+ All Categories
Home > Education > Konsep ilmu

Konsep ilmu

Date post: 27-Jun-2015
Category:
Upload: suardi-al-bukhari
View: 531 times
Download: 7 times
Share this document with a friend
Description:
Tuntutlah ilmu itu dari buaian ibumu sampai ke liang lahat
Popular Tags:
50
Konsep Ilmu dalam Islam dan Barat Adnin Armas, M.A. Direktur Eksekutif INSISTS, Anggota PP Majlis Tarjih Muhammadiyah
Transcript
Page 1: Konsep ilmu

Konsep Ilmu dalam Islam dan Barat

Adnin Armas, M.A.

Direktur Eksekutif INSISTS, Anggota PP Majlis Tarjih Muhammadiyah

Page 2: Konsep ilmu

Epistemologi Barat Modern

Rasionalisme:

René Descartes (1596-1650):

“Cogito ergo sum” (Aku berfikir maka aku ada).

Page 3: Konsep ilmu

Empirisisme:

John Locke (1632-1704) There are no innate ideas

Page 4: Konsep ilmu

Epistemologi Barat Modern

Skeptisisme:

David Hume (1711-1776): Menyangkal adanya ilmu pengetahuan.

Page 5: Konsep ilmu

Epistemologi Barat Modern

Immanuel Kant (1724-1804): “Knowledge is possible”

(Pengetahuan adalah mungkin). Analytic -------------- a priori synthetic -------------- a posteriori synthethic -------------- a priori

Page 6: Konsep ilmu

• Metafisika adalah tidak mungkin karena tidak bersandarkan kepada panca indera.

• Metafisika tidak memuat pernyataan-pernyataan synthetic a priori seperti yang wujud dalam matematika, fisika dan ilmu-ilmu yang berdasar kepada fakta empiris.

• Metafisika adalah ilusi transendent (a transcendental illusion).

• Pernyataan-pernyataan metafisis tidak memiliki nilai epistemologis (metaphysicial assertions are without epistemological value).

Epistemologi Barat Modern

Page 7: Konsep ilmu

Epistemologi Barat Modern

Relativisme: Hegel (m. 1831): Pengetahuan adalah ongoing

process.

Page 8: Konsep ilmu

Humanisme:Ludwig Feurbach (1804-1872):

Prinsip filsafat yang paling tinggi adalah manusia. Sekalipun agama atau teologi menyangkal, namun pada hakikatnya, agamalah yang menyembah manusia (religion that worships man). Agama Kristen sendiri yang menyatakan Tuhan adalah manusia dan manusia adalah Tuhan (God is man, man is God). Agama akan menafikan Tuhan yang bukan manusia. Makna sebenarnya dari teologi adalah antropologi (The true sense of Theology is Anthropology). Agama adalah mimpi akal manusia (Religion is the dream of human mind).

Epistemologi Barat Modern

Page 9: Konsep ilmu

Komunisme:Karl Marx (m. 1883):

Agama adalah keluhan makhluk yang tertekan. Agama adalah candu rakyat. Agama adalah faktor sekunder, sedangkan faktor primernya adalah ekonomi.

Epistemologi Barat Modern

Page 10: Konsep ilmu

Ateisme:Charles Robert Darwin (m. 1882):

Asal-mula spesis (origin of species) bukan berasal dari Tuhan, tetapi dari adaptasi kepada lingkungan

(adaptation to the environment). Tuhan tidak menciptakan makhluk hidup. Semua spesis yang

berbeda sebenarnya berasal dari satu nenek moyang yang sama. Spesis menjadi berbeda

antara satu dan yang lain disebabkan kondisi-kondisi alam (natural conditions).

Epistemologi Barat Modern

Page 11: Konsep ilmu

Ateisme:Auguste Comte:

Agama merupakan bentuk keterbelakangan masyarakat. Masyarakat berkembang melalui tiga fase teoritis, yaitu: fase teologis (fase fiktif); fase metafisik (fase abstrak); dan fase saintifik (fase

positif).

Herbert Spencer: Agama bermula dari mimpi manusia tentang

adanya spirit di dunia lain.

