+ All Categories
Home > Documents > PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Date post: 15-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 9 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
18
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016 ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050 SENTRA 2016 II - 1 PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL BUTON BERAGREGAT (LASBUTAG) CAMPURAN PANAS UNTUK PERKERASAN JALAN Alik Ansyori Alamsyah, Hari Eko Meiyanto Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person: Alik Ansyori Alamsyah, Hari Eko Meiyanto Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Email : [email protected] Abstrak LASBUTAG (Lapisan Aspal Buton Beragregat) adalah campuran dari bahan asbuton, modifier dan tambahan agregat yang dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Untuk memperoleh kualitas yang baik dari campuran diperlukan modifier untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki oleh asbuton yang merupakan salah satu bahan campuran dari LASBUTAG. Berdasarkan hasil uji Oli Bekas merupakan salah satu jenis minyak berat yang bisa digunakan sebagai modifier. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas campuran perkerasan LASBUTAG dengan sistem hotmix menggunakan modifier oli bekas secara bervariasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammadiyah Malang. Kualitas campuran perkerasan Lasbutag dengan menggunakan modifier oli bekas ini dapat diketahui melalui hasil tes Marshall (stabilitas, kelelehan plastis, hasil bagi Marshall, serta VIM. Asbuton yang digunakan adalah jenis B-20. Modifier yang digunakan adalah oli bekas kendaraan bermotor serta aspal minyak yang menggunakan variasi 3%, 3,2%, 3,4%, 3,6%, 3,8%, 4% dengan komposisi 70% asmin 30% oli bekas, 65% asmin 35% oli bekas, dan 60% asmin 40% oli bekas. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan modifier oli bekas memberikan pengaruh terhadap campuran perkerasan LASBUTAG dengan sistem hotmix, hal ini dapt diketahui bedasarkan uji hipotesis terhadap tes marshall, sedangkan penggunaan modifier terbaik dari penelitian berdasarkan spesifikasi dari Bina Marga untuk campuran perkerasan lasbutag untuk lalu lintas tinggi menurut hasil tes marshall adalah campuran dengan menggunkan modifier 3,6% dimana komposisi modifiernya 65% aspal minyak dan 35% oli bekas Kata Kunci : Modifier oli bekas, Lasbutag campuran panas 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang LASBUTAG (Lapisan Aspal Buton Beragregat) adalah campuran dari bahan Asbuton, modifier dan tambahan agregat yang dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. LASBUTAG ini juga dikenal dengan istilah AHAS (Agregat Hot Asbuton Sheet) yang merupakan campuran panas dan ACAS (Agregat Cold Asbuton Sheet) yang merupakan campuran dingin. Penggunaan LASBUTAG sebagai bahan perkerasan jalan masih mempunyai banyak kelemahan terutama pada LASBUTAG campuran dingin karena campuran ini hanya memadai bagi jalan raya dengan lalu lintas yang ringan, sedangkan yang mempunyai kualitas lebih baik adalah LASBUTAG campuran panas Untuk memperoleh kualitas yang baik dari campuran diperlukan bahan tambah untuk memeperbaiki kelemahan yang dimiliki oleh asbuton yang merupakan salah satu bahan campuran dari LASBUTAG. Penggunaan bahan tambah diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang dimiliki asbuton yaitu penetrasi yang rendah Bahan tambah tersebut dikenal sebagai modifier, dengan komposisi yang biasa digunakan yaitu bunker oil, aspal minyak, serta minyak ringan ( kerosene) dan anti striping atau additive dengan komposisi tertentu, tetapi dalam LASBUTAG campuran panas minyak ringan tidak digunakan karena minyak ringan hanya digunakan sebagai pengencer sedangkan untuk campuran panas pengencer tidak diperlukan karena sudah diganti dengan pemanasan.. Berbagai penelitian mengenai penambahan modifier atau bahan peremaja pada LASBUTAG dilakukan untuk mendapatkan hasil jenis perkerasan jalan bermutu tinggi. Selain modifier yang telah disebutkan di atas bahan lain yang pernah dicoba sebagai modifier adalah bunker oil yang dicampur dengan karet alam dengan tujuan untuk memperbaiki sifat bitumen asbuton. Bahan modifier tersebut berfungsi untuk meremajakan bitumen yang terkandung dalam asbuton agar menghasilkan campuran perkerasan LASBUTAG yang berkualitas baik
Transcript
Page 1: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 1

PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA

LAPISAN ASPAL BUTON BERAGREGAT (LASBUTAG)

CAMPURAN PANAS UNTUK PERKERASAN JALAN

Alik Ansyori Alamsyah, Hari Eko Meiyanto

Fakultas Teknik – Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

Kontak Person: Alik Ansyori Alamsyah, Hari Eko Meiyanto

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang

Email : [email protected]

Abstrak LASBUTAG (Lapisan Aspal Buton Beragregat) adalah campuran dari bahan asbuton, modifier dan tambahan agregat yang

dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Untuk memperoleh kualitas yang baik dari campuran diperlukan modifier

untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki oleh asbuton yang merupakan salah satu bahan campuran dari LASBUTAG.

