of 49
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
1/49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPembelajaran Matematika di tingkat Sekolah Dasar sampai saat ini
masih terkesan kurang menyenangkan bagi para peserta didik. Kesan ini tentu
banyak penyebabnya, bisa saja karena masalah metode penyampaian materi
oleh guru yang kurang tepat, tidak adanya fasilitas media pembelajaran atau
lingkungan sekolah yang kurang menyenangkan, dan bahkan mungkin pula
karena guru yang bersangkutan kurang menguasai materi yang akan diajarkan.
Teknik penyempaian materi oleh guru yang monoton merupakan
pemicu utama pembelajaran yang tidak menarik. Para siswa enggan dan
bahkan takut untuk mengikuti pelajaran karena keadaan kebosanan yang
terjadi di dalam kelas, atau bahkan mungkin karena mata pelajaran tertentu
seperti matematika ini pada sebagian besar siswa masih dianggap pelajaran
paling sulit dan menakutkan. Keadaan seperti ini sudah merupakan tanda-
tanda bahwa pembelajaran di dalam kelas gagal dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan pada akhirnya akan menunjukan hasil
belajar siswa yang kurang baik.
Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu faktor
dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).
Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar
diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,
kelemahan, kesehatan, serta kebiasaan siswa. Sedangkan faktor dari luar diri
siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik
dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar), lingkungan sosial,
lingkungan keluarga, program sekolah, guru dan teman sekolah. Dalam hal ini
guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil
belajar, sebab guru merupakan manager atau sutradara di dalam kelas. Oleh
karena itu agar proses pembelajaran berhasil baik, maka guru harus dapat
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
2/49
2
berperan sebagai manager atau pengelola dan sutradara yang baik dan
menarik.
Suryosubroto (1997) menyatakan bahwa Kemampuan mengelola
proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam
menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dengan peserta
didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya
mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi
dan tindak lanjut hingga tercapai tujuan pengajaran.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, para guru di sekolah pada
umumnya masih belum cakap untuk menciptakan suasama komunikasi yang
edukatif dengan peserta didik di dalam kelas sehingga kondisi belajarnya
kurang efektif dan tidak menghasilkan taraf ketuntasan belajar yang
diharapkan. Berikut ini merupakan sekilas gambaran hasil belajar siswa yang
diperoleh akibat kondisi belajar yang kurang efektif, yang terjadi pada saat
proses pembelajaran sebelumnya, yaitu :
Tabel 1.
Data Ulangan Harian Matematika Kelas IV
Jumlah
siswa
Ulangan Materi Tuntas Belajar
(%)
Tidak Tuntas
Belajar (%)
24
24
Pecahan berpenyebut sama
Pecahan berpenyebut beda
55
12,5
45
87,5
Sumber : Hasil ulangan mata pelajaran matematika sebelum dilakukan
perbaikan pembelajaran.
Dari tabel di atas, maka permasalahannya dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
a. Pembelajaran matematika di kelas masih berjalan monoton dan kurangmenarik bagi para siswa.
b. Belum ada kolaborasi atara guru dengan siswa maupun antara siswa satudengan siswa yang lainnya.
c. Metode yang digunakan masih bersifat konvensional
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
3/49
3
d. Rendahnya prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran matematika.Apabila dianalisa dengan seksama maka permasalahan yang
dianggap paling penting dan harus segera dipecahkan atau merupakan akar
permasalahan sesungguhnya adalah :
a. Suasana pembelajaran di dalam kelas masih terlihat pasif, kurang menarikdan membosankan. Hal ini terjadi karena guru masih menerapkan strategi
pembelajaran secara konvensional (apa adanya).
b. Proses pembelajaran masih berjalan satu arah, sehingga nampak belumadanya kerjasama atau kolaborasi di dalam kelas. Aktivitas belajar masih
banyak didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja terutama hanya siswa
yang pandai yang berani untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya.
Dalam hal ini guru belum dapat merangsang semua siswa untuk terlibat
dalam pembelajaran, sehingga di dalam kelas akan terlihat lebih dinamis.
c. Permasalahan yang juga dianggap paling penting dan berkaitan denganmunculnya kondisi dan hasil belajar di kelas yang kurang baik adalah
penerapan meode pembelajaran. Penulis berhipotesa bahwa munculnya
permasalahan hasil belajar di atas terutama disebabkan oleh karena guru
masih menggunakan metode ceramah secara dominan, belum sistematis
dan belum adanya kolaborasi yang intensif dalam proses pembelajaran.
d. Masalah hasil belajar yang berkaitan dengan materi pengurangan bilanganpecahan yang memiliki penyebut beda. Dalam hal ini hasil belajarnya
sangat rendah, dari 24 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan belajar
minimal hanya 3 orang yang berarti tingkat ketuntasan belajar matematika
pada materi tersebut hanya mencapai 12,5 %.
Dalam upaya mengatasi permasalahan di atas, maka guru
mengemukakan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran di kelas dilakukan dengan strategi yang lebih dinamis danmelibatkan banyak siswa, sehingga pembelajaran lebih menarik dan tidak
membosankan.
b. Diciptakan suatu suasana pembelajaran yang lebih kolaboratif, artinyadalam membahas dan memecahkan soal-soal dalam pembelajaran
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
4/49
4
dilakukan dengan kerjasama antar siswa dengan bimbingan intensif dari
guru.
c. Guru menerapkan metode mengajar yang lebih variatif untuk merangsangaktivitas belajar siswa.
d. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan instrumen yanglebih jelas dan mudah dipahami siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Adapun permasalahan yang mendapat prioritas untuk dipecahakan
dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah :
a. Penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat.b. Pencapaian hasil belajar yang masih sangat rendah
Atas dasar permasalahan di atas maka penulis melakukan perbaikan
dalam proses pembelajaran matematika pada tahap selanjutnya. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar adalah
dengan melakukan perubahan pada metode dan strategi pembelajaran. Metode
pembelajaran yang dipilih adalah metode variatif, yakni dengan menerapkan
beberapa metode yang sesuai ( ceramah, tanmya jawab, kerja sama dan
latihan) sekaligus dan intensif dalam satu pertemuan. Oleh karena itu untuk
melaporkan kegiatan perbaikan pembelajaran ini penulis menyampaikan
sebuah judul yaitu Penerapan Metode Variatif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Tentang Pengurangan Bi langan Pecahan Berpenyebut Beda
di Kelas I V SDN Salawangi I Kecamatan Bantaruj eg.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana cara menerapkan metode variatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa tentang pengurangan bi langan pecahan berpenyebut beda ?
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
5/49
5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menerapkan metode
variatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang pengurangan
bilangan pecahan berpenyebut beda.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran1. Manfaat bagi guru :
a. Memberi pemahaman bagi guru untuk manambah wawasan mengenaipemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat.
b. Meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan pelaksanaankegiatan pembelajaran yang menarik siswa dan mengembangkan
profesionalisme nya.
2. Manfaat bagi siswa :a. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih intensif, karena guru
terus menerus berinovasi untuk menciptakan proses pembelajarannya
lebih menyenangkan bagi peserta didiknya.
b. Meningkatkan aktivitas, kreativitas dan paartisipasi belajar siswadalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
pemahaman dan hasil belajarnya.
