Date post: | 17-Feb-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | fatin-rohmah-nur-wahidah |
View: | 113 times |
Download: | 13 times |
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
MODUL II
WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG
KELOMPOK 20
Aulia Qisthi 1106023013
Aswita Wulandari S 1106022276
Fuji Astuti Jalil 1106022433
Meutiara Citra Agista 1106021512
William Koven 1106054662
Waktu Praktikum : Sabtu, 9 Maret 2013
Asisten Praktikum : Harya Candrasa
Tanggal Disetujui : Senin, 18 Maret 2013
Nilai :
Paraf :
LABORATORIUM SURVEY DAN PEMETAAN
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui ketinggian dari titik-titik yang dilewatinya
dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Hasil
akhir pekerjaan ini adalah data ketinggian dari titik-titik yang ditempati oleh rambu ukur
sepanjang jalur pengukuran yang bersangkutan.
B. LANDASAN TEORI
Waterpass adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua titik. Penentuan selisih
tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat penyipat datar
tergantung pada keadaan lapangan. Jikalau jarak antara dua titik yang harus ditentukan
selisih tingginya mempunyai jarak yang terlalu panjang, sehingga rambu ukur tidak dapat
dilihat dengan jelas maka jarak tersebut dapat dibagi menjadi jarak antara yang lebih
kecil.
Untuk menentukan tinggi permukaan bumi dapat
dilihat dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang
ketinggiannya dianggap nol. Beda ketinggian diatas
permukaan bumi dapat ditentukan dengan berbagai cara,
antara lain :
Sipat datar(Spirit levelling).
Takhimetrik(Tachymetric evelling).
Trigonometrik( Trigonometric levelling)kecil.
Barometrik(Barometric levelling).
Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua
titik di permukaan tanah, yang biasa digunakan dalam pembuatan jalan maupun
pembangunan. Sebuah bidang datar acuan, atau datum, ditetapkan dan elevasi diukur
terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau ditambah
dengan nilai yag ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.
Saat digunakan, awalnya alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah
rambu yang berdiri vertikal. Beda tinggi antara kedua titik dapat dicari dengan
menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.
Rumus beda tinggi antara dua titik :
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut :
d=(BA – BB) x100
Keterangan : d = jarak datar optis
BA = bacaan benang atas
BB = bacaan benang bawah
100 = konstanta pesawat
Sedangkan untuk menentukan beda tinggi dari titik yang dpilih dipakai cara
sebagai berikut :
∆h=TA-BT (cm)
Keterangan : TA= tinggi alat
BT= Benang Tengah
Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain :
Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis
gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.
Menghitung volume pekerjaan tanah.
Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.
Ada beberapa persyaratan pada pemakaian alat penyipat datar/ waterpass antara lain :
a. Syarat dinamis: sumbu I vertikal
b. Syarat statis :
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
1. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo
2. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)
3. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I
A. PERALATAN
1. Theodolit 1 buah
2. Patok/pasak 12 buah
3. Payung 3 buah
4. Rambu 1 buah
5. Statif/tripod 1 buah
6. Meteran 1 buah
B. PROSEDUR
1. Membuat sketsa titik-titik pada daerah yang akan diukur ketinggiannya lalu
meletakkan patok pada titik-titik tersebut
2. Memasang statif dan theodolit di titik A patok pada titik A harus terlihat dari lup
central point pada theodolit.
3. Mengatur nivo pada theodolit sehingga gelembung nivo berada tepat di tengah.
4. Mengatur sudut vertikal 90000’00” dan sudut horizontal 00000’00” kemudian
membidik titik 1 dan meletakkan rambu pada titik 1. Membaca batas atas, tengah, dan
bawah yang terlihat dari theodolit.
5. Memutar sudut vertikal menjadi 270000’00” dan sudut horizontal sebesar 180000’00”
lalu melakukan pembidikan terhadap titik 2 dan mencatat hasil yang terbaca.
6. Memutar sudut horizontal sebesar 90000’00” kemudian bidik sebuah titik di kiri titik
A, mencatat hasil bidikan yang terukur.
7. Memutar sudut vertikal sebesar 270000’00” dan sudut horizontal sebesar 180000’00”
lalu membidik sebuah titik di sisi kanan titik A, mencatat hasil bidikan yang terukur.
