+ All Categories
Home > Documents > Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

Date post: 13-Jun-2015
Category:
Upload: septiadhi-wirawan
View: 515 times
Download: 9 times
Share this document with a friend
Description:
potensi sumber daya alam riau dan kepulauan riau
Popular Tags:
77
Potensi SumBer Daya Alam Riau Dan Kepulauan [Septiadhi Wirawan] [Sumber Daya Alam Anorganik] [07/250925/TK/32472]
Transcript
Page 1: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia
Page 2: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB I: PENDAHULUAN: RIAU DAN KEPULAUAN RIAU, POTENSI KAMPUNG ANAK MELAYU..................2

PENDAHULUAN.................................................................................................................2

RIAU DAN KEPULAUAN RIAU.............................................................................................4

ANALISA POTENSI SUMBER DAYA ALAM RIAU DAN KEPULAUAN RIAU.........................................6

KEPULAUAN RIAU......................................................................................................6

RIAU (DARATAN).....................................................................................................13

BAB II: GELIAT INDUSTRI DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU.........................................................23

ULASAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM.............................................................................23

BATU BARA............................................................................................................24

MINYAK BUMI.........................................................................................................24

GAS ALAM.............................................................................................................26

KAOLIN..................................................................................................................28

GRANITE................................................................................................................29

BAUKSIT................................................................................................................30

PASIR KUARSA........................................................................................................30

PASIR BESI.............................................................................................................31

TIMAH...................................................................................................................32

FELDSPAR.................................................................................................................33

INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA ALAM RIAU DAN KEPULAUAN RIAU......................................................34

PERTAMINA...............................................................................................................35

CHEVRON PACIFIC INDONESIA............................................................................................40

BAB III: PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PEMANFAATAN POTENSI SUMBERDAYA ALAM ANORGANIK DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU...............................................................................................42

KACA DARI PASIR KUARSA..............................................................................................42

ALUMINIUM DARI BAUKSIT..............................................................................................45

PENGOLAHAN MINYAK BUMI...........................................................................................49

Page 3: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

2

BAB I: PENDAHULUAN: RIAU DAN KEPULAUAN RIAU, POTENSI KAMPUNG ANAK MELAYU

Gurindam-VJika hendak mengenal orang berbangsa,lihat kepada budi dan bahasa,Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,sangat memeliharakan yang sia-sia.

PENDAHULUAN

ndonesia sebuah negeri yang sangat besar tercatat tak kurang dari 16.000 pulau

berada dalam kesatuan negara Republik Indonesia ini. Dan tak salah lagi,

kepulauan ini sudah dikenal semenjak ratusan tahun yang lalu. Tercatat sudah

semenjak abad ke 13 perdagangan dengan pedagang dari arab sudah dilakukan di

semenanjung malaka. Banyak pedagang pedagang lain pula seperti dari china dan

India. Dan semenjak abad ke 16, pedagang pedagang eropa masuk dan mulai

memonopilo perdagangan rempah di Indonesia. Sampai akhirnya belanda secara

serius menjajah nusantara ini dan membuat koloni dan menggali kekayaan alam

Indonesia untuk dikirimkan ke negeri asalnya negeri kincir angin.

I

Abstraks tersebut merupakan sebuah gambaran, keadaan Indonesia sebuah

negeri yang menyimpan kekayaan alam yang sangat melimpah. Sebuah anugerah yang

terletak di posisi strategis ini sudah dari dahulu menjadi incaran banyak sekali pihak

pihak. Namun hal yang masih sangat disayangkan

adalah kekayaan ini, sebuah potensi yang

tersembunyi di alam nusantara masih belum mampu

sepenuhnya teroptimalkan untuk dikembangkan

menjadi asset Negara yang mampu mengantarkan

rakyatnya menuju kesejahteraan nasional. Kejadian

nyata yang terjadi saat ini adalah beberapa

pertambangan emas, sumur minyak, dan beberapa

situs penggalian kekayaan mineral masih dikuasai pihak asing. Bahkan tersebut pada

Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta (16,58 persen).

http://dds.bps.go.id

Page 4: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

3

sebuah buku yang ditulis oleh mantan ketua MPR Amien Rais, pembagian profit di

beberapa Oil dan Gas Plant di Indonesia jelas jelas tidak menguntungkan pihak

Indonesia. Sungguh sangat disayangkan keadaan ini menyebabkan kita menjadi seperti

tidak berdaulat di negeri sendiri dimana, kekayaan alam kita yang melimpah justru

dikuasai oleh pihak asing. Namun anggapan ultra nasionalisme yang terlalu menutup

mata atas modal asing, dimana konsep berdiri di atas kaki sendiri di tranlasikan terlalu

sederhana juga tidak benar. Kondisi bangsa ini belum mampu memang untuk

mengembangkan semua potensi yang ada dalam dirinya. Bayangkan untuk kegiatan

ekspllorasi saja dalam usaha pencarian sumber minyak baru sudah menghabiskan

biaya yang sangat tinggi. Belum lagi teknologi terbaru dalam semua kegiatan

pengembangan sumberdaya alam kita masih dibilang sedikit tertinggal.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis berkenan untuk memaparkan

potensi kekayaan alam yang tersimpan dalam bumi Indonesia dan dalam kesempatan

ini akan dispesialisasikan kepada dua provinsi yang berada di pulau sumatera, Riau

yang kini telah pecah menjadi dua provinsi yaitu Riau, dan Kepulauan Riau. Kedua

provinsi ini merupakan dua provinsi yang berada pada gerbang perdagangan dunia,

berbatasan dengan Malaysia dan Singapur, Potensi yang dimiliki juga tidak tanggung

dan telah dikenal sejak jaman colonial.

Riau telah menjadi Daerah penghasil

Minyak Bumi yang ternama semenjak

Tahun 30an, semenjak Caltex berdiri

dan mengembangkan Perminyakan di

wilayah itu. Tujuan dari penulisan

makalah yang merupakan tugas pada

mata kuliah sumber daya alam

anorganik, adalah untuk memaparkan

potensi yang ada pada kedua provinsi yaitu provinsi riau dan kepulauan riau agar

dapat diketemukan semua potensi yang ada pada kedua provinsi tersebut baik yang

sudah dikembangkan maupun yang belum dikembangkan agar kedepannya

Lambang Caltex sebelum tahun 1947

Page 5: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

4

mahasiswa sebagai agent of change memiliki kepercayaan diri, kebanggan pada

negerinya yang kaya dan mempunyai wawasan teknologi dalam pengembangan

sumber daya alam yang ada di wilayahnya dalam hal ini khususnya pengembangan

sumber daya alam anorganik. Lingkup pembahasan pada makalah ini adalah

penganalisaan sumber sumber daya alam yang ada di wilayah riau dan riau kepulauan,

pengidentifikasian industry yang ada di wilayah tersebut berdasarkan peta industry

dan teknologi tekologi yang dapat dikembangkan dalam rangka mengembangkan

potensi sumberdaya alam tersebut.

RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Sekilas mengenai Riau dan kepulauan Riau. Riau disebutkan sebagai pusat kebudayaan

melayu di dunia. Dilihat dari sejarahnya, Riau dahulu

merupakan bagian dari Kesultanan Johor-Riau yang

merupakan pecahan dari Kesultanan malaka yang pada

saat itu digempur oleh belanda, karena belanda sangat

menginginkan untuk menguasai Bandar malaka.

