+ All Categories
Home > Documents > Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai …

Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai …

Date post: 22-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 2 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
4
OPEN ACCES Vol. 12 No. 2: 228-231 Oktober 2019 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2. 228-231 Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai Sumber Fortivikasi Pada Olahan Ikan Tuna Kering Kayu Kaleng ( Utilization of Calcium (Ca) Rich Foodstuffs as a Source of Fortification in product Ikan Tuna Kering Kayu Kaleng ) Ibnu W. Laitupa 1 dan Syahnul Sardi Titahelew 1 1 Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Jl. KH. A. Dahlan, Kel. Sasa, Ternate Selatan, Ternate, Indonesia, Email : [email protected], [email protected] Info Artikel: Diterima : 07 Okt. 2019 Disetujui : 24 Okt. 2019 Dipublikasi : 25 Okt. 2019 Artikel Penelitian Keyword: Fortivikasi, Kalsium, Fortification, Canned Wooden Tuna, Calcium Korespondensi: Syahnul Sardi Titahelew Univ. Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia Email: [email protected] Copyright© Oktober 2019 AGRIKAN Abstrak. Maluku Utara memiliki potensi perikanan cukup tinggi dan telah mengalami geliat usaha pengolahan ikan dengan banyaknya home Industri. Geliat perkembangan ini tentu harus memperhatikan kualitas gizi produk, termasuk produk olahan ikan kering kayu kaleng yang sedang dikembangkan oleh prodi THP-UMMU. Salah satu jenis gizi yang dapat ditingkatkan kandungannya adalah kalsium yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang maupun penguatan tulang. Peningkatan kandungan kalsium dapat dilakukan dengan fortivikasi bahan pangan kaya kalsium. Penelitian ini dilakukan dengan fortivikasi sebanyak tiga perlakuan yaitu (1) fortivikasi tepung ikan teri dan (2) tepung tulang ikan tuna masing-masing sebanyak 2 % dari total bahan baku ikan tuna yang digunakan, dan (3) tanpa fortivikasi tepung atau kontrol (0%). Selanjutnya dilakukan analisis kandungan kalsium untuk mengetahui pengaruh fortivikasi tepung ikan teri dan tepung tulang ikan tuna terhadap nilai kalsium ikan tuna kering kayu dan mendapatkan jenis tepung terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortivikasi tepung tulang ikan tuna berpengaruh paling tinggi terhadap kandungan kalsium olahan ikan tuna kering kayu kaleng yaitu 792,9 mg per 180 gram. Fortivikasi menggunakan tepung ikan teri berpengaruh terhadap peningkatan kalsium produk yaitu 83,34 mg per 180 gram berat produk. Sedangkan sampel kontrol menunjukkan kandungan kalsium 21,6 mg per 180 mg berat produk. Abstract. North Maluku has quite high fishery potential and has increased the stretching of the fish processing business by the many of home industries. The stretching of this development must of course pay attention to the quality of nutritional products, including ikan tuna kering kayu products produced by the THP-UMMU study program. One type of nutrient that can be improved is calcium which is needed for bone growth. Increased calcium can be done with calcium-rich foods. This research was carried out by fortification of three meetings, (1) fortification of anchovy flour (2) tuna bone flour each of 2% of the total raw material of tuna used, and (3) without flour fortification or control (0 %). Furthermore, calcium content analysis was performed to determine the effect of anchovy flour and tuna bone meal on the calcium value of dried wood tuna and get the best type of flour. The results showed the fact that tuna bone flour was the highest against processed protein content of dried tuna, which was 792.9 mg per 180 grams. Fortification using fish meal increased to increase product calcium, which was 83.34 mg per 180 grams of heavy product. While the control sample showed a calcium content of 21.6 mg per 180 mg of heavy product.. I. PENDAHULUAN Realita potensi sumber daya alam di Maluku Utara tidak berdampak baik bagi kehidupan perekonomian masyarakat nelayan. Kondisi ini menuntut adanya upaya peningkatan kualitas usaha perikanan rakyat, sehingga dibutuhkan adanya alternatif usaha selain usaha penangkapan yang selama ini digeluti oleh sebagian besar nelayan Maluku Utara. Salah satu alternatif yang dapat digerakkan adalah usaha pengolahan hasil perikanan. Hal ini didukung dengan cukup tingginya minat masyarakat perkotaan terhadap olahan-olahan hasil perikanan. Maluku Utara sebagai wilayah dengan potensi perikanan cukup tinggi telah mengalami geliat usaha pengolahan ikan. Hal ini terlihat dengan munculnya beberapa Home Industri. Seiring dengan perkembangan informasi dan persaingan usaha, modernisasi industri tidak hanya terjadi pada industri berskala besar. Para pelaku home industry perikanan pun mulai menapaki modernisasi industri dengan pemanfaatan teknologi. Misalnya teknologi pengalengan hasil olahan ikan, telah banyak digunakan oleh home industri. Salah satu home industry yang memanfaatkan pengalengan ikan yaitu kelompok usaha mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan (THP-UMMU) Ternate yang berhasil memproduksi olahan ikan tuna kering kayu kaleng (Olahan ikan tradisional khas Ternate sejenis rending ikan).
Transcript
Page 1: Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai …

OPEN ACCES

Vol. 12 No. 2: 228-231 Oktober 2019

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2. 228-231

Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai Sumber Fortivikasi Pada Olahan Ikan Tuna Kering Kayu Kaleng

(Utilization of Calcium (Ca) Rich Foodstuffs as a Source of Fortification in

product Ikan Tuna Kering Kayu Kaleng )

Ibnu W. Laitupa1 dan Syahnul Sardi Titahelew1

1Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Jl. KH. A. Dahlan, Kel. Sasa, Ternate Selatan, Ternate, Indonesia,

Email : [email protected], [email protected] Info Artikel:

Diterima : 07 Okt. 2019

Disetujui : 24 Okt. 2019

Dipublikasi : 25 Okt. 2019

Artikel Penelitian

Keyword:

Fortivikasi, Kalsium,

Fortification, Canned Wooden

Tuna, Calcium

Korespondensi:

Syahnul Sardi Titahelew

Univ. Muhammadiyah Maluku

Utara, Ternate, Indonesia

Email: [email protected]

Copyright© Oktober 2019

AGRIKAN

Abstrak. Maluku Utara memiliki potensi perikanan cukup tinggi dan telah mengalami geliat usaha

pengolahan ikan dengan banyaknya home Industri. Geliat perkembangan ini tentu harus memperhatikan

kualitas gizi produk, termasuk produk olahan ikan kering kayu kaleng yang sedang dikembangkan oleh prodi

THP-UMMU. Salah satu jenis gizi yang dapat ditingkatkan kandungannya adalah kalsium yang sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang maupun penguatan tulang. Peningkatan kandungan kalsium dapat

dilakukan dengan fortivikasi bahan pangan kaya kalsium. Penelitian ini dilakukan dengan fortivikasi sebanyak

tiga perlakuan yaitu (1) fortivikasi tepung ikan teri dan (2) tepung tulang ikan tuna masing-masing sebanyak

2 % dari total bahan baku ikan tuna yang digunakan, dan (3) tanpa fortivikasi tepung atau kontrol (0%).

Selanjutnya dilakukan analisis kandungan kalsium untuk mengetahui pengaruh fortivikasi tepung ikan teri

dan tepung tulang ikan tuna terhadap nilai kalsium ikan tuna kering kayu dan mendapatkan jenis tepung

terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortivikasi tepung tulang ikan tuna berpengaruh paling tinggi

terhadap kandungan kalsium olahan ikan tuna kering kayu kaleng yaitu 792,9 mg per 180 gram. Fortivikasi

menggunakan tepung ikan teri berpengaruh terhadap peningkatan kalsium produk yaitu 83,34 mg per 180

gram berat produk. Sedangkan sampel kontrol menunjukkan kandungan kalsium 21,6 mg per 180 mg berat

produk.

Abstract. North Maluku has quite high fishery potential and has increased the stretching of the fish processing

business by the many of home industries. The stretching of this development must of course pay attention to

the quality of nutritional products, including ikan tuna kering kayu products produced by the THP-UMMU

study program. One type of nutrient that can be improved is calcium which is needed for bone growth.

Increased calcium can be done with calcium-rich foods. This research was carried out by fortification of three

meetings, (1) fortification of anchovy flour (2) tuna bone flour each of 2% of the total raw material of tuna

used, and (3) without flour fortification or control (0 %). Furthermore, calcium content analysis was

performed to determine the effect of anchovy flour and tuna bone meal on the calcium value of dried wood tuna

and get the best type of flour. The results showed the fact that tuna bone flour was the highest against processed

protein content of dried tuna, which was 792.9 mg per 180 grams. Fortification using fish meal increased to

increase product calcium, which was 83.34 mg per 180 grams of heavy product. While the control sample

showed a calcium content of 21.6 mg per 180 mg of heavy product..

