Date post: | 07-Aug-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | dian-permata-sari |
View: | 11 times |
Download: | 4 times |
Management and Identification of Dead Bodies in Mass Disaster
OLEH : DIAN PERMATA SARIIFRIDA KARMINUR HAMIDAH BATU BARAPRADIBA ANGRAINI
PEMBIMBING :Dr. TAUFIK SURYADI, SpF
PENDAHULUAN
Bencana dapat diartikan peristiwa/ rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkingan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Rawan Bencana
Indonesia
Keadaan geografis
Kondisi Sosial
Kejadian Alam
Ulah manusia
evakuasi
pencarianpertolongan
pengurangan dampak bencana(upaya
penyelamatan)
Manajemen dan identifikasi korban
meninggal
?
Pendahuluan
Bencana
ma
ssal
Menga
kibatkan
kerusakan dan kerugian harta benda dan korban manusia baik korban mati maupun cidera
sehingga memberi pertolongan medik menggunakan sarana, fasilitas, dan tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari-hari.
Bagi korban kejadian tertentu dan korban massal memerlukan proses identifikasi.
Pendahuluan Lanjutan...
alam (natural)
•gunung api meletus,•banjir• tanah longsor•gempa bumi
manusia
•kelalaian manusia (kecelakaan lalu lintas, pesawat udara dan kapal laut)• kebakaran• gedung runtuh• peledakan bom oleh teroris
Penyebab bencana Massal
berguna
Identifikasi mutlak untuk menentukan secara hukum seseorang masih hidup atau mati
Identifikasi korban bencana diperlukan sebagai perwujudan Hak Azasi Manusia dan penghormatan kepada orang meninggal dan ahli warisnya
mengenali, merawat, mendoakan, menguburkan sesuai dengan agama dan keyakinan, adat istiadat dan menyerahkan kepada keluarganya
SantunanWarisan
Asuransi jiwa hak pensiun,
menikah lagi proses
Penyidikan (Polisi)
Agar benar dan diakui dalam proses kerja
berdasar ilmiah
Pendahuluan Lanjutan...
Pendahuluan Lanjutan...
DVI adalah suatu prosedur yang telah ditentukan untuk Mengidentifikasi korban mati secara ilmiah dalam sebuah insiden atau bencana masal
berdasarkan Protokol INTERPOL
Pemenuhan salah satu HAM
Dapat merupakan bagian dari proses investigasi
Dapat bermanfaat dalam merekontruksi tentang
sebab bencana
Merupakan suatu prosedur yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat dan
hukum.Diperlukan karena karena pada banyak kasus identifikasi visual
tidak dapat dipertanggungjawabkan atau
diterapkan karena kondisi korban yang sudah rusak tidak
mungkin lagi dikenali.
Pemenuhan aspek hukum perdata
Pengembalian jenazah dengan identitas secara
pasti kepada keluarganyaPemenuhan Pasal 51 ayat
5 PP No.21 tentang Penyelenggaraan PB.
Fase TKP-‘The Scen
e’
, Fase Pengumpulan data jenazah-‘
The Mortuary’ atau
Post Mortem
, Fase Pengumpulan data jenazah sewaktu
hidup-‘Ante Mortem Informatio
n Retrieval’,
PROSES DVI
Meliputi 5 fase
Fase Pembandingan-‘Reconciliation’
Fase analisa dan evaluasi-‘Debrie
fing’
Initial Action at the Disaster Site
Merupakan tindakan awal yang dilakukan di tempat kejadian peristiwa (TKP) bencana.
Keluasan TKP Perkiraan jumlah korban
Keadaan mayat.Evaluasi durasi yang dibutuhkan
untuk melakukan DVI
Institusi medikolegal yang mampu merespon dan membantu proses
DVIMetode untuk menangani mayat.
Transportasi mayat.Penyimpanan mayat.
Kerusakan properti yang terjadi.
mengevaluasi
Tindakan awal
• Ada tiga langkah utama
to secure /mengamankan
to collect /mengumpulkan
Documentation/pelabelan.
Collecting Post Mortem DataPost-mortem unit yang diberi wewenang oleh organisasi yang memimpin komando DVI
melakukan
Dokumentasi korban dengan mengabadikan foto kondisi jenazah korban.Pemeriksaan fisik, baik pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam jika diperlukan.Pemeriksaan sidik jari.Pemeriksaan rontgen.
Pemeriksaan odontologi forensik : bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus tiap orang ; tidak ada profil gigi yang identik pada 2 orang yang berbeda.Pemeriksaan DNA.Pemeriksaan antropologi forensik : pemeriksaan fisik secara keseluruhan, dari bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, tatto hingga cacat tubuh dan bekas luka yang ada di tubuh korban.
