+ All Categories
Home > Documents > Limbah Infeksius kel3Fix

Limbah Infeksius kel3Fix

Date post: 14-Jul-2016
Category:
Upload: fitrimarch
View: 25 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
Pengolahan Limbah
33
PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS Gabriel; Juliana; Esther; Vanny; Nindy; Giselia; Ervina W; Dwi Fitria; Anis K; Jingga R.; Ketut Ayu Mila; Nina A; Avelia
Transcript
Page 1: Limbah Infeksius kel3Fix

PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS

Gabriel; Juliana; Esther; Vanny; Nindy; Giselia; Ervina W; Dwi Fitria;

Anis K; Jingga R.; Ketut Ayu Mila; Nina A; Avelia

Page 2: Limbah Infeksius kel3Fix

Anggota Kelompok• Gabriel 115070500111030• Juliana 115070500111031• Esther 115070500111032• Vanny 115070501111001• Nindy 115070501111002• Giselia 115070501111004• Ervina W 115070501111005• Dwi Fitria 115070501111006• Anis K. 115070501111007• Jingga R. 115070501111008• Ketut Ayu Mila 115070501111009• Nina 115070501111010• Avelia 115070501111011

Page 3: Limbah Infeksius kel3Fix

Contoh-contoh infeksi yang disebabkan oleh limbah infeksius

Esayas et al. 2005

Page 4: Limbah Infeksius kel3Fix

• Kultur spesimen• Jaringan • Organ• cairan

• Alat / jarum operasi

• Perban• Baju pasien

Agen InfeksiLimbah Lab

dan Patologikal

Benda tajamPatient care

Sumber dan tipe limbah infeksius

Esayas et al. 2005

Page 5: Limbah Infeksius kel3Fix

Transmisi penyakit dari limbah infeksius

Esayas et al. 2005

Page 6: Limbah Infeksius kel3Fix

•kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara fisik pada saat pemeriksaan fisik, memandikan pasenDirect/Langsung

•kontak melalui objek (benda/alat) perantara: melalui instrumen, jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci

Indirect/Tidak langsung

•partikel kecil ukuran <  5 μm, bertahan lama di udara, jarak penyebaran jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus campak, Varisela (cacar air), spora jamur.Inhalasi•Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan kuman penyebab sampai masuk (tertelan atau terokulasi). Contoh: air, darah, serum, plasma, tinja, makananVehikulum•Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat menularkan kuman penyebab. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu, binatang pengeratVektor

Esayas et al. 2005

Page 7: Limbah Infeksius kel3Fix

Rantai Infeksi

• Mikroorganisme hidup di mana saja di lingkungan kita. Manusia secara normal membawa organisme pada kulit, saluran peranfasan, instestinal, dan genital. Mikroorganisme juga hidup pada hewan, tanaman, tanah, udara, dan air. Gambar di bawah ini menunjukkan proses infeksi untuk penyakit tertentu :

RANTAI INFEKSI

Esayas et al. 2005

Page 8: Limbah Infeksius kel3Fix
Page 9: Limbah Infeksius kel3Fix

Onsite handling and separationLimbah infeksius

Limbah yang tidak

terkontaminasi

Sharp (jarum suntik, pisau, dan pecahan

kaca)

Bahan yang terkontaminasi

untuk diautoklaf dan

di recycle

Bahan yang terkontaminasi untuk dibuang

Sampah anatomi (jaringan

manusia dan hewan)

SEBAIKNYA LIMBAH INFEKSIUS ITU..

Warna Kode PenandaJELAS

Esayas et al. 2005

Page 10: Limbah Infeksius kel3Fix

PENYIMPANAN LIMBAH INFEKSIUS

Pada umumnya, tidak ada batasan waktu untuk penyimpanan sampah.

Dibutuhkan cara penyimpanan yang baik untuk mencegah lepasnya limbah dan gangguan.

Disimpan pada fasilitas pembuangan atau pengolahan limbah infeksius yang berizin selama lebih dari 48 jam dengan suhu 45ºF atau kurang dalam tempat tertutup.

Esayas et al. 2005

Page 11: Limbah Infeksius kel3Fix

PENGUMPULAN LIMBAH INFEKSIUS

pengumpulan dan pengangkutan limbah infeksius membawa risiko infeksi untuk semua orang yang terlibat dalam kegiatan ini. Untuk menghindari risiko tersebut:

1. kontainer limbah infeksius harus anti bocor, tahan pecah, terbuat dari plastik atau kaca, dan sebaiknya memiliki screw-cap kontainer;

2. setelah wadah ditutup dan disegel, harus dibersihkan dengan desinfektan dan kemudian dikeringkan

3. ketika limbah infeksius diterima dan sebelum wadah dibuka, harus dilap dengan disinfektan dan kemudian dikeringkan

Esayas et al. 2005

Page 12: Limbah Infeksius kel3Fix

Pedoman tindakan dalam pengumpulan limbah infeksius :1. Limbah infeksius, dikumpulkan dengan wadah kecil dan kuas, hindari kontaminasi tangan 2. Masukkan tangan ke dalam kantong plastik untuk membentuk perlindungan improvisasi3. Dengan tangan dilindungi dengan cara tersebut, ambil wadah tersebut dan tempatkan dalam kantong plastik dengan ukuran yang cocok 4. Buang sarung tangan improvisasi ke dalam kantong plastik yang sama 5. Bawa dan jauhkan kantong plastik di tempat yang aman 6. Jika ada cairan apapun yang bocor dari kantong plastik, sterilkan area yang terkontaminasi 7. Cuci tangan dengan bersih

Esayas et al. 2005

Page 13: Limbah Infeksius kel3Fix

Sebelum dilakukan pembuangan , dilakukan dekontaminasi terhadap limbah, dengan perlakuan:• merupakan metode yang paling

efektif karena mampu untuk mensterilisasi limbah infeksius, dengan menghancurkan semuaspora bakteri, jamur, dan protozoa

Autoclaving

• Merebus pada air mendidih 100 derajat C untuk 20 menit pada 600 m dibawah permukaan air laut (2000 kaki) mampu membunuh semua bakteri non spora, beberapa bakteri spora, jamur, protozoa, dan semua virus yang terdiri dari virus hepatitis dan HIV

Boiling • desinfektan kimia mahal, berbahaya untuk kesehatan, dan jika dibandingkan dengan autoclave dan boiling, desinfektan kimia yang paling tidak dapat diandalkan dan tidak mudah dikontrol untuk mengatasi limbah limbah infeksius laboratorium. Desinfektan kimia yang paling banyak digunakan : fenol, klorin, aldehid, alcohol (70-80%)

Chemical Desinfectan

Esayas et al. 2005

Page 14: Limbah Infeksius kel3Fix

Metode yang digunakan untuk membuang limbah laboratorium meliputi:

Insinerasi yaitu perusakan dengan membakar, adalah metode praktis dan efektif

membuang limbah laboratorium termasuk barang sekali pakai

yang terkontaminasi dan spesimen yang non reusable

Penguburan di sebuah lubang yang dalam atau TPA

ketika insinerasi tidak mungkin, bahan

didekontaminasi dan limbah harus dibuang di TPA

terkontrol.

Esayas et al. 2005

Page 15: Limbah Infeksius kel3Fix

Menurut jurnal “Management of Infectious Waste by US Hospitals”, empat puluh enam persen (441/955) dari rumah sakit AS yang dipilih secara acak menanggapi kuesioner yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

praktek-praktek pembuangan limbah mereka. 80% limbah infeksius umumnya diperlakukan dengan cara insenerasi (pembakaran) sebelum dibuang, sedangkan limbah non-

infeksi dibuang langsung dalam sanitary landfill.

Esayas et al. 2005

Page 16: Limbah Infeksius kel3Fix
Page 17: Limbah Infeksius kel3Fix

Pengolahan limbah laboratorium infeksius dan penggunaan kembali barang-barang non sekali pakai :

Esayas et al. 2005

Page 18: Limbah Infeksius kel3Fix

Esayas et al. 2005

Page 19: Limbah Infeksius kel3Fix

Keuntungan – Kerugian Sistem

Salkin. 2000

Page 20: Limbah Infeksius kel3Fix

Daftar Rujukan

Salkin, IF.; Krisiuna, E.; Turnberg, WL. 2000. Medical and Infectious Waste Management. Journal of the American Biological Safety Association, 5(2) pp54-69

Esayas Alemayehu, Ayalew Tegegn, Getenet Beyene, Desta Workneh, and Hailu Endale. 2005. Infectious Waste Management. Produced in collaboration with the Ethiopia Public Health Training Initiative, The Carter Center, the Ethiopia Ministry of Health, and the Ethiopia Ministry of Education

Page 21: Limbah Infeksius kel3Fix
Page 22: Limbah Infeksius kel3Fix

Epidemologi kejadian infeksi karena limbah infeksius

• Sebagian besar infeksi yang terjadi bersifat nosokomial, dimana infeksi ini tidak menimbulkan gejala ketika pasien pertama kali terinfeksi, namun berkembang dan baru menimbulkan gejala setelah pasien dirawat di Rumah Sakit dalam beberapa waktu tertentu.

• Mikroorganisme yang berpenetrasi dari kulit atau membran mukosa ke jaringan subkutan, otot, tulang atau bagian tubuh lainnya yang seharusnya bersifat steril dari bakteri akan menyebabkan kontaminasi dengan tanda-tanda klinis.

Page 23: Limbah Infeksius kel3Fix

KLASIFIKASI MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI

1. Risk group 1Organisme dalam kelompok ini berisiko rendah terhadap tenaga kesehatan dan masyarakat. Karena tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Contohnya: Bakteri pembusukan makanan (common molds and yeasts)2. Risk group 2 Organisme ini berisiko sedang pada petugas kesehatan dan risikonya kecil pada masyarakat. Namun dapat menyebabkan bahaya yang serius. Tindakan pencegahan dan pengobatan yang efektif sudah dilakukan dan risiko penyebarannya di masyarakat dapat dihambat. Contohnya: Staphylococci, Streptococci, Enterobacteria (except Salmonella typhi) Clostridia, Vibrios, Adenovirus, Poliovirus, Coxsackie viruses, Hepatitis viruses, Lieshmania, Toxoplasmosis. 3. Risk group 3 Organisme pada kelompok ini berisiko tinggi terhadap petugas kesehatan tetapi risiko rendah pada masyarakat. Organisme ini biasanya tidak menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain. Karena ada vaksin yang efektif dan terapi bagi sebagian besar patogen dalam kelompok ini. Contohnya: Brucella, Mycobacterium tuberculosis, Salemonella typhi, Francisella, Pasterurella pestis, Arboviruses, LCM virus rickettsiae, Chlamydia, Coccidioides histoplasma, Human Immunodeficiency Viruses (HIV).4. Risk group 4Organisme dalam kelompok ini adalah semua virus, yang berisiko tinggi terhadap petugas kesehatan dan masyarakat. Menyebabkan penyakit serius dan dapat segera ditularkan dari satu orang ke orang lain. Saat ini tidak ada vaksin atau obat kemoterapi terhadap virus tersebut Contohnya: Hemorrhagic Fevers termasuk Marburg, Lassa dan ebola, equine dan encepahlities viruses dan arboviruses tertentu.

Page 24: Limbah Infeksius kel3Fix

Pencegahan transmisi

Cleaning

• Bakteri dan mikroorganisme tersuspensi di dalam cairan pembersih dan dihilangkan dari permukaan• untuk menghilangkan kotoran yang tampak• pelarutan dalam air, pengenceran hingga tidak nampak dan pencucian• Efikasi dari proses cleaning tergantung dari sabun dan detergen yang digunakan memiliki aktivitas

antimikroba• dapat membersihkan>90% mikroorganisme• kurang efektif, karena mikroorganisme dapat menyebar pada permukaan dan menyebabkan kontaminasi

pada objek lain. • dapat menghilangkan media perkembangbiakan atau media kultur dari fungi dan bakteri. • dapat meningkatkan efektifitas dari disinfeksi dan sterilisasi

Sterilisasi

• untuk meminimalisir tingkat kontaminasi dari material• Material yang disterilisasi harus bebas dari kotoran yang tampak.• Metode fisik: dengan pemanasan (autoklav, dry thermal, dan wet thermal) atau radiasi (g-irradiation) atau

dengan pemisahan mekanik (filtrasi)• Secara kimia: dengan gas (etilen dioksida atau gas lain), perendaman pada larutan disinfektan (ex:

glutaraldehyde)

Page 25: Limbah Infeksius kel3Fix

Disinfeksi

• 1.Tingkat tinggi: untuk memusnahkan semua mikroorganisme, kecuali spora bakteri dalam jumlah besar.• 2. Tingkat sedang: menonaktifkan bakteri vegetatif, sebagian besar virus dan jamur. Tidak bisa membunuh spora bakteri.• 3. Tingkat rendah: dapat membunuh sebagian besar bakteri, beberapa virus dan jamur.• tidak toksik, cepat dan mampu membunuh flora normal dan khususnya bakteri patogen serta mikroorganisme lain setelah paparan dalam waktu singkat.• Pemilihan disinfektan dengan konsentrasi dan waktu yang tepat dapat membunuh mikroorganisme patogen, aman untuk digunakan oleh pasien, dan

mencegah kontaminasi silang.

Higienitas tangan

• Tangan dari tenaga kesehatan merupakan pembawa dari infeksi nosokomial. Higienitas tangan termasuk cuci tangan dan disinfeksipencegahan primer• Cuci tangan dengan jumlah air yang cukup dan sabun dapat menghilangkan >90% kontaminan• Alkohol digunakan ketika jaringan yang terinfeksi atau cairan tubuh dari pasien tersentug tanpa menggunakan sarung tangan• Pada pembedahan harus menggunakan sarung tangan dan sebelumnya tangan harus dibasuh dengan disinfektan sebelum menggunakan sarung tangan.

Tangan di cuci selama 10 menit dengan chlorhexidine atau iodophore atau dibersihkan dengan alkohol selama 2 menit.

Page 26: Limbah Infeksius kel3Fix

Pencegahan Infeksi dari Limbah Infeksius

Prinsip Umum

• Semua darah dan cairan tubuh dari pasien bahan infeksius• Alat yang kontak langsung dengan bahan infeksiusterkontaminasi

Peringatan

• Gunakan pelindung kulit dan membran-mukosa kertika kontak dengan darah dan cairan tubuh.• Peringatan ini berlaku untuk darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi (kecuali keringat), kulit dan membran mukosa.

Isolasi (ruang khusus, menggunakan masker atau jubah)

• Untuk mencegah penyebaran infeksi

Page 27: Limbah Infeksius kel3Fix

Prosedur

Page 28: Limbah Infeksius kel3Fix
Page 29: Limbah Infeksius kel3Fix

Peringatan

Cuci tangan

• Menggunakan sabun untuk cuci tangan atau obat antimikroba spesifik

Sarung Tangan

• Saat memegang darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, dan bahan terkontaminasi

Masker, Googles, Pelindung Wajah, Jubah

• Saat melakukan pelayanan pasien atau prosedur yang terjadi percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.

Alat untuk melayani pasien

• Harus dibersihkan dan digunakan untuk memegang kulit, membran mukosa dan bahan terkontaminasi

Page 30: Limbah Infeksius kel3Fix

Menjaga Lingkungan

• Pembersihan secara teratur menggunakan disinfektan

Linen

• Untuk melindungi kulit dan membran mukosa lain dari paparan spesimen

Penempatan pasien

• Pasien yang beresiko mengkontaminasi dan memerlukan ruangan steril dipisahkan atau ruang steril.

Benda tajam

• Dimasukkan dalam kontainer yang tahan terhadap bahan tajam

Page 31: Limbah Infeksius kel3Fix

Kebersihan personal

• Perlu menjaga kebersihan diri

Imunisasi

• Hepatitis B dan tetanus

Managemen

• Dipisahkan limbah infeksius berdasarkan tipenya ke dalam kontainer atau kantong yang sudah ditentukan supaya mudah diidentifikasi kelompok limbahnya dan sumbernya.• Pengemasan Hindari kontak langsung dengan limbah• Penyimpanan hindari kontaminasi dengan lingkungan sekitar, lindungi dari serangga, dan hanya diakses oleh tenaga yang berkompeten dalam menangani limbah infeksius.

Page 32: Limbah Infeksius kel3Fix

Respon terhadap luka dan paparan dari limbah yang mengandung infeksi

• Paparan limbah secara signifikan didefinisikan sebagai:– Jarum suntik tajam yang berpontensi untuk

berkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh– Paparan membran mukus (cairan untuk mata atau

mulut) yang ke darah atau carian tubuh– Paparan kutan melibatkan darah dalam jumlah

banyak atau terjadi kontak cukup lama dengan darah, terutama ketika terpapar pada kulit akan terjadi pecah-pecah, mengelupas atau dermatitis.

Page 33: Limbah Infeksius kel3Fix

Manajemen setelah terpapar limbah

• Dipertimbangkan untuk melakukan Post-Exposer Prophylaxis(PEP):– Evaluasi resiko

• Sumber cairan atau alat medis• Tipe paparan• Evaluasi sumber paparan dari pasien

– HIV, HBV– Tingkatan infeksi

– Tes kesehatan untuk cek HIV setelah terpapar, jika memungkinkan

• Profilaksis setelah terpapar limbah– Sebaiknya diterapi dengan memulai menginisiasi langsung setelah

terpapar limbah dalam hitungan jam– Vaksinasi HBV untuk pelayan kesehatan pekerja jika belum terpapar


Recommended