1
LAPORAN Tropical Course
on Ecotourism and Sustainable Development in Coastal Region
INTERNATIONAL OFFICE UNIVERSITAS DIPONEGORO
28 Agustus – 5 September 2019
2
Ringkasan Eksekutif
Persaingan global di berbagai bidang dewasa ini semakin ketat dan menuntut peran serta aktif perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional. Seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan di bidang pendidikan dan visi Universitas Diponegoro menjadi Universitas Riset yang unggul, serta program internasionalisasi Universitas Diponegoro, maka perlu dijalin kerjasama yang lebih banyak lagi dengan pihak mitra di luar negeri untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hasil evaluasi menunjukkan jumlah kerjasama internasional UNDIP semakin meningkat dari tahun ke tahun. Minat pelajar asing masuk UNDIP juga meningkat baik dari jumlah maupun asal negaranya. Sementara dosen/staf UNDIP yang studi lanjut ke jenjang S3 semakin bertambah. Bahkan sekarang ini seluruh Fakultas di UNDIP telah memiliki jaringan kerjasama internasional yang aktif. Kerjasama luar negeri antara Undip dengan universitas asing dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) sebanyak lebih dari 130 MoU. Kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk antara lain exchange program, twinning program dan double degree, untuk semua strata (S1, S2, S3).
Hal ini belum termasuk kerjasama yang masih dalam bentuk Memorandum of Agreement (MoA), Plan of Action (PoA), Plan of Operation (PoO) maupun Letter of Intent (LoI) antara fakultas di Undip dengan fakultas suatu universitas di luar negeri. Sampai dengan saat ini UNDIP memiliki lebih dari 150 mahasiswa internasional yang berasal dari berbagai negara dan belajar dari tingkat S1, S2 dan S3 serta program non degree maupun student exchange. Jumlah tersebut diyakini akan terus bertambah seiring dengan peningkatan promosi dan pelayanan baik melalui website, penyediaan sarana promosi dalam bentuk cetak, seperti brosur, handbook, media visual, maupun kegiatan promosi melalui roadshow.
Sistem perangkingan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga internasional seperti QS dan THE tak dapat dipungkiri menjadi tolok ukur kualitas pendidikan yang ada. Posisi Undip di 801+ merupakan gambaran pendidikan dan sudah dapat dikatakan sebagai universitas yang bertaraf internasional, namun rupanya masih belum cukup untuk mengalahkan persaingan global. Seiring dengan upaya peningkatan rangking, maka program untuk menarik mahasiswa asing untuk belajar di Undip merupakan langkah jitu untuk meningkatkan rangking Undip. Hal ini karena jumlah mahasiswa asing menjadi parameter penting yang dapat menyumbang pada sekitar 15-20% dari skor sistem perangkingan.
Oleh karena itu, guna mengingkatkan posisi Undip di dunia internasional maka Internasional Office Undip mengadakan program short course yang diberi nama “Tropical Course on Ecotourism and Sustainable Development in Coastal Region”. Tema ini dipilih karena selaras dengan Renstra Undip yang focus pada pengelolaan lingkungan wilayah pantai (Coastal Region Eco-Development) menuju terwujudnya center of excellent for tropical and coastal region eco-development. Selain itu terdapat beberapa MoU dengan perguruan tinggi mitra luar negeri, baik yang sudah aktif maupun yang masih dalam tahap inisiasi, yang mendasari dan mendukung terselenggaranya kegiatan yang diusulkan tersebut di atas.
3
Kegiatan short course ini direncanakan terus dilakukan pada tahun-tahun mendatang sebagai suatu agenda rutin yang berkelanjutan. Diharapkan kesuksesan penyelenggaran kegiatan tahun ini dapat mendorong munculnya berbagai short course lain dengan tema yang semakin beragam. Hal ini sesuai dengan program internasionalisasi Universitas Diponegoro.