Hasil px digolongkan pada
Data sekunder Data Primer
Collecting Post Mortem Data
Ex: meletakkan jenazah pada lingkungan dingin untuk memperlambat pembusukan
Data Prime
r
Data sekun
der
tindakan untuk mencegah perubahan – perubahan paska kematian pada jenazah
Collecting Ante Mortem Data
Ex: informasi mengenai pakaian terakhir yang dikenakan korban
rekaman pemeriksaan gigi korban, data sidik jari korban semasa hidup, sampel DNA orang tua maupun kerabat korban,
pengumpulan data mengenai jenazah sebelum kematian
Informasi lain yang relevan
Reconciliationpembandingan data post mortem dengan data ante mortem
Data Cocok •identifikasi positif atau telah tegak
Data tidak Cocok
•identifikasi dianggap negatif
evaluasi
berguna
Identifikasi mutlak untuk menentukan secara hukum seseorang masih hidup atau mati
Identifikasi korban bencana diperlukan sebagai perwujudan Hak Azasi Manusia dan penghormatan kepada orang meninggal dan ahli warisnya
mengenali, merawat, mendoakan, menguburkan sesuai dengan agama dan keyakinan, adat istiadat dan menyerahkan kepada keluarganya
SantunanWarisan
Asuransi jiwa hak pensiun,
menikah lagi proses
Penyidikan (Polisi)
Agar benar dan diakui dalam proses kerja
berdasar ilmiah
Pendahuluan Lanjutan...
Apabila korban tidak teridentifikasi data post mortem jenazah tetap disimpan sampai ditemukan data ante mortem
yang sesuai dengan temuan post mortem jenazah,
Korban yang telah diidentifikasi direkonstruksi hingga didapatkan kondisi kosmetik terbaik
dikembalikan pada keluarganya untuk dimakamkan.
Returning to the Family
Metode Identifikasi
Identifikasi Massal adalah proses pengenalan jati diri korban massal yang terjadi akibat bencana
Prinsipnya identifikasi adalah prosedur Penentuan identitas individu, baik hidup ataupun mati, yang dilakukan pembandingan berbagai data dari individu yang
diperiksa dengan data dan orang yang disangka sebagai individu tersebut
Metode identifikasi adalah cara atau teknik yang dapat digunakan untuk menentukan identifikasi seseorang melalui metode
daktiloskopi, Fotografi, Superimpuse, Odontologi, Antropometri, DNA, Sinyalemen dan Raut Wajah
Metode Identifikasi
Pakaian
Metode Visual
Perhiasan
Dokumen
Identifikasi secara medis
Odontologi forensik
Serologi forensik
Sidik jari
Eksklusi
Identifikasi personal 9 macam metode identifikasi
Metode IdentifikasiKhusus pada korban bencana massal
Catatan atau hasil pemeriksaan gigi geligi (Dental Records)
sidik jari (Finger Prints)DNA
visualproperty (Barang kepemilikan)
data medis (Medical).
Primer/utama Sekunder/pendukung
Metode Dental RecordsSebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki
keunggulan sebagai berikut
1. Gigi dan restorasinya merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrem.
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan dimungkinkannya identifikasi dengan
ketepatan yang tinggi.3. Kemungkinan tersedianya data ante mortem gigi dalam bentuk
catatan medis gigi
Pemeriksaan Sidik JariMembandingkan gambaran sidik jari jenazah dengan sidik jari
antemortem
Perennial natureImmutabilityDNA
Individuality
Tipe ArchTipe Loop
Tipe Whorl
Sifat Yang dimiliki sidik jari Tiga pola sidik jari
Pemeriksaan DNA
DNA atau DeoxyriboNucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika
TUJUAN
tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan
orang tua dari anak
tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti
identifikasi korban yang telah hancur
DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti sel
Metode tes DNA
Metode tes DNA
metode konvensional
yaitu elektroforesis
DNA
Terbaru adalah dengan menggunakan kemampuan
partikel emas berukuran nano untuk berikatan
dengan DNA
4. Identifikasi Medik
• menggunakan data umum dan data khusus• Melalui metode ini diperoleh data tentang jenis kelamin, ras,
perkiraan umur, tinggi badan, kelainan pada tulang dan sebagainya
5. Identifikasi Visual
• tubuh dan terutama wajah korban masih dalam keadaan baik dan belum terjadi pembusukan lanjut
• Dokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM, paspor, kartu golongan darah, tanda pembayaran, dsb) dan sejenisnya yang kebetulan ditemukan dalam saku pakaian yang dikenakan
• Pakaian dan Perhiasan
6. Pemeriksaan Barang Kepemilikan (Property)
DVI adalah suatu prosedur yang telah ditentukan untuk Mengidentifikasi korban mati secara ilmiah dalam sebuah insiden atau bencana masal berdasarkan Protokol INTERPOL.
Kesimpulan
Adapun proses DVI meliputi 5 fase, yang terdiri dari :Fase TKP-‘The Scene’, Fase Pengumpulan data jenazah-‘The Mortuary’ (Post Mortem)Fase Pengumpulan data jenazah sewaktu hidup (Ante Mortem)Information RetrievalFase Pembandingan-‘Reconciliation’Fase analisa dan evaluasi-‘Debriefing’
28
• Primary Indentifiers yang terdiri dari Fingerprints-sidik jari, Dental Records-hasil pemeriksaan gigi geligi dan DNA
• Secondary Indentifiers Medical-data medis, Property-barang kepemilikan dan Photography
Any question??TERIMAKASIH