Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-86
ISSN: 0216-4329 Terakreditasi: ANo.: 179/AU1/P2MBI/8/2009
K
)(
)
EMUNGKINAN PENGGUNAAN ANTIOKSIDAN GUNAMEMPERTINGGI KETAHANAN OKSIDASI BIODIESEL DARI MINYAK
BIJI TANAMAN JARAK PAGAR ( L.
(Jatropha curcas L.)
Jatropha curcasThe Possible Uses of Antioxidant to Increase Oxidation Resistance of Biodiesel
Synthesized from Jarak-pagar Seed Oil
Oleh / :By
.
Keywords: s
1 1 2Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini1
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanandan Pengolahan Hasil Hutan
Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610, Tlp. 0251-8633378, Fax. 0251-8633413Fakultas Kehutanan IPB
Kampus IPB Darmaga, Bogor
Diterima , disetujui29 Nopember 2011 5 Maret 2012
Telah dilakukan percobaan kemungkinan pemanfaatan minyak biji jarak pagar ( ) untukbiodiesel sebagai alternatif petrosolar melalui proses estrans (esterifikasi dan transesterifikasi) danpenggunaan bahan antioksidan.
Proses estrans mengakibatkan perubahan karakteristik minyak jarak (antara lain penurunankerapatan, viskositas, bilangan asam, dan bilangan iod), sehingga meningkatkan kinerjanya sebagaibiodiesel. Tiga macam bahan antioksidan digunakan (BHT, TBHQ, dan Formula X), masing-masingdengan variasi konsentrasi 0,03-0,10%, dan sesudahnya diberi tenggang waktu mulai dari minggupertama hingga minggu ke empat. Respons yang diamati adalah bilangan peroksida, bilangan asam, danviskositas kinematik. Hingga minggu keempat pada biodiesel dengan penggunaan antioksidan tetapterjadi oksidasi (bilangan peroksida, bilangan asam, dan viskositas biodiesel meningkat), tetapi dengan
ABSTRACT
The experiment has been done to look into the utilization of Jatropa curcas oil for biodiesel as the alternative of thefossil-based diesel oil through the estrans (esterification and transesterification) process and the use of antioxidants.Theestrans process brought about favorable changes in the oil characteristicvs (e,g, the decreases in density, viscosity, acidnumber, and iod number), thereby enhancing its performance as biodiesel.
Three kinds of antioxidants were used (i.e. TBHQ, BHT, and Formula X), each with varying concentrations (0.03-0.10%), and storage duration were imposed from the first until fourth week. The examined responses comprised ofperoxide number, acid number, and kinematic viscosity. Reaching the fourth week, however, the oxidation process stilloccurred to the biodiesel oil despite using antioxidants (slight increases in peroxide number, acid number, and kinematicviscosity), but with the intensity far less than that of the control biodiesel (without antioxidant). The antiokxidant regardedas the most effective inhibiting such oxidation was TBHQ, followed in decreasing order by BHT and Formula X.However, the Formula X could expectedly perform as effectively as TBHQ and BHT, but with higher concentration(>0.10%). The characteristics of biodiesel either the control or with antioxidants (up to the fourth week duration) couldstill satisfy the SNI criteria and those of fossil-based diesel oil
Fossil fuel, alternative sources, Jatropa curcas seed oil, estrans,biodiesel, antioxidants, characteristic
Jatropa curcas
ABSTRAK
68
intensitas jauh lebih rendah dibandingkan dengan biodiesel kontrol (tanpa antioksidan). Antioksidanyang paling efektif menghambat oksidasi adalah TBHQ, disusul oleh BHT dan Formula X. Formula Xdiharapkan bisa seefektif seperti TBHQ dan BHT, tetapi pada konsentrasi lebih tinggi (>0.10%).Karakeristik biodiesel baik kontrol ataupun yang diberi antioksidan (hingga tenggang waktu minggukeempat) banyak memenuhi persyaratan SNI dan sebanding dengan karakteristik petrosolar
Bahan bakar fosil (minyak bumi), sumber alternatif, minyak biji jarak (biodiesel), estrans(esterifikasi dan transesterifikasi), bahan antioksidan, karakteristi
.
Kata kunci:k
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan energi untuk bahan bakar(transportasi, industri, dan rumah tangga), diIndonesia hampir seluruhnya berasal dari bahanbakar fosil, yang berasal dari sisa jasad tumbuhandan binatang berukuran amat kecil (mikro) yangterpendam ratusan juta tahun yang lalu menjadibarubara, minyak bumi, dan gas alam, di manakeseluruhannya disebut bahan bakar fosil yangbersifat tidak terbarukan (Anonim, 1993; 2008).
Terdapat kecenderungan bahwa ekstraksi danpenggunaan bahan bakar fosil (terutama minyakbumi) berlangsung lebih cepat, sehingga suatusaat sumber tersebut akan habis. Diperkirakansumber minyak bumi Indonesia akan habis tahun2025. Ini disebabkan cadangan minyak bumiIndonesia hingga tahun 2007 hanya sebanyak 9ribu juta barrel, sedangkan konsumsi tahunanminyak bumi sebesar 500.000 barrel (Anonim,2008). Di antara langkah yang bisa dilakukanadalah penghematan penggunaan bahan bakarfosil yang masih ada, dan pengembangan sumberenergi alternatif terbarukan. Di Indonesia sumberyang diharapkan dapat dikembangkan dandimanfaatkan sebagai energi terbarukan diantaranya minyak dari tanaman jarak pagar( L.).
Satu pohon jarak pagar dapat menghasilkan2 - 2,5 kg biji kering per tahun (Heyne, 1987).Pada satu hektar lahan dapat tumbuh 2000 batangpohon yang akan menghasilkan 4 - 5 ton bijikering per tahun. Rendemen minyak yangdiperoleh dari biji kering berkisar 30 - 50%tergantung dari cara ekstraksi (pengempaan) danmacam alat kempa yang digunakan, sehingga dari4 - 5 ton biji kering jarak pagar tersebut dapatdihasilkan 1000-1500 liter minyak jarak per tahun(Sudradjat, 2006). Angka ini menunjukkanprospek positif pemanfaatan minyak jarak sebagaisumber energi alternatif terbarukan (biodiesel).
Jatropha curcas
Biodiesel jarak pagar sebagai minyak nabatitermasuk golongan lipida, sebagian besarmerupakan senyawa ester dengan kandunganasam lemak tidak jenuh atau ikatan rangkap yangtinggi (Gubitz, 1999). Bilangan iodnya minyakjarak pagar tinggi (rata-rata 96,5), sehinggabiodieselnya selama proses penyimpanan ataupunpenggunaannya berpotensi rentan terhadapkerusakan oksidasi menjadi senyawa peroksida,dan selanjutnya akan terdekompososi menjadialdehida dan asam karboksilat (Perkins, 1967;Rizvi, 1992). Adanya asam karboksilat berakibatpeningkatan bilangan asam biodiesel jarak pagar,dan menyebabkan korosi logam. Hal ini dapatmempengaruhi kinerja minyak jarak sebagaibiodiesel untuk menggerakan mesin berpiston.Oleh sebab itu perlu penambahan aditif padabiodiesel jarak pagar berupa antioksidan untukmenghambat proses oksidasi selama penyimpan-an atau penggunaannya.
Ester pada minyak jarak sebagian besarmerupakan trigliserida, dengan demikian minyakkarakteristik alami seperti kerapatan, viskositas,dan bilangan iod yang masih tinggi, sehinggadapat menurunkan kinerja minyak jarak sebagaibiodiesel. Diharapkan melalui proses estransterhadap minyak tersebut dapat memperbaikikarakteristiknya sehubungan dengan usahapemanfaatannya untuk biodiesel (Sonntag, 1982;Haas ., 2000; Canacki dan Gerpen, 2001;Ambarita, 2002). Terkait dengan uraian tersebutdan sebagai usaha meningkatkan kinerja minyakjarak pagar sebagai biodiesel, telah dilakukanpercobaan penggunaan bahan aditif antioksidansebanyak 3 macam yaitu TBHQ, BHT, danFormula X masing-masing pada berbagai tingkatkonsentrasi pada minyak jarak (setelahsebelumnya mengalami proses estrans), danselanjutnya ditelaah pengaruh bahan aditiftersebut terhadap sifat fisiko-kimianya, dengantujuan utama menelaah seberapa jauh efektifitas
et al
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
69
bahan aditif menghambat proses oksidasibiodiesel.
