Date post: | 22-Jun-2015 |
Category: |
Health & Medicine |
Upload: | septyan-putra-yusandy |
View: | 3,578 times |
Download: | 0 times |
I. SKENARIO
Rasunan, male, ex-weight-lifter 54-years complains of lower back pain that radiates
down the back of his right leg. He states that the pain is worsened by coughing or lifting but
relieved by lying down. He also feel that pain after standing or sitting for an hour or more
with a tingling sensation on his right big toe. He mentions the he has been suffering from
the pain since 6 months ago after lifting a heavy box during haousekeeping activity. He had
visited his doctor who told him that he suffernig lumbago and sciatica. The doctor told him
that he was not quite sure what causes the pain, but mention some possibilities, and gave
him pain relieve medication. Since the pain persist, he then went to consult a neurologist at
RSMH hospital. On axamination, the strength and sensation of his lower extremitis are
normal. During the examination, while the patient is lying in supine position, the patient
complains of severe pain when his right leg is raised by clinicans. After a through
neurological examination the neurologist sent the patient for a MRI examination just to
make sure that diagnosis is correct. MRI confirm the diagnosis as prolapsed of nucleus
pulposus at L5 level.
II. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Lower back pain : Nyeri pada bagian punggung bagian bawah
2. Radicular pain down : Nyeri yang menyebar pada bagian bawah
3. Coughing : Expulsi udara yang tiba-tiba sambil mengeluarkan suara
pada paru-paru
4. Tingling sensation : Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk
1
5. Pain : Perasaan sedih atau menderita / agoni disebabkan oleh
rangsangan pada ujung-ujung syaraf khusus
6. Lumbago : Nyeri pada pinggang
7. Sciatica : Neuralgia sepanjang perjalanan saraf sciatic lebih sering
disertai dengan nyeri yang menyebar ke bokong dan tungkai
bawah, paling sering disebabkan oleh herniasi discus
lumbali
8. Pain relieve medication: Obat penghilang rasa nyeri
9. Neurologist : Orang yang menguasai cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari sistem saraf baik normal maupun sakit
10. Strength : Kekuatan/ tenaga/ daya tahan
11. Sensation : Impresi yang dihasilkan dengan penyampaian nervus
aferen ke sensorium
12. Lower extremites : Alat gerak bagian bawah
13. Supine : Terlentang dengan wajah menghadap ke atas atau pada
permukaan dorsal
14. Diagnosis : Penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit
dengan yang lainnya
15. MRI examination : Pemeriksaan pencitraan resonansi magnetik
16. Neurogical : Ahli saraf
17. Prolapsed : Jatuh atau penurunan bagian atau viskus
18. Nucleus pulposus : Masa serabut elastic dan serabut putih halus semi cair dan
membentuk bagian central (discus intervertebralis)
19. L5 level : Bagian tulang vertebra lumbar ke-5
2
III. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Rasunan, laki-laki 54 th, mantan pengangkat besi mengeluh sakit pada punggung
bagian bawah yang menyebar ke bawah kaki kanannya.
2. Rasunan menyatakan bahwa sakitnya diperburuk ketika batuk atau mengangkat
sesuatu, tetapi berkurang ketika berbaring.
3. Rasunan merasa sakit ketika berdiri atau duduk selama 1 jam/lebih dengan sensasi
tertusuk-tusuk di jempol kaki.
4. Dokter mengatakan bahwa Rasunan menderita lumbago dan sciatica, tetapi dr.
belum yakin dengan penyebab penyakit tersebut. Kemudian, dokter memberikan
obat penghilang rasa nyeri
5. Kekuatan dan sensasi di ekstrimitas bawah normal, tetapi pada saat telentang, kaki
kanannya terasa sakit saat diangkat dokter.
6. Hasil MRI menunjukkan adanya pergeseran nucleus pulposus pada L5
IV. ANALISIS MASALAH
1.
a. Apa hubungan jenis kelamin, profesi dan usia dengan penyakit rasunan?
b. Apa yang menyebabkan lower back pain & radicular pain?
c. Bagaimana struktur anatomi punggung bagian bawah dan tungkai bagian belakang?
d. Bagaimana aspek pathophysiology dari kasus rasunan?
2.
a. Mengapa batuk dan mengangkat sesuatu bisa memperburuk keadaan Rasunan?
b. Mengapa ketika rasunan berbaring rasa sakit tidak timbul?
3.
a. Apa hubungan antara berdiri/duduk dengan rasa sakit pada jempol kaki rasunan?
3
b. Apa etiologi dari rasa sakit seperti tertusuk pada jempol kaki?
4.
a. Bagaimana terapi untuk menyembuhkan lumbago dan sciatica?
b. Bagaimana cara mendiagnosis lumbago dan sciatica?
5.
a. Mengapa saat berbaring lalu kakinya diangkat timbul rasa nyeri tetapi dalam
keadaan normal eksremitas bawah dalam keadaan normal ?
6.
a. Apa anatomi nucleus pulposus (discus interveertebralis) ?
b. Apa yang menyebabkan pergeseran nucleus pulposus?
c. Bagaimana pathogenesis dari nucleus pulposus?
d. Mengapa nucleus pulposus dapat terjadi di L5?
JAWABAN ANALISIS
1.
a. Ada hubungan antara jenis kelamin, profesi, usia dengan penyakit Rasunan. Jenis
kelamin, profesi, dan usia merupakan faktor risiko terjadinya LBP.
Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi
Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-
barang berat, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan
fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.
b. Berikut adalah beberapa penyebab tersering dari nyeri pinggang atau low back pain
(LBP).
- Peregangan tulang pinggang (akut, khronis)
4
Peregangan tulang pinggang adalah cidera regangan pada ligamentum, tendon,
dan otot pinggang. Regangan akan menyebabkan luka yang sangat kecil pada
organ tersebut. Cidera yang paling sering menjadi biang kerok dari nyeri
pinggang ini, disebabkan oleh beberapa hal antara lain, pergerakan yang
berlebihan, pergerakan yang tidak benar atau trauma. Disebut akut bila keadaan
ini berlangsung dalam beberapa hari atau minggu, dan disebut kronis bila
keadaan ini berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Iritasi saraf
Serat-serat saraf yang terbentang sepanjang tulang belakang dapat mengalami
iritasi oleh karena pergeseran mekanis atau oleh penyakit. Keadaan ini termasuk
penyakit diskus lumbar (radikulopathy), gangguan tulang, dan peradangan saraf
akibat infeksi virus.
- Radikulopathy lumbar
Radikulopathy lumbar adalah iritasi saraf yang disebabkan oleh karena rusaknya
diskus antara tulang belakang. Kerusakan ini terjadi akibat dari adanya
degenerasi dari cincin luar diskus, dan trauma atau kombinasi antara
keduanya. .
- Kondisi tulang dan sendi
Kondisi tulang dan sendi yang bisa menyebabkan nyeri pinggang antara lain
gangguang kongenital (bawaan), gangguan akibat proses degeneratif dan
peradangan yang terjadi pada sendi.
