+ All Categories
Home > Documents > kpm-des2007-1 (5).pdf

kpm-des2007-1 (5).pdf

Date post: 21-Jan-2017
Category:
Upload: dinhkhanh
View: 237 times
Download: 4 times
Share this document with a friend
11
1 INTERESTERIFIKASI STEARIN SAWIT DENGAN MINYAK KEMIRI MENJADI PENGGANTI LEMAK MARGARIN Pina Barus Staf Pengajar Departemen Kimia FMIPA - USU Abstract Fractination of RBDPO (Rafined Bleazed Deodorized Palm Oil) is produced RBDPOlein (Rafined Bleased Deodorized Palm Olein) in the liquid form and RBDPStearin (Rafined Bleazed deodorized Palm Stearin) in the solid form in proportion 60 : 40% w/w depend on used palm oil. RBDPOlein in liquid form, can be procees to edible oil, while RBDPStearin in the solid form can be used as raw material for oleochemical (non edible oil). In order to use RBDPStearin as edible oil, the melting ponit and its rangh RBDPStearin with the order nabati oil such as candlenut oil to be come margarine with is containce low calori fat and not to increase LDL (Low Density Lipoprotein) and also contain omega-3 and omega-6, essential fatty acid. In this research, it has been carried out the interesterification reaction between RBDPStearin with condenut oil with proportion respectiviely: (80 : 20); (70 : 30); (60 : 40); (50 : 50) in % w/w, using NaOCH3 as catalist. By observation on composition fatty acid, melting point and SFC (Solid Fat Content), therefore proportion RBDPStearin with candle nut oil to make margarin fat are 70 : 30% w/w and (80 : 20)% w/w. Keywords: Stearin palm oil, candlenoot oil, interesterification, margarin fat PENDAHULUAN Rafined Bleazed Deoderized Palm Stearin (RBDPS) merupakan hasil fraksinasi kristalisasi dari minyak kelapa sawit (CPO) berbentuk padat, mengandung asam palmitat, stearat dan oleat. Dari setiap kg minyak kelapa sawit yang telah mengalami Rafinasi, Bleazing, Deodorizing (RBDPO) diperoleh sekitar 300–400 gr RBDPStearin (stearin sawit), bergantung kepada minyak kelapa sawit yang digunakan (Bailey, 1990). Pada tahun 2012 diperhitungkan Indonesia akan memproduksi sekitar 15 juta ton minyak kelapa sawit pertahun, atau setara dengan 4,5–6 juta ton Stearin sawit pertahun (PPKS, 2002). Stearin sawit ini digunakan sebagai bahan baku oleokimia yang pasarannya di Indonesia kurang jelas. Sampai pada saat ini juga disebutkan bahwa 60% minyak kelapa sawit Indonesia masih dieksport dalam bentuk crude palm oil (CPO) (Torreys, 1983). Untuk itu perlu diversifikasi produk kelapa sawit agar minyak kelapa sawit tidak dijual dalam bentuk CPO seperti sekarang ini. Agar stearin sawit yang berbentuk padat dapat digunakan sebagai edible oil maka perlu diturunkan titik leleh (TL) dan Solid Fat Content (SFC) nya. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan mencampurkan stearin sawit tersebut dengan lemak nabati cair lainnya. Dalam rangka mengubah stearin sawit menjadi edible oil, telah dilakukan dengan reaksi interesterifikasi menggunakan katalis NaOCH 3 dengan minyak kemiri untuk membuat lemak margarin. Idenya adalah, minyak atau lemak nabati memiliki asam lemak teracak pada inti trigliseridanya, yang menyebabkan sifat fisika-kimia dari minyak atau lemak tersebut berbeda. Pada reaksi esterifikasi biasanya terjadi reaksi antara alkoksi dengan asil membentuk ester yang diharapkan (Beliz, H.D, 1987). Dalam hubungan untuk melakukan restrukturasi secara interesterifikasi pada lemak dan minyak memungkinkan untuk dilakukan karena pada dasarnya asam-asam lemak pada minyak dan lemak merupakan ester trigliserida yang memiliki posisi asil dan alkoksi (H.R. Brahmana, 1993). Dengan demikian melalui reaksi interesterifikasi antara stearin sawit dengan minyak kemiri dapat direstrukturasi trigliseridanya menjadi lemak margarin yang mengandung asam lemak essensial omega-3 dan omega-6. Minyak kemiri dapat diperoleh dari daging buah kemiri secara ekstraksi, macerasi atau press. Tanaman kemiri terdapat di seluruh nusantara baik di daerah rendah maupun dataran tinggi. Dengan demikian maka terdapat sinergisme antara perkebunan kelapa sawit dengan petani kemiri. Masalahnya adalah pada massa rasio berapa stearin sawit dengan minyak kemiri untuk membuat pengganti lemak margarin secara reaksi interesterifikasi. Minyak kemiri kaya akan asam lemak rantai sedang, asam lemak essensial omega-3 (asam linolenat) dan omega-6 (asam linoleat).
Transcript
Page 1: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

