perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DISERTAI
MEDIA CHART TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS VIII SMP N 7 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
NOVIA RATNA SARI
K4308104
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Novia Ratna Sari
NIM : K4308104
Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION (CIRC) DISERTAI MEDIA CHART TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 7
SURAKARTA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Novia Ratna Sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DISERTAI
MEDIA CHART TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS VIII SMP N 7 SURAKARTA
Oleh :
NOVIA RATNA SARI
K4308104
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Maridi, M.Pd Drs. Slamet Santosa, M.Si
NIP. 19500724 197606 1 002 NIP.19591220 198601 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ……………..
Sekretaris : Meti Indrowati, S.Si, M.Si ……………...
Anggota I : Dr. Maridi, M.Pd .......................
Anggota II : Drs. Slamet Santosa, M.Si ........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan., M.Si
NIP. 19660415 199103 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Dibalik sebuah kegagalan ada sebuah keberhasilan yang akan menanti.
(Penulis)
Semua yang dikatakan orang tidak mungkin akan menjadi mungkin jika ada
usaha dan tekad untuk mencapainya.
(Penulis)
Jangan menyerah dan berputus asa karena semua akan indah pada waktunya.
Hanya kita sabar atau tidak untuk menunggu waktu itu tiba.
(Penulis)
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau
menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau
harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah
apabila dibelanjakan.
(Sayidina Ali bin Abi Thalib)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupanjatkan syukurku padaMu Ya Robb, karya ini aku persembahkan untuk:
Ibuku tersayang yang senantisa mendukungku, memberikan motivasi,
memberikan semua yang aku inginkan, mendoakan disetiap langkahku
dan memberikan kasih sayangnya selama ini.
Bapaku tersayang yang tak pernah berhenti memberikan dukungan,
mendoakanku, dan selalu berjuang demi masa depanku.
kakak dan adik-adiku tersayang yang selalu meberikan kebahagiaan,
kasih sayang dan doanya untukku.
Bapak Maridi yang membimbing dan memberikan arahan.
Bapak Slamet Santosa yang menjadi ayah yang selalu memberikanku
bimbingan.
Ibu Deasy yang selalu membantuku dalam penelitian dan mendoakanku
untuk kebaikan.
Siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta yang telah membantu dalam
penelitian.
Sintaria Praptinasari, Anggun Nopitasari dan Wulan Martyaningrum
terima kasih atas semua yang kita lalui bersama tertawa, bahagia dan
sedih bersama, persaudaraan yang sangat indah dan tak mungkin
terlupakan.
Pandu Haryo Wibowo yang selalu memberikan semangat, membantu dan
menemaniku, terimakasih untuk semuanya.
Taufik, Luqman, Purwo, Dwito dan Rofa yang memberikan tawa
kebahagiaan selama ini.
Sahabat-sahabatku yang selalu berbagi cerita baik suka maupun duka.
Teman-teman sebimbingan yang senantiasa berjuang bersama.
Teman-teman pendidikan Biologi UNS 2008 yang memberikan banyak
kenangan dan cerita indah dalam hidupku.
Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Novia Ratna Sari. THE INFLUENCE OF COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) LEARNING
MODEL ACCOMPANIED WITH CHART MEDIA TOWARDS STUDENTS’
BIOLOGY LEARNING RESULT OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF
SMPN 7 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Biology Education, Faculty Teacher
Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July 2012.
The purposes of this research ware to ascertain the influence
implementation Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
learning model and chart media toward biology learning achievement of VIII
grade students at SMP N 7 Surakarta.
This research is considered as quasi experiment research using
quantitative approach. The research was designed using posttest only control
design that applied Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
learning model and chart media approach in experimental group and conventional
approach method in control group. The population of this research was all of VIII
degree students at SMP N 7 Surakarta in academic year 2011/2012. The sample
of this research was established by cluster random sampling that choosed VIII C
as experiment group and VIII F as control group. The data was collected by using
questionnaire, multiple choice test, observation form, and document. The
hypotheses analyzed by t-test.
The conclusion of this research showed that application of implementation
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) learning model and
chart media had significant effect toward biology learning achievement in
cognitive, affective, and psychomotor domain of VIII grade students at SMP N 7
Surakarta.
Keywords: CIRC Learning models, Chart Media, Biology Learning Achievement.
Cognitive Domain, Affective Domain, Psychomotor Domain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Novia Ratna Sari. PENGARUH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) DISERTAI MEDIA CHART TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 7 SURAKARTA. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Juli. 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai
media bagan atau chart terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 7
Surakarta.
Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan
kuantitatif. Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design dengan
menerapkan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart pada kelompok
eksperimen dan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi
pada kelompok kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh siswa siswa kelas VIII
SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas VIII C
sebagai kelompok eksperimen dan VIII F sebagai kelompok kontrol. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket, tes pilihan ganda, lembar observasi, dan
dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji-t.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan
atau chart berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 7
Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Kata Kunci: Model pembelajaran CIRC, Media Bagan, Hasil Belajar Biologi,
Ranah Kognitif, Ranah Afektif, Ranah Psikomotorik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION (CIRC) DISERTAI MEDIA CHART
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 7
SURAKARTA”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Maridi, M.Pd, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan
dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
6. Kepala SMP N 7 Surakarta yang telah memberi ijin dalam penelitian.
7. Deasy Pusparita, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi
bimbingan dan bantuan selama penelitian.
8. Para siswa SMP N 7 Surakarta yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.
9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ v
HALAMAN MOTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 7
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................................. 7
1. Hasil Belajar Biologi ...................................................................... 7
a Ranah Kognitif ......................................................................... 10
b Ranah Afektif ........................................................................... 11
c Ranah Psikomotorik ................................................................. 12
2. Model Pembelajaran CIRC ............................................................ 14
a Model Pembelajaran ................................................................ 14
b Model Pembelajaran CIRC ...................................................... 16
3. Media Bagan atau Chart ................................................................ 18
a Media Pembelajaran ................................................................. 18
b Media Bagan atau Chart .......................................................... 19
4. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 20
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 21
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 24
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 24
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 24
B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 27
1. Populasi Penelitian ......................................................................... 27
2. Sampel Penelitian ........................................................................... 27
D. Teknik Pengambilan Sampel .... ........................................................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 27
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 29
2. Metode Pengumpuan Data ............................................................ 30
3. Teknik Penyusunan Instrumen ....................................................... 31
a Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif ................................... 31
b Penyusunan Instrumen Ranah Afektif ..................................... 32
c Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik ........................... 33
F. Validasi Instrumen Penelitian .............................................................. 33
1. Uji Validitas .......... ........................................................................ 33
2. Uji Reliabilitas ...... ........................................................................ 35
3. Analisis Butir Soal ........................................................................ 37
a Uji Taraf Kesukaran Soal ......................................................... 37
b Daya Pembeda Soal ................................................................. 38
G. Teknik Analisis Data . .......................................................................... 40
1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................... 40
a Uji Normalitas ...... ................................................................... 40
b Uji Homogenitas .. ................................................................... 40
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 40
H. Prosedur Penelitian .............................................................................. 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 42
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 43
1. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif ..................... 43
2. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Afektif ....................... 45
3. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Psikomotorik ............. 47
B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................ 49
1. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 49
2. Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 49
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 50
D. Pembahasan Hasil Analisis Data.......................................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 62
A. Simpulan .............................................................................................. 62
B. Implikasi .............................................................................................. 62
C. Saran .................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64
LAMPIRAN ..................................................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design .................... 25
Tabel 3.2. Rangkuman Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar..................... 28
Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar........ 29
Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert ...................................... 31
Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama ......................... 34
Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item .......................... 36
Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas .................................... 36
Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item ................ 37
Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran ........................... 37
Tabel 3.10. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal. ................................. 39
Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda ................................... 39
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Belajar Ranah Kognitif dengan Menggunakan
Model dan Media Pembelajaran ..................................................... 43
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Belajar Ranah Afektif dengan Menggunakan
Model dan Media Pembelajaran ..................................................... 45
Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Belajar Ranah Psikomotor dengan
Menggunakan Model dan Media Pembelajaran ............................. 47
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ............................ 49
Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ........................ 50
Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Analisis Pengaruh model Pembelajaran CIRC
disertai media chart Terhadap Hasil Belajar Kognitif ................... 51
Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Analisis Pengaruh model Pembelajaran CIRC
disertai media chart Terhadap Hasil Belajar Afektif ..................... 52
Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Analisis Pengaruh model Pembelajaran CIRC
disertai media bangan atau chart Terhadap Hasil Belajar
Psikomotorik .................................................................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran ....................................................... 22
Gambar 3.1. Waktu Penelitian ........................................................................ 24
Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian ...................................................... 26
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Ranah Kognitif Biologi
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. ....................... 44
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Ranah Afektif Biologi
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. ....................... 46
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Ranah Psikomotor Biologi
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. ....................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian .................................................................... 66
a. Silabus Kelas Eksperimen ................................................................... 67
b. Silabus Kelas Kontrol ......................................................................... 74
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................... 84
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................ 105
e. Kisi-Kisi Angket Ranah Afektif ......................................................... 124
f. Angket Ranah Afektif ......................................................................... 126
g. Lembar Observasi Penilaian Afektif…………………………………. 129
h. Rubrik Afektif………………………………………………………… 133
i. Kisi-kisi Soal Kognitif ....................................................................... 137
j. Soal Kognitif ....................................................................................... 138
k. Kunci Jawaban Soal Kognitif ............................................................. 146
l. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik ................... 147
m. Lembar Observasi Ranah Psikomotorik ............................................. 148
n. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 152
o. Lembar Observasi Keterlaksanaan sintaks ......................................... 169
Lampiran 2. Analisis Instrumen ...................................................................... 175
a. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda
Butir Soal Kognitif Try Out Pertama .................................................. 176
b. Uji Validitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal
Kognitif Retest .................................................................................... 180
c. Uji Validitas, Reliabilitas Item Pernyataan Angket Afektif Try Out .. 185
d. Rangkuman Hasil Try Out .................................................................. 202
e. Surat Pernyataan Valid dari Ahli ........................................................ 203
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian .................................................................. 205
a. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas VIII C (Kelas Eksperimen) .......... 206
b. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas VIII F (Kelas Kontrol) ................. 207
c. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas VIII C (Kelas Eksperimen) ............ 208
d. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas VIII F (Kelas Kontrol) ................... 209
e. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas VIII C (Kelas Eksperimen) .. 210
f. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas VIII F (Kelas Kontrol) ......... 211
g. Distribusi Hasil Belajar ....................................................................... 212
h. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran CIRC ......... 214
i. Dokumen Daftar Nilai Kelas VIII A .................................................. 220
j. Dokumen Daftar Nilai Kelas VIII B .................................................. 222
k. Dokumen Daftar Nilai Kelas VIII C .................................................. 224
l. Dokumen Daftar Nilai Kelas VIII D .................................................. 225
m. Dokumen Daftar Nilai Kelas VIII E .................................................. 227
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
n. Dokumen Daftar Nilai Kelas VIII F .................................................. 229
o. Dokumen Daftar Nilai Kelas VIII G .................................................. 230
Lampiran 4. Analisis Data .............................................................................. 232
a. Uji Homogenitas Data Dokumen dalam Populasi .............................. 233
b. Uji Normalitas Data Dokumen Hasil Belajar ..................................... 235
c. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif,
Psikomotorik dan Afektif ................................................................... 236
d. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif,
Psikomotorik dan Afektif .................................................................... 237
e. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif, Ranah Afektif, dan
Ranah Psikomotor ............................................................................... 238
Lampiran 5. Perijinan ...................................................................................... 239
a. Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 240
b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ....................................... 244
c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitaian ......................................... 246
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 247
a. Dokumentasi Kelas Eksperimen ......................................................... 248
b. Dokumentasi Kelas Kontrol ................................................................ 251
Lampiran 7. Tabel Distribusi F dan t .............................................................. 252
a. Tabel Distribusi F ............................................................................... 253
b. Tabel Distribusi t ................................................................................. 256
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk memberikan informasi,
pengetahuan dan keterampilan pada sseseorang maupun kelompok sehingga dapat
memberikan perubahan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Tujuan
pendidikan di dalam masyarakat pada umumnya adalah pengembangan pribadi
menjadi dewasa dan mandiri yang mampu menata kehidupannya dengan tanggung
jawab moral dan sosial. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka diperlukan
kegiatan belajar.
Menurut Syah (2003) belajar adalah kegiatan yang membutuhkan proses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraannya setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik
ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Rustaman (2005) menyatakan bahwa kemampuan-kemampuan siswa
dalam memperoleh pengalaman belajar perlu dievaluasi sampai sejauh mana
tingkat keberhasilan belajar siswa, baik dari peningkatan penegetahuannya (ranah
kognitif), keterampilan (ranah psikomotor), dan perubahan sikapnya (ranah
afektif). Perubahan tingkah laku siswa diharapkan merupakan peningkatan hasil
belajar atau prestasi, sikap siswa, nilai dan moral sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Kegiatan belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sudjana
(2005) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi dua faktor utama.
Pertama adalah faktor dari dalam diri siswa. Faktor dari dalam siswa diantaranya
kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
perhatian, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis siswa. Kedua adalah faktor dari
luar diri siswa. Faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar siswa ialah
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran merupakan tingkat tinggi rendahnya atau
efektif tidaknya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Biologi merupakan salah satu pembelajaran dalam sains. Wenno (2008)
mengemukakan menurut Hungerford, Volk & Ramsey (1980), bahwa sains
merupakan: (1) proses memperoleh informasi melalui metode empiris (empirical
method); (2) informasi yang diperoleh dari hasil penyelidikan yang telah diatur
secara logis dan sistematis; dan (3) suatu kombinasi dari proses berpikir kritis
sehingga menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran IPA. Pembelajaran IPA
diperlukan suatu proses. Sehingga didalam IPA khususnya biologi siswa dan guru
dituntut lebih kreatif dan inovatif agar selama proses pembelajaran siswa dapat
mengerti dan memahami materi yang dipelajari. Pendidikan Biologi menekankan
pada pemberian pengalaman secara langsung.
Sudjana (2010) mengemukakan bahwa proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siawa
menerima pengalaman belajarnya. Rumusan tujuan pendidikan pada sistem
pendidikan nasional, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotoris.
Materi pembelajaran sains khususnya biologi selalu berubah mengikuti
perkembangan jaman. Setiap ada penemuan baru maka ilmu sains harus dapat
mengikuti perubahan tersebut. Perubahan tersebut membuat siswa sulit untuk
mengikuti dan memahami materi pembelajaran yang diterima.
Pembelajaran yang ada di sekolah saat ini cenderung guru yang
mendominasi dalam kelas dengan mengajar menggunakan metode ceramah yang
mengakibatkan siswa yang ada di dalam kelas tidak terlibat secara keseluruhan
sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Siswa menjadi kurang aktif di
dalam pembelajaran. Guru menekankan pada pemahaman materi yang
disampaikan sehingga mengutamakan pada ranah kognitif siswa dan kurang
memperhatikan ranah afektif dan ranah psisikomotor siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Untuk dapat menciptakan suatu pembelajan yang menarik bagi siswa dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai maka suatu strategi pembelajaran perlu
digunakan untuk mencapai pembelajaran yang menarik, efektif dan inovatif.
Suprijono (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran yang berbasis konstruktivisme
merupakan belajar artikulasi. Belajar artikulasi merupakan suatu proses
mengartikulasikan ide, pikiran, sehingga memperoleh solusi. Selain
mengonstruksikan makna dan mengembangkan pikiran, belajar juga dapat
memperdalam proses-proses pemaknaan tersebut melalui pengekpresian ide-ide.
Berdasarkan beberapa masalah pembelajaran diatas salah satu model
pembelajaran yang dapat diguanakan adalah dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan
dalam pembelajaran ini adalah model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC). Model pembelajaran ini guru tidak sebagai
pusat pembelajaran tetapi pembelajaran berpusat pada siswa. Penggunaan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dapat
membantu siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran, karena dengan
model ini siswa diberikan suatu wacana atau bacaan mengenai materi
pembelajaran sehingga dengan wacana yang diberikan oleh guru siswa menjadi
lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran. Menurut Slavin (2009) CIRC
terdiri dari tiga unsur penting: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran
langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu.
Kegiatan ini para siswa bekerja dalam tim-tim yang heterogen. Semua kegiatan
mengikuti siklus regular yang melibatkan presentasi, latihan tim, latihan
independent, prapenialian teman, latihan tambahan, dan tes.
Proses belajar dan mengajar selain menggunakan model pembelajaran
CIRC juga menggunakan media bagan atau chart sebagai alat bantunya. Menurut
Indriana (2011) media berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh
pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience) tergantung pada
interaksi siswa dengan media. Media yang tepat sesuai dengan tujuan belajar akan
mampu meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak didik dapat
mempertinggi hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Bagan atau chart merupakan media pembelajaran yang menggunakan
garis dan symbol yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Bagan
atau chart dapat membantu guru untuk menyampaikan pesan pelajaran kepada
siswa yang sulit dimengerti menjadi mudah untuk dipahami. Sehingga dengan
memadukan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan media bagan atau chart dapat diperoleh hasil belajar
yang baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotornya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan judul
penelitian sebagai berikut : ”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai Media Chart
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 7 Surakarta”.
B. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah diatas sehingga perlu adanya batasan
dari beberapa masalah tersebut agar diperoleh kedalaman kajian dan mengjindari
perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dibatasi pada semua siswa kelas VIII SMP N 7
Surakarta semester genap Tahun pelajaran 2011/1012.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dibatasi pada :
a. Model pembelajaran meliputi : konvensional bervariasi pada kelas control dan
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media
bagan atau chart pada kelas eksperimen.
b. Hasil belajar biologi, meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan
bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
And Composition (CIRC) disertai Media Chart terhadap hasil belajar biologi siswa kelas
VIII SMP N 7 Surakarta?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai Media Chart terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 7 Surakarta.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Untuk memperkenalkan model pembelajaran yang efektif digunakan dalam
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran dengan penggunaan
media pembelajaran yang menarik.
2. Bagi Siswa
a. Dapat mengaktifkan ketrampilan berpikir siswa kelas VIII SMP N 7 Surakarta
melalui penggunaan model pembelajar Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) yang disertai media bagan atau chart.
b. Dapat mengontrol sikap siswa kelas VIII SMP N 7 Surakarta melalui
penggunaan model pembelajar Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) yang disertai media bagan atau chart.
c. Dapat memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa kelas
VIII SMP N 7 Surakarta menjadi lebih aktif dalam pembelajaran setelah
penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) yang disertai media bagan atau chart.
3. Bagi Instansi
a. Dapat memberikan pengetahuan baru bagi sekolah tentang adanya model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) yang
dapat diterapkan di dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik.
b. Dapat memberikan alternatif pembuatan media pembelajaran yang efektif
yaitu dengan media bagan atau chart.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Biologi
a. Pengertian Hasil Belajar
Syah (2003) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik berada di
sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut Eveline dan Hartini (2010) belajar merupakan proses yang
kompleks yang mengandung beberapa aspek, yaitu: bertambahnya pengetahuan,
adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, adanya menyimpulkan makna,
mengaitkan dengan realitas dan adanya perubahan pada diri pribadi. Pengertian
belajar berdasarkan aspek-aspek pembelajaran diatas, bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental yang berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan yang bersifat relatif konstan.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu yang
memerlukan suatu proses. Ciri-ciri umum dari kegiatan belajar menurut
Aunurrahman (2009) antara lain: (1) belajar menunjukakan adanya aktivitas pada
diri individu baik yang secara sadar ataupun yang disengaja, (2) belajar
merupakan suatu interakasi antara individu dengan lingkungannya, (3) adanya
hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku pada diri individu atau
siswa.
Belajar menurut Sadiman, dkk (2009) adalah suatu proses menyeluruh
yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda
seseorang sudah menjalani proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
yang ada pada diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan
yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan nilai dan
sikap individu (afektif).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar merupakan suaru proses yang nantinya akan mempengaruhi
tingkah laku pada diri individu. Perubahan yang terjadi pada diri individu dapat
berasal dari dalam diri individu, diantaranya adalah kemampuan yang dimiliki
siswa itu sendiri, motivasi atau adanya minat siswa untuk belajar, serta sikap yang
dimiliki siswa dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran. Perubahan yang
berasal dari luar diri individu juga menjadi faktor yang menyebabkan perubahan
pada individu.
Lingkungan merupakan faktor utama yang menyebabkan perubahan pada
diri siswa. Sesuai teori Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika
anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-
tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka. Vygotsky meyakini bahwa
fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan
kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu akan masuk
ke dalam individu tersebut. Ide lain dari Vygotsky adalah Scaffolding yaitu
bentuan yang diberikan kepada anak pada awal perkembangannya kemudian
mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah anak dapat
melakukannya. Menurut Vygotsky seharusnya diberikan tugas-tugas yang
kompleks, sulit, dan realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut, sehingga sedikit demi sedikit
komponen-komponen suatu tugas yang kompleks pada suatu hari diharapkan
dapat menyelesaikan tugas kompleks tersebut (Trianto,2010).
Sesuai dengan perbaikan kualitas pembelajaran yang mengarah pada
konstrukstivisme. Suprijono (2011) mengemukakan bahwa menurut
kontruktivisme pengetahuan bersifat subyektif, bukan obyektif. Semua
pengetahuan merupakan hasil konstruksi dari kegiatan seseorang. Pengetahuan
ilmiah berevolusi, berubah dari waktu kewaktu. Pemikiran ilmiah adalah proses
konstruksi dan reorganisasi secara terus-menerus. Setiap pengetahuan
mengandaikan suatu interaksi dengan pengalaman. Tanpa interaksi dengan objek,
seseorang seseorang tidak dapat mengonstruksi pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sudjana (2010) hasil belajar adalah perubahan tingkah. Tingkah laku
dalam hasil belajar yang dimaksud mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotoris. Penilaian hasil belajar siswa mempunuai peranan tujuan
instruksional tentang rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dan
dikuasai siswa merupakan unsur penting dalam acuan dasar penialaian. Penilaian
proses belajar adalah pemberian nilai pada siswa setelah berlangsungnya kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru demi tercapainta tujuan
pembelajaran. Sejauh mana keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pengejaran serta perubahan tingkah laku siswa menjadi pertimbangan dari
penilaian. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain,
karena hasil belajar adalah akibat dari proses pembelajaran.
Hasil belajar menurut Suprijono (2011) merupakan pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil
belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengalami proses belajar
dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Perubahan tingkah
laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan menunjukkan adanya hasil belajar.
Perubahan yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian dari hasil belajar diatas dapat kita simpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa
melakukan proses belajar. Hasil belajar akan dapat merubah cara berpikir
siswa.kegiatan belajar akan menghasilkan suatu tambahan pengetahuan pada
siswa dari yang belum mengerti menjadi mengerti dan paham, serta membuat
siswa menjadi pribadi yang terampil.
Biologi merupakan salah satu dari pembalajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Pembelajaran biologi tidak hanya menghafalkan tetapi dalam biologi
dikembangkan berdasarkan observasi dan eksperimen. Biologi bukanlah suatu
ilmu yang hanya mempelajari konsep-konsep saja tetapi biologi
Rustaman (2005) menyatakan bahwa kemampuan-kemampuan siswa
dalam memperoleh pengalaman belajar perlu dievaluasi sampai sejauh mana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tingkat keberhasilan belajar siswa, baik dari peningkatan penegetahuannya (ranah
kognitif), keterampilan (ranah psikomotor), dan perubahan sikapnya (ranah
afektif). Perubahan tingkah laku siswa diharapkan merupakan peningkatan hasil
belajar atau prestasi, sikap siswa, nilai dan moral sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi belajar berupa prestasi, sikap,
nilai yang telah dicapai sehingga dari sini akan dapat membantu menentukan
tindak lanjut pembeljaran yang berikutnya.
b. Ranah dalam Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah
berlangsung proses belajar. Haryati (2007) mengemukakan bahwa hasil belajar
siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu: ranah kognitif , afektif dan
psikomotor.
1) Ranah Kognitif
Suprijono (2011) menurut Bloom, hasil belajar terbagi atas kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif merupakan knowledge
(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
dan pemberian contoh), application (menerangkan), analysis (menguraikan dan
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).
Menurut Yamin (2008) tujuan kognitif berorientasi pada kemampuan
berfikir siswa, serta mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
diantaranya adalah mengingat sampai peda kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menggabungkan suatu gagasan denagan
suatu metode yang sebelumnya telah dipelajari sehingga masalah tersebut dapat
terpecahkan. Kawasan kognitif pada dasarnya adalah suatu subtaksonomi yang
menjelaskan suatu kegiatan mental yang berawal dari tingkat mengingat sampai
pada tingkat yang paling tinggi yaitu menciptakan. Kawasan kognitif terdiri dari
enam tingkatan dengan aspek yang berbeda-beda, antara lain: mengingat,
mengerti, memakai, menganalisis, menilai, dan mencipta.
Ranah kognitif menurut Sudjana (2010) berkenaan dengan hasil belajar
intelektual siswa yang terdiri dari dari aspek. Aspek pengetahuan atau ingatan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
aspek pemahaman disebut kognitif tingkat rendah. Pada aspek pengetahuan ini
menjadi prasarat bagi tipe belajar yang berikutnya. Aspek selanjutnya adalah
aspek aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi disebut termasuk kedalam kognitif
tingkat tinggi.
Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelaran ranah kognitif merupakan hasil pencapaian dari kegiatan belajar yang
menekankan pada tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi pembelajaran
yang di dapat melalui pemikiran siswa. Hasil belajar ranah kognitif sendiri terdiri
dari kognitif tingkat rendah sampai kognitif tingkat tinggi. Siswa dapat dikatakan
ranah kognitifnya bagus apabila sudah mencapai enam aspek atau sampai pada
kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah Afektif
Menurut Sudjana (2010) bahwa ranah afektif berkaitan dengan sikap dan
nilai siswa. Hasil belajar afektif terlihat pada siswa dalam bentuk bermcam-
macam tingkah laku antara lain perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
untuk belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar dan hubungan siswa
terhadap lingkungannya. Terdapat lima jenis kategori ranah afektif sebagai hasil
belajar, yaitu reciving/ attending merupakan kepekaan menerima rangsang dalam
bentuk masalah yang datang dari luar, responding adalah reaksi yang diberikan
terhadap rangsangan dari luar, valuting (penilaian) yang berkaitan terhadap nilai
terhadap stimulus yang diperoleh, organisasi yaitu pengembangan nilai dalam
suatu organisasi, dan karakteristik nilai atau konsep tentang nilai merupakan suatu
keterpaduan dari semua sistem nilai yang dimiliki dan mempengaruhi kepribadian
dan tingkah laku siswa. Kategori-kategori tersebut sudah urut dimulai dari
reciving/ attending yang merupakan kategori afektif tingkat dasar dan sampai
pada karakteristik nilai atau konsep tentang nilai yang merupakan kategori afektif
yang kompleks.
Ranah afektif sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik
untuk mencpai batas ketuntasan dalam proses pembelajaran. Krathwohl
berpendapat bahwa hampir semua tujuan kognitif mmunyai komponen afektif.
Peringkat ranah afektif berdasarkan taksonomi Krathwohl ada lima tingkatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization dan
characterization. Peringkat receiving atau attending (menerima), para peserta
didik memperhatikan suatu stimulus. Responding (tanggapan) merupakan
partisipasi aktif peserta didik yang merupakan bagian dari tingkah lakunya
setelah memperoleh stimulus. Valuing (menilai) melibatkan penentuan nilai, sikap
yangmenunujukan derajat internalisasi dan komitmen. Peringkat organization
(organisasi) antara nilai yang satu dengan nilai yang lain dikaitkan dan konflik
antar nilai diselesaikan, kemudian mulai membangun sistem internal yang
konsisten. Characterization (karakterisasi), peserta didik memiliki sistem nilai
yang mengendalikan perilaku sampai terbentuk pola hidup (Haryati ,2007).
Pembelajaran IPA atau sains penilaian ranah afektif sangat penting. Ranah
afektif ini dinilai selama pembelajaran berlangsung dan hal ini sesuai dengan
pembelajaran IPA bahwa pembelajaran ilmu sains tidak hanya menekankan pada
hasil belajar tetapi juga saat proses bembelajaran. Menurut Yamin (2008)
kawasan afektif berhubungan dengan perasaan emosi, sistem nilai, dan attitude
(sikap hati) yang menunjukkan pada penerimaan atau penolakan atas suatu
masalah.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor menurut Yamin (2008) merupakan ranah yang
berorientasi pada keterampilan motorik yang berkaitan dengan anggota tubuh atau
suatu tidakan akibat dari koordinasi antara syaraf dan otot tubuh. Ranah
psikomotor lebih banyak dikaitkan dengan latihan menulis, berbicara, olah raga,
dan bidang studi yang berkaitan dengan keterampilan.
Sudjana (2010) menyatakan bahwa hasil belajar psikomotoris terliahat
pada bentuk keterampilan (skill) dan kemapuan bertindak oleh siswa. Hasil
belajar psikomotoris diketegorikan menjadi enam tingkatan keterampialan, yaitu:
gerakan refleks, keterampilan terhadap gerakan-gerakan dasar, kemampuan
perseptual, kemampuan dibidang fisik, gerakan-gerakan skill, dan kemapuan yang
berhubungan dengan komunikasi non-decursive. Hasil belajar psikomotor tersebut
selalu berhubungan antara satu dengan yang lain bahkan secara bersamaan.
Apabila seseorang berubah tingkat kognisinya maka pada kadar tertentu berubah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
juga sikap dan perilakunya. Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berhubungan
pada keterampilan maupun kemampuan untuk bertindak setelah siswa menerima
pengalaman belajar. Hasil belajar psikomotoris sebenarnya merupakan tahap
lanjutan dari hasil nelajar afektif yang baru akan tampak kecenderungan siswa
untuk berperilaku atau bertindak.
Kesimpulannya hasil belajar ranah psikomotor merupakan ranah yang
menunjukkan keterampialn siswa untuk bertindak atau memperagakan sesuatu.
Ranah psikomotoris menekankan pada gerakan siswa yang ditimbulkan dari
gabungan antara rangsangan syaraf pada tubuh dengan otot-otot tubuh. Antara
ranah kognitif, afektif dan psikomotor saling berkaitan. Hasil belajar ranah afektif
merupakan akibat dari hasil belajar ranah kognitif, sedangkan hasil belajat ranah
psikomotor merupakan akibat dari hasil belajar ranah afektif, sehingga pada hasil
belajar ranah psikomotor akan tampak kecenderungan siswa untuk berperilaku.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi belajar siswa.
Menurut Eveline dan Hartini (2010) kondis belajar adalah suatu keadaan yang
terjadi pada aktivitas memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai
proses pengolahan mental. Gagne membagi kondisi belajar menjadi dua, yaitu
kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi eksternal merupakan masalah-
masalah yang timbul dari luar diri siswa. Faktor eksternal dibagi menjadi dua
macam, yaitu faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial dispesifikasikan dalam
beberapa kategori lingkungan, di antaranya lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor non-sosial di antaranya sarana-
prasarana, waktu belajar dan kondisi sekitarnya. Pengaruh lingkungan ditekankan
pada masalah eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor
internal merupakan faktor yang timbul dari diri siswa. Adapun faktor internal
dibedakan pada faktor fisiologis dan faktor psikologis faktor fisiologis di
antaranya: kondisi badan dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Faktor
psikologis merupakan kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa,
diantaranya minat, bakat, intelegensi dan motivasi. Sumiati dan Asra (2008),
menyatakan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berperilaku dalam belajar jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka siswa
akan melakukan suatu proses belajar meskipun berat Motivasi belajar berkaitan
erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa, karena motivasi dan tujuan
merupakan bagian penting dari proses belajar agar mendapatkan hasil yang
diinginkan.
2. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC)
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Suprijono (2011) merupakan suatu pola
yang digunakan pedoman untuk merencanakan pembelajaran di kelas ataupun di
tutorial. Arens berpendapat bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan
yang akan digunakan di antaranya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model
pembelajaran juga dapat didefinisikan suatu kerangka konseptual yang di
dalamnya terdapat prosedur yang sistematis sebagai pengorganisasian dari
pengalaman belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
Trianto (2007) mengutip pendapat Joyce yang menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah pola atau perencanaan yang akan digunakan untuk
merencanakan pembelajaran di dalam kelas atau pembelajaran tutotial serta untuk
merencanakan perangkat-perangkat pembelajaran seperti buku-buku, kurikulum
dan lain-lain. Setiap model pembelajaran membantu mengarahkan kita untuk
mendesain pembelajaran bagi peserta didik sehingga tercapai tujuan
pembelajaran.
Kegiatan belajar-mengajar diharapkan dapat mengkontruktivisme atau
membangun pengetahuan seseorang. Menurut Eveline dan Hartini (2010),
pengetahuan dibentuk secara terus-menerus oleh seseorang yang setiap saat
mengalami perubahan karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuan
bukan merupakan suatu fakta dari kenyataan yang dipelajari, tetapi, pengetahuan
merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap objek pengalaman dan
lingkungannya. Konstruktivistik menekankan pada peranan utama dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pembelajaran adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri, melalui bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya yang
disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
Konstruktivisme merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk membangun siswa, jadi siswa
berperan penting dalam pembelajaran ini. Suprijono (2011) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu konsep dimana semua jenis kerja
kelompok yang dilakukan siswa diarahkan dan dipimpin oleh guru. Peran guru
dalam pembelajaran kooperatif yaitu menetapkan tugas tau permasalahan dan
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang telah dirancang untuk membantu
peserta didik menyelesaikan masalah yang telah diberikan. Pada akhir tugas guru
juga memberikan soal dalam bentuk ujian sebagai salah asatu indicator seberapa
besar tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran.
Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009) adalah untuk
meningkatkan prestasi siswa, mengembangkan kerjasama antar kelompok,
toleransi terhadap teman yang mempunyai akademik lemah, dan meningkatkan
rasa harga diri siswa. Pembelajaran kooperatif membuat siswa untuk mau
berpikir, menyelesaikan suatu permasalahan, serat dapat mengintegerasikan
kemampuan dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki.
Menurut Trianto (2007) bahwa pembelajaran kooperatif dapat membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan menumbuhkan siswa untuk
dapat berpikir kritis serta dapat meningkatkan kinerja siswa dalam hal tugas-tugas
akademik. Pembelajaran kooperatif memberikan keuntungan bagi semua siswa
baik siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama
menyelesaikan tugas.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan perencanaan atau rancangan sistematis yang disusun
oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan pembelajran dapat
tercapai. Guru yang berperan menyusun rancangan pembelajaan harus bisa
membangun pengetahuan siswa dengan pembelajaran kooperatif yang dapat
membantu siswa dalam meningkakan kinerja siswa dan membantu siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
memahami suatu masalah, sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
dapat tercapai.
b. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition
(CIRC)
Slavin (2009) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif dibedakan
menjadi lima tipe. Tiga di antaranya merupakan metode pembelajaran kooperatif
yang dapat digunakan pada sebagain besar mata pelajaran dan tingkatan kelas,
diantaranya: Student Team Achievement Divisions (STAD), Teams Games
Tournament (TGT), dan Jigsaw II (Teka-teki II). Dua yang lainnya merupakan
kurikulum komprehensif yang dirancang untuk mata pelajaran khusus dan
tingkatan tertentu, diantaranya: Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).
Jacobs dan Hannah (2004) dalam jurnalnya Combining Cooperative
Learning with Reading Aloud by Teachers menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tetapi guru juga
mempunyai peran penting dalam pembelajaran kooperatif diantaranya membentuk
kelompok siswa, membimbing siswa dan memantau hasil pembelajaran siswa.
Pembelajaran ini dimulai dengan mengelompokkan siswa kedalam kelompok-
kelompok, lalu siswa diberikan bacaan untuk mereka pelajari dan membacakan
artikel tersebut. Pembelajaran kooperatif membangun siswa untuk mandiri dan
tidak bergantung pada guru. Kerjasama dan saling ketergantungan terhadap
kelompok mendorong siswa untuk memecahkan masalah bersama.
Keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa semenjak mangenal
pendidikan adalah membaca dan menulis. Keterampilan-keterampilan tersebut
menjadi dasar bagi siswa untuk dapat memahami keterampilan yang lainnya.
Kemampuan siswa untuk dapat membaca dan menulis menjadi dasar terbentuknya
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Menurut Slavin (2009) tujuan utama dari pembelajaran CIRC adalah
menggunakan kelompok-kelompok kooperatif yang membantu siswa mempelajari
memahami suatu bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Beberapa unsur
CIRC diarahkan untuk tujuan tersebut. Adapaun unsur-unsur utama dalam CIRC,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
antara lain : kelompok membaca, tim atau para siswa dibagi berpasangan di dalam
kelompok, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peristiwa, pemeriksaan
oleh pasangan, tes, pengajaran secara langsung dalam memahami bacaan, dan seni
berbahasa dan menulis yang terintegrasi.
Menurut Sutarno, dkk (2010) dalam jurnalnya model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) terdiri dari lima fase.
Fase pertama, yaitu orientasi. Pada fase oerientasi guru melakukan apersepsi
yang dilanjutkan dengan penyampaian materi yang akan diberikan kepada siswa
serta memaparkan tujuan pembelajaran ayang akan dilaksanakan pada pertemuan
ini. Fase kedua, yaitu organisasi. Fase ini dimulai dari pembentukan kelompok.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru secara heterogen berdasarkan
pada kemampuan akademik siswa yang dicapai sebelumnya. Membagikan bacaan
yang berisi materi yang akan dibahas oleh siswa. Guru memberikan penjelasan
tentang mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama
berlangsungnya diskusi kelompok. Fase ketiga, yaitu pengenalan konsep. Selama
proses diskusi berlangsung guru menjelaskan tentang tentang suatu konsep baru.
Pengenalalan konsep ini bisa dari keterangan guru, buku paket, film, kliping,
poster atau media lainnya. Fase keempat, yaitu fase publikasi. Siswa
mengkomunikasikan hasil diskusi mereka kepada teman-temannya baik di dalam
kelompok maupun di depan kelas. Fase kelima, yaitu fase penguatan atau refleksi.
Guru memberikan penguatan dan mengklarifikasi materi yang dipelajari melaului
penjelasan-penjelasan maupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-
hari. Siswa diberikan kesempatan untuk merefleksi dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.
Nur (2011) berpendapat kebanyakan aktivitas CIRC, siswa mengikuti
urutan yang diperintahkan guru, latihan tim, asesmen awal tim, dan kuis. Kuis
diberikan kepada siswa apabila semua teman dalam timnya sudah siap.
Penghargaan tim berupa berupa setifikat yang diberikan pada siswa berdasarkan
kerja rata-rata semua anggota tim. Siswa bekerja pada bahan yang sesuai dengan
tingkat membaca mereka, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
untuk berhasil. Peran siswa pada timnya berdasarkan pada skor kuis dan karya
tulis akhir mandiri siswa yang menjamin tanggung jawab jawab individual.
Model pembelajaran mempunyai kelebihan dan juga kekurangan.
Kelebihan dari model pembelajaran CIRC adalah dapat melatih siswa untuk dapat
bekerjasama di dalam kelompok,siswa dapat lebih menghargai pendapat orang
lain dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk dapat berpikir bebas dan
kreatif pada saat menyelasaikan suatu permasalahan yang diberikan guru.
Adapun kekurangannya yaitu bagi siswa yang aktif akan terus berkembang
pengetahuannya dan bagi siswa yang kurang aktif akan tertinggal karena tingkat
pemahamannya rendah serta siswa hanya terbatas pada permasalahan yang
diberikan oleh guru.
3. Media Bagan atau Chart
a. Media Pembelajaran
Pengertian media pembelajaran menurut Angkowo dan Kokasih (2007)
adalah segala sesuatu yang bisa diguanakan untuk menyampaikan pesan kepada
siswa, menumbuhkan semangat, perhatian dan menumbuhkan kemauan siswa
yang dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada siswa. Media juga
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kepribadian.
Sadiman, dkk (2009) Asosiasi Pendidikan Nasional (National
Education/NEA) berpendapat bahwa media merupakan suatu bentuk komunikasi
yang tercetak maupaun audiovisual dan peralatannya. Media seharusnya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar maupun dibaca. Media juga dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diguanakan untuk menyampaikan pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, persaan, minat dan perhatian siswa menjadi
sedemikian rupa sehingga dapat terjadi proses belajar mengajar.
Media pengajaran menurut Indriyana (2011) pada intinya adalah tempat
penyampaian pesan atau materi pembelajaran yang disampaikan guru kepada
murid dengan tujuan mencapai proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Penggunaan media yang maksimal akan membantu anak didik dalam menyerap
suatu materi pembelajaran yang disampaikan guru lebih banyak dan lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Media yang digunakan dapat meningkatkan penampilan dalam keterampilan
sesuai dengan tujuan belajar dan mengajar.
Indriyana (2011) penggunaan media berfungsi unruk memperoleh
pengalaman-pengalaman belajar siswa. Pengalamna belajar tergantung pada
interaksi siswa terhadap media . media yang sesuai terhadap tujuan pembelajaran
dapat meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak didik dapat memperoleh
hasil belajar yang lebih baik. Menurut kerucut pengalaman (Cone of Experience)
yang dikemukakan oleh Edgare Dale, apabila penyampaian pesan hanya dengan
kata verbal maka pengetahuan yang yang diterima akan semakin abstrak.
Dampaknya siswa hanya akan memahami suatu pengetahuan dalam bentuk pesan,
tetapi kurang mengerti dan memahami makna yang ada pada pengetahuan
tersebut. Siswa harus memiliki pengalaman yang konkret supaya siswa tidak salah
persepsi terhadap pesan yang disampaikan guru. Salah satucara yang dapat
digunakan untuk mendapatkan pengalaman yang konkret dalah dengan
mengguanakan media dalam proses belajar dan mengajar.
b. Media bagan atau charta
Pembelajaran IPA atau sains tidak lepas dari asal usul materi pembelajarn
itu diperoleh. Biologi yang termasuk ke dalam IPA, materi yang dipelajari saling
berhubungan antara antara materi yang pertama dipelajari dengan materi-meteri
yang akan dipelajari selanjutnya. Bagan atau charta merupakan suatu media
pembelajaran yang dapat membantu siswa dan guru untuk mengkaitkan atau
menghubungkan antara suatu pokok materi satu dengan materi-materi yang lain.
Menurut Daryanto (2010) bagan berfungsi sebagai penunjuk hubungan,
keterkaitan, perbandingan dan pengorganisasian.
Sulistyo (2011) fungsi bagan atau chart untuk menyajikan konsep-konsep
yang sulit dipahami dan disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.
Bagan juga dapat memberikan butir-butir penting dari presentasi. Pembuatan
media bagan untuk pembelajaran ada aturan tertentu. Beberapa hal dalam
pembuatan bagan antara lain: dapat dimengerti, sederhana dan lugas, serta tidak
monoton dan selalu menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Cara menggunakan bagan dalam pembelajaran menurut Daryanto (2010)
antara lain: pemilihan bagan, persiapan ruang kelas, mempersiapkan siswa,
mempersiapkan pertanyaan dan penugasan yang mengaktifkan siswa dan
penggunaan saat pembelajaran berlangsung. Pertama, pemilihan bagan yang akan
disajikan harus berkaiatan dengan materi yang akan disampaikan. Kedua, sebelum
penyajian media bagan hendaknya guru memperhatikan kondisi kelas. Ketiga,
siswa perlu diatur pola duduknya agar penggunaan media bagan lebih jelas. Pola
duduk diatur berkelompok atau disajikan di depan kelas, sehingga guru perlu
memikirkan sari awal sebelum pembelajaran dimulai. Keempat, guru hendaknya
mempersiapkan tugas yang bisa melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran menggunakan bagan tersebut. Kelima, memempatkan bagan sebagai
pusat perhatian, pastikan semua siswa dapat melihat secara jelas dan terlibat
secara langsung.
Menurut Sulistyo (2011) bagan atau chart digolongkan menjadi dua, yaitu
chart yang menyajikan pesan secara bertahap dan chart yang menyajikan pesan
sekaligus. Bagan balikan (flip chart) dan bagan tertutup (hidden chart) termasuk
kedalam chart yang penyajian pesanya secara bertahap. Bagan pohon (tree
chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart) dan kebalikan
dari bagan pohon (stream chart) termasuk dalam chart yang menyajikan pesan
sekaligus.
B. Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian Sutarno, dkk (2010) dalam jurnal penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada
pembelajaran TIK menunjukkan bahwa hasil pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
mengalami peningkatan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Hal ini terlihat saat menggunakan uji t diperoleh thitung berturut-turut pada
pembelajaran seri-I, seri-II, dan seri-III adalah sebesar 1.83, 1.87, dan 1.89, dan
ttabel pada taraf signifikasi 0,05 sebesar 1,699. Nilai tersebut memenuhi kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
thitung > ttabel maka rata-rata skor gain mengalami peningkatan disetiap
pembelajaran.
Penelitian Jayanti (2008) dalam jurnal ketuntasan belajar melalui
penerapan model pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading And
Composition. Penelitian pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini dilaksanakan tiga
kali putaran, setiap putaran dilakukan revisi dan refleksi pada tiap-tiap
putarannya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC ini dapat menarik siswa untuk senang belajar dan membantu
memahami materi pelajaran. Pembelajran CIRC ini juga merupakan pembelajaran
yang efektif, terbukti bahwa hasil belajar siswa meningkat pada setiap putaran
model pembelajaran CIRC.
Hasil penelitian Suseno (2008) dalam jurnal peningkatan motivasi dan
hasil belajar materi sistem reproduksi invertebrate melalui optimalisasi
penggunaan media chart, dengan metode kooperatif model TGT. Menunjukkan
bahwa hasil pembelajaran yang menggunakan media bagan atau chart dapat
mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini
terliahat pada nilai harian, prosentase tuntas belajar, prosentase rata-rata nilai
tuntas, nilai tugas yang nilainya lebih dari 70 dan prosentase pengumpulan tugas
dari siklus I sampai siklus III menunjukkan bahwa penggunaan media chart
dengan metode kooperatif model TGT pada materi sistem reproduksi invertebrata
melalui optimalisasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam proses belajar
yang telah ditempuh dalam waktu tertentu. Hasil belajar terutama pada mata
pelajaran biologi dalam pencapaiannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor eksternal yang dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran
adalah guru. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) merupakan cara yang efektif untuk
mengajak siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Media pembelajaran berperan penting dalam proses belajar. Media
membantu guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa, sehingga pesan
(materi pembelajaran) dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Penggunaan media bagan atau chart diharapkan mampu membantu siswa
mendapatkan hasil belajar yang baik. Perpaduan antara model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dengan media chart
dapat lebih aktif dan kreatif serta memudahkan siswa dalam memahami suatu
materi sehingga hasil belajar yang didapat siswa lebih baik.
Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat digambarkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 : Skema Kerangka Pemikiran
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
yang cenderung menggunakan ceramah
bervariasi sehingga diperlukan model
pembelajaran yang dapat melibatkan
seluruh siswa
Hasil belajar siswa
masih rendah
Penerapan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC)
disertai media bagan atau chart
Mendorong siswa
berperan aktif dalam
proses pembelajaran
melalui diskusi
kelompok
siswa lebih mudah
dalam memahami
materi pembelajaran
Hasil belajar
meningkat
Siswa kurang atau sulit memahami
materi pembelajaran sehingga
diperlukan bantuan media
pembelajaran untuk mempermudah
pemahaman siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian
dapat dirumuskan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC) disertai Media Chart berpengaruh terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 7 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Surakarta kelas VIII
semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012. Tahap-tahap penilaian antara lain tahap pertama persiapan
kemudian tahap kedua pelaksanaan dan tahap pengolahan data dan
penyusunan laporan. Ketiga tahap tersebut disusun pada Gambar 3.1.
Tahap Kegiatan penelitian
Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)
08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06 07
Persiapan
1. Permohonan
pembimbing
2. Survei sekolah
3. Konsultasi judul
4. Konsultasi draf
proposal
5. Konsultasi
instrument dan
seminar proposal
Pelaksanaan
1. Ijin penelitian
dan melengkapi
instrument
2. Try out
instrumen
penelitian
3. Pelaksanaan
penelitian dan
konsultasi bab I,
II, dan III
Pengolahan
data dan
penyusunan
laporan
Pengolahan data
hasil penelitian dan
penyusunan laporan
Gambar 3.1. Waktu Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
experimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel.
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat
dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.
Rancangan penelitian ini adalah Posttest Only Control Design menurut Sugiyono
(2011) dapat digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design
Kelompok Treatment Posttest
Kontrol (R) X1 O1
Eksperimen (R) X2 O2
Keterangan:
X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan pendekatan
pembelajaran dengan ceramah bervariasi.
X2 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan pendekatan
model pembelajaran CIRC disertai media chart.
O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol.
O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen.
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut sama-sama
mendapatkan perlakuan, tetapi masing-masing mendapatkan perlakuan yang
berbeda. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model
pembelajaran CIRC disertai media bagan atau chart dan kelompok kontrol
diberikan perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional. Keterkaitan
antara variabel bebas yang berupa model pembelajarn CIRC disertai media bagan
atau chart dan ceramah bervariasi terhadap variabel terikat yang berupa hasil
belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik tertuang dalam paradigma
penelitian. Skema paradigma penelitian bisa dilihat pada Gambar 3.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
:
Keterangan gambar :
A = Model pembelajaran
A0 = Model pembelajaran konvensional
A1 = Model pembelajaran CIRC disertai media bagan atau chart
Y1 = Hasil belajar biologi ranah kognitif
Y2 = Hasil belajar biologi ranah afektif
Y3 = Hasil belajar biologi ranah psikomotor
A0Y1 = Hasil belajar biologi menerapkan model pembelajaran konvensional
ranah kognitif.