Kesultanan Johor-Riau mencapai kejayaan saat dipimpin

sultan Ali Haji seorang sultan keturunan bugis melayu,

dimana saat kepemimpinannya, dibangun Bandar

dagang baru yang juga menjadi pusat pemerintahan kesultanan saat itu yaitu tanjung

pinang. Pada masa itu, Tanjung pinang berkembang menjadi Bandar dagang

internasional menggantikan Bandar malaka yang saat itu dikuasai oleh Belanda.

Tanjung pinang pun berkembang menjadi pusat kebudayaan melayu dimana

kesusasteraan melayu merupakan hal yang sangat diminati, posisi bahasa melayu pun

menjadi setara dengan bahasa bahasa dunia saat itu lainnya seperti bahasa china,

arab dan inggris.

Tercatat sebuah perang yang terjadi antara kesultanan Johor – Riau dengan

Belanda yang akhirnya dimenangkan oleh belanda yang akhirnya menguasai tanjung

Page 6: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

5

pinang dan menetapkannya menjadi pusat armada militernya. Titik puncak

kemunduran kesultanan Riau adalah saat Kesultanan Johor – Riau yang melingkupi

Wilayah Johor-Riau-Lingga-Pahang, dipecah belah oleh belanda dan inggris dengan

ditanda tanganinya Traktat London pada tahun 1824. Sehingga Johor yang saat itu

dipengaruhi inggris ditetapkan menjadi wilayah Britania (inggris) sedangkan Riau –

Lingga yang dipengaruhi Belanda menjadi wilayah belanda.

Pada masa masa awal kemerdekaa, Riau tergabung dengan jambi dan

sumatera barat yang disebut dengan sumatera tengah, namun Pada tahun 1958

ditetapkan oleh pemerintah untuk memekarkan wilayah sumatera tengah yang saat

itu sedang dilanda pemberontakan PRRI. Pada awalnya Provinsi Riau yang dibentuk

beribukota di Tanjung pinang, namun setelah masa masa pemberontakan telah usai,

maka ibukota pun dipindahkan ke Pekanbaru.

Pada masa kini,

Riau berkembang

menjadi sebuah

propinsi besar yang

perkembanganya

terbilang cukup pesat.

Sampai sampai pada

tahun 2002 daerah

bintan lingga dan riau kepulauan lainnya sampai daerah natuna terlepas dari riau

daratan, berdiri sendiri menjadi provinsi bernama Riau Kepulauan. Dan sampai saat ini

perkembangan Kepulauan Riau (Kepri) sungguh sangat pesat walaupun masih

terhitung sangat muda. Keberadaan letak posisinya yang sangat berdekatan dengan

Malaysia dan Singapore menjadi nilai lebih tersendiri. Namun ini bukan hanya karena

factor Investasi namun juga keberuntungan dari letaknya yang berada di pintu

perdagangan dunia sehingga menyebabkan potensi perdagangan tak terbayangkan

Kilang Minyak di Provinsi Riau

Page 7: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

6

dari wilayah Kepri. Sebagaimana selama ini orang terbiasa mengetahui pesatnya

perkembangan di wilayah Batam.

Namun tidak karena lepasnya Kepri,

Riau daratan menjadikan pengembangan

wilayah riau daratan menjadi tersendat.

Setelah sistem otonomi daerah

diimplementasikan, pengembangan wilayah

riau mendapat tantangan baru. Riau kini

menjadi lebih fokus dalam

mengembangkan potensi yang tertanam

dalam perut bumi baik minyak dan gas

maupun mineral batu bara lainnya juga berbagai potensi yang terdapat di atas

permukaan tanahnya seperti sector kehutanan, perkebunan dan lain lain.

Pada akhirnya didapat kesimpulan bahwa Riau dan Kepulauan riau merupakan

dua wilayah yang memang tak bias dipisahkan, keberadaannya saling menunjang satu

sama lain, antara lain juga dalam mewujudkan kawasan ekonomi Riau, Malaysia,

Singapura. Potensi potensi yang ada di dua wilayah ini merupakan potensi yang

diperebutkan oleh banyak pihak sejak jaman dahulu. Dan sudah menjadi tugas

mahasiswa pada masa kini untuk terus mempertahankan budaya dan memperluas

pengetahuan untuk dapat mengembangakan sendiri apa yang ada di tanah melayu

tersebut.

ANALISA POTENSI SUMBER DAYA ALAM RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

KEPULAUAN RIAU

KONDISI GEOGRAFIS

Kota Batam sebagai Pusat perekonomian Kepulauan Riau

Page 8: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

7

Secara geografis Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga yaitu

Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251,810,71 km dengan

96 persennya adalah perairan dengan 1350 pulau besar dan kecil telah menunjukkan

kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan. Ibukota Provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang.

Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan

terpadat pada tingkat internasional, serta pada bibir pasar dunia yang memiliki

peluang pasar. (Wikipedia)

DAFTAR KABUPATEN DAN KOTAMADYA

No.

Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Bintan Bandar Seri Bentan

2 Kabupaten Karimun Tanjung Balai Karimun

3 Kabupaten Kepulauan Anambas Tarempa

4 Kabupaten Lingga Daik, Lingga

5 Kabupaten Natuna Ranai, Bunguran Timur

6 Kota Batam -

7 Kota Tanjung Pinang -

Dari http://id.Wikipedia.org

Page 9: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

8

PETA KEPULAUAN RIAU

KLASIFIKASI POTENSI

kedalaman tanah > 700 M

Kedalaman tanah < 700 M

Permukaan Tanah

Air (Laut dan Darat)

Udara

Page 10: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

9

UDARA

KANDUNGAN GAS DALAM UDARA

No Nama gas mulia Simbol Fraksi Mol Persentase volume

1 Nitrogen N2 0.78084 78.08

2 Oxygen O2 0.209476 20.95

3 Argon Ar 0.00934 0.93

4 Carbon Dioxide CO2 0.000314 0.038

5 Neon Ne 0.00001818 0.0018

6 Methane CH4 0.000002 -

7 Helium He 0.00000524 0.0005

8 Krypton Kr 0.00000114 0.0001

9 Hydrogen H2 0.0000005 0.00005

10 Xenon Xe 0.000000087 8.7x10^-6

Dari: http://en.wikipedia.org

CRC Handbook of Chemistry and Physics, 1997 Edition

Page 11: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

10

AIR (DARAT DAN LAUT)

POTENSI SUMBERDAYA HAYATI

No Jenis Sumberdaya Luas

(Ha)

Wilayah Sebaran

Ekosistem

1 Terumbu Karang 50.718,

3

Kota Batam, Kabupaten

Bintan, Kabupaten Natuna

dan Kabupaten Lingga

2 Hutan

Bakau(Mangrove)

