KOPERASI
UKM
ISSN 2722-3485Vol. 1, No. 2, Agustus 2020
ISSN 2722-3485
E-Coops-Day JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Vol. 1 No.2, Agustus 2020
DEWAN REDAKSI
Manager Jurnal
Ami Purnamawati
.
Editor In Chief
Yuanita Indriani
Nurhayat Indra
Editor Bagian
Ery Supriyadi R.
Wawan Lulus Setiawan
Trida Gunadi
Copy Editor
Rosti Setiawati
Editor Layout
Adang Cahya
Asep Hermawan
Proof Reader
Ida Ahadiah
Manajer Langganan
Risvan Santoso
Alamat Penerbit/Redaksi Institut Manajemen Koperasi Indonesia-IKOPIN
Graha Bustanil Arifin
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 20,5 Jatinangor
Telp: (022) 7794444 Fax: (022) 7796033
E-mail: [email protected] Website: www.ikopin.ac.id
i
KATA PENGANTAR
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan langkah nyata para akademisi berkiprah dalam
menyebarkan kajian-kajian yang dilakukan oleh perguruan tinggi kepada masyarakat secara
langsung sesuai dengan visi, misi dan tujuan perguruan tinggi. Sebagai salah satu implementasi Tri
Dharma Perguruan Tinggi, Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) tidak hanya menyebarkan keilmuan
dan teknik-teknik yang berkaitan dengan perkoperasian dan kewirausahaan secara langsung, namun
mendokumentasikan kegiatan PKM tersebut dalam Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat yang
diberi nama E-Coops-Day. Jurnal E-Coops-Day diisi dengan naskah-naskah para kontributor baik
dari internal Ikopin maupun dari perguruan tinggi lain.
Sebagai hasil jalinan kerjasama yang baik dengan jejaring Ikopin, pada tahun 2020 dosen-dosen
Ikopin mendapat kepercayaan untuk melaksanakan pengabdiannya di beberapa provinsi di Indonesia.
Namun demikian yang didokumentasikan dalam jurnal ini hanya tiga (3) provinsi; yaitu Jawa Barat
(Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan
Kabupaten Tasikmalaya), Jawa Timur (Kabupaten Pacitan), dan Kota Lampung. Pada tahun ini - di
tengah pandemi Covid-19 -, proses kegiatan PKM masih dapat dilaksanakan secara tatap muka
maupun secara daring (online). Namun dalam pelaksanaan kegiatan PKM secara tatap muka lebih
banyak dilangsungkan dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Bentuk kegiatan PKM yang didokumentasikan dalam jurnal ini adalah pelatihan, pembinaan,
bimbingan teknik, diskusi terbatas (Focus Group Discussion) dan konsultasi; dengan topik-topik
yang berkisar pada pengembangan kewirausahaan dan perkoperasian. Secara garis besar materi-
materi yang disampaikan adalah karakter untuk membina jiwa wirausaha, manajemen kelembagaan,
sumber daya manusia, pelayanan prima, pemasaran dan pembukuan sederhana bagi usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM). Masyarakat yang menjadi peserta PKM adalah mereka yang
berkecimpung dalam bidang peternakan/perikanan, perkebunan/pertanian, pesantren, minuman,
makanan, asesoris dan pakaian. Selain itu mereka yang belum terlibat dalam dunia usaha seperti
mahasiswa asal Papua, masyarakat berbasis jender, dan masyarakat umum juga menjadi peserta.
Jurnal PKM diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dari setiap kegiatan PKM yang sudah
dilakukan. Demikian pula dapat digunakan sebagai rujukan bagi para pembaca untuk mendapatkan
wawasan dan gagasan baik secara subtansi maupun metode dan teknik pengabdian kepada
masyarakat; sehingga terinspirasi untuk melakukan kegiatan PKM secara efektif. Jurnal PKM Edisi
KE-2 di akhir tahun ini menjadi upaya menyempurnakan dharma Pengabdian Kepada Masyarakat.