Epistemologi Barat Modern

Page 12: Konsep ilmu

AteismeSigmund Freud (m. 1939):

Doktrin-doktrin agama adalah ilusi. Agama sangat tidak sesuai realitas dunia. Bukan agama, tetapi hanya karya ilmiah, satu-

satunya jalan untuk membimbing ke arah ilmu pengetahuan.

Epistemologi Barat Modern

Page 13: Konsep ilmu

AteismeFriedrich Nietzsche (1844-1900):

“God died; now we want the overman to live.” Agama adalah “membuat sesaat lebih baik sesaat

dan membiuskan” (momentary amelioration and narcoticizing). Agama tidak bisa disesuaikan

dengan ilmu pengetahuan. “Seseorang tidak dapat memercayai dogma-dogma agama dan metafisika

ini jika seseorang memiliki metode-metode yang ketat untuk meraih kebenaran di dalam hati dan

kepada seseorang.”

Epistemologi Barat Modern

Page 14: Konsep ilmu

Friedrich Nietzsche (1844-1900): “There exists between religion and true

science neither affinity, nor friendship, nor even enmity; they dwell on different stars.” (Antara agama dan sains yang betul, tidak

terdapat keterkaitan, pesahabatan, bahkan permusuhan: keduanya menetap di bintang

yang berbeda).

Epistemologi Barat Modern

Page 15: Konsep ilmu

SekularismeTeolog Kristen pada abad ke-20 seperti Karl

Barth (1886-1968), Dietrich Bonhoeffer (1906-1945), Friedrich Gogarten (1887-

1967), Paul van Buren (m. 1998), Thomas Altizer, Gabriel Vahanian, William Hamilton,

Woolwich, Werner and Lotte Pelz, Harvey Cox dan lain-lain memodifikasi teologi

Kristen supaya sesuai dengan peradaban Barat modern-sekular.

Pergeseran Paradigma (paradigm shift) dalam Teologi Kristen

Page 16: Konsep ilmu

Teolog Kristen Sekular-Liberal

Dietrich Bonhoeffer:

“Kita sedang menuju ke suatu masa yang tiada agama sama sekali… Bagaimana agar kita berbicara mengenai Tuhan tanpa agama…

Bagaimana supaya kita berbicara dengan gaya sekular yang baru tentang Tuhan?”… “ Sudah

tiba saatnya bagi Kristen tanpa agama” (a religionsless Christianity).

Page 17: Konsep ilmu

Teolog Kristen Sekular-Liberal

Werner and Lotte Pelz:

“Tuhan tiada lagi” (God is no more).

Page 18: Konsep ilmu

Teolog Kristen Sekular-Liberal

Woolwich:

“Tuhan tanpa Tuhan” (God without God).

Friedrich Gogarten:

“Secularization is the legitimate consequence of the impact of biblical

faith on history.”

Page 19: Konsep ilmu

Teolog Kristen Sekular-Liberal

Gabriel Vahanian:

“Sekular adalah keharusan seorang Kristiani. Dalam

masyarakat yang modern dan saintifik, peristiwa-peristiwa dalam

Bible dianggap sebagai mitos, sudah lapuk, dan tidak terpakai

lagi.”

Page 20: Konsep ilmu

Teolog Kristen Sekular-Liberal

Harvey Cox:(Secularization is the liberation of man from

religious and metaphysical tutelage, the turning of his attention away from other

worlds and towards this one). Sekularisasi adalah perkembangan yang membebaskan (a liberating development).

Masyarakat perlu dibebaskan dari kontrol agama dan pandangan hidup metafisik yang tertutup (closed metaphysical worldviews).

Page 21: Konsep ilmu

Teolog Kristen Sekular-Liberal

Harvey Cox:

(Far from being something Christians should be against, secularization

represents an authentic consequence of biblical faith.

Rather than oppose it, the task of Christians should be to support and

nourish it).

Page 22: Konsep ilmu

Teolog Kristen Sekular-Liberal

Harvey Cox:

Tiga komponen penting dalam Bible yang menjadi kerangka asas kepada

sekularisasi: (1) Mengosongkan dunia dari nilai-nilai ruhani (disenchantment of

nature) (2) Menyingkirkan agama dari politik (desacralization of politics) dan (3) Menyingkirkan Kehidupan dari Nilai-Nilai

Agama (deconsecration of values).