.
1. Penelitian pendahuluan
II. BAHAN DAN METODE
A. Bahan dan Alat
B. Prosedur Kerja
.
Bahan utama penelitian yang digunakan adalahminyak jarak pagar kasar yang diperoleh dari hasilpengempaan mekanis biji jarak. Bahan kimiamencakup methanol, etanol, NaOH, asamoksalat, kholoroform, asam asetat glacial, pereaksiwijs, larutan KI 20%, larutan Na S O 0,1 N dan0,02 N, HCl 4 N, HCl 0,5 N beralkohol, indikatorfenolftalein, indikator kanji, kertas pH, dan airdemineralisasi.
Alat yang digunakan adalah labu bulat berleherdua, erlenmeyer, gelas piala, buret, pipetvolumetrik, gelas ukur, hot plate, , corongpemisah, pendingin tegak, penangas air,termometer, viskometer Ostwald, piknometer,cawan porselen, oven, desikator, dan kertas saring
Metodologi yang dilakukan di sini mencakuppenelitian pendahuluan dan penelitian utama
Penelitian pendahuluan bertujuan mencermatisifat awal minyak jarak pagar sebelum diolahmenjadi biodiesel, yang mencakup pemeriksaan
2 2 3
stirrer
sifat fisiko-kimia minyak jarak pagar awal yaitumeliputi pengukuran kerapatan, viskositas,bilangan asam, kadar air, bilangan penyabunan,bilangan iod, dan kadar asam lemak bebas atauFFA ( ) (Anonim, 2006)
Penelitian utama dilakukan untuk mem-produksi biodiesel melalui proses estrans, danmencermati pengaruh jenis dan konsentrasi antioksidan terhadap sifat fisiko-kimia biodiesel yangdihasilkan
Minyak jarak pagar disaring dengan kertassaring, lalu diperiksa kadar asam lemak bebas(FFA), selanjutnya dilakukan proses esterifikasidengan memanaskan minyak jarak hingga suhu60 C. Dengan mempertahankan pada suhu tetap,selanjutnya ditambahkan campuran metanol dankatalis Hcl. Banyaknya metanol yang ditambahkanberdasarkan rasio molar 2 : 1 terhadap FFA,sedangkan banyaknya penambahan HCLsebanyak 1% dari berat minyak jarak (b/v).Penambahan metanol menyebabkan reaksiesterifikasi minyak jarak, sehingga asam lemakbebas dikonversi menjadi metil ester (Gambar 1).Reaksi ini berlangsung selama 2 jam di manasebagai sumber panas (guna menjaga suhu 60 C)adalah bagian atas . Sesudahnyadilakukan pemisahan fraksi air (H O) dengan cara
selama 3 - 5 jam
free fatty acid
stirrer hot plate
ageing
.
2. Penelitian utama
.a. Pembuatan biodiesel1) Esterifikasi
.
o
o
2
O O
H lC
1 1R C OH CH3 H OR C OCH3OH 2+ +
Asam lemak Metanol Katalis Ester Air(Fatty acid ) (Methanol) (Catalyst) (Water)
Gambar 1. Reaksi esterifikasi (Ege, 1996)(Ege, 1996)Figure 1. Esterification reaction
2) TransesterifikasiMinyak jarak yang telah diesterifikasi dan
sudah dipisahkan dari air, dilakukan prosestransesterifikasi dengan mula-mula menjagasuhu minyak tersebut 60 C. Selanjutnyaditambahkan campuran metanol dan katalisNaOH 0,5%, di mana banyaknya metanolberdasarkan rasio molar 6:1 yaitu antara metanoldengan trigliserida (Gambar 2), dan selanjutnyadikondisikan selama 0,5-1 jam. Selanjutnya
o
biodiesel dipisahkan dari fraksi gliserol dengancara pula selama 3-5 jam, kemudiandinetra l is i r meng gunakan asam asetat(CH COOH) 0,01% yang akan mengikat sisakatalis (NaOH) yang masih terdapat padabiodiesel, membentuk endapan berwarna putihsehingga mudah dipisahkan. Tahap berikutnya,dilakukan dilakukan pencucian terhadao biodieselmenggunakan air hangat hingga pH air cucianmenjadi netral.
ageing
3
70
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
HC
2C
O C R
1
O
H O C R
O
2
2C 3H O C R
O
CH
3
O C R
1
O
CH O C R
O
2
3 3CH O C R
O
3 HC
2C
OH
H OH
2CH OH
++ 3CH3OH
HaOH
Trigliserida Metanol Katalis Metil ester Gliserol(Triglyceride) (Methanol) (Catalyst) ( )Methyl ester (Glycerol)
Gambar 2. Reaksi transesterifikasi (Ege, 1996)Figure 2. (Ege, 1996)Transesterification reaction
b. Penambahan antioksidanSebelum penambahan antioksidan, dilakukan
karakterisasi terhadap biodiesel, dan kemudiandibandingkan dengan standar Indonesia(Anonim, 2006). Karakterisasi tersebut mencakupanalisis bilangan asam, bilangan penyabunan,bilangan iod, kadar air, kerapatan, viskositas, danbilangan peroksida.
Antioksidan yang ditambahkan ada 3 jenisyaitu BHT ( ), TBHQ (
), dan Formula X (). Biodiesel setelah ditambah
masing-masing antioksidan tersebut, disimpanselama 4 minggu pada suhu ruang.
Selama penyimpanan 4 minggu, pada tiapselang satu minggu (7 hari) dilakukan pengujianmutu atau pemeriksaan sifat fisiko-kimiabiodiesel, mencakup bilangan peroksida, FFA,dan viskositas. Selama 4 minggu tersebut, disamping suhu kamar tetap dijaga, biodieseltersebut ditempatkan dalam botol kaca bening,dan ditutup kain kasa (tidak kedap udara). Inidimaksudkan agar keberadaan cahaya dan oksigenyang merupakan faktor mempercepat prosesoksidasi minyak tidak terhalangi, sehinggaaktifitas 3 macam antioksidan tersebut dapatdicermati kemampuannya dalam menghambatproses tersebut.
buthylated hydroxytoluene tert-buthytlated hydroquinone organic-incorporated phenol
C. Pengujian Mutu Biodiesel
D. Rancangan Percobaan dan Analisis Data
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian Pendahuluan
Rancangan percobaan untuk menelaahpengaruh bahan antioksidan tersebut terhadapmutu biodiesel minyak jarak (bilangan peroksida,bilangan asam (FFA), dan viskositas) menerapkanrancangan acak lengkap berpola faktorial.Sebagai faktor adalah macam antioksidan (A) yangterdiri dari 3 macam (BHT, TBHQ, dan danFormula X); konsentrasi antioksidan (B) dalam 5taraf yaitu 0%; 0,03%; 0,05%; 0,07%; dan 0,10%;dan waktu penyimpanan (C) mulai dari minggu ke0, 1, 2, 3, hingga ke 4. Rancangan tersebut terdiridari 3 x 4 x 5 atau 60 satuan percobaan, dan setiapsatuan tersebut diulang (R) sebanyak 2 kali.Selanjutnya untuk menelaah ada tidaknyaperbedaan karakteristik (mutu) antara biodieselyang diberi perlakuan antioksidan denganbiod iese l kontro l ( tanpa peng gunaanantioksidan), digunakan pula analisa keragamanyang kemudian dilanjutkan juga dengan uji BNJ(Ott, 1994).
Data hasil penelitian pendahuluan yaitukarakteristik atau sifat fisiko-kimia minyak jarakpagar disajikan pada Tabel 1.
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
71
Tabel 1. Sifat fisiko-kimia minyak jarak pagarTable1. Physico-chemical properties of Jatropa curcas castor oil
No. Sifat/ karateristik (Properties/characteristics ) Satuan (Units) Nilai (Values)1 Kerapatan (Density), 15oC g/ml 0,90072 Viskositas kinematik (Kinematic viscosity), 40oC Cst 27,283 Bilangan asam (Acid value) mg KOH/ g 11,584 Bilangan iod (Iod number) g I2 / 100 g 955 Bilangan penyabunan (Saponification number) mg KOH / g 189,926 Kadar air (Moisture content) % 0,087 Bilangan peroksida (Peroxide number) mg O2 / 100 g 4,75
Kerapatan biodiesel minyak jarak pagar(0,9007 g/ml) lebih tinggi di bandingkankerapatan biodiesel sawit dan petrosolar (Tabel 2).Kerapatan minyak dalam bentuk ester (termasukminyak jarak pagar dan minyak sawit) dipengaruhioleh berat molekul asam lemak penyusun estertersebut. Tingginya kerapatan biodiesel inimengindikasikan tingginya berat molekul asamlemak penyusun ester pada minyak jarak. Lebihtingginya kerapatan biodiesel minyak jarak pagardibandingkan kerapatan petrosolar dapatdipahami karena solar sebagian besar tersusunoleh hidrokarbon (alkana) dengan berat molekullebih kecil dari pada asam lemak penyusun esterminyak jarak (Ege, 1996).