1

INTERESTERIFIKASI STEARIN SAWIT DENGAN MINYAK KEMIRI MENJADI PENGGANTI LEMAK MARGARIN

Pina Barus

Staf Pengajar Departemen Kimia FMIPA - USU

Abstract

Fractination of RBDPO (Rafined Bleazed Deodorized Palm Oil) is produced RBDPOlein (Rafined Bleased Deodorized Palm Olein) in the liquid form and RBDPStearin (Rafined Bleazed deodorized Palm Stearin) in the solid form in proportion 60 : 40% w/w depend on used palm oil. RBDPOlein in liquid form, can be procees to edible oil, while RBDPStearin in the solid form can be used as raw material for oleochemical (non edible oil). In order to use RBDPStearin as edible oil, the melting ponit and its rangh RBDPStearin with the order nabati oil such as candlenut oil to be come margarine with is containce low calori fat and not to increase LDL (Low Density Lipoprotein) and also contain omega-3 and omega-6, essential fatty acid. In this research, it has been carried out the interesterification reaction between RBDPStearin with condenut oil with proportion respectiviely: (80 : 20); (70 : 30); (60 : 40); (50 : 50) in % w/w, using NaOCH3 as catalist. By observation on composition fatty acid, melting point and SFC (Solid Fat Content), therefore proportion RBDPStearin with candle nut oil to make margarin fat are 70 : 30% w/w and (80 : 20)% w/w. Keywords: Stearin palm oil, candlenoot oil, interesterification, margarin fat

PENDAHULUAN

Rafined Bleazed Deoderized Palm Stearin (RBDPS) merupakan hasil fraksinasi kristalisasi dari minyak kelapa sawit (CPO) berbentuk padat, mengandung asam palmitat, stearat dan oleat. Dari setiap kg minyak kelapa sawit yang telah mengalami Rafinasi, Bleazing, Deodorizing (RBDPO) diperoleh sekitar 300–400 gr RBDPStearin (stearin sawit), bergantung kepada minyak kelapa sawit yang digunakan (Bailey, 1990). Pada tahun 2012 diperhitungkan Indonesia akan memproduksi sekitar 15 juta ton minyak kelapa sawit pertahun, atau setara dengan 4,5–6 juta ton Stearin sawit pertahun (PPKS, 2002). Stearin sawit ini digunakan sebagai bahan baku oleokimia yang pasarannya di Indonesia kurang jelas. Sampai pada saat ini juga disebutkan bahwa 60% minyak kelapa sawit Indonesia masih dieksport dalam bentuk crude palm oil (CPO) (Torreys, 1983). Untuk itu perlu diversifikasi produk kelapa sawit agar minyak kelapa sawit tidak dijual dalam bentuk CPO seperti sekarang ini. Agar stearin sawit yang berbentuk padat dapat digunakan sebagai edible oil maka perlu diturunkan titik leleh (TL) dan Solid Fat Content (SFC) nya. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan mencampurkan stearin sawit tersebut dengan lemak nabati cair lainnya. Dalam rangka mengubah stearin sawit menjadi edible oil, telah dilakukan dengan reaksi interesterifikasi menggunakan katalis NaOCH3 dengan minyak