3. Manfaat bagi sekolah :a. Sekolah mendapatkan informasi yang berharga dalam membina dan
meningkatkan profesionalisme personalia sekolah.
b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah untuk lebih maju danberprestasi terutama dalam bidang akademik sehingga kondisi sekolah
akan mampu menarik minat masyarakat.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
6/49
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Metode Pembelajaran VariatifMetode pembelajaran variatif yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kombinasi penggunaan beberapa metode pembelajaran secara
bervariasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai contoh, di
awal pembelajaran menggunakan metode ceramah kemudian di selingi dengan
penggunaan metode tanya jawab sehingga siswa akan mempunyai keseriusan
dalam memperhatikan pelajaran, kemudian pelajaran diakhiri dengan
pemberian latihan soal-soal matematika untuk mengetahui sejauh mana taraf
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang di bahas.
Dalam penerapan metode pembelajaran variatif ini, tentunya
dipadukan dengan keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar
mengajar yang meliputi :
1. Variasi dalam gaya mengajar.2. Variasi dalam menggunakan metode dan bahan pengajaran.3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Agar tidak terjadi kebosanan anak dalam belajar maka guru dapat
melakukan variasi dalam gaya mengajar yang mana dalam member gaya
mengajar ini guru dapat melakukannya dengan cara variasi suara, penekanan,
kontak pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi. Begitu juga
dengan variasi penggunaan media divariasikan dari media yang dapat
didengar, dilihat diraba atau dimanipulasi. Sedangkan pola interaksi antara
guru dan siswa dapat berupa interaksi antara guru dan siswa secara individual,
guru dan siswa dalam kelompok atau member kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi sesamanya dalam membahas materi pelajaran.
Penerapan pembelajaran ini sejalan dengan tuntutan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau dikenal dengan intilah
PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
7/49
7
Penerapan metode pembelajaran variatif yang dimaksud, tentunya disesuaikan
dengan paradigm pembelajaran yaitu orientasi pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student centered) dan siswa belajar dalam kelompok-kelompok
kecil (kooperatif)yang dikemas dalam strategi pembelajaran aktif.
Untuk lebih memahmi hakikat metode pembelajaran variatif
sebagaimana diuraikan di atas selanjutnya dapat diperhatikan hakikat dari
beberapa metode yang dikombinasikan dalam metode variatif ini, yaitu
metode ceramah, metode tanya jawab dan metode latihan (drill).
1. Metode Ceramah (Lecture).Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian atau penyampaian bahan
secara lisan oleh guru. Metode ceramah digunakan apabila proses
pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta
atau konsep-konsep sederhana. Proses pembelajarannya dilakukan secara
klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak. Biasanya penggunaan
metode ceramah lebih bersifat monton, oleh karena itu perlu adanya variasi-
variasi dalam gaya mengajar guru sehingga penggunaan metode ceramah ini
dapat menarik minat para siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Dalam setiap proses pembelajaran metode ceramah banyak digunakan,
sehingga dalam pelaksanaannya harus dioptimalkan. Menurut Sri Anitah W.
dalam Strategi Pembelajaran di SD, ada beberapa prasyarat yang harus
diperhatikan guru untuk mengoptimalkan keberhasilan penggunaan metode
ceramah dalam pembelajaran yaitu ;
a. Menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapatmembangkitkan minat dan motivasi siswa;
b. Mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran;c. Menguasai materi pelajaran;d. Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik; dane. Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah
berkaitan dengan kondisi siswa adalah :
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
8/49
8
a. Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yangdijelaskan guru;
b. Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materiyang sedang dipelajari;
c. Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikandan memiliki motivasi mengikuti pelajaran.
Penggunaan metode ceramah akan lebih baik penggunaannya di dalam
pembelajaran, apabila guru lebih mampu untuk memahami dan
memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari metode tersebut. Beberapa
kelebihan dari metode ceramah diantaranya :
a. Meode ini dianggap dapat menghemat waktu dan biaya.b. Target jumlah siswa akan lebih banyak;c. Bahan pelajaran sudah dipilih / dipersiapkan sehingga memudahkan
untuk mengklasifikasikan dan mengkaji aspek-aspek bahan pelajaran;
d. Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswamaka guruakan lebih mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu
pada siswa yang bersangkutan. ( Sri Anitah W, 2007 : 5.19)
Adapun keterbatasan dari metode ceramah ini antara lain :
a. Keberhasilan siswa tidak terujur;b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur;c. Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah;d. Materi kurang terfokus; dane. Pembicaraan sering melantur. (Martinis Yamin, 2008 : 75).
2. Metode Tanya Jawab.Metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang tepat, apabila
pelaksanaannya ditujukan untuk :
a. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu agar siswamemusatkan lagi perhatian pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah
dicapai sehingga mereka dapat melanjutkan pelajaranya.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
9/49
9
b. Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapat perhatian siswa, ataudengan perkataan lainuntuk mengikut sertakan mereka.
c. Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka.Martinis Yamin, (2007 : 67) dalam bukunya yang berjudul Strategi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi, mengemukakan kebaikan dan kelemahan
dari metode tanya jawab ini.
Kebaikan metode tanya jawab, adalah :
a. Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif biladibandingkan dengan metode ceramah yang bersifat menolong.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat,sehingga Nampak mana yang belum jelas dan belum dimengerti.
c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawakearah suatu diskusi.
Di antara kelemahannya adalah bahwa tanya jawab bisa menimbulkan
penyimpangan dari pokok persoalan. Lebih-lebih jika kelompok siswa member
jawaban atau mengajukan pertanyaan yang dapat menimbulkan masalah baru
dan menyimpang dari pokok permasalahan.
3. Metode Latihan (Drill).Tehnik latihan atau drill yaitu suatu tehnik yang dapat di artikan sebagai
suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan,
agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa
yang telah di pelajari.
Dalam menerapkan metode drill ini harus di perhatikan pula antara lain :
a. Usahakan agar latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik,karena waktu yang di pergunakan cukup singkat.
b. Latihan betul-betul di atur sedemikian rupa sehingga betul-betul menarikperhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha menumbuhkan
motif untuk berpikir.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
10/49
10
c. Agar anak didik tidak ragu maka anak didik terlebih dahulu di berikanpengertian dasar tentang materi yang akan di berikan. (Moh. Syafirudin,
2011).
Dalam pembelajaran matematika, metode drill ini dapat digunakan berupa
latihan mengerjakan soal-soal. Tujuan dari latihan ini adalah untuk lebih
memantapkan pemahamn konsep, dan lebih trampil dalam menyelesaikan
beragam soal. Siswa-siswa yang menjalankan program ini akan memperoleh
balikan tentang tingkat penguasaan mereka, dan mereka dapat mengulanginya
sampai mereka benar-benar merasa lebih menguasai dan memahami materi
matrmatika yang dipelajari.
