+ All Categories
Home > Documents > Paper FM_Financial Detective

Paper FM_Financial Detective

Date post: 20-Jul-2016
Category:
Upload: 26p1334
View: 20 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
uraian financial detective
28
FINANCIAL MANAGEMENT Dosen : Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA CASE STUDY “The Financial Detective, 2005” oleh KELOMPOK 1 1. Bayu Wicaksono Adhi 2. Dadi Agung Putra 3. Ferry Purwaginanjar 4. Freddy Leonardo 5. Rizqi Wijayanto 6. Rova Valentina Andreas 7. Rizziandrie Zairul 8. Viman Alfarizi Ramadhan Kelas Eksekutif B – Angkatan 26-B
Transcript

FINANCIAL MANAGEMENT

Dosen :

Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA

CASE STUDY

“The Financial Detective, 2005”

oleh

KELOMPOK 1

1. Bayu Wicaksono Adhi2. Dadi Agung Putra3. Ferry Purwaginanjar4. Freddy Leonardo5. Rizqi Wijayanto6. Rova Valentina Andreas7. Rizziandrie Zairul8. Viman Alfarizi Ramadhan

Kelas Eksekutif B – Angkatan 26-B

PROGRAM MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSTAS GADJAH MADAKAMPUS JAKARTA

2013

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I RINGKASAN STUDI KASUS..................................................................3

1.1 RINGKASAN / SUMMARY...........................................................................3

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH....................................................................4

2.1 IDENTIFIKASI MASALAH.........................................................................4

2.2 KARAKTERISTIK DAN STRATEGI PERUSAHAAN..............................4

BAB III ALTERNATIF SOLUSI...........................................................................8

3.1 ALTERNATIF SOLUSI................................................................................8

3.2 RASIO KEUANGAN YANG DIGUNAKAN..............................................9

3.3 ANALISA TIAP INDUSTRI.......................................................................11

BAB IV REKOMENDASI...................................................................................19

4.1 REKOMENDASI.........................................................................................19

4.2 PERBANDINGAN TIAP INDUSTRI.........................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

BAB I RINGKASAN STUDI KASUS

1.1 RINGKASAN / SUMMARY

Karakteristik keuangan perusahaan bervariasi karena berbagai alasan. Dua (2) hal yang paling menonjol adalah kondisi ekonomi industri dan strategi tiap perusahaan. Setiap perusahaan dalam suatu industri memiliki norma atau aturan perihal yang tentunya sejalan dengan kegiatan operasional. Dengan kata lain setiap industri memiliki karakteristik operasional masing-masing dan memiliki kondisi ekonomi yang berbeda pula. Karena fitur unik ekonomi masing-masing industri ini maka laporan keuangan (financial statement) pun akan bervariasi bentuknya antar tiap-tiap industri.

Selain itu, perusahaan dalam suatu industri memiliki karakteristik keuangan yang berbeda dikarenakan strategi yang diterapkan tiap perusahaan juga beragam. Bahkan strategi antara perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama pun dapat berbeda satu sama lain tergantung masing-masing kebijakan manajemen dan juga bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap kondisi pasar. Strategi yang berbeda dapat menghasilkan perbedaan dalam laporan keuangan untuk perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama .

Dalam studi kasus berikut menjelaskan kondisi dan strategi yang diterapkan perusahan di sejumlah industri yang berbeda (sebanyak 16 data perusahaan, yang terbagi dalam 8 industri). Strategi yang diterapkan tiap perusahaan dapat memberikan petunjuk mengenai kondisi keuangan dan kinerja yang diharapkan sesuai tujuan perusahaan tersebut. Tersedia juga data lapaoran keuangan dan data rasio keuangan tiap perusahaan di masing-masing industri (data awal tahun 2005). Dari data laporan keuangan dan rasio keuangan tersebut dapat dilakukan analisa dan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing perusahaan di tiap industri, sehingga dapat ditentukan kategori untuk tiap-tiap perusahaan yang dimaksud.

