+ All Categories
Home > Documents > My jurnal English 2 -...

My jurnal English 2 -...

Date post: 28-Jul-2018
Category:
Upload: ngonhi
View: 231 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
22
PROSES WATERMARKING DENGAN PENGATURAN KOORDINAT DAN TINGKAT TRANSPARANSI BERBANTUAN GUI Adi Kurnia Ramadhan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma ABSTRAK Digital data is data that has the ease of accessing high, so that appears rampant crime. One example is the recognition of characters or images owned by others to private ownership. On the other hand has now developed methods of inserting data in other data known as watermarking. In this context the purpose of this research is to make the application of watermark to various values of the coordinates and the level of transparency. While this research method to design and create a watermark using a J2SE program. Experimental results show that differences in extension does not cause problems. Coordinate values to determine the position of the inserted image, and the level of transparency determine visible or not of the inserted image. Thus the authenticity of the document could be improved. Keyword: Proses, Watermarking, Koordinat, Transparansi, GUI. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah berkembang sangat pesat. Ini ditandai dengan semakin mudahnya mengakses informasi dan mendapatkan data dari dunia maya atau internet. Salah satu data yang tingkat pengaksesannya tinggi adalah data digital. Seiring dengan hal itu, saat ini semakin marak kasus yang berhubungan dengan data digital, salah satunya adalah pengklaiman gambar seseorang menjadi hak milik orang lain. Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat dua metode yang bisa digunakan, yaitu metode kriptografi dan metode watermarking. Metoda kriptografi adalah metode pengacakan data menjadi chipertext yang mengutamakan keamanan data saat proses distribusi. Metode watermarking adalah metode penyisipan data dengan suatu data watermark yang mengutamakan perlidungan hak cipta dari data tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu aplikasi watermarking menggunakan bahasa pemrograman J2SE untuk membantu meningkatkan keamanan
Transcript

PROSES WATERMARKING DENGAN PENGATURAN KOORDINAT DAN

TINGKAT TRANSPARANSI BERBANTUAN GUI

Adi Kurnia Ramadhan

Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Digital data is data that has the ease of accessing high, so that appears rampant crime. One example is the recognition of characters or images owned by others to private ownership. On the other hand has now developed methods of inserting data in other data known as watermarking. In this context the purpose of this research is to make the application of watermark to various values of the coordinates and the level of transparency. While this research method to design and create a watermark using a J2SE program. Experimental results show that differences in extension does not cause problems. Coordinate values to determine the position of the inserted image, and the level of transparency determine visible or not of the inserted image. Thus the authenticity of the document could be improved. Keyword: Proses, Watermarking, Koordinat, Transparansi, GUI. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah berkembang sangat pesat. Ini ditandai dengan semakin mudahnya mengakses informasi dan mendapatkan data dari dunia maya atau internet. Salah satu data yang tingkat pengaksesannya tinggi adalah data digital. Seiring dengan hal itu, saat ini semakin marak kasus yang berhubungan dengan data digital, salah satunya adalah pengklaiman gambar seseorang menjadi hak milik orang lain.

Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat dua metode yang bisa digunakan, yaitu metode kriptografi dan metode watermarking. Metoda kriptografi adalah metode pengacakan data menjadi chipertext yang mengutamakan keamanan data saat proses distribusi. Metode watermarking adalah metode penyisipan data dengan suatu data watermark yang mengutamakan perlidungan hak cipta dari data tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu aplikasi watermarking menggunakan bahasa pemrograman J2SE untuk membantu meningkatkan keamanan

dalam pengaksesan data agar data kepemilikan atau originalitas dari data tersebut tetap ada. TINJAUAN PUSTAKA Citra Citra adalah gambar pada bidang 2 dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi yang kontinyu dari intensitas cahaya pada bidang 2 dimensi. Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat – alat optik, misalnya mata pada manusia, kamera dan lain sebagainya sehingga bayangan objek yang disebut citra terekam. Menurut jenisnya citra dibedakan menjadi citra warna, citra grayscale, dan citra biner. Citra Warna Citra warna adalah setiap titik yang mempunyai warna yang spesifik yang merupakan kombinasi 3 warna dasar yaitu merah, hijau dan biru. Format citra ini sering disebut dengan citra RGB. Setiap titik pada citra warna membutuhkan data 3 byte. Citra Grayscale Citra grayscale adalah citra yang hanya menggunakan warna pada tingkatan hitam untuk nilai piksel 0, sampai dengan putih dengan nilai piksel 1. Citra Biner Citra biner adalah citra yang hanya memiliki 2 kemungkinan nilai pada setiap piksel – pikselnya, yaitu 0 dan 1. Nilai 0 adalah background points, biasanya bukan merupakan bagian dari citra sesungguhnya. Sedangkan nilai 1 adalah region points, yaitu bagian dari citra sebenarnya. Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, dengan maksud untuk mendapatkan kualitas citra yang diinginkan (lebih baik yang bersifat relatif). Operasi – operasi yang terdapat di dalamnya adalah :

