+ All Categories
Home > Documents > Klasifikasi sidik jari menggunakan support vector machine dengan ... · dengan Feature Berbasis...

Klasifikasi sidik jari menggunakan support vector machine dengan ... · dengan Feature Berbasis...

Date post: 11-Mar-2019
Category:
Upload: doannga
View: 220 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
19
i KLASIFIKASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE DENGAN FEATURE BERBASIS MINUTIAE MENGGUNAKAN METODE REGION WINDU PURNOMO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Transcript

i

KLASIFIKASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR

MACHINE DENGAN FEATURE BERBASIS MINUTIAE

MENGGUNAKAN METODE REGION

WINDU PURNOMO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

iii

ABSTRACT

WINDU PURNOMO. Fingerprint Classification Using Support Vector Machine with Minutiae-Based

Features and Region Method. Under the direction of AHMAD RIDHA and DWI HANDOKO.

Manual fingerprint classification proceeds by carefully inspecting the geometric characteristics of

major ridge curves in a fingerprint image. This research proposed an automatic approach of

identifying the geometric characteristics of ridges based on minutiae position and angle. Position and

angle of minutiae are analyzed using region method. Region was used to discretize the number of

minutiae. Positions of minutiae in a region give information about its relation to another region.

Angles of minutiae indicate the ridge flow direction. Support vector machine, a binary classifier, is

used to classify the fingerprint based on those characteristics. In this research, the classes are left loop,

right loop, whorl, arch and tented arch. This research used 2695 fingerprint images from NIST.

Classification performance is measured using 3-fold cross validation method. This research achieved

79.7 % accuracy. As we only used local features in this research, further research needs to be

conducted especially to investigate global features.

Keyword: fingerprint, classification, minutiae, region, support vector machine

ii

KLASIFIKASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR

MACHINE DENGAN FEATURE BERBASIS MINUTIAE

MENGGUNAKAN METODE REGION

WINDU PURNOMO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DANILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

i

Judul : Klasifikasi Sidik Jari Menggunakan Support Vector Machine dengan Feature Berbasis

Minutiae Menggunakan Metode Region

Nama : Windu Purnomo

NIM : G64061132

Menyetujui:

Pembimbing I,

Ahmad Ridha, S.Kom, MS

NIP 19800507 200501 1 001

Pembimbing II,

Dr. Dwi Handoko

NIP 19700425 198812 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Ilmu Komputer,

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc.

NIP 19601126 198601 2 001

Tanggal Lulus:

ii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberi kekuatan dan rahmat-Nya

sehingga penulisan skripsi berjudul “Klasifikasi Sidik Jari Menggunakan Support Vector Machine

dengan Feature Berbasis Minutiae Menggunakan Metode Region” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di

Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini merupakan salah satu rangkaian penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi dalam

peningkatan kecepatan dalam proses pengenalan citra sidik jari.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ahmad Ridha S.Kom, MS selaku pembimbing I, yang telah mencurahkan waktu dan tenaga untuk

membimbing selama melaksanakan skripsi.

2. Dr. Dwi Handoko selaku pembimbing II, yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung

dalam penelitian di BPPT dan memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi.

3. Dr. Anto Satriyo Nugroho selaku supervisor dan dosen selama penelitian di BPPT, yang telah

mengajarkan penulis untuk menjadi seorang engineer.

4. Mamah, Mimih, Teteh dan Ade Ito untuk semua cinta, motivasi, dan kasih sayang yang tulus

diberikan.

5. Siti Hapshoh istriku, atas cinta dan kasih sayang yang diberikan serta bantuan selama penelitian ini

berlangsung.

6. Muhammad Irawan, Sandy Cahya Gumilar, M. Awet Samana, Rina Trisminingsih, dan Kartina.

7. Teman-teman Ilkom 43.

8. Adik-adik Ilkom 44 dan 45.

9. Teman-teman di lantai 4 BPPT, Agas, Mas Agung, Mbak Ninon, dan Mbak Yuni.

10. Teman-teman di RDS BPPT Mas Yusuf, Mas Deni, Mas Nope.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang

membutuhkan. Semoga karya ini dapat menjadi amal saleh bagi penulis.

Bogor, Januari 2011

Windu Purnomo

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Cilacap, 7 Juni 1988 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak

Cecep Sahroni dan Ibu Lilis Yunaningsih. Penulis memulai studi pertama di SD Negeri 06 Panulisan

Timur pada tahun 1994 sampai tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan studi di SLTP Negeri 2

Dayeuhluhur dan lulus pada tahun 2003. Selanjutnya penulis diterima di SMA Negeri 1 Majenang dan

menyelesaikan studi sampai tahun 2006. Setelah itu, pada tahun yang sama penulis diterima menjadi

salah satu mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Pemilihan mayor dilakukan pada tahun 2007 dan penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen

Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dengan minor Fisika

Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis aktif di berbagai kegiatan

organisasi, diantaranya menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (2006)

dan Staff Kominfo LDK Al-Hurriyah (2006), ketua Komunitas Java Himpunan Mahasiswa Ilmu

Komputer (2007), anggota Serambi Ruhiyah Mahasiswa FMIPA (2007). Selain itu, penulis menjadi

asisten beberapa mata kuliah yaitu, Fisika Umum (2007), Penerapan Komputer (2007), Basis Data

(2008), Struktur Data (2008), Algoritme dan Pemrograman (2009), Rangkaian Digital (2009), Sistem

Operasi (2009), dan Sistem Berorientasi Objek (2010). Selain di kampus, penulis juga aktif di luar

kampus. Sejak tahun 2008-2010 penulis menjadi staf pengajar di lembaga bimbingan belajar Bintang

Pelajar, dan menjadi guru privat. Pada tahun 2010 ikut bergabung dengan sebuah lembaga survey PT

Hesa Laras Cemerlang di Jakarta, yaitu sebagai koordinator bidang data processing. Pada tahun 2010

penulis menyusun tugas akhir dengan topik klasifikasi sidik jari di Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) Jakarta. Di akhir tahun 2010 penulis bekerja di BaliCamp (PT. Sigma Cipta

Caraka), Bumi Serpong Damai, Tangerang sebagai programer Java. Selama di kampus, penulis

mendapat beberapa beasiswa yaitu, Hamba Alloh (2006), Karya Salemba Empat (2007), Beasiswa

Fakultas MIPA (2008), dan Beasiswa PPA (2010).