57.849,

2

Se- Provinsi Kepulauan

Riau

3 Padang Lamun 11.489,

6

Se- Provinsi Kepulauan

Riau

4 Rumput Laut 37.634,

8

Kabupaten Kepulauan Riau

Dari: http://kepriprov.go.id/

POTENSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PERAIRAN

No Jenis Bahan

Galian

Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan

1 Minyak Bumi Natuna 298,81 MMBO

2 Gas Alam Natuna 55,3 TSCF

Dari: http://kepriprov.go.id/

Page 12: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

11

PERMUKAAN TANAH

POTENSI BAHAN GALIAN

No Jenis Bahan

Galian

Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan

1 Pasir Besi Lingga

Natuna

-

-

2 Pasir Darat Karimun

Lingga

Bintan

16.800.000 m3

-

-

3 Pasir Laut Karimun

Bintan

- 7.164.348.267 ton

4 Granit Karimun

Bintan

Natuna

Lingga

4.204.840 ton

-

19.662.288.605 m3

-

5 Granulit Natuna 1.148.000.000 m³.

6 Feldspar Lingga -

Dari: http://kepriprov.go.id/

BAWAH TANAH KEDALAMAN < 200 M

POTENSI BAHAN GALIAN

No Jenis Bahan Galian Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan

1 Timah Karimun

Lingga

11.360.500 m3

-

2 Bauksit Bintan -

Page 13: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

12

Karimun

Lingga

T. Pinang

3.832.500 m3

-

1.150.000 m3

3 Zircon Lingga -

4 Antimon Natuna -

5 Diorit Natuna

Lingga

882.000.000

-

6 Andesit Natuna

Karimun

-

20.000.000 m3

7 Rijang Natuna 78.013.300.931 m3

8 Kaolin Lingga -

9 Batu setengah

permata

Lingga -

10 Hornfels Natuna 43.240.000 m3

11 Batuan Ultrafamic Natuna 36.555.921.955 m

Dari: http://kepriprov.go.id/   

BAWAH TANAH KEDALAMAN > 200 M

POTENSI MINYAK DAN GAS BUMI

No Jenis Bahan

Galian

Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan

1 Minyak Bumi Natuna 298,81 MMBO

2 Gas Alam Natuna 55,3 TSCF

Dari: http://kepriprov.go.id/

Page 14: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

13

RIAU (DARATAN)

KONDISI GEOGRAFIS

Berdasarkan data dari Kanwil Badan Pertanahan Nasional

Provinsi Riau, Provinsi Riau memiliki luas area sebesar 8

915 015,09 Hektar. Keberadaannya membentang dari

lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka,

terletak antara 01o05'00’’ Lintang Selatan sampai

02o25'00’’ Lintang Utara atau antara 100o00'00’’ Bujur Timur-105o05'00’’ Bujur Timur.

Di daerah daratan terdapat 15 sungai, di antaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti

penting sebagai prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km) dengan

kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar

(400 km) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 km) dengan

kedalaman 6-8 m. Ke 4 sungai yang membelah dari pegunungan dataran tinggi Bukit

Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut

laut.

Batas-batas daerah Riau adalah:

o Sebelah Utara:

Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara

o Sebelah Selatan:

Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat

o Sebelah Timur:

Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka

o Sebelah Barat:

Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara

(Wikipedia)

Page 15: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

14

DAFTAR KABUPATEN DAN KOTAMADYA

No.

Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Bengkalis Bengkalis

2 Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan

3 Kabupaten Indragiri Hulu Rengat

4 Kabupaten Kampar Bangkinang

5 Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan

6 Kabupaten Pelalawan Pangkalan Kerinci

7 Kabupaten Rokan Hilir Ujung Tanjung (de juree), Bagan Siapi-api (de facto)

8 Kabupaten Rokan Hulu Pasir Pengaraian

9 Kabupaten Siak Siak Sri Indrapura

10 Kabupaten Kepulauan Meranti

Selatpanjang

11 Kota Pekanbaru -

12 Kota Dumai -

Dari http://id.Wikipedia.org

Page 16: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

15

PETA KEPULAUAN RIAU

KLASIFIKASI POTENSI

kedalaman tanah > 700 M

Kedalaman tanah < 700 M

Permukaan Tanah

Air (Laut dan Darat)

Udara

Page 17: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

16

UDARA

KANDUNGAN GAS DALAM UDARA

No Nama gas mulia Simbol Fraksi Mol Persentase volume

1 Nitrogen N2 0.78084 78.08

2 Oxygen O2 0.209476 20.95

3 Argon Ar 0.00934 0.93

4 Carbon Dioxide CO2 0.000314 0.038

5 Neon Ne 0.00001818 0.0018

6 Methane CH4 0.000002 -

7 Helium He 0.00000524 0.0005

8 Krypton Kr 0.00000114 0.0001

9 Hydrogen H2 0.0000005 0.00005

10 Xenon Xe 0.000000087 8.7x10^-6

Dari: http://en.wikipedia.org

CRC Handbook of Chemistry and Physics, 1997 Edition

Page 18: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

17

AIR (DARAT DAN LAUT)

POTENSI SUMBERDAYA HAYATI

Potensi sumber daya yang terdapat di perairan terutama dikembangkan di daerah

perikanan air tawar yaitu

1. Budidaya ikan di tambak

Budidaya ini terutama berkembang di daerah Indragiri Hilir, Siak dan Bengkalis

2. Budidaya ikan air tawar di Kolam

Budidaya ini berkembang di daerah Palalawan dan siak

Selain itu pula terdapat kegiatan bernelayan untuk mengekslorasi kekayaan hayati di

daerah laut Provinsi riau, yaitu antara lain di seluruh pesisir provinsi riau terutama di

daerah bengkalis

PERMUKAAN TANAH

POTENSI BAHAN MINERAL

Potensi mineral yang terdapat atas permukaan tanah di Provinsi Riau antara lain:

1. Pasir Kuarsa

2. Pasir Laut

POTENSI PERKEBUNAN

Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian

baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di

Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari

semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun,

dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya.

Page 19: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

18

Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi Tahun 2006

No. KABUPATEN/ KOTA LUAS AREAL (Ha)

KLP. SAWIT KELAPA KARET KOPI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Kuantan Singingi

Indragiri Hulu

Indragiri Hilir

Pelalawan

Siak

Kampar

Rokan Hulu

Bengkalis

Rokan Hilir

Pekanbaru

Dumai

60.547,70

55.667,00

37.547,00

54.392,00

93.115,18

139.195,00

105.998,00

99.575,00

80.399,00

0

21.933,00

2.274,95

2.024,15

379.509,00

26.316,00

3.395,80

2.892,00

760,23

50.407,00

5.944,00

0

2.033,00

157.070,12

72.894,15

3.225,00

22.436,50

18.124,95

81.691,00

46.087,00

50.779,00

36.678,00

0

1.736,00

389,40

1.276,40

4.234,00

830,00

801,56

379,00

634,57

1.217,50

1.054

0

0

R A K Y A T 748.368,88 475.556,13 490.721,72 10.816,43

  P B N 72.011,00 - 10.901,00 -

  P B S 709.770,51 - 12.847,00 -

   J U M L A H  1.530.150,39  475.556,13 514.469,72 10.816,43

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau – 2006

POTENSI KEHUTANAN

Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mengcakup semua upaya memanfaatkan

dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain

serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian

Page 20: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

19

keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam

realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang,

fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.

Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di Kabupaten/Kota

No

.