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam studi kasus berikut menjelaskan kondisi dan strategi yang diterapkan perusahan di sejumlah industri yang berbeda (sebanyak 16 data perusahaan, yang terbagi dalam 8 industri), yaitu :1) Industri Produk Kesehatan (Health Product) :

diwakili Perusahaan A dan Perusahan B2) Industri Bir / Minuman Keras (Beer) :

diwakili Perusahaan C dan Perusahan D3) Industri Komputer (Computers) :

diwakili Perusahaan E dan Perusahan F4) Industri Buku dan Musik (Books and Music) :

diwakili Perusahaan G dan Perusahan H5) Industri Produk Kertas (Paper Products) :

diwakili Perusahaan I dan Perusahan J6) Industri Perangkat Keras dan Peralatan (Hardware and Tools) :

diwakili Perusahaan K dan Perusahan L7) Industri Retail (Retailing) :

diwakili Perusahaan M dan Perusahan N8) Industri Surat Kabar (Newspapers) :

diwakili Perusahaan O dan Perusahan P

Selain itu tersedia juga data lapaoran keuangan dan data rasio keuangan tiap perusahaan di masing-masing industri (data terlampir). Tiap industri akan menggambarkan strategi dan kondisi ekonomi dari 2 perusahaan yang memiliki ruang lingkup bisnis hampir serupa. Dan dari data laporan keuangan dan data rasio keuangan akan ditentukan perusahaan yang manakah yang dimaksud untuk tiap industri.

2.2 KARAKTERISTIK DAN STRATEGI PERUSAHAAN

Seperti disebutkan diatas bahwa strategi antara perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama pun dapat berbeda satu sama lain tergantung masing-masing kebijakan manajemen dan juga bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap kondisi pasar maupun kompetitor. Strategi yang berbeda dapat menghasilkan perbedaan dalam laporan keuangan untuk perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama, yaitu. Dalam hal ini berikut adalah karateristik dan strategi yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan dalam tiap industri :1) Industri Produk Kesehatan (Health Product) :

Perusahaan pertama adalah perusahaan obat-resep terbesar di dunia. Perusahaan ini memiliki pipeline yang sangat luas dan mendalam

mengenai etika farmasi, dan didukung oleh anggaran penelitian dan pengembangan yang besar. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah melakukan divestasi beberapa usaha non-farmasi, sebagai upaya untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan farmasi dan perusahaan biotechnology lainnya.

Perusahaan kedua adalah perusahaan diversifikasi produk kesehatan yang memproduksi dan memasarkan obat-resep, obat non-resep,produk kesehatan dan kecantikan, serta perangkat untuk diagnosa. Untuk segmen konsumernya, brand development dan keberadaan management adalah elemen utama dari perusahan yang memiliki strategi market-oriented ini.

2) Industri Bir / Minuman Keras (Beer) : Perusahaan pertama adalah produsen bir nasional untuk produk bir yang

dijual dengan berbagai nama merek. Perusahaan ini mengoperasikan jaringan dan sistem distribusi bir yang luas. Perusahaan ini juga memiliki beberapn usaha yang terkait dengan bisnis minuman keras/bir, seperti makanan ringan dan manufaktur wadah aluminium, serta beberapa taman hiburan.

Perusahaan kedua adalah produsen minuman keras musiman dengan volume produksi lebih kecil dan harga yang lebih tinggi. Perusahaan ini meng-outsource-kan sebagian besar kegiatan proses produksinya. Perusahaan ini masih bersifat konservatif, dan baru menjalankan inisiatif penghematan biaya besar untuk mengimbangi dan mengantisipasi lonjakan biaya packaging dan biaya pengiriman

3) Industri Komputer (Computers) : Perusahaan pertama adalah perusahaan yang secara eksklusif fokus pada

penjualan perakitan PC secara mail-order. Perusahaan ini merupakan assembler komponen PC yang diproduksi oleh supplier. Selain itu perusahaan juga memungkinkan pelanggan untuk merancang desain rakitan dan melakukan pembelian melalui website.

Perusahaan kedua adalah perusahaan yang melakukan penjualan diferensiasi macam-macam produk komputer, dan juga melayani penjualan software. Dipimpin oleh pendiri yang karismatik, dan berhasil bangkit dari keterpurukan penjualan. Memiliki strategi ritel yang agresif.

4) Industri Buku dan Musik (Books and Music) : Perusahaan pertama adalah perusahaan yang berfokus pada penjualan

terutama untuk pelanggan melalui kehadiran toko ritel besar. Perusahaan ini adalah leader dalam industri ritel buku tradisional, melalui konsep "community store" dan kebijakan diskon.