Berdasarkan hasil uji Oli Bekas merupakan salah satu jenis minyak berat yang bisa digunakan sebagai modifier. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas campuran perkerasan LASBUTAG dengan sistem hotmix menggunakan modifier oli

bekas secara bervariasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammadiyah Malang. Kualitas

campuran perkerasan Lasbutag dengan menggunakan modifier oli bekas ini dapat diketahui melalui hasil tes Marshall

(stabilitas, kelelehan plastis, hasil bagi Marshall, serta VIM. Asbuton yang digunakan adalah jenis B-20. Modifier yang digunakan adalah oli bekas kendaraan bermotor serta aspal minyak yang menggunakan variasi 3%, 3,2%, 3,4%, 3,6%,

3,8%, 4% dengan komposisi 70% asmin 30% oli bekas, 65% asmin 35% oli bekas, dan 60% asmin 40% oli bekas.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan modifier oli bekas memberikan pengaruh terhadap campuran

perkerasan LASBUTAG dengan sistem hotmix, hal ini dapt diketahui bedasarkan uji hipotesis terhadap tes marshall, sedangkan penggunaan modifier terbaik dari penelitian berdasarkan spesifikasi dari Bina Marga untuk campuran

perkerasan lasbutag untuk lalu lintas tinggi menurut hasil tes marshall adalah campuran dengan menggunkan modifier 3,6%

dimana komposisi modifiernya 65% aspal minyak dan 35% oli bekas

Kata Kunci : Modifier oli bekas, Lasbutag campuran panas

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

LASBUTAG (Lapisan Aspal Buton Beragregat) adalah campuran dari bahan Asbuton,

modifier dan tambahan agregat yang dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. LASBUTAG

ini juga dikenal dengan istilah AHAS (Agregat Hot Asbuton Sheet) yang merupakan campuran panas

dan ACAS (Agregat Cold Asbuton Sheet) yang merupakan campuran dingin. Penggunaan

LASBUTAG sebagai bahan perkerasan jalan masih mempunyai banyak kelemahan terutama pada

LASBUTAG campuran dingin karena campuran ini hanya memadai bagi jalan raya dengan lalu lintas

yang ringan, sedangkan yang mempunyai kualitas lebih baik adalah LASBUTAG campuran panas

Untuk memperoleh kualitas yang baik dari campuran diperlukan bahan tambah untuk memeperbaiki

kelemahan yang dimiliki oleh asbuton yang merupakan salah satu bahan campuran dari LASBUTAG.

Penggunaan bahan tambah diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang dimiliki asbuton yaitu

penetrasi yang rendah

Bahan tambah tersebut dikenal sebagai modifier, dengan komposisi yang biasa digunakan

yaitu bunker oil, aspal minyak, serta minyak ringan (kerosene) dan anti striping atau additive dengan

komposisi tertentu, tetapi dalam LASBUTAG campuran panas minyak ringan tidak digunakan karena

minyak ringan hanya digunakan sebagai pengencer sedangkan untuk campuran panas pengencer tidak

diperlukan karena sudah diganti dengan pemanasan.. Berbagai penelitian mengenai penambahan

modifier atau bahan peremaja pada LASBUTAG dilakukan untuk mendapatkan hasil jenis

perkerasan jalan bermutu tinggi. Selain modifier yang telah disebutkan di atas bahan lain yang

pernah dicoba sebagai modifier adalah bunker oil yang dicampur dengan karet alam dengan tujuan

untuk memperbaiki sifat bitumen asbuton. Bahan modifier tersebut berfungsi untuk meremajakan

bitumen yang terkandung dalam asbuton agar menghasilkan campuran perkerasan LASBUTAG yang

berkualitas baik

Page 2: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 2 SENTRA 2016

Studi yang dilakukan kebanyakan menggunakan minyak berat seperti MFO, Bunker Oil atau

Link Residu dengan tambahan lain sebagai modifier dalam LASBUTAG. Selain beberapa jenis

minyak berat diatas ada salah satu bahan minyak berat lain yang mungkin dapat digunakan dalam

membuat modifier campuran asbuton, misalnya oli bekas kendaraan bermotor atau mesin yang

jumlahnya cukup banyak dan dapat diperoleh dengan mudah dan dengan harga yang murah. Maka

dalam penelitian ini dicoba menggunakan oli bekas sebagai modifer, oli bekas yang digunakan sebagai

modifier harus memenuhi persyaratan dari modifier minyak berat dari Bina Marga. Oli bekas tersebut

diharapkan dapat menggantikan fungsi minyak berat sebagai modifier, serta dapat menghasilkan

campuran perkerasan LASBUTAG yang berkualitas baik dan dengan harga yang murah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti yaitu:

a. Bagaimanakah hubungan penggunaan modifier oli bekas pada perkerasan Lasbutag campuran panas

terhadap test Marshall (Marshall Stability, Flow, Air Void dan Marshall Quotient)?

b. Berapakah komposisi modifier oli bekas yang dapat menghasilkan kualitas campuran perkerasan

Lasbutag terbaik berdasarkan test Marshall?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan modifier oli bekas

terhadap mutu Lasbutag dengan sistem Hotmix berdasarkan test Marshall (Marshall Stability, Flow,

Air Void dan Marshall Quotient).