Jatinangor, 10 Agustus 2020
Tim Editor
ii
iii
ISSN 2722-3485
E-Coops-Day JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Vol. 1 No.2, Agustus 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….….
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………..
iii
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
MASYARAKAT PERKEBUNAN/PERTANIAN DAN PETERNAKAN/PERIKANAN DI
KABUPATEN PACITAN-PROVINSI JAWA TIMUR
Oleh: Rosti Setiawati
1 – 8
MENGENALI DIRI KUNCI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA IKOPIN ASAL PAPUA
DALAM MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
Oleh: Ami Purnamawati
9 – 14
PELATIHAN MANAJEMEN USAHA BAGI UMKM DI KABUPATEN PACITAN –
PROVINSI JAWA TIMUR
Oleh: Nanik Risnawati
15 – 18
PELATIHAN PELAYANAN PRIMA BAGI TENANT PUSAT INKUBATOR BISNIS IKOPIN
(PIBI)
Oleh: Deddy Supriyadi
19 – 24
KONSULTASI BAURAN PEMASARAN DAN PEMBUKUAN SEDERHANA PADA USAHA
KECIL RESELLER KAOS OBLONG
Oleh: Iwan Mulyana
25 – 34
FOCUS GROUP DISCUSSION REBRANDING KAMPUNG KOPERASI BERBASIS
KLUSTER KOMODITAS
SUB TEMA: KEWIRAUSAHAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBERDAYAAN
KOPERASI PEREMPUAN KABUPATEN SUMEDANG
Oleh: Nurhayat Indra
35 – 40
PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh: Asep Saepudin
41 – 48
PENGUATAN KOMPETENSI MANAJEMEN KOPERASI BAGI PENGURUS KOPERASI
PONDOK PESANTREN DI JAWA BARAT PADA MASA PANDEMI COVID-19
Oleh: Rima Elya Dasuki
49 – 54
PROGRAM ONE PESANTREN ONE PRODUCT DAPAT MENJADI PENDEKATAN
AKSELERASI BISNIS DI PESANTREN PADA MASA PANDEMI COVID-19
Oleh: Wawan Lulus Setiawan
55 – 60
BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA KOPERASI (KASUS
PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA KOPERASI DI KABUPATEN BANDUNG)
Oleh: Yuanita Indriani
61 – 66
PELATIHAN PERKOPERASIAN DI KAWASAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN DI
BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG
Oleh: Wahyudin
67 – 72
iv
PELATIHAN PERKOPERASIAN DI KAWASAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN DI
KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT
Oleh: Endang Wahyuningsih
73 - 80
Asep Saepudin, Nike Kamarubiani, Yanti Shantini, Pengembangan Desa Binaan untuk Mendukung Peningkatan Kesejateraan... 41
PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(STUDI PADA DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG
KAB. BANDUNG BARAT)
1Asep Saepudin, 2Nike Kamarubiani, 3Yanti Shantini
1,2,3 Departemen Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Desa Cihideung Kecamatan
Parongpong Kabupaten Bandung Barat dilatarbelakangi oleh pemikiran perlunya pengembangan
warga masyarakat sesuai dengan potensi sumber daya manusia dan lingkungan pendukungnya.
Lokasi pengabdian ini berada di kawasan pegunungan sehingga memiliki potensi yang sangat
mendukung dalam bidang pertanian, seperti sayuran dan budi daya bunga. Potensi-potensi tersebut
disadari oleh masyarakat sebagai modal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Namun demikian, persepsi warga masyarakat terhadap usaha pengembangan produksi pertanian
sangat beragam sesuai dengan wawasan dan pengalaman yang pernah dialaminya. Pada Sebagian
besar warga masyarakat minat untuk mengolah lingkungan menjadi sumber usaha masih rendah.
Kurangnya keinginan masyarakat tersebut menyebabkan inovasi-inovasi produk baru sulit di terima.