KABUPATEN/

KOTA

HL HSAW HPT HPTb HB

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Kuantan Singingi

Indragiri Hulu

Indragiri Hilir

Pelalawan

Siak

Kampar

Rokan Hulu

Bengkalis

Rokan Hilir

Pekanbaru

Dumai

49.040,66

21.315,58

34.973,05

0

0

41.697,04

67.574,05

1.995,80

12.197,64

0

0

48.817,23

147.304,9

9

24.761,92

33.976,47

72.314,30

102.097,3

3

0

94.184,28

559,60

749

4.721,60

0

54.506,18

217.634,62

424.456,69

188.187,69

34.392,45

51.592,17

212.767,32

138.739,08

0

145.840,58

127.145,33

161.698,97

54.731,34

297.018,16

215.229,48

304.072,31

134.771,75

347.591,18

276.385,08

15.024

644,86

0

0

63.534,01

444,78

6.830,56

0

0

47.600,02

8.441,46

0

11.582,79

T O T A L 228.793,8

2

529.487,0

2

1.468.116,7

8

1.934.312,1

2

138.433,6

2

Sumber : RTRW Provinsi Riau 2001 – 2015

Keterangan :

HL : Hutan Lindung (Ha)

HSAW : Hutan Suaka Alam dan Wisata (Ha)

HPT : Hutan Produksi Tetap (Ha)

Page 21: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

20

HPTb : Hutan Produksi Terbatas (Ha)

HB : Hutan Bakau (Ha)

POTENSI PERTANIAN

Pada awal tahun 2007 saja, potensi pertanian khususnya tanaman pangan dan

hortikultura cukup besar dimana untuk penggunaan lahan sawah sebesar 278.876 Ha

dan bukan lahan sawah 1.120.177 Ha, dari luas 8.915.016 Ha. Realisasi luas tanam

padi sampai awal tahun 2007 seluas 114.612 Ha. Untuk itu perlu diupayakan

peningkatan penggunaan lahan pertanian lebih secara intensif dan penggunaan

teknologi tepat guna serta peningkatan Indek Pertanaman (IP.100 menjadi IP.200),

serta pembukaan kawasan sentra pertanian baik untuk tanaman pangan maupun

hortikultura dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas juga mutu produk

yang dihasilkan.

Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten/Kota

No. KABUPATEN/ KOTA PADI JAGUNG SINGKONG/ UMBI

LAP JP LAP JP LAP JP

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kuantan Singingi

Indragiri Hulu

Indragiri Hilir

Pelalawan

Siak

Kampar

Rokan Hulu

Bengkalis

Rokan Hilir

Pekanbaru

9.412

4.608

30.721

9.844

5.860

8.980

14.763

10.473

36.895

0

30.517

13.577

103.911

30.618

18.717

25.900

36.325

33.245

123.714

0

219

966

5.417

4.928

366

1.218

1.351

227

515

128

470

2.045

12.333

11.162

784

2.672

2.967

487

1.106

274

369

398

286

251

222

849

628

479

271

238

3.760

3.707

3.666

2.426

4.709

10.631

4.923

5.122

3.520

2.344

Page 22: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

21

11. Dumai 4.621 12.846 204 428 217 3.078

T O T A L 136.177 429.380 15.539 34.728 4.208 47.586

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Riau 2006

Keterangan : LAP = Luas Areal Produksi (Ha)

JP = Jumlah Produksi (Ton)

BAWAH TANAH KEDALAMAN < 200 M

POTENSI BAHAN GALIAN

Perkembangan pertambangan umum di Provinsi Riau relatif cukup pesat, ditandai

dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang ini yang ikut serta dalam

mengusahakan beberapa hasil pertambangan antara lain

1. Batu bara

2. Kaolin

3. Bentonite

4. Granite

5. Bauksit

6. Timah

7. Emas

8. andesit

Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau

No. KABUPATEN/KOTA POTENSI PERTAMBANGAN (TON)

BATU BARA TIMAH EMAS

1.

2.

3.

4.

Kuantan Singingi

Indragiri Hulu

Indragiri Hilir

Kampar

140.000.000

1.600.000.000

65.000.000

75.000.000

-

-

-

3.000

120.078

-

-

59.470

Page 23: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

22

5. Rokan Hulu 145.000.000 - -

J U M L A H 2.025.000.000 3.000 179.548

Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau

Produksi Pertambangan di Provinsi Riau Tahun 2004 – 2006 Menurut Jenis

J E N I S SATUAN P R O D U K S I

2004 2 0 0 5 2 0 0 6

1. Batu Bara Metrik Ton 651 344,52 909 468,924 2.040.500,69

2. Gambut Ton 77 102,20 285 740,400 423.587,40

Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau

BAWAH TANAH KEDALAMAN > 200 M

POTENSI MINYAK DAN GAS BUMI

Struktur ekonomi Provinsi Riau sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan dengan

migas seperti sektor pertambangan dan industri.

Produksi Pertambangan di Provinsi Riau Tahun 2004 – 2006 Menurut Jenis

J E N I S SATUAN P R O D U K S I

2004 2 0 0 5 2 0 0 6

1. Minyak Bumi

    Crude Oil

Ribu Barel 181 302,85 166 224,300 157.765,42

2. Kondensat Ribu Barel - - -

3. Gas Bumi Ribu MSCF - - -

Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau

Page 24: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

23

BAB II: GELIAT INDUSTRI DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

ndustri merupakan sebuah titik penting dalam sejarah manusia, revolusi industri

telah membawa manusia dari jaman dimana keterbatasan akhirnya terus

menerus ditekan, manusia berusaha terus menerus mencukupi semua kebutuhan

hidup yang dibutuhkannya dengan jumlah yang tentu saja terus mengikuti kebutuhan

pasar yang ada.

IIndonesia sebagai sebuah Negara yang memiliki potensi yang sangat besar dilihat dari

keberadaan sumber daya alamnya baik yang organic maupun anorganik tentu saja hal

ini merupakan sebuah tantangan bagi semua pihak yang terlibat dalam sector industri

dalam pengembangan potensi ini selanjutnya.

Berikut akan diulas beberapa jenis potensi sumber daya alam dan kearah mana saja

pengembangan sumber daya alam tersebut dapat dibawa menjadi produk yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia, dalam hal ini potensi potensi tersebut merupakan

kekayaan alam di dua provinsi yaitu riau dan kepulauan riau. Dan akan dibahas pula

beberapa sector industri yang telah menggarap potensi kekayaan yang ada di kedua

provinsi itu.

ULASAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Potensi sumber daya alam yang ada di riau dan kepulauan riau sangat beragam,

dengan persebaran yang merata, potensi sumber daya alam anorganik yang terutama

kebanyakan merupakan bahan tambang, sedangkan perbedaan potensi sumber daya

alam organic kedua provinsi tersebut tentu saja dipengaruhi perbedaan tipe alam

yaitu antara kepulauan dan daratan.

Page 25: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

24

BATU BARA

Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari tetumbuhan

dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan panas yang

berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification) memerlukan jutaan

tahun, mulai dari awal pembentukan yang menghasilkan gambut, lignit,

subbituminus, bituminous, dan akhirnya terbentuk antrasit.

Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan

Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera

dan Kalimantan), pada umumnya endapan batubara tersebut tergolong usia muda,

yang dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur Tersier Bawah dan Tersier

Atas.

Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan

Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun

dalam jumlah kecil, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawes

MINYAK BUMI

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang

dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat

gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari

beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari

berbagaihidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam

penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang

kemudian, setelah diolah lagi, menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll.

Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.

Page 26: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

25

Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan

C4H10 (butana) - semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -

42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1° F).

Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih.

Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean),

dan produk cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur

bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah

C10

Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline®) berada di antara

C16 sampai ke C20.

Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan

bitumen aspal.

Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:

minyak eter : 40 - 70 °C (digunakan sebagai pelarut)

minyak ringan: 60 - 100 °C (bahan bakar mobil)

minyak berat: 100 - 150 °C (bahan bakar mobil)

minyak tanah ringan : 120 - 150 °C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah

tangga)

kerosene : 150 - 300 °C (bahan bakar mesin jet)

minyak gas : 250 - 350 °C (minyak diesel/pemanas)

minyak pelumas : > 300 °C (minyak mesin)

sisanya: tar, aspal, bahan bakar residu

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat

ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara

alami dalam perut bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan

ilmiah.

Page 27: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

26

GAS ALAM

Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar

fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana C H 4). Ia dapat ditemukan

di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang

kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari

bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat

ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan

kotoran manusia dan hewan.

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang

merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung

molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8)

dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga

merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke

atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai

polutan ketimbang sumber energi yang

berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer

bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon

dioksida dan air, sehingga efek rumah

kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif

hanya berlangsung sesaat. Sumber metana

yang berasal dari makhluk hidup

kebanyakan berasal dari rayap, ternak

(mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per

tahun secara berturut-turut).

Komponen %

Metana (CH4) 80-95

Etana (C2H6) 5-15

Propana (C3H8) and Butane (C4H10) < 5

Page 28: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

27

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga

terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil.

Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.

Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama

dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan

dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas

alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau.

Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas

tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi

kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak

berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya

pernafasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level

yang dapat membahayakan.

Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan

menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung

mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,

seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah

meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat

menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah

antara 5% hingga 15%.

Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :

Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik

Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar

kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga

hotel, restoran dan sebagainya.

Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia,

metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low

Page 29: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

28

density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene,

PVC=poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry

ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan

pemadam api ringan.

Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas

(LNG.

Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner

(AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan

beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.

KAOLIN

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan

kandungan besi yang rendah, dan umumnya

berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin

mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat

(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral

penyerta.

Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan

dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada

dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.

Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan

halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan

Page 30: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

29

umumnya membentuk endapan tersendiri.

Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63,

plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.

Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar

di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.

GRANITE

Granit merupakan salah satu batuan beku, yang bertekstur granitik dan struktur

holokristalin, serta mempunyai komposisi kimia

±70% SiO2 dan ±15% Al2O3, sedangkan mineral

lainnya terdapat dalam jumlah kecil, seperti biotit,

muskovit, hornblende, dan piroksen. Umumnya

granit berwarna putih keabuan, Sebagai batu hias

warna granit lainnya adalah merah, merah muda,

coklat, abu-abu, biru, hijau, dan hitam, hal ini

tergantung pada komposisi mineralnya.

Granit merupakan batuan beku asam plutonik atau terbentuk dan membeku

dalam kerak bumi. Bentuk cebakan yang terjadi dapat berupa dike, sill, atau dalam

bentuk masa yang besar dan tidak beraturan. Batuan lelehan dari granit disebut

rhiolit, yang mempunyai susunan kimia dan mineralogy yang sama dengan granit

tetapi tekstur dan strukturnya berlainan.

Granit mempunyai sumber cadangan yang potensial, namun sampai saai ini belum

banyak yang ditambang. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan

Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan

Page 31: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

30

BAUKSIT

Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan

susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu

berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral

gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit

mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 –

12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%.

Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika

dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan

sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa

(SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan

tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung,

lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,

yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.

Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di

kedalaman tertentu.

Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau,

Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan

PASIR KUARSA

Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan

mengandung senyawa pengotor yang terbawa

selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga

dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil

pelapukan batuan yang mengandung mineral

utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan

kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin

Page 32: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

31

yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.

Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO,

MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa

pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk

kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.

Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik

langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku

utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik

keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand

blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri

perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.

Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat

di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau

Bangka dan Belitung

PASIR BESI

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-

butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit,

feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin.

mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous

magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous

magnetit adalah bagian yang cukup penting

merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama

berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.

Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah banyak

Page 33: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

32

dimanfaatkan pada industri semen

Pasir besi ini terdapat seperti di Sumatera, Lombok,

Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor

TIMAH

Timah adalah logam berwarna putih keperakan,

dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3

g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas

dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 –

1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah

dibentuk.

Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah

sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin

dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri

dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.

Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu

kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik,

stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.

Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder,

cendera mata, dan lain-lain.

Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau

Singkep, dan Pulau Karimun

FELDSPAR

Page 34: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

33

Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur

tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral

SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan

kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam

struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium.

Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara

kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8),

natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba

Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas

dan K-felspar. Plagioklas merupakan seri yang menerus suatu larutan padat

tersusun dari variasi komposisi natrium felspar dan kalsium felspar

Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang

kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara

mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi

mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk

ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam

batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada

batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit

biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.

Mineral yang termasuk kelompok K-felspar diklasifikasikan berdasarkan suhu

ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria

(suhu rendah). Keempat mineral mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8

dan (terutama) ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan sienit, selain

itu ditemukan pula pada batuan metamorfosis dan hasil re-work pada batuan

sedimen.

Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk

Page 35: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

34

keperluan komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) >

10%. Selain itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan

pengotor lain yang berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin.

Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan

felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat

dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan.

Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak

mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan

CaO rendah.

Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini

terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu

daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder.

Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan

terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing

sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.

INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA ALAM RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Sejarah perindustrian di riau dimulai pada masa masa colonial belanda sekitar tahun

1930an, dimana para geologist dari Caltex berhasil menemukan sumber baru minyak

di wilayah sumatera tengah yaitu di wilayah duri dan sekitarnya. Berikut merupakan

industri industri yang ada di wilayah riau dan kepulauan riau

PERTAMINA

Page 36: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

35

KILANG DUMAI

Peresmian pengoperasian kompleks kilang seluas 360 hektare ini dilakukan oleh

Presiden Soeharto, 8 September 1971.

Selanjutnya pada tahun itu dibangun

dua Unit Proses, yaitu Naptha Rerun

Unit dan Hydrocarbon Platforming Unit.

Dua unit ini selesai dan dioperasikan

tahun 1973.

Kilang UP II Dumai memiliki 14 unit

proses produksi pengolahan dan dua

unit penunjang proses produksi. Kilang

minyak UP II Dumai terdiri atas kilang lama (Existing Plant) dan kilang baru (New

Plant).

Existing Plant terdiri atas 3 unit proses, yaitu Topping Unit/Crude Distilling Unit

(CDU), Naptha Rerun Unit (NRU), dan Hydrobon Platforming Unit (Platforming I).

New Plant (Hydrocracker Complex) merupakan perluasan dari Existing Plant yang

dibangun pada tahun 1981. Pengoperasiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto,

16 Februari 1984.

New Plant terdiri atas 11 unit proses produksi, yaitu High Vacuum Unit (HVU),

Delayed Coking Unit (DCU), Hydrocracking Unit (HCU), Naptha Hydrotreating Unit

(NHDtU), CCR Platforming Unit, Destillate Hydrotreating Unit (DHDtU), Amine &

LPG Recovery Unit, Hydrogent Plant, Nitrogen Plant, dan Sour Water System

Plant.

Sedangkan dua unit penunjang produksi adalah Instalasi Tanki dan Pengapalan dan

Utilities Unit.

Dibangunnya Kilang Hydrocracker Complex ini bertujuan untuk memproses lebih

lanjut LSWR (Low Sulfur Waxy Residu) yang dihasilkan oleh Crude Distilling Unit

(CDU) Dumai dan CDU Sungai Pakning, sehingga dapat menghasilkan produk-

Page 37: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

36

produk BBM yang siap pakai.

