Date post: | 13-Oct-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | farida-maksum-lz |
View: | 10 times |
Download: | 0 times |
of 37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
1/37
PENATALAKSANAAN KEDOKTERAN FISIK
& REHABILITASI PADA GANGGUAN
NEUROLOGIS
DR. Dr. Widjajalaksmi K, SpRM,MSc
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
2/37
PENDAHULUAN
Disabilitas akibat gangguan neurologis sering kitatemui dalam praktek sehari hari sebagai spesialisRehabilitasi Mediks.
Lesi pada sistem saraf memang secara fungsionallebih banyak memberikan dampak yang sangatmengganggu aktivitas sehari hari dan tentu sajamenurunkan kualitas hidup penderitanya.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
3/37
Program rehabilitasi bagi pasien dengan
gangguan neurologis juga perlu disusunsecara realistis dengan memperhatikanproses alami pemulihan neurologis penyakityang mendasarinya.
Rehabilitasi harus memperhatikan prosesalami dan prinsip perjalanan penyakit yang
mendasarinya.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
4/37
PRINSIP PENATALAKSANAAN REHABILITASI
Penatalaksanaan pada Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasimempunyai beberapa perbedaan dengan cabang Ilmu Kedokteran lain,yaitu misalnya :
1. Sasaran atau tujuan asesmen rehabilitasi berbeda. Simptom dan gejala
klinis harus diterjemahkan dalam gangguan fungsional apa yang dihadapi
pasien.
2. Penatalaksanaan lebih difokuskan pada kemampuan fungsional penderita
dibandingkan dengan defisit neurologis.
3. Rehabilitasi mempunyai konsep penatalaksanaan secara spiral, dimana
asesmen pertama menentukan suatu program yang setiap kali direvisi
sesuai dengan tahapan pemulihan atau perubahan yang terjadi.
4. Rehabilitasi harus bekerjasama dalam tim secara multidisiplin.
5. Rehabilitasi juga harus memperhatikan seluruh aspek di luar medis yang
menjadi masalah penderita, , misalnya bagaimana pasien mampu pergi ke
toilet, baik cara maupun bagaimana memakai peralatan toilet secara aman.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
5/37
PROGNOSIS & OUTCOME FUNGSIONAL
Menetapkan prognosis merupakan langkah pentingselanjutnya. Untuk pasien rehabilitasi, sangat pentingmenghubungkan prognosis dengan outcomefungsional.
Artinya kita harus dapat memperkirakan sampai sejauhmana pasien akan pulih, dan dalam waktu berapa lama ?
Apakah ia akan mandiri ?
Atau apakah perlu modifikasi lingkungan untuk mendukungkemandiriannya ?
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
6/37
Neuroregenerasi / Neurorehabilitas / Neuropastisitas
Menggunakan prinsip regenerasi sistim saraf baik
susunan saraf pusat maupun susunan saraf tepi.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
7/37
Neurorehabilitasi :
Memperbaiki / merestorasi dan memaksimal-
kan fungsi yang tersisa atau fungsi yang hilang
karena terjadinya impairment baik akibat penyakit
atau trauma pada susunan saraf.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
8/37
Neuroplastisitas susunan saraf tepi :
Pengaruh faktor neurotropik
misal : Pengaruh Schwann cell dan NGF
(Nervegrowth Factor) pada lesi susunan saraf
tepi dengan degenerasi Wallerian. Dibedakan lokasi lesi
misal : - Lesi pada axon, maka pemulihan bersifat
reversibel.
- Lesi pada nucleus body misal pada
anterior horn cell, maka pemulihan
bersifat irreversibel.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
9/37
Neuroplastisitas pada susunan saraf pusat :
Keterbatasan regenerasi susunan saraf pusat1. Neuron bersifat paska mitotik jumlah stem
sell sedikit.
2. Sel-sel glia seperti astrocyt dan
oligodendrocytes bersifat inhibisi terhadappertumbuhan axon.
Reorganisasi sistim somatosensori atau cortexsensori yang terlihat secara klinis dengan
adanya fenomena fantom pasca amputasi
anggota gerak.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
10/37
WHO, 1980 : I C I D H
International Classification of
Impairments, Disability and Handicap.
WHO, 2001 : I C H
International Classification of
Functioning, Disability and Health.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
11/37
Neuroplasticity Vs Neural Repair
Selzer et al, 2006
Evedence Basod Medicine on Neurorehabilitation
Dobkin et, 2003
Trial of body weight supported treddmill training
for spinal cord injury.
Winstein et al, 2003
Trial of constraintinduced movement therapy for
upper extremity dysfunction after stroke.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
12/37
Pada proses pembelajaran neural terjadi modifikasidalam kekuatan hubungan antar neuron (neural network)
yang khas bagi tiap individu (amat individual). Berbagai
bukti menemukan bahwa modifikasi hubungan antar
neuron tergantung dari aktifitas impuls jaras sensasi atau
sensory pathway dan sifat stimulasi sensasi.
Representasi somatosensori di kortikal bersifat
plastis dan diinduksi melalui berbagai cara, antara lain
melalui berubahnya atau hilangnya impuls yang diperoleh.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
13/37
Neuroplastisitas sendiri diartikan sebagai
kemampuan struktur otak dan fungsinya yang terkait
untuk tetap berkembang karena adanya suatu stimulasi.
Stimulasi sensori yang diterima otak memodifikasi
struktur dan fungsi bagian otak tertentu yang bersifatstabil, diman terjadi modifikasi dari jaringan dendrit sel
neuron maupun akson, sehingga timbul hubungan antar
sel neuron yang lebih banyak. Plastisitas dapat terjadi
melalui beberapa proses antara lain perubahan reseptor,collateral sprouting, unmasking of preexisting pathway
dan lain-lain.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
14/37
Korteks sensori primer terdiri dari berbagai area
representasi badan dalam topografi yang teratur, sistematis
dan tidak berubah. Meskipun demikian karena sifat
plastisitasnya akan beradaptasi dan bermodifikasi dengan
adanya berbagai pengalaman sensori.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
15/37
HOMUNCULUS(LITTLE MAN IN THE BRAIN)
DARI PENFIELD
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
16/37
Why do they behave like that
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
17/37
Successful rehabilitation program depend on
Timing of rehabilitation recovery process
Which phase early phase
recovery phase
later phase
Location and amount of brain damage
Other disease or risk factors
Other complicationOther higher cerebral function
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
18/37
Recovery
Plasticity
Specialization in hemisphere
concept
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
19/37
REHABILITATION :
IT IS A LEARNING PROCESS OR
RELEARNING PROCESS TO FUNCTION AGAININ THE COMUNITY
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
20/37
TEORI REHABILITASI PADA KASUS NEUROLOGIS
Plastisitas dan respons sistem saraf yang intak terhadap kerusakanmembentuk dasar teori rehabilitasi. Fungsi abnormal dari sistem
saraf akibat penyakit ataupun lesi tidak dapat dipisahkan darikonsep pemulihan.
Didapatkan suatu kontinuitas antara lesi atau penyakit, terjadinyaperubahan sistem saraf pusat (plastisitas, pemulihan ataumaladaptasi) sampai ke pembentukan kondisi kronis atau yang
disebut defisit neurologis yang menetap atau permanen.
Dengan memperhatikan proses alami seperti ini maka programterapi rehabilitasi yang realistis dapat disusun.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
21/37
SINDROMA NEUROLOGIS KLINIS
Lokasi, tipe dan beratnya neuropatologi
gangguan otak mempunyai korelasi dengan
gangguan fungsi dan perilaku yang dapatdiperkirakan sebelumnya. Agar dapat
memahami kekhususan korelasi ini sangat
bervariasi, tergantung pada banyak faktor,
termasuk antara lain :
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
22/37
1. Luasnya lokasi, penyebaran dan lateralisasi fungsi otak
yang khusus.
2. Lesi yang terjadi fokal atau merupakan efek simultandari sistem neurologis multiple.
3. Kemampuan untuk mengenali dan mengukur masalah
klinis tertentu
4. Pengetahuan mutakhir mengenai hubungan otak perilaku dalam pertimbangan tertentu.
5. Ketidakjelasan gejala klinis fokal yang tertutup
impairment global (misalnya arousal rendah, confusion)
6. Perubahan yang terjadi setelah plastisitas danpemulihan yang mengubah korelasi klinis anatomis
yang umum.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
23/37
Perencanaan program rehabilitasi sebaiknya
memperhatikan hal berikut :
1. Diagnosis neurologis spesifik mengidentifikasi etiologiyang mendasari masalah yang menyebabkanimpairment dan disabilitas.
2. Prognosis membentuk dasar untuk merencanakan goal& outcome fungsional, sehingga arahan dan strategiterapi yang realistis dapat ditentukan, begitu pulaketerbatasan pemulihan dapat diperkirakan.
3. Melalui proses alami penyakit atau lesi yangmenyebabkan gangguan, kita dapat memprediksilamanya perawatan di rumah sakit, terapi rawat jalanlanjutan dan kemungkinan modifikasi lingkungan yangsudah harus dipersiapkan.
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
24/37
REHABILITATION :
IT IS A LEARNING PROCESS OR
RELEARNING PROCESS TOFUNCTION AGAIN IN THE COMUNITY
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
25/37
HEALTH PHILOSOPHY
Promotion
Prevention
Diagnostic
Curativ / treatment
Rehabilitation
Rehabilitation
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
26/37
Rehabilitation Medicine :
Branch in medical science ;
Physical medicine and rehabilitation
ICIDH (International Classification ofImpairment, Disability and Handicap)
WHO 1980.
ICF (International Classification of Functioning)
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
27/37
REHABILITATION SERVICES
Institutional Based Rehabilitation / IBR
Outreached Services
Community Based Rehabilitation / CBR
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
28/37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
29/37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
30/37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
31/37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
32/37
Hanna H, 1999
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
33/37
Hemiparesis pasca strok
Subluksasi sendi bahu
Derajat subluksasi sendi bahu
Kemandirian AKS
Makan Kebersihan diri Berpakaian Mobilitas
,
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
34/37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
35/37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
36/37
5/23/2018 Medical Rehabilitation 2011
37/37
TERIMA KASIH