kemiri untuk membuat lemak margarin. Idenya adalah, minyak atau lemak nabati memiliki asam lemak teracak pada inti trigliseridanya, yang menyebabkan sifat fisika-kimia dari minyak atau lemak tersebut berbeda. Pada reaksi esterifikasi biasanya terjadi reaksi antara alkoksi dengan asil membentuk ester yang diharapkan (Beliz, H.D, 1987). Dalam hubungan untuk melakukan restrukturasi secara interesterifikasi pada lemak dan minyak memungkinkan untuk dilakukan karena pada dasarnya asam-asam lemak pada minyak dan lemak merupakan ester trigliserida yang memiliki posisi asil dan alkoksi (H.R. Brahmana, 1993). Dengan demikian melalui reaksi interesterifikasi antara stearin sawit dengan minyak kemiri dapat direstrukturasi trigliseridanya menjadi lemak margarin yang mengandung asam lemak essensial omega-3 dan omega-6. Minyak kemiri dapat diperoleh dari daging buah kemiri secara ekstraksi, macerasi atau press. Tanaman kemiri terdapat di seluruh nusantara baik di daerah rendah maupun dataran tinggi. Dengan demikian maka terdapat sinergisme antara perkebunan kelapa sawit dengan petani kemiri. Masalahnya adalah pada massa rasio berapa stearin sawit dengan minyak kemiri untuk membuat pengganti lemak margarin secara reaksi interesterifikasi. Minyak kemiri kaya akan asam lemak rantai sedang, asam lemak essensial omega-3 (asam linolenat) dan omega-6 (asam linoleat).

Page 2: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

2

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Stearin sawit diperoleh dari PT. SOCI Medan, Minyak kemiri diperoleh secara macerasi dengan n-Hexan, Na2SO4 Anhydrous, Etanol, Natrium Metoksida, KOH, Asam Sitrat 10%, KLT Silica Gel 60 g, Silica Gel untuk Kolom, semua berkualitas p.a. Merck, Gas Nitrogen UHP diperoleh dari PT. Aneka Gas. Alat-Alat yang Digunakan

Beaker Glass, Erlenmeyer, Hot – Plate, Corong Pisah, Labu Leher Dua dari bahan pyrex glass, Termometer Fisher, Magnetic Stirrer, Neraca Analitik Sartorius, Pendingin Bola, Batang Pengaduk, Labu Takar dari Pyrex, Rotatory evaporator Heidolph, Botol Aquadest, Spatulla, Botol Aspirator, Pengaduk Magnet Fisher, Pipa Kapiler, Statip dan Klem, Glass Ukur, Pipet Tetes, Sampel Cup, Oven, Pulsa NMR Analyzer Bruker NMS. 120, Kromatografi Gas Shimadzu.

Peralatan yang digunakan untuk reaksi yang terbuat dari gelas dirancang untuk mentransfer pelarut dalam suasana gas nitrogen. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: - Memisahkan minyak kemiri dari daging kemiri,

secara macerasi stearin sawit diperoleh dari PT. Soci Medan.

- Analisa komposisi asam lemak, titik leleh (TL), Solid Fat Content (SFC) dari masing-masing bahan seperti: minyak kemiri dan RBDPStearin sebelum dilakukan reaksi interesterifikasi.

- Melakukan reaksi interesterifikasi antara a. Stearin sawit dengan minyak kemiri dalam

perbandingan massa (50 : 50); (60: 40); (70 : 30) dan (80 : 20)% b/b.

b. Tentukan komposisi asam lemak, titik leleh (TL); Solid Fat Content (SFC) dari masing-masing hasil reaksi interesterifikasi.

Hasil dari interesterifikasi ini dibandingkan dengan titik leleh (TL) dan kandungan lemak padat (SFC) sebagai pengganti lemak margarin yang telah diberlakukan.

Ekstraksi Minyak Kemiri

Daging buah kemiri dipisahkan dari cangkangnya, kemudian dikeringkan sampai kadar air kira-kira 15-20%. Daging selanjutnya ditumbuk halus dan dimacerasi dengan n-Hexana, tiap 500 g bubuk dimacerasi selama 24 jam dengan 3 x 1000 ml n-Hexana (Sewaktu-waktu dilakukan pengadukan).