• Perbaikan kualitas citra (image enhancement) • Pemugaran citra (images restoration) • Segmentasi citra (image segmentation) • Analisa citra (image analysis) • Rekonstruksi citra

Watermarking Watermarking dapat diartikan sebagai suatu trik menyembunyikan data atau informasi untuk “ditumpangi”, tetapi pihak lain tidak menyadari akan kehadiran adanya data tambahan pada hostnya, sehingga seolah – olah tidak ada perbedaan antara data host sebelum dan sesudah proses watermarking. Beberapa aplikasi watermarking yang sering digunakan adalah :

• Owner identification (tanda pengenal kepemilikan) • Proof of ownership • Authentication (keaslian) • Fingerprinting • Medical safety • Broadcast Monitoring

Properti Sistem Watermarking

Terdapat beberapa properti sistem watermarking, yaitu : • Embedding effectiviness (efektivitas penanaman) • Fidelity (ketepatan) • Data payload • Blind or Informed a work (Penyembunyian atau informasi pekerjaan) • False positive rate (tingkat positive palsu) • Robustness (kehandalan) • Security (keamanan)

Pada umumnya algoritma watermarking pada citra digital dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama menurut domain cara kerjanya :

1. Teknik domain spasial 2. Teknik domain frekuensi

Penerapan watermarking dapat dilakukan secara langsung pada domain jenis data digital tersebut atau terlebih dahulu dilakukan transformasi ke dalam domain yang lain. Berbagai transformasi uang dikenal dalam pemrosesan sinyal digital seperti :

• FFT (Fast Fourier Transform) • DCT (Discrete Cosine Transform) • Wavelet Transform

Gambar 1. Skema proses watermarking

Gambar 1 di atas adalah proses watermarking secara umum, dimana terdapat 2 buah gambar yaitu gambar asli dan icon / simbol sebagai penanda kepemilikan. Kemudian dilakukan proses penggabungan atau embbeding dimana kunci disini bersifat pilihan, bisa diikutsertakan maupun tidak saat proses embedding. Setelah semua proses ini selesai, maka akan dihasilkan gambar hasil watermark. Metode Penysisipan Watermark Adapun metode yang sering digunakan dalam proses image watermarking adalah sebagai berikut :

• Metode LSB Metode yang paling mudah dilakukan dengan menggunakan teknik penukaran LSB (Least Significant Bit)

• Metode Spread – Spectrum Pada metode ini, watermark disisipkan secara additive modification

• Metode Quantization Pada metode ini, watermark disispkan secara terquantisasi. Metode ini dapat menampung informasi yang jauh lebih banyak dari spread – spectrum untuk ukuran image yang sama.

• Metode Amplitudo Modulation Pada metode ini, watermark disisipkan seperti pada spread – spectrum, yaitu secara additive modification. Hanya saja proses ini dilakukan pada domain spatial.

Klasifikasi Image Watermarking Image watermarking dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Kategori pertama adalah berdasarkan kenampakkan watermark :

• Visible Watermarking • Invisible Watermarking

Kategori berikutnya adalah berdasarkan kekuatan watermark yang ada pada image : • Fragile Image Watermark • Robust Image Watermark

Pemrograman Java Java adalah suatu teknologi di dunia software komputer, yang merupakan suatu bahasa pemrograman, dan sekaligus suatu platform. Sebagai bahasa pemrograman, Java dikenal sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi. Java mudah dipelajari, terutama bagi programmer yang telah mengenal C/C++. Java merupakan merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek yang merupakan paradigma pemrograman masa depan. Sebagai sebuah platform, Java terdiri atas dua bagian utama, yaitu :

• Java Virtual Machine (JVM) • Java Application Programming Interface (Java API)

Sun membagi arsitektur Java menjadi tiga bagian, yaitu :

• Enterprise Java (J2EE) untuk aplikasi berbasis web, aplikasi sistem tersebar dengan beranekaragam klien dengan kompleksitas yang tinggi.