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. v

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1

Latar Belakang ................................................................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ................................................................................................................................ 1

Ruang Lingkup ................................................................................................................................... 1

Manfaat Penelitian .............................................................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 2

Representasi Citra Digital................................................................................................................... 2

Representasi Sidik Jari ....................................................................................................................... 2

Klasifikasi ........................................................................................................................................... 2

Pattern Recognition ............................................................................................................................ 2

Kelas Target Sidik Jari ....................................................................................................................... 3

Teknik Klasifikasi (Classifier) ........................................................................................................... 3

Support Vector Machine (SVM)......................................................................................................... 3

Image Processing ............................................................................................................................... 5

METODE PENELITIAN ....................................................................................................................... 5

Studi Pustaka ...................................................................................................................................... 5

Perumusan Masalah ............................................................................................................................ 5

Pembentukan Data .............................................................................................................................. 5

Praproses ............................................................................................................................................ 5

Ekstraksi Feature ............................................................................................................................... 6

Klasifikasi ........................................................................................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................................... 7

Pemilihan Feature .............................................................................................................................. 7

Program yang Digunakan ................................................................................................................... 8

Pemilihan Classifier dan Konfigurasi Parameter................................................................................ 8

Analisis ............................................................................................................................................... 9

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................. 10

Kesimpulan ....................................................................................................................................... 10

Saran ................................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jumlah data setiap fold ......................................................................................................................... 6

2 Penelitian jumlah region dalam pemilihan feature .............................................................................. 6

3 Hasil eksperimen pemilihan feature .................................................................................................... 8

4 Hasil klasifikasi dari beberapa classifier ............................................................................................. 9

5 Hasil eksperimen pemilihan parameter pada SVM .............................................................................. 9

6 Confusion matrix dari klasifikasi citra sidik jari dengan menggunakan feature jumlah jenis BIF/RIG

+ jumlah jenis theta dan classifier SVM (gamma = 0.1) dan C=10 ................................................. 9

7 Jumlah instance dan akurasi setiap kelas ........................................................................................... 10

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Ridge (bukit) dan valley (lembah) pada citra sidik jari. ...................................................................... 2

2 Kelas target sidik jari. ......................................................................................................................... 3

3 SVM berusaha menemukan hyperplane terbaik yang memisahkan kedua class -1 dan +1. ............... 3

4 Alur penelitian. ................................................................................................................................... 5

5 Contoh data citra sidik jari. ................................................................................................................. 5

6 Ridge ending dan bifurcation. ............................................................................................................. 6

7 Penentuan theta pada ridge ending dan bifurcation. ........................................................................... 6

8 Citra sidik jari yang sudah dibagi ke dalam region berukuran 5x5. .................................................... 6

9 Sepuluh jenis bifurcation dan ridge ending. ....................................................................................... 6

10 Contoh pengambilan feature jumlah jenis BIF/RIG setiap region dan jumlah jenis theta setiap

region pada region 21. ...................................................................................................................... 7

11 Proses klasifikasi dan program yang digunakan. ............................................................................... 8

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap manusia memiliki sesuatu yang

unik/khas dan hanya dimiliki oleh dirinya

sendiri. Hal ini menimbulkan gagasan untuk

menjadikan keunikan tersebut sebagai identitas

diri. Gagasan tersebut kemudian didukung oleh

teknologi yang secara otomatis dapat

mengidentifikasi atau mengenali seseorang,

yang disebut biometrik. Teknik identifikasi

biometrik didasarkan pada karakteristik alami

manusia, yaitu karakteristik fisiologis atau

karakteristik perilaku seperti wajah, sidik jari,

suara, telapak tangan, iris, retina mata, DNA,

dan tanda tangan.

Identifikasi biometrik memiliki keunggulan

dibanding dengan metode konvensional. Pada

teknik konvensional, identifikasi dilakukan

dengan menggunakan password atau kartu,

namun ini tidak cukup handal, karena sistem

keamanan dapat ditembus ketika password dan

kartu tersebut digunakan oleh pengguna yang

tidak berwenang. Oleh karena itu, teknik

identifikasi biometrik dalam hal ini sidik jari

lebih sering digunakan dan telah terbukti unik,

akurat, aman, mudah, dan nyaman untuk

dipakai sebagai identifikasi jika dibandingkan

dengan metode konvensional.

Proses identifikasi dilakukan dengan cara

membandingkan antara citra sidik jari masukan

dengan citra sidik jari yang terdapat dalam

database. Pemanfaatan citra sidik jari untuk

identifikasi dalam cakupan yang luas seperti

kartu identitas nasional akan menghasilkan

database yang berukuran sangat besar. Dalam

kasus seperti ini, proses identifikasi akan

berlangsung lama, karena banyaknya proses

pembandingan antara citra input dengan citra

dalam database. Peningkatan kinerja dapat

dilakukan dengan cara mengurangi jumlah

perbandingan antara citra sidik jari masukan

dengan citra sidik jari dalam database. Salah

satu tekniknya adalah citra sidik jari

diklasifikasikan ke kelas-kelas tertentu.

Kemudian, sidik jari masukan akan dianalisis

menggunakan model klasifikasi yang sudah

dibuat dan hanya dicocokkan dengan sidik jari

database pada kelas yang sesuai dengannya.

Penelitian ini menggunakan data yang telah

diklasifikasikan oleh National Institute of

Standards and Technology (NIST) dengan hasil

akurasi 100%. Akan tetapi, sistem yang

digunakan oleh NIST bersifat tertutup,

sehingga penelitian ini bertujuan melakukan

eksplorasi klasifikasi citra sidik jari dengan

menggunakan support vector machine (SVM).