B. Kerangka Pemecahan MasalahKerangka pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahannya melalui
tahapan sebagai berikut:
Keadaan
SebelumnyaPerlakuan Hasilan
Proses Pemecahan Penerapan
Masalah Metode Variatif
Evaluasi
Awal
Evaluasi EfekEvaluasi
Akhir
1. Pembelajaranmatematika
monoton
2. Belum adanyakerjasama
dalam
pembelajaran
3. Metode tidakbervariasi
4. Rendahnyahasil belajar
matematika
1. Penjelasan danbimbingan dari
guru
2. Tanya jawab,kerjasama dan
latihan soal-soal
matematika
3. Tanya jawabdengan guru
1. Guru mampumenerapkan
pembelajaran
dengan metode
variatif
2. Hasil belajarmatematika
meningkat
http://www.syafir.com/2011/01/23/dampak-positif-bermain-video-gamehttp://www.syafir.com/2011/01/23/dampak-positif-bermain-video-game5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
11/49
11
C. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika di SDDalam kegiatan ini diuraikan tentang hakikat belajar dan hasil belajar,
sebagaimana berikut ini:
1. Pengertian Belajar.Belajar merupakan kegiatan bagi semua orang yang dilandasi dengan
adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik. Menurut Oemar Hamalik (Jon
Syam, 2008), mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan.
Yang dimaksud perubahan tingkah laku, yaitu perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, timbul pengertian-pengertian baru, sikap, kebiasaan-kebiasaan,
keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial,
emosional, pertumbuhan jasmani dan lain sebagainya. Menurut Nana Sujana
(Jon Syam, 2008) bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang melalui proses melihat, mengamati dan
memahami sesuatu.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dengan berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, kecakapan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain yang
merupakan aspek yang ada pada individu. Jadi belajar pada dasarnya adalah
perubahan yang dapat dilakukan oleh individu dalam bentuk tindakan sebagai
adanya interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Gagne (1985), belajar adalah suatu proses di mana
suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Dalam hal ini
belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan
perasaan yang menghasilkan perubahan prilaku baik yang menyangkut
kognitif, afektif maupun psikomotor, yang berlangsung melalui pengalaman
baik langsung maupun tidak langsung.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang
berkaiatan dengan pengertian belajar diantaranya :
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
12/49
12
4. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambunganyang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
5. Dalam belajar terjadi adaanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatifpermanen.
6. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secarakeseluruhan.
7. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspekmotivasi emosional, sikap, dan sebagainya.
2. Karakteristik belajar
Dalam setiap rangkaian kegiatan belajar terdapat ciri-ciri tertenu. Oemar
Hamalik (1982:430) mengemukakan bahwa cirri-cri belajar adalah sebagai
berikut:
a. Proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui.b. Proses itu melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang
terpusat pada sesuatu tujuan tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimum.d. Pengalam belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong
memotivasi secara berkesinambungan.
e. Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi pembawaan dan lingkungan.f. Proses belajar dan hasil belajar secara material dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalamandan hasil-hasil yang diinginkan disesuiakan dengan kematangan menurut
konsep pendidikan.
h. Proses belajar yang terbaik adalah apabila peserta didik mengetahui statusdan kemajuannya.
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur,hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian atau satu sama lain, tetapi
dapat didiskusikan secara terpisah.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
13/49
13
3. Prinsip - prinsip Belajar.
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hokum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum,
prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar.
Supaya belajar terjadi secara efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip
berikut :
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar baik motivasiintrinsik maupun motivasi ekstrinsik.
b. Perhatian,atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannyadengan motivasi.
c. Aktivitas. Belajar itu sendiri merupakan suatu aktivitas.d. Balikan. Balikan di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera
mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan.
e. Perbedaan individual. Individu merupakan pribadi tersendiri yangmemiliki perbedaan dari yang lain.
4. Hasil BelajarMenurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses
belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes tertulis, tes
lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan S. Nasution berpendapat bahwa hasil
belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya
mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan
dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran
yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar
dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui
apakah siswa telah menguasi suatu materi atau belum. Penilaian merupakan
upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang
ditunjukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta
kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
(Cullen, 2003 dalam Fathul Himam, 2004).
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
14/49
14
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian, nilai ulangan
tengah semester dan nilai ulangan akhir semester. Dalam penelitian perbaikan
pembelajaran ini yang dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan
harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran matematika. Ulangan harian
dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau
kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang
harus dijawab para peserta didik dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan
dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan 3 kali
dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki model dan
program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan
nilai bagi para peserta didik.
5. Pembelajaran Matematika di SD.Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang
dipelajari.
Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah
penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan hal - hal
berikut :
a. Topik yang sedang dibicarakan.b. Tingkat perkembangan intelektual peserta didik.c. Prinsip dan teori belajar.d. Keterlibatan aktif peserta didik.e. Keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.f. Pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.
Beberapa strategi pembelajaran matematika yang dianggap sesuai pada
saat ini antara lain :
a. Pemecahan Masalah.b. Penyelidikan Matematis.c. Penemuan Terbimbing dan.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
15/49
15
d. Pembelajaran Kontekstual.Adapun model pembelajaran yang sering digunakan pada saat ini
diantaranya adalah :
a. Model Tutorial.Model tutorial yaitu model pembelajaran berupa uraian atau penjelasan
topic-topik tertentu yang dapat dilengkapi dengan contoh dan latihan soal.
b. Model Latihan.Model latihan atau drill yaitu model pembelajaran berupa latihan
mengerjakan soal-soal. Tujuan dari latihan ini adalah untuk lebih
memantapkan pemahaman konsep dan lebih trampil dalam menyelesaikan
beragam soal.
c. Model Simulasi (Demontrasi).Model simulasi adalah model pembelajaran untuk memperagakan hal-hal
yang sulit dilakukan karena mempunyai risiko besar (berbahaya, sangat
mahal atau langka).
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
16/49
16
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian.1. Subjek Penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa
kelas IV yang berjumlah 24 orang, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 24
siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian.Nama Sekolah : SD Negeri Salawangi I Kecamatan Bantarujeg
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV ( Empat)
Desa : Salawangi
Kecamatan : Bantarujeg
Kabupaten : Majalengka
3. Waktu Penelitian.Siklus I : Selasa, 27 Maret 2012.
Siklus II : Kamis, 5 April 2012.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.1. Tahap Perencanaan (Panning).
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensidasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan
metode pembelajaran variatif.
b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada akarpermasalahan yang akan dipecahkan.
c. Mendesain langkah-langkah proses pembelajaran sehingga menjadiacuan kongkrit dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran di dalam
kelas.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
17/49
17
d. Membuat instrumen pengamatan yang akan digunakan dalam sikluspenelitian perbaikan pembelajaran.
e. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).f. Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan (Acting).a. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus perbaikan pembelajaran.
Siklus pertama melakukan perbaikan pembelajaran atas dasar
kegagalan-kegagalan atau permasalahan yang muncul pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya. Adapun siklus kedua dilaksanakan untuk
memperbaiki permasalahan yang masih terjadi pada siklus pertama.
b. Perbaikan pembelajaran terutama dilakukan pada strategi dan metodepembelajaran yang diterapkan oleh guru, baik pada kegiatan awal,
kegiatan inti maupun pada kegiatan penutup.
c. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru yang sekaligus berperansebagai peneliti dipantau / didampingi oleh seorang pengamat /
supervisor. Hal ini dilakukan untuk mengawasi, menilai dan sekaligus
mengarahkan proses perbaikan pembelajaran ke arah pemecahan
masalah ( peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran ) secara
lebih objektif.
d. Dalam melaksanakan tugasnya, pengamat diberikan pedomanobservasi yang memuat kriteria proses pembelajaran yang ideal /
diharapkan dilakukan oleh guru sehiangga tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam RPP dapat tercapai.
e. Adapun langkah-langkah yang akan dilalui dalam pelaksanaanperbaikan perbelajaran ini adalah :
Kegiatan awal, meliputi apersepsi, motivasi dan penjelasan tujuanyang ingin dicapai.