Pisahkan ampas dengan pelarut dengan penyaringan, uapkan pelarut dengan rotatory evaporator.

Setelah pelarut habis diuapkan maka minyak dikeringkan dari air dengan menambahkan Na2SO4 anhydrous. Penentuan Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kemiri dan RBDPStearin a. Minyak kemiri

Sebanyak 200 ml metanol dimasukkan ke dalam botol aspirator dan ditambahkan 1% KOH lalu diaduk dengan pengaduk mekanik hingga larut. Kemudian ditambahkan 63.8 ml minyak kemiri dan dilanjutkan pengadukan pada 3000 rpm selama 30 menit. Hasil pengadukan kemudian didiamkan dan diambil lapisan atasnya, selanjutnya dirotarievaporasi untuk menghilangkan kelebihan metanol. Residu yang diperoleh kemudian dilarutkan dalam n-heksan dan dicuci dengan aquadest sebanyak 3 kali. Lapisan atas kemudian dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrous. Kemudian disaring dan filtratnya dirotarievaporasi sehingga diperoleh metil ester asam lemak minyak kemiri. Hasil kemudian analisa dengan kromatografi gas cair.

b. Dengan cara yang sama untuk stearin sawit. Interesterifikasi antara Stearin Sawit dengan Minyak Kemiri a. Stearin sawit dengan minyak kemiri dalam

perbandingan massa: (50 : 50); (60 : 40); (70 : 30) dan (80 : 20)% b/b. 50 ml minyak kemiri dimasukkan dalam botol aspirator lalu ditambahkan dengan 50 ml RBDPStearin dan 0,3 gram katalis NaOCH3. Campuran kemudian diaduk dengan pengaduk mekanik di 4000 rpm selama 2 jam pada suhu 60–70 0C. Hasil reaksi interesterifikasi kemudian dinetralkan dengan penambahan asam sitrat 10% lalu dimasukkan dalam corong pisah dan ditambahkan dietil eter yang selanjutnya dicuci dengan aquadest sebanyak 3 kali. Lapisan atas kemudian dikeringkan dengan penambahan natrium sulfat anhidrous. Disaring dan dirotarievaporasi sehingga diperoleh hasil reaksi interesterifikasi. Selanjutnya dianalisa titik lebur, kandungan lemat padatnya dan komposisi asam lemaknya.

Dengan cara yang sama dilakukan reaksi interesterifikasi antara stearin sawit dengan minyak kemiri dalam perbandingan massa (60 : 40); (70 : 30) dan (80 : 20)% b/b.

Page 3: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

3

Mekanisme Reaksi Interesterifikasi (Weiss, et.al., 1961)

O O - || | O – CO . CH2 RA O – C – CH – RA O – C = CH – RA - O – CO . CH2 RB + OCH3 O – CO . CH2 – RB + O – CO . CH2 – RB O – CO . CH2 RC O – CO . CH2 – RC O – CO . CH2 – RC

O |

O – C – CH – RA

O – CO . CH2 RB

O – CO . CH2 RC Ion Enolat

O H || | O – CO . CH2 RD O – C C – RA + O – CO . CH2 RE O – C – CH2 – RB O – CO . CH2 RF O – CO . CH2 – RC O O O .H || || ||

