor Induk Mahasiswa:04. 07. 767.2012
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
i
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN
NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN
TESIS
Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister
Program Studi
Magister Bahasa dan Sastra Indonesia
Kekhususan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun dan Diajukan oleh
ROSDIANA Nomor Induk Mahasiswa: 04. 07. 767.2012
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
ii
TESIS
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN
yang disusun oleh
ROSDIANA NIM. 04. 07. 767.2012
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Tesis
Pada tanggal 16 Juni 2014
Menyetujui Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H.M. Ide Said DM, M.Pd. Dr. Munirah, M.Pd.
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Prof. Dr. H.M. Ide Said DM, M.Pd. Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum.
iii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI
Judul : Keefektifan Pendekatan Discovery Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
Nama : Rosdiana NIM : 04. 07. 767.2012 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Konsentrasi : -
Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada tanggal 16 Juni 2014 dan dinyatakan telah memenuhi prasyarat dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 17 Juni 2014
TIM Penguji
Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M.,M.Pd. (Ketua/Pembimbing/Penguji)
(……………………………….)
Dr. Munirah, M.Pd. (Sekretaris/Penguji)
(……………………………….)
Dr. Andi Syukri Syamsuri,M.Hum (Penguji)
(……………………………….)
Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum (Penguji)
(……………………………….)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang Bertandatangan di bawah ini Nama : Rosdiana
NIM : 04. 07. 767.2012
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, 16 Juni 2014 Yang Menyatakan
Materai 6000
Rosdiana
v
ABSTRAK
Rosdiana, 2014.Keefektifan Pendekatan Discovery Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.Tesis Magister Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.Dibimbing oleh H.M. Ide Said D.M dan Munirah
Penelitian inibertujuan mengetahui keefektifan pendekatan discovery learning pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan dan untuk mengetahui pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yang melibatkan dua kelompok yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai yang berjumlah 284 siswa, terdiri atas 138 siswa laki-laki, dan 146 siswa perempuan. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.Sementara data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah siswa pada kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 34 siswa (94,44%), dengan nilai rata-rata 77,36, sementara pada kelas kontrol, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 17 orang dari jumlah keseluruhan 36 sampel dengan persentase 47,22% dan nilai rata-rata 63,47.
Analisis statistika inferensial dengan uji-t menunjukkan bahwa thitung> ttabel (7.142 > 1,658), maka H1 diterima, yang berarti keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning lebih efektif dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan discovery learning efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
vi
ABSTRACT
Rosdiana, 2014. The Effectiveness of Discovery Learning Approach in Teaching Writing Narrative Essaythe Students of Class VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.Thesis of Magister of Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar.Guided by H.M. Ide SaidD.M. and Munirah.
The goals of this research was to find out the effectiveness of discovery learning approach in teaching narrative essay the student of class VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
The design of this research was experimental research, which involved two groups of students, included experimental class and control class. The populations were the whole students of Class VII of SMP Negeri 1 Sinjai,included 284 students, while the sampling technique was cluster random sampling.Each group consisted of 36 students. The instrumen of this research was observation and learning achievement tes. Data collected was analyzed through descriptive statistic and inferential statistic which is processed using SPSS v.20.
The result of this research shows that the number of student which pass the test in experimental class were 34 students (94,44%) where mean score was 77,36, while in the control class it was only 17 students (47,22%) where mean score was 63,47.
Inferential statistic analyzing shows that tvalue >ttable, (7.142 > 1,658) this means that H1 is accepted. Based on this result of research, its concluded that discovery learning approach is effective in teaching narrative writing skill the students of class VII of SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas izin Allah Swt.,
sehingga tesis dengan judul ”Keefektifan Pendekatan Discovery
Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan” dapat diselesaikan. Salawat
serta salam penulis sampaikan kehadirat nabi Muhammad
saw.,yang telah membawa umat manusia ke jalan yang telah
diridhaiNya.
Disadari bahwa penulisan tesis ini tidak mungkin terwujud
tanpa bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu sudah
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama
kepada kedua pembimbing, Prof.Dr. H.M. Ide Said DM., M.Pd.,
pembimbing I, dan Dr. Munirah, M.Pd., pembimbing II, yang telah
dengan sabar dan membimbing penulis selama penyusunan tesis
ini.
Terima kasih kepada suami tercinta, Baharuddin Abu, yang
selalu mendukung penulis dalam mengejar cita-cita, yang telah
memberikan semangat, pengorbanan, doa, serta nasihat yang tiada
henti, ketulusan cinta, kasih sayang dan didikan serta setia
mengiringi penulis dalam meneliti jembatan kehidupan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studinya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Dr.H.Irwan Akib., M.Pd., Rektor Unismuh
Makassar, Prof.Dr.H.M. Ide Said D.M., M.Pd., Direktur Program
Pascasarjana Unismuh Makassar, Dr.Abd. Rahman Rahim, M.Hum.,
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
viii
Seluruh dosen khususnya pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dalam
menggapai cita-cita. Terima kasih kepada Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sinjai Selatan yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian. Guru-guru SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
yang telah membantu dalam proses penelitian. Sahabat-sahabat
tercinta, yang senantiasa bersama-sama dalam suka dan duka
berjuang untuk mendapatkan ilmu demi masa depan serta
mendukung, memberikan semangat dan senantiasa mendoakan
penulis dan seluruh rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia tanpa terkecuali. Atas segala
keikhlasan, pengorbanan, dorongan, doa dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan doa
serta bantuan dalam penyusunan tesis ini.
Teriring doa semoga Allah memberikan balasan yang terbaik
bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis
ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Makassar, 16Juni 2014
Rosdiana
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ............................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 7
A. Kajian Pustaka.......................................................................................... 7
1. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 7
2. Pendekatan Discovery Learning ........................................................ 9
3. Pembelajaran Menulis....................................................................... 16
4. Hakikat Karangan Narasi .................................................................. 36
5. Evaluasi Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ......................... 41
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 42
C. Hipotesis ................................................................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 44
A. Variabel dan Desain Penelitian............................................................. 44
1. Variabel Penelitian............................................................................. 44
2. Desain Penelitian ............................................................................... 44
B. Definisi Operasional Variabel................................................................ 45
C. Populasi dan Sampel Populasi ............................................................. 45
1. Populasi .............................................................................................. 45
2. Sampel................................................................................................ 47
D. Instrumen Penelitian .............................................................................. 47
x
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 48
1. Teknik Tes .......................................................................................... 48
2. Teknik Observasi ............................................................................... 49
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 49
1. Analisis Statistika Deskriptif .............................................................. 50
2. Analisis Statistika Inferensial ............................................................ 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 54
A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 54
1. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen ........................................................................................ 54
2. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Kontrol........ 56
3. Hasil Analisis Persentase Per item dan Per Indikator dari Angket Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .................................................................... 57
4. Deskripsi Data Hasil Observasi terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran ..................................................................................... 62
B. Hasil Analisis Statistik Inferensial ......................................................... 65
1. Pengujian Persyaratan Analisis ....................................................... 65
2. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 73
A. Simpulan ................................................................................................. 73
B. Saran ....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa, yang umumnya diperoleh seseorang
melalui sekolah formal. Sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang sangat penting, keterampilan menulis harus dilatih
sejak dini agar siswa dapat mengungkapkan ide atau gagasan
tertulisnya secara kohesif dan koheresif. Salah satunya adalah
menulis karangan narasi.
Keterampilan menulis ditempatkan pada tataran paling tinggi
dalam proses pemerolehan bahasaoleh para ahli pengajaran
bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis adalah
keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan
membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis
menjadi keterampilan berbahasa yang paling sulit. Meskipun
tergolong sulit, namun keterampilan menulis memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan penulis dapat
ditemukan hampir dalam setiap aktivitas manusiasetiap hari, seperti
2
menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. jelas bahwa
kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan
menulis.
Peranan keterampilan menulis yang sangat tinggi ini
ditegaskan olehTompkins, seorang ahli keterampilan berbahasa,
yang menyatakan bahwa masyarakat yang tidak mampu
mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan, akan tertinggal jauh
dari kemajuan karena kegiatan menulis dapat mendorong
perkembangan intelektual seseorang sehingga mampu berpikir kritis
(dalam Paelori, 2005:16). Pendapat ini dipertegas oleh Tarigan
(1992: 44) yang mengutarakan bahwa indikasi kemajuan suatu
bangsa dapat dilihat dari maju tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.
Berdasarkan observasi awal, keterampilan menulis di
kalangan siswa masih sangat kurang.Kebanyakan siswa di sekolah
tersebut menulis tanpa memperhatikan EYD.Misalnya, penggunaan
huruf kapital, huruf miring, tanda baca, dan sebagainya.Selain itu,
pelajaran Bahasa Indonesia tergolong pelajaran dengan hasil belajar
yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan yang
hanya mencapai 60, hanya selisih sedikit dari KKM yang telah
ditentukan, yakni 65.
3
Keadaan ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya faktor
kemalasan siswa dalam menulis, materi pelajaran, media
pembelajaran, bahan pembelajaran, metode pembelajaran, dan
lingkungan belajar yang kurang mendukung.Dewasa ini dibutuhkan
pembenahan serius dalam pembelajaran keterampilan
menulis.Meskipun dipahami bahwa banyak faktor yang
memengaruhi ketidak mampuan siswa dalam namun diakui bahwa
peranan guru sangat menentukan. Kenyataan saat ini adalah
pembelajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di
sekolah adalah pendekatan tradisional atau konvensional, yakni
bagaimana mengajar siswa menulis secara langsung dengan
memberikan judul, tema, atau topik tertentu kemudian siswa disuruh
mengembangkan kerangka dengan penekanan pada aspek hasil
tulisan.
Sehubungan dengan uraian di ataspeneliti berinisiatif untuk
melakukan penelitian, dengan judul "keefektifan pendekatan
discovery learning dalam pembelajaran menulis karangan narasi
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
4
1. Bagaimana penerapan pendekatan discovery learning siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan?
2. Bagaimana pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan?
3. Apakah pendekatan discovery learning dapat efektif digunakan
dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Sinjai Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan Discovery Learning
siswa kelas VIISMP Negeri1 Sinjai Selatan
2. Untuk mengetahui pembelajaran menulis karangan narasi siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
3. Untuk mengetahui keefektifan pendekatan Discovery
Learningdalam pembelajaran menulis karangan siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu:
5
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini berguna sebagai pengalaman yang sangat
berharga dalam mengkaji dan memahami suatu
permasalahan.Penelitian ini sangat berguna bagi guru sebagai
bahan kajian untuk memilih pendekatan dan media pembelajaran
yang tepat sesuai dengan minat, dan kebutuhan belajar siswa.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi guru-
guru disekolah lain, untuk memilih pendekatan dan memanfaatkan
media yang relevan, serta dapat memberikan dukungan dan
partisipasi penuh kepada dunia pendidikan dan pembelajaran,
karena dunia pendidikan dan pengajaran merupakan pilar dari
kemajuan suatu bangsa. Bagi instansi lembaga pendidikan
khususnya persekolahan, penelitian ini mudah-mudahan dapat
dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk menetapkan
kebijakan-kebijakan yang menyangkut sistem pembelajaran dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi guru: dapat digunakan sebagai landasan dalam mengambil
langkah-langkah perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa
dengan penerapan discovery learning.
6
b. Bagi siswa: manfaat bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan
menulis karangan narasi.
c. Bagi sekolah: dapat memberikan informasi yang baik tentang
proses belajar Bahasa Indonesia.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar melalui pendekatan discovery, misalnya
penelitian yang dilakukan oleh Hasnah (2010) yang meneliti tentang
keefektifan pendekatan discovery dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Palopo Kabupaten
Luwu.Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa mengalami peningkatan melalui penerapan
pendekatan discovery learning.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hamka (2011) yang
meneliti penerapan pendekatan discovery learning dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII
SMP Negeri 33 Makassar. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP
Negeri 33 Makassar pada siklus I berada pada kategori sedang nilai
64,13 dan meningkat menjadi 85,28 pada siklus II.
8
Lebih lanjut, Batariah (2011) yang meneliti keefektifan
pendekatan discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas IX SMP Jaya Negara Kota Makassar
dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu pendekatan discovery
learningefektif di kelas IX SMP Jaya Negara Kota Makassar, karena
hasil belajar bahasa Indonesia siswa sudah mencapai nilai yang
telah ditetapkan di sekolah tersebut.
Amiruddin (2012) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar
IPA melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas V SD
Negeri Bissappu Kabupaten Bantaeng”, juga membuktikan
keefektifan DiscoveryLearning dengan hasil penelitian yang
diperoleh yaitu hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan
dengan menerapkan pendekatan discovery learning. Sedangkan
Jusnawati (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas IV
SD Inpres Maccini Kota Makassar”, dengan hasil penelitian yaitu
hasil belajar matematika mengalami peningkatan sebesar 28,15%
dengan menerapkan pendekatan discovery learning.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti di atas memiliki
perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Adapun perbedaannya yaitu tempat penelitiannya dan materi
9
ajarnya tidak sama, sedangkan persamaannya yaitu sama-sama
menggunakan penerapan pendekatan discovery learning.