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah membahas pengaruh penggunaan Oli Bekas sebagai

modifier pada cmpuran perkerasan Lasbutag dengan menggunakan sistem hotmix. dengan subyek

penelitian sebagai berikut :

a. Penelitian dilakukan melalui percobaan di laboratorium Teknik Sipil UMM, tanpa percobaan di

lapangan.

b. Penelitian hanya membahas pengaruh penggunaan modifier Oli Bekas pada campuran perkerasan

Lasbutag dengan menggunakan sistem hotmix berdasarkan tes Marshall.

c. Hasil penelitian didasari pada data primer yaitu hasil test marshall dan data sekunder yaitu literatur.

d. Variasi komposisi modifier yang digunakan adalah varian A (70%:30%), varian B (65%:35%) dan

varian C (60%:40%) dengan prosentase total modifier adalah :3%, 3.2%, 3.4%,3.6%, 3.8% dan 4%

e. Modifier yang digunakan adalah campuran aspal minyak Pen 80/100 dengan Oli Bekas dari

kendaraan bermotor.

f. Aspal yang digunakan adalah asbuton jenis B-20.

2. Metode Penelitian

Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian, mulai dari studi pendahuluan, pemeriksaan material sampai pengujian

benda uji dilaksanakan di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.

Material

Material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Agregat kasar yang dibuat dari batu pecah.

b. Agregat halus yang dibuat dari pasir alam dan abu batu.

c. Aspal Buton (asbuton) dengan ukuran butir maksimum 12,7 mm

d. Bahan peremaja yang merupakan campuran dari Oli Bekas mesin kendaraan bermotor dan

aspal minyak penetrasi 80-100

Tahap Studi

Adapun tahap dari penelitian ini seperti pada gambar 1

Page 3: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 3

Gambar 1 Diagram alur penelitian

Penjelasan diagram alur tahapan studi tersebut adalah sebagai berikut :

Penyediaan Material

Menyediakan material yang digunakan untuk kegiatan ini adalah agregat kasar, agregat halus,

aspal buton (asbuton) dan bahan peremaja yang merupakan campuran dari oli bekas dan aspal minyak.

Pemeriksaan material.

Pemeriksaan material adalah kegiatan untuk mengetahui kualitas material yang akan dipakai

sebagi bahan penyusun dan masuk dalam peryaratan yang telah ditentukan. Jika secara kualitas

material tidak memenuhi persyaratan, maka material tersebut diganti dengan material lain yang sesuai

Mulai

Penyediaan Material :

1. Agregat halus

2. Agregat kasar

3 Asbuton

4. Modifier (Asmin, Oli bekas,)

Pembuatan Modifier:

Aspal minyak dan

Oli Bekas

Pemeriksaan material

Memenuhi

syarat

Pengujian campuran aspal

Kesimpulan

Selesai

Pembahasan

Pembuatan benda uji menggunakan modifier oli

bekas dengan komposisi yang bervariasi

Pencampuran

agregat dengan

Asbuton

Uji statistik

Page 4: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 4 SENTRA 2016

dengan persyaratan untuk campuran aspal jenis Lasbutag (Lapisan Asbuton Beragregat). Material

yang diperiksa adalah agregat kasar, agregat halus, asbuton, aspal dan oli bekas.

Pembuatan modifier dan pencampuran agregat dengan asbuton.

a. Pembuatan Modifier

Dalam studi ini, penyusun modifier adalah aspal minyak dan Oli bekas dari mesin kendaraan

bermotor Variasi yang digunakan dalam pembuatan modifier seperti dalam tabel 1

Tabel 1 Perbandingan bahan modifier

Variasi Aspal Minyak (%) Oli bekas (%)

A

B

70

65

30

35

Prosentase modifier dalam benda uji campuran perkerasan adalah 3, 3.2%,3.4%,3.6%,3.8% dan

4% dengan demikian jumlah total tiap penyusun modifier dapat dihitung,.berat 1 benda uji dibuat

sekitar 1200 gram dengan asumsi seberat itu dapat ditentukan berat tiap bahan modifier tersebut.

b. Campuran agregat dengan asbuton

Sebelum melakukan pencampuran seluruh bahan pertama kali dilakukan pencampuran agregat

dengan asbuton terlebih dahulu kemudian baru mencampurnya dengan modifier. jumlah prosentase

agregat ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan dari asbuton dan jumlah modifier yang digunakan,

jadi:

Pembuatan benda uji.

