+ All Categories
Home > Documents > Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Date post: 17-Feb-2015
Category:
Upload: fatin-rohmah-nur-wahidah
View: 113 times
Download: 13 times
Share this document with a friend
23
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MODUL II WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG KELOMPOK 20 Aulia Qisthi 1106023013 Aswita Wulandari S 1106022276 Fuji Astuti Jalil 1106022433 Meutiara Citra Agista 1106021512 William Koven 1106054662 Waktu Praktikum : Sabtu, 9 Maret 2013 Asisten Praktikum : Harya Candrasa Tanggal Disetujui : Senin, 18 Maret 2013 Nilai : Paraf : LABORATORIUM SURVEY DAN PEMETAAN
Transcript
Page 1: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

MODUL II

WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

KELOMPOK 20

Aulia Qisthi 1106023013

Aswita Wulandari S 1106022276

Fuji Astuti Jalil 1106022433

Meutiara Citra Agista 1106021512

William Koven 1106054662

Waktu Praktikum : Sabtu, 9 Maret 2013

Asisten Praktikum : Harya Candrasa

Tanggal Disetujui : Senin, 18 Maret 2013

Nilai :

Paraf :

LABORATORIUM SURVEY DAN PEMETAAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

Page 2: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui ketinggian dari titik-titik yang dilewatinya

dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Hasil

akhir pekerjaan ini adalah data ketinggian dari titik-titik yang ditempati oleh rambu ukur

sepanjang jalur pengukuran yang bersangkutan.

B. LANDASAN TEORI

Waterpass adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua titik. Penentuan selisih

tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat penyipat datar

tergantung pada keadaan lapangan. Jikalau jarak antara dua titik yang harus ditentukan

selisih tingginya mempunyai jarak yang terlalu panjang, sehingga rambu ukur tidak dapat

dilihat dengan jelas maka jarak tersebut dapat dibagi menjadi jarak antara yang lebih

kecil.

Untuk menentukan tinggi permukaan bumi dapat

dilihat dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang

ketinggiannya dianggap nol. Beda ketinggian diatas

permukaan bumi dapat ditentukan dengan berbagai cara,

antara lain :

Sipat datar(Spirit levelling).

Takhimetrik(Tachymetric evelling).

Trigonometrik( Trigonometric levelling)kecil.

Barometrik(Barometric levelling).

Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua

titik di permukaan tanah, yang biasa digunakan dalam pembuatan jalan maupun

pembangunan. Sebuah bidang datar acuan, atau datum, ditetapkan dan elevasi diukur

terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau ditambah

dengan nilai yag ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.

Saat digunakan, awalnya alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah

rambu yang berdiri vertikal. Beda tinggi antara kedua titik dapat dicari dengan

menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.

Rumus beda tinggi antara dua titik :

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 3: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut :

d=(BA – BB) x100

Keterangan : d = jarak datar optis

BA = bacaan benang atas

BB = bacaan benang bawah

100 = konstanta pesawat

Sedangkan untuk menentukan beda tinggi dari titik yang dpilih dipakai cara

sebagai berikut :

∆h=TA-BT (cm)

Keterangan : TA= tinggi alat

BT= Benang Tengah

Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain :

Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis

gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.

Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.

Menghitung volume pekerjaan tanah.

Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.

Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.

Ada beberapa persyaratan pada pemakaian alat penyipat datar/ waterpass antara lain :

a. Syarat dinamis: sumbu I vertikal

b. Syarat statis :

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 4: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

1. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo

2. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)

3. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I

A. PERALATAN

1. Theodolit 1 buah

2. Patok/pasak 12 buah

3. Payung 3 buah

4. Rambu 1 buah

5. Statif/tripod 1 buah

6. Meteran 1 buah

B. PROSEDUR

1. Membuat sketsa titik-titik pada daerah yang akan diukur ketinggiannya lalu

meletakkan patok pada titik-titik tersebut

2. Memasang statif dan theodolit di titik A patok pada titik A harus terlihat dari lup

central point pada theodolit.

3. Mengatur nivo pada theodolit sehingga gelembung nivo berada tepat di tengah.

4. Mengatur sudut vertikal 90000’00” dan sudut horizontal 00000’00” kemudian

membidik titik 1 dan meletakkan rambu pada titik 1. Membaca batas atas, tengah, dan

bawah yang terlihat dari theodolit.

5. Memutar sudut vertikal menjadi 270000’00” dan sudut horizontal sebesar 180000’00”

lalu melakukan pembidikan terhadap titik 2 dan mencatat hasil yang terbaca.

