1
KINERJA JARINGAN SENSOR NIRKABEL IEEE 802.15.4 UNTUK MONITORING DENYUT NADI PASIEN
PERFORMANCE EVALUATION OF IEEE 802.15.4 BASED WIRELESS SENSOR NETWORK FOR MONITORING PATIENTS’ PULSE STATUS
Puput Dani Prasetyo Adi1, Muhammad Niswar2, Amil A. Ilham2
1Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Satya Wiyata Mandala,
2Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Puput Dani Prasetyo Adi Fakultas Teknik Universitas Satya Wiyata Mandala Jl. Sutamsu SH Nabire HP : 081227103387 Email : [email protected]
2
Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah bagaimana mengembangan sistem jaringan komunikasi sensor nirkable pendenteksi detak jantung guna menolong korban bencana alam dalam jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem komunikasi jaringan sensor nirkabel yang mampu mengidentifikasi banyak korban agar tim medis dapat mengambil keputusan dan tindakan medis yang cepat terhadap korban berdasarkan tingkat keparahan kondisi kesehatan korban dan mengembangkan system yang murah dan handal dengan menggunakan teknologi jaringan Sensor Nirkabel agar dapat diimplementasikan di daerah-daerah bencana yang infrastruktur telekomunikasinya rusak. Metode penelitian ini adalah Metode Multiplexing dalam transmit data pasien menggunakan Mikrokontroller ATmega 328 dan pulse sensor untuk mendeteksi kondisi denyut nadi pasien. Input sensor ini akan diklasifikasikan oleh mikrokontroller yang ada pada sensor Node (ED) dan dikirim ke Coordinator Node (C) dengan teknologi nirkable ZigBee atau IEEE 802.15.4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tim medis mendiagnosa dan mengambil tindakan medis berdasarkan tingkat keparahan kondisi kesehatan pasien / korban dengan multi-peer network ZigBee dimungkinkan bisa mendeteksi dan mengirimkan data denyut nadi pasien dalam jumlah banyak sehingga akan lebih banyak menolong korban bencana alam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sensor nirkable pendeteksi detak jantung mampu mengirimkan data sebanyak 5 sensor (5 korban) diterima dengan baik di coordinator node dengan jarak jangkauan 120 m, dengan nilai throughput selama 10 detik sebesar 83,22 % .
Kata Kunci : ZigBee, IEEE 802.15.4, Mikrokontroller ATmega 328, Pulse Sensor, Multi-peer.
Abstract
The background of this research is to develop systems of communication networks nirkable to detect heartbeat sensor in order to help victims of natural disasters in large quantities. This study aims to develop a wireless sensor network communication system that is able to identify many victims so that a medical team can make quick decisions and medical threatmennt based on the severity level of victims’ health condition. The developed system is cheap and reliable so that it can be implemented in areas of disasters where the telecommunication infrastructure has been damaged. The research used microcontroller Atmega 328 and pulse sensor to detect patients’ pulse condition with multiplexing method while data transmit. The input sensor is classified by the microcontroller in sensor node (SN) and sent to the coordinator node (C) with ZigBee Wireless technology or IEEE 802.15.4. based on this information, the medical team can diagnose and take actions based on the severity of the medical condition of the patients. The result reveals that it is possible for ZigBee multi-peer network to detect and transmit data of patients’ pulse in large quantities. As a result, more victims of natural disasters can be helped. The conclusion of this study is nirkable sensor heartbeat detector sensor sends the data as much as 5 (5 victims) were well received at the coordinator node with a distance range of 120 m with a value of throughput for 10 seconds at 83.22%. Keyword : ZigBee, IEEE 802.15.4, Microcontroller Atmega 328, pulse sensor, multi-peer.