O – C – C – CH2 RB O – C – C – O | | RA RA O – CO . CH2 RE

O O – CO . CH2 RB O – CO . CH2 RF

O – CO . CH2 RC O – CO . CH2 RC

O O H || | O – C – C – CH2 RB O – CO – CH2 RD O – CO CH2 - RA | RA O – CO . CH2 . RB + O – CO – CH2 RE

O – CO . CH2 RC O – CO . CH2 . RC O – CO – CH2 RF

O – CO – CH2 RB O |

O – C – CH RA

O – CO – CH2 RC

-

-

-

- -

- -

- Pertukaran Intermolekul ester-ester

Pertukaran Intramolekul ester-ester

Page 4: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

4

Penentuan Titik Leleh Untuk menentukan titik leleh dari minyak

kemiri, hasil macerasi dan hasil reaksi interesterifikasi dalam berbagai perbandingan dilakukan sebagai berikut: Bila dalam bentuk padat maka sebelumnya dipanaskan hingga mencair. Asam lemak cair tersebut dimasukkan kedalam pipa kapiler yang berdiameter 1 mm, kemudian dibekukan selama 24 jam dalam freezer. Ujung pipa kapiler diikatkan pada ujung termometer, lalu dimasukkan ke dalam beaker glass 500 ml yang berisi air sehingga termometer terendam sedalam 3 cm dan termometer tersebut dilengkapi dengan

pengaduk cairan dalam pipa kapiler jernih yang merupakan titik lebur lemak (Sudarmadji, 1996).

Penentuan Solid Fat Content (SFC) Lemak/minyak terlebih dahulu dicairkan

hingga homogen, kemudian ke dalam tabung pulsed NMR yang telah disediakan dimasukkan lemak/ minyak yang telah dicairkan tadi setinggi 4-5 cm dari dasar tabung. Tabung tersebut diletakkan pada suhu 70 0C selama sekitar 30 menit. Selanjutnya dipindahkan pada suhu 0 0C selama 90 menit untuk memperoleh padatan yang homogen dan stabil.

Tabel 1. Komposisi Asam Lemak Stearin Sawit dan Minyak Kelapa

Bahan Baku No. Komposisi Asam Lemak (%) Stearin Sawit Minyak Kemiri 1 Asam Lemak Jenuh

C6 Asam Butirat C8 Asam Kaproat C10 Asam Kaprilat C12 Asam Laurat C14 Asam Miristat C16 Asam Palmitat C18 Asam Stearat

- - -

0,17 1,37

60,18 5,07

- - - - -

6,31 2,96

Jumlah Asam Lemak Jenuh 66,79 9,27 2 Asam Lemak Tidak Jenuh

C18: 1 Asam Oleat C18: 2 Asam Linoleat C18: 3 Asam Linolenat

27,23 6,04

-

23,19 41,73 25,81

Jumlah Asam Lemak Tidak Jenuh 2,01 0,10 3 Perbandingan asam lemak jenuh dengan tidak jenuh 1 1

Data Komposisi Asam Lemak Hasil Reaksi Interesterifikasi Antara RBDPStearin dengan Minyak Kemiri dalam Perbandingan Massa: (80 : 20); (70 : 30); (60 : 40) dan (50 : 50)% b/b. Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Hasil Reaksi Interesterifikasi

RBDPStearin + Minyak Kemiri No. Komposisi Asam Lemak (%) (80 : 20) (70 : 30) (60 : 40) (50 : 50) 1 Asam Lemak Jenuh

C6 Asam Butirat C8 Asam Kaproat C10 Asam Kaprilat C12 Asam Laurat C14 Asam Miristat C16 Asam Palmitat C18 Asam Stearat

- - -

0,13 1,15

52,03 4,47

- - -

0,08 0,95 44,46 4,23

- - -

0,28 0,91

37,51 3,96

- - -

0,07 0,56 28,32 3,65

Jumlah Asam Lemak Jenuh 57,78 49,72 42,66 32,61 2 Asam Lemak Tidak Jenuh

C18: 1 Asam Oleat C18: 2 Asam Linoleat C18: 3 Asam Linolenat

24,65 12,53 4,68

27,37 16,90 7,86

24,71 21,40 11,23

24,37 27,42 15,61

Jumlah Asam Lemak Tidak Jenuh 41,86 52,13 57,34 64,74 3 Perbandingan asam lemak jenuh dengan

tidak jenuh 1,38 0,95 0,74 0,50

Page 5: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

5

Data Pengukuran Kandungan Lemak Padat (SFC) Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Padat dan Hasil Reaksi Interesterifikasi

Perbandingan RBDPStearin dengan Minyak Kelapa No. Suhu (0C) (80 : 20) (70 : 30) (60 : 40) (50 : 50)