• Standar Java (J2SE) adalah yang biasa dikenal sebagai bahasa Java. • Micro Java (J2ME) adalah subset dari J2SE dan salah satu aplikasi yang

banyak dipakai untuk wireless device / mobile device. Fitur – fitur Java

• Applet Program Java yang dapat berjalan di atas browser, yang dapat membuat halaman HTML lebih dinamis dan menarik.

• Java Networking Sekumpulan API (Application Programming Interface) yang menyediakan fungsi – fungsi untuk aplikasi – aplikasi jaringan, seperti penyediaan akses untuk TCP, UDP, IP Adrress dan URL.

• Java Database Connectivity (JDBC) JDBC menyediakan sekumpulan API yang dapat digunakan untuk mengakses database seperti Oracle, MySQL, PostgreSQL, Microsoft SQL Server.

• Java Security Java Security menyediakan sekumpulan API untuk mengatur security dari aplikasi Java baik secara high level atau low level, seperti public/private key management dan certificates.

• Java Swing Java Swing menyediakan sekumpulan API untuk membangun aplikasi – aplikasi GUI (Graphical User Interface) dan model GUI yang diinginkan bisa bermacam – macam, bisa model Java, model Motif/CDE atau model yang dependent terhadap platform yang digunakan.

Karakteristik, Kelebihan, serta kekurangan Java Java juga memiliki beberapa karakteristik yang menjadikan Java memiliki

kelebihan dibandingkan bahasa pemrograman yang lain. Adapun karakteristik tersebut adalah : a. Sederhana

Java adalah suatu bahasa pemrograman dimana, para perancangan Java berusaha untuk menciptakan sesuatu bahasa yang mudah dan cepat untuk dipelajari, sehingga bahasa java dibuat dengan ukuran yang relatif kecil.

b. Berorientasi Objek Bahasa pemrograman saat ini mengarah kebahasa pemrograman yang berorientasi objek. Rancangan berorientasi objek merupakan sustu teknik yang memusatkan rancangan pada data (objek) dan antarmuka.

c. Dapat Didistribusikan dengan Mudah Java memiliki library rutin yang lengkap untuk dirangkai pada protocol TCP/IP. Seperti HTTP dan FTP dengan mudah. Kemampuan jaringan Java lebih kuat dan mudah dipakai.

d. Kuat Program yang dibuat dengan Java dapat dipercaya dalam berbagai hal, karena Java banyak menekankan pada pengecekan awal untuk menghindari kemungkinan terjadi masalah, pengecekan pada saat run-time, dan mengurangi kemungkinan timbulnya kesalahan (error).

h. Multithread Multithreading adalah kemampuan suatu program komputer untuk melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, misalnya mencetak file sambil menjelajah Internet. Thread dalam Java juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan kelebihan dari multiprosesor jika sistem operasi yang digunakan mendukung multiprosesor.

Selain itu, bahasa pemrograman Java juga memiliki beberapa kekurangan dibandingkan bahasa pemrograman lainnya, antara lain : a. Tulis sekali, Perbaiki dimana saja

Masih ada beberapa hal yang tidak kompatibel antara platform satu dengan platform lain. Untuk J2SE misalnya, AWT – AWT bridge yang sampai sekarang tidak befungsi pada Mac OS X.

b. Mudah didekompilasi Dekompilasi adalah proses membalikkan dari kode menjadi kode sumber. Ini dimungkinkan karena kode jadi Java merupakan bytecode yang menyimpan banyak atribut bahasa tingkat tinggi, seperti nama – nama kelas, metode dan tipe data. Dengan demikian, algoritma yang digunakan program akan lebih sulit disembunyikan dan mudah dibajak / direverse-engineer.

c. Penggunaan memori yang banyak Penggunaan memori untuk program berbasis Java jauh lebih besar daripada bahasa tingkat generasi sebelumnya seperti C/C++ dan Pascal. Biasanya ini bukan merupakan masalah bagi pihak yang menggunakan teknologi terbaru, tetapi

menjadi masalah bagi mereka yang masih harus berkutat dengan mesin komputer berumur lebih dari 4 tahun.