I. PENDAHULUAN

Realita potensi sumber daya alam di Maluku

Utara tidak berdampak baik bagi kehidupan

perekonomian masyarakat nelayan. Kondisi ini

menuntut adanya upaya peningkatan kualitas

usaha perikanan rakyat, sehingga dibutuhkan

adanya alternatif usaha selain usaha penangkapan

yang selama ini digeluti oleh sebagian besar

nelayan Maluku Utara. Salah satu alternatif yang

dapat digerakkan adalah usaha pengolahan hasil

perikanan. Hal ini didukung dengan cukup

tingginya minat masyarakat perkotaan terhadap

olahan-olahan hasil perikanan.

Maluku Utara sebagai wilayah dengan

potensi perikanan cukup tinggi telah mengalami

geliat usaha pengolahan ikan. Hal ini terlihat

dengan munculnya beberapa Home Industri.

Seiring dengan perkembangan informasi dan

persaingan usaha, modernisasi industri tidak

hanya terjadi pada industri berskala besar. Para

pelaku home industry perikanan pun mulai

menapaki modernisasi industri dengan

pemanfaatan teknologi. Misalnya teknologi

pengalengan hasil olahan ikan, telah banyak

digunakan oleh home industri. Salah satu home

industry yang memanfaatkan pengalengan ikan

yaitu kelompok usaha mahasiswa Teknologi Hasil

Perikanan (THP-UMMU) Ternate yang berhasil

memproduksi olahan ikan tuna kering kayu

kaleng (Olahan ikan tradisional khas Ternate

sejenis rending ikan).

Page 2: Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai …

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

229

Geliat perkembangan usaha perikanan ini

tentu wajib memperhatikan aspek kualitas gizi

yang terkandung di dalam produk. Menurut

Waluyo et al (2016), Produk-produk yang telah

diproduksi secara masal harus memiliki standar

kualitas yaitu penjagaan mutu produk untuk

menghindarkan produsen dari kerugian secara

ekonomis maupun konsumen dari kerugian

kemunduran mutu dan kesehatan. Tanggung

jawab ini pun yang diemban tidak terkecuali oleh

kelompok usaha mahasiwa THP UMMU atas

produk ikan kering kayu kaleng yang saat ini

sedang dikembangkan.

Salah satu jenis gizi yang dapat

ditingkatkan kandungannya pada olahan ikan

adalah kalsium. Kalsium merupakan mineral

esensial yang dapat berperan dalam konduksi

saraf, kontraksi otot, dan pengaliran darah

(Susanti et al, 2016) Salah satu fungsi kalsium bagi

tubuh adalah sebagai nutrisi untuk tumbuh,

menunjang perkembangan fungsi motorik agar

lebih optimal dan berkembang dengan baik.

Orang dewasa membutuhkan kalsium sebanyak

800 mg/hari. Kekurangan kalsium pada masa

pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan tulang, osteoporosis, dan

osteomalasia (Suptijah et al, 2012).

Sangat penting dilakukan peningkatan

kandungan kalsium pada produk ikan kering kayu

kaleng. Peningkatan kandungan kalsium dapat

dilakukan dengan fortivikasi bahan pangan kaya

kalsium. Jenis tepung ikan teri dan tepung tulang

ikan tuna bisa menjadi pilihan yang tepat karena

bahan bakunya bisa dengan mudah dan banyak

didapatkan di Maluku Utara.

Berdasarkan uraian tersebut kami

menggagas sebuah penelitian yang berjudul

“Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium

Sebagai Sumber Fortivikasi pada Olahan Ikan

Tuna Kering Kayu Kaleng”. Diharapkan

penelitian ini menghasilkan formulasi fortivikasi

yang tepat untuk meningkatkan kandungan

kalsium pada ikan kering kayu kaleng.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh fortivikasi tepung ikan teri dan tepung

tulang ikan tuna terhadap nilai kalsium ikan tuna

kering kayu dan mendapatkan jenis tepung

terbaik untuk fortivikasi ikan tuna kering kayu.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