3
PENDAHULUAN
Penelitian ini bermaksud untuk Mengembangkan sistem komunikasi jaringan sensor
nirkabel yang mampu mengidentifikasi banyak korban agar tim medis dapat mengambil
keputusan dan tindakan medis yang cepat terhadap korban berdasarkan tingkat keparahan
kondisi korban, penelitian ini adalah pengembangan dari penelitian Rusmin, Iqra. (2012),
yang masih menggunakan komunikasi single peer atau point-to-point. Dalam penelitian ini
akan dikembangkan sistem yang murah (low-cost) dan handal (reliable) dengan
menggunakan teknologi Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) agar dapat di implementasikan pada
daerah-daerah bencana yang infrastruktur telekomunikasinya rusak. Pada penelitian ini
digunakan Mikrokontroler ATmega 328p dan Arduino Board sebagai downloader serta pulse
sensor untuk mendeteksi kondisi denyut nadi pasien. Input sensor ini akan diklasifikasikan
oleh mikrokontroler yang ada pada sensor node (SN) dan dikirim ke Coordinator Node (C)
dengan teknologi nirkabel ZigBee. Berdasarkan informasi tersebut, tim medis mendiagnosa
dan mengambil tindakan medis berdasarkan tingkat keparahan kondisi kesehatan pasien /
korban. dengan multi-peer network ZigBee dimungkinkan bisa mendeteksi dan mengirimkan
data denyut nadi pasien dalam jumlah banyak sehingga akan lebih banyak menolong korban
bencana alam.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan penelitian
Penelitian ini menghasilkan sebuah prototype untuk tanggap darurat pasien bencana
alam yaitu sensor Pulse yang bisa mendeteksi denyut jantung pasien dari jarak yang jauh,
penerapan hasil penelitian ini adalah lokasi bencana alam dimana disitu terdapat banyak
korban yang harus dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka, pinsan dan tidak sadarkan
diri, sehingga perlu alat detector yang bisa mendeteksi pasien paling parah untuk bisa dibawa
ke rumah sakit . jenis penelitian ini adalah penelitian percobaan guna menghasilkan tools atau
Node sensor prototype atau eksperimental study.
Metode pengumpulan data
Mengumpulkan informasi dari berbagai media terutama media cetak berupa buku,
jurnal ilmiah, skripsi, tesis yang berkaitan dengan analisis dan kinerja ZigBee dalam
pengiriman data, khususnya yang berkaitan dengan peranannya dalam dunia kesehatan
sekarang ini seperti denyut nadi pasien. Dan mempelajari Perangkat Lunak untuk Simulasi
ZigBee (WPAN 802.15.4) yaitu Network Simulation 2 (NS2). Mempelajari Bahasa
Pemrograman Arduino yaitu Arduino 1.0 yaitu bahasa pemrograman C. Mempelajari
4
Komunikasi ZigBee seperti broadcast dan multi peer. dan mempelajari konsep-konsep
Mikrokontroller terutama PIN ATmega 328 dan integrasinya dengan semua utilities yang
digunakan dalam pembuatan sensor node seperti LED, LCD, Pulse Sensor, baterai node dan
ZigBee. Kemudian Melakukan perbandingan pengukuran dari Sistem yang dibuat dengan
stetoskop yang digunakan oleh seorang dokter untuk memeriksa pasien dirumah sakit agar
pulse sensor yang dibuat menghasilkan data denyut nadi yang valid dan cocok dengan
pemeriksaan seorang dokter.
Metode Analisis Data
Metode Analisis data yang digunakan adalah Time Division Multiplexing (TDM)
adalah jenis Digital Multiplexing dimana aliran data atau sinyal lebih dari satu pengirim
sinyal (sumber atau node sensor) mengirimkan sinyal digital berupa Frekuensi gelombang
Radio (RF) ke satu kanal (Koordinator Node (C)) secara bergiliran masuk di channel
penerima. Sinyal sensor node dianggap normal P1, P2, P3, P4 dan P5 masuk secara
bergantian bila sensor dalam keadaan ready (ON) dan siap mengirim data dan posisi tepat
saat pemasangan pulse sensor di jari telunjuk.