Kecenderungan masyarakat akan ketidakpuasan atas hasil produksi saat ini menyebabkan inovasi
baru dipandang dengan penuh ketakutan terjadinya kerugian yang akan mereka tanggung. Untuk
menanggulangi masalah tersebut digagas program pengembangan desa binaan guna mendorong
masyarakat untuk mau dan biasa berperan aktif dalam mengelola dan memanfaatkan lahan yang
dapat membantu pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari, sehingga hal tersebut menjadi salah
program dalam menjaga ketahanan pangan domestik pada masa pandemi Covid-19. Kegiatan
pengabdian ini merupakan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
pendampingan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan dan pendampingan ini
yaitu pendekatan andragogi dengan metode ceramah, diskusi, dan praktek.pelaksanaan kegiatan
dilakukan mulai dari tanggal 18 Juli 2020, hasil dari kegiatan ini adalah meningkatkanya kemampuan
masyarakat dalam mengelola lahan dan bercocok tanam yang dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan
kebutuhan pangan sehari-hari serta dapat dimanfaatkanmenajdi sumber mata pencaharian.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Warga Masyarakat, Kesejahteraan Masyarakat
I. PENDAHULUAN
ermasalahan yang masih di hadapi oleh
bangsa Indonesia adalah tingkat
kemiskinan dan penggangguran yang masih
tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat jumlah pengangguran di
Indonesia pada Agustus 2020 mencapai
9,77 juta orang, jumlah pengangguran
tersebut naik 2,67 juta orang dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada
Agustus 2020 juga naik menjadi sebesar
7,07%, bila dibandingkan dengan posisi
Agustus 2019, yakni persentase TPT nya
sebesar 5,23%. Kemudian dilihat dari peta
kewilayahan, pengangguran terbesar
terjadi di perkotaan, dengan TPT 8,98%
sementara di perdesaan, persentase TPT-
nya sebesar 4,71%.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah pengangguran
di Indonesia, yaitu: (1) jumlah warga
P
42 E-Coops-Day Vol. 1 No. 2, Agustus 2020, 41-48
masyarakat produktif yang pencari kerja lebih
besar dari jumlah peluang/lapangan pekerjaan
yang tersedia. Artinya ada kesenjangan antara
ketersediaan (supply) and permintaan
(demand). (2) terdapat gap (kesenjangan)
antara keahlian (kompetensi) pencari kerja
dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh
dunia kerja. Artinya ada ketidakselarasan atau
mis-match, (3) sebagian anak putus sekolah
dan atau lulusan yang tidak bisa melanjutkan
studinya, tidak dapat bekerja atau terserap
dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak
memiliki keterampilan yang memadai (unskill
labour), (4) terjadinya pengangguran akibat
adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
sebagai dampak dari krisis global yang
berkepanjangan, (5) sumber daya alam di
pedesaan sangat melimpah, namun tidak di
manfaatkan secara optimal sebagaimana
mestinya, (6) dampak pandemic covid-19.
Fenomena lain permasalahan kependudukan
adalah banyaknya penduduk usia angkatan
kerja produktif di pedesaan cenderung urban
(pindah) ke kota untuk mencari bekerja sebagai
pegawai, karyawan pabrik, buruh bangunan, atau
asisten rumah tangga, serta sektor informal
lainnya di perkotaan. Mereka pergi ke kota
meninggalkan desa yang sangat kaya dengan
berbagai sumber alam, bahkan potensial untuk
diolah dengan baik dan tepat sehingga
memberikan nilai tambah (add value) untuk
kesejahteraan penduduk desa.
Pada sisi lain, masyarakat desa memungkinkan
mampu mengolah sumber- sumber alam
tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
bahkan dapat dijadikan sebagai sumber
penghasilan keluarga. Untuk memenuhi
harapan tersebut diperlukan peningkatan
kemampuan sumber daya manusia yang ada di
pedesaan yang dapat mengolah dan membuat
suatu produk yang bersumber dari potensi
desanya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sekitar desa. Menurut Ginanjar
Kartasasmita (1996 : 293) upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dapat dilakukan melalui empat jalur
kebijaksanaan yaitu: pertama, peningkatan
kualitas hidup yang meliputi baik kualitas
manusianya seperti jasmani, rohani dan
kejuangan, maupun kualitas kehidupannya.