peningkatan kandungan kalsium ikan tuna kering

kayu kaleng.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan selama lima

bulan sejak bulan April sampai dengan Agustus

2019. Pembuatan tepung ikan teri, tepung tulang

ikan tuna dan ikan tuna kering kayu kaleng

dilaksanakan di Laboratorium Program Studi

Teknologi Hasil Perikanan (THP-UMMU),

sedangkan analisis kalsium (Ca) dilaksanakan di

Laboratarium Jasa Analisis Gizi, Departemen Gizi

Masyarakat, IPB. Alat yang digunakan adalah

baki, pisau, panci, kompor, oven, disc mill,

autoclave, timbangan, mesin seamer, dan

stopwatch. abu, kertas saring, erlemeyer,

spektrofotometer, pipet, tabung reaksi, dan gelas

ukur. Bahan yang digunakan adalah, NaOH,

bawang merah, bawang putih, cabai, kecap, garam,

tomat, dan air dingin larutan standar, 𝐂𝐥𝟑𝐋𝐚. 𝟕𝐇𝟐𝐎,

𝐇𝐍𝐎𝟑, 𝐇𝟐𝐒𝐎𝟒, 𝐇𝐂𝐥𝐎𝟒, HCl, akuades, dan aliquot.

Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Tepung Ikan Teri dan Tepung

Tulang Ikan Tuna

Pembuatan tepung ikan teri dimulai dari

pencucian bahan baku, pengeringan dengan

oven pada suhu (80 oC, 5 jam), autoclaving (121

oC, 1 atm), pengecilan ukuran 5-10 cm,

perebusan (100 oC, 30 menit), ekstraksi basa

NaOH (1,5 N, 60 oC, 2 jam), kemudian

dilakukan pengeringan dan penepungan.

Pembuatan tepung tulang ikan tuna diawali

dengan perebusan bahan baku (80 oC, 30

menit), pencucian, autoclaving (121 oC,1 atm),

pengecilan ukuran 5-10 cm, perebusan (100 oC,

30 menit), ekstraksi basa NaOH (1,5 N, 60 oC,2

jam), pencucian, pengeringan, dan penepungan.

2. Pembuatan Ikan Tuna Kering Kayu Kaleng dan

Fortivikasi

Tepung ikan teri dan tepung tulang ikan tuna

difortivikasi pada pembuatan ikan tuna kering

kayu kaleng yang dimulai dari persiapan

bahan, pembumbuan, pemasakan ikan tuna

kering kayu, pengisian ke dalam kaleng,

pemanasan, penutupan kaleng menggunakan

mesin seamer sekaligus exhausting,

autoclaving, pendinginan dan pelabelan.

Fortivikasi dilakukan pada saat pembumbuan

bahan baku, sebanyak tiga perlakuan yaitu

fortivikasi tepung ikan teri sebanyak 2 % (A1),

tepung tulang ikan tuna sebanyak 2 % (A2), dan

tanpa fortivikasi atau 0 % (A3). Setiap perlakuan

dilakukan 3 kali ulangan.

3. Analisis Kalsium (Ca)

Metode AAS dengan wet digestion (Raitz et

al, 1987) dalam (Thalib, 2009).

Page 3: Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai …

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

230

(a) Larutan standar :

Larutan kalsium 1000 ppm dibuat deret

standar 2,4,8 ppm. Larutan 𝐂𝐥𝟑𝐋𝐚. 𝟕𝐇𝟐𝐎

(lantan) sebanyak 1 ml ke dalam masing-

masing labu takar dan ditambahkan

akuades sampai volume 100 ml.

(b) Penetapan sampel :

HNO3, H2SO4, HClO4Pengabuan basah

menggunakan 𝐇𝐍𝐎𝟑, 𝐇𝟐𝐒𝐎𝟒, 𝐇𝐂𝐥𝐎𝟒 dan

HCl. Memasukkan 1 gram sampel ke dalam

erlemeyer 150 ml dan diberi 𝐇𝐍𝐎𝟑 5 ml

didiamkan selama 1 jam, ditambahkan

𝐇𝟐𝐒𝐎𝟒 0,4 ml dipanaskan selama 30 menit.

