+ All Categories
Home > Documents > MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and...

MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and...

Date post: 01-May-2019
Category:
Upload: doanminh
View: 213 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
6
MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 1
Transcript
Page 1: MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and severity index (DASI) dan dryness severity score, sedangkan pada penelitian ini hanya

MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015

1

Page 2: MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and severity index (DASI) dan dryness severity score, sedangkan pada penelitian ini hanya

MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015

2

Page 3: MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and severity index (DASI) dan dryness severity score, sedangkan pada penelitian ini hanya

MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015

3

Perbandingan Efektivitas Krim Urea 10% dan Krim Niasinamid 4%

Terhadap Hidrasi Kulit Pasien Dermatitis Atopik

Laila Hayati1, Athuf Thaha

1, Tantawi D

1, R.M. Suryadi Tjekyan

2

1. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Unsri/RSMH Palembang

2. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsri

Abstrak

Banyak penelitian telah menunjukkan penurunan hidrasi stratum korneum pada kulit pasien dermatitis atopik (DA) dengan atau

tanpa lesi dibanding kontrol sehat. Pelembab yang mengandung seramid saat ini banyak tersedia dan sering digunakan untuk

meningkatkan hidrasi kulit pasien DA, namun harga pelembab tersebut tidak ekonomis. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa pelembab yang mengandung urea atau niasinamid juga dapat meningkatkan hidrasi kulit pasien DA secara signifikan

dengan harga lebih ekonomis dibanding pelembab yang mengandung seramid. Tujuan penelitian ini adalah untuk

membandingkan efektivitas krim urea 10% dan krim niasinaid 4% terhadap hidrasi kulit pasien DA. Pada penelitian

eksperimental buta ganda ini, subjek dibagi secara acak menjadi dua kelompok pengobatan yaitu 33 subjek mendapat krim urea

10% dan 33 subjek mendapat krim niasinamid 4% selama 4 pekan. Anamnesis, pengukuran hidrasi kulit pre-ekperimental dan

post-eksperimental dilakukan pada semua subjek. Hasil penelitian didapatkan hidrasi kulit post-eksperimental pada kedua

kelompok meningkat secara bermakna (p=0.000). Angka kesembuhan hidrasi kulit pada kelompok urea adalah 93.9% dan

kelompok niasinamid adalah 84.8%, namun perbedaan tersebut tidak bermakna (p=0.389). Perbandingan efektivitas kedua

kelompok didapatkan tidak berbeda secara bermakna (p=0.315). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat perbedaan efektivitas

yang bermakna antara krim urea 10%dan krim niasinamid 4% terhadap hidrasi kulit pasien DA.

Kata kunci: dermatitis atopik, hidrasi kulit, urea, niasinaid

Abstract

Decreased of stratum corneum hydration in skin with or without lesion in AD patients compared to healthy control has been

described in numerous study. Moisturizer containing ceramide is available and often used to increase skin hydration in AD

patients, but it has not economical price. Several studies have shown that moisturizer that contains urea or niacinamid may also

increase skin hydration significantly in AD patients with more economical price than moisturizer that contains ceramide.

Objective: To compare the effectiveness of urea 10% cream and niacinamid 4% cream on skin hydration of AD patients. In this

double-blind experimental study, the subjects were randomly divided into two treatment group: 33 subjects received urea 10%

cream and 33 subjects received niacinamid 4% cream for four weeks period of treatment. Anamnesis, assessment of pre

experimental and post experimental skin hydration were performed in all subjects. Result: Post experimental skin hydration in

both treatment groups was significantly increased as compared to pre experimental skin hydration (p=0.000). Cure rate of skin

hydration in urea group was 93.9% and niacinamid group was 84.8%, but it was not significantly different (p=0.389).

Effectiveness comparison between two groups was not significantly different (p=0.315). Conclusion: There was no significantly

different in effectiveness of urea 10% cream and niacinamid 4% cream on skin hydration in AD.

