+ All Categories
Home > Documents > Kendali Optimal Model Siklus Hidup Cacing Schistosoma ... · fungsi Hamiltonian sebagai berikut :...

Kendali Optimal Model Siklus Hidup Cacing Schistosoma ... · fungsi Hamiltonian sebagai berikut :...

Date post: 05-Jan-2020
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
8
Kendali Optimal Model Siklus Hidup Cacing Schistosoma japonicum dengan Prinsip Minimum Pontryagin Sriwahyuni*, Rina Ratianingsih, Hajar Program Studi Matematika, Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Tadulako, Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia Schistosomiasis is an infectious disease caused by trematodes, of the genus Schistosoma. In Indonesia the disease is caused by Schistosoma japonicum. The worm life cycle is specific because its habitat is not only on human body or some other mammal but also in snail. This research is aimed to a mathematical model of the worm cycle and investigates the optimal control of the model. The mathematically control was conducted by put a time dependent parameter ρ (t) to the model that represents a medical treatment to infected humans. The governed model, that has an endemic stable critical point, describes a transferred worm cycle of several phases. The optimal control is determined by the Minimum Pontryagin Principle. The simulation of the model shows that, for such initial condition of the uncontrolled model, the number of adult worms will increase up to 4700 in 80 days. This number could reduce to 4500 on the day of 100 and converge to 4400for unbounded time growth. It means that schistosomiasis is permanently occurring (endemic). The controlled model gives as the drug dose of praziquantel. The drug doze of 20 mg praziquantel could minimize the growth of worms and decreasethe number of adult worm population to 8 in 6 months. ABSTRACT/ABSTRAK INFO ARTIKEL Schistosomiasis adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh cacing darah trematoda dari genus Schistosoma. Di Indonesia, schistosomiasis disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum. Penelitian ini mengkaji secara matematis kendali optimal siklus hidup cacing S. japonicum. Pengendalian dilakukan dengan pemberian obat pada manusia yang terjangkit schistosomiasis. Kendali optimal ditentukan dengan prinsip minimum Pontryagin. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum pemberian obat, banyaknya cacing dewasa mengalami peningkatan hingga mencapai 4700 ekor pada hari ke 80, selanjutnya menurun hingga 4500 ekor pada hari ke 100. Penurunan banyaknya cacing dewasa terus berlanjut hingga stabil mulai hari ke 140 sebanyak 4400 ekor. Hasil tersebut menunjukan bahwa schistosomiasis bersifat menetap (endemik). Untuk mengoptimalkan pertumbuhan cacing S. japonicum dilakukan pengendalian dengan parameter ρ (dosis obat praziquantel) menggunakan prinsip minimum Pontryagin diperoleh persamaan kendali .Kendali optimal untuk meminimalkan pertumbuhan cacing S. japonicum adalah dengan pemberian obat dalam dosis 20 mg dan memberikan hasil yang efektif, dilihat dari jumlah cacing dewasa dalam tubuh manusia yang mengalami penurunan dan akan habis setelah dilakukan pengobatan selama enam bulan sehingga siklus hidup cacing S. japonicum dapat dikendalikan. © 2016 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved. Kata kunci: kendali optimal, prinsip minimum Pontryagin, Schistosoma japonicum Article History: Received: 2 Nov. 2016 Revised: 25 Nov. 2016 Accepted: 14 Des 2016 *Alamat Korespondensi : email : [email protected] Optimal Control of Schistosoma japonicum Cycle Model using Minimum Pontryagin Principle Keywords: optimal control, Pontryagin minimum principle, Schistosoma japonicum Kendali Optimal Model Siklus ..................... (Sriwahyuni, et. al) 51 ) þ ý ü î í ì ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷ ø ö ç è æ = 60 , , 20 min 1 L W maks t l r ) þ ý ü î í ì ÷ ÷ ø ö ç ç è æ ÷ ø ö ç è æ = 60 , , 20 min 1 L W maks t l r
Transcript

KendaliOptimalModelSiklusHidupCacingSchistosomajaponicumdenganPrinsipMinimumPontryagin

Sriwahyuni*,RinaRatianingsih,HajarProgramStudiMatematika,JurusanMatematikaFMIPA,UniversitasTadulako,JalanSoekarno-HattaKm.09Tondo,Palu94118,Indonesia