Sampel diangkat dari hotplate dan diberi

larutan 𝐇𝐂𝐥𝐎𝟒: 𝐇𝐍𝐎𝟑 (1:2) sebanyak 3 ml,

kembali dipanaskan selama 15 menit,

tambahkan 2 ml akuades dan 0,6 ml HCl

(pa), dipanaskan hingga larut dan

didinginkan. Sampel diencerkan (aliquot

100 ml), disaring dengan kertas saring

Whatman No. 42 Aliquot diambil sebanyak

1 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

dan ditambahkan akuades 4 ml serta lantan

0,05 ml, divortex, disentrifuse dengan

kecepatan 2000 rpm selama 10 menit dan

filtrat dibaca dengan AAS dengan panjang

gelombang (ג) 422,7 nm. Hasil absorbansi

dibandingkan dengan standar Ca yang telah

diketahui.

Ca (%) = (𝐦𝐥

𝐚𝐥𝐢𝐪𝐮𝐨𝐭

𝟏𝟎𝟎𝟎) 𝐱 𝐅𝐩 𝐱 (𝐩𝐩𝐦 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥−𝐩𝐩𝐦 𝐛𝐥𝐚𝐧𝐤𝐨)

𝐦𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 x 100

Ca (mg/100g) = 5 Ca x 1000

FP = faktor pengenceran

Rancangan Percobaan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan

tiga perlakuan dan tiga ulangan. Model

matematikanya adalah : Yi j = + A1+ ij. Kemudian

dianalisis dengan menggunakan analisis ragam.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji kandungan kalsium (Ca) pada tiga

perlakuan dengan tiga ulangan menunjukkan

hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Table 1. Hasil Uji ALT

Perlakuan/

Ulangan

A

(ppm)

B

(ppm)

C

(ppm)

Ulangan 1 118 468 4281

Ulangan 2 120 469 5244

Ulangan 3 121 451 4289

Rata -rata 83,34 463 4.405

Dari Hasil ini didapati bahwa fortivikasi

dengan menggunakan tepung tulang ikan tuna

memberikan pengaruh paling tinggi terhadap

peningkatan kandungan kalsium pada ikan tuna

kering kayu kaleng yaitu rata-rata 4.405 ppm atau

792,9 mg per 180 gram berat produk. Sedangkan

fortivikasi menggunakan tepung ikan teri

memberikan pengaruh terhadap peningkatan

kalsium produk dengan nilai rata-rata 463 ppm

atau 83,34 mg per 180 gram berat produk.

Sedangkan sampel kontrol menunjukkan

kandungan kalsium rata-rata 120 ppm atau 21,6 mg

per 180 mg berat produk.

Kalsium adalah mineral yang paling banyak

diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan harian kalsium

adalah 800 mg untuk dewasa di atas 25 tahun dan

1.000 mg setelah usia 50 tahun. Ibu hamil dan

menyusui harus mengkonsumsi 1.200 mg kalsium

per hari. Kebutuhan kalsium anak-anak dan

remaja meningkat sesuai usia. Sekitar 99%

kalsium berada pada jaringan tulang dan gigi,

sisanya berada di darah dan sel-sel tubuh (Shita

dan Sulistyani, 2010) [1]

Hasil analisis statistic (anava) juga

menunjukkan perbedaan nyata yaitu kandungan

kalsium pada perlakuan fortivikasi tepung tulang

ikan tuna berbeda nyata terhadap kandungan

kalsium yang terkandung dalam sampel kontrol.

Dengan kandungan 792,9 mg per 180 gram berat

produk. Fortivikasi tepung tulang mampu

menjawab kebutuhan kalsium harian orang

dewasa namun masih perlu dilakukan penelitian

lanjutan dengan perlakuan konsentrasi fortivikasi

yang berbeda atau lebih beragam untuk

mendapatkan konsentrasi terbaik. Faktor

fortivikasi menggunakan tepung ikan teri pun

masih perlu digunakan dengan konsentrasi yang

berbeda dengan masih terdapat kemungkinan

konsentrasi terbaik bisa ditemukan juga pada

fortivikasi ikan teri.

Terlihat jelas perbedaan kandungan kalsium

pada tepung tulang ikan tuna yang bahan

dasarnya murni berasal dari tulang ikan memiliki

kandungan kalsium jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan tepung ikan teri. Hal ini

karena tulang ikan adalah bahan yang memiliki

kandungan lebih banyak. Riyanto (2013) [2],

menjelaskan bahwa tulang ikan tuna sebagai salah

satu limbah terbesar dari industri pengolahan ikan

tuna, akan memberikan dampak yang kurang baik

terhadap lingkungan jika tidak dimanfaatkan.