1. Latar Belakang Persaingan global di berbagai bidang dewasa ini semakin ketat dan menuntut peran
serta aktif perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional. Di bidang pendidikan tinggi, dalam satu dekade terakhir semakin banyak mahasiswa yang memilih belajar di luar negaranya. Menurut data statistik tahun 2017 dari UNESCO: terdapat lebih dari 3,5 juta mahasiswa mendaftar di institusi perguruan tinggi di luar negaranya. Tren ini cenderung meningkat tiap tahun dengan laju peningkatan mendekati 5% per tahun. Hal ini merupakan peluang bagi perguruan tinggi dalam negeri untuk ikut serta dalam mengembangkan academic mobility exchange dengan perguruan tinggi internasional.
Seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan di bidang pendidikan dan visi Universitas Diponegoro menjadi Universitas Riset yang unggul, serta program internasionalisasi Universitas Diponegoro, maka perlu dijalin kerjasama yang lebih banyak lagi dengan pihak mitra di luar negeri untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hasil evaluasi menunjukkan jumlah kerjasama internasional UNDIP semakin meningkat dari tahun ke tahun. Minat pelajar asing masuk UNDIP juga meningkat baik dari jumlah maupun asal negaranya. Sementara dosen/staf UNDIP yang studi lanjut ke jenjang S3 semakin bertambah. Bahkan sekarang ini seluruh Fakultas di UNDIP telah memiliki jaringan kerjasama internasional yang aktif. Menurut catatan hingga Mei tahun 2017, kerjasama luar negeri antara Undip dengan universitas asing dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) lebih dari 130 MoU. Kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk antara lain exchange program, twinning program dan double degree, untuk semua strata (S1,S2,S3).
Hal ini belum termasuk kerjasama yang masih dalam bentuk Memorandum of Agreement (MoA), Plan of Action (PoA), Plan of Operation (PoO) maupun Letter of Intent (LoI) antara fakultas di Undip dengan fakultas suatu universitas di luar negeri. Sampai dengan saat ini UNDIP memiliki lebih dari 150 mahasiswa internasional yang berasal dari berbagai negara dan belajar dari tingkat S1, S2 dan S3 serta program non degree maupun student exchange. Proporsi mahasiswa internasional didominasi khususnya dari Timur Tengah (Libya), Asia Tenggara (Vietnam) dan Papua New Guinea. Jumlah tersebut diyakini akan terus bertambah seiring dengan peningkatan promosi dan pelayanan baik melalui website, penyediaan sarana promosi dalam bentuk cetak, seperti brosur, handbook, media visual, maupun kegiatan promosi melalui roadshow.
Seiring dengan kecenderungan peningkatan jumlah kerja sama luar negeri dan jumlah mahasiswa internasional, maka upaya penguatan dan pengembangan Kantor Urusan Internasional (KUI) / International Office (IO) Universitas Diponegoro menjadi hal yang tidak
4
bisa ditawar lagi. Embrio International Office Universitas sudah dimulai sejak tahun 2009 dan terus diperkuat baik dari sisi kelembagaan, personil maupun program kerjanya.
Untuk lebih memperkenalkan Undip di dunia internasional dan guna meningkatkan angka mahasiswa asing yang belajar di Undip maka diadakanlah short course yang diberi nama “Tropical Course on Ecotourism and Sustainable Development in Coastal Region”. Tema ini dipilih karena selaras dengan renstra Undip yaitu Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pantai (Coastal Region Eco-Development) menuju terwujudnya center of excellent for tropical and coastal region eco-development di Universitas Diponegoro. Selain itu terdapat beberapa MoU dengan perguruan tinggi mitra luar negeri, baik yang sudah aktif maupun yang masih dalam tahap inisiasi, yang mendasari dan mendukung terselenggaranya kegiatan yang diusulkan tersebut di atas.
Kegiatan short course ini direncanakan akan terus dilakukan pada tahun-tahun
mendatang sebagai suatu agenda rutin yang berkelanjutan. Diharapkan kesuksesan penyelenggaran kegiatan tahun ini juga akan mendorong munculnya berbagai short course lain dengan tema yang semakin beragam. Hal ini sesuai dengan program internasionaliasi Universitas Diponegoro.