Jain dan Pankanti (2000) melakukan

penelitian tentang klasifikasi citra sidik jari

menggunakan metode rule-based. Feature

yang digunakan adalah singular point, yaitu

titik delta dan titik core.

Penelitian yang serupa dilakukan oleh Dass

dan Jain (2004) dengan menggunakan metode

dan feature yang berbeda. Mereka melakukan

klasifikasi dengan menggunakan metode

hybrid, yang menggabungkan antara tiga

metode dasar, yaitu metode struktur, sintaksis,

dan matematis. Feature yang digunakan adalah

Orientation Field Flow Curves. Lu et al.

(2009) menggunakan data yang sama dan

klasifikasi feature Gabor, dengan SVM.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan,

feature yang sering digunakan adalah

orientation image, singularities, ridge flow dan

gabor filter. Metode klasifikasinya dapat

digolongkan menjadi enam classifier sebagai

berikut: rule-based, syntactic, structural,

statistical, neural network, dan multiple

classifier. Dalam penelitian ini dibuat sebuah

model klasifikasi menggunakan metode

klasifikasi SVM, dengan feature singular

point. Pemilihan metode SVM berdasarkan

kelebihan yang dimilikinya yaitu robustness,

theoritical analysis, dan feasibility (Nugroho et

al. 2005).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan

eksplorasi untuk:

1. Pemilihan feature sidik jari

2. Pembuatan model klasifikasi dari citra sidik

jari dengan menggunakan SVM

3. Penentuan parameter dari SVM

4. Analisis kinerja SVM dalam melakukan

proses klasifikasi

Ruang Lingkup

Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Citra sidik jari yang akan digunakan adalah

citra sidik jari yang terdapat dalam

database NIST, yang terdiri atas 2695 citra

2. Citra sidik jari dalam format wsq

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

membantu dalam penelitian selanjutnya dalam

klasifikasi citra sidik jari. Jika klasifikasi dapat

dilakukan dengan kecepatan tinggi, kecepatan

2

pencocokan sidik jari juga akan meningkat

sehingga memungkinkan pemanfaatan sidik

jari dalam cakupan yag luas.

TINJAUAN PUSTAKA

Representasi Citra Digital

Citra digital merupakan fungsi identitas

cahaya f(x,y), dengan x dan y merupakan

koordinat spasial. Harga fungsi tersebut pada

setiap titik (x,y) merupakan tingkat

kecemerlangan citra pada titik tersebut. Citra

digital adalah citra f(x,y) yang telah dilakukan

diskretisasi koordinat spasial (sampling) dan

diskretisasi tingkat kecemerlangannya/keabuan

(kuantisasi). Citra digital merupakan suatu

matriks yang indeks baris dan kolomnya

menyatakan suatu titik pada citra tersebut.

Elemen matriks (yang disebut sebagai elemen

gambar/piksel) menyatakan tingkat keabuan

pada titik tersebut.

Fungsi f(x,y) direpresentasikan dalam suatu

fungsi koordinat berukuran . Variabel M

adalah baris dan variabel N adalah kolom

sebagaimana ditunjukkan pada matriks berikut.

[

]

Citra dengan skala keabuan berformat 8-bit

memiliki 256 intensitas warna yang berkisar

pada nilai 0 sampai 255. Nilai 0 menunjukkan

tingkat paling gelap (hitam) dan 255

menunjukkan nilai paling cerah/putih

(Gonzales & Woods 2002).

Representasi Sidik Jari

Sebuah sidik jari dihasilkan dari tampilan

eksterior epidermis. Struktur dari sidik jari

adalah pola dari ridge (bukit) dan valley

(lembah). Citra sidik jari memiliki ridge

berwarna gelap dan valley berwarna terang.

Detail dari ridge umumnya dijelaskan

dalam urutan berhierarki yang terdiri dari tiga

level (Gambar 1):

1. Level 1, pola aliran ridge secara global

2. Level 2, titik-titik minutiae

3. Level 3, pori-pori, bentuk lokal dari garis-

garis ridge

Klasifikasi

Klasifikasi adalah fungsi pembelajaran f

yang memetakan setiap atribut himpunan x ke

salah satu label kelas yang sudah ditetapkan y

(Tan et al. 2006). Fungsi pembelajaran f juga

sering disebut sebagai model klasifikasi

(classification model). Model klasifikasi

digunakan dalam descriptive modeling dan

predictive modeling.

Descriptive Modelling: Model klasifikasi dapat

menjelaskan perbedaan objek-objek yang

terdapat dalam kelas berbeda. Contohnya

adalah klasifikasi dalam bidang biologi. Hasil

klasifikasi dapat menjelaskan feature-feature

yang mengakibatkan sebuah binatang

digolongkan ke dalam kelas mamalia, reptil,

burung, ikan dan amfibi.

Gambar 1 Ridge (bukit) dan valley (lembah)

pada citra sidik jari.

Predictive Modelling: Model klasifikasi

juga dapat digunakan untuk memprediksi objek

yang belum diketahui kelasnya. Model

klasifikasi seperti kotak hitam yang akan

memberikan label kelas kepada objek

berdasarkan atribut-atribut yang dimilikinya.

Klasifikasi terdiri dari dua tahap, yaitu

pelatihan dan prediksi. Pada tahap pelatihan,

dibentuk sebuah model domain permasalahan

dari setiap instance yang ada. Penentuan model

tersebut berdasarkan analisis pada sekumpulan

data pelatihan, yaitu data yang label kelasnya

sudah diketahui. Pada tahap klasifikasi,

dilakukan prediksi kelas dari instance baru

dengan menggunakan model yang telah dibuat

pada tahap pelatihan (Guvenir et al. 1998).