Kedua, peningkatan kualitas sumber daya yang
produktif dan upaya penyebarannya Ketiga,
peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang berkemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai IPTEK, dan
keempat, pengembangan pranata yang meliputi
kelembagaan dan perangkat yang mendukung
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Usaha pencapaian kualitas SDM seperti yang
diharapkan di atas diperlukan proses
pendidikan tidak terlepas dari peranan
pendidikan. Tujuan pendidikan menurut UU
Sisdiknas No. 20 tahun 2003, Bab II pasal 3
bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggungjawab. Lebih lanjut, dijelaskan di
dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal
13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan
terdiri atas jalur pendidikan formal, nonformal
dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya (2004: 23). Pendidikan
merupakan setiap proses di mana seseorang
memperoleh pengetahuan (knowledge
acquisition), mengembangkan kemampuan/
keterampilan (skills developments) sikap atau
mengubah sikap (attitude change). Dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan tersebut,
pendidikan non formal melakukan suatu upaya
pemberdayaan masyarakat, salah satunya
adalah melalui program kewirausahaan desa
berbasis potensi lokal.
Desa Cihideung Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat berada di kawasan
pegunungan sehingga memiliki potensi yang
sangat mendukung dalam bidang pertanian,
seperti sayuran dan budi daya bunga. Potensi-
potensi tersebut disadari oleh masyarakat
sebagai modal untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat setempat. Akan tetapi, kurangnya
keinginan masyarakat dalam mencoba sesuatu
yang baru menyebabkan inovasi-inovasi
produk baru sulit di terima. Kecenderungan
masyarakat akan kepuasan hasil produksi saat
ini menyebabkan inovasi baru dipandang
dengan penuh ketakutan akan kerugian yang
akan mereka tanggung. Untuk itu diperlukan
intervensi sosial melalui kegiatan pengabdian
kepada masyarakat dalam meningkatkan
motivasi warga masyarakat sehingga memiliki
kesadaran, kesiapan dan kemampuan untuk
mengolah sumber daya alam yang ada di
Asep Saepudin, Nike Kamarubiani, Yanti Shantini, Pengembangan Desa Binaan untuk Mendukung Peningkatan Kesejateraan... 43
desanya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Pelaksanaan kegaitan pengabdian dilakukan
pada masa pandemi covid-19, sehingga proses
penyelenggaraannya pun menyesuaikan
dengan protokol kehatan dan materi yang
sesuai dengan kebutuhan pada saat ini,
sehingga pelaksanaan pelatihan yang
dilaksanakan difokuskan pada pemberdayaan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan/
ketahanan pangan secara mandiri yaitu dengan
belajar membuat lahan sempit pekarangan
menjadi berguna yang ditanami berbagai jenis
sayuran diantaranya pakcoy, Bawang daun,
tomat, harapannya selain sebagai pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari Usaha ini dapat
memberikan nilai lebih terhadap peningkatan
kualitas hidup masyarakat, dan dijadikan
sebagai lahan usaha yang dapat dikembangkan
oleh masyarakat, dilihat dari Iklim desa
Cihideung yang potensial membuat produksi
tanaman/sayuran dapat tumbuh dengan
kualitas yang baik disertai dengan perawatan
yang baik pula. Oleh karena itu, wirausaha
sayuran ini pula dapat menjadi strategi dalam
memberdayakan masyarakat di desa Karya
Wangi.
II. METODELOGI
mplementasi program pengabdian ini
dimulai dengan melakukan studi
pendahuluan untuk memetakan permaslahan
dan potensi baik sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang ada pada masyarkat sasaran.