- Spasme otot (ketegangan otot)
Spasme otot merupakan penyebab yang terbanyak dari LBP. Spasme ini dapat
terjadi karena gerakan pinggang yang terlalu mendadak atau berlebihan
melampaui kekuatan otot-otot tersebut. Misalnya waktu sedang olah raga
dengan tidak kita sadari kita bergerak terlalu mendadak dan berlebihan pada
waktu mengejar atau memukul bola (badminton, tennis, golf, dll. Pengapuran
tulang belakang disekitar pinggang yang mengakibatkan jepitan pada saraf yang
bersangkutan dapat mengakibatkan nyeri pinggang yang hebat juga.
- HNP (Hernia Nukleus Pulposus)
5
HNP yaitu terdorongnya nucleus pulposus suatu zat yang berada diantara ruas-
ruas tulang belakang, kearah belakang baik lurus maupun kearah kanan atau kiri
akan menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya dengan
mengakibatkan terjadinya rasa sakit yang sangat hebat. Hal ini terjadi karena
ruda paksa (trauma/kecelakaan) dan rasa sakit tersebut dapat menjalar ke kaki
baik kanan maupun kiri (iskhialgia). Adapun sebab lain yang perlu kita
perhatikan adalah: tumor, infeksi, batu ginjal, dan lain-lain. Kesemuanya dapat
mengakibatkan tekanan pada serabut saraf.
c. Bagian-bagian penting dari tulang belakang lumbar meliputi :
Tulang dan sendi
Spina lumbalis terdiri dari lima tulang yang lebih rendah. Terendah vertebra
lumbar tulang belakang, L5, menghubungkan ke puncak sakrum, tulang
segitiga di dasar tulang belakang yang cocok antara kedua tulang panggul.
Setiap ruas dibentuk oleh blok putaran tulang, disebut tubuh vertebral. Sebuah
cincin bertulang menempel pada bagian belakang setiap tubuh vertebral.
Cincin ini memiliki dua bagian. Dua tulang gagang bunga terhubung langsung
ke bagian belakang tubuh vertebral. Dua tulang lamina bergabung dengan
pedikel untuk melengkapi cincin. Tulang lamina bentuk tepi luar dari cincin
tulang. Ketika tulang belakang ditumpuk di atas satu sama lain, membentuk
lingkaran tulang tabung hampa yang mengelilingi sumsum tulang belakang
dan saraf. lamina ini menyediakan atap pelindung di atas jaringan-jaringan
syaraf. Antara setiap segmen vertebra tulang belakang dua sendi facet.
Permukaan sendi facet ditutupi oleh tulang rawan artikular. Di sisi kiri dan
kanan dari setiap tulang belakang adalah terowongan kecil disebut foramen
saraf.
Saraf
Sumsum tulang belakang seperti kawat panjang yang terbuat dari jutaan serat
saraf. Sumsum tulang belakang memanjang ke bawah vertebra L2. Di bawah
6
tingkat ini, saluran tulang belakang membungkus cauda equina yang pergi ke
organ tubuh bagian bawah dan panggul. Antara tulang belakang, dua cabang
besar saraf dari sumsum tulang belakang, satu di sebelah kiri dan satu di
sebelah kanan. Saraf melewati foramina saraf dari setiap tulang belakang.
Kelompok ini saraf tulang belakang bersama untuk membentuk saraf utama
yang pergi ke organ-organ dan anggota badan. Saraf tulang belakang lumbar
(cauda equina) pergi ke organ panggul dan tungkai bawah.
Jaringan ikat
jaringan ikat adalah jaringan serat yang memegang sel-sel tubuh bersama-
sama. Ligamen adalah jaringan ikat kuat yang menempel tulang tulang
lainnya. Ligamentum longitudinal anterior berjalan memanjang di bagian
depan badan vertebra. Ligamentum longitudinal posterior melekat di bagian
belakang badan vertebra. The flavum ligamentum adalah sebuah band elastis
panjang yang menghubungkan ke permukaan depan tulang lamina (tepat di
belakang sumsum tulang belakang). Suatu jenis khusus dari struktur tulang
belakang disebut disk intervertebralis juga terbuat dari jaringan ikat. Serat-
serat disk dibentuk oleh sel-sel khusus, sel-sel yang disebut kolagen. Mungkin
serat berbaris seperti helai tali nilon atau saling silang seperti jaring.
Sebuah cakram intervertebralis terbuat dari dua bagian. Pusat ini, yang
disebut inti, adalah spons. Menyediakan sebagian besar penyerapan shock di
tulang belakang. inti ini diadakan di tempat oleh anulus, serangkaian cincin
ligamen yang kuat di sekitarnya.
Otot
Otot-otot punggung bawah disusun berlapis-lapis. Mereka yang paling dekat
dengan permukaan kulit, lapisan dangkal, ditutupi oleh yang disebut jaringan
fasia tebal. Lapisan tengah, disebut erector spinae, memiliki otot berbentuk tali
yang berjalan ke atas dan ke bawah tulang rusuk yang lebih rendah, dada, dan
kembali rendah. Mereka bergabung dalam tulang belakang lumbal untuk
membentuk sebuah tendon tebal yang mengikat tulang belakang rendah,
panggul, dan sacrum. Lapisan terdalam dari otot-otot melekat di sepanjang
7
permukaan belakang tulang tulang belakang, menghubungkan pinggang,
panggul, dan sacrum.
Segmen tulang belakang
Setiap segmen tulang belakang termasuk dua tulang belakang dipisahkan oleh
disc intervertebralis, saraf yang keluar dari kolom tulang belakang di setiap
tulang belakang, dan sendi facet kecil yang menghubungkan setiap tingkat
kolom tulang belakang.
Cakram intervertebralis memisahkan dua badan vertebral ruas tulang
belakang. Disk biasanya bekerja seperti shock absorber. Ini melindungi tulang
terhadap tarikan gravitasi harian. Hal ini juga melindungi tulang belakang
selama aktivitas berat yang menempatkan gaya kuat pada tulang belakang,
seperti melompat, berlari, dan angkat.
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal,
dan tulang-tulang phalangs.
d. Daerah lumbal adalah daerah yang paling sering mengalami hernisasi pulposus,
kandungan air diskus berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. Selain itu
serabut menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu perubahan yang
mengakibatkan herniasi nukleus purpolus melalui anulus dengan menekan akar –
akar syaraf spinal.
Mula-mula nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik anulus
fibrosus yang robek dan menyebabkan cincin lain di bagian luar yang masih intak
menonjol setempat (fokal). Keadaan seperti ini dinamakan sebagai protrusio diskus.
Bila proses tersebut berlanjut, sebagian materi nukleus kemudian akan menyusup
keluar dari diskus (diskus ektrusi) ke anterior ligamen longitudinalis posterior
(herniasi diskus subligamentus) atau terus masuk ke dalam kanalis spinalis (herniasi
diskus fragmen bebas).
8
Biasanya protusio atau ekstrusi diskus posterolateral akan menekan (menjepit) akar
saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dari kantong dura (misal: herniasi
diskus L4-5 kiri akan menjepit akar saraf L5 kiri). Jepitan saraf akan menampilkan
gejala dan tanda radikuler sesuai dengan distribusi persarafannya. Herniasi diskus
sentral yang signifikan dapat melibatkan beberapa elemen kauda ekuina pada kedua
sisi, sehingga menampilkan radikulopatia bilateral atau bahkan juga gangguan
sfingter seperti retensio urine.