Perhitungan pembuatan campuran lasbutag dilakukan berdasarkan perhitungan berat, dalam

campuran ini kadar bitumen yang digunakan adalah 5,5% karena berdasarkan hasil penelitian

terdahulu (Ramdani, 2000) hasil pengujian menunjukkan kecenderungan semakin baik jika kadar

bitumen diturunkan dan diperkirakan kadar bitumen optimal di bawah 6,5 %. Pembuatan campuran

aspal secara bervariasi bertujuan untuk mengetahui variasi mana yang memiliki kualitas yang paling

baik. Variasi komposisi modifier yang digunakan adalah 3 variasi yaitu varian A dan B sedangkan

prosentase total modifier yang digunakan adalah 6 yaitu 3%, 3,2%, 3,4% ,3,6%, 3,8% dan 4% dan

setiap variasi dibuatkan 3 benda uji, jadi total dari seluruh benda uji adalah 6 x 3 x 3 = 54 benda uji

Pengujian campuran aspal

Melakukan pemeriksaan campuran aspal dengan menggunakan alat Marshall yang bertujuan

untuk menentukan sifat-sifat campuran (Marshall Stability, Flow, Air Void dan Marshall Quotient).

Standart pengujian campuran aspal yang digunakan adalah AASHTO T245 – 74 dan ASTM D1550 -

62T.

Uji statistik

Uji ini digunakan untuk menguji hipotesa dari penelitian yaitu dengan menggunakan teknik

analisa varian dua arah dengan interaksi (uji F), analisa varian akan memberikan gambaran tentang

pengaruh penggunaan modifier oli bekas pada campuran perkerasan Lasbutag terhadap nilai variabel

tak bebas.

Pengamatan dilakukan dari hasil perencanaan campuran yang telah di buat dan dilakukan test

Marshall. Variabel yang akan diukur adalah sebagai berikut :

1. Variabel tidak bebas, yaitu nilai-nilai :

- Stabilitas

- Flow

- Rongga Udara

- Hasil Bagi Marshall

Variabel bebas, variasi penggunaan modifier Oli Bekas. Pada penelitian ini akan dicoba

dibuktikan hipotesis sebagai berikut :

Ho : µ1 = 0

H1 : µ1 ≠ 0

Ho = Hipotesa nol, yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

Page 5: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 5

penggunaan modifier oli bekas terhadap nilai variabel tak bebas.

H1 = Hipotesa alternatif, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

terhadap penggunaan modifier oli bekas nilai variabel tak bebas.

µ1 = Nilai rata- rata variabel tak bebas dalam suatu kelompok perlakuan.

Kesimpulan :

a. Fhitung > Ftabel : Maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini membuktikan bahwa penggunaan

modifier oli bekas memberikan pengaruh terhadap nilai variabel tak bebas.

b. Fhitung < Ftabel : Maka Ho diterima dan H1 ditolak, hal ini membuktikan bahwa penggunaan

modifier oli bekas tidak memberikan pengaruh terhadap nilai variabel tak bebas.

Pembahasan

Merupakan laporan studi dari hasil-hasil pemeriksaan campuran aspal, yaitu pengaruh

penggunaan modifier Oli bekas pada perkerasan Lasbutag berdasarkan tes Marshallnya. Kemudian

dari parameter Marshall yang ada selanjutnya dikontrol dengan menggunakan batasan-batasan

spesifikasi campuran aspal Lasbutag (Lapis Asbuton Beragregat), sehingga dapat diketahui variasi

modifier oli bekas mana yang memiliki kualitas yang paling baik

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil Pemeriksaan Material

Agregat Kasar

a. Analisa Saringan Agregat Kasar

Pada penelitian ini, agregat kasar yang dipakai untuk campuran aspal adalah berasal dari

mesin pemecah batu (Stone Crusher). Hasil pemeriksaan saringan pada agregat kasar dapat dilihat

pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1 Hasil pemeriksaan analisa saringan agregat kasar (batu pecah)

UKURAN

SARINGAN

%

LOLOS

SPESIFIKASI

LASBUTAG

¾ “ 100 100

½ “ 34.36 30 – 100

3/8 “ 31.68 0 – 55

No. 4 9 0 – 10

No. 200 0.28 0 – 1

PAN 0.04

Sumber : Hasil pemeriksaan

Dari pemeriksaan analisis saringan agregat, agregat kasar (batu pecah) masuk dalam

spesifikasi Lasbutag (Lapis Asbuton Beragregat)

b. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Dari pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar didapatkan hasil yang dapat dilihat

pada Tabel. 2 berikut ini

Tabel 2 Hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat kasar (batu pecah)

Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

Berat Jenis Bulk (atas dasar kering oven) 2.62

Berat Jenis Bulk (atas dasar kering permukaan) 2.67

Page 6: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 6 SENTRA 2016

Berat Jenis Semu

2.76

Berat Jenis Effektif

2.69

Penyerapan Air 1.54

Sumber : Hasil Pemeriksaan

Syarat yang harus dipenuhi agregat dalam pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat

kasar adalah berat jenis agregat semu minimal 2,50; peresapan agregat terhadap air maksimal 3%.