Dari hasil studi pendahuluan tersebut,
dirancang analisa integrative perpaduan yang
diimplementasikan dalam satu porgram aksi
antara mahasiswa dengan dosen dibidang
pengabdian masyarakat pada aspek
pemberdayaan komunitas rumah semi
permanen pada masyarakat urban. Skema dari
prosedur program pengabdian ini dapat diamati
pada gambar berikut ini:
Gambar 1.
Prosedur Program Pengabdian
Dari gambar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Implementasi atau aksi program pengabdian
dimulai dengan melakukan identifikasi
tentang potensi yang ada di wilayah
khalayak sasaran. Langkah selanjutnya
adalah menyusun sebuah desain kegiatan
yang menjadi pedoman operasional dari
program pengabdian ini
2. Setelah melalui proses konsultasi dengan
tokoh masayarakat komunitas, maka
disusunlah serangkaian desain kegiatanyang
akan dilaksanakan sebagai acuan pada
program pengabdian ini.
3. Desain atau rencana kegiatan yang dibuat
tidak serta merta langsung dilaksanakan
sebagai acuan program pengabdian, tetapi
harus melalui konsultasi dengan para
pakar/akademisi ataupun pihak-pihak yang
berkompeten untuk mendapatkan kritik dan
saran sebagai upaya menciptakan program
pengabdian yang inovatif dan memberikan
manfaat bagi komunitas.
I
44 E-Coops-Day Vol. 1 No. 2, Agustus 2020, 41-48
4. Setelah desain kegiatan sebagai acuan
program pengabdian dikonsultasikan
dengan berbagai pihak, maka langkah
selanjutnya adalah program aksi atau
pelakasanaan program pengabdian.
5. Tahap terakhir adalah penyusunan laporan
yang berisi pembahasan pada hasil
Kegiatan, Kesimpulan Dan Rekomendasi
Hasil Kegiatan, Sehingga Outputnya Adalah
Tersusunnya Prototipe Program Pengabdian
Dalam Pengembangan Desa Binaan Untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat
Dalam Masa Pandemi Covid 19
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
elaksanaan program pengabdian
masyarakat ini melibatkan kelompok
masyarakat di RT. 01/RW. 01, Di Kampung
nyingkir Desa Cihideung Kecamatan
Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, yang
terdiri dari ibu-ibu yang ingin mempunyai
lingkungan yang asri dengan mempelajari
tanaman hidroponik dan non hidropinok.
Hidroponik merupakan metode penanaman
yang ramah lingkungan, karena tidak
memerlukan pestisida atau herbisida yang
beracun. Selain tidak memerlukan banyak air
seperti bercocok tanam dengan cara
konvensional, metode ini juga sama sekali
tidak perlu melakukan penyiraman pada
tanaman dan tidak memerlukan lahan yang
luas, sehingga dapat memanfaatkan lahan
disekitar perkarangan rumah. Hal tersebut juga
membuat sayuran yang dihasilkan lebih aman,
serta sehat. sedangkan non hidroponik adalah
proses penanaman dengan menggunakan
polybag dengan media tanam tanah. Dengan
kedua metode ini menjadi pilihan bagi
masyarkat dalam melakukan pemanfaatan
lahan. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk
memperkenalkan kepada masyarakat Kp.
Nyingkir Desa Cihideung bagaimana bercocok
tanam secara hidroponik dan non hidroponik.
Maksud dari program ini adalah melatih
masyarakat desa cihideung agar mereka
mengerti cara budidaya sayuran organik
dengan teknik/metode hidroponik sederhana
dan non hidroponik serta memanfaatkan lahan
yang sempit secara optimal. Tujuan dari
program ini adalah untuk memberikan
wawasan tentang bercocok tanam modern pada
masyarakat Kp. Nyingkir Desa Chideung
Kecamatan Parongpong Kab. Bandung Barat
sekaligus mempraktekkan langsung bagaimana
cara budidaya sayuran.