Page 23: Konsep ilmu

Westernisasi Ilmu

Westernisasi ilmu yang bersumber kepada akal dan panca-indera telah melahirkan berbagai

macam faham pemikiran seperti rasionalisme, empirisme, skeptisisme, relatifisme, ateisme,

agnostisme, humanisme, sekularisme, eksistensialisme, materialisme, sosialisme,

kapitalisme dan liberalisme. Westernisasi ilmu bukan saja telah menceraikan hubungan

harmonis antara manusia dan Tuhan, namun juga telah melenyapkan Wahyu sebagai

sumber ilmu.

Page 24: Konsep ilmu

Syed Muhammad Naquib al-Attas:

Tantangan Westernisasi Tantangan terbesar yang dihadapi kaum

Muslimin adalah ilmu pengetahuan modern yang tidak netral yang telah merasuk ke dalam praduga-praduga agama, budaya dan filosofis, yang sebenarnya berasal dari refleksi kesadaran dan pengalaman manusia Barat. Jadi, ilmu pengetahuan modern harus diislamkan.

Page 25: Konsep ilmu

Syed Muhammad Naquib al-Attas:

Westernisasi ilmu telah mengangkat keraguan dan dugaan ke tahap metodologi ‘ilmiah ’ dan menjadikannya sebagai alat epistemologi yang sah dalam keilmuan.

Westernisasi ilmu bukan dibangun di atas Wahyu dan kepercayaan agama, tetapi dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, berubah terus menerus.

Page 26: Konsep ilmu

Syed Muhammad Naquib al-Attas:

Ilmu pengetahuan Barat-modern dibangun di atas visi intelektual dan psikologis budaya dan peradaban Barat. (1) Akal diandalkan untuk membimbing kehidupan manusia; (2) bersikap dualistik terhadap realitas dan kebenaran; (3) menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular; (4) membela doktrin humanisme; dan (5) menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominant dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan.

Page 27: Konsep ilmu

Syed Muhammad Naquib al-Attas:

Wahyu merupakan sumber ilmu tentang realitas dan kebenaran akhir berkenaan dengan makhluk ciptaan dan Pencipta.

Wahyu merupakan dasar kepada kerangka metafisis untuk mengupas filsafat sains sebagai sebuah sistem yang menggambarkan realitas dan kebenaran dari sudat pandang rasionalisme dan empirisisme.

Page 28: Konsep ilmu

Al-Aqaid Al-Nasafiyyah

Abu Hafs Umar al-Nasafi (461/1068-527-1142):

Hakikat sesuatu itu tetap dan ilmu mengenainya pasti, bertentangan dengan kalangan sofis (Haqaiq al-asya thabitah wa al-ilm biha mutahaqqiq, khilafan li al-sufastaiyyah).

Page 29: Konsep ilmu

Sa’d al-Din al-Taftazani (712/1312-793/1390): Sufastaiyyah: Al-’inadiyyah (keras kepala karena mengingkari

hakikat sesuatu dan menganggapnya sebagai khayalan yang salah)

Al-’indiyyah (Subjektifis karena mengingkari tetapnya hakikat sesuatu dan menganggapnya sebagai mengikuti kepercayaan.

A-la adriyyah (agnostik karena mengingkari ilmu adanya ketetapan sesuatu dan mengklaim bahwa ia ragu dan ia juga ragu bahwa ia ragu.

Page 30: Konsep ilmu

Abu Hafs Umar al-Nasafi (461/1068-527/1142):

(Selanjutnya sebab-sebab ilmu bagi makhluk ada tiga: panca indera yang lima, kabar yang benar dan akal (Thumma asbab al-ilm lil khalq thalathah al-hawass al-khams, wal-khabar al-sadiq, wal-’aql).

