Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4)
Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 505
MODEL SEDRAINPOND UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR
BERBASIS MASYARAKAT
Sriyana
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Undip
ABSTRACT
There are impacts of critical land condition, such as flood in rainy season and dryness in dry season
resulting lack of water for human consumption, agriculture and so on. Efforts have been made by
building hydraulic structures ( reservoir, weir etc), but gradually become full of sediment, resulting
insufficient work and high maintenance cost. Moreover, wells in houses which is used for fresh
water, and wells in paddy field or agriculture which is used as retention also suffers dryness which
result in crop failure. The purpose of this article is to develop SeDrainPond modeling of land and
water conservation for community basis, where community especially farmers participate well in
implementation and maintenance. There are benefits in using SeDrainPond model such as able to
control sediment transport flowing to rivers, reservoir or other hydraulic structures, reduce flood
rate, increase ground water recharge, contain water for agriculture, and to control fertility of paddy
field or agriculture. The cost of making 1 unit of SedrainPond ( 1,5 x1,5)m, 2-3 meters depth, as for
stimulus cost is relatively cheap that is Rp. 50.000 to Rp. 100.000; and maintenance is being done
by farmers, and cost nothing for government. When SedrainPond model becomes functional,
besides containing water in rainy season, in dry season, the water can be used as sustain water for
agriculture so that there is no more crop failure. When Pond becomes dry, farmers can harvest
suspension sediment such as clay or soft materials, and can spread them to their land to keep its
fertility.
Keywords: Model, SeDrainPond
ABSTRAK
Dampak kondisi lahan kritis, bila saat musim hujan terjadi banjir dan saat musim kemarau terjadi
kekeringan sehingga mengalami kekurangan air baik utk air minum, pertanian dan sebagainya.
Upaya telah dilakukan dengan membangun bangunan air ( Waduk, Bendung, dll), tetapi lambat
laun penuh sedimen, sehingga menyebabkan kinerja sdh tidak memadai dan dibutuhkan biaya
pemeliharaan yang cukup besar. Disamping itu sumur – sumur gali di permukiman yang
dimanfaatkan untuk kepentingan air bersih menjadi kering, dan sumur – sumur gali pada lahan
sawah atau tegalan tadah hujan yang berfungsi sebagai retensi juga mengalami kekeringan sehingga
terjadi gagal panen. Tujuan tulisan ini adalah mengembangkan Model SeDrainPond untuk
konservasi tanah dan air berbasis masyarakat, dimana masyarakat khususnya para petani terlibat
langsung baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan. Manfaat Model SeDrainPond adalah
untuk Mengendalikan angkutan sedimen yg masuk ke sungai, waduk atau bangunan air lainnya,
Mengurangi debit banjir, Menambah cadangan air tanah (Recharge), Menampung air untuk
pertanian, Mengendalikan kesuburan tanah sawah atau ladang. Biaya pembuatan satu SedrainPond
( 1,5 x1,5)m, kedalaman 2 m sampai 3 m, sebagai biaya stimulus relatif murah yaitu sebesar Rp.
50.000 ; sampai Rp. 100.000; dan pemeliharaan dilakukan oleh para petani, pihak Pemerintah
tidak mengeluarkan biaya.
Pada saat model SedrainPond sudah berfungsi, selain menampung air saat musim hujan, maka pada
saat musim kemarau, tampungan air pada Pond, dimanfaatkan sebagai penyangga air untuk
pertanian agar tidak terjadi gagal panen. Apabila Pond sudah kering, maka para petani akan
memanen hasil tangkapan berupa sedimen layang berupa lempung atau material halus, lalu
disebarkan ke sawah atau ladang miliknya, sehingga tanah tetap subur.
Kata kunci : Model, SeDrainPond.