Schistosomiasisisaninfectiousdiseasecausedbytrematodes,ofthegenusSchistosoma.In Indonesia the disease is caused by Schistosoma japonicum. Theworm life cycle isspecificbecauseitshabitatisnotonlyonhumanbodyorsomeothermammalbutalsoinsnail.Thisresearchisaimedtoamathematicalmodelofthewormcycleandinvestigatestheoptimalcontrolofthemodel.Themathematicallycontrolwasconductedbyputatimedependentparameterρ(t)tothemodelthatrepresentsamedicaltreatmenttoinfectedhumans. The governedmodel, that has an endemic stable critical point, describes atransferred worm cycle of several phases. The optimal control is determined by theMinimumPontryaginPrinciple.Thesimulationofthemodelshowsthat,forsuchinitialconditionoftheuncontrolledmodel,thenumberofadultwormswillincreaseupto4700in80days.Thisnumbercouldreduceto4500onthedayof100andconvergeto4400forunbounded time growth. It means that schistosomiasis is permanently occurring(endemic).Thecontrolledmodelgivesasthedrugdoseof

praziquantel.Thedrugdozeof20mgpraziquantelcouldminimizethegrowthofwormsanddecreasethenumberofadultwormpopulationto8in6months.

ABSTRACT/ABSTRAKINFOARTIKEL

Schistosomiasisadalahsalahsatupenyakitmenularyangdisebabkanolehcacingdarahtrematoda dari genus Schistosoma. Di Indonesia, schistosomiasis disebabkan olehcacing Schistosoma japonicum. Penelitian ini mengkaji secara matematis kendalioptimalsiklushidupcacingS.japonicum.Pengendaliandilakukandenganpemberianobatpadamanusiayangterjangkitschistosomiasis.KendalioptimalditentukandenganprinsipminimumPontryagin.Hasilpenelitianmenunjukanbahwasebelumpemberianobat,banyaknyacacingdewasamengalamipeningkatanhinggamencapai4700ekorpadaharike80,selanjutnyamenurunhingga4500ekorpadaharike100.Penurunanbanyaknyacacingdewasa terusberlanjuthinggastabilmulaiharike140sebanyak4400 ekor. Hasil tersebut menunjukan bahwa schistosomiasis bersifat menetap(endemik). Untuk mengoptimalkan pertumbuhan cacing S. japonicum dilakukanpengendalian dengan parameterρ (dosis obat praziquantel)menggunakan prinsipminimumPontryagindiperolehpersamaankendali

.Kendali optimal untuk meminimalkan pertumbuhan cacing S. japonicum adalahdenganpemberianobatdalamdosis20mgdanmemberikanhasilyangefektif,dilihatdarijumlahcacingdewasadalamtubuhmanusiayangmengalamipenurunandanakanhabissetelahdilakukanpengobatanselamaenambulansehinggasiklushidupcacingS.japonicumdapatdikendalikan.

©2016JurnalVektorPenyakit.Allrightsreserved.

Katakunci:kendalioptimal,prinsipminimumPontryagin,Schistosomajaponicum

ArticleHistory:Received:2Nov.2016Revised:25Nov.2016Accepted:14Des2016

*AlamatKorespondensi:email:[email protected]

OptimalControlofSchistosomajaponicumCycleModelusingMinimumPontryaginPrinciple

Keywords:optimalcontrol,Pontryaginminimumprinciple,Schistosomajaponicum

KendaliOptimalModelSiklus.....................(Sriwahyuni,et.al)

51

� )þýü

îíì

÷÷ø

öççè

æ÷ø

öçè

æ= 60,,20min 1

L

Wmakst

lr

� )þýü

îíì

÷÷ø

öççè

æ÷ø

öçè

æ= 60,,20min 1

L

Wmakst

lr

52

JurnalVektorPenyakit,Vol.10No.2,2016:51–58

PENDAHULUAN

Kesehatanmerupakanaspekyangsangatpenting bagi kehidupan manusia, namunbelum banyak masyarakat yang mampumengambil keputusan tentang perawatankesehatan yang mereka butuhkan dantanggung jawab untuk menjaga kesehatansecara optimal. Saat ini banyak orang yangterkenapenyakitakibatkurangnyakesadaranakan pola hidup sehat sehingga mudahterserang penyakit menular salah satunya

1adalahschistosomiasis. Schistosomiasisadalahpenyakitmenulary a n g d i s e b a b k a n o l e h c a c i n g

2,3Schistosoma. Schistosoma berbeda dariTrematoda jenis lainnya karena mereka hidupdidalam sistempembuluhdarahdanmemilikijeniskelaminjantandanbetinayang

4,5terpisah. AdalimaspesiesSchistosomayangditemukanpadamanusia,tetapi>90%darisemua infeksi ini hanya disebabkan oleh 3spesiespentingyaitu :Schistosomamansoni,Schistosoma japonicum, dan Schistosomahaematobium.Duaspesieslainnyayangjarangterjadi adalah Schistosoma intercalatum dan

6Schistosomamekongi.