Keywords: atopic dermatitis, skin hydration, urea, niacinamid

1. Pendahuluan

Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit kronis dan

kambuhan yang paling sering terjadi pada awal masa

bayi dan anak.1

Dermatitis atopik ditandai oleh lesi kulit

yang sangat gatal dan kulit kering akibat gangguan

keseimbangan antara kandungan air dan lipid

permukaan kulit.2,3

Lebih dari 60% pasien DA mengalami mutasi pada gen

filagrin yang menyebabkan defisiensi filagrin.4

Akibat

langsung dari defisiensi filagrin adalah penurunan

hidrasi stratum korneum.5

Selain mutasi filagrin,

penurunan lipid sawar kulit terutama seramid juga

berperan dalam etiopatogenesis DA.6

Penurunan kandungan

seramid pada pasien DA terjadi pada kulit dengan atau

tanpa lesi.7

Defisiensi seramid menyebabkan terjadinya

Page 4: MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and severity index (DASI) dan dryness severity score, sedangkan pada penelitian ini hanya

MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015

2

penurunan hidrasi kulit melalui peningkatan permeabilitas

air.6,7

Banyak penelitian telah menunjukkan penurunan

hidrasi stratum korneum pada kulit dengan atau tanpa

lesi pasien DA dibanding kontrol sehat.8

Penggunaan pelembab secara teratur merupakan kunci

utama dalam penatalaksanaan pasien DA karena dapat

membantu mempertahankan hidrasi stratum korneum.7.

Pelembab yang direkomendasikan untuk pasien DA

adalah pelembab yang mengandung faktor kunci untuk

hidrasi kulit seperti natural moisturizing factor (NMF)

dan seramid (dan/atau bahan yang dapat menstimulasi

sintesis seramid atau lipid sawar kulit).9

Urea merupakan komponen NMF dan humektan yang

dapat menarik air ke dalam stratum korneum untuk

mempertahankan kadar air epidermis. Urea dapat

meningkatkan ekspresi gen yang mengkode involukrin,

lorikrin, dan filagrin2,4,10

,sedangkan niasinamid dapat

meningkatkan produksi seramid pada stratum korneum dan

juga protein sawar kulit serta prekursornya (keratin,

involukrin, filagrin).11

Beberapa penelitian telah

menunjukkan bahwa krim urea dan niasinamid dapat

meningkatkan hidrasi kulit pasien DA secara bermakna.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan

efekivitas krim urea 10% dan krim niasinamid 4% terhadap

hidrasi kulit pasien DA di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Moh. Hoesin Palembang.

2. Metode

Penelitian eksperimental paralel acak buta ganda ini

dilakukan dari bulan November 2014 hingga Januari

2015 di Poliklinik IKKK Divisi Alergo-imunologi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Moh. Hoesin Palembang.

Sebanyak 66 pasien DA yang memenuhi kriteria inklusi

dan ekslusi diikutsertakan sebagai subjek penelitian

secara consecutive sampling. Subjek penelitian dibagi

menjadi 2 kelompok yaitu kelompok urea dan kelompok

niasinamid dengan randomisasi menggunakan program

Epicalc 2000®. Subjek penelitian diminta tidak memakai

krim pelembab atau krim jenis apapun pada kedua

lengan bawah dan mandi memakai sabun bayi yang

disediakan oleh peneliti selama 1 pekan sebelum

baseline untuk menyamakan kondisi kulit subjek

penelitian.

Pada saat baseline, subjek penelitian diberi krim urea 10%

atau krim niasinamid 4% berdasarkan hasil randomisasi.

Subjek penelitian diberi penjelasan agar menggunakan krim

tersebut dua kali sehari setelah mandi pada kedua lengan

bawah selama 4 pekan berturut-turut. Subjek penelitian

diminta tidak menggunakan krim pelembab lain dan

menggunakan sabun bayi yang disediakan oleh peneliti

selama masa penelitian.

Semua subjek penelitian dilakukan pengukuran hidrasi

kulit saat baseline dan pada pekan ke-4. Pengukuran

hidrasi kulit dilakukan menggunakan alat Multi Probe

Adapter (MPA) 6 dengan probe corneometer CM825

oleh peneliti. Pengukuran dilakukan di dalam ruangan

AC dengan suhu 20 ºC dan kelembaban 40-60%. Subjek

penelitian diminta untuk istirahat selama 10-20 menit

sebelum dilakukan pengukuran. Pengukuran dilakukan

pada lengan bawah bagian volar sebanyak tiga kali

berturut-turut dengan interval 5 detik dan tekanan yang

sama. Hasil tiga nilai yang diperoleh dihitung rerata dan

dicatat sebagai nilai hidrasi kulit.

Protokol penelitian telah mendapat Sertifikat

Persetujuan Etik No. 354/kepkrsmhfkunsri/2014 dari

Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUPMH dan FK

UNSRI Palembang pada tanggal 20 November 2014.