Sriyana
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 506
1. PENDAHULUAN
Kerusakan DAS ( Daerah Aliran Sungai), sebagai salah satu penyebab terjadinya pemanasan global., sehingga akan
mempengaruhi Iklim, dimana pada saat musim hujan menjadi pendek, sehingga intensitas hujan menjadi tinggi
akibatnya terjadi banjir dan pada musim kemarau menjadi panjang. Sehingga terjadi kekeringan atau kekurangan
air. Sungai – sungai yang ada tidak mampu mengalirkan aliran air pada saat musim hujan, dan tidak ada aliran air
pada saat musim kemarau. PerMenHut RI (2009) mendefinisikan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak – anak sungainya yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang
batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas laut sampai daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
di daratan. Disamping itu, akibat kondisi lahan kritis, apabila turun hujan akan terjadi erosi permukaan lahan,
sehingga air permukaan mengandung sedimen tersuspensi (sedimen layang). maka lambat laun sedimen tersuspensi
tersebut akan mengakibatkan pendangkalan pada bangunan air, atau waduk, sehingga akan memperpendek umur
waduk. maka perlu upaya pengendalian sedimen. PerMenHut (2008) Konservasi tanah dan air adalah merupakan
upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Sedang tujuan konservasi tanah dan air adalah untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan
kerusakannya melalui pengendalian erosi, sedimentasi dan banjir sehingga lahan dan air dapat dimanfaatkan secara
optimal dan lestari untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Menurut PerMenHut RI (2009) bahwa lahan kritis
adalah lahan yang keadaan fisiknya demikian rupa sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai
dengan peruntukannya sebagai media produksi maupun sebagai media tata air Pada lahan sawah atau tegalan tadah
hujan, tidak terdapat simpanan air, sehingga hasil panen tidak optimal dan sering mengalami kegagalan panen.
Upaya telah dilakukan dengan membangun bangunan air (Waduk, Bendung, dll), tetapi lambat laun penuh
sediment, sehingga menyebabkan kinerja sdh tidak memadai dan apabila berharap menoptimalkan kinerja bangunan
air tersebut, dibutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup besar. Disamping itu sumur – sumur gali yang ada
mengalami kekeringan, sehingga pada lahan sawah atau tegalan tadah hujan, maupun permukiman, mengalami
krisis air. Hugo A. Loaciga and Alison Huang (2007), pengadakan penelitian dengan menggunakan persamaan
Green – Ampt bahwa kedalaman air pada Pond dipengaruhi oleh laju infiltrasi. Dalam penelitian tersebut belum
memperhitungkan hasil sedimen tangkapan untuk dipanen, seta belum melibatkan masyarakat langsung. PerMenHut
(2008), pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan lahan, menyarankan bahwa dalam upaya konservasi air salah
satunya adalah pembuatan Rorak ( saluran buntu) yang berfungsi untuk menampung air dan meresapkannya
kedalam tanah, dengan maksud mengurangi aliran permukaan dan menampung sedimen. Kekurangan konstruksi
Rorak, adalah daya tampung air relatif sedikit ( hanya pada saluran yang ada) dan setelah beberapa waktu, hujan
reda kecendurungan air yang tertampung pada saluran relatif sedikit dan terkadang sdh tidak ada air. Konstruksi
Torak, kecendurungan bersifat untuk mengendalikan erosi saja, bukan menampung sedimen tersuspensi.
Yuan Cheng ( 2008) melakukan penelitian tentang debit sedimen terhadap air banjir yang tertampung pada Pond.
dimana dalam evaluasi menunjukkan bahwa besaran kandungan sedimen pada Pond tergantung lokasi inlet. D.N
Powell dkk, (2008) melakukan penelitian, dengan model detension basin, dimana model tersebut mampu
menurunkan debit puncak sebesar 20%. Kekurangan model tersebut adalah belum memperhitungkan hasil sedimen
tangkapan untuk dipanen, belum memperhitungkat infiltrasi, tidak melibatkan masyarakat langsung.
Tujuan tulisan ini adalah mengembangkan Model SeDrainPond untuk konservasi tanah dan air berbasis
masyarakat, dimana masyarakat khususnya para petani terlibat langsung baik dalam pelaksanaan maupun
pemeliharaan. Ruang lingkup bahasan meliputi apa arti Model SedrainPond, Maksud dan Tujuan Pembuatan Model
SeDrainPond, Manfaat Model SeDrainPond, Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, Keterlibatan dalam Penerapan
Model SeDrainPond, Pemilihan Lokasi Penerapan Model SeDrainPond, Konstruksi Model SeDrainPond , Cara
Kerja Model SeDrainPond. serta Kesimpulan dan Saran
2. BAHASAN UTAMA
Apa itu Model SeDrainPond Model SeDrainPond, adalah suatu Model yang terdiri dari saluran pembuang berfungsi sebagai inlet, dan Pond
yang berfungsi menampung air atau menambah kapasitas resapan maupun menampung sedimen tersuspensi, serta
saluran pembawa yang berfungsi menghubungkan antara saluran pembuang (inlet) dengan Pond yang ada pada
petak – petak sawah.