Perusahaan kedua adalah perusahaan yang menjual buku, musik, dan video hanya melalui situs internet (online). Selain itu juga menjual elektronik dan barang umum lainnya. Menerapkan strategi agresif untuk mengakuisisi bisnis online terkait dalam beberapa tahun terakhir .

5) Industri Produk Kertas (Paper Products) : Perusahaan pertama adalah produsen produk kertas terbesar di dunia.

Perusahaan menerapkan strategi vertically integrated memiliki lahan sendiri : untuk memproduksi banyak kayu, kertas, kertas karton, dan produk kemasan, serta memiliki jaringan distribusi. Dalam beberapa tahun terakhir melakukan rasionalisasi kapasitas dengan menutup pabrik yang tidak efisien, serta dan menjual aset yang tidak esensial.

Perusahaan kedua adalah produsen kecil percetakan, penulisan, dan kertas khusus, serta handuk dan tissue. Sebagian besar produk perusahaan dipasarkan dengan label bermerek. Perusahaan membeli serat kayu yang digunakan dalam proses pembuatan kertas pada pasar terbuka .

6) Industri Perangkat Keras dan Peralatan (Hardware and Tools) : Perusahaan pertama adalah produsen global dan pemasar alat-alat listrik

dan aksesorinya, hardware dan produk rumah tangga, dan sistem pengancing. Perusahaan melakukan penjualan via pengecer, grosir, dan distributor. Produknya akan tampil dalam berbagai nama merek terkenal dan yang ditujukan untuk end-user

Perusahaan kedua adalah perusahaan yang memproduksi dan memasarkan alat-alat presisi berkualitas tinggi dan juga peralatan sistem diagnostik untuk digunakan profesional. Perusahaan ini menawarkan berbagai produk via representatif dan dealer franchise. Perusahaan ini juga menyediakan pembiayaan/financing untuk franchise dan pelanggan yang melakukan pembelian dalam jumlah besar.

7) Industri Retail (Retailing) : Perusahaan pertama adalah perusahaan yang menjual berbagai macam

barang umum yang diiklankan secara nasional. Perusahaan ini dikenal karena harga yang rendah, banyaknya jenis barang dagangan, dan strategi yang berorientasi pada volume penjualan. Sebagian besar toko terletak dekat dari pusat distribusi. Perusahaan ini telah mulai melaksanakan rencana untuk memperluas area penjualan baik secara internasional dan di daerah perkotaan besar.

Perusahaan kedua adalah perusahaan yang sedang berkembang dari toko diskon kelas atas. Perusahaan ini menerapkan strategi bersaing dengan mencoba untuk mencocokkan harga diskon pada barang dagangan yang sama dengan kompetitor dan dengan menawarkan diskon besar pada barang-barang yang berbeda. Perusahaan memiliki kemitraan dengan beberapa desainer terkemuka. Perusahaan juga baru saja mendivestasi beberapa bisnis non-discount department store. Untuk mendukung pertumbuhan penjualan dan pendapatan, perusahaan juga menawarkan kredit kepada pelanggan yang memenuhi syarat tertentu.

8) Industri Surat Kabar (Newspapers) : Perusahaan pertama adalah sebuah perusahaan media memiliki

diversifikasi bisnis dan menghasilkan sebagian besar pendapatan melalui penjualan surat kabar yang dijual di seluruh negeri dan di seluruh dunia.Perusahaan memiliki kontrol pusat yang kuat, karena penjualan

sebagian besar terpusat pada satu produk. Perusahaan baru ini membangun sebuah gedung kantor yang besar untuk kantor pusatnya.

Perusahaan kedua adalah perusahaan yang memiliki sejumlah surat kabar di komunitas yang relatif kecil di area Midwest dan Southwest. Beberapa analis melihat perusahaan ini sebagai pemegang portofolio dari penerbitan surat kabar lokal kecil. Perusahaan ini memiliki sejumlah besar goodwill pada neraca keuangannya, serta beberapa akusisi. Kunci keberhasilan operasi perusahaan adalah strategi pengambilan keputusan yang terdesentralisasi dan administrasi yang baik.

BAB III ALTERNATIF SOLUSI

3.1 ALTERNATIF SOLUSI

Untuk menentukan karakteristik suatu perusahaan dapat ditentukan dengan melihat strategi yang digunakan dan juga dengan melihat data historis laporan keuangan dan rasio keuangan masing-masing perusahaan. Secara umum, ada 5 kategori rasio keuangan yang dapat dijadikan dasar analisa, yaitu :

1) Liquidity Management RatioRasio Likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah Current Ratio dan Quick Ratio

2) Asset Management RatioRasio ini melihat pada beberapa aktiva kemudian menentukan berapa tingkataktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang sering digunakan antara lain Inventory Turnover Ratio, Days Sales Outstanding (DSO) Ratio, Fixed Assets Turnover Ratio, dan Total Assets Turnover Ratio

3) Debt Management RatioRasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio yang dapat dihitung: Debt to Asset Ratio, Time Interest Earned (TIE) Ratio, dan EBITDA Coverage Ratio

4) Profitability RatioRasio profitabilitas yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Rasio yang sering digunakan antara lain Net Profit Margin (NPM) Ratio, Basic Earning Power (BEP) Ratio, Return on Total Assets (ROA) Ratio, dan Return on Equity (ROE) Ratio.

5) Market-Based RatioRasio pasar yaitu rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung yaitu Beta Ratio, Price Earning (P/E) ratio), Price per Cashflow (P/CF) Ratio, dan Market/Book (M/B) Ratio.

3.2 RASIO KEUANGAN YANG DIGUNAKAN

Dari sekian banyak rasio yang dapat digunakan, kelompok memutuskan untuk menggunakan 7 rasio keuangan, yang dapat dikatakan mewakili dari tiap-tiap kategori rasio keuangan seperti disebutkan diatas. Rasio yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Beta : mencerminkan tingkat resiko pasar atau yang berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, resiko tingkat bunga, resiko politik, resiko inflasi, dan resiko nilai tukar. Resiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi .Semakin kecil nilai beta, maka semakin stabil nilai saham perusahaan dan semakin kecil tingkat resikonya.

Price/Earnings (P/E) Ratio : suatu rasio yang menggambarkan bagaimana keuntungan perusahaan atau emiten saham (company's earnings) terhadap harga sahamnya (stock price). Perhitungan rasio P/E dilakukan dengan cara membagi harga saham saat ini (current price of the stock) dengan keuntungan tahunan per saham (annual earnings per share-EPS).

Current Ratio : perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah hutang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan kas ada sekian kalinya dari hutang jangka pendek.Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan, maka semakin bagus kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar hutang-hutang jangka pendek nya.

Inventory Turnover : perbandingan antara jumlah sales dibandingkan dengan inventory perusahaan. Perbandingan ini menunjukkan tingkat perputaran inventory yang dapat dijual dan dapat dipenuhi kembali.Semakin tinggi Inventory Turnover suatu perusahaan, mengindikasikan semakin besarnya kemampuan perusahaan dalam menjual inventorynya.

Total Debt / Total Assets : perbandingan antara jumlah hutang perusahaan dengan jumlah asset perusahaan. Perbandingan ini menunjukkan tingkat likuiditas asset suatu perusahaan. Semakin rendah nilai rasio ini

menggambarkan semakin likuid perusahaan dalam melunasi kewajibannya, atau semakin banyak dana yang tersedia untuk melunasi kewajibannya.

Net Profit Margin : merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan. Net Profit Margin selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Net Profit Margin merupakan keuntungan perusahaan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. NPM menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimiliki. NPM dihitung dengan cara laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan total penjualan. Semakin besar NPM mengindikasikan semakin besar efektivitas perusahaan dalam meraih profit atau revenue.

Return on Equity : rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian para pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan para investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya dalam perusahaan yang bersangkutan.

3.3 ANALISA TIAP INDUSTRI

Dari data rasio keuangan, kelompok mencoba untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lain dalam industri yang sama, dan menyimpulkan deskripsi perusahaan yang sesuai dengan data yang diberikan. Untuk menilai kondisi kesehatan perusahaan masing-masing dilakukan dengan membaca data rasio, dan dikaitkan dengan karakteristik industri dari perusahaan bersangkutan. Berikut adalah hasil analisa dan kesimpulan untuk tiap industri :

Health Product Industry :

Terlihat bahwa Company A secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company B.

Health Product IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

memiliki pipeline yang luas didukung oleh anggaran penelitian

dan pengembangan yang besar. divestasi beberapa usaha non-farmasi. Menjual lisensi ke perusahaan lain

Company B

Perusahaan Kedua

diversifikasi produk kesehatan brand development dan keberadaan

management

Company A

Beer Industry :

Terlihat bahwa Company c secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company D.

Beer IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

produsen bir nasional untuk produk bir yang dijual dengan berbagai nama merek.

sistem distribusi bir yang luas memiliki beberapa usaha yang terkait

dengan bisnis minuman keras/bir

Company C

Perusahaan Kedua

produsen minuman keras musiman volume produksi lebih kecil dan

harga yang lebih tinggi. meng-outsource-kan sebagian besar

kegiatan proses produksinya. bersifat konservatif,

Company D

Computers Industry :

Terlihat bahwa Company E secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company F.

Computers IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

fokus pada penjualan perakitan PC secara mail-order.

assembler komponen PC yang diproduksi oleh supplier.

customized melalui website.

Company E

Perusahaan Kedua

diferensiasi macam-macam produk komputer, dan juga melayani penjualan software.

Dipimpin oleh pendiri yang karismatik.

Memiliki strategi ritel yang agresif

Company F

Books & Music Industry :

Terlihat bahwa Company G secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company H.

Books & Music IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

penjualan terutama untuk pelanggan melalui kehadiran toko ritel besar.

Perusahaan ini adalah leader dalam industri ritel buku tradisional

konsep "community store" dan kebijakan diskon.

Company G

Perusahaan Kedua

menjual buku, musik, dan video hanya melalui situs internet (online)

Menerapkan strategi agresif untuk mengakuisisi bisnis online terkait

Company H

Paper Product Industry :

Terlihat bahwa Company J secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company I.

Paper Product IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

produsen produk kertas terbesar di dunia.

strategi vertically integrated memiliki lahan sendiri

rasionalisasi kapasitas dengan menutup pabrik yang tidak efisien, serta dan menjual aset yang tidak esensial

Company I

Perusahaan Kedua

produsen kecil percetakan, penulisan, dan kertas khusus, serta handuk dan tissue.

dipasarkan dengan label bermerek. membeli serat kayu pada pasar

terbuka .

Company J

Hardware & Tools Industry :

Terlihat bahwa Company K secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company L.

Hardware & Tools IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

produsen global dan pemasar alat-alat listrik dan aksesorinya, hardware dan produk rumah tangga,

penjualan via pengecer, grosir, dan distributor.

Produknya tampil dalam berbagai nama merek terkenal

Company L

Perusahaan Kedua

memproduksi dan memasarkan alat-alat presisi berkualitas tinggi dan juga peralatan sistem diagnostik untuk digunakan profesional.

menawarkan berbagai produk via representatif dan dealer franchise.

menyediakan pembiayaan/financing untuk franchise dan pelanggan yang melakukan pembelian dalam jumlah besar.

Company K

Retailing Industry :

Terlihat bahwa Company M secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company N.

Retailing IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

menjual macam barang umum yang diiklankan secara nasional.

harga yang rendah, banyaknya jenis barang dagangan,

strategi yang berorientasi pada volume penjualan.

Sebagian besar toko terletak dekat dari pusat distribusi

Company M

Perusahaan Kedua

perusahaan yang sedang berkembang dari toko diskon kelas atas.

menerapkan strategi bersaing mencocokkan harga diskon pada barang dagangan yang sama dengan kompetitor dan dengan menawarkan diskon besar pada barang-barang yang berbeda.

memiliki kemitraan dengan beberapa desainer terkemuka.

menawarkan kredit kepada pelanggan yang memenuhi syarat tertentu.

Company N

Newspapers Industry :

Terlihat bahwa Company O secara rasio keuangan dapat disimpulkan lebih baik dan stabil secara finansial dilihat dari asset, likuiditas, dan profitabilitasnya dibandingkan Company P.

Newspapers IndustryKategori Deskripsi KesimpulanPerusahaan Pertama

diversifikasi bisnis dan menghasilkan sebagian besar pendapatan melalui penjualan surat kabar yang dijual di seluruh negeri dan di seluruh dunia.

penjualan sebagian besar terpusat pada satu produk

membangun sebuah gedung kantor yang besar untuk kantor pusatnya.