Dari 100 persen minyak mentah yang diolah (100 persen Crude Intake) hanya

dapat dihasilkan sekitar 37,5 persen produk BBM, 62 persen LSWR (Residu), dan

sisanya sekitar 0,5 persen gas.

Sedangkan dengan mengolah LSWR lebih lanjut di unit proses produksi

Hydrcocracker Complex dapat dihasilkan produk BBM sekitar 93,34 persen dan

sisa berupa produk gas yang digunakan sebagai bahan bakar (fuel) di unit-unit

proses produksi kilang.

Selain itu dihasilkan produk padat berupa green coke dan calcined coke. Produk ini

digunakan kalangan industri untuk bahan elektroda dalam proses peleburan biji

alumunium.

Kilang Dumai mengolah minyak mentah jenis Sumatera Light Crude (SLC) dan jenis

Duri Crude Oil (DCO) yang dihasilkan oleh PT Caltex Pacific Indonesia.

Kilang Dumai menghasilkan berbagai

macam produk BBM dan produk non

BBM. Jenis-jenis produk BBM yang

dihasilkan adalah premium, kerosene,

avtur, JP-5 (bahan bakar khusus), dan

solar/diesel. Sedangkan jenis-jenis

produk non BBM yang dihasilkan

adalah Elpiji (LPG), green coke, dan

calcined coke.

Produk BBM yang dihasilkan Kilang

Minyak UP II Dumai memenuhi

kebutuhan konsumsi dalam negeri,

khususnya daerah operasi UPms I

(Provinsi-provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Riau, dan Kepulauan Riau).

Sementara produk non BBM (coke) diarahkan untuk ekspor. Pendistribusian

Page 38: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

37

produk tersebut dikirim melalui perpipaan (10 persen) dan melalui kapal (90

persen).

Sebagai sebuah kilang, Kilang UP II di Dumai memiliki sejumlah fasilitas

pendukung, yaitu tangki penampung; pembangkit listrik baik PLTU (4 unit), PLTG (2

unit), maupun PLTD (4

unit) dengan daya

sebesar 104 Mega Watt.

Di kompleks kilang ini pun

terdapat pengolah air

tawar (WTP) yang

berkemampuan

pengolahanan 1.2000 m3

per jam.

Terdapat juga pembangkit steam, udara tekan, nitrogen plant, dan unit pengolah

limbah cair. Termasuk memiliki dermaga yang dibangun di pantai timur kota

Dumai, berhadapan dengan Pulau Rapat.

Selain itu untuk pengisian Elpiji Kilang Dumai memiliki Fasilitas Filling. Untuk

memperlancar suplai Elpiji ke Pekanbaru dan sekitarnya, telah dibangun fasilitas

LPG Filling yang diresmikan Mei 1997.

Sebelumnya, suplai Elpiji melalui SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk

Elpiji) di Pekanbaru yang dipasok dari Pangkalan Susu, Sumatera Utara.

KILANG SUNGAI PAKNING

Sementara itu Kilang Sei Pakning terletak di tepi pantai Sungai Pakning dengan

areal seluas 40 hektare. Kilang minyak ini dibangun pada November 1968 oleh

Kontraktor Refican Ltd. (Refining Associates Canada Limited).

Page 39: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

38

Selesai dibangun dan mulai berproduksi pada bulan Desember 1969. Pada awal

beroperasi kapasitas produksi 25.000 barel per hari.

Pada September 1975 seluruh operasi Kilang Sei Pakning beralih dari Refican

kepada Pertamina. Selanjutnya kilang ini mulai mengalami penyempurnaan secara

bertahap sehingga kapasitas produksinya dapat lebih ditingkatkan. Pada akhir

1977 kapasitas produksi meningkat menjadi 35.000 barel per hari dan April 1980

naik menjadi 40 barel per hari. Kemudian mulai 1982 kapasitas produksi sesuai

dengan design, yaitu 50.000 barel per hari.

Bagian operasi Kilang Sungai Pakning terdiri atas: CDU, ITP (Instalasi Tanki dan

Pengapalan), utilities, dan laboratorium.

ITP di Kilang Sei Pakning adalah untuk menangani pengoperasian tangki crude dan

produk. Juga untuk proses loading (muat) dan unloading (bongkar) minyak mentah

atau produk. Selain itu, pengelolaan separator (penampung sementara buangan

minyak).

Faslitias utilities di Kilang Sei Pakning mengelola water treatment plant (WTP)

Sejangat dan Water Intake Sungai Dayang. Selain itu pengoperasian boiler

(penghasil steam), pengoperasian WDcP (Water Decoloring Plant) dan RO (Reverse

Osmosis). Juga pengoperasian Power Plant (pembangkit listrik) dan pengoperasian

udara kempa (compression air).

Power plant sendiri di Kilang Sei Pakning digunakan untuk menyuplai listrik untuk

kebutuhan pabrik, perkantoran, balai pengobatan dan rumah bersalin,

perumahan, serta sarana lainnya.

Pembangkit tenaga listrik tersebut adalah berupa generator (gas turbine) yang

terdiri atas:

GE-02 kapasitas 500 KWH

Page 40: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

39

GE-03 kapasitas 500 KWH

GE-04 kapasitas 500 KWH

GE-05 kapasitas 750 KWH

GE-06 kapasitas 750 KWH

GE-10 kapasitas 2.500 KWH

GE-11 kapasitas 2.500 KWH

Kilang minyak Sungai Pakning mengolah SLC (Sumatera Light Crude) sekitar 83

persen; LCO (Lirik Crude Oil) sekitar 15 persen; juga SPC (Selat Panjang Crude) dan

Slop Oil masing-masing satu persen.

Dari proses produksi yang ada dihasilkanlah jenis-jenis produk gas & losses (1

persen); stright run naptha (SRN) sebesar 8 persen; kerosene (16 persen);

solar/ADO (Automotive Diesel Oil) (17 persen); dan LSWR (58 persen).

Naptha dari Sungai Pakning dikirim ke Dumai dengan kapal laut untuk selanjutnya

diolah menjadi Mogas di Kilang Dumai (Secondary Processing).

Kerosene dan diesel dikirim dengan kapal ke Depot Siak dan Tank Car ke Bengkalis

dan sekitarnya. Di samping itu kadang dikirim juga ke Belawan, Padang,

Tembilahan, Krueng Raya, dan Tanjung Gerem.

Sedangkan produk LSWR dikirim dengan kapal laut ke Kilang Dumai untuk diproses

di High Vacuum Unit (HVU) dan selanjutnya diolah di Hydrocracker Unit (HCU).

LSWR juga diekspor ke luar negeri. Akhir 1983, sejak beroperasinya Kilang

Hydrocracker Dumai, maka LSWR yang dihasilkan oleh Kilang Putri Tujuh Dumai

dan Kilang Sei Pakning seluruhnya diolah habis menjadi BBM, green coke, calcined

coke, dan LPG.

CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Page 41: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

40

Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron yang

bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh

Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan CPI

ditempatkan di 4 kota di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. CPI juga

merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan produksi

sudah mencapai 2 miliar barrel.