Page 31: Konsep ilmu

Panca-Indera:

Pendengaran Penglihatan Penciuman Rasa Sentuhan

Page 32: Konsep ilmu

“Tanpa Wahyu, ilmu sains dianggap satu-satunya pengetahuan yang otentik (science is the sole authentic knowledge) dan ilmu pengetahuan hanya dikaitkan dengan fenomena. Akibatnya, kesimpulan kepada fenomena akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Tanpa Wahyu, realitas yang dipahami hanya terbatas kepada alam nyata ini yang dianggap satu-satunya realitas.”

Syed Muhammad Naquib al-Attas:

Page 33: Konsep ilmu

Abu Hafs al-Najm al-Nasafi

Khabar yang benar terbagi dua:1. Khabar yang mutawatir (al-khabar al-

mutawatir)2. Khabar dari Rasul yang dikuatkan

dengan mukjizat (khabar al-rasul al-muayyad bil mu’jizah)

Akal:1. A priori (badihi)2. A posteriori (istidlali)

Page 34: Konsep ilmu

Islamisasi Ilmu

Ismail Raji al-Faruqi (l. 1921)→ International Institute of Islamic Thought (IIIT)

Syed Muhammad Naquib al-Attas (l. 1931)→International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC)

Seyyed Hossein Nasr (l. 1933)→Tradisionalist/Scientia Sacra

Ziauddin Sardar (l. 1951) → Idjmali

Page 35: Konsep ilmu

Ismail Raji al-Faruqi

Menulis The Islamization of Knowledge (IIIT: 1982).

Pengaruh Al-Attas kepada gagasan Islamisasi al-Faruqi

Page 36: Konsep ilmu

Ismail Raji Al-Faruqi

Pendekatan hukum (al-Faruqi) Berdasarkan kepada usul fiqh dan teks

Qur’an/Hadits Berguna untuk menentukan hukum dan

etika dari produk sebuah sains tetapi bukan isi sains tersebut.

Page 37: Konsep ilmu

Ziauddin Sardar

Tujuan S & T adalah menghasilkan manfaat bagi Muslim berdasarkan kepada ‘adl dan zulm dari al-Qur’an

Memercayai S & T adalah sarat-nilai tetapi menolak untuk membantah S & T Barat dan membangun S & T Islam

Menerapkan Etika Islam kepada S & T Barat

Page 38: Konsep ilmu

Tradisionalis

Mengartikulasikan kembali warisan S & T Islam sebagai contoh Islamisasi s & T modern

Saintis Muslim terdahulu mengadaptasikan S & T kuno dan menyesuaikanya dengan pandangan alam/hidup Islam untuk menciptakan S 7 T yang Islami.

Tawhid digunakan sebagai dasar untuk integrasi alam tabi’i (natural world)

Alam tabi’i sebagai Ayah kepada Realitas Absolut

Mengimani kepadai multi-eksistensi seperti alam tabi’I, alam yang tidak tampak, dll.

Page 39: Konsep ilmu

Tradisionalis

Alam tabi’i adalah simbol/bayangan/dari Realitas Absolut

Sains Islam: alam ini adalah sakral tetapi bagi sains modern tidak tetapi sebagai tujuan akhir (an end in itself)

Page 40: Konsep ilmu

Al-Attas: Proses Islamisasi

Ilmu-ilmu modern harus diperiksa dengan teliti. Ini mencakup metode, konsep, praduga, simbol, dari ilmu modern; beserta aspek-aspek empiris dan rasional, dan yang berdampak kepada nilai dan etika; penafsiran historisitas ilmu tersebut, bangunan teori ilmunya, praduganya berkaitan dengan dunia, dan rasionalitas proses-proses ilmiah, teori ilmu tersebut tentang alam semesta, klasifikasinya, batasannya, hubung kaitnya dengan ilmu-ilmu lainnya serta hubungannya dengan sosial harus diperiksa dengan teliti.

Page 41: Konsep ilmu

Syed Muhammad Naquib al-Attas:

Pra-syarat Islamisasi ilmu Seseorang yang mengislamkan ilmu

perlu memenuhi pra-syarat, yaitu ia harus mampu mengidentifikasi pandangan-hidup Islam (the Islamic worldview) sekaligus mampu memahami budaya dan peradaban Barat.