3. Hasil

Perbedaan nilai hidrasi kulit pre-eksperimental pada

kedua kelompok dianalisis dengan student’s t-test

didapatkan tidak bermakna dengan nilai p=0.323 (Tabel 1).

Pada penelitian ini, seluruh data pre-eksperimental

kelompok urea dan niasinamid adalah homogen.

Tabel 1. Uji homogenitas nilai hidrasi kulit

Kelompok Rerata

hidrasi

Standar

deviasi

Nilai p Keterangan

Urea

Niasinamid

28.19

27.16

4.22

4.17

0.323 Homogen

Pada kelompok urea didapatkan peningkatan nilai

hidrasi kulit post-eksperimental secara bermakna dengan

nilai p=0.000 (Tabel 2). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa krim urea efektif dalam meningkatkan hidrasi

kulit pasien DA. Nilai hidrasi kulit post-eksperimental

kelompok niasinamid juga meningkat secara bermakna

dengan nilai p=0.000 (Tabel 3), sehingga dapat

disimpulkan bahwa krim niasinamid juga efektif dalam

meningkatkan hidrasi kulit pasien DA

Tabel 2. Perbandingan rerata nilai hidrasi kulit pre-

eksperimental dan post-eksperimental kelompok urea

Rerata nilai

hidrasi

kulit

t Nilai

p

Pre-

eksperimental

28.19±4.22

-14.42

0.000

Post-

eksperimental

46.83±6.96

Page 5: MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and severity index (DASI) dan dryness severity score, sedangkan pada penelitian ini hanya

MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015

3

Tabel 3. Perbandingan rerata nilai hidrasi kulit pre-

eksperimental dan post-eksperimental kelompok

niasinamid

Rerata nilai

hidrasi

kulit

t Nilai

p

Pre-

eksperimental

27.16±4.17 -15.32

0.000

Post-

eksperimental

46.74±7.29

Perbandingan nilai hidrasi kulit post-eksperimental

antara kelompok urea dan kelompok niasinamid pada

penelitian ini dianalisis menggunakan student t-test.

Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan

bermakna nilai hidrasi kulit post-eksperimental pada

kedua kelompok dengan nilai p=0.962 (Tabel 4). Angka

kesembuhan hdrasi kulit pada kelompok urea adalah

93.9% dan pada kelompok niasinamid adalah 84.8%.

Hasil analisis juga menunjukkan perbedaan angka

kesembuhan hidrasi kulit pada kedua kelompok

didapatkan tidak bermakna (Tabel 5).

Tabel 4. Perbandingan rerata nilai hidrasi kulit post-

eksperimental kelompok urea dan nisinamid

Rerata nilai

hidrasi

kulit

t Nilai

p

Kelompok urea 46.83±6.96 0.047

0.962

Kelompok

niasinamid

46.74±7.29

Perbandingan efektivitas pada penelitian ini dinilai dari

pasien sembuh yang dibagi menjadi tiga kelompok

efektivitas berdasarkan kuartil nilai hidrasi kulit post-

eksperimental. Hasil analisis perbandingan efektivitas

pada kedua kelompok urea dan niasinamid didapatkan

tidak bermakna dengan nilai p = 0.315 (Tabel 6).

Tabel 5. Perbandingan angka kesembuhan kelompok urea

dan niasinamid

Kelompok

Urea

Kelompok

niasinamid

Jumlah

n(%)

Nilai

p

n (%) n (%)

Sembuh

Tidak

sembuh

31 (93.9%)

2 (6.1%)

28 (84.8%)

5 (15.2%)

59

(89.4%)

7 (10.6%)

0.427

Jumlah

n(%)

33 (100%) 33 (100%) 66 (100%)

Tabel 6. Perbandingan efektivitas kelompok urea dan

niasinamid

Kelompok

efektivitas

Kelompok

Urea

Kelompok

niasinamid

Jumlah

n(%)

Nilai

p

n (%) n (%)

Efektivitas

kurang

Efektivitas

baik

Efektivitas

sangat baik

18

(58.1%)

6 (19.4%)

7 (22.6%)

12

(42.9%)

9 (32.1%)

7 (25%)

30

(50.8%)

15

(25.4%)

14

(23.7%)

0.438

Jumlah

n(%)

31 (100%) 28 (100%) 59 (100%)

