+ All Categories
Home > Documents > Mu Tiara

Mu Tiara

Date post: 27-Jun-2015
Category:
Upload: adelaidefabrega974
View: 327 times
Download: 4 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
59
BUDIDAYA LAUT – BUDIDAYA KERANG MUTIARA May 31, 2010 Filed under: our knowledge — eirenegoinspirations @ 7:28 pm Tags: budidaya , kerang mutiara , sejarah budidaya , mutiara , jenis budidaya KELOMPOK : Mirza Ariyanti 230210070002 Riny Novianty 230210070004 Winnie Hertikawati 230210070009 Dwi Ajeng Pramesti 230210070027 Eirene Christina H 230210070028 Dini Andriani D 230210070051 PENGERTIAN, KONSEP, DAN PROSES KEGIATAN BUDIDAYA LAUT ( Kerang Mutiara ) PENGERTIAN DAN KONSEP *Kapan mulai ?? Budidaya laut mempunyai sejarah yang panjang sejak 3.500 tahun sebelum Masehi mutiara telah diketahui dan dihormati. Orang-orang zaman dahulu beranggapan bahwa laut adalah sumber segala kehidupan dan di daratan Medeterania pemujaan terhadap tiram, telah berkembang dan meningkat pemuja terhadap mutiara, yang sejak saat itu dianggap mutiara sebagai ratu dari semua permata. Setelah itu pada 2.000 tahun sebelum Masehi masyarakat di Jepang memulai pemeliharaan tiram laut (oyster). Dan dari literatur diketahui, bahwa Cina sudah memelihara ikan di air asin
Transcript
Page 1: Mu Tiara

BUDIDAYA LAUT – BUDIDAYA KERANG   MUTIARA May 31, 2010

Filed under: our knowledge — eirenegoinspirations @ 7:28 pm Tags: budidaya, kerang mutiara, sejarah budidaya, mutiara, jenis budidaya

KELOMPOK :

Mirza Ariyanti                         230210070002

Riny Novianty                         230210070004

Winnie Hertikawati                 230210070009

Dwi Ajeng Pramesti                230210070027

Eirene Christina H                   230210070028

Dini Andriani D                        230210070051

PENGERTIAN, KONSEP, DAN PROSES KEGIATAN BUDIDAYA LAUT

( Kerang Mutiara )

PENGERTIAN DAN KONSEP

*Kapan mulai ??

Budidaya laut mempunyai sejarah yang panjang sejak 3.500 tahun sebelum Masehi mutiara telah diketahui dan dihormati. Orang-orang zaman dahulu beranggapan bahwa laut adalah sumber segala kehidupan dan di daratan Medeterania pemujaan terhadap tiram, telah berkembang dan meningkat pemuja terhadap mutiara, yang sejak saat itu dianggap mutiara sebagai ratu dari semua permata. Setelah itu pada 2.000 tahun sebelum Masehi masyarakat di Jepang memulai pemeliharaan tiram laut (oyster). Dan dari literatur diketahui, bahwa Cina sudah memelihara ikan di air asin sejak 475 sebelum Masehi dan budidaya tiram laut di Junani sejak 100 tahun sebelum Masehi.

Saat ini mutiara merupakan salah satu komoditas sektor kelautan di Indonesia yang bernilai ekonomi dan memiliki prospek pengembangan usaha dari masa ke masa. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya peminat perhiasan mutiara dan harganya yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Mutiara semula hanya diperoleh dari tiram mutiara yang hidup alami di laut. Berkat kemajuan teknologi saat ini, mutiara sudah dapat dibudidayakan, walaupun sebagian besar teknologinya masih didominasi atau dikuasai oleh bangsa lain.

Page 2: Mu Tiara

*Mengapa??

Karena dapat menghasilkan komoditas yang lebih baik sehingga menghasilkan nilai komersial dan dengan melakukan budidaya laut tidak hanya melakukan produksi namun menjaga kelestarian ekosistem laut, dapat menciptakan usaha dan lapangan kerja yang baru, menghasilkan komoditi ekspor untuk meningkatkan devisa negara dan juga mengefisienkan dan mengefektifkan.

*Pengertian??

Budidaya laut merupakan upaya manusia, menggunakan input tenaga kerja  dan energi, untuk meningkatkan produksi organisme laut dengan cara memanipulasi pertumbuhan, mortalitas dan reproduksi atau bisa didefinisikan  sebagai upaya pengembangan potensi dari sumber daya alam dalam area terbatas baik itu terbuka ataupun tertutup

*Jenis-jenis??

Jenis-jenis teknik budidaya yaitu rakit gantung , tambak, keramba jaring apung,dan keramba jaring tancap.

*Ruang Lingkup??

1. Oseanografi kimia (pH, salinitas, suhu, mineral anorganik)2. Oseanografi biologi (sebaran nutrien)3. Oseanografi Fisika (Gelombang, pasut, arus)4. management lingkungan5. sosial – ekonomi (pemberdayaan ke masyarakat pesisir/petani, pengelolaan

produksi, management pemasaran)

PROSES KEGIATAN

*Pra budidaya??

Pra budidaya yaitu waktu dimana sebelum dilakukannya budidaya,yang termaksud didalam pra budidaya antara lain : Sumber Daya Manusia (SDM) , Modal, Pasar dan Konsumen, dan Teknik budidaya.

Sumber Daya Manusia merupakan aspek penting dalam melakukan suatu kegiatan budidaya, karena tanpa sumber daya manusia mustahil kita bisa melakukan budidaya. SDM yang berkaitan dengan ketersediaan tenaga terampil seringkali menjadi masalah yang sangat mendasar.Namun, penyediaan tenaga terampil dapat diupayakan melalui pelatihan-pelatihan.Biasanya kita dapat manfaatkan  warga sekitar lokasi budidaya yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi mereka.

Page 3: Mu Tiara

Jumlah modal setiap jenis budidaya berbeda-beda. Untuk memulai usaha budidaya kerang mutiara memang dibutuhkan investasi yang relatif besar, paling tidak 750 juta rupiah – 1 miliar rupiah untuk 10.000 jumlah tiram yang dibudidayakan.  Biasanya kita membutuhkan investor untuk membantu kelancaran budidaya.Sehingga perlu dicermati perhitungan kelayakan usaha agar investor dapat mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan,waktu pengembalian modal dan prediksi keuntungan yang akan diperoleh.

Pasar dan Konsumen perlu diperhatikan sebelum melakukan kegiatan  budidaya. Dalam usaha budidaya Mutiara dari tahun ketahun semakin meningkat karena hampir semua orang mengetahui bahwa tiram mutiara merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi.

Jenis Organisme yang akan dibudidayakan adalah kerang mutiara. Secara alami mutiara dapat terbentuk oleh proses biomineralisasi diawali dengan masuknya suatu zat asing seperti sebutir pasir diantara mantel dan kulit, benda asing ini akan bertindak sebagai perangsang sekresi getah nakreas. Getah nakreas ini akan membentuk lapisan nakreas yang akan membungkus butiran pasir. Butiran pasir ini akan tergulung oleh jaringan mantel dan berbentuk bulat. Setelah beberapa lama terbentuk butiran pasir yang terbungkus lapisan nakreas yang dinamakan mutiara. Mutiara terbentuk atas beberapa lapisan yaitu mineral yang disebut “aragonite,” yang mengandung kalsium karbonat, di lapisan yang lain ada zat perekat “conchiolin,” yang menahan aragonite di dalam mutiara. Karena aragonite merupakan zat yang setengah tembus cahaya, zat ini menjadikan mutiara tampak bersinar.

Teknik pembenihan Tiram Mutiara :

-          Pemeliharaan induk yang bersumber dari alam/budidaya

-          Seleksi

-          Pemijahan ( Manipulasi lingkungan dan rangsang kimia )

-          Pembuahan ( pemeliharaan larva dan pemeliharaan spat )

-          Pendederan dilokasi budidaya

-

*Budidaya ??

Monitoring organisme, bibit,  alat rekonstruksi, lingkungan

Pemberian Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan pembenihan tiram mutiara.Keberhasilan pemberian pakan yang tepat waktu, jumlah dan jenis akan sangat mendukung keberhasilan produksi massal spat.

Page 4: Mu Tiara

Pakan utama yang biasa diberikan pada larva tiram mutiara adalah jenis-jenis flagelata berukuran kurang dari 10 mikron.Pilihan larva terhadap pakan sangat tergantung pada ukuran dan spesies. Masing-masing jenis tiram mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memilah dan mengambil pakan yang disukai.