METODE YANG DIGUNAKAN Metode yang akan digunakan adalah metode LSB. Metode LSB merupakan salah satu metode dalam steganography. Metode ini dilakukan sama seperti penyisipan informasi rahasia pada steganografi, yakni dengan mengganti bit LSB dengan bit watermark yang disisipkan. Cara yang digunakan ialah dengan menambah nilai bit LSB satu bit lebih tinggi atau satu bit lebih rendah dari nilai sebelumnya. Tujuan utama dari LSB adalah memanipulasi nilai suatu titik warna (pixel) sehingga dapat disembunyikan ke dalam titik warna tersebut namun perubahan yang terjadi berusaha diminimalisasi sehingga seakan-akan perubahannya tidak dapat dideteksi oleh manusia. Berikut ini adalah gambar flowchart dari metode LSB secara umum :

T Y

T

Y

Gambar 2. Flowchart metode LSB

Start

Select Carrier File

Input Secret File Or Secret Message

Read Message & Message-Length,Read Carrier File as Filestream,Read Secret-File & Name Of

Secret-File

Carrier File ≥ Secret File ?

Start Embedding

Shift Bits To LSB For Message, Shift Bits To LSB For Message-Length

Store Bits Into Vector In Pair of 2 Bits & Embedded The Message

Write The Embedded Message And Bits In Vector To Output File

Embedded Success?

Output File (Stego File)

End

UJI COBA Untuk mengukur tingkat keberhasilan proses watermarking dilakukan pengujian dengan menggunakan beberapa citra uji yang berbeda. Citra uji yang digunakan selama penelitian antara lain me.png, band.jpg dan pengesahan.gif.

me.png band.jpg pengesahan.gif

Sedangkan untuk citra simbol menggunakan ekstensi yang berbeda seperti pada gambar di bawah ini :

Word.png word.gif word.jpg HASIL DAN ANALISIS

Selanjutnya dilakukan pengujian proses watermark dengan berbagai jenis ekstensi citra asli dan citra simbol yang bebeda, serta dengan berbagai tingkat transparansi. Hasil pengujian secara detail seperti pada tabel berikut.

Tabel 1 hasil uji citra asli me.png dengan tingkat transparansi citra simbol 100% terlihat

No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 1 di atas citra asli me.png disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 50 dan Y = 70. Dari hasil pemrosesan terlihat bahwa posisi citra simbol berada di bagian atas dari citra asli dengan tingkat transparansi 100% terlihat. Tampak bahwa apabila ekstensi citra simbol adalah jpg maka latar belakang citra simbol tersebut tetap terlihat menutupi sebagian area citra asli. Hal ini berbeda bila ekstensi citra simbol adalah gif dan png, seperti tampak pada hasil pengujian no 2 dan 3.

Posisi dari citra simbol mengikuti koordinat yang dimasukkan oleh user. Pada hasil pengujian no 2 nilai koordinat yang berlaku adalah X= 80 dan Y = 200, maka posisi citra simbol terletak lebih ke bawah dibandingkan hasil pada tabel no1. Demikian pula untuk pengujian ketiga nilai koordinat X = 80 dan Y = 350, maka posisi citra simbol berubah kembali. Tabel 2 hasil uji citra asli me.png dengan tingkat transparansi citra simbol 35%

terlihat No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 2, citra asli me.png disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 70 dan Y = 450. Hasil pengujian menunjukkan posisi citra simbol berada di bagian tengah dari citra asli. Hasil penggunaan tingkat transparansi 35% terlihat, tampak pada hasil, ketebalan dari citra simbol lebih rendah atau lebih pudar dibandingkan dengan tingkat transparasi 100%. Untuk pengujian pertama digunakan ekstensi citra simbol adalah jpg sehingga latar belakang citra simbol tersebut tetap terlihat menutupi sebagian area citra asli. Seperti yang telah disampaikan apabila ekstensi citra simbol png dan gif, maka latar belakang citra simbol menjadi tidak tampak. Tabel 3 hasil uji citra asli me.png dengan tingkat transparansi citra simbol 0%

terlihat No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 3, citra asli me.png disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 50 dan Y = 10. Maka hasil pemrosesan terletak 50 point dari batas kiri citra asli dan 10 point dari batas atas citra asli. Namun karena tingkat transparansi 0% maka simbol tersebut tidak terlihat oleh mata. Hasil serupa juga terjadi pada tabel no 2 dan 3 walaupun nilai koordinat citra simbol dirubah.