CPI pertama kali didirikan di Indonesia pada awal tahun 1924. Standard Oil

Company of California (Socal) dan Texas Oil Company (Texaco) membentuk sebuah

perusahaan patungan di daerah Sumatera, bernama N.V. Nederlandsche Pacific

Petroleum Maatschappijatau NPPM. Perusahaan ini menemukan sebuah sumur

minyak non-produktif yang akhirnya ditutup. Pada tahun 1944, ahli geologi

NPPM, Richard H. Hopper dan Toru Oki bersama timnya menemukan sumur

minyak terbesar di Asia Tenggara, Minas. Sumur ini awalnya bernama Minas No. 1.

Minas terkenal dengan jenis minyak Sumatera Light Crude (SLC) yang baik dan

memiliki kadar belerang rendah.

Pada masa awal 1950-an, NPPM berubah nama menjadi Caltex Pacific Oil

Company(CPOC), dan mulai melakukan ekspor minyak dari Minas, melalui

Perawang. Sumur minyak barupun ditemukan di Duri, Bengkalis, dan Petapahan.

Nama Caltexpun berubah kembali di awal 1960-an menjadi Caltex Pacific

Company (CPC).

Seiring semakin banyaknya sumur minyak yang ditemukan di daerah operasi

Caltex, peta daerahpun dibuat. Peta daerah operasi ini biasa disebutKangaroo

Block, karena bentuknya yang seperti kangguru. Di luar Kangaroo Block, Caltex

(yang pada dekade 1970-an mengubah kembali namanya menjadi PT Caltex Pacific

Indonsia) pada saat itu juga mengopeasikan daerah Coastal Plains Pekanbaru Block

(CPP Block) dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block).

Pada 1980, CPI merasa memerlukan suatu terobosan untuk meningkatkan

produksi minyak di ladang minyak Duri. Pada tahun ini dibangunlah proyek Sistem

Page 42: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

41

Injeksi Uap terbesar di dunia, yaitu Duri Steam Flood, yang diresmikan

Presiden Soeharto pada pertengahan 1980an.

Pada tahun 2005, Caltex, sebagai anak perusahaan Chevron dan Texaco Inc.

diakuisisi oleh Chevron bersama dengan Texaco dan Unocal. Maka, resmi nama PT

Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi PT Chevron Pacific Indonesia

Page 43: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

42

BAB III: PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PEMANFAATAN POTENSI SUMBERDAYA ALAM ANORGANIK DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

KACA DARI PASIR KUARSA

Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita

sehari-hari. Tetapi seberapa banyakkah yang kita ketahui tentang senyawa unik ini?

Inilah beberapa fakta tentang kaca.

Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut

demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti

dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan

(cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun

diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida

anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan

peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca

memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan

sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses

pembentukannya.

Beberapa sifat-sifat kaca secara umum adalah:

Padatan amorf (short range order).

Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.

Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)

Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)

Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena

itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.

Efektif sebagai isolator.

Page 44: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

43

Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.

Sebagaimana bahan-bahan yang sangat banyak digunakan dalam peradaban modern,

riwayat penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali. Salah satu rujukan yang paling tua

mengenai bahan ini dibuat oleh Pliny, yang menceritakan bagaimana pedagang-

pedangang phoenisia purba menemukan kaca tatkala memasak makanan. Periuk yang

digunakannya secara tidak sengaja diletakkan di atas massa trona di suatu pantai.

Penyatuan yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan orang Mesir

telah berusaha menirunya. Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum Masehi, orang mesir

telah membuat permata tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus dan

keindahan yang mengesankan. Kaca jendela sudah mulai disebut-sebut sejak tahun

290. Silinder kaca jendela tiup ditemukan oleh para pendeta pada abad kedua belas.

Dalam abad tengah, Venesia memegang monopoli sebagai pusat industi kaca. Di

jerman dan inggris, kaca baru mulai dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan

sebelum tahun 1900, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-rumus

rahasia yang dijaga ketat. Proses pembuatannya-pun bersifat empiris dan hanya

berdasarkan pada pengalaman.

Pada tahun 1914, di Belgia dikembangkan proses Fourcault untuk menarik kaca plat

secara kontiniu. Selama 50 tahun berikutnya para ilmuwan dan insinyur telah berhasil

menciptakan berbagai modifiklasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan

untuk memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan biaya

pembuatan.

Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:

Na2CO3 + aSiO2 ? Na2O.aSiO2 + CO2

CaCO3 + bSiO2 ? CaO.bSiO2 + CO2

Na2SO4 + cSiO2 + C ? Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO

Page 45: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

44

Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam

30 tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku

dari 90 persen kaca yang diproduksi di dunia.

Kuarsa (SiO2), salah satu bentuk polimorfi silika

Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:

1. Silika   lebur. Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon

tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Secara

salah kaprah, kaca ini sering disebut kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai

ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini

mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat

transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan

sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua jutaan per

kuvet.

2. Alkali   silikat. Alkali silikat adalah satu-satunya kaca dua komponen yang

secara komersial, penting. Untuk membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama,

dan hasilnya disebutNatrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal sebagai kaca

Page 46: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

45

larut air (water soluble glass) banyak dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan

kotak-kotak karton gelombang serta memberi sifat tahan api.

3. Kaca   soda   gamping. Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95

persen dari semua kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala

macam bejana, kaca lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.

4. Kaca   timbal. Dengan menggunakan oksida timbal sebagai

pengganti kalsium dalam campuran kaca cair, didapatlah kaca timbal (lead glass).

Kaca ini sangat penting dalam bidang optik, karena mempunyai indeks refraksi dan

dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0, indeks

bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan kecemerlangan pada “kaca

potong” (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola

lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini mempunyai

tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai perisai radiasi

nuklir.

5. Kaca borosilikat. Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3,

80% sampai 87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien

ekspansi termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia

tinggi, serta tahanan listrik tinggi. Perabot laboratorium yang dibuat dari kaca ini

dikenal dengan nama dagangpyrex. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator

tegangan tinggi, pipa lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer

(AS).

6. Kaca   khusus. Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca

keselamatan,fitokrom, kaca optik dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus.

Komposisinya berbeda-beda tergantung pada produk akhir yang diinginkan.

7. Serat kaca (fiber glass). Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang

tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar

55%, dan alkali lebih rendah.

ALUMINIUM DARI BAUKSIT

Page 47: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

46

Aluminium adalah logam yang terbanyak di dunia. Logam ini merupakan 8% dari

bagian kerak bumi. Logam aluminium pertama kali dibuat dalam bentuk murni oleh

Oersted, pada tahun 1825, melalui pemanasan amonium klorida dengan amalgam

kalium raksa. Pada tahun 1854, Henri Sainte dan Claire Deville membuat aluminium

dari natrium aluminium klorida dengan cara memanaskannya dengan logam natrium.

Pada tahun 1886, Charles Hall mulai memproduksi aluminium dengan proses skala

besar seperti sekarang, yaitu melalui elektrolisis alumina di dalam kriolit lebur. Pada

tahun itu pula Paul Herault mendapat paten Perancis untuk proses serupa dengan

proses Hall.

Kombinasi sifat yang ringan dan kuat, membuat aluminium cocok untuk berbagai

penggunaan. Dengan berat yang sama, aluminium mempunyai konduktivitas dua kali

lebih baik dari tembaga, dan keuletannya (DUCTILITY) pun tinggi pada suhu tinggi.