2. Pendekatan Discovery Learning
a. Pengertian Pendekatan Discovery Learning
Discovery learning merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri, ditinjau
dari arti kata "discover" yang berarti menemukan dan discovery
adalah penemuan (Ahmadi dan Prasetya, 2005:76). Jadi, seorang
siswa dikatakan melakukan discovery bila anak terlihat
menggunakan prosesmentalnya dalam usaha menemukan konsep-
konsep atau prinsip-prinsip. Proses-proses mental yang dilakukan,
misalnya mengamati, menggolongkan, mengukur, menduga dan
mengambil kesimpulan.
Roestiyah, (2008:20) mengatakan bahwa teknik penemuan
adalah terjemahan dari discovery.Discovery adalah proses mental di
mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Ali (2002:86) mengatakan bahwa discovery adalah penemuan. Jadi,
dengan pendekatan discovery, siswa melakukan sesuatu proses
yang bernilai tinggi, disamping proses kegiatan fisik lainnya,
10
pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek
dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulasi yang
dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar, peranan
guru lebih banyak penetapan diri sebagai pembimbing atau pemimpi
belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak
melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok
memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru pendekatan
discovery merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah,
pendekatan ini merupakan siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalammemecahkan masalah. Siswa
betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar.Peranan guru
dalam pendekatan discovery adalah pembimbing belajar dan
fasilitator belajar.Tugas utama guru adalah memiliki masalah yang
perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa pendekatan discovery harus meliputi pengalaman-
pengalaman belajar untuk menjadi siswa dapat mengembangkan
proses-proses discovery.Dengan demikian, pada pengajaran
discovery ini, kegiatan belajar mengajarnya harus direncanakan
11
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep
atau prinsip-prinsip melalui mentalnya dengan mengamati,
mengukur, menduga, menggolongkan, mengambil kesimpulan dan
sebagainya.
b. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Discovery Learning
Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan discovery ini
menurut Roestiyah (2008:20-21) adalah:
1) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dan
proses kognitif siswa.
2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi
individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa
siswa tersebut.
3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
4) Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-
masing.
5) Mampu mengarahkan cara-siswa belajar sehingga memiliki lebih
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan
pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
12
7) Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya
sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walaupun demikian baiknya teknik ini masih ada pula
kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk
cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk
mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
2) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang
berhasil
3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti
dengan teknik penemuan.
4) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini
terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang
memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan
keterampilan bagi siswa.
5) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir
secara kreatif
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Discovery Learning
Sagala (2011: 196) mengemukakan lima tahapan dalam
menerapkan strategi pembelajaran Discovery Learning yaitu:
13
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan
teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam strategi discovery learning oleh sebab melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Dengan demikian, teka-teki yang mengandung konsep yang jelas
yang harus dicari dan ditemukan.Ini penting dalam pembelajaran
discovery learning.
2) Merumuskan dan Menguji Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada
dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.Potensi berpikir itu
dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala
14
individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada
posisi yang dapat mendorong untuk berfikir lanjut.
Menguji adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,
akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
3) Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan/Hipotesis
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi
pembelajaran Discovery Learning mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh
sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
15
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi
Generalisasi adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran.
Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap
masalah yang hendak dipecahkan.Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
5) Mengaplikasikan/generalisasi dalam situasi baru.
Pendekatan discovery dalam pembelajaran dapat
membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai
materi pelajaran yang sudah dipelajari.Membuktikan dengan
melakukan penyelidikan sendiri oleh siswa dibimbing oleh guru,
penyelidikan itu dilakukan oleh para siswa baik di lapangan seperti
laboratorium, situ purbakala, hewan yang berkeliaran sesuai mata
ajar yang dipelajari di sekolah.Setelah diselidiki melalui tempat-
tempat tersebut kemudian dianalisa oleh para siswa bersama guru
menggunakan buku referensi, enksiklopedi, kamus dan lainnya.Yang
16
berkaitan dengan materi tersebut.Dengan menggunakan
pendekatan discovery ini pengembangan kognitif siswa lebih terasa
dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik.
3. Pembelajaran Menulis
a. Pengertian Menulis
Pada hakikatnya, menulis adalah keterampilan
mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan
seseorang tentang pemahaman, pengalaman, penghayatan, serta
proses mengembangkan gagasan menjadi tulisan atau lambang-
lambang kebahasaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Lado
(dalam Tarigan, 2008: 3) mengemukakan bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
melalui bahasa. Tarigan (dalam Munirah, 2007:1) mengemukakan
bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. Nurgiyantoro (dalam Munirah,
2007: 1) menjelaskan pula bahwa menulis merupakan suatu bentuk
manifestasi keterampilan atau keterampilan berbahasa paling akhir
dikuasai pelajar setelah keterampilan mendengarkan, berbicara, dan
17
membaca. Keterampilan menulis menghendaki penguasaan
berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri
yang akan menjadi isi karangan baik unsur bahasa maupun unsur isi
haruslah terjalin rapi untuk menghasilkan karangan yang utuh dan
padu.
Selanjutnya, Munirah (2007:2) mengemukakan bahwa menulis
merupakan suatu bentuk komunikasi yang tidak langsung, untuk
menyampaikan gagasan penulis kepada pembaca dengan
menggunakan media bahasa yang dilengkapi dengan unsur
suprasegmental. Kemudian Takala (dalam Munirah, 2007: 1)
menyatakan bahwa menulis atau mengarangadalah suatu proses
menyusun, mencatat, dan mengomunikasikan makna ganda,
bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat
dilihat (dibaca).
Akhadiah, dkk (dalam Munirah, 2007:1) menyatakan bahwa
menulis merupakan.suatu bentuk komunikasi. Menulis merupakan
suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang
gagasan yang akan disampaikan. Menulis merupakan bentuk
komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap. Dalam tulisan
tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik, serta yang
tidak menyertai percakapan.Menulis merupakan bentuk komunikasi
18
yang perlu dilengkapi dengan tanda-tanda penjelas, aturan,
ejaan.serta tanda baca. Menulis merupakan bentuk komunikasi
untuk menyampaikan gagasan menulis kepada khalayak pembaca
yang dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
Menurut Vygotsky (dalam Nurhadi, 2004), menulis adalah
perkembangan yang dapat dilihat pada anak-anak dan yang
berangsur-angsur menambah bentuk-bentuk abstrak, dan
menggambar, membaca, dan menulis yang berkembang dalam
keberwacanaan. Membaca dan menulis adalah proses interaktif,
dinamik yang berorientasi arti.
Kemampuan menulis dapat dicapai secara optimal oleh murid
dengan jalan membiasakan diri dan banyak berlatih. Sedangkan
untuk terampil menulis, murid sangat membutuhkan bimbingan dan
arahan guru selama proses pembelajaran. Guru harus memiliki
kepedulian, peran aktif dan harus mengetahui kebutuhan belajar
muridnya, karena guru yang baik adalah guru yang mampu
membelajarkan muridnya. Dalam pengertian ini, murid mampu
memiliki kemampuan/ keterampilan menulis.
Berbeda dengan Keraf (1994: 19) yang mengatakan bahwa
menulis adalah 1) membuat huruf dengan pena, 2) melahirkan
pikiran atau perasaan dengan tulisan, 3) menggambar, melukis
gambar pemandangan, dan 4) membatik kain.
19
Selanjutnya Tarigan (2008: 8) mengemukakan "...dalam
pembelajaran bahasa, kemampuan menulis memiliki arti
penting.Pertama, menulis dalam arti mengekspresikan pikiran dan
perasaan dalam bahasa tulisan.Kedua, menulisdalam arti
melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan-ucapan dalam bentuk
tulisan". Dalam penelitian ini pengertian menulis berdasarkan
pendapat yang pertama yaitu menulis sama dengan mengarang.
Mengarang atau menulis seperti yang diungkapkan Nursito (2000:5)
yaitu "mengarang adalah mengungkapkan kemampuan
berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya lebih tinggi".
Lado mengatakan bahwa To write is to put down the graphic
symbols that represent a language one understands, so that other
can read these graphic representation (dalam Suriamiharja dkk,
1996: 1). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan
simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain
yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
Rosidi (2009:2) mengemukakan bahwa menulis merupakan
"kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang
yang diungkapkan dalam bentuk bahasa tulis.Menulis merupakan
kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk
20
tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan
berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung".
Menurut Tarigan (2008: 22) menulis adalah "menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh Seseorang sehingga orang-orang dapat
membaca lambang-lambang grafik. tersebut jika mereka memahami
bahasa dan gambaran dan grafik tersebut".
Menurut Nurjamal. dkk (2011: 69) menulis adalah kemampuan
seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan dan pikiran-
pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan
media tulis. Selanjutnya juga dapat diartikan bahwa menulis adalah
menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan
pikiran atau perasaan seperti mengarang.membuat surat, membuat
laporan, dan sebagainya.
Senada dengan hal tersebut, Semi (2007:14) berpendapat
bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan
gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan". Dalam pengertian ini,
menulis memiliki tiga aspek utama, yaitu 1) adanya tujuan atau
maksud yang hendak dicapai. 2) adanya gagasan atau sesuatu yang
hendak dikomunikasikan. 3) adanya sistem pemindahan gagasan
itu, yaitu berupa sistem bahasa itu.
21
Alek dan Achmad (2010: 106) mengungkapkan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Bertolak dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas,
dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan
seseorang dalam melukiskan lambang grafts yang dimengerti oleh
penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai
kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Jadi,
dapat dilihat bahwa tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang
dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang
mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang
dipergunakan.
Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu
cara berkomunikasi karena dalam pengertian tersebut muncul satu
kesan adanya pengiriman dan penerimaan pesan. Dapat dikatakan
bahwa menulis merupakan salah satu cara berkomunikasi secara
tertulis, di samping adanya komunikasi secara lisan. Karena pada
umumnya tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan dan
maksud secara lisan saja.
22
b. Fungsi Menulis
Berdasarkan batasan menulis yang dikemukakan di atas, jelas
fungsi menulis secara umum yakni sebagai alat komunikasi. Namun
secara khusus, fungsi menulis dapat diketahui berdasarkan
beberapa referensi, seperti yang dikemukakan oleh Darmadi (dalam
Akhadiah, dkk. 1994:4) mengemukakan fungsi menulis sebagai
berikut:
“Fungsi utama menulis/mengarang adalah sebagai sarana untuk belajar, dapat memunculkan ide baru, dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimiliki, melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang, membantu menyerap dan memproses informasi, berlatih memecahkan masalah sekaligus, dan memungkinkan kita dapat menjadi aktif sebagai informan daripada penerima informasi.”
Tarigan (dalam Akhadiah, dkk. 1994:5) mengemukakan
menulis berfungsi sebagai sarana bagi seseorang untuk berpikir
secara kritik.Selain itu, agar kita merasakan dan menikmati
hubungan memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan
masalah yang dihadapi penyusun, urutan bagi pengalaman,
membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran.
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan aiat tulis atau medianya (Supamo, 2006:3).Aktivitas
menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan
23
berbahasa paling akhir dikuasai oleh pelajar, setelah kemampuan
menyimak, berbicara, dan membaca. Jika dibandingkan dengan tiga
kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit
dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan
sekalipun. Hal itu disebabkan oleh kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di
luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur
bahasa maupun unsur isi harus terjalin sedemikian rupa sehingga
menghasilkan karangan yang runtut dan padu.
Jika alam kegiatan berbicara orang harus menguasai
lambang-lambang bunyi, kegiatan menulis menghendaki orang
untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata
tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan.Unsur situasi dan
para Unguis yang sangat efektif membantu komunikasi dalam
berbicara, tidak dapat dimanfaatkan dalam menulis. Kelancaran
komunikasi dalam suatu karangan sama sekali bergantung pada
bahasa yang dilambangvisualkan, Karangan adalah suatu bentuk
sistem komunikasi visual. Agar komunikasi melalui lambang tulis
dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan
gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap.
Dalam hal itu, sering kita dengar adanya kata-kata: bahasa yang
teratur merupakan manifestasi pikiran yang teratur.