Sasaran yang ingin dicapai adalah memberikan
pemahaman bagaimana budidaya sayuran
organik dengan teknik/metode hidroponik
maupun non hidroponik sehingga masyarakat
Kp. Nyingkir Desa Chideung Kecamatan
Parongpong Kab. Bandung Barat dapat
mengaplikasikan secara langsung menanam
tanaman sendiri sekaligus dapat memanfaatkan
lahan yang sempit secara optimal di sekitar
perkarangan rumah.
Adapun hasil pembahasan ini mengacu pada
rencana program yang sudah dibuat :
Sosialisasi terhadap warga, diadakan pada hari
Minggu, Tgl 18 Juli 2020 di rumah salah satu
warga RT. 01 dan RW. 01. Sosialisasi
dilakukan oleh team pengabdian masyarakat
mengenai pengertian tanaman hidroponik dan
non hidroponik, manfaat dari budidaya
hidroponik dan non hidroponik, serta media
tanam hidroponik dan non hidroponk. Pada
kesempatan itu, warga diminta untuk memilih
media tanam yang akan dilakukan.
Penyuluhan dan Pelatihan terhadap warga
dilakukan pada hari Minggu, Tgl 25 juli 2020.
Penyuluhan dilakukan oleh Ade Romi Rosmia
dan Rina Bastian tentang media hidroponik dan
non hidroponik, serta keuntungan melakukan
budidaya hidroponik dan non hidroponik.
Pelatihan dilakukan pada hari yang sama
dengan melakukan praktek terkait media tanam
yang dapat digunakan.
Tabel 1
Jadwal Kegiatan
Hari/Tanggal Jam Tempat Kegiatan
Minggu, 18 Juli 2020 09.00-12.00 Rumah Warga Sosialisasi
Minggu, 25 Juli 2020 09.00-12.00 Rumah Warga Pelatihan budidaya sayuran organik
dengan teknik/metode hidroponik
dan non hidroponik
P
Asep Saepudin, Nike Kamarubiani, Yanti Shantini, Pengembangan Desa Binaan untuk Mendukung Peningkatan Kesejateraan... 45
Pelaksanaan Pendampingan atas tanaman yang
sudah disemai, yang dilakukan secara
berkelompok oleh warga. Tujuan berkelompok
adalah untuk menggalakkan gotong royong
yang merupakan budaya yang sudah tumbuh
dan berkembang pada kehidupan sosial
masyarakat Indonesia sebagai warisan budaya
(Effendi, 2013). Pemantauan dilakukan
dengan membentuk Grup Whatsapp, agar saat
menghadapi kesulitan, team pengabdian
masyarakat dapat memberikan solusi terkait
kendala yang dihadapi.
Pada tahap akhir dilakukan evaluasi pada hari
Minggu, 02 Agustus 2020. Evaluasi ini
dilakukan untuk mengukur pemahaman warga
dan menilai hasil tanaman yang sudah dirawat
oleh warga. Evaluasi dilakukan secara rinci
mulai dari kelompok satu sampai dengan
kelompok empat. Dari hasil evaluasi tentang
saat semai maupun perawatan, ada dua
kelompok yang bagus, sehingga kelompok
Pengabdian Masyarakat memberikan hadiah
kepada kelompok warga yang sudah merawat
dengan baik dan benar. Warga sangat antusias
mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat
ini. Melalui kegiatan ini, warga memahami
tentang budidaya hidroponik yang bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan sayur di rumah
tangga mereka, serta meningkatkan
kesejahteraan ekonomi mereka.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
impulan yang dapat diambil dari
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan di Kampung
nyingkir Desa Cihideung Kecamatan
Parongpong, Kabupaten Bandung Barat yaitu :
1. Kurangnya keinginan masyarakat dalam
mencoba sesuatu yang baru menyebabkan
inovasi-inovasi produk baru sulit di terima.