Model Sedrainpond Untuk Konservasi Tanah Dan Air Berbasis Masyarakat
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 507
Maksud dan Tujuan Pembuatan Model SeDrainPond
Maksud pembuatan Model SeDrainPond adalah untuk konservasi tanah dan air pada Daerah Tangkapan Air.
Sedang tujuan pembuatan Model SeDrainPond adalah untuk menampung air permukaan dan sedimen tersuspensi
(sedimen layang).
Manfaat Model SeDrainPond
Manfaat pembuatan Model SeDrainPond, yang diaplikasikan dilahan pertanian tadah hujan pada petak sawah atau
ladang adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi intensitas hujan atau debit banjir
Saat turun hujan, air permukaan yg telah mengumpul pada saluran pembuang, tidak langsung mengalir menuju
sungai, tetapi mengalir menuju Pond lewat saluran gendong , yang ada pada petak – petak sawah atau ladang
tersebut.
b. Meningkatkan kapasitas Resapan (recharge) air hujan kedalam lapisan tanah
Air permukaan yang telah mengalir di petak – petak sawah atau ladang, dan menggenang dengan tinggi 5 cm
sampai 10 cm, dan air yang tetampung pada Pond akan meresap ketanah, sehingga akan meningkatkan
kandungan air dalam tanah.
c. Mengurangi laju sedimen yg masuk ke sungai, waduk atau bangunan air lainnya,
Setelah air permukaan yang mengandung sedimen tersuspensi tersebut menggenang pada petak – petak sawah
atau ladang, dan air permukaan yang tertampung pada Pond tersebut, maka sedimen tersebut akan mengendap
pada petak – petak sawah atau ladang maupun mengendap pada Pond, sehingga akan mengurangi angkutan
sedimen yang mengalir ke sungai atau bangunan air lainnya.
d. Mengurangi biaya pemeliharaan akibat pendangkalan sungai atau waduk.
Akibat adanya sedimen yang telah mengendap pada petak – petak sawah atau ladang maupun mengendap pada
Pond, maka angkutan sedimen yang mengalir ke sungai atau waduk akan berkurang, sehingga akan mengurangi
biaya pemeliharaan.
e. Memperpanjang Umur Bangunan Air (Waduk)
Mengingat sedimen tersebut telah mengendap pada petak sawah atau ladang maupun mengendap pada Pond,
maka angkutan sedimen yang mengalir ke sungai atau waduk akan berkurang, sehingga akan memperpanjang
umur bangunan air atau waduk.
f. Kesuburan tanah sawah terjaga, dari hasil panen sedimen
Sedimen yang telah mengendap pada petak sawah atau ladang menyebabkan kesuburan akan terjaga. Disamping
itu sedimen yang telah mengendap pada Pond, akan dipanen oleh para petani, lalu disebarkan ke petak – petak
atau ladang milik para petani itu sendiri, agar kesuburan tanah miliknya tetap terjaga kesuburannya.
g. Produksi hasil pertanian meningkat .
Adanya ketersediaan air yang tersimpan pada Pond, maka saat musim kemarau, dan tanaman masih
membutuhkan air, maka air pada pond tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman,
sehingga tanaman tidak kekurangan air, maka hasill panen akan lebih meningkat. Hal tersebut terbukti
berdasarkan kajian awal pembuatan SeDrainPond, pada lahan sawah di DAS Kamplong tepatnya pada lahan
sawah atau tegalan di Dukuh Kamplong, Desa Ngadirojo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri,
Provinsi Jawa Tengah.di Dukuh Keduang, Kab. Wonogiri, dimana pada lokasi tersebut telah terbentuk
Paguyuban Petani Keduang Lestari, dengan jumlah anggota sebanyak 95 orang
Pelaksanaan di lapangan pembuatan SeDrainPond pada petak sawah atau tegalan, dengan ukuran (1,5 x 1,5 ) m,
kedalam bervariasi antara 2,0 m sampai 3,0 m, pembiayaan dibantu oleh Balai PSDA Bengawan Solo, dimana
bantuan tersebut bersifat stimulus sebesar Rp. 50.000,- per titik petak sawah atau tegalan. Pelaksanaan
pembuatan SeDrainPond saat ini sebanyak 120 buah titik pada masing – masing petak sawah/tegalan atau
seluas kurang lebih 15 Ha. Contoh gambar pellaksanaan model Sedrainpond di lapangan ( Ds. Keduang), lihat
pada Gambar 1. dibawah ini.