24
Kegiatan menulis banyak manfaatnya, yaitu 1) Dapat
mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang ditulis. 2) Dapat mengembangkan dan
menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau pemikiran, 3)
Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir. baik dalam
bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan, 4) Dapat
menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur. 5) Dapat
menilai gagasan sendiri secara objektif. 6) Dapat memotivasi diri
untuk belajar dan membaca lebih giat. 7) Dapat membiasakan diri
untuk berpikir dan berbahasa secara tertib. (Akhadiah, dkk. 1994: 1)
Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan
mengolah pikiran atau ide dalam sebuah karya atau tulisan.
c. Bentuk-bentuk Menulis
Berdasarkan sifat dan teknik penyajiannya, menulis dapat
dibedakan atas empat jenis, yaitu (a) eksposisi atau paparan,
(b) deskripsi atau lukisan, (c) argumentasi, dan (d) narasi atau
kisahan.
1) Eksposisi
Syafi'ie (dalam Munirah, 2007:2) menyatakan bahwa eksposisi
adalah wacana yang berusaha memaparkan atau menjelaskan
pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan
25
pembaca.Wacana ini bertujuan menyampaikan fakta-fakta secara
teratur, logis, dan sating bertautan dengan maksud untuk
menjelaskan sesuatu ide, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu,
hubungan sebab-akibat, dan sebagainya.Wacana ini dapat
menjelaskan dan memberikan keterangan, serta dapat
mengembangkan gagasan agar menjadi luas dan mudah dimengerti.
Metode penulisan tesis dikenal dua metode, yaitu metode
definisi dan metode analisis. Kedua metode ini akan dijelaskan
secara singkat berikut ini.
a) Metode Definisi
Definisi adalah jenis eksposisi yang paling alamiah karena
definisi merupakan dasar dari semua jenis tulisan yang
menerangkan sesuatu.Dengan demikian.eksposisi didefinisikan
sebagai tulisan yang menghasilkan penjelasan.
Syarat untuk mendefinisikan eksposisi ialah penulis harus
menguasai betul hal yang hendak ditulisnya.Definisi yang lazim
diterapkan dalam karangan eksposisi adalah definisi kamus, definisi
logika, dan definisi luas.
(1) Definisi Kamus
Definisi kamus cenderung memberikan pengertian, baik arti
sekarang maupun arti lama.Oleh karena itu, di dalam kamus
26
terdapat entri makna yang cukup banyak.Kamus yang baik selalu
memperhatikan rangkaian arti lengkap dengan perubahan-
perubahan arti yang dialami suatu kata yang sudah tidak dipakai pun
masih turut dientrikan.
(2) Definisi Logika
Definisi logika atau definisi formal berusaha mengungkapkan
dengan jelas salah satu arti yang dikandung oleh suatu kata atau
istilah dalam suatu formulasi kalimat.
(3) Definisi Luas
Definisi luas diberikan dalam bentuk kalimat atau serangkaian
kalimat bergantung pada tingkat kejelasan yang didefinisikan.Definisi
luas dapat dikembangkan dengan jenis varian perbandingan,
ilustrasi, pengulangan etimologi, atau jika perlu metode
pengembangan variasi lain, ataupun kombinasi dari beberapa
metode sehingga si pembaca dapat memahami istilah tersebut
secara tepat seperti penulisnya( Ahmadi dalam Munirah, 2007: 3).
b) Metode Analisis
Analisis adalah suatu proses memisah-misahkan suatu
keseluruhan atas komponen-komponen. (Bistok dalam Munirah,
2007:3).Mungkin terjadi sifat umum bagi manusia normal dalam
27
melihat sesuatu pertama-tama secara keseluruhan.Dari keseluruhan
itu, timbul usaha untuk dan mengenal bagian-bagiannya. Makin lama
mengamati sesuatu semakin jelas bagian-bagian yang akan
dinarasikan.
Metode analisis dibedakan analisis pemecahan masalah dan
analisis klasifikasi.Analisis pemecahan masalah diterapkan jika
objek dianggap sebagai suatu unit sehingga analisis ini lebih
berkenaan dengan pemecahan sesuatu dari keseluruhan.Analisis
klasifikasi digunakan memisahkan kelompok-kelompok dan objek-
objek yang biasanya dianggap terdiri atas beberapa bagian.
2) Deskripsi
Menurut Syafi'ie (2001: 52), deskripsi ialah tulisan yang
melukiskan sesuatu sesuai dengan sebenarnya, sehingga pembaca
dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan)
yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
Wacana deskripsi ini ada dua macam, yaitu wacana deskripsi
yang faktawi (objektif) dan wacana deskripsi yang khayali
(imajinatif).Wacana deskripsi yang pertama merupakan wacana
yang berusaha memberikan bangun, ukuran, susunan, warna,
bahan sesuatu menurut kenyataannya dengan tujuan
menyampaikan/memberi informasi saja.Wacana deskripsi yang
28
kedua merupakan wacana yang berusaha menjelaskan ciri-ciri fisik,
sikap seseorang, keadaan suatu tempat dan sebagainya menurut
khayalan penulisnya. Hal ini bertujuan membuat alur cerita dapat
memberikan gambarankedepandanmampu menarik keingintahuan
pembaca. selanjutnya, Supriyadi (2010:14) menyatakan bahwa
wacana deskripsi faktawi adalah wacana yang menginformasikan
sesuatu sebagaimana adanya, sedangkan wacana deskripsi khayali
ada penambahan daya khayal.
Karangan deskripsi agar menjadi hidup, perlu dilukiskan
bagian-bagian yang penting.Jika melukiskan betapa ngerinya
tersesat di hutan, maka situasi dihutan yang dapat menimbulkan
kengerian itu harus dilakukan secara lengkap, sehingga pembaca
dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri tersesat di
hutan.Seorang penumpang pesawat udara yang mengalami
kecelakaan, untuk melukiskan amat kecilnya kemungkinan dia dapat
selamat dari mudbah itu, penulis harus mampu menceritakan detail
yang penting, sehingga pembaca memperoleh kesan yang
mendalam bahwa keselamatannya dalam musibah tersebut benar-
benar merupakan takdir tuhan.
3) Argumentasi
29
Supriyadi (2010: 16) menyatakan bahwa argumentasi adalah
suatu jenis wacana atau tulisan yang memberikan alasan dengan
contoh dan bukti yang kuat serta meyakinkan agar pembaca
terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan
keyakinan penulis sehingga mau berbuat sesuai dengan kemauan
penulis.
Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam
ilmu pengetahuan.Dalam ilmu pengetahuan, argumentasi berwujud
usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan
untuk menyatakan sikap atau pendapat penulis mengenai hal yang
dibahas.
Untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan bertindak
sesuai keinginan penulis. Penulis argumentasi harus berpikir keras
dan logis serta mau menerima pendapat orang lain sebagai
pertimbangan. Agar dapat mengajukan argumentasi, penulis
argumentasi harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang luas
tentang hal yang dibiarkan. Kegiatan berpikir, keterbukaan sikap,
dan keluasan pandangan peranan yang besar untuk mempengaruhi
orang lain.
4) Narasi
30
Supriyadi (dalam Munirah, 2007: 5) menyatakan bahwa
wacana narasi adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau
menyajikan suatu hal kejadian melalui tokoh atau pelaku dengan
maksud memperluas pengetahuan, pendengar, atau pembaca.
Wacana narasi berisi fakta (benar-benar terjadi), dapat Pula
berisi sesuatu yang khayali.Wacana narasi yang berupa fakta
misalnya otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal,
sedangkan wacana narasi yang khayali seperti cerpen, novel,
roman, hikayat, drama, dongeng, dan Iain-lain. Dalam dialog, cerita
memang terasa lebih hidup dan menarik sehingga mengasyikkan
bagi pembaca. Lukisan watak, pribadi, kecerdasan, sikap, dan
tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan sering dapat
lebih tepat dan mengena apabila ditampilkan lewat dialog-dialog.
Tokoh yang kejam, buta huruf, atau lemah dan sangat penyantun
akan lebih hidup bila diceritakan dalam bentuk percakapan
dibandingkan apabila diceritakan dengan uraian biasa.
d. Tujuan Menulis
Menulis digunakan oleh orang terpelajar untuk berbagai tujuan
seperti mencatat, merekam, meyakinkan, memberi tahu, dan
mempengaruhi.
31
Harig (dalam Munirah, 2007: 6) menerangkan tujuan penulisan
sebagai berikut:
1) Tujuan Penugasan
Pada tujuan ini, sebenarnya penulis menulis suatu karena
ditugasi.Misalnya, siswa ditugasi merangkum, membuat laporan,
dan sebagainya.
2) Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan menyenangkan, menghindarkan kedukaan,
ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan.
3) Tujuan Persuasif
Penulis bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
yang diutarakan.
4) Tujuan Penerangan
Penulis bertujuan memberikan informasi atau
keterangan/penerangan kepada pembaca.
32
5) Tujuan Pernyataan Diri
Penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri
kepada pembaca melalui tulisannya, pembaca dapat memahami
sang penulis.
6) Tujuan Kreatif
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai
artistik atau nilai kesenian.Penulis tidak hanya memberikan
informasi, tetapi pembaca terharu tentang hal yang dibacanya.
7) Tujuan Pemecahan Masalah
Tulisan ini, penulis berusaha memecahkan suatu masalah
yang dihadapi. Penulis berusaha memberikan kejelasan kepada
para pembaca tentang cara pemecahan suatu masalah.
Menulis berkaitan erat dengan tujuan pengajaran bahasa
Indonesia dan meliputi tiga aspek, yaitu (1) tujuan pengajaran yang
berkaitan dengan pembinaan sikap positif terhadap bahasa
Indonesia, (2) tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pembinaan
pengetahuan tentang segi, bentuk, makna, dan fungsi bahasa
Indonesia, (3) tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pembinaan
keterampilan penggunaan bahasa Indonesia.
Hal itu berarti bahwa membina siswa mampu atau terampil
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam
33
berbagai peristiwa komunikasi, karena menulis dapat meningkatkan
pembelajaran. Sehubungan dengan ini, keterampilan menulis
merupakanketerampilan berbahasa produktif lisan melibatkan aspek
penggunaan ejaan, keterampilan penggunaan diksi kosakata,
keterampilan penggunaan kalimat, dan penggunaan jenis komposisi.
Semua aspek itulah yang diukur dalam keterampilan
menulis.Demikian pula Syafi'ie (2001: 56) menyatakan bahwa tujuan
pengajaran keterampilan menulis berkaitan erat dengan
penggunaan bahasa dalam komunikasi tulis.
Jelaslah bahwa menulis adalah hal yang sangat kompleks
karena selain harus mengemukakan gagasan atau ide dengan jelas,
juga harus menerapkan kaidah bahasa tulis dengan tepat.Kaidah
bahasa tulis yang dimaksudkan ialah dapat menata organisasi
karangan menggunakan ejaan.Semua aspek tersebut diperlukan di
dalam kegiatan tulis menulis dengan berbagai tujuan.
e. Manfaat Menulis
Menulis adalah alat yang sangat ampuh dalam belajar yang
dengan sendirinya memberikan peran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan. Menulis merupakan suatu bentuk pikiran tetapi ia
adalah berpikir untuk penanganan tertentu dan situasi tertentu pula
(Enre, 1994: 2-3).
34
Ada tujuh manfaat/kegunaan menulis menurut Enre (1994:2)
yaitu:
1) Menulis menolong, seseorang menemukan kembali apa yang
pernah ia ketahui. Menulis mengenai suatu topik merangsang
pemikiran seseorang mengenai topik tersebut dan membantu
seseorang membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang
tersimpan di dalam bawah sadar.
2) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis
merangsang pikiran seseorang untuk mengadakan hubungan,
mencari pertalian dan menarik persamaan yang tidak akan
pernah terjadi seandainya memulai menulis.
3) Menulis membantu mengorganisasikan pikiran seseorang dan
menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. Ada
kalanya seseorang dapat menjernihkan konsep yang kabur atau
kurang jelas untuk diri sendiri, hanya karena mereka menulis
mengenai hal tersebut.
4) Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan
dievaluasi. la dapat membuat jarak dengan idenya sendiri dan
melihatnya lebih objektif pada waktu ia menulisnya.
35
5) Menulis membantu seseorang menyerap dan menguasai
informasi baru, ia akan banyak memahami materi lebih baik dan
menyimpannya lebih lama jika ia menulis tentang hal itu.
6) Menulis membantu seseorang dalam memecahkan masalah
dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya, menempatkannya
dalam suatu konteks visual sehingga ia dapat diuji.
Menulis tentang sesuatu topik menjadikan seseorang pelajar
yang aktif. Iskandarwassid dan Sunendar(2007: 13), mengutarakan
bahwa ada delapan manfaat/kegunaan menulis yaitu:
1) Penulis dapat mengenali keterampilan dan potensi dirinya.
Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai di mana
pengetahuannya tentang suatu topik.
2) Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan.
Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubung-
hubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk
mengembangkan berbagai gagasannya.
3) Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis
dapat memperluas wawasan penulisan secara teoretis mengenai
fakta-fakta yang berhubungan.