Aluminium biasa dipadukan dengan logam seperti tembaga, magnesium, seng, silikon,

krom, dan mangan sehingga kemanfaatannya pun lebih banyak lagi. Logam aluminium

atau paduannya (ALLOY), terutama paduannya dengan magnesium, banyak digunakan

dalam struktur pesawat terbang, mobil, truk, dan gerbong kereta api, dll. Bila

digunakan dengan baik, aluminium tahan korosi.

Logam aluminium dibuat melalui reduksi elektrolitik alumina murni (Al2O3) di dalam

penangas kriolit lebur. Alumina tidak dapat direduksi dengan karbon, karena adanya

pembentukan Al4C3 (aluminium karbida), dan reaksi balik antara uap aluminium

dengan CO2 di dalam kondensor akan menyebabkan terjadinya pembentukan

aluminium oksida sebagaimana semula. Perubahan entalpi yang terjadi dalam reaksi

itu adalah sebagai berikut:

Al2O3 + 1,5C --> 2Al + 1,5CO2

Page 48: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

47

Karbon yang diperlukan untuk reduksi berasal dari anode dan untuk itu diperlukan

antara 0,5 sampai 0,6 kg karbon per kilogram logam. Walaupun secara teoritis yang

diperlukan sebetulnya hanyalah 0,33 kg, namun karena karbon dioksida yang keluar

itu mengandung 10% sampai 15% karbon monoksida (CO), maka jumlah yang

diperlukan dalam praktik tentu lebih besar. Langkah-langkah pembuatan logam

aluminium adalah sebagai berikut.

1. Pasang atau ganti pelapis sel

2. Buat anode karbon dan gunakan di dalam sel

3. Siapkan penangas kriolit dan kendalikan komposisinya

4. Larutkan alumina di dalam kriolit lebur

5. Larutan alumina dielektrolisis sehingga membentuk aluminium logam yang

bertindak sebagai katode.

6. Karbon elektrode teroksidasi oleh oksigen yang dibebaskan

7. Aluminium cair dialirkan keluar dari sel, dipadu (bila perlu), dicetak menjadi logam

batangan dan didinginkan.

Sel elektrolit berbentuk kotak baja besar. Di dalamnya terdapat kompartemen katode

yang dilapisi dengan campuran pitch dan batubara antrasit atau dengan kokas yang

dipanggang di tempat dengan bantuan arus listrik, atau dengan blok-blok katode yang

telah dipanggang dan kemudian disemenkan satu sama lain. Lubang kompartemen

katode itu mempunyai kedalaman 30 sampai 50 cm, dengan lebar mencapai 3 m dan

panjang 9 m bergantung pada jenis sel dan beban yang direncanakan. Tebal pelapis

berkisar antara 15 sampai 25 cm pada bagian sisi dan 26 sampai 46 cm pada bagian

dasar. Di antara dinding baja dan pelapis dipasang isolasi termal yang terdiri dari baja

tahan panas, blok asbes, atau bahan lain. Pada pelapis bagian dasar dipasang

Page 49: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

48

batangan baja besar yang berfungsi sebagai pengumpul arus katode. Batangan ini

menjulur keluar melalui lubang pada kotak baja dan dihubungkan dengan batangan

pengantar katode. Pelapis sel biasanya tahan 2 sampai 4 tahun. Kerusakan biasanya

terjadi karena penyusupan logam melalui katode sehingga melarutkannya atau karena

penetrasi logam keluar dari kotak baja melalui kebocoran di sekitar kolektor arus.

Keseluruhan pelapis, isolasi dan kolektor itu kemudian diganti. Pelapisan kembali

kotak sel merupakan sebagian besar dari biaya produksi dan di sini tercakup bukan

saja tenaga kerja, kolektor, pelapis dan bahan isolasi, tetapi juga kehilangan bahan

elektrolit yang diserap oleh pelapis yang terpakai. Gambar skematik penampang

penangas reduksi aluminium ditunjukkan seperti gambar berikut ini (Sumber

gambar:http://www.substech.com/)

Selama beroperasinya sel, terjadi pembentukan kerak di atas permukaan penangas

lebur. Alumina ditambahkan ke atas kerak ini, dimana alumina mengalami pemanasan

dan melepaskan kandungan airnya. Kerak ini dipecahkan secara berkala dan alumina

diaduk ke dalam penangas agar konsentrasinya tetap berada di sekitar 2% sampai 6%.

Kebutuhan teoristis alumina adalah 1,89 kg per kilogram aluminium. Tetapi dalam

praktik, angkanya kira-kira 1,91 kg. Bilamana kadar alumina di dalam penangas

berkurang, dan efek anode berlangsung, maka pada anode terbentuk suatu lapisan

tipis karbon tetrafluorida dan penangas tidak dapat lagi membasahi permukaan

Page 50: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

49

anode. Mengenai mekanisme yang sebenarnya terjadi dari pelarutan alumina di dalam

penangas dan bagaimana mekanisme dekomposisi elektrolitiknya masih belum jelas.

Tetapi hasil akhirnya adalah pembebasan oksigen pada anode dan pengendapan

logam aluminium pada katode. Oksigen bergabung dengan anode karbon dan

menghasilkan CO dan CO2, tetapi yang terbanyak adalah CO2.

PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah

permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan

membuat sumur bor. Minyak mentah yang

diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau

dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke

kilang minyak.

Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental

hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah

belum dapat digunakan sebagai bahan bakar

maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus

diolah terlebih dahulu. Minyak mentah

mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan

jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon

meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C

yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu,

pengolahan minyak bumi dilakukan melalui

destilasi bertingkat, dimana minyak mentah

dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi)

dengan titik didih yang mirip.

Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi

digambarkan sebagai berikut:

Page 51: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

50

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik

didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah

dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C.

Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom

fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah

kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu

pemanasan dengan steam (uap air panas

dan bertekanan tinggi).

Minyak mentah yang menguap pada proses

destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan

selanjutnya terkondensasi pada suhu yang

berbeda-beda. Komponen yang titik

didihnya lebih tinggi akan tetap berupa

cairan dan turun ke bawah, sedangkan

yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui

sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang

terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali

komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang

titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya

sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar

berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan

dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi

meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah

Page 52: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

51

lebih dari 20.

Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain

sebagai berikut :

1. Gas

Rentang rantai karbon : C1 sampai C5

Trayek didih : 0 sampai 50°C

2. Gasolin (Bensin)

Rentang rantai karbon : C6 sampai C11

Trayek didih : 50 sampai 85°C

3. Kerosin (Minyak Tanah)

Rentang rantai karbon : C12 sampai C20

Trayek didih : 85 sampai 105°C

4. Solar

Rentang rantai karbon : C21 sampai C30

Trayek didih : 105 sampai 135°C

5. Minyak Berat

Rentang ranai karbon : C31 sampai C40

Trayek didih : 135 sampai 300°C

6. Residu

Rentang rantai karbon : di atas C40

Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang

meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

Page 53: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

52

Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan

(refinery), seperti terlihat dibawah ini:

Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar

menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini

adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.

Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin

(bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang

dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-

trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan

oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk.

Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana.

Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan

yang rendah.

Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang

digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui

mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam

menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga

menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

Page 54: Natural resource Potention in Riau and Riau Archipelagos in Indonesia

53

c. Hidrocracking

Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk

menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.

Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam

minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik

(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon

bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk

strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi.

Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.

Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon

parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini

digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam

lempung.Contoh reaksinya :


Recommended