Pada prinsipnya, mikroalga yang digunakan sebagai pakan larva tiram atau organisme laut lainnya mempunyai ukuran yang tepat untuk dimakan atau sesuai dengan bukaan mulut larva/spat,mudah dibudidayakan,cepat tumbuh dengan kepadatan tinggi dan tidak menghasilkan substansi racun.

*Pasca-Budidaya ??

Teknik Pemanenan spat dapat dilakukan pada waktu masih dilaboratorium atau tempat pendederan.Panen yang dimaksud lebih cenderung diartikan pada tahap masa pemeliharaan dan usia / ukuran penjualan.

Panen yang dilakukan di laboratorium biasanya sudah berumur 75-90 hari sehingga sepasang cangkangnya dapat melindungi diri dari perubahan lingkungan dan serangan predator.Penanganan pasca panen dilakukan dengan memasukkan kolektor yang berisi spat ke dalam kantong waring dengan mata waring sebesar 1 mm.Selanjutnya  kolektor dapat di pindahkan ke tempat pemeliharaan di laut.Penanganan harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa mudah patah dan kondisi spat mudah stres.

Panen pada masa pendederan dilakukan pada ukuran spat 5 – 7 cm .Pemanenan dapat dilakukan dengan pengambilan spat satu per satu  untuk menghindari stres atau mengurangi kematian. Pada waktu bersamaan dilakukan pula pembersihan cangkang dan seleksi. Spat yang kualitas baik dapat dibesarkan untuk dijual atau implantasi.

Manajemen pemasaran :

a. PenawaranJumlah produksi mutiara untuk setiap musim panen, tidak terdata dan terdokumentasi dengan baik. Hal ini dikarenakan panen mutiara tidak berlangsung secara bersamaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Selain itu lamanya rentang waktu yang dibutuhkan dari proses pembesaran sampai pada tahap penyuntikan yaitu kurang lebih 1,5 s/d 2 tahun mengakibatkan tiram mutiara tersebut baru dapat dipanen untuk pertama kalinya pada tahun ke-3. Alasan lain yang tidak kalah penting adalah, sistem pemasaran hasil budidaya mutiara ini dilakukan dengan sistem pemasaran secara individu kepada orang asing. Transaksi itu seringkali dilakukan tidak di daerah tempat asal mutiara itu di budidayakan. Hal ini sepertinya sudah menjadi sebuah sindikat penjualan mutiara sehingga agak sulit bagi kita untuk mendata berapa jumlah hasil produksi ataupun kemana produksi itu di pasarkan. Sebagaimana yang terjadi di beberapa perusahaan yang ada di Indonesia, terutama di NTB yang menjadi sentra mutiara nasional.

Page 5: Mu Tiara

b. HargaHarga mutiara sangat fluktuatif tergantung pada kualitas dan bentuk dari mutiara yang dihasilkan. semakin baik kualitasnya maka harganyapun semakin tinggi. Untuk jenis Round (bundar sempurna) dan Semi round (agak bundar) untuk kualitas A dapat mencapai harga 40 sampai 50 US $. Bahkan dalam situs www.balipos.com menyebutkan harga jual mutiara kualitas baik berkisar antara 100 sampai dengan 200 US$. Untuk jenis lain, seperti Drop (bentuk tetesan air), Oval (lonjong), dan Barok (bentuk tidak beraturan) harganya sangat bervariatif, rata-rata saat ini adalah US $ 20. Selain itu harga mutiara juga sangat tergantung pada perubahan kurs yang terjadi, karena harga mutiara dari pengusaha budidaya kepada pedagang besar dari dalam dan luar negeri biasanya dalam bentuk dolar Amerika.

c. PemasaranSecara umum, kegiatan pemasaran hasil budidaya tiram mutiara ini hampir tidak menemui kendala yang berarti mengingat sistem pemasaran yang selama ini terjadi adalah dimana pembeli baik yang berasal dari dalam ataupun luar negeri biasanya menjadi pelanggan tetap dan siap menampung atau menerima mutiara hasil produksi ansalkan sesuai dengan kualitas yang di tetapkan. Mutiara yang dihasilkan, terutama hasil budidaya perusahaan menengah dan besar sudah dapat dipastikan terserap pasar, baik dalam ataupun luar negeri terutama Jepang, Amerika dan Eropa.

 Leave a Comment

Page 6: Mu Tiara

Kerang Mutiara

Berdasarkan sejarah, mutiara dulunya hanya digunakan oleh kaum

bangsawan sebagai simbol kekuasaan, kekayaan dan keanggunan. Hingga

sekarang, perhiasan anggota kerajaan Inggris pada acara resmi adalah mutiara.

Kini mutiara masih digunakan sebagai simbol keanggunan dan kekayaan,

pemakainya tidak terbatas hanya di kalangan kaum bangsawan tetapi sudah

merambah sampai ke masyarakat umum.

Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara

secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang

bagus dan memiliki nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya

berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis

tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau

bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam)

Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya) Pinctada

fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap) Pteria penguin.

Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil

mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa

gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.

Setidaknya ada tiga kawasan yang memiliki kumpulan kerang mutiara laut

dan menjadi areal pencarian mutiara alami. Mereka adalah, daerah Teluk Persia,

Selat Manaar di Srilanka dan perairan Australia utara. Namun, sebaran

kumpulan kerang mutiara laut mulai dari Laut Merah ke arah timur sampai ke

Pasifik. Selain ketiga tempat yang terkenal, kawasan kumpulan kerang mutiara

juga ditemukan ada di daerah perairan Burma, Selat Malaka, Laut Arafura, Laut

Sulu sampai ke perairan Jepang, dan di negara-negara pasifik selatan. Beberapa

tempat juga ditemukan di Amerika tengah dan utara seperti di Panama,

kepulauan Margarita Venezuela sampai ke perairan Mexico.

Tidak disangkal, keindahan mutiara sudah melegenda di seluruh dunia.

Kemilau perhiasan yang konon berasal dari air mata binatang bercangkang

Page 7: Mu Tiara

keras yang menghuni dasar lautan itu menyihir setiap orang di segala jaman.

Karena dibutuhkan perjuangan antara hidup dan mati untuk mendapatkan sebutir

perhiasan mutiara menyebabkan nilainya bisa selangit. Meskipun sekarang telah

dikenal budi daya jenis-jenis kerang mutiara tetapi harga di pasaran tetap tinggi

dan tetap tidak semua orang cukup mampu menjangkaunya. Hasil dari kerang

laut sebetulnya bukan hanya mutiaranya saja yang bernilai. Cangkang atau kulit

kerang tetap mempunyai nilai jual tinggi. Dari waktu ke waktu harganya pun

merambat naik. Dahulu harga pasaran Rp 15 ribu per kilogram namun sekarang

menjadi sekitar Rp 50 ribu untuk cangkang berkualitas bagus. Memang telah

sejak lama kulit keras yang mengandung kapur itu diolah dan dimanfaatkan

menjadi bermacam-macam barang kerajinan serta perhiasan.

Manfaat

Kerang penghasil mutiara, tentunya menghasilkan mutiara yang memiliki

kilauan indah. Mutiara inilah yang kemudian banyak dimanfaatkan sebagai

perhiasan yang memiliki harga cukup tinggi. Mutiara-mutiara yang elok ini dapat

dirangkai menjadi berbagai macam asesoris seperti kalung, gelang, anting, bros

dan lain sebagainya.

Ada berbagai macam mutiara yang populer diperdagangkan di dunia,

diantaranya adalah sebagai berikut:

Mutiara Akoya. Secara umum Akoya (mutiara klasik Jepang) merupakan

jenis mutiara pertama yang dibudidayakan dengan ciri-ciri : Kilauan:

Dengan perbandingan ketebalan nacre yang sama, Akoya dinilai oleh

sebagian ahli mempunyai kilauan yang lebih baik dibandingkan mutiara

jenis lain. Perairan Jepang, tempat pengembangbiakan Akoya,

merupakan perairan dengan suhu 10-15° lebih dingin dibanding perairan

untuk pengembangbiakan mutiara jenis lain. Kondisi perairan yang lebih

dingin ini menyebabkan Akoya membentuk lapisan nacre lebih lambat dan

struktur kristal yang lebih padat. Hal inilah yang meningkatkan kualitas

Page 8: Mu Tiara

kilauan Akoya. Sehingga meskipun lapisan nacre-ny& lebih tipis

dibandingkan sebagian besar jenis mutiara budidaya lain, tetapi

kilauannya paling terang. Permukaan: Relatif bersih dan umumnya tidak

ada cacat. Bentuk: Umumnya dijumpai dalam bentuk bulat, semi bulat,

tetesan air dan baroque (bentuk tidak beraturan). Hampir tidak pernah

dalam bentuk circle!ring, button atau oval. Warna: rose, perak/putih, krem,

emas dan biru/abu-abu. Ukuran: berkisar dari 2-10 mm, dengan ukuran

rata-rata 7 mm.