4. Pembahasan

Nilai hidrasi kulit bervariasi yaitu antara 0-130 a.u. Pada

kondisi ruangan yang normal (suhu 20ºC dan

kelembaban udara 40-60%), berbagai nilai hidrasi kulit

untuk lengan, tangan, tungkai, dan siku adalah <30

(sangat kering), 30-40 (kering) dan >40 (cukup

lembab).12

Nilai hidrasi kulit pre-eksperimental subjek

penelitian didapatkan rendah pada kedua kelompok

yaitu 17.43 a.u hingga 38.10 a.u dengan rerata

28.19±4.22 pada kelompok urea dan 18.77 a.u hingga

38.97 a.u dengan rerata 27.16±4.17 pada kelompok

niasinamid. Penelitian Sator dkk tahun 2003 yang

membandingkan hidrasi kulit pada 24 pasien DA dan 24

kontrol sehat didapatkan hidrasi kulit pasien DA lebih

rendah secara bermakna dibanding kontrol sehat.13

Penelitian Hon dkk tahun 2008 pada 44 pasien DA dan

19 kontrol sehat serta penelitian Knor dkk tahun 2011

pada 21 pasien DA dan 21 kontrol sehat juga didapatkan

hidrasi kulit kontrol sehat lebih tinggi secara bermakna

dibanding kulit tanpa lesi pasien DA.2,14

Definisi

efektivitas dalam penelitian ini adalah jika terjadi

peningkatan rerata nilai hidrasi kulit secara bermakna

setelah menggunakan krim urea 10% atau krim

niasinamid 4% selama empat pekan. Pada kelompok

urea didapatkan peningkatan nilai hidrasi kulit post-

eksperimental dari 28.19±4.22 menjadi 46.8±6.96.

Peningkatan nilai hidrasi kulit tersebut didapatkan

bermakna dengan nilai p=0,000. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa krim urea efektif dalam

meningkatkan hidrasi kulit pasien DA. Beberapa

penelitian menunjukkan hasil yang serupa dengan

penelitian ini, antara lain penelitian Andersson dkk

tahun 1999 menunjukkan krim urea 5% dapat

meningkatkan hidrasi kulit secara bermakna pada 50

pasien DA.15

Penelitian Loden dkk tahun 2001 juga

menunjukkan krim urea 4% meningkatkan hidrasi kulit

secara bermakna pada 35 pasien DA.16

Namun, kedua

penelitian tersebut sedikit berbeda dengan penelitian ini

karena melakukan evaluasi secara subjektif dengan

menilai derajat kekeringan kulit menggunakan dry skin

Page 6: MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 - core.ac.uk · MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015 4 area and severity index (DASI) dan dryness severity score, sedangkan pada penelitian ini hanya

MKS, Th. 47, No. 1, Januari 2015

4

area and severity index (DASI) dan dryness severity

score, sedangkan pada penelitian ini hanya melakukan

penilaian secara objektif. Pada kelompok niasinamid

didapatkan peningkatan hidrasi kulit post-eksperimental

dari 27.16±4.17 menjadi 46.74±7.29 dengan nilai

p=0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai

hidrasi kulit post-eksperimental kelompok niasinamid

meningkat secara bermakna, sehingga dapat

disimpulkan bahwa krim niasinamid juga efektif dalam

meningkatkan hidrasi kulit pasien DA. Hasil penelitian

ini serupa dengan penelitian Soma dkk tahun 2005 pada

28 pasien DA yang menunjukkan penggunaan krim

niasinamid 2% selama empat atau delapan pekan dapat

meningkatkan hidrasi stratum korneum secara bermakna

dibanding penggunaan petrolatum.17

Pada penelitian ini

pasien dikatakan sembuh jika nilai hidrasi kulit post-

eksperimental >40 a.u dan tidak sembuh jika nilai

hidrasi kulit post-eksperimental <40 a.u. Pada kelompok

urea didapatkan 31 subjek sembuh dengan angka

kesembuhan 93.9% dan pada kelompok niasinamid

didapatkan 28 subjek sembuh dengan angka

kesembuhan 84.8%. Hasil analisis menunjukkan

perbedaan angka kesembuhan pada kedua kelompok

didapatkan tidak bermakna. Perbandingan efektivitas

pada penelitian ini dinilai dari pasien sembuh yang

dibagi menjadi tiga kelompok efektivitas berdasarkan

kuartil nilai hidrasi kulit post-eksperimental yaitu

efektivitas kurang (40.17-45.87 a.u), efektivitas baik

(45.88-52.73 a.u) dan efektivitas sangat baik (>52.73

a.u). Kelompok efektivitas terbanyak pada kedua

kelompok adalah efektivitas kurang sebanyak 18 subjek

(58.1%) pada kelompok urea dan sebanyak 12 subjek

(42.9%) pada kelompok niasinamid. Hasil analisis

perbandingan efektivitas pada kedua kelompok urea dan

niasinamid didapatkan tidak bermakna. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