Schistosomiasis endemik di 76 negara7denganpendapatanrendah. Lebihdari700

juta orang di dunia berisiko terkena infeksi,dengan lebih dari 207 juta orang yang

8terinfeksi schistosomiasis. Distribusi umumschistosomiasis mencakup wilayah yangsangatbesar,terutamadiAfrika,tetapijugadiTimur Tengah, Amerika Selatan dan Asia

9Tenggara.

D i I n d on e s i a , s c h i s t o s om i a s i s disebabkan oleh cacing S. japonicum yangditemukan endemik di tiga daerah di Sulawesi Tengah, yaitu diDataran Tinggi Lindu, Dataran Tinggi Napu dan Dataran

10,11,12Tinggi Bada. Inang perantaranya baruditemukan pada tahun 1971 di daerahpesawahan paku yaitu siput (snail) yangdiidentifikasi sebagai subspesies dariOncomelania hupensis dan diberi nama

13Oncomelaniahupensislindoensis.

S. japonicum adalah salah satu jenisTrematoda darah dari genus Schistosomasebagai penyebab schistosomiasis padamanusia. S. japonicum dianggap sebagai cacing yang paling berbahaya dibandingkandenganSchistosomayanglain,karenajumlah

telur yang dihasilkan paling banyak, ukurantelur yang kecil mempermudah terjadinya backwashing,banyakmemilikireservoirhost,sulit diobati dan dapat mengakibatkan

12 , 1 4kematian. Hospes utamanya adalahmanusia dan beberapa jenis hewan sepertitikus sawah, babi hutan, sapi dan anjing

1 5hutan. Manusia merupakan hospes definitive S. japonicum (oriental blood fluke), sementara babi, anjing, kucing, kerbau, sapi, kambing, kuda, dan rodensia

16merupakan hospes reservoir..

DaurhidupcacingS.japonicummengikutiduapolasiklushidupyaknipolasiklusImulaidari manusia kemudian ke siput perantaradanakhirnyakembalikemanusia,polasiklusII mulai dari siput perantara kemudian ke

1hewan dan akhirnya kembali ke siput. Penelitian ini hanya meninjau pola siklus I.Kedudukan siput perantara sangat pentingdalamsiklushidupcacing,karenapadatubuhsiputiniserkariadihasilkan,yangselanjutnyamenginfeksimanusiamaupunhewan.

Olehsebabitu,pentingnyakajiantentangdaur hidup cacing S. japonicum untukdimasukanpadamodelutuhantaramanusia,cacing,keongdanhewan.Dalampenelitianini,penulishanyamengkajitentangsiklushidupcacingS.japonicumyaknidaricacingdewasayanghidupdalam tubuhmanusia kemudianmenghasilkan telur yang mana telur akankeluardaritubuhmanusiabersamafesesdanberubah menjadi larva. Larva (mirasidium)inilah yang nantinyamasuk ke dalam tubuhkeong kemudian berkembang menjadisporakistaIdanIIyangberkembangmenjadiserkaria. Serkaria yang berada dalamgenangan air siapmenginfeksimanusia dan

3,17hewan lainnya. Penularan schistosomiasis dapat dikendalikan dengan memberikanpengobatanterhadapmanusiayangterinfeksi

15schistosomiasis. Pengobatan schistosomiasis padadasarnya adalahmengurangi danmencegahkesakitan dan mengurangi sumber penular.Pada saat ini obat yang dipakai adalah

12praziquantel. Praziquantel sangat efektifterhadapsemuabentukschistosomiasis,baikdalamfaseakut,kronikmaupunyangsudahmengalami splenomegali atau bahkan yangmengalami komplikasi lain. Obat tersebutsangatmanjur,efeksampingringandanhanya

53

diperlukan dosis 20 mg - 60 mg diberikan18

selama6bulan.