South Sea Pearl (The Queen of Pearls). Merupakan jenis mutiara yang

dihasilkan dari kerang Pinctada maxima dengan negara produsen

utamanya adalah Indonesia, Australia, Philipina, Myanmar, Vietnam dan

Thailand. Dijuluki sebagai Ratunya Mutiara karcna ukurannya yang besar

dengan kilauan yang khas sehingga seringkali memiliki harga termahal.

Dengan ciri-ciri: Kilauan : Lapisan nacre south sea pearl umumnya tebal

dengan kilauan yang relatif lebih kuat dibanding jenis mutiara lainnya.

South sea pearls juga memiliki pantulan warna lembut yang indah yang

hanya dapat dijumpai pada mutiara berlapis nacre tebal. Permukaan:

relatif bersih (bebas dari noda, benjolan, lubang kecil dan kerutan) sampai

dengan sangat cacat. Cacat yang tidak merusak seperti noda, benjolan,

lubang kecil dan kerutan kadang dijumpai pada south sea pearl. Namun

demikian, menginga mutiara merupakan produk alam, hampir sulit untuk

mendapatkan mutiara dengan permukaan tanpa cacat. Cacat yang ada

juga tidak selalu mengurangi nilai maupun keindahan mutiara itu sendiri.

Bentuk: hampir ditemukan dalam semua bentuk seperti bulat (round),

tetesan (drop), kancing (button), oval, setengah bulat (semi-round), circle

atau ringed, tidak beraturan (baroque) dan semi baroque. Pada umumnya

bentuk bulat dan tetesan memiliki harga yang paling mahal. Warna:

cakupan warna south sea pearl sangat luas, umumnya berwarna putih,

perak, merah muda dan emas. South sea pearl asal Australia umumnya

berwarna putih, demikian pula south sea pearl asal Indonesia dan

Philipina meskipun ada kecenderungan berwarna krem dan keemasan.

Page 9: Mu Tiara

Ukuran: Dibandingkan dengan semua jenis mutiara budidaya, south sea

pearl umumnya memiliki ukuran yang lebih besar yaitu kisaran 8 - 22 mm,

dengan ukuran rata-rata 15 mm. Meski demikian, dijumpai juga south sea

pearl dalam ukuran kecil yaitu 2 - 8 mm. Ukuran ini biasanya berbentuk

baroque keishi, yaitu mutiara hasil ikutan sebagai akibat suatu benda

terikut masuk ke dalam organ tubuh kerang sewaktu proses insersi

berlangsung.

Mutiara Tahiti. Mutiara Tahiti merupakan jenis mutiara yang dihasilkan

dari kerang Pinctada margaritifera yang memiliki ukuran kerang hampir

dua kali lipat dibanding kerang Akoya. Negara produsen utamanya adalah

Tahiti (French Polynesia), Hawaii, Cook Island dan negara di kawasan

Pasifik. Dengan ciri-ciri: Kilauan: berkisar dari kilauan tinggi, sedang

hingga rendah. Permukaan : cakupan kualitas permukaannya cukup luas

yaitu dari bersih/mulus hingga sangat cacat. Untuk mutiara Tahiti dengan

kualitas tinggi, permukaannya bebas dari noda, bengkak, lubang kecil,

kerutan dan bulatan. Sebagai mutiara yang memerlukan waktu budidaya

lama, mutiara Tahiti dengan permukaan yang kurang sempurna

kadangkala justru menambah keindahan dan menjadi lebih memikat.

Bentuk : bulat sempurna, tetesan, kancing, oval, semi round, melingkar

atau ringed, baroque dan semi baroque. Ukuran : sekitar 8-13 mm Warna

: mutiara Tahiti dikenal dengan wama-warninya, cendcrung warna metalik

dan unik dibanding warna mutiara budidaya lainnya. Sebagai Mutiara

Hitam, warna umumnya adalah kelabu dengan dcrajat yang lebih terang

atau lebih gelap. Selain itu, mutiara Tahiti memiliki kemampuan yang unik

untuk menampilkah variasi warna yang muncul secara bcrsamaan -

seperti warna peacock, eggplant atau aubeigine, hijau, biru dan warna

merah keungu-unguan. Mutiara Tahiti yang paling bernilai tinggi adalah

yang berwarna peacock dan biru yang diikuti warna pelangi, kelabu dan

emas.

Page 10: Mu Tiara

Dalam rangka peningkatan nilai tambah, mutiara dalam bentuk

“loose†umumnya dikembangkan dalam bentuk “jewelry†atau menjadi� �

bahan perhiasan yang kadangkala dikombinasikan dengan benda-benda

berharga lainnya seperti emas, perak, berlian, intan dan lain-lain. Bentuk

perhiasan yang dihasilkan diantaranya mahkota, kalung, gelang, cincin, bros,

jepitan dasi dan Iain-lain. Dalam perdagangan internasional, kalung mutiara

dengan berbagai ukurannya memiliki istilah-istilah tersendiri seperti choker,

collar, matinee, opera, princess dan rope. Istilah-istilah tersebut digunakan

khususnya untuk kalung mutiara yang berasal dari butiran mutiara yang

seragam.

Tak hanya berhenti sampai di situ, pemanfaatan kerang mutiara kini mulai

merambah pada pemanfaatan cangkangnya. Cangkang atau kulit kerangnya

tetap mempunyai nilai jual tinggi. Dari waktu ke waktu harganya pun merambat

naik. Dahulu harga pasaran Rp 15 ribu per kilogram namun sekarang menjadi

sekitar Rp 50 ribu untuk cangkang berkualitas bagus. Memang telah sejak lama

kulit keras yang mengandung kapur itu diolah dan dimanfaatkan menjadi

bermacam-macam barang kerajinan serta perhiasan.

Umpamanya cangkang dibuat menjadi aneka macam sendok makan,

sendok teh atau kulit kerang mutiara yang berwarna putih dijadikan pisau

berbagai bentuk seperti yang dihasilkan oleh salah satu perajin PT. Caspla Bali

di Nusa Penida, Bali. Selain membuat berbagai jenis barang hiasan dinding

seperti bingkai foto, cermin dan lukisan dari bahan kulit kerang mutiara, mereka

juga membuat banyak desain dengan mengkobinasikan bahan-bahan lain.

Jadilah perhiasan-perhiasan indah campuran kulit kerang dan perak berupa

liontin, anting-anting, gelang dan sebagainya.

Kerajinan furniture seperti meja-kursi, kotak dan almari antik di tangan

mereka menjadi semakin cantik setelah di tempel kulit kerang mutiara. Masih

dengan unsur kayu ada pula pajangan berbentuk ornamen ikan-ikan unik

bentuknya dengan sisik-sisik dari kulit kerang yang menonjol sehingga mirip

Page 11: Mu Tiara

aslinya. Malahan terdapat pula desain lantai dibuat dari kerang mutiara dan yang

ini sangat gemari di pasar luar negeri. “Kami juga membuat kerajinan kerang

mutiara yang diukir untuk symbul dewa atau symbul tuhan untuk tempel di

dinding,” tambah I Putu Darmaya, Direktur PT. Caspla Bali.

Jenis Kerang Penghasil Mutiara

Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara

secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang

bagus dan memiliki nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya

berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis

tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau

bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam)

Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya) Pinctada

fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap) Pteria penguin.

Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil

mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa

gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.

Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi

yang berbeda. Pinctada maxima menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari

semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini

banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan

kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik

selatan. Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna

hitam. Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia

saat ini. Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang

dihasilkan umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi Pinctada maxima.

Sementara Pinctada fucata adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang,

dan Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya

diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang

dihasilkannya umumnya tidak bundar.

Page 12: Mu Tiara

Cara Menghasilkan Mutiara

Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun

kebanyakan mutiara yang berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa

manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad

yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap

menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang

mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan

Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun

demikian, Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis

kerang mutiara telah menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia

bersama Jepang, China dan Australia.

Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga

implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ

mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke

dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerang mutiara

yang lain dan berperan sebagai donor. Berdasarkan penelitian, pemilihan donor

yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi

warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam

gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan

daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan

memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya

dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang

belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara

atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam

kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan

nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan

menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.

Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses

budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada

Page 13: Mu Tiara

penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas

bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan

membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini

sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera

menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya

terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk

karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang

menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang

ditemukan pad beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.

Proses Pembuatan Mutiara

§ Secara Alami

Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel

kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan

masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada

akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, Elisabeth

Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006)

mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar,

terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska.

Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel

yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini

bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang

kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang. Teory irritant

mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang

dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka

cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat

mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel.

Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat

masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa

perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak

Page 14: Mu Tiara

dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian

epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam

rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk

kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa

melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang

akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara.

Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga

mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat

dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja

masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya.

Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah

kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke

partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang

mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun

teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah,

menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.

§ Mutiara Hasil Budidaya

Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah

mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi

lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari

kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan

mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila

operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan

penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami

kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan

sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau

bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan

sarung berpori kecil. Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan

hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi.

Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan

Page 15: Mu Tiara

di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka

ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan

oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara

masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam

gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat

kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah

dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa

kerang untuk membuka cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang peg

(pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap

dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara

mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena

saat ditutupi air kerang akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan

tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan pengganjalan maka peg akan

melukai mantel kerang.

Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami

dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi

terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari

cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil

dari kerang mutiara lain. Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan

kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam

cangkang kerang). Awalnya sang teknisi akan membunuh kerang donor dengan

hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka

mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor

dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot

aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar

mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya

dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel

tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang

dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut

juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging

Page 16: Mu Tiara

(ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan

sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka

cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad

dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran Intipun

dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-

dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar

saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian

ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila

terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu

kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke

laut. Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara.

Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak

akan”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa menghasilkan

mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk

penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa

reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh,

sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan

menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.

Page 17: Mu Tiara

Bagaimana mutiara dihasilkan?

Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun kebanyakan mutiara yang berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun demikian, Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis kerang mutiara telah menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia bersama Jepang, China dan Australia.

Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerangmutiara yang lain dan berperan sebagai donor. Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.

Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.

Page 18: Mu Tiara

Tiram Mutiara

Budidaya tiram mutiara selama ini dianggap rumit dengan waktu pemeliharaan yang bisa lebih dari 3 tahun. Tak heran usaha ini lebih banyak dilakukkan oleh pengusaha bermodal besar.

Tetapi anggapan tersebut kini berhasil dipatahkan oleh badan riset perikanan budidaya (brkp). Pusat riset perikanan budidaya (prpb)-bagian dari brkp- meluncurkan program ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masyarakat (iptekmas) untuk pendederan tiram mutiara bagi nelayan tradisional. Program ini dilaksanakan oleh balai besar riset perikanan budidaya laut (bbrpbL)gondol,bali. Dimulai dari riset pembenihan dan dilanjutkan pendederan dilaut.

Dengan iptekmas, nelayan bisa melakukan pendederan tiram dari ukuran spat 4-5’mm hingga ukuran 1cm atau ukuran 5-6 cm tergantung permintaan pasar. Untuk mencapai ukuran 1cm butuh waktu 1bulan dan 7-8 bulan untuk mencapai 5-6cm. Sementara untuk pembesaran hingga mencapai ukuran siap produksi mutiara yang memerlukan waktu sekitar 3tahun dilakukan oleh pengusaha bermodal besar. (more…)

Posted on 20 July '10 by admin, under Informasi. No Comments.

Kerang Penghasil Mutiara

Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang bagus dan memiliki nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam) Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya) Pinctada fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap) Pteria penguin. Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.

Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi yang berbeda. Pinctada maxima menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna hitam. Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini. Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi Pinctada maxima. Sementara Pinctada fucata adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang, dan Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya

Page 19: Mu Tiara

diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya umumnya tidak bundar.

Posted on 16 July '10 by admin, under Informasi. No Comments.

Budidaya Kerang Mutiara

Sebagaimana namanya, mutiara hasil budidaya melewati serangkaian proses dengan campur tangan manusia. Walaupun sebagian besar waktu pembentukan mutiara budidaya berada di dalam kerang, namun manusia berperan penting dalam meyakinkan bahwa mutiara di dalam kerang itu terbentuk sesuai keinginannya. Sejak proses penyisipan bahkan jauh sebelum proses ini berlangsung, untuk meyakinkan bahwa mutiara budidaya terbentuk dengan baik, kerang-kerang yang layak disisip telah diseleksi dengan baik. Walaupun toh pada akhirnya, sampai saat ini, produksi mutiara hasil budidaya kelas terbaik masih sangat minim dibandingkan dengan kelas di bawahnya. (more…)

Posted on 16 July '10 by admin, under Informasi. No Comments.

Mutiara laut selatan

Mutiara ini dihasilkan oleh dua jenis kerang mutiara, kerang mutiara bibir hitam, Pinctada margaritifera dan kerang mutiara bibir perak/emas, Pinctada maxima. Kedua jenis ini umumnya tersebar di bagian selatan bumi terutama di daerah Pasifik dan Hindia.

Mutiara Tahiti (Tahitian pearls)Mutiara Tahiti adalah mutiara yang dihasilkan oleh kerang mutiara bibir hitam, Pinctada margaritifera dan tentunya berasal dari sebuah negara di Pasifik Selatan, Tahiti. Beberapa praktisi menggolongkan mutiara ini sebagai salah satu mutiara laut selatan (South seas). Namun sebagian cenderung menggunakan nama mutiara Tahiti mengingat ekslusifitas jenis mutiara ini. Mutiara Tahiti kebanyakan berwarna hitam. Selain warna hitam, Kerang ini juga menghasilkan warna mutiara lain seperti abu-abu, biru dan hijau (peacock green). Peacock green sebetulnya adalah overtone dari mutiara tersebut yang bisa saja muncul pada warna dasar mutiara (hitam, mis.). Kekhasan dari mutiara ini adalah keunikan dari overtone hijau-nya yang membuat jenis mutiara ini lebih bernilai. Ukuran dari mutiara hitam umumnya lebih besar dari mutiara Akoya.

Ratu Para Mutiara (Queen pearls)

Mutiara ini dikenal sebagai ratu dari para mutiara. Tidak jelas di lihat dari sudut mana, namun mutiara ini dihasilkan oleh kerang mutiara bibir emas/perak, Pinctada maxima. Dari segi ukuran, mutiara ini adalah yang paling besar daripada mutiara hasil budidaya kerang mutiara lain. Ukurannya bisa mencapai 22 mm. Namun rata-rata ukuran mutiara

Page 20: Mu Tiara

ini adalah 15 mm. Kisaran ukuran yang umumnya dijual ke pasaran adalah dari 9 sampai 20 mm. Proses budidayanyapun lebih lama daripada kerang lainnya. Tidak mengherankan bila mutiara ini jarang dijumpai di pasaran, secara otomatis memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan lainnya. Walaupun demikian, mutiara ini tidak memiliki kilau seperti yang dimiliki mutiara Akoya. Warna yang dihasilkan adalah krim, silver, kuning dan emas. Australia dikenal sebagai penghasil mutiara ini, namun selain Australia; Indonesia, Myanmar dan Filipina juga sementara mengembangkan potensi ratu para mutiara ini.

Posted on 12 July '10 by admin, under News. No Comments.

Karakteristik mutiara

Komposisi mutiara alami kebanyakan didominasi nacre sedangkan mutiara hasil budidaya didominasi bagian intinya. Bagian inti yang digunakan untuk membuat mutiara buatan biasanya berbentuk bulat dan diambil dari kerang lain yang memiliki cangkang tebal.

Warna mutiaraKisaran warna mutiara cukup luas, dari hitam sampai perak. Namun demikian warna alami mutiara bukan semata ditentukan oleh warna dasar nacre mutiara itu sendiri yang dibentuk oleh pigmen warna di bagian matriks organik yang mengikat ubin nacre namun juga berkombinasi dengan warna overtone dan irredescence. Malah, dalam penelitian yang dilakukan terhadap nacre dari Pinctada maxima membuktikan bahwa warna nacre juga ditentukan oleh adanya “kekacauan” cahaya dalam daerah ikatan antar ubin aragonite yang membentuk nacre. Irridescence atau juga disebut “orient” muncul bagaikan pelangi, sebetulnya merupakan fenomena optik akibat dari lapisan nacre yang membuat difraksi cahaya yang berbeda beda, fenomena ini lebih jelas pada bagian dalam dari cangkang daripada mutiara itu sendiri, terjadi akibat terbentuknya garis-garis pertumbuhan. Sementara overtone adalah sinar cahaya warna yang muncul di permukaan mutiara sehingga terlihat berkilau.