2. Profil Universitas Diponegoro
Universitas Diponegoro berdiri sejak tahun 1957 dengan satu fakultas, yaitu fakultas Hukum. Kini Undip sudah memiliki 11 Fakultas dan Program Pasca sarjana, yang terdiri dari 9 program doktor, 28 program master, 16 program spesialis, 3 program profesi, 44 program S1 dan 21 program diploma. Total jumlah mahasiswa Undip saat ini adalah lebih dari 42 ribu orang, termasuk sekitar lebih dari 150 mahasiswa internasional.
Visi Undip adalah menjadi Universitas Riset yang unggul pada tahun 2020. Untuk mencapai visi tersebut, maka Undip menetapkan misinya yang mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan memperhatikan paradigma baru pendidikan Tinggi.
Misi Undip adalah: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang mempunyai keunggulan kompetitif/komparatif secara internasional dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian, publikasi serta kepemilikan Hak Atas Kekayaan Intelektual sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan mengedepankan budaya dan sumber daya lokal, c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada masyarakat sebagai upaya penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, d. Meningkatkan profesionalitas, kapabilitas, akuntabilitas, dalam tata kelola (governance) serta kemandirian penyelenggaraan perguruan tinggi.
Sampai dengan saat ini UNDIP memiliki sekitar lebih dari 150 mahasiswa internasional yang berasal dari berbagai negara baik di Asia, Eropa, Australia, maupun Timur Tengah.
5
Proporsi mahasiswa internasional didominasi khususnya dari Timur Tengah (Libya), Asia Tenggara (Vietnam) dan Papua New Guinea. Jumlah tersebut diyakini akan terus bertambah seiring dengan peningkatan promosi dan pelayanan baik melalui website, penyediaan sarana promosi dalam bentuk cetak, seperti brosur, handbook, media visual, maupun kegiatan promosi melalui roadshow.
3. Renstra Universitas Diponegoro
Tantangan penyelengaraan pendidikan tinggi semakin berat dalam era globalisasi sekarang ini. Era globalisasi mempengaruhi banyak aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan tinggi, seperti: (1) blurring of national geographical boundaries, (2) advances in ICT, (3) enhanced mobilityof resources, (4) virtual universities, (5) borderless education, (6) K-economy,dan (7) life-long education. Pada era globalisasi, dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, suatu universitas mempunyai peluang dengan mudah untuk dapat menjaring mahasiswa dari berbagai negara. Hal ini tentunya memberikan kemudahan bagi mahasiswa yang potensial (intelektual dan finansial) untuk memilih universitas bermutu di negara manapun yang diinginkan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang penyelenggaraan pendidikan tinggi dari luar negeri tersebut dapat diselenggarakan dengan biaya yang efisien. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan yang sangat berat bagi Undip karena kompetitor tidak lagi terbatas secara nasional, namun terbuka secara internasional.
Untuk menghadapi kondisi tersebut di atas, maka Undip harus mampu menawarkan program pendidikan atau kuliah (courses) yang spesifik sesuai dengan karakteristik posisi geografis Undip, dan potensi Fakultas dengan Jurusan/Program Studi yang ada. Terkait dengan hal ini, Undip telah menetapkan Renstra, yaitu Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pantai (Coastal Region Eco-Development). Berdasarkan PIP Undip tersebut, Undip bercita-cita kedepan mampu menjadi center excellent for tropical and coastal region eco-development.
4. Gambaran Kegiatan Bentuk kegiatan
Kegiatan berbentuk short course yang bertema “Tropical Course on Ecotourism and Sustainable Development in Coastal Region”. Tema ini sengaja dipilih karena selaras dengan Renstra Undip yaitu Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pantai (Coastal Region Eco-Development) menuju terwujudnya center of excellent for tropical and coastal region eco-development di Universitas Diponegoro. Selain itu terdapat beberapa MoU dengan perguruan tinggi mitra luar negeri, baik yang sudah aktif maupun yang masih dalam tahap inisiasi, yang mendasari dan mendukung terselenggaranya kegiatan yang diusulkan tersebut di atas.
6
Bentuk kegiatan
Pembelajaran dalam short course ini dilakukan secara interaktif untuk mengkonstruksi pemahaman peserta melalui pembekalan konsep dasar dan pengalaman kegiatan lapangan. Materi yang disampaikan meliputi pengantar mengenai karakteristik wilayah pesisir, pembangunan berkelanjutan, serta budaya dan kearifan lokal.
