+ All Categories
Home > Documents > One Vision

One Vision

Date post: 09-Jan-2016
Category:
Upload: elfira-rosa-pane
View: 7 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
one vision

of 24

Transcript
  • One Vision, One Identity, and One Academic Community to achieve International Standard with National Insight and Islamic

    Character

    THE MAIN TERM OF REFERENCE (MAIN TOR)

    PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN FAKULTAS/PROGRAM STUDI UNIVERSITAS ISLAM

    NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG

    Latar Belakang

    Hingga tanggal 17 Oktober 2014, penyelenggaraan pendidikan di Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang mengacu pada Keputusan Presiden

    Nomor 9 Tahun 1987 tentang Susunan Organisasi Institut Agama Islam Negeri.1

    Dengan statusnya sebagai institut ilmu keislaman, maka IAIN Raden Fatah hanya

    1 Pasal 7 Perpres Noor 129 tahun 2014 tentang Perubahan Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang menjadi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang menjelaskan: Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, ketentuan yang berkaitan dengan Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 Tentang Susunan Organisasi Institut Agama Islam Negeri, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

  • memiliki otoritas untuk membuka atau menyelenggarakan fakultas/program

    studi dalam bidang ilmu-ilmu keislaman. Enam fakultas yang dimilikinya

    menjadikan ilmu agama Islam sebagai core knowledge (jati diri keilmuan), yaitu

    (1) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), (2) Fakultas Dakwah dan Komunikasi

    (FDKOM), (3) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), (4) Fakultas Syariah

    (FSY), (5) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTIK), dan (6) Fakultas Ushuluddin

    dan Pemikiran Islam (FUSHPI). Beberapa program studi non keagamaan Islam

    yang telah dibuka di fakultas-fakultas tersebut hanya mengacu pada skema

    pengembangan dengan konsep wider mandate (mandat diperluas) yang

    landasan hukumnya kurang jelas dan bersifat sementara.

    Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 129 tahun 2014 tentang Perubahan

    Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang menjadi Universitas Islam

    Negeri Raden Fatah Palembang tidak hanya mengubah nama IAIN Raden Fatah

    Palembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang,

    tetapi juga membawa momentum perubahan yang sangat signifikan dan penuh

    makna dalam sejarah perkembangan lembaga pendidikan tinggi ini. Selain

    menggugurkan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang Susunan

    Organisasi Institut Agama Islam Negeri (lihat Pasal 7 Perpres 129 Tahun 2014),

    Perpres Nomor 129 Tahun 2014 juga merupakan flatform pengembangan

    kelembagaan yang sangat bermakna serta sarat dengan peluang dan tantangan.

    Sangat bermakna karena perubahan tersebut adalah hasil kerja keras bersama

    seluruh anggota sivitas akademika selama bertahun-tahun, setelah berhasil

    mengatasi berbagai kendala atau hambatan, baik yang muncul dari dalam

    (internal constraints) maupun yang datang dari luar (external constraints).

    Perpres tersebut juga sangat bermakna karena perubahan status yang

    menyertainya adalah tonggak penting dalam sejarah perkembangan PTKIN di

  • Sumsel. Namun penting untuk disadari bersama oleh seluruh anggota sivitas

    akademika dan para pemangku kepentingan UIN Raden Fatah Palembang,

    bahwa Perpres Nomor 129 Tahun 2014 bukanlah akhir dari perjuangan bersama

    kita untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan salah satu

    Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terbesar di wilayah Sumatera ini.

    Perpres tersebut adalah awal dari sebuah perjuangan yang lebih panjang dan

    berat, yang menuntut pengorbanan lebih besar melalui kerja-kerja yang lebih

    cerdas, lebih ikhlas, dan lebih tuntas.

    Perpres nomor 129 tahun 2014 memberikan landasan hukum (legal base) bagi

    upaya-upaya penguatan dan pengembangan kelembagaan yang menuntut

    adanya langkah-langkah yang nyata dan terukur. Seluruh sivitas akademika UIN

    Raden Fatah Palembang perlu segera mengambil langkah-langkah nyata untuk

    membuktikan kepada masyarakat bahwa perubahan status dari institut

    menjadi universitas bukanlah sebuah peristiwa simbolik dan retorik, tetapi

    sebuah peristiwa nyata yang membuat PTKIN Raden Fatah benar-benar menjadi

    lebih besar, lebih berkualitas, lebih credible, dan lebih mampu merespons

    tuntutan masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber daya

    manusia.

    Salah satu implikasi terpenting dari perubahan status yang dibawa oleh Perpres

    Noor 129 Tahun 2014 adalah terjadinya perluasan otoritas akademik dan

    keilmuan. Pasal 2 Perpress tersebut menjelaskan bahwa UIN Raden Fatah

    menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan

    pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan/atau

    teknologi dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan

    profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perpres

    tersebut memberikan landasan hukum yang jelas dan peluang yang tidak

  • terbatas kepada UIN Raden Fatah untuk mengambil langkah-langkah penguatan

    dan pengembangan kelembagaan.

    Tentu banyak aspek kelembagaan yang perlu dan harus berubah untuk

    meningkatkan kualitas dan kapasitas kelembagaan UIN Raden Fatah agar PTKIN

    ini dapat memainkan peran yang lebih besar dalam pembangunan sumber daya

    manusia. Salah satu bagian terpenting dan substantif dari langkah-langkah

    peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan tersebut adalah penguatan

    dan pengembangan fakultas/program studi.

    Upaya-upaya penguatan sangat diperlukan terhadap fakultas dan program studi

    yang sudah ada (existing), agar dapat ditransformasikan menjadi fakultas dan

    program studi yang lebih up to date dan relevan dengan perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Pada saat bersamaan, diperlukan upaya-upaya

    pengembangan fakultas dan program studi baru untuk merepresentasikan

    universalisme keilmuan dalam rangka mengukuhkan status UIN Raden Fatah

    sebagai sebuah universitas penuh (full board university), dan meningkatkan

    peran serta kontribusinya dalam pembangunan sumber daya manusia.

    Landasan Hukum

    Langkah-langkah penguatan dan pengembangan fakultas/program studi UIN

    Raden Fatah Palembang merujuk pada beberapa peraturan dan ketentuan yang

    berlaku secara nasional, antara lain sebagai berikut:

    1. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan.

  • 2. Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 36 tahun 2009 tentang

    Penetapan Pembidangan Ilmu dan Gelar Akademik di Lingkungan

    Perguruan Tinggi Agama.

    3. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 08 tahun 2012 tentang

    Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

    4. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

    5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.

    6. Peraturan Menteri Nomor 109 Tahun 2013 tentang Pendidikan Jarak

    Jauh.

    7. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.

    8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2014 tentang

    Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

    9. Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan

    Tinggi.

    10. Permendikbud Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional

    Pendidikan Tinggi.

    11. Peraturan Menteri Nomor 50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan

    Mutu Pendidikan Tinggi.

    12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 87 tahun 2014 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan

    Tinggi

    Beberapa peraturan perundang-undangan dan ketentuan tersebut sangat

    penting untuk dijadikan rujukan dalam setiap upaya penguatan dan

    pengembangan fakultas/program studi, karena semuanya tidak hanya memuat

    regulasi, tetapi juga memuat arah, peluang, dan tantangan yang perlu dicermati

    dalam tata kelola dan sistem pelayanan pendidikan tinggi. Dengan mengacu

    pada peraturan perundang-undangan dan didukung oleh analisis SWOT, maka

  • diharapkan fakultas dan prodi baru yang ada di UIN Raden Fatah tidak hanya

    legal, tetapi juga memiliki tingkat akseptabilitas (acceptability), kredibilitas

    (credibility), pertanggungjawaban (accountability), daya adaptasi (agility), dan

    daya tahan (sustainability) yang tinggi.

    Arah Pengembangan

    Kegiatan penguatan dan pengembangan fakultas dan program studi adalah

    salah satu langkah strategis untuk mewujudkan visi UIN Raden Fatah, yaitu:

    Menjadi Universitas Berstandar Internasional, Berwawasan Nasional, dan

    Berkarakter Islami. Penguatan dan penggembangan fakultas dan program studi

    di UIN Raden Fatah diharapkan secara bertahap, sistematis, terukur, terarah,

    dan terus menerus mengarah pada tiga nilai pokok (core values) yang terdapat

    dalam rumusan visi tersebut, yaitu internasionalisasi, kebangsaan, dan

    keislaman. Semua perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

    yang digunakan dalam pelayanan pendidikan tinggi di UIN Raden Fatah

    Palembang diselaraskan dengan tiga nilai pokok tersebut. Sarana dan prasarana,

    pelayanan akademik, sistem perkuliahan, kurikulum, serta kualifikasi dan

    kompetensi akademik di semua fakultas dan program studi harus diadaptasikan

    dengan prinsip-prinsip akademik yang berlaku secara universal, relevan dengan

    kebutuhan nasional, dan sejalan dengan spirit keislaman.

    Integrasi Sistem

    Langkah-langkah penguatan dan pengembangan fakultas/program studi di UIN

    Raden Fatah satu sama lain harus terintegrasi dalam satu satu visi (one vision),

    satu identitas (one identity), dan satu komunitas akademik (one academic

  • community). Fakultas-fakultas beserta program studinya masing-masing satu

    sama lain harus saling memperkaya dan menguatkan, dengan visi, misi, dan

    tujuan serta paradigma penguatan dan pengembangan yang sama.

    Tujuan

    Tujuan utama kegiatan penguatan dan pengembangan fakultas/program studi

    UIN Raden Fatah adalah untuk mewujudkan fakultas dan program studi yang

    acceptable, credible, accountable, dan marketable. Secara khusus, tujuan

    kegiatan penguatan dan pengembangan fakultas/program studi UIN Raden

    Fatah adalah untuk:

    1. Menyusun proposal atau borang penguatan dan pengebangan

    fakultas/program studi lama dan fakultas/program studi baru.

    2. Mengupdate rumusan visi, misi, tujuan, strategi, dan sasaran pengembangan

    fakultas/program studi, agar sejalan dengan rumusan visi, misi, tujuan,

    strategi, dan sasaran pengembangan UIN Raden Fatah.

    3. Mengupdate dan menyusun Pedoman Akademik fakultas dan program studi,

    agar relevan dengan distingsi masing-masing dan sejalan dengan trend

    terbaru perkembangan dunia pendidikan tinggi di tingkat lokal, nasional, dan

    internasional.

    4. Menyusun Rencana Strategis (Renstra) pengembangan fakultas dan program

    studi.

    5. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan akademik di

    semua fakultas dan program studi.

    6. Mereview dan mengupdate kurikulum semua program studi dengan merujuk

    pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagaimana diatur

    dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2012 tentang

  • Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; Permendikbud Nomor 73 Tahun

    2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Bidang Pendidikan

    Tinggi; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2014

    tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan

    Tinggi; dan Permendikbud Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional

    Pendidikan Tinggi.

    Target dan Output

    Kegiatan penguatan dan pengembangan fakultas/program studi UIN Raden

    Fatah diharapkan mencapai target dan menghasilkan output sebagai berikut:

    1. Tersusunnya proposal penguatan fakultas/program studi lama dan

    pembukaan fakultas/program studi baru yang relevan dan up to date.

    2. Tersusunnya rumusan visi, misi, tujuan, strategi, dan sasaran penguatan dan

    pengembangan fakultas/program studi yang jelas, realistik, dan sejalan

    dengan core values visi pengembangan UIN Raden Fatah.

    3. Tersusunnya Pedoman Akademik yang komprehensif, realistik, dan relevan

    dengan karakteristik dan distingsi masing-masing fakultas/program studi.

    4. Tersusunnya Rencana Strategis penguatan dan pengembangan yang jelas,

    realistis, dan terukur untuk semua fakultas/program studi.

    5. Tersusunnya Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan akademik di

    semua fakultas dan program studi.

    6. Tersusunnya kurikulum yang relevan, up to date dan berbasis KKNI untuk

    semua program studi.

  • Ruang Lingkup

    Kegiatan penguatan dan pengembangan fakultas/program studi UIN Raden

    Fatah mencakup beberapa aspek sebagai berikut:

    1. Perbaikan atau penyempurnaan nomenklatur fakultas dan program studi

    lama.

    2. Peninjauan dan penyusunan kurikulum berbasis KKNI.

    3. Peningkatan status konsentrasi yang ada pada prodi lama menjadi prodi.

    4. Pembukaan prodi baru pada fakultas lama.

    5. Pembukaan fakultas baru beserta prodi-prodinya yang relevan.

    Untuk point 1, 2, dan 3 penguatan dan pengebangan dilakukan oleh tim masing-

    masing fakultas dengan merujuk pada arahan atau kebijakan pimpinan fakultas.

    Adapun untuk point 4 penguatan dan pengembangan dilakukan oleh tim

    pengembangan yang merujuk pada arahan dan kebijakan Rektor.

    Sebagaimana telah ditetapkan dalam proposal pengembangan dan rancangan

    Ortaker UIN Raden Fatah Palembang, maka ada empat fakultas baru yang akan

    dibuka di UIN Raden Fatah Palembang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan

    (Visi 2025) adalah (1) Fakultas Sains dan Teknologi (FASTEK), (2) Fakultas Ilmu

    Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), (3) Fakultas Psikologi dan Ilmu Kesehatan

    (FPIKES), dan (4) Fakultas Kedokteran (FK). Nama-nama program studi yang akan

    diprioritaskan untuk dibuka pada fakultas-fakultas baru tersebut akan dibahas

    dan ditentukan oleh para anggota tim yang bertugas.

    Prinsip Keseimbangan

    Kegiatan penguatan dan pengembangan fakultas/program sttudi di UIN Raden

    Fatah Palembang menerapkan prinsip keseimbangan (tawazun). Ada 4 (empat)

  • aspek keseimbangan yang perlu diperhatikan oleh semua tim penguatan dan

    pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden Fatah Palembang.

    Pertama, keseimbangan antara bidang ilmu-ilmu agama Islam yang sejak semula

    telah menjadi trademark IAIN Raden Fatah Palembang, dengan bidang ilmu-ilmu

    non agama Islam. Dalam konteks ini perlu diingat bahwa alih status dari institut

    menjadi universitas sama sekali tidak boleh mengabaikan khittoh atau raison de

    etre pendirian Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN), yaitu sebagai pusat

    pusat pendidikan tinggi agama Islam. Pasal 3 Perpres Nomor 129 tahun 2014

    menjelaskan bahwa Universitas Islam Negeri Raden Fatah palembang

    mempunyai tugas utama menyelenggarakan program pendidikan tinggi ilmu

    agama Islam. Pasal yang sama juga menjelaskan bahwa, selain

    menyelenggarakan program pendidikan tinggi ilmu agama Islam ... Universitas

    Islam Negeri Raden Fatah Palembang dapat menyelenggarakan pendidikan

    tinggi ilmu lain untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan tinggi

    ilmu agama Islam. Penjelasan ini sangat mirip dengan salah satu isi surat

    Mendiknas kepada Menag tertanggal 23 Januari 2004 terkait dengan alih status

    STAIN Malang dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi universitas. Surat

    tersebut menjelaskan sebagai berikut: Meskipun IAIN Sinan Kalijaga dan STAIN

    Malang berubah menjadi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Malang,

    namun ugas pokoknya tetap sebagai institusi pendidikan tinggi bidang Agama

    Islam, sedangkan penyelenggaraan program non-agama Islam (Umum)

    merupakan tugas tambahan.

    Penjelasan tersebut mengingatkan seluruh sivitas akademika UIN Raden Fatah

    Palembang bahwa core knowledge (jati diri keilmuan) atau mandat utama (main

    mandate) untuk perguruan tinggi ini adalah Islamic knowledge (ilmu agama

    Islam) dan adapun ilmu-ilmu lain hanyalah sebagai mandat tambahan (wider

  • mandate) untuk penguatan (enforcement) dan pengayaan (enrichment)

    terhadap ilmu-ilmu agama Islam sebagai main mandate.

    Dengan jati diri keilmuan tersebut maka upaya-upaya penguatan dan

    pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden Fatah Palembang perlu

    menjaga agar proporsi fakultas dan program studi ilmu-ilmu keislaman sebagai

    main mandate tetap lebih besar dari porsi ilmu-ilmu non keislaman sebagai

    wider mandate.

    Kedua, keseimbangan antara fakultas dan program studi ilmu-ilmu sosial dan

    humaniora dengan fakultas dan program studi ilmu-ilmu eksakta, agar produk-

    produk keilmuan dan sumber daya manusia yang dihasilkan di UIN Raden Fatah

    Palembang merepresentasikan kebutuhan masyarakat dalam dua bidang

    keilmuan tersebut.

    Ketiga, keseimbangan antara fakultas dan program studi ilmu-ilmu murni (pure

    sciences) dan ilmu-ilmu terapan (applied sciences). Keseimbangan ini perlu

    diperhatikan dalam upaya-upaya penguatan dan pengembangan fakultas dan

    program studi di UIN Raden Fatah Palembang, khususnya fakultas dan program

    studi bidang sains dan teknologi.

    Keempat, keseimbangan antara fakultas dan program studi yang

    menyelenggarakan pendidikan akademik dan yang menyelenggarakan

    pendidikan vokasi dan profesi. Keseimbagan ini perlu diperhatikan dalam upaya-

    upaya penguatan dan pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden

    Fatah Palembang.

    Empat keseimbangan tersebut sangat diperlukan, agar fakultas dan program

    studi yang ada di UIN Raden Fatah Palembang merefleksikan dan

  • merepresentasikan universalisme keilmuan dengan tetap menjaga jati diri

    kelembagaan sebagai pusat pendidikan tinggi ilmu-ilmu keagamaan Islam.

    Change and Continuity

    Tidak ada perubahan yang dapat mengabaikan keberlanjutan dan keberlanjutan

    tidak mungkin terjadi tanpa perubahan. Kegiatan penguatan dan

    pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden Fatah mengusung

    semangat perubahan dan semangat keberlanjutan (change and continuity). Dua

    semangat tersebut diperlukan untuk menginisiasi langkah-langkah pembenahan

    dan penambahan. Langkah-langkah pembenahan dapat dilakukan dalam bentuk

    formulasi ulang (reformulating), penempatan ulang (replacing), pengelompokan

    ulang (regrouping), kombinasi ulang (recombining), dan penamaan ulang

    (renaming) terhadap fakultas dan program studi yang sudah berjalan (existing

    faculties dan study programs). Adapun langkah-langkah penambahan

    diperlukan untuk membuka fakultas dan program studi baru (new faculties dan

    study programs).

    Dengan dua semangat tersebut maka kegiatan-kegiatan penguatan dan

    pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden Fatah mempertahankan

    fakultas/program studi yang sudah berjalan dengan baik dan menambah

    fakultas/program studi baru yang relevan dan bermanfaat.

    Untuk dapat mengusung semangan change and continuity, maka perlu ada

    perubahan mindset para pihak yang terlibat langsung dalam penataan dan

    pengelolaan fakultas dan program studi. Menurut Amin Abdullah (2004, hlm.

    18), para pimpinan fakultas, ketua jurusan, pimpinan program studi dan dosen

    pada umumnya harus berani berfikir ke depan untuk mempersiapkan

  • kebutuhan generasi ilmuan dan praktisi sosial-keagamaan yang akan datang

    (next generation), bukan sekedar mempertahankan status quo yang dicapai

    sekarang.

    Paradigma Rumah Ilmu

    Meskipun banyak melibatkan perubahan nomenklatur kelembagaan dan sarana

    pisik, perubahan status IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah pada

    hakekatnya adalah perubahan paradigma keilmuan, sebuah momentum untuk

    menyusun kembali atau merekonstruksi paradigma keilmuan, agar tidak

    berlarut-larut dengan paradigma dikotomistik: umum dan agama. Menurut

    Amin Abdullah (2014: 17), dikotomi keilmuan adalah penyakit yang perlu

    disembuhkan, dan alih status dari IAIN menjadi UIN adalah momentum untuk

    membenahi dan menyembuhkan luka-luka dikotomi keilmuan umum dan

    agama yang makin hari makin menyakitkan. Di IAIN Raden Fatah, berbagai

    bidang ilmu, Natural Sciences, Social Sciences, dan Humanities cenderung

    terabaikan atau terpinggirkan, karena mandat utamanya adalah pada bidang-

    bidang ilmu agama Islam. Di UIN Raden Fatah Palembang, semua bidang ilmu

    mendapat tempat dan kesempatan yang sama untuk berkembang.

    Para pimpinan dan seluruh anggota sivitas akademika di semua fakultas dan

    program studi yang ada di UIN Raden Fatah Palembang dituntut untuk dapat

    memastikan agar ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu-ilmu lainnya dapat tumbuh

    dan berkembang secara bersama-sama, tidak saling mematikan dan tidak pula

    menjadi entitas tersendiri yang terisolasi (isolated entities) atau terpisah.

    Meminjam istilah yang digunakan oleh Amin Abdullah, UIN Raden Fatah dituntut

    untuk mengembangkan lingkungan akademik (academic environment) yang

    memungkinkan semua bidang ilmu dapat tumbuh dan berkembang untuk saling

  • menghidupkan, saling melengkapi, dan saling memperkuat sebagai

    entitas-entitas yang satu sama lain terkoneksi dan terintegrasi (interconnected

    and integrated entities). Natural sciences, social sciences, humanities, dan

    religious studies terus dikondisikan dan didorong untuk saling mengenal,

    bersentuhan, berpadu, dan melengkapi, untuk melahirkan sebuah

    komunitas akademik yang berilmu, berintegritas, dan berkarakter. Menurut

    Amin Abdullah (2004, hlm. 5), lembaga pendidikan yang memisahkan bidang-

    bidang ilmu tersebut hanya akan mencetak dan menelurkan ilmuan dan

    praktisi yang tidak berkarakter.2 Pemisahan itu pula, Menurut Amin Abdullah,

    yang menyebabkan terbentuknya bangunan keilmuan dikotomistis-atomistis

    yang melahirkan split personality dan menyebabkan terjadinya krisis

    multidimensional yang berkepanjangan di Indonesia (hlm. 5). Dia menegaskan

    bahwa keterpisahan dan ketidakbersentuhan antara bangunan keilmuan

    natural sciences (al-ulum al-kauniyah) dengan ilmu-ilmu berbasis teks atau nash

    adalah sebuah kecelakaan sejarah (lihat Amin Abdullah 2004: hlm. 13).

    Dalam pengembangan ilmu-ilmu keagamaan (ulumuddin), Amin mengutip al-

    Jabiry,3 epistemologi bayani yang bersifat tekstual dan bercorak fikih dan kalam

    harus akur dan bergandengan dengan epistemologi irfani yang bercorak

    pengalaman langsung melalui tasawuf, intuitif, dan al-atify, serta epistemologi

    burhani yang bercorak realitas atau al-waqi. Penyatuan pendekatan bayani,

    irfani, dan burhani dalam kajian keilmuan Islam, Amin meyakini, akan

    melahirkan model keberagamaan Islam yang komprehensif, tidak dikotomistik-

    atomistis. Di UIN Raden Fatah, penyatuan epistemologis ini dikemas melalui

    2 Lihat M. Amin Abdullah 2004. Islam dan Modernisasi Pendidikan di Asia Tenggara: Dari Pola Pendekatan Dikotomistik-atomistik kearah integratif-interdisciplinary. Makalah disampaikan pada Konferensi Internasional Antar Bangsa Asia Tenggara, Universitas Gadjahmada, 10-11 Desember 2004. 3 Lihat Muhammad Abid al-Jabiry, Bunyah al-aql al-araby: Dirasah tahliliyah naqdiyyah li nudzumi al-marifah fi al-tsaqafah al-arabiyyah. Beirut: Mashat dirasah al-wihdah al-arabiyyah, 1990 dan al-Aql al- Siyasi al-Araby: Muhaddidatuhu wa tajalliyatuhu. Beirut: al-Markaz al-tsaqafy al-araby, 1991.

  • konsep Rumah Ilmu, yaitu konsep keilmuan yang berbasis Filsafat Ilmu

    Holistik-Integratif. Konsep Rumah Ilmu berbeda secara substantif dengan

    konsep Pohon Ilmu di UIN Malang, konsep Jaring Laba-laba di UIN Sunan

    Kalijaga Yogyakarta, konsep Roda Ilmu di UIN Bandung dan konsep Integrasi

    Ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Konsep Rumah Ilmu menekankan

    pentingnya rekonstruksi (menata/membangun kembali) ilmu sebagai respon

    terhadap problem paradigmatis, epistemologis, substansi teoritis dan aksiologis

    sains modern, untuk melahirkan konstruksi ilmu holistic-terpadu (integrated-

    holistic sciences), yaitu Konstruksi Ilmu Berbasis Filsafat Ilmu Holistik-

    Integratif.

    Di Rumah Ilmu upaya-upaya merekonstruksi paradigma keilmuan dimulai

    dengan mengkonstruksi paradigma atau cara pandang (worldwiew) yang

    menjadi landasan atau fondasi pengembangan ilmu yang memiliki sekurang-

    kurangnya lima elemen penting, yaitu (1) konsep tentang hakikat Tuhan, (2)

    realitas, (3) ilmu, (4) etika atau nilai, dan (5) kebajikan.4 Dengan menggunakan

    klasifikasi lain, elemen penting yang harus ada dalam bangunan paradigma

    keilmuan adalah konsep metafisika, kosmologi, ontology, dan eskatologi yang

    semuanya berbasis pada ajaran Tauhid. Dengan ajaran tauhid maka paradigma

    keilmuan yang digunakan di Rumah Ilmu akan sangat berbeda dengan

    paradigma keilmuan sekuler. Terkait dengan konsep ontologi, misalnya,

    pandangan keilmuan sekuler menekankan bahwa sumber ilmu adalah

    pancaindera dan akal (yang menghasilkan pemikiran rasional) saja, sedangkan

    obyek ilmu hanya realitas fisik-material (manusia dan alam semesta). Tentu saja

    pandangan semacam ini sangat parsial dan ditolak di Rumah Ilmu. Dengan

    berbasis pada ajaran tauhid, maka paradigma keilmuan dalam konsep Rumah

    4Hamid Fahmi Zarkasyi, Worldview sebagai Asas Epistemologi Islam, Jurnal Islamia, Tahun II, No. 5/April

    Juni 2005, hal. 13.

  • Ilmu sangat menekankan bahwa sumber ilmu yang hakiki adalah Allah SWT.,

    dan sumber-sumber ilmu lainnya berupa pancaindera, akal, intuisi, dan khabar

    shaadiq (wahyu) adalah ciptaan dan pemberian Allah SWT. Di Rumah Ilmu,

    cara pandang ini disebut paradigmma tauhidi.

    Dengan paradigma tauhidi maka obyek ilmu bukan hanya realitas fisik-material,

    tetapi juga realitas mental-spiritual. Dengan paradigma ini maka dimensi iman

    (keyakinan) dengan segala tururunannya dan akhlak dapat dipelajari dan

    dikembangkan menjadi disiplin ilmu tersendiri. Iman dan akhlak tidak hanya

    menjadi ilmu agama, tetapi juga menjadi ilmu-ilmu kejiwaan. Dengan

    pandangan ini maka Psikologi Islam, misalnya, dapat menghasilkan teori

    kecerdasan spiritual, hypnoterapi Islam, ruqiyah, dan sebagainya, dan ilmu-ilmu

    atau teori-teori lainnya. Dengan paradigma keilmuan tauhidi maka kajian-kajian

    yang dilakukan di UIN Raden Fatah tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu alam,

    sosial, dan humaniora, tetapi juga ilmu-ilmu agama (dirosah Islamiyah) dan

    metafisika. Hal ini dimungkinkan, karena ontologi keilmuan yang digunakan

    kajian-kajian keilmuan bersifat holistik, bahwa semua ciptaan Allah, baik yang

    empirik (kauniyah) maupun wahyu (qouliyah) dan realitas metafisika dipandag

    sebagai realitas obyektif/wujud yang dapat dijadikan obyek ilmu.

    Dengan paradigma keilmuan yang holistik-integratif dan dikemas dalam konsep

    Rumah Ilmu, maka konstruksi epistemologi keilmuan di UIN Raden Fatah

    mengintegrasikan secara simultan dan holistik empat metode, yaitu (1) metode

    pemahaman teks (Bayani), (2) metode empiris-ilmiah (Tajribi), (3) metode

    rasional/logika filosofis-logika ilmiah (Burhani), dan (4) metode intuitif (Irfani).

    Di Rumah Ilmu, empat metode ini adalah dinding yang dibangun setahap-

    demi setahap sebagai penyangga, agar bangunan ilmu menjadi kokoh.

  • Gambar 1

    Dapat dilihat pada Gambar 1 di atas bahwa bangunan Rumah Ilmu UIN Raden

    Fatah mengintegrasikan 12 unsur utama yang terlibat langsung dalam

    pengelolaan kegiatan-kegiatan Tri Dharma, yaitu (1) visi, misi, dan tujuan, (2)

    nama fakultas dan prodi, (3) kurikulum dan silabus, (4) metodologi

    pembelajaran, (5) metodologi evaluasi, (6) metodologi penelitian, (7) sarana dan

  • prasarana, (8) dosen, (9) mahasiswa, (10) lingkungan kampus, (11) budaya kerja,

    dan (12) budaya akademik/etika ilmu. Dapat juga dilihat pada Gambar 1 bahwa

    Rumah Ilmu milik UIN Raden Fatah memfasilitasi pengembangan empat

    bidang ilmu, yaitu (1) religious sciences (ilmu agama), (2) natural sciences (IPA

    dan Teknologi), (3) social sciences (IPS), dan (4) cultural sciences (humaniora),

    dengan memadu empat metode kajian, yaitu (1) metode pemahaman teks

    (Bayani), (2) metode empiris-ilmiah (Tajribi), (3) metode rasional/logika filosofis-

    logika ilmiah (Burhani), dan (4) metode intuitif (Irfani).

    Di Rumah Ilmu, metode-metode tersebut digunakan dengan menggunakan

    kacamata empat dimensi, yaitu (1) metafisika Islam (Islamic methaphysic), (2)

    ontology Islam (Islamic ontology), (3) kosmologi Islam (Islamic cosmology), dan

    (4) eskatologi Islam (Islamic eschatology).5 Kacamata empat dimensi ini

    memungkinkan semua fakultas dan program studi mengembangkan semua

    bidang ilmu beserta metodologinya dengan etos dan nafas integrasi. Di dalam

    kurikulum, misalnya, hadarah al-nash (budaya teks-bayani) dipadukan dengan

    hadarah al-ilm (teknik, komunikasi) dan hadarah al-falsafah (etik). Perpaduan

    ini, menurut Amin Abdullah (2004, hlm. 19), akan menghasilkan produk-produk

    sains dan teknologi yang berkarakter, yang berpihak pada kehidupan manusia

    dan lingkungan hidup. Dalam konteks pemahaman keagamaan, Amin

    menambahkan, perpaduan tersebut dapat mencegah radikalisme dan

    fundamentalisme. Oleh Amin Abdullah, skema perpaduan tersebut diberi label

    skema interconnectedness entities yang cara kerjanya dapat dilihat pada

    Gambar 2 pada haaman berikut.

    5 Rencana kerja (action plan) dan peta jalan (road map) pengembangan dan penerapan model Rumah Ilmu di UIN Raden Fatah dapat dilihat pada buku Rumah Ilmu dan Academic Blue Print yang disusun oleh Kelompok Kerja Akademik (Pokja Akademik) Project Implementing Unit (PIU) dan diterbitkan oleh Rafah Press UIN Raden Fatah Palembang.

  • UIN

    RFP

    Skema perpaduan sebagaimana terlihat pada Gambar 2 adalah agenda keilmuan

    yang paling substantif dalam prosesi perubahan IAIN Raden Fatah Palembang

    menjadi UIN Raden Fatah Palembang. Tanpa agenda tersebut maka perubahan

    status hanyalah sebuah formalitas atau retorika. Agenda keilmuan inilah yang

    akan menjadi distingsi paling fundamental antara UIN Raden Fatah dengan

    perguruan tinggi lainnya.

    Gambar 2

    Skema Interconnectedness Keilmuan

    Reasonings dan Nomenklatur

    Upaya-upaya penguatan dan pengembangan fakultas beserta program studinya

    perlu mengacu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (scientific

    reasoning), merespons tuntutan pasar (market demands) atau kebutuhan

    sumber daya manusia (need analysis for human resource development), dan

    disesuaikan dengan nomenklatur keilmuan yang berlaku, baik di lingkungan

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) maupun di Direktorat Jenderal

    Pendidikan Islam (Diktis) sebagaimana dijelaskan dalam beberapa peraturan

    perundang-undangan berikut ini:

    Hadarah

    al-falsafah

  • 1. Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Pembidangan Ilmu dan Gelar Kesarjanaan.

    2. Surat Keputusan nomor : Dj.I/Dt.I.IV/PP.00.9 Peraturan Direktur Jenderal

    Pendidikan Islam Nomor 1429 tahun 2012 tentang penataan program

    studi di Perguruan Tinggi Agama islam.

    3. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: SE.I/Dj/I/PP.00.9/131/2014

    tentang Kodifikasi Program Studi dan Pelaporan pada Pangkalan Data

    Pendidikan Tinggi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

    4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan

    dan Kebudayaan Nomor: 160/E/AK/2013 tanggal 1 Maret 2013 perihal Ijin

    Penyelenggaraan dan Akreditasi Program Studi.

    5. Surat Edaran Plt Dirjen Dikti Nomor 887/E.E3/MI/2014 tanggal 17

    Oktober 2014 perihal Penjelasan tentang Linieritas Ilmu.

    6. Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor: 163/DIKTI/Kep/2007 Perihal Penataan

    dan Kodifikasi Prodi Pada Perguruan Tinggi: lengkap dengan lampiran.

    7. Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor: 28 /DIKTI/Kep/2002 tentang

    Penyelenggaraan Program Reguler dan Non Reguler di Perguruan Tinggi.

    8. Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor: 08/DIKTI/Kep/2002 tentang Petunjuk

    Teknis Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 184/U/2001

    Tentang Pedoman Pengawasan Pengendalian dan Pembinaan Program

    Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana di Perguruan Tinggi.

    9. Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor: 108/DIKTI/Kep/2001 tentang Pedoman

    Pembukaan Program Studi dan/atau Jurusan Berdasarkan Keputusan

    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000 tentang Pendirian

    Perguruan Tinggi.

  • Dengan reasoning dan nomenklatur yang jelas dan kuat, upaya-upaya

    penguatan dan pengembangan di UIN Raden Fatah Palembang diharapkan

    mampu melahirkan fakultas dan program studi yang acceptable, credible,

    accountable, dan marketable, dengan visi yang jelas dan realistik, serta

    kompetensi keilmuan yang kuat, sehingga dapat melahirkan sarjana-sarjana

    yang bermutu, berkarakter, unggul, dan mandiri, yang dapat menjadi sumber

    inspirasi, agen perubahan (agent of change), dan problem solver di tengah

    masyarakat.

    Studi Kelayakan (Feasibility Study)

    Penguatan dan pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden Fatah

    Palembang hendaknya tidak diawali oleh keinginan untuk coba-coba atau

    spekulasi atau meniru-niru atau ikut-ikutan, apalagi oleh sentimen atau interest

    pribadi, tetapi hendaknya diawali oleh sebuah studi kelayakan dan analisis

    kebutuhan yang benar-benar objektif, sehingga benar-benar acceptable,

    credible, accountable, dan marketable. Karena itu maka upaya-upaya penguatan

    dan pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden Fatah Palembang tidak

    boleh hanya berbasis opini (opinion based) atau mengikuti selera pemegang

    otoritas (authority based), tetapi harus benar-benar terencana, sistematis, dan

    objektif, didukung oleh studi kelayakan (feasibility study) dan analisis kebutuhan

    (need analysis). Studi kelayakan dapat dilaksanakan dengan menggunakan

    Analisis SWOT dan hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui relevansi,

    urgensi, dan signifikansi pembukaan sebuah fakultas dan atau program studi.

    Studi kelayaan dan analisis SWOT diperlukan oleh semua tim penguatan dan

  • pengembangan untuk mendapatkan justifikasi dan legitimasi ilmiah terhadap

    fakultas dan program studi yang akan diperkuat atau dikembangkan.

    Waktu (Time Line)

    Secara umum, kegiatan semua tim penguatan dan pengembangan

    fakultas/prodi UIN Raden Fatah diharapkan mulai berjalan efektif pada tanggal

    01 Februari 2015 dan berakhir dengan segala outputnya pada tanggal 01 Mei

    2015. Secara khusus, kegiatan penyusunan proposal pembukaan prodi baru

    diharapkan sudah selesai dengan outputnya paling lambat tanggal 15 Maret

    2015.

    Pusat Informasi

    Semua tim penguatan dan pengembangan fakultas/program studi dapat

    melaksanakan kegiatan-kegiatannya di ruang rapat PIU.

    Tim Pelaksana

    Agar upaya-upaya penguatan dan pengembangan di UIN Raden Fatah berjalan

    efektif, efisien, dan produktif, maka perlu dibentuk dua kategori tim kerja yang

    credible dan accountable.

    Tim kerja kategori pertama adalah tim kerja yang menangani penguatan dan

    pengembangan fakultas dan program studi yang sudah ada (the existing

    faculties and study programs). Tim ini dibentuk oleh pimpinan masing-masing

    fakultas dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor. Selanjutnya Tim Kerja

  • kategori pertama ini disebut Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas. Ada 6

    (enam) Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas yang akan dibentuk, yaitu:

    1. Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas Adab dan Humaniora.

    2. Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

    3. Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

    4. Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas Syarih dan Hukum.

    5. Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

    6. Tim Penguatan dan Pengembangan Fakultas Ushuluddin dan

    Pemikiran Isam.

    Tim kerja kategori kedua adalah tim kerja yang menangani fakultas dan program

    studi baru (new faculties and study programs). Tim kerja ini dibentuk dan

    ditetapkan oleh Rektor. Selanjutnya tim kerja kategori kedua ini disebut Tim

    Pengembangan UIN Raden Fatah Palembang. Ada 4 (empat) Tim Pengembangan

    kategori kedua ini yang akan dibentuk, yaitu:

    1. Tim Pembukaan Fakultas Sains dan Teknologi.

    2. Tim Pembukaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

    3. Tim Pengembangan Fakultas Psikologi.

    4. Tim Pengembanga Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

    Pendanaan

    Semua rangkaian kegiatan penguatan dan pengembangan fakultas dan program

    studi di UIN Raden Fatah ini diambil dari dana Goverment of Indonesia (GOI) atau

    DIPA kegiatan Project Implementing Unit (PIU) tahun 2015 sebagai bagian dari

    Project Implementing Unit (PMU) Kementerian Agama untuk mendukung

    proyek pengembangan UIN Raden Fatah dengan bantuan Islamic Development

    Bank (IDB).

  • Penutup

    The Main Term of Reference (MAIN TOR) ini diharapkan menjadi panduan bagi

    semua tim penguatan dan pengembangan serta pihak-pihak lain yang terlibat

    secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan penguatan dan

    pengembangan fakultas/program studi di UIN Raden Fatah.

    Palembang, 15 Januari 2015

    Penanggung Jawab,

    WR I,

    Prof. Muhammad Sirozi, MA., Ph.D. NIP. 196108061989031008


Recommended