Sriyana
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 508
Gambar. 1. Pelaksanaan SedrainPond
Setelah dievaluasi dengan adanya model SeDrainPond, maka ada dampak perubahan, dimana hasil panen padi,
polowijo atau jagung yang dihasilkan sebelum di buat SeDrainPond sebanyak 600 kg sampai 900 kg/Ha dan
tidak muncul rembesan – rembesan mata air. Sedang setelah dibuat SeDrainPond banyak rembesan air dan
tampungan sebagai cadangan air serta hasil panen yang dihasilkan sebanyak 1,0 sampai 1,2 ton per hektar, artinya
ada peningkatan hasil panensebesar 1,2 sampai 1,7 kali dibandingkan dari hasil panen sebelumnya. Contoh Pond ,
yg ada di petak – petak sawah, dan kondisi tanaman disekitar Pond ( lihat gambar 2)
Gambar 2. Tanaman di sekitar Pond
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pemberdayaan Masyarakat artinya di lakukan melalui proses pendekatan yang bersifat menyeluruh
(holistik), dengan tindakan bersifat terpadu antara pembangunan fisik dan non fisik, dengan mendatangkan
penghasilan bagi masyarakat. Penghasilan yang diperoleh masyarakat para petani meliputi pada saat pelaksanaan
pembangunan fisik, mendapat bantuan dana. Pada saat model sudah berfungsi maka lahan sawah pertanian (petak –
petak sawah) mereka terdapat tampungan air, dan kapasitas resapan meningkat, sehingga semakin meningkatnya
produksi pertanian. Disamping itu para petani juga akan memanen hasil tangkapan berupa sedimen layang berupa
lempung atau material halus yang subur untuk tanaman. Dengan demikian para petani sadar apa yg dilakukan demi
kepentingan mereka sendiri . sehingga dengan menerapkan model tersebut akan terjamin kelestariannya.
Pemilihan Lokasi Penerapan Model SeDrainPond
Prinsip dalam pemilihan lokasi dapat dibangun pada lokasi pada suatu DAS manapun, namun agar diperoleh hasil
yang optimal maka dalam penerapan pembuatan Model SeDrainPond , harus mempertimbangkan hal – hal sebagai
berikut :
a. Lokasi pada daerah hulu suatu DAS.
Lokasi pada hulu suatu DAS yang sebenarnya sebagai daerah penyangga (status tanah milik Pemerintah), yang
mestinya ditanami hutan lindung sehingga kondisi lahan tersebut sesuai yang diharapkan, namun kenyataan di
lapangan pada lokasi tersebut sudah sejak jaman Belanda bukan milik Pemerintah saja, tetapi juga milik Rakyat,
maka apabila sistem pengelolaan tidak benar, maka akan mempunyai dampak tidak menguntungkan , karena
lokasi tersebut sebagai sumber sedimen (lihat gambar 3).
Model Sedrainpond Untuk Konservasi Tanah Dan Air Berbasis Masyarakat
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 509
Gambar 3. Lahan milk rakyat
Agar diperoleh manfaat yang optimal, maka kemiringan lahan tersebut dibuat terazering, dengan kemiringan
kearah kedalam dan masing – masing petak , dibuat pematang dan ditanami dengan rumput yang dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Gambar contoh lahan terazering dapat dilihat pada gambar 4, dibawah
ini
Gambar. 4. Contatoh lahan Terazering
b. Lokasi sawah tadah hujan
Pada lokasi sawah tadah hujan, usahakan manfaatkan saluran pembuang atau afvour yang ada supaya
mendapatkan hasil yang optimal. Seandainya saluran pembuang belum ada , buatlah saluran pembuang terlebih
dahulu dimana saluran tersebut berfungsi sebagai saluran pembawa pada saat musim hujan, dimana air
permukaan mengandung sedimen tersuspensi. Contoh Lahan sawah tanah hujan dapat dilihat pada gambar 5.
dibawah ini.