Perancangan Alat Sensor Pulse
Pada tahapan ini secara garis besar meliputi perancangan perangkat lunak (Software)
dan perangkat keras (Hardware). Untuk membangun Sistem Jaringan Sensor Nirkabel
(Wireless Sensor Network) diperlukan software Arduino 1.0 untuk menanamkan program
kedalam Arduino Board, X-CTU adalah program yang digunakan untuk melakukan
konfigurasi ZigBee. CoolTerm adalah Software untuk menampilkan output dari Sensor Node
bisa berupa Serial Port COM atau dengan Gelombang RF menggunakan ZigBee. Perangkat
keras yang digunakan adalah Mikrokontroller ATmega 328p yang berfungsi untuk
menanamkan program pulse sensor. Pulse sensor 5 volt untuk ditempelkan di ujung jari yang
berfungsi untuk mendeteksi detakan jantung manusia dalam satuan Bit Per Menit (BPM),
ZigBee Shield digunakan untuk menjadi dudukan ZigBee pada board yang disambungkan ke
PIN Arduino sehingga bisa membaca sinyal ZigBee yang lain. Ini akan tetap dipakai
walaupun dipasang di PCB, LCD Module 16 x 2 Blue Backlight HD44780 digunakan untuk
menampilkan besarnya BPM denyut nadi Pasien. X-Bee Serial 2 ( ZigBee 2Mw Wire
Antenna dan PCB Antenna) sebagai pengirim sinyal radio (RF) dari denyut nadi pasien . LED
Warna Merah, kuning dan Hijau dan Baterai Kering 9 volt. perangkat Lunak dan Perangkat
keras diintegrasikan menjadi sebuah Node Sensor yang mampu mendeteksi detak jantung
5
manusia yang bisa dilihat dan dikendalikan dari jarak yang jauh menggunakan teknologi
nirkable IEE 802.15.4.
Penelitian ini diawali dengan perancangan Node Pulse Sensor minimal sebanyak 5
node agar bisa dilakukan simulasi dengan komunikasi broadcast. Perangkat yang digunakan
adalah Node Pulse Sensor dengan ukuran kecil 4x7 cm yang dibentuk menggunakan papan
PCB dari ATmega 328p, dengan ukuran ini diharapkan bisa lebih simple. Node Sensor
dipasang dipergelangan tangan dan sensor pulsenya dipasang diujung jari telunjuk, setelah
ON maka Sensor Pulse ini akan mengirimkan data pulse berupa gelombang RF (Radio
Frequency). kemudian XBee Series 2 atau ZigBee yang memiliki kemampuan dalam
komunikasi multi peer, ZigBee ditempatkan di setiap sensor node sebagai pengirim data
pulse pasien dengan menggunakan gelombang RF 2,4 Giga Hetz dan Bandwith sebesar 250
Kbps. Setelah ke 5 node dalam posisi ON, maka ke 5 node tersebut mengirimkan sinyal
gelombang RF yang berisi Data Denyut nadi pasien. Data-data dari ke 5 node tersebut
diterima oleh 1 Node sebagai coordinator. Sebagai coordinator adalah ZigBee yang disetting
sebagai coordinator dan ke-5 node pengirim sebagai end-devices. Tool receiver adalah X-
CTU dan CoolTerm. Dari pengiriman data denyut nadi pasien tersebut akan dianalisis
pengiriman data secara broadcast dan multi peer ke coordinator node.