8. Mengukur tinggi alat di titik A.
9. Mengulangi langkah 2-9 untuk titik B, C, dan D serta dilanjutkan dengan mengulangi
kembali untuk titik C’, B’, dan A’ (metode pulang).
C. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh sejumlah data dari hasil pembidikan kelima
titik yang diukur pada gambar dibawah ini:
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
S V Y
3,21m 2.93m 3,71m
R 3.46m A 4.05m P 2.90m B 2.45m T 2.52m C 2.235m w
2,90m 3,17m 2,37m
Q U X
Berikut pula lampiran data pengamatan pada tabel dibawah ini:
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Metode Titik BA BT BBJarak (cm)
TA (cm)
Pergi
A
P 124 121,8 119 405
133Q 133,2 130,3 127,8 290R 131,5 130 128,5 346S 114,5 113 111,5 321
B
T 107,2 104,5 101,7 245
135U 134,3 131,5 128,8 317P 127,5 126 124,5 290V 119,5 118 116,5 293
C
W 114,3 111,5 108,8 223.5
133X 133,7 131,5 129,2 237T 122,5 121 119,5 252.5Y 124 122,5 121 371
Pulang
B'
T 124 121,8 119 245
125U 133,2 130,3 127,8 317P 131,5 130 128,5 290V 114,5 113 111,5 293
A'
W 107,2 104,5 101,7 405
133X 134,3 131,5 128,8 290T 127,5 126 124,5 346Y 119,5 118 116,5 321
D. PENGOLAHAN DATA
1. Menentukan jarak suatu titik ke titik lain.
Penentuan jarak suatu titik ke titik lain menggunakan persamaan:
jarak teoritis ( d )=100 (BA−BB )cos2(900−α)
Karena besar sudut vertikal sebesar 900, nilai cos2 ( 900−α )=1, sehingga dapat
dikatakan bahwa:
d=100 ( BA−BB )
Dari rumus di atas, akan diperoleh data sebagai berikut:
Metode Titik BA BB (cm)
Pergi
A
P 174 170 400Q 180 176 400R 143 140 300S 139 133 600
B
T 143 141 200U 130,5 127,5 300P 126 122 400V 150 147 300
C
W 136 134 200X 127 125 200T 126 122 400Y 135 131 400
Pulang
B'
T 134 132 200U 122 118 400P 116 112 400V 141 137 400
A’
P 157,5 153,5 400Q 164 161 300R 128 122 600S 120 116 400
2. Menentukan perbedaan tinggi antara theodolit dan batas tengah
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Penentuan perbedaan tinggi antara theodolit dan batas tengah menggunakan
persamaan:
∆ H=|tinggi alat−batas tengah|
Dari rumus di atas, akan diperoleh data sebagai berikut:
Metode Titik BTTA
(cm) (cm)
Pergi
A
P 172
133
32Q 178 38R 142 2S 136 4
B
T 142
135
7U 129 6P 124 11V 148,5 13,5
C
W 135
133
2X 126 7T 124 9Y 133 0
Pulang
B'
T 133
125
8U 120 5P 114 11V 139 14
A’
P 155,5
133
22,5Q 162,5 29,5R 125 8S 118 15
3. Menentukan kesalahan relatif
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Kesalahan relatif yang terjadi pada percobaan ini, dapat dihitung dengan
persamaan:
kesalahan relatif ( KR )=| jarak lapangan− jarak teoritis|jarak teoritis
x100 %
Dari rumus di atas, akan diperoleh data sebagai berikut:
Metode
TitikJarak
Lapangan (cm)
Jarak Teoritis (cm)
Jarak Lapangan-
Jarak Teoritis
Kesalahan Relatif (%)
Pergi
A
P 405 400 5 0,0125Q 290 400 110 0,275
R 346 300 46 0,153333333
S 321 600 279 0,465
B
T 245 200 45 0,225
U 317 300 17 0,056666667
P 290 400 110 0,275
V 293 300 7 0,023333333
C
W 223,5 200 23,5 0,1175X 237 200 37 0,185T 252,5 400 147,5 0,36875
Y 371 400 29 0,0725
Pulang
B’
T 245 200 83 0,415
U 317 400 110 0,275
P 290 400 107 0,2675V 293 400 5 0,0125
A’
P 405 400 10 0,025
Q 290 300 254 0,846666667
R 346 600 79 0,131666667
S 321 400 5 0,0125
Total : 4,215416667
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Dengan demikian, diketahui bahwa kesalahan relatif total dapat dihitung dengan
menjumlahkan seluruh kesalahan relatif di masing-masing titik. Selanjutnya kesalahan relatif
rata-rata dapat diperoleh dengan:
KR=KRtotal
n
KR=4,305416667 %20
KR=%
4. Menentukan titik koordinat
Dari perhitungan-perhitungan di atas, selanjutnya perlu dicari letak koordinat
dari masing-masing titik. Letak titik A (0,0) sehingga jarak titik A ke titik lain
dianggap sebagai koordinat sumbu x, sedangkan beda ketinggian dianggap sebagai
koordinat sumbu y.