Kegiatan kursus meliputi kegiatan di dalam kelas dan kegiatan lapangan. Kegiatan kelas berupa kuliah dan diskusi. Kegiatan lapangan berupa observasi dan pengenalan lapangan objek kawasan pesisir, interaksi dengan masyarakat pesisir, memahami tantangan dan membangun kesadaran pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan dan kearifan lokal. Kegiatan lapangan ini juga termasuk melibatkan peserta dalam kegiatan budaya lokal (tarian, musik).
Lokasi kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu : 1. Kampus Undip Tembalang, Semarang 2. Kepulauan Karimunjawa
Jadwal kegiatan
Seluruh rangkaian kegiatan termasuk persiapan berlangsung selama 3 bulan. Dimulai dengan persiapan sejak 2 bulan sebelum pelaksanaan. Mulai dari perencanaan kegiatan, persiapan, promosi kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan short course itu sendiri. Kegiatan tropical course ini sendiri dilaksanakan pada bulan 28 Agustus – 5 September 2019. Detail program, telah disertakan pada proposal ini.
5. Susunan Panitia:
1. Penanggung Jawab : Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, MSc. (Wakil Rektor IV)
2. Ketua : Dr.Ir. Ita Widowati, DEA 3. Sekertaris : Kartika Widya Utama, S.H., M.H 4. Koordinator lapangan : Ahmad Ni’matullah Albaari, S.Pt, M.Sc, Ph.D
Evi Meita Nilasari, SS 5. Pembicara/Lecturer :
Nama Pembicara Asal Fakultas Ahmad Ni’matullah Al-Baari, SPt., MP., Ph.D Peternakan dan Pertanian Drs Rudhi Pribadi, Ph.D Perikanan dan Ilmu Kelautan Dr. Ir. Munasik, M.Sc Perikanan dan Ilmu Kelautan
6. Pembicara asing : Dr. Mohammad Aizat Jamaludin (lecturer and Head of International of Halal Resarch and Training (INHART), International Islamic University Malaysia (IIUM).
7
6. Pelaksanaan Program: No Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan
April Mei Juni Juli Agustus 1. Pembentukan
Susunan Panitia Ketua Panitia
dan Tim
2. Pembuatan Proposal Kegiatan
termasuk didalamnya RAB
Ketua Panitia dibantu
Bendahara
3. Pengajuan Proposal Kegiatan kepada tim WCU
Ketua Panitia dibantu
dengan Pak Al-Baari
4. Pembuatan Leaflet dan Brosur
Kegiatan
Pak Al-Baari dibantu oleh mahasiswa
magang
5. Penyebarluasan Informasi kepada
mitra
Seluruh Tim. Khususnya sekretariat
6. Negosiasi dengan mitra
Ketua Panitia Dan
Sekretariat
7 Persiapan Kebutuhan Acara
Perlengkapan dan
Sekretariat
8 Fiksasi Peserta Kegiatan
Sekretariat
9 Penerimaan peserta dan pelasanaan
Kegiatan
Pak Rudhi dan Pak Munasik
8
7. Daftar Peserta: No Name Gender Department University Country
1 Manatsu Fukuda M Agriculture Kagawa Japan 2 Satoshi Kato M Agriculture Kagawa Japan 3 Nao Kobashi M Education Kagawa Japan 4 Yuri Kohara F Agriculture Kagawa Japan 5 Misuzu Kojima F Agriculture Kagawa Japan 6 Daisuke Umekawa M Applied Biological Science Kagawa Japan
7 Rameiza Amira F School of Housing, Building and Planning
University Sains Malaysia Malaysia
8 Mawarni Najwa F
Food Science and International Institute for Halal Research and Training
International Islamic University Malaysia Malaysia
9 Norsalihah Hanafi F
Food Science and International Institute for Halal Research and Training
International Islamic University Malaysia Malaysia
10 Shamsiah F
Food Science and International Institute for Halal Research and Training
International Islamic University Malaysia Malaysia
11 Chananart Therdtrakoonrat F Food Microbiology
Kasetsart University Thailand Thailand
12 Nattaya Ladpila F Physic Department
King Mongkut’s University of Technology Thonburi Thailand
13 Satinee Pitsawong F Physic Department