Pengujian Alat Sensor Pulse
Pengujian awal sistem dilakukan dengan cara mengirimkan data denyut nadi pasien
dari pulse sensor ke coordinator node dengan cara broadcast dan melalui router node (multi
peer). Pada topologi jaringan Wireless Sensor Network ZigBee terdapat 3 device yaitu
Coordinator, Router dan End-Device, ketiga device ini saling terkait, End Device
mengirimkan data denyut nadi pasien ke router dan dari router kemudian mengirim data ke
Koordinator, data pada coordinator adalah data denyut nadi pasien yang akan ditampilkan
pada User Interface .Pada komunikasi secara broadcast, terdapat banyak end device yang
terhubung ke satu Coordinator (c), prinsip kerja dari komunikasi ini adalah End Device
mengirimkan sinyal digital Denyut nadi pasien ke Coordinator, sehingga coordinator
langsung menampilkan data denyut jantung pasien pada monitor menggunakan X-CTU atau
CoolTerm. Pada penelitian ini digunakan serial port atau communication port pada awal
konfigurasi ZigBee selanjutnya mengkonfigurasi ZigBee Address antara lain PAN ID,
ATDH, ATDL dan Boudrate 115200. setelah proses konfigurasi selesai, ZigBee dipasang
pada board dan dikoneksikan dengan Arduino Board dan sensor Pulse. Setelah penanaman
program Arduino selesai, sensor denyut nadi tidak memakai port Serial Communication
6
tetapi dengan baterai 9 volt ke Arduino, sehingga komunikasi berlangsung menggunakan
Radio Frequency (RF) dari ZigBee End Device dan ZigBee Router dikirim ke ZigBee
Coordinator. Pada komunikasi multi peer terdapat 3 device yaitu ZigBee Coordinator, ZigBee
router dan ZigBee End device, End Device adalah device untuk mengirimkan data berupa
sinyal digital denyut jantung pasien. router digunakan sebagai penerima data dari end device
yang selanjutnya dikirim ke ZigBee Coordinator, apabila router satu rusak atau off, maka
bisa di handle oleh router yang lain sehingga pengiriman data tidak terganggu. Coordinator
adalah device yang digunakan sebagai penerima data dari router yang selanjutnya
menampilkan data pada Monitor melalui X-CTU dan CoolTerm.
Pengujian dilakukan dengan pengiriman data sensor node dengan keadaan berbeda,
saat didaerah tanpa penghalang dan pengujian dengan penghalang misalnya gedung, sehingga
bisa dilakukan perbandingan kemampuan range nya, packet loss dan throughputnya. Hasil
pengujian ditampilkan secara visual melalui grafik sehingga lebih jelas analisis data yang
dihasilkan. Dengan menggunakan NS2 (Network Simulation 2) akan dihasilkan Pembanding
dari analisis dari parameter-parameter yang ada pada ZigBee (Throughput dan Packet Loss)
yang ada berkaitan erat dengan jarak (distance). Pada NS2 juga dibuat node secara mobile,
artinya node itu bisa bergerak dengan sendirinya, ini dibuat karena menyesuaikan keadaan
sesungguhnya apabila seorang pasien dipindah ke tenda darurat yang lain.
HASIL
Prototype Sensor Node
Untuk menghasilkan sebuah sensor node dengan ukuran yang kecil, memiliki daya
yang rendah dan nyaman saat digunakan oleh pasien di lapangan atau tempat bencana alam,
memerlukan beberapa tahapan perakitan. dimulai saat sensor masih dirakit menggunakan
break out board karena tidak bisa ditempatkan dipergelangan tangan, kemudian diubah ke
dalam bentuk Prototype. Namun ukuran node prototype masih terlalu besar (masih
menggunakan Arduino Board), sehingga tidak praktis untuk digunakan, oleh karena itu
diperkecil kembali menggunakan PCB 1 layer dengan ukuran kecil sehingga praktis saat
dipasang dipergelangan tangan. Pada saat awal perakitan pulse node sensor masih
menggunakan breakout board dengan penggabungan Arduino Board, sehingga pemakaian
Arduino board masih 100 %. Untuk membuat sensor di PCB, maka tidak lagi menggunakan
Arduino board yang digunakan hanyalah Microcontroller ATmega 328p yang ada pada Slot
board Arduino.
