+ All Categories
Home > Documents > Multi Slice Computed Tomography MSCT

Multi Slice Computed Tomography MSCT

Date post: 07-Jul-2018
Category:
Upload: toto-awaludin
View: 242 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 17

Transcript
  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    1/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 1 of 17

     

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)1 Oleh:

    Daniel Kartawiguna,ST.,MM.,M.Acc.2 

    A. PENDAHULUAN

    Computed Tomography  (CT Scan) atau Pemindai Tomografi Komputer  adalah sebuah

     peralatan pencitraan sinar-X yang dipadukan dengan komputer pengolah data sehingga

    mampu menghasilkan gambar potongan melintang dari tubuh. Perkembangan CT Scan

    dimulai pada awal tahun 1970-an dimana pada tahun 1972, Sir Godfrey Newbold 

    Hounsfield  (28 Agustus 1919 – 12 Agustus 2004) dan Ambrose  yang bekerja di Central

    Research Labs.  perusahaan rekaman musik Electric and Musical Industries Ltd  (EMI,

    Ltd) di London, Inggris menghasilkan gambar klinis pertama dengan CT Scan hasil

     penemuannya. Pengembangan pesawat CT Scan merupakan saat pertama kali teknologi

    komputer memegang peranan utama dalam pengolahan dan pembentukan gambar diagnostik

    medis. Diperkenalkannya CT Scan pada tahun 1972 adalah merupakan pekembangan yang

    revolusioner dalam bidang pencitraan medis sejak ditemukannya sinar-X oleh WilhelmConrad Röntgen (27 Maret 1845 – 10 Februari 1923). Kelanjutan perkembangan teknologi

    Tomografi Komputer sejak ditemukanya lebih dari 35 tahun yang lalu telah menjadi sangat

    dramatis pada masa sekarang ini.

    CT Scan telah berkembang menjadi sebuah metode pencitraan medis yang sangat diperlukan

    dalam pemeriksaan radiodiagnostik sehari-hari. Teknik ini merupakan metode pencitraan non-

    invasif pertama yang mampu menampilkan gambar bagian dalam tubuh manusia yang tidak

    terpengaruh oleh superposisi dari struktur anatomi yang berbeda. Ini dimungkinkan oleh

    karena pada teknik pencitraan ini seluruh informasi dari obyek diproyeksikan pada bidang dua

    dimensi dengan menggunakan teknik algoritma rekonstruksi gambar yang diolah dengan

     bantuan komputer. Sehingga pada akhirnya diperoleh gambar 2 dimensi seperti yang

    umumnya terlihat pada pemeriksaan fluoroskopi tanpa kehilangan informasi 3 dimensinya.Oleh karena itu, CT Scan menghasilkan gambar dengan kontras yang lebih tinggi bila

    dibandingkan dengan gambar yang dihasilkan dengan teknik radiografi konvensional. Selama

    tahun 1970-an, teknik ini merupakan sebuah langkah yang sangat mengagumkan menuju

    kemajuan teknik radiodiagnostik dalam dunia medis.

    B. ARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI CT SCAN

    Arah pengembangan teknologi tomografi komputer pada saat ini lebih diutamakan ke masalah

     peningkatan kecepatan pencitraan dengan detektor multi irisan, peningkatan resolusi gambar,

    dan pengurangan dosis radiasi yang diterima pasien. Sedangkan untuk pengembangan

    aplikasinya lebih dipengaruhi oleh teknologi pengolahan citra digital baik dalam bentuk 2

    dimensi maupun 3 dimensi. Dengan teknologi ini maka banyak jenis pemeriksaan yangdulunya bersifat invasif dapat digantikan oleh pemeriksaan CT yang bersifat non-invasif

    dengan tingkat keakuratan yang dapat dipertanggungjawabkan.

    1 Disampaikan dalam rangka Pelatihan Peningkatan Kompetensi Teknik Elektromedik, IKATEMI JAWA

    TENGAH di Semarang pada tanggal 5 Maret 2009 dan Pelatihan Dasar CT Scan bagi lulusan Prodi D-III Teknik

    Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekes Kemenkes Semarang TA.2009/2010 pada tanggal 24 Juli 2010.2 Technical Manager, PT. Siemens Indonesia – Healthcare Sector, Jakarta; Asisten Ahli Fakultas Ilmu Komputer

    Universitas Bina Nusantara, Jakarta; dan Dosen Tidak Tetap Jurusan Biomedical Engineering - Swiss German

    University, Bumi Serpong Damai.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    2/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 2 of 17

     

    Perkembangan teknologi CT Scan secara komersial dimulai antara tahun 1972 – 1974. Pada

    tahun 1974 perusahaan Siemens dari Jerman memproduksi CT Scan pertamanya yang hanya

    dapat digunakan untuk pemeriksaan kepala dan diberi nama Siretom. Pesawat ini bekerja

    dengan prinsip gerakan pemindaian translasi dan rotasi (searah dan berlawanan). Pemindaian

    dilakukan secara berurutan irisan demi irisan (sekuensial) dengan kecepatan putaran gantri 5

    detik/rotasi. Menggunakan 2 baris detektor, sehingga dapat dilakukan pengambilan 2 irisansekaligus dalam sekali akuisisi. Gambar yang dihasilkan hanya memiliki resolusi 80 x 80

    matriks dan gambar dapat ditampilkan dalam waktu sekitar 5 sampai 7 menit. Sejak itu

    dimulaikan inovasi yang sangat hebat dilakukan dalam meningkatkan waktu pemindaian

    (kecepatan) dan kualitas gambar.

    Pada tahun 1987, perusahaan Siemens memperkenalkan CT Scan dengan teknologi slip ring 

    yang pertama di dunia yang diberi nama Somatom Plus. Teknologi slip ring memungkinkan

    gerakan rotasi tabung sinar-X dan detektor yang terus menerus (kontinu) mengelilingi pasien.

    Akuisisi gambar dilakukan secara sekuensial, waktu putar gantri 1 detik, ukuran matriks

    gambar hasil rekontruksi ditingkatkan menjadi 512 x 512, dan penampilan gambar dapat

    dipercepat hingga 8 detik.

    Gambar 1. Teknik akuisisi gambar pada spiral CT Scan.

    Tahun 1989, diperkenalkan sistem CT Scan spiral atau helical pertama di dunia dengan nama

    Somatom Plus S oleh Perusahaan SIEMENS Jerman. Kemudian dilanjutkan pada tahun 1993

    dengan sub-seconds spiral CT  yaitu pesawat CT dengan kecepatan rotasi kurang dari 1 detik.

    Tahun 1998, Siemens memproduksi pesawat multislice CT (MSCT) pertama dengan detektor

    2 baris (Somatom Volume Access) dan 4 baris (Somatom Volume Zoom). Dalam bidang

    teknologi detektor, Siemens berhasil mengembangkan material Ultra Fast Ceramic  (UFC)

     pada tahun 1996. Tahun 1999 dimulai aplikasi CT pada pemeriksaan jantung dengan aplikasi

    calcium scoring dan heartview. Selanjutnya pada tahun 2001 mulai dikembangkan pesawat

    MSCT 10 irisan, 16 irisan, 40 irisan dengan nama Somatom SENSATION 10/16/40. Padatahun 2003, Siemens berhasil membuat tabung sinar-X yang diberi nama Straton Z dengan

    kapasitas panas keeping anode 0 MHU. Pada tahun yang sama pula SIEMENS berhasil

    mengembangkan pesawat MSCT 64 irisan pertama di dunia dengan teknologi Z sampling 

    yang diberi nama Somatom Sensation 64. Selanjutnya pada tahun 2005, Siemens berhasil

    mengembangkan pesawat MSCT tercepat di dunia dengan menggunakan 2 buah tabung sinar-

    X dan dua buah detektor yang disebut dengan dual source MSCT atau yang dikenal dengan

    DSCT dan diberi nama dagang Somatom Definition. Pada tahun 2007, dikembangkan CT

    Scan dengan tingkat dosis radiasi yang lebih rendah (adaptation dose) dan mampu

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    3/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 3 of 17

     

    memberikan gambaran pemindaian dinamis (adaptation 4D) yang diberi nama Somatom

    Definition AS dengan detektor 16, 40, atau 64 irisan dan CT Scan dengan detektor yang

    mampu menghasilkan 128 irisan yang diberinama Somatom Definition AS+. Perkembangan

    terakhir pada tahun 2008, perusahaan Siemens mengembangkan DSCT dengan detektor yang

    mampu menghasilkan 128 irisan dalam sekali akuisisi yang diberi nama Somatom Definition

    Flash.

    Gambar 2.

    Konstruksi DSCT dengan dua tabung sinar-X dan dua detektor.

    C. KOMPONEN CT SCAN

    Sebuah sistem CT Scan terdiri dari beberapa komponen. Pada umumnya terdiri dari:

    •  Unit pemindai, yang disebut dengan gantri. Didalamnya terdapat sumber sinar-X dan

    unit detektor.

    • 

    Meja pasien.•  Unit komputer pengolah gambar.

    •  Konsol pengendali.

    Gambar 3. Komponen-komponen sistem CT Scan.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    4/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 4 of 17

     

    Dalam CT Scan, dua komponen utama yaitu unit pembangkit sinar-X (atau tabung), yang

     berfungsi sebagai sumber sinar-X, dan unit detektor, yang berfungsi sebagai komponen

     pendeteksi sinar X, dikemas dalam unit yang berbentuk cincin yang disebut dengan gantri.

    Dalam gantri, detektor diletakan pada posisi yang saling berhadapan dengan sumber sinar-X.

    Meja pasien terletak pada bagian yang paling tengah dari gantri.

    Gambar 4. Konfigurasi tabung sinar-X dengan detektor di dalam gantri.

    Selama pemeriksaan CT scan dilakukan, gantri berputar mengelilingi pasien dan merekam

    data proyeksinya. Sinar-X yang menembus tubuh pasien akan mengalami perlemahan

    tergantung dari ketebalan dan jenis jaringan. Detektor sinar-X akan menerima sinar-X yang

    telah mengalami perlemahan ini dan mengubahnya menjadi cahaya tampak. Selanjutnya,

    dioda foto ( photo diode) akan mengubah cahanya ini menjadi sinyal elektronik (analog), yang

    kemudian diubah kedalam bentuk sinyal digital oleh rangkaian elektronik detektor yang

    terintegrasi. Sinyal digital ini kemudian ditransmisikan melalui serat optik kecepatan tinggi.Gambar dengan tingkat resolusi yang tinggi kemudian dapat dihasilkan secara real time 

    dengan perhitungan komputer yang kompleks.

    Konsol yang terdiri dari papan ketik, mouse, monitor, dan interkom merepresentasikan antar-

    muka yang dirancang untuk banyak fungsi. Konsol ini adalah unit pengendali (control unit )

    untuk melakukan seluruh prosedur pemeriksaan dan juga digunakan untuk mengevaluasi hasil

     pemeriksaan. Selain itu, unruk memingkatkan alur kerja pemeriksaan CT scan agar menjadi

    lebih efisien maka dapat ditambahkan konsol kedua yang berupa stasiun kerja (workstation)

    yang dapat melakukan fungsi-fungsi yang sama pada saat yang bersamaan pula.

    Blok diagram sistem CT Scan secara umum dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    5/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 5 of 17

     

    Gambar 5. Blok diagram sistem CT Scan.

    Secara garis besar sebuah sistem CT Scan terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:1.

     

    Sistem Pemindaian (Scan System), yang terdiri dari unit distribusi daya listrik,

    generator dan tabung sinar-X, detektor dan sistem pengukuran data, sistem pengendali

     putaran gantri, sistem pengendali bagian gantri yang tidak bergerak, sistem meja

     pasien, dan sistem pendinginan.

    2.  Sistem Pengolahan Gambar ( Imaging System) terdiri dari 3 buah unit komputer yaitu:

    sistem komputer rekosntruksi gambar (IRS), sistem komputer pengendali (ICS), dan

    sistem komputer untuk melakukan post-processing.

    3. 

    Sistem Kontrol/Kendali (Control System) yang terdiri dari beberapa sistem pengendali

    mikro yang mengendalikan masing-masing komponen CT Scan dan seluruh sistem ini

     bekerja dibawah koordinasi sistem komputer pengendali (ICS) sebagai pengendali

    utama.

    D. DETEKTOR

    Detektor merupakan salah satu komponen utama yang penting dan memegang peranan yang

    kritis dalam keseluruhan sistem CT Scan. Berfungsi untuk mendeteksi radiasi sinar-X secara

    kuantitatif dengan cara mengubah intensitas berkas sinar-X yang mengenainya menjadi sinyal

    elektronik, memperkuat sinyal ini, dan mengubah dari bentuk sinyal analog menjadi bentuk

    sinyal digital. Komponen yang menentukan dalam sebuah detektor adalah elemen detektor

    yang sensitif terhadap sinar-X dan konfigurasi geometrisnya, preamplifier dan konverter

    analog ke digital (ADC). Kebutuhan akan rangkaian elektronik pada detektor, sebagai contoh

     preamplifier dan konverter analog ke digital, dapat dengan mudah dispesifikasikan. Tingkat

    derau elektronik (noise) yang ditimbulkan oleh komponen-komponen elektronik dalamdetektor harus secara nyata lebih rendah daripada fluktuasi statistik intensitas sinar-X yang

    disebabkan oleh derau kuantum (quantum noise). Kebutuhan yang sering dinyatakan adalah

    derau elektronik harus tidak lebih besar daripada separuh magnitudo derau kuantum

    maksimum yang diperkirakan, dan dapat dinyatakan dalam persamaan σE  < 0,5·σQ.

    Bagaimanapun juga, beberapa karakteristik sistem detektor yang lainnya dan evaluasinya

    secara umum lebih sulit untuk dispesifikasikan.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    6/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 6 of 17

     

    Dalam impelentasinya, banyak pendekatan telah didiskusikan dan diikuti. Dalam CT Scan ada

    dua prinsip konversi dan jenis detektor utama telah digunakan, yaitu:

    a.  Bilik Ionisasi (ionization chamber s), kebanyakan diisi dengan golongan mulia yaitu

    gas xenon pada tekanan tinggi.

    Gambar 6. Detektor bilik ionisasi xenon.

     b. 

    Detektor Skintilasi dalam bentuk kristal, seperti cesium iodida atau cadmium

    tungstat, dan material keramik seperti gadolinium oksisulfat.

    Gambar 7. Detektor skintilasi. Saat ini digunakan bahan skintilasi keramik yang cepat.

    Sketsa dan prinsip kerja dari kedua jenis detektor ini dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar

    7. Sedangkan untuk material semikonduktor, detektor solid state  yang menghasilkan sinyal

    listrik secara langsung sehingga seringkali disebut sebagai konverter langsung, hingga saat initidak digunakan pada sistem CT scan dalam aplikasi klinis. Pengembangan detektor

    semikonduktor ini tidak diharapkan dapat diaplikasikan pada pencitraan klinis dalam waktu

    dekat ini.

    Bilik ionisasi xenon memberikan beberapa kuntungan: secara prinsip konstruksinya sudah

     baik, dan sensitifitas masing-masing kanal detektor secara individu secara tepat adalah sama

    karena tekanan gas yang konstan pada seluruh elemen detektor. Tanggapan waktu dari xenon

    dengan peluruhan yang cepat dan afterglow  yang rendah telah sering dinyatakan sebagai

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    7/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 7 of 17

     

    tambahan keuntungan penggunaan detektor xenon. Karakteristik temporal akan dijelaskan dan

    didiskusikan berikut ini serta perbandingannya dengan sistem detektor semikonduktor (solid

    state).

    Efisiensi kuantum yang rendah telah didaftarkan sebagai salah satu kelemahan dari detektor

    xenon bila dibandingkan dengan material detektor solid sate. Ini tidak berarti bahwa secara

    umum sistem detektor xenon berkualitas lebih rendah daripada sistem detektor skintilasi.Seluruh faktor yang mempengaruhi harus dipertimbangkan. Efisiensi total dari sistem detektor

    tidak hanya diberikan oleh efisiensi penyerapan kuantum material detektor saja, karena ada

    sejumlah faktor lainnya yang berperan. Efisiensi geometris juga penting dan kebanyakan

    ditentukan oleh ruang mati antar (dead space) masing-masing elemen detektor. Nilai ini

    umumnya dalam orde antara 0,1 hingga 0,2 mm dalam arah berkas kipas untuk elemen

    detektor dengan lebar 1 hingga 2 mm. Detektor xenon dapat berbeda secara nyata dalam

    unjuk kerjanya tergantung pada rancangannya. Efisiensinya dapat jauh berbeda tergantung

     pada tekanan gas, kedalaman ruang bilik elemen detektor, ketebalan dari jendela sebagai pintu

    masuk radiasi dan detail konstruksi lainnya.

    Kualitas gambar secara umum, khususnya dalam hal tingkah laku artefak yang diakibatkan

    oleh tipe detektor, mempengaruhi kemampuan pendeteksian resolusi kontras rendah (low-contrast ) dan juga secara langsung atau tidak langsung menentukan efisiensi dosis radiasi

    terhadap sistem secara keseluruhan. Detektor xenon memberikan keuntungan dalam hal ini

    oleh karena distribusi gas yang homogen dan resultan tanggapan yang serba sama (uniform).

    Sifat ini merupakan alasan mengapa detektor xenon dipilih sebagai detektor sistem CT scan

    dalam periode waktu yang cukup lama. Dengan kombinasi dengan tanggapan temporal, ini

     juga menjelaskan bagaimana beberapa pabrik mengubah sistemnya dari detektor solid sate 

    menjadi detektor xenon pada akhir tahun 1980-an, ketika dibutuhkan sistem pemindaian yang

    lebih cepat.

    Kebutuhan untuk waktu peluruhan (decay time) yang sangat singkat menjadi sangat penting

    dengan dikembangkannya sistem dengan waktu pemindaian kurang dari 1 detik (subsecond

    scan time). Untuk mengilustrasikan sifat ini dapat dilihat pada grafik berikut ini (Gambar 8).

    Gambar 8.

    Karakteristik penurunan level sinyal berbagai jenis material detektor setelah mendapatkan

     pulsa sinar-X yang singkat.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    8/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 8 of 17

     

    Peluruhan sinyal secara temporal setelah pulsa radiasi yang pendek adalah ditentukan oleh

    dua buah fenomena:

    a.  Peluruhan (decay), kecepatan penurunan amplitudo sinyal dari nilai maksimum

    menjadi nilai minimumnya.

     b. 

     Afterglow, fase peluruhan kedua yang jauh lebih lambat dengan kontribusi yanglebih rendah terhadap sinyal yang dapat diperkirakan secara bersama-sama dengan

     pendekatan fungsi multi eksponensial.

    Karakteristik yang unggul dari bahan UFC (ultra fast ceramic), sebuah bahan keramik yang

    dihasilkan dari proses sintering  (pembuatan obyek dari bahan bubuk yang dipanaskan

    dibawah titik leburnya hingga menyatu membentuk bahan padat) dari bahan dasar

    gadolinium oksisulfida  (Gd2O2S) yaitu bahan dengan waktu peluruhan 10-6

      detik.

    Pengaruhnya pada resolusi ruang gambar yang dihasilkan dan kualitas gambar dapat

    didemonstrasikan secara simulasi seperti pada Gambar 9 berikut ini.

    Gambar 9. Pengaruh afterglow pada resolusi gambar.

    Pengaruh karakteristik peluruhan pada resolusi ruang (spatial resolutions) juga telah

    dibuktikan secara langsung dengan membandingkan sebuah detektor UFC dengan sebuah

    detektor xenon pada sistem CT scan yang sama dan peningkatan resolusi yang nyata diperolehdari detektor UFC. Keunggulan dalam kualitas gambar yang diperoleh secara langsung akan

    meningkatkan efisiensi dosis radiasi. Berkaitan dengan itu, tanggapan temporal juga

    dipertimbangkan sebagai karakteristik detektor yang penting berhubungan dengan dosis selain

    efisiensi kuantum. Dalam sembarang kasus, kecepatan pemindaian yang sangat tinggi yang

    telah dicapai saat ini, detektor xenon tidak lagi dipertimbangkan dalam pengunaannya sebagai

    standar teknologi peralatan CT scan.

    Kelemahan lebih jauh pada detektor xenon adalah kenyataan bahwa susunan linier (array

    linier ) untuk pemindaian irisan tunggal dapat dibangun dengan mudah, tetapi untuk rancangan

    detektor berbaris banyak (multi-row) akan sangat sulit dibuat dengan detektor xenon. Oleh

    sebab itu, seluruh detektor multi-row pada masa yang lalu dan seluruh sistem detektor yang

     baru telah dibuat dengan bahan keramik atau kristal skintilasi.

    Efisiensi geometris yang tinggi adalah sebuah kebutuhan yang penting pada detektor multi-

    row  secara khusus. Ini akan berdampak pada ruang mati (dead space) harus seminimum

    mungkin. Pembatas antar elemen detektor atau septa sebagai kolimator anti-hamburan yang

    digunakan untuk membatasi radiasi hambur yang mengenai elemen detektor yang

     bersebelahan umumnya memiliki lebar 0,1 hingga 0,2 mm, sementara jarak antar komponen

    elektronik dalam arah sumbu-z adalah sekitar 0,1 mm. Sehingga nilai efisiensi geometris

    terbaik yang tersedia saat ini adalah sekitar 80% hingga 90%. Pengurangan efisiensi

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    9/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 9 of 17

     

    geometris harus diterima untuk deretan detektor dengan jarak pemisahan antar elemen

    detektor yang lebih tipis dalam arah sumbu-z.

    Contoh dari susunan detektor multi-row dapat dilihat pada Gambar 12 sampai dengan Gambar

    15 berikut ini. Jenis detektor ini diperkenalkan pada pasar tahun 1988 untuk pesawat CT scan

    4 irisan. Oleh karena pertimbangan biaya, masing-masing elemen detektor tidak diberikan

    kanal elektronik lengkap yang sepenuhnya terpisah untuk tiap elemen. Bagaimanapun jugatebal irisan yang lebih besar dari lebar maising-masing elemen detektor akan diperoleh

    dengan penggabungan sinyal dari beberapa elemen sekaligus dalam arah sumbu-z yang

    kemudian diperkuat dan diubah menjadi bentuk digital. Ini berdampak pada kemampuan

    untuk mendefinisikan lebar irisan dengan kombinasi sinyal secara elektronik, dimana berkas

    sinar-x dikolimasikan pada sisi sumber radiasi dengan cara yang sudah umum.

    Gambar 10. Struktur rangakaian elektronik pada sistem pengukuran data.

    Sebagai contoh dalam pesawat CT Scan dengan 64 irisan, elemen detektor menggunakan

     bahan Ultra Fast Ceramic  (UFC) yang disusun dan dirangkai dengan prinsip banyak irisan

    (multi-slice). Detektor dengan 40 baris diposisikan dalam arah sumbu-z. Secara keseluruhan

    ada 672 kanal detektor dalam masing-masing baris. Dari total 672 kanal dikelompokkan

    dalam 42 modul yang masing-masing terdiri dari 16 kanal elemen detektor x 40 baris yang

    masing-masing dihubungkan pada sebuah modul Front End Electronic  (FEE). Susunan

    detektor yang tiap modulnya terdiri dari 16 kanal x 10 baris dihubungkan pada rangkaian

    SliceSelect MUX  (multiplekser). Masing-masing 40 kanal masukan dihubungkan ke 16 buah

    multiplekser pemilihan irisan (SliceSelect MUX ). Jadi detektor 40 baris dikonversi menjadi 32

    irisan tergantung pada mode pemilihan irisan yang dipilih saat akuisisi data. Penghitungan

    nomor irisan dimulai dari baris detektor yang paling belakang. Modul FEE berisi seluruh

    komponen elektronik yang diperlukan untuk memperkuat sinyal (integrator) dan komponen

    untuk mengubah sinyal analog menjadi data digital (ADC) serial. 32 kanal keluaran dari unit

    multiplekser pemilihan irisan masing-masing dihubungkan pada 16 buah integrator. Dalam

    integrator sinyal analog ini diintegrasikan dan diubah menjadi sinya digital serial oleh

    konverter analog ke digital ( A/D converter ). Blok diagram dari modul detektor dan modul

    FEE dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    10/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 10 of 17

     

    Gambar 11. Multiplekser, Integrator, dan ADC pada modul detektor.

    Gambar 12. Struktur detektor banyak baris dengan susunan isotropik.

    Gambar 12 menunjukan solusi secara teknis yang dikembangkan oleh GE Medical System. 16

     baris deretan detektor yang memiliki ketebalan minimum 1,25 mm pada pusat putaran dapat

    dikombinasikan menjadi irisan tunggal dengan ketebalan 1,25 mm, 2,5 mm, 3,75 mm, atau 5

    mm secara berurutan. Toshiba Medical System menawarkan solusi yang hampir mirip dengan

    struktur detektor mendekati isotropis dalam susuan matriks yang secara teknis lebih rumit

    dengan 34 baris elemen detektor yang diimplementasikan pada Aquilion. Pada empat baris

     bagian yang paling dalam masing-masing memiliki ketebalan 0,5 mm, diikuti pada setiap sisi

    oleh 15 baris elemen detektor dengan ketebalan 1 mm. Disini juga, hanya 4 irisan dapat

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    11/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 11 of 17

     

    dihasilkan secara simultan, dalam kasus ini 4 irisan dengan ketebalan 0,5 mm, 1 mm, 2 mm, 4

    mm, atau 8 mm secara berurutan.

    Sebuah solusi alternatif yang secara prinsip menggunakan pendekatan yang hampir mirip,

    tetapi dicoba untuk meminimumkan ruang mati, telah dikembangkan oleh Siemens

     bekerjasama dengan Elscint dan diterapkan pada Siemens SOMATOM VOLUME ZOOM

    dan pada MARCONI Mx8000. Rancangannya dikenal dengan nama adaptive array  yangdapat dilihat pada gambar, dimana hanya dua baris yang paling tengah memiliki ketebalan 1

    mm, sementara baris lainnya yang menjauhi pusat detektor memiliki ketebalan yang makin

    meningkat. Ketebalan irisan gambar disini juga ditentukan oleh kolimator yang terletak pada

    sisi tabung sinar-x ( pre-patient collimator ) dan kolimator pada sisi detektor ( post-patient

    collimator ) secara bersama-sama. Tentu saja tambahan kolimator pada sisi detektor dapat

    ditambahkan dengan mudah untuk keperluan ini. Sebuah keunggulan yang penting dari

    konfigurasi detektor adaptive array  adalah elemen detektor yang paling luar memiliki

    ketebalan yang paling tebal, dalam kasus ini 5 mm, tidak memilki septa dan tidak

    menyebabkan pengurangan efisiensi geometris. Pemilihan irisan yang sangat tipis adalah

    dimungkinkan dengan mengecilkan bukaan kolimator pada sisi tabung sinar-x dan

     pembatasan hanya disebabkan oleh dua baris detektor yang paling tengah.

    Gambar 13.

    Konfigurasi Adaptive Array Detector  yang tersusun secara anisotropik 8 baris 4 irisan.

    Dua buah konsep detektor yang dijelaskan di sini, yaitu detektor dengan struktur regular yang

    isotropik dan detektor dengan struktur anisotropik (adaptive array), menunjukan kemajuan

    teknologi yang menyakinkan dalam perkembangan teknologi detektor CT scan. Pembuatandetektor 2 baris cukup mudah dan telah diterapkan pada CT scan saat pertama kali

    dikembangkan tahun 1974. Penguasaan teknologi susunan detektor pertama kali dicapai

    dengan keberhasilan perancangan sistem pemindaian 4 irisan yang selanjutnya berkembang

    dengan jumlah irisan yang makin meningkat. Solusi produk seperti ini tersedia dipasaran saat

    ini. Sebagai contoh sisten CT Scan dengan 40 baris detektor yang dapat mengakusisi 64 irisan

    seperti yang ditunjukan pada gambar berikut, yang merupakan konsep dari pesawat Siemens

    Sensation 64. Kombinasi dari susunan isotropik diperlihatkan disini, kadang-kadang disebut

    sebagai susunan campuran (hybrid array), yang saat ini nampaknya lebih dipilih sebagai

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    12/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 12 of 17

     

    solusi secara teknis yang digunakan oleh banyak pabrik. Dengan meningkatnya jumlah baris

    dan jumlah irisan yang dapat diakuisisi secara bersamaan lebih lanjut kita dapat melihat

    meningkatnya susunan isotropik. Sebuah contoh pengembangan detektor yang dilakukan oleh

    Toshiba Medical System seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15, sebuah prototipe detektor

    256 baris yang dapat melakukan akuisisi gambar 256 irisan dengan tebal 0,5 mm secara

    simultan.

    Gambar 14.

    Susunan detektor campuran 40 baris yang memungkinkan akuisisi 64 irisan dengan teknik z-

     flying focal spot  (Siemens Somatom Sensation 64).

    Gambar 15. Susunan detektor untuk CT scan 256 irisan dari Toshiba.

    Seluruh usaha pengembangan yang lebih baru juga mencerminkan kecenderungan untuk

    mencapai irisan yang semakin tipis, sebagai contoh adalah usaha untuk memberikan resolusi

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    13/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 13 of 17

     

    yang makin tinggi dalam arah sumbu-z. Pengenalan konsep double z-sampling bekerja pada

    arah yang sama dan memberikan alternatif yang sangat efektif dan elegan daripada ekspansi

    sistem detektor secara fisik yang sangat memakan biaya. Pada saat yang bersamaan, konsep

    ini juga akan menghindari kerugian dalam efisiensi geometris yang disebabkan ketika septa

    tambahan diberikan pada detektor sebagai sebuah solusi alternatif untuk mendapatkan

    cuplikan yang lebih halus.

    Konsep alternatif pengembangan detektor selanjutnya muncul dari teknologi panel datar ( flat

     panel detector ) yang dikembangkan pada bidang radiografi digital. Penggunaannya dan

    kemampuannya dalam pencitraan CT scan sedang diteliti dengan intensif pada saat ini.

    Gambar 16.

    Prototipe CT Scan dengan detektor panel datar ( flat panel detector ) dan contoh gambar yang

    dihasilkannya.

    E. TABUNG SINAR-X

    Pabrik pembuat sistem CT Scan menggunakan tabung sinar-X dengan ukuran titik fokus yangvariabel. Serupa pada dunia fotografi: gambar dengan kontras rendah memerlukan ukuran

    titik fokus yang besar, sedangkan untuk gambar dengan resolusi tinggi dengan irisan yang

    tipis memerlukan titik fokus yang kecil. Berkaitan dengan daya yang diperlukan, tabung yang

    digunakan pada CT scan moderen memiliki tingkat daya antara 20 hingga 80 kW pada

    tegangan 80kV hingga 140kV. Tentu saja pesawat CT hanya dapat beroperasi pada daya

    maksimum dalam periode waktu yang terbatas. Keterbatasan ini ditentukan oleh sifat dari

    anoda putar tabung dan generator pembangkit sinar-X yang digunakan. Untuk mencegah

    terjadinya beban yang berlebihan pada unit sinar-X, maka daya harus dikurangi pada saat

    dilakukan pemindaian dalam waktu yang lama. Pengembangan sistem detektor banyak irisan

    (multislice detector systems) secara praktek berusaha untuk mengurangi keterbatasan ini,

    karena sistem detektor yang demikian lebih efisien digunakan dengan daya tabung yang

    tersedia.

    Sejak ditemukannya sinar-X, para insinyur tidak pernah berhenti untuk mencoba

    meningkatkan kapasitas penyimpanan panas dari tabung pembangkit sinar-X dengan tujuan

    untuk meningkatkan kemampuan tabung dalam membangkitkan sinar-X secara kontinu. Pada

    tahun 2003, Siemens telah menetapkan standar acuan baru dalam teknologi tabung

     pembangkit sinar-X dengan memperkenalkan teknologi STRATON® yang revolusioner.

    Teknologi ini didasarkan pada sistem pendinginan langsung pada keping anoda putar tabung

    sinar-X.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    14/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 14 of 17

     

    Gambar 17.

    Tabung sinar-X STRATON bila dibandingkan dengan sebuah telepon genggam.

    Tabung sinar-X konvensional menggunakan anoda putar yang berada dalam ruang vakum.

    Pertukaran panas yang terbatas antara anoda dengan oli pendingin mengakibatkan kecepatan pendinginan yang lambat dan menimbulkan penimbunan panas pada kebing anoda. Jadi,

    anoda yang besar diperlukan agar mampu menyimpan panas dalam jumlah yang besar yang

    dihasilkan selama pemeriksaan dengan sinar-X dilakukan.

    Gambar 18. Konstruksi tabung sinar-X konvensional.

    Sebaliknya, pada tabung sinar-X STRATON yang dikembangkan oleh Siemens, memberikan

    inovasi pendinginan dengan oli secara langsung pada anoda yang diposisikan dengan ball

    bearing  yang terletak pada bagian luar ruang hampa. Serupa dengan  Electron Beam CT  

    (EBCT), arah berkas elektron ditentukan dan dikendalikan oleh sebuah medan

    elektromagnetik, yang seluruhnya berada dalam kemasan tabung sinar-X. Teknologi ini

    menjamin kecepatan pendinginan anoda yang sangat tinggi, menghasilkan waktu rotasi yang

    sangat cepat. Sebagai tambahan, ukuran komponen tabung yang ada pada bagian dalam

    kemasan adalah jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tabung sinar-X konvensional,

    menghasilkan bentuk rancangan tabung sinar-X yang ramping. Dengan tabung sinar-X yang

    ramping maka kecepatan putaran gantri dapat ditingkatkan hingga 0,33 detik/putaran hingga

    0,28 detik/putaran.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    15/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 15 of 17

     

    Gambar 19.

    Konstruksi tabung sinar-X STRATON dengan sistem pendinginan langsung.

    Gambar 20.

    Arah berkas elektron yang dikendalikan oleh medan elektromagnetik

     pada tabung STRATON Z.

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    16/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 16 of 17

     

    F. PERANGKAT LUNAK dan APLIKASI

    Dari sisi aplikasi perangkat lunak, SIEMENS mengembangkan satu aplikasi umum untuk

    seluruh sistem pencitraan madis yang diberi nama SYNGO. Sistem perangkat lunak ini

    diharapkan dapat menjadi sistem operasi bagi seluruh pesawat pencitraan medis: CT Scan,

    MRI, USG, Angiografi, dan Pencitraan Molekuler, sehingga pengguna tidak perlu belajar

     perangkat lunak yang baru apabila mempelajari sistem/alat yang berbeda.

    Saat ini berbagai macam aplikasi untuk pemeriksaan jantung, pembuluh darah, paru-paru,

    rekonstruksi gambar 3 dimensi, multiplanar reconstruction,  perfusion, dan sebagainya telah

    dikembangkan. Paket-paket aplikasi yang dikembangkan oleh Siemens antara lain adalah

    syngo 3D Basic, syngo 3D Volume Rendering Technique, syngo Dynamic Evaluation, syngo

    Dental CT, syngo Fly Through, syngo Image Fusion, syngo Osteo CT, dan syngo Volume

    Calculation. Sedangkan paket aplikasi yang bersifat lanjut adalah syngo Argus Viewer, syngo

    Argus Function, syngo Calcium Scoring, syngo Colonography dengan PEV, syngo

    HeartView CI, syngo InSpace 4D, syngo LungCARE CT dengan NEV, syngo Neuro

    Perfusion CT, syngo Body Perfusion CT, syngo Pulmo CT, dan syngo Vessel View.

    Dalam perangkat lunak aplikasi klinis secara umum dapat dibagi menjadi 4 bagian (engine),yaitu:

    1. 

    Aplikasi Neuro

    2.  Aplikasi Jantung

    3. 

    Aplikasi Onkologi

    4. 

    Aplikasi Perawatan Gawat Darurat (acute care)

    G. PENUTUP

    MSCT saat ini menjadi alat bantu pencitraan medis yang berdaya guna tinggi yang

    kemampuannya terus dikembangkan dengan meningkatnya jumlah baris susunan detektor dan

     peningkatan teknik pemrosesan gambar yang dihasilkan dengan perangkat lunak komputer.

    Kecepatan dan jakauan volume yang dapat diakuisisi membuat MSCT sangat ideal untuk

    digunakan pada pemeriksaan pasien dengan multi trauma. Kualitas gambar yang belum

     pernah tercapai sebelumnya, bahkan dengan keberadaan bahan implan logam atau peralatan

    fiksasi dalam tubuh pasien membuat MSCT sangat ideal untuk pemeriksaan struktur tulang

    kerangka tubuh, jaringan lunak, dan kelainan tulang rawan.

    Dengan peningkatan kemampuan resolusi temporal MSCT antara 135 ms hingga 175 ms

    maka dapat dilakukan pemeriksaan jantung dengan denyut antara 60 hingga 70 pulsa per

    detik. Untuk mencapai denyut nadi yang rendah dan konstan diperlukan pemberian obat beta

    blocker  pada pasien. Sedangkan dengan DSCT, resolusi temporal yang dapat dicapai adalah

    83 ms dengan kecepatan rotasi gantri 0,33 detik/putaran. Pemeriksaan jantung dengan sistem

    ini dapat dilakukan tanpa menggunakan beta blocker   sehingga mempercepat persiapan pemeriksaan dan lebih nyaman bagi pasien. Bahkan untuk pasien dengan denyut jantung yang

    tidak regular pun dapat diperiksa dengan sistem DSCT ini.

    Hingga saat ini perkembangan teknologi CT Scan telah berhasil melakukan pencitraan

     jantung pada denyut yang normal dan bahkan untuk pasien dengan kondisi denyut jantung

    yang tidak regular dapat dilakukan pemeriksaan dengan DSCT. Keluarga DSCT dengan dua

    tabung sinar-X dan dua detektor dapat mencapai resolusi temporal dibawah 100 ms. Selain itu

    dengan penggunaan dua buah tabung sinar-X dalam satu gantri memungkinkan

  • 8/19/2019 Multi Slice Computed Tomography MSCT

    17/17

    Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

    (c) Daniel Kartawiguna, 2009 Page 17 of 17

    dikembangkan aplikasi dual energy  yang mampu melakukan pendeteksian jenis jaringan

    sehingga sebagai contoh dapat dilakukan pemisahan jaringan tulang dan jaringan lunak secara

    otomatis. Dari segi cakupan detektor maka dengan penggunaan MSCT multi irisan

    dimungkinkan melakukan pencitraan organ dalam hanya sekali rotasi. Terakhir, dengan

     berkembangnya teknologi tabung sinar-X yang lebih kompak dan efisien dalam proses

     pendinginannya maka dapat dilakukan pemeriksaan untuk pasien obesitas dengan kualitas

    gambar yang prima dan mampu melakukan pemeriksaan dengan jangkauan daerah yang lebihluas dan cepat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Buzug, Thorsten M. 2008. Computer Tomography - From Photon Statistics to Modern Cone-

     Beam CT . Berlin Heidelberg: Springer-Verlag.

    Kalender, Willi A. 2005. Computed Tomography: Fundamentals, System Technology, Image

    Quality, Applications. Erlangen, Jerman: Publicis Corporate Publishing.

    === /// ===


Recommended