6. Memutar sudut horizontal sebesar 90000’00” kemudian bidik sebuah titik di kiri titik

A, mencatat hasil bidikan yang terukur.

7. Memutar sudut vertikal sebesar 270000’00” dan sudut horizontal sebesar 180000’00”

lalu membidik sebuah titik di sisi kanan titik A, mencatat hasil bidikan yang terukur.

8. Mengukur tinggi alat di titik A.

9. Mengulangi langkah 2-9 untuk titik B, C, dan D serta dilanjutkan dengan mengulangi

kembali untuk titik C’, B’, dan A’ (metode pulang).

C. DATA PENGAMATAN

Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh sejumlah data dari hasil pembidikan kelima

titik yang diukur pada gambar dibawah ini:

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 5: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

S V Y

3,21m 2.93m 3,71m

R 3.46m A 4.05m P 2.90m B 2.45m T 2.52m C 2.235m w

2,90m 3,17m 2,37m

Q U X

Berikut pula lampiran data pengamatan pada tabel dibawah ini:

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Metode Titik BA BT BBJarak (cm)

TA (cm)

Pergi

A

P 124 121,8 119 405

133Q 133,2 130,3 127,8 290R 131,5 130 128,5 346S 114,5 113 111,5 321

B

T 107,2 104,5 101,7 245

135U 134,3 131,5 128,8 317P 127,5 126 124,5 290V 119,5 118 116,5 293

C

W 114,3 111,5 108,8 223.5

133X 133,7 131,5 129,2 237T 122,5 121 119,5 252.5Y 124 122,5 121 371

Pulang

B'

T 124 121,8 119 245

125U 133,2 130,3 127,8 317P 131,5 130 128,5 290V 114,5 113 111,5 293

A'

W 107,2 104,5 101,7 405

133X 134,3 131,5 128,8 290T 127,5 126 124,5 346Y 119,5 118 116,5 321

Page 6: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

D. PENGOLAHAN DATA

1. Menentukan jarak suatu titik ke titik lain.

Penentuan jarak suatu titik ke titik lain menggunakan persamaan:

jarak teoritis ( d )=100 (BA−BB )cos2(900−α)

Karena besar sudut vertikal sebesar 900, nilai cos2 ( 900−α )=1, sehingga dapat

dikatakan bahwa:

d=100 ( BA−BB )

Dari rumus di atas, akan diperoleh data sebagai berikut:

Metode Titik BA BB (cm)

Pergi

A

P 174 170 400Q 180 176 400R 143 140 300S 139 133 600

B

T 143 141 200U 130,5 127,5 300P 126 122 400V 150 147 300

C

W 136 134 200X 127 125 200T 126 122 400Y 135 131 400

Pulang

B'

T 134 132 200U 122 118 400P 116 112 400V 141 137 400

A’

P 157,5 153,5 400Q 164 161 300R 128 122 600S 120 116 400

2. Menentukan perbedaan tinggi antara theodolit dan batas tengah

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 7: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Penentuan perbedaan tinggi antara theodolit dan batas tengah menggunakan

persamaan:

∆ H=|tinggi alat−batas tengah|

Dari rumus di atas, akan diperoleh data sebagai berikut:

Metode Titik BTTA

(cm) (cm)

Pergi

A

P 172

133

32Q 178 38R 142 2S 136 4

B

T 142

135

7U 129 6P 124 11V 148,5 13,5

C

W 135

133

2X 126 7T 124 9Y 133 0

Pulang

B'

T 133

125

8U 120 5P 114 11V 139 14

A’

P 155,5

133

22,5Q 162,5 29,5R 125 8S 118 15

3. Menentukan kesalahan relatif

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 8: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Kesalahan relatif yang terjadi pada percobaan ini, dapat dihitung dengan

persamaan:

kesalahan relatif ( KR )=| jarak lapangan− jarak teoritis|jarak teoritis

x100 %

Dari rumus di atas, akan diperoleh data sebagai berikut:

Metode

TitikJarak

Lapangan (cm)

Jarak Teoritis (cm)

Jarak Lapangan-

Jarak Teoritis

Kesalahan Relatif (%)

Pergi

A

P 405 400 5 0,0125Q 290 400 110 0,275

R 346 300 46 0,153333333

S 321 600 279 0,465

B

T 245 200 45 0,225

U 317 300 17 0,056666667

P 290 400 110 0,275

V 293 300 7 0,023333333

C

W 223,5 200 23,5 0,1175X 237 200 37 0,185T 252,5 400 147,5 0,36875

Y 371 400 29 0,0725

Pulang

B’

T 245 200 83 0,415

U 317 400 110 0,275

P 290 400 107 0,2675V 293 400 5 0,0125

A’