1 2 3 4 5

20 25 30 35 40

44 14 35 23 16

36 18 25 18 13

30 25 18 14 7

18 9 5 4 0

Data Pengukuran Titik Leleh (TL) Tabel 4. Titik Leleh dari Hasil Reaksi Interesterifikasi

No. Jenis Bahan Titik Lebur (0C) 1 M. Kemiri - 20 2 RBDPS 53,6 3 RBDPS + M. Kemiri (80 : 20) 40,5 4 RBDPS + M. Kemiri (70 : 30) 36,3 5 RBDPS + M. Kemiri (60 : 40) 33,5 6 RBDPS + M. Kemiri (50 : 50) 30,5

Kemudian dipindahkan pada suhu yang diinginkan (20, 25, 30, 35, 40) 0C masing-masing selama 30 menit dan dibaca hasil yang diperoleh pada alat pulsed NMR Analyzer Bruker NMS 120. (Sinaga, S., 2003). HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Komposisi asam lemak dari bahan baku:

RBDPStearin dan minyak kemiri sebagai berikut:

Pembahasan

Minyak dan lemak yang berasal dari alam mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya, hal ini disebabkan oleh karena komposisi asam-asam lemak pada minyak/lemak tersebut spesifik. Dalam rangka memperluas penggunaan minyak/lemak nabati ini perlu dimodifikasi untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan. Beberapa sifat yang perlu diamati antara lain: sifat pencairannya, stabilitas terhadap oksidasi, kandungan asam lemak terutama PUFA (Poly Unsaturated Falty Acid) sifat kristalisasi dan lemak rendah kalori dengan absorbsi spesifik (Silalahi J, 2000).

Dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu mengubah stearin sawit yang non edible menjadi edible melalui reaksi interesterifikasi dengan minyak kemiri dalam perbandingan massa (80 : 20); (70 : 30); (60 : 40) dan (50 : 50)% b/b.

Dari data hasil penelitian diperoleh bahwa: Komposisi asam lemak hasil reaksi esterifikasi menunjukkan adanya pertukaran dari asam-asam lemak baik pada stearin sawit maupun minyak kelapa. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1 dan Tabel 2 dimana palmitat, stearat dan oleat dari stearin sawit turun menjadi 52,03; 44,46; 37,51 dan 28,32% dan sebaliknya dari minyak kemiri. Demikian juga untuk asam oleat dan stearat. Hal yang sama sebanding dengan perbandingan asam lemak jenuh dan tak jenuh dari semua perbandingan yang digunakan.

Ditinjau dari asam lemak essensial yaitu asam linoleat (omega-6) dan asam linolenat (omega-3) menurun dari perbandingan massa (50 : 50); (60 : 40); (70 : 30) dan (80 : 20) v/v b/b. Berdasarkan data komposisi asam-asam lemak ini ternyata reaksi interesterifikasi dapat merestrukturisasi komposisi asam-asam lemak pada trigliserida masing-masing minyak/lemak. Demikian juga untuk perubahan titik leleh (TL) (Tabel 4) dimana untuk stearin sawit TL awal 53,6 0C dan minyak kemiri - 20 0C. Setelah dilakukan reaksi interesterifikasi pada perbandingan massa yang dilakukan maka TL menjadi 40,50; 36,30; 33,5 dan 30,5 0C. Perubahan TL ini disebabkan oleh perubahan perbandingan jumlah lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Jadi sesuai dengan perubahan komposisi asam-asam lemak dari hasil reaksi interesterifikasi (Tabel 2).

Penentuan kandungan lemak padat (SFC) seperti pada Tabel 3 juga terlihat bahwa terjadi penurunan pada setiap perbandingan massa yang digunakan dalam setiap suhu pengukuran.

