+ All Categories
Home > Documents > Oral Lichen Planus

Oral Lichen Planus

Date post: 17-Jan-2016
Category:
Upload: mustika-arini
View: 79 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Popular Tags:

of 36

Click here to load reader

Transcript

ORAL LICHEN PLANUS

Case ReportModul Oral Medicine

Suci Rahmasari0810342030

ORAL LICHEN PLANUS

BAB 1. PENDAHULUAN

Oral Lichen Planus

Beberapa bentuk manifestasi klinis dari OLP yaitu retikular, papula, bentuk plak, atropik, erosif dan bula. Biasanya muncul dengan gambaran striae-striae keratotik putih ( Wickhams striae) dengan batas eritema.

BAB 2. LAPORAN KASUS 1

Laporan kasus 1Nama: Ny. NLUmur: 56 TahunNo. RM: 00. 11.28Pekerjaan: Ibu Rumah TanggaTgl Pemeriksaan: 24 September 2014Operator: Suci Rahmasari

Anamnesa Pada tanggal 23 September 2014, pasien bernama Ny. NL(56tahun) datang keklinik FKG UNAND untuk mencabut gigidan ingin dibuatkan gigi tituan yang baru. Selain itu, pasienjuga mengeluhkan pipi kanan dan lidah sering perih saat makan.Rasa perih semakin bertambah terutama saat makan makananyang pedas dan asam.

Anamnesa Keluhan pertama kali dirasakan pasien sudah cukup lama kirakira lebih kurang lima tahun yang lalu, tapi keluhan dibiarkansaja dan hanya ditahan karena biasanya rasa perih akan hilangdengan sendirinya. Awalnya keluhan mulai muncul sejak pasienmengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh saudaranya (yaituberupa kortikosteroid dan antihistamin). Pasien mengakumengkonsumsi obat-obatan tersebut untuk meringankan gejala stressyang dihadapinya. Pasien menjelaskan semenjak mengkonsumsi obatobatan tersebut tidur menjadi nyenyak dan nafsu makan mulaimuncul kembali karena sudah beberapa waktu itu pasien mengeluhkehilangan nafsu makan.

Anamnesa Selain itu pasien juga sering mengeluhkan rasa cemas danketakutan yang tidak menentu. Perasaan tersebut mulai munculsejak pasien mengalami masalah keluarganya yang menyebabkanbeban pikiran menjadi berat. Sejak kondisi tersebut pasienmengaku mulai mengkonsumsi obat-obatan berupakortikosteroid dan antihistamin atas saran yang diberikan olehsaudaranya. Setiap ada gejala stress dan cemas pasien selaluminum obat tersebut untuk meringankan pikirannya dan agarbisa tidur dengan nyenyak. Pasien hampir lebih kurang 5 tahuntelah mengkonsumsi obat-obatan tersebut.

Anamnesa Pasien mengaku selama mengkonsumsi obat-obatan tersebuttanpa sepengetahuan anak-anaknya dan hanya diketahui olehsaudaranya yang menyarankan minum obat tersebut. Pasientidak pernah ke dokter untuk mengkonsultasikan keadaannyayang dirasakannya dan hanya meminum obat tersebut setiap kaliada keluhan stress dan cemas.

Anamnesa Sejak mengkonsumsi obat-obatan tersebut pasien menjelaskankalau mukanya semakin besar dan membulat serta ada keluhankulut yang bersisik pada sebagian besar tubuhnya. Keluhan inisemakin lama semakin bertambah dan membuat pasien menjadicemas dan menghentikan kebiasaannya mengkonsumsi obatobatannya tersebut. Pasien mulai menghentikan konsumsi obatobatan tersebut sejak 1 tahun yang lalu.

Anamnesa Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang dimasak daritungku dan masakan yang dibakar. Pasien jarang mengkonsumsimakanan instans siap saji atau mie instans.Pasien tidak adakebiasaan merokok.Keadaaan umum pasien pada pertama kali kunjungan keklinikgigi FKG UNAND kurang baik karena pasien tidak mengetahuikalau dia memiliki riwayat penyakit sistemik Hipertensi, karenasetelah dilakukan pengecekan ternyata tekanan darahnya160/100 mmHg

Anamnesa Pasien mengaku memang sering mengeluhkan kepala pusingdan pundak yang berat tapi gejala tersebut dibiarkan saja danhanya dibawa istirahat dan tidur. Biasanya keluhan mulai ringansetelah istirahat. Saat itu pasien diberi rujukan ke dokterPuskesmas untuk membantu mengontrol tekanan darah pasienagar dapat dilakukan perawatan gigi selanjutnya.

Anamnesa Pada kunjungan kedua ke klinik gigi FKG UNAND, kondisitekanan darah pasien sudah mulai normal yaitu 130/80 mmHgdan telah dilakukan perawatan berupa pencabutan gigi. Padapemerikasaan ekstra oral tidak terdapat kelainan hanya keadaanwajah dan bibir yang tidak simetris dan ditemukan lesi berupaeritema pada mukosa bibir bawah.

Anamnesa Pada pemeriksaan intra oral ditemukan kebersihan burukkarena terdapat kalkulus supra dan sub gingiva pada beberapagigi yang masih tersisa. Ditemukan lesi retikular striae-striaeputih berbentuk jala-jala dan daerah eritem pada sekitarnyapada mukosa bukal sebelah kanan, ventral lidah sebelah kanandan pada dasar mulut pasien. Daerah lesi tersebut tidak dapatdiusap. Pada mukosa bukal sebelah kiri, ventral lidah sebelahkiri dan palatum tidak ditemukan adanya kelainan.

Gambaran klinis lesi pada mukosa bukal sebelah kanan

Gambaran klinis lesi pada dasar mulut dan mukosa pipi

Gambaran klinis lesi pada vental lidahsebelah kanan

Diagnosa sementaraDiperlukan pemeriksaan penunjang berupa biopsi untuk memastikan diagnosa dan rencana perawatan

Diagnosa Banding

Rencana PerawatanPada saat itu diberikan Oral Health Education tentang penjelasanpenyakit dan rencana perawatan dan anjuran untuk dilakukanpemeriksaan penunjang agar dapat menegakkan diagnosa yang tepat.Selain itu juga diberikan penjelasan kepada pasien untuk menghindaristress dan istirahat yang cukup dan memberi edukasi kepada pasienuntuk tidak mengkonsumsi obat-obatan secara sembarangan tanpaanjuran dookter karena dapat memicu dan memperparah kondisi dankeluhan pada rongga mulutnya. Edukasi kepada pasien untukkonsumsi makanan sehat bergizi serta hindari makanan instans siapsaji dan makanan yang dibakar- bakar

BAB 3. PEMBAHASAN

Penyakit mukokutaneus kronis yang bersifat autoimun yang melibatkan mukosa mulut, berupa inflamasi kronis yang mengenai epitel berlapis skuamosa. Penyakit akibat rusaknya sel basal dengan latar belakang imunologis yang penyebabnya tidak diketahui.Stress, genetik, obat-obatan dan oh yang buruk menjadi faktor predisposisi penyakit ini.

Oral Lichen Planus

Perawatan yang sering digunakan pada OLP adalah kortikosteroidtopikal atau sistemik untuk mengontrol respon imun pasien.Menurut literatur, dibandingkan dengan penggunaan sistemik,pemberian kortikosteroid secara topikal memiliki efek samping yang lebih sedikit, seperti kandidiasis, penipisan mukosa rongga mulut dan ketidaknyamanan sewaktu pengaplikasiannya

Oral Lichen Planus

BAB 4. REFLEKSI KASUS

Refleksi kasusPada tanggal 21 November 2007, seorang pasien wanita berusia52 tahun, dirujuk dari poliklinik gigi salah satu rumah sakitswasta di Jakarta dengan working diagnosis lichen planus padapipi dalam kanan dan kiri dan moniliasis pada lidah. Pasien telahdiberi obat jamur nistatin untuk mengobati moniliasis padalidah. Pasien dengan kondisi tersebut dirujuk untukpenatalaksanaan lichen planus di bagian Penyakit Mulut.

Refleksi kasusDari anamnesis diperoleh informasi terdapat luka kemerahanpada pipi bagian dalam kanan dan kiri yang disertai rasa sakitpada saat makan sejak dua bulan yang lalu. Awalnya pasienmengatakan ada bercak putih yang menjadi warna merah padapipi dan lidah. Pasien telah berobat ke dokter spesialis telingahidung dan tenggorokan (THT) dan diberi obat salep yangmengandung ekstrak sanguin dan polidocanol. Setelahmenggunakan obat salep tersebut, rasa sakit telah berkurangtetapi masih terdapat luka kemerahan pada pipi dalam pasien.Pasien tidak mengeluh adanya demam.

Refleksi kasusPasien juga pernah menderita tekanan darah tinggi tetapi sudahlama pasien tidak mengkonsumsi obat penurun tekanan darahdan hanya mengontrolnya dengan olahraga. Riwayat penyakitlain pasien adalah gastritis serta menopause sejak umur 45tahun. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit diabetesmelitus dan mengonsumsi obat-obatan lain. Riwayat gangguanpsikologis diakui oleh pasien. Pasien sudah mendapatkantindakan pembersihan karang gigi. Pasien masih dapat menyikatgigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yangmengandung deterjen.

Refleksi kasusKeadaan umum pasien pada kunjungan pertama tampak baik.Pada pemeriksaan ekstra oral tidak terdapat kelainan hanya bibirbawah terlihat kering dan terdapat striae-striae putih, menyebar sertatidak sakit. Pada kondisi intra oral ditemukan kebersihan mulut baik,hanya terdapat debris makanan dan stain yang menyeluruh pada gigigeligi rahang atas dan bawah. Margin gingiva hiperemis, erosif danterdapat striaeputih di bagian posterior kanan dan kiri terutama regio15, 16, 17, 18, 25, 26, 27, 28. Pada mukosa bukal kanan terdapatstriae-striae putih berbentuk jala-jala, menyebar pada regio 45, 46,47 dan 48 disertai daerah eritema, sedangkan pada mukosa bukal kiriterdapat lesi ulserasi dalam pada regio 26, diameter 3 mm, disertaidaerah erosif dan eritema serta rasa sakit

Refleksi kasusPada mukosa labial bawah terdapat plak putih berdiameter 2mm pada region 41 dan 42 tanpa disertai rasa sakit. Palatumdurum, palatum mole dan dasar mulut tidak terdapat kelainan.Pada lidah terdapat plak putih, tidak dapat diangkat padaseluruh dorsum lidah serta terdapat striae-striaeputih,menyebar pada posterior ventral lidah kanan dan kiri. Daripemeriksaan gigi geligi terdapat gigi 26 dengan cusp lebih kebukal, karies email pada gigi 28, 38 dan 48, karies dentin gigi37 serta fraktur cusp distobukal pada gigi 47.

Refleksi kasusBerdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif, diagnosis yangditegakkan saat itu adalah dugaan adanya OLP ( tipe retikular,plak, erosif dan ulseratif ), deskuamatif gingivitis pada gingivaposterior atas kanan dan kiri, gigi 28, 37, 38 dan 48 iritasiopulpa serta gigi 47 iritasio pulpa e.c fraktur. Pada pasiendiberikan oral health education( OHE ) tentang penjelasanpenyakit dan rencana perawatan serta anjuran untukpemeriksaan darah lengkap, fungsi hati dan kadar glukosa darah.

Refleksi kasusPasien diinstruksikan untuk menyikat gigi secara perlahandengan menggunakan pasta gigi tanpa mengandung deterjen,menyeka lidah, meneruskan penggunaan obat salep yang sudahada pada ulserasi mukosa bukal kiri, pemberian kortikosteroidtopikal dalam bentuk kumur, pelembab bibir, obat anti jamurdan multivitamin. Kortikosteroid topikal diberikan dengananjuran melarutkan 10 mg tablet prednison ke dalam airmatang sebanyak 10 ml yang dikumur dua kali sehari selamabeberapa menit pada pagi dan malam hari.

BAB 5. PENUTUP

KesimpulanOLP merupakan penyakit pada mukosa rongga mulut yangsering terjadi dengan faktor penyebab yang belum diketahuisecara pasti. Meskipun bukti menunjukkan bahwa lichen planusadalah kelainan imunologik, kemungkinan suatu penyakitautoimun. Orang yang gugup dan emosional merupakan faktorpredisposisi untuk lichen planus.

SaranDiperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkandiagnosa pada kasus ini agar diagnosa dapat ditegakkan secaratepan dan dapat diberikan rencana perawatan yang sesuaidengan diagnosa tersebut.

SEKIAN,TERIMAKASIH..


Recommended