36
4) Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasi gagasan secara
sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.
5) Penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri
secara lebih objektif.
6) Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah
memecahkan Permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
7) Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara
aktif.
8) Dengan kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan
penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur
Berdasarkan manfaat/kegunaan menulis di atas, dapat
disimpulkan bahwa keuntungan dari kegiatan menulis tersebut yaitu
penulis dapat lebih banyak menyerap dan menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang ditulis serta dapat mengetahui
keterampilan dan potensi dirinya.
4. Hakikat Karangan Narasi
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang
bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu
ke waktu (Semi, dalam Caray 2009:29).Narasi adalah suatu bentuk
37
wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf,
dalam Caray 2009:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh
Atar Semi dan Keraf tersebut, dapat kita ketahui bahwa narasi
berusaha menjawab sebuah proses yang, terjadi tentang
pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Wacana narasi
menyajikan peristiwa-peristiwa dalam suatu rangkaian kesatuan
dalam urutan waktu tertentu.Dalam wacana narasi, penulis
menyajikan jalinan suatu peristiwa yang dapat disebut sebagai cerita
(Said, 2004:10).Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan
dengan cerita, oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf
narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen tau hikayat (Arifin
dan Tasai, 2008:142).Wacana naratif adalah wacana pengisahan
atau wacana penderitaan.Kisah yang dimaksudkan itu dapat berupa
kisah nyata, misalnya kisah seorang yang terlepas dari maut, dan
dapat pula berupa kisah rekaan, misalnya kisah dalam cerita
pendek, novel, atau roman (Amier, 2005:17).
Menurut Keraf (dalam Caray, 2009: 136), ciri-ciri karangan
narasi adalah sebagai berikut:
1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
2) Dirangkai dalam urutan waktu.
38
3) Berusaha menjawab pertanyaan, "Apa yang terjadi"?
4) Ada konfiks.
Ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Semi
(dalam Caray, 2009:31) sebagai berikut:
1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2) Kejadian atau peristiwa yang, disampaikan berupa peristiwa yang
benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya.
3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak
menarik.
4) Memiliki nilai estetika.
5) Menekankan susunan secara kronologis.
Maka, dapat disimpulkan bahwa narasi memiliki ciri berisi
suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke
waktu dan memiliki konfiks.Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri
yang menonjolkan pelaku.
Adapun tujuan menulis karangan narasi secara fundamental,
yaitu:
1) Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas
pengetahuan.
2) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
39
Langkah-langkah menulis karangan narasi adalah sebagai
berikut:
1) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
2) Tetapkan sasaran pembaca
3) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akanditampilkan dalam
bentuk skema alur.
4) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan,
dan akhir cerita.
5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita.
6) Susun tokoh dan perwatakan, Tatar, dan sudut pandang.
Adapun jenis-jenis karangan narasi adalah sebagai berikut:
1) Narasi Informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran
penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan
tujuan memperluas pengetahuan orang, tentang kisah seseorang.
2) Narasi Ekspositorik
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran
penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan
tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
40
seseorang.Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya.Pelaku yang
ditonjolkan biasanya satu orang.Pelaku diceritakan mulai dari kecil
sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya.Karangan
narasi itu diwarnai oleh eksposisi maka, ketentuan eksposisi juga
berlaku pada penulisan narasi ekspositorik.
3) Narasi Artistik
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga
tampak seolah-olah melihat.Ketentuan ini berkaitan dengan
penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak
memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif.
4) Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan sesuatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
41
5. Evaluasi Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Seorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik
jika dia dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga
orang lain dapat memahami apa yang diungkapkannya. Hal ini
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Morsey dalam
kutipan Tarigan (2008: 4) bahwa: menulis dipergunakan,
melaporkan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu
hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat
menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan
ini bergantung pada pemikiran, organisasi, pemakaian kata-kata,
dan struktur kalimat.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi
seorang penulis yang baik sekurang-kurangnya harus memiliki
kepekaan terhadap keadaan sekitarnya agar tujuan penulisannya
dapat dipahami oleh pembaca.
Tarigan mengatakan bahwa "penulis yang ulung adalah
penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat." Dalam hal
ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penulisan tersebut,
menurut D. Angelo yang dikutip oleh Tarigan (2008: 23) antara lain:
a) maksud dan tujuan penulis, b) pembaca atau pemirsa, dan c)
waktu atau kesempatan. Ketiga faktor tersebut, merupakan faktor-
42
faktor yang terpenting yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
membuat suatu tulisan yang baik.
B. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi dipandang
berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna, dan ditunjang oleh
sumber daya yang wajar.Dikatakan berhasil jika siswa menunjukkan
tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang
harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran.Oleh
karena itu, guru sebagai pendidik dan pengajar bertanggung jawab
merencanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan tuntutan pembelajaran yang ingin dicapai pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.
Model pendekatan discovery learning dipandang efektif karena
akan memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran, sehingga semua permasalahan yang dihadapi siswa
dalam belajar dapat dipecahkan karena melalui model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share siswa akan lebih bersemangat dan
antusias dalam belajarnya dan lebih cermat dan mudah untuk
memahami dan mengingat suatu materi pelajaran.
Adapun skema kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai
berikut:
43
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis awal (H1) berbunyi: pendekatan discovery learning
efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
2. Hipotesis akhir (H0) berbunyi: pendekatan discovery learning
tidak efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan
narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
Proses Belajar Mengajar
Pendekatan Discovery Learning Metode Konvensional
Kemampuan Menulis Karangan Narasi
Analisis
Temuan
Gambar 3.1. Bagan Kerangka Pikir
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini yaitu keefektifan pendekatan
discovery learning sebagai variabel bebas (x) dan pembelajaran
menulis sebagai variabel terikat (y).
2. Desain penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan
melibatkan dua kelompok yang terdiri dari satu kelas sebagai
kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol
Kelas Perlakuan Hasil Penelitian
E
K
T1
T2
O1
O2
Keterangan:
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
T1 : Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
discovery learning
45
T2 : Proses pembelajaran dengan menggunakan model
konvensional.
O1 : Hasil setelah perlakuan untuk kelas eksperimen
O2 : Hasil setelah perlakuan untuk kelas kontrol
B. Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas penelitian ini perlu dijelaskan variabel yang
terdapat dalam penelitian ini yaitu:
1. Pendekatan discovery learning adalah salah satu teknik yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran dimana siswa
mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
2. Pembelajaran menulis karangan narasi adalah salah satu aspek
keterampilan berbahasa melalui suatu proses kegiatan berbahasa
untuk menuangkan ide atau gagasan kedalam suatu tulisan.
C. Populasi dan Sampel Populasi
1. Populasi
Populasi pada umumnya berarti keseluruhan objek penelitian
dalam artian bahwa seluruh komponen yang terdapat dalam wilayah
penelitian.Mardalis (2003: 53) melihat bahwa "Populasi meliputi
semua individu yang menjadi sumber pemanggilan sampel".
46
Berdasarkan keterangan tersebut diatas, maka dapat dipahami
bahwa populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksudkan
atau seluruh objek akan diteliti, kemudian populasi itu dibatasi
sejumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat
yang sama. Oleh karena itu, populasi adalah alat ukur dan dasar
seorang peneliti dalam menentukan jenis, jumlah dan kriteria
sampel.Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
Rincian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Keadaan Populasi
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. VIL.A 18 17 35
2. VII.B 17 18 35
3. VII.C 17 18 35
4. VII.D 17 18 35
5. VIL.E 17 19 36
6. VIL.F 17 19 36
7. VIL.G 17 19 36
8. VIL.H 18 18 36
138 146 284 Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Sinjai Tahun 2013/2014
47
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster
random sampling.
Adapun langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Memilih kerangka sampel dengan kelas sebagai unit atau satuan
sampel.
2. Memilih 2 kelas dari 8 kelas secara random.
3. Memilih 1 kelas dari 2 kelas yang terpilih secara random sebagai
kelas eksperimen dan kelas yang tidak terpilih menjadi kelas
kontrol.
4. Kedua kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. (Hadi,
2000: 269)
D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan
instrumen.Instrumen yang digunakan, yaitu observasi dan tes.Jadi,
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini
adalah lembar observasi dan tes. Lembar observasi digunakan
untuk memperoleh gambaran awal pembelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan dan memperoleh
48
gambaran tentang sikap siswa selama pembelajaran seperti
keaktifan, perhatian, ketekunan dan keterampilan.
Selanjutnya, pengumpulan data penelitian yang dilakukan,
yaitu tes berbentuk tes menulis karangan narasi.Tes yang diberikan
kepada siswa tersebut dikerjakan dalam waktu (2 x 40 menit). Waktu
yang dipergunakan tersebut disesuaikan dengan jam pelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah bersangkutan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
hasil belajar menulis karangan narasi.Tes diberikan pada kedua
kelompok sesudah pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar.Siswa setelah dilakukan perlakuan di kedua kelas pada
siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery
learning dan tanpa menggunakan pendekatan discovery
learning.Tes tersebut dalam bentuk menulis karangan narasi.
49
2. Teknik Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Aktivitas yang dimaksud yaitu siswa yang hadir pada
saat pembelajaran, siswa yang mengajukanpertanyaan kepada
guru, siswa yang mencatat penjelasan guru, siswa yang aktif
melakukan penemuan, siswa yang merumuskan hipotesis, siswa
yang mengumpulkan data dari hasil penemuan, siswa yang menguji
hipotesis, siswa yang merumuskan kesimpulan.
F. Teknik Analisis Data
Data yang dimaksud berupa skor hasil belajar dianalisis
dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik
inferensial.Statistik deskriptif yang digunakan adalah frekuensi,
range, varians, rata-rata, dan standar deviasi.Statistik ini digunakan
untuk mengungkapkan keadaan sampel atau mendeskripsikan
responden. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji
hipotesis, untuk keperluan ini digunakan statistik uji-t yang diolah
dengan program SPSS v.20.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan
teknik analisis statistik sebagai berikut:
50
1. Analisis Statistika Deskriptif
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
menganalisis data yang telah diperoleh.Data yang telah terkumpul
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistika
deskriptif.Teknik ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa,
aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan discovery learning.
Kriteria yang digunakan
untukmenentukanketerampilanmenulis karangan
narasiadalahmenurutstandarkategorisasiDepartemenPendidikan
Nasional yang dinyatakan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2.Kategorisasi Standar Departemen Pendidikan Nasional.
No. Skor Kategori
1. 0 < x < 54 Sangat rendah
2. 54<x<64 Rendah
3. 64<x<79 Sedang 4. 79<x<89 Tinggi
5. 89<x<100 Sangat tinggi Sumber: Depdikbud, 2007: 74)
Keterampilan menulis karangan narasi siswa juga diarahkan
pada pencapaian hasil belajar secara individual dan klasikal.Kriteria
seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki paling sedikit 65
51
dari skor ideal 100 sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, sedangkan
ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80 % siswa di kelas
tersebut telah mencapai skor paling rendah 65.
Tabel3.3. Kategori Standar Ketuntasan Minimal Keterampilan Menulis Karangan Narasi Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
Tingkat Penguasaan Kategori Ketuntasan Belajar
0 < x < 65 Tidak tuntas
65<x<100 Tuntas
2. Analisis Statistika Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian dengan menggunakan uji-t.Namunsebelum dilakukan
pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis
data secara spesifik.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini digunakan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan
5% atau 0,05, dengan syarat:
52
Jika Pvalue≥0,05 maka distribusinya adalah normal
Jika Pvalue< 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki variansi kedua
sampel sama atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Levene's
Test. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis uji-t Jika
sampel tersebut memiliki variansi yang sama, maka keduanya
dikatakan homogen. Pada uji Levene-s Test digunakan taraf
signifikan 5% (0.05). Kriteria pengujian hipotesis jika signifikan lebih
besar dari taraf signifikan a = 0,05, maka secara statistik kedua
varian sama atau data homogen.
Adapun langkah-langkah dalam uji homogenitas adalah
sebagai berikut:
1) Menentukan apakah kedua varian (kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol) adalah homogen atau tidak.
2) Kriteria pengujian (berdasarkan probabilitas/signifikan)
Jika Pvalue≥0,05 maka kedua varian sama
Jika Pvalue<0,05 maka kedua varian berbeda.
3) Membandingkan probabilitas
Jika Pvalue ≥ 0,05 maka kedua varian adalah sama
53
4) Menarik kesimpulan
Untuk menguji hipotesis nol, bahwa rata-rata dua kelompok
tidak berbeda maka digunakan uji-t. Namun pada dasarnya
keduanya akan menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu
menerima atau menolak hipotesis nol, pada penelitian ini
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar menggunakan pendekatan discovery learning lebih kecil atau sama dengan pembelajaran menulis karangan narasi siswa yang diajar menggunakan model konvensional.