Dalam hal bilangan iod, nilainya untukbiodiesel minyak jarak juga lebih tinggi dari padabiodiesel sawit (Tabel 2). Hal ini memberi indikasibahwa asam lemak penyusun ester minyak jaraklebih banyak ikatan rangkapnya (tidak jenuh)dibanding minyak sawit. Hal ini dapat dipahamikarena ester minyak jarak tersusun oleh asam oleat(34 - 45%) dan asam linoleat (29 - 44%)(Anggraini, 2007). Banyaknya ikatan rangkaptersebut menyebabkan biodiesel minyak jaraklebih rentan terhadap kerusakan oksidasi olehcahaya, suhu tinggi, dan oksigen.
Salah satu konsekuensi dari perubahan oksidatifminyak tak jenuh adalah terbentuknya aldehidadan asam karboksilat melalui pembentukansenyawa peroksida sebagai produk antara (Ingold,1962; Ege, 1996), dan hal ini ditunjukkan dengannilai bilangan peroksida awal minyak jarak pagarsebesar 4,75 (Tabel 1). Dugaan adanya degradasioksidatif pada asam lemak tak jenuh terindikasidengan tingginya bilangan asam minyak jarak(mencapai 11,58). Ini dapat dimengerti karenadiantara produk akhir degradasi tersebut adalahaldehida dan asam karboksilat (Gambar 3). Disamping itu tingginya bilangan asam tersebut jugabisa diakibatkan adanya hidrolisa oleh air danaktifitas enzim hidrolitik (Gambar 4).
Selanjutnya, viskositas kinematik biodieselminyak jarak jauh lebih tinggi dibandingkanviskositas biodiesel sawit dan petrosolar (Table 2).Diduga karena tingginya berat molekul asamlemak penyusun ester minyak jarak, sebagaimanadiindikasikan dengan tingginya kerapatan minyakjarak tersebut (Tabel 1). Hal ini perlu diperhatikankarena viskositas minyak yang tinggi akanmenghambat gerakannya sebagai fluida, sehinggaselanjutnya berpengaruh pada sistim ,dan akumulasi bahan bakar pada tahapan tertentudalam mesin diesel (Anggraini, 2007).
fuel injector
Gambar 3. Mekanisme reaksi oksidasi terhadap asam lemak terutama yang berikatan jenuh(Ingold, 1962; Pari, 1983 ; Buck, 1991)
Figure 3. Mechanism of oxidative reaction that occurs to the unsaturated fatty acidsparticularly those with unsaturated bonds (Ingold, 1962; Pari, 1983; Buck, 1991)
72
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
Tabel 2. Sifat fisiko-kimia biodiesel sawit dan petrosolarTable 2. Physico-chemical properties of palm-oil and solar (fossil-derived diesel oil)
NoSifat/Karakteristik
(Properties/characteristics)
Nilai (Values )Biodiesel sawit
(Palm-oil biodiesel) *)
Petrosolar(Fossil-derived diesel
fuel) *)
(Standar)Standard**)
1 Kerapatan (Density), g/ml (15o C) 0,868 0,83 0,850-0,8902 Viskositas kinematic (Kinematic viscosity),
Cst (40o C)5,3 5,2 1,9-6,0
3 Bilangan asam (Acid value),mg KOH/g
- - ≤ 0,8
4 Bilangan iod (Iod number),g I2/100 g
45-62 - ≤ 115
5 Bilangan penyabunan (Saponificationnumber),mg KOH/g
209,7 - -
6 Kadar air (Moisture content), % - - ≤ 0,057 Bilangan peroksida (Peroxide number), mg
O2/100 g- - -
8 Nilai kalor (Calorific value), cal/g 8843,21-9082,21 9799,249 Abu tersulfat (Sulphated ash), % ≤ 0,0210 Bilangan ester (Ester number),
mg KOH/g- - -
11 Kadar sulfur (Sulphur content), ppm <50 ≤500
Keterangan ( ): Hambali, , (2006); Standar mutu biodiesel Indonesia /(Anonim, 2006); - data tak tersedia ( )
Remarks et al Quality standard for Indonesia'sbiodieselqualities data not available
*) **)
Dibandingkan dengan standar mutu biodieselIndonesia (Tabel 2), ternyata nilai kerapatan,viskositas kinematik, bilangan asam, dan bilanganiod biodiesel minyak jarak lebih tinggi dari batasmaksimum nilai pada standar biodiesel (Anonim,2006).
1. Karakterisasi biodiesel melalui esterifikasi dantransesterifikasi
Proses esterifikasi biodiesel minyak jarakberakibat terjadinya penurunan bilangan asamdari 12 menjadi 1,125. Selanjutnya dengan prosestransesterifikasi bilangan asam tersebut menjadi0,2 (Gambar 5). Penurunan bilangan asamminyak jarak setelah esterifikasi dapat dipahamikarena esterifikasi yang menggunakan metanol(dengan katalis asam kuat HCl) berakibatterjadinya perubahan asam lemak bebas padaminyak tersebut menjadi ester (Gambar 1).Selanjutnya, turunnya bilangan asam melaluiproses transesterfikasi terhadap minyak hasilesterifikasi terjadi karena metanol yang digunakan
B. Penelitian Utama
(dengan katalis basa kuat NaOH) selain sebagianbesar mengakibatkan esterifikasi trigliserida(Gambar 2), juga mengesterifikasi sisa-sisa asamlemak bebas yang masih terdapat pada hasilesterifikasi (Gambar 1). Baik esterifikasi dantransesterifikasi sebagaimana diuraikan sebelum-nya berakibat terbentuknya metil ester, denganmekanisme reaksi melalui protonasi gugusankarbonil (Gambar 6).
Lebih lanjut hasil karakterisasi biodiesel hasilesterifikasi dan transesterifikasi minyak jarakpagar di sajikan pada Tabel 3. Dibandingkandengan sebelum dilakukan estrans (Tabel 1), padabiodiesel minyak jarak setelah estrans terjadipenurunan kerapatan, viskositas kinematik,bilangan asam, dan bilangan iod (berturut-turut0,9007 menjadi 0,8676 g/ml, 27,28 menjadi2,33 Cst, 11,58 menjadi 0,20 mg KOH/g, dan 95menjadi 84,85 g I /100 g); sedangkan dalamhal bilangan peroksida tak terjadi perubahan(4,75), dan selanjutnya untuk kadar air danbilangan penyabunan cenderung meningkat(berturut-turut 0.08 menjadi 0.12%, dan 189,92menjadi 200,61 mg KOH/g).