Gambar 5. Lahan sawah tadah hujan
Sriyana
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 510
Konstruksi Model SeDrainPond Konstruksi Model SeDrainPond terdiri dari Saluran pembuang berfungsi sebagai inlet, yang terbuat dari saluran
tanah dengan gebalan rumput. Pengadaan saluran tanah tersebut dapat memanfaatkan saluran pembuang yang ada
atau membuat saluran baru. Kontruksi Pond berfungsi sebagai tampungan air hujan dan sedimen tersuspensi,
dengan membuat sumur – sumur gali yang berbentuk bulat atau lingkaran, segiempat, dengan perkuatan batu
blondos (apabila tanah jelek) dengan kedalaman satu meter dari permukaan tanah. Pembuatan Pond sebaiknya
terletak ditengah tepi batas petak sawah, dengan maksud penyebaran cadangan air lebih merata, dan penyebaran
hasil tangkapan sedimen ke sawah lebih mudah. Sedang konstruksi Saluran pembawa berfungsi menghubungkan
antara Saluran pembuang dengan Pond. Agar lahan sawah tidak berkurang, maka pembuatan Saluran pembawa
sebaiknya terletak sejajar tepi batas petak sawah (saluran gendong), yang terbuat dari saluran tanah dengan gebalan
rumput. ( Lihat gambar 6. denah SedrainPond dan gambar7. potongan SedrainPond dibawah ini).
Gambar 6. Denah SedrainPond
Gambar 7. Gambar Potongan Model Sedrainpond
Model Sedrainpond Untuk Konservasi Tanah Dan Air Berbasis Masyarakat
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 511
Cara Kerja Model SeDrainPond
Cara kerja model SeDrainPond adalah pada saat hujan air mengalir dari saluran pembuang (inlet) melalui saluran
pembawa maka pond – pond yang ada akan terisi air permukaan dan sedimen tersuspensi (sedimen layang).
Usahakan disamping Pond sudah penuh, peta petak sawah yang ada biar tergenang air sampai tinggi genangan
kurang lebih 5 cm, Buatlah saluran bukaan pada pematang petak sawah dengan tinggi kurang lebih 5 cm terhadap
dasar sawah, apabila tinggi genangan melebihi 5 cm, maka air akan melimpas dan mengalir kembali pada saluran
pembuang atau ke petak-petak sawah berikutnya. Hal tersebut dimaksudkan ada waktu dimana sedimen layang
akan mengendap baik pada pond pond dan pada petak- petak sawah yang ada, sehingga lambat laun Pond tersebut
banyak menampung hasil endapan sedimen layang dan sebagian akan mengendap di petak-petak sawah yang ada.
Lakukan pemeliharaan bangunan Pond, oleh Para Petani yaitu saat musim kemarau seandainya cadangan air yang
tertampung di Pond sudah habis, maka Pond yang berisi endapan sedimen layang tersebut diambil disebarkan
merata pada petak sawah yang ada guna kesuburan tanah .
Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Tahapan pelaksanaan pembangunan Model SeDrainPond yang harus
dilakukan agar diperoleh hasil yang optimal adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data, dari pihak terkait misalnya dari Balai Koservasi Daerah Aliran Sungai, Dinas
Pertanian, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, dll. Data – data tersebut digunakan sebagai informasi
awal, kondisi Lahan kritis, status kepemilikan sawah atau ladang, sistem pengelolaan, sistem pengolahan
sawah atau ladang dll.
b. Orientasi ke lapangan bersama Dinas terkait, untuk melakukan survei awal, melakukan checking kondisi
lahan atau sawah, sebagai bahan untuk evaluasi terhadap data yang ada. Dan sekaligus menemui Kepala
Desa, Kecamatan, atau Wakil petani untuk menggali informasi kondisi lahan, sosial budaya masyarakat.
c. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentang manfaat model Sedrainpond, bagi para petani, maupun
manfaat secara umum. Kalau masyarakat petani menyadari dan menyetujui, lalu bentuk Paguyuban para
petani, sebagai media untuk mempermudah komunikasi dll.
d. Dan ajak para petani, yang mempunyai petak sawah diharuskan membuat sumur – sumur sebagai
penampung air , yang bisa dimanfatakan untuk tanaman mereka.
e. Lakukan pengukuran pada lokasi lahan sawah atau tegalan yang di rencanakan.
f. Manfaatkan saluran pembuang yang ada
g. Buatlah Layout, tata letak Model SedrainPond ( sesuai hasil disain).