H1 :
Keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning lebih besar dibandingkan dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional.
Atau:
H0 : µ1 ≤ µ2 H1 : µ1 ≤ µ2
Dengan:
µ1 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning.
µ2 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Berikut ini akan diuraikan hasil analisis statistik deskriptif
terhadap hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Sinjai Selatan pada kelas yang diajar dengan pendekatan
discovery learningdan yang diajar dengan metode konvensional.
1. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen
Tabel berikut ini menunjukkan hasil belajar analisis data hasil
belajar menulis karangan narasi untuk kelas eksperimen yang diajar
dengan pendekatan discovery learning.
Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen
Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rentang Nilai Nilai Rata-Rata Median Modus Skewness Kurtosis Standar Deviasi Varians
36 96 60 35
77,36 78,64a
80 -.100 -1.085 60,106 102.123
55
Tabel 4.1.di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
belajar menulis karangan narasi pada kelas eksperimen adalah
77,36 dari nilai tertinggi yang mungkin dicapai 100 dengan standar
deviasi 10,106. Jika nilai yang diperoleh oleh setiap siswa
dikelompokkan ke dalam 5 kategori yang ada, maka diperoleh
distribusi nilai sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Belajar pada Kelas Eksperimen
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0 – 54
55 – 64
65 – 79
80 – 89
90 – 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
0
2
13
15
6
0
5,56
36,11
41,67
16,67
Jumlah 36 100
Berdasarkantabel 4.2. di atas, diketahui bahwa tak
seorangpun siswa yang berada pada kategori sangat rendah,
sementara 5,56% siswa termasuk dalam kategori rendah, 36,11%
berada pada kategori sedang, 41,67% siswa berada pada kategori
tinggi, dan 16,67% siswa berada dalam kategori sangat tinggi.
Selain itu, sesuai skor rata-rata dari hasil belajar dengan
pendekatan discovery learning yaitu sebesar 77,36. Jika dikonversi
56
ke dalam skala 5, maka berada dalam kategori sedang.Hal ini berarti
nilai rata-rata siswa pada kelas Eksperimen berada pada kategori
sedang.
2. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Kontrol
Tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif
hasil belajar menulis karangan narasi pada kelas Kontrol.
Tabel 4.3. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi pada Kelas Kontrol
Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel Nilia Tertinggi Nilai Terendah Rentang Nilai Nilai Rata-Rata Median Modus Skewness Kurtosis Standar Deviasi Varians
36 85 50 35
64,03 63,08a
60 1.244 2.946 6.416 41.171
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
menulis karangan narasi pada kelas kontrol adalah 64,03 dari nilai
tertinggi 100 dengan standar deviasi 6,416. Jika nilai setiap siswa
dikelompokkan ke dalam lima kategori yang telah ada, maka
diperoleh distribusi nilai tersebut sebagai berikut,
57
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Belajar pada Kelas Kontrol
Skor Kategori Frekuensi Persentase 0 – 54 55 – 64 65 – 79 80 – 89 90 – 100
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
1 18 15 2 0
2,78 50
41,67 5,56
0 36 100
Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa terdapat 2,79% siswa
yang berada pada kategori sangat rendah, 50% siswa yang berada
pada kategori rendah, 41,67% siswa yang berada pada kategori
sedang, 5,56% siswa yang berada dalam kategori tinggi dan tak
seorangpun siswa yang berada dalam kategori sangat tinggi.
Selain itu, skor rata-rata hasil belajar menulis karangan pada
kelas kontrol sebesar 64,03. Jika dikonversi ke dalam skala lima
maka berada dalam kategori rendah.
3. Hasil Analisis Persentase Per item dan Per Indikator dari Angket Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
a. Hasil Analisis Persentase Per Item dari Angket Siswa
Tabel 4.5. Angket dan Analisis Persentase Per Item No Item Pilihan f % 1. Saya memperhatikan guru ketika
menerangkan pelajaran menulis karangan
Ya 36 100
Tidak - -
58
2. Saya merasa tidak segan mengajukan pertanyaan kepada guru selama pembelajaran dengan pendekatan discovery learning
Ya 26 72,22 Tidak 10 27,78
3. Saya merasa lebih leluasa menyampaikan gagasan atau pendapat mengenai materi pembelajaran menulis karangan selama menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 33 91,67
Tidak 3 8,33
4. Saya merasa mudah menerima pelajaran menulis karangan dengan menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 35 97,22
Tidak 1 2,78
5. Saya merasa lebih fokus belajar menulis karangan narasi selama menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 34 99,44
Tidak 2 5,56
6. Saya merasa penerapan pendekatan discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar saya
Ya 22 88,89
Tidak 4 11,11 7. Saya tertarik dengan pelajaran
menulis karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 35 97,22 Tidak 1 2,78
8. Saya merasa senang mengikuti pelajaran menulis karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56
9. Saya merasa tidak sulit memahami penjelasan guru yang menyajikan materi dengan menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 30 83,33
Tidak 6 16,77
10. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi dengan guru selama menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 17 47,22 Tidak 19 52,78
11. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi dengan teman selama menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 18 50
Tidak 18 50
59
12. Saya mengulang kembali pelajaran menulis karangan narasi di rumah yang telah saya pelajari di sekolah dengan menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 32 88,89
Tidak 4 11,11
13 Saya dengan mudahnya dapat menjawab soal yang diberikan oleh guru
Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56
14. Saya mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru selama pembelajaran menggunakan pendekatan discovery learning
Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56
15. Penggunaan pendekatan discovery learning menambah semangat belajar saya
Ya 35 97
Tidak 1 2,78 16. Saya merasa mudah untuk
mengingat kembali materi yang telah diajarkan dengan menggunakan pendekatan discovery learning pada saat tes hasil belajar
Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56
17. Saya selalu serius jika belajar menulis karangan narasi dengan pendekatan discovery learning
Ya 35 97 Tidak 1 2,78
18. Penggunaan pendekatan discovery learning oleh guru cocok dengan materi yang diajarkan
Ya 36 100
Tidak 0 0 19. Saya selalu mencatat penjelasan
guru pada saat pelajaran berlangsung selama penggunaan pendekatan discovery learning
Ya 35 97,22 Tidak 1 2,78
20. Minat baca saya mengenai materi-materi menulis karangan narasi semakin tinggi setelah penggunaan pendekatan discovery learning
Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56
Tabel 5.4 di atas adalah hasil analisis persentase per item dan
per indikator dari angket siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
pada kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar dengan pendekatan
60
discovery learning. Angket tersebut berisi tentang pendapat siswa
tentang pendapat siswa mengenaicara mengajar guru dengan
menggunakan pendekatan discovery learning.Adapun analisis
persentase per indikator dari angket siswa dapat dilihat pada tabel
4.6.
b. Hasil analisis persentase per indikator dari angket siswa
Tabel 4.6. Analisis Persentase Per Indikator dari Angket Siswa No. Indikator Nomor Item Persentase (%)
Ya Tidak 1. Keberanian 2 72,22 27,78
2. Daya tangkap dalam menerima pelajaran
4, 9, 16 91,66 8,34
3. Motivasi 6, 7, 8, 15, 20 93,44 5,56
4. Ketekunan 10, 11, 12, 14, 19
75,55 24,45
5. Perhatian 1, 5, 17, 18 97,92 2,09
6. Keterampilan 3, 13 93,06 6,96
Jumlah Item 20 Berdasarkan data yang terlihat pada tabel 4.6.di atas, maka
diperoleh hal-hal berikut:
1) Untuk indikator keberanian yang terdapat pada item nomor 2,
banyaknya siswa yang memilih jawaban ya memiliki persentase
sebesar 72,22% dan yang memilih jawaban tidak sebesar
27,78%.
61
2) Indikator daya tangkap dalam menerima pelajaran yang terdapat
pada item nomor 4, 9, dan 16 banyaknya siswa yang memilih
jawaban ya memiliki persentase sebesar 91,66% dan yang
memilih jawaban tidak sebesar 8,34%.
3) Untuk indikator motivasi belajar yang terdapat pada item nomor
6, 7, 8, 15, dan 20 banyaknya siswa yang memilih jawaban ya
memiliki persentase sebesar 93, 44 dan yang memilih jawaban
tidak sebesar 5,56%.
4) Untuk indikator ketekunan yang terdapat pada item nomor 10, 11,
12, 14, dan 19, banyaknya siswa yang memilih jawaban ya
memiliki persentase sebesar 75,55% dan yang memilih jawaban
tidak sebesar 24,45%.
5) Untuk indikator perhatian yang terdapat pada item nomor 1, 5,
17, dan 18, banyaknya siswa yang memilih jawaban ya memiliki
persentase sebesar 97,92% dan yang memilih jawaban tidak
sebesar 2,09%.
6) Untuk indikator keterampilan yang terdapat pada item nomor 3,
dan 13, banyaknya siswa yang memilih jawaban Ya memiliki
persentase sebesar 93,06% dan yang memilih jawaban tidak
sebesar 6,95%.
62
Hal di atas menunjukkan bahwa persentase siswa yang
memilih jawaban ya pada setiap indikator lebih besar dari
persentase siswa yang memilih jawaban tidak.Hal tersebut
menunjukkan keefektifan penggunaan pendekatan Discovery
Learning dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
4. Deskripsi Data Hasil Observasi terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran
Tabel berikut menunjukkan data hasil observasi terhadap
siswa yang diajar menggunakan pendekatan Discovery Learning
dan menggunakan metode konvensional.
Tabel 4.7. Analisis Deskriptif Hasil Observasi
No. Komponen yang Diamati
Rata-rata (x) Persentase (%) Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol
1. Banyaknya siswa yang hadir pada saat pembelajaran
35,33 33,50 98,61 93,05
2. Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran
33,00 22,00 91,67 80,56
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru
15,00 6,50 41,67 18,44
63
4. Siswa yang mencatat penjelasan guru
32,00 25,00 88,89 63,44
5. Siswa yang aktif da-lam pelajaran 33,00 30,00 91,67 83,33
6. Siswa yang meminta bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya
20,00 13,00 55,56 36,11
7. Siswa yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik
31,50 19,00 87,50 52,78
Berdasarkan data tabel di atas, diperoleh gambaran mengenai
aktifitas belajar siswa selama diajar dengan menggunakan
pendekatan discovery learning dan menggunakan metode
konvensional yang diobservasi terkait aspek-aspek aktifitas belajar,
yaitu: banyaknya siswa yang hadir pada kelas eksperimen sebesar
98,61% dan kelas kontrol 93,65%, siswa yang memperhatikan
pembahasan materi pada kelas eksperimen 91,67% dan pada kelas
kontrol 80,56%, siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru
pada kelas eksperimen 41,67% dan kelas kontrol 18,06%, siswa
yang mencatat penjelasan guru pada kelas eksperimen 88,89% dan
kelas kontrol 69,44%, siswa yang aktif dalam pembelajaran kelas
64
eksperimen 91,67% dan kelas kontrol 83,33%, siswa yang meminta
bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya
pada kelas eksperimen 55,56 dan kelas kontrol 36,11%, dan siswa
yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik pada kelas
eksperimen 87,50% dan kelas kontrol 52,78%.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Persentase Per indikator dari Lembar Observasi Siswa
No. Indikator Nomor Item Persentase (%)
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1. Keaktifan 3, 5, 6 62,97 45,83
2. Perhatian 2 91,67 80,56
3. Ketekunan 1, 4 93,75 81,25
4. Keterampilan 7 87,50 52,78
Jumlah Item 7 Berdasarkan hasil analisis persentase per indikator dari lembar
observasi siswa, maka diperoleh hal-hal berikut:
1. Keaktifan siswa pada saat pembelajaran di kelas eksperimen
memiliki persentase 62,97% sementara kelas kontrol 45,83%.
2. Perhatian siswa pada saat pembelajaran di kelas eksperimen
memiliki persentase 91,67 sementara di kelas kontrol hanya
80,56%.
65
3. Ketekunan siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen
memiliki persentase 93,75% sementara di kelas kontrol hanya
81,25%.
4. Keterampilan siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen
memiliki persentase 87,50 dan di kelas kontrol 52,78%.
Hal di atas menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan
pendekatan discovery learning lebih aktif, tekun, terampil, dan lebih
memperhatikan pelaksanaan pembelajaran yang diajar dengan
metode konvensional.