Pemodelanmatematikamerupakansalahsatu tahap dari pemecahan masalahmatematika. Pemodelan matematikabertujuan untukmendiskripsikan fenomenaa l am ke da lam ben tuk persamaan matematika. Pada penelitian ini dilakukantinjauan matematis terhadap penyebaransiklus hidup cacing S. japonicum yangd i representas ikan ke da lam model matematika. Model matematika dibangunberdasarkan asumsi-asumsi dan kemudiandianalisis untuk mengetahui bagaimanaperilaku siklus hidup cacing S. japonicumseiringdenganberjalannyawaktu.

BAHANDANMETODE Metode penelitian ini menggunakanpenelusuran literatur dengan menelaahartikeldanjurnal ilmiahterkaitsiklushidupcacing S. japonicum, kemudian membangundan menganalisis siklus hidup cacing S.japonicum serta menyelesaikan kendalioptimal menggunakan Prinsip MinimumPontryagin.Kendalioptimalmerupakansuatuupaya penentuan tingkat pengelolaanprogram pengenda l i an penyebaran schistosomiasis secara matematis sehinggaendemisitaspenyakittersebutdapatditekansekecilmungkin.Tingkattersebutmerupakannilai terbaik yang disarankan untukmengendalikanpenyebaranschistosomiasis.

HASIL

Penelitian ini merupakan tinjauanmatematis terhadap siklus hidup cacing S.japonicum yang direpresentasikan ke dalammodel matematika. Model matematikadibangun berdasarkan asumsi-asumsi dan

19,20kemudian dianalisis untuk mengetahuibagaimana perilaku siklus hidup cacing S.japonicumseiringdenganberjalannyawaktu.

KontruksiModelMatematikaUntuk mendapatkan kontruksi model,

perlu digambarkan siklus hidup yangmenggambarkan perpindahan fase cacing S.japonicum.Sebagianfaseberadadalamtubuhmanusia,sebagianfasepertumbuhanlainnyaberadadiairdandalamtubuhkeongair.Fase-fase tersebut digambarkan dalam diagram

alursebagaiberikut:

Gambar 1. Diagram alur perpindahan setiapfaseS.japonicum

DiagrampadaGambar1memperlihatkanalurperpindahansetiapfaseS.japonicumdarisatufasekefaselainnya.Daridiagramtersebutdibangunmodelmatematikayangdinyatakandalam sistem persamaan diferensial (SPD)sebagaiberikut:

Keterangan:W:BanyaknyapopulasicacingdewasaT:BanyaknyapopulasitelurM:BanyaknyapopulasimirasidiumS :Banyaknyapopulasisporakista11

S :Banyaknyapopulasisporakista22

C:Banyaknyapopulasiserkariaα : Lajuperubahandariserkariamenjadi cacingdewasaβ : Lajuperubahandaricacingdewasake telurƴ : Lajuperubahandarisporakista2ke serkaria

KendaliOptimalModelSiklus.....................(Sriwahyuni,et.al)

#CSdt

dC

SSSdt

dS

SSMdt

dS

MMTdt

dM

TTWdt

dT

WCWWAdt

dW

amg

gms

sm

mq

mqb

rabm

--=

--=

--Y=

-Y-=

--=

-+--=

2

2212

111

54

A:Tingkatrekruitmenpadapopulasi cacingdewasa

σ : Lajuperubahandarisporakista1ke populasisporakista2

θ : Lajuperubahandaritelurkepopulasi mirasidium

μ : Lajukematianalami

Ψ:Lajuperubahandaripopulasi mirasidiumkepopulasisporakista1

ρ:Parameterobat

Titik kritis model yang dibangundiperolehdenganmeninjauSPDpadakeadaanstagnan,sehinggadiperolehtitikkritistaknolsebagaiberikut:

Titik kritis menggambarkan banyaknyapopulasipadatiapfasepertumbuhancacingS.japonicumdalamkondisistagnan.Kestabilandari titik kritis tersebut ditentukanberdasarkan nilai eigen yang diperolehdengan memperhatikan koefisien daripersamaankarakteristikmelalui bagianrealdari akar-akar karateristik yang dihitung di

21,22,23titiktersebut. Pengendalian pertumbuhan cacing S.japonicum dengan pemberian obat padamanusia akan menurunkan populasi cacingdewasa. Secara matematis hal ini dilakukandenganmenempatkan parameter kontrol ρ padapersamaan(1).