efektivitas antara kelompok urea dan niasinamid. Hasil

ini mungkin karena urea dan nisinamid sama-sama

memiliki kemampuan dalam meningkatkan hidrasi kulit

pasien DA. Urea merupakan komponen NMF yang

berfungsi untuk mempertahankan kelembaban kulit

serta bersifat humektan yang dapat menarik air ke dalam

stratum korneum dan berperan penting dalam

mempertahankan kadar air epidermis. Urea juga

meningkatkan ekspresi gen yang mengkode filagrin.10

Niasinamid dapat meningkatkan protein sawar kulit

(involukrin, filagrin, keratin) dan produksi seramid pada

stratum korneum, dimana seramid berperan sebagai

molekul penting penahan air di ruang ekstraselular

lapisan korneum 18,19

Daftar Acuan

1. Leung DYM, Eichenfield LF, Boguniewicz M.

Atopic dermatitis. In: Wolf K, Goldsmith L, Katz S,

Gilchrest B, Paller A, Leffell D. Editors.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th

ed. New York: Mc. Graw Hill Company; 2012. p.

165-82

2. Knor T, Meholjic-Fetahovic A, Mehmedagic A.

Stratum korneum hydration and skin surface pH in

patients with atopic dermatitis. Acta

Dermatovenereol Croat 2011; 19(4): 242-7

3. Sirikudta W, Kulthanan K, Varothai S, Nuchkull P.

Moisturizers for patient with atopic dermatitis: an

overview. J Allergy Ther 2013; 4(4): 1-6

4. Varothai S, Nitayavardhana s, Kulthanan K.

Moisturizers for patient with atopic dermatitis. Asian

Pac J Allergy Immunol 2013; 31: 91-8

5. Elias PM, Schmuth M. Abnormal skin barrier in the

etiopathogenesis of atopic dermatitis. Curr Opin

Allergy Clin Immunol 2009; 9(5): 437-46

6. Simpson E. Update on atopic eczema with special

focus on dryness and the impact of moisturizers. In:

Loden M, Maibach HI, editors. Treatment of dry

skin syndrome The art and science of moisturizers.

London: Springer; 2012. p. 257-63

7. Hon KLE, Leung AKC. Use of moisturizers in

patient with atopic dermatitis. In: Loden M, Maibach

HI, editors. Treatment of dry skin syndrome The art

and science of moisturizers. London: Springer;

2012. p. 59-69

8. Jensen JM, Proksch E, Elias PM. The stratum

corneum of the epidermis in atopic dermatitis. In:

Elias PM, Feingold KR, editors. Skin barrier. 1st ed.

London: Taylor and Francis group; 2006. p. 569-81

9. Draelos ZD. Moderm moisturizer myths,

misconceptions, and truths. Cutis 2013; 91: 308-14

10. Marini A, Krutmann J, Grether-Beck S. Urea and

skin: A well-known molecule revisited. In: Loden

M, Maibach HI, editors. Treatment of dry skin

syndrome The art and science of moisturizers.

London: Springer; 2012. p. 493-9

11. Bissett DL. Topical vitamins. In: Draelos ZD, editors.

Cosmetic dermatology product and procedures. UK:

Blackwell publishing; 2010. p. 321-3

12. Constantin MM, Poenaru E, Poenaru C, Constantin

T. Skin hydration assessment through modern non-

invasive bioengineering technologies. J Clin Med

2014; 9(1): 33-8

13. Sator PG, Schmidt JB, Honigsmann H. Comparison

of epidermal hydration and skin surface lipids in

healty individuals and in patients with atopic

dermatitis. J Am Acad dermatol 2003; 48: 352-8

14. Hon KE, Wong KY, Leung T, Chow C, Ng P.

Comparison of skin hydration evaluation sites and

correlations among skin hydration, transepidermal

water loss, SCORAD index, Nottingham Eczema

Severity Score, and quality of life in patients with

atopic dermatitis. Am J Clin Dermatol 2008; 9(1):

45-50

15. Andersson AC, Lindberg M, Loden M. The effect of

two urea-containing creams on dry, eczematous skin

in atopic patients. J Dermatol Treat 1999; 10: 165-9


Recommended