2
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
73
Gambar 4. Mekanisme reaksi hidrolisa pada lemak/minyak (Sonntag, 1982)Figure 4. Mechanisms of hydrolysis reaction occurred at fat/oil (Sonntag, 1982)
Gambar 5. Penurunan bilangan asam selama proses pembuatan biodiesel (esterifikasi dantranesterifikasi minyak jarak)
Figure 5. The decrease in acid number of Jatropa curcas oil biodiesel (through esterificationand esterification)
Keterangan ( ): Penurunan bilangan asam selama pembuatan biodiesel =, Bilangan asam = , Minyak jarak =
, Hasil esterifikasi = , Hasil transesterifikasi =
Remarks The decrease in acid number during the synthesis ofbiodiesel Acid number Jatropa curcas oil (immediately after being extracted from itscorresponding seeds Results of esterification Results of transesterification
Gambar 6. Mekanisme reaksi protonasi gugusan karbonil pada pembentukan metil ester(Gubitz, 2001)
(Gubitz, 2001)Figure 6. Reaction mechanisms of protonation on carbonyl group in the formation of methyl
ester
74
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
Tabel 3. Karakteristik biodiesel hasil esterifikasi dan transterifikasi minyak jarak pagarTable 3. Characteristics of biodiesel resulting from the esterification and transesterification on
the Jatropa curcas castor oil
No, Sifat / karateristik (Properties /characteristics ) Satuan (Units) Nilai (Values)
1 Kerapatan (Density), 15oC g/ml 0,86762 Viskositas kinematic (Kinematic viscosity), 40oC *) Cst 2,333 Bilangan asam (Acid value) mg KOH/ g 0,204 Bilangan iod (Iod number) g I2 / 100 g 84,855 Bilangan penyabunan (Saponification number) mg KOH / g 200,616 Kadar air (Moisture content) % 0,127 Bilangan peroksida (Peroxide number) mg O2 / 100 g 4,758 Nilai kalor (Calorific value) cal/g 73529 Abu tersulfat (Sulphated ash) % 0,02410 Bilangan ester (Ester number) mg KOH / g 200,4111 Kadar sulfur (Sulphur content), ppm % -
Keterangan ( ): pada suhu ruang, viskositas kinematik = 4,63 Cst ()
Remarks At ambient temperature, the kinematic viscosity= 4.63 Cst
*)
Penurunan kerapatan dan viskositas kinematikdiduga akibat proses transesterifikasi yangmemecah trigliserida menjadi ester dengan beratmolekul lebih rendah dan struktur bangun lebihsederhana seperti monogliserida atau digliserida(Gambar 2). Selanjutnya menurunnya bilanganasam akibat dari proses esterifikasi, dimana asamlemak bebas diubah menjadi metil ester (Gambar1). Penurunan bilangan iod diduga terkait adanyaperlakuan pemanasan pada proses estransterhadap minyak jarak pagar (Gambar 1 dan 2),yang dapat mendegradasi ikatan rangkap (tidakjenuh) dalam bentuk seperti reaksi adisi (merubahikatan rangkap menjadi ikatan jenuh), reaksioksidasi (membentuk senyawa peroksida sebagaiproduk antara), dan pemutusan ikatan rangkap(Ege, 1996).
Bilangan peroksida minyak jarak yang tidakberubah pada minyak jarak baik sebelum ataupunsesudah proses estrans (Tabel 1 dan 3)mengindikasikan bahwa degradasi ikatan rangkapakibat perlakuan panas selama estrans tersebuttidak dalam hal terbentuknya senyawa peroksida,tetapi kemungkinan dalam bentuk reaksi adisi ataupemutusan ikatan rangkap. Peningkatan kadar airminyak jarak setelah proses estran, diduga adakaitannya dengan terbentuknya air terutama padareaksi esterifikasi (Gambar 1). Lebih lanjutmeningkatnya bilangan penyabunan sesudahproses estrans diduga terkait dengan pemutusanikatan rangkap yang kemudian diiikuti denganterbentuknya asam-asam organik (khususnyayang bergugus karboksilat).
Dibandingkan dengan standar biodieselIndonesia (Tabel 2), maka karateristik biodieselminyak jarak setelah melalui estrans (Tabel 3)ditinjau dari kerapatan, viskositas kinematik,bilangan asam, bilangan iod, dan abu tersulfatmemenuhi syarat, kecuali kadar air (berturut-turut 0,9007-0,8676 g/ml, 27,28-2,33 Cst, 11,58-0,20 mg KOH/g, 95-84,85 mg KOH/g, dan0.024%). Lebih lanjut, ternyata nilai kalorbiodiesel tersebut (7352 cal/g) masih di bawahnilai kalor biodiesel minyak sawit dan petrosolar(Tabel 2). Diduga pada biodiesel minyak sawitikatan rangkapnya lebih sedikit dari pada biodieselminyak jarak dan juga asam lemak penyusunesternyapun berbeda. Lebih lanjut padapetrosolar senyawa kimia penyusunnya adalahhidrokarbon (alkana), sedangkan penyusunpada biodiesel minyak jarak adalah ester (Ege,1996).
2. Pencermatan pengaruh bahan antioksidanData karakteristik biodiesel minyak jarak pagar
(bilangan peroksida, bilangan asam, dan viskositaskinematik) akibat penggunaan bahan anti oksidansebanyak 3 macam, masing-masing dengankonsentrasi bervariasi disajikan pada Lampiran 1.Analisa keragaman menunjukkan bahwapengaruh macam bahan antioksidan (A),konsentrasi antioksidan (B), dan minggupenyimpanan (C), berikut interaksinya (ABC)nyata terhadap 3 aspek karateristik tersebut (Tabel4).
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
75
a. Bilangan peroksidaBilangan peroksida biodiesel baik pada kontrol
ataupun dengan penggunaan antioksidan berkisar4,75-68,82 (Lampiran 1). Berdasarkan hasil analisakeragaman (Tabel 4) dan uji BNJ (Lampiran 1),ternyata secara keseluruhan bilangan peroksidabiodiesel minyak jarak kontrol lebih tinggi (sekitar205-1349%) dibandingkan nilai untuk biodieseldengan penggunaan antioksidan (BHT, TBHQ,dan Formula X). Ini menunjukkan bahwa antioksidan berperan menghambat proses oksidasibiodiesel. Bilangan peroksida biodiesel baikdengan antioksidan ataupun tanpa (kontrol)cenderung meningkat dengan meningkatnyawaktu (minggu) penyimpanan. Lebih lanjut,peningkatan konsentrasi masing-masing 3 macamantioksidan (BHT, TBHQ, dan Formula X)cenderung menghambat oksidasi biodieselsebagaimana ditunjukkan dengan semakinmenurunnya bilangan peroksida.
Secara keseluruhan mulai dari minggu pertamahingga keempat berdasarkan hasil uji BNJ(Lampiran 1), ternyata efektifitas tertinggi dalammenghambat oksidasi biodiesel adalah padapenggunaan antioksidan TBHQ, disusul olehBHT hingga Formula X (efektifitas terendah).Dari Gambar 7 terlihat bahwa efektifitasantioksidan (BHT, TBHQ, dan Formula X)meningkat (bilangan peroksida menurun)dengan semakin tinggi konsentrasinya, danmembuktikan pula bahwa bahwa efektifitasantioksidan TBHQ memang paling efektif(bilangan peroksida paling rendah).
Senyawa BHT, TBHQ, dan Formula Xmerupakan bahan antioksidan golongan fenolik(F), di mana reaksi penghambatan oksidasiberlangsung dengan cara menyumbangkan atomhydrogen (H) pada bahan fenolik tersebut keradikal lipida (R*) dan selanjutnya mengubahnyamenjadi bentuk yang lebih stabil (R). Radikallipida tersebut terbentuk pada tahap inisiasi akibatproses oksidasi senyawa lipida, Inisiasi tersebutterjadi pada gugusan methylene (-CH -) yangberdekatan dengan ikatan rangkap C=C-.Sementara itu turunan radikal antioksidan yangterbentuk (F*) setelah melepaskan atom Hbersifat lebih stabil dibandingkan radikal lipida(Buck, 1991).
2
Efektifitas antioksidan dalam menghambatreaksi oksidasi dipengaruhi oleh kemampuannyamendonorkan atom H pada radikal lipida, dan
kemampuan tersebut terkait erat dengan susunanmolekul antioksidan sendiri. Pada TBHQ danBHT, sama-sama terdapat gugusan t-butil sebagaisubstisi pada posisi ortonya (Gambar 8). Dalampenelitian ini. TBHQ merupakan antioksidanpaling efektif menghambat proses oksidasibiodiesel minyak jarak. Ini disebabkan TBHQmemiliki 2 gugusan OH sehingga dapatmenyumbangkan 2 atom H pada radikal lipida,sehingga lebih efektif menstabilkan lpidatersebut. Formula X merupakan antioksidanfenolik alami. dengan demikian diperkirakanprinsip mekanisme kerjanya serupa dengan BHTdan TBHQ. Di antara tiga macam antioksidantersebut, efektifitas antioksidan tersebut palingrendah (Gambar 7). Meskipun demikian tidakberarti tidak efektif menghambat oksidasi.Diharapkan efektifitas Formula X dapatditingkatkan dengan peningkatan konsentrasinya.
Selanjutnya pada Gambar 7 terlihat pula bahwatanpa antioksidan (kontrol), nilai bilanganperoksida biodiesel jauh di atas nilai untukbiodiesel dengan 3 macam antioksidan (BHT,TBHQ, dan Formula X), pada pertambahanwaktu (minggu) penyimpanan. Ini meng-indikasikan bahwa proses oksidasi biodiesel tanpaoksidan berlangsung dengan cepat dan tanpahambatan. Ini memperkuat indikasi pula biodieselminyak jarak banyak tersusun oleh asam lemaktidak jenuh sehingga rentan terhadap prosesoksidasi di mana terbentuk senyawa peroksidasebagai produk antara (Gambar 3).