Company P

Perusahaan Kedua

memiliki sejumlah surat kabar di komunitas yang relatif

pemegang portofolio dari penerbitan surat kabar lokal kecil

strategi pengambilan keputusan yang terdesentralisasi dan administrasi yang baik

Company O

BAB IV REKOMENDASI

4.1 REKOMENDASI

Semakin banyak data laporan keuangan dan data rasio keuangan yang digunakan, tentunya kesimpulan yang diperoleh untuk menggambarkan karakteristik dan strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan akan semakin valid, akurat, dan mendekati kondisi yang sebenarnya. Dari sekian banyak rasio yang dapat digunakan, kelompok memutuskan untuk menggunakan 7 rasio keuangan, yang dapat dikatakan mewakili dari tiap-tiap kategori rasio keuangan seperti disebutkan diatas. Rasio yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan studi kasus ini adalah sebagai berikut :1) Liquidity Management Ratio : Current Ratio2) Asset Management Ratio : Inventory Turnover Ratio3) Debt Management Ratio : Debt to Asset Ratio4) Profitability Ratio : Net Profit Margin (NPM) Ratio, dan Return on Equity

(ROE) Ratio.5) Market-Based Ratio : Beta Ratio dan Price Earning (P/E) ratio)

4.2 PERBANDINGAN TIAP INDUSTRI

Dari komparisi data rasio keuangan antar perusahaan, dapat disimpulkan beberapa karakteristik tertentu yang berkaitan dengan strategi ataupun kondisi ekonomi perusahaan yang bergerak dalam suatu bidang industri. Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dengan membandingkan rasio keuangan tertentu antar industri :1) Dari sisi risiko yang dilihat dari data beta yang merupakan indikator volatilitas

harga sebuah saham terhadap market, maka dapat disimpulkan : Secara umum, industri Health Product,industri Beer, dan industri

Newspaper dianggap lebih stabil pergerakan harganya dibandingkan pasar sehingga lebih stabil. Hal ini terlihat dari angka beta yang lebih kecil dari 1 (<1.00). Kemungkinan hal ini terjadi karena demand terhadap industri ini cenderung stabil dari waktu ke waktu (selalu dibutuhkan).

Industri Computer dan industri Papers dianggap lebih volatile dibandingkan pasar sehingga dianggap lebih risky. Hal ini terlihat dari beta yang lebih besar dari 1 (>1.00).

Industri Hardware & Tools memiliki pergerakan yang searah dengan pasar. Hal ini terlihat dari beta yang sama dengan 1 ( = 1.00).

Sementara itu, industri Books & Music serta industri Retail bergantung pada kondisi perusahaannya karena ada yang lebih stabil (beta < 1.00), ada yang lebih risky (beta > 1.00).

2) Dari data Dividend Payout Ratio, maka dapat disimpulkan : Perusahaan dalam bidang industri Computers serta industri Books & Music

tidak membayar dividend (Payout Ratio = 0) sedangkan sektor lain melakukan pembayaran dividend.

Pada industri Beer, ada perusahaan yang membayar dividend, ada yang tidak

Pada industri Paper, terdapat perusahaan yang membayar dividend lebih besar dari Net-Profit nya (Payout Ratio-nya di atas 100%)

3) Dari data Inventory Turnover, maka dapat disimpulkan : Terlihat bahwa perputaran inventori perusahaan dalam industri Computers

dan indsutri Newspapers sangat tinggi dan berbeda secara signifikan dengan yang lain

4) Dari data Net Profit Margin, maka dapat disimpulkan : Secara umum, Net Profit Margin bagi perusahaan dalam industri Health

Products cukup tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh paten yang dimiliki oleh perusahaan farmasi yang juga berfungsi sebagai barrier to entry bagi perusahaan lain sehingga mereka lebih leluasa dalam men-setting harga

Di sisi lain, terlihat bahwa Net Profit Margin bagi perusahaan dalam industri Paper sangat rendah. Hal ini konsisten dengan fakta bahwa industri ini cenderung dalam bentuk komoditas di mana semua produk dipersepsikan mirip oleh konsumen sehingga kompetisi yang terjadi adalah dalam bentuk perang harga yang memangkas profit margin.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F., and Ehrdhart, Michael C., (2011). Financial Management :

Theory and Practice,13th Ed., South-Western, Thomson Learning.

http://id.wikipedia.org/wiki/Rasio_finansial


Recommended