King Mongkut’s University of Technology Thonburi Thailand
14 YU-SHUANG CHEN F Foreign Languages and Literature Asia University Taiwan
15 PEI-YUN FENG F Visual Communication Design Asia University Taiwan
16 WEN-JUN WANG F Nursing Asia University Taiwan 17 Mu-Jung Huang F Occupational Therapy Asia University Taiwan 18 YI-TING LIAO F :Nursing Asia University Taiwan 19 Tiong Ju Yang F Occupational Therapy Asia University Taiwan
20 TSU-HAO YEH M
Department of Audiology and Speech-Language Pathology Asia University Taiwan
21 Dr Aizat Jamaludin M
Food Science and International Institute for Halal Research and Training
International Islamic University Malaysia Malaysia
8. Detail Kegiatan: Hari 1
Rabu, 28 Agustus 2019 Tropical Course on Ecotourism and Sustainable Development
in Coastal Region 2019, yang diselenggarakan oleh World Class University dan
9
berkolaborasi dengan Internasional Office Universitas Diponegoro dimulai. Peserta terdiri
dari 20 orang dengan 4 negara berbeda, dengan rincian 7 peserta dari Asia University
Taiwan, 6 dari Kagawa University Jepang, 2 dari King Mongkut’s University of Technology
Thonburi Thailand, 1 dari Kasersart University Thailand, 3 dari International Islamic
University Malaysia dan satu dari Universitas Sains Malaysia. Sebagian besar peserta
merupakan mahasiswa S1 dengan pengecualian tiga mahasiswa S2 yang berasal dari
International Islamic University Malaysia. Peserta berasal dari berbagai macam program
studi.
Agenda pada hari pertama diselenggarakan di Ruang Meeting Undip Inn sebagai
ruang kelas peserta. Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB di mana peserta mulai melakukan
pendaftaran ulang. Tepat pada pukul 09.00 WIB upacara pembukaan dan penyambutan
peserta Tropical Course 2019 diselenggarakan. Agenda dibuka oleh Dr. Ita Widowati selaku
Kepala International Office Universitas Diponegoro. Dr. Ita menyambut dengan hangat setiap
peserta dan berharap program Tropical Course 2019 dapat berjalan dengan baik serta
memberikan manfaat kepada berbagai pihak.
Selesai upacara pembukaan dan penyambutan, para Buddies yang terdiri dari empat
mahasiswa Universitas Diponegoro memberikan Online Pre Test terkait pengetahuan dasar
10
peserta mengenai program Tropical Course 2019. Peserta dengan tiga skor nilai tertinggi
mendapatkan hadiah dari panitia.
Agenda berikutnya langsung diisi dengan materi pertama yang dibawakan oleh Abdul
Rohman selaku staf International Office Universitas Diponegero dengan materi mengenai
“Indonesian Culture”. Materi dari Abdul Rohman berlangsung pada pukul 10.30 – 11.30
WIB. Peserta sangat antusias dengan presentasi kebudayaan Indonesia yang terlihat dari
aktifnya sebagian besar peserta pada saat kelas berlangsung. Abdul Rohman memberikan
informasi secara lengkap mengenai kebudayaan, gaya hidup dan makanan khas masyarakat
Indonesia kepada peserta.
Setelah kelas pertama berkahir, dilanjut dengan kelas kedua yang dibawakan oleh
Ahmad Ni’matullah Al Baari, PhD selaku Program Koordinator Tropical Course 2019
sekaligus Dosen Teknologi Pangan di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro. Kelas kedua ini diisi dengan materi mengenai “Introduction Indonesian
Regulation”. Selain mempresentasikan peraturan dan hukum-hukum yang berlaku di
Indonesia, Ahmad Ni’matullah Al Baari, PhD memberikan gambaran secara lebih mendetail
mengenai geografis Kota Semarang. Peserta sangat antusias dalam menerima materi ini.
Kelas kedua berlangsung pada pukul 11.30 – 12.30 WIB.