Tulang ikan mengandung 60-70% mineral dengan

komponen penyusun berupa 30% protein kolagen

Page 4: Pemanfaatan Bahan Pangan Kaya Kalsium (Ca) Sebagai …

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

231

dan sebagian besar bioapatit, termasuk

hidroksiapatit, carbonated apatite atau dahlite.

Salah satu hasil perairan yang kaya akan kalsium

adalah ikan terutama bagian tulangnya. Kalsium

dari tulang ikan memiliki kualitas cukup bagus

serta mudah diperoleh. Salah satu pemanfaatan

tulang ikan yaitu pengolahan menjadi tepung

tulang. Pemanfaatan tepung tulang dapat

dijadikan suplemen dan obat pencegah

osteoporosis (Jiancong et al. 2010) dalam (Putranto,

2015) [3].

Nilai derajat putih tepung tulang ikan tuna

yang dihasilkan dari berbagai perlakuan waktu

autoclaving 3 jam dan perebusan 3 kali berkisar

antara 59,3 % sampai dengan 64,8 %.

Kecenderungan nilai derajat putih yang dihasilkan

meningkat sejalan dengan bertambahnya waktu

autoclaving dilakukan dan frekuensi perebusan

yang dilakukan (Trilaksani et al, 2006) [4]

Akan tetapi, ikan teri memiliki

bioavailibilitas yang sangat baik dan bahkan

setara dengan susu, sementara bioavailibilitas

kalsium pada tulang ikan umumnya 0,86 % masuk

kategori sangat buruk dilakukan (Trilaksani et al,

2006) [4]. Sementara menurut Purnasari et al, (2016)

[5], ikan teri memiliki kandungan kalsium yang

tinggi. Ikan teri diketahui memiliki

bioavailabilitas kalsium yang baik.

Bioavailabilitas kalsium pada ikan teri setara

dengan bioavailabilitas kalsium pada susu ketika

asupan kalsium berada pada tingkat marginal.

IV. PENUTUP

Fortivikasi dengan menggunakan tepung

tulang ikan tuna memberikan pengaruh paling

tinggi terhadap peningkatan kandungan kalsium

yaitu rata-rata 4.405 ppm, diikuti oleh fortivikasi

menggunakan tepung ikan teri dengan nilai rata-

rata 463 ppm. Sedangkan sampel kontrol

menunjukkan kandungan kalsium rata-rata 120

ppm atau 21,6 mg per 180 mg berat produk. Masih

perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

konsentrasi berbeda pada masing-masing jenis

bahan fortivikasi agar dapat diketahui formulasi

yang paling tepat untuk meningkatkan kandungan

kalsium pada olahan ikan tuna kering kayu

kaleng.

Penilaian terhadap fortivikasi terbaik juga

tidak bisa dilepaskan dari hasil uji organoleptik

sehingga pembahasan dan penarikan kesimpulan

terhadap formulasi terbaik dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas produk dapat secara

lengkap dibahas secara holistik.

DAFTAR PUSTAKA

Purnasari, G., Briawan, D., Dwiriani, C. M. ( 2016). Asupan Kalsium dan Tingkat Kecukupan Kalsium

pada Ibu Hamil di Kabupaten Jember. Jurnal MKMI. Vol. 2, no. 4, hal. 265

Putranto, H.M., Asikin, A.N., Kusumaningrum, I. (2015). Karakterisasi Tepung Tulang Ikan Belida

Sebagai Sumber Kalsium dengan Metode Hidrolisis Protrin. Jurnal Ziraah. Vol. 40, no. 1, hal. 11

Riyanto. B., Maddu, A., Nurrahman (2013). Materi Biokeramik Berbasis Hidroksiapatit Tulang Ikan

Tuna. JPHPI. Vol 16, no. 2, hal. 119-132

Shita, A. D. P., Sulistiyani. (2010). Pengaruh Kalsium Terhadap Tumbuh Kembang Gigi Geligi Anak.

Stomatognatic (J.K.G. Unej). Vo;. 7, no. 3, hal. 41

Trilaksani, W., Salamah, E., Nabil, M., (2006). Manfaat Limbah Tulang Ikan Tuna Sebagai Sumber

Kalsium dengan Metode Hidrolisis Protein. Buletin Hasil Perikanan. Vol. 9, no.2, hal. 36-45


Recommended