Berdasarkan hasil uji BNJ (Lampiran 1) makakombinasi perlakuan yang terbaik dalam meng-hasilkan bilangan peroksida terendah, baik untukminggu penyimpanan ke dua, ke tiga, ataupun keempat adalah biodiesel dengan penggunaanantioksidan BHT pada konsentrasi 0,10%.
b. Bilangan asamBerdasarkan analisis keragaman dan uji BNJ
ternyata bilangan asam biodiesel kontrol (tanpaantioksidan) mengalami kenaikan paling tinggiselama penyimpanan hingga 3,6 mg KOH/gcontoh pada minggu ke empat (Tabel 4, Lampiran1, Gambar 9). Ini memperkuat indikasi bahwadekomposisi senyawa peroksida pada prosesoksidasi biodiesel tersebut berlangsung cepattanpa hambatan yang selanjutnya membentukproduk akhir yaitu diantaranya asam karboksilat(Gambar 3). Asam karboksilat tersebut di
76
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
Tab
el4.
An
alis
ake
raga
man
terh
adap
kara
kter
isti
k(b
ilan
gan
per
oksi
da,
bila
nga
nas
am, d
anvi
skos
itas
kin
emat
ik)
bio
die
sel m
inya
kja
rak
pag
arT
able
4.A
naly
sis
ofv
aria
nce
onch
arac
teri
stic
s(p
erox
ide
num
ber,
acid
num
ber,
and
kine
mat
icv
isco
sity
) of J
atro
pacu
rcas
oil b
iodi
esel
Sum
ber
kera
gam
anD
bB
ilan
gan
per
oks
ida
(Per
oxid
enu
mbe
r)B
ilan
gan
asam
(Aci
dnu
mbe
r)V
isko
sita
ski
nem
atic
(Kin
emat
icvi
scos
ity)
(Sou
rces
ofva
riat
ion)
(df)
F-h
itun
g(F
-cal
cula
ted)
PF
-hit
un
g(F
-cal
cula
ted)
PF
-hit
un
g(F
-cal
cula
ted)
P
To
tal
-I11
9P
erla
kuan
(Tre
atm
ent)
59M
acam
anti
oks
idan
(Kin
dsof
antiox
idan
ts),
A2
6,23
**4,
49*
8,87
**
Ko
nse
ntr
asi a
nti
oks
idan
(Con
cent
ration
ofan
tiox
idan
t), B
34,
92**
4,53
*12
,57
**
Min
ggu
pen
yim
pan
an(S
tora
gew
eek),
C4
5,17
**6,
98**
6,21
**In
tera
ksi (
Inte
ract
ion)
AB
62,
31tn
4,90
*5,
02*
AC
81,
89tn
8,90
**2,
78tn
BC
1212
,34
**9,
87**
7,22
**A
BC
249,
73**
10,6
7**
10,7
6**
Gak
at-I
(Err
or-I
)60
To
tal-
II12
9A
nti
oks
idan
-K
on
tro
l (A
ntio
xid
ant
-C
ontr
ol)
6410
,28
**9,
78**
12,7
7**
Gal
at-I
I(E
rror
-II)
65R
ata-
rata
(Mea
ns)
16,7
10,
244,
80Sa
tuan
(Uni
ts)
mg
O2/
100
gco
nto
h(s
ampl
e)m
gK
OH
/g
con
toh
(sam
ple)
Cst
KK
,%3,
487,
329,
27D
0.05
9,47
20,
057
0,21
2K
eter
anga
n(
):*
=n
yata
pad
ata
raf
()
5%;
**=
nya
tap
ada
()
1%; t
n=
tak
nya
ta(
;K
K=
koef
isis
ien
kera
gam
an(
);P
=p
eluan
g(
);D
0.05
=n
ilai k
riti
suji
jara
kb
eda
nya
taju
jurT
uke
yp
ada
tara
f(
)5%
Rem
ark
ssi
gnifi
cant
atsi
gnifi
cant
atno
tsi
gnifi
cant
)co
eff.
ofva
riat
ion
prob
abili
tyC
ritica
l val
ueof
Tuk
ey's
hone
stly
sign
ifica
ntdi
ffer
ence
at
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
77
Gambar 7. Histogram hubungan antara konsentrasi masing-masing macam bahanantioksidan (A1, A2, dan A3) dengan bilangan peroksida biodiesel, menurut waktupenyimpanan (minggu)
Figure 7. Histogram describing the relation between concentration of each kind ofantioxidant (A1, A2, and A3) and peroxyde number of biodiesel, scrutinized bystorage duration (weeks)
Keterangan ( ): Bilangan Peroksida ( ), Kombinasi Perlakuan ( ), (A):( , , ), (B): (
), (C): ( minggu 0 , minggu 1 , minggu 2, minggu 3 , minggu 4 ), Kontrol ( )
Remarks Peroxide number Treatment combination AntioxidantA1 = BHT A2 = TBHQ A3 = Formula X Antioxidant concentration B1 = 0,03%, B2 = 0,05%, B3 = 0,07%,
B4 = 0,10% Storage duration C0 = (immediately) C1 = (first week) C2 = (secondweek) C3 = (third week) C4 = (fourth week) Control (without antioxidants)
samping asam lemak bebas berperan pula dalammenentukan dan meningkatkan bilangan asambiodiesel. Dengan peningkatan waktupenyimpanan, bilangan asam juga meningkat padabiodiesel dengan antioksidan (BHT, TBHQ, danFormula X), tetapi tidak sebesar pada biodieselkontrol (berturut-turut 36,11%, 44,44%, dan22,25%). Ini berindikasi pula memperkuat hasilpencermatan bilangan peroksida sebelumnyabahwa penggunaan antioksidan menghambatoksidasi biodiesel, sehingga walaupun tetapterjadi oksidasi dengan meningkatnya waktu(minggu) penyimpanan, tetapi banyaknya asamkarboksilat yang terbentuk lebih sedikitdibandingkan asam dari biodiesel kontrolsebagaimana ditunjukkan dengan lebih rendahnyabilangan asam biodiesel yang menggunakanantioksidan (Gambar 8).
Pada penyimpanan minggu pertama dan kedua, belum ada perbedaan bilangan asambiodiesel akibat penggunaan antioksidan yangberbeda (BHT, TBHQ, dan Formula X) (Tabel 4dan Gambar 8). Perbedaan tersebut mulai nampakpada minggu penyimpanan ke tiga dan ke empat(Lampiran 1). Pada minggu ke tiga, antioksidanyang paling efektif (bilangan asam terendah)adalah TBHQ pada konsentrasi 0,05 - 0,10%,
disusul oleh BHT pada konsentrasi 0,10% danFormula X pada konsentrasi 0,07 - 0,10%.Selanjutnya pada minggu ke empat, antioksidanyang paling efektif dan sama efektifnya adalahTBHQ dan BHT pada konsentrasi 0,10%, diikutioleh Formula X pada konsentrasi 0,05 - 0,10%.Kesemuanya berindikasi memperkuat hasilpencermatan bilangan peroksida sebelumnya dimana antioksidan TBHQ paling efektifmenghambat oksidasi biodiesel, disusul berturut-turut oleh BHT dan Formula X.
Berdasarkan hasil uji BNJ (Lampiran 1),kombinasi perlakuan yang terbaik dalammenghasilkan bilangan asam terendah padaminggu penyimpanan pertama adalah denganpenggunaan antioksidan TBHQ dan BHTmasing-masing pada konsentrasi 0,10%; padaminggu ke dua dan ke tiga dengan TBHQ masing-masing pada konsentrasi 0,07 - 0,10%; dan padaminggu ke empat dengan TBHQ dan BHTmasing-masing pada konsentrasi 0,10%. Lebihlanjut, bilangan asam biodiesel baik kontrolataupun dengan antioksidan berkisar 0,19 - 0,36(Lampiran 1). Selanjutnya dibandingkan denganpersyaratan bilangan asam menurut SNI(Anonim, 2006) yaitu ≤0,8 (Tabel 2), makaseluruh biodiesel ini memenuhi syarat.