Kelas ketiga berlangsung pada pukul 13.00 – 14.00 WIB. Kelas ini diisi oleh Dr Ita
Widowati selaku Dosen Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
11
Diponegoro dengan materi “Coastal Development and Technology in Indonesia”. Dr Ita
Widowati membahas dunia kemaritiman Indonesia secara lebih detail. Peserta terlihat sangat
antuasias menangajukan berbagai pertanyaan.
Agenda terkahir pada hari pertama program Tropical Course 2019 adalah Campus
Tour yang dipandu oleh para buddies. Para buddies mengajak peserta mengelilingi area
Universitas Diponegoro dan menjelaskan secara lengkap setiap jurusan dan fakultas yang ada
di Universitas Diponegoro. Campus Tour berakhir pada pukul 17.00 WIB di mana peserta
diizinkan untuk kembali ke Undip Inn guna beristirahat untuk persiapan agenda di hari
berikutnya.
12
Hari 2
Kegiatan di hari kedua dilaksanakan di Kota Magelang, tepatnya di Universitas
Tidar. Peserta berangkat dari Semarang pada pukul 06.00 WIB. Sampai di tujuan setelah
perjalanan selama hampir 2 jam, peserta disambut dengan upacara penyambutan oleh Rektor
Universitas Tidar beserta jajarannya. Kemudian Universitas Tidar mengajak peserta untuk
melakukan Campous Tour. Kegiatan selanjutnya adalah materi mengenai “Javanese Culture”
yang dibawakan oleh mahasiswa Universitas Tidar. Pemateri menunjukkan keunikan-
keunikan pernikahan dan gaya hidup orang jawa kepada para peserta. Selain itu, mahasiswa
juga memberikan presentasi mengenai kondisi geografis dari Kota Magelang.
13
Kegiatan berikutnya adalah kunjungan Desa Wisata di Magelang. Pada kegiatan ini,
peserta disuguhi dengan nuansa adat jawa, dimulai dengan menaiki delman, serta suguhan
makanan dan minuman khas jawa kepada peserta. Ada berbagai macam kegiatan dan ilmu
yang diberikan kepada peserta di Desa Wisata ini, seperti kelas belajar gamelan, di mana
peserta melakukan praktik langsung bermain gamelan, kemudian kunjungan ke berbagai
tempat pembuatan makanan khas jawa, di mana peserta diajari langkah-langkah pembuatan
makanan-makanan ringan khas jawa, Ada juga pertunjukan tari adat jawa yang dilakukan
oleh penduduk Desa Wisata, yang terakhir adalah kunjungan ke bukit dengan pemandangan
indah dari pertemuan tiga sungai. Selesai kegiatan di Kota Magelang, peserta melakukan
perjalanan pulang ke Semarang.
14
Hari 3
Hari ketiga merupakan pemberian materi di kelas. Materi pertama berlangsung pada
pukul 08.00 – 09.00 WIB mengenai “Nutritional Challenge in Tropical Country” yang
dipandu oleh Ahmad Ni’matullah Al Baarri. Selain memberikan materi mengenai nutrisi
makanan, peserta juga melakukan praktik langsung menghitung jumlah kalori serta nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh guna menghasilkan badan yang sehat dan ideal. Materi kedua
berlangsung pada pukul 09.00 – 10.00 WIB yang diisi oleh Dr. Aizat Mohamad Bin
Jamaludin mengenai “Sustainable Development: Ecotourism and Tropical Course
Ecotourism”. Dr. Aizat Mohamad Bin Jamaludin Merupakan Dosen Halal Food Industry di
International Islamic University Malaysia. Pada pukul 10.00 – 11.00 peserta diberi waktu
diskusi untuk kegiatan Food Festival di hari berikutnya. Pada kegiatam tersebut peserta
menampilkan makanan khas dari masing-masing negara.
Materi ketiga berlangsung pada pukul 11.00 – 12.00 mengenai “Intro Karimunjawa
National Park and Coastal Consevation Strategy” dengan pemateri Puji Prihatiningsih dari
Balai Taman Nasioanal Karimunjawa. Pemateri memberikan informasi yang lengkap
mengenai Pulau Karimunjawa beserta strategi-strategi konservasi dan apa yang harus
dilakukan serta tidak boleh dilakukan pada saat berada di Pulau Karimunjawa. Materi
keempat berlangsung pada pukul 13.00 – 14.30 yang diisi oleh Dr. Munasik. Dr. Munasik
yang berasal dari Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro memberikan materi “Introduction to
Karimunjawa Coastal Region”. Selain memberikan materi mengenai ilmu kemaritiman di
15
Karimunjawa, peserta juga diberikan informasi terkait hal-hal yang perlu disiapkan dan
tugas-tugas selama berada di Pulau Karimunjawa.
16
Hari 4
Pada kegiatan ini setiap peserta Tropical Course diarahkan ke laboratorium yang
berada di Fakultas Peternakan dan Pertanian, disana peserta disambut oleh mahasiswa
fakultas tersebut. Dalam kegiatan ini peserta dapat memperkenalkan kuliner maupun
makanan dan minuman yang berasal dari negara asalnya. Terdapat peserta yang berasal dari
empat negara yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, yaitu: Jepang, Malaysia, Taiwan, dan
Thailand. Setiap negara tentunya memiliki karakteristik tersendiri, namun pada umumnya
makanan di Asia Tenggara cenderung memiliki beberapa kesamaan. Makanan yang disajikan
dalam festival ini dibuat oleh para peserta secara langsung menggunakan bahan yang sudah
dibeli sebelumnya. Kegiatan ini sangatlah menarik karena melalui festival ini setiap peserta
dapat membantu negara mereka untuk mempromosikan warisan budaya dari negara mereka
masing – masing.
Proses pembuatan makanan menghabiskan waktu sekitar tiga jam, setelah makanan
jadi setiap peserta yang dikumpulkan berdasarkan negara masing – masing harus
mempresentasikan makanan yang disajikan, presentasi tersebut berupa penjelasan mengapa
peserta memilih untuk menyajikan makanan itu dan penjelasan mengenai bahan dan caraa
pembuatan dari makanan itu sendiri. Peserta yang berasal dari Jepang menyajikan Sushi
dalam festival ini, sedangkan peserta dari Malaysia menyajikan beberapa jenis makanan, Nasi
Lemak, Teh Tarik, dan makanan khas lainnya. Kemudian peserta dari Thailand menyajikan
sup khas Thailand yaitu Tom Yam dengan seafood, peserta yang terakhir yaitu Taiwan juga
17
menyajikan beberapa jenis makanan khas Taiwan yaitu berupa kue kering dan nasi yang
diolah dengan ubi sehingga menghasilkan warna yang keungu – unguan. Nantinya setiap
makanan yang disajikan oleh peserta akan dinilai oleh para juri untuk menentukan pemenang
dengan makanan terbaik. Setiap peserta sangat menikmati makanan maupun kegiatan –
kegiatan dalam festival ini.
Setelah adanya kegiatan food festival peserta kemudian mengikuti bakery class, pada
kegatan ini setiap peserta termasuk para buddies dan mahasiwa dari bakery class dibagi ke
beberapa kelompok. Dalam kegiatan ini setiap kelompok kemudian dipandu oleh para
mahasiswa untuk membuat beberapa jenis makanan yang terbuat dari tepung tapioka yang
merupakan bahan dasar yang banyak digunakan dalam makanan – makanan di Indonesia.
Setiap kelompok diajarkan untuk membuat pizza dan kue pukis. Proses pembuatan makanan
tersebut menghabiskan waktu sekitar tiga jam.
18
19
Hari 5
Kegiatan yang dilakukan para peserta Tropical Course 2019 pada hari ke-5 adalah
City Tour. City Tour dilakukan mulai pagi hingga selesai. Pada City Tour ini setiap peserta
dibawa oleh bus untuk berkeliling Semarang dan mengunjungi beberapa tempat yang menjadi
landmarks Kota Semarang. Tempat – tempat yang dikunjungi antara lain Mesjid Agung,
Lawang Sewu, Sam Pho Kong, Kota Lama, dan terakhir yang dikunjungi merupakan tempat
untuk membeli oleh – oleh khas Semarang. Di Mesjid Agung peserta dapat belajar mengenai
keragaman agama dan budaya yang terdapat di Indonesia, begitu juga dengan Sam Pho Kong.