Koordinat pergi Koordinat Pulang
Titik Sumbu x (cm)Sumbu y
(cm)Titik Sumbu x (cm)
Sumbu y (cm)
R -346 9 R -346 8A 0 0 A 0 0P 405 -32 P 405 -22,5B 695 0 B 695 0T 940 -9 T 940 -8C 119.25 0 C 119.25 0W 141.6 -2 W 141.6 -2
5. Grafik
0 1 2 3 4 5 6 7 8
-35-30-25-20-15-10
-505
1015
Grafik Pergi-Pulang
Grafik Pergi Grafik Pulang
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
6. Menentukan kontur
Kontur di titik A
Titik Sumbu x
Sumbu y
S 3,21 -0,03A 0 0Q -2,9 -0,45
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-0.6-0.4-0.2
0
Kontur di Titik A
Jarak Titik A ke Titik Lain Kanan dan Kiri
Kontur di titik B
Titik Sumbu x
Sumbu y
V 2,93 -0,135B 0 0U -3,17 0,06
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-0.2-0.1
00.1
Kontur di Titik B
Jarak Titik B ke Titik Kanan dan Kiri
Kontur di titik C
Titik Sumbu x
Sumbu y
Y 3,71 0C 0 0X -2,37 0,07
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 50
0.1
Kontur di Titik C
Jarak Titik C ke Titik Kanan dan Kiri
7. Perhitungan Kontur Galian dan Timbunan
Kontur di titik A
Pada titik A membutuhkan galian dan timbunan sebesar :
Luas timbunan A ¿(2.9 x 0.45)
2=0,6525 m2
Luas galian A =(3.21 x0.03)
2=0,04815 m2
Kontur di titik B
Pada titik B membutuhkan galian dan timbunan sebesar :
Luas timbunan B ¿(2.93 x 0.135)
2=0,197775 m2
Luas galian B =(3.17 x 0.06)
2=0,0951 m2
Kontur di titik C
Pada titik C hanya membutuhkan galian sebesar :
Luas galian C =(2.37 x 0.07)
2=0,08295 m2
E. Analisa
a) Analisa Percobaan
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Waterpass Memanjang dan Melintang”
dilakukan dengan tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui ketinggian dari titik-
titik yang dilewatinya dengan hasil akhir pekerjaan ini adalah data ketinggian dari
titik-titik yang ditempati oleh rambu ukur sepanjang jalur pengukuran yang
bersangkutan.. Praktikum ini pun terdiri dari dua bagian yaitu sipat datar profil
memanjang dan melintang, maka setelah dibagi menjadi dua bagian akan dapat
ditentukan ketinggian titik yang diukur pada lokasi survei seperti yang terlihat pada
pengolahan data di laporan ini. Lokasi survey praktikum kali ini pun telah ditentukan
oleh asisten yaitu di lapangan BP3, di belakang Gedung Engineering Center.
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan praktikum waterpass memanjang
dan melintang adalah menggambar sketsa terlebih dahulu mengenai dimana-mana
saja patok akan dipasangkan pada lokasi survey, setelah menggambar sketsa maka
setelah itu adalah memasang theodolit di atas statif pada titik (0,0) lalu kemudian
mengatur kemiringan theodolit agar tegak lurus dengan permukaan tanah, yaitu
dengan mengatur bench mark agar patok terlihat dengan alat bantu berupa unting-
unting, lalu kemudian mengatur nivo agar gelembung air tepat berada di tengah.