P 405 400 10 0,025

Q 290 300 254 0,846666667

R 346 600 79 0,131666667

S 321 400 5 0,0125

Total : 4,215416667

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 9: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Dengan demikian, diketahui bahwa kesalahan relatif total dapat dihitung dengan

menjumlahkan seluruh kesalahan relatif di masing-masing titik. Selanjutnya kesalahan relatif

rata-rata dapat diperoleh dengan:

KR=KRtotal

n

KR=4,305416667 %20

KR=%

4. Menentukan titik koordinat

Dari perhitungan-perhitungan di atas, selanjutnya perlu dicari letak koordinat

dari masing-masing titik. Letak titik A (0,0) sehingga jarak titik A ke titik lain

dianggap sebagai koordinat sumbu x, sedangkan beda ketinggian dianggap sebagai

koordinat sumbu y.

Koordinat pergi Koordinat Pulang

Titik Sumbu x (cm)Sumbu y

(cm)Titik Sumbu x (cm)

Sumbu y (cm)

R -346 9 R -346 8A 0 0 A 0 0P 405 -32 P 405 -22,5B 695 0 B 695 0T 940 -9 T 940 -8C 119.25 0 C 119.25 0W 141.6 -2 W 141.6 -2

5. Grafik

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-35-30-25-20-15-10

-505

1015

Grafik Pergi-Pulang

Grafik Pergi Grafik Pulang

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 10: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

6. Menentukan kontur

Kontur di titik A

Titik Sumbu x

Sumbu y

S 3,21 -0,03A 0 0Q -2,9 -0,45

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

-0.6-0.4-0.2

0

Kontur di Titik A

Jarak Titik A ke Titik Lain Kanan dan Kiri

Kontur di titik B

Titik Sumbu x

Sumbu y

V 2,93 -0,135B 0 0U -3,17 0,06

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

-0.2-0.1

00.1

Kontur di Titik B

Jarak Titik B ke Titik Kanan dan Kiri

Kontur di titik C

Titik Sumbu x

Sumbu y

Y 3,71 0C 0 0X -2,37 0,07

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 11: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 50

0.1

Kontur di Titik C

Jarak Titik C ke Titik Kanan dan Kiri

7. Perhitungan Kontur Galian dan Timbunan

Kontur di titik A

Pada titik A membutuhkan galian dan timbunan sebesar :

Luas timbunan A ¿(2.9 x 0.45)

2=0,6525 m2

Luas galian A =(3.21 x0.03)

2=0,04815 m2

Kontur di titik B

Pada titik B membutuhkan galian dan timbunan sebesar :

Luas timbunan B ¿(2.93 x 0.135)

2=0,197775 m2

Luas galian B =(3.17 x 0.06)

2=0,0951 m2

Kontur di titik C

Pada titik C hanya membutuhkan galian sebesar :

Luas galian C =(2.37 x 0.07)

2=0,08295 m2

E. Analisa

a) Analisa Percobaan

Pada praktikum kali ini yang berjudul “Waterpass Memanjang dan Melintang”

dilakukan dengan tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui ketinggian dari titik-

titik yang dilewatinya dengan hasil akhir pekerjaan ini adalah data ketinggian dari

titik-titik yang ditempati oleh rambu ukur sepanjang jalur pengukuran yang

bersangkutan.. Praktikum ini pun terdiri dari dua bagian yaitu sipat datar profil

memanjang dan melintang, maka setelah dibagi menjadi dua bagian akan dapat

ditentukan ketinggian titik yang diukur pada lokasi survei seperti yang terlihat pada

pengolahan data di laporan ini. Lokasi survey praktikum kali ini pun telah ditentukan

oleh asisten yaitu di lapangan BP3, di belakang Gedung Engineering Center.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 12: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan praktikum waterpass memanjang

dan melintang adalah menggambar sketsa terlebih dahulu mengenai dimana-mana

saja patok akan dipasangkan pada lokasi survey, setelah menggambar sketsa maka

setelah itu adalah memasang theodolit di atas statif pada titik (0,0) lalu kemudian

mengatur kemiringan theodolit agar tegak lurus dengan permukaan tanah, yaitu

dengan mengatur bench mark agar patok terlihat dengan alat bantu berupa unting-

unting, lalu kemudian mengatur nivo agar gelembung air tepat berada di tengah.