Pada penyelesaian kendali optimal,d ibangun suatu per formance index pertumbuhan cacing S. japonicum dengantujuan meminimalkan banyaknya populasicacing dalam tubuh manusia. Performanceindexuntukmengontrolpertumbuhancacing

S.japonicumadalahsebagaiberikut:

Untuk meminimumkannya, prinsipMinimumPontryaginmenyatakanpenentuanfungsiHamiltoniansebagaiberikut:

(1)

B e rda s a rkan p r i n s i p m in imum Pontryagin, diperoleh solusi dari fungsiHamiltonberupadosisobatyangoptimaljikaberlakupersamaanstate,co-statedankondisi

24,25stasioner.

Penyelesaian kendali optimal denganparameter ρ diperoleh melalui persamaanstate, co-state dan kondisi stasioner sebagaiberikut:

a.PersamaanState

b.PersamaanCo-State

� )( )( )( )( )[ ]

( )( )( )( )( )( )( )[ ]

( )( )( )( )( )( )( )( )( )[ ]

( )( )( )( )( )( )( )( )[ ]

( )( )( )( )( )( )( )[ ]

( )( )( )( )( )( )( )( )[ ]rbmqmmsmgmam

agmgmamsqmqmqsqmmsmsmm

rbmqmmsmgmam

amsbq

rbmqmmsmgmam

agmgmamsmbq

rbmqmmsmgmam

agmgmammsmb

rbmqmmsmgmam

agmgmambq

rbmmsmgmam

sgb

+++Y++++

+++Y+Y+++Y+Y++=

+++Y++++

+Y=

+++Y++++

++++=

+++Y++++

+++Y++=

+++Y++++

+++Y=

++Y++++

Y=

22223

,

,

2

,

2

,

2

,

2

1

AW

AS

AM

AT

AS

AC

� ] ( ) ( )ò ÷ø

öçè

æ+=

tf

dttL

tWJ0

2

2rr

� ) ( )

[ ] [ ]

[ ] [ ] [ ][ ]CCK

KKSSSMMMT

TTWWWWCAL

WH

txgtxfH

amgl

gmslsmlmql

qmblrbmalr

rlr

--+

--+-+Y+Y--+

--+---++úû

ùêë

é+=

+=

6

543

212

2

,,,,

#CSH

C

SSSH

S

SSMH

S

MMTH

M

TTWH

T

WCWWAH

W

amgl

gmsl

sml

mql

mqbl

rabml

--=¶

¶=

--=¶

¶=

--Y=¶

¶=

-Y-=¶

¶=

--=¶

¶=

-+--=¶

¶=

·

·

·

·

·

·

2

2212

111

6

5

4

3

2

1

� )

( )

( )

( )

( )

( ) alamll

glgmll

slsmll

lmll

qlqmll

blrbmll

166

655

544

433

322

211

2

1

1

----=¶

¶-=

----=¶

¶-=

----=¶

¶-=

Y-Y---=¶

¶-=

----=¶

¶-=

------=¶

¶-=

·

·

·

·

·

·

C

H

S

H

S

H

M

H

T

H

W

H

JurnalVektorPenyakit,Vol.10No.2,2016:51–58

55

c.KondisiStasioner

Karenabatasamanobatsehingga:

Jadi,kendalioptimalρ(t)sebagaiberikut:

Sistemoptimaljikadenganmemasukkankendali optimal ρ(t) ke dalam sistempersamaan state dan costate sehinggadiperolehsistemsebagaiberikut:

a. PersamaanStatedenganmemasukan

kendalioptimal.

b.PersamaanCo-Statedenganmemasukkan

kendalioptimal

Kurva pertumbuhan cacing digambarkanuntuk kondisi awal cacing dewasa (W)berjumlah 27 ekor, telur cacing 2700 (T),mirasidium(M)2400,sporakista1(S1)2200,sporakista2 (S2) 2000 dan serkaria (C) 42.Nilai-nilaiparameteryangdigunakandalammenggambarkan kurva pertumbuhantersebutdinyatakandalamTabel1.

Tabel1.Nilaiparameter

Kurva pertumbuhan setiap fase tanpapemberian obat padamanusia, ditampilkanpadaGambar2.