Pemasangan theodolit ini dalam sebuah praktikum ilmu ukur tanah sangat penting
kegunaannya, karena dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang bisa saja
disebabkan oleh praktikan. Maka, setelah letak theodolit sudah diatur kemiringannya,
maka kemudian praktikan dapat mulai praktikum tersebut. Pada awalnya titik awal
tempat theodolit dipasangkan merupakan titik acuan bagi titik-titik patokan yang
lainnya dan sebut saja titik tersebut A, setelah terdapat titik A praktikan kemudian
membuat lagi 2 titik utama, disamping A yaitu titik B dan C, dimana titik B dan C
merupakan 90o garis lurus dari titik A dengan jarak antar patok dibebaskan. Maka
kini sudah terdapat 3 patok utama yaitu pada titik A, B dan C lalu setelah itu dari
setiap titik tersebut, buatlah patok garis lurus dengan kemiringan sudut 0 o, 90o, 180o
dan 270o dengan panjang jarak patok baru dengan patok utama dibebaskan, maka
hingga jadilah 13 titik yang kita miliki dan akan kita ukur ketinggian tanahnya di
setiap titik-titik tersebut, berikut visualisasinya dalam bentuk gambar :
S V Y
3,21m 2.93m 3,71m
R 3.46m A 4.05m P 2.90m B 2.45m T 2.52m C 2.235m w
2,90m 3,17m 2,37m
Q U X
Maka setelah menetapkan patok-patok pada titik-titik tersebut, mari memulai
praktikum kali ini dimulai dari titik A dengan mengukur tinggi theodolit terlebih
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
dahulu, dimana mengukur tinggi theodolit ini dapat berfungsi dalam menentukan
perbedaan tinggi permukaan tanah antara titik tempat theodolit berada dengan titik
yang diukur. Setelah alat theodolit terpasang dengan baik, salah satu praktikan
memasang rambu ukur di titik S, dimana memiliki kemiringan sudut sebesar 0o
dengan titik A. Maka rambu ukur pun dipasang pada titik S secara tegak lurus dengan
permukaan tanah karena hal ini sangat mempengaruhi nilai dari batas atas, batas
tengah, dan batas bawah yang akan terbaca pada theodolit. Selanjutnya, arahkan
teropong bidik theodolit pada rambu ukur yang terletak di titik S. Kemudian
praktikan membaca batas atas, batas bawah, serta batas tengah yang tertera dalam
theodolit, setelah itu praktikan mengukur jarak antara titik A ke S dengan
menggunakan alat bantu meteran. Jarak antara titik A dan S ini berfungsi untuk
menentukan letak titik S terhadap titik A. Maka setelah itu nanti pada pengolahan
data yang telah tertera dalam laporan ini, akan dibandingkan dengan jarak sebenarnya
antara titik A ke S dengan meteran juga dengan menggunakan rumus.
Selanjutnya, praktikan memutar theodolit sebesar 90o ke arah kanan dan disini
diperlukan sipat dasar profil melintang dalam praktikum ini, sehingga didapatkan
keadaan permukaan tanah di bagian kanan dan bagian kiri dari tiap titik. Lalu
praktikan memasang rambu ukur di tempat dimana dapat dilihat melalui teropong,
kemudian bidik titik tersebut dengan theodolit dan akan terlihat angka-angka
mengenai batas atas, batas tengah,maupun batas bawah yang tertangkap oleh lensa
theodolit dan kemudian mengukur jarak antara titik pacuan dengan titik yang dibidik,
dan kemudian praktikan memutar theodolit lagi ke arah titik baru yang ingin dibidik,
lalu praktikan mengulangi langkah kerja yang sama seperti yagn dilakukan pada titik-
titik sebelumnya.
Setelah selesai melakukan pengukuran dari titik A, maka kemudian praktikan
memindahkan theodolit ke titik B dimana sekarang titik B yang menjadi acuan dalam
mendidik titik-titik di sekitarnya, namun sebelum membidik, tidak lupa dalam
mengukur ketinggian theodolit tersebut terlebih dahulu di titik B. Setelah theodolit
dipasang dengan benar, maka praktikan kembali mengulangi langkah-langkah kerja
yang telah dilakukan pada titik A, begitu juga yang dilakukan di titik C.