B. Hasil Analisis Statistik Inferensial
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t,
maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data
penelitian.Pengujian yang dimaksud adalah uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
tentang hasil belajar menulis karangan narasi siswa berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
66
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan
uji normalitas Kolmogrov-Sumirnov, pada kelas eksperimen
diperoleh nilai Pvalue=0,003 yang lebih besar daripada 0,05 yang
berarti bahwa data hasil belajar karangan narasi kedua kelas berasal
dari data yang berdistribusi normal. Jadi pengujian normalitas
dipenuhi.
b. Pengujian homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa variansi data adalah sama atau tidak. Uji yang digunakan
adalah uji kesamaan variansi (homogenitas) dengan Levene’s Tes.t
Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Menentukan kedua variansi (kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol adalah sama (homogen) atau kedua variansi (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) adalah berbeda (heterogen)
2) Kriteria pengujian (berdasarkan probabilitas/signifikansi)
a. Jika Pvalue ≥ 0,05 maka kedua variansi adalah sama
b. Jika Pvalue<0,05 maka kedua variansi adalah berbeda.
3) Menarik kesimpulan
Oleh karena nilai Pvalue> α yaitu 0,337 maka dapat disimpulkan
bahwa kedua vaiansi sama (variansi kelompok eksperimen dan
67
kelompok kontrol sama). Untuk data selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran hasil Statistical Package for Social Science (SPSS).
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji-t,
di mana sebelum di adakan pengujian persyaratan hipotesis yang
dirumuskan:
H0 = µ1 ≤ µ2 melawan H1= µ1> µ2
Di mana
µ1 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan
narasi siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan
discovery learning.
µ2 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan
narasi siswa yang diajar dengan menggunakan model
konvensional
Langkah-langkah uji hipotesis
a. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji satu sisi (pihak kanan) dengan
tingkat signifikansi α = 5% atau α=0,05. Tingkat signifikansi dalamhal
68
ini berarti kita masing-masing mengambil resiko salah dalam
mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar
sebanyak-banyaknya 5%.
b. Menentukan thitung
Dari tabel SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 7.142
c. Menentukan ttabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan ((1- α) = 95%, α=5%
dan dk = n1+ n2 – 2 atau 36 + 36 – 2 = 70, hasil diperoleh untuk ttabel
sebesar 1,658.
d. Kriteria Pengujian
H0 diterima jika thitung ≤ ttabel
H0 Ditolak jika thitung> ttabel
e. Membandingkan thitung dengan ttabel
Nilai thitung >ttabel (7.142> 1.658), maka H0 ditolak. Hal ini berarti
bahwa hasil belajar keterampilan menulis karangan narasi siswa
yang diajar dengan pendekatan discovery learning lebih baik yaitu
77,36 dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar
denganmetode konvensional yaitu 63,47. Untuk data selengkapnya,
dapat dilihat pada lampiran hasil olah data SPSS versi 20.
69
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai
Selatan yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery
learning (kelas eksperimen) pada kategori sangat rendah 0%,
kategori rendah 5,56%, kategori sedang 36,11%, kategori tinggi
41,67%, dan kategori sangat tinggi 16,67%.
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa pendekatan discovery
learning efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis
karangan narasi siswa.Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
pendapat Suryosubroto (2009:38) bahwa dalam pembelajaran
dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Kemampuan menulis dapat dicapai secara optimal oleh siswa
dengan jalan membiasakan diri dan banyak berlatih. Sedangkan
untuk terampil menulis, siswa sangat membutuhkan bimbingan dan
arahan guru selama proses pembelajaran. Guru harus memiliki
kepedulian, peran aktif, dan harus mengetahui kebutuhan belajar
siswanya, karena guru yang baik adalah guru yang mampu
70
membelajarkan siswanya. Hal ini relevan dengan pendapat Slameto
(2003) bahwa pendekatan pembelajaran secara efektif dan efisien,
maka dapat mempengaruhi hasilbelajar.
Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil analisis statistik deskriptif
inferensial pada lampiran C, baik pada kelompok eksperimen
maupun pada kelompok kontrol.
Sementara itu, hasil belajar keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan yang diajar
dengan model konvensional (kelas kontrol) pada kategori sangat
rendah 2,78%, kategori rendah 50%, kategori sedang 41,67%,
kategori tinggi 5,56% dan kategori sangat tinggi 0%. Berdasarkan
KKM pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan, yaitu siswa
dikatakan tuntas belajarnya jika hasil belajarnya telah mencapai 65
dan ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85% siswa telah
mencapai skor 65. Maka pada kelas eksperimen siswa yang
mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 34 orang dengan
persentase 94,44%. Adapun pada kelas kontrol siswa yang
mencapai ketuntasan belajar adalah 17 orang dari jumlah
keseluruhan 36 orang dengan persentase 47,22%. Dari penjelasan
di atas, maka dapat disimpulkan pembelajaran pendekatan
discovery learning dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa
secara individu maupun klasikal.
71
Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar keterampilan menulis karangan narasi siswa
yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning
dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model
konvensional, di mana hasil belajar siswa yang diajar dengan
pendekatan discovery learning lebih tinggi dibanding dengan hasil
belajar siswa yang diajar dengan model konvensional.
Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung>
ttabel(7.142>1,658).Perbedaan ini juga dapat dilihat dari rata-rata
hasil belajar yang diperoleh oleh kedua kelompok dan ketuntasan
belajar siswa. Pada kelas eksperimen, dari 36 siswa, 34 siswa
(94,44%) nilai hasil belajarnya sudah berada pada kategori tuntas,
sementara pada kelas kontrol hanya 17 siswa (47,22%) yang nilai
hasil belajarnya berada pada kategori tuntas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajarandengan menggunakan pendekatan
discovery learning untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai
Selatan lebih efektif dibanding model konvensional.
Hal ini relevan dengan pendapat Sagala (2011:296) bahwa
pendekatan discovery learning dalam pembelajaran, membiasakan
siswa anak untuk membuktikan mengenai materi pelajaran yang
sudah dipelajari.Membuktikan dengan melakukan penyelidikan
sendiri oleh siswa dibimbing oleh guru.Dengan menggunakan
72
pendekatan discovery learning ini, pengembangan kognitif siswa
lebih terasa dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara
utuh motorik.
73
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa
1. Penerapan pendekatan discovery learning siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sinjai Selatan efektif dalam pembelajaran menulis
karangan narasi sehingga siswa yang diajar dengan pendekatan
discovery learning, keterampilan menulis karangan narasinya
lebih tinggi yaitu 77,36 dibanding siswa yang diajar dengan model
konvensional yang hanya 63,47.
2. Pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sinjai Selatan yang diajar dengan pendekatan discovery
learning nilai-rata-ratanya berada dalam kategori sedang, yaitu
77,36. Sementara siswa yang diajar dengan model konvensional
nilai rata-ratanya berada dalam kategori rendah, yaitu 63,47 dari
skor ideal 100.
3. Pendekatan discovery learning efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sinjai Selatan. Hal ini disebabkan oleh nilai thitung yang
74
diperoleh lebih besar, yaitu 7,142 daripada ttabel yaitu 1,658.
Dengan demikian hipotesis awal (H1) yang diajukan dalam
penelitian ini yang berbunyi, “pendekatan discovery learning
efektif digunakan dalam pembelajaran menulis siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Sinjai Selatan”, dinyatakan diterima. Sedangkan
hipotesis akhir (H0) yang berbunyi, “pendekatan discovery learning
tidak efektif dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan”, dinyatakan ditolak.
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka penulis
mengajukan saran:
1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menggunakan
pendekatan discovery learning dalam proses pembelajaran,
khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
keterampilan menulis
2. Untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar,
diharapkan kepada guru untuk menggunakan dan memilih model,
pendekatan, dan metode yang relevan dengan pembahasan
materi pelajaran.
75
3. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebih lanjut
penelitian ini, diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini,
sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan hasil
penelitian
76
DAFTAR PUSTAKA
Akhdadiah, Sabarti, dkk. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga.
Alek dan Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Pranada Media Group
Ali, Muhammad, 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo
Amier, Muhammad. 2005. Bahan Ajar Wacana Bahasa Indonesia. Makassar, FK1P: Unismuh
Amiruddin, Ahmad. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas V SD Negeri Bissappu Kabupaten Bantaeng.Jurnal.Vol. 2 No. 2 (2013)
Arifin, E.Z dan Tasai S.A. 2008.Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta
Batariah.2011. Keefektifan Pendekatan Discovery dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas II.C SMP Java Negara Kota Makassar.Tesis: UNM
Caray, 2009.Karangan Narasi dan Segala Macamnya (online), (http: 11 Makaiah dan Skripsi. Blogspot.com/2009/03/Karangan-Narasi-dengan Segala Macamnya. html, diakses 2 Oktoher 2013
Enre, Fachruddin A. 1994. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis.Ujung Pandang: IK IP Ujung Pandang
Hadi, Sutrisno, 2000. Statistik 2.Yogyakarta: Andi Offset
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2007. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Rosdakarya
Jusnawati.2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas IV SD Inpres Maccini Kota Makassar.Skripsi.
77
Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka.
_______________. 2000. Tata Bahasa Indonesia. Endah Nusa Indah.
Mardalis, 2003.Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara
Munirah, 2007.Dasar Keterampilan Menulis. Makassar: FKIP Unismuh
Nurhadi, 2004.Membaca Cepat dan Efektif.Bandung: Angkasa
Nurjamal, dkk. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Gramedia.
Paelori, Thamrin. 2005. Pembelajaran Keterampilan Menulis secara Kreatif dan Inovatif.Makalah.Disampaikan dalam Simposium Pendidikan di Jakarta
Roestiyah, N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sagala.Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA
Semi M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Supriyadi. 2010. Menulis Efektif. Bandung: Angkasa.
Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Suryosubroto, 2009.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Syafi'ie, Imam. 2001. Terampil Berbahasa Indonesia.Jakarta: Depdikbud
___________________. 2011. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud
Tarigan, Henry, Guntur. 1992. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa
___________________. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
78
LAMPIRAN A RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, ANGKET PERSEPSI
SISWA DAN SOAL POSTTES
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN I Sinjai Selatan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi Pokok : Menulis Karangan Narasi
Aloksi Waktu : 4 x 40 Menit (2 Kali Pertemuan)
A. Komponen Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama-agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedur)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan
membuat ) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber yang sama dalam sudut pandang/teori'
80
B. Komponen Inti
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
1 1.2. Menghargai dan
mensyukuri keberadaan
bahasa indonesia
sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa sebagai
sarana memahami
informasi lisan dan tulisan
1.2.1 Terbiasa
menggunakan
Bahasa Indonesia
dengan baik dan
benar
2 2.5 Memiliki perilaku percaya
diri, peduli, dan santun
dalam merespon secara
pribadi peristiwa jangka
pendek
2.5.1 Terbiasa berinteraksi
dalam bahasan
memecahkan masa
lah
2.5.2 Terbiasa memberi
pendapat dalam
bahasan pemecahan
masalah
2.5.4 Terbiasa membantu
sejawat dalam
memecahkan masa
lah
2.5.5. terbiasa
menggunakan pilih
an kata, ekspresi, dan
gesture santun
3 3.1. memahami teks hasil
observasi, tanggapan,
3.1.1 mengidentifikasi
struktur teks narasi
81
deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, cerita pendek,
dan teks narasi baik
melalui lisan maupun
tulisan
3.1.2 mengidentifikasi ciri
bahasa teks narasi
4. 4.2 Menyusun teks hasil
observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, cerita pendek,
dan teks narasi sesuai
karakteristik teks yang
akan dibuat baik secara
lisan maupun tulisan
4.2.1 Menyusun kerangka
karangan
4.2.2 Mengembangkan
kerangka karangan
menjadi satu kara
ngan utuh
4.2.3. Menyusun karangan
narasi dengan baik
dan benar
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Setelah membaca sebuah karangan narasi, peserta didik
mengidentifikasi struktur teks narasi
2. Setelah membaca karangan narasi, peserta didik mampu
mengidentifikasi ciri bahasa teks narasi
3. Selama proses pembelajaran tentang struktur dan ciri bahasa
teks narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi
pendapat dengan baik
4. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa bersikap
toleran dan banyak membantu sejawat dengan baik
82
5. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa
menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture yang
menunjukkan sikap santun dengan baik
Pertemuan Ke-2
1. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu
menyusun kerangka karangan narasi dengan baik
2. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu
mengembangkan kerangka karangan narasi menjadi
karangan narasi yang utuh
3. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu
menyusun karangan narasi dengan baik
4. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka
karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan
penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif
dan memberi pendapat dengan baik
5. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka
karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan
penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa
menunjukkan sikap toleran dan terbiasa membantu sejawat
dengan baik
6. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka
karangan, pengembangan kerangka karangan dan
penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa
menggunakan pilihan kata, ekspresi dan gesture yang
menunjukkan sikap santun dengan baik
83
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Struktur teks karangan narasi
2. Ciri teks karangan narasi
3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan
banyak berpendapat saat berdiskusi
4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran
dan banyak membantu sejawat
5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan
gesture dalam berdiskusi.