Pemasangan theodolit ini dalam sebuah praktikum ilmu ukur tanah sangat penting

kegunaannya, karena dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang bisa saja

disebabkan oleh praktikan. Maka, setelah letak theodolit sudah diatur kemiringannya,

maka kemudian praktikan dapat mulai praktikum tersebut. Pada awalnya titik awal

tempat theodolit dipasangkan merupakan titik acuan bagi titik-titik patokan yang

lainnya dan sebut saja titik tersebut A, setelah terdapat titik A praktikan kemudian

membuat lagi 2 titik utama, disamping A yaitu titik B dan C, dimana titik B dan C

merupakan 90o garis lurus dari titik A dengan jarak antar patok dibebaskan. Maka

kini sudah terdapat 3 patok utama yaitu pada titik A, B dan C lalu setelah itu dari

setiap titik tersebut, buatlah patok garis lurus dengan kemiringan sudut 0 o, 90o, 180o

dan 270o dengan panjang jarak patok baru dengan patok utama dibebaskan, maka

hingga jadilah 13 titik yang kita miliki dan akan kita ukur ketinggian tanahnya di

setiap titik-titik tersebut, berikut visualisasinya dalam bentuk gambar :

S V Y

3,21m 2.93m 3,71m

R 3.46m A 4.05m P 2.90m B 2.45m T 2.52m C 2.235m w

2,90m 3,17m 2,37m

Q U X

Maka setelah menetapkan patok-patok pada titik-titik tersebut, mari memulai

praktikum kali ini dimulai dari titik A dengan mengukur tinggi theodolit terlebih

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 13: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

dahulu, dimana mengukur tinggi theodolit ini dapat berfungsi dalam menentukan

perbedaan tinggi permukaan tanah antara titik tempat theodolit berada dengan titik

yang diukur. Setelah alat theodolit terpasang dengan baik, salah satu praktikan

memasang rambu ukur di titik S, dimana memiliki kemiringan sudut sebesar 0o

dengan titik A. Maka rambu ukur pun dipasang pada titik S secara tegak lurus dengan

permukaan tanah karena hal ini sangat mempengaruhi nilai dari batas atas, batas

tengah, dan batas bawah yang akan terbaca pada theodolit. Selanjutnya, arahkan

teropong bidik theodolit pada rambu ukur yang terletak di titik S. Kemudian

praktikan membaca batas atas, batas bawah, serta batas tengah yang tertera dalam

theodolit, setelah itu praktikan mengukur jarak antara titik A ke S dengan

menggunakan alat bantu meteran. Jarak antara titik A dan S ini berfungsi untuk

menentukan letak titik S terhadap titik A. Maka setelah itu nanti pada pengolahan

data yang telah tertera dalam laporan ini, akan dibandingkan dengan jarak sebenarnya

antara titik A ke S dengan meteran juga dengan menggunakan rumus.

Selanjutnya, praktikan memutar theodolit sebesar 90o ke arah kanan dan disini

diperlukan sipat dasar profil melintang dalam praktikum ini, sehingga didapatkan

keadaan permukaan tanah di bagian kanan dan bagian kiri dari tiap titik. Lalu

praktikan memasang rambu ukur di tempat dimana dapat dilihat melalui teropong,

kemudian bidik titik tersebut dengan theodolit dan akan terlihat angka-angka

mengenai batas atas, batas tengah,maupun batas bawah yang tertangkap oleh lensa

theodolit dan kemudian mengukur jarak antara titik pacuan dengan titik yang dibidik,

dan kemudian praktikan memutar theodolit lagi ke arah titik baru yang ingin dibidik,

lalu praktikan mengulangi langkah kerja yang sama seperti yagn dilakukan pada titik-

titik sebelumnya.

Setelah selesai melakukan pengukuran dari titik A, maka kemudian praktikan

memindahkan theodolit ke titik B dimana sekarang titik B yang menjadi acuan dalam

mendidik titik-titik di sekitarnya, namun sebelum membidik, tidak lupa dalam

mengukur ketinggian theodolit tersebut terlebih dahulu di titik B. Setelah theodolit

dipasang dengan benar, maka praktikan kembali mengulangi langkah-langkah kerja

yang telah dilakukan pada titik A, begitu juga yang dilakukan di titik C.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 14: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

b) Analisa Hasil

Seperti yang telah dijelaskan pada tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui

ketinggian tanah dari titik-titik yang dilewatinya, maka berikut pemetaan dari data

ketinggian tanah yang dilakukan oleh praktikan pada titik-titik yang ditempati oleh

12 rambu ukur sepanjang jalur pengukuran :

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-35-30-25-20-15-10

-505

1015

Grafik Pergi-Pulang

Grafik Pergi Grafik Pulang

Dari gambar pemetaan tersebut maka kita dapat melihat bahwa adanya lekukan dan

timbunan sepanjang jalur pengukuran pada lokasi survey yang ditinjau oleh

praktikan, maka ini mengindikasikan bahwa tanah lokasi survey yang praktikan pilih

memang tidak rata. Dapat dilihat dari grafik bahwa ketinggian kontur tanah disebelah

kiri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ketinggian tanah disebelah kanan. Ini

sudah cukup sesuai dengan kondisi asli tanah dari lokasi survey yang dipilih oleh

praktikan, yang dapat dilihat gambarnya pada halaman terakhir di sub bab lampiran.