Lustre mutiaraLustre diukur dari daya pantul nacre itu sendiri terhadap obyek di dekatnya. Bila daya pantulnya sempurna maka nacre itu akan menyerupai cermin dalam memantulkan cahaya dan image. Sementara nilai luster rendah bila nacre terlihat berwarna kusam, kabur dengan daya pantul rendah. Luster juga ditentukan oleh komposisi ubin nacre sehingga menciptakan difraksi cahaya tertentu dan membuat nacre kelihatan buram.

Bentuk mutiaraSecara umum, bentuk mutiara terdiri atas: spherical (bulat bola), simetris dan baroque. Bentuk spherical adalah bentuk umum yang dihasilkan oleh mutiara hasil budidaya. Bentuk ini juga yang paling banyak diminati konsumen. Namun, bentuk yang benar-benar bulat jarang ditemukan apalagi berasal dari mutiara alami. Mengingat model

Page 21: Mu Tiara

terbentuknya mutiara karena mengikuti kontur inti, sehingga dibuatlah inti bundar dengan maksud menghasilkan mutiara yang bundar pula. Bentuk simetris adalah bentuk mutiara apabila dibelah dua maka setengah bagiannya akan sama dengan bagian yang lainnya. Bentuk mutiara simetris yang umum adalah bentuk buah pir atau air mata. Sedangkan bentuk baroque adalah bentuk bangunan mutiara abstrak, memiliki tonjolan di sana-sini, tak simetris. Bentuk ini banyak ditemukan di mutiara alami.

Ukuran mutiaraBesar kecil mutiara lebih banyak ditentukan oleh jenis kerang yang menghasilkannya. Mengingat kerang mutiara Akoya (Pinctada fucata) memiliki bentuk tubuh lebih kecil sehingga mutiara yang dihasilkanpun relative lebih kecil daripada mutiara dari kerang mutiara bibir hitam (P. margaritifera) apalagi dengan kerang mutiara bibir emas (P. maxima). Di samping jenis kerang mutiara, factor lain yang menentukan ukuran mutiara adalah lamanya budidaya. Makin lama mutiara dibudidaya, makin tebal nacre yang dihasilkan. Ukuran yang umum diterapkan untuk mengukur diameter mutiara adalam millimeter (mm). Mutiara hasil budidaya dengan ukuran di atas 20 mm, jarang ditemukan sehingga harganyapun mahal.

Kontur permukaanMendapatkan mutiara dengan permukaan yang sangat licin pun tidak gampang. Mutiara yang memiliki goresan atau tonjolan-tonjolan kecil di permukaan disamping kurang indah secara estetik juga beresiko mengelupas bila bergesek. Keberadaan permukaan juga akan mempengaruhi warna dan lustre dari mutiara.

Berat mutiaraUmumnya berat mutiara diekspresikan dengan carat, grain dan momme. Menakar mutiara dengan berat biasanya dilakukan untuk pembelian jumlah besar, kebanyakan mutiara budidaya ditakar dengan ukuran diameter (milimeter) disamping faktor-faktor penentu kualitas mutiara lainnya.

Posted on 9 July '10 by admin, under News. No Comments.

Bagaimana mutiara dihasilkan?

Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun kebanyakan mutiara yang berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun demikian, Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis kerang mutiara telah menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia bersama Jepang, China dan Australia.

Page 22: Mu Tiara

Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerangmutiara yang lain dan berperan sebagai donor. Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.

Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.

Posted on 8 July '10 by admin, under Informasi. No Comments.

Budidaya kerang mutiara

Sebagaimana namanya, mutiara hasil budidaya melewati serangkaian proses dengan campur tangan manusia. Walaupun sebagian besar waktu pembentukan mutiara budidaya berada di dalam kerang, namun manusia berperan penting dalam meyakinkan bahwa mutiara di dalam kerang itu terbentuk sesuai keinginannya. Sejak proses penyisipan bahkan jauh sebelum proses ini berlangsung, untuk meyakinkan bahwa mutiara budidaya terbentuk dengan baik, kerang-kerang yang layak disisip telah diseleksi dengan baik. Walaupun toh pada akhirnya, sampai saat ini, produksi mutiara hasil budidaya kelas terbaik masih sangat minim dibandingkan dengan kelas di bawahnya.

Alam menyediakan bibit kerang mutiara budidaya. Bibit kerang mutiara ini dikumpulkan dengan menggunakan perangkap-perangkap larva (kolektor) yang diletakkan di laut. Material dan model kolektor ini bervariasi. Material kolektor bisa berasal dari alam seperti sabut kelapa dan ijuk maupun buatan seperti kain dan plastik. Sementara modelnya bervariasi dari bentuk sapu sampai ke bentuk panel. Prinsipnya adalah menyediakan substrat atau tempat untuk menempel bagi larva kerang mutiara yang

Page 23: Mu Tiara

bermetamorfosis menjadi spat. Namun demikian, bukan hanya spat kerang mutiara saja yang menempel di koletor ini, namun bisa saja organisme lainnya. Kolektor-kolektor ini digantung pada longline atau sarana apung lainnya. Lamanya perendaman sebenarnya tergantung dari tingkat pertumbuhan spat yang mencapai ukuran yang bisa dikenal sehingga bisa dibedakan dengan spat kerang jenis lain. Secara teoritis, perendaman bisa lebih dari 2 bulan tergantung jenis kerang yang akan dibudidayakan. Kolektor kemudian dibersihkan dari jenis kerang lain dan organisme pengotor lainnya (biofouling) sehingga memungkinkan spat bertumbuh dengan leluasa. Setelah itu, jenis yang akan dibudidayakan diambil dengan hati-hati karena kondisi mereka sangat rentan. Mengingat mereka menempel dengan bysus sehingga pengambilan spat adalah dengan memotong bysusnya bukan dengan menarik keluar spat itu dengan paksa. Mereka juga rentan terhadap perubahan suhu dan lamanya mereka terekspos di luar air. Kerang muda ini dipindahkan ke kotak panel yang memiliki ruang leluasa bagi mereka untuk bertumbuh. Lewat pemahaman ini, pengetahuan akan sebaran jenis atau spesies kerang mutiara di perairan sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk membuat usaha budidaya kerang mutiara yang membutuhkan suplai bibit dari alam.

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kerang mutiara budidaya saat ini mengalami pergeseran dari mencari bibit di alam ke bibit hasil hatchery. Beberapa negara mulai mengembangkan program selektive breeding yaitu pada prinsipnya menyeleksi kerang yang memiliki karakter bagus untuk dijadikan induk. Karakter bagus dalam hal ini dititik beratkan pada melihat pertumbuhan kerang dibandingkan kerang seusianya, morfologi dari cangkang dan warna nacre (MoP) kerang. Mengingat tujuan kebanyakan budidaya komersial dari kerang mutiara adalah memproduksi mutiara bulat, sehingga bentuk morfologi sepasang cangkang yang menciptakan ruang yang besar dan leluasa pada bagian internalnya, menjadi salah satu pertimbangan untuk memproduksi anakan kerang host (kerang yang akan disisipkan inti mutiara). Sementara kerang yang memiliki warna dan kondisi MoP terbaik dijadikan sebagai induk untuk memproduksi saibo, mengingat saibo sangat menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan.Dalam proses perbanyakan dengan sistem hatchery. Induk kerang mutiara biasanya diseleksi apabila kondisinya sudah mencapai matang gonad. Caranya adalah dengan membuka cangkang dengan shell opener dan memeriksa bagian gonad dengan terlebih dahulu mengibaskan insang yang menutupi areal bagian dalam kerang. Gonad biasanya langsung terlihat pada kerang matang gonad saat insang dikibaskan karena bagian gonad ini memakan tempat yang cukup besar dengan warnah cerah mencolok. Untuk kerang betina biasanya warna gonadnya adalah krim cerah sedangkan jantan adalah putih. Untuk membedakan gonad kedua kelamin kerang memang diperlukan latihan yang berulang-ulang mengingat kadangkala warna gonad jantan terlihat menyerupai warna betina, atau sebaliknya.

Page 24: Mu Tiara

Bagaimana mutiara dihasilkan?

Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun kebanyakan mutiara yang berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun demikian, Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis kerang mutiara telah menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia bersama Jepang, China dan Australia.

Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara. Organ mantel ini diambil oleh individu kerang mutiara yang lain dan berperan sebagai donor. Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding gonad. Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.

Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang. Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.

Page 25: Mu Tiara

Proses pembuatan mutiara

Secara alamiDi alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang. Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel. Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara. Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.

Mutiara hasil budidaya

Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil. Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan hidup walau makanan dalam

Page 26: Mu Tiara

partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi. Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa kerang untuk membuka cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang peg (pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.

Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain. Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang

teknisi akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging (ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran

Page 27: Mu Tiara

Intipun dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut. Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak

akan ”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh, sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.

Page 28: Mu Tiara

Budidaya kerang mutiara

Sebagaimana namanya, mutiara hasil budidaya melewati serangkaian proses dengan campur tangan manusia. Walaupun sebagian besar waktu pembentukan mutiara budidaya berada di dalam kerang, namun manusia berperan penting dalam meyakinkan bahwa mutiara di dalam kerang itu terbentuk sesuai keinginannya. Sejak proses penyisipan bahkan jauh sebelum proses ini berlangsung, untuk meyakinkan bahwa mutiara budidaya terbentuk dengan baik, kerang-kerang yang layak disisip telah diseleksi dengan baik. Walaupun toh pada akhirnya, sampai saat ini, produksi mutiara hasil budidaya kelas terbaik masih sangat minim dibandingkan dengan kelas di bawahnya.

Alam menyediakan bibit kerang mutiara budidaya. Bibit kerang mutiara ini dikumpulkan dengan menggunakan perangkap-perangkap larva (kolektor) yang diletakkan di laut. Material dan model kolektor ini bervariasi. Material kolektor bisa berasal dari alam seperti sabut kelapa dan ijuk maupun buatan seperti kain dan plastik. Sementara modelnya bervariasi dari bentuk sapu sampai ke bentuk panel. Prinsipnya adalah menyediakan substrat atau tempat untuk menempel bagi larva kerang mutiara yang bermetamorfosis menjadi spat. Namun demikian, bukan hanya spat kerang mutiara saja yang menempel di koletor ini, namun bisa saja organisme lainnya. Kolektor-kolektor ini digantung pada longline atau sarana apung lainnya. Lamanya perendaman sebenarnya tergantung dari tingkat pertumbuhan spat yang mencapai ukuran yang bisa dikenal sehingga bisa dibedakan dengan spat kerang jenis lain. Secara teoritis, perendaman bisa lebih dari 2 bulan tergantung jenis kerang yang akan dibudidayakan. Kolektor kemudian dibersihkan dari jenis kerang lain dan organisme pengotor lainnya (biofouling) sehingga memungkinkan spat bertumbuh dengan leluasa. Setelah itu, jenis yang akan dibudidayakan diambil dengan hati-hati karena kondisi mereka sangat rentan. Mengingat mereka menempel dengan bysus sehingga pengambilan spat adalah dengan memotong bysusnya bukan dengan menarik keluar spat itu dengan paksa. Mereka juga rentan terhadap perubahan suhu dan lamanya mereka terekspos di luar air. Kerang muda ini dipindahkan ke kotak panel yang memiliki ruang leluasa bagi mereka untuk bertumbuh. Lewat pemahaman ini, pengetahuan akan sebaran jenis atau spesies kerang mutiara di perairan sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk membuat usaha budidaya kerang mutiara yang membutuhkan suplai bibit dari alam.

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kerang mutiara budidaya saat ini mengalami pergeseran dari mencari bibit di alam ke bibit hasil hatchery. Beberapa negara mulai mengembangkan program selektive breeding yaitu pada prinsipnya menyeleksi kerang yang memiliki karakter bagus untuk dijadikan induk. Karakter bagus dalam hal ini dititik beratkan pada melihat pertumbuhan kerang dibandingkan kerang seusianya, morfologi dari cangkang dan warna nacre (MoP) kerang. Mengingat tujuan kebanyakan budidaya komersial dari kerang mutiara adalah memproduksi mutiara bulat, sehingga bentuk morfologi sepasang cangkang yang menciptakan ruang yang besar dan leluasa pada bagian internalnya, menjadi salah satu pertimbangan untuk memproduksi anakan kerang host (kerang yang akan disisipkan inti mutiara). Sementara kerang yang memiliki warna dan kondisi MoP terbaik dijadikan

Page 29: Mu Tiara

sebagai induk untuk memproduksi saibo, mengingat saibo sangat menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan.

Dalam proses perbanyakan dengan sistem hatchery. Induk kerang mutiara biasanya diseleksi apabila kondisinya sudah mencapai matang gonad. Caranya adalah dengan membuka cangkang dengan shell opener dan memeriksa bagian gonad dengan terlebih dahulu mengibaskan insang yang menutupi areal bagian dalam kerang. Gonad biasanya langsung terlihat pada kerang matang gonad saat insang dikibaskan karena bagian gonad ini memakan tempat yang cukup besar dengan warnah cerah mencolok. Untuk kerang betina biasanya warna gonadnya adalah krim cerah sedangkan jantan adalah putih. Untuk membedakan gonad kedua kelamin kerang memang diperlukan latihan yang berulang-ulang mengingat kadangkala warna gonad jantan terlihat menyerupai warna betina, atau sebaliknya.

lanjutan menyusul....© 2009, N. Gustaf F. Mamangkey Posted by Goestaf at Sunday, August 02, 2009

Page 30: Mu Tiara

Karakteristik mutiara

Komposisi mutiara alami kebanyakan didominasi nacre sedangkan mutiara hasil budidaya didominasi bagian intinya. Bagian inti yang digunakan untuk membuat mutiara buatan biasanya berbentuk bulat dan diambil dari kerang lain yang memiliki cangkang tebal.

Warna mutiaraKisaran warna mutiara cukup luas, dari hitam sampai perak. Namun demikian warna alami mutiara bukan semata ditentukan oleh warna dasar nacre mutiara itu sendiri yang dibentuk oleh pigmen warna di bagian matriks organik yang mengikat ubin nacre namun juga berkombinasi dengan warna overtone dan irredescence. Malah, dalam penelitian yang dilakukan terhadap nacre dari Pinctada maxima membuktikan bahwa warna nacre juga ditentukan oleh adanya “kekacauan” cahaya dalam daerah ikatan antar ubin aragonite yang membentuk nacre. Irridescence atau juga disebut “orient” muncul bagaikan pelangi, sebetulnya merupakan fenomena optik akibat dari lapisan nacre yang membuat difraksi cahaya yang berbeda beda, fenomena ini lebih jelas pada bagian dalam dari cangkang daripada mutiara itu sendiri, terjadi akibat terbentuknya garis-garis pertumbuhan. Sementara overtone adalah sinar cahaya warna yang muncul di permukaan mutiara sehingga terlihat berkilau.

Lustre mutiaraLustre diukur dari daya pantul nacre itu sendiri terhadap obyek di dekatnya. Bila daya pantulnya sempurna maka nacre itu akan menyerupai cermin dalam memantulkan cahaya dan image. Sementara nilai luster rendah bila nacre terlihat berwarna kusam, kabur dengan daya pantul rendah. Luster juga ditentukan oleh komposisi ubin nacre sehingga menciptakan difraksi cahaya tertentu dan membuat nacre kelihatan buram.

Bentuk mutiaraSecara umum, bentuk mutiara terdiri atas: spherical (bulat bola), simetris dan baroque. Bentuk spherical adalah bentuk umum yang dihasilkan oleh mutiara hasil budidaya. Bentuk ini juga yang paling banyak diminati konsumen. Namun, bentuk yang benar-benar bulat jarang ditemukan apalagi berasal dari mutiara alami. Mengingat model terbentuknya mutiara karena mengikuti kontur inti, sehingga dibuatlah inti bundar dengan maksud menghasilkan mutiara yang bundar pula. Bentuk simetris adalah bentuk mutiara apabila dibelah dua maka setengah bagiannya akan sama dengan bagian yang lainnya. Bentuk mutiara simetris yang umum adalah bentuk buah pir atau air mata. Sedangkan bentuk baroque adalah bentuk bangunan mutiara abstrak, memiliki tonjolan di sana-sini, tak simetris. Bentuk ini banyak ditemukan di mutiara alami.