h. Tentukan ketinggihan titik inlet terhadap Pond, supaya secara gravitasi (alami) dapat mengalir.
i. Buatlah Pond,dengan ukuran ( 1,5 x 1.5) , dengan kedalaman 2 m sampai 3 m ( sesuai kondisi tanah)
j. Buatlah dari anyaman bambu, setinggi miniman 0.5 m, pada Pond , yang berfungsi untuk keamanan
k. Buat saluran gendong,( tidak perlu) dengan konstruksi pasangan tetapi dengan gebalan rumput
Siapa Saja Yang Terlibat Dalam Pelaksanaan maupun Pemeliharaan
Keberhasilan penerapan teknologi konservasi tanah dan air tersebut sangat tergantung pada kesesuaian dan
kemampuan lahan, biaya murah dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan dalam
pelaksanaannya diarahkan untuk menerapkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diterima oleh masyarakat.
Konsep penerapan Model SeDrainPond adalah Pemberdayaan Masyarakat khususnya Para Petani dan didukung
Para Stakeholder. Tugas Para Petani adalah terlibat langsung baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan. Para
Petani terlibat dalam pelaksanaan terutama dalam pembuatan pond – pond dan saluran pembawa sesuai
kepemilikan sawah, sedang dalam pemeliharaan para Petani mengambil hasil panen berupa sedimen yang ada di
dalam Pond – Pond, kemudian sedimen tersebut disebar ke sawah sesuai kepemilikan masing – masing, demi
kesuburan tanah sawah. mereka. Disamping itu diperlukan dukungan Para Stakeholder dari pelbagai instansi
Pemerintah maupun Swasta misalnya Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, KIMPRASWIL Pusat. Dinas
Pengairan, Balai – Balai PSDA, Balai Konservasi, LSM dan lain lain. Bentuk dukungan dapat berupa dana,
terutama dalam pembuatan Pon – Pond, saluran pembawa, dan bantuan teknik terutama saat pelaksaaan, dan sosiali
tentang manfaat model tersebut. Semua ini demi mewujudkan impian bersama yaitu menyelamatkan Tanah dan
Air.
3. KESIMPULAN
a. Model SeDrainPond merupakan teknologi tepat guna, bermanfaat untuk konservasi tanah dan air.
b. Ukuran Model SedrainPond ( 1,5 x1,5)m, kedalaman 2 m sampai 3 m, dibangun pada petak sawah atau ladang.
c. Mudah dilaksanakan dan biaya pembuatan murah yaitu sebesar Rp. 50.000 ; sampai Rp. 100.000; per model
d. Tidak dibutuhkan biaya pemeliharaan
4. SARAN - SARAN
Sriyana
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 512
a. Perlu dilakukan Penelitian dengan uji model fisik atau model matematik
b. Perlu melibatkan para petani baik saat pelaksanaan maupun pemeliharaan
c. Usahakan lahan dibuat terazering sebelum membangun Model SeDrainPond.
DAFTAR PUSTAKA
D.N. Powell; A.A. Khan and N.M. Aziz (2008) “Impact of New Rainfall Patterns on Detentions Pond Design”
Journal of Irrigation and drainage Engineering ., 197 - 201.
Hugo A. Loaciga and Alison Huang (2007)” Ponding Analysis with Green and Ampt Infiltration” Journal of
Irrigation and drainage Engineering ., 109 - 112.
PerMenHut (2008),” Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan”, Departemen Kehutanan Republik Indonesia,
Jakarta
PerMenHut (2009),” Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu”, Departemen
Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.
Robert Pitt,P.E.,M.ASCE1
(2008), “Compaction’s Impacts on Urban Storm-Water Infiltration” Journal of Irrigation
and Drainage Engineering ©ASCE/September/October/2008/657.
Verstraeten, G., and Poesen, J. (2001). “Modelling the long-term sediment trap efficiency of small retention ponds.”
Hydrolog.Process., 15(14), 2797–2819.
Wilson, B. N., and Barfield, B. J. (1984). “A sediment detention pond model using CSTRS mixing theory.” Trans.
ASAE,27(5), 1339– 1344.
Yuan Cheng (2008), “Sediment Discharge from a Storm Water Retention Pond” Journal of Irrigation and Drainage
Engineering ©ASCE/September/October/2008/601.