Dari grafik pula dapat terlihat adanya penurunan tajam antara patok A dan B, maka

dengan kondisi kemiringan tanah tersebut, bisa saja dapat menyebabkan orang-orang

yang melintas di area tersebut tidak sengaja tergelincir, apalagi ketika musim hujan

tiba, maka kondisi tanah akan menjadi licin, karena itu dapat disarankan untuk area

tanah sekitar antara patok A dengan patok B diberikan timbunan agar kemiringan

tanah tidak terlalu jauh perbedaan tingginya, dimana jumlah volume tanah yang

diperlukan untuk menimbun area tanah sekitar patok A dan B adalah 5,9 m2dengan

cara sebagai berikut :

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 15: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

Luas timbunan pada titik A ¿(2.9 x 0.45 )

2=0,6525 m2

Luas timbunan pada titik B ¿(2.93 x 0.135 )

2=0,197775 m2

Rumus Volume Timbunan = Luas Timbunan

Jarak=

(0.6525+0.197775)(4.05+2.90)

=5,9 m2

c) Analisa Kesalahan

Setelah melakukan praktikum ilmu ukur tanah modul waterpass memanjang dan

melintang kali ini, praktikan menemukan adanya perbedaan antara jarak teoritis dan

jarak sebenarnya selama pengukuran juga pengolahan data berlangsung, maka ini

menimbulkan adanya kesalahan relatif yang berjumlah sebesar 0,215271%. Tentunya

kesalahan ini dikarenakan oleh adanya beberapa faktor, dan faktor-faktor tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut:

- Kesalahan praktikan dalam membaca benang atas, benang tengah, dan benang

bawah pada setiap titik. Hal ini disebabkan praktikan yang membaca benang

tersebut bukan hanya 1 orang, melainkan bergantian dengan praktikan lainnya.

- Kesalahan praktikan dalam memegang rambu ukur. Rambu ukur seharusnya

diletakkan tegak lurus tanah di suatu titik. Namun, dalam peletakkan rambu ukur

tersebut, rambu ukur yang diletakkan oleh praktikan sering tidak tegak lurus,

melainkan miring. Sehingga, sudut pada rambu ukur akan terbentuk dan membuat

pembacaan benang menjadi tidak akurat.

- Kesalahan praktikan dalam peletakkan theodolite. Hal ini disebabkan karena tidak

adanya unting-unting yang membuat theodolite berada tepat di atas patok.

Praktikan hanya menggunakan okuler teropong yang cenderung lebih tidak akurat.

- Kesalahan praktikan karena tidak mengunci sudut horizontal yang telah di atur,

sehingga akan membuat pembacaan benang yang berbeda.

F. Kesimpulan

Pada praktikum ilmu ukur tanah kali ini maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Theodolite benar adanya dapat berfungsi dalam mengukur perbedaan ketinggian

antara titik satu dengan titik lainnya

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Page 16: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

2. Dari hasil praktikum, terbukti bahwa terdapat perbedaan ketinggian di setiap titiknya.

3. Antara titik A dan B terrdapat perbedaan ketinggian yang cukup besar, maka

dibutuhkan volume timbunan tanah sebanyak 5,9 m2

4. Pengukuran waterpass memanjang saat pergi dan saat pulang tidak jauh berbeda.

5. Percobaan dilakukan dua kali, yaitu pergi dan pulang agar hasil pengukuran lebih

akurat.

G. Daftar Pustaka

Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah.1996: Laboratorium Survey dan Pemetaan

Departemen Teknik Sipil UI.

H. Lampiran

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

MemasangTheodolit dengan menggunakan alat bantu

unting-unting

Melakukan pengaturan terhadap theodolite sebelum

melakukan pembidikan

Membidik titik yang dituju dengan Theodolite

Mengukur tinggi Theodolite sebelum melakukan pembidikan titik

Page 17: Modul Iut Water Pass 3 Qisthi FINAL FIX PRINT NOW

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH: WATERPASS MEMANJANG

Melakukan pengukuran antara titik acuan Mendirikan rambu dengan lurus agar dapat terbaca olehTheodolite


Recommended