Ukuran mutiaraBesar kecil mutiara lebih banyak ditentukan oleh jenis kerang yang menghasilkannya. Mengingat kerang mutiara Akoya (Pinctada fucata) memiliki bentuk tubuh lebih kecil sehingga mutiara yang dihasilkanpun relative lebih kecil daripada mutiara dari kerang mutiara bibir hitam (P. margaritifera) apalagi dengan kerang mutiara bibir emas (P. maxima). Di samping jenis kerang mutiara, factor lain yang menentukan ukuran mutiara

Page 31: Mu Tiara

adalah lamanya budidaya. Makin lama mutiara dibudidaya, makin tebal nacre yang dihasilkan. Ukuran yang umum diterapkan untuk mengukur diameter mutiara adalam millimeter (mm). Mutiara hasil budidaya dengan ukuran di atas 20 mm, jarang ditemukan sehingga harganyapun mahal.

Kontur permukaanMendapatkan mutiara dengan permukaan yang sangat licin pun tidak gampang. Mutiara yang memiliki goresan atau tonjolan-tonjolan kecil di permukaan disamping kurang indah secara estetik juga beresiko mengelupas bila bergesek. Keberadaan permukaan juga akan mempengaruhi warna dan lustre dari mutiara.

Berat mutiaraUmumnya berat mutiara diekspresikan dengan carat, grain dan momme. Menakar mutiara dengan berat biasanya dilakukan untuk pembelian jumlah besar, kebanyakan mutiara budidaya ditakar dengan ukuran diameter (milimeter) disamping faktor-faktor penentu kualitas mutiara lainnya.

Satu carat = 4 grain = 200 milligram = 1/5 gram

Satu grain = 1/4 carat = 50 milligram = 1/20 gram

Satu momme = 18.75 carat = 3750 milligram = 3.75 gram

© 2006, N. Gustaf F. Mamangkey Posted by goestaf at Wednesday, June 28, 2006

Page 32: Mu Tiara

Kerang penghasil mutiara

Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang bagus dan memiliki nilai

beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam) Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya) Pinctada fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap) Pteria penguin. Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.

Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi yang berbeda. Pinctada maxima menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna hitam. Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini. Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi Pinctada maxima. Sementara Pinctada fucata adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang, dan Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya umumnya tidak bundar.

© Gustaf Mamangkey 2006 Posted by goestaf at Sunday, February 11, 2007

Page 33: Mu Tiara

Jenis dan kualitas mutiara

Pemanenan mutiara berlangsung kurang lebih satu setengah tahun dari saat penyisipan, saat itu diharapkan ketebalan nacre sudah berkisar 2 sampai 3 cm. Makin tebal nacre, makin bagus pula kualitasnya. Sebelum pemanenan, kerang dibersihkan pada setiap kurun waktu tertentu dan pada beberapa areal budidaya pada saat tertentu kerang diputar posisinya dengan asumsi akan menghasilkan mutiara yang bundar. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa hasil panen tidak selalu menghasilkan mutiara bundar, karena kerang mutiara bisa saja menghasilkan mutiara yang berbentuk oval, ataupun dengan bentuk yang tidak beraturan. Bentuk ini dikenal dengan istilah baroque. Lagipula, persentasi mutiara dengan kualitas baik, sejauh ini hanya 5 sampai 10 persen dari total panenan, 50 persen adalah mutiara dengan kualitas menengah dan selebihnya adalah mutiara kualitas rendah.

Jenis mutiara yang bisa dibuat lewat kegiatan budidaya bisa berupa mutiara bundar (round pearl), mabe atau setengah mutiara (half pearl) dan keshi atau mutiara yang dihasilkan oleh lembar mantel yang tertinggal di dalam kerang sementara inti mutiara yang disisipkan sudah terlempar keluar. Keshi biasanya berbentuk baroque. Mutiara bundar lebih sulit dibuat dibandingkan mabe karena dibutuhkan keahlian khusus untuk menyisipkan diantara gonad dan otot kerang. Mabe dibuat dengan melekatkan setengah bundar nucleus ke bagian sisi dalam kerang. Bentuk inti yang dilekatkan bisa bervariasi, bahkan China terkenal dengan menghasilkan mabe berbentuk Budha. Saat panen, biasanya kerang yang menghasilkan mutiara yang paling bagus akan dipergunakan lagi untuk memproduksi mutiara berikutnya, namun untuk pemanenan mabe, biasanya kerang akan dibunuh dan mabe diambil, atau juga cangkangnya akan menjadi bahan kerajinan tangan.

Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh: 1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter, 2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara, 3) 3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya, 4) permukaannya tidak cacad, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan 5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.

© Gustaf Mamangkey 2006

Page 34: Mu Tiara

Posted by goestaf at Friday, January 27, 2006

Areal kumpulan kerang mutiara di dunia

Setidaknya ada tiga kawasan yang memiliki kumpulan kerang mutiara laut dan menjadi areal pencarian mutiara alami. Mereka adalah, daerah Teluk Persia, Selat Manaar di Srilanka dan perairan Australia utara. Namun, sebaran kumpulan kerang mutiara laut mulai dari Laut Merah ke arah timur sampai ke Pasifik. Selain ketiga tempat yang terkenal, kawasan kumpulan kerang mutiara juga ditemukan ada di daerah perairan Burma, Selat Malaka, Laut Arafura, Laut Sulu sampai ke perairan Jepang, dan di negara-negara pasifik selatan. Beberapa tempat juga ditemukan di Amerika tengah dan utara seperti di Panama, kepulauan Margarita Venezuela sampai ke perairan Mexico.

Teluk PersiaKawasan kumpulan mutiara di daerah ini telah dikenal sejak 2000 tahun sebelum masehi. Areal yang paling terkenal adalah di sekitar Bahrain. Areal ini menjadi daerah ekonomis penting bagi masyarakat sekitar sebelum adanya tambang minyak. Jenis kerang mutiara yang tersebar di kawasan ini adalah Pinctada radiata. Perbandingan mutiara yang ditemukan dan jumlah kerang mutiara yang adalah sekitar 1 : 500. Ukuran mutiara yang ditemukan biasanya kurang dari 1 grain (=50 mg), sangat jarang ditemukan mutiara dengan ukuran lebih dari 12 grain. Metode pengumpulan kerang mutiara dilakukan secara tradisional dengan melilitkan tali sebagai penahan dan mereka menyelam dengan tubuh telanjang. Diperkirakan, tradisi menyelam ini tidak memiliki banyak perubahan sejak areal kumpulan kerang mutiara ditemukan. Mereka hanya dibekali penjepit hidung dan tas tali yang digantung di lehernya. Kegiatan penyelaman ini berangsur-angsur menghilang sejak sebelum perang dunia kedua dan berakhir di tahun 1950-an. Kegiatan ini berhenti sejak ladang-ladang minyak ditemukan.

Selat Manar, SrilankaTempat ini dikenal kira kira 500 tahun sebelum kawasan di Teluk Persia ditemukan. Selat ini memisahkan antara Dataran India dan Srilanka. Kelompok kerang mutiara di kawasan ini adalah Pinctada radiata. Sejak zaman penjajahan Inggris kontribusi kawasan ini cukup tinggi. Metode penyelaman juga dilakukan secara tradisional dan dalam keadaan telanjang. Sayang sekali, kegiatan penyelaman ini makin berkurang apalagi sejak terjadi pemberontakan di awal tahun 1980 an.

Australia Utara & IndonesiaKawasan ini merupakan areal tempat hidup kerang mutiara. Sepanjang pantai utara Australia, ke utara di perairan Arafura, Indonesia (Dobo) dan ke arah timur melewati Selat Torres, selat yang memisahkan Australia dan pulau Papua. Titik-titik kumpulan kerang mutiara di daerah ini ditemukan sekitar pertengahan abad ke 19 sampai awal abad ke 20. Jenis kerang pada umumnya adalah Pinctada maxima. Kawasan Dobo adalah kawasan terkenal sehingga mutiara yang dihasilkan dari daerah ini disebut mutiara Dobo. Sementara di kawasan Australia, beberapa titik merupakan areal kumpulan kerang

Page 35: Mu Tiara

mutiara yang banyak seperti di Shark Bay dan Thursday Island. Jumlah penyelam yang mati di kawasan ini termasuk tinggi, umumnya akibat serangan hiu.

© 2007, N. Gustaf F. Mamangkey Posted by goestaf at Sunday, February 11, 2007

Page 36: Mu Tiara

Mutiara-mutiara yang terkenal

Mutiara Abernathy

Mutiara alami dari air tawar ini ditemukan oleh William Abernathyl, sang penyelam mutiara di sungai Tay pada tahun 1967. Dengan berat 44 grains, mutiara ini dianggap mutiara yang paling sempurna yang ditemukan dari sungai-sungai di Skotlandia. Mutiara ini diberi nama “the little willie”.