7
ATmega 328 dari arduino board harus dipindah ke breakout Board dan terdapat chrystal
16MHz dari arduino dan wajib dipasang pada breakout Board untuk menghindari pengiriman
data menjadi error. Mikrokontroller ATmega 328P adalah komponen Utama Arduino
didalam IC ini terdapat 28 pin dengan fungsi yang berbeda-beda, Didalam IC ini terdapat
CPU, ROM & RAM. Crystal yang digunakan pada Arduino adalah Crystal 16 MHz, artinya
Crystal ini berdetak 16 juta kali per detiknya dan mengirimkan detakan ke Mikrokontroller
untuk melakukan operasi setiap detak nya. Pada eksperiment yang dilakukan dengan Crystal
yang berbeda, dengan frekuensi 8 MHz, ternyata data yang masuk di XCTU XBee
Coordinator adalah “+…+…++…8..88….6..+..+” artinya data yang dikirim dari pulse sensor
node lewat XBee tidak valid. Crystal yang digunakan Crystal Osilator 16Mhz karena
spesifikasi ini yang butuhkan oleh XBee S2 untuk transmisi data. Frekuensi yang digunakan
16 MHz, Stabilitas ± 50 PPM atau lebih baik, Muat Kapasitansi 18 pF sampai 24pF, Case
HC-49/US.
Sensor yang dihasilkan ditunjukkan pada gambar 1, sensor berdimensi 5x10 cm ditempatkan
pada pergelangan tangan dan sensor pulse digelangkan di jari telunjuk, sensor ini mampu
bertahan selama kurang lebih 8 jam. Sensor Node ini dilengkapi dengan chasing yang bisa
melindungi dari debu, menggunakan ATmega 328p dan Pulse Sensor sebagai pendeteksi
detak jantung, indicator yang digunakan adalah Buzzer Baterai yang digunakan 9 V, LCD
16x2 dengan fungsi Switch dan LED 3 warna yang menunjukkan status keparahan pasien.
Gambar 1 memperlihatkan Prototype sensor node ( Pulse Sensor ) yang dipasang
pada pergelangan tangan. Sensor ini berdimensi 5x10 cm bisa mengirimkan data denyut nadi
sejauh 120 m. Untuk menjalankan fungsinya, sensor node dilengkapi dengan program atau
Pseudocode untuk menjalankan indicator Function LED.
Algoritma menunjukkan bahwa LED yang akan menyala memberikan petunjuk keadaan
pasien saat itu, indicator LED dapat ditunjukkan pada kategori berikut : (Urgent):
menyalanya LED warna merah pada mikrokontroller mengindikasikan bahwa korban butuh
tindakan medis yang cepat. Minor : menyalanya LED warna kuning pada mikrokontroller
mengindikasikan bahwa tindakan medis terhadap korban dapat di tunda. Normal :
menyalanya LED warna hijau mengindikasikan bahwa korban luka ringan dan dapat berjalan.
Hasil Percobaan Pengiriman Data Denyut Nadi ( BPM ) berdasarkan jarak berbeda
Prosedur yang dilakukan adalah Menyalakan 1, 2, 3, 4 dan 5 Sensor Node bersamaan
dalam waktu 10 detik menggunakan software coolTerm dan X-CTU. Pada jarak 10 m, 20 m,
8
30 m, 40 m, 50 m, 60 m, 70 m, 80 m, 90 m, 100 m, 110 m dan 120 m. Tabel 1 menunjukkan
Uji Performance 1 sensor dengan jarak yang berbeda-beda.
Nilai throughput semakin menurun berdasarkan jarak yang semakin jauh, pada jarak
120 m sebesar 57.1428571 %. Nilai Packet Loss (%) semakin naik berdasarkan jarak yang
semakin jauh, pada jarak 120 m sebesar 42.8571428 %. Pada jarak maksimal 120 m terlihat 5
sensor mempunyai throughput ± 45% dan packet loss ± 55%.
Pengujian Kemampuan Coordinator Node
Untuk mengetahui kapasitas Koordinator Node yaitu kemampuan coordinator node
(C) dalam menerima data (bytes) dari banyak sensor, dilakukan pengujian dengan pengiriman
1 Sensor Node, 2 Sensor Node, 3 Sensor Node, 4 sensor Node dan 5 Sensor Node Secara
bersamaan ke Koordinator Node dengan Jarak dan waktu tertentu. Dari pengujian ini akan
didapatkan buffering. Buffering terjadi karena coordinator tidak mampu menerima data secara
bersamaan dari banyak sensor sehingga dari uji coba ini dapat diketahui berapa bytes
kemampuan coordinator node.