Pattern Recognition

Pattern recognition merupakan salah satu

bidang dalam ilmu komputer yang memetakan

suatu data ke dalam konsep tertentu yang telah

didefinisikan sebelumnya. Konsep tertentu ini

disebut class atau category. Berbagai metode

dikenal dalam pattern recognition, seperti

linear discriminant analysis, hidden markov

model, hingga metode kecerdasan buatan

seperti artificial neural network. Salah satu

metode yang banyak mendapat perhatian

sebagai state of the art dalam pattern

3

recognition adalah Support Vector Machine

(SVM) (Nugroho et al. 2005).

Kelas Target Sidik Jari

Aturan klasifikasi sidik jari pertama kali

diperkenalkan oleh Purkinje pada tahun 1823

yang mengklasifikasikan sidik jari ke dalam

sembilan kategori (transverse curve, central

longitudinal stria, oblique stripe, oblique loop,

almond whorl, spiral whorl, ellipse, circle, dan

double whorl) berdasarkan konfigurasi ridge.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Francis

Galton pada tahun 1892 yang membagi sidik

jari ke dalam tiga kelas utama (arch, loop dan

whorl). Selanjutnya setiap kelas utama tersebut

dibagi menjadi subkelas. Sepuluh tahun

kemudian Edward Henry memperbaiki sistem

klasifikasi Francis Galton dengan

menambahkan jumlah kelas. Klasifikasi

Galton-Henry ini membagi sidik jari ke dalam

lima kelas yaitu: arch, tented arch, left loop,

right loop, dan whorl (Gambar 2). Klasifikasi

Galton-Henry inilah yang banyak digunakan di

beberapa negara (Maltoni & Maio 2009).

Gambar 2 Kelas target sidik jari.

Teknik Klasifikasi (Classifier)

Teknik klasifikasi atau classifier adalah

pendekatan sistematik untuk membangun

model klasifikasi dari input data set (Tan et al.

2006). Beberapa Classifier yang sering

digunakan dalam proses klasifikasi sidik jari

adalah sebagai berikut (Maltoni & Maio 2009):

1. Rule Based Approach

2. Syntactic Approaches

3. Structural Approaches

4. Statistical

5. Neural Network

6. Multiple Classifier

7. Support Vector Machine (SVM)

Support Vector Machine (SVM)

Support Vector Machine (SVM) bertujuan

untuk menemukan fungsi pemisah (classifier/

hyperplane) terbaik untuk memisahkan dua

buah class pada input space. Hyperplane

terbaik antara kedua class dapat ditemukan

dengan mengukur margin hyperplane tersebut

dan mencari titik maksimalnya. Hyperplane

dalam ruang berdimensi d adalah affine

subspace berdimensi d-1 yang membagi ruang

vector tersebut ke dalam dua bagian yang

masing-masing berkorespondensi pada class

yang berbeda (Cristianini dan Taylor, 2000).

Margin adalah jarak antara hyperplane dengan

pattern terdekat dari masing-masing class.

Pattern yang paling dekat disebut sebagai

support vector.

Dua kondisi yang dapat diselesaikan oleh

SVM yaitu kondisi yang dapat dipisahkan

secara linear (linearly separable data) dan

kondisi yang tidak dapat dipisahkan secara

linear.

Linearly Separable Data

Gambar 3 SVM berusaha menemukan

hyperplane terbaik yang

memisahkan kedua class -1 dan

+1.

Linearly separable data merupakan data

yang dapat dipisahkan secara linear. Misalkan

{x1,…,xn} adalah dataset dan

adalah label kelas dari data xi. Pada Gambar 3

garis tebal menunjukkan hyperplane yang

terbaik, yaitu yang terletak tepat pada tengah-

tengah kedua class. Titik yang berada dalam

lingkaran adalah support vector. Usaha untuk

mencari lokasi hyperplane ini merupakan inti

dari proses pembelajaran (training) pada SVM.

Penentuan bidang pembatas terbaik dapat

dirumuskan seperti persamaan 1 (Osuna et al.

1997):

| | (1)

w adalah vektor tegak lurus terhadap

hyperplane dan b adalah jarak antar tidik pusat

dengan hyperplane. Penyelesaian persamaan 1

dapat dipermudah dengan mengubah

persamaan ke dalam bentuk dual problem

menggunakan teknik pengali Lagrange menjadi

seperti persamaan 2 (Osuna et al. 1997).

‖ ‖ ∑ [ ]

4

α = adalah vektor non-negatif dari

koesifien Lagrange. Dengan meminimumkan L

terhadap w dan b, maka diperoleh persamaan 3

dan 4.

atau

Persamaan 3 dan 4 disubstitusikan ke

persamaan 2 sehingga diperoleh persamaan 5.

Dengan demikian, dapat diperoleh nilai αi

yang nantinya digunakan untuk menemukan w.

Terdapat αi untuk setiap data pelatihan. Data

pelatihan yang memiliki nilai αi ≥ 0 adalah

support vector sedangkan sisanya memiliki

nilai αi = 0. Dengan demikian, fungsi

keputusan yang dihasilkan hanya dipengaruhi

oleh support vector.

Formula pencarian bidang terbaik ini adalah

permasalahan quadratic programming

sehingga nilai maksimum global dari αi selalu

dapat ditemukan. Setelah solusi permasalahan

quadratic programming ditemukan (αi), maka

kelas dari data pengujian x dapat ditentukan

berdasarkan nilai dari fungsi keputusan pada

persamaan 6:

(∑

)

xi adalah support vector, ns = jumlah support

vector dan xd adalah data yang akan

diklasifikasikan (Osuna et al. 1997).

Soft Margin Hyperplane

Formulasi SVM harus dimodifikasi untuk

mengklasifikasikan data yang tidak dapat

dipisahkan secara sempurna karena tidak akan

ada solusi yang ditemukan. Pencarian bidang

pemisah terbaik dengan penambahan variabel

sering juga disebut soft margin hyperplane.