Gambar 2. Pertumbuhan tiap fase cacing S. japonicum tanpa pemberianobatpadamanusia

,

W

WL

d

dH

1

1 0

0

lr

lr

r

=

=-

=

KendaliOptimalModelSiklus.....................(Sriwahyuni,et.al)

� ) ( )( )

( )( )

60

60

20

20

,60

,

,20

<

£

<

£

ïî

ïí

ì

=

t

t

t

tt

r

r

r

rr

� )þýü

îíì

÷÷ø

öççè

æ÷ø

öçè

æ= 60,,20min 1

L

Wmakst

lr

#CSH

C

SSSH

S

SSMH

S

MMTH

M

TTWH

T

WL

WmaksCWWA

HW

amgl

gmsl

sml

mql

mqbl

labm

l

--=¶

¶=

--=¶

¶=

--Y=¶

¶=

-Y-=¶

¶=

--=¶

¶=

÷÷

ø

ö

çç

è

æ

þýü

îíì

÷÷ø

öççè

æ÷ø

öçè

æ-+--=

¶=

·

·

·

·

·

·

2

2212

111

60,,20min

6

5

4

3

2

1

1

� )

( )

( )

( )

( ) alamll

glgmll

slsmll

lmll

qlqmll

bll

bmll

166

655

544

433

322

21

11

2

1

60,,20min1

----=¶

¶-=

----=¶

¶-=

----=¶

¶-=

Y-Y---=¶

¶-=

----=¶

¶-=

-÷÷

ø

ö

çç

è

æ

÷÷

ø

ö

çç

è

æ

þýü

îíì

÷÷ø

öççè

æ÷ø

öçè

æ-----=

¶-=

·

·

·

·

·

·

C

H

S

H

S

H

M

H

T

H

L

Wmaks

W

H

56

Kurva pertumbuhan setiap fase tanpapemberian obat pada manusia, ditampilkanpadaGambar3.

Gambar 3. Populasi tiap fase pertumbuhancacing S. japonicum setelahdilakukankendalipengobatan20mg

Kurva Performansi kendal i opt imal ditampilkanpadaGambar4.

l

Kurva jumlah cacing dewasa dalam tubuhmanusia dengan dosis 20 mg ditampilkanpadaGambar5.

Gambar 5. Jumlah populasi cacing dewasadalam tubuh manusia dengandosisobat20mg

PEMBAHASAN

Untukmengatasi pertumbuhan cacingS.japonicumyangtidakterkendalidalamtubuhmanusia, pemberian obat pada host utama(manusia) merupakan hal yang selama inidilakukan. Hal tersebut merupakan upayapemberantasan cacing S. japonicum secarak im ia . S e ca ra ma tema t i s , masa l ah pemberantasan cacing direpresentasikanmelalui parameter ρ sebagai tingkatpemberian obat padamanusia yang terkena schistosomiasis.

Berdasarkan hasil penelitian, Gambar 2 memperlihatkan bahwa sebelum pemberianobat pada manusia yang ter jangki t schistosomiasis, jumlah populasi cacingdewasadalamtubuhnyameningkatmencapai4700 pada hari ke-80 dan mengalamipenurunandariharike-83sampaiharike-140kemudianstabilpadaharike-21sampaiharike-200. Jumlah telur mengalami penurunandenganjumlahpopulasi1100padaharike-30danmengalamipeningkatanpadaharike-31sampaihari ke-100mencapai 1600populasikemudianstabilpadaharike-145sampaiharike-200, sedangkan jumlah mirasidiummengalamipenurunanhingga700padaharike-50danmeningkatpadaharike-51sampaiharike-100denganjumlahpopulasisebanyak900kemudianstabilpadaharike-140sampaiharike-200.Populasisporakista1meningkatmencapaijumlah2300padaharike-10, harike-22 sampai hari ke-70 mengalamipenurunan mencapai 800 tetapi mengalamipeningkatanlagi padaharike-65sampaiharike-100 kemudian stabil pada hari ke-130sampaiharike-200.Untukpopulasisporakista2meningkatpadahari ke-20dengan jumlahpopulasi mencapai 2200 dan mengalamipenurunandariharike-21sampaiharike-100denganjumlahpopulasi900kemudianstabilpadaharike-130sampaiharike-200.Jumlahpopulasi serkaria mangalami peningkatanpadaharike-30denganjumlahpopulasi1000dan mengalami penurunan dari hari ke-35sampaiharike-100 kemudianpopulasistabilpada hari ke-130 sampai hari ke-200. Hasiltersebutmenunjukanbahwatanpapemberianobat pada manusia, cacing dewasa akanmenetap dalam tubuh manusia. Fenomenapenurunan kurva pertumbuhan di tiap fasedisebabkanolehtingkatperpindahanpopulasi

JurnalVektorPenyakit,Vol.10No.2,2016:51–58

Gambar4.Performansikendalioptimal

yang masuk lebih sedikit dari tingkatperpindahan populas i yang ke luar. Sebaliknya,peningkatankurvapertumbuhandiakibatkan oleh tingkat perpindahanpopulasiyangmasuklebihtinggidaritingkatperpindahanpopulasiyangkeluar.