2.
a. Karena batuk dan mengangkat sesuatu dapat meningkatkan beban tekanan pada
tulang belakang, jarak intervertabrae memendek, ruang intervertabrae mengecil,
nukleus pulposus semakin tertekan, tekanan terhadap nervus craniales di vertebrae
tersebut meningkat sehingga nyeri yang dirasakan meningkat.
b. Karena beban tekanan lebih minimal untuk menopang berat badan dibandingkan
posisi berdiri sehingga rasa nyeri lebih ringan bahkan tidak timbul.
3.
a. Sikap tubuh yang memberikan tekanan memberikan tugas yang berat untuk bagian
L5 yang harus menyangga tubuh atau berat badan.
b. L5 memiliki hubungan dengan saraf hingga daerah jempol. Rasa sakit pada jempol
kaki dapat disebabkan karena diskus vertebralis (bantalan di antara ruas tulang
belakang) keluar dari tempatnya dan menekan radiks (akar) saraf. Akibatnya
penderita akan merasakan nyeri yang dirasakan menjalar pada daerah punggung,
pinggang, lengan dan kaki tergantung area yang terkena. Penderita juga dapat
merasakan kesemutan hebat dan dapat terasa bertambah nyeri jika disentuh pada
bagian tulang belakang yang mengalami herniasi.
4.
a. Terapi untuk lumbago dan sciatica dibagi berdasarkan konservatif dan bedah
Konservatif
Tirah baring
9
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,
lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan
menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke
aktivitas biasa.
Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung,
lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari
vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan
aproksimasi jaringan yang meradang.
Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme
otot. Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk
bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas
maupun dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada NPB akut namun dapat digunakan untuk
mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri pada NPB kronis. Sebagai
penyangga korset dapat mengurangi beban pada diskus serta dapat
mengurangi spasme.
Terapi operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi pada saraf
sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif pada HNP
harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa: 10
Defisit neurologik memburuk.
Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
Paresis otot tungkai bawah.
10
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat untuk
mengurangi tekanan terhadap nervus. Laminectomy dapat dilakukan sebagai
dekompresi.
b. Penegakan diagnosis lumbago dan sciatica :
Anamnesis
Letak atau lokasi nyeri,penyebaran nyeri, sifat nyeri, pengaruh aktivitas
terhadap nyeri, pengaruh posisi atau anggota tubuh, trauma, proses terjadinya
dan perkembangan nyeri, obat-obat analgetik yang pernah diminum dan
kondisi mental emosional.
Pemeriksaan fisik
- Observasi penderita saat berdiri, duduk, berbaring atau bangun dari
berbaring
- Observasi punggung, pelvis dan tungkai selama bergerak
- Observasi kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya
angulasi, pelvis yang miring atau asimetris dan postur tungkai yang
abnormal, palpasi dan perkusi.
- Meraba kolumna vertebralis untuk menentukan kemungkinan adanya deviasi
Pemeriksaan neurologis
- Motorik, menentukan kekuatan atrofi otot serta kontraksi involunter
- Sensorik, periksa raba, nyeri, suhu, rasa dalam dan getar
- Refleks, refleks lutut dan tumit
Pemeriksaan laboratorium
Laju endap darah (LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis dan
fungsi ginjal
Pemeriksaan radiologis
- Foto polos pinggang
- Foto caudografi
- MRI
11
5.
a. Karena adanya ketegangan pada saraf spinal khususnya L5 dan S1. Pada saat
berbaring telentang dan kaki kanan diangkat terasa nyeri karena adanya pengaruh
saraf siatik. Diketahui bahwa tuan Rasunan menderita Prolapse of nucleus pulposus
pada L5 yang menyebabkan rupture annolus fibrosus dan kemudian terjadi
penonjolan pada daerah Ligamentum lateral posterius sehingga mengenai radiks
saraf radikal pada L5. Pada radiks saraf L5 terdapat salah satu sumber saraf sciatic
yang utama yang kemudian menjalar hingga bagian-bagian kaki.
6.
a. Diskus intervertabralis tersususn dari :
Nucleus Pulposus
Merupakan suatu campuran gel mukoprotein yang kental dari air dan
merupakan proteoglikan dalam jaringan kolagen tipe II yang menyangga
annulus fibrosus
Annulus fibrosus
masa fibroelastik yang membungkus nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid
yang mengandung mukopolisakarida. Fungsi mekanik diskus intervertebralis
mirip dengan balon yang diisi air yang diletakkan diantara ke dua telapak
tangan . Bila suatu tekanan kompresi yang merata bekerja pada vertebrae maka
tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh diskus intervertebralis.
Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus akan
melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi lain yang
berlawanan. Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra seperti
fleksi, ekstensi, laterofleksi
Vertebral endplate
Tulang rawan yang membungkus apofisis korpus vertebra, membentuk batas
atas dan bawah dari diskus.
12
b. Diskus intervertebralis merupakan jaringan yang terletak antara kedua tulang
vertebra, dilingkari oleh anulus fibrosus yang terdiri atas jaringan konsentrik dan
fibrokartilago dimana di dalamnya terdapat susbtansi setengah cair. Nukleus
pulposus terdiri dari jaringan kolagen yang hiperhidrasi dengan protein polisakarida
yang tidak mempunyai saraf sensoris. Herniasi terjadi oleh karena adanya
degenerasi atau trauma pada anulus fibrosus yang menyebabkan protrusi dari
nukleus pulposus. Herniasi terjadi pada daerah kostalateral yang menyebabkan
ligamentum longitudinal posterior tergeser dan menekan akar saraf yang keluar
sehingga menimbulkan gejala skiatika. Herniasi dapat juga terjadi ke arah posterior
yang hanya menyebabkan gejala nyeri punggung bawah. Kelainan ini jarang
menyebabkan kompresi. Herniasi dapat pula terjadi ke atas ke bawah melalui
lempeng tulang rawan korpus vertebra untuk membentuk nodus Schmorl.
c. Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna vertebralis
menyebabkan nucleus pulposus yang semi cair menjadi gepeng. Dorongan keluar
dari nucleus ini dapat ditahan oleh anulus fibrosus di sekelilingnya. Kadang-kadang
dorongan keluar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga anulus menjadi robek dan
nucleus pulposus keluar dan menonjol kedalam canalis vertebralis, tempat nucleus
pulposus ini dapat menekan radix nervus spinalis, nervus spinalis, bahkan medulla
spinalis. Keadaan seperti ini disebut hernia diskus invertebralis. Herniasi tersebut
biasanya menggelembung berupa massa padat dan tetap menyatu dengan badan
diskus, walaupun fragmen-fragmennya kadang-kadang dapat menekan keluar
menembus ligamentum longitudinalis posterior dan masuk serta berada bebas dalam
kanalis vertebralis.
Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau
merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang
merenggang, sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang.
Hanya prolapsus discus intervertebralis yang terdorong ke belakang yang
menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf
spinal serta akarnya, dan apabila tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis
13
akan menyebabkan nyeri yang hebat pada bagian pinggang, bahkan dapat
menyebabkan kelumpuhan anggota bagian bawah.
d. Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:
1. Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu
menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1.
2. Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi.
Diperkirakan hamper 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi
L5-S1
3. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum
longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah
herniasi yang paling sering adalah postero lateral.