78
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
Gambar 8. Struktur kimia BHT ( ) (A), dan TBHQ () (Canacci dan Gerpen, 2001)
(Canacci and Gerpen, 2001)
Butylated hydroxytoluene tert-Buthylhydroquinone
Figure 8. Chemical structures of BHT (Butylated hydroxytoluene) (A), and TBHQ (tert-Buthylhydroquinone)
A B
Gambar 9. Histogram hubungan antara konsentrasi masing-masing bahan anti oksidan (A1,A2, dan A3) dengan bilangan asam biodiesel, menurut waktu penyimpanantertentu (minggu)
(A1, A2, and A3)Figure 9. Histogram describing the relation between kinds of antioxidantsand acid number of biodiesel, scrutinized by storage duration (weeks)
Keterangan ( ): Bilangan Peroksida ( ), Kombinasi Perlakuan ( ), (A) (, , ), (B): (
), (C): ( minggu 0 , minggu 1 , minggu 2, minggu 3 , minggu 4 ), Kontrol ( )
Remarks Peroxide number Treatment combination Antioxidant A1= BHT A2 = TBHQ A3 = Formula X Antioxidant concentration B1 = 0,03%, B2 = 0,05%, B3 = 0,07%, B4= 0,10% Storage duration C0 = (immediately) C1 = (first week) C2 = (secondweek) C3 = (third week) C4 = (fourth week) Control (without antioxidants)
Berdasarkan hasil uji BNJ (Lampiran 1),kombinasi perlakuan yang terbaik dalammenghasilkan bilangan asam terendah padaminggu penyimpanan pertama adalah denganpenggunaan antioksidan TBHQ dan BHTmasing-masing pada konsentrasi 0,10%; padaminggu ke dua dan ke tiga dengan TBHQ masing-masing pada konsentrasi 0,07 - 0,10%; dan padaminggu ke empat dengan TBHQ dan BHTmasing-masing pada konsentrasi 0,10%. Lebihlanjut, bilangan asam biodiesel baik kontrolataupun dengan antioksidan berkisar 0,19 - 0,36
(Lampiran 1). Selanjutnya dibandingkan denganpersyaratan bilangan asam menurut SNI(Anonim, 2006) yaitu ≤0,8 (Tabel 2), makaseluruh biodiesel ini memenuhi syarat.
c. Viskositas kinematikBerdasarkan analisa keragaman (Tabel 4) dan
uji BNJ (Lampiran 1), ternyata viskositaskinematik biodiesel kontrol (tanpa antioksidan)menga lami peningkatan pa l ing t ing g idibandingkan viskositas biodiesel dengan antioksidan (BHT, TBHQ, dan Formula X) selamapenyimpanan (11,02% terhadap berturut-turut
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
79
4,32%, 1,94%, dan 5,83%) (Gambar 10). Untukbiodiesel kontrol, walaupun ada kecenderunganpenurunan viskositas pada perubahan minggupenyipanan ke tiga menjadi ke empat, tetapipenurunan tersebut tidak nyata (5.18-5,14 Cst).Ini dapat dipahami bahwa adanya oksidasiintensif pada biodiesel kontrol (hasi lpencermatan bilangan peroksida) menyebabkandegradasi (terbentuknya radikal atau senyawadengan berat molekul lebih rendah), dan hasildegradasi tersebut mengalami polimerisasimembentuk persenyawaan dengan rantai ikatanlebih panjang dan berat molekul lebih tinggi. Haltersebut mengakibatkan peningkatan viskositasbiodiesel.
Pada penggunaan antioksidan (BHT, TBHQ,dan Formula X), bertambahnya waktupengamatan hingga minggu ke empat, jugamengakibatkan peningkatan viskositas biodiesel(berturut-turut 4,63 - 4,83 Cst, 4,63 - 4,72 Cst, dan4,63 - 4,76 Cst). Akan tetapi peningkatan tersebuttidak sebesar viskositas biodiesel kontrol (4,63 -5,14 Cst). Ini memperkuat indikasi hasilpencermatan bilangan peroksida bahwapengunaan antioksidan dapat mengambat
oksidasi yang berakibat degradasi minyakbiodiesel, sehingga mengurangi intensitaspolimerisasi hasil degradasi sebagaimanaditunjukkan dengan lebih rendahnya viskositasdibandingkan biodiesel kontrol (Gambar 10 danLampiran 1). Lebih lanjut pada minggu ke dua -ke empat, terdapat kecenderungan sedikitpenurunan viskositas biodiesel. Di duga polimeryang terbentuk juga mengalami degradasi(mungkin oleh udara, suhu, dan organisme)menghasilkan senyawa dengan rantai lebihpendek dan berat molekul lebih rendah, sehinggaviskositasnya menurun.
Pada minggu pertama dan kedua belum terlihatadanya perbedaan viskositas biodiesel akibatpenggunaan antioksidan yang berbeda pula (BHT,TBHQ, dan Formula X) (Gambar 8 dan Lampiran1). Pada minggu ke tiga dan ke empat, ternyataantioksidan yang paling efektif menurunkanviskositas adalah TBHQ, disusul berturut-turutoleh BHT dan Formula X. Ini memperkuat lagihasil pencermatan bilangan peroksida bahwaurutan antioksidan dengan efektifitas tertinggihingga terendah adalah TBHQ, BHT, danFormula X.
Gambar 10. Histogram hubungan antara konsentrasi masing-masing macam bahanantioksidan (A1, A2, dan A3) dengan viskositas kinematik biodiesel, menurutwaktu penyimpanan (minggu)
(A1, A2, and A3)Figure 10. Histogram describing the relation between concentration of each kind of
antioxidants and kinematic viscosity of biodiesel, scrutinized bystorage duration (weeks)
Keterangan ( ): Viskositas ), Kombinasi Perlakuan ( ), (A)( , , ), (B) (
), (C) ( minggu 0 , minggu 1 ,minggu 2 , minggu 3 , minggu 4 ), Kontrol (
)
Remarks kinematik (Kinematic viscosity Treatment combination AntioxidantA1 = BHT A2 = TBHQ A3 = Formula X Antioxidant concentration B1 = 0,03%, B2 = 0,05%,
B3 = 0,07%, B4 = 0,10% Storage duration C0 = (immediately) C1 = (first week) C2 =(second week) C3 = (third week) C4 = (fourth week) Control (without
antioxidants)
80
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
Berdasarkan hasil uji BNJ (Lampiran 1) makakombinasi perlakuan yang terbaik dalammenghasilkan viskositas terendah pada minggupeny impanan per tama ada lah denganpenggunaan antioksidan BHT pada konsentrasi0,70 - 0,10%; pada minggu ke dua dengan TBHQpada konsentrasi 0,03 - 0,10%; pada minggu ketiga dengan TBHQ pada konsentrasi 0,10%; danpada minggu ke empat dengan TBHQ padakonsentrasi 0,70 - 0,10%. Lebih lanjut, viskositaskinematik biodiesel baik kontrol ataupun denganantioksidan berkisar 4,63 - 5,18 (Lampiran 1).Selanjutnya dibandingkan persyaratan viskositasmenurut SNI (Anonim, 2006) sebesar 1,9 - 6,0(Tabel 2), maka seluruh biodiesel ini memenuhisyarat.
d. Penelaahan seluruh karakteristik biodieselyang diamatiPenelaahan ini bertujuan menduga kombinasi
perlakuan terbaik (macam bahan antioksidan,konsentrasi antioksidant, dan waktu penyimpan-an) berdasarkan karakeritik biodiesel yang diamati(bilangan peroksida, bilangan asam, dan viskositaskinematik) di mana pada keadaan tersebutbiodiesel memiliki kinerja paling memuaskandalam penggunaanya sebagai sumber energi(penggerak) mesin berpiston. Penelaahan tersebutmenggunakan hasil memanipulasi uji BNJ yangdikemudian ditransformasi dalam bentuk totalskor (Lampiran 1).