Pengiriman data denyut nadi 1, 2, 3, 4 dan 5 Sensor Node Dalam pengujian ini, jumlah sensor
yang digunakan 1 sensor, waktu 10 detik dan jarak 2 m.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menemukan Perangkat atau prototype Sensor Node yang bisa
mendeteksi detak jantung manusia dari jarak yang jauh. Dengan menggunakan perangkat
Nirkable ZigBee yang tertanam pada sensor Node dan ditangkap dengan coordinator node
pada jarak maksimal (120 m) adapaun tipe Zigbee (Perangkat Nirkable) yang digunakan
adalah tipe ZigBee S2 yang mempunyai kemampuan melakukan komunikasi Mesh dan
tree.hal pertama yang dilakukan adalah uji perangkat keras (sensor node) kemudian baru uji
kinerja sensor node. Pengujian diawali dengan menggambar skematik rangkaian Sensor
Pulse. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa semakin banyak sensor node yang
masuk ke coordinator node akan membuat Throughput berkurang dan nilai packet loss
semakin bertambah. Dan semakin banyak data sensor yang masuk ke coordinator node akan
mempengaruhi kapasitas coordinator node karena coordinator node mempunyai batas
maksimal saat menerima data dari sensor node. Tabel 2 menunjukkan rata-rata throughput
dan packet loss.
Pada gambar 3 menunjukkan throughput diatas dapat dilihat bahwa data 1, 2 dan 3 Sensor
mempunyai throughput sebesar 100% dan mulai berkurang saat menggunakan 4 Sensor
sebesar 88.55311355 % dan dengan 5 sensor menjadi 84.61538462 %. dengan 1, 2 dan 3
9
sensor tidak ada packet loss, mulai ada packet loss pada 5 sensor sebesar 18.84615385 %. ini
menunjukkan bahwa Packet Loss semakin bertambah seiring bertambahnya jumlah sensor.
Semakin banyak sensor node menyebabkan Packet Loss bertambah besar, packet loss
disebabkan oleh kapasitas coordinator node yang tidak mampu lagi menampung data denyut
nadi yang terlalu besar. Buffer pada coordinator node terjadi pada 367 bytes.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian yang dilakukan, sensor node mampu melakukan tugasnya dengan baik
dan dapat mengirim data denyut nadi pasien ke coordinator node dengan jarak 120 m.
Besarnya Throughput ditentukan oleh Jarak dimana transmisi data berlangsung, semakin jauh
jarak transmisi data dari sensor node ke coordinator node maka semakin kecil Throughput
yang dihasilkan, dan dipengaruhi juga dengan banyaknya node sensor, semakin banyak node
sensor semakin kecil throughput nya. Sama halnya dengan data hilang, Packet Loss
ditentukan oleh Jarak pada saat transmisi data, semakin jauh jarak transmisi data dari sensor
node ke coordinator node maka semakin besar Packet Lossnya, dan semakin banyak node
sensor semakin besar packet loss nya. Dari hasil percobaan antara ekperiment dan simulasi
pada jarak (jarak 1 m) dan jumlah node (5 node sensor) yang sama perbandingan
throughputnya 83.21 % berbanding 94,46 %. Dan dari packet loss 16.78 % berbanding 5,53
%. Saat ini Penulis masih menggunakan 5 Sensor Node sebagai uji coba, untuk
pengembangannya diharapkan bisa menguji lebih dari 20 node agar bisa diketahui
kemampuan Coordinator Node dalam menampung data sensor node dan Perlu penambahan
sensor lain seperti SpO2 dan Breathing atau AirFlow Sensor agar hasil pemeriksaan Pasien
lebih detail seperti prinsip Triage.