V. HIPOTESIS
Rasunan,54 thn, menderita lumbago dan sciatica disebabkan oleh prolapsed nucleus
pulposis pada bagian L5.
14
VI. KERANGKA KONSEP
15
Rasunan, 54 th, sering melakukan aktivitas
berat
Nucleus pulposus terdorong keluar
Adanya penekanan pada akar saraf yg kaya
nosiseptor
HNP (prolapsed nucleus pulposis)
Menderita lumbago dan sciatica
Nyeri
VII. LEARNING ISSUE
Pokok
Bahasan
What I
Know
What I don`t
Know
What I have to
prove
How I will
Learn
1. Struktur
anatomi dan
fisiologis rangka
vertebralis dan
ekstremitas
bawah
Anatomi rangka
vertebralis dan
ekstremitas
bawah
-Fisiologis
rangka
vertebralis dan
ekstremitas
bawah.
-patofisiologis
rangka
vertebralis dan
ekstremitas
bawah
Pengaruh
patofisiologis
rangka terhadap
gejala pada
Rasunan.
Textbook,
Internet,
Kamus
Kedokteran
Dorland
2.anatomi dan
fisiologi otot
vertebralis
dan
ekstremitas
bawah.
- Anatomi otot
vertebralis dan
ekstremitas
bawah
-patofisiologis
otot vertebralis
dan ekstremitas
bawah
Pengaruh
patofisiologis
otot terhadap
gejala pada
Rasunan
16
3. Struktur
dan fungsi
diskus
invertebralis
dan nucleus
pulposus.
-Anatomi diskus
vertebralis
-Nucleus
pulposus
-fisiologis
diskus
vertebralis
-fungsi diskus
vertebralis.
Perubahan pada
nucleus
pulposuslah
penyebab
berbagai
symptoms pada
Rasunan.
4. Pathogenesis
prolapses
neucleus
prolapsus
-Definisi HNP -Patogenesis
HNP
HNP
mempengaruhi
nyeri-nyeri
yang terjadi
5. Anatomi dan
fisiologis saraf
spinal dan
penyebarannya
Anatomi dan
fisiologis saraf
spinal.
Saraf radix
spinal yang
terkena HNP
Saraf radix
mempengaruhi
nyeri yang
terjadi
17
6.penegakan
diagnosis
(diagnosis
banding)
Penegakan
diagnosis HNP
Diagnosis
banding HNP
MRI dapat
digunakan
mendiagnosis
HNP lebih valid
dari
pemeriksaan
neurologis.
VIII. SINTESIS
A. Rangka Vertebralis dan Ekstremitas Bawah
Rangka Vertebralis
Kolumna vertebra terbentuk dari tulang-tulang individual yang disebut
sebagai vertebra. Terdapat sekitar 26 vertebra, meliputi 7 vertebra servikal, 12
vertebra torakal, 5 vertebra lumbar, 1 vertebra sakral (yang terdiri atas 5 vertebra
individual) dan 1 vertebra koksigeal (yang terdiri atas 4-5 koksigeal kecil).
18
Secara umum, bentuk vertebra terdiri atas korpus vertebra, lengkung vertebra,
foramen vertebra, prosesus transversus, prosesus spinosa, prosesus artikular inferior,
prosesus artikular posterior, pedikulus dan lamina.
Vertebra segmen servikal
Korpus berukuran relatif lebih kecil dibandingkan segmen torakal dan lumbar. Pada
prosesus transversus terdapat foramen (lubang) transversus, yang fungsinya untuk
melewatkan arteri vertebralis. Artikulasi antara satu vertebra servikal dengan
vertebra servikal lainnya (melalui sendi apophyseal) membentuk sudut sekitar 45
derajat. Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies artikulasi untuk dens axis
(C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk perlekatan dengan oksipital.
Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis yang akan berartikulasi
dengan atlas (C1).
Fungsi utama dari cervical spine adalah untuk mendukung berat kepala (sekitar 10
pon).
Vertebra segmen torakal
Korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan segmen servikal namun lebih
kecil dibandingkan dengan segmen lumbar. Tidak ada foramen transversus. Khas
pada vertebra segmen torakal adalah adanya facies untuk artikulasi dengan tulang
iga (kostal). Facies ini ada yang terletak di prosesus transversus dan ada yang
terletak di prosesus spinosa.
Fungsi utama dari tulang dada adalah untuk melindungi organ dada dengan
memberikan lampiran untuk tulang rusuk.
19
Vertebra segmen lumbar
Korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan korpus pada segmen
servikal dan torakal. Adanya prosesus asesorius pada prosesus transversus dan
prosesus mamilaris pada prosesus artikulasi superior menjadi ciri khas pada segmen
lumbar.
Fungsi utama dari tulang belakang lumbar adalah untuk menanggung berat tubuh.
Vertebra segmen sacral
Bentuknya khas seperti sayap yang melebar dengan penonjolan ke depan pada
artikulasi lumbo-sakral yang disebut sebagai promontory. Vertebra segmen sakral
terdiri atas 5 vertebra individual, yang dihubungkan satu sama lain melalui celah
transversus dan memiliki 8 foramen sakral. Bersama dengan tulang iliaka, mereka
membentuk cincin yang disebut korset panggul. Di bagian posterior terdapat celah
yang disebut hiatus sakralis.
Fungsi utama dari sakrum ini adalah untuk memberikan lampiran untuk (pinggul)
tulang iliaka dan melindungi organ-organ panggul..
Vertebra segmen koksigeal
terdiri atas 4-5 segmen koksigeal individual yang terhubung dengan vertebra
segmen sakralis.
tulang ekor-wilayah empat tulang menyatu dari tulang ekor atau tailbone tidak
benar-benar memiliki fungsi. Ini adalah sisa embriologi dari ekor dari nenek
moyang primata kita.
Intervertebral disc
20
Masing-masing dari 24 vertebra bergerak di tulang belakang Anda dipisahkan dan
diatasi dengan disc intervertebralis, menjaga mereka dari menggosok bersama. Disc
dirancang seperti ban mobil radial. Luar ring, yang disebut anulus berserat, telah
berselang-persimpangan band berserat, seperti ban tapak. Band ini melampirkan
antara tubuh dari setiap tulang belakang dan mengandung pusat-diisi gel disebut
nucleus pulposus, seperti sebuah tabung ban.
Cakram berfungsi seperti pegas melingkar. Serat berselang-persimpangan dari
anulus tarik badan vertebra bersama melawan perlawanan elastis dari inti gel diisi.
inti bertindak seperti bantalan-bola saat Anda bergerak, yang memungkinkan badan
vertebra untuk berguling gel mampat. Inti gel yang dipenuhi sebagian besar terdiri
dari cairan. Cairan ini diserap pada malam hari saat Anda berbaring dan didorong
keluar pada siang hari saat Anda bergerak tegak.
Dengan usia, cakram kita semakin kehilangan kemampuan untuk menyerap kembali
cairan dan menjadi rapuh dan datar, inilah mengapa kita mendapatkan lebih pendek
saat kita beranjak tua. Juga penyakit, seperti osteoarthritis dan osteoporosis, tulang
menyebabkan taji (osteophytes) untuk tumbuh. Cedera dan ketegangan dapat
menyebabkan disk untuk tonjolan atau herniate, suatu kondisi di mana nukleus
didorong keluar melalui anulus untuk menekan akar saraf yang menyebabkan nyeri
punggung.