Untuk waktu penyimpanan minggu pertama,maka biodiesel yang dianggap berkinerja palingmemuaskan adalah dengan penggunaan antioksidan BHT pada konsentrasi 0,07 - 0,10%dan TBHQ pada konsentrasi 0,10% (masing-masing dengan total skor = TS = 15), disusul olehFormula X pada konsentrasi 0,07-0,10% (TS = 14- 14,5). Selanjutnya untuk minggu ke dua, halyang serupa adalah dengan BHT pada konsentrasi0,05 - 0,10% dan dengan TBHQ pada konsentrasi0,05 - 0,10% (masing-masing dengan TS = 10 -10,5), disusul oleh Formula X pada konsentrasi0,07 - 0,10% (TS = 9); untuk minggu ke tigadengan TBHQ pada konsentrasi 0,05 - 0,10%(TS = 9,5 - 11), disusul berturut-turut oleh BHTpada konsentrasi 0,10% (TS = 9,5), dan olehFormula X pada konsentrasi 0,07 - 0,10% (TS =9); dan untuk minggu ke empat dengan TBHQpada konsentrasi 0,70 - 0,10% (TS = 9,5-10,5),disusul oleh BHT pada konsentrasi 0,07 - 0,10%
(TS = 8,5 - 9), dan oleh Formula X padakonsentrasi 0,10% (TS = 8). Biodiesel kontrol(tanpa antioksidan) memiliki skor tertinggi (TS =16). Hal ini dapat dipahami karena biodieseltersebut baru saja mengalami tahap estrans danbelum mengalami oksidasi dari uadarapenyimpapan. Khusus untuk biodiesel kontrolsetelah mengalami oksidasi dari udarapenyimpanan, maka skornya mengalamipenurunan drastis mulai dari minggu pertama (TS= 11), ke dua (TS = 7,5), ke tiga (TS = 4), hinggaminggu ke empat (TS = 3), di manakeseluruhannya jauh di bawah skor untukbiodiesel yang diberi antioksidan. Hal inimemperkuat hasil pencermatan bahwa biodieselminyak jarak pagar rentan terhadap prosesoksidasi dan penggunaan bahan antioksidan dapatmenghambat oksidasi tersebut.
Setelah melalui proses estrans, minyak darihasil ekstraksi biji tanaman jarak ( )memiliki karakteristik (antara lain kerapatan,viskositas kinematik, bilangan asam, bilangan iod,kadar air, dan nilai kalor) yang banyak memenuhipersyaratan SNI untuk biodiesel dan jugasebanding dengan karakteristik petrosolar,sehingga lebih berprospek dimanfaatkan sebagaibiodiesel untuk menggerakan mesin berpiston.
Antioksidan yang paling efektif menghambatoksidasi biodiesel minyak jarak adalah TBHQ(pada konsentrasi 0,07-0.10%), disusul berturut-turut oleh BHT (0,07-0,10%), dan Formula X(0,10%). Peningkatan konsentrasi masing-masingbahan antioksidan cenderung pula mempertinggiketahanan oksidasi biodiesel. Penggunaan FormulaX yang merupakan antioksidan alami diharapkanbisa seefektif antioksidan TBHQ dan BHT, yaituapabila konsentrasinya ditingkatkan (>0,10%).
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jatropa curcas
Ambarita, M.T. D. 2002. Tranesterifikasi minyak gorengbekas untuk produksi metil ester. Thesis. ProgramPasca Sarjana Stratum Dua (S-2), Institut PertanianBogor. Bogor.
Anggraini, A. 2007. Pengaruh penggunaan antioksidantterhadap ketahanan oksidasi biodiesel dari minyak
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
81
jarak pagar. Skripsi (S-1). Fakultas TeknologiPertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anonim, 1993. Fossil Fuels. : Anonim, HumanImpact on the Biosphere, Starr, C, and R,Taggart, Biology: The Unity and Diversity ofLife, Walsworth Publishing Company, Belmont,California,
______, 2006. Biodiesel. Standar Nasional Indonesia(SNI) 04-7182-2006, Badan StandarisasiNasional. Jakarta, Indonesia,
______, 2008. Teknologi: Energi baru dan terbarukan.Harian Kompas, tgl. 24 Oktober 2008, Hlm. 35.Jakarta.
Buck, D.F, 1991. Antioxidants. : Smith. FoodAdditive User's Handbook. Blackie Academicand Proffesional. Glasgow, UK.
Canakci, M. and J.V. Gerpen, 2001. Biodiesel productionfrom oils and fats with high free factty acids.American Society of Agricultural Engineers, 44(6): 1429-1436.
Ege, S.N. 1996. Organic Chemistry. D.C. Health andCompany. Lexington - Massachusetts - Toronto.
Gubits, G.M., M, Mittelbach, and M, Trabi, 1999.Exploitation of the tropical oil from the seeds of
L. plants. Biosource Tech., 67: 73-82.
Haas, E. and M. Mittelbach, 2000. Detoxificationexperiments with the seed oil from L.Industrial Crops and Products, 12: 111-118.
Hambali, E., A. Suryani, Dadang, Hariyadi, H. Hanafie, I.K.Reksowardojo, M. Rivai, M. Ihsanur, P.Sur yadar ma, S. Tj i t rossoemitro, T.H.Soerawidjaja, T. Prawitasari, T. Prakoso, W.
Di dalam
Di dalam
Jatropa curcas
Jatropa curcas
Purnomo, 2006. Jarak Pagar: TanamanPenghasil Biodiesel. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hamilton, R.J., 1983, The Chemistry of Rancidity inFoods. : Allen, J.C. and R.J. Hamilton,1982. Rancidity in Foods, Hlm. 1-20, AppliedScience Publisher. London.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II.Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.
Ingold, K.U. 1962. Metal catalysist. : Schultz,H.W., E.A. Day, dan R.O. Sinhuber, Symposiumon Foods: Lipids and Their Oxidation. The AVIPublishing Co., Inc. Wessport, Connecticut.
Ott, R.L. 1994. An Introduction to Statistical Methods andData Analysis. Fourth ed. Duxbury Press.Belmont. Ca., USA.
Pari, G. 1983. Mempelajari sifat fisika-kimia minyak bijisaga ( Linn). Karya Tulis.Akademi Kimia Anal is is, Depar temenPerindustrian. Bogor
Perkins, E.G. 1967. Formation and non-volatiledecomposition on products in heated fats and oils.Food Technology, 21 (4): 125.
Rizvi, S.Q. A. 1992. Lubricant additives and their function.: ASM Handbook of Friction, Friction,
and Wear Technology, Part 18, 1990. ASMInternational.
Sonntag, N. 1982. Fat Splitting, Esterification, andInteresterification. : Anonim. Bailey'sIndustrial Oil and Fat Products, 1980. Fourth ed.Vol. II. John Wiley and Sons. New York,
Sudradjat, H. R. 2006. Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar.Penebar Swadaya. Jakarta
Di dalam
Di dalam
Di dalam
Di dalam
Adenanthera pavonia
82
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
Lam
pir
an1.
Dat
aka
rakt
eris
tik
bio
die
sel m
inya
kja
rak,
yan
gd
iiku
tid
enga
nh
asil
uji
jara
kb
eda
nyat
aju
jur
(BN
J)(d
inya
taka
nd
alam
mu
tud
ansk
or)
App
endi
x1.
Dat
aon
the
char
acte
rist
ics
ofJa
trop
aoi
l Bio
dies
el, f
ollo
wed
wit
hho
nest
lysi
gnif
ican
tdi
ffer
ence
(HSD
) tes
t(e
xpre
ssed
ingr
ades
and
scor
es)
Kar
akte
rist
ik(C
hara
cter
istics
)T
ota
l
Ko
mb
inas
i per
laku
kan
(Tre
atm
ent
com
bina
tion
)T
No.
Bila
nga
np
ero
ksid
a(P
erox
ide
num
ber)
,m
gO
2/
100
gco
nto
h(s
ampl
e)
Bila
nga
nas
am(A
cid
num
ber)
, mg
KO
H/
gco
nto
h(s
ampl
e)
Vis
kosi
tas
kin
emat
ic(K
inem
atic
visc
osity)
, Cst
sko
r(T
otal
scor
e)A
BC
M1)
G1)
S1)
M1)
G1)
S1)
M1)
G1)
S1)
(TS)
11
01
G7
0,20
D4
4,63
E5
161
12
8,31
F6
0,23
CD
3,5
4,70
CD
3,5
13
11
23
14,7
2D
E4,
50,
24C
D3,
54,
85B
210
11
34
20,6
9C
D3,
50,
28B
C2,
54,
97A
B1,
57.