Page 6: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

6

Dengan demikian maka bila dibandingkan dengan komposisi asam lemak, titik leleh dan kandungan lemak padat dari: Margarin menurut SII – 1983 adalah sebagai berikut: Tabel 5. SFC dan TL Berbagai Margarin

SFC Jenis Margarin

10 0C 21 0C 27 0C 33 0C 38 0CTL 0C

Table

(Premium)

Table (Reguler)

Cake

Paste, Roll-in

Puff paste

24

28

29

25

28

12

16

19

21

25

8

12

17

20

24

2

3

11

18

22

0

0

7

15

19

37

38

46

50

51

SII – 1983

Dari data pengukuran TL dan SFC dari massa rasio yang digunakan maka untuk pembuatan lemak margarin Table (Premium) adalah di bawah (50 : 50)% b/b. Untuk lemak margarin Table (Reguler) (80 : 20)% b/b; Cake (60 : 40)% b/b; Paste Rool-In (60 : 40)% b/b dan Puff-paste (80 : 20)% b/b.

Data yang paling cocok untuk pembuatan pengganti lemak margarin ini belum ditemukan, tetapi yang diambil adalah yang paling mendekati. Kesimpulan 1. Pembuatan pengganti lemak margarin dapat

dilakukan melalui reaksi interesterifikasi antara stearin sawit dengan minyak kemiri menggunakan katalis NaOCH3.

2. Berdasarkan data hasil interesterifikasi stearin sawit dengan minyak kemiri ditinjau dari komposisi asam lemak, titik leleh (TL) dan kandungan lemak padat (SFC) untuk pembuatan pengganti lemak margarin table (Premium dan reguler yang paling mendekati adalah (50 : 50)% b/b dan (60 : 40)% b/b, demikian juga untuk paste (roll-in); sementara untuk pulf-paste adalah (80 : 20)% b/b pengganti lemak coklat yang paling mendekati adalah (50 : 50)% b/b.

3. Masing-masing produk mengandung asam lemak essensial omega-3 dan omega-6.

Saran

Dalam perbandingan massa stearin sawit dengan minyak kemiri yang digunakan belum ada yang tepat untuk digunakan baik membuat pengganti lemak margarin maka disarankan agar peneliti berikutnya dicari perbandingan yang tepat antara massa stearin sawit dengan minyak kemiri agar diperoleh hasil sesuai dengan SII – 1983.

DAFTAR PUSTAKA Alexanderson, K (1996), Margarine Processing

Plant and Equipment. In (ed Hui, Y.H) Barley’s Industrial Oil and Fat Products Vol. 4 Fifth Edition, Jhon Wiley and Sons Inc, New York, P. 491-569.

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, Sedarnawatidan S. Budiyanto, 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB, Bogor.

Bailey, 1990, “Industrial Oil and Fats Product”, Fourth Edition, Fels Research Institute and Temple University, New York.

Belitz, H.D., Grosch, W., 1987, “Food Chemistry”, Springer Verlag, Berlin, Heidelberg.

Buckle, K.A, R.A, Edwards, 1985, “Food Science”, Australian Vice Chanceller’s Committee, Australia.

Chrysam., M.M. (1996)., Margarines and Spreads in (ed. Hui. Y.H), Barley’s Industrial Oil and Fat Product, Vol. 3 Fith Edition, Jhon Wiley and Sons Inc, New York, p. 65 – 114.

de Man, J.M. and de Man, L (1994), Functionality of Palm Oil Products and Palm Kernel Oil in Margarine and Shortening. PORIM Occusional Paper No. 32: 1-14.

de Man, J.M., Dobbs, JE and Sherman, P, (1979), Spreadability of Butter and Margarine, In (ed. Sherman P), Food Texture and Reology, Academic Press, New York, p. 43-54.

Hamilton, R.J. 1995, Developments of Oils and Fats. Blackie Academic and Professional, Glasgow.

Hamilton, R.J. dan J.B. Rossell, 1986, Analysis of Oils and Fats. Elsevier Applied Science Publishers Ltd, London.

Haumann, B.F. 1997, Nutritional Aspects on n-3 fatty acids. INFORM Vol. 8 no.5 (May 1997).

H.R. Brahmana, Pemanfaatan Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit Dalam Pembuatan Nilon 9,9 dan Ester Surbital Asam Lemak, RUT-III.