Gambar 3 memperlihatkan kurvapertumbuhan tiap fase cacing S. japonicum setelahpemberianobatdengandosis20mgyangmengakibatkanpenurunandrastispadapopulasicacingdewasadalamtubuhmanusia.Untuk populasi telurmengalami penurunandari2600menjadi200padahari ke-60danakan habis pada hari ke-130. Mirasidiummengalami penurunan populasi dari 2400menjadi500padaharike-40danakanhabispada hari ke-155, sedangkan sporakista 1meningkatdenganjumlahpopulasi2300padaharike-5danmengalamipenurunan jumlahpopulasimenjadi 300padahari ke-100danakan habis pada hari ke-170. Populasisporakista 2 meningkat pada hari ke-15denganjumlahpopulasi2400danmengalamipenurunanjumlahpopulasimenjadi500padaharike-80kemudianakanhabispadaharike-175,sedangkanpopulasiserkariameningkat denganjumlahpopulasi1050padaharike-25kemudian mengalami penurunan dan akanhabis pada hari ke-200. Hasil tersebutmemperlihatkanbahwapemberiandosisobatsebesar 20 mg merupakan dosis optimaluntuk mengendalikan pertumbuhan cacingdewasadalamtubuhmanusia.

Performansi dari pengendalian yang telahoptimaldengantingkatpemberianobatsebesar20mgdiperlihatkanpadaGambar4.Populas i cac ing dewasa mengalami penurunan hingga delapan ekor yang habispada hari ke 180 (selama enam bulanpengobatan).

EfektifitaspemberianobatselamaenambulandiperlihatkanpadaGambar5,dimanapemberianobatpraziquanteldengandosis20mg juga mampu mengurangi jumlah cacingdewasadalamtubuhmanusia.

KESIMPULAN

Berdasarkanpadahasil simulasidiatas,menunjukan bahwa dari dosis obat yangdisarankanantara20mg–60mg,pemberianobat praziquantel dengan dosis 20 mg juga

mampumeminimalkan pertumbuhan cacingS. japonicum dalam tubuh manusia danmemberikan hasil yang efektif. Dengandemikian siklus hidup cacing S. japonicumdapatterkendalidalamwaktu180hari.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telahdisimpulkan di atas, diharapkan kepadapemerintah agar melakukan penyuluhankepada masyarakat tentang bahayaschistosomiasis dan memberikan kesadarankepada masyarakat untuk memperhatikanlingkungan tempat tinggal mereka dengancara menjaga kebersihan dan gaya hidupsehat, mengoptimalkan pemberian obatpraziquantelpada penderita schistosomiasisserta terus mendukung dan menjalankanprogrampengendalianpertumbuhancacingS.japonicum.

UCAPANTERIMAKASIH

Pa d a k e s emp a t a n i n i p e n u l i s mengucapkan terima kasih kepada KepalaBalai Litbang P2B2 Donggala. Terima kasihkepada Ketua Jurusan Matematika, KetuaProdi Matematika dan Dosen-dosen dilingkungan Matematika FMIPA UniversitasTadulako yang telah memberikan dukungandan bantuan dalam penyelesaian penelitianini.Terimakasihjugapenulisucapkankepadasemua pihak yang secara langsung maupuntidaklangsungtelahmenumbuhkanideataugagasan dalam pemikiran penulis sehinggadapatmenyelesaikanpenelitianini.

DAFTARPUSTAKA1. Barrington,e.r.s.,a.j.willis,andM.A.Sleich.A

Series of Student Texts in ContemporaryBiology.EdwardArnoldLimited,London.1979.

2.AndrewD.Schistosomiasis.In:GordonC.Cook,Alimuddin L Z, editors. Manson's TropicalDiseases. 21 ed. China: Saunders Elsevier:2009;82:1425

3.Miyazaki,I.AnIllustratedBookofHelminthicZoonosis.InternationalMedicalFoundationofJapan,Tokyo.1991.