51
14
526
,09
C3
0,28
BC
2,5
4,92
AB
1,5
7
12
06
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
161
21
78,
07F
60,
19E
54,
70C
D3,
514
,5
12
28
13,7
8E
50,
24C
D3,
54,
83B
C2,
511
12
39
20,0
2C
D3,
50,
32A
B1,
54,
97A
B1,
56,
51
24
1024
,51
C3
0,28
BC
2,5
4,87
B2
7,5
13
011
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
161
31
127,
36F
60,
21D
44,
63E
515
13
213
13,3
0E
50,
24C
D3,
54,
87B
210
,51
33
1418
,45
CD
3,5
0,26
C3
4,86
B2
8,5
13
415
24,2
8C
30,
28B
C2,
54,
79C
38,
51
40
164,
75G
70,
20D
44,
63E
516
14
117
7,12
F6
0,19
E5
4,67
D4
15
14
218
12,5
9E
50,
22C
D3,
54,
85B
210
,51
43
1918
,00
CD
3,5
0,23
CD
3,5
4,83
BC
2,5
9,5
14
420
23,3
9C
30,
26C
34,
77C
39
21
021
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
162
11
228,
07F
60,
21D
44,
77C
313
21
223
14,4
9D
E4,
50,
24C
D3,
54,
85B
210
21
324
17,5
5D
40,
26C
34,
88B
29
21
425
19,3
3C
D3,
50,
30B
24,
76C
38,
52
20
264,
75G
70,
20D
44,
63E
516
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
83
Lam
pir
an1.
Lan
juta
nA
ppen
dix
1.C
onti
nued
Kar
akte
rist
ik(C
hara
cter
istics
)T
ota
l
Ko
mb
inas
i per
laku
kan
(Tre
atm
entco
mbi
nation
)T
No.
Bila
nga
np
ero
ksid
a(P
erox
ide
num
ber)
,m
gO
2/
100
gco
nto
h(s
ampl
e)
Bila
nga
nas
am(A
cid
num
ber)
, mg
KO
H/
gco
nto
h(s
ampl
e)
Vis
kosi
tas
kin
emat
ic(K
inem
atic
visc
osity)
, Cst
sko
r(T
otal
scor
e)A
BC
M1)
G1)
S1)
M1)
G1)
S1)
M1)
G1)
S1)
(TS)
22
127
7,60
F6
0,21
D4
4,75
C3
132
22
2813
,30
E5
0,22
CD
3,5
4,87
B2
10,5
22
329
16,6
4D
40,
23C
D3,
54,
88B
29,
52
24
3018
,89
CD
3,5
0,32
AB
1,5
4,81
BC
2,5
7,5
23
031
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
16
23
132
7,36
F6
0,21
D4
4,76
C3
132
32
3312
,34
E5
0,24
CD
3,5
4,88
B2
10,5
23
334
15,9
7D
E4,
50,
23C
D3,
54,
92A
B1,
59,
52
34
3518
,45
CD
3,5
0,28
BC
2,5
4,72
CD
3,5
9,5
24
036
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
16
24
137
6,41
FG
6,5
0,19
E5
4,71
CD
3,5
152
42
3812
,11
E5
0,22
CD
3,5
4,81
BC
2,5
11
24
339
15,5
3D
E4,
50,
23C
D3,
54,
76C
311
24
440
17,1
0D
40,
26C
34,
72C
D3,
510
,5
31
041
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
163
11
4210
,45
EF
5,5
0,23
CD
3,5
4,72
CD
3,5
12,5
31
243
21,3
7C
30,
24C
D3,
54,
89B
28,
5
31
344
32,6
1B
20,
30B
25,
02A
B1,
55,
53
14
4538
,25
B2
0,32
AB
1,5
4,95
AB
1,5
5
32
046
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
163
21
479,
97E
F5,
50,
23C
D3,
54,
73C
D3,
512
,53
22
4821
,38
C3
0,26
C3
4,90
AB
1,5
7,5
32
349
31,0
4B
C2,
50,
28B
C2,
54,
95A
B1,
56,
53
24
5036
,68
B2
0,27
C3
4,85
B2
7
33
051
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
163
31
528,
31F
60,
21D
44,
68D
414
33
253
20,6
5C
D3,
50,
24C
D3,
54,
86B
2
84
Penelitian Hasil Hutan Vol. 30 No. 1, Maret 2012: 69-85
Lam
pir
an1.
Lan
juta
nA
ppen
dix
1.C
onti
nued
Kar
akte
rist
ik(C
hara
cter
istics
)T
ota
l
Ko
mb
inas
i per
laku
kan
(Tre
atm
entco
mbi
nation
)T
No.
Bila
nga
np
ero
ksid
a(P
erox
ide
num
ber)
,m
gO
2/
100
gco
nto
h(s
ampl
e)
Bila
nga
nas
am(A
cid
num
ber)
, mg
KO
H/
gco
nto
h(s
ampl
e)
Vis
kosi
tas
kin
emat
ic(K
inem
atic
visc
osity)
, Cst
sko
r(T
otal
scor
e)A
BC
M1)
G1)
S1)
M1)
G1)
S1)
M1)
G1)
S1)
(TS)
33
354
29,7
0B
C2,
50,
26C
35,
04A
B1,
57
33
455
35,5
3B
20,
30B
24,
82B
C2,
56,
5
34
056
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
163
41
577,
60F
60,
21D
44,
70C
D3,
513
,53
42
5819
,47
CD
3,5
0,26
C3
4,82
BC
2,5
9
34
359
27,8
9B
C2,
50,
26C
34,
90A
B1,
57
34
460
31,9
4B
C2,
50,
28B
C2,
54,
76C
38
kk
061
4,75
G7
0,20
D4
4,63
E5
16k
k1
6214
,49
DE
4,5
0,24
CD
3,5
4,77
C3
11k
k2
6325
,89
C3
0,26
C3
4,93
AB
1,5
7,5
kk
364
50,3
7A
10,
30B
25,
18A
14
kk
465
68,8
2A
10,
36A
15,
14A
13
Ket
eran
gan
():
A=
Mac
amb
ahan
anti
oks
idan
(),
a1=
BH
T,
a2=
TB
HQ
,a3
=F
orm
ula
X;
B=
Ko
nse
ntr
asi
anti
oks
idan
():
b1=
0.03
%,b
2=0.
05%
,b3=
0.07
%,b
4=0.
10%
;C=
Wak
tup
enyi
mp
anan
():
c0=
min
ggu
ke0
();
c1=
min
ggu
per
tam
a(
);c2
=m
inggu
kedua
();
c3=
min
ggu
keti
ga(
),c4
=m
inggu
keem
pat
();
k=
kon
tro
l (b
iodie
sel t
anp
aan
tio
ksid
an)/
();
TN
o.=
No
mo
rko
mb
inas
iper
laku
aan
();
M=
Nila
i rat
a-ra
tadar
i 2ula
nga
n(
);G
=M
utu
(),
angk
adal
amko
lom
Mya
ng
diik
uti
seca
rah
ori
zon
talo
leh
huru
fya
ng
sam
adal
amko
lom
Gta
kb
erb
eda
nya
ta(F
igure
sin
Mco
lum
nfo
llow
edh
ori
zon
tally
by
the
sam
ele
tter
sin
Gc o
lum
nar
en
ot
sign
ific
antl
ydif
fere
nt:
A>
B>
C>
D>
E>
F>
G; 3
);S1
, S2,
S3=
Sko
run
tuk
ber
turu
t-tu
rut
bila
nga
np
ero
ksid
a,b
ilan
gan
asam
, dan
visk
osi
tas
kin
emat
ik(
),se
mak
inti
nggi
sko
r,m
aka
sem
akin
bai
kka
rakt
eris
tik
bio
die
sel (
);T
ota
l sko
r(T
ota
l sco
res)
=T
S=
S1+
S2+
S3
Rem
ark
sK
inds
ofan
tiox
idan
tsC
once
ntra
tion
ofan
tiox
idan
tSto
rage
dura
tion
imm
edia
tely
first
wee
kse
cond
wee
kth
ird
wee
kfo
urth
wee
kco
ntro
lbi
odie
selw
itho
utan
tiox
idan
t
Tre
atm
ent c
ombi
nation
num
ber
Ave
rage
valu
e of
two
repl
icat
ions
Gra
de
Sco
res
for
cons
ecut
ivel
ype
roxid
enum
ber,
acid
num
ber,
and
kin
emat
icvi
scos
ity
the g
reat
erth
e sco
re, t
hen
the b
ette
r the
char
acte
rist
ics o
fbi
odie
sel
1)2)
1)
3)
Kemungkinan penggunaan antioksidan guna mempertinggi ketahanan oksidasi ..... (Han Roliadi, R. Sudradjat, & Arum Anggraini)
85