Pertemuan Ke-2
1. Contoh kerangka karangan narasi dan pengembangannya
2. Contoh karangan narasi
3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan
banyak berpendapat saat berdiskusi
4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran
dan banyak membatu sejawat
5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi,
dan gesture dalam berdiskusi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Discovery Learning
2. Model Pembelajaran
3. Sintaks
- Membangun konteks
- Pemodelan teks
- Pemecahan masalah secara bersama
- Pemecahan masalah-masalah secara individual
84
F. Media, alat, dan sumber
1. Media pembelajaran
Pembelajaran tentang teks karangan narasi
Buku siswa
2. Alat dan bahan
Teks karangan narasi
G. Sumber belajar
- RPPTesis Kelas Eksperimen
- Tim Penyusun Bahasa Indonesia 2004. Konsep Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Intan Pariwara
- Penulis. Tahun Pelajaran. Mengarang Jakarta. Kompas.
Gramedia
- Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. 2010. Ejaan
bahasa indonesia yang disempurnakan. Jakarta:
Kemendikbud.
- Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Pendahuluan
a. Siswa berdoa bersama
b. Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum
pembelajaran
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok
bahasan tentang teks karangan narasi
85
2. Kegiatan inti
Mengamati
- Siswa membaca karangan narasi yang berjudul
“Berlibur ke Desa”
Menanya
- Siswa mempertanyakan tentang struktur teks karangan
narasi
- Siswa mengajukan pertanyaan tentang ciri bahasa teks
karangan narasi
Mengumpulkan data
- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur
teks karangan narasi
- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali ciri bahasa
teks karangan narasi
Menalar
- Siswa mengomunikasikan hal-hal menarik dan dapat
dinikmati dari karangan narasi yang dibacakan
- Siswa menuliskan struktur teks karangan narasi
- Siswa menuliskan ciri bahasa teks karangan narasi
Mengomunikasikan
- Siswa menjelaskan struktur teks karangan narasi
- Siswa menjelaskan ciri bahasa teks karangan narasi
86
3. Penutup
- Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang baru berlangsung
- Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran
- Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remedi
kepada siswa
Pertemuan Ke-2
1. Pendahuluan
- Siswa berdoa bersama
- Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum
pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
Mengamati
- Siswa membaca karangan narasi yang berjudul
“Berlibur ke Desa”
Menanya
- Guru mempertanyakan tentang menyusun kerangka
karangan
- Siswa mengajukan pertanyaan tentang penyusunan
karangan narasi
Mengumpulkan data
- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengawali kerangka
karangan
- Dengan dipandu guru, siswa mengenali
pengembangan kerangka karangan
87
- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali karangan
narasi
Menalar
- Siswa menuliskan kerangka karangan
- Siswa menyusun kerangka narasi
Mengomunikasikan
- Siswa menjelaskan kerangka karangan
- Siswa menjelaskan karangan narasi
3. Penutup
a. Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang baru berlangsung
b. Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran hari ini
c. Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remedi
kepada siswa
I. Penilaian
- Sikap spiritual dan sosial
Teknik Penilaian: Observasi
Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
88
LEMBAR OBSERVASI
No Sikap/Nilai Indikator Butir
Pertanya
an
1. menghargai dan
bersyukur kepada
Tuhan YME atas
keberadaan Bahasa
Indonesia
Terbiasa menggunakan
bahasa dengan bentuk
baik dan benar
A1
2. Percaya diri Terbiasa berinisiatif dalam
bahasan memecahkan
masalah
A2
Terbiasa memberi
pendapat dalam bahasan
pemecahan masalah
A3
3 Peduli Terbiasa dalam
memecahkan masalah
A4
Terbiasa membantu
sejawat dalam
memecahkan masalah
A5
4 Santun Terbiasa menggunakan
pilihan kata, ekspresi, dan
gestur santun
A6
89
- Pengetahuan
Teknik Penilaian: Tes Tertulis
Bentuk instrumen: Essay
No Indikator Butir
instrumen
1. Mengenal struktur teks karangan narasi B1
2 Mengenal ciri bahasa teks karangan
narasi
B2
- Keterampilan
Teknik penilaian: tes tertulis
Bentuk instrumen: Essay
Keterampilan Butir
Instrumen
4.2.1 Menyusun kerangka karangan narasi C1
4.2.2 Mengembangkan kerangka karangan
narasi menjadi sebuah karangan
C2
4.2.3 menyusun karangan narasi dengan baik
dan benar
C3
Mengetahui, Kepala SMPN 1 Sinjai Selatan
A. Sandi Moeri, S.Pd. NIP 19571231 198003 1 144
Sinjai, …………………………… Guru Mata Pelajaran
Rosdiana NIP 196702001 199802 2 002
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN I Sinjai Selatan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi Pokok : Menulis Karangan Narasi
Aloksi Waktu : 4 x 40 Menit (2 Kali Pertemuan)
A. Komponen Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama-agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedur)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan
membuat ) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber yang sama dalam sudut pandang/teori
91
B. Komponen Inti
No
.
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
1 1.2. Menghargai dan
mensyukuri keberadaan
bahasa indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sebagai sarana
memahami informasi lisan
dan tulisan
1.2.1 Terbiasa
menggunakan
Bahasa Indonesia
dengan baik dan
benar
2 2.5 Memiliki perilaku percaya
diri, peduli, dan santun
dalam meres-pon secara
pribadi peristiwa jangka
pendek
2.5.1 Terbiasa berinteraksi
dalam bahasan
memecahkan masa
lah
2.5.2 Terbiasa memberi
pendapat dalam
bahasan pemecahan
masalah
2.5.4 Terbiasa membantu
sejawat dalam
memecahkan masa
lah
2.5.5. terbiasa
menggunakan pilih
an kata, ekspresi, dan
gesture santun
3 3.1. memahami teks hasil
observasi, tanggapan,
3.1.1 mengidentifikasi
struktur teks narasi
92
deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, cerita pendek,
dan teks narasi baik
melalui lisan maupun
tulisan
3.1.2 mengidentifikasi ciri
bahasa teks narasi
4. 4.2 Menyusun teks hasil
observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, cerita pendek,
dan teks narasi sesuai
karakteristik teks yang
akan dibuat baik secara
lisan maupun tulisan
4.2.1 Menyusun kerangka
karang
an
4.2.2 Mengembangkan
kerangka karangan
menjadi satu
karangan utuh
4.2.3. Menyusun karangan
narasi dengan baik
dan benar
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Setelah membaca sebuah karangan narasi, peserta didik
mengidentifikasi struktur teks narasi
2. Setelah membaca karangan narasi, peserta didik mampu
mengidentifikasi ciri bahasa teks narasi
3. Selama proses pembelajaran tentang struktur dan ciri bahasa
teks narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi
pendapat dengan baik
4. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa bersikap
toleran dan banyak membantu sejawat dengan baik
93
5. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa
menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture yang
menunjukkan sikap santun dengan baik
Pertemuan Ke-2
1. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu
menyusun kerangka karangan narasi dengan baik
2. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu
mengembangkan kerangka karangan narasi menjadi
karangan narasi yang utuh
3. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu
menyusun karangan narasi dengan baik
4. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka
karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan
penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif
dan memberi pendapat dengan baik
5. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka
karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan
penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa
menunjukkan sikap toleran dan terbiasa membantu sejawat
dengan baik
6. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka
karangan, pengembangan kerangka karangan dan
penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa
menggunakan pilihan kata, ekspresi dan gesture yang
menunjukkan sikap santun dengan baik
94
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Struktur teks karangan narasi
2. Ciri teks karangan narasi
3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan
banyak berpendapat saat berdiskusi
4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran
dan banyak membantu sejawat
5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan
gesture dalam berdiskusi.
Pertemuan Ke-2
1. Contoh kerangka karangan narasi dan pengembangannya
2. Contoh karangan narasi
3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan
banyak berpendapat saat berdiskusi
4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran
dan banyak membatu sejawat
5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi,
dan gesture dalam berdiskusi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Discovery Learning
2. Model Pembelajaran
3. Sintaks
- Membangun konteks
- Pemodelan teks
- Pemecahan masalah secara bersama
- Pemecahan masalah-masalah secara individual
95
F. Media, alat, dan sumber
1. Media pembelajaran
Pembelajaran tentang teks karangan narasi
Buku siswa
2. Alat dan bahan
Teks karangan narasi
G. Sumber belajar
- RPP Tesis Kelas Eksperimen
- Tim Penyusun Bahasa Indonesia 2004. Konsep Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Intan Pariwara
- Penulis. Tahun Pelajaran. Mengarang jakarta. Kompas.
Gramedia
- Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. 2010. Ejaan
bahasa indonesia yang disempurnakan. Jakarta:
Kemendikbud.
- Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Pendahuluan
a. Siswa berdoa bersama
b. Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum
pembelajaran
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok
bahasan tentang teks karangan narasi
96
2. Kegiatan inti
Mengamati
- Siswa membaca karangan narasi, dan menikmati
kekhasan imajinasinya
Menanya
- Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan dengan
mengacu pada pemahaman tentang karangan narasi
- Siswa mencatat informasi tentang struktur dan ciri
bahasa teks karangan narasi
Mengumpulkan data
- Dengan dipandu oleh guru, siswa memberikan
komentar terhadap berbagai isi informasi yang didapat
dari pembelajaran teks karangan narasi
- Dengan dipandu oleh guru, siswa memperkaya
informasi tentang budaya, nilai, kebiasaan, sikap
seorang dari buku-buku referensi
Menalar
- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengidentifikasi
struktur teks karangan narasi
- Siswa mengidentifikasi ciri-ciri teks karangan narasi
Mengomunikasikan
- Siswa menjelaskan struktur teks karangan narasi
- Siswa menjelaskan ciri bahasa teks karangan narasi
97
3. Penutup
- Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang baru berlangsung
- Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran
- Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remedi
kepada siswa
Pertemuan Ke-2
1. Pendahuluan
- Siswa berdoa bersama
- Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum
pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
Mengamati
- Siswa membaca karangan narasi dan menikmati
kekhasan imajinasinya
Menanya
- Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan dengan
mengacu pada pemahaman tentang karangan narasi
- Siswa mencatat informasi yang didapat dari
pembacaan karangan narasi sebagai isi karangan
narasi
Mengumpulkan data
- Dengan dipandu oleh guru, siswa menuliskan komentar
terhadap tema karangan narasi yang akan disusun
98
- Siswa menyusun kerangka karangan narasi
berdasarkan tema karangan narasi yang akan disusun
- Siswa menyusun karangan narasi berdasarkan tema
karangan narasi
Menalar
- Dengan dipandu oleh guru siswa menyusun kerangka
karangan narasi
- Dengan dipandu oleh guru, siswa menyusun karangan
narasi
Mengomunikasikan
- Siswa menyusun karangan narasi berdasarkan tema
karangan
3. Penutup
a. Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang baru berlangsung
b. Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran hari ini
I. Penilaian
- Sikap spiritual dan sosial
Teknik Penilaian: Observasi
Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
99
LEMBAR OBSERVASI
No Sikap/Nilai Indikator Butir
Pertanyaa
n
1. menghargai dan
bersyukur kepada Tuhan
YME atas keberadaan
Bahasa Indonesia
Terbiasa
menggunakan bahasa
dengan bentuk baik
dan benar
A1
2. Percaya diri Terbiasa berinisiatif
dalam bahasan
memecahkan masalah
A2
Terbiasa memberi
pendapat dalam
bahasan pemecahan
masalah
A3
3 Peduli Terbiasa dalam
memecahkan masalah
A4
Terbiasa membantu
sejawat dalam
memecahkan masalah
A5
4 Santun Terbiasa
menggunakan pilihan
kata, ekspresi, dan
gestur santun
A6
- Pengetahuan
Teknik Penilaian: Tes Tertulis
Bentuk instrumen: Essay
100
No Indikator Butir
instrumen
1. Mengenal struktur teks karangan narasi B1
2. Mengenal ciri bahasa teks karangan
narasi
B2
3. Memahami teks karangan narasi B3
- Keterampilan
Teknik penilaian: tes tertulis
Bentuk instrumen: Essay
Keterampilan Butir
Instrumen
4.2.1 Menyusun kerangka karangan narasi C1
4.2.2 Mengembangkan kerangka karangan
narasi menjadi sebuah karangan
C2
4.2.3 Menyusun karangan narasi dengan baik
dan benar
C3
4.2.4 Menyusun karangan narasi C4
Mengetahui, Kepala SMPN 1 Sinjai Selatan
A. Sandi Moeri, S.Pd. NIP 19571231 198003 1 144
Sinjai, …………………………… Guru Mata Pelajaran
Rosdiana NIP. 196702001 199802 2 002
Lampiran A. 3 Angket Persepsi Siswa
101
Angket Persepsi Siswa Digunakan Untuk Mendapatkan Data Mengenai Keefektifan
Pendekatan DiscoveryLearning Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Siswa Kelas VIII SMPN1 Sinjai Selatan
Petunjuk Pengisian 1. Baca dan pilih dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu
jawaban yang menurut anda sesuai 2. Demi kesempurnaan hasil penelitian ini, sangat diharapkan
kiranya saudara (i) dapat menjawab semua pertanyaan yang tersedia berdasarkan fakta.
Item Pertanyaan 1. Saya memperhatikan guru ketika menerangkan pelajaran narasi
dengan menerapkan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
2. Saya tidak segan mengajukan pertanyaan kepada guru selama
pembelajaran dengan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
3. Saya merasa lebih leluasa menyampaikan gagasan atas
pendapat mengenai materi pembelajaran menulis selama menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
4. Saya merasa mudah menerima pelajaran menulis dengan
menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
5. Saya merasa lebih focus belajar menulis selama menggunakan
pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
6. Saya merasa penerapan pendekatan discovery learning dapat
meningkatkan motivasi belajar saya. a. Ya
102
b. Tidak
7. Saya tertarik dengan pelajaran menulis karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
8. Saya merasa senang mengikuti pelajaran menulis dengan
karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
9. Saya merasa tidak sulit memahami penjelasan guru yang
menyajikan materi dengan menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
10. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi
dengan guru selama menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
11. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi selama
menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
12. Saya mengulang kembali pelajaran menulis karangan narasi di
rumah yang telah saya pelajari di sekolah dengan menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
13. Saya dengan mudahnya dapat menjawab soal yang diberikan
oleh guru a. Ya b. Tidak
103
14. Saya mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
15. Penggunaan pendekatan discovery learning menambah
semangat belajar saya a. Ya b. Tidak
16. Saya merasa mudah untuk mengingat kembali materi yang
telah diajarkan dengan menggunakan pendekatan discovery learning pada saat mengajarkan soal tes hasil belajar a. Ya b. Tidak
17. Saya selalu serius jika belajar menulis karangan narasi dengan
pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
18. Penggunaan pendekatan discovery learning oleh guru cocok
dengan materi yang diajarkan a. Ya b. Tidak
19. Saya selalu mencatat penjelasan guru pada saat pelajaran
berlangsung selama penggunaan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak
20. Minat baca saya mengenai materi-materi menulis karangan
narasi semakin tinggi setelah penggunaan pendekatan discovery learning dalam pembelajaran. a. Ya b. Tidak
Lampiran A.4 Soal Tes Kelas Eksperimen
104
Susunlah sebuah karangan narasi berdasarkan pengalaman masing-masing!
Lampiran A.5 Soal Tes Kelas Kontrol
105
Susunlah sebuah karangan narasi berdasarkan pengalaman masing-masing!
106
LAMPIRAN B HASIL OBSERVASI AKTIFITAS SISWA, NILAI PRETEST, NILAI
POSTEST, DAN SAMPEL HASIL TES SISWA
Lampiran B.1. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Kelas Eksperimen
107
OBSERVASI AKTIFITAS SISWA Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Pertemua
n A P
1 2 1. Banyaknya siswa yang hadir pada
saat pembelajaran 35 36 25,5
6 98,6
1
2. Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran
30 36 33,00
91,67
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru
14 16 15,00
41,67
4. Siswa yang mencatat penjelasan guru
30 34 32, 88,89
5. Siswa yang aktif da-lam pelajaran 30 36 33,00
01,67
6. Siswa yang meminta bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya
19 21 20,00
55,56
7 Siswa yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik
30 33 31,50
87,50
A = Rata-Rata P = Persentase
Lampiran B.2. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Kelas Eksperimen
108
OBSERVASI AKTIFITAS SISWA Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Pertemua
n A P
1 2 1. Banyaknya siswa yang hadir pada
saat pembelajaran 31 36 33,5
0 93,0
5
2. Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran
28 30 29,00
80,56
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru
6 7 6,50 18,06
4. Siswa yang mencatat penjelasan guru
24 26 25,00
69,44
5. Siswa yang aktif da-lam pelajaran 29 31 30,00
83,33
6. Siswa yang meminta bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya
12 14 13,00
36,11
7 Siswa yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik
18 20 19,00
52,78
A = Rata-Rata P = Persentase
Lampiran B.3. Nilai Pretest Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
109
No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nama Siswa Nilai Nama Siswa Nilai
1 Haeril 65 Zulfadili 65 2 Haris Nur 65 Akmal 60 3 Ihwanu Syafaat 60 A. Saiful Risal 60 4 Irfan S. 65 Faisal 60 5 Silamuddin 65 Herman Herdiansyah 65 6 Jusman 75 Alimuddin 60 7 Makmur 70 Awal Ihwan 60 8 Muh. Ayub Sidiq 60 Khairul Azman 70 9 Mukammil 65 Darul Mappasomba 60 10 Musafir 65 M. Firdaus 65 11 Nur Akhsan Setiawan 60 Asmar 60 12 Reski Aliansyah 60 Irwandi 60 13 Rudianto 75 Rusdiawan 60 14 Sulfikri 70 M. Imar 60 15 Syamsul 70 M. Yusril 50 16 Tawakkal 80 Sulhajji 60 17 Wawan 65 Radiatul Fadilah 60 18 Ainun Risba 85 Dewi Puspita 70 19 Azizah Azzahra 50 Amila Saliha 70 20 Fitriani 65 A. Asti Indi Pratiwi 70 21 Herlina 70 Annisa Khaira 70 22 Hikmah Novita 75 Mutmainnah 65 23 Jusmianti Nur Tahir 60 Susi Susanti 60 24 Musyadah 70 Nurul Asma 60 25 Musfira 65 Alifia Azzhra 70 26 Mutmainnah 65 Dian Pratiwi Annur 65 27 Muyassirah Nur 60 Nursabianto 65 28 Nursyahidah 65 Nurlaela 60 29 Burul Azmila 50 Dina Herawati 65 30 Nurul Wahda 60 Resa Rusita 60 31 Ratnasari 65 Fitriana 70 32 Rika Rahman 60 Wahyunnisa 60 33 Sitti Nilawani 65 Fajrianti 60 34 Sri Lallu 60 Suci Rahmayanti 60 35 Sri Nuraesi 60 Darmianti 65 36 Sri Wahyuni 65 Sandi 65 Jumlah 2350 Jumlah 2265 Rata-Rata 65.28 Rata-Rata 62.92
Lampiran B.4. Nilai Posttest Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
110
No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nama Siswa N Nama Siswa Nilai
1 Haeril 80 Zulfadili 65 2 Haris Nur 65 Akmal 60 3 Ihwanu Syafaat 60 A. Saiful Risal 60 4 Irfan S. 85 Faisal 60 5 Silamuddin 80 Herman Herdiansyah 70 6 Jusman 90 Alimuddin 60 7 Makmur 85 Awal Ihwan 60 8 Muh. Ayub Sidiq 90 Khairul Azman 70 9 Mukammil 90 Darul Mappasomba 60 10 Musafir 65 M. Firdaus 65
11 Nur Akhsan Setiawan 65 Asmar 60
12 Reski Aliansyah 60 Irwandi 60 13 Rudianto 75 Rusdiawan 60 14 Sulfikri 70 M. Imar 60 15 Syamsul 70 M. Yusril 50 16 Tawakkal 80 Sulhajji 60 17 Wawan 65 Radiatul Fadilah 60 18 Ainun Risba 85 Dewi Puspita 85 19 Azizah Azzahra 85 Amila Saliha 70 20 Fitriani 80 A. Asti Indi Pratiwi 70 21 Herlina 80 Annisa Khaira 70 22 Hikmah Novita 85 Mutmainnah 65 23 Jusmianti Nur Tahir 95 Susi Susanti 60 24 Musyadah 80 Nurul Asma 60 25 Musfira 70 Alifia Azzhra 70 26 Mutmainnah 90 Dian Pratiwi Annur 65 27 Muyassirah Nur 70 Nursabianto 65 28 Nursyahidah 65 Nurlaela 60 29 Burul Azmila 65 Dina Herawati 65 30 Nurul Wahda 75 Resa Rusita 60 31 Ratnasari 65 Fitriana 70 32 Rika Rahman 80 Wahyunnisa 60 33 Sitti Nilawani 85 Fajrianti 60 34 Sri Lallu 95 Suci Rahmayanti 60 35 Sri Nuraesi 80 Darmianti 65 36 Sri Wahyuni 80 Sandi 65 Jumlah 2785 Jumlah 2285 Rata-Rata 77.36 Rata-Rata 63.47
Lampiran B.5. Sampel Hasil Tes Siswa Kelas Eksperimen
111
112
113
114
115
116
117
118
119
Lampiran B.6. Sampel Hasil Tes Siswa Kelas Kontrol
120
121
122
123
124
125
LAMPIRAN C OUTPUT ANALISIS INFERENSIAL SPSS VERSI 20
Lampiran 5. Output Analisis SPSS versi 20
126
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas Ekeperimen 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
Kelas Kontrol 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
Statistics
Kelas
Ekeperimen
Kelas Kontrol
N Valid 36 36
Missing 0 0
Mean 77.3611 63.4722
Std. Error of Mean 1.68427 .97222
Median 80.0000 60.0000
Mode 80.00 60.00
Std. Deviation 10.10559 5.83333
Variance 102.123 34.028
Skewness -.100 1.328
Std. Error of Skewness .393 .393
Kurtosis -1.085 4.436
Std. Error of Kurtosis .768 .768
Range 35.00 35.00
Minimum 60.00 50.00
Maximum 95.00 85.00
Sum 2785.00 2285.00
127
Kelas Ekeperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
60.00 2 5.6 5.6 5.6
65.00 7 19.4 19.4 25.0
70.00 4 11.1 11.1 36.1
75.00 2 5.6 5.6 41.7
80.00 9 25.0 25.0 66.7
85.00 6 16.7 16.7 83.3
90.00 4 11.1 11.1 94.4
95.00 2 5.6 5.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
50.00 1 2.8 2.8 2.8
60.00 19 52.8 52.8 55.6
65.00 8 22.2 22.2 77.8
70.00 7 19.4 19.4 97.2
85.00 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
128
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas Ekeperimen
Mean 77.3611 1.68427
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 73.9419
Upper Bound 80.7804
5% Trimmed Mean 77.3457
Median 80.0000
Variance 102.123
Std. Deviation 10.10559
Minimum 60.00
Maximum 95.00
Range 35.00
Interquartile Range 18.75
Skewness -.100 .393
Kurtosis -1.085 .768
Kelas Kontrol
Mean 63.4722 .97222
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 61.4985
Upper Bound 65.4459
5% Trimmed Mean 63.1481
Median 60.0000
Variance 34.028
Std. Deviation 5.83333
Minimum 50.00
Maximum 85.00
Range 35.00
Interquartile Range 5.00
Skewness 1.328 .393
Kurtosis 4.436 .768
129
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Ekeperimen .186 36 .003 .933 36 .030
Kelas Kontrol .280 36 .000 .787 36 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Siswa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
16.263 1 70 .000
ANOVA
Nilai Siswa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3472.222 1 3472.222 51.006 .000
Within Groups 4765.278 70 68.075 Total 8237.500 71
Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai Siswa Kelas Eksperimen 36 77.3611 10.10559 1.68427
Kelas Kontrol 36 63.4722 5.83333 .97222
130
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Nilai Siswa Equal variances assumed 16.263 .000 7.142 70 .000 13.88889 1.94473 10.01025 17.76753
Equal variances not assumed 7.142 55.993 .000 13.88889 1.94473 9.99312 17.78466
131
DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
KELAS EKSPERIMAN
132
KELAS KONTROL
RIWAYAT HIDUP PENULIS
133
Rosdiana, anak kelima dari sepuluh
bersaudara.Lahir di Tamalatea pada tanggal 1
Februari 1967 dari pasangan Serka Abd.Latif Mappa
(Alm.) dan Sitti Sohari (Alm.).Penulis menyelesaikan
pendidikan di SD Bontoramba Kec.Tamalatea
Kabupaten Jeneponto pada tahun 1981.Selanjutnya, penulis
melanjutkan pendidikan di SMP PGRI Bontoramba Kec.Tamalatea
Kabupaten Jeneponto dan selesai pada tahun 1984.Kemudian
melanjutkan pendidikan pada Sekolah Pendidikan Guru (SPG)
Negeri Jeneponto dan selesai pada tahun 1987. Penulis melanjutkan
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan menyelesaikan studi pada tahun 1995.
Penulis mulai menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada
tahun 1998 di SMP Negeri 1 Binamu Kabupaten Jeneponto.Pada
tahun 2006 penulis kemudian dipindahkan ke SMP Negeri 1 Sinjai
Selatan Kabupaten Sinjai.
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan kuliah pada Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar pada jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan menyusun tesis yang
berjudul “Keefektifan Pendekatan Discovery Learning dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Sinjai Selatan”