Vertebral arch & kanal tulang belakang
Di belakang setiap tubuh adalah proyeksi ruas
tulang yang membentuk lengkung tulang
belakang. lengkung terbuat dari dua pedikel
mendukung dan dua lamina melengkung. Kanal
tulang belakang berongga berisi sumsum tulang
21
belakang, lemak, jaringan ikat, dan suplai darah kabelnya. Bawah masing-masing
gagang bunga, sepasang keluar saraf tulang belakang sumsum tulang belakang dan
melewati foramen intervertebralis untuk cabang ke tubuh Anda.
Ahli bedah sering menghapus lamina dari lengkungan tulang belakang
(laminectomy) untuk mengakses dan dekompresi saraf tulang belakang dan saraf
untuk mengobati stenosis tulang belakang, tumor, atau disk hernia.
Tujuh proses timbul dari lengkungan vertebralis: proses spinosus pusat, dua proses
melintang, dua sisi unggul, dan dua sisi inferior.
Sendi facet
segi sendi tulang belakang yang memungkinkan gerak kembali. Setiap ruas sendi
segi empat, satu pasang yang menghubungkan ke vertebra atas (aspek superior) dan
satu pasang yang menghubungkan ke vertebra bawah (aspek inferior).
Ligamen
Ligamen adalah pita fibrosa yang kuat yang
memegang tulang belakang bersama-sama,
menstabilkan tulang belakang, dan melindungi
disk. Tiga ligamen utama tulang belakang adalah
flavum ligamentum, ligamen longitudinal anterior,
dan posterior longitudinal ligamen. Para ligament
longitudinal anterior dan posterior longitudinal
ligamen adalah pita terus menerus yang berjalan dari atas ke bawah sepanjang
tulang belakang tubuh vertebra. Mereka mencegah gerakan berlebihan dari tulang
22
tulang belakang. The flavum ligamentum menempel antara lamina dari setiap tulang
belakang.
Saraf tulang belakang
Sumsum tulang belakang sekitar 18 inci panjang dan ketebalan ibu jari Anda. Ini
berjalan dalam kanal tulang belakang pelindung dari batang otak ke vertebra lumbar
1. Pada ujung kabel tulang belakang, kabel serat terpisah menjadi bagian cauda
equina dan terus turun melalui kanal tulang belakang untuk tailbone Anda sebelum
bercabang ke kaki dan kaki. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai jalan raya
informasi-super, menyampaikan pesan antara otak dan tubuh. Otak mengirimkan
pesan motor untuk anggota badan dan tubuh melalui tulang belakang yang
memungkinkan untuk gerakan. Anggota badan dan tubuh mengirim pesan sensorik
ke otak melalui tulang belakang tentang apa yang kita rasakan dan sentuhan.
Kadang sumsum tulang belakang dapat bereaksi tanpa mengirim informasi ke otak.
Jalur-jalur khusus, yang disebut refleks tulang belakang, dirancang untuk segera
melindungi tubuh kita dari bahaya.
Sel-sel saraf yang membentuk saraf tulang belakang Anda sendiri disebut neuron
motor atas. Saraf yang bercabang saraf tulang belakang Anda ke bawah punggung
dan leher disebut motor neuron yang lebih rendah. Ini keluar saraf antara masing-
masing tulang Anda dan pergi ke seluruh bagian tubuh Anda.
Setiap kerusakan pada sumsum tulang belakang dapat mengakibatkan hilangnya
fungsi sensor dan motor di bawah tingkat cedera. Misalnya, cedera pada daerah
toraks atau lumbal dapat menyebabkan motor dan kehilangan sensori dari kaki dan
trunk (disebut paraplegia). Cedera ke daerah (leher) rahim dapat menyebabkan
kehilangan sensori dan motor dari lengan dan kaki (tetraplegia disebut, sebelumnya
dikenal sebagai quadriplegia).
23
Saraf tulang belakang
Tiga puluh satu pasang saraf tulang belakang cabang dari sumsum tulang belakang.
Saraf tulang belakang bertindak sebagai "saluran telepon," membawa pesan bolak-
balik antara tubuh dan sumsum tulang belakang untuk mengendalikan sensasi dan
gerakan. Setiap saraf tulang belakang memiliki dua akar. Akar (depan) ventral
membawa impuls motorik dari otak dan akar (belakang) punggung membawa
impuls sensoris ke otak. Sumbu akar ventral dan dorsal bersama untuk membentuk
saraf tulang belakang, yang bergerak ke bawah saluran tulang belakang, samping
kabel, hingga mencapai lubang keluarnya - foramen intervertebralis. Setelah saraf
melewati foramen intervertebralis, itu cabang, setiap cabang memiliki kedua motor
dan serat sensorik. Cabang yang lebih kecil (disebut posterior ramus primer)
ternyata posterior untuk memasok kulit dan otot-otot bagian belakang tubuh.
Cabang yang lebih besar (disebut anterior ramus primer) ternyata anterior untuk
memasok kulit dan otot-otot bagian depan tubuh dan bentuk sebagian besar saraf
utama.
Saraf tulang belakang diberi nomor sesuai dengan tulang belakang di atas yang
keluar dari kanal tulang belakang. The 8 saraf tulang belakang serviks C1 melalui
C8, 12 saraf tulang belakang toraks adalah T1 melalui T12, yang lumbalis saraf
tulang belakang 5 L1 melalui L5, dan saraf tulang belakang 5 sakral yang S1
melalui S5. Ada 1 saraf coccygeal.
Saraf tulang belakang innervate bidang-bidang tertentu dan membentuk pola garis-
garis di tubuh yang disebut dermatom. Dokter menggunakan pola ini untuk
mendiagnosis lokasi dari masalah tulang belakang yang didasarkan pada area yang
sakit atau kelemahan otot. Sebagai contoh kaki sakit ( linu panggul ) biasanya
mengindikasikan adanya masalah dekat-S3 saraf L4.
24
Penutup & ruang
Sumsum tulang belakang ditutupi dengan tiga
membran yang sama dengan otak, disebut
meninges. Membran batin adalah piameter, yang
erat melekat pada kabelnya. Membran berikutnya
adalah mater arakhnoid. Membran luar adalah
dura mater sulit. Antara membran adalah ruang
yang digunakan dalam prosedur diagnostik dan
pengobatan. Ruang antara piameter dan arakhnoid adalah ruang subarachnoid yang
luas, yang mengelilingi sumsum tulang belakang dan berisi cairan cerebrospinal
(CSF). Ruang ini paling sering diakses saat melakukan pungsi lumbal untuk sampel
dan menguji CSF atau selama myelogram untuk menyuntikkan zat warna kontras.
Ruang antara dura mater dan tulang adalah ruang epidural. Ruang ini paling sering
diakses untuk memberikan agen mati rasa anestesi, biasa disebut epidural, dan
untuk menyuntikkan obat steroid (lihat Suntikan Epidural steroid ).
Ekstremitas bawah
25
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal,
dan tulang-tulang phalangs.
Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih.
Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan
ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan
vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di
bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac
(iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut
simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis
disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
Femur
26
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan
pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah
proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor,
dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle
lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk
tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding
dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di
mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat
juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia
memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk
artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding
dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di
bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan
tulang-tulang tarsal.
Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibiadi
proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus,
talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang
penyanggah berdiri.
27
Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan
dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2
tulang sesamoid.
Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan
3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari
kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
B. Otot Vertebralis dan Ekstremitas Bawah
Otot-Otot Dari Bagian Belakang Batang Badan
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini dibagi menjadi 3 bagian:
a. Otot yang ikut menggerakkan lengan
1. Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang punggung.
28
Berpangkal di tulang kepala belakang. Fungsinya: mengangkat dan menarik sendi bahu.
Bagian atas menarik skapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian
lateral.
2. Muskulus latisimus dorsi (otot pungung lebar), berpangkal pada ruas tulang
punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga III di
bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang
pangkal lengan ke dalam.
3. Muskulus rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri, dari tulang leher V,
ruas tulang punggung V, di sisni menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya
menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
b. Otot antara ruas tulang belakang dan iga
Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga atau otot bantu pernapasan, terdir dari dua
otot yaitu:
1. Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah
otot pungung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari bawah.
Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernapas.
2. Muskulus seratus posterior superior, terletak di bawah otot belah ketupat dan
berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas tulang punggung yang
kedua. Gunanya menarik tulang iga ke atas waktu inspirasi.
c. Otot punggung sejati
1. Muskulus interspinalis transversi dan muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri-
kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan
tulang belakang.
2. Muskulus sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di samping ruas tulang
belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna
vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang
3. Mukulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari 2
lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian
belakang rongga perut.
29
Otot Ekstremitas Bawah
Terdiri dari:
1. Muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan
membengkokkan kaki.
2. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah
jari, jari manis dan kelingking kaki.
3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut
dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki
ke atas. Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan
ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.
4. Urat akiles (tendo achlilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus). Yang:
a. Berpangkal pada kondilus tulang kering.
b. Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya memutar fibia ke
dalam (endorotasi). Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada
tulang kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki.
30
Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki ke dalam
5. Muskulus falangus longus. Berpangkal pada betis, uratnya melewati tulang jadi dan
melekat pada ruas empu jari. Fungsinya membengkokkan empu kaki.
6. Muskulus tibialis posterior. Berpangkal pada selaput antara tulang dan melekat pada
pangkal tulang kaki. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak
kaki di sebelah ke dalam.
7. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan
jari kaki (muskulus ekstensor falangus 1-5).
C. Diskus Invertebralis dan Nukleus Pulposus
Intervertebral Disc
cakram Intervertebralis yang ditemukan antara setiap
tulang belakang. Disk yang datar, struktur sekeliling
seperempat sampai tiga perempat inci dengan tebal cincin
luar yang keras jaringan disebut anulus fibrosis yang
mengandung lembut, putih, pusat jelly seperti disebut
nucleus pulposus. Flat, pelat melingkar tulang rawan
terhubung ke vertebra atas dan di bawah masing-masing
disk. cakram Intervertebralis terpisah tulang belakang, tetapi mereka bertindak sebagai
peredam kejut untuk tulang belakang. Mereka kompres ketika berat diletakkan pada
mereka dan musim semi kembali ketika berat akan dihapus.
cakram Intervertebralis membuat sekitar sepertiga dari panjang tulang belakang dan
merupakan organ terbesar dalam tubuh tanpa suplai darah sendiri. Cakram menerima
suplai darah mereka melalui gerakan karena mereka menyerap nutrisi. Cakram
memperluas sementara beristirahat memungkinkan mereka untuk menyerap cairan kaya
gizi. Bila proses ini dihambat melalui gerakan berulang, cedera atau postur miskin,
31
cakram menjadi lebih tipis dan lebih rentan terhadap cedera. Hal ini dapat menjadi
penyebab degenerasi bertahap struktur dan fungsi disc dari waktu ke waktu.
Nucleus Pulposus
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja
merupakan massa lonjong dari zat gelatin yang
banyak mengandung air, sedikit serabut
kolagen, dan sedikit sel-sel tulang rawan.
Biasanya berada dalam tekanan dan terletak
sedikit lebih dekat ke pinggir posterior
daripada pinggir anterior discus. Permukaan atas dan bawah orpus vertebrae yang
berdekatan yang menempel pada discus diliputi oleh kartilago hyaline yang tipis.
Nucleus pulposus berfungsi sebagai suatu bantalan peluru antara dua korpus
vertebrata dengan korpus vertebra berputar mengelilingi gel pejal saat fleksi dan
ekstensi. Struktur ini mengandung kolagenosa, sel jaringan ikat, dan sel tulang rawan,
dimana bahan ini berfungsi sebagai peredam-kejut (shok absorber) antara korpus
vertebrata yang berdekatan, dan juga berperan penting dalam pertukaran cairan antara
discus dan kapiler.
D. Patogenesis Prolapsed Nukleus Pulposus
32
Prolapse of Nucleus Pulposus adalah penonjolan nucleus pulposus atau anulus fibrosus
diskus invertebralis daerah lumbar ke 5 yang dapat menekan radiks saraf; disebut juga
herniated, protruded, atau ruptured disk dan herniated nucleus pulposus.
Ada 4 tahap terjadinya Herniated Nucelus Pulposus:
A. Melesatnya discus intervertebralis / prolapsus
discus
Secara teoritis semua tulang belakang (vertebra)
dapat mengalami prolapsus discus intervertebralis
hernia nucleus pulposus (HNP), tetapi yang biasa terjadi
pada perbatasan lumbalis IV dan V, dan lumbalis V –
sakralis I.
Penyebabnya :
Mengangkat beban yang berat dengan punggung melengkung, yang semestinya lurus.
Mekanisme terjadinya :
Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau
merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang,
sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang. Prolapsus discus intervertebralis,
hanya yang terdorong ke belakang yang menimbulkan nyeri, sebab pada bagian
belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal serta akarnya, dan apabila tertekan oleh
prolapsus discus intervertebralis akan menyebabkan nyeri yang hebat pada bagian
pinggang, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan anggota bagian bawah.
33
Patofisiologi
Discus invertebralis menyusun seperempat panjang dari columna vertebralis. Discus
ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat banyak terjadi gerakan columna
vertebralis. Struktur ini dapat dianggap sebagai discus semielastis, yang terletak diantara
corpus vertebrae yang berdekatan dan bersifat kaku. Ciri fisiknya memungkinkan discus
invertebralis berfungsi sebagai peredam benturan bila beban pada columna vertebralis
mendadak bertambah, seperti bila seseorang melompat dari temppat yang tinggi.
Kelenturannya memungkinkan columna vertebralis yang kaku bergerak satu sama lain.
Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang seiring dengan pertambahan
usia.
Setiap discus terdiri atas anulus fibrosus dan nucleus pulposus.
Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, didalamnya serabut-serabut
kolagen tersusun dalam lamel-lamel yang konsentris.
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan massa lonjong dari zat gelatin
yang banyak mengandung air, sedikit serabut kolagen, dan sedikit sel-sel tulang rawan.