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
b) Analisa Hasil
Seperti yang telah dijelaskan pada tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui
ketinggian tanah dari titik-titik yang dilewatinya, maka berikut pemetaan dari data
ketinggian tanah yang dilakukan oleh praktikan pada titik-titik yang ditempati oleh
12 rambu ukur sepanjang jalur pengukuran :
0 1 2 3 4 5 6 7 8
-35-30-25-20-15-10
-505
1015
Grafik Pergi-Pulang
Grafik Pergi Grafik Pulang
Dari gambar pemetaan tersebut maka kita dapat melihat bahwa adanya lekukan dan
timbunan sepanjang jalur pengukuran pada lokasi survey yang ditinjau oleh
praktikan, maka ini mengindikasikan bahwa tanah lokasi survey yang praktikan pilih
memang tidak rata. Dapat dilihat dari grafik bahwa ketinggian kontur tanah disebelah
kiri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ketinggian tanah disebelah kanan. Ini
sudah cukup sesuai dengan kondisi asli tanah dari lokasi survey yang dipilih oleh
praktikan, yang dapat dilihat gambarnya pada halaman terakhir di sub bab lampiran.
Dari grafik pula dapat terlihat adanya penurunan tajam antara patok A dan B, maka
dengan kondisi kemiringan tanah tersebut, bisa saja dapat menyebabkan orang-orang
yang melintas di area tersebut tidak sengaja tergelincir, apalagi ketika musim hujan
tiba, maka kondisi tanah akan menjadi licin, karena itu dapat disarankan untuk area
tanah sekitar antara patok A dengan patok B diberikan timbunan agar kemiringan
tanah tidak terlalu jauh perbedaan tingginya, dimana jumlah volume tanah yang
diperlukan untuk menimbun area tanah sekitar patok A dan B adalah 5,9 m2dengan
cara sebagai berikut :
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Luas timbunan pada titik A ¿(2.9 x 0.45 )
2=0,6525 m2
Luas timbunan pada titik B ¿(2.93 x 0.135 )
2=0,197775 m2
Rumus Volume Timbunan = Luas Timbunan
Jarak=
(0.6525+0.197775)(4.05+2.90)
=5,9 m2
c) Analisa Kesalahan
Setelah melakukan praktikum ilmu ukur tanah modul waterpass memanjang dan
melintang kali ini, praktikan menemukan adanya perbedaan antara jarak teoritis dan
jarak sebenarnya selama pengukuran juga pengolahan data berlangsung, maka ini
menimbulkan adanya kesalahan relatif yang berjumlah sebesar 0,215271%. Tentunya
kesalahan ini dikarenakan oleh adanya beberapa faktor, dan faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kesalahan praktikan dalam membaca benang atas, benang tengah, dan benang
bawah pada setiap titik. Hal ini disebabkan praktikan yang membaca benang
tersebut bukan hanya 1 orang, melainkan bergantian dengan praktikan lainnya.
- Kesalahan praktikan dalam memegang rambu ukur. Rambu ukur seharusnya
diletakkan tegak lurus tanah di suatu titik. Namun, dalam peletakkan rambu ukur
tersebut, rambu ukur yang diletakkan oleh praktikan sering tidak tegak lurus,
melainkan miring. Sehingga, sudut pada rambu ukur akan terbentuk dan membuat
pembacaan benang menjadi tidak akurat.
- Kesalahan praktikan dalam peletakkan theodolite. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya unting-unting yang membuat theodolite berada tepat di atas patok.
Praktikan hanya menggunakan okuler teropong yang cenderung lebih tidak akurat.
- Kesalahan praktikan karena tidak mengunci sudut horizontal yang telah di atur,
sehingga akan membuat pembacaan benang yang berbeda.
F. Kesimpulan
Pada praktikum ilmu ukur tanah kali ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Theodolite benar adanya dapat berfungsi dalam mengukur perbedaan ketinggian
antara titik satu dengan titik lainnya
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
2. Dari hasil praktikum, terbukti bahwa terdapat perbedaan ketinggian di setiap titiknya.
3. Antara titik A dan B terrdapat perbedaan ketinggian yang cukup besar, maka
dibutuhkan volume timbunan tanah sebanyak 5,9 m2
4. Pengukuran waterpass memanjang saat pergi dan saat pulang tidak jauh berbeda.
5. Percobaan dilakukan dua kali, yaitu pergi dan pulang agar hasil pengukuran lebih
akurat.
G. Daftar Pustaka
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah.1996: Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil UI.
H. Lampiran
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
MemasangTheodolit dengan menggunakan alat bantu
unting-unting
Melakukan pengaturan terhadap theodolite sebelum
melakukan pembidikan
Membidik titik yang dituju dengan Theodolite
Mengukur tinggi Theodolite sebelum melakukan pembidikan titik
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG
Melakukan pengukuran antara titik acuan Mendirikan rambu dengan lurus agar dapat terbaca olehTheodolite