Dengan demikian, formula pencarian bidang

pemisah terbaik pada persamaan 1 berubah

menjadi seperti persamaan 7.

| | (∑

)

s.t

C adalah parameter yang menentukan besar

penalti akibat kesalahan dalam klasifikasi data

dan nilainya ditentukan oleh pengguna. Pada

kasus soft margin hyperplane tidak hanya

meminimalkan w tetapi meminimalkan juga

parameter penalti C.

Kernel Trick

Pada kenyataannya tidak semua data

bersifat linearly separable, sehingga sulit dicari

bidang pemisah secara linear. Permasalahan ini

dapat diselesaikan dengan mentransformasikan

data ke dalam dimensi ruang fitur (feature

space) yang lebih tinggi sehingga dapat

dipisahkan secara linear pada feature space

yang baru. Pemisahan feature space dilakukan

dengan cara memetakan data menggunakan

fungsi pemetaan (transformasi)

dalam feature space sehingga terdapat bidang

pemisah yang dapat memisahkan data sesuai

dengan kelasnya. Dengan menggunakan fungsi

tranformasi , fungsi hasil

pembelajaran yang dihasilkan seperti pada

persamaan 5 (Osuna et al. 1997).

(∑

)

Pada umumnya transformasi tidak

diketahui dan sulit untuk difahami. Masalah ini

dapat diatasi dengan menggunakan “kernel

trick.” Pada persamaan 8 terdapat dot product

. Jika terdapat sebuah fungsi kernel

K sehingga maka

fungsi transformasi tidak perlu diketahui

secara persis. Dengan demikian, fungsi yang

dihasilkan seperti persamaan 9 (Osuna et al.

1997).

(∑

)

5

Fungsi kernel yang umum digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Linear kernel

2. Polynomial kernel

3. Radial basis function (RBF)

| |

4. Sigmoid kernel

parameter C, γ, r, dan d adalah parameter-

parameter pada kernel.

Image Processing

Pengolahan citra merupakan proses

pengolahan dan analisis citra yang banyak

melibatkan persepsi visual. Proses ini

mempunyai ciri data masukan dan informasi

keluaran yang berbentuk citra. Istilah

pengolahan citra digital secara umum

didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua

dimensi dengan komputer. Pengolahan citra

digital juga mencakup semua data dua dimensi

dalam definisi yang lebih luas. Citra digital

adalah barisan bilangan nyata maupun

kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu

(Gonzales & Woods 2002).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut: studi pustaka, pengenalan data,

pra proses data, pengujian data, dan evaluasi

dan analisis hasil. Gambar 4 memperlihatkan

alur penelitian yang dilakukan.

Studi Pustaka

Pada tahapan ini, proses yang dilakukan

adalah mengumpulkan informasi atau literatur

yang terkait dengan penelitian. Informasi

didapatkan dari jurnal, buku dan artikel yang

membahas tentang metode klasifikasi, SVM,

proses pengenalan citra, dan manual NIST serta

weka.

Perumusan Masalah

Proses utama dari penelitian ini ada tiga

tahapan yaitu: praproses data, ekstraksi feature,

proses klasifikasi, dan analisis hasil.

Pembentukan Data

Data citra sidik jari yang digunakan berasal

dari NIST yang berjumlah 2700 citra berformat

wsq. Dari jumlah tersebut, 5 citra (tipe scar)

tidak digunakan karena jumlah tipe ini lebih

sedikit dibandingkan dengan tipe sidik jari

yang lain. Sehingga dalam penelitian ini hanya

digunakan 2695 citra. Citra diperoleh dari

proses scanning sidik jari pada kertas (laten).

Gambar 5 adalah contoh data sidik jari yang

digunakan dalam penelitian. Data tersebut

sudah diklasifikasikan ke dalam lima kelas

yaitu whorl (W), left loop (L), right loop (R),

arch (A), dan tented arch (T).

Gambar 4 Alur penelitian.

Gambar 5 Contoh data citra sidik jari.

Praproses

Data dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok (fold). Masing-masing fold terdiri

dari Left Loop, Right Loop, Whorl, Arch, dan

6

Tented Arch dalam jumlah yang proporsional.

Tabel 1 memberikan informasi jumlah data

dalam setiap fold.

Tabel 1 Jumlah data setiap fold

Kelas F1 F2 F3 Jumlah

L 268 268 268 804

R 245 245 245 735

W 341 341 341 1023

A 16 16 17 49

T 28 28 28 84

Keterangan:

F1 : Fold 1

F2 : Fold 2

F3 : Fold 3

Ekstraksi Feature

Feature yang akan diekstrak dari citra sidik

jari berasal dari level ke dua, yaitu titik-titik

minutiae. Minutiae terdiri dari dua jenis yaitu

Ridge ending (RIG) dan Bifurcation (BIF).

Ridge ending adalah lokasi pada citra, di mana

ridge berakhir. Sedangkan, bifurcation adalah

lokasi pada citra di mana ridge bercabang.

Gambar 6 menampilkan ridge ending dan

bifurcation pada citra sidik jari. Sudut minutiae

dihitung berdasarkan garis horizontal (axis).

Sudut minutiae diharapkan akan memberikan

informasi arah pergerakan ridge. Gambar 7

memberikan ilustrasi untuk menentukan theta.

Gambar 6 Ridge ending dan bifurcation.

Gambar 7 Penentuan theta pada ridge ending

dan bifurcation.

Feature diperoleh dengan membagi citra ke

dalam beberapa region. Gambar 8 memberikan

ilustrasi pembagian citra sidik jari ke dalam

region berukuran 5x5. Region yang digunakan

dalam penelitian ini berukuran 5x5. Hal ini

ditentukan berdasarkan beberapa percobaan

yang telah dilakukan dengan menggunakan

region yang berbeda-beda, seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 2. Hasil dari percobaan

tersebut menunjukkan region 5x5 memberikan

akurasi yang terbaik.

Tabel 2 Penelitian jumlah region dalam

pemilihan feature

Region Akurasi(%)

3x3 41.0

4x4 41.0

5x5 42.8

6x6 42.7

Masing-masing region kemudian dihitung

feature-feature sebagai berikut:

1. Jumlah jenis BIF/RIG

2. Jumlah jenis theta

3. Kelas target

Gambar 8 Citra sidik jari yang sudah dibagi ke

dalam region berukuran 5x5.