Mutiara Big Pink

Mutiara besar bewarna pink ini berharga 4.7 juta dollar amerika pada tahun 1991. Dia dicatat dalam buku Guiness Book of Records sebagai mutiara yang paling besar yang ditemukan dari abalone (Haliotis). Berbentuk baroque dan memilik berat 470 carat setara dengan 94 gram. Mutiara ini dimiliki oleh Wesley Rankin yang menemukannya di Salt Point State Park, California pada tahun 1990.

La peregrina

La peregrina atau Sang pengelana (musafir) adalah mutiara yang ditemukan di Kepulauan Perlas, lepas pantai Panama pada tahun 1500-an. Konon, mutiara ini ditemukan oleh seorang budak yang menginginkan kebebasan sebagai bayaran dari mutiara yang ditemukannya. Mutiara ini dibawa dan diserahkan kepada Raja Spanyol Phillip II dan sang raja menghadiahkannya kepada Ratu Maria, sebagai hadiah perkawinan. Saudara dari Napoleon I, Joseph Bonaparte mengambil mutiara ini dan membawanya ke Prancis dan akhirnya sampailah mutiara ini kepada Duke of Abercrombie. Akhirnya, mutiara ini dibeli dengan harga 37 ribu dollar amerika oleh Richard Burton dan menghadiahkannya sebagai hadiah Valentine’s Day kepada Elizabeth Taylor. Keunikan dari mutiara ini, disamping perjalanannnya yang begitu panjang, dia memiliki bentuk seperti air mata atau buah pir, dan memiliki berat 10.192 gram.

image source: The International art treasures web magazine

Pearl of Allah (Lao-Tze Pearl)

Pearl of Allah (secara resmi dikenal dengan nama Lao-Tze pearl) adalah mutiara terbesar di dunia yang ditemukan pada tahun 1934 di lepas pantai Pulau Palawan oleh seorang

Page 37: Mu Tiara

penyelam Filipina. Mutiara ini dijadikan hadiah kepada Wilbur Dowell Cobb oleh kepala suku di Palawan pada tahun 1936 karena Cobb telah menyelamatkan nyawa anaknya. Keturunan Cobb menjual mutiara ini kepada toko permata di California tahun 1980 dengan harga 200.000 dollar AS. Harga saat ini ditaksir sebesar 40 juta dollar AS.

Mutiara raksasa ini ditemukan di dalam kima raksasa Tridacna gigas. Hal yang tak mungkin dihasilkan oleh kerang mutiara dari Family Pteriidae atau kerang penghasil mutiara dari jenis lain. Bentuk mutiara Pearl of Allah tidak beraturan (baroque) dan menyerupai otak kepala besar. Panjang yang mencapai 23.8 cm dan berat 6.4 kilogram menjadikannya sebagai mutiara terbesar yang ditemukan selama ini.

image source: http://images.chron.com/content/news/photos/05/01/30/allah.jpg

© 2006, N. Gustaf F. Mamangkey Posted by goestaf at Monday, May 08, 2006

Page 38: Mu Tiara

Sistem grading atau pengujian kualitas mutiara

Small South sea pearls (Gustaf's Collection)

Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh: 1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter, 2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara, 3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya, 4) permukaannya tidak cacat, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan 5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.

Beberapa langkah sebelum pengujian mutiara adalah dengan meyakinkan bahwa mutiara itu palsu atau tidak? Karena harga mutiara relatif mahal sehingga kemungkinan pemalsuan juga dilakukan.Banyak cara yang dilakukan manusia untuk menghasilkan mutiara yang serupa dengan aslinya. Bahannya pun bervariasi dari jenis batuan tertentu, kaca, plastik, dan bahkan bagian dari cangkang kerang. Mutiara juga disortir apakah mutiara itu terbungkus nacre (nacreous) atau tidak (non nacreous)? Apakah mutiara itu terbentuk alami atau hasil budidaya? Mutiara yang terbungkus nacre adalah mutiara yang umum beredar di pasaran dan mayoritas adalah mutiara hasil budidaya. Sangat kecil

Page 39: Mu Tiara

kemungkinan mutiara alami (dan terbungkus nacre) beredar di pasaran dengan harga murah. Sayangnya, masih sangat sulit membedakan antara mutiara yang tak terbungkus nacre dengan mutiara yang dibentuk dari cangkang kerang, karena keduanya memiliki komposisi yang sama.Namun peminat mutiara tanpa nacre memang masih sedikit disamping selama ini kegiatan budidayanya baru ddijajaki (khusus beberapa mutiara eksotis dari beberapa siput). Parameter tambahan lain yang jadi bahan pertimbangan pemilihan mutiara adalah dari mana mutiara itu berasal. Apakah mutiara itu adalah mutiara air tawar atau mutiara air laut? Pengelompokkan juga terjadi dalam produk mutiara laut, apakah mutiara itu adalah mutiara Akoya atau South sea atau Tahiti (yang beberapa kalangan juga menggolongkan sebagai bagian dari mutiara south sea)? Pengetahuan ini memang dibutuhkan mengingat mutiara air tawar relatif lebih murah dibandingkan mutiara air laut. Bahkan untuk mutiara air laut juga terdapat pengelompokkan harga menurut jenis mutiaranya, mutiara Akoya relatif lebih murah dibandingkan mutiara Tahiti dan apalagi South sea. Perbandingan harga mutiara dengan kualitas kilau yang sama antara mutiara Akoya dan South sea (misalnya) bisa sangat jauh apalagi dibandingkan antara mutiara South sea dan mutiara air tawar. Indonesia semestinya bersyukur karena mutiara South Sea banyak diproduksi dari perairan Indonesia. Walaupun sejauh ini nilai kualitas mutiara yang diproduksi masih lebih rendah dengan jenis mutiara sama yang diproduksi Australia.

Setelah melewati beberapa proses di atas, mutiarapun diuji menurut sistem grading yang berlaku. Ada dua pemahaman atau aliran yang selama dipakai untuk kualifikasi kelas mutiara: AAA-A (AAA kualitas terbaik, A kualitas buruk) dan A-D (A kualitas terbaik, D kualitas buruk). Sayang sekali fleksibilitas masih sangat tinggi dalam pengkategorian kelas mutiara. Pemahaman setiap orang berbeda-beda dalam menempatkan kelas mutiara dengan karakteristik tertentu ke kategori yang disarankan. Sederhananya, pihak X mengkategorikan sebuah mutiara memiliki kualitas AAA namun pihak Y mengkualifikasinya dalam kategori AA, dst. Bahkan ada penjual mutiara yang menambah-nambahkan dengan mengkategorikan mutiaranya sebagai AAAA atau AAA+ sehingga bahkan untuk dua aliran grading di atas (AAA-A dan A-D) sering diubah sekehendak hati. Kualifikasi menurut AAA-A adalah kualifikasi yang terbentuk lebih dahulu. Sistim kualifikasi ini banyak dipakai untuk mengkualifikasi mutaira Akoya dan mutiara air tawar. Mutiara akoya adalah mutiara air laut hasil budidaya pertama (lihat artikel lainnya). Sementara sistem kualifikasi A-D lebih dikenal sebagai sistem kualifikasi Tahitian karena awalnya dipakai untuk kualifikasi mutiara Tahiti dan akhirnya South Sea. Namun, kualifikasi AAA-A juga bukan hanya untuk mutiara Akoya dan mutiara air tawar tapi juga sering diaplikasikan ke jenis mutiara lain (Tahiti dan South sea).

Secara detail, kualifikasi mutiara menurut sistem AAA-A adalah sebagai berikut (sumber: http://www.pearl-guide.com/pearl-grading.shtml)

AAA: Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat.

AA: Sangat berkilau dan 75% permukaan tak cacat.

Page 40: Mu Tiara

A: Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mutiara bercacat

Sedangkan sistem A-D adalah sebagai berikut:

A: Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%> B: Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30%

dari luas permukaan C: Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60% D: Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas

permukaan

Sekali lagi, kedua sistem kualifikasi mutiara ini sangat terbuka akan interpretasi mengingat banyak faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan dalam uji kualitas mutiara. © 2007, N. Gustaf F. Mamangkey Posted by goestaf at Thursday, March 06, 2008

Page 41: Mu Tiara

Recommended