+ All Categories
Home > Documents > New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. ·...

New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. ·...

Date post: 27-Oct-2020
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
174
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “I” DENGAN DIAGNOSA DEMAM TYPOID DI RUANG PAVILLIUN TULIP RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA SURABAYA Oleh : DESTY WULANDARI NIM. 1902058 PROGRAM DIII KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2020
Transcript
Page 1: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “I” DENGAN

DIAGNOSA DEMAM TYPOID DI RUANG PAVILLIUN TULIP

RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA

SURABAYA

Oleh :

DESTY WULANDARI

NIM. 1902058

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2020

Page 2: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

i

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “I” DENGAN

DIAGNOSA DEMAM TYPOID DI RUANG PAVILLIUN TULIP

RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA

SURABAYA

Oleh :

DESTY WULANDARI

NIM. 1902058

SAMPUL DEPAN

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2020

Page 3: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

ii

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “I” DENGAN

DIAGNOSA DEMAM TYPOID DI RUANG PAVILLIUN TULIP

RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA

SURABAYA

Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)

Di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

SAMPUL DALAM DAN PRASYARAT GELAR

Oleh :

DESTY WULANDARI

NIM. 1902058

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2020

Page 4: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Desty Wulandari

NIM : 1902058

Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 09 Desember 1997

Institusi : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang Berjudul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA TN “I” DENGAN DIAGNOSA DEMAM

TYPOID DI RUANG PAVILLIUN TULIP RUMAH SAKIT TINGKAT III

BRAWIJAYA SURABAYA” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik

sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah

disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Sidoarjo, Januari 2020

Yang Menyatakan,

Desty Wulandari

NIM: 1902058

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Ke

NIDN. 0725027901 NIDN. 0724098402

Page 5: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Desty Wulandari

Judul : Asuhan Keperawatan pada Tn “I” dengan Diagnosa Demam

Typoid di Ruang Pavilliun Tulip RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

Telah disetujui untuk di ujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

pada tanggal 13 Februari 2020

Oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Kep

NIDN.0725027901 NIDN. 0724098402

Mengetahui,

Direktur

Page 6: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Sidang di Progran D3

Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Tanggal : 13 Februari 2020

TIM PENGUJI

Ketua : Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep., Ns., MNS (…………………)

Anggota: 1. Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Kep (…………………)

2. Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes (…………………)

Mengetahui,

Direktur

Page 7: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

vi

MOTTO

“Di mana ada kehidupan, ada harapan

Dimana ada Kehidupan, ada harapan

Jangan hanya menjadi pengikut ... Jadilah pemimipin

Masa depan Anda adalah surga yang tidak Anda ketahui Masa depan

Anda adalah surga yang tidak Anda ketehui

Jangan marah ketika orang berbicara di belakang Anda, Anda harus

senang bahwa Anda adalah orang yang ada di depan.

Jangan bersedih kompilasi orang membicarakan Anda dibelakang, Anda

harus bergembira karena Anda adalah orang yang didepan.

Saya terlalu malas untuk menjadi malas

Hidup itu sangat berat. Bahkan lebih sulit jika Anda bodoh

Hidup bahagia berat. Ini malah lebih berat kompilasi Anda bodoh

Waktu yang Anda nikmati membuang-buang tidak disebut sebagai waktu

yang terbuang

Waktu yang Anda nikmati dengan percuma tidak dapat diterima waktu

yang terbuang

Saya adalah edisi terbatas yang super ekstra

Saya adalah edisi super ekstra terbatas

Sukses adalah pembalasan terbaik

Sukses merupakan balas dendam terbaik

Hidup untuk sesuatu atau mati tanpa hasil

Hidup untuk segala hal atau mati tanpa untuk apa pun

Tugas Anda sebagai seorang anak adalah mengangkat kebanggaan

keluarga Anda

Kewajiban Anda sebagai seorang anak adalah harga diri keluarga”

Page 8: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, tiada henti-hentinya penulis mengucapkan syukur kepada

Allah SWT. Atas Ridho-Nya, Waktu yang sudah kujalani penuh pengorbanan

dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, Bahagia dan bertemu

berbagai macam orang yang karakter masing-masing berbeda satu dengan yang

lain, tapi dengan adanya ini dapat memberi warna di kehidupan dan memeberiku

sejuta kenangan kubersujud dihadapanMu. Engkau berikan aku kesempatan

untuk bisa sampai di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi Mu ya

Allah, akhirnya penulisan bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini. Sholawat serta

salam penulis kirimkan kepada Rosulullah, sehingga sampai sekarang indahnya

iman dan islam masih terasa. Banyak bantuan yang datang dari berbagai pihak,

sehingga Tugas Akhir terselesaikan dengan tepat waktu, bantuan datang tidak

hanya secara materi, spiritual, motivasi dan lainnya. Kupersembahkan karya

sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi:

1) Allah SWT Sujud Syukur kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha

Agung nan Maha Tiggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu

telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman

dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

2) Ibu, Bapak, adik dan keluarga tercinta Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa

terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada

ibu, bapak adik dan keluargaku yang telah memberi kasih dan saying, segala

dukungan dan cinta kasih tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas

hanya dengan selembar kertas yang bertulisan kata cinta dan persembahan.

Page 9: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

viii

Untuk ibu, ayah, adik dan keluarga yang selalu membuatku termotivasi dan

selalu menyirami kasih saying, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku

menjadi lebih baik, terimakasih ibu…….ibu…….ibu……… Terima kasih

Bapak, terima kasih Adik, terimakasih Keluargaku semuanya, terimakasih

ya Allah yang telah mengirimkan insan terbaik dalam hidupku.

3) Dosen pembimbing tugas akhirku. Ibu Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns.,

M.Kes selaku pembimbing 1 pada tugas akhir, terima kasih….ibu., sudah

membantu atas kelancaran menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih

bantuannya, terimakasih waktunya, terimakasih keikhlasannya ibu. Semoga

kebaikan kembali baik.

4) My Best Ffriend’s. Terimakasih sudah saling menyemangati,

menggenggam tangan, menguatkan, berjuang, saling mendo’akan dalam

keadaan apapun, keadaan yang telah kita alami yang begitu pahit, musibah

demi musibah yang kita hadapi. Hingga kini Allah SWT melancarkan

semua perjuangan, niat dan tekat yang kuat. Akhirnya semua terlewati dan

sampailah di akhir ujung penantian dan harapan. Semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal menjadikan sebuah pelajaran dikemudian hari,

jika “kesabaran akan berbuah manis”. Kebaikan, kegigihan, kasih saying

kalian tidak akan pernah aku lupakan. Sukses di kehidupan baru.

5) Spesial For you. “LOVE”, kamu yang selalu ada di setiap cerita. Untuk

kamu salah satu alasanku untuk tersenyum dan terus melangkah walau

goyah untuk berusaha dan pantang menyerah. Dan teruntuk kamu yang

selalu berbagi cerita dan candamu yang membuatku selalu terasa nyaman

ketika menghadapi keadaan apapun. Terimakasih dari awal ku

Page 10: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

ix

melangkahkan kaki menuju bangku kuliah dengan kesabaran dan

kesetiaanmu mengantarkan, mensuport, menemani hingga begitu tiba tiba

ada datangnya bertubi tubi cobaan dan akhirnya sampai di ujung titik akhir

perjuangan tetap setia menemani dan mendampingi.

6) Serta seluruh pihak, terimakasih telah mensyuport sampai selesai, karya

tulis ini kupersembahkan untuk kalian semua yang tidak bisa aku sebutkan

satu persatu. Terimakasih sudah membimbing sampai tugas akhir ini

terselesaikan.

Surabaya, Januari 2020

Desty Wulandari

NIM. 1902058

Page 11: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

x

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, dan

dengan rahmat tuafiq dan hidayah-Nya penulisan dapat menyelesaikan KTI

dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Demam Typoid”, guna

memenuhi tugas dan melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Keperawatan (AMD.Kep) pada Kerta Cendekia Sidoarjo.

Penulis yakin bahwa dalam penulisan tesis ini tidak akan selesai dengan

baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas

membantu penulis demi terselesainya penulisan. Untuk itulah penulisan

menyampaikan ucapan terimakasih, kepada :

1) Allah SWT yang memberikan kelancaran dan kemudahan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2) Ibu Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes, selaku Direktur Akademi

Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo yang selalu memberikan dorongan

penuh dengan wawasan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

manusia.

3) Ibu Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Pembimbing I, yang

dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta

Page 12: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xi

perhatian dalam memberikan dorongan, bimbingan dan arahan dalam

penyusunan Tugas Akhir ini.

4) Ibu Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Kep, selaku Penguji 1, yang dengan tulus

ikhlas telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

5) Bapak Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep., Ns., MNS, selaku Ketua

Penguji, yang dengan tulus ikhlas telah memberikan arahan dan

bimbingan dalam penyusunan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6) Bapak dan Ibu Dosen Kerta Cendikia Sidoarjo, yang telah memberikan

bekal bagi penulis melalui materi – materi kuliah yang penuh nilai dan

makna dalam penyempurnaan penulisan tesis ini, juga kepada seluruh

tenaga administrasi yang tulus ikhlas melayani keperluan penulis selama

menjalani studi dan penulisannya.

7) Kepala Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya yang telah

memberikan ijin kami untuk melakukan penelitian.

8) Bapak Said dan Ibu Paijah, selaku orang tua. Terimakasih, yang dengan

tulus ikhlas menemani, mengantarkan, mendoakan, menasehati,

memberikan pengorbanan baik berupa spiritual maupun material yang tak

terhingga nilainya, memberikan dorongan dan semangat penuh dalam

menyelesaikan studi hingga selesai.

Page 13: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xii

9) Bapak Muchlis dan Ibu Datik, selaku Calon Mertua. Terimakasih, sudah

menemani kami dan sudah memotivasi kami sehingga kami dapat

semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10) Terimakasih kepada Adik kami, Mohammad Aditya. Yang selalu

menyemangati dan menghibur pada waktu mengerjakan Karya Tulis

Ilmiah ini.

11) Terimakasih juga untuk Calon Suami kami, Muhammad Fazlin

Satriawan, S.Kom. Yang dengan tulus ikhlas menemani, memotivasi,

mensupport yang tiada henti, mendampingi, mengantarkan kami dari

awal studi sampai selesai.

12) Keluarga besar “KEMI FAMILY” Terimakasih, sudah menyemangati

dan mendukung kesuksesan dalam perjuangan menjalani studi.

13) Sahabat – sahabat seperjuangan serta saudara – saudara tersayang dalam

naungan Kerta Cendekia Sidoarjo yang telah memberikan dorongan

semangat sehingga KTI dapat terselesaikan, saya hanya dapat

mengucapkan semoga hubungan persahabatan tetap terjalin.

14) Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, terimakasih

atas bantuanya. kami hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT membalas

amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian

Tugas Akhir ini.

Page 14: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xiii

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah “KTI” ini

masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu

saran dan kritik yang konstruktif senantiasa penulisan harapan, akhirnya

penulis berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah “KTI” ini dapat memberikan

manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi Civitas Kerta Cendekia

Sidoarjo.

Surabaya, Januari 2020

Desty Wulandari

NIM. 1902058

Page 15: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xiv

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ................................................................................................... i

SAMPUL DALAM DAN PRASYARAT GELAR ................................................ ii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ....................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v

MOTTO.................................................................................................................. vi

LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................ xix

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5

1.4 Manfaat .................................................................................................................... 6

1.5 Metode penulisan dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 6

1.6 Sistem Penulisan ...................................................................................................... 9

TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 10

2.1 Konsep Dasar Demam Typhoid ............................................................................. 10

2.1.1Definisi Demam Typhoid ...................................................................... 10

2.1.2 Manifestasi klinis Demam typoid ........................................................ 10

2.1.3 Etiologi Demam Typoid ....................................................................... 12

2.1.4 Patofisiologi Demam Typoid ............................................................... 13

2.1.5 Pathway Demam Typoid ...................................................................... 15

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Demam Typoid ............................................. 16

2.1.7 Penularan .............................................................................................. 19

2.1.8 Penatalaksanaan ................................................................................... 20

2.1.9 Pencegahan Demam Typoid ................................................................ 23

2.1.10 Klasifikasi Demam Typoid ................................................................ 25

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Teori ...................................................................... 26

2.2.1 Pengumpulan data ................................................................................ 26

2.2.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................... 32

Page 16: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xv

2.2.3 Analisa Data ......................................................................................... 32

2.2.4 Intervensi .............................................................................................. 36

2.2.5 Implementasi ........................................................................................ 47

2.2.6 Evaluasi ................................................................................................ 49

BAB III.................................................................................................................. 51

TINJAUAN KASUS ............................................................................................. 51

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN ................................................................ 51

3.1.1 IDENTITAS KLIEN ........................................................................................... 51

3.1.2 RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY) ............................. 51

3.1.3 OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK .............................................. 55

3.1.3.1 Pernapasan (B1: Breathing) .............................................................. 55

3.1.3.2 Kardiovaskuler (B2: Bleeding) ......................................................... 56

3.1.3.3 Persyarafan (B3: Brain)..................................................................... 56

3.1.3.4 Perkemihan - Eliminasi Uri (B4: Bladder)........................................ 57

3.1.3.5 Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel) ........................................... 57

3.1.3.6 Tulang – Otot – Integumen (B6: Bone) ............................................ 58

3.1.3.7 Sistem Endokrin ................................................................................ 58

3.1.3.8 Sistem Reproduksi ............................................................................ 59

3.1.4 POLA FUNGSI KESEHATAN .......................................................................... 59

3.1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG ........................................................................ 62

3.1.6 TERAPI .............................................................................................................. 63

3.1.7 ANALISA DATA HIPERTERMI Dx.1 ............................................................. 65

3.1.8 ANALISA DATA KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI

KEBUTUHAN TUBUH Dx.2 ..................................................................................... 66

3.1.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................................... 67

3.1.10 INTERVENSI KEPERAWATAN HIPERTERMI Dx.1 ................................... 68

3.1.11 INTERVENSI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI

KEBUTUHAN TUBUH Dx.2 ..................................................................................... 71

3.1.12 IMPLEMENTASI HIPERTERMI Dx.1 ........................................................... 73

3.1.13 IMPLEMENTASI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI

KEBUTUHAN TUBUH Dx.2 ..................................................................................... 75

3.1.14 IMPLEMENTASI HIPERTERMI Dx.1 ........................................................... 77

3.1.15 IMPLEMENTASI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI

KEBUTUHAN TUBUH Dx.2 ..................................................................................... 79

3.1.16 IMPLEMENTASI HIPERTERMI Dx.1 ........................................................... 81

3.1.17 IMPLEMENTASI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI

KEBUTUHAN TUBUH Dx.2 ..................................................................................... 83

3.1.18 EVALUASI ...................................................................................................... 85

Page 17: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xvi

BAB IV ............................................................................................................... 117

PEMBAHASAN ................................................................................................. 117

4.1 PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP ..... 117

4.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................... 120

4.3 INTERVENSI KEPERAWATAN ....................................................................... 122

4.4 IMPLEMENTASI LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DANAMAN . 125

4.5 EVALUASI KEPERAWATAN ......................................................................... 129

BAB V ................................................................................................................. 134

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 134

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 134

5.1.1 Pengkajian. ......................................................................................... 134

5.1.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 135

5.1.3 Intervensi Keperawatan ...................................................................... 135

5.1.4 Implementasi Keperawatan ................................................................ 136

5.1.5 Evaluasi .............................................................................................. 136

5.2 Saran .................................................................................................................... 136

5.2.1 Bagi Klien dan Keluarga. ................................................................... 137

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan. .................................................................. 138

5.2.3 Bagi Peneliti selanjutnya. ................................................................... 138

5.2.4 Bagi Rumah Sakit .............................................................................. 138

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 140

Page 18: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) HIPERTERMI ...................... 36

Tabel 1. 2 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake makanan

yang adekuat.......................................................................................................... 39

Tabel 1. 3 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Ganguan keseimbangan cairan

berhubungan dengan out put berlebih ................................................................... 43

Tabel 1. 4 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Gangguan aktifitas

berhubungan dengan kelemahan fisik ................................................................... 45

Tabel 1. 5 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn “I”. ............................................ 62

Tabel 1. 6 Hasil Pemeriksaan Uji Widal Tn “I”.................................................... 63

Tabel 1. 7Analisa Data Hipertermi Tn “I” ............................................................ 65

Tabel 1. 8 Analisa data Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari Keseimbangan

Tubuh Tn “I” ......................................................................................................... 66

Tabel 1. 9 Diagnosa Keperawatan Prioritas Tn “I”............................................... 67

Tabel 1. 10 Intervensi Hipertermi Tn “I” .............................................................. 68

Tabel 1. 11 Intervensi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Tn “I” .................................................................................................................... 71

Tabel 1. 12 Implementasi Hipertermi Tn “I” tanggal 22 Juli 2019 ...................... 73

Tabel 1. 13Implementasi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Tubuh Tn “I” tanggal 22 Juli 2019 ...................................................................... 75

Tabel 1. 14 Implementasi Hipertermi Tn “I” tanggal 23 Juli 2019 ...................... 77

Tabel 1. 15 Implementasi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Tubuh Tn “I” tanggal 23 Juli 2019 ....................................................................... 79

Tabel 1. 16 Implementasi Hipertermi Tn “I” tanggal 24 Juli 2019 ...................... 81

Tabel 1. 17 Implementasi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Tubuh Tn “I” tanggal 24 Juli 2019 ....................................................................... 83

Tabel 1. 18 Evaluasi Hipertermi Tn “I” Hari ke 1 : Dx.1 ..................................... 85

Tabel 1. 19 Evaluasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Tn

“I” Hari ke 1 : Dx.1 Hari ke 1 : Dx.2 .................................................................... 91

Tabel 1. 20 Evaluasi Hipertermi Tn “I” Hari ke 2 : Dx.1 ..................................... 96

Tabel 1. 21 Evaluasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Tn

“I” Hari ke 2 : Dx.2 ............................................................................................. 102

Tabel 1. 22 Evaluasi Hipertermi “I” Hari ke 3 : Dx.1......................................... 107

Tabel 1. 23 Evaluasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Tn

“I” Hari ke 3 : Dx.2 ............................................................................................. 111

Page 19: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan Bersedia Menjadi Responden

Lampiran 2 Berita Acara Perbaikan Studi Kasus

Lampiran 3 Lembar Konsultasi

Lampiran 4 Lembar Perbaikan

Lampiran 5 Surat ijin Penelitian

Lampiran 6 Surat Jawaban Penelitian

Lampiran 7 Daftar Pustaka

Page 20: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

xix

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Arti Lambang

= : Sama Dengan

% : Persentase

> : LebihBesar

< : LebihKecil

- : Sampai dengan

+ : Positif

/ : Garis Miring

: : Titik Dua

; : Titik Koma

. : Titik

? : Tanda Tanya

× : Kali

√ : Checklist

( : Kurung Buka

) : Kurung Tutup

“ : Tanda Petik

Daftar Arti Singkatan

AFK : Ahli Farmasi Kedokteran

AKK : Ahli Kedokteran Komunitas

ATD : Actual Time of Departure

BUN : Blood Urea Nitrogen

Dll : Dan lain-lain

Dr : Doktor

DKK : Dan Kawan-Kawan

KemenKes : Kementrian Kesehatan

M. Kep : Magister Keperawatan

M.Kes : Magister Kesehatan

MRS : Masuk Rumah Sakit

NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional

NIM : Nomor Induk Mahasiswa

Ns : Ners

Prof : Professor

RR : Respiration Rate

S1 : Strata 1

AKPER : Akademi Keperawatan

STP : Survey Terpadu Penyakit

WHO : World Health Organization

WOC : Web Of Coution

NIC : Nursing Interventions Classification

NOC : Nursing Outcomes Classification

Page 21: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut pada

usus halus yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella

typhi).1,2,3 Demam tifoid ditandai dengan gejala demam satu minggu atau lebih

disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan

kesadaran.4,5,6 Penyakit ini masih sering dijumpai secara luas di berbagai

negara berkembang terutama yang terletak di daerah tropis dan subtropik.7,8

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh

bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C. penularan

demam tifoid melalui fecal dan oral yang masuk ke dalam tubuh manusia

melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Widoyono, 2011).

Demam typoid merupakan penyakit yang rawan terjadi di Indonesia,

karena karakteristik iklim yang sangat rawan dengan penyakit yang

berhubungan dengan musim. Terjadinya penyakit yang berkaitan dengan musim

yang ada di Indonesia dapat dilihat meningkatnya kejadian penyakit pada musim

hujan. Penyakit yang harus diwaspadai pada saat musim hujan adalah ISPA,

leptosiposis, penyakit kulit, diare, demam berdarah dan demam tifoid

(Kementerian Kesehatan RI, 2012). Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di

dunia sangat sulit ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala

dengan spektrum klinis yang sangat luas. Data WHO

Page 22: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

2

tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di

seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun.9

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009, demam tifoid atau

paratifoid menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasienrawat inap

di rumah sakit tahun 2009 yaitu sebanyak 80.850 kasus, yang meninggal 1.747

orang dengan Case Fatality Rate sebesar 1,25%.10 Sedangkan berdasarkan

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 demam tifoid atau paratifoid juga

menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah

sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, yang meninggal 274 orang

dengan Case Fatality Rate sebesar 0,67 %.11 Menurut Riset Kesehatan Dasar

Nasional tahun 2007, prevalensi tifoid klinis nasional sebesar 1,6%. Sedang

prevalensi hasil analisa lanjut ini sebesar 1,5% yang artinya ada kasus tifoid

1.500 per 100.000 penduduk Indonesia.12

Di Jawa Timur angka kejadian demam tifoid sebanyak 483 kasus.(Dinkes

Jawa Timur, 2012). Di Surabaya sendiri angka kejadian demam typoid pada

bulan januari sampai dengan Desember 2013 sebanyak 25.203 orang, penderita

typoid yang berusia 0-14 tahun sebanyak 11.711 orang dengan prosentase

46,5%, usia 15-44 tahun sebanyak 9.344 orang dengan prosentase 37,1% dan

usia lebih dari 45 tahun sebanyak 4.148 orang dengan prosentase 16,5%. Pada

bulan januari hingga agustus 2014, pasien typoid sebanyak 23.144 orang, pasien

usia 0-14 tahun sebanyak 11.311 orang dengan prosentase 48,9%, usia 15-44

tahun sebanyak 8.899 orang dengan prosentase 38,5% dan usia lebih dari 45

Page 23: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

3

tahun sebanyak 2.934 orang dengan prosentase 12,7%. (Dinkes kota

Surabaya,2013).

Sedangkan pada laporan RS Tingkat III Brawijaya Surabaya tercatat pada

bulan januari hingga desember pada tahun 2017, mencapai 339 kasus demam

thypoid dengan prosentase 33,9%. Sedangkan pada bulan januari hingga

desember pada tahun 2018, sudah tercatat sebanyak 332 kasus dengan

prosentase 33,2% demam thypoid di rawat inap RS Tingkat III Brawijaya

Surabaya.

Demam Typoid disebabkan oleh Salmonella thypi. Demam typhoid dapat

ditularkan dengan berbagai cara yang dikenal dengan 5F yaitu: Food (makanan),

Fingers (jaritangan/kuku), Formitus (Muntah), Fly (lalat), dan Feses. Virus

masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin

dari orang yang terkontaminasi Salmonella. (Raflizar& Holly,2012.)

Berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia NO

364/MANKES/SK/V/2006 tentang pedoman pengendalian demam typoid, ada

beberapa factor yang berperan dalam penularan demam typoid factor tersebut

antara lain adalah hygiene perorangan yang rendah, hygiene makanan yang di

cuci dengan air yang terkontaminasi Salmonella, sayuran yang di pupuk dengan

tinja manusia, makanan yang tercemar dengan debu, sampah, dihinggapi lalat,

selain itu hygiene minumn yang rendah, penyediaan air bersih yang tidak

memadai, jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat pasien dan karier

typhoid yang tidak diobati secara sempurna dan belum membudaya program

imunisasi typhoid. Terjadinya peningkatan jumlah kasus demam tifoid

Page 24: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

4

disebabkan karena demam tifoid merupakan penyakit yang multifaktorial

artinya banyak faktor yang dapat memicu terjadinya demam tifoid antara lain

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, sanitasi lingkungan, personal

hygiene, serta tempat tinggal si penderita yang dapat mempengaruhi timbulnya

penyakit tersebut (Ruztam, 2012). Penelitian yang dilakukan Maghfiroh (2016)

dan Batubuaya (2017) menyebutkan bahwa faktor yang berhubungan dengan

kejadian demam tifoid antara lain praktik cuci tangan sebelum makan, praktik

cuci tangan setelah buang air besar, kondisi tempat pembuangan sampah,

pengolahan makanan, kebiasaan makan di luar rumah, pekerjaan responden, dan

tingkat pendapatan kepala keluarga. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Nadyah (2014) menyebutkan bahwa faktor risiko paling dominan terjadinya

demam tifoid adalah faktor lingkungan dan faktor sumber pengolahan makanan.

Selain itu penelitian Malau (2015), Ramaningrum (2016) dan Nuruzzaman

(2016) menyebutkan faktor risiko terjadinya demam tifoid pada anak antara lain

umur responden, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang

air besar yang kurang baik, kondisi kuku jari tangan yang kotor, sering jajan saat

dirumah, membeli jajan di pedagang kaki lima, dan kemasan jajan yang terbuka.

Penelitian Pramitasari (2013) juga menyebutkan beberapa faktor risiko yang

berhubugan dengan kejadian demam tifoid antara lain adalah jenis kelamin laki-

laki lebih berisiko daripada perempuan dengan hasil OR sebanyak 3,84, selain

itu sumber air bersih yang digunakan berasal dari air sumur berisiko sebesar

OR=2,25.

Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi sangat diperlukan

yaitu dengan diet yang mengandung cukup cairan kalori dan tinggi protein,

Page 25: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

5

makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak

menimbulkan banyak gas, antibiotic yaitu chloramfenikol atau thiamphenicol

sertatirah baring sampai 7 hari bebas demam. (Nugroho, 2012)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

disusun rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana pemberian asuhan

keperawatan pada Pasien Demam Typoid di Ruang Rawat Inap RS Tingkat III

Brawijaya Surabaya?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawaan pada Pasien Demam Typoid.

1.3.2 Tujuan khusus

Laporan ini dibuat untuk :

1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada Pasien dengan Demam Typhoid di

RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada Pasien

dengan Demam Typhoid di RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.3.2.3 Merumuskan intervensi keperawatan pada Pasien dengan Demam

Typhoid di RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.3.2.4 Melakukan implementasi keperawatan pada Pasien dengan

Demam Typhoid di RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

Page 26: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

6

1.3.2.5 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Pasien dengan

Demam Typhoid di RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dari segi pengembangan ilmu, hasil studi ini di harapkan mampu

memberikan Asuhan Keperawatan dengan memberikan edukasi atau Pendidikan

kesehatan pada pasien dengan kasus Typoid.

1.4.2 Manfaat Praktisi

1.4.2.1 Bagian Rumah Sakit

Sebagai dasar mengembangkan model asuhan keperawatan pada pasien serta

mendapatkan masukan tentang masalah kesehatan pada pasien, khususnya

tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus Typoid.

1.4.2.2 Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan

praktek pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus Demam

Typoid.

1.5 Metode penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

1.5.1 Metode Penulisan

Metode deskriptif yaitu metode, yang sifatnya mengungkapkanperistiwa

atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi

kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data yang

menggunakan studi pendekatan proses keperawatan dengan langkah

langkah pengkajian, perencanaan dan evaluasi. (Nikmatur, 2009)

Page 27: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

7

1.5.1.1 Pengkajian adalah tahap awaldan dasar dalam proses keperwatan,

pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap

berikutnya pada pasien Typoid di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya.

1.5.1.2 Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi

aktual/potensial) dari individua atau kelompok tempat perawat secara

legal mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan pada pasien Typoid di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya Surabaya.

1.5.1.3 Intervensi/perencanaan adalah pengembangan strategi design

untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah yang telah

diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan pada pasien Typoid di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.5.1.4 Implementasi/pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan

untuk mencapai tujuan yang di tetapkan pada pasien Typoid di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.5.1.5 Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria

hasil yang di buat pada tahap perencanaan pada pasien Typoid di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.5.2 Desain Penelitian

Desain penelitihan ini adalah Asuhan Keperawatan dengan jenis Demam

Typoid.

Page 28: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

8

1.5.3 Sampel

Sampel dalam penelitihan ini yaitu pada pasien dengan diagnose Demam Typoid

yang di rawat di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya dan bersedia untuk

menjadi subjek penelitian.

1.5.4 Lokasi dan Waktu

1.5.4.1 Lokasi

Asuhan Keperawatan penelitihan ini dilaksanakan di Rumah Sakit

Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1.5.4.2 Waktu

Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

selama 3 x 8 jam

1.5.5 Pengumpulan Data

Adanya cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1.5.5.1 Anamnesis

Tanya jawab atau komunikasi secara langsung dengan klien

(autonamnesis) dengan keluarga dengan menggali informasi tentang

status kesehatan klien. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi

terapeutik (Nikmatur, 2009).

1.5.5.2 Observasi

Tindakan mengamati secara umum terhadap perilaku dan keadaan klien.

Observasi memerlukan keterampilan, dan praktik klinik (Nikmatur,2009).

1.5.5.3 Pemeriksaan

1. Fisik : Pemeriksaan Fisik dilakukan dengan menggunakan empat secara

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Page 29: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

9

2. Penunjang : Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan indikasi,

contoh : foto thorax, laboratorium, rekam jantung, dll. (Nikmatur,2009).

1.5.5.4 Intervensi

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit DemamTypoid

1.6 Sistem Penulisan

Sistematika lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami

studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1.6.1 Bagian awal memuat halaman judul, persetujuan komisi pembimbing,

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table.

1.6.2 Bagian ini, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari

sub bab berikut ini :

BAB1 1 : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, tujuan

manfaat penelitihaan, dan sistematika penulisan studi kasus

BAB 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari

sudut medis dan asuhan keperawatan pasien serta kerangka masalah.

BAB 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil

pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB 4 : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori

dengan kenyataan yang ada di lapangan.

BAB 5 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampira

Page 30: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Demam Typhoid

2.1.1Definisi Demam Typhoid

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi

Salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang

sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman

Salmonella(Smeltzer, 2014).

Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan

oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini

juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena

penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk,

kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene

industri pengolahan makanan yang masih rendah (Simanjuntak, C.H, 2009).

2.1.2 Manifestasi klinis Demam typoid

Menurut Ngastiyah (2012 : 237) Gejala klinis demam tifoid pada anak

biasanya lebih ringan jika dibanding dengan penderita dewasa. Selama inkubasi

mungkin di temukan gejala prodomal perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri

kepala, pusing dan tidak bersemangat. Kemudian menyusul gejala klinis yang

biasa ditemukan, yaitu :

2.1.2.1 Demam

1). Minggu I

Page 31: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

11

Dalam minggu pertama gejala serupa dengan penyakit infeksi akut

pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, anoreksia, mual,

muntah, diare, perasaan tidk enak di perut, batuk. Pada pemeriksaan

fisiknya hanya di dapatkan suhu badan meningkat.

2). Minggu II

Dalam minngu kedua gejala menjadi lebih jelas dengan demam,

bradikardi relative, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi dan ujung

merah dan tremor), hepatomegali, splenomegaly, meteroismus,

gangguan mental berupa salmonella, stupor, koma, delirium atau

psikosis, roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.

3). Minggu III

Dalam minggu ke tiga suhu badan berangsur angsur menurun dan

normal kembali pada akhir minggu ketiga.

2.1.2.2 Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan

pecah-pecah (ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung dan

tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin

ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai

nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, akan tetapi

mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare.

2.1.6.3 Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapadalam,

yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi stupor, koma atau gelisah.

Page 32: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

12

2.1.3 Etiologi Demam Typoid

Penyakit tipes Thypus abdominalis merupakan penyakit yang ditularkan

melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa,

(food and water borne disease). Seseorang yang sering menderita penyakit tifus

menandakan bahwa dia mengkonsumsi makanan atau minuman yang

terkontaminasi bakteri ini. Salmonella thyposa sebagai suatu spesies, termasuk

dalam kingdom Bakteria, Phylum Proteobakteria, Classis Gamma

proteobakteria, Ordo Enterobakteriales, Familia Enterobakteriakceae, Genus

Salmonella. Salmonella thyposa adalah bakteri gram negative yang bergerak

dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya tiga macam

antigen yaitu: antigen 0 (somatik, terdiri dari zat komplek lipopolisakarida),

antigen H (flagella) dan antigen V1 (hyalin, protein membrane). Dalam serum

penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam anigen tersebut

(Zulkhoni, 2011).

Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu:

2.1.3.1 Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari

tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau

disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi

tidak tahan terhadap formaldehid.

2.1.3.2 Antigen H (Antigen flagela), yang terletak pada flagela, fimbriae

atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein

dan tahan 14 terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan

alkohol yang telah memenuhi kriteria penilaian.

Page 33: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

13

2.1.3.3 Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang

dapat melindungi kuman terhadap fagositosis. Ketiga macam antigen

tersebut di atas di dalam tubuh penderita akan menimbulkan pula

pembentukan 3 macam antibodi yang lazim disebut aglutinin (Sudoyo

A.W., 2010).

2.1.4 Patofisiologi Demam Typoid

Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal

dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah),

Fly (lalat), dan melalui Feses. Yang paling menojol yaitu lewat mulut manusia

yang baru terinfeksi selanjutnya menuju lambung, sebagian kuman akan

dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi lolos masuk ke usus halus

bagian distal (usus bisa terjadi iritasi) dan mengeluarkan endotoksin sehingga

menyebabkan darah mengandung bakteri (bakterimia) primer, selanjutnya

melalui aliran darah dan jaringan limpoid plaque menuju limfa dan hati. Di

dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah

sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa usus. Tukak dapat

menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Perdarahan menimbulkan panas

dan suhu tubuh dengan demikian akan meningkat.sehingga beresiko kekurangan

cairan tubuh.Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan

atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan penderita

berangsurangsur sembuh (Zulkoni.2011).

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam tubuh

manusia melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman

dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan

Page 34: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

14

berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik

maka kuman akan menembus sel-sel epitel dan selanjutnya ke lamina propia. Di

lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit

terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam

makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque Peyeri ileum distal dan kemudian

ke kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus

kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah

(mengakibatkan bakteremia pertama yang asimptomatik) dan menyebar ke

seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ

ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar

sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang

mengakibatkan bakteremia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan

gejala penyakit infeksi sistemik, seperti demam, malaise, mialgia, sakit

kepaladan sakit perut (Sudoyo A.W., 2010).

Page 35: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

15

2.1.5 Pathway Demam Typoid

Kuman salmonella typhi yang

Masuk ke gastrointestinal

Lolos dari asam Dimusnakan oleh

asam lambung

Bakteri masuk

Ke usus halus

Pembuluh darah

Limfa

Peredaran darah Masukretikulo endothelial

(bakterimia promer) (RES) terutama hati dan limfe

Berkembang biak di hati Masuk ke aliran darah

Dan limfe (bacteremia skunder)

Empedu Endotoksin

Rongga usus pada Terjadi kerusakan sel

kel. Limfoid halus

Merangsang melepas

Pembesaran limfe zat epirogen oleh leokosit

Splenomegali Mempengaruhi pusat

Thermoregulator di

hipotalamus

NANDA NIC-NOC (2015)

HIPERTERMI

RESIKO KURANGNYA CAIRAN

Peningkatan asam lambung

Anoreksia mual muntah

KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI

KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

Page 36: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

16

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Demam Typoid

Menurut Suryadi (2006) pemeriksaan pada klien dengan typhoid adalah

pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari:

2.1.6.1 Pemeriksaan leukosit

Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat

leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah

sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit

pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-

kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi

sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk

diagnosa demam typhoid.

2.1.6.2 Pemeriksaan SGOT DAN SGPT

SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat

kembali normal setelah sembuhnya typhoid.

2.1.6.3 Biakan darah

Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila

biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam

typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa

faktor:

1) Teknik pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium

yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan

yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat

demam tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung.

Page 37: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

17

2) Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit

Biakan darah terhadap Salmonella thypii terutama positif pada

minggu pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada

waktu kambuh biakan darah dapat positif kembali.

3) Vaksinasi di masa lampau

Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat

menimbulkan antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan

bakteremia sehingga biakan darah negatif.

4) Pengobatan dengan obat anti mikroba.

Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti

mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil

biakan mungkin negatif.

2.1.6.4 Uji Widal

Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi

(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella thypii terdapat

dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah

divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi

Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji

widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang

disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh Salmonella thypii, klien

membuat antibodi atau aglutinin yaitu :

1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari

tubuh kuman).

Page 38: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

18

2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari

flagel kuman).

3) Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari

simpai kuman)

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan

titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita

typhoid.

Uji Widal merupakan suatu metode serologi baku dan rutin digunakan

sejak tahun 1896. Prinsip uji Widal adalah memeriksa reaksi antara antibodi

agglutinin dalam serum penderita yang telah mengalami pengenceran

berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan

dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi

yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.

Semakin tinggi titernya, semakin besar kemungkinan infeksi ini.

Uji Widal ini dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman

Salmonella typhi. Pada uji ini terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen

kuman Salmonella typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin. Antigen

yang digunakan pada uji Widal adalah suspensi Salmonella yang sudah

dimatikan dan diolah di laboratorium. Maksud uji Widal adalah menentukan

adanya aglutinin dalam serum penderita tersangka demam tifoid (Sudoyo

A.W., 2010).

2.1.6.5 Pemeriksaan urin

Didapatkan protein urin ringan (<2 gr/liter) juga di dapatkan peningkatan

leukosit pada urin.

Page 39: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

19

2.1.6.6 Pemeriksaan feses

Didapatkan lender dan darah, dicurigai akan adanya perdarahan usus dan

perforasi.

2.1.6.7 Pemeriksaan bakteriologis

Untuk identifikasi kuman salmonella pada biakan darah tinja, urin, cairan

empedu, atau sumsum tulang.

2.1.6.8 Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi

akibat demam typoid. (Muttaqin & Sari, 2013)

2.1.6.9 Pemeriksaan sumsum tulang

Pada pemeriksaan kultur sumsum tilang, biakan salmonella typhi dapat

tetap positif walaupun setelah pemberian antibiotikserta menunjukkan

gambaran hiperaktif sumsum tulang. (Suriadi. 2012)

2.1.7 Penularan

Transmisi Salmonella Typhi ke dalam tubuh manusia dapat melalui hal hal

berikut :

2.1.7.1 Transmisi oral, melalui makanan yang terkontaminasi kuman

salmonella typhi.

2.1.7.2 Transmisi dari tangan ke mulut, dimana tangan yang tidak

higienis yang mempunyai Salmonella typhi langsung bersentuhan dengan

makanan yang dimakan.

2.1.7.3 Transmisi kotoran, dimana kotoran yang indivisu yang

mempunyai hasil Salmonella typhi ke sungai atau dekat dengan sumber

Page 40: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

20

air yang digunakan sebagai air minum yang kemudian langsung diminum

tanpa masak. (Muttaqin & Sari, 2013)

2.1.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada demam tifoid adalah sebagai berikut:

2.1.8.1 Perawatan Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit

untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring

absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih 14 hari.

Mobilisasi pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai

dengan pulihnya kekuatan pasien. Pasien dengan kesadaran yang

menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu tertentu

untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

Defekasi dan buang air kecil perlu di perhatikan karena kadang-kadang

terjadi obstipasi dan retensi air kemih.

2.1.8.2 Diet

Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak

serat.

2.1.8.3 Obat

Obat-obat antimikroba yang sering dipergunakan ialah:

1) Kloramfenikol

Menurut Damin Sumardjo (2009), kloramfenikol atau

kloramisetin adalah antibiotik yang mempunyai spektrum luas,

berasal dai jamur Streptomyces venezuelae. Dapat digunakan untuk

melawan infeksi yang disebabkan oleh beberapa bakteri gram

posistif dan bakteri gram negatif. Kloramfenikol dapat diberikan

Page 41: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

21

secara oral. Rektal atau dalam bentuk salep. Efek samping

penggunaan antibiotik kloramfenikol yang terlalu lama dan dengan

dosis yang berlebihan adalah anemia aplastik. Dosis pada anak :

25 – 50 mg/kg BB/hari per oral atau 75 mg/kg BB/hari secara

intravena dalam empat dosis yang sama.

2) Thiamfenikol

Menurut Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja (2007, hal: 86),

Thiamfenikol (Urfamycin) adalah derivat p-metilsulfonil (SO2CH3)

dengan spektrum kerja dan sifat yang mirip kloramfenikol, tetapi

kegiatannya agak lebih ringan. Dosis pada anak: 20-30 mg/kg

BB/hari.

3) Ko-trimoksazol

Adalah suatu kombinasi dari trimetoprim-sulfametoksasol (10

mg TMP dan 50 mg SMX/kg/24 jam). Trimetoprim memiliki daya

kerja antibakteriil yang merupakan sulfonamida dengan menghambat

enzim dihidrofolat reduktase. Efek samping yang ditimbulkan adalah

kerusakan parah pada sel – sel darah antara lain agranulositosis dan

anemia hemolitis, terutama pada penderita defisiensi glukosa-6-

fosfodehidrogenase. efek samping lainnya adalah reaksi alergi antara

lain urticaria, fotosensitasi dan sindrom Stevens Johnson, sejenis

eritema multiform dengan risiko kematian tinggi terutama pada anak-

anak. Kotrimoksazol tidak boleh diberikan pada bayi di bawah usia

6 bulan. Dosis pada anak yaitu trimetoprim-sulfametoksasol (10 mg

TMP dan 50 mg SMX/kg/24 jam, secara oral dalam dua dosis).

Page 42: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

22

Pengobatan dengan dosis tepat harus dilanjutkan minimal 5-7 hari

untuk menghindarkan gagalnya terapi dan cepatnya timbul resistensi,

(Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja, 2007, hal:140).

4) Ampisilin dan Amoksilin Ampisilin: Penbritin, Ultrapen,

Binotal.

Ampisilin efektif terhadap E.coli, H.Inflienzae, Salmonella, dan

beberapa suku Proteus. Efek samping, dibandingkan dengan perivat

penisilin lain, ampisilin lebih sering menimbulkan gangguan

lambung usus yang mungkin ada kaitannya dengan penyerapannya

yang kurang baik. Begitu pula reaksi alergi kulit (rash,ruam) dapat

terjadi. Dosis ampisilin pada anak (200mg/kg/24 jam, secara

intravena dalam empat sampai enam dosis). Dosis amoksilin pada

anak (100 mg/kg/24 jam, secara oral dalam tiga dosis), (Behrman

Klirgman Arvin, 2000, hal:942).

(1) Obat – obat simptomatik:

(1)). Antipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin)

(2)) Kortikosteroid (dengan pengurangan dosis selama 5

hari)

(3)) Vitamin B komplek dan C sangat di perlukan untuk

menjaga kesegaran dan kekutan badan serta berperan dalam

kestabilan pembuluh darah kapiler.

Secara fisik penatalaksanaannya antara lain:

Mengawasi kondisi klien dengan : pengukuran suhu secara

berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering

Page 43: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

23

terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak

cenderung melirik keatas, atau apakah anak mengalami kejang-

Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi

perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.

Terputusnya sulai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel otak.

Dalam kedaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa

rusaknya intelektual tertentu.

1). Buka pakaian dan selimut yang berlebihan.

2). Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan.

3). Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai

oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.

4). Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak- Minuman

yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare

menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannya agar cairan tubuh

yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.

5). Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang.

6). Kompres dengan air hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan

Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.

2.1.9 Pencegahan Demam Typoid

2.1.9.1 Usaha yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah :

1) Dari sisi manusia :

(1). Vaksinasi untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini

dilakukan vaksinasi, kini sudah ada vaksin tipes atau tifoid yang

Page 44: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

24

disuntikan atau diminum dan dapat melindungi seseorang dalam waktu

3 tahun.

(2). Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene, sanitasi, personal

hygiene.

2). Dari sisi lingkungan hidup :

(1). Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan.

(2). Pembuangan kotoran manusia yang higienis.

(3). Pemberantasan lalat

(4). Pengawasan terhadap masakan dirumah dan penyajian pada penjual

makanan (Akhsin Zulkoni, 2011).

2.1.9.2 Sedangkan menurut Nurarif dan Kusuma diascharge planning pada

demam tifoid adalah:

1) Hindari tempat yang tidak sehat.

2) Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih.

3) Makanlah makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan

masak/panaskan sampai 570 beberapa menit dan secara merata.

4) Salmonella thypi didalam air akan mati apabila dipanasi setinggi 570

untuk beberapa menit atau dengan proses iodinasi/klorinasi.

5) Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi.

6) Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah dididihkan atau dari

botol.

7) Lalat perlu dicegah menghinggapi makanan dan minuman.

8) Istirahat cukup dan lakukan olahraga secara teratur.

9) Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, dan efek samping.

Page 45: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

25

10) Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus

dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut.

11) Tekankan untuk melakukan control sesuai waktu yang ditentukan.

12) Vaksin demam tifoid.

13) Buang sampah pada tempatnya (Nurarif & Kusuma, 2015).

2.1.10 Klasifikasi Demam Typoid

2.1.10.1 Menurut WHO (2003), ada 3 macam klasifikasi demam tifoid dengan

perbedaan gejala klinis:

1) Demam tifoid akut non komplikasi

Demam tifoid akut dikarakteristikkan dengan adanya demam

berkepanjangan abnormalis, fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa,

dan diare pada anak%anak), sakit kepala, malaise, dan anoksia. Bentuk

bronchitis biasa terjadi pada fase awal penyakit selama periode demam,

sampai 25% penyakit menunjukkan adanya rose spot pada dada, abdomen

dan punggung.

2) Demam tifoid dengan komplikasi

Pada demam tifoid akut, keadaan mungkin dapat berkembang menjadi

komplikasi parah. Bergantung pada kualitas pengobatan dan keadaan

kliniknYa, hinngga 10% pasien dapat mengalami komplikasi, mulai dari

melena, perforasi, usus dan peningkatan ketidaknyamanan abdomen.

3) Keadaan karier

Keadaan karier tifoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur pasien.

Karier tifoid bersifat kronis dalam hal sekresi Salmenella typhi difeses.

(Fitrianggraini, A., 2012)

Page 46: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

26

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Teori

Faktor Presipitasi dan Predisposisi

Faktor presipitasi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh makanan

yang tercemar oleh salmonella typhoid dan salmonella paratyphoid A, B dan C

yang ditularkan melalui makanan, jari tangan, lalat dan feses, serta muntah

diperberat bila klien makan tidak teratur. Faktor predisposisinya adalah minum

air mentah, makan makanan yang tidak bersih dan pedas, tidak mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan, dari wc dan menyiapkan makanan (Abdi, 2008).

2.2.1 Pengumpulan data

2.2.1.1 Identitas klien

Demam typhoid umumnya terjadi pada kelompok umur 5 – 30 tahun. Laki-

laki sama dengan wanita, jarang terjadi pada umur di bawah 2 tahun atau

diatas 60 tahun (Mutaqin & sari, 2011).

2.2.1.2 Keluhan utama

Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turun-

turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta

penurunan kesadaran.

2.2.1.3 Riwayat penyakit sekarang

Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi ke

dalam tubuh.

2.2.1.4 Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat penyakit demam tifoid.

2.2.1.5 Riwayat penyakit keluarga

Page 47: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

27

Adanya keluarga pernah menderita demam tifoid, dan penyakit turun

menurun.

2.2.1.6 Pola-pola fungsi kesehatan

1) Pola nutrisi dan metabolisme Klien akan mengalami penurunan

nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga makan

hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.

2) Pola eliminasi Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah

baring lama. Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami

gangguan, hanya warna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien

dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang

berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat

meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.

3) Pola aktivitas dan latihan Aktivitas klien akan terganggu karena

harus tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi maka segala

kebutuhan klien dibantu.

4) Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat terganggu

sehubungan peningkatan suhu tubuh.

5) Pola persepsi dan konsep diri Biasanya terjadi kecemasan pada

orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya.

6) Pola sensori dan kognitif Pada penciuman, perabaan, perasaan,

pendengaran dan penglihatan umumnya tidak mengalami kelainan

serta tidak terdapat suatu waham pada klien.

Page 48: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

28

7) Pola hubungan dan peran Hubungan dengan orang lain terganggu

sehubungan klien di rawat di rumah sakit dan klien harus bed rest

total.

8) Pola penanggulangan stress Biasanya orang tua akan nampak cemas.

2.2.1.7 Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum dan tingkat kesadaran.

Pada fase awal penyakit biasanya tidak didapatkan adanya

perubahan pada tingkat kesadaran. Pada fase lanjut secara umum

pasien terlihat sakit berat dan sering terjadi penurunan tingkat

kesadaran (apatis delirium).

2) Tanda-tanda vital

Suhu : Pada fase 7-14 hari didapatkan suhu tubuh meningkat 39-

41̊C pada malam hari dan biasanya turun pada pagi hari.

Nadi : pada pemeriksaan nadi ditemukan penurunan frekuensi nadi

(bradikardi relatif).

Pernafasan : Meningkat

Tekanan darah : Cenderung menurun

3) B1 (Breathing)

Sistem pernafasan biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, tetapi

akan mengalami perubahan jika terjadi respon akut dan gejala batuk

kering. Pada beberapa kasus berat bisa didapat adanya

komplikasitanda dan gejala pneumonia.

Page 49: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

29

4) B2 (Blood)

Penurunan tekanan darah, keringat dingin, dan diaphoresis sering

didapatkan pada minggu pertama. Kulit pucat dan akral dingin

berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin. Pada minggu

ketiga respon toksi sistemik dapat mencapai otot jantung dan

terjadi miokarditis dengan manifestasi penurunan curah jantung

dengan tanda denyut nadi lemah, nyeri dada, dan kelemahan fisik.

5) B3 (Brain)

Pada pasien dengan dehidrasi berat akan terjadi penurunan perfusi

serebral dengan manifestasi sakit kepala, perasaan lesu, gangguan

mental seperti halusinasi dan delirium. Pada beberapa pasien bisa

di dapatkan kejang umum yang merupakan respon terlibatnya

system saraf pusat oleh infeksi S. Typhi. Didapatkan icterus pada

sklera terjadi pada kondisi berat.

6) B4 (Blader)

Pada kondisi berat akan didapatkan penurunan urin output respon

dari penurunan curah jantung.

7) B5 (Bowel)

(1). Inspeksi :

(1)). Lidah kotor berselaput putih dan tepi hiperemis disertai

mistomatitis. Tanda ini jelas mulai Nampak pada minggu

kedua berhubungan dengan infeksi sistemik dan

endotoksin kuman.

(2)). Sering muntah

Page 50: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

30

(3)). Perut kembung

(4)). Distensi abdomen

(2). Auskultasi :

Didapatkan penurunan bising usus kurang dari 5 kali per menit

pada minggu pertama dan terjadi kontipasi, serta selanjutnya

meningkat akibat diare.

(3). Perkusi :

Didapatkan suara timpani abdomen akibat kembung.

(4). Palpasi :

(1)). Hepatomegaly dan splenomegaly. Pembesaran hati dan

linfa mengindikasikan infeksi yang mulai terjadi pada minggu

kedua.

(2)). Nyeri tekan abdomen merupaan tanda terjadinya perforasi

dan peritonitis.

8) B6 (Bone)

Respon sistemik akan menyebabkan maise. Kelemahan fisik

umum dan didapatkan kram otot ekstermitas. Pemeriksaan

integument sering didapatkan kulit menurun, muka tampak pucat,

rambut agak kusam, dan terpenting sering didapatkan tanda roseola

(bitnik merah pada leher, punggung dan paha). Roseola merupakan

suatu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm

berwarna merah, pucat, serta hilang pada penekanan, lebih sering

terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggu kedua.

Roseola ini merupakan emboli kuman dimana didalamnya

Page 51: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

31

mengandung kuman salmonella dan terutama didapatkan di perut,

dada, dan terkadang bokong maupun bagian fleksor dari lengan

atas (Muttaqin dan sari, 2011).

2.2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

1) Darah

Pada penderita demam tifoid bisa didapatkan anemia, jumlah leukosit

normal, bisa menurun atau meningkat.Penelitian oleh beberapa

ilmuwan mendapatkan bahwa hitung jumlah dan jenis leukosit serta

laju endap darah tidak mempunyai nilai sensitivitas, spesifisitas dan

nilai ramal yang cukup tinggi untuk dipakai dalam membedakan

antara penderita demam tifoid atau bukan, akan tetapi adanya

leukopenia dan limfositosis relatif menjadi dugaan kuat diagnosis

typoid

2) SGOT, SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal

setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan

penanganan khusus

3) Uji Widal

Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu ke depan, apakah ada

kenaikan titernya. Jika ada maka dinyatakan (+).Jika 1x pemeriksaan

langsung 1/320 atau 1/640,langsung dinyatakan (+) pada pasien

dengan gejala khas.

Page 52: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

32

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

2.2.2.1 Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi penyakit typoid

2.2.2.2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia

2.2.2.3 Ganguan keseimbanagan cairan berhubungan dengan out put

cairan berlebih

2.2.2.4.1 Gangguan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

2.2.3 Analisa Data

Analisa data dalam mengenali pola atau pemgelompokan data, data yang

telah dikumpulkan dapat dikelompokan berdasarkan gejala yang memiliki

hubungan. Namun data juga dapat dikelompokan berdasarkan kebutuhan

biopsiko- social dan spiritual. Sehingga Perawat dapat menentukan informasi

yang relavan dengan bantuan pengelompokan data yang telah dilakukan,

sehingga perawat dapat dengan mudah menganisis data yang telah

dikelompokkan. Dalam analisis data perawat harus membuat keputusan terkait

dengan hasil dari pengkajian.

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya

berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan

pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan

analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan

data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat

kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Tipe data menurut Setiadi (2012) adalah sebagai berikut:

Page 53: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

33

2.2.3.1 Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah

kesehatannya. Data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk

persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya. Sumber data lain

dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga kesehatan lainnya.

2.2.3.2 Data objektif Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari

status kesehatan pasien.

2.2.3.3 Adapun langkah-langkah dalam analisis data, yang diantaranya sebagai

berikut ini:

1) Yang pertama, tahap pengumpulan data.

2) Yang kedua, tahap editing. Pada tahap ini yaitu memeriksa kejelasan

maupun kelengkapan mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.

3) Yang ketiga, tahap koding. Maksudnya pada tahap ini melakukan proses

identifikasi dan proses klasifikasi dari tiap-tiap pernyataan yang terdapat

pada instrumen pengumpulan data berdasarkan variabel yang sedang

diteliti.

4) Yang keempat, Tahap tabulasi. Melakukan kegiatan mencatat ataupun

entri data kedalam tebel-tabel induk dalam penelitian.

5) Yang kelima, Tahap pengujian. Pada tahapan ini data akan diuji

kualitasnya yaitu menguji validitas maupun realiabilitas instrumen dari

pengumpulan data.

6) Yang keenam, tahap mendeskripsikan data. Menyajikan dalam bentuk

tabel frekuensi ataupun diagram dan dalam berbagai macam ukuran

tendensi sentral maupun ukuran dispersi. Dengan tujuan untuk memahami

karakteristik data sampel dari penelitian tersebut.

Page 54: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

34

7) Tahap pengujian hipotesis. Tahap ini merupakan tahapan pengujian

terhadap proposisi apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna

atau tidak, atas dasar hipotesis inilah nantinya keputusan akan dibuat.

Teknik analisis data dalam penelitian ada 2 (dua) jenis, yang diantaranya

sebagai berikut ini:

2.2.3.4 Teknik analisis data secara deskriptif.

Teknik analisis data deskriptif merupakan tekhnik analisis yang dipakai

untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan

data-data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat

generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data

statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik,

tabel, presentase, frekwensi, diagram, grafik, mean, modus dll. Itulah

penjelasan mengenai tekhnik analisis data deskriptif.

2.2.3.5 Teknik analisis data secara inferensial.

Teknik analisis data inferensia merupakan statistik yang dipakai untuk

melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku

secara umum. Ciri dari analisi data inferensial yaitu digunakanya rumus

statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang

nantinya akan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal dari

samber bagi populasi. Dengan begitu statistik inferensial mempunyai fungsi

untuk mengeneralisasikan hasil dari penelitian sampel untuk populasi, sesuai

dengan fungsi itulah maka statistik inferensial sangat berguna untuk

penelitian sampel. Itulah penjelasan mengenai tekhnik analisis data

inferensial.

Page 55: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

35

2.2.3.6 Fungsi analisis.

1) Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data

yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan

kebutuhan klien.

2) Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif

pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan,

sebelum melakukan tindakan keperawatan.

2.2.3.7 Adapun fokus dalam pengumpulan data.

1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang

2) Pola koping sebelumnya dan sekarang

3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang

4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

5) Resiko untuk masalah potensial

6) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

7) Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul

8) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan

spiritual

9) Membandingkan dengan standart

10) Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan) yang

ditemukan

Page 56: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

36

2.2.4 Intervensi

2.2.4.1 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) : Hipertermi berhubungan

dengan respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal Tabel 1. 1 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) HIPERTERMI

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATA

N

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

1 Hipertermi

berhubungan

dengan respon

sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

DS :

1) klien

mengeeluh

demam

2) klien

mengeluh lemas

DO :

1) kenaikan

suhu tubuh diatas

rentang normal

36,5-37,5 C

2) kulit

kemerahan dan

kering

3) pertambah

an RR Noormal

16-20 x/menit

4) tatikardi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan dapat

teratasi dengan criteria

hasil:

1) Suhu tubuh

dalam rentang normal

36,5-37,5 C

2) Nadi dan RR

dalam rentang normal

16-20 x/menit

3) Tidak ada

perubahan warna kulit

dan tidak ada pusing,

merasa nyaman

1) Monitor

suhu sesering

mungkin

R/: Agar tidak

terjadi dehidrasi

dan proses

penguapan

2) Monitor

warna dan suhu

kulit

R/: Mencegah

terjadinya

dehidrasi.

3) Monitor

tekanan darah,

nadi dan RR

R/: Mengetahui

keadaan umum

pasien.

4) Monitor

WBC, Hb, dan Hct

R/: Mencegah

terjadinya

komplikasi.

5) Monitor

intake dan output

Page 57: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

37

5) kulit teraba

panas

R/: Mencegah

terjadinya

dehidrasi.

6) Berikan anti

piretik

R/: Mencegah

hipertermi.

7) Berikan

pengobatan untuk

mengatasi

penyebab demam

R/: Mencegah

terjadinya demam

tinggi dan syok.

8) Selimuti

pasien.

R/: dapat

memberikan

pasien tetap

keadaan hangat.

9) Berikan

cairan intravena

R/: Mencegah

dehidrasi.

10) Kompres

pasien pada lipat

paha dan aksila

R/: meralihkan

panas secara

konduksi dan

membantu tubuh

menyesuaikan

Page 58: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

38

terhadap panas

dan memberikan

rasa nyaman.

11) Tingkatkan

sirkulasi udara

R/: Membantu

penurunan suhu

tubuh dan

memberikan

rasanyaman.

12) Monitor

suhu minimal tiap

2 jam

R/: Agar tidak

terjadi dehidrasi

dan proses

penguapan.

13) Tingkatkan

intake cairan dan

nutrisi

R/: Agar

memulihkan

keadaan pasien.

Page 59: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

39

2.2.4.2 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) : Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake makanan

yang adekuat

Tabel 1. 2 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya

intake makanan yang adekuat

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATA

N

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

1 Ketidakseimbang

an nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

kurangnya intake

makanan yang

adekuat

Ditandai dengan

DS :

1) klien

mengeluh

mengalami

penurunan nafsu

makan

2) klien

mengeluh

mengalami

penurunan berat

badan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan dapat

teratasi dengan criteria

hasil:

1) Adanya

peningkatan berat

badan sesuai dengan

tujuan

2) Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi

badan

3) Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

4) Tidak ada tanda

tanda malnutrisi

5) Tidak terjadi

penurunan berat badan

yang berarti

1) Kaji adanya

alergi makanan

R/: Mengetahui

jenis makanan

yang cocok untuk

pasien.

2) Kolaborasi

dengan ahli gizi

untuk menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

R/: Memberikan

diit yang tepat.

3) Anjurkan

pasien untuk

meningkatkan

protein dan

vitaminC

R/: Mencegah

kurangnya vitamin

dan menjaga

4) Berikan

substansi gula

Page 60: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

40

DO:

1) BB sebelum

sakit : .....kg,

2) BB sesudah

sakit : .....kg

R/: Mencegah

terjadinya kondisi

lemah pasien.

5) Yakinkan diet

yang dimakan

mengandung

rendah serat untuk

mencegah

konstipasi.

R/: Menghindari

pasien agar tidak

mual, dan

memulihkan usus

yang terinfeksi.

6) Berikan

makanan yang

terpilih ( sudah

dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

R/: Menjaga selera

makan pasien dan

terjamin akan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

7) Berikan

informasi tentang

kebutuhan nutrisi

R/: Agar pasien

mengetahui

makanan apa saja

yang harus di

Page 61: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

41

konsumsi ketika

sakit, dan tidak

memakan

makanan yang

sembarangan.

8)

Dokumentasikan

hasil tindakan

dalam catatan

rekam medik

9). BB pasien

dalam batas

normal

R/: Mencegah

terjadinya

penurunan berat

badan.

10). Monitor tipe

dan jumlah

aktivitas yang

biasa dilakukan

menganjurkan

pasien untuk

istirahat total

ketika dilakukan

asuhan

keperawatan.

R/: Menstabilkan

keadaan pasien

11). Monitor

turgor kulit

Page 62: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

42

R/: Mencegah

terjadinya

kurangnya nutrisi.

12). Monitor mual

dan muntah.

R/: Mengetahui

keadaan pasien

yang

terkontaminasi

virus.

13). Monitor

pucat, kemerahan,

dan kekeringan

jaringan

konjungtiva

R/: Mencegah

terjadinya

dehidrasi dan

kurangnya nutrisi.

6) Catat jika lidah

berwarna

magenta, scarlet

R/: Mengetahui

keadaan pasien.

Page 63: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

43

2.2.4.3 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) : Ganguan keseimbangan

cairan berhubungan dengan out put berlebih

Tabel 1. 3 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Ganguan keseimbangan

cairan berhubungan dengan out put berlebih

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

3 Ganguan keseimbangan

cairan berhubungan

dengan out put berlebih

ditandai dengan

DS :

1) Klien mengatkan

lelah

2) Dan sering buang air

Besar/diare

DO:

1) Perubahan status

mental

2) Penurunan turgor

kulit dan lidah

3) Penurunan haluaran

urin

4) Penurunan pengisian

vena

5) Kulit dan membrane

mukosa kering

6) Kematokrit

meningkat

7) Suhu tubuh

meningkat

8) Peningkatan

frekuensi nadi, penurunan

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan

masalah

keperawatan

dapat teratasi

dengan criteria

hasil:

1) status

mental normal

2) turgor

kulit dan lidah

normal

3) jumnlah

urin normal

4) Penurunan

pengisian vena

5) Kulit dan

membrane

mukosa lembab

6) Kematokri

t normal

1) Pantau

warna, jumlah

dan frekuensi

kehilangan

cairan

R/: Mencegah

terjadinya

dehidrasi.

2) Observa

si khususnya

terhadap

kehilangan

cairan yang

tinggi

elektrolit

R/: Mencegah

terjadinya

dehidrasi.

3) Identifik

asi factor

pengaruh

terhadap

bertambah

buruknya

dehidrasi

Page 64: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

44

TD, penurunan volume

dan tekanan nadi

9) Konsentrasi urin

meningkat

10) Penurunan berat

badan yang tiba-

tibaKelemahan

7) Suhu

tubuh normal

8) frekuensi

nadi, penurunan

TD, penurunan

volume dan

tekanan nadi

normal

9) berat

badan yang

normal

10) tidak

merasa

Kelemahan

R/: Agar

pasien tetap

terjaga intake

cairan.

4) Pantau

hasil

laboratorium

yang relevan

dengan

keseimbangan

cairan.

R/: Mencegah

terjadinya

komplikasi.

5) Pantau

status hidrasi

R/: Agar

pasien tetap

terjaga intake

outputnya.

6) Pertaruh

kan keakuratan

catatan asupan

dan haluaran

R/: Menjaga

keadaan pasien

agar cepat

stabil dan

mencegah

dehidrasi akut.

Page 65: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

45

2.2.4.4 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) : Gangguan aktifitas

berhubungan dengan kelemahan fisik

Tabel 1. 4 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Gangguan aktifitas

berhubungan dengan kelemahan fisik

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

4 Gangguan aktifitas

berhubungan

dengan keletihan

fase penyakit

thypoid ditandai

dengan

DS:

1) klien

mengatakan

aktivitasnya dibantu

2) klien

mengatakan lemah

dan cepat lelah

3) klien

mengatakan adanya

sesak membuat

klien tidak nyaman

saat beraktivias

DO:

1) BAB dan

BAK diantum oleh

keluarga dan

perawat

2) terpasang

infus

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24 jam

diharapkan

masalah

keperawatan

dapat teratasi

dengan criteria

hasil:

1) Berpartisip

asi dalam

aktivitas fisik

tanpa disertai

peningkatan

tekanan darah,

nadi dan RR

2) Mampu

melakukan

aktivitas sehari

hari (ADLs)

secara mandiri

1.) Observasi

adanya pembatasan

klien dalam

melakukan aktivitas

R/: Agar pasien tetap

istirahat dan

mencegah terjadinya

komplikasi.

2.) Dorong anal

untuk

mengungkapkan

perasaan terhadap

keterbatasan

R/: Agar pasien

mengetahui

pentingnya

pembatasan aktivitas.

3.) Kaji adanya

factor yang

menyebabkan

kelelahan

R/: Mencegah

terjadinya

komplikasi.

Page 66: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

46

3) klien terlihat

lemah

4.) Monitor

nutrisi dan sumber

energi tangadekuat

R/: Menjaga selera

makan pasien dan

terjamin akan jumlah

kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan

pasien.

5.) Monitor pola

tidur dan lamanya

tidur/istirahat pasien

R/: Menjaga

terjadinya

komplikasi.

6.) Bantu klien

untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang

mampu dilakukan

R/: Agar pasien

mengetahui

pentingnya istirahat

ketika sakit.

7.) Bantu untuk

memilih aktivitas

konsisten yangsesuai

dengan kemampuan

fisik, psikologi dan

social

R/: Agar pasien tetap

terjaga kesehatanya.

Page 67: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

47

8.) Bantu

pasien/keluarga

untuk

mengidentifikasi

kekurangan dalam

beraktivitas

R/: Agar pasien tetap

terjaga kesehatanya.

2.2.5 Implementasi

Implementasi adalah tahap ke empat dalam tahap proses keperawatan

dalam melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana (Hidayat,

2004). Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu

klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008). Implementasi

merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup

tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan

keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas

petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah

tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan

dokter atau petugas kesehatan lain.

2.2.5.1 Tahap-Tahap Implementasi Keperawatan

Menurut Purwaningsih & Karlina (2010) ada 4 tahap operasional

yang harus diperhatikan oleh perawat dalam melakukan implementasi

keperawatan, yaitu sebagai berikut :

1) Tahap Prainteraksi

Page 68: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

48

(1). Membaca rekam medis klien

(2). Mengeksplorasi perasaan, analisis kekuatan dan

keterbatasan professional pada diri sendiri

(3). Memahami rencana keperawatan secara baik

(4). Menguasai keterampilan teknis keperawatan

(5). Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan

dilakukan

(6). Mengetahui sumber daya yang diperlukan

(7). Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam

pelayanan keperawatan

(8). Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk

mengukur keberhasilan

(9). Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin

muncul

(10). Penampilan perawat harus meyakinkan

2) Tahap Perkenalan

(1) Mengucapkan salam

(2) Mengorientasikan/memperkenalkan nama

(3) Menanyakan nama, alamat dan umur klien

(4) Menginformasikan kepada klien tujuan dan tindakan yang

akan dilakukan oleh perawat

(5) Memberitahu kontrak waktu, berapa lama akan dilakukannya

tindakan

Page 69: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

49

(6) Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya tentang

tindakan dan bertanya kepada klien setuju atau tidak pada

tindakan yang akan dilakukan

3) Tahap Kerja

(1) Menjaga privacy klien

(2) Melakukan tindakan yang sudah direncanakan

(3) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan

tindakan adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan

komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien

terhadap tindakan yang telah diberikan

4) Tahap Terminasi

(1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan

perasaannya setelah dilakukan tindakan oleh perawat

(2) Berikan feedback yang baik kepada klien dan puji atas

kerjasama klien

(3) Kontrak waktu selanjutnya Rapikan peralatan dan lingkungan

klien dan lakukan terminasi

(4) Berikan salam sebelum meninggalkan pasien

(5) Lakukan pendokumentasian

2.2.6 Evaluasi

Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan

seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.

Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses

Page 70: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

50

mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri.

(Ali, 2009)

Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai

efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan

pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011)

Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam

Wardani, 2013)

S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh

keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan

pengamatan yang objektif.

A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.

P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data

sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk

membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)

Dari hasil intervensi diatas, evaluasi yang diharapkan :

1) Suhu tubuh normal (36 0C) atau terkontrol.

2) Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat.

3) Pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari optimal.

4) Kebutuhan cairan terpenuhi

Page 71: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

51

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tinjauan Kasus ini penulis susun dengan menerapkan asuhan keperawatan

pada pasien dengan pendekatan keperawatan melalui langkah-langkah

melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal Masuk : 21 Juli 2019 Jam Masuk : 22.15

Ruang/ Kelas : Tulip Kamar No. : Tulip Laki-laki

Pengkajian Tanggal : 22 Juli 2019 Jam : 12.00 WIB

3.1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn “I” No. Reg. : 09XXXX

Umur : 25 tahun Tgl. MRS : 21 Juli 2019

Jenis Kelamin : ♂ (Laki-laki) Diagnosa : Demam Typoid

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Alamat : Pulosari 3/14

Agama : Islam Pekerjaan : Swasta

Penanggung : BPJS Pendidikan : SMA

3.1.2 RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)

3.1.2.1 Riwayat Sebelum Sakit

1). Penyakit berat yang penah diderita : Pasien tidak pernah menderita

penyakit berat sebelumnya

2). Obat-obat yang biasa dikonsumsi : Pasien tidak pernah

mengkonsumsi obat obatan sebelum mengalami sakit saat ini.

Page 72: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

52

3). Kebiasaan berobat : Pasien hanya berobat ketika

merasa sakitnya tidak kunjung sembuh selama lebih dari 1minggu.

4). Alergi : Pasien tidak mempunyai riwayat

alergi obat ataupun makanan

5). Kebiasaan merokok/ alkohol : Pasien tidak merokok/alkohol

3.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

1). Alasan dirawat :

Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami panas, mual,

muntah selama 3 hari yang lalu. Sebelum masuk Rumah Sakit pasien

mengalami demam tinggi pada waktu siang dan malam hari, disertai mual,

muntah, keluhan bertambah berat bila beraktivitas, dan kurang bila

dikompres, istirahat dan minum obat. Pasien meminum obat penurun

panas paracetamol dan panasnya turun dan timbul panas lagi. Setelah

pasien merasa sakitnya tidak kunjung sembuh, makin panas dan lemas.

Pasien memeriksakan diri ke IGD Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya pada tanggal 21 juli 2019 pukul 22.15 . Setelah dilakuka

anamnesa dengan TD : 90/60 mmHg, S : 38.6 C̊, N : 82 x/menit, RR : 20

x/menit. Setelah dilakukan anamnesa dan hasil observasi pasien

mengalami demam selama lebih dari 3 hari, pasien disarankan untuk

dilakukan pemeriksaan lanjut, yaitu pemeriksaan laboratorium dan uji

widal. Hasil dari pemeriksaan laboratorium dan uji widal terdapat leukosit

: 4.45 , trombosit : 125 , salmonella typhi H : Positif 1/80. Dan pasien

positif dinyatakan terdiagnosa demam typoid.

Page 73: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

53

2). Keluhan utama : Pasien mengatakan Demam, mual,muntah, lemas

selama 3 hari yang lalu.

3). Upaya yang telah dilakukan:

(1). Laboratorium

(2). Uji Widal.

4). Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien megatakan, dirinya dan keluarga tidak ada yang menderita

penyakit yang menurun dan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit

seperti yang dideritanya sekarang Demam typoid dan tidak pernah

dirawat sebelumnya di rumah sakit.pasien dan keluarga juga tidak

mempunyai riwayat penyakit yang menular seperti HIV, Diabet Militus,

Jantung dan hipertensi.

Page 74: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

54

Genogram:

Keterangan :

: Laki laki : Tn I yang sakit

: Perempuan : Ny Y

: Tinggal serumah : Garis hubung

Pasien adalah kepala keluarga dari keluarga kecilnya, suami dari istrinya.

5). Riwayat Kesehatan Lingkungan

Keadaan lingkungan bersih, Pasien sering membeli makanan di

warung – warung dan yang sering di warung dekat rumah, yang di jual

di tempat terbuka yang kemungkinan besar gampangnya makanan

terkontaminasi bakteri-bakteri terutama bakteri salmonella typhi.

6). Riwayat Kesehatan Lainnya: Pasien Ibu (KeluargaBerencana)

Pasien dan keluarga tidak pernah dirawat di rumah sakit, kesehatan

keluarga baik dan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit

seperti yang pasien alami sekarang. Keluarga berharap bahwa anaknya

akan sembuh bila dirawat di RS. Tingkat III Brawijaya Surabaya.

Page 75: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

55

Alat bantu yang dipakai:

Gigi palsu : X Ya √ Tidak

Kaca mata : X Ya √ Tidak

Pendengaran : X Ya √ Tidak

Lainnya (sebutkan):

Pasien tidak memakai alat bantu apapun di tubuhnya. Pasien juga

tidak bertato, di tubuhnya tidak ada bekas luka/bekas operasi (Pen).

3.1.3 OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1). Keadaan umum :

Pasien tampak lemah

2). Tanda – tanda vital, TB dan BB:

(1). S : 38,6 ̊C

(2). HR : 82 x/mnt

(3). TD : 90/60 mmHg

(4). RR : 20 x/mnt

Lainnya (sebutkan) :

TB : 160 cm, BB Sebelum sakit : 62 kg, BB Ketika sakit : 61 kg. Mukosa

bibir terlihat kering bibir pecah-pecah, konjungtiva tampak pucat, Lidah

pasien terlihat putih kotor area lidah atas, Akral teraba panas.

Masalah Keperawatan : HIPERTERMI

3). Body systems:

3.1.3.1 Pernapasan (B1: Breathing)

Hidung : Bentuk simetris, tidak ada massa dan sputum pergerakan paru kanan

dan kiri normal dengan frekuensi 20 kali/ menit, Tidak ada nyeri tekan

Page 76: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

56

Trachea : Bentuk Simetris.

X Nyeri X Dyspnea X Orthopnea X Cyanosis

X Batuk darah X Napas dangkal X Retraksi dad X Respirato

X Tracheostomy X Sputum

Suara nafas tambahan :

Wheezing : lokasi : Tidak ada

Ronchi : lokasi : Tidak ada

Bentuk dada : Simetris

Lainnya (sebutkan) : Tidak ada pembesaran tyroid.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3.1.3.2 Kardiovaskuler (B2: Bleeding)

Irama jantung : S1/ S2 Tunggal (lup-dup) tidak ad amur mur.

CRT: < 3 detik.

Nyeri dada : Tidak ada.

Kram kaki : Tidak ada.

Clubbing finger: Tidak ada.

Suara jantung : Normal

Ada kelainan (sebutkan) : Tidak ada.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Edema : Tidak ada Edema dan tidak ada nyeri tekan.

3.1.3.3 Persyarafan (B3: Brain)

Kesadaran composmentis GCS 4 5 6, kepala dan wajah bersih, bentuk

simetris, tidak ada benjolan, Pengecapan baik, dapat merasakan manis, asin,

Page 77: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

57

pahit, asam. Perabaan baik bisa merasakan rabaan panas, dingin dan tekanan.

Reflek PatelaNormal, Kejang Tidak ada, Nyeri Kepala tidak ada.

Istirahat tidur : tidak ada keluhan dalam frekuensi tidur.

Saat dirumah : malam 8 jam dan siang 3 jam

Saat MRS : Malam 7 jam dan siang 3 jam

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.

3.1.3.4 Perkemihan - Eliminasi Uri (B4: Bladder)

Produksi urine : ±800 ml Frekuensi : 6-8 x/hari

Warna : Kuning Jernih Bau : Khas urin

Masalah perkemihan: Tidak ada masalah perkemihan

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

3.1.3.5 Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)

Mulut dan tenggorok : Lidah tampak putih kotor area lidah bagian atas,

tenggorokan tidak ada kelainan.

Abdomen : Bentuk normal, tidak ada nyeri tekan, terdapat

kembung.

BAB :

1) Sebelum sakit/saat di rumah : Frekuensi ± 1 x/hari. Warna kuning.

Bau khas fases. Konsistensi lunak.

2) Saat di rumah sakit : Frekuensi ± 1 x/hari. Warna kuning.

Bau khas fases. Konsistensi lunak.

Lainnya (sebutkan) : Pasien mengalami mual

Diet : TKTP 2100 Kal

Page 78: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

58

Lain-lain : Sajikan makanan yang masih

hangat, beri nutrisi diet lembek.

Masalah keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan

tuubuh.

3.1.3.6 Tulang – Otot – Integumen (B6: Bone)

Kemampuan pergerakan sendi : Bebas, tidak dapat kelumpuhan.

Pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM) : 5 5

Parese : Tidak ada. 5 5

Paralise : Tidak ada

Hemiparese : Tidak ada.

Lainya (sebutkan) : Kulit Bersih, sawo matang, tidak ada nyeri tekan,

tidak ada lesi. Akral Hangat. Turgor Cukup.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

Extremitas:

Atas : kiri tidak ada kelainan (terpasang Infus RL di

tangan sebelah kiri) kekuatan otot 5, Ekstremitas

atas kanan tidak ada kelainan, Kekuatan otot 5.

Lokasi : Ekstermitas atas tangan kiri terpsang

infus.

Bawah : ekstremitas bawah kanan tidak ada kelainan,

Kekuatan otot 5, ekstremitas bawah kiri tidak ada

kelainan, kekuatan otot 5. Lokasi : Tidak ada.

3.1.3.7 Sistem Endokrin

Terapi hormon: Tidak ada terapi hormon

Page 79: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

59

Hasil Laboratorium Pemeriksaan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

3.1.3.8 Sistem Reproduksi

Laki-laki :

Kelamin : Jenis kelamin pasien laki-laki

Bentuk : Normal

Kebersihan :Bersih

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawtan

3.1.4 POLA FUNGSI KESEHATAN

1) Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit :

Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit yang dialami

pasien dan Pasien mengatakan saat ini menerima dengan ikhlas dan tabah

pasien hanya ingin sembuh dari penyakit yang diderita.

2) Nutrisi – Metabolisme:

TB : 160 cm

BB sebelum sakit : 62kg

BB sesudah sakit : .61 kg

Diet khusus : IMT berat badan dibagi tinggi badan dikali tinggi badan {61

: 160 x 160 = 61(BB ideal) }Diet khusus TKTP, Frekuensi 3x/hari, Rendah

serat, Lunak, tinggi protein, sedikit tetapi Sering. Jenis makanan Nasi

lembek, lauk pauk, porsi makan tidak habis, Nafsu makan berkurang,

adanya mual, Tidak ada alergi baik pada makanan, obat-obatan, ataupun

terhadap suhu, minum air putih, Jumlah 1200 cc/24 jam, Jenis minuman

Cair.

Page 80: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

60

3) Pola tidur dan istirahat : Saat sakit tidur malam 4-5 jam, tidur

siang 1-2 jam dan kadang tidak tidur siang.

4) Kognitif – perseptual : Komunikasi baik dan lancer.

5) Persepsi diri – konsep diri :

Tn. I merasa bersyukur memiliki keadaan tubuh yang normal meskipun

kini dia sedang sakit, dia pasrah kepada Allah SWT, ini merupakan cobaan

bagi dirinya, Tn.M mampu menyebutkan tentang identitas dirinya, Tn.I.

berharap ingin cepat sembuh dari penyakitnya, harga diri Tn.I baik, Tn.I

di rumah sakit berperan sebagai pasien, dan di rumah sebagai suami dan

ayah bagi anaknya.

6) Ekspresi afek dan emosi :

Tn.M tampak tenang terhadap penyakit yang dideritanya, pasien tampak

menerima dan ikhlas.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

7) Peran – hubungan :

Antara pasien dan perawat sangat kooperatif. Komunikasi lancar, antara

pasien dan petugas kesehatan saling percaya. Bahasa yang digunakan

yakni bahasa sehari-hari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Berbicara

Normal dan Jelas. Hubungan dengan keluarga Baik, Tn.I dan keluarga

saling menolong dan mendukung satu sama lain untuk kesembuhan Tn.I.

Hubungan dengan teman/petugas kesehatan ataupun antara pasien dan

petugas kesehatan sangat kooperatif dan saling percaya.

8) Aktivitas dan kebersihan diri :

Saat di rumah pasien selalu mandi setiap hari secara mandiri, dan saat di

Page 81: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

61

Rumah sakit pasien hanya di seka oleh keluarga 2x sehari.

9) Koping – toleransi stress (mekanisme pembelaan ego) :

Tn.I mengatakan apabila ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan

baik baik dengan anggota keluarga lainnya.

10) Nilai – pola keyakinan :

(1). Menjalankan ibadah :

Pasien beragama Islam dan biasanya pasien tiap harinya

melakuakan ibadah 5 waktu dan biasanya mengikuti pengajian

rutinan setiap minggu.

Pasien tetap melakukan ibadah selama sakit meskipun dalam

keadaan terbaring ditempat tidur ataupun duduk diatas tempat tidur

(2). Persepsi tentang kematian :

Kematian pasti semua manusia akan mengalaminya, tetapi kita

sebagai manusia ingin tetap selalu sehat dan dijauhkan dari segala

penyakit. Karena kesehatan sangat penting, kebetulan pasien

mengalami sakit. Pasien sangat sedih, banyak pekerjaan

terbengkal. Mungkin saya sangat ceroboh dengan kesehatan, tetapi

ketika sakit seperti ini terasa sekali nikmatnya sehat. Akhirnya

sekarang Cuma bisa di tempat tidur, berharap semoga penyakitnya

tidak semakin menjadi dan diberikan kesembuhan Panjang umur.

Lainnya (sebutkan) :

Keluarga dan pasien berharap semoga sakit yang di alami oleh

pasien segera sembuh dan bisa kembali sehat seperti biasanya. Dan

bisa kembali aktivitas seperti biasanya.

Page 82: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

62

3.1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1). Laboratorium :

(1). Tabel Hasil lab tanggal 21 Juli 2019

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap di Rumah Sakit TK

III Brawijaya Surabaya Tanggal 21 Juli 2019 pada pukul (22.15)WIB.

Tabel 1. 5 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn “I”.

X Ray : Tidak ada

USG :Tidak ada

Lain-lain (sebutkan) :

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

HEMATOLOGI

Darah Legkap

Hemoglobin

Leukosit

LED

Hitung jenis /Diff

Count

Eosinopil

Basophil

Stab

Segmen

Limposit

Monosit

Trombosit

PCV/Hematrokrit

14,6

4.45

6

0.7

0.2

0.0

57.8

24.0

17.3

125

42,8

P : 11.7 - 15.5 g/dl

L : 13.2 - 15.5 g/dl

L : 3.8 - 10.6 ribu/mm3

P : 3.6 -11 ribu/mm3

L : < 10. mm/jam

P : < 16. mm/jam

L/P : 2 - 4 %

L/P : 0 - 1 %

L/P : 2 - 6 %

L/P : 50 - 70 %

L/P : 25 - 40 %

L/P :2 - 8 %

L/P : 150 - 440

ribu/mm3

L : < 40 - 52 %

P : < 35 - 47 %

Page 83: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

63

2). Uji Widal :

(2). Tabel Hasil Uji widal tanggal 21 Juli 2019

Hasil Pemeriksaan Uji Widal di Rumah Sakit TK III Brawijaya

Surabaya Tanggal 21 Juli 2019 pada pukul (22.15)WIB

Tabel 1. 6 Hasil Pemeriksaan Uji Widal Tn “I”

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

IMMUNOLOGI /

SEROLOGI

Widal

Salmonella Typhi O

Salmonella Typhi H

SalmonellaParatyphi OA

SalmonellaParatyphi OB

NEGATIF

POSITIF 1/80

NEGATIF

NEGATIF

L/P NEGATIF

L/P NEGATIF

L/P NEGATIF

L/P NEGATIF

3.1.6 TERAPI

1) Infus Ringer Laktat (RL) 500ml, 28 tetes/menit :

Ringer laktat adalah larutan steril yang digunakan sebagai penambah cairan dan

elektrolit tubuh untuk mengembalikan keseimbangannya

2) Paracetamol 3x1 :

Paracetamol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam golongan analgesik

(pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam)

3) Antrain 2 ml 3x1 ampl/iv :

Antrain injeksi adalah obat untuk meredakan nyeri parah serta demam seperti

nyeri pasca operasi atau nyeri kolik yang memiliki bahan aktif natrium

Page 84: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

64

metamizole

4) Ranitidine 50mg/2ml 2x1 ampl/iv :

juga digunakan untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit perut dan

kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung, misalnya

erosive esophagitis dan refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease,

GERD).

5) Omeprazole 40mg 2x1 ampl/iv :

Omeprazole adalah obat untuk mengatasi masalah perut dan kerongkongan yang

diakibatkan oleh asam lambung.

Surabaya, 24 Juli 2019

Tanda Tangan Mahasiswa

Desty Wulandari

NIM : 1902058

Page 85: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

65

3.1.7 ANALISA DATA HIPERTERMI Dx.1

Tabel 1. 7Analisa Data Hipertermi Tn “I”

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

KEPERAWATAN

DS :

1) Pasien mengatakan

demam sudah 3 hari.

2) Pasien mengatakan

demamnya tinggi pada

waktu siang dan malam

hari.

DO :

1) Pasien terlihat lemah.

2) TD : 90/60 mmHg.

3) S : 38.6 ̊C.

4) N : 82 x/menit.

5) RR : 20 x/menit.

6) Bibir tampak pecah-

pecah.

7) Akral teraba panas.

8) Pasien tampak pucat

9) Mukosa bibir terlihat

kering.

Bakteri salmonela

thyposa

Masuk lewat

makanan

Menginfeksi

saluran pencernaan

masuk ke usus

halus

demam thypoid

Inflamasi

Masuk kedalam

darah

Bakteri

mengeluarkan

endotoksin

Peradangan lokal

meningkat

Merangsang

hipotalamsu

HIPERTERMI

Hipertermi

Page 86: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

66

3.1.8 ANALISA DATA KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG

DARI KEBUTUHAN TUBUH Dx.2

Tabel 1. 8 Analisa data Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari

Keseimbangan Tubuh Tn “I”

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

KEPERAWATAN

DS : Pasien mengatakan

mual, muntah, nafsu makan

menurun sudah 3 hari

DO :

1) Pasien terlihat lemah

2) TD : 90/60 mmHg

3) S : 38.6 ̊C

4) N : 82 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Mukosa bibir terlihat

kering

7) Lidah pasien terlihat

putih kotor

8) Berat badan

berkurang

Sebelum sakit : 62Kg

Ketika sakit : 61Kg

Bakteri salmonela

thyposa

Masuk lewat makanan

Menginfeksi saluran

pencernaan

masuk ke usus halus

demam thypoid

Inflamsi

Anoreksia

Berat badan menurun

Ketidak seimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 87: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

67

3.1.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah dilakukannya pengkajian dan analisa data, maka tahap selanjutnya

perumusan diagnosa keperawatan adapun diagnose yang muncul pada Tn. I

dengan Demam Typoid diruangan Tulip Di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya adalah:

Nama : Tn. I

Diagnosa Medis : Demam Typoid

No. Register : 09XXXX

Ruang : Pavilliun Tulip

Tabel 1. 9 Diagnosa Keperawatan Prioritas Tn “I”

No.

Masalah Keperawatan

Tanggal

TTD Ditemukan Teratasi

1.

2.

Hipertermi berhubungan

dengan respon sistemik

dari inflamasi

gastrointestinal

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

21 Juli 2019

21 Juli 2019

24 Juli 2019

24 Juli 2019

Page 88: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

68

3.1.10 INTERVENSI KEPERAWATAN HIPERTERMI Dx.1

Tabel 1. 10 Intervensi Hipertermi Tn “I”

No.

DX Tujuan,

Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

1.

Dx.1

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

masalah

keperawatan dapat

teratasi dengan

criteria hasil:

1) Suhu tubuh dalam

rentang normal 36,5-

37,5 C

2) Nadi dan RR

dalam rentang

normal 16-20

x/menit

3) Tidak ada

perubahan warna

kulit dan tidak ada

pusing, merasa

nyaman

1) Lakukan BHSP

(Menjelaskan maksud

dan tujuan)

2) Monitor suhu

minimal tiap 2 jam

3) Monitor TD, nadi,

dan RR

4) Monitor warna dan

suhu kulit

5) Menganjurkan

pasien untuk banyak

minum air putih

6) Beri kompres pada

daerah dahi

7) Kompres pasien

pada lipat paha dan

aksila

8) Anjurkan untuk

mengenakan pakaian

yang tipis

1). Dengan

melakukan BHSP

diharapkan pasien

kooperatif dengan

tindakan

2). Agar tidak

terjadi dehidrasi

dan proses

penguapan yang

berlebihan akibat

suhu tubuh yang

meningkat.

3). Mengetahui

keadaan umum

pasien

4). Mengetahui

Perubahan status

hidrasi, membran

mukosa, turgor

kulit

menggambarkan

Page 89: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

69

9) Selimuti pasien

untuk mencegah

hilangnya kehangatan

tubuh

10) Berikan

pengobatan pemberian

terapi antibiotik dan

antipiretik untuk

mengatasi penyebab

demam K. kolaborasi

dengan dokter.

11) Dokumentasikan

hasil tindakan dalam

catatan rekam medik

berat ringannya

kekurangan cairan.

5). Peningkatan

suhu tubuh

mengakibatkan

penguapan tubuh

meningkat,

sehingga perlu

diimbangi dengan

asupan cairan yang

banyak

6). Pemberian

kompres dapat

menyebabkan

peralihan panas

secara konduksi

dan membantu

tubuh untuk

menyesuaikan

terhadap panas dan

memberi rasa

nyama

7). Diharapkan

panas dapat turun

Page 90: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

70

dengan cepat dan

memberikan rasa

nyaman.

8). Agar keringat

yang keluar dapat

diserap oleh

pakaian yang tipis

dan memberikan

rasanyaman

9). Agar mencgar

komplikasi lebih

lanjut

10). antibiotik

untuk mengurangi

infeksi dan

antipiretik untuk

mengurangi panas

.

Page 91: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

71

3.1.11 INTERVENSI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI KURANG

DARI KEBUTUHAN TUBUH Dx.2

Tabel 1. 11 Intervensi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh Tn “I”

No.

DX

Tujuan,

Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

1.

Dx.2

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan masalah

keperawatan dapat

teratasi dengan criteria

hasil:

1). Adanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan tujuan

2). Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi

badan

3). Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

4). Tidak ada tanda

tanda malnutrisi

5). Tidak terjadi

penurunan berat badan

yang berarti

1). Lakukan BHSP

(Menjelaskan

maksud dan

tujuan)

2). Kaji adanya

alergi makanan

3). Kolaborasi

dengan ahli gizi

untuk menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

4). Beri nutrisi

dengan diet

lembek, tidak

mengandung

banyak serat, tidak

merangsang

maupun

menimbulkan

banyak gas dan

1). Dengan

melakukan BHSP

diharapkan pasien

kooperatif dengan

tindakan

2). Mengetahui

jenis makanan

yang cocok untuk

pasien.

3). Memberikan

diit yang tepat D.

untuk

meningkatkan

asupan makanan

karena mudah

ditelan

4). Agar dapat

mengurangi

kepahitan selera

dan menambah

rasa nyaman

dimulut.

5). Agar makan

pasien kembali

normal

Page 92: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

72

dihidangkan saat

masih hangat.

5). Lakukan oral

hygiene dan

anjurkan klien

menggosok gigi

setiap hari.

6). Anjurkan

makan sedikit tapi

sering.

7). Kolabarasi

dengan dokter

untuk pemberian

antasida dan

pemberian nutrisi

parentral.

8).Dokumentasika

n hasil tindakan

dalam catatan

rekam medik.

6). Antasida

mengurangi rasa

mual dan muntah,

Nutrisi parentral

dibutuhkan

terutama jika

kebutuhan nutrisi

per oral sangat

kurang.

Page 93: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

73

3.1.12 IMPLEMENTASI HIPERTERMI Dx.1

Tabel 1. 12 Implementasi Hipertermi Tn “I” tanggal 22 Juli 2019

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

IMPLEMENTASI

WAKTU

PARAF

Senin, 22

Juli 2019

Hipertermi

berhubungan

dengan

respon

sistemik dari

inflamasi

gastrointestin

al (Dx.1)

1) Melakukan

BHSP

(Menjelaskan

maksud dan tujuan)

2) Memonitor suhu

minimal tiap 2 jam

3) Memonitor TD,

nadi, dan RR

4) Memonitor

warna dan suhu

kulit

5) Menganjurkan

pasien untuk

banyak minum air

putih

6) Lakukan

Kompres pada

daerah dahi.

7) Lakukan

Kompres pasien

pada lipat paha dan

aksila

8) Menganjurkan

untuk mengenakan

pakaian yang tipis.

9) Menganjurkan

Selimuti pasien

12.00

12.00

12.00

12.00

12.00

13.30

13.30

13.32

13.32

Page 94: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

74

untuk mencegah

hilangnya

kehangatan tubuh.

10) Memberikan

pengobatan

pemberian terapi

antibiotik dan

antipiretik untuk

mengatasi

penyebab demam

kolaborasi dengan

dokter.

11) Mendokumen

tasikan hasil

tindakan dalam

catatan rekam

medik

12.00

Page 95: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

75

3.1.13 IMPLEMENTASI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI

KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Dx.2

Tabel 1. 13Implementasi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh Tn “I” tanggal 22 Juli 2019

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

IMPLEMENTASI

WAKTU

PARAF

Senin, 22

Juli

2019

Ketidakseim

bangan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

kurangnya

intake

makanan

yang adekuat

(Dx.2)

1) Melakukan

BHSP

(Menjelaskan

maksud dan

tujuan).

2) Mengkaji adanya

alergi makanan.

3) Mengkolaborasi

kan dengan ahli gizi

untuk menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

4) Memberi nutrisi

dengan diet lembek,

tidak mengandung

banyak serat, tidak

merangsang

maupun

menimbulkan

banyak gas dan

dihidangkan saat

masih hangat.

5) Melakukan oral

hygiene dan

12.00

08.00

08.00

12.00

12.00

Page 96: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

76

anjurkan klien

menggosok gigi

setiap hari.

6) Menganjurkan

makan sedikit tapi

sering.

7) Mengolabarasika

n dengan dokter

untuk pemberian

antasida dan

pemberian nutrisi

parentral.

8) Mendokumentasi

kan hasil tindakan

dalam catatan

rekam medik

12.00

12.00

Page 97: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

77

3.1.14 IMPLEMENTASI HIPERTERMI Dx.1

Tabel 1. 14 Implementasi Hipertermi Tn “I” tanggal 23 Juli 2019

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

IMPLEMENTASI

WAKTU

PARAF

Senin, 23

Juli 2019

Hipertermi

berhubungan

dengan

respon

sistemik dari

inflamasi

gastrointestin

al (Dx.1)

1). Melakukan

BHSP

(Menjelaskan

maksud dan tujuan)

2). Memonitor suhu

minimal tiap 2 jam

3). Memonitor TD,

nadi, dan RR

4). Memonitor

warna dan suhu

kulit

5). Menganjurkan

pasien untuk

banyak minum air

putih

6). Lakukan

Kompres pada

daerah dahi.

7). Lakukan

Kompres pasien

pada lipat paha dan

aksila

8). Menganjurkan

untuk mengenakan

pakaian yang tipis.

9). Menganjurkan

Selimuti pasien

12.00

12.00

12.00

12.00

12.00

13.30

13.30

13.32

13.32

Page 98: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

78

untuk mencegah

hilangnya

kehangatan tubuh.

10). Memberikan

pengobatan

pemberian terapi

antibiotik dan

antipiretik untuk

mengatasi

penyebab demam

kolaborasi dengan

dokter.

11) Mendokumentasika

n hasil tindakan

dalam catatan

rekam medik

12.00

Page 99: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

79

3.1.15 IMPLEMENTASI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI

KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Dx.2

Tabel 1. 15 Implementasi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh Tn “I” tanggal 23 Juli 2019

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

IMPLEMENTASI

WAKTU

PARAF

Senin, 23

Juli

2019

Ketidakseimb

angan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

kurangnya

intake

makanan yang

adekuat

(Dx.2)

1) Melakukan

BHSP

(Menjelaskan

maksud dan

tujuan).

2) Mengkaji

adanya alergi

makanan.

3) Mengkolaborasi

kan dengan ahli gizi

untuk menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

4) Memberi nutrisi

dengan diet lembek,

tidak mengandung

banyak serat, tidak

merangsang

maupun

menimbulkan

banyak gas dan

dihidangkan saat

masih hangat.

5) Melakukan oral

12.00

08.00

08.00

12.00

Page 100: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

80

hygiene dan

anjurkan klien

menggosok gigi

setiap hari.

6) Menganjurkan

makan sedikit tapi

sering.

7) Mengolabarasik

an dengan dokter

untuk pemberian

antasida dan

pemberian nutrisi

parentral.

8) Mendokumenta

sikan hasil tindakan

dalam catatan

rekam medik

12.00

12.00

12.00

Page 101: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

81

3.1.16 IMPLEMENTASI HIPERTERMI Dx.1

Tabel 1. 16 Implementasi Hipertermi Tn “I” tanggal 24 Juli 2019

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

IMPLEMENTASI

WAKTU

PARAF

Senin, 24

Juli 2019

Hipertermi

berhubungan

dengan

respon

sistemik dari

inflamasi

gastrointestin

al (Dx.1)

1). Melakukan

BHSP

(Menjelaskan

maksud dan tujuan)

2). Memonitor suhu

minimal tiap 2 jam

3). Memonitor TD,

nadi, dan RR

4). Memonitor

warna dan suhu

kulit

5). Menganjurkan

pasien untuk

banyak minum air

putih

6). Lakukan

Kompres pada

daerah dahi.

7). Lakukan

Kompres pasien

pada lipat paha dan

aksila

8). Menganjurkan

untuk mengenakan

pakaian yang tipis.

9). Menganjurkan

Selimuti pasien

12.00

12.00

12.00

12.00

12.00

13.30

13.30

13.32

13.32

Page 102: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

82

untuk mencegah

hilangnya

kehangatan tubuh.

10). Memberikan

pengobatan

pemberian terapi

antibiotik dan

antipiretik untuk

mengatasi

penyebab demam

kolaborasi dengan

dokter.

11).Mendokumenta

sikan hasil tindakan

dalam catatan

rekam medik

12.00

Page 103: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

83

3.1.17 IMPLEMENTASI KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI

KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Dx.2

Tabel 1. 17 Implementasi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh Tn “I” tanggal 24 Juli 2019

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

IMPLEMENTASI

WAKTU

PARAF

Senin, 24

Juli

2019

Ketidakseim

bangan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

kurangnya

intake

makanan

yang adekuat

(Dx.2)

1) Melakukan

BHSP

(Menjelaskan

maksud dan

tujuan).

2) Mengkaji adanya

alergi makanan.

3) Mengkolaborasi

kan dengan ahli gizi

untuk menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

4) Memberi nutrisi

dengan diet lembek,

tidak mengandung

banyak serat, tidak

merangsang

maupun

menimbulkan

banyak gas dan

dihidangkan saat

masih hangat.

5) Melakukan oral

hygiene dan

12.00

08.00

08.00

12.00

12.00

Page 104: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

84

anjurkan klien

menggosok gigi

setiap hari.

6) Menganjurkan

makan sedikit tapi

sering.

7) Mengolabarasika

n dengan dokter

untuk pemberian

antasida dan

pemberian nutrisi

parentral.

8) Mendokumentasi

kan hasil tindakan

dalam catatan

rekam medik

12.00

12.00

Page 105: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

85

3.1.18 EVALUASI

Tabel 1. 18 Evaluasi Hipertermi Tn “I” Hari ke 1 : Dx.1

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

EVALUASI

Senin, 22

Juli 2019

(12.00)

Siff Pagi

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

S:

1) Pasien mengatakan demam

sudah dirasakan sejak 3 hari yang

lalusebelum masuk Rumah Sakit.

2) Pasien mengatakan demamnya

tinggi pada waktu siang dan

malam hari. Batuk dan pusing

O: Pasien tampak lemah

TTV :

1) S : 38,6 ̊C.

2) TD : 90/60 mmHg.

3) N : 82 x/menit.

4) RR : 20 x/menit.

5) Bibir tampak kering.

6) Akral terapa panas

7) Konjungtiva merah muda

Terapi :

1) Paracetamol 3x1

2) Antrain 2 ml 3x1

3) Ranitidine 50mg/2ml 2x1

4) Infus Ringer Laktat (RL)

Page 106: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

86

500mg, 28 tetes/menit

5) Omeprazole 40mg 2x1

6) Infarsyl

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan Intervensi

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam

2) Monitor TD, nadi, dan RR

3) Monitor warna dan suhu kulit

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih

5) Beri kompres pada daerah

dahi

6) Kompres pasien pada lipat

paha dan aksila

7) Anjurkan untuk mengenakan

pakaian yang tipis

8) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh

9) Berikan pengobatan

pemberian terapi antibiotik dan

antipiretik untuk mengatasi

penyebab demam kolaborasi

dengan dokter.

Page 107: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

87

Senin, 22

Juli 2019

(20.00)

Siff Sore

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

S:

1) Pasien mengatakan setelah

minum obat, panasnya menurun.

Selang waktu panas badanya terasa

panas lagi. Pusing, batuk.

2) Keluarga mengatakan telah

mengompres pasien ketika panas 1

kali dalam 10 menit.

O: TTV :

1) K/U : Lemah

2) TD : 100/70 mmHg

3) S : 38.0 ̊C

4) N : 84 x/menit

5) RR : 20x/menit

6) Bibir tampak kering

7) Akral teraba panas

8) Pasien tampak dikompres oleh

keluarga.

Terapi :

1) Paracetamol

2) Infarsyl

3) Antrain

4) Infus Ringer Laktat (RL)

500mg, 28 tetes/menit

Page 108: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

88

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam

2) Monitor TD, nadi, dan RR

3) Monitor warna dan suhu kulit

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih

5) Beri kompres pada daerah dahi

6) Kompres pasien pada lipat

paha dan aksila

7) Anjurkan untuk mengenakan

pakaian yang tipis

8) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh

9) Berikan pengobatan pemberian

terapi antibiotik dan antipiretik

untuk mengatasi penyebab demam

10) kolaborasi dengan dokter.

Page 109: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

89

Senin, 22

Juli 2019

(00.00)

Siff Malam

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

S: Pasien mengatakan panasnya

sudah mendingan, badan lemas,

pusing, batuk

O: TTV :

1) K/U : Lemah

2) S : 37,6 ̊C

3) TD : 100/70

4) N : 82 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Akral teraba hangat

7) Pasien tampak sering minum

air putih sedikit-sedikit.

Terapi :

1) Infus Ringer Laktat (RL)

500mg, 28 tetes/menit

2) Paracetamol

3) Infarsyl

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam

2) Monitor TD, nadi, dan RR

3) Monitor warna dan suhu kulit

Page 110: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

90

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih

5) Beri kompres pada daerah dahi

6) Kompres pasien pada lipat paha

dan aksila

7) Anjurkan untuk mengenakan

pakaian yang tipis

8) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh

9) Berikan pengobatan pemberian

terapi antibiotik dan antipiretik

untuk mengatasi penyebab demam

10) kolaborasi dengan dokter

Page 111: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

91

Tabel 1. 19 Evaluasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Tn “I” Hari ke 1 : Dx.1 Hari ke 1 : Dx.2

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

EVALUASI

Senin, 22

Juli 2019

(12.00)

(Siff Pagi)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

S: Pasien mengatakan mual,

muntah, mulut terasa pahit, nafsu

makan berkurang sudah 3 hari.

O: TTV :

1) K/U : Lemah

2) TD : 90/60 mmHg

3) N : 82 x/menit

4) S : 38,6 C̊.

5) RR : 20 x/menit

6) BB Sebelum sakit : 62Kg

7) BB ketika sakit : 61Kg

8) Pasien hanya menghabiskan

3-5 sendok makan

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi.

1) Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

Page 112: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

92

banyak serat, tidak merangsang

maupun menimbulkan banyak gas

dan dihidangkan saat masih

hangat.

3) Lakukan oral hygiene dan

anjurkan klien menggosok gigi

setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit tapi

sering.

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida dan

pemberian nutrisi parentral.

Senin, 22

Juli 2019

(20.00)

(Siff Sore)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

S: Pasien mengatakan, masih mual

dan nafsu makan masih kurang.

O: TTV :

1) K/U : Lemah

2) TD : 100/70 mmHg

3) N : 84 x/menit

4) S : 38,0 ̊C.

5) RR : 20 x/menit

6) Pasien hanya menghabiskan 3

sendok makan.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Page 113: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

93

1) Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

banyak serat, tidak merangsang

maupun menimbulkan banyak gas

dan dihidangkan saat masih

hangat.

3) Lakukan oral hygiene dan

anjurkan klien menggosok gigi

setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit tapi

sering.

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida dan

pemberian nutrisi parentral.

Page 114: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

94

Senin, 22

Juli 2019

(00.00)

(Siff

Malam)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

S: Pasien mengatakan masih mual

ketika makan, dan mulut masih

terasa pahit.

O: TTV :

1) K/U : Lemah

2) Pasien hanya menghabiskan 3

sendok makan.

3) TD : 100/70 mmHg

4) S : 37,6 ̊C

5) N : 82 x/menit

6) RR : 20x/menit

7) Pasien mual ketika makan

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

1) Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

banyak serat, tidak merangsang

maupun menimbulkan banyak gas

dan dihidangkan saat masih

hangat.

Page 115: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

95

3) Lakukan oral hygiene dan

anjurkan klien menggosok gigi

setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit tapi

sering.

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida dan

pemberian nutrisi parentral.

Page 116: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

96

Tabel 1. 20 Evaluasi Hipertermi Tn “I” Hari ke 2 : Dx.1

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

EVALUASI

Selasa, 23

Juli 2019

(12.00)

Siff Pagi

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

(Perkembangan)

S:

1) Pasien mengatakan dipagi hari

sudah tidak merasakan panas. Dan

sekarang badanya terasa panas

lagi, dan masih batuk.

2) Pasien mengatakan sudah

banyak minum air putih sejak tadi.

O: TTV :

1). K/U : Lemah

2). S : 38.0 ̊C

3) TD : 110/80

4) N : 82 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Pasien terlihat pucat

7) Akral teraba panas

8) Pasien tampak sering minum

air putih sedikit-sedikit.

9) Pasien tampak di kompres

oleh keluarga.

10) Pasien tampak memakai baju

kain tipis/kain yang bisa

meresabnya keringat.

Page 117: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

97

11) Pasien tampak tidak memakai

selimut.

Terapi :

1). Infus Ringer Laktat (RL)

500mg, 28 tetes/menit

2). Paracetamol

3). Antrain

4). Infarsyl

A: Masalah belum teratasi.

P: Lajutkan intervensi.

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam

2) Monitor TD, nadi, dan RR

3) Monitor warna dan suhu kulit

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih

5) Beri kompres pada daerah

dahi

6) Kompres pasien pada lipat

paha dan aksila

7) Anjurkan untuk mengenakan

pakaian yang tipis

Page 118: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

98

8) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh

9) Berikan pengobatan

pemberian terapi antibiotik dan

antipiretik untuk mengatasi

penyebab demam kolaborasi

dengan dokter.

Selasa, 23

Juli 2019

(20.00)

Siff Sore

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

(Perkembangan)

S: Pasien mengatakan demam

sudah berkurang. Sudah tidak

merasakan demam seperti siang

tadi tetapi masih pusing.

O: TTV :

1) K/U : Cukup

2) S : 37 C̊

3) TD : 110/70

4) N : 83 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Akral teraba hangat

Terapi :

1). Infus Ringer Laktat (RL)

500mg, 28 tetes/menit

2). Ranitidine

Page 119: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

99

3). Paracetamol

4). Infarsil

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

1). Monitor suhu minimal tiap 2

jam

2). Monitor TD, nadi, dan RR

3). Monitor warna dan suhu kulit

4). Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih

5). Beri kompres pada daerah dahi

6). Kompres pasien pada lipat

paha dan aksila

7). Anjurkan untuk mengenakan

pakaian yang tipis

8) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh

9). Berikan pengobatan

pemberian terapi antibiotik dan

antipiretik untuk mengatasi

penyebab demam

10). kolaborasi dengan dokter

Page 120: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

100

Selasa, 23

Juli 2019

(00.00)

Siff Malam

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

(Perkembangan)

S: Pasien mengatakan sudah tidak

demam tagi.

O: TTV :

1) K/U : Cukup

2) S : 36,5 ̊C

3) TD : 110/70

4) N : 82 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Akral teraba hangat

7) Pasien terlihat tidur dengan

nyenyak.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam.

2) Monitor TD, nadi, dan RR.

3) Monitor warna dan suhu

kulit .

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih.

5) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh.

Page 121: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

101

6) Berikan pengobatan

pemberian terapi antibiotik dan

antipiretik untuk mengatasi

penyebab demam.

7) kolaborasi dengan dokter.

Page 122: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

102

Tabel 1. 21 Evaluasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Tn “I” Hari ke 2 : Dx.2

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

EVALUASI

Selasa, 23 Juli

2019 (12.00)

(Siff Pagi)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

(Perkembangan)

S: Pasien mengatakan masih

mual ketika makan tapi

sudah tidak muntah, dan

mulut masih terasa pahit.

O: TTV :

1) K/U : Lemah

2) S : 38.0 C̊

3) TD : 110/80 mmHg

4) N : 82 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Pasien hanya

menghabiskan 4 sendok

makan

7) Pasien mual ketika

makan

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

1) Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien.

Page 123: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

103

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

banyak serat, tidak

merangsang maupun

menimbulkan banyak gas

dan dihidangkan saat masih

hangat.

3) Lakukan oral hygiene

dan anjurkan klien

menggosok gigi setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit

tapi sering.

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida

dan pemberian nutrisi

parentral.

Selasa, 23 Juli

2019 (20.00)

(Siff Sore)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

S: Pasien mengatakan, ketika

makan sudah hampir habis,

dan mual sudah berkurang

O: TTV :

1) K/U : Cukup

2) S : 37 ̊C

3) TD : 110/70

Page 124: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

104

(Perkembangan) 4) N : 83 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Pasien hampir

menghabiskan makanannya

7) Pasien terlihat tenang dan

terbaring santai

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

1) Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

banyak serat, tidak

merangsang maupun

menimbulkan banyak gas

dan dihidangkan saat masih

hangat.

3) Lakukan oral hygiene

dan anjurkan klien

menggosok gigi setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit

tapi sering.

Page 125: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

105

5) Kolabarasi dengan

dokter untuk pemberian

antasida dan pemberian

nutrisi parentral.

Selasa, 23 Juli

2019 (00.00)

(Siff Malam)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

(Perkembangan)

S: Pasien mengatakan, ketika

makan sudah hampir habis,

dan mual sudah berkurang

O: TTV :

1) K/U : Cukup

2) S : 36,5 ̊C

3) TD : 110/70

4) N : 82 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Pasien tertidur nyaman.

7) Pasien tidak mual ketika

makan.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi

1) Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

Page 126: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

106

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

banyak serat, tidak

merangsang maupun

menimbulkan banyak gas

dan dihidangkan saat masih

hangat.

3) Lakukan oral hygiene

dan anjurkan klien

menggosok gigi setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit

tapi sering.

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida

dan pemberian nutrisi

parentral.

Page 127: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

107

Tabel 1. 22 Evaluasi Hipertermi “I” Hari ke 3 : Dx.1

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

EVALUASI

Rabu, 24

Juli 2019

(12.00)

Siff Pagi

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

(Akhir)

S: Pasien mengatakan sudah tidak

demam lagi. Dan sudah tidak

pusing lagi. Tetapi masih batuk.

O: TTV :

1) K/U : Cukup

2) S : 36,1 ̊C

3) TD : 120/80

4) N : 84 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Akral teraba hangat

7) Pasien tambak rileks

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi Pasien

rencana pulang.

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam.

2) Monitor TD, nadi, dan RR.

3) Monitor warna dan suhu kulit .

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih.

Page 128: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

108

5) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh.

6) Berikan pengobatan

pemberian terapi antibiotik dan

antipiretik untuk mengatasi

penyebab demam.

7) kolaborasi dengan dokter.

Rabu, 24

Juli 2019

(20.00)

Siff Sore

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

(Akhir)

S: Pasien mengatakan sudah tidak

demam lagi. Dan sudah dan sudah

merasa enakan badanya, sudah

tidak pusing. Tetapi masih batuk.

O: TTV :

1) K/U : Cukup.

2) S : 36,3 ̊C.

3) TD : 110/80 mmHg.

4) N : 84 x/menit.

5) RR : 20 x/menit.

6) Akral teraba hangat .

7) Pasien tampak rileks.

8) Pasien tampak tidak pucat.

A: Masalah teratasi sebagian

pasien rencana pulang.

P: Lanjutkan intervensi.

Page 129: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

109

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam.

2) Monitor TD, nadi, dan RR.

3) Monitor warna dan suhu kulit .

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih.

5) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh.

6) Berikan pengobatan pemberian

terapi antibiotik dan antipiretik

untuk mengatasi penyebab demam.

7) kolaborasi dengan dokter.

Rabu, 24

Juli 2019

(00.00)

Siff Malam

Hipertermi

berhubungan dengan

respon sistemik dari

inflamasi

gastrointestinal

(Dx.1)

(Akhir)

S: Pasien mengatakan sudah tidak

ada keluhan

O: TTV :

1) K/U : Cukup.

2) S : 36,0 ̊C.

3) TD : 110/80 mmHg.

4) N : 84 x/menit.

5) RR : 20 x/menit.

6) Akral teraba hangat .

7) Pasien tampak rileks.

8) Pasien tampak tidak pucat.

A: Masalah teratasi sebagian

Page 130: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

110

pasien rencana pulang.

P: Lanjutkan intervensi.

1) Monitor suhu minimal tiap 2

jam.

2) Monitor TD, nadi, dan RR.

3) Monitor warna dan suhu kulit .

4) Menganjurkan pasien untuk

banyak minum air putih.

5) Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya kehangatan

tubuh.

6) Berikan pengobatan pemberian

terapi antibiotik dan antipiretik

untuk mengatasi penyebab

demam.

7) kolaborasi dengan dokter.

Page 131: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

111

Tabel 1. 23 Evaluasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Tn “I” Hari ke 3 : Dx.2

HARI/

TANGGAL

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

EVALUASI

Rabu, 24

Juli 2019

(12.00)

(Siff Pagi)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

(Akhir)

S: Pasien mengatakan sudah

tidak mual, tidak muntah. Nafsu

makan mulai ada.

O: TTV :

1) K/U : Cukup

2) S : 36,1 ̊C

3) TD : 120/80

4) N : 84 x/menit

5) RR : 20 x/menit

6) Pasien mengatakan sudah

menghabiskan makanan 1 porsi

7) Pasien mengatakan badan

sudah tidak lemas lagi.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjut intervensi Pasien

rencana pulang.

1) Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

Page 132: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

112

banyak serat, tidak merangsang

maupun menimbulkan banyak

gas dan dihidangkan saat masih

hangat.

3) Lakukan oral hygiene dan

anjurkan klien menggosok gigi

setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit tapi

sering.

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida dan

pemberian nutrisi parentral.

Rabu, 24

Juli 2019

(20.00)

(Siff Sore)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

(Akhir)

S: Pasien mengatakan sudah

menghabiskan makanannya,

Pasien tidak mual, mulut pasien

sudah tidak terasa pahit pasien

tidak lemas lagi.

O: TTV :

1) K/U : Cukup.

2) S : 36,3 ̊C.

3) TD : 110/80 mmHg.

4) N : 84 x/menit.

5) RR : 20 x/menit.

Page 133: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

113

6) Pasien tampak rileks.

7) Pasien tampak menghabiskan

makanan.

8) Pasien tampak lahap makan.

9) Pasien juga menghabiskan

minuman tea yang di belikan oleh

keluarga.

A; Masalah teratasi sebagian

pasien rencana pulang.

P: Lanjut intervensi Pasien

rencana pulang.

1) Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

banyak serat, tidak merangsang

maupun menimbulkan banyak

gas dan dihidangkan saat masih

hangat.

Page 134: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

114

3) Lakukan oral hygiene dan

anjurkan klien menggosok gigi

setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit tapi

sering.

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida dan

pemberian nutrisi parentral.

Rabu, 24

Juli 2019

(00.00)

(Siff

Malam)

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake

makanan yang adekuat

(Dx.2)

(Akhir)

S: Pasien mengatakan sudah

tidak mual ketika makan, pasien

sudah lahap makan. Pasien

tampak tertidur pulas

O: TTV :

1) K/U : Cukup.

2) S : 36,0 ̊C.

3) TD : 110/80 mmHg.

4) N : 84 x/menit.

5) RR : 20 x/menit.

6) Akral teraba hangat .

7) Pasien tampak rileks.

8) Pasien tampak tidak pucat.

9) Pasien tampak menghabiskan

makananya.

Page 135: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

115

10) Pasien tampak menghabiskan

biscuit yang di bawakan

keluarganya.

A: Masalah teratasi sebagian

pasien rencana pulang.

P: Lanjut intervensi Pasien

rencana pulang.

1) Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

2) Beri nutrisi dengan diet

lembek, tidak mengandung

banyak serat, tidak merangsang

maupun menimbulkan banyak

gas dan dihidangkan saat masih

hangat.

3) Lakukan oral hygiene dan

anjurkan klien menggosok gigi

setiap hari.

4) Anjurkan makan sedikit tapi

sering.

Page 136: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

116

5) Kolabarasi dengan dokter

untuk pemberian antasida dan

pemberian nutrisi parentral.

Page 137: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

117

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan, yang penulis

temukan dalam praktek tentang kasus implementasi antara tinjauan teoritis

dengan tinjauan kasus di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Pada

pembahasan ini penulis akan menguraikan mulai dari tahap pengkajian sampai

dengan evaluasi.

4.1 PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

Pada tahap pengkajian dilakukan pendekatan umum untuk memperoleh

pengumpulan data yang meliputi aspek bio, psiko, spiritual. Pada tahap ini tidak

ditemukan kesulitan, karena px dalam sadar dan mau bekerja sama sehingga data

dapat diperoleh dengan mudah.

Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Juli

2019 pukul 12.00 WIB, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi

langsung kepada pasien dan keluarga. Pada kasus ini pasien bernama Tn “I”,

jenis kelamin laki - laki, umur 25 tahun, status pasien menjadi kepala keluarga,

suami dari Ny “Y”, berlamat di Pulosari 3/14, Surabaya. Dari hasil anamnesa

pasien mengatakan dirinya mengalami demam naik turun sejak 3 hari yang lalu,

mual - muntah dan nafsu makan menurun, setelah dilakukan pemeriksaan

didapatkan suhu 38,6⁰C, HR : 82 x/mnt, TD : 90/60 mmHg, RR : 20 x/mnt. Dari

hasil pemeriksaan fisik didapat keadaan umum lemah, kesadaran komposmentis,

suhu 38,6⁰C, HR : 82 x/mnt, TD : 90/60 mmHg, RR : 20 x/mnt, Masalah

Keperawatan : HIPERTERMI. (B5: Bowel) didapat keadaan umum lemah,

Page 138: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

118

kesadaran komposmentis, muka tampak pucat, Lidah tampak putih kotor area

lidah bagian atas, tenggorokan tidak ada kelainan, bibir kering, dan pecah –

pecah, Abdomen : Bentuk normal, tidak ada nyeri tekan, terdapat kembung,

Sebelum sakit/saat di rumah : Frekuensi ± 1 x/hari. Warna kuning. Bau khas

fases. Konsistensi lunak, Saat di rumah sakit : Frekuensi ± 1 x/hari. Warna

kuning. Bau khas fases. Konsistensi lunak, Diet : TKTP 2100 Kal, Lain-lain :

Sajikan makanan yang masih hangat, beri nutrisi diet lembek, Masalah

keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tuubuh. Setelah dilakukan

pemeriksaan laboratorium uji widal ditemukan bahwa titer S.Thypi H dalam

darah positif mencapai 1/80. Pasien mendapat terapi : Paracetamol 3x1, Antrain

2 ml 3x1, Ranitidine 50mg/2ml 2x1, Infus Ringer Laktat (RL) 500ml, 28

tetes/menit, Omeprazole 40mg 2x1, Infarsyl.

Menurut (Fitrianggraini, A., 2012) Tanda dan Gejala penyakit Demam

Typoid secara umum antara lain Demam tifoid akut non komplikasi, Demam

tifoid akut dikarakteristikkan dengan adanya demam berkepanjangan

abnormalis, fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa, dan diare pada

anak%anak), sakit kepala, malaise, dan anoksia. Bentuk bronchitis biasa terjadi

pada fase awal penyakit selama periode demam, sampai 25% penyakit

menunjukkan adanya rose spot pada dada, abdomen dan punggung. Demam

tifoid dengan komplikasi, Pada demam tifoid akut, keadaan mungkin dapat

berkembang menjadi komplikasi parah. Bergantung pada kualitas pengobatan

dan keadaan kliniknYa, hinngga 10% pasien dapat mengalami komplikasi,

mulai dari melena, perforasi, usus dan peningkatan ketidaknyamanan abdomen.

Page 139: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

119

Keadaan karier, Keadaan karier tifoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur

pasien. Karier tifoid bersifat kronis dalam hal sekresi Salmenella typhi difeses.

Saya telah mengumpulkan data dari pasien, keluarga dan hasil

pemeriksaan fisik dan laboratorium sehingga terdapat kesenjangan pada fakta

dan teori yaitu pada fakta tanda dan gejala Demam Typoid pada Demam tinggi

naik turun dan penurunan nafsu makan ditemukan pada pasien di rumah sakit

nafsu makan menurun, porsi makan ½ porsi, pasien mengalami mual. Keluhan

mual muntah kembung pada abdomen, karena pasien terinveksi bakteri

salmonella typhi. Sedangkan pada kasus Tn “I” ditemukan Demam tinggi naik

turun dan penurunan nafsu makan ditemukan pada pasien di rumah sakit nafsu

makan menurun, porsi makan ½ porsi, pasien mengalami mual, didapat keadaan

umum lemah, kesadaran komposmentis, suhu 38,6⁰C, HR : 82 x/mnt, TD : 90/60

mmHg, RR : 20 x/mnt, Masalah Keperawatan : HIPERTERMI. (B5: Bowel)

didapat keadaan umum lemah, kesadaran komposmentis, muka tampak pucat,

Lidah tampak putih kotor area lidah bagian atas, tenggorokan tidak ada kelainan,

bibir kering, dan pecah – pecah, Abdomen : Bentuk normal, tidak ada nyeri

tekan, terdapat kembung, Sebelum sakit/saat di rumah : Frekuensi ± 1 x/hari.

Warna kuning. Bau khas fases. Konsistensi lunak, Saat di rumah sakit :

Frekuensi ± 1 x/hari. Warna kuning. Bau khas fases. Konsistensi lunak, Diet :

TKTP 2100 Kal, Lain-lain : Sajikan makanan yang masih hangat, beri nutrisi

diet lembek, Masalah keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tuubuh,

gejala seperti infeksi tulang tidak ditemukan karena dalam data pengkajian di

dapatkan hasil pemeriksaan Leukosit dalam batas normal dengan hasil

4.45rbu/mm3, uji widal salmonella typhi H : Positif 1/80, dan pada tulang tidak

Page 140: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

120

ada kelainan. Ditemukan data pasien dewasa usia 25 tahun, Saat pengkajian

riwayat penyakit dahulu pasien tidak pernah mengalami Demam typoid

sebelumnya, pada riwayat penyakit keluarga juga tidak di temukan adanya

riwayat demam typoid . Saat pengkajian riwayat penyakit sekarang tidak di

temukan kesenjangan dengan teori, pada pasien terjadi 3 hari saat MRS terjadi

panas diikuti dengan penurunan nafsu makan. Oleh karena itu penanganan dini

pada penderita Demam Typoid sangat diperlukan karena jika tidak ditangani

lebih lanjut dapat menimbulkan komplikasi dan untuk mencegah penularan

penyakit Demam typoid pada orang lain diharapkan pasien menjaga kebersihan

hygien, mencucitangan sebelum melakukan tindakan, memilih mkanan yang

hygienis, lingkungan air ke selokan dengan kondisi air yang mengalir tidak

berbau, dan lingkungan pembuangan sampah tertutup.

4.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dari gejala yang ada pada dan Tn.I dari hasil pemeriksaan laboratorium

dapat ditegakkan diagnosa medis pada Tn.I yaitu Demam Typoid. Pada kasus

Tn.i muncul 2 diagnosa keperawatan Potensial dalam kasus ini yang menjadi

masalah.

Diagnosa Keperawatan yang ke 1 Hipertermi berhubungan dengan respon

sistemik dari inflamasi gastrointestinal. Dari data subjektif pasien mengeluh

demam sudah 3 hari, pasien mengatakan demamnya tinggi pada waktu siang dan

malam hari, S: 38.6̊C, Pernafasan 20 x/menit, Terdapat suara nafas tambahan

ronchi, Nadi 82 x/menit, TD: 90/60 mmHg. Dari hasil Uji widal didapatkan

salmonella typhi H positif 1/80, berdasarkan data tersebut maka dirumuskan

Page 141: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

121

masalah keperawatan Hipertermi berhubungan dengan respon sistemik dari

inflamasi gastrointestinal.

Diagnosa keperawatan yang ke 2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake makanan yang adekuat,

muncul data subjektif didapatkan pasien mengatakan sebelum sakit pasien lahap

untuk nafsu makan, tidak merasakan mual ataupun muntah, dirumah makan

kurang lebih 1 porsi habis dan sehari 3 kali, sedangkan selama sakit pasien

mengalami penurunan nafsu makan, pasien tidak nafsu makan, nafsu makan

menurun, mual, muntah, pasien lemah. Lidah pasien tampak kotor, mukosa bibir

kering, berat badan pasien menurun, sebelum sakit 62 ketika sakit 61. Dengan

pemeriksaan fisik, TD:90/60 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 38,6oC,

pernafasan : 20 x/menit.

Berdasarkan diagnose keperawatan teori dan diagnose pada pasien

terdapat kesamaan yaitu bahwa hipertermi berhubungan denagn respon inflames

sistemik merupakan diagnose utama pada pasien dengan demam typoid.

Maksudnya kuman dalam tubuh baik turun khususnya suhu akan naik pada

malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Setelah kuman melewati

fase awal intensinal, kemudian masuk ke sirkulasi sistemik dengan tanda

peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi. Pada mingguselanjutnya dimana

infeksi fokal intestinal terjadi dengan tanda tanda suhu tubuh tetap tinggi, tetapi

nilainya lebih rendah dari fase bakterimia dan berlangsung terus menerus

(demam kontinue) (Muttaqin & Sari,2011). Minggu ke empat disebut stadium

deternasi yaitu masa penurunan panas suhu berangsur angsur menurun, nafsu

makan mulai ada, badan merasa enak. (Wulandari, 2008)

Page 142: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

122

Pada kasus pasien umur 25 tahun diagnosa potensial yang mungkin

muncul yaitu Hipertermi dan Ketidakseimbangan nutrisi. Antisipasi

penanganannya terhadap kasus tersebut adalah monitor suhu tubuh dan istirahat

yang cukup. Hal ini sesuai dengan teori Sodikin (2011) adalah terjadinya

komplikasi yang berupa perdarahan usus, perforasi, peritonitis, dan komplikasi

di luar usus. Sedangkan antisipasi yang dapat dilakukan perawat menurut

Susilaningrum, dkk (2013) adalah kebutuhan nutrisi/cairan elektrolit, observasi

intake/output, monitor suhu tubuh dan istirahat yang cukup. Sehingga pada

langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.

4.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi Diagnosa Keperawatan

yang muncul yakni Hipertermi berhubungan dengan respon sistemik dari

inflamasi gastrointestinal, kriteria hasil pada diagnosa Hipertermi berhubungan

dengan respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal. Keadaan umum lemah,

Pasien tampak lemas, pasien mengatakan panas tinggi sejak 3 hari yang lalu,

Suhu normal (36-37 ̊C), dan tindakan keperawatan yang di lakukan meliputi

Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (vital sign), Berikan informasi

pada keluarga tentang penyakit yang diderita pasien. serta anjurkan untuk rawat

inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi pasien, Anjurkan pasien untuk

banyak minum, Monitor warna dan suhu kulit, Beri kompres pada daerah dahi,

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila, Anjurkan untuk mengenakan

pakaian yang tipis, Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan

tubuh, Kolaborasi dalam pemberian terapi dengan tim medis yaitu Paracetamol

Page 143: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

123

3x1, Antrain 2 ml 3x1, Ranitidine 50mg/2ml 2x1, Infus Ringer Laktat (RL)

500ml, 28 tetes/menit, Omeprazole 40mg 2x1, Infarsyl.

Dalam kasus pasien umur 25 tahun dengan demam tifoid, perencanaan

asuhan yang dilakukan oleh perawat adalah observasi keadaan umum dan tanda-

tanda vital (vital sign), berikan informasi pada keluarga tentang penyakit yang

diderita pasien serta anjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk

memperbaiki kondisi pasien, kolaborasi dengan bagian gizi dalam pemberian

diit makanan, anjurkan pasien untuk banyak minum, observasi intake/output,

kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi, motivasi pasien

untuk istirahat tirah baring selama demam, anjurkan keluarga untuk tetap

menjaga kebersihan pasien dan lingkungan sekitar, dokumentasikan hasil

tindakan dalam catatan rekam medik. Perencanaan asuhan pada pasien dengan

demam tifoid menurut Kepmenkes (2006), Susilaningrum dkk (2013), Sodikin

(2011) yaitu motivasi pasien untuk istirahat yang cukup agar demam turun,

pemberian nutrisi berupa cairan parenteral dan oral, observasi intake/output,

anjurkan pasien untuk banyak minum, observasi suhu tubuh, respirasi dan nadi,

monitor dan evaluasi gejala klinis maupun laboratoris setiap hari secara teratur

selama masa perawatan, beri penjelasan pada keluarga tentang penyakit

asiennya bahwa penderita demam tifoid dengan gambaran klinik jelas sebaiknya

dirawat di rumah sakit, anjurkan pada keluarga untuk tetap menjaga kebersihan

pada pasien dan lingkungan sekitar, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

terapi.

Page 144: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

124

Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktik

yaitu pada perencanaan tidak dilakukan monitor gejala laboratoris setiap hari

secara teratur selama masa perawatan.

Rencana asuhan keperawatan yang akan disusun harus mempunyai

beberapa komponen, yaitu priorotas masalah, kriteria hasil, rencana intervensi,

dan pendokumentasian. Rencana asuhan keperawatan adalah suatu proses

informasi, penerimaan, pengiriman, dan evaluasi pusat rencana yang

dilaksanakan oleh seorang perawat profesional (Ryan, 1973).

Pada perencana tindakan keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan praktek nytanya untuk pasien demam typoid. Sehingga dapat

disimpulkan perencanaan yang selama ini ada dalam teori maupun mengatasi

masalah demam typoid pada pasien di rumah sakit. Selain itu melalui keluarga,

pasien juga di anjurkan banyak minum untuk mencegah dehidrasi yang dapat

meningkatkan suhu tubuh (Nugroho, 2011).

Tindakan keperawatan yang penulis rencanakan sudah tepat karena sudah

sesuai teori. Pada diagnosa keperawatan ini klien melaksanakan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam dan terdapat kesenjangan antara fakta dan teori

yaitu pada fakta ditemukan perencanaan keperawatan yaitu anjurkan minum air

sedikit sedikit tapi sering dan berikan edukasi pada pasien tentang demam tipoid,

Penulis memberikan Intervensi Keperawatan Anjurkan minum air sedikit tapi

sering dengan rasional untuk agar tidak terjadi dehidrasi dan proses penguapan

yang berlebihan akibat suhu tubuh yang meningkat. Penulis memberikan

intervensi keperawatan anjurkan pasien kompres pada dahi, aksila, lipatan paha.

Penulis juga memberikan Intervensi Keperawatan Berikan Edukasi pada pasien

Page 145: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

125

demam typoid karena didapatkan data pengkajian pasien mengatakan belum

mengerti tentang riwayat penyakit yang dialami pasien sehingga penulis

memberikan edukasi pada pasien tentang demam typoid yaitu Pengertian

demam typoid, penyebab, tanda dan gejala, cara penularan, dan pencegahan

demam typoid.

4.4 IMPLEMENTASI LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN

DANAMAN

Tanggal : 22 Juli 2019 Pukul : 12.00 WIB. Implementasi yang dilakukan

penulis tidak memuai hambatan dan penulis tidak melakukan tindakan yang

melenceng dari perencanaan yang ditetapkan, pada tanggal 22 Juli 2019, untuk

diagnosa keperawatan Hipertermi berhubungan dengan respon sistemik dari

inflamasi gastrointestinal. Implementasi yang telah dilakukan adalah Observasi

keadaan umum dan tanda-tanda vital (vital sign). Berikan informasi pada

keluarga tentang penyakit yang diderita pasien, serta anjurkan untuk rawat inap

di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi pasien, Anjurkan pasien untuk

banyak minum, Monitor warna dan suhu kulit, Beri kompres pada daerah dahi,

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila, Anjurkan untuk mengenakan

pakaian yang tipis, Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan

tubuh, Berikan pengobatan pemberian terapi antibiotik dan antipiretik untuk

mengatasi penyebab demam kolaborasi dengan dokter, Kaji adanya alergi

makanan, Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan pasien, Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak

mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas

dan dihidangkan saat masih hangat, Lakukan oral hygiene dan anjurkan klien

Page 146: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

126

menggosok gigi setiap hari, Anjurkan makan sedikit tapi sering, Kolabarasi

dengan dokter untuk pemberian antasida dan pemberian nutrisi parentral,

Dokumentasikan hasil tindakan dalam catatan rekam medik, Kolaborasi dengan

tim medis dalam pemberian terapi, Paracetamol 3x1, Antrain 2 ml 3x1,

Ranitidine 50mg/2ml 2x1, Infus Ringer Laktat (RL) 500ml, 28 tetes/menit,

Omeprazole 40mg 2x1, Infarsyl.

Pada tanggal 22 Juli 2019 , Pasien mengatakan demam keluhan mual -

muntah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan umum Lemah, pasien

demam (suhu 38,6⁰C), inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah,.

Diagnosa keperawanya yaitu Tn“I” umur 25 tahun dengan demam tifoid dalam

perawatan hari pertama. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan

hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil keadaan umum lemah,

vital sign (suhu : 38,6⁰C nadi : 82 x/menit respirasi : 20 x/menit), melakukan

observasi tanda-tanda vital dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai

advis dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi

Omeprazole 40mg 2x1. Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml

3x1. Paracetamol 3x1). melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit

makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah

Sakit, menganjurkan pasien untuk meminum air putih yang banyak karena perlu

diimbangi dengan asupan cairan yang banyak ketika Peningkatan suhu tubuh,

menganjurkan pasien dan keluarga agar tidak jajan sembarangan dengan hasil

Keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan, menganjurkan

keluarga agar pasien tirah baring dan istirahat yang cukup dengan hasil pasien

telah istirahat tirah baring.

Page 147: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

127

Hari kedua (23 Juli 2019) Pasien mengatakan demam berangsur angsur

menurun dan rasa mual muntah juga sudah berangsur angsur menurun, pasien

mulai menghabiskan makanan ¼ porsi. Hasil pemeriksaan keadaan umum

cukup, suhu tubuh 37, 0̊C, inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah.

Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I” umur 25 tahun dengan demam tifoid

dalam perawatan hari kedua. Pelaksanaan yang dilakukan adalah

memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasiena dan keluarga dengan hasil

keadaan umum cukup, vital sign (suhu : 37,0⁰C, nadi : 83 x/menit, respirasi : 20

x/menit, TD : 110/70 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam

dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis Dokter (Infus Ringer

Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil

pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan

Keluarga untuk tetap memberikan nutrisi pada anaknya dengan cara memberi

makanan sedikit-sedikit tapi seringdengan hasil orangtua bersedia memberikan

kebutuhan nutrisi pada anak dengan memberi makan sedikit tapi sering,

menganjurkan pasien dan keluarga menjaga kebersihan badan pasien dengan

cara mandi dan sikat gigi 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali/hari dengan hasil

pasien telah disibin dan ganti baju pukul 06.30 WIB.

Pada hari ketiga perawatan (24 Juli 2019) pasien tidak memiliki keluhan

apapun dan besok sudah boleh pulang, keadaan umum baik dan suhu tubuh

36,1⁰C, inspeksi mulut dan bibir sudah tidak kering, anak sudah lebih sehat dan

lebih bersemangat serta nafsu makan pasien kembali pulih, palpasi tidak ada

Page 148: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

128

nyeri tekan, perkusi tidak ada kembung. Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I”

umur 25 tahun dalam perawatan hari ketiga. Pelaksanaan yang dilakukan adalah

memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil

keadaan umum baik, vital sign (suhu : 36,1⁰C nadi : 84 x/menit respirasi : 20

x/menit TD : 120/80 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam

dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ringer

Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

menganjurkan keluarga untuk memberikan makan yang telah disediakan rumah

sakit berupa bubur dan lauk-pauk kepada pasiennya dengan cara

memberikannya sedikit-sedikit tetapi sering dengan hasil pasien mau makan

sediki-sedikit tetapi sering, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

lingkungan dan makanan yang diberikan pada anak serta menjaga pola makan

anak dengan hasil keluarga mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang

diberikan, mengingatkan keluarga dan pasien agar tidak jajan sembarangan

dengan hasil keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan. Pasien

rencana pulang.

Pelaksanaan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai

tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tujuan dari implementasi adalah

membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan

memfasilitasi koping. Penyusunan asuhan keperawatan melalui tiga tahap, yaitu

: Tahap persiapan terdiri dari : Meninjau ulang tindakan antisipasi dari asuhan

keperawatan yang akan dilakukan, menganalisis pengetahuan dan keterampilan

Page 149: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

129

keperawatan yang diperlukan, mengetahui komplikasi yang mungkin muncul.,

mempersiapkan peralatan yang diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang

kondusif, mengidentifikasikan aspek-aspek hukum dan kode etik keperawatan.

Tahap intervensi terdiri dari : Fokus tahap implementasi asuhan keperawatan

adalah kegiatan implementasi dari perencanaan intervensi untuk memenuhi

kebutuhn fisik dan emosional.

Implementasi pada Tn.i dapat dilakukan penulis sesuai rencana tindakan

keperawatan yang ada. Penulis melakukan beberapa implementasi keperawatan

yang telah direncanakan tanpa mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan pasien

dan keluarga kooperatif. Implementasi yang dilakukan adalah sesuai dengan

Teori dan tidak ada kesenjangan antara fakta pasien di rumah sakit dan teori

karena tindakan yang dilakukan sudah meliputi tindakan Observasi, Nursing,

Planning, Education, Colaboration (ONEC), dan sesuai implementasi pada

pasien dengan kasus Demam Typoid. Pemberian edukasi atau pendidikan

kesehatan pada pasien Tn.I dan keluarga diberikan secara interpersonal pada hari

ketiga pada tanggal 24 Juli 2019 di ruang pasien dengan menggunakan metode

ceramah. Materi kesehatan sesuai dengan kasus pasien yaitu Demam Typoid.

Dan hasil dari edukasi pada pasien Tn.I dan keluarga mengerti dan mampu

menjelaskan kembali pengertian Demam Typoid, penyabab, tanda dan gejala,

cara penularan, dan pencegahan Demam Typoid. Dan hal ini terbukti selama 3

hari pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan, keluhan klien berkurang dan

diagnosa keperawatan teratasi.

4.5 EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal : 22 Juli 2019 Pukul : 12.00 WIB.

Page 150: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

130

Catatan Perkembangan I

Pada tanggal 22 Juli 2019 , Pasien mengatakan demam keluhan mual -

muntah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan umum Lemah, pasien

demam (suhu 38,6⁰C), inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah,.

Diagnosa keperawanya yaitu Tn“I” umur 25 tahun dengan demam tifoid dalam

perawatan hari pertama. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan

hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil keadaan umum lemah,

vital sign (suhu : 38,6⁰C nadi : 82 x/menit respirasi : 20 x/menit), melakukan

observasi tanda-tanda vital dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai

advis dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi

Omeprazole 40mg 2x1. Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml

3x1. Paracetamol 3x1). melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit

makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah

Sakit, menganjurkan pasien untuk meminum air putih yang banyak karena perlu

diimbangi dengan asupan cairan yang banyak ketika Peningkatan suhu tubuh,

menganjurkan pasien dan keluarga agar tidak jajan sembarangan dengan hasil

Keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan, menganjurkan

keluarga agar pasien tirah baring dan istirahat yang cukup dengan hasil pasien

telah istirahat tirah baring.

Catatan Perkembangan II

Hari kedua (23 Juli 2019) Pasien mengatakan demam berangsur angsur

menurun dan rasa mual muntah juga sudah berangsur angsur menurun, pasien

mulai menghabiskan makanan ¼ porsi. Hasil pemeriksaan keadaan umum

Page 151: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

131

cukup, suhu tubuh 37, 0̊C, inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah.

Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I” umur 25 tahun dengan demam tifoid

dalam perawatan hari kedua. Pelaksanaan yang dilakukan adalah

memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasiena dan keluarga dengan hasil

keadaan umum cukup, vital sign (suhu : 37,0⁰C, nadi : 83 x/menit, respirasi : 20

x/menit, TD : 110/70 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam

dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis Dokter (Infus Ringer

Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil

pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan

Keluarga untuk tetap memberikan nutrisi pada anaknya dengan cara memberi

makanan sedikit-sedikit tapi seringdengan hasil orangtua bersedia memberikan

kebutuhan nutrisi pada anak dengan memberi makan sedikit tapi sering,

menganjurkan pasien dan keluarga menjaga kebersihan badan pasien dengan

cara mandi dan sikat gigi 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali/hari dengan hasil

pasien telah disibin dan ganti baju pukul 06.30 WIB.

Catatan Perkembangan III

Pada hari ketiga perawatan (24 Juli 2019) pasien tidak memiliki keluhan

apapun dan besok sudah boleh pulang, keadaan umum baik dan suhu tubuh

36,1⁰C, inspeksi mulut dan bibir sudah tidak kering, anak sudah lebih sehat dan

lebih bersemangat serta nafsu makan pasien kembali pulih, palpasi tidak ada

nyeri tekan, perkusi tidak ada kembung. Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I”

Page 152: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

132

umur 25 tahun dalam perawatan hari ketiga. Pelaksanaan yang dilakukan adalah

memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil

keadaan umum baik, vital sign (suhu : 36,1⁰C nadi : 84 x/menit respirasi : 20

x/menit TD : 120/80 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam

dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ringer

Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

menganjurkan keluarga untuk memberikan makan yang telah disediakan rumah

sakit berupa bubur dan lauk-pauk kepada pasiennya dengan cara

memberikannya sedikit-sedikit tetapi sering dengan hasil pasien mau makan

sediki-sedikit tetapi sering, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

lingkungan dan makanan yang diberikan pada anak serta menjaga pola makan

anak dengan hasil keluarga mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang

diberikan, mengingatkan keluarga dan pasien agar tidak jajan sembarangan

dengan hasil keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan. Pasien

rencana pulang.

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi

dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien

dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat di lakukan dengan melihat respon pasien

terhadap asuhan keperawatan yang di berikan sehingga perawat dapat

mengambil keputusan.

Berdasarkan fakta dan teori dapat mengumpulkan bahan evaluai pada Tn.I

Page 153: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

133

di lakukan dengan metode SOAP. Kebersihan dalam menegluarkan sekret di

tunjang oleh beberapa hal diantaranya sudah tidak Deam tinggi, demam batas

normal 36.0 ̊C dari keadaan pasien. Hal ini sesuai dengan hasil yang ada bahwa

dari seluruh tindakan keperawatan, demam tinggi yang dialami ini disebabkan

mereka memiliki penyakit Demam Typoid, sebelum dilakukan tindakan

mengompres pada daerah dahi, aksila, lipatan paha, pada evaluasi hari pertama

belum menempuh batas normal. Pada evaluasi hari ke2 masalah teratasi sebagian

dikarenakan pasien sering minum air sedikit sedikit tetapi sering, menerima

pengobatan antibiotic dan antipiretik untuk mengatasi penyebab demam. Pada

evaluasi hari ke3 kondisi pasien sudah membaik dengan masalah keseluruhan

hampir teratasi di karenakan pasien demam menurun batas normal 36.0 ̊C dan

pasien dengan keadaan umum cukup, nafsu makan bertambah, tidak mual.

Kondisi pasien berangsur membaik dalam waktu 3 hari.

Page 154: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

134

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang menguraikan kesenjangan ataupun kesamaan

antara tinjauan pustaka dengan pengalaman kasus maka dari studi kasus yang

berjudul Asuhan Keperawatan pada Tn “I” dengan Diagnosa Demam Typoid di

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya.

1) Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut

pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype

typhi (Salmonella typhi).1,2,3 Demam tifoid ditandai dengan gejala

demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran

5.1.1 Pengkajian.

Berdasarkan asuhan keperawatan pada pasien, di dapatkan kesimpulan

sebagai berikut : dari data pengkajian kasus pada pengkajian data subyektif dan

data obyektif didapatkan melalui ungkapan bahwa pasien mengatakan Tn “I”

umur 25 tahun, dengan keluhan pada saat masuk rumah sakit yaitu demam naik

turun sejak 3 hari yang lalu, mual - muntah serta adanya penurunan nafsu makan

pada pasien keadaan umum baik, kesadaran composmentis, S : 36,6ºC, N: 85

kali/menit, R: 20 kali/menit TD : 120/80 mmHg.

Data obyektif pada Tn “I” yaitu keadaan umum lemah, kesadaran

komposmentis, suhu 38,6⁰C, lidah kotor, bibir kering dan pecah - pecah keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, S : 36,6ºC, N: 85 kali/menit, R: 20

Page 155: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

135

kali/menit TD : 120/80 mmHg, sedangkan pemeriksaan penunjang yang

dilakukan adalah uji

widal dengan hasil titer S.Thypi H 1/80 sehingga dari hasil pemeriksaan

ini dapat diketahui bahwa pasien menderita demam tifoid.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul dari pengkajian pada pasien yang

digunakan dalam asuhan keperawatan demam thypoid adalah Hipertermi

berhubungan dengan proses inflamasi penyakit typoid dan Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Pada intervensi keperawatan pada Tn “I” yaitu Dalam kasus pasien umur

25 tahun dengan demam tifoid, perencanaan asuhan yang dilakukan oleh

perawat adalah observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (vital sign),

berikan informasi pada keluarga tentang penyakit yang diderita pasien serta

anjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi pasien,

kolaborasi dengan bagian gizi dalam pemberian diit makanan, anjurkan pasien

untuk banyak minum, observasi intake/output, kolaborasi dengan dokter

spesialis anak untuk pemberian terapi, motivasi pasien untuk istirahat tirah

baring selama demam, anjurkan keluarga untuk tetap menjaga kebersihan pasien

dan lingkungan sekitar,

Perencanaan asuhan yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi pasien

hipertermi yaitu untuk istirahat yang cukup agar demam turun, pemberian nutrisi

berupa cairan parenteral dan oral, observasi intake/output, anjurkan pasien untuk

Page 156: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

136

banyak minum, observasi suhu tubuh, respirasi dan nadi, monitor dan evaluasi

gejala klinis.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Dalam penelitian ini, implementasi yang dilakukan pada klien tidak harus

langsung sesuai dengan intervensi keperawatan tetapi harus memperhatikan juga

aspek human respon (respon klien) karena hari pertama pasien pasti merasakan

mual, tidak enak diperut, lemas, tidak nafsu makan dan pusing, dan hal itu juga

yang harus kita perhatikan jika ingin mengaplikasikan intervensi peningkatan

nafsu makan, mengatasi pasien hipertermi dan implementasi yang belum

dilakukan bisa dilakukan di hari selanjutnya.

5.1.5 Evaluasi

Pada hari terakhir evaluasi pada pasien berhasil meningkatkan nafsu makan

dan menurunnya suhu menjadi normal dengan ditandai tercapainya tujuan dan

kriteria hasil peningkatan nafsu makan dan menurunnya suhu menjadi normal

36.6 ̊C berhasil sebagian ditandai dengan adanya tercapainya sebagian dari

tujuan dari tindakan yang telah dilakukan.

5.2 Saran

Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim

kesehatan terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar

pasien merasa diperhatikan.

Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan

perawat, berharap px agar keperawatan berjalan efektif dengan menggunakan

Page 157: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

137

tujuan pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan yang

diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.

Catatan perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan

implementasi dan tindakan tersebut.

Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan

keluarga pasien, tim medis dalam proses keperawatan.

Dari studi kasus pada Tn “I” dengan Diagnosa Demam Typoid penulis

dapat memberikan saran sebagai berikut :

5.2.1 Bagi Klien dan Keluarga.

Diharapkan keluarga mengetahui tentang penyakit Demam Typoid

dan menganjurkan untuk segera membawa akan ke petugas kesehatan yang

terdekat bila mengenali tanda bahaya, menjaga kebersihan diri sendiri dan

dapat memberikan penanganan segera apabila pasien menderita demam

typoid, yaitu dengan cara memberikan obat pereda batuk, pilek dan panas.

Penurunan asupan nutrisi pasien sangat berpengaruh terhadap proses

penyembuhan pasien mengingat di rumah sakit atau di rumah pasien harus

menjalankan tirah baring, dan mengonsumsi makanan yang mengandung 4 sehat

5 sempurna agar asupan kebutuhan nutrisi dalam tubuh dapat terpenuhi, peran

keluarga juga sangat penting untuk mendukung pasien supaya menambah

semangat. Keluarga juga harus berperan aktif jika pasien mempunyai suatu

masalah, menjaga komunikasi dan keharmonisan merupakan salah satu cara agar

masalah itu bisa diselesaikan bersama – sama.

Page 158: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

138

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan.

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan refrensi bagi

mahasiswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang proses keperawatan

pada kasus demam thypoid.

5.2.3 Bagi Peneliti selanjutnya.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dengan adanya karya tulis ilmiah ini diharapkan pembaca

dapat memahami tentang penyakit demam typoid dengan baik.

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu

se efektif mungkin sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan khususnya

kepada pasien dengan demam thypoid secara optimal.

Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif, sehingga keluarga

dan masyarakat berperilaku hidup sehat serta tidak menganggap remeh

setiap penyakit pada pasien dan masyarakat karena dapat berpengaruh pada

proses pertumbuhan dan perkembangan.

5.2.4 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dengan memberikan pelayanan dan mempertahankan

hubungan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien yang

ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang

optimalz dan diharapkan rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu

pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan

masyarakat sakit dengan Demam Typoid.

Page 159: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

139

Diharapkan terus meningkatkanya penyuluhan pada keluarga mengenai

demam typoid sehingga keluarga menjadi lebih kooperatif terhadap terapi

yang diberikan, dapat menanggulangi secara dini kejadian demam typoid

dan mencegah timbulnya kekambuhan pada carier demam typoid.

Page 160: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

140

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2001. Salmonella typhi - Material Safety Data Sheet-Infectious

Substances. Public health Agency of Canada

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga: 36.

WHO, 2003, Diagnosis of Typhoid Fever. Dalam: Background Document: The

Diagnosis Treatment and Prevention of Typhoid Fever. Word Health

Organization.

Nanda Internasional. (2018). Diagnosa Keperawatan : definisi dan klasifikasi

2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.

Kusuma Huda dan Amin, 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis & NANDA NIC NOC. Jogyakarta: EGC.

Kepmenkes RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Typoid Mentri Kesehatan

Republik Indonesia. Diunduh dari.

http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk3642006.pdf

Depkes. 2012. Profil kesehatan provinsi jawa timur. Diambil pada 02 Juli 2019

dari,

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2

012/15_Profil_Kes.Prov.JawaTimur_2012.pdf

Kepmenkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Kepmenkes RI. 2010 (online)

http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEHATAN_INDONESI

A_2009.pdf

diakses tanggal 11 September 2011

Journal. HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND

DEVELOPMENT

Ruztam, M, Z, A. (2012). Jurnal Ilmiah Kesehatan STRADA, 1(2): 58-63

Jurnal kesehatan, Vol VII, No 1, 305-321.

Nahdya. (2014). Hubungan factor – factor yang mempengaruhi insidens penyakit

demam tifoid

.

Widoyono. Penyakit Tropis. 2011. Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Zulkoni Akhsin. 2011. Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Ngastiyah, 2012. Perawatan anak sakit.Edisi II. Jakarta: EGC.

Page 161: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

141

Fitrianggraini, A., 2012. Evaluasi Pola Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak

Penderita Demam Tifoid

Abdi. U. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Alfabeta.

Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Asmadi. (2008).Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi

Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 162: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpatisipasi

sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Akademi

Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo yang berjudul Asuhan Kepeawatan

dengan diagnose medis Demam Typoid.

Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya diberi informasi dan penjelasan

sehingga saya memutuskan untuk berpatisipasi dalam penelitian ini.

Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan suka rela tanpa ada unsur

paksaan dari pihak manapun.

Surabaya, 22 Juli 2019

Responden

(……………………….)

Page 163: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

(AKPER)

TERAKREDITASI B

Jl. Lingkar Timur, Rangkah Kidul. Sidoarjo 61234

LEMBAR BIMBIGAN

Nama : Desty Wulandari

NIM : 1902058

Dosen Pembimbing : Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

NO

HARI/TANGGAL

MASUKAN

PARAF

TTD

MAHASISWA

1.

2.

06 Februari 2020

06 Februari 2020

Penulisan

Halaman

Persetujuan

Karya Tulis

Ilmiah, Kata

Pengantar

(Revisi).

ACC

Laporan

Tugas Akhir

Karya Tulis

Ilmiah

(KTI).

Page 164: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

(AKPER)

TERAKREDITASI B

Jl. Lingkar Timur, Rangkah Kidul. Sidoarjo 61234

BERITA ACARA PERBAIKAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Desty Wulandari

NIM : 1902058

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn “I” dengan Diagnosa Demam

Typoid di Ruang Pavilliun Tulip Tingkat III Brawijaya Surabaya

Tanggal Ujian : 13 Februari 2020

Telah mengetahui ujian Karya Tulis Ilmiah dengan Penguji :

Ketua Penguji : Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep., Ns., MNS

Penguji 1 : Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Kep

Penguji 2 : Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

(Pembimbing) : Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

Dengan perbaikan sebagai berikut :

NO BAB Yang Harus di Perbaiki Keterangan

1.

2.

BAB I

BAB II

PENULISAN

PATHWAY,

PENGUMPULAN DATA

PENGKAJIAN TEORI

DAN PENULISAN

SUDAH DI

PERBAIKI

SUDAH DI

PERBAIKI

Sidoarjo, 13 Februari 2020

Ketua Penguji

Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep., Ns., MNS

NIDN : 0731108603

Page 165: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

(AKPER)

TERAKREDITASI B

Jl. Lingkar Timur, Rangkah Kidul. Sidoarjo 61234

BERITA ACARA PERBAIKAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Desty Wulandari

NIM : 1902058

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn “I” dengan Diagnosa Demam

Typoid di Ruang Pavilliun Tulip Tingkat III Brawijaya Surabaya

Tanggal Ujian : 13 Februari 2020

Telah mengetahui ujian Karya Tulis Ilmiah dengan Penguji :

Ketua Penguji : Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep., Ns., MNS

Penguji 1 : Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Kep

Penguji 2 : Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

(Pembimbing) : Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

Dengan perbaikan sebagai berikut :

NO BAB Yang Harus di Perbaiki Keterangan

1.

2.

3.

BAB I

BAB II

BABIII

PENULISAN

PENULISAN

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PRIORITAS DAN

PENULISAN

SUDAH DI PERBAIKI

SUDAH DI PERBAIKI

SUDAH DI PERBAIKI

Sidoarjo, 13 Februari 2020

Penguji 1

Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Kep

NIDN : 0724098402

Page 166: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

(AKPER)

TERAKREDITASI B

Jl. Lingkar Timur, Rangkah Kidul. Sidoarjo 61234

BERITA ACARA PERBAIKAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Desty Wulandari

NIM : 1902058

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn “I” dengan Diagnosa Demam

Typoid di Ruang Pavilliun Tulip Tingkat III Brawijaya Surabaya

Tanggal Ujian : 13 Februari 2020

Telah mengetahui ujian Karya Tulis Ilmiah dengan Penguji :

Ketua Penguji : Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep., Ns., MNS

Penguji 1 : Meli Diana, S.Kep.Ns.,M.Kep

Penguji 2 : Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

(Pembimbing) : Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

Dengan perbaikan sebagai berikut :

NO BAB Yang Harus di Perbaiki Keterangan

1.

2.

BAB III

BAB IV

OBSERVASI

PEMERIKSAAN FISIK (B3

BRAIN) DAN PENULISAN

PEMBAHASAN

PENGKAJIAN SAMPAI

DENGAN EVALUASI DAN

PENULISAN

SUDAH DI PERBAIKI

SUDAH DI PERBAIKI

Sidoarjo, 13 Februari 2020

Penguji 2

Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes

NIDN : 0725027901

Page 167: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Desty Wulandari

Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 09 Desember 1997

Alamat Tinggal : ds. Bringkang RT 007 RW 004 Kec. Menganti

Kab.Gresik Kode Pos 61174

Alamat E- mail : [email protected]

Telepon/HP : 085259480044

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Kesehatan : Baik Sekali

Kewarganegaraan : Indonesia

DATA PENDIDIKAN FORMAL

SD : SDN Bringkang, 2004 – 2011

SMP : SMP Sunan Giri Menganti, 2011 – 2013

SMA : SMAN 1 Kedamean, 2013 – 2016

Perguruan Tinggi : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo,

2016– 2020

Jurusan : D3 Keperawatan

Pengalaman Orgaisani

2011 – 2013 : Anggota Osis di Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP)

KEMAMPUAN

Presentasi dan komunikasi

Kreativitas dan keterampilan tangan

Aplikasi dan program komputer ( Microsoft Office)

KARYA ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada Tn “I” dengan Diagnosa

Demam Typoid di Ruang Pavilliun Tulip RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

Page 168: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

LAMPIRAN

Page 169: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

BAB I

PENDAHULUAN

Page 170: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

BAB II

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

Page 171: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

BAB III

PENDAHULUAN

TINJAUAN KASUS

Page 172: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 173: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 174: New KARYA TULIS ILMIAHeprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/162/1/KTI DESTY... · 2020. 7. 1. · karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada tn “i” dengan diagnosa demam typoid

DAFTAR PUSTAKA


Recommended