4. FischerPR,SummerAP,WhiteCA,Jr.In:RalphD.Feigin,JamesDC,GailJDH,SheldonLKaplan,editors. Textbook of Pediatric InfectiousDiseases. 6 ed. United States of America:SaundersElsevier:2009;240:3023.

KendaliOptimalModelSiklus.....................(Sriwahyuni,et.al)

57

5. SafarR.ParasitologiKedokteran.Protozoologi,Helmintologi, Entomologi. 1 st ed.Bandung:CV.YramaWidya;2009.h:208.

6. ZhouXN,BergquistR,LeonardoL,OlvedaR.Schistosomiasis:TheDiseaseanditsControl.2008 September. Accessed September 18,2 0 1 3 . A v a i l a b l e f r o m : http://www.rnas.org.cn/upload/inFile/2008-9-25160310-Schistosomiasis.pdf

7.Weeklyepidemiologicalrecord30AprilNo.18,2010 , 85 , 157 -164 . Wor l d Hea l t h Organization.Accessed September18, 2013.Availablefrom:http://www.who.int/wer.

8. ChistuloL,LoverdeP,EngelsD.DiseaseWatch:Schistosomiasis. TDR Nature ReviewsMicrobiology.2004;2:12

9. SteinmannP. EpidemiologyandDiagnosisofSchistosoma japonicum other helminthinfections and multiparasitism in Yunanprovince, People's Republic of China.(dissertation). (German): University of Basel;2008.

10. Hadidjaja, P. Beberapa penelitian mengenaiaspek biologik dan klinik schistosomiasis diSulawesi Tengah, Indonesia. Thesis DoktorUniversitasIndonesia.1982.2013;3(3):31–42.

11.Jastal, Gardjito TA, Anastasia H, Mujiyanto.A n a l i s i s S p a s i a l e p i d em i o l o g i schistosomiasis menggunakan pengindraan jauh dan system informasi geografis di LembahNapudanLinduKab.

12. Sudomo M. Penyakit Parasitik Yang KurangDiperhatikan di Indonesia.Jakarta : BadanPenelitian dan Pengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan Republik Indonesia.2008.

13. Davis, G.M., and W.P. carney.. DescriptionofOncomelania hupensis lindoensis: firstintermediatehostofSchistosomajaponicuminSulawesi. Proc. Acad. Nat. Sci. Philadelphia.

1973.125:1-34.14. Sandjaja B. Parasitologi Kedokteran.

Helmintologi Kedokteran. Jakarta: PrestasiPustaka;2007.

15. Natadisastra, D., Agoes, R. Parasitologi Kedokteran:ditinjaudariorgantubuhyangdiserang.EGC,Jakarta.2005.

16. Hariyanto, M.E., 2007.'Pemanfaatan Air Sungai dan Infeksi Schistosoma Japonicum di NapuPosoSulawesiTengahTahunJurnalKesehatanMasyarakatNasional.2006.1(5):219-225.Kesehatan Masyarakat Nasional.2006.1(5):219-225.

17.Garcia L.S, Bruckner D.A. DiagnosticParasitologi kedokteran. Jakarta: PenerbitBukuKedokteranEGC;1996.p.256-72.

18.Tjay,TanHoan&Rahardja,Kirana.Obat-obatpenting: khasiat, penggunaan dan efek-efeksampingnya.ElexMediaKomputindo.2007.

19.Luknanto,D,ModelMatematika,BahanKuliahHidraulikaKomputasi,JurusanTeknikSipilFTUGM,Yogyakarta.2003.

20. Mayer, J. walter. Concepts of mathematicalmodeling. Mcgrow-hill book company. NewYork.1985.

21. Anton, H. Aljabar Linier Elementer, Terjemahan oleh Pantur Silaban.. Jakarta.1998.Erlangga.

22.Campbell,S.L.,&Haberman,R.IntroductiontoDifferensialEquitionswithDinamycalSystem.NewJersey:PrincetonUniversityPree.2008.

23. Finizio, J. & Lads, T. Persamaan DifferensialBiasadenganpenerapanModern.AlihBahasaolehWidiartiSantoso.1982.

24. Boyce, W.E. and Diprima R.C. ElementaryDifferential Equation and Boundary Value

thProblem,6 ed.UnitedStatesofAmerica,1996.

25.Naidu,D.S.,.Optimal control system.CRC,London.2002.

58

JurnalVektorPenyakit,Vol.10No.2,2016:51–58


Recommended