Kegiatan inti, meliputi penyampaian materi pembelajaran denganmenggunakan metode variatif. Penerapan metode ini diarahkan
untuk membawa siswa pada kondisi pembelajaran yang aktif,
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
18/49
18
kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga hasil belajarannya
meningkat.
Kegiatan akhir, meliputi penarikan kesimpulan dari materi yangtelah dibahas pada kegiatan inti, pelaksanaan evaluasi, dan
pemberian tugas pekerjaan rumah untuk memperkaya dan
menambah pemahaman materi pembelajaran.
3. Pengamatan (Observation).a. Pengamatan dilakukan untuk melihat :
Pengkonsisian kelas, motivasi siswa dalam belajar, sertapenyampaian tujuan oleh guru saat memulai proses pembelajaran.
Penyampaian materi pembelajaran dengan menerapkan metodevariatif
Aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kegiatan akhir pembelajaran, terutama mengenai evaluasi
pembelajaran.
b. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan penelitianini adalah :
Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajarsiswa.
Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentangpartisipasi siswa dalam proses belajar mengajar serta
implementasi model pembelajaran jigsaw dalam PBM.
Studi kepustakaan, digunakan untuk mencari teori-teori yangrelevan dengan permasalahan penelitian.
c. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah alat evaluasi,lembar pengamatan, dan sumber data kepustakaan.
4. Refleksi (Reflecting).Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat kondisi objektif kegiatan
proses perbaikan pembelajaran, baik berupa keberhasilan maupun
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
19/49
19
kegagalan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru. Adapun kriteria keberhasilan dari kegiatan perbaikan pembelajaran
ini adalah:
a. Kategori Berhasil apabila sebagian besar ( > 75 % ) siswamemperoleh nilai > kriteria ketuntasan belajara minimal, artinya
hasil belajar tinggi.
b. Kategori Kurang berhasi l apabila sebanyak 60 % - 75 % siswamemperoleh nilai > kriteria ketuntasan belajara minimal, artinya
hasil belajar sedang.
c. Kategori T idak berhasil apabila sebagian besar ( < 60 % ) siswamemperoleh nilai > kriteria ketuntasan belajara minimal, artinya
hasil belajar rendah.
C. Teknik Analisis DataPengolahan data merupakan suatu usaha untuk menjadikan data
tersebut mempunyai arti bagi penelitian, karena pada umumnya data yang
diperoleh dari lapangan merupakan data mentah (raw data). Bohat Soeharto
(1993 : 129) menyatakan sebagai berikut :
Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam
kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan generalisasi atau
kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Hal ini disebabkan akan
kurang mempunyai arti dan implikasi, haruslah disajikan dalam
bentuk kesimpulan atau generalisasi. Itulah sebabnya perlu
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode dan
teknik tertentu.
Selanjutnya Winarno Surakhmad (1990 : 101) menjelaskan bahwa :
Mengolah data adalah suatu usaha yang kongkrit untuk membuat
data tersebut berbicara, sebab betapapun besar jumlah dan tinggi
nilai data yang terkumpul, apabila tidak disusun dalam suatu
organisasi yang diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data
itu tetap merupakan bahan-bahan yang bisu.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
20/49
20
Dalam penelitian ini jenis datanya adalah deskriptif kualitatif dan
oleh karena itu teknik analisis datanya akan melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
a. Reduksi data, dengan mengolah data lapangan yang masih kasar menjadidata halus, yaitu dengan memisahkan data yang diperlukan dengan data
yang tidak diperlukan.
b. Display data, menyajikan data dalam bentuk deskripsi, tabel atau grafikagar mudah dipahami.
c. Interpretasi, mengambil kesimpulan (makna) dari data yang telahdiperoleh.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
21/49
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskrisi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai hasil penelitian
baik yang dilakukan pada siklus pertama maupun pada siklus kedua.
Penguraiannya dilakukan untuk masing-masing siklus baik yang berkaitan
dengan hasil belajar maupun partisipasi siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran yang menggunakan metode variatif.
1. Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus IPenelitian pembelajaran siklus I dilakukan setelah penulis
melaksanakan observasi awal pada subjek yang diteliti. Rencana tindakan
pembelajaran pada siklus I ditulis dalam bentuk rencana perrbaikan
pembelajaran (RPP) dan scenario pembelajaran I yang dilengkapi dengan
lembar kerja siswa (LKS) yang bertujuan untuk membantu siswa pada saat
mengadakan pembelajaran. Untuk memperoleh data disusunlah instrument
penelitian diantaranya soal tes untuk melihat penguasaan siswa tentang operasi
hitung pengurangan bilangan pecahan, pedoman observasi untuk mengamati
kegiatan siswa dan guru. Soal tes dibuat untuk mengukur tingkat pencapaian
hasil belajar siswa setelah tindakan perbaikan pemebelajaran berakhir,
sedangkan pedoman observasi disusun untuk mengamati proses pembelajaran
yang menggunakan metode variatif ini. Efektivitas penerapan metode variatif
dalam penelitian ini penulis membatasi pada aspek aktivitas siswa maupun
aktivitas guru. Pengamatan dilakukan oleh supesvisor maupun oleh teman
sejawat yang bersedia membantu penulis untuk melaksanakan penelitian
perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD.
Pada siklus I penelitian dilakukan melalui empat tahap kegiatan,
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi,
maupun tahap refleksi dan replanning.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
22/49
22
a. Perencanaan (Planning).Berkaitan dengan upaya pemecahan masalah yang dihadapi pada
pembelajaran matematika ini, guru menyusun beberapa tindakan persiapan
yang telah dilakukan sebagai berikut :
Peneliti melakukan analisis terhadap kurikulum untuk menjabarkankompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa asgar lebih
operasional.
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang digunakan sebagaipedoman pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode variatif.
Menetapkan langkah-langkah pembelajaran dengan metode yang variatif,yaitu penggunaan metode caramah, tanya jawab dan latihan.
Membuat instrumen pengamatan baik untuk aktivitas guru maupunaktivitas siswa.
Membuat media pembelajaran. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). Membuat instrumen evaluasi pembelajaran. Mempersiapkan daftar nilai.
b. Pelaksanaan (Acting).Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap terpenting dalam proses
penelitian karena pada tahap ini peneliti harus betul-betul mengadakan
pengkajian tehdadap semua langkah tindakan yang dilakukan. Tindakan
tersebut tentunya harus mengarah pada upaya pemecahan masalah maupun
tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan pada kegiatan sebelumnya.
Oleh karena itu agar pelaksanaan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini berlangsung lancar dan efektif mencapai tujuan maka
peneliti berusaha melakukan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang
telah disusun sebelumnya. Adapun skenario pembelajaran yang telah
disusun untuk penelitian tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut :
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
23/49
23
Tabel 4.1
Aktivitas Tindakan Pembelajaran
Siklus I
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal
1. Guru memasuki kelas denganmengucapkan salam
2.
Guru meminta siswa untukberdoa sebelum belajar.