BIF dan RIG dikelompokkan ke dalam

sepuluh jenis. Pengelompokan ditentukan pada

sumber dan arah penampakan BIF dan RIG.

Gambar 9 mengilustrasikan pengelompokan

BIF dan RIG. Dalam Gambar 9, titik-titik yang

berwarna hitam mewakili ridge dan tanda

bintang merupakan titik pengamatan.

Gambar 9 Sepuluh jenis bifurcation dan ridge

ending.

Sudut minutiae (theta) dikategorikan

menjadi 32 kelompok. Theta dalam feature

hasil ekstraksi dikodekan dengan nilai antara 0

7

sampai 31. Nilai 0 artinya minutiae memiliki

sudut antara 0o sampai 11.25

o. Nilai 1 artinya

minutiae memiliki sudut antara 11.25o sampai

22.50o, dan seterusnya sampai nilai 31.

Masing-masing jenis memiliki rentang yang

selisihnya 11.25o.

Klasifikasi

Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan

classifier SVM dengan menggunakan kernel

RBF. Sebagai perbandingan akan dilakukan

juga klasifikasi menggunakan classifier K-

Nearest Neighbour (KNN) dan Naïve Bayes.

Pengujian

Data diuji menggunakan metode pengujian

3-fold cross validation. Total data set akan

dibagi ke dalam 3 kelompok (fold). Kemudian

dilakukan proses training secara berulang.

Pada setiap pengulangan, 2 fold akan menjadi

data training, dan 1 lainnya menjadi data

testing. Proses ini dilakukan sebanyak 3 kali

sehingga semua fold pernah berperan sebagai

data training atau pun data testing. Dalam

setiap pengulangan akan dihitung nilai akurasi

sehingga akurasi akhir adalah rata-rata nilai

akurasi dari tiga kali pengulangan yang

dilakukan.

Keterangan:

t : Jumlah data (dalam data testing) yang

diklasifikasikan secara benar

n : Jumlah data testing

Evaluasi dan Analisis Hasil

Evaluasi dilakukan dengan melakukan

penghitungan nilai akurasi. Nilai akurasi

diperoleh dengan melakukan prediksi terhadap

data menggunakan model klasifikasi. Dari hasil

prediksi ini kemudian dihitung jumlah data

yang diklasifikasikan secara benar dan salah.

Evaluasi juga dilakukan dengan melihat kinerja

SVM dalam mengklasifikasikan citra sidik jari,

ketika dibandingkan dengan classifier yang

lain, seperti Naïve Bayes dan KNN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan Feature

Eksperimen pertama yaitu pemilihan

feature, menggunakan classifier SVM dengan

menggunakan kernel polynomial (poly kernel),

dan C = 1. Dalam eksperimen ini dilakukan

beberapa percobaan dengan menggunakan

feature yang berbeda. Berikut ini adalah

feature-feature yang dicobakan dengan hasil

yang ditampilkan pada Tabel 3.

1. Feature 1, Jumlah BIF dan RIG setiap

region

Feature 1 mengambil karakterisitik dari

citra sidik jari, yaitu lokasi bifurcation dan

ridge ending. Untuk setiap region, dihitung

jumlah bifurcation dan ridge ending. Sehingga

feature 1 memiliki format:

Keterangan:

bk : Jumlah BIF pada region k

rk : Jumlah RIG pada region k

k : Region, C : Kelas target citra sidik jari

2. Feature 2, jumlah jenis BIF/RIG setiap

region + jumlah jenis theta setiap region

Jenis BIF/RIG dikodekan dengan angka 0

sampai dengan 9. Jenis theta dikodekan dengan

angka 0 sampai dengan 31. Contoh

pengambilan data untuk feature ke 2

ditampilkan pada Gambar 10. Format penulisan

feature adalah sebagai berikut:

Keterangan:

k : Region, brgk : Jumlah jenis BIF/RIG pada region

k, θjk : Jumlah jenis theta h pada region k,

C : Kelas target citra sidik jari

Gambar 10 Contoh pengambilan feature

jumlah jenis BIF/RIG setiap

region dan jumlah jenis theta

setiap region pada region 21.

br01,br02,…,br025,br11,br12,…br125,

…br91,br92,…br925,

θ01, θ02,…, θ025, θ11, θ12,…,

θ125,…, θ311, θ 312,…, θ3125,C

b1,b2,…,b25,r1,r2,…,r25, C

8

Tabel 3 Hasil eksperimen pemilihan feature

Feature Akurasi (%)

Feature 1 40.7

Feature 2 74.0

Keterangan:

Feature 1 : Jumlah BIF dan RIG setiap region

Feature 2 : Jumlah jenis BIF/RIG + Jumlah

jenis theta setiap region

Program yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan program-

program sebagai berikut:

1. Mindtct (eksternal)

2. Wsq2Min

3. Min2Arff

4. Weka 3.6.2 (eksternal)

Program-program tersebut digunakan dalam

proses yang berbeda dalam klasifikasi. Gambar

11 mengilustrasikan tentang proses klasifikasi

dan program yang digunakan.

Gambar 11 Proses klasifikasi dan program

yang digunakan.

Mindtct adalah program yang dibuat dalam

bahasa C oleh NBIS. Mindtct berperan dalam

proses ekstraksi citra sidik jari. Masukan dari

program mindtct adalah file citra berformat

wsq. Sedangkan keluarannya berupa file plain

text berekstensi min. File min memberikan

informasi jumlah minutiae, lokasi minutiae,

jenis minutiae, kemiringan minutiae, dan

ketetanggaan antara minutiae satu dengan yang

lain.

Wsq2Min adalah program yang

dikembangkan dalam penelitian ini dengan

bahasa Java. Program ini digunakan bersama

dengan program mindtct. Pada siklus hidupnya,

mindtct hanya dapat memroses satu file,

sehingga untuk memroses file wsq yang

jumlahnya lebih dari satu harus dilakukan

pemanggilan ulang terhadap program mindtct.