Page 42: Konsep ilmu

Syed Muhammad Naquib al-Attas:Islamization of present-day knowledgeProses Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer

melibatkan dua proses: (i) mengisoliir unsur-unsur dan konsep-konsep

kunci yang membentuk budaya dan peradaban Barat (5 unsur yang telah disebutkan sebelumnya), dari setiap bidang ilmu pengetahuan modern saat ini, khususnya dalam ilmu pengetahuan humaniora. Bagaimanapun, ilmu-ilmu alam, fisika dan aplikasi harus diislamkan juga khususnya dalam penafsiran-penafsiran akan fakta-fakta dan dalam formulasi teori-teori.

Page 43: Konsep ilmu

Proses Islamisasi

(ii) memasukkan unsur-unsur Islam beserta konsep-konsep kunci dalam setiap bidang dari ilmu pengetahuan saat ini yang relevant.

Page 44: Konsep ilmu

Dampak Islamisasi

Membebaskan manusia dari magik, mitologi, animisme, tradisi budaya nasional yang bertentangan dengan Islam, dan kemudian dari kontrol sekular kepada akal dan bahasanya.

membebaskan akal manusia dari keraguan (shakk), dugaan (Ðann) dan argumentasi kosong (mira’) menuju keyakinan akan kebenaran mengenai realitas spiritual, intelligible dan materi

Page 45: Konsep ilmu

Dampak Islamisasi

Mengeluarkan penafsiran-penafsiran ilmu pengetahuan kontemporer dari ideologi, makna dan ungkapan sekular.

Page 46: Konsep ilmu

Kontra atas Islamisasi Ilmu

Fazlur Rahman: Ilmu pengetahuan tidak bisa diislamkan karena

tidak ada yang salah di dalam ilmu pengetahuan. Masalahnya hanya dalam menyalahgunakan.

Ilmu pengetahuan memiliki dua kualitas, seperti “senjata bermata dua” yang harus digunakan dengan hati-hati dan bertanggung-jawab sekaligus sangat penting menggunakannya secara benar ketika memperolehnya

Page 47: Konsep ilmu

Kontra atas Islamisasi Ilmu

Abdus Salam: “Hanya ada satu sains universal, problem-

problemnya dan bentuk-bentuknya adalah internasional dan tidak ada sesuatu seperti sains Islam sebagaimana tidak ada sains Hindu, sains Yahudi atau sains Kristen.” (There is only one universal science, its problems and modalities are international and there is no such thing as Islamic science just as there is no Hindu science, no Jewish science, nor Christian science)

Page 48: Konsep ilmu

Kontra atas Islamisasi Ilmu

Abdul Karim Sorush: Islamisasi ilmu pengetahuan adalah tidak logis

atau tidak mungkin (the impossibility or illogicality of Islamization of knowledge). Alasannya, Realitas bukan Islami atau bukan pula tidak Islami. Kebenaran untuk hal tersebut bukan Islami atau bukan pula tidak Islami. Oleh sebab itu, Sains sebagai proposisi yang benar, bukan Islami atau bukan pula tidak Islami. Para filosof Muslim terdahulu tidak pernah menggunakan istilah filsafat Islam. Istilah tersebut adalah label yang diberikan oleh Barat (a western coinage).

Page 49: Konsep ilmu

Kontra atas Islamisasi Ilmu

Bassam Tibi: Islamisasi ilmu pengetahuan juga dianggap

sebagai pribumisasi (indigenization). Islamisasi ilmu adalah tanggapan dunia

ketiga kepada klaim universalitas ilmu pengetahuan Barat. Islamisasi adalah penegasan kembali lokalitas menentang ilmu pengetahuan global yang menginvasi.

Page 50: Konsep ilmu

Kontra atas Islamisasi Ilmu

Abdul Karim Sorush menyatakan: (1) metode metafisis, empiris atau logis adalah

independent dari Islam atau agama apa pun. Metode tidak bisa diislamkan; (2) Jawaban-jawaban yang benar tidak bisa diislamkan. Kebenaran adalah kebenaran dan kebenaran tidak bisa diislamkan; (3) Pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang diajukan adalah mencari kebenaran, sekalipun diajukan oleh Non-Muslim; (4) Metode yang merupakan presupposisi dalam sains tidak bisa diislamkan.


Recommended