Biasanya terletak didalam tekanan dan terletak sedikit lebih dekat ke pinggir posterior
discus daripada anterior. Sifat nucleus pulposus yang setengah cair memungkinkannya
berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau ke belakang diatas yang
lain, seperti gerakan fleksi dan ekstensi columna vertebralis.
Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna vertebralis
menyebabkan nucleus pulposus yang semi cair menjadi gepeng. Dorongan keluar dari
nucleus ini dapat ditahan oleh anulus fibrosus di sekelilingnya. Kadang-kadang
dorongan keluar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga anulus menjadi robek dan nucleus
pulposus keluar dan menonjol kedalam canalis vertebralis, tempat nucleus pulposus ini
dapat menekan radix nervus spinalis, nervus spinalis, bahkan medulla spinalis. Keadaan
seperti ini disebut hernia diskus invertebralis. Herniasi tersebut biasanya
34
menggelembung berupa massa padat dan tetap menyatu dengan badan diskus, walaupun
fragmen-fragmennya kadang-kadang dapat menekan keluar menembus ligamentum
longitudinalis posterior dan masuk serta berada bebas dalam kanalis vertebralis.
Discus yang paling sering terkena adalah discus di daerah pertemuan antara
bagian yang relatif mudah bergerak dengan yang kurang bergerak, yaitu pada daerah
pertemuan cervicothoracis dan lumbosacralis.Hernia nucleus pulposus ini
mengakibatkan penonjolan sentral di garis tengah dibawah ligamentum longitudinale
posterius vertebrae atau peonjolan lateral disamping ligamentum posterius dekat
foramen intervertebrale.
Hernia discus intervertebralis terbagi menjadi dua berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
Hernia discus intervertebralis cervicalis dan Hernia discus intervertebralis lumbalis.
Pada hernia discus intervertebralis lumbalis, discus yang paling sering terkena adalah
yang terletak antara vertebra L4 dan L5, dan antara vertebra L5 dan sacrum 1. Herniasi
ke lateral dapat menekan satu atau dua radix dan seringkali menekan radix yang menuju
ke foramen intervertebrale tepat dibawahnya.
Gejala awal nyeri punggung biasanya disebabkan oleh cedera discus. Otot-otot
punggung dalam keadaan kejang, terutama pada sisi hernia, sebagai akibat penekanan
radix nervous spinalis. Nyeri menjalar kearah tungkai dan kaki sesuai dengan distribusi
saraf yang bersangkutan.
Keluhan awal biasanya nyeri punggung bawah yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat
tumpul atau terasa tidak enak, sering intermitten, walaupun nyeri tersebut kadang-
kadang onsetnya mendadak dan berat. Nyeri ini terjadi akibat regangan ligamentum
longitudinalis posterior, karena diskus itu sendiri tidak memiliki serabut nyeri . Nyeri
yang terjadi akibat herniasi diskus intervertebralis ini khas dan diperhebat oleh aktivitas
atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk, atau bersin. Nyeri ini biasanya
menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang tidak sakit
difleksikan.
35
Setelah periode waktu tertentu, timbul nyeri pinggul dari sisi posterior atau
postelateral paha serta tungkai sisi yang terkena, yang biasanya disebut skiatika atau
iskialgia. Gejala ini sering disertai rasa baal dan kesemutan yang menjalar ke bagian
kaki yang dipersarafi oleh serabut sensorik radix yang terkena. Gejala ini dapat
dibangkitkan dengan test Lasegue yaitu tungkai lurus diangkat pada posisi pasien
berbaring terlentang.Pada pasien normal, tungkai dapat diangkat sampai membentuk
sudut hampir 90 derajat tanpa rasa nyeri, sedangkan pada pasien dengan skiatika, nyeri
yang khas ditimbulkan dengan elevasi sudut 30-40 derajat. Akhirnya defisit sensorik,
kelemahan otot, dan gangguan refleks dapat terjadi.
Gejala-gejala :
• Nyeri di pingang bagian bawah, dapat menyebar sampai bokong dan paha.
• Rasa nyeri dapat langsung timbul setelah cedera atau beberapa jam kemudian, bahkan
dapat beberapa hari kemudian. Kalau nyeri terdapat di bagian pinggang dan pinggul,
disebut lumbago, dan apabila nyeri sampai ke bokong disebut isias.
• Rasa nyeri dapat seperti pegal-pegal yang terus-menerus atau seperti tertikam, dan
apabila digunakan akan terasa lebih nyeri, sehingga kadang-kadang si penderita tidak
mau menggerakkan pinggangnya seolah-olah terkunci. Batuk ataupun bersin dapat
menambah rasa nyeri, demikian dengan perubahan sikap dari duduk ke berdiri
merupakan siksaan yang besar.
Pengobatan :
• Alamiah
Sekali nucleus pulposus meninggalkan ruangnya (annulus fibrosus), maka tidak
mungkin kembali dengan sendirinya. Setelah beberapa bulan, nucleus pulposus ini akan
mengecil (atrofi). Tonjolan tersebut akan lenyap karena tidak mendapatkan nutrisi,
36
sehingga tekanan pada akar saraf spinal hilang, rasa nyeri pun hilang. Inilah sebabnya
mengapa banyak cedera pada discus dapat sembuh perlahan tanpa terapi.
• Oleh dokter
a. Konservatif (terapi non-operatif)
b. Operatif (dengan operasi)
Terapi konservatif
Terapi konservatif akan berhasil baik pada 19 dari 20 kasus. Terapi
konservatif terdiri dari :
1. Istirahat di tempat tidur dengan atau tanpa tarikan spinal
2. Memakai gips atau korset dari plaster of Paris
3. Intermittetnt spinal traction (tarikan spinal berselang-seling)
4. Manipulasi spinal
E. Anatomi dan Fisiologis Saraf Spinal
37
Saraf Spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang tersusun secara simetris masing-masing
berasal dari medula spinalis melalui 2 buah radiks: radiks sensorik (dorsalis) dan motorik
(ventralis). Saraf-saraf ini dibagi secara topografis menjadi 8 pasang saraf cervical (C 1-8),
12 torakal (T 1-12), 5 lumbal (L 1-5), 5 sacral (S 1-5) dan satu coccygeus (C). Neuron-
neuron yang menyalurkan hantaran motorik pada bagian perjalanan terakhir yaitu di kornu
anterior medula spinalis menuju sel-sel otot skeletal dinamakan “Lower Motoneuron”.
Lower Motoneuron menyusun inti-inti radiks ventralis saraf spinalis.
Saraf spinal mirip dengan nn. craniales, masuk ke dan keluar dari medulla spinalis pada
level yang bervariasi. Merupakan gabungan (serabut-serabut sensorik dan motorik berjalan
dalam nervus yang sama) dan biasanya menyertai arteri-arteri. Radix dorsalis adalah
sensorik dan radix ventralis adalah motorik. Serabut-serabut sensorik timbul dari reseptor
(contoh: dermis dari kulit) dan berjalan ke bagian dorsal radix dari tali spinal. Serabut-
serabut motorik berasal dari sel cornu ventralis/anterior dan menginervasi otot skeletal.
Plexus adalah suatu kumpulan dari beberapa radix saraf spinal.
Saraf spinal berjalan meninggalkan medula spinalis melalui foramen inter vertebralis
pada columna vertebralis. Waktu keluas dari foramen intervertebralis, saraf spinal terbagi
menjadi ramus anterior yang besar dan ramus posterior yang lebih kecil.