Tabel 4 hasil uji citra asli band.jpg dengan tingkat transparansi citra simbol 100% terlihat

No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 4, citra asli band.jpg disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 45 dan Y = 35. Maka hasil pemrosesan terlihat bahwa posisi citra simbol berada di bagian atas dari citra asli dengan tingkat transparansi 100% terlihat. Selain itu karena ekstensi citra simbol adalah jpg maka latar belakang citra simbol tersebut tetap terlihat menutupi sebagian area citra asli. Namun ini tidaklah sama dengan ekstensi citra simbol yang lain yaitu gif dan png. Pada kedua ekstensi tersebut, latar belakang dari citra simbol tidak terlihat.

Berkaitan dengan nilai koordinat, posisi citra simbol mengikuti koordinat yang dimasukkan oleh user. Pada hasil pengujian no 2 dan 3, terlihat bahwa posisi dari citra simbol berubah dibandingkan dari hasil pada pengujian no 1 berdasarkan nilai koordinat yang dimasukkan.

Tabel 5 hasil uji citra asli band.jpg dengan tingkat transparansi citra simbol 35% Terlihat

No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 5, citra asli band.jpg disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 200 dan Y = 50. Pada kolom hasil uji coba no 1 terlihat bahwa Gambar citra simbol terpotong. Ini menandakan bahwa ukuran citra simbol yang disisipkan pada citra asli menyesuaikan citra asli yang disisipi. Apabila saat penyisipan ukuran panjang atau lebar citra simbol ada yang melebihi ukuran citra asli, maka kelebihan tersebut akan dihilangkan dan sisa ukurannya tetap ditampilkan pada citra asli. Hasil yang hampir sama juga terlihat pada hasil uji coba no 2 dimana sebagian Gambar dari citra simbol ada yang tidak terlihat karena panjangnya melebihi dari ukuran citra asli. Sedangkan pada hasil no 3 dimana koordinat citra simbol yang disisipkan adalah X = 80 dan Y = 300, terlihat bahwa citra simbol tersebut hilang. Ini dikarenakan tingkat transparansi citra simbol adalah 35% terlihat ditambah warna dari citra simbol dan citra asli sama.

Tabel 6 hasil uji citra asli band.jpg dengan tingkat transparansi citra simbol 0% Terlihat

No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 6, citra asli band.jpg disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 40 dan Y = 80. Maka hasil pemrosesan terletak 40 point dari batas kiri citra asli dan 80 point dari batas atas citra asli. Namun karena tingkat transparansi 0% maka simbol tersebut tidak terlihat oleh mata. Hasil serupa juga terjadi pada tabel no 2 dan 3 walaupun nilai koordinat citra simbol dirubah.

Tabel 7 hasil uji citra asli pengesahan.gif dengan tingkat transparansi citra simbol 100% Terlihat

No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 7, citra asli pengesahan.gif disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 80 dan Y = 150. Dari hasil pemrosesan terlihat bahwa posisi citra simbol berada di bagian atas dari citra asli dengan tingkat transparansi 100% terlihat. Tampak bahwa sebagian area dari citra asli tertutupi oleh citra simbol.

Ini disebabkan oleh ekstensi citra simbol yaitu jpg dimana karena ekstensi tersebut, latar belakang dari citra simbol tetap terlihat sehingga menutupi sebagian area dari citra asli. Hal ini berbeda bila ekstensi citra simbol adalah gif dan png, seperti tampak pada hasil pengujian no 2 dan 3.

Posisi dari citra simbol mengikuti koordinat yang dimasukkan oleh user. Pada hasil pengujian no 2 nilai koordinat yang berlaku adalah X= 300 dan Y = 500, maka posisi citra simbol terletak lebih ke bawah dibandingkan hasil pada tabel no1. Demikian pula untuk pengujian ketiga nilai koordinat X = 100 dan Y = 800, maka posisi citra simbol berubah kembali.

Tabel 8 hasil uji citra asli pengesahan.gif dengan tingkat transparansi citra

simbol 35% Terlihat No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 8, citra asli pengesahan.gif disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 300 dan Y = 600. Hasil pengujian menunjukkan posisi citra simbol berada di bagian atas dari citra asli. Hasil penggunaan tingkat transparansi 35% terlihat, tampak pada hasil, ketebalan dari citra simbol lebih rendah atau lebih pudar dibandingkan dengan tingkat transparasi 100%. Untuk pengujian pertama digunakan ekstensi citra simbol adalah jpg dimana latar belakang simbol tetap terlihat. Namun karena warna dari latar belakang citra simbol dan warna dasar dari citra asli sama, maka seakan latar belakang dari citra simbol tidak terlihat. Lain halnya dengan hasil pada tabel no 2 dan 3. Seperti yang telah disampaikan apabila ekstensi citra simbol png dan gif, maka latar belakang citra simbol menjadi tidak tampak.

Tabel 9 hasil uji citra asli pengesahan.gif dengan tingkat transparansi citra simbol 0% Terlihat

No Citra Asli Citra Simbol Hasil

1

2

3

Pada tabel 9, citra asli pengesahan.gif disisipi dengan citra simbol word.jpg dengan koordinat citra simbol X = 35 dan Y = 50. Maka hasil pemrosesan terletak 35 point dari batas kiri citra asli dan 50 point dari batas atas citra asli. Namun karena tingkat transparansi 0% maka simbol tersebut tidak terlihat oleh mata. Hasil serupa juga terjadi pada tabel no 2 dan 3 walaupun nilai koordinat citra simbol dirubah. KESIMPULAN

Setelah melalui serangkaian uji coba dengan nilai koordinat, transparansi dan ekstensi yang berbeda, didapatkan hasil bahwa proses watermarking berjalan lancar. Tidak ada masalah yang signifikan yang membuat proses penggabungan terganggu. Proses penyisipan antara citra asli dan citra simbol dengan ekstensi yang berbeda serta pembuatan gambar hasil penyisipan dengan eksetensi yang berbedapun berjalan normal. Nilai koordinat yang dimasukkan akan mempengaruhi posisi citra simbol pada citra asli, namun tidak mengganggu proses penyisipan, hanya saja jika ukuran citra simbol melebihi batas dari citra asli setelah dimasukkan nilai koordinat, citra simbol tersebut akan terpotong dan menyesuaikan batasnya dengan citra asli. Selain itu tingkat transparansi juga mempengaruhi ketebalan dari citra simbol itu sendiri saat disisipkan. Tingkat transparansi 100% membuat citra simbol terlihat solid, tingkat

transparansi 35% membuat citra simbol terlihat agak pudar atau hilang, dan tingkat transparansi 0% membuat citra simbol tidak terlihat.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Usman. Pengolahan citra digital. GRAHA ILMU, Yogyakarta C. Gonzalez Rafael, E. Woods Richard. Digital Image Processing second edition. Pearson Prentice hall. Irawan.2007. 7 Jam Belajar Interaktif JAVA untuk Orang Awam. MAXIKOM: Palembang. J. Cox Ingemar et al. 2008. Digital Watermarking and Steganography second edition. Morgan Haufmann. URL : http://www.infibeam.com/Books/info/Ingemar-J-Cox/Digital-Watermarking-

and-Steganography/0123725852.html. Luthfi Muhammad. 2009. Analisis dan Implementasi Watermark untuk Copyright

Image Labelling. URL : http://www.informatika.org/~rinaldi/Kriptografi/2009-

2010/Makalah1/Makalah1_IF3058_2010_025.pdf. 2 Juni 2010. Modul praktikum 2 Dasar Pengolahan Citra 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember. URL : http://lecturer.eepis-its.edu~riyantocitra-bab2.pdf. 26 Mei 2010. Modul praktikum 2 Dasar Pengolahan Citra (2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember. URL : http://lecturer.eepis-its.edu~riyantocitra-bab3.pdf. 26 Mei 2010. Raharjo Budi, Heryanto Imam, Haryono Arif. 2007. Mudah Belajar Java. Informatika: Bandung. Sugiharto Aris, Arif Helmie. 2005. Ketahanan Watermarking Terhadap Serangan Kompresi JPEG. URL : http://eprints.undip.ac.id/2323/1/3_Aris_S_(watermarking-2).pdf. 5 Juni 2010. Setiadikarunia Daniel, Danandy Yohanes. 2008. Teknik Adaptive Watermarking pada Domain Spasial. URL :

http://lemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/SATEK%202008/VERSI%20PDF/bidang%205/5-23.pdf. 10 Juni 2010.

URL : http://nunisriwijayani.blog.upi.edu/2009/06/27/paper-pertama/. 13 Juli 2010 URL :

http://ussie.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/13437/PERBAIKAN+KUALITAS+CITRA+1.pdf. 2 Juni 2010.


Recommended