10
DAFTAR PUSTAKA Arduino.(2012). Arduino Getting Start and Learning from : URL : HYPERLINK
http://www.arduino.cc/ Bauschlicher, dkk., (2011), interacting with social networks to improve health-aware body
sensor networks (Florida: Stetson University DeLand) CALS. (2011). Rural Emergency Medical Education Comprehensive Advanced Life Support
from : URL : HYPERLINK http://calsprogram.org/manual/ D. Malan, dkk.,(2004), CodeBlue: An ad hoc sensor network infrastructure for emergency
medical care, Proceedings of the International Workshop on Wearable and Implantable Body Sensor Networks, pp. 12-14, June 6.
Faludi Robert, (2011), A Practical Guide to the ZigBee Mesh Networking Protocol Building Wireless Sensor Networks, USA : O'Reilly-Media.
Fletcher, R.R, dkk., (2010), ”Wearable sensors: Opportunities and challenges for low-cost health care,” Engineering in Medicine and Biology Society (EMBC), Annual International Conference of the WPAN , vol., no., pp.1763-1766.
Hebel Martin, dkk., (2010), Getting Started with XBEE S2 RF Modules, A Tutorial for BASIC Stamp and Propeller Microcontrollers Version 1.0 : PARALLAX INC.
Kuryloski, P, dkk,. (2009). DexterNet: An Open Platform for Heterogeneous Body Sensor Networks and its Applications. Body Sensor Networks (BSN 2009 Berkeley, CA June 3-5.
Pulse Sensor. (2012).Getting Start Pulse Sensor from : URL : HYPERLINK http://pulsesensor.myshopify.com/blogs/news
Rusmin, Iqra. (2012), “Implementasi dan evaluasi kinerja aplikasi jaringan sensor nirkable untuk monitoring kondisi denyut nadi pasien”, Hasanuddin University Journal.
Seto, Edmund Y.W. et al., (2009) A Wireless Body Sensor Network for the Prevention and Management of Asthma.
Sohraby Kazem, dkk., (2012), Wireless Sensor Networks, Technology, Protocols, and Applications, Wiley-Interscience A John Wiley & Sons, Inc Publication
Super G, et al, (1994), “START: Simple Triage and Rapid Treatment Plan,” Newport Beach, CA: Hoag Memorial Presbyterian Hospital.
Thaieasyelec. (2010). Xbee Basic Configuration in Network Application from : URL : HYPERLINKhttp://www.thaieasyelec.com/Embedded-Electronics-Application/Xbee-Basic-Configuration-in-Network-Application.html
Y. Zhang, dkk., (2009), Bluetooth-based sensor networks for remotely monitoring the physiological signals of a patient, WPAN Transactions on Information Technology in Biomedicine, vol. 13, no. 6, pp. 10401048
Yick Jennifer, dkk.,(2008),Wireless Sensor Network Survey, Computer Network: ELSEVIER. Yilmaz, Tuba, dkk., (2010), detecting vital signs with wearable wireless sensors (London:
Queen Mary University of London.
11
Tabel 1. Uji Performance 1 Sensor dengan jarak berbeda
Jarak Transmit Receive throughput (%) byte Loss (byte) Packet Loss (Paket) bit rate (bps) Packet Loss (%)
10 m 98 98 100 0 0 9.8 0
20 m 98 98 100 0 0 9.8 0
30 m 98 91 92.8571428 7 1 9.8 7.14285714
40 m 98 91 92.8571428 7 1 9.8 7.14285714
50 m 98 84 85.7142857 14 2 9.8 14.2857142
60 m 98 84 85.7142857 14 2 9.8 14.2857142
70 m 98 77 78.5714285 21 3 9.8 21.4285714
80 m 98 77 78.5714285 21 3 9.8 21.4285714
90 m 98 70 71.4285714 28 4 9.8 28.5714285
100 m 98 70 71.4285714 28 4 9.8 28.5714285
110 m 98 63 64.2857142 35 5 9.8 35.7142857
120 m 98 56 57.1428571 42 6 9.8 42.8571428
Tabel 2. Rata-rata Throughput dan Packet Loss 5 Sensor
n sensor Throughput (%) Packet Loss (%)
1 sensor 100 0
2 sensor 100 0
3 sensor 100 0
4 sensor 88.55311355 11.44688645
5 sensor 84.61538462 18.84615385