Dari hasil pemeriksaan peresapan agregat terhadap air didapat nilai 1.54 % < 3 %, sementara dari

hasil pemeriksaan berat jenis semu atau apperen agregat didapatkan nilai 2,76 > 2,50. Maka material

memenuhi syarat.

c. Keausan Agregat Kasar

Hasil dari pemriksaan keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles menghasilkan

keausan agregat sebesar 18,04 %, lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil pemeriksaan pengujian keausan agregat kasar (batu pecah)dengan mesin Los Angeles

Sumber : Hasil Pemeriksaan

Syarat yang harus dipenuhi agregat dalam pemeriksaan keausan agregat kasar maksimal 40

%. Dari hasil pemeriksaan didapatkan nilai keausan agregat 18,02 % < 40 %. Maka material

memenuhi syarat.

Agregat Halus

Pada pemeriksaan agregat halus, ada dua jenis agregat halus yang diperiksa, yaitu: Pasir Alam

dan Abu Batu.

d. Analisa Saringan Agregat Halus

Pemeriksaan saringan pada agregat halus ada dua jenis agegat halus yang diperiksa, yaitu:

Pasir Alam dan Abu Batu. Prosentase tertahan dan prosentase lolos akan berhenti sampai pada lolos

saringan nomor 200, Hasil pemeriksaan saringan pada agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4 dan

Tabel 5 berikut ini.

Tabel 4 Hasil pemeriksaan analisa saringan agregat halus (pasir alam)

UKURAN

SARINGAN

%

LOLOS

SPESIFIKASI

LASBUTAG

3/8 “ 100.00 100

No. 4 99.33 90-100

No. 8 93.2 93-100

No. 16 80.27 76-100

No. 200 3.33 0-8

PAN 0.67

Sumber : Hasil pemeriksaan

Tabel 5 Hasil pemeriksaan analisa saringan agregat halus (abu batu)

Nomor Contoh I II

Keausan 18.28 17.76

Keausan Rata-rata 18.02%

Page 7: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 7

UKURAN

SARINGAN

%

LOLOS

SPESIFIKASI

LASBUTAG

3/8 “ 100 100

No. 4 100 90-100

No. 8 93.7 93-100

No. 16 77.97 76-100

No. 200 4.13 0-8

PAN 0.07

Sumber : Hasil pemeriksaan

Dari hasil pemeriksaan analisa saringan agregat, agregat halus (pasir alam, abu batu) masuk

dalam spesifikasi Lasbutag (Lapis Asbuton Beragregat).

e. Sand Equivalent Agregat Halus

Dari pemeriksaan Sand Equivalent agregat halus didapatkan hasil yang dapat dilihat pada

Tabel. 6 berikut ini

Tabel 6 Hasil pemeriksaan sand equivalent agregat halus

Jenis Agregat Nilai Sand Equivalent

Pasir Alam 82.82

Abu Batu 81.05

Sumber : Hasil Pemeriksaan

Pada hasil pemeriksaan sand equvalent syarat yang harus dipenuhi agregat dalam pemeriksaan

sand equivalent minimal 50%. Dari nilai hasil pemeriksaan diatas menunjukkan bahwa material

memenuhi syarat.

f. Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus

Dari pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus didapatkan hasil yang dapat dilihat

pada Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7 Hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat halus

Jenis Pemeriksaan Pasir

Alam Abu Batu

Berat Jenis Bulk (atas dasar kering

oven) 2.78 2.73

Berat Jenis Bulk (atas dasar kering

permukaan) 2.80 2.74

Berat Jenis Semu

2.83 2.76

Berat Jenis Effektif 2.77 2.77

Penyerapan Air 0.61 0.40

Sumber : Hasil Pemeriksaan

Page 8: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 8 SENTRA 2016

Pada hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus, syarat yang harus dipenuhi

agregat dalam pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus adalah : berat jenis agregat semu

minimal 2,50; peresapan agregat terhadap air maksimal 3%. Dari nilai hasil pemeriksaan diatas

menunjukkan bahwa material memenuhi syarat.

Asbuton

Material aspal yang digunakan adalah aspal Asbuton (aspal Buton) jenis B-20 karena

mempunyai kandungan bitumen 17% - 23%. Pemeriksaan dari asbuton meliputi berat jenis bitumen

asbuton, berat jenis mineral asbuton, kadar air asbuton serta analisa saringan asbuton.

a. Berat Jenis Bitumen Asbuton

Dari pemeriksaan berat jenis bitumen asbuton didapatkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel.

8 berikut ini:

Tabel 8 Hasil pemeriksaan berat jenis bitumen asbuton

Nomor Contoh I II

Berat contoh 179.7 185.1

Berat jenis 1.84 1.8

Berat jenis rata-rata 1.82

Sumber : Hasil Pemeriksaan

b. Berat Jenis Mineral Asbuton

Dari pemeriksaan berat jenis mineral asbuton didapatkan hasil yang dapat dilihat pada pada

Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9 Hasil pemeriksaan berat jenis mineral asbuton

Jenis Pemeriksaan Asbuton

Berat jenis bulk (atas dasar kering oven) 2.60

Berat jenis (atas dasar kering permukaan) 2.63

Berat jenis semu 2.69

Berat jenis efektif 2.65

Sumber : Hasil Pemeriksaan

c. Kadar Air Asbuton

Pemeriksaan kadar air asbuton harus memenuhi persyaratan yang digunakan, syarat yang

harus dipenuhi asbuton untuk nilai kadar air yang baik adalah kurang dari 6%. Hasil pemeriksaan

berat jenis mineral asbuton dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini

Tabel 10 Hasil pemeriksaan kadar air asbuton

Pengujian I II

Berat contoh basah 117,1 96,4

Berat contoh kering 111,4 90,3

Page 9: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 9

Kadar air rata-rata 4.3%

Sumber : Hasil Pemeriksaan

Dari hasil pemeriksaan nilai kadar air dari asbuton memenuhi persyaratan yaitu 4.3% < 6%.

d. Analisa Saringan Asbuton

Asbuton yang digunakan dalam campuran harus memenuhi gradasi dari persyaratan.

Pemeriksaan analisa saringan gradasi asbuton dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 Hasil pemeriksaan analisa saringan asbuton

UKURAN

SARINGAN

%

LOLOS

SPESIFIKASI

LASBUTAG

½ “ 100.00 100

No. 4 100 90-100

No. 30 39.33 35-100

Sumber : Hasil pemeriksaan

Dari hasil pemeriksaan analisa saringan diatas, asbuton masuk kedalam spesifikasi Lsbutag

(Lapis Asbuton Beragregat).

Modifier

Modifier yang digunakan dalam campuran lasbutag ini adalah oli bekas dan aspal minyak. Oli

bekas dan aspal minyak harus memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai modifier dalam

campuran lasbutag.

a. Oli bekas

Pemeriksaan oli bekas terdiri dari pemeriksaan titik nyala, titik bakar, berat jenis dan kadar air,

berdasarkan hasil pemeriksaan oli bekas bisa digunakan sebagai modifier untuk campuran perkerasan

lasbutag sistem hotmix. Hasil dari pemeriksaan oli bekas dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12 Hasil pemeriksaan oli bekas.

NO JENIS

PEMERIKSAAN

HASIL

PEMERIKSAAN SATUAN SYARAT

1. Titik Nyala

2. Titik Bakar

3. Berat Jenis

4. Kadar Air

5. Viscosits

160

265

0,95

0.14

117

0C

0C

Kg/lt

%

cps

> 100

> 250

> 0,9

< 2

100 - 300

Sumber : Hasil pemeriksaan

b. Aspal Minyak

Pada pemeriksaan aspal ini, material aspal harus memenuhi persyaratan umum aspal minyak

penetrasi 80/100. berdasarkan hasil pemeriksaan, aspal minyak yang digunakan memenuhi persyaratan

untuk digunakan sebagai modifier campuran lasbutag. Hasil pemeriksaan aspal minyak dapat dilihat

pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil pemeriksaan aspal

No. JENIS

PEMERIKSAAN

HASIL

PEMERIKSAAN SATUAN SYARAT

1. Penetrasi

2. Titik lembek

3. Titik nyala

4. Titik bakar

5. Daktilitas

96

47.5

318

295

126,7

0.1 mm

C

C

C

cm

89 -99

46 – 54

<225

-

100

Sumber : Hasil pemeriksaan

Page 10: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 10 SENTRA 2016

Campuran Lasbutag Dengan Menggunakan Modifier Oli Bekas

Karena berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Ramdani, 2000) hasil pengujian menunjukkan

kecenderungan semakin baik jika kadar bitumen diturunkan dan diperkirakan kadar bitumen optimal

di bawah 6,5 %. Maka seluruh penelitian ini menggunakan prosentase kadar bitumen 5,5 % . Variasi

campuran adalah penggunan modifier yaitu Varian A, dan B

Campuran Lasbutag Menggunakan Modifier Varian A

a. Komposisi Modifier

Varian A adalah Lasbutag yang menggunakan perbandingan modifier 70% aspal minyak dan

30% oli bekas, dengan jumlah total modifier 3%, 3,2%, 3,4%, 3,6%, 3,8% dan 4% Dari perhitungan

didapatkan hasil seperti pada tabel 14.

Tabel 14 Komposisi modifier varian a

Total

Modifier

%

Modifier % Berat

benda

uji

%

modifier (gr) total

(gr)

Modifier %

asmin oli bekas asmin oli bekas Asmin Oli

Bekas

3 70 30 1200 100 25.2 10.8 36 2.1 0.9

3.2 70 30 1200 100 26.88 11.52 38.4 2.24 0.96

3.4 70 30 1200 100 28.56 12.24 40.8 2.38 1.02

3.6 70 30 1200 100 30.24 12.96 43.2 2.52 1.08

3.8 70 30 1200 100 31.92 13.68 45.6 2.66 1.14

4 70 30 1200 100 33.6 14.4 48 2.8 1.2

Sumber : Hasil perhitungan

b. Prosentase Komposisi Masing – masing Bahan Pencampur

Dari perhitungan didapatkan nilai prosentase masing – masing komposisi bahan untuk

campuran dengan menggunakan modifier varian A dapat dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Prosentase komposisi masing – masing bahan pencampur varian a

Modifier%

Bitumen

Rencana

% selisih Kadar

Bitumen %

Asbuton.

