+ All Categories
Home > Documents > MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan...

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan...

Date post: 24-Nov-2020
Category:
Upload: others
View: 3 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
13
Abstract. During this time there were many disagreements about the importance of teaching math to early childhood, an opinion that supports saying that teaching mathematic is useful for children to prepare for the next level of education, opinions that refuse to say that the provision of mathematic material is not in accordance with the stages of child development, feared children will experiencing academic fatigue so that the child will become depressed at school. To understand the two previous opinions, the purpose of this study was to determine the effect of storytelling on counting skills in early childhood. Storytelling was chosen as a method because it is considered as a fun and interactive teaching method for children to convey complicated material. The method used in this study is within-subject experiments with one group pretest posttest design. There were 13 early childhoods involved as research subjects in this study, the treatment provided in the form of storytelling in teaching math and data collection tools used in the form of mathematic tests. Wilcoxon calculation results show that p <0.05, which means there are differences in the counting ability at children after being given counting material by storytelling. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI DENGAN CARA STORYTELLING Vella Fitrisia.A Fakultas Psikologi Universitas Tama Jagakarsa Email : Kronologi Naskah Naskah Masuk 28 Juli 2019 Revisi 20 Agustus 2019 Diterima 30 Oktober 2019 [email protected] Jurnal Spirits Khasanah Psikologi Nusantara 65
Transcript
Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Abstract. During this time there were many disagreements about the importance

of teaching math to early childhood, an opinion that supports saying that

teaching mathematic is useful for children to prepare for the next level of

education, opinions that refuse to say that the provision of mathematic material is

not in accordance with the stages of child development, feared children will

experiencing academic fatigue so that the child will become depressed at school.

To understand the two previous opinions, the purpose of this study was to

determine the effect of storytelling on counting skills in early childhood.

Storytelling was chosen as a method because it is considered as a fun and

interactive teaching method for children to convey complicated material. The

method used in this study is within-subject experiments with one group pretest

posttest design. There were 13 early childhoods involved as research subjects in

this study, the treatment provided in the form of storytelling in teaching math and

data collection tools used in the form of mathematic tests. Wilcoxon calculation

results show that p <0.05, which means there are differences in the counting

ability at children after being given counting material by storytelling.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA

DINI DENGAN CARA STORYTELLING

Vella Fitrisia.A

Fakultas Psikologi Universitas Tama Jagakarsa

Email :

Kronologi NaskahNaskah Masuk 28 Juli 2019 Revisi 20 Agustus 2019

Diterima 30 Oktober 2019

[email protected]

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara

65

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Keywords: Counting Skill, Early Childhood, Storytelling

Abstrak. Selama ini terjadi banyak silang pendapat mengenai pentingnya

mengajarkan berhitung pada anak usia dini,pendapat yang mendukung

mengatakan bahwa mengajarkan berhitung berguna bagi anak untuk

kesiapannya menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya, pendapat yang

menolak mengatakan bahwa pemberian materi berhitung tidak sesuai dengan

tahap perkembangan anak, ditakutkan anak akan mengalami kelelahan akademik

sehingga anak akan menjadi tertekan di sekolah. Untuk memahami kedua

pendapat sebelumnya maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

storytelling terhadap kemampuan berhitung pada anak usia dini. Storytelling

dipilih sebagai metode karena dianggap sebagai metode mengajar yang

menyenangkan dan interaktif bagi anak-anak untuk menyampaikan materi yang

rumit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen within

subject dengan desain one group pretest posttest. Ada 13 anak usia dini yang

terlibat sebagai subjek penelitian pada penelitian ini, perlakuan yang diberikan

berupa storytelling dalam mengajarkan berhitung dan alat pengumpulan data

yang digunakan berupa test berhitung. Hasil perhitungan Wilcoxon menunjukkan

bahwa p<0,05 yang artinya ada perbedaan kemampuan berhitung pada anak

setelah diberikan materi berhitung dengan cara storytelling.

Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung

Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar

mengajar haruslah menyenangkan dan kreatif sehingga anak tidak

merasa terbebani ketika di sekolah dan merasa riang gembira

dalam belajar. Idealnya proses belajar pada anak usia dini yang

dikedepankan memang bersosialisasi dan bermain. Tetapi adanya

tuntutan dari beberapa SD yang mensyaratkan agar anak sudah

bisa baca, tulis, dan hitung atau disebut juga calistung ketika

masuk SD dan ambisi orangtua yang merasa bangga jika anaknya

sudah bisa calistung sejak dini membuat calistung masuk dalam

kurikulum atau ekstra kurikuler pada pendidikan anak usia dini.

Berbagai kondisi ini membuat sistem pendidikan anak usia dini

bergeser mengajarkan calistung, trend mengedepankan calistung

sebagai ajang promo TK atau playgroup demi menarik minat

orangtua memasukkan anaknya ke TK atau playgroup tersebut

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara

66

Vella Fitrisia AMeningkatkan Kemampuan Berhitung Pada

Anak Usia Dini dengan Cara Storytelling

Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

sering kita lihat. Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar akan

calistung maka buku-buku calistung untuk anak usia dini banyak

diterbitkan.

Secara spesifik untuk kemampuan berhitung sebenarnya

anak usia dini sudah mempunyai potensi, terdapat prinsip-prinsip

kemampuan matematis pada anak yaitu, pertama, kestabilan yang

berarti bahwa menggunakan angka secara urut, kedua, setiap

angka digunakan untuk suatu objek pada satu set hitungan, ketiga,

nilai dari angka yang disebutkan terakhir mewakili jumlah dari

objek hitungan (Geary, 2004; Gelman & Meck, 1983). Terdapat

perbedaan pendapat mengenai penguasaan anak terhadap

prinsip-prinsip ini, beberapa peneliti menyatakan bahwa prinsip ini

dikuasai pada usia tiga tahun (Gelman & Meck, 1983). Sebagian

lagi menyatakan bahwa untuk mengerti mengenai prinsip ini

dimulai pada usia tiga tahun setengah (Wynn, 1992). Lalu ada yang

menyatakan bahwa anak tidak dapat menentukan kuantitas atau

jumlah sebelum umur empat tahun dan prinsip mengenai nilai

suatu objek hitungan akan muncul pada usia lima tahun (Freeman,

Antonucci & Lewis, 2000).

Tetapi menurut Piaget anak yang berusia dibawah tujuh

tahun tidak disarankan untuk belajar berhitung karena karena

pada masa itu anak-anak belum dapat berpikir operasional

konkret sehingga ditakutkan pelajaran tersebut akan membebani

anak-anak yang belum mampu untuk berpikir secara terstruktur.

Jika anak terbebani maka salah satu efek negatif yang terjadi

adalah school refusal dimana anak menolak untuk datang

kesekolah. School refusal dapat terjadi pada semua rentang usia

sekolah tapi mencapai puncaknya pada tiga tahap, pada saat mulai

sekolah, saat beralih atau pindah sekolah, dan pada awal masa

remaja. Tidak ada alasan khusus yang menyebabkan anak menolak

untuk bersekolah ada beberapa sebab, tetapi pasti ada pemicu

spesifik anak menolak untuk datang ke sekolah seperti

ketidakmampuan akademik, tantangan yang ada disekolah,

konflik keluarga, dan sakit (Wijetunge & Lakmini, 2011).

Sebaliknya ada pendapat yang mendukung pentingnya

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara 67

Jurnal Spirits Volume 10 No.1 November 2019

Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

kemampuan berhitung pada anak usia dini karena menurut

pendapat ini skor matematik saat TK akan mampu memprediksi

kesuksesan akademik, oleh karena itu diharapkan guru TK fokus

untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman anak-

anak mengenai angka dan berhitung (Dunphy, 2009). Belajar

matematika sejak usia dini sangat penting karena bertindak

sebagai dasar untuk anak-anak dalam memahami konsep

matematika yang lebih tinggi di masa depan (Bakar, 2017).

Pengetahuan matematika sejak dini yang diperoleh melalui

pengalaman langsung dan bermakna dalam lingkungan yang

menyenangkan membantu dalam menumbuhkan minat anak

dalam belajar matematika (Ginsburg, Lee & Boyd, 2008).

Mengingat hal tersebut maka guru harus mensiasati

kondisi ini dengan menggunakan teknik mengajar alternatif ,

kreatif dan menyenangkan. Storytelling merupakan salah satu cara

untuk menarik minat pada anak untuk belajar apalagi jika cerita

yang disampaikan menarik dan bersifat interaktif maka anak akan

merasa senang saat belajar dan tidak bosan, dengan kondisi

mental yang tidak tertekan diharapkan anak dapat menyerap

pelajaran dengan baik. Storytelling menjadi media yang efektif

dalam proses belajar mengajar pada anak usia dini karena cerita

melibatkan kemampuan mendengar, dimana kemampuan

mendengar ini merupakan salah satu kemampuan awal yang

dikembangkan oleh manusia dan termasuk kemampuan yang

sering kali dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari (Roskos,

Christie & Richgels, 2003). Dalam bercerita tentu saja melibatkan

proses mendengar dan menyimak yang efektif sehingga

pendengar mampu mengambil sesuatu dari yang disampaikan

oleh yang bercerita, studi mengenai mendengar dilakukan oleh

Wolvin dan Coakely (2000) yang menyatakan bahwa 50 sampai 90

persen waktu dalam proses komunikasi pada anak di gunakan

untuk mendengar baik itu di dalam kelas atau di luar sekolah.

Penggunaan cerita juga membantu anak untuk memahami

dunia karena cerita memberikan pengaruh dan gambaran melalui

kata-kata yang dapat mengekspresikan perasaan, kemudian

matematika adalah cara untuk mengurutkan suatu pengalaman,

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara68

Vella Fitrisia AMeningkatkan Kemampuan Berhitung Pada

Anak Usia Dini dengan Cara Storytelling

Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

kedua hal itu disatukan terhadap suatu objek atau peristiwa di

dunia nyata dan berusaha untuk memahaminya (Leeper, 2015).

Toor dan Mgombelo (2015) menambahkan bahwa matematika

akan terasa lebih manusiawi jika dalam penerapannya mampu

menerangkan secara matimatis suatu subjek, dimana pada

kesempatan ini berpikir secara mendalam digunakan daripada

hanya mengadopsi suatu prosedur matematis, dan dengan

storytelling matematika mampu melakukan ini.

Berdasarkan pemaparan diatas untuk melihat efektivitas

penggunaan teknik storytelling untuk mengajar berhitung maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antara

storytelling dengan kemampuan berhitung pada anak usia dini.

Storytelling

Storytelling didefinsikan sebagai suatu narasi yang nyata

atau imajiner yang terstruktur dengan suatu gaya tertentu dan

satu kesatuan karakter. Selain itu cerita juga membangun

pengetahuan dan fondasi dalam memori dan proses belajar, cerita

juga menghubungkan manusia di masa lampau, saat ini, dan di

masa depan (Barzaq, 2009). Menurut Maynard (2005) cerita

merupakan cara manusia mengkomunikasikan pengalamannya,

memahami pengalaman orang lain, membentuk imajinasi menjadi

bebas, cara bagaimana memahami dunia dan memahami posisi

diri sendiri di dunia ini, dan cerita merupakan sesuatu yang penting

untuk manusia, politik, dan pendidikan. Storytelling merupakan

aktivitas linguistik yang edukatif karena pendengar dapat

membagikan pengalaman pribadi kepada orang lain dan

storytelling merupakan suatu seni yang terus diperbaharui selama

bertahun-tahun (McEwan, 1995).

Membawakan suatu cerita mempunyai banyak kelebihan,

pertama, dapat lebih dekat kepada anak, kedua, dapat membuat

kontak mata dengan anak dan memperhatikan bagaimana mereka

merespon, ketiga, mendorong anak untuk terlibat, sebagai contoh

dengan mengundang mereka untuk bergabung membuat cerita

menggunakan ide anak (Leeper, 2015).

Kemampuan berhitung

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara 69

Jurnal Spirits Volume 10 No.1 November 2019

Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Kemampuan berhitung pada perkembangan anak bermula

dari pengalaman mereka yang berhubungan dengan benda nyata

atau objek yang mempunyai perbedaan warna, ukuran, bentuk

dan jumlah yang berbeda-beda. Menurut Ojose (2008)

kemampuan matematis artinya anak mengembangkan

kemampuan melalui aktivitas pengalaman nyata, Menurut Jordan

dkk (2012) kemampuan berhitung adalah mengerti mengenai

angka dan operasionalnya, misalnya mengetahui urutan angka

dalam suatu kesatuan hitung, angka mana yang terlebih dahulu

atau angka mana yang datang setelahnya. Selanjutnya

Charlesworth dan Lind (2009) menekankan pada penggunaan akal

sehat pada angka dan peralatan yang digunakan pada

kemampuan berhitung, hal tersebut membantu anak untuk

mendeteksi kesalahan dan memilih pendekatan logis dan strategis

untuk memecahkan masalah matematik.

Pengembangan kemampuan berhitung dan konsep

matematis pada anak usia dini dibagi menjadi tiga bagian yaitu

posisi relatif, dimana anak mampu mengetahui lokasi suatu objek

atau angka, angka ordinal yaitu suatu proses menentukan yang

pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, bilangan pokok adalah

saat anak mampu menyebutkan jumlah barang atau benda dalam

suatu seting atau pada suatu kesatuan dan mampu

menghitungnya sampai akhir (

Metode

Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 13

anak-anak berusia empat dan lima tahun yang bersekolah di PAUD

Mutiara kota Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rancangan eksperimen within subject karena jumlah subjek

sedikit. Adapun desain rancangan eksperimen yang digunakan

one group pretest-posttest design dengan simbol desain seperti

tertera pada gambar 1.

McGuire, Kinzie, & Berch,

2012).

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara70

Vella Fitrisia AMeningkatkan Kemampuan Berhitung Pada

Anak Usia Dini dengan Cara Storytelling

Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Gambar 1. One group pretest-posttest design

Keterangan :

O :Pengukuran sebelum manipulasi1 :

X : Manipulasi

O : Pengukuran setelah manipulasi2

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel bebas yaitu storytelling dan variabel terikat yaitu

kemampuan berhitung. Adapun kontrol yang digunakan dalam

penelitian ini adalah konstansi karakteristik subjek dengan teknik

blocking, dalam teknik blocking ini peneliti menyetarakan kondisi

subjek penelitian yang mempunyai variabel sekunder yang sama

(Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2014). Dalam penelitian ini salah satu

variabel sekunder yaitu modal kemampuan berhitung yang

dimiliki oleh masing-masing anak sebelum mendapat perlakuan

diidentifikasi. Diketahui terdapat beberapa anak yang sudah

mempunyai kemampuan berhitung sampai dengan 20,

kemampuan tersebut akan berpengaruh terhadap hasil walaupun

tanpa diberikan perlakuan sehingga dianggap salah satu variabel

sekunder. Berdasarkan variabel sekunder tersebut peneliti memilih

anak-anak yang mempunyai kemampuan menghitung sampai

dengan 20, lalu yang mempunyai kemampuan berhitung kurang

atau lebih dari 20 tidak diikut sertakan dalam eksperimen.

Variabel lain yang sekiranya menjadi variabel sekunder

dalam penelitian ini adalah metode pengajaran khas yang

diterapkan sekolah, seperti diketahui saat ini beberapa sekolah TK

atau playgroup memakai metode khusus yang digunakan untuk

mengajar di sekolah tersebut dan menganggap metode tersebut

sebagai suatu ciri khas atau kelebihan yang dimiliki sekolah. Oleh

karena itu dalam penelitian ini dipilih sekolah yang masih

menggunakan metode pengajaran secara umum, dengan ini

diharapkan metode pengajaran lain tidak mencemari penelitian

dan mampu dikontrol.

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara 71

O1 à X à O2

Jurnal Spirits Volume 10 No.1 November 2019

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Prosedur pelaksanaan eksperimen dilakukan selama

empat hari, pada hari pertama sebelum diberikan manipulasi

subjek diukur dengan menggunakan tes berhitung yang meliputi

mengurutkan angka, mencocokan angka dengan objek, mencari

angka yang hilang, menambah dan mengurangi angka dengan

kisaran hitung sampai 20. Hari kedua eksperimen dilakukan di

ruang kelas dengan menyajikan materi berhitung dengan metode

mengajar storytelling yang menggunakan suatu benda atau objek

yang disesuaikan dengan tema cerita sebagai alat bantu hitung

untuk menambah kekuatan cerita.

Cerita pertama tentang kelinci rakus yang memakan wortel

di kebun sehingga sakit perut, dan benda yang digunakan adalah

wortel. Hari ketiga masih disajikan cerita di kelas, mengenai

seorang anak yang mendapat hadiah permen untuk setiap

perbuatan baik yang dilakukan, benda yang digunakan adalah

permen lollipop.

Kemudian pada hari keempat anak diukur kembali setelah

mendapat perlakuan dengan tes berhitung yang sama seperti

sebelum mendapat perlakuan. Penggunaan benda sebagai alat

bantu dalam menyampaikan cerita karena menurut penelitian dari

Roslin dan Lin (2018) pengalaman yang berhubungan dengan

kemampuan berhitung yang diterapkan pada suatu benda atau

objek yang mempunyai nilai kualitas dan kuantitas seperti warna,

ukuran, bentuk sebelum beralih ke tahap gambar dan simbol akan

membantu pemahaman anak tentang berhitung.

H a s i l

Uji normalitas dan uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan

dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for Windows. Uji

normalitas dilakukan menggunakan uji Shapiro-Wilk, adapun hasil

uji normalitas menunjukkan bahwa nilai sig 0,015 atau p< 0,05

pada pretest dan nilai sig 0,000 atau p< 0,05 pada posttest, nilai ini

menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal, oleh karena

itu akan digunakan uji statistik non parametrik untuk menguji

hipotesis.

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara72

Vella Fitrisia AMeningkatkan Kemampuan Berhitung Pada

Anak Usia Dini dengan Cara Storytelling

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon untuk

melihat apakah ada perbedaan nilai antara pretest dan posttest

seperti tertera pada tabel 1.

Tabel 1.

Hasil perhitungan statistik dengan Wilcoxon

Negative ranks pada nilai N, Mean Rank, maupun Sum Rank

menunjukkan angka 0. Artinya tidak ada penurunan dan

pengurangan nilai kemampuan berhitung antara nilai pretest dan

posttest. Positive ranks disini terdapat 12 data positif (N) yang

artinya ke 12 anak mengalami peningkatan hasil kemampuan

berhitung dari nilai pretest ke nilai posttest.

Mean Rank atau rata-rata peningkatan tersebut sebesar

6,50, sedangkan jumlah ranking positif atau sum ranks adalah

sebesar 78,00. Ties adalah kesamaan nilai pretest dan posttest,

disini nilai ties adalah 1, sehingga dapat dikatakan ada seorang

anak yang nilai kemampuan berhitungnya sama antara pretest dan

posttest.

Uji hipotesis berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon

Signed Rank Test, didapatkan nilai Z -3, 084 dengan nilai sig

sebesar 0,002 di mana p< 0,05, sehingga hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh storytelling dengan

kemampuan berhitung pada anak usia dini diterima.

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara 73

Jurnal Spirits Volume 10 No.1 November 2019

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Diskusi

Penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh antara

storytelling dengan kemampuan berhitung pada anak usia dini,

dengan nilai sig 0,002 atau nilai p< 0,05, hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Murti & Hastjarjo, 2015) yang

menyatakan bahwa permainan imajinatif dapat meningkatkan

metakognisi matematika dibanding yang tidak menggunakan

permainan imajinatif, lebih lanjut lagi permainan imajinatif berupa

dongeng mampu meningkatkan metakognisi dalam matematika

dibanding dengan permainan imajinatif berupa permainan pura-

pura yang tidak ada perbedaan dengan kelompok yang tidak

diberikan permainan imajinatif.

Pernyataan di atas diperkuat oleh pendapat yang

mengatakan bahwa storytelling untuk menyampaikan materi

matematika membuat belajar lebih mudah, menciptakan

lingkungan yang penuh imajinasi, penemuan, emosi, dan proses

berpikir yang pada akhirnya membuat matematika menjadi

menyenangkan (Modi, 2012). Storytelling juga memberikan

kesempatan memecahkan masalah dengan cara yang artistik

dimana yang bercerita menciptakan situasi yang disampaikan

kepada pendengarnya untuk merasakan kesenangan dan inspirasi

yang ada pada matematika (Gadanidis, 2012). Disatu sisi gaya

storytelling seperti dongeng , puisi, dan lagu sangat menghibur, di

sisi lain informasi utama yang ditransfer membekas di pikiran

orang yang mendengarkan (Zazkis & Liljedahl, 2009).

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan

hasil kemampuan berhitung pada anak usia dini setelah diberi

perlakuan metode mengajar storytelling. Hasil penelitian

diharapkan mampu menjembatani atau memberikan pandangan

lain mengenai stereotipe anak usia dini yang tidak boleh diajarkan

berhitung, karena berdasarkan penelitian ini berhitung pada anak

Ini berarti bahwa dongeng sebagai

bentuk permainan imajinatif dapat digunakan sebagai stimulasi

dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan

kemampuan metakognisi dalam matematika pada anak.

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara74

Vella Fitrisia AMeningkatkan Kemampuan Berhitung Pada

Anak Usia Dini dengan Cara Storytelling

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

usia dini jika diajarkan dengan cara yang menyenangkan, interaktif

dan kreatif seperti dengan cara storytelling tidak berdasarkan

kertas dan pensil saja mampu membangkitkan rasa penasaran

anak akan matematika, dan anak merasa tidak tertekan dalam

belajar matematika sehingga kemampuan berhitung mereka

meningkat.

Saran

Bagi guru diharapkan mampu membuat berbagai macam

cerita yang menarik sebagai media untuk mengajarkan berhitung

pada anak usia dini, cerita dapat diambil dari pengalaman sehari-

hari, dongeng rakyat yang beredar, dan buku cerita, selanjutnya

untuk menunjang cerita guru juga dapat menggunakan benda-

benda di sekitar sebagai sarana alat peraga dalam berhitung.

Orangtua juga diharapkan mau meluangkan waktunya untuk

berbagi cerita pada anak yang isinya bersifat edukatif dan

menyenangkan sehingga tanpa anak sadari selain keterikatan

emosional terjalin, rasa senang yang di rasakan anak,

perkembangan kognitif juga berkembang. Dalam penelitian ini

telah menggunakan teknik mengajar storytelling untuk mengajar

berhitung, pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat

menggunakan teknik mengajar kreatif dan inovatif lain yang

sekiranya dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak.

Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan variabel jenis

kelamin untuk melihat efektivitas perlakuan yang diberikan

terhadap kemampuan berhitung berdasarkan jenis kelamin,

desain eksperimen between subject juga dapat digunakan untuk

penelitian selanjutnya jika memungkinkan jumlah subjek

penelitiannya memadai.

DAFTAR PUSTAKABakar, K. A. (2017). Young Children's Representations of Addition in

Problem Solving. Creative Education, 8, 2232-2242.

.

Barzaq, M. (2009). Integrating Sequential Thinking Thought Teaching

Stories in the Curriculum. Action Research. AlQattan Center for

https://doi.org/10.4236/ce.2017.814153

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara 75

Jurnal Spirits Volume 10 No.1 November 2019

Page 12: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

Educational Research and Development QCERD.Gaza

Charlesworth, R., & Lind, K. K. (2009). Math and science for young children,

(7th Ed.). Belmont, CA: Wadsworth/Cengage.

Dunphy, E. (2009). Early childhood mathematics teaching: Challenges,

difficulties and priorities of teachers of young children in primary

schools in Ireland. International Journal of Early Years

Education,17(1), 3-16, doi: 10.1080/09669760802699829.

Freeman, N. H., Antonucci, C., & Lewis, C. (2000). Representation of the

cardinality principle: Early conception of error in a counterfactual

test. Cognition, 74(1), 71–89.

.

Gadanidis, G. (2012). Mathematics through as Arts lens. A paper

presentated at The Fields Institute for Research in Mathematical

Sciences – Math Education forms, University of Toronto, Toronto,

Canada.

Geary, D. C. (2004). Mathematics and learning disabilities. Journal of

Learning Disabilities, 37, 4–15.

Gelman, R., & Meck, E. (1983). Preschooler's counting: Principles before

skill. Cognition Psychology, 13, 343–359.

Ginsburg, H. P., Lee, J. S., & Boyd, J. S. (2008). Mathematics Education for

Young Child-ren: What It Is and How to Promote It. Social Policy

Report: Giving Child and Youth Development Knowledge Away,

22, 1-23.

Hastjarjo, T.D & Murti, H, A,S.(2015). Permainan Imajinatif Berdasarkan

Metakognisi dalam Belajar Matematika. Gadjah Mada Journal of

Psychology, 1(1), 1-12.

Jordan, N., Glutting, J., Dyson, N., Hassinger-Das, B., Irwin, C., & Graesser,

A.C. (2012). Building kindergartners'number sense: A

randomized controlled study. Journal of Educational Psychology,

104(3), 647-660.

Leeper, M. (2015). Developing Early Maths through Story: Step-by-step

advice for using storytelling as a springboard for Maths activities.

London: Practical Pre-School Books, A Division of MA Education

Ltd, St Jude's Church.

Maynard, B. (2005). The Importance of Story. Available in :

http://subversiveinfluence.com/2005/01/the-importance-of-

story/ [ June 12 2014]

McEwan, H. (1995). Narrative understanding in the study of teaching. In H.

McEwan & K. Egan (Eds.), Narrative in teaching, learning, and

research (pp. 166-183). New York: Teachers College Press.

https://doi.org/10.1016/S0010-0277(99)00064-5

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara76

Vella Fitrisia AMeningkatkan Kemampuan Berhitung Pada

Anak Usia Dini dengan Cara Storytelling

Page 13: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK ...Kata Kunci: Anak usia dini, Bercerita, Kemampuan berhitung Pada anak usia dini cara mentransfer ilmu dalam proses belajar mengajar haruslah

McGuire, P., Kinzie, M., & Berch, D. (2012).Developing number sense in

pre-k with fiveframes. Early Childhood Education Journal, 40(4),

213-222. doi:10.1007/s10643-011-0479-4.

Modi, K. (2012). Story Telling in Mathematics. Voice of Research, 1 (2), 31-33.

Ojose, B. (2008). Applying Piaget's Theory of Cognitive Development

Mathematics In-struction. The Mathematics Educator, 18, 26-30.

Roskos, K.A., Christie,J. F., & Richgels, D.D. (2003). The essentials of early

literacy instruction. Young Children, 3, 52-60.

Rosli, R., & Lin, T. W. (2018). Children Early Mathematics Development

Based on a Free Play Activity. Creative Education, 9, 1174-1185.

.

Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B,N.(2014). Psikologi Eksperimen.

Jakarta: Indeks

Toor, A. & Mgombelo, J.(2015). Teaching mathematics through

storytelling: Engaging the 'being' of a student in mathematics.

CERME 9 - Ninth Congress of the European Society for Research in

Mathematics Education, Charles University in Prague, Faculty of

Education; ERME, Prague, Czech Republic. pp.3276-3282.

Wijetunge, G.S. and Lakmini, W.D. (2011). School refusal in children and

adolescents. Sri Lanka Journal of Child Health, 40(3), pp.128–131.

DOI: .

Wolvin, A.D. and Coakely, C.G. (2000). Listening education in the 21st

century. International Journal of Listening, 12,143-152.

Wynn, K. (1992). Children's acquisition of the number words and the

counting system. Cognitive Psychology, 24(2), 220-251.

Zazkis, R., & Liljedahl, P. (2009). Teaching Mathematics as Storytelling.

Rotterdam, The Netherlands: Sense Publishers.

https://doi.org/10.4236/ce.2018.97087

http://doi.org/10.4038/sljch.v40i3.3511

Jurnal

SpiritsKhasanah Psikologi Nusantara 77

Jurnal Spirits Volume 10 No.1 November 2019


Recommended