MEDIA PRATAMA | 29
ANALYSIS SYSTEM INTERNAL CONTROL TO EXPENDITURE OF CASH AT CU.
ARTHA SWADAYA OF GOMBONG.
WAKHID YULIYANTO
Politreknik Dharma Patria
ABSTRACT
Cash is an important component in fluency the way activity of company operasional.
because nature of cash which is likuid, hence darkened easy cash is so that needed by internal
control to cash by dissociating depository functions and record-keeping. This research aim to
know directly regarding hit internal control to expenditure of cash at CU. Artha swadaya
Gombong. In this research the method is used a descriptive research method to know variable
value internal control of outing of cash without having to compare. And to the source of data use
primary data that is obtained data directly from its source.
Problem of faced by at CU.Artha Swadaya Gombong Self supporting is there is to no
insurance him to existing cash on hand and existing cash of on the way. For overcome existing
problems that is if cash of da on hand and existing cash journey of amount him big relative, hence
company better cover insurance of to avoid loss risk if when happened theft or robbery generating
loss.
Internal control to Expenditure of cash at Self Supporting CU.Artha Swadaya Gombong
can be seen from minimum supply of cash obtaining Rp. 20.174.318. The amount last for amount
of minimum supply of cash. But for internal control to expenditure of cash at Self Supporting
CU.Artha SwadayaGombong not yet walked better. Because elements internal control of
expenditure of cash which there is still not yet is fully done conducted by company of existing cash
on hand, cashier and journey do not be insured. Risk to happened if existing cash on hand and
existing cash is company hence if happened deviation to company cash do not guarantee to close
resulted loss it.
Keywords : System Internal Control, Expenditure of Cash
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat
yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaaan dengan tujuan untuk
menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan.
Dalam neraca, kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan setiap
hari transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan komponen
penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasional perusahaan. Karena sifat kas
yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan pengendalian intern
terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan dan pencatatan. Selain itu
juga diadakan pengawasan ketat terhadap fungsi-fungsi pengeluran kas. Tanpa adanya
pengendalian intern akan mudah terjadi penggelapan uang kas.
Untuk mengawasi pengeluaran kas, maka semua pengeluaran kas harus dilakukan
dengan menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya kecil dapat
dilakukan melalui kas kecil. Jika berwenang untuk menandatangi cek didelegasikan
kepada seseorang pegawai yang ditunjuk, maka pegawai tersebut tidak diperkenankan
MEDIA PRATAMA | 30
untuk melakukan pencatatan transaksi kas. Hal ini untuk mencegah adanya kecurangan
dalam pengeluaran kas yang tidak nampak dalam catatan akuntansi.
CU Artha Swadaya merupakan suatu koperasi impan pinjam yang memberikan
pelayanan secara khas sesuai dengan Visi dan Misi yang ditetapkan dengan
mengedepankan keberpihakan kepada anggota yang memiliki usaha kecil dan dukungan
keuangan dalam hal ini permodalan untuk pengembangan usahanya. Oleh karena itu
unsur pendidikan perkoperasian bagi para anggota menjadi perhatian yang selalu
diupayakan agar seluruh anggota bergotong-royong saling membantu satu sama lain
dalam upaya pengembangan usaha masing-masing yang pada gilirannya berdampak
positif bagi perkembangan CU Artha Swadaya.
Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-prosedur yang
memadai untuk melindungi pengeluaran kas. Dalam merancang prosedur-prosedur
tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Pertama, harus
terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang bertanggung jawab
menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatatan
transaksi kas. Kedua, semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank
secara harian. Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan
cek, kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahmya dimungkinkan untuk menggunakan
uang tunai, yaitu melalui kas kecil.
Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-prosedur yang
memadai untuk melindungi pengeluaran kas. Dalam merancang prosedur-prosedur
tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Pertama, harus
terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang bertanggung jawab
menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatatan
transaksi kas. Kedua, semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank
secara harian. Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan
cek, kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahmya dimungkinkan untuk menggunakan
uang tunai, yaitu melalui kas kecil.
2. Pokok Permasalahan
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengendalian intern
terhadap pengeluaran kas pada CU Artha Swadaya Gombong?
3. Pertanyaan Penelitian
Adapun beberapa pertanyaan penelitian yang dirumuskan oleh penulis dalam Tugas
Akhir ini antara lain:
a. Bagaimana pengendalian intern terhadap pengeluaran kas pada CU Artha Swadaya
Gombong?
b. Permasalahan apa yang ada pada Pengendalian Intern terhadap Pengeluaran kas pada
CU Artha Swadaya Gombong?
c. Apakah pengendalian intern pada CU Artha Swadaya Gombong sudah
berjalan dengan baik?
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung mengenai
pengendalian intern terhadap pengeluaran kas pada CU Artha Swadaya Gombong.
B. KAJIAN PUSTAKA
Kajian Ilmiah
1. Pengertian Analisa
Analisa yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda
dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun komponen
tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
MEDIA PRATAMA | 31
2. Pengertian Sistem
Pada dasarnya sistem adalah salah satu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang dihasilkan oleh suatu proses
tertentu yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang layak untuk pihak diluar
perusahaan.
3. Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber
daya manusia dan sistem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu organisasi
mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara
untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber
daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun yang tidak terwujud
(seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Berdasarkan definisi pengendalian intern diatas, terkandung beberapa konsep dasar
sebagai berikut:
a) Pengendalian interen adalah suatu proses. Pengendalian ini merupakan cara untuk,
bukan tujuan itu sendiri.
b) Pengendalian intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan hanya
terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir terapi juga orang-orang
pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan komisaris,
manajemen, serta personil lainnya.
c) Pengendalian intern diterapkan memberikan keyakinan memadai bukannya
keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena adanya
kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh sistem pengendalian intern dan perlu
mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.
d) Pengendalian intern adalah alat untuk mencapai tujuan yaitu pelaporan, keuangan,
kesesuaian, dan operasi.
4. Tujuan Sistem Pengendalian Intern dan Komponen-komponen Pengendalian Intern
a) Tujuan Pengendalian Intern
Menurut (Mulyadi, 2008:178-179) tujuan dari pengendalian intern adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga kekayaan perusahaan
a) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah
diterapkan.
b) Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan
kekayaan yang sesungguhnya ada.
a) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
1) Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan.
2) Pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam dalam catatan akuntansi.
b.Komponen-komponen Pengendalian Intern
Komponen-komponen pengendalian intern menurut COSO tersebut (Haryono
Jusup, 2011:257) adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan struktur
pengendalian dalam sebuah perusahaan terdiri dari berbagai faktor, yaitu:
a) Nilai integritas dan etika.
b) Komitmen terhadap kompetensi.
c) Dewan komisaris dan komite audit.
d) Filosofi dan gaya operasi manajemen.
e) Struktur organisasi.
f) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab.
g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
MEDIA PRATAMA | 32
2. Perhitungan resiko untuk tujuan laporan keuangan adalah identifikasi,
analisis, dan pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
mencangkup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan-catatan yang
digunakan, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi
perusahaan (termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi) dan
menyelenggarakan pertanggung jawaban atas aktiva dan kewajiban yang
bersangkutan. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpanan kepada
pihak yang lebih tinggi dalam entitas.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan.
5. Pemonitoran
Pemonitoran (monitoring) adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur
pengendalian intern sepanjang masa yang menyangkut penilaian tentang
rancangan dan pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk
setiap waktu periode tertentu. Unsur-unsur dalam Pengendalian Intern
Unsur-unsur yang ada dalam penelitian ini merupakan cara perusahaan untuk
mencapai tujuan pengendalian intern yang baik. Menurut (Mulyadi,2008:164-165) ada
tiga unsur pokok yang harus dipenuhi perusahaan untuk mewujudkan system
pengendalian intern yang baik yaitu sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi
a) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
b) Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa
sejak awal sampai dengan akhir, tampa campur tangan dari fungsi lain.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
a) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
b) Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwenang.
c) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan
tertentu dalam register cek) harus dilakukan atas bukti kas keluar yang telah
mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan dilampiri dengan
dokumen pendukung yang lengkap yang telah diperoses melalui sistem
otorisasi yang berlaku.
3. Praktik yang sehat
a) Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian
atau penggunaan yang tidak semestinya.
b) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus di
bubuhi cap “lunas” oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas
dilakukan.
c) Penggunaan rekening koran bank (bank statement) yang merupakan
informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh
fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
d) Semua pengeluaran kas hanya menyangkut cek atas nama perusahaan
penerimaan pembayaran atau dengan pemindahan bukuan.
e) Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil pengeluaran ini
dilakukan melalui dana kas kecil yang akuntansinya diselenggarakan
dengan imprest system.
f) Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan
dengan jumlah kas menurut catatan.
g) Kas yang ada ditangan dan kas ada diperjalanan diasuransikan dari
kerugian.
h) Kasir diasuransikan (fidelly Bond Insurance).
MEDIA PRATAMA | 33
(fidely Bond Insurance)menjamin pengantian atas kerugian yang ditimbul
sebagai akibat penyelewengan yang dilakukan oleh kasir.
i) Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian
terhadap kas yang ada ditangan.
j) Semua nomer cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa.
E.Pengendalian Intern Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar bermacam-macam
transaksi. Pada sebuah bank pengeluaran kas terjadi karena adanya penarikan tunai dan
permintaan kredit dari masyarakat. Menurut Mulyadi (2008:509) “pengeluaran kas dalam
instansi dilakukan dengan menggunakan cek”. Pengeluaran kas yang tidak dilakukan
dengan menggunakan cek dilaksanakan melalui dana kas kecil. Apabila pengawasan tidak
dijalankan dengan ketat, seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya
digelapkan.
Ada dua sistem pengendalian intern yang digunakan untuk melaksanakan
pengeluaran kas dan pengendalian intern pengeluaran kas dengan cek dan pengendalian
intern pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil.
1. Pengendalian internpengeluaran kas dengan cek
2. Pengendalian intern pengeluaran kas dengan dana kas kecil
Untuk menentukan berapa sebaiknya jumla kas yang harus dipertahankan oleh
suatu perusahaan tergantung kebijakan perusahaan masing-masing. Namun secara
umum penetapan persediaan minimum kas dapat dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagi berikut (menurut Asrii, 1987:255) :
a) Menentukan tingkat perputaran kas dalam satu tahun (dalam hari) kemudian
membangdingkan jumlah hari tersebut dengan jangka waktu perputaran kas.
Jangka waktu perputaran kas = penjualan per tahun
Jumlah kas
Tingkat perputaran kas = 360 hari
Jgk wktu perputaran kas
b) Menentukan besarnya persediaan minimum kas yang merupakan hasil
pembagian total pengeluaran kas dalam satu tahun dengan tingkat perputaran
kas.
Persed.min.kas = total peneluaran kas per tahun
Tingkat perputaran kas
C. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metode observasi ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung dengan
instansi yang terkait yaitu: CU Artha Swadaya Gombong meliputi : lokasi lembaga dan data-
data keuangan pada CU Artha Swadaya Gombong.
Dalam hal ini penulis melakukan pencarian dan juga pengumpulan data dengan membaca
buku-buku, laporan-laporan keuangan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek
penelitian yang dapat dijadikan sebagai dasar teori serta dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan.
D. HASIL & PEMBAHASAN
1. Sejarah Singkat CU Artha Swadaya Gombong
Credit Union Artha Swadaya adalah sebuah Koperasi Simpan Pinjam yang berdiri sejak
tahun 2007 tepatnya pada tanggal 1 Juni 2007. CU Artha Swadaya adalah suatu koperasi
yang memberikan pelayanan secara khas sesuai dengan Visi dan Misi yang ditetapkan
dengan mengedepankan keberpihakan kepada para anggota yang memiliki usaha kecil dan
dukungan keuangan dalam hal ini permodalan untuk pengembangan usahanya. dapat masuk
sebagai anggota KSP, anggota hanya ditarik simpanan wajib sebesar 10.000 rupiah. Adapun
layanan yang diperoleh meliputi Simpanan Anak Sekolah (TAS), Simpanan Bunga Harian
(Sibuhar), Simpanan Hari Raya Umum (Sirayu), Simpanan Kapitalisasi (Sikapi), Simpanan
MEDIA PRATAMA | 34
Berjangka Terencana (Sikaren) dan Dana Perlindungan Bersama. Adapun tempat pelayanan
meliputi Kantor Pusat yang berada di Jalan Gereja No.10 Gombong, Kecamatan
Karanganyar di Jalan Kaleng Blok H-25 Karanganyar, Pasar Demangsari Kecamatan Ayah,
dan Kecamatan Sumpiuh di Gg. Pasar Kulon 24 Sumpiuh.
2. Pengendalian Intern terhadap Pengeluaran Kas pada CU. Artha Swadaya
Gombong.
Proses Pengeluran Kas di CU. Artha Swadaya Gombong
Gambar 1 Proses Pengeluran Kas di CU. Artha Swadaya Gombong
Sumber : Data diolah, 2016
Keterangan :
Karyawan melakukan kegiatan dengan membutuhkan kas dengan cara meminta kepada bendahara
pengeluaran
1. Bendahara pengeluaran menyerahkan kas dan meminta nota.
2. Karyawan menyerahkan nota kepada bendahara pengeluaran.
3. Bendahra pengeluaran mengimput data nota kedalam dokumen pengeluaran dan
membuat dokumen pengeluaran rangkap 2, rangkp 2 diarsip tetap
MEDIA PRATAMA | 35
4. Dokumen pengeluaran ikirim ke bagian keuagan. Bagian keuangan membuat laporan
pengeluaran kas rangkap 2, lap.pengeluaran kas 1 diserahkan ke kepala koperasi dari
lap.pengeluaran kas 2 diarsip tetap.
.Proses Penerimaan Kas dari Piutang di CU. Artha Swadaya Gombong
Gambar 2 Proses Penerimaan Kas dari Piutanga CU.Artha Swadaya Gombong
MEDIA PRATAMA | 36
Sumber : Data diolah
Keterangan :
1. Nasabah membayar hutang dengan menyerahkan STP kepada kasir.
2. Kasir mengecek jatuh tempo dan mengimput pembayaran hutang.
3. Kasir menandatangi STP dan mengecapnya, kemudian kasir menyerahkan kembali
STP yang sudah ditandatangani kepada nasabah.
4. Nasabah menerima kembali STP dari kasir.
5. Kasir menyerahkan dokumen pembayran piutang kepada bag.keuangan.
6. Bag.keuangan membuat laporan penerimaan kas dari piutang (LPKP) rangkap 2.
7. Bag.keuangan menyerahkan (LPKP 2) ke bagian kasir untuk diarsip.
8. Bag.keuangan mengarsip (LPKP 1).
Kemudahan menjadi dasar terhadap pembahasan dan penilaian pengendalian intern di CU. Artha
Swadaya Gombong yaitu sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi yang memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan.
3. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi setiap Unit Organisasi.
3. Perhitungan dan Analis Data
a. Kompilasi data
Data yang digunakan untuk mengolah data dan menganalisa pengendalian intern
terhadap pengeluaran kas, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Pengeluaran Kas Tahun 2015
No Bulan Pengeluaran Kas
(PK)
1 Januari 95.970.060
2 Februari 86.426.335
3 Maret 91.893.738
4 April 91.229.181
5 Mei 87.461.905
6 Juni 88.157.302
7 Juli 87.249.502
8 Agustus 87.139.910
9 September 77.118.334
10 Oktober 82.350.115
11 November 74.994.119
12 Desember 72.605.365
Total 1.022.595.867
Sumber : Data diolah
b. Perhitungan dan Analisa data
Untuk mengetahui analisa pengendalian intern terhadap pengeluaran kas yang
ada pada CU Artha Swadaya Gombong maka digunakan perhitungan untuk mencari
persediaan minimum kas sebagai berikut:
Jangka waktu perputaran kas = Penjualan bersih
Rata-rata kas
= 1.022.595.867
12
= 85.216 kali per tahun
MEDIA PRATAMA | 37
Untuk mengetahui jangka waktu perputaran kas yaitu dengan membagi antara
penjualan pertahun (2015) dan jumlah kas (2015), jadi jangka waktu perputaran kas
pada CU Artha Swadaya adalah 85.216 kali per tahun.
Tingkat perputaran kas = 360 hari
Jgk wkt perputaran kas
= 360 _
85.216
= 4.224 kali per tahun
Untuk mengetahui tingkat perputaran kas yaitu dengan membagi antar 360 hari
dengan jangka waktu perputaran kas 85.216 kali per tahun. Jadi tingkat perputaran
kas pada CU Artha Swadaya Gombong adalah 4.224 kali pertahun.
Persediaan minimum kas = total pengeluaran kas per tahun
Tingkat perputaran kas
= 1.022.595.867
4.224
= 242.091.824
Untuk mengetahui persediaan minimum kas yaitu membagi antara total
pengeluaran kas per tahun (2015) dengan Tingkat perputaran kas 4.224 kali per
tahun. Jadi persediaan minimum kas pad CU Artha Swadaya Gombong untuk 1
tahun adalah 242.091.824.
Perhitungan Persediaan minimum kas per bulan adalah :
Persediaan minimum kas : Rp 242.091.824 = Rp 20.174.318
Untuk mengetahui persediaan minimum kas per bulan pada CU Artha Swadaya
Gombong yaitu dengan membagi antara persediaan minimum kas (Rp 242.091.824)
dengan 12 bulan (1 tahun ada 12 bulan). Jadi persediaan minimum kas per bulan
pada CU Artha Swadaya Gombong adalah 20.174.318.
Dari hasil analisa data diatas menunjukan tahun 2015 persediaan minimal kas
yang terdapat pada CU Artha Swadaya Gombong yaitu Rp 20.174.318.
4. Permasalahan yang ada dalam CU. Artha Swadaya Gombong CU. Artha Swadaya Gombong belum terdapat asuransi terhadap kas yang ada
ditangan dan kas yang ada diperjalanan. Maka jika terjadi penyelewengan terhadap
kas perusahaan tidak ada jaminan untuk menutup kerugian yang diakibatkannya.
5. Pemecahan masalah yang ada di CU. Artha Swadaya Gombong Jika kas yang ada ditangan dan kas yang ada diperjalanan jumlahnya relatif
besar, maka sebaiknya perusahaan menutup asuransi untuk menghindari resiko
kerugian bila terjadi perampokan atau pencurian yang menimbulkan kerugian.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan seperti dalam bab
sebelumnya, maka dapat disajikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
A. Pengendalian intern terhadap Pengeluaran kas pada CU.Artha Swadaya Gombong
dapat dilihat dari persediaan minimal kas yang memperoleh Rp. 20.174.318. Jumlah
tersebut cukup untuk jumlah persediaan minimal kas.
B. Permasalahan yang ada pada CU.Artha Swadaya Gombong belum terdapat asuransi
terhadap kas yang ada ditangan dan kas yang ada diperjalanan. Maka jika terjadi
penyelewengan terhadap kas perusahaan tidak ada jaminan untuk menutup kerugian
yang diakibatkannya.
C. Sistem pengendalian intern CU.Artha Swadaya Gombong belum berjalan dengan
baik. Karena masih ada unsur-unsur pengendalian intern pengeluaran kas yang belum
MEDIA PRATAMA | 38
sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan kas yang ada ditangan,diperjalanan dan
dibagian kasir tidak diasuransikan. Tetapi ada beberapa unsur-unsur pengendalian
F. DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU ILMIAH
Jusup, AL Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 7, Jilid 2, Yogyakarta: STIE
YPKN.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, edisi 3, Jakarta: Salemba empat. hml.
Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi.
Sugiyono.(2012) Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
CV.Bandung
WEBSITE
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis
http://theartofaccontingok.blogspot.com/2013/03/pengendalian-intern-dan-kas.html