A0Y2 = Hasil belajar biologi menerapkan model pembelajaran konvensional
ranah afektif.
A0Y3 = Hasil belajar biologi menerapkan model pembelajaran konvensional
ranah psikomotor.
A1Y1 = Hasil belajar biologi menerapkan model pembelajaran CIRC disertai
media bagan atau chart pada ranah kognitif.
A1Y2 = Hasil belajar biologi menerapkan model pembelajaran CIRC disertai
media bagan atau chart pada ranah afektif.
A1Y3 = Hasil belajar biologi menerapkan model pembelajaran CIRC disertai
media bagan atau chart pada ranah psikomotor.
.
Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian
A
A0
A1
11
A0Y1
A0Y2
A0Y3
A1Y1
A1Y2
A1Y3
Y1
Y2
Y3
Y1
Y2
Y3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subyek yang memliki kualitas dan karakteristik tertntu yang ditentukan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kmudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester 2 SMP
Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 213 siswa yang
terbagi menjadi tujuh kelas.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2004). Penelitian ini terdiri dari dua
kelas sebagai sampel, yaitu kelas VIII F sebagai kelas kontrol yang terdiri
dari 30 siswa dan VIII C sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 30 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling dengan
cara memandang populasi sebagai kelompok-kelompok. Menurut Sugiyono
(2011) cluster random sampling adalah pengambilan sampel secara random
apabila objek atau sumber data yang akan diteliti luas, sampel yang dipilih
berdasarkan dari populasi secara acak. Pengambilan sampel dilakukan secara acak
dari tujuh kelas pada kelas VIII di SMP N 7 Surakarta. Jumlah sampel yang
dibutuhkan yaitu dua cluster yang diperoleh dengan membagi besarnya sampel
dengan ukuran cluster, sehingga dari populasi sebanyak tujuh kelas dan dua kelas
diambil sebagai sampel. Dua kelas sebagai sampel diperlakukan satu kelas
sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol.
Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki karakteristik yang sama
dalam rata-rata nilai hasil belajar baik pada ranah kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Pengujian dilakukan dengan cara menguji data menggunakan uji
prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dokumen hasil belajar yang diolah selama satu semester dengan nilai asli sebagai
bahan acuannya pada ketiga ranah hasil belajar.
Uji normalitas dilakukan dengan uji Anderson Darling (α = 0,05) dan
menggunakan bantuan program minitab 16. H0 menyatakan bahwa sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 menyatakan bahwa sampel
tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan
bahwa Ho diterima jika p-value>0.05. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa
tiap kelompok dalam populasi kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta memiliki nilai
p-value>0.05 pada setiap kelompok sehingga menunjukan distribusi yang normal
untuk semua nilai hasil belajar siswa baik kognitif, afektif maupun psikmotorik.
Hasil tes normalitas disajikan pada Tabel 3.2 dan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Tabel 3.2. Rangkuman Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar Kemampuan
awal
p-value Kriteria Keputusan H0
Kelompok kontrol Kelompok
eksperimen
Kognitif 0,115 0,055 p-value> 0,05 Diterima
Afektif 0,127 0,149 p-value> 0,05 Diterima
Psikomotor 0,057 0,052 p-value> 0,05 Diterima
Data yang berupa dokumen hasil belajar pada kelompok-kelompok dalam
populasi kemudian diuji dengan uji Levene’s (α=0,05) yang menggunakan
bantuan program minitab 16 untuk mengatahui populasi bersifat homogen atau
tidak. H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama
(Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi yang
sama. Keputusan uji dinyatakan jika p-value>0.05 maka Ho diterima. Hasil uji
homogenitas disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 3.3. Rangkuman Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar
Kemampuan Awal P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Kognitif 0,051 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Afektif 0,950 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Psikomotor 0,670 p-value >0,05 Diterima, Homogen
Hasil dari uji Levene’s menunjukan nilai p-value>0.05 sehingga dapat
diketahui bahwa kelompok-kelompok dalam populasi memiliki varians yang tidak
berbeda nyata sehingga dapat dinyatakan populasi bersifat homogen.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan semua yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel
terikat, yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang
dipilih oleh peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adalah
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition
(CIRC) disertai media bagan atau chart dan model pembelajaran
konvensional.
b. Variabel terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif
dan psikomotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu:
a. Metode Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data merupakan serangkaian
pertanyaan yang digunakan sebagai pengukur dari keterampilan, pegetahuan,
intelegensi, kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok (Subana dkk.
2000). Teknik tes digunakan untuk mengukur perubahan kemampuan kognitif
siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes objektif
dengan tipe pilihan ganda sebanyak 40 item soal. Instrumen secara lengkap
terdapat di lampiran 1 halaman 138.
b. Metode Nontes
1. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa
catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan
objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data
nilai Ujian Semester Ganjil kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012 mata
pelajaran biologi sebagai data awal yang di gunakan untuk uji
keseimbangan. Instrumen secara lengkap terdapat di lampiran 3 halaman
220.
2. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu langkah untuk memperoleh data
tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu anak didik secara
langsung. Metode observasi digunakan untuk mengambil data hasil belajar
ranah psikomotor yaitu penilaian proses atau keterampilan dan penilaian
hasil belajar ranah afektif yaitu penilaian sikap. Penilaian dilakukan oleh
observer dan guru dengan melakukan checklist (√) pada lembar observasi.
Skala yang digunakan pada lembar observasi adalah numerical rating
scale dengan skala 1 sampai 4 (Sugiyono, 2011). Instrumen secara lengkap
terdapat di lampiran 1 halaman 129.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Metode Angket
Angket merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan
daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun calon
responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan
cepat. Angket disusun dalam bentuk checklist yaitu bentuk angket dimana
pengisi angket tinggal memberi tanda check (√) pada pilihan yang telah
disediakan. Skor penilaian angket menggunakan skala Likert (Sudjana,
2010). Skor penilaian angket menggunakan skala Likert (Sudjana, 2010)
yang secara lengkap terdapat dilampiran 1 halaman 126 dan secara singkat
dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
(+) (-)
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
3. Teknik Penyusunan Instrumen
a. Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif
Pengukuran ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan
langkah-langkah penyusunan. Langkah pertama pemilihan materi
berdasarkan kurikulum sesuai dengan Kompetensi Dasar. Langkah kedua
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif. Langkah
ketiga pembuatan alat ukur sesuai indikator kemudian membuat kisi-kisi
soal sesuai dengan indikator yang diharapkan. Soal-soal yang disusun
mencakup 6 jenjang kemampuan yaitu C1 (pengetahuan), C2
(pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis), C5 (evaluasi), C6 (cipta)
menurut Yamin (2008). Langkah selanjutnya penyusunan item soal ranah
kognitif. Soal yang telah disusun selanjutnya dilakukan pengujian
kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Jika item
soal yang disusun banyak yang tidak valid maka dilakukan pengujian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kembali item dengan daya pembeda dan tingkat kesukaran item. Instrumen
yang sudah malalui tahap tersebut kemudia dapat digunakan sebagai
postes.
b. Penyusunan Instrumen Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap sikap
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan oleh
observer, guru, dan peneliti dengan melakukan checklist (√) pada lembar
observasi. Lembar observasi menggunakan numerical rating scale dengan
skala 1 sampai dengan 4 (Sugiyono, 2011). Menurut Karthwohl dalam
Haryati (2007) ada lima tingkatan bidang afektif yaitu: penerimaan
(receiving), tanggapan (responding), penilaian (valuing), organisasi
(organizing), dan karakterisasi (characterizing). Penilaian ranah afektif
hanya pada jenjang ke 5 yaitu karakterisasi nilai berupa karakter siswa
yang dijabarkan dalam tiap indikator dan tujuan pembelajaran ranah
afektif. Uji kesahihan menggunakan triangulasi penyelidik dengan
memanfaatkan peneliti untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data dengan membandingkan hasil pengamatan observer satu
dengan yang lain.
Ranah afektif juga diukur mengguanakn angket. Penilaian
dilakukan oleh siswa dengan memberikan checklist (√) pada angket.
Angket dibuat menggunakan skala Likert dengan lima respon yang
menunjukkan tingkatan tertentu sebagai alat ukurnya (Arikunto, 2010).
Sebelum angket digunakan maka dilakukan uji coba tes. Hasil dari uji
coba tersebut kemudian dianalisis masing-masing item pernyataan
mencakup validitas dan reliabilitasnya. Jika item pernyataan angket tidak
valid maka item pernyataan yang tidak valid di perbaiki melalui
peninjauan dan keputusan ahli, kemudian dilakukan tes ulang (retest)
untuk butir pernyataan yang tidak valid. Instrumen yang telah melalui
semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c. Pengukuran Ranah Psikomotorik
Pengukuran ranah afektif dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap
keterampilan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian
dilakukan oleh observer, guru, dan peneliti dengan melakukan checklist
(√) pada lembar observasi. Lembar observasi menggunakan numerical
rating scale dengan skala 1 sampai dengan 4 (Sugiyono, 2011).
Menurut Moleong (2002), pemeriksaan keabsahan data hasil
belajar psikomotor yang menggunakan lembar observasi dengan
triangulasi penyidik yaitu dengan cara memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi
kesalahan dalam pengumpulan data dengan cara membandingkan hasil
pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.
F. Validasi Instrumen
Penilaian kelas dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, diantaranya
melalui tes tertulis, penilaian unjuk kerja siswa dan penilaian hasil kerja.
Penilaian kelas adalah suatu proses yang dilaksanakan melalui perencanaan,
pengumpulan informasi yang menunjukan pencapaia hasil belajar siswa, serta
pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa (Haryati, 2007).
Instrument tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas
soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji sebagai
berikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut
valid atau tidak. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
validitas konstruk, isi, dan butir soal. Validitas isi merupakan pengukuran
tujuan tertentu yang sejajar dengan materi pelajaran yang disampaikan
(Arikunto,2009). Pengujian validitas isi untuk instrumen berbentuk tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
obyektif tipe pilihan ganda pada penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Validitas konstruk merupakan alat penilaian untuk mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukur (Sudjana,
2010). Pengujian validitas konstruk instrumen test pada penelitian ini
menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta
pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek
yang akan diukur berlandaskan pada teori tertentu (Sugiyono, 2011).
Validitas butir dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki
oleh sebutir soal. Validitas butir soal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:
Rxy =
}}{{2222 yyNxxN
yxxyN
Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi antara x dan y
n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i
Y : skor total (dari subyek try out)
Jika harga r hitung < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga
item pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika r hitung > r tabel
maka item petanyaan dinyatakan valid (Hamzah, 2001). Hasil try out pertama
uji validitas tes kognitif dan angket afektif secara lengkap disajikan pada Tabel
3.5 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama
Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
Valid Invalid
Kognitif 40 16 24
Afektif 50 42 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji
validitas soal kognitif menunjukkan bahwa dari 40 butir soal yang diberikan
terdapat 16 butir soal yang valid dan 24 butir soal invalid. Uji validitas angket
afektif menunjukkan bahwa dari 50 item pernyataan yang diberikan terdapat 42
item pernyataan yang valid dan 8 item pernyataan invalid. Butir soal atau item
pernyataan yang dinyatakan invalid kemudian dites ulang (retest) . Hasil dari
tes ulang menunjukan bahwa 25 butir soal tes kognitif valid. Hasil retest
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian merupakan tingkatan suatu tes secara
konsisten mengukur apa yang akan diukur (Darmadi, 2011). Hal ini memiliki
makna bahwa kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan
hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas ini menggunakan metode
reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari hasil satu kali
uji coba instrumen. Analisis uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alfa
Cronbach. Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach menurut Sugiyono
(2011):
Keterangan:
r11 = Reliabilitas yang dicari
k = Mean kuadrat antar subjek
= Mean kuadrat kesalahan
= Varians total
Rumus untuk varians total:
Rumus untuk varians item:
2
2
11 11
t
i
S
S
k
kr
2
iS
2
tS
2
2
n
JKs
n
JKi S i
2
2
n
(Xt)2
n
Xt2
S t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Keterangan:
JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = jumlah kuadrat subjek
Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item dilihat dari nilai r
menurut Riduwan (2004) dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item.
No Skala r11 Keterangan
1
2
3
4
5
Antara 0,80 sampai dengan 1,00
Antara 0,60 sampai dengan 0,799
Antara 0,40 sampai dengan 0,599
Antara 0,20 sampai dengan 0,399
Antara 0,00 sampai dengan 0,199
Sangat Tinggi (ST)
Tinggi (T)
Cukup (C)
Rendah (R)
Sangat Rendah (SR)
Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif dan angket afektif
disajikan pada Tabel 3.7. dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas.
Instrumen
Penelitian
Jumlah Item Keputusan Uji
Reliabilitas
Kriteria
Reliabilitas
Kognitif 40 0,731 Tinggi
Afektif 50 0,947 Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes
kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11=0,731
yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif memiliki kriteria
tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif berdasarkan Tabel 3.8 yang
menggunakan rumus Alpha menunjukan r11=0,947 yang berarti bahwa
koefisien reliabilitas angket afektif memiliki kriteria sangat tinggi Berdasarkan
hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian baik tes
kognitif maupun angket afektif bersifat reliabel atau memiliki ketetapan yang
tinggi untuk digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Analisis Butir soal
1. Uji Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran
yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurut
Sudjana (2005) Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal
digunakan rumus:
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran soal sebagai berikut:
Indeks kesukaran diklasifikasikan oleh Arikunto (2010) menjadi
tiga tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item
No Skala P Kategori Soal
1
2
3
Antara 0,10 sampai dengan 0,30
Antara 0,30 sampai dengan 0,70
Antara 0,70 sampai dengan 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif disajikan pada Tabel
3.9 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran.
T
Jenis Tes Kognitif
Jumlah Butir
Soal Valid
Kriteria
Mudah Sedang Sukar
Hasil Try Out Pertama 16 8 8 0
Hasil Retes 24 18 6 0
Instrument Penilaian Tes Kognitif 40 26 14 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran pada hasil
try out pertama diperoleh 16 butir soal yang valid dan mempunyai indeks
kesukaran yang mudah sebanyak 8 butir soal dan sedang 8 butir soal. Try
out pertama ini berarti menyisakan 25 butir soal tidak valid dengan indeks
kesukaran yang bervariasi. Butir soal yang tidak valid tersebut selanjutnya
diperbaiki. Soal yang tidak valid tersebut kemudian diretest pada try out
kedua dan menghasilkan butir soal 24 butir soal valid dengan indeks
kesukaran sebanyak 26 butir soal mudahdan 14 butir soal sedang. Berdasar
atas data tersebut maka instrumen penelitian berupa tes kognitif secara
umum memiliki 40 butir soal dengan kriteria 26 butir soal mudah dan 14
butir soal sedang.
b. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari
siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi
disebut Indeks Diskriminasi (ID). D diperoleh dengan rumus (Arikunto,
2010) sebagai berikut:
D = B
B
A
A
J
B
J
B = PA - PB
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Penilaian daya pembeda butir soal menurut Arikunto (2010) dapat
dilihat pada Tabel 3.10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 3.10. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal.
No Nilai D Keterangan
1
2
3
4
5
Antara 0.00 sampai dengan 0.20
Antara 0.20 sampai dengan 0.40
Antara 0.40 sampai dengan 0.70
Antara 0.70 sampai dengan 1.00
Negatif
jelek (poor)
cukup (satisfactory)
baik (good)
baik sekali (excellent)
sangat jelek dan butir soal
dibuang
Hasil try out uji daya beda butir soal tes kognitif disajikan pada
Tabel 3.11 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda.
Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir
Soal Valid
Kriteria
Negatif Jelek Cukup Baik Baik
sekali
Hasil Try Out Pertama 16 0 2 8 6 0
Hasil Retes 24 0 4 20 0 0
Instrument Tes Kognitif 40 0 6 28 6 0
Try out pertama menghasilkan 16 butir soal valid dari 40 butir soal
yang disediakan, Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda pada
16 butir soal valid tersebut mempunyai indeks diskriminasi jelak sebanyak
2 butir, 8 butir soal indeks deskriminasi cukup dan indeks deskriminasi
baik sebanyak 6 butir soal. Try out pertama ini berarti menyisakan 24
butir soal tidak valid dengan indeks diskriminasi yang bervariasi. Butir
soal yang tidak valid tersebut selanjutnya diperbaiki serta ditinjau ulang
oleh ahli. Soal yang tidak valid tersebut kemudian diretest pada try out
kedua dan menghasilkan butir soal dengan indeks deskriminasi jelek
sebanyak 6 butir soal dengan indeks deskriminasi cukup dan 20 butir soal
dengan indeks deskriminasi cukup. Berdasar pada data tersebut dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
diketahui bahwa instrument penilaian hasil belajar kognitif memiliki 40
butir soal dengan indeks deskriminasi jelek 6 butir soal, indeks
deskriminasi cukup sebanyak 28 butir soal dan indeks deskriminasi baik
sebanyak 6 butir soal.
G. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan
dua perlakuan dengan uji t (t-test). Analisis uji t memerlukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Prasyarat
Uji prasyarat yang dibutuhkan untuk hipotess penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji menggunakan uji
Anderson-Darling dengan α = 0,050 dan dibantu program Minitab 16. H0
dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data
tidak berdistribusi normal. Jika nilai p-value>0.050 maka H0 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak (Budiyono,2009).
Perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji uji
Levene’s dengan α = 0,050 dan dibantu program Minitab 16. H0
dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama
(Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi
yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai p-value>0.050 maka
H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan dua
perlakuan dengan uji t (t-test). Statistik uji hipotesis yang digunakan adalah uji-
t dua sampel yang independen pada tingkat signifikasi (α): 0,05 yang dibantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dengan program Minitab 16. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan
keputusan hipotesis adalah H0 ditolak jika nilai probabilitas p-value<0.050 dan
thitung>t(α,df). Hal ini berlaku pula sebaliknya yaitu jika nilai probabilitas p-
value>0.050 dan thitung < t(α,df), maka H0 diterima.
Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada
perbedaan antara penerapan model pembelajaran CIRC disertai media bagan
atau chart dengan model pembelajaran konvensional dengan ceramah
bervariasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan H1 menyebutkan bahwa ada
perbedaan antara penerapan model pembelajaran CIRC disertai media bagan
atau chart dengan model pembelajaran konvensional dengan ceramah
bervariasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas kelas VIII SMP Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
H. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Design,
dapat disusun prosedur operasional penelitian, yaitu perencanaan, perlakuan,
dan analisis data. Secara terperinci prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel
3.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian hasil penelitian meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif merupakan penilaian produk atau konten
yang berarti pemahaman siswa terhadap materi, ranah psikomotor merupakan
penilaian pada proses pembelajaran berupa penilaian keterampilan, dan ranah
afektif berupa penilaian sikap siswa yang diambil dari dua kelas. Kelas VIII F
sebanyak 30 siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional
sebagai kelompok kontrol dan kelas VIII C sebagai kelompok eksperimen
sebanyak 30 siswa dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart.
Data penelitian berupa nilai posttest siswa yang diambil setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Nilai posttest dari kelompok konrol dan
kelompok eksperimen keduanya dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Uji
normalitas berupa uji Anderson-Darling dan uji homogenitas yang berupa uji
levene’s diperlukan sebagai prasyarat uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai kelompok kontrol dengan
nilai kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan
keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah
kritisnya yaitu Ho ditolak jika signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini
berarti jika signifikasi probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho)
ditolak dan sebaliknya jika signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka
hipotesis nihil diterima. Diterima dan ditolaknya hipotesisi menunjukkan ada atau
tidaknya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition
(CIRC) disertai media bagan atau chart terhadap hasil belajar biologi siswa baik
pada ranah kognitif, afektif, maupun psikmotorik.
Pengambilan data hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tertulis
berupa soal pilihan ganda. Ranah efektif diperoleh dari angket dan lembar
observasi. Penilaian ranah psikomotor diperoleh dengan menggunakan lembar
observasi. Data penelitian diperoleh dari dua kelompok, yaitu kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dan eksperimen. Hasil penelitian berupa deskripsi data, pengujian hipotesis, dan
pembahasan disampaikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi
1) Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah kognitif diperoleh dari nilai
posttest yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal yang terdiri
dari soal-soal C1 sampai dengan C6. Data penelitian hasil belajar biologi
ranah kognitif pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat secara lengkap terdapat di Lampiran dan secara ringkas disajikan pada
Tabel 4.1. dan diagram batang pada Gambar 4.1.
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif dengan
Menggunakan Model dan Media Pembelajaran
Hasil Statistik Kelompok Kontrol
(Model Pembelajaran
Konvensional)
Kelompok Eksperimen
(Model Pembelajaran
CIRC disertai Chart)
Mean 75,250 85,417
Standart Deviasi 6,959 4,738
Varience 48,427 22,450
Minimum 60,0 72,5
Maximum 87,5 92,5
Median 76,25 85,0
N 30 30
Tabel 4.1. menunjukan bahwa rata-rata nilai kognitif siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Variansi dan
standar deviasi kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok
kontrol, keadaan ini menunjukan bahwa tingkat keragaman atau variabilitas
nilai pada kelompok eksperimen lebih kecil atau lebih homogen daripada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kelompok kontrol (Sudijono, 2006). Nilai maksimum dan minimum pada
kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada kelompok eksperimen juga
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar hasil tersebut secara
umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar kognitif pada kelompok
eksperimen secara deskriptif lebih baik daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dibuat diagram batang perbandingan
hasil belajar biologi ranah kognitif kelompok kontrol dengan konvensional
dan kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart
seperti pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Ranah Kognitif Biologi Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Berdasarkan gambar 4.1. menunjukkan bahwa perbandingan nilai
rata-rata hasil belajar biologi ranah kognitif pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar biologi ranah kognitif
kelas eksperimen. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen 85,417 sedangkan
pada kelas kontrol 74,25. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
kelompok
eksperimen
kelompok
kontrol
Ha
sil
bel
aja
r b
iolo
gi
ra
na
h k
og
nit
if
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
disertai media bagan atau chart mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik
pada ranah kognitif dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran
konvensional.
2) Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah afektif diperoleh dari
angket dan lembar observasi. Angket yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar ranah afektif menggunakan angket dengan skala Likert dengan lima
respon. Angket terdiri dari 40 item pernyataan. Pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran dan secara
ringkas disajikan pada Tabel 4.2. serta diagram batang pada Gambar 4.2.
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif dengan
Menggunakan Model dan Media Pembelajaran
Hasil Statistik Kelompok Kontrol
(Model Pembelajaran
Konvensional)
Kelompok Eksperimen
(Model Pembelajaran
CIRC disertai Chart)
Mean 74,383 81,442
Standart Deviasi 3,664 3,699
Varience 13,421 13,680
Minimum 66,5 72,250
Maximum 82,5 89,250
Median 74,813 81,815
N 30 30
Tabel 4.2. menunjukan bahwa rata-rata nilai afektif siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. . Standar
deviasi dan variansi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
kelompok kontrol, artinya tingkat keragaman pada kelompok eksperimen
lebih besar atau data kurang homogen (Sudijono, 2006). Nilai maksimum dan
minimum pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada kelompok
eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
tersebut secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar afektif pada
kelompok eksperimen secara deskriptif lebih baik daripada kelompok kontrol,
dengan jumlah siswa pada kelas kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-
masing 30 siswa.
Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dibuat diagram batang perbandingan
hasil belajar biologi ranah afektif kelompok kontrol dengan konvensional
dan kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart
seperti pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Perbandingan Hasil Belajar Ranah Afektif Biologi Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Berdasarkan gambar 4.2. menunjukkan bahwa perbandingan nilai
rata-rata hasil belajar biologi ranah afektif pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar biologi ranah afektif kelas
eksperimen. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen 81,442 sedangkan pada
kelas kontrol 74,383. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
disertai media bagan atau chart mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik
70
72
74
76
78
80
82
kelompok
eksperimen
kelompok
kontrol
Ha
sil
bel
aja
r b
iolo
gi
ra
na
h a
fek
tif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pada ranah afektif dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran
konvensional.
3) Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor
Data penelitian hasil belajar biologi ranah psikomotor diperoleh dari
penilaian menggunakan lembar observasi. Secara lengkap data hasil belajar
psikomotorik dapat dilihat pada Lampiran dan secara ringkas distribusi serta
deskripsi data nilai hasil belajar psikomotorik disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor dengan
Menggunakan Model dan Media Pembelajaran
Hasil Statistik Kelompok Kontrol
(Model Pembelajaran
Konvensional)
Kelompok Eksperimen
(Model Pembelajaran
CIRC disertai Chart)
Mean 65,000 74,167
Standart Deviasi 12,648 11,856
Varience 159,962 140,565
Minimum 41,667 50,000
Maximum 83,333 91,667
Median 66,667 75,000
N 30 30
Tabel 4.3. menunjukan bahwa rata-rata nilai psikomotor siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan jumlah
siswa masing-masing pada kelas kontrol dan eksperimen 30 siswa. Variansi
dan standar deviasi kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok
kontrol, keadaan ini menunjukan bahwa tingkat keragaman atau variabilitas
nilai pada kelompok eksperimen lebih kecil atau lebih homogen daripada
kelompok kontrol. Nilai maksimum dan minimum pada kelompok
eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Median atau nilai tengah pada kelompok eksperimen juga lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil tersebut secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar psikomotor pada kelompok
eksperimen secara deskriptif lebih baik daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dibuat diagram batang perbandingan
hasil belajar biologi ranah psikomotor kelompok kontrol dengan
konvensional dan kelompok eksperimen dengan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media
bagan atau chart seperti pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomorik
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
Berdasarkan gambar 4.2. menunjukkan bahwa perbandingan nilai
rata-rata hasil belajar biologi ranah psikomotor pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar biologi ranah
psikomotor kelas eksperimen. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen 74,167
sedangkan pada kelas kontrol 65,000. Hal tersebut menunjukan bahwa
penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart mampu meningkatkan
hasil belajar siswa baik pada ranah psikomotor dibandingkan dengan
penerapan model pembelajaran konvensional.
60
62
64
66
68
70
72
74
76
kelas
eksperimen
kelas kontrol
Ha
sil
bel
aja
r b
iolo
gi
ra
na
h
psi
ko
mo
tor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal. Populasi yang terdistribusi normal
merupakan prasyarat dari uji hipotesis t-test. Perhitungan uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling. Kriteria pengujiannya: data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai nyatasi
probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyata α = 0,05. Hasil uji
normalitas hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor secara
lengkap disajikan pada Lampiran , dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel
4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Hasil
Belajar
P-value Kriteria Keputusan
Uji H0 Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Kognitif 0,115 0,055 p-value
>0,05
Diterima,
Normal
Afektif 0,127 0,149 p-value
>0,05
Diterima,
Normal
Psikomotor 0,057 0,052 p-value
>0,05
Diterima,
Normal
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa hasil uji Anderson-Darling nilai
probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan
uji H0 diterima. Berdasar dari hasil uji tersebut dapat dinyatakan bahwa nilai
hasil belajar baik pada ranah pada ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variansi-variansi
pada populasi sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
penelitian ini menggunakan uji Levene’s. Kriteria pengujiannya adalah varians
populasi baik strategi maupun motivasi yang diteliti dinyatakan homogen jika
nilai nyatasi probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyatasi α = 0,05.
Sebaliknya apabila p-value lebih kecil dari α maka dinyatakan tidak homogen.
Hasil uji homogenitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor
siswa secara lengkap disajikan pada Lampiran dan secara ringkas dapat dilihat
pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi untuk Model dan
Media Pembelajaran.
Uji Homogenitas P-value
Model disertai
Media
Kriteria Keputusan Uji H0
Nilai Kognitif 0,051 p-value > 0,05 Diterima,
Homogen
Nilai Afektif 0,950 p-value > 0,05 Diterima,
Homogen
Nilai Psikomotor 0,670 p-value > 0,05 Diterima,
Homogen
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) hasil
belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor lebih dari nilai signifikasi 0,05
sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal ini menunjukan bahwa nilai hasil
belajar pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki variansi yang sama
atau tidak berbeda nyata baik pada ranah kognitif, psikomotorik maupun
afektif, sehingga nilai hasil belajar dapat dinyatakan bersifat homogen.
3. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis t-test. Prasyarat
uji t yaitu uji normalitas dan homogenitas telah terpenuhi. Sampel populasi harus
terdistribusi normal dan memiliki variasi yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah
tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho ditolak jika
signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi
probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika
signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima.
1. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC disertai
media Chart terhadap hasil belajar kognitif menunjukkan bahwa perolehan rata-
rata nilai kognitif antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda
nyata. Rangkuman hasil uji pengaruh tersebut disajikan pada Tabel 4.6 dan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 4.6. Hasil Analisis Pengaruh Model Pembelajaran CIRC disertai Media
Chart Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Kognitif
Ranah Hasil
Belajar P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Kognitif 0,000 p-value < 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Berdasarkan Tabel 4.6. dapat diinterpretasikan sebagai berikut,
Perhitungan hasil belajar pada ranahkognitif, HO ditolak artinya hasil belajar ranah
kognitif antara kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional dan
kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran CIRC disertai
media Chart berbeda nyata sehingga penerapan model pembelajaran CIRC
disertai media Chart berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif.
2. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC disertai
media Chart terhadap hasil belajar afektif menunjukkan bahwa perolehan rata-
rata nilai afektif antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda
nyata. Rangkuman hasil uji pengaruh tersebut disajikan pada Tabel 4.7 dan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 4.7. Hasil Analisis Pengaruh Model Pembelajaran CIRC disertai Media
Chart Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Afektif
Ranah Hasil
Belajar P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Afektif 0,000 P-value < 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Berdasarkan Tabel 4.7. dapat diinterpretasikan sebagai berikut,
Perhitungan hasil belajar pada ranah afektif , HO ditolak artinya hasil belajar ranah
afektif antara kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional dan kelompok
eksperimen dengan penerapan model pembelajaran CIRC disertai media Chart
berbeda nyata sehingga penerapan model pembelajaran CIRC disertai media
Chart berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah afektif.
3. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran model
pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar psikomotor menunjukkan bahwa
perolehan rata-rata nilai psikomotor antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen berbeda nyata. Hasil uji pengaruh tersebut disajikan pada Tabel 4.8
dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Pengaruh Model Pembelajaran CIRC disertai Media
Chart Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Psikomotor
Ranah Hasil
Belajar P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Psikomotor 0,005 P-value < 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Berdasarkan Tabel 4.7. dapat diinterpretasikan sebagai berikut,
Perhitungan hasil belajar pada ranah psikomotor , HO ditolak artinya hasil belajar
ranah psikomotor antara kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional
dan kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran CIRC disertai
media Chart berbeda nyata sehingga penerapan model pembelajaran CIRC
disertai media Chart berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
B. Pembahasan
Proses belajar mengajar di kelas VIII C yang menerapkan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai
media bagan atau chart, siswa dibagi menjadi 7 kelompok dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian anggota kelompok berdasarkan skor
hasil belajar biologi yang tertera dalam dokumen hasil belajar biologi semester
sebelumnya sehingga dalam suatu kelompok mempunyai rata-rata kemampuan
yang hampir sama. Hal ini dimaksudkan agar penyebaran siswa merata dan
seimbang. Siswa mempelajari materi melaui wacana atau artikel dan lembar kerja
siswa yang telah dibuat oleh guru. Wacana atau artikel dan lembar kerja siswa
tersebut nantinya membantu siswa dalam memahami materi Zat Aditif dalam
Makanan sehingga akhirnya akan mendapatkan nilai yang bagus dan memuaskan.
Awal pertemuan, guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi
yang telah dipelajari sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan kali ini. Guru melanjutkan pembelajaran dengan
membagi siswa menjadi kelompok-kelompok. Setiap kelompok diberikan wacana
dan lembar kerja siswa tentang materi zat aditif. Tujuan utama dari model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) adalah
menggunakan kelompok-kelompok kooperatif yang membantu siswa mempelajari
memahami suatu bacaan maupun wacana yang dapat diaplikasikan secara luas.
Wacana yang diberikan berguna untuk mempermudah memahami dan
memperluas wawasan siswa tentang materi zat aditif. Guru juga memberikan
lembar kerja siswa yang harus dikerjakan siswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Selama siswa berdiskusi memahami wacana dan mengerjakan
lebar kerja siswa, guru mendampingi siswa dan memberikan pengarahan pada
kelompok. Setiap kelompok yang sudah selesai menyelesaikan tugas selnjutnya
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Guru memberikan
penguatan dan mengklarifikasi materi yang dipelajari melaului penjelasan-
penjelasan maupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru
memberikan penguatan dengan menggunakan media bagan atau chart.
Penggunaan media bagan atau chart ini bertujuan untuk memperdalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pemahaman siswa. Siswa yang dapat mengisi bagan secara lengkap berarti siswa
telah paham tentang materi yang mereka diskusikan dan sebaliknya jika siswa
belum bisa secara lengkap mengisi bagan atau chart maka siswa belum terlalu
paham dengan materi yang dipelajari. Akhir pembelajaran guru memberikan soal
evaluasi dan ternyata hasil dari evaluasi bagus dan memuaskan.
Kelas VIII F yang menerapkan model pembelajaran konvensional, siswa
dibagi dalam 7 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
Materi pelajaran disajikan guru melalui ceramah dan presentasi serta lembar kerja
siswa. Lembar kerja siswa diberikan pada saat diskusi kelompok. Dalam model
pembelajaran konvensional, siswa tidak diberikan wacana sehingga wawasan
yang diperoleh siswa tidak terlalu luas. Siswa tidak diberikan bagan atau chart
sehingga siswa sedikit kesulitan dalam memahami dan menyimpulkan materi
pembelajarna yang dipelajari. Akibatnya hasil belajar biologi siswa tersebut
rendah dan kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t diketahui bahwa penerapan
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan
atau chart yang dilaksanakan di kelas VIII C berpengaruh terhadap hasil belajar
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ada pengaruh karena ada perbedaan
yang signifikan rata-rata hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor berdasarkan model pembelajaran (kelompok kontrol dengan model
pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan metode CIRC
disertai media bagan atau chart).
Menurut Slavin (2009) tujuan utama dari pembelajaran CIRC adalah
menggunakan kelompok-kelompok kooperatif yang membantu siswa mempelajari
memahami suatu bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Bacaan atau
wacana yang dibuat oleh guru membantu siswa dalam memahami materi baru
yang cakupan pengetahuannya lebih luas. Guru diberikan kebebasan dalam
membuat wacana sesuai dengan materi yang akan diajarkan asalkan tidak
menyimpang dari materi pembelajaran.
Model pembelajaran mempunyai kelebihan dan juga kekurangan.
Kelebihan dari model pembelajaran CIRC adalah dapat melatih siswa untuk dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
bekerjasama didalam kelompok,siswa dapat lebih menghargai pendapat orang lain
dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk dapat berfikir bebas dan kreatif
pada saat menyelasaikan suatu permasalahan yang diberikan guru. Adapun
kekurangannya yaitu bagi siswa yang aktif akan terus berkembang
pengetahuannya dan bagi siswa yang kurang aktif akan tertinggal karena tingkat
pemahamannya rendah serta siswa hanya terbatas pada permasalahan yang
diberikan oleh guru.
Keberhasilan pembelajaran ini tidak hanya dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang digunakan tetapi dengan didukung oleh media pembelajaran
yang digunakan sebagai fasilitas belajar siswa. Media yang digunakan pada
pembelajaran ini adalah dengan menggunakan media bagan atau chart. Media ini
bisa membantu siswa lebih mudah memahami materi Zat Aditif yang dipelajari.
Cakupan materi zat aditif yang luas dan banyak macamnya dipermudah dengan
meringkasnya kedalam media bagan atau chart, sehingga setelah memperoleh
wawasan yang luas dari wacana yang telah mereka baca dan pahami kemudian
dapat disimpulkan melalui media bagan ini.
Sulistyo (2011) fungsi bagan atau chart untuk menyajikan konsep-
konsep yang sulit dipahami dan disampaikan secara tertulis atau lisan secara
visual. Bagan juga dapat memberikan butir-butir penting dari presentasi.
Pembuatan media bagan untuk pembelajaran ada aturan tertentu. Beberapa hal
dalam pembuatan bagan antara lain: dapat dimengerti, sederhana dan lugas, serta
tidak monoton dan selalu menarik.
Hasil penelitian Sutarno, dkk (2010) dalam jurnal penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada
pembelajaran TIK menunjukkan bahwa hasil pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
mengalami peningkatan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Hal ini terlihat saat menggunakan uji t nilai-nilai yang diperoleh memenuhi
kriteria thitung > ttabel maka rata-rata skor mengalami peningkatan disetiap
pembelajaran. Penelitian tentang pembelajaran CIRC didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Jayanti (2008) dalam jurnal ketuntasan belajar melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
penerapan model pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading And
Composition. Penelitian pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini dilaksanakan tiga
kali putaran, setiap putaran dilakukan revisi dan refleksi pada tiap-tiap
putarannya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC ini dapat menarik siswa untuk senang belajar dan membantu
memahami materi pelajaran. Pembelajran CIRC ini juga merupakan pembelajaran
yang efektif, terbukti bahwa hasil belajar siswa meningkat pada setiap putaran
model pembelajaran CIRC. Penelitian ini didukung dengan penelitan yang
dilakukan oleh Woods and Chan (2010). Penelitian yang dilakukan berjudul
Evaluation Techniques For Cooperative Learning. Menurut mereka
pembelajaran kooperatif dapat digunakan pada materi pembelajaran yang sulit.
Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran ini diberikan bantuan berupa bacaan dan
mereka belajar berkelompok sehingga dapat bertukar pendapat serta sangat
membantu dalam memahami konsep yang kompleks.
Ketercapaian hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor tidak
hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan, tetapi dengan media
pembelajaran yang mendukung keterlaksananaan kegiatan pembelajaran. Media
penunjang pembelajaran yang digunakan adalah media bagan atau chart. Media
bagan atau chart ini mampu membantu siswa untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik. Penggunaan media bagan atau chart didukung oleh penelitian tindakan
kelas yang dilakukan oleh Suseno (2008) dalam jurnal peningkatan motivasi dan
hasil belajar materi sistem reproduksi invertebrate melalui optimalisasi
penggunaan media chart, dengan metode kooperatif model TGT. Menunjukkan
bahwa hasil pembelajaran yang menggunakan media bagan atau chart dapat
mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini
terliahat pada nilai harian, prosentase tuntas belajar, prosentase rata-rata nilai
tuntas, nilai tugas yang nilainya lebih dari 70 dan prosentase pengumpulan tugas
dari siklus I sampai siklus III menunjukkan bahwa penggunaan media chart
dengan metode kooperatif model TGT pada materi sistem reproduksi invertebrata
melalui optimalisasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Hasil belajar ranah kognitif menurut Sudjana (2010) berkenaan dengan
hasil belajar intelektual siswa yang terdiri dari dari aspek. Aspek pengetahuan
atau ingatan dan aspek pemahaman disebut kognitif tingkat rendah. Pada
aspek pengetahuan ini menjadi prasarat bagi tipe belajar yang berikutnya.
Pengetahuan kognitif siswa akan terbentuk saat proses pemebelajaran
berlangsung. Tingkat pemahaman siswa dapat diketahui setelah dilakukan test
yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Hasil belajar biologi ranah
kognitif diperoleh dengan memberikan 40 butir soal dalam bentuk pilihan
ganda kepada siswa mulai dari jenjang C1 sampai C6. Soal tersebut
disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan serta telah melalui uji
validitas dari ahli.
Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media
bagan atau chart berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar
biologi ranah kognitif. Nilai rata-rata tes kognitif siswa di kelompok
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart dalam
pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
menerapkan pendekatan konvensional. Hal ini terbukti dengan nilai hasil
evalusi di akhir pembelajaran yang dikerjakan siswa secara tertulis
menunjukkan bahwa nilai dari kelompok eksperimen lebih bagus
dibandingkan dari nilai di kelompok kontrol. Hasil tersebut disebabkan karena
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition
(CIRC) disertai media bagan atau chart yang diterapkan pada kelompok
eksperimen dengan materi zat aditif dapat membuat siswa lebih mudah dalam
memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Wacana membantu siswa
untuk mempermudah siswa menganalisis materi pembelajaran dan media
bagan yang digunakan dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi
yang dipelajari. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) bisa membiasakan siswa untuk suka membaca dan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
bagan atau chart dapat melatih mengingat materi pembelajaran yang dapat
mendukung penguasaan kemampuan kognitif siswa.
Hasil penelitian Widyasari (2007) dalam jurnalnya menunjukkan
bahwa dengan menggunakan media pembelajaran mampu meningkatkan
kemampuan siswa berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Hasil pengujian
hipotesis pada penelitian ini membuktikan bahwa terdapat interaksi yang
sangat signifikan antara media pembelajarn dan kemampuan berpikir kreatif
peserta didik terhadap hasil belajar IPA terpadu. Hal ini sejalan dengan
pendapat Indriyana (2011) bahwa penggunaan media yang maksimal akan
membantu anak didik dalam menyerap suatu materi pembelajaran yang
disampaikan guru lebih banyak dan lebih baik. Media yang digunakan dapat
meningkatkan penampilan dalam keterampilan sesuai dengan tujuan belajar
dan mengajar.
2. Hasil Belajar Ranah Afektif
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji-t yang diperoleh
dinyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada ranah afektif
pada kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media
bagan atau chart lebih baik dari pada kelompok kontrol yang menerapkan
model pembelajaran konvensional. Ranah afektif yang dinilai terlihat dari
sikap ilmiah seperti ketelitian siswa dalam menganalisis wacana, tepat waktu
mengerjakan lembar kerja siswa, jujur saat mengerjakan soal evaluasi, bekerja
sama dengan teman sekelompok dan menghargai pendapat teman. Penilaian
ranah afektif diperoleh dari angket yang terdiri dari 40 item soal pernyataan
sebagi instrument untuk mengevaluasi hasil belajar biologi pada ranah afektif
dan dengan menggunakan lembar observasi.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dalam pembelajarannya dibentuk suatu kelompok belajar
yang menuntut siswa untuk dapat bersikap ilmiah. Selama pembelajaran siswa
berkelompok dituntut untuk dapat bersikap baik dengan mampu bekerja sama
dan dapat menghargai pendapat teman. Model pembelajaran ini menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
wacana yang dapat melatih sikap ilmiah untuk teliti dalam menganalisis
wanaca, selain itu juga ketelitian siswa dalam membuat bagan atau chart.
Pengaruh penggunaan model dan media pembelajaran ini terlihat
bahwa pada kelompok eksperimen lebih aktif dalam proses pembelajaran
dibandingkan pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen siswa terlihat
lebih antusias mengikuti pembelajaran. Terbukti dengan sikap siswa yang
terlihat senang dan nyaman selama proses pembelajaran. Berbeda dengan
kelompok kontrol yang terlihat kurang antusias mengikuti proses
pembelajaran. Siswa pada kelas kontrol terlihat jenuh dan beberapa anak sibuk
dengan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.
Perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan
karena penerapan model dan media pembelajaran yang berbeda. Kegiatan
diskusi pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
disertai media bagan atau chart lebih aktif. Pembagian kerja kelompok
merata dengan arahan dari guru. Guru pada kelas eksperimen berperan
mendampingi dan memotivasi siswa sehingga potensi yang dimiliki siswa
dapat dimaksimalkan. Pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional kurang memaksimalkan potensi yang
dimiliki siswa sehingga siswa cenderung pasif dan individual yang kurang
membantu siswa mencapai kompetensi siswa dari aspek afektif. Sikap pasif
siswa menyebabkan nilai afektif siswa cenderung lebih rendah dibanding
dengan kelas eksperimen.
3. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Hasil belajar biologi ranah psikomotorik menurut Sudjana (2010)
bahwa hasil belajar psikomotoris terliahat pada bentuk keterampilan (skill) dan
kemapuan bertindak oleh siswa. Ranah psikomotor yang dinilai dalam
pembelajaran ini diantaranya seperti keterampilan siswa mengidentifikasi
wacana, keterampilan mengkomunikasikan hasil dikusi dalam bentuk tulisan
seperti dengan membuat bagan atau chart dan keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
mengkomunikasikan hasil diskusi dalam bentuk lisan dengan presentasi.
Penilaian hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh melalui lembar observasi.
Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa pendekatan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media
bagan atau chart berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar biologi
pada ranah psikomotorik. Nilai rata-rata hasil belajar biologi pada ranah
psikomotorik siswa di kelompok eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
disertai media bagan atau chart lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Hal ini
disebabkan karena model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang telah ditentukan pada
indikator pembelajaran. Model dan media pembelajaran ini memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman melalui aktivitas fisik
dalam berkomunikasi secara lisan seperti presentasi. Kemampuan verbal siswa
dapat dikembangkan dengan mengasah siswa terampil dalam
mempresentasikan hasil diskusi dengan membuat bagan atau chart.
Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi pada ranah
psikomotorik.
Kemampuan psikomotor pada kelas kontrol berbeda dengan kelas
eksperimen. Diskusi pada kelas kontrol lebih terbatas pada diskusi materi dan
LKS. Diskusi terbatas karena siswa tidak difasilitasi dengan wacana dan
bagan tau chart. Siswa memperoleh informasi hanya melalui LKS dan
penjelasan dari guru. Ketemapilan siswa juga kurang terasah karena siswa
tidak diminta untuk membuat bagan atau chart. Hal ini yang menyebabkan
ketrampilan psikomotor yang dikembangkan menjadi terbatas. Berbeda
dengan kelas eksperimen yang kegiatan diskusi kelompok tidak hanya terbatas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pada LKS, namun juga pada media penunjang seperti wacana dan chart yang
disediakan guru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan
atau chart antara lain yaitu guru harus benar-benar memahami meteri pembelajan
dan berwawasan luas dalam membuat wacana. Guru harus kreatif menyusun dan
membuat media bgana atau chart sehingga materi pembelajaran dapat terangkum
jelas didalamnya.keterpaduan kemampuan yang guru miliki agar dapat membawa
pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa baik pada ranah
kognitif, afektif maupun psikomotorik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
62
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau
chart dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC) disertai Media Chart berpengaruhterhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 7 Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi pada penelitian sejenis mengenai model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart dan dapat
digunakan untuk upaya bersama antara guru, siswa serta penyelenggara sekolah
agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar secara maksimal.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru
dalam memberikan pembelajaran biologi pada kelas VIII yaitu menerapkan
strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa sehingga dapat mengoptimalkan
pencapaian hasil belajar ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
C. SARAN
1. Guru
a. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
disertai media bagan atau chart dapat diterapkan pada materi Zat Aditif sebagai
salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
b. Guru dalam membuat wacana hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pada
materi yang akan disampaikan sehingga wawasan siswa juga lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
62
c. Guru dalam membuat bagan atau chart hendaknya mencakup seluruh materi yang
dipelajari secara ringkas sehingga dengan bagan atau chart siswa lebih mudah
memahami materi pembelajaran.
d. Guru dalam menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
And Composition (CIRC) disertai media bagan atau chart hendaknya mampu
mengatur waktu pelaksanaan dengan baik sehingga semua materi
pembelajaran dapat disampaikan.
2. Peneliti
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu
diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) disertai media bagan atau
chart dalam ruang lingkup yang lebih luas serta faktor-faktor lain yang turut
berpengaruh terhadap pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
64
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo R. dan Kokasih A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:
Grasindo.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.
Budiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Eveline, S. dan Hartini, N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Hamzah, U. (2001). Pengembangan Instrumen untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press.
Haryati, M. (2007). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva
Press.
Jacob, G and Hannah. (2004). Combining Cooperative Learning with Reading
Aloud by Teachers. International Journal of Engglish Studies. 4(1):
97-118 Jayanti, R. (2008). Ketuntasan Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition. Jurnal
Pendidikan Ekonomi. 1(2): 103-115.
Moleong, L. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Nur, M. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Thesis. Bandung: Alfa Beta.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Sadiman, Raharjo, Haryono dan Rahardjito. (2009). Media Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Slavin, R. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Subana, Rahadi M., dan Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
64
Sudjana, N. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
________. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfa Beta.
_______. (2011). Statistika Untuk Penlitian. Bandung: Alfa Beta.
Sulistyo E.,dkk. (2011). Media Pendidikan dan Pembelajaran di Kelas. Surakarta:
UNS Press.
Sumiati dan Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suseno, B. (2008). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sistem
Reproduksi Invertebrata Melalui Optimalisasi Penggunaan Media Charta
Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Widyatama. 5(2):61-69.
Sutarno, Nurdin E., dan Awali I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Berbasis
Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
TIK. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 3(1): 1-5.
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
_____. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kerikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Wenno, I. (2008). Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual.
Yogyakarta: Inti Media.
Widyasari. (2007). Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir
Kreatif Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar IPA Terpadu. Jurnal
Teknologi Pendidikan. 9(3): 193-206.
Woods, D.M. dan Chen, K.C. (2010). Evaluation Techniques For Cooperative
Learning. International Journal of Management & Information Systems.
14(1): 1-6.
Yamin, M. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung
Persada Press.