Kecenderungan masyarakat akan kepuasan
hasil produksi saat ini menyebabkan
inovasi baru dipandang dengan penuh
ketakutan akan kerugian yang akan mereka
tanggung
2. Kurangnya inisiatif dari aparat desa dalam
memberikan alternatif pemecahan masalah
terkait Peningkatan motivasi masyarakat
dalam pemanfaatan lahan untuk
pemenuhuan kebutuhan pangan rumah
tangga di wilayahnya
3. Tim pengabdian masyarakat dan
mahasiswa pendidikan masyarakat
melakukan kegiatan pemberdayaan
melalaui program pelatihan dan
pendampingan dalam mengelola lahan
pekarangan dengan sistem hidropink dan
non hidroponik
4. Terdapat peningkatan pengetahuan dan
kemampuan dalam pemanfaatan lahan
pekarangan masyarakat yang dijadikan
lahan bercocok tanam sebagai pemenuhan
kebutuhan pangan rumah tangga sehari-
hari.
Saran
Saran untuk perbaikan untuk pemerintah
setempat adalah meningkatkan motivasi
masyarakat untuk meningkatkan
kreativitasnya melalui pembinaan dan
pelatihan dengan melibatkan pihak terkait
yang kompeten pada bidangnya.
S
46 E-Coops-Day Vol. 1 No. 2, Agustus 2020, 41-48
Foto Dokumen Pelaksanaan Kegiatan
BIBLIOGRAFI
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan
Pedesaan dan Perkotaan. Graha Ilmu;
Yogyakarta
Anonim. 2002. Pedoman Umum Pemanfaatan
Pekarangan.
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/pang
an/DEPTAN/New Folder/II/Pedum
Pengembangan Pekarangan-
.doc.(9/10/11).
Anonim 2011.Vertikultur-Cara Tanam
Bertingkat-Pemanfaatan Lahan
Pekarangan di
Perkotaan.http://goelagoela.blogspot.co
m/ 2011/03/vertikultur-cara-tanam-
bertingkat.html (4/3/2012)
Badan Pusat Statistik. 2020.
https://news.ddtc.co.id/duh-jumlah-
pengangguran-bertambah-ini-data-
terbaru-bps-25295. (14 Januari 2021)
Lestari (2011). Kewirausahaan sebagai
Program Percontohan Masyarakat
Desa [Online]. Tersedia:
http://lestari.info/kewirausahaan-
sebagai-program-percontohan-
masyarakat-desa.html [30 Okober 2011]
Mardikanto, T dan Sri Sutarni. 1982.
PengantarPenyuluhan Pertanian. LSP3.
Surakarta
Mardiharini, M. 2011. Model Kawasan
RumahPangan Lestari dan
Pengembangannya ke Seluruh Provinsi
di Indonesia. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian,33(6): 3-5. Ba
dan Penelitian dan Pengem-bangan
Pertanian.
Marham, D. (2009). Pengertian
Desa/Pedesaan [Online]. Tersedia:
http://dimazmarham.blogspot.com/2009
/12/pengertian-desapedesaan-y-ang-
dimaksud.html. [30 Oktober 2011]
Nainggolan, K. 2008. Ketahanan dan Stabilitas
Asep Saepudin, Nike Kamarubiani, Yanti Shantini, Pengembangan Desa Binaan untuk Mendukung Peningkatan Kesejateraan... 47
Pasokan, Permintaan, dan Harga
Komoditas Pangan. Analisis Kebijakan
Pertanian, 6 (2): 114-139. Pusat
AnalisisSosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian.
Usman, Sunyoto. 2008. Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Venkataraman, R. 1992. Household Gardening
inAsia: A Review. Working Paper
No.3.Asian Vegetable Research and
Develop-ment Center.
48 E-Coops-Day Vol. 1 No. 2, Agustus 2020, 41-48
Alamat Redaksi:Kampus IkopinLembaga Pebnelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)
Terbit dua kali setahun (Februari dan Agustus)