Hung Zhang, Xuebingxu; Jorgan Nilson; Huilinghu; Fens Alder-Niss and Carl-Erik Hoy, 2001, Production of Margarin Fat by Enzymatic Interesterification With Silica-Granulated Themomyces Lanuginosa Lipasa in Large-Scale Study, JAOCS: 78 (r), 57-63.

List, G.R., E.A, Emken, W.F. Kwolek, T.D. Simpson dan H.J. Dutton, 1977, Zero Trans Margarines, Preparation, Structure and Properties of Interesterified Soybean Oil-Soy Trisaturate Blends, J. Am. Oil Chem. Soc. 54, 10: 408: 413.

Page 7: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

7

Lubis A, 1992, “Kelapa (Cocos Nucifera, L)”, Pusat Penelitian Perkebunan Bandar Kuala Marihat Ulu, Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Moussata, C.O. dan C. Akoh, 1998, Influence of Lipase-Catalized Interesterification on the Oxidative Stability of Melon Seed Oil Triacyglycerols. J.Am. Oil Chem. Soc. 75, 9:1155-1159.

O’ Brien, R.D., 1998, Fats and Oils Formulating and Processing for Applications, Technomic Publishing Company Inc., USA.

Pushparajah, E. dan C.P. Soon, 1984, Cocoa and Coconut: Progress and Outlook. A report of the Proceeding of the International Conference on Cocoa and Coconuts, Kuala Lumpur, 15-17 Okctober 1984.

Silalahi, J. 1999, “Modification of Fats and Oils”, Media Farmasi Vol. 7 no. 1:1-16.

Sreenivasan, B. 1978, “Interesterification of Fats”. J. Am. Oil Chem. Soc. 55, 11: 796-805.

Torrey, S, 1983, Edible Oils and Fats, Noyes Data Corporation, Park Ridge, New Jersey, USA.

Page 8: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

8

Lampiran 1 Data Kromatografi Gas Stearin Sawit

Lampiran 2 Data Kromatografi Asam Lemak dari Minyak Kemiri

Page 9: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

9

Lampiran 3 Data Kromatografi Gas Hasil Interesterifikasi antara Stearin Sawit dengan Minyak Kemiri (80 : 20)

Lampiran 4 Data Kromatografi Gas Hasil Interesterifikasi antara Stearin Sawit dengan Minyak Kemiri (70 : 30)

Page 10: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

10

Lampiran 5 Data Kromatografi Gas Hasil Interesterifikasi antara Stearin Sawit dengan Minyak Kemiri (60 : 40)

Lampiran 6 Data Kromatografi Gas Hasil Interesterifikasi antara Stearin Sawit dengan Minyak Kemiri (50 : 50)

Page 11: kpm-des2007-1 (5).pdf

Pina Barus JURNAL PENELITIAN MIPA Volume 1, Nomor 1 Desember 2007

11

Lampiran 7 Data Kandungan Lemak Padat Hasil Reaksi Interesterifikasi antara Stearin Sawit dengan Minyak Kemiri

Suhu (0C)

Perbandingan RBDPS dengan Minyak Kemiri

20

25

30

35

40

TL

(80 : 20) 44,31 35,15 28,19 23,32 16,47 38,3 (70 : 30) 36,75 28,39 24,61 18,75 12,91 34,5 (60 : 40) 29,87 24,57 18,34 14,18 6,62 31,6 (50 : 50) 17,31 14,17 9,51 4,92 0,11 28,3

Grafik Kandungan Lemak Padat vs Temperatur

0

10

20

30

40

50

15 20 25 30 35 40 45Temperatur (oC)

Kan

dung

an L

emak

Pad

at (%

)

(80 : 20) (70 : 30) (60 : 40) (50 : 50)

Lampiran 8

TITIK LEBUR

No. Jenis Bahan Titik Lebur (0C) 1 M. Kemiri - 20 2 M. Kelapa 23,3 3 RBDPS 53,6 4 RBDPS + M. Kemiri (80 : 20) 40,5 5 RBDPS + M. Kemiri (70 : 30) 36,3 6 RBDPS + M. Kemiri (60 : 40) 33,5 7 RBDPS + M. Kemiri (50 : 50) 30,5


Recommended