38
Ramus anterior berjalan menyarafi otot-otot dan kulit di anteriolateral dinding tubuh dan
semua otot serta kulit ekstremitas. Pada pangkal ekstremitas, rami anterior bergabung
dengan rami anterior yang lain membentuk Plexus saraf yang rumit.
Plexus cervicalis dan branchialis untuk pangkal ekstremitas atas. Plexus lumbalis dan
sacralis untuk pangkal ekstremitas bawah. Saraf-saraf yang mempengaruhi membrum
inferius berasal dari Plexus lumbalis yang terletak di dalam abdomen dan plexus sacralis
yang terletak di dalam pelvis. Kedua plexus ini memungkinkan serabut-serabut saraf yang
berasal dari segmen-segmen yang berbeda diatur dan didistribusikan secara efisien melalui
berbagai truncus saraf ke berbagai bagian membrum inferior. Membran inferior dapat
dibagi dalam beberapa regio dan ruangan. Regio-regionya, antara lain regio glutea, tungkai
atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, dan kaki. Tungkai atas dan bawah terbagi
dalam ruang-ruang. Masing-masing ruang mempunyai otot-otot dengan fungsi tertentu serta
pembuluh darah dan saraf sendiri. Untuk persarafan ekstremitas bawah L5 mempengaruhi
saraf sampai pada bagian jempol kaki.
A. Lokasi dari nn. spinales
1. Leher (cervical)
8 pasang nn. spinales
2. Dada (thoracal)
12 pasang nn. spinales
3. Pinggang (lumbal)
5 pasang nn. spinales (L1-L5).
Nn. Spinales ini keluar atau meninggalkan canalis vertebralis melalui foramina
intervertebrales.
4. Sacral
5 pasang nn. Spinales (S1-S5), meninggalkan foramina sacralae.
39
5. Coccygeal
1 pasang nn. Spinales.
Radix syaraf sensorik (inervasi cutaneous), lihat gambar
40
Lebih dari satu radix motorik menyuplai masing-masing otot, dan itu biasanya
dinamakan syaraf dari otot atau otot syaraf. Bagaimanapun, radix-radix pasti nampak
menjadi petunjuk dari otot; jika sekumpulan radix merusak, otot-otot lemah.
F. Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Spesifik atau tambahan dalam menegakkan diagnosis fisioterapi
Pemeriksaan spesifik atau tambahan adalah pemeriksaan yang dilakukan jika informasi
yang diperoleh melalui anamnesis, inspeksi dan pemeriksaan fungsi belum cukup untuk
menegakkan diagnosis suatu penyakit atau problematik fisioterapi terhadap penderita.
Pemeriksaan spesifik dilakukan untuk mengungkap ciri khusus serta jenis gangguan
dari suatu struktur atau jaringan tertentu. Yang dimaksud dalam pemeriksaan spesifik
seperti, palpasi, pemeriksaan neurologis, stabilitas sendi, ROM, MMT, panjang otot,
mengukur kapasitas pernapasan, pemeriksaan medis lainnya (laboratorium, dll).
a. Palpasi
Merupakan pemeriksaan khusus dengan jalan meraba dengan tangan pada struktur
jaringan tertentu melalui jaringan kulit seperti, connective tissue, kulit,
musculotendinogen, arthrogen, saraf, pembuluh darah dan jaringan articular lainnya.
Tujuan Palpasi
1. Untuk mengetes kelainan sensasi kulit , otot, temperature, dan kelembaban kulit
2. Untuk menentukkan letak dan perbedaan bentuk struktur jaringan yang normal dan
yang tidak normal.
3. Untuk meraba ketegangan otot (tonus otot), udem dan pembuluh darah
b.Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan neurologis adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
keadaan saraf. Beberapa bentuk pemeriksaan neurologis antara lain:
41
1. Animal segmental tes
a. Tes motorik, misalnya fleksi elbow untuk segmental C5-6
b. Tes sensorik, misalnya dermatom, myotom
2. Tes reflex seperti KPR, APR, Babinsky, reflex biceps dan lain-lain
3. Entrapment tes, misalnya kompresi, phalent, traksi, dll.
4. Propriosensor tes, biasanya dilakukan pada sendi
5. Electrical diagnostic
6. Membedakan bentuk benda, dua titik dan lain-lain.
c.Tes stabilitas sendi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan sendi baik dalam keadaan pasif
maupun dalam keadaan aktif. Apakah sendi tersebut dalam keadaan stabil, hypomobile,
atau hypermobile. Adapun cara melakukan pemeriksaan tersebut antara lain:
1. Untuk gerakan pasif : Traksi translasi dan stress tes (gapping tes), Posisi sendi dalam
keadaan LPP, jika tidak stabil disebut pasif instabilitas
2. Untuk gerakan aktif: Posisi sendi LPP, penderita melakukan gerakan isometric dan
melawan tahanan dari segala arah yang diberikan oleh pemeriksa atau dengan
menggunakan berat tubuh penderita sendiri. Jika tida stabil disebut aktif instabil.
d.Tes Range of Movement (ROM)
Tes ini bertujuan untuk mengetahui gerakan sendi dengan menggunakan alat bantu
“Geniometer”. Dalam literature telah ditetapkan criteria normal ROM untuk masing-
masing persendian, meskipun demikian variasi ROM untuk tiap individu perlu
dipertimbangkan.
e.Muscle testing (MMT)
Muscle testing yang dimaksud adalah isotonic manual muscle testing. Sama seperti
dengan ROM, nilai normative kekuatan otot telah tercantum didalam literature.
f.Mengukur panjang otot
Otot adalah suatu jaringan kontraktil. Kelenturan otot sangat mempengaruhi kualitas
suatu gerakan. Pada tubuh ada 2 kelompok otot yaitu kelompok otot postural dan
kelompok otot fasis. Otot postural banyak berfungsi untuk aktivitas yang berlangsung
lama misalnya lari jarak jauh, serta memelihara postur tubuh. Kelompok otot ini
42
cenderung memendek. Contohnya, otot rectus femoris, gastrocnemius. Sementara otot
pasis cenderung terulur, untuk itu maka perlu dilakukan pengukuran panjang otot.
g.Mengukur kapasitas pernapasan
Sirkulasi O2 dan CO2 pada mekanisme pernapasan sangat penting artinya, terutama
yang berhubungan dengan kondisi chest serta kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional tubuh pada umumnya. Oleh karena itu, perlu mengukur maksimal ekspirasi,
insppirasi dan residual respiratory pernafasan.
h.Pemeriksaan Medis lainnya
Pemeriksaan medis lainnya berupa informasi hasil laboratorium, rontgent, pemeriksaan
psikis, serta pemeriksaan medis lainnya (yang dilakukan oleh ahlinya). Hasil
pemeriksaan ini sering diperlukan oleh fisioterapis untuk membantu menetapkan
aktualitas penyakit dan atau problematic fisioterapi.
Setelah seluruh rangkaian assessment selesai, maka langkah selanjutnya adalah
menetapkan diagnosis, planning, intervention dan reevaluasi. Tanpa melupakan
koordinasi, komunikasi dan dokumentasi sesuai standar praktek fisioterapi.
43