Melalui adanya tur keliling Kota Semarang ini para peserta dapat belajar mengenai sejarah
dan budaya bangsa Indonesia. Selagi melakukan tur keliling kota para peserta pun
mengabadikan setiap kegiatan tersebut sebagai bahan untuk membuat proyek presentasi video
yang menjadi tugas peserta untuk dipresentasikan di akhir course ini.
20
Hari 6
Para peserta dan buddies serta pembimbing Tropical Course 2019 melakukan
keberangkatan menuju Pelabuhan Jepara pada pukul 05.30 WIB dan tiba di tempat sekitar
pukul 09.00.00 WIB. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan kapal untuk menyebrangi laut
ke Karimun Jawa. Partisipan tiba di Hotel D’Season Karimun Jawa pukul 11.00 WIB
kemudian melakukan room check in dan makan siang. Kegiatan dilanjutkan dengan
melakukan tracking Mangrove pada pukul 13.00 WIB di Taman Nasional Karimun Jawa.
Partisipan belajar mengenai tumbuhan mangrove dan ekosistemnya di sebuah gazebo setelah
selesai mengelilingi hutan mangrove. Saat hari menjelang sore, partisipan dibawa ke Love
Hill untuk menikmati suasana matahari terbenam dengan pemandangan bukit dan laut yang
sangat indah. Setelah puas menikmati sunset, partisipan pulang ke hotel dan beristirahat.
Makan malam dimulai pukul 19.00 WIB dan setelah itu diadakan sesi persiapan hari
berikutnya yang dipimpin oleh Pak Rudhi Pribadi Ph.D dan Dr. Munasik. Sekitar pukul 22.00
kegiatan hari ketujuh selesai dan partisipan dipersilahkan beristirahat.
21
Hari 7
Kegiatan pada hari ke-7 dimulai dengan pemanasan badan dan latihan snorkeling di
kolam renang hotel bagi tim yang melakukan coastal clean up di laut. Setelah latihan selesai
para partsipan kemudian melakukan sarapan dan bersiap untuk berangkat ke pelabuhan.
Perjalanan dari pelabuhan ke Pulau Cemara Besar ditempuh selama kurang lebih 1 jam.
Program coastal clean up dimulai dengan membagi tim menjadi tim darat dan tim laut. Tim
darat melakukan pembersihan sampah di sekitar pantai dan tim laut melakukan pembersihan
sampah di dalam air. Sampah dikumpulkan dalam karung dan kemudian ditimbang beratnya.
Tim dengan sampah terberat memenangkan perlombaan ini dan mendapatkan hadiah berupa
snack khas Indonesia untuk seluruh anggota kelompok. Kegiatan dilanjutkan dengan
melakukan aktivitas snorkeling hingga pukul 15.00 WIB. Setelah puas menikmati
pemandangan bawah laut, seluruh partisipan pulang dan beristirahat di hotel. Pada malam
harinya, para partisipan melakukan kegiatan field activities dan mempelajari entrepreneur dan
socio culture di pasar terdekat. Para partisipan dapat berinteraksi langsung dengan
masyarakat lokal dan melakukan wawancara singkat untuk memperoleh pengetahuan kultur
masyarakat Karimun Jawa.
22
Hari 8
Pada hari terakhir dari kegiatan Tropical Course ini mahasiswa harus melakukan
presentasi atas kegiatan yang dilakukan sebelumnya yaitu wawancara terhadap masyarakat
yang dilakukan selama di Karimunjawa dan kegiatan Tropical Course secara keseluruhan
mulai dari awal sampai akhir, Berdasarkan wawancara yang dilakukan sebelumnya peserta
dapat mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat di Karimunjawa dan memahami
bagaimana pengolahan sampah serta bagaimana masyarakat merawat lingkungan darat dan
laut di Karimunjawa.
Seperti tema dari Tropical Course ini sendiri setiap peserta diharapkan mampu
memahami bagaimana pentingnya menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan terlepas dari kegiatan apapun yang dilakukan yang melibatkan alam. Karena
manusia dan alam merupakan satu – kesatuan, dan alam merupakan sesuatu yang mendukung
keberlangsungan hidup manusia.