3. Guru mendata kehadiran siswa4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan
dapat tercapai saat berakhir
pelajaran ini
5. Guru memberikan apersepsitentang materi operasi hirung
pengurangan bilangan pecahan
berpenyebut beda, dan
diasampaikan pula apa gunanyadalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti
1. Guru mempersilahkan siswa untukmembuka catatan sebelumnya
mengenai operasi hitung
pengurangan bilangan pecahan
berpenyebut beda.
2. Guru mempersilahkan para siswauntuk memperhatikan alat peraga
tentang operasi hitungpengurangan bilangan pecahan
berpenyebut beda yang di pasangdi papan tulis.
3. Guru memberikan penjelasan lebihrinci tentang pengurangan
bilangan pecahan berpenyebut
beda.
4. Guru memberikan contoh-contohpengurangan bilangan pecahan
yang berpenyebut beda.
5. Guru membimbing para siswa
Kegiatan Awal
1. Siswa membalas ucapan salamyang disampaikan guru.
2.
Siswa berdoa dalam hatidipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa mengikuti data kehadiran4. Siswa menyimak tujuan yang
disampaikan guru.
5. Siswa menyimak kegiatanapersepsi oleh guru, dan terlihat
namapak masih belum
memahaminya.
Kegiatan Inti
1. Siswa mengungkapkan contohoperasi hitung pengurangan
bilangan pecahan biasa
berpenyebut beda dari hasil
pekerjaan rumahnya.
2. Siswa mempelajari operasihitung pengurangan bilangan
pecahan berpenyebut beda padabuku sumbernya.
3. Para siswa bekerjasamamengerjakan soal-soal latihan
pengurangan pecahan
berpenyebut beda.
4. Para siswa melakukan tanyajawab baik dengan teman
maupun dengan guru mengenai
hal-hal yang belum dikuasainya.
5. Siswa mengerjakan soal-soallatihan
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
24/49
24
untuk mengerjakan soal-soal
latihan pengurangan bilangan
pecahan berpenyebut beda6. Guru memberikan jawaban dari
pertanyaan siswa.
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan soal penilaianpost tes.
2. Guru memberikan soal pekerjaanrumah.
Pengurangan bilangan pecahan
berpenyebut beda dalam LKS
nya masing-masing.6. Siswa bertanya tentang
pengerjaan soal yanmg belum
dipahami.
Kegiatan Akhir
1. Siswa mengerjakan soal tesakhir pembelajaran.
2. Siswa berlatih soal latihan dirumah.
Pada akhir pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini dari
hasil observasi yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti dibantu oleh
supervisor 2, menyatakan bahwa pembelajaran dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Guru sudah mulai menerapkan metode variatif.
Siswa sudah mulai terbiasa mengikuti pembelajaran dengan metodepembelajaran yang bervariasi.
Siswa sudah mulai aktif dalam mengemukakan permasalahannya padaguru saat menghadapi kesulitan soal-soal latihan.
c. Pengamatan dan Evaluasi (Observation dan Evaluation ).Pada saat pembelajaran berlangsung guru dan supervior / pengamat
melakukan pengamatan terhadap seluruh aspek kegiatan dari mulai tahap
persiapan hingga tahap akhir proses belajar. Materi yang diamati terutama
tentang aktivitas siswa, aktivitas guru maupun hasil belajar siswa.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran selama siklusI dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
25/49
25
Tabel 4.2
Perolehan Skor Partisipasi Siswa dalam PBM
Siklus I
Nama SiswaSkor
Perolehan
Skor
Ideal
Persenta
se
(%)
Keterang
an
1. Ade2. Agisoh 12 16 75 Tertinggi3. Alifia 9 16 564. Alys 10 16 63 Terendah5. Aril 12 16 75 Tertinggi6. Aziz 10 16 637. Dede faisal 11 16 698. Denta 11 16 699. Didin 12 16 75 Tertinggi10.Enjang 10 16 6311.fitri P 11 16 6912.Galang 10 16 6313.Haikal 12 16 75 Tertinggi14.Ine 12 16 75 Tertinggi15.Luki 11 16 6916.
M. Aldi 10 16 63
17.M. VIKRI 11 16 6918.NURMALA 12 16 75 Tertinggi19.RISMA 11 16 6920.TASYA 10 16 6321.USI 11 16 6922.VIVI 12 16 75 Tertinggi23.REREY 11 16 6924.AZRIL 10 16 63
Rata-rata 10,5 16 65,63 %
Hasil observasi siklus I : aktivitas guru dalam PBM.Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus pertama
masih tergolong rendah dengan perolehan skor 28 atau 70 %, sedangkan
skore idealnya adalah 40. Hal ini karena guru belum maksimal dalam
menerapkan model pembelajaran variatif. Siswa masih belum termotivasi
untuk belajar lebih intensif.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
26/49
26
Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan
oleh supervior 2 terhadap aktivitas guru dalam PBM siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.3 berilut ini.
Tabel 4.3
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV (Empat)
Hari / Tanggal : Selasa, 27 Maret 2012
Tujuan Perbaikan : Siswa lebih memahami materi ajar yang diberikanguru
No Prilaku guru yang diobservasiKemunculan
KomentarAda Tidak
1. Kegiatan Awal
a. Pengkondisian kelas V Sudah mulai adanyapengkondisian kelas
sehingga KBM agakteratur
b. Memotivasi siswa V Motivasi siswa belumcukup, masih perlu
ditingkatkan lagi
c. Penyampaian tujuanpembelajaran
V Tujuan sudah disampaikandan telah cukup jelas
2. Kegiatan Inti
a. Penyampaian materipembelajaran
V Guru masihmenyampaikan materidalam garis besarnya saja,
mohon diperjelas lagi
b.
Penggunaan metodepembelajaran VPemilihan metodepembelajaran telah cukup
sesuai untuk pembelajaranmatematika
c. Pemberian kesempatankepada siswa untuk
bertanya
V Para siswa sudah banyakyang bertanya
d. Aktivitas siswa padaKBM
V Interaksi siswa dalambelajar sudah terlihat untuk
bekerja sama mengerjakanlatihan soal-soal
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
27/49
27
3. Kegiatan Akhir
a.
Menyimpulkan materipembelajaran VPara siswa masih kesulitanuntuk menyimpulkanmateri yang telah dipelajari
b. Pelaksanaan evaluasi V Bentuk soal telah dirubahdengan Pilihan Ganda danhasilnya sudah mulai baik
c. Melakukan tindak lanjut V Para siswa cukup antusiasmengerjakan tugas
pekerjaan rumahnya.
Hasil Evaluasi Siklus I: penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih tergolong
kurang. Nilai rata-rata yang dicapai siswa baru mencapai rata-rata 65 dari
skore ideal 100, dengan taraf ketuntasan belajar secara klasikal baru
mencapai 52 % atau dari jumlah 23 siswa baru 12 orang siswa saja yang
memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal.
Berikut ini dapat dilihat data perolehan nilai hasil evaluasi belajar
siswa pada akhir perbaikan pembelajaran siklus I.
Tabel 4.4
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa dalam PBM
Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / Genap
KKM : 65
No. Nama SiswaNilai
Pra Siklus Siklus I
1. Ade 40 -
2. Agisoh 0 60
3. Alifia 0 40
4. Alya 20 80
5. Aril 60 60
6. Aziz 20 40
7. Dede faisal 60 80
8. Denta 80 80
9 Didin 80 80
10. Enjang 0 40
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
28/49
28
11. Fitri p 40 80
12. Galang 60 80
13. Haikal 80 8014. Ine 40 40
15. Luki 0 40
16. M. Aldi 20 80
17. M. Vikri 20 40
18. Nurmala 20 80
19. Risma 40 60
20. Tasya 40 60
21. USI 60 60
22. VIVI 60 80
23. REREY 60 80
24. AZRIL 40 80Jumlah Nilai 940 1500
Nilai Rata-rata 39 65
Nilai Teringgi 60 80
Nilai Terendah 0 40
Ketuntasan Belajar (%) 12.5 % 52 %
d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflection dan Replanning).Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus pertama
adalah sebagai berikut:
Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yangmengarah kepada pembelajaran variatif. Hal ini terlihat dari hasil
observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM yang dilakukan oleh
supervisor 2 yang hanya mencapai 70 %.
Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar yangmenggunakan pendekatan model variatif. Hal ini terlihat dari hasil
observasi terhadap partisipasi siswa dalam PBM yang baru mencapai
67,5 %.
Hasil belajar siswa kurang memuaskan, karena pada siklus pertama inisiswa baru mencapai rata-rata 65 dengan taraf ketuntasan rata-rata
secara klasikal 52 % atau dari 23 siswa yang mengikuti tes hasil
belajar pada pertemuan siklus pertama ini hanya 12 siswa saja yang
memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal 65.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
29/49
29
Masih banyak siswa yang belum dapat menyelesaikan tugas sesuaiwaktu yang telah ditentukan. Hal ini terjadi karena umumnya siswa
belum disiplin dalam mengerjakan soal-soalnya, terutama karena siswa
tersebut tidak menyelesaikan tugas rumahnya.
Guru dan siswa mendapat pengalaman pertama untuk melaksanakanpembelajaran model variatif. Terlepas dari berbagai
kelemahan/kegagalan yang dialami, namun pembelajaran ini
memberikan kesan positif dan lebih menarik minat baik bagi guru
maupun bagi siswa yang dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran
selanjutnya.
Untuk memperbaiki berbagai kelemahan dan mempertahankan
keberhasilannya selama PBM siklus pertama, maka untuk melaksanakan
siklus kedua dapat dibuat kembali perencanaan (replanning)pembelajaran
sebagai berikut:
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang lebihsesuai/tepat.
Memberikan motivasi kepada seluruh siswa untuk belajar lebih aktiflagi dalam pembelajaran selanjutnya.
Meningkatkan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalamkegiatan pembelajaran.
Harus lebih banyak lagi memberikan penghargaan (reward) pada siswayang berprestasi.
2.Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Perbaikan pembelajaran masih perlu dilaksanakan pada siklus
kedua, karena berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus
pertama, pembelajaran masih dirasakan belum berhasil memuaskan baik
mengenai partisipasi siswa, aktivitas guru maupun tingkat penguasaan
materi pelajaran matematika dari para siswa.
Seperti halnya pemebelajaran yang dilakukan pada siklus pertama,
maka pada siklus kedua ini pula penelitian dilakukan melalui empat tahap
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
30/49
30
kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan
evaluasi, maupun tahap refleksi.
a. Perencanaan (Planning).Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua disusun
berdasarkan perencanaan ulang (replanning) dan hasil refleksi yang
dilakukan pada siklus kesatu. Sehingga perencanaan pembelajaran yang
dilakukan pada siklus kedua ini dilakukan melalui tahapan yang relative
sama dengan siklus pertama namun disempurnakan dalam hal strategi
pembelajarannya. Dalam hal ini terdapat beberapa hal yang mendapat
penekanan, yaitu :
Memberikan motivasi kepada para siswa, terutama bagi siswa-siswayang pada siklus kesatu terlihat kurang berpartisipasi dalam
pembelajaran variatif.
Lebih intensif membimbing siswa yang sulit untuk mengerjakan soal-soal latihannya, bimbingan belajar pada siswa bahkan dilakukan
secara individual terutama bagi siswa yang pada siklus kesatu masih
terlihat sangat pasif dan lemah dalam memahami soal-soal yang
diberikan.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran terutama evaluasi akhir prosespembelajaran lebih teratur lagi, dan untuk siswa yang berprestasi
selama proses pembelajaran langsung diberi pengakuan (reward) yang
tepat sehingga para siswa lebih giat lagi untuk menguasai materi
pelajaran dan terus aktif dalam pembelajaran.
Melengkapi perangkat pembelajaran terutama dengan menampilkanmedia pembelajaran yang lebih mudah dipahami siswa, sehingga pada
siklus kedua ini PBM betul-betul menampilkan pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
b. Pelaksanaan (Acting)
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
31/49
31
Skenario pembelajaran telah diatur sedemikian rupa, denganmenampilkan situasi belajar yang lebih aktif, kreatif dan menarik bagi
para siswa.
Suasana pembelajaran sudah mengarah pada pembelajaran denganmodel variatif. Tugas yang diberikan guru sudah dikerjakan dengan
baik dan tepat waktu. Siswa sudah menunjukkan kerjasama yang
lebih efektif, dan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran
yang telah diberikan guru. Siswa lebih aktif lagi melakukan proses
belajar mengajar.
Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk berpartisipasi dalammenyampaikan pertanyaan, menanggapi permasalahan maupun
menjawab soal-soal latihan yang disampaikan guru.
Suasana pembelajaran sudah cukup kondusif dan menyenangkan.Adapun gambaran pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.5
Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus II
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal
1. Guru memasuki kelas denganmengucapkan salam
2. Guru meminta siswa untukberdoa sebelum belajar.3. Guru mendata kehadiran siswa4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan
dapat tercapai saat berakhir
pelajaran ini
5. Guru memberikan apersepsitentang materi operasi hirung
pengurangan bilangan
pecahan.
Kegiatan Awal
1. Siswa membalas ucapan salamyang disampaikan guru.
2. Siswa berdoa dalam hatidipimpin oleh ketua kelas.3. Siswa mengikuti data
kehadiran
4. Siswa menyimak tujuan yangdisampaikan guru.
5. Siswa menyimak kegiatanapersepsi oleh guru, dan
terlihat namapak masih belum
memahaminya.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
32/49
32
Kegiatan Inti
1. Guru mempersilahkan siswauntuk membuka catatansebelumnya mengenai operasi
hitung pengurangan bilangan
pecahan berpenyebut beda.
2. Guru mempersilahkan parasiswa untuk memperhatikan
alat peraga tentang operasi
hitung pengurangan bilangan
pecahan berpenyebut beda
yang di pasang di papan tulis.
3. Guru memberikan penjelasanlebih optimal tentang
pengurangan bilangan pecahan
berpenyebut beda.
4. Guru memberikan contoh-contoh soal pengurangan
bilangan pecahan yang
berpenyebut beda.
5. Guru membimbing para siswauntuk mengerjakan soal-soal
latihan
6. Guru memberikan penjelasanyang lebih rinci dari
pertanyaan-prtanyaan yang
disampaikan para siswa
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan soalpenilaian post tes.
2. Guru memberikan soalpekerjaan rumah.
Kegiatan Inti
1. Siswa mengungkapkan contohoperasi hitung penguranganbilangan pecahan biasa
berpenyebut beda dari hasil
pekerjaan rumahnya.
2. Siswa mempelajari operasihitung pengurangan bilangan
pecahan berpenyebut beda
pada buku sumbernya.
3. Para siswa bekerjasamamengerjakan soal-soal latihan
pengurangan pecahanberpenyebut beda.
4. Para siswa melakukan tanyajawab baik dengan teman
maupun dengan guru
mengenai hal-hal yang belum
dikuasainya.
5. Para siswa mengerjakan soal-soal latihan.
6. Siswa bertanya tentangpengerjaan soal yang belum
dipahami.
Kegiatan Akhir
1. Para siswa mengerjakan soalpos tes
c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) Hasil obervasi terhadap partisipasi siswa dalam PBM selama siklus
kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Perolehan Skor Partisipasi Siswa dalam PBM
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
33/49
33
Siklus II
No. Nama SiswaSkor
Perolehan
Skor
Ideal
Persentase
(%)Ket.
1 Ade 11 16 69
2 Agis - - -
3 Alifia - - -
4 Alys 12 16 75
5Aril
13 16 81
6 Aziz 13 16 81
7 Dede Faisal 13 16 81
8 Denta 11 16 69
9 Didin 12 16 75
10 Enjang 13 16 81
11 Fitri p 13 16 81
12Galang
12 16 75
13 Haikal 12 16 75
14 Ine 13 16 81
15 Luki 13 16 81
16 M. Aldi 12 16 75
17 M. VIKRI 12 16 75
18 NURMALA 12 16 75
19RISMA
12 16 75
20 TASYA 13 16 81
21 Usi 13 16 81
22 Vivi 13 16 81
23 Rerey 13 16 81
24 Azril 13 16 81
Rata-rata 12,5 16 78,13 %
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
34/49
34
Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM selama sikluskedua menunjukkan adanya peningkatan yang sangat berarti darisiklus pertama yakni mencapai rata-rata 90 %.
Adapun data yang diperoleh dari pengamatan yang
dilakukan oleh supervisor 2 selama PBM siklus II dapat dilihat pada
tabel 4. 7 di bawah ini.
Tabel 4.7
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARANSiklus II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV (Empat)
Hari / Tanggal : Kamis, 05 April 2012
Tujuan Perbaikan : Siswa lebih memahami materi ajar yang diberikan
guru
No Prilaku guru yang diobservasiKemunculan
Komentar
Ada Tidak1. Kegiatan Awal
a. Pengkondisian kelas V Kelas telah dikondisikanlebih baik sehingga KBM
lebih teratur
b. Memotivasi siswa V Siswa telah termotivasidengan baik
c. Penyampaian tujuanpembelajaran
V Tujuan sudah disampaikandengan cukup jelas
2. Kegiatan Inti
a. Penyampaian materipembelajaran V Materi ajar telahdisampaikan dengan cukupjelas
b. Penggunaan metodepembelajaran
V Penggunaan metodepembelajaran telah
dilakukan cukup efektif.
c. Pemberian kesempatankepada siswa untuk
bertanya
V Sebagian besar siswasudah dapatmenyampaikan
permasalahannya kepadaguru
d. Aktivitas siswa padaKBM
V Para siswa telah cukupaktif dan partisipatif dalam
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
35/49
35
belajar
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materipembelajaran
V Dengan bimbingan guru,para siswa sudah dapat
menarik kesimpulan
materi yang telah dipelajari
b. Pelaksanaan evaluasi V Evaluasi sudah cukupefektif sehingga lebih dari
85 % siswa tuntas dalam
belajar.
c. Melakukan tindaklanjut
V Para siswa sudah cukupantusias untuk
mengerjakan sosl-soal PR
Hasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pelajaran pada sikluskedua tergolong cukup tinggi, yakni mencapai nilai rata-rata 85,
dengan taraf ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 91 % yakni
dari 22 orang siswa yang mengikuti tes pada akhir pertemuan siklus II
terdapat 20 siswa yang mencapai nilai di atas kriteria ketuntasan
minimal mata pelajaran matematika.
Tabel 4.8
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa dalam PBM
Siklus II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / Genap
KKM : 65
No. Nama SiswaNilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Ade 40 - 80
2. Agis 0 60 -
3. Alifia 0 40 -
4. Alys 20 80 80
5. Aril 60 60 80
6. Aziz 20 40 80
7. Dede Faisal 60 80 100
8. Denta 80 80 100
9 Didin 80 80 100
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
36/49
36
10. Enjang 0 40 80
11. Fitri p 40 80 100
12. Galang 60 80 10013. Haikal 80 80 100
14. Ine 40 40 80
15. Luki 0 40 60
16. M. Aldi 20 80 100
17. M. Vikri 20 40 80
18. Nurmala 20 80 80
19. Risma 40 60 80
20. Tasya 40 60 60
21. Usi 60 60 80
22. Vivi 60 80 100
23. Rerey 60 80 8024. Azril 40 80 80
Jumlah Nilai 940 1500 1880
Nilai Rata-rata 39 65 85
Nilai Teringgi 60 80 100
Nilai Terendah 0 40 60
Ketuntasan Belajar (%) 12.5 % 52 % 91 %
Refleksi (Reflecting)
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua iniadalah sebagai berikut:
Partisipasi siswa dalam PBM sudah mengarah kepada pembelajaranyang aktif. Siswa sudah mampu menunjukkan minat dan perhatian
yang cukup tinggi dalam belajar. Para siswa sudah mampu
berpartisipasi dalam belajar, bekerja sama cukup efektif dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, serta saling membantu
dalam memecahkan persoalan yang muncul saat dihadapkan dengan
soal-soal latihan.
Proses pembelajaran berjalan cukup baik dan dinamis, terutamakarena pada siklus kedua ini, guru sudah cukup mampu dan terbiasa
membimbing siswa untuk melakukan pembelajaran dengan
pembelajaran model variatif. Guru sudah cukup intensif membimbing
siswa untuk memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi siswa
selama pembelajaran.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
37/49
37
Hasil evaluasi terhadap penguasaan materi pelajaran cukupmemuaskan, karena dapat mencapai nilai rata-rata 85, jauh di ataskriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 65.
Meningkatnya nilai rata-rata hasil ulangan dari 39 pada ulangan prasiklus menjadi 65 pada nilai ulangan harian siklus I dan 85 pada nilai
ulangan II adalah suatu bukti adanya perubahan yang cukup berarti
dengan diterapkannya metode variatif.
d. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
38/49
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran
Matematika kelas IV SD, selama beberapa kali pertemuan yang dilakukan
melalui tiga siklus pembelajaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan partisipasisiswa dalam pembelajaran.
2. Hasil observasi terhadap partisipasi siswa dalam PBM menunjukkanadanya peningkatan yang cukup berarti dari siklus satu ke siklus-siklus
selanjutnya.
3. Pada siklus pertama partisipasi siswa dalam PBM baru mencapai rata-rata70%, sedangkan pada siklus kedua menunjukkan adanya peningkatan
menjadi 75%. Dan pada siklus ketiga partisipasi siswa meningkat cukup
berarti menjadi 80,5%.
4. Penguasaan siswa terhadap materi pelajaran juga menunjukkanpeningkatan. Hal ini dapat dilihat baik dari hasil evaluasi proses maupun
evaluasi hasil belajar, perubahannya cukup berarti. Nilai ulangan harian
kesatu yang dilaksanakan sebelum pembelajaran nilai rata-ratanya adalah
5,8. Sedangkan nilai ulangan harian kedua dan ketiga meningkat mencapai
rata-rata 6,8 dan 7,5 (yang dilakukan setelah pembelajaran model jigsaw).
5. Dengan pembelajaran model jigsaw, maka pembelajaran matematika dapatlebih efektif dan menyenangkan, hingga selanjutnya dapat mendorong
partisipasi dan hasil belajar para siswa dalam pembelajaran.
B. Saran
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
39/49
39
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama proses pembelajaran
terbukti bahwa pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan partisipasi
dan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran IPS, maka atas dasar itu
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan para guru dapat memilihpendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang ingin dicapai. Pembelajaran model jigsaw merupakan alternatif yang
dapat dipilih, khususnya pada mata pelajaran rumpun IPS.
2. Kegiatan PTK ini dirasakan peneliti sangat bermanfaat untukmeningkatkan kualitas pembelajaran, maka diharapkan para guru dapat
melakukannya secara berkesinambungan dalam berbagai mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
40/49
40
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, Muslim. (2000).Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Press.
Igak, Wardhani dan Kuswaya Wihardit. (2009). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Karso. (Maret 2008). Karya Pengembangan Profesi dan Pembuatan Karya Tulis
Ilmiah/Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Workshop MGMP
Matematika, Majalengka.
Kartadinata, Sunaryo. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Kunandar. (Januari 2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saidi, Idi. (2004). Model-model Pembelajaran. Makalah pada Pembekalan Guru
Bantu Sekolah Menengah Kejuruan, Bandung: LPMP.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. (1991).Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru.
Wachidi, (2000). Inovasi Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial SMP di Kota
Bandung. Disertasi tidak diterbitkan : PPS UPI Bandung.
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
41/49
41
Yamin, Martinis. (2003). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada Press.
LAPORAN PTK
PENERAPAN METODE VARIATIF
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
42/49
42
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN
BERPENYEBUT BEDA DI KELAS IV SDN SALAWANGI III
KECAMATAN BANTARUJEG
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional
Disusun oleh :
Nama : Mimih Ratnaningsih
NIM : 815143097
Program Studi : PGSD-S-1
Pokjar : Universitas Majalengka
Kabupaten : Majalengka
Masa TASYAstrasi : 2012.1
SDN SALAWANG I KECAMATAN BANTARUJEG
KAB. MAJALENGKA
2012LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
43/49
43
1. Judul Karya Tulis:PENERAPAN METODE VARIATIF UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN
BERPENYEBUT BEDA DI KELAS IV SDN SALAWANGI I
KECAMATAN BANTARUJEG
2. Identitas Peneliti :Nama : NONOH ROHAENAH
NIP. : 196601081987032003
Tempat Penelitian : SD Negeri Salawangi I
Waktu Penelitian : Bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2010
3. Keterangan:Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan
Kelas.
Mengetahui Majalengka, Maret 2010
Kepala SDN Salawangi I, Peneliti,
Drs, SUPARNO NONOH ROHAENAH
NIP. 19620204198206100 NIP.196601081987032003
ABSTRAK
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
44/49
44
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
Matematika kelas IV SDN Salawangi I Kecamatan Bantarujeg Kabupaten
Majalengka. Penelitian ini dilakukan atas dasar perlunya pembaharuan dalam
peningkatan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran
matematika di sekolah sebagai jawaban dari kondisi yang semakin melemahnya
kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, materi pelajaran tidak
kontekstual dan kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun produk
belajarnya. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran tradisional sehingga memerlukan upaya untuk
memenuhi tuntutan kurikulum yang ingin mengembangkan kompetensi siswa
secara optimal.
Keadaan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan oleh para guru
dapat berpotensi menimbulkan kejenuhan, kebosanan, serta menurunkan minat
dan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, melalui penelitian ini diharapkan
guru mampu memainkan peran sebagai inovator pembelajaran serta mampu
meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data
dan analisisnya melalui kajian-kajian reflektif dan partisipatif. Pengembangan
program didasarkan pada data-data dan informasi dari siswa, guru dan setting
sosial kelas secara alamiah melalui tiga tahapan siklus penelitian tindakan kelas.
Untuk meningkatkan hasil belajar dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran matematika dilakukan PTK dengan menggunakan pembelajaran
model jigsaw. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri Salawangi I
Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan 3 siklus. Pada siklus
pertama sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar model jigsaw.
Dalam siklus kedua siswa dan guru pengajar sudah mulai memahami
implementasi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw menunjukkan hasil yang
cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi baik terhadap guru
pengajar maupun terhadap siswa yang mulai terbiasa menciptakan suasana
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
45/49
45
pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran jigsaw. Selanjutnya dalam
siklus ketiga guru dan siswa sudah cukup terbiasa untuk mengimplementasikan
pembelajaran model jigsaw dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat
mewujudkan suasana pembelajaran yang bermutu, menyenangkan serta berhasil
sesuai yang diharapkan. Dari hasil observasi, aktivitas siswa meningkat dari rata-
rata 70% pada siklus pertama menjadi rata-rata 75% pada siklus kedua dan rata-
rata 80,5% pada siklus ketiga. Sementara itu hasil ulangan harian juga
menunjukkan adanya peningkatan dari rata-rata 5,7 pada ulangan harian kesatu
(sebelum penggunaan pembelajaran model jigsaw) menjadi rata-rata 6,8 pada
ulangan harian kedua dan menjadi 7,5 pada ulangan harian (setelah pembelajaran
dengan menggunakan model jigsaw). Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan
kelas mulai siklus pertama, kedua dan ketiga, dengan ini dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran matematika pada kelas IV SD Negeri Salawangi I Kecamatan
Bantarujeg Kabupaten Majalengka.
KATA PENGANTAR
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
46/49
46
Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah Swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian
ini sesuai dengan rencana.
Penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
MATEMATIKAKelas IV SDN Salawangi I Kecamatan Bantarujeg Kabupaten
majalengka ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam kelancaran penelitian ini, terutama kepada:
1. Drs, Suparno. selaku Kepala SD Negeri Salawangi I Kecamatan BantarujegKabupaten Majalengka yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan
kepada penulis untuk terus berkarya dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
2. Ande, S.Pd. sebagai teman sejawat yang telah memberikan bantuan dalamrangka pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
3. Rekan-rekan guru SD Negeri Salawangi I Kecamatan Bantarujeg KabupatenMajalengka yang telah membantu memperlancar pelaksanaan penelitian.
Akhirnya, penulis mohon kritik dan saran untuk perbaikan karya tulis ini.
Semoga bermanfaat. Amiin.
Majalengka, Maret 2010
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
47/49
47
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .. i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR .. iii
DAFTAR ISI . iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Identifikasi Masalah 3C. Perumusan Masalah 4D. Cara Memecahkan Masalah 4E. Hipotesis Tindakan . 4F. Tujuan PTK . 5G. Manfaat Penelitian .. 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran .. 6B. Kerangka Pemecahan Masalah ... 8C. Hakikat Hasil Belajar dan Partisipasi Siswa dalam
Pembelajaran
Matematika.... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian 11B. Persiapan PTK 12C. Subjek Penelitian 12D. Sumber Data 12E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 13F. Indikator Kinerja . 14G. Analisis Data ... 14H. Prosedur Penelitian . 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
48/49
48
A. Siklus Pertama 19B. Siklus Kedua ... 23C. Siklus Ketiga ... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan . 31B. Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA ... 33
LAMPIRAN .. 34
v
5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)
49/49
49