Agar proses ekstraksi dapat berjalan lebih cepat

dan cukup satu pemanggilan, mindtct perlu

dikombinasikan dengan Wsq2Min. Masukan

dari program Wsq2Min adalah directory

tempat file wsq berada, dan keluarannya adalah

file min.

Program Min2Arff adalah program yang

dikembangkan dalam penelitian ini juga

menggunakan bahasa Java. Program ini

berperan dalam proses pemilihan feature

untuk proses klasifikasi. Masukan untuk

program Min2Arff adalah file min, dan

keluarannya adalah file arff. File arff adalah

standar file yang digunakan oleh program

weka. File arff berisi informasi hasil ekstraksi

feature.

Weka adalah program dalam bahasa Java,

yang dibuat oleh Universitas Waikato. Weka

adalah program machine learning, yang

digunakan untuk melakukan teknik-teknik data

mining seperti klasifikasi dan clustering.

Masukan untuk program Weka adalah file arff,

dan keluarannya adalah model klasifikasi.

Model klasifikasi yang diperoleh akan

digunakan untuk memprediksi data ke dalam

kelas yang sudah ditentukan.

Pemilihan Classifier dan Konfigurasi

Parameter

Dalam penelitian ini classifier yang

digunakan adalah SVM, KNN, dan Naïve

Bayes. Feature yang digunakan adalah feature

yang memberikan akurasi terbaik pada

eksperimen pertama yaitu feature yang

menggunakan jenis BIF/RIG setiap region dan

jumlah jenis theta setiap region. Hasil

perbandingan nilai akurasi dengan

menggunakan beberapa classifier ditampilkan

pada Tabel 4.

9

Tabel 4 Hasil klasifikasi dari beberapa

classifier

Classifier Akurasi

Naïve Bayes 56.1%

KNN (K=15) 66.6%

SVM 77.5%

Dari eksperimen pemilihan classifier,

diperoleh kesimpulan bahwa classifier SVM

memberikan akurasi yang lebih baik

dibandingkan dengan classifier Naïve Bayes

dan KNN. Selanjutnya akan dilakukan

beberapa eksperimen dengan menggunakan

parameter pada SVM yang berbeda. Hasil

eksperimen konfigurasi parameter SVM

ditampilkan pada Tabel 5. Nilai akurasi terbaik

yaitu 79.7% diperoleh dengan menggunakan

kernel RBF (Gamma = 0.1) dan C = 10.

Tabel 5 Hasil eksperimen pemilihan parameter

pada SVM

A B C D E F

1 RBF 1 0.01 - 76.8

2 RBF 10 0.01 - 77.8

3 RBF 20 0.01 - 77.5

4 RBF 30 0.01 - 76.7

5 RBF 50 0.01 - 75.9

6 RBF 100 0.01 - 75.4

7 RBF 10 0.05 - 78.7

8 RBF 10 0.1 - 79.7

9 Polynomial 10 - 1 73.2

10 Polynomial 10 - 2 79.4

11 Polynomial 10 - 3 79.5

Keterangan:

A : Nomor

B : Kernel

C : Constraint

D : Gamma

E : Eksponen

F : Akurasi (%)

Analisis

Feature untuk merepresentasikan citra

sidik jari diambil dari level ke dua sidik jari,

yaitu jumlah jenis BIF/RIG setiap region dan

jumlah jenis theta setiap region. Jumlah jenis

BIF/RIG mampu memberikan model atau pola

lokasi jenis minutiae dan hubungan minutiae

satu dengan yang lain. Jumlah jenis theta akan

memberikan informasi pergerakan lengkungan

sudut minutiae.

Feature jenis BIF/RIG dan theta akan

diekstrak dalam bentuk region. Dari percobaan

yang telah dilakukan region berukuran 5x5

memberikah akurasi yang lebih baik. Tabel 2,

menampilkan hasil percobaan dengan

menggunakan variasi beberapa ukuran region.

Pemilihan ukuran region yang terlalu kecil

(sedikit), memberikan variasi yang kecil

sehingga arah pergerakan ridge tidak dapat

diidentifikasi lebih detail, sebaliknya region

yang lebih besar (banyak), akan menghasilkan

atribut pada instance menjadi banyak,

sehingga komputasi menjadi lebih berat.

Classifier yang digunakan adalah SVM

dengan menggunakan kernel RBF (gamma =

1.0) dan C = 10. Berdasarkan literatur yang

dipelajari, pada banyak kasus SVM

memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan classifier yang lain

(Nugroho et al. 2005). Dalam penelitian ini

terbukti bahwa untuk seluruh data yang

dicobakan, SVM mampu mengklasifikasikan

secara benar lebih banyak jika dibandingkan

dengan Naïve Bayes dan KNN. Hasil

klasifikasi dan sebaran citra sidik jari setiap

kelas dapat dilihat dengan memperhatikan

confusion matrix dalam Tabel 6.

Tabel 6 Confusion matrix dari klasifikasi citra

sidik jari dengan menggunakan

feature jumlah jenis BIF/RIG +

jumlah jenis theta dan classifier

SVM (gamma = 0.1) dan C=10

Kelas hasil klasifikasi

l r w a t

L 689 46 68 0 1

R 40 615 78 0 2

W 95 84 844 0 0

A 20 25 2 0 2

T 49 28 6 0 1

Keterangan:

L : Left loop A : Arch

R : Right loop T : Tented Arch

W : Whorl

Bagian baris (menggunakan huruf kapital)

adalah kelas yang sebenarnya. Sedangkan

bagian kolom (mengunakan huruf kecil)

adalah kelas hasil prediksi yang dilakukan

oleh model. Contoh pembacaan dari 804

instance Left loop, 689 instance yang

diidentifikasi sebagai Left loop, sedangkan 46

diidentifikasikan sebagai Right loop, 68

10

sebagai Whorl, 0 sebagai Arch, dan 1 yang

diidentifikasi sebagai Tented arch.

Dari confusion matrix pada Tabel 6 kita

mendapatkan informasi sebaran hasil

klasifikasi untuk setiap kelas. Tabel 7

menunjukkan jumlah instance dan akurasi

untuk setiap kelas.

Tabel 7 Jumlah instance dan akurasi setiap

kelas

Kelas Jumlah instance Akurasi (%)

L 804 85.7

R 735 83.7

W 1023 82.5

A 49 0.0

T 84 1.2

Tabel 7 menunjukkan bahwa akurasi untuk

kelas Arch dan Tented Arch lebih kecil

dibanding dengan tiga kelas lainnya. Hal ini

berbanding lurus dengan jumlah instance kelas

tersebut yang jumlahnya relatif sedikit

dibanding kelas yang lain. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa jumlah data training

berpengaruh terhadap tingkat akurasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Feature yang digunakan berasal dari

feature lokal sidik jari, yaitu feature berbasis

minutiae. Pada penelitian ini, feature yang

dapat memberikan representasi sidik jari paling

baik adalah dengan menggunakan jumlah jenis

BIF/RIG setiap region dan jumlah jenis theta

setiap region. Jumlah jenis BIF/RIG akan

memberikan model sebaran minutiae,

sedangkan theta akan memberikan model arah

pergerakan minutiae.

Dari literatur yang dipelajari, pada banyak

kasus SVM mampu memberikan model

klasifikasi yang lebih baik dibandingkan

dengan classifier yang lain (Nugroho et al.

2005). Berhubungan dengan hal ini, SVM

digunakan untuk inisialisasi classifier pada

proses pemilihan feature. Setelah dilakukan

perbandingan dengan Naïve Bayes dan KNN,

SVM dapat mengklasifikasikan lebih baik di

antara yang lain. Beberapa parameter dipilih

dan ditentukan untuk mendapatkan model yang

lebih baik. Ada dua parameter yang harus

ditentukan, yaitu nilai C dan kernel. Dengan

menggunakan metode coba-coba, model

terbaik diperoleh dengan menggunakan nilai C

= 10 dan kernel RBF, dengan gamma = 0.1.

Klasifikasi citra sidik jari menggunakan

SVM dengan feature berbasis minutiae,

memberikan akurasi 79.7%. Dalam penelitian

ini SVM memberikan model klasifikasi yang

lebih baik daripada classifier yang lain (KNN

dan Naïve Bayes).

Saran

Penelitian ini menghasilkan akurasi 79.7% .

Nilai tersebut masih dapat ditingkatkan dengan

mengevaluasi hal-hal berikut:

1. Model klasifikasi yang lebih baik dapat

diperoleh dengan mengoptimalkan

praproses pada citra.

2. Feature yang digunakan dapat dipilih dari

feature global pada citra sidik jari dengan

menggunakan gabor filter (Munir & Javed

2004).

3. Untuk mendapatkan model yang robust

pada setiap kelas, jumlah data training

setiap kelas harus sama.

4. Optimasi parameter SVM dengan

mengevaluasi fungsi algoritme genetika

atau particle swam optimization.

DAFTAR PUSTAKA

Cristianini N, Taylor JS. 2000. An Introduction

to Support Vector Machines and Other

Kernel Based Learning Methods.

Cambridge University Press.

Dass SC, Jain AK. 2004. Fingerprint

Classification Using Orientation Field Flow

Curves. Michigan State University: Proc.

Indian Conference on Computer Vision,

Graphics and Image Processing; Kolkata

16-18 Desember 2004. Kolkata: Allied

Publishers. hlm 650-655.

Gonzales RC, RE Woods. 2002. Digital Image

Processing. Ed. ke-2. New Jersey: Prentice

Hall.

Guvenir HA, Demiroz G, Ilter N. 1998.

Learning Differential Diagnosis of

Erythemato-squamous Diseases Using

Voting Feature Intervals. [tesis]. Ankara:

Departemen of Computer Engeneering and

Information Science, Bilkent University.

Jain AK, Pankanti, S 2000. Fingerprint

Classification and Matching. Di dalam:

Bovik AC, editor. Handbook of Image and

Video Processing. Austin: Academic Press.

Lee HC, Gaensslen RE. 2001. Advances in

Fingerprint Technology. Ed. ke-2. New

York: CRC Press.

11

Lu C, Wang H, Liu Y. 2009. Fingerprint

Classification Based on Support Vector

Machine. International Joint Conference on

Computational Science and Optimization;

Hainan, 24-26 April 2009. Hainan: IEEE

Computer Society. Vol. 1:859-862.

Maltoni D, Maio D. 2009. Handbook of

Fingerprint Recognition. New York:

Springer.

Munir MU, Javed MY. 2004. Fingerprint

Matching using Gabor Filters. National

Conference on Emerging Technologies;

Karachi, 18-19 Desember 2004. Karachi:

IEEE Computer Society. hlm 147-151.

NIST. 2010. NIST Biometric Open Source

Server. http://www.nist.gov/itl/iad/ig/

nigos.cfm. [5 Maret 2010].

Nugroho AS, Witarto AB, Handoko D. 2005.

Analisa Informasi Dimensi Tinggi pada

Bioinformatika Memakai Support Vector

Machine. Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi: Proc. of National Conference

on Information and Communication

Technology (ICT) for Indonesia / e-

Indonesia Initiatives-II; Bandung, 19-20

April 2005. Bandung: ITB. hlm. 427-435.

Osuna E, Freund R, Girosi F. 1997. An

Improved Training Algorithm for Support

Vector Machines. Proc. of the 1997 IEEE

Workshop Neural Networks for Signal

Processing VII ; Amelia Island, 24-26

September 1997. Amelia Island: IEEE

Computer Society. hlm 276-285.

Tan PN, Steinbach M, Kumar V. 2006.

Introduction to Data Mining. New York:

Addison-Wesley.


Recommended