Rencana

oli

bekas %

% %

Aggregat Asmin selisih

Bitumen

Asbuton

Mineral

Asbuton

3 5.5 2.1 3.4 17 0.9 3.40 13.6 80.00

3.2 5.5 2.24 3.26 16.3 0.96 3.26 13.0 80.50

3.4 5.5 2.38 3.12 15.6 1.02 3.12 12.5 81.00

3.6 5.5 2.59 2.91 14.55 1.08 2.91 11.6 81.78

3.8 5.5 2.66 2.84 14.2 1.14 2.84 11.4 82.00

4 5.5 2.8 2.7 13.5 1.2 2.70 10.8 82.50

Sumber : Hasil perhitungan

c. Pengujian Dengan Alat Marshall

Setelah membuat benda uji, dilanjutkan dengan pengujian Marshall. Pengujian dilakukan

untuk mendapatkan nilai stabilitas dan kelelehan (flow) benda uji sebagai parameter kualitas suatu

campuran. Hasil pemeriksaan Marshall pada campuran aspal jenis Lasbutag sistem hotmix dengan

menggunakan modifier oli bekas Varian A dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Hasil pemeriksaan campuran dengan menggunakan modifier oli

bekas varian a dengan metode marshall

Modifier

(%)

VIM

(%)

Stabilitas

Marshall

(Kg)

Flow

(mm)

Marshall Quotient

(KN/mm)

3

10.233

9.861

10.211

1331.37

1365.57

1103.87

2.05

2.15

2

6.49

6.35

5.52

Page 11: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 11

3.2

11.067

10.419

9.94

1604.15

1578.22

1157.93

2.8

2.6

2.34

5.73

6.07

4.95

3.4

10.266

11.728

11.541

1352.67

1440.60

1648.94

3.02

2.88

2.9

4.48

5.00

5.69

3.6

10.94

11.766

9.84

1559.22

1766.25

1378.62

3.6

3.8

3.54

4.33

4.65

3.89

3.8

10.897

8.405

9.068

1678.38

1609.34

1282.11

4.54

4.12

4

3.70

3.91

3.21

4

10.509

10.205

10.359

1241.82

1395.50

1354.34

3.89

3.9

4

3.19

3.58

3.39

Sumber : Hasil pemeriksaan

Campuran Lasbutag Menggunakan Prosentase Modifier Varian B

a. Komposisi Modifier

Varian B adalah Lasbutag yang menggunakan perbandingan modifier 65% aspal minyak dan

35% oli bekas, dengan jumlah total modifier 3%, 3,2%, 3,4%, 3,6%, 3,8% dan 4%. Dengan cara

perhitungan yang sama seperti varian A maka komposisi modifier varian B dapat dilihat pada table 17

Tabel 17 Komposisi modifier varian B

Total

Modifier

%

Modifier % Berat

benda

uji

%

modifier (gr) Tota

l

(gr)

Modifier %

Asmin

Oli

bekas Asmin oli bekas Asmin

Oli

Bekas

3 65 35 1200

10

0 23.4 12.60 36 1.95 1.05

3.2 65 35 1200

10

0 24.96 13.44 38.4 2.08 1.12

3.4 65 35 1200

10

0 26.52 14.28 40.8 2.21 1.19

3.6 65 35 1200

10

0 28.08 15.12 43.2 2.34 1.26

3.8 65 35 1200

10

0 29.64 15.96 45.6 2.47 1.33

4 65 35 1200

10

0 31.2 16.8 48 2.6 1.4

Sumber : Hasil perhitungan

b. Prosentase Komposisi Masing – masing Bahan Pencampur

Dari perhitungan maka didapatkan prosentase masing – masing bahan pencampur untuk tiap –

tiap persen modifier varian B dapat dilihat pada tabel 18

Tabel 18 Prosentase komposisi masing – masing bahan pencampur varian B

Modifier

%

Bitumen

Rencana

.

% selisih

Kadar

Bitumen %

Asbuton Rencana

oli bekas

%

% %

Aggregat.

Asmin selisih Bitumen

Asbuton.

Mineral

Asbuton

3 5.5 1.95 3.55 17.75 1.05 3.55 14.2 79.25

3.2 5.5 2.08 3.42 17.1 1.12 3.42 13.7 79.70

Page 12: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 12 SENTRA 2016

3.4 5.5 2.21 3.29 16.45 1.19 3.29 13.2 80.15

3.6 5.5 2.34 3.16 15.8 1.26 3.16 12.6 80.60

3.8 5.5 2.47 3.03 15.15 1.33 3.03 12.1 81.05

4 5.5 2.6 2.9 14.5 1.40 2.90 11.6 81.50

Sumber : Hasil perhitungan

c. Pengujian Dengan Alat Marshall

Setelah membuat benda uji, dilanjutkan dengan pengujian Marshall. Pengujian dilakukan

untuk mendapatkan nilai stabilitas dan kelelehan (flow) benda uji sebagai parameter kualitas suatu

campuran. Hasil pemeriksaan Marshall pada campuran aspal jenis Lasbutag sistem homix dengan

menggunakan modifier oli bekas Varian B dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Hasil pemeriksaan campuran dengan menggunakan modifier oli

bekas varian b dengan metode marshall

Modifi

er

(%)

VIM

(%)

Stabilita

s

Marshal

l

(Kg)

Flow

(mm)

Marshall

Quotient

(KN/mm)

3

11.545

11.803

10.91

1308.38

1338.57

1673.71

2.78

3.11

3

4.71

4.30

5.58

3.2

9.847

11.561

10.14

1593.54

1471.53

1563.54

3.05

3.15

3.3

5.22

4.67

4.74

3.4

11.487

10.1

10.518

1618.54

1721.99

1663.66

3.85

3.35

4

5.31

5.47

5.04

3.6

9.776

11.56

10.479

1974.01

1898.10

1988.74

3.97

3.8

4

4.97

5

4.97

3.8

9.767

11.41

9.553

1867.01

1736.76

1646.50

4.01

3.9

4.4

4.66

4.45

3.74

4

10.213

10.137

9.142

1529.80

1398.03

1517.42

4.08

4.15

3.6

3.75

3.37

4.22

Sumber : Hasil perhitungan

Uji Statistik

Dari hasil data yang telah didapat, diadakan pengujian hipotesis secara statistik yang

menggunakan distribusi uji F. Adapun prinsip yang digunakan uji hipotesis dengan uji F ini yaitu

membandingkan varian yang dihitung berdasarkan nilai rata-rata antar kelompok sampel dengan

varian yang dihitung berdasarkn data pengamatan dari seluruh sampel.

Stabilitas

Data pengujian hipotesis ini diperoleh dari keseluruhan data untuk stabilitas yang tiap variasi

modifier terdiri dari 3 sampel yang berbeda, seperti pada tabel 20.

Tabel 20 data jumlah stabilitas campuran lasbutag

Variasi Modifier (%) Jumlah

3 3,2 3,4 3,6 3,8 4

Varian

A 1331.37

1365.57

1604.15

1578.22

1352.67

1440.60

1559.22

1766.25

1678.38

1609.34

1241.82

1395.5 25848.9

Page 13: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 13

1103.87 1157.93 1648.94 1378.62 1282.11 1354.34

Varian

B

1308.38

1338.57

1673.71

1593.54

1471.53

1563.54

1618.54

1721.99

1663.66

1974.01

1898.10

1988.74

1867.01

1736.76

1646.50

1529.8

1398.03

1517.42

29879.4

Jumlah 8121.47 8968.91 9446.40 10564.94 9820.10 8436.91 55358.73

Sumber : Hasil pemeriksaan

Dari tabel diatas dapat diketahui : r = 3, c = 6, n = 3 dan T = 55358.73, kemudian dengan

analisa statistik akan didapatkan nilai F hitung dan Nilai F tabel untuk mengetahui kebenaran hipotesa,

dari perhitungan analisa statistik didapatkan nilai – nilai seperti pada Tabel 24.

Tabel 21 Sidik ragam dan uji simpangan model untuk nilai stabilitas

Sumber

Keragaman

DK JK KT F hitung F tabel

0.05

Antar Baris 2 62788.3 313894.15 3.78 3.26

Antar Kolom 5 587927.9 117585.58 1.42 2.48

Interaksi 10 103746.96 1206454 14.54 2.10

Galat 36 2985979.8 82943.88

Jumlah 53

3740442.96

Sumber : Hasil Perhitungan

Untuk taraf signifikan α = 0,05 dengan V1 = 2, V1 = 5, V1 = 10 dan V2 = 36, maka dari

tabel distribusi F didapat nilai F tabel antar baris = 3,26, F tabel antar kolom = 2,48 dan F tabel interaksi = 2,10.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa:

1. F hitung antar baris = 3,78 > F tabel antar baris = 3,26 maka Ho ditolak, berarti ada pengaruh yang nyata

pada penggunaan modifier oli bekas terhadap nilai stabilitas pada campuran.

2. F hitung antar kolom = 1,42 < F tabel antar kolom = 2,48 maka Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh

yang nyata pada penggunaan varian modifier terhadap nilai stabilitas pada campuran.

3. F hitung interaksi = 14,54 > F tabel nteraksi = 2,10 maka Ho ditolak, berarti ada interaksi. antara

penggunaan variasi modifier oli bekas terhadap prosentase total modifier pada campuran

Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan campuran aspal dan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui pengaruh

penggunaan modifier oli bekas terhadap Parameter Marshall (Stability, Flow, Marshall Quotient dan

VIM) pada campuran perkerasan Lasbutag, dan juga dapat menggambarkan grafik hubungan antara

prosentase modifier dan parameter Marshall.

Stabilitas

Dari analisa statistik pada tabel 24. dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi

penggunaan modifier oli bekas akan mempengaruhi nilai stabilitas marshall. Hal tersebut ditunjukkan

dengan F hitung = 3,78 > F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05. Kