Solikin M. JuhroDirektur Eksekutif, Kepala Bank Indonesia InstituteBank Indonesia
Joint Learning Forum Bank Indonesia Institute & NeuroLeadership Indonesia Jakarta, 24 Juli 2019.
PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI BARU
BERBASIS INOVASI
PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI BARU
BERBASIS INOVASI
50REALITAS
INDONESIA
Kesenjangan
Ekonomi
Produktivitas PengangguranInovasi Lingkungan
Hidup
Pendidikan KesehatanDaya Saing
Nasional
49,3
Ketidakmerataan
Ekonomi (peringkat 4
dunia)
0,39Rasio GINI
67,84
74,75
‘11 ‘14(Rp/tenaga kerja)
Peringkat 2
ASEAN
Bloomberg 2017
Innovation Index
37
(2015)
41
(2016)
Peringkat daya
saing Indonesia turun
2,5 juta anak SD
dan SMP tidak
lanjut sekolah
60
Anak SMA
putus sekolah
Peringkat 2
dunia
33:100.000Dokter per penduduk
Penyakit yang banyak diderita
di Indonesia: stroke, penyakit
jantung koroner, kanker, dan
diabetes (Kemenkes RI, 2015)
4,6 jt hektar
hutan hilang
(2009-2013)
Pencemaran merkuri
50.549,91 ng/m3;
CO2; Plastik
5,30
5,61
5,50
2/172/162/15
7,9%
Increase in Leadership
Capability GapRevolusi Teknologi
& DIgital
Peta Kekuatan
Ekonomi DuniaGeopolitik
Global
V
U
C
A
Uncertain
Volatile Complex
Ambiguous
Produksi makanan
meningkat
50%
Permintaan thd
energi global naik
40%
Pertumbuhan PDB
600 kota top dunia
50%
Total PDB dunia dari 600
kota top dunia naik
2x
Borderless Society
Menyumbang 35% dari
populasi dunia dan 25% dari
PDB dunia
Ekonomi PopulasiTeknologi
Stress resources disebabkan oleh peningkatan
Trump Effect
Global Production
Network
Krisis ekonomi Krisis menjalar danmenjelma jadi besar
PORTRAIT OF OUR WORLD
2
3
MENUJU HIGH INCOME COUNTRY
Jika tumbuh lebih moderate
sekitar 6% berpenghasilan
tinggi tercapai pada 2040an
Untuk mencapai High Income Country sebelum tahun 2030an, saat demographic dividend habis, pertumbuhan ekonomi
rata-rata perlu mencapai 8%
Are they sufficient?
$3,400
High Income ($ 12,736)
optimis
baseline
pesimis
GN
I p
er
Ca
pit
a(C
urr
en
t U
S$)
STABILITAS MAKROEKONOMI DAN SISTEM KEUANGAN
INFRASTRUKTUR INSTITUSI PENDIDIKAN INOVASI
REFORMASI STRUKTURAL
TFP | CAPITAL | LABOR
HIGH INCOMECOUNTRY
• Pertumbuhan PDB rendah• Biaya logistik tinggi• Ekspor commodity based• Ketergantungan impor
yang tinggi• Deindustrialisasi• Service deficit• Pembiayaan domestik• Kuantitas dan kualitas
pendidikan yang rendah• inovasi yang rendah• Banyak regulasi
SUSTAINABLE
Kondisisaat ini
• Barriers to trade and investment
• Barriers to entrepreneurship
• State control
• Research & development (R&D)
• Tertiary education
• Education
• Online creativity
• Intangible assets
• Creative goods & services
• Quality Roads• Quality
Railroad infrastructure
• Quality Port infrastructure
• Quality Air transport infra.
Sumber: DKEM, BI Institute, Materi REL (2018)
Fakta: Gap Negara Terkaya vs. Termiskin Semakin Lebar(PDB/cap in USD)
1820:India 533 vs. Belanda 1800 (1:3,4)
1900:Ghana 360 vs Selandia Baru 4.300 (1:9,3)
NOW:Sudan Selatan 306 vs Luxemburg 113 ribu (1:370)
Where Are We…?
PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI BARU INDONESIA “Towards a creative & INNOVATIVE economy”
BASIC Engine of Growth
SEKTOR-SEKTOR‘TRADISIONAL’
PRODUKTIVITASKAPASITAS EKONOMI
Kebijakan Sisi Penawaran(Sektoral & Reformasi Struktural)
Kebijakan Sisi Permintaan
Basic Endowments
Creative Ideas
Frugal Innovation
Knowledge & ITC
NEW SOURCES OF GROWTH
Pariwisata
Sharia economy
Ekonomi Kreatif, UMKM
SEKTOR-SEKTOR‘POTENSIAL’
INNOVATION
4
Elements of sustainability: Pertumbuhan berbasis INOVASI Ekonomi yang efisien & berkualitas Pemanfaatan endowments
Faktor produksi: Culture & values Pengetahuan/knowledge Modal Manusia Lahan Traditional
“Beyond”KBE
Sumber: Juhro & Trisnanto (2018)
MELEMBAGAKAN & MENGORKESTRASI INOVASI ….. “Mencetak Game Changers”
KELEMBAGAAN. • Membangun sistem inovasi terintegrasi yg mendorong keleluasanaan
pelaku ekonomi memperbarui teknologi & inovasi (pentahelix). • Mengaktifkan badan R&D negara yang bertugas mengeneralisasi
frugal innovation di berbagai daerah• Mendorong regulasi yang mendukung inovasi individu dalam kerangka
mengembangkan ekonomi kreatif.
KEPEMIMPINAN.• Catalytic leaders, yang mampu mengorkestrasi inovasi & merajut
kolaborasi secara strategis• Penyeleksian & reward pemimpin publik yang mencakup
kemampuan untuk melakukan inovasi tepat guna frugal innovation.
KAPABILITAS SDM • Pengembangan talen dg keahlian baru (new competencies).• Mengembangkan sistem/modul pendidikan untuk mengatasi new
illiteracy (data, technology humanity): 4Cs and beyond …• Mengembangkan riset frontier, untuk mendukung pengembangan
ilmu pengetahuan inklusif & inovasi kebijakan baru.
MENGEMBANGKAN EKONOMI INKLUSIF Memperkuat industri berbasis pada pengembanganekonomi inklusif, inovatif & kreatif, kegiatan UMKM, kewirausahaan, koperasi, ekonomi syariah. Perluasan kawasan khusus industri kreatif di berbagai
daerah.
REFORMASI STRUKTURAL: MENINGKATKAN DAYA SAING EKONOMI Meningkatkan kapabilitas industri nasional Mengoptimalkan pemanfaatan ekonomi digital Memperluas sumber pembiayaan Penguatan kelembagaan ekonomi
IMPLIKASI KEBIJAKAN ….
“Stabilitas makro sebagai prakondisi…”
5Sumber: Juhro et al. (2019)
WHAT?• “Doing more with less”• Optimalisasi sumber daya Berpotensi
memenuhi tujuan sustainability dan menjadisumber baru pertumbuhan ekonomi
WHY?• Keterbatasan sumber daya (constraint)• Perkembangan teknologi• Tantangan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi tinggi• Pencarian sumber pertumbuhan ekonomi
baru
6Sumber: Juhro et al., 2018
GAME CHANGING – FRUGAL INNOVATION:
HOW?• Affordable• Accessible• Simple• Quality• Purpose• Sustainable
CATALYTIC COLLABORATION
7
WHY?• Isu yang diselesaikan semakin kompleks• Agregat pertumbuhan di setiap daerah bahkan secara global• Dampak jangka panjang & sustainable• Berpotensi untuk menyelesaikan masalah sosial.
Known-KnownObvious
Known-UnknownPotentially knowable
Unknown-UnknownRetrospectively coherent
Incoherent
COOPERATION
COORDINATIONCOLABORATION
Disorder
“Catalytic collaboration” … Beyond a standard collaboration …!
Prioritizing Learning
Systems Thinking &
Acting
Democratizing Access To Assets
Building Long-term, Diverse,
Transformational Relationships
HOW
8
In the 21ST century:
It’s not about the competition of knowledge. It’s competition of 4Cs: CRITICAL/INDEPENDENT THINKING, CREATIVITY, COMMUNICATION, and COLLABORATION.
it’s not knowledge-driven. It’s CREATIVITY-driven, EXPERIENCE-driven, WISDOM-driven.
Old skills (3Rs): Reading, wRiting, and aRithmethic
Future education:
What’s next…? Self-directed learning/design thinking, paradigm shifting, human-to-computer collaboration…?
CAPABILITIES: TECHNOLOGY LITERACY VS HUMAN LITERACY…?
“We are living in a highly unpredictable, hypercompetitive world.”
9
PENUTUP: MENGAPA SUATU BANGSA BISA SUKSES…?“… sukses atau gagalnya suatu bansa/negara bukan ditentukan oleh kebudayaan, iklim, geografi, tingkat kepatuhan pada kebijakan yang benar, atau agama…. Namun, ditentukan oleh baik/tidaknya pengelolaan KELEMBAGAAN ekonomi dan politik….., secara INKLUSIF” Acemoglu & Robinson (2011)
INKLUSIF:
• Kelembagaan untuk inovasi, jaminan atas hak cipta
• Aturan/hukum untuk mekanisme check & balance
• Regulasi untuk mendorong pelayanan publik, danketerbukaan pada kegiatan baru
• Akses yang tinggi pada pendidikan dan kesempatanmaju bagi masyarakat luas.
• Partisipasi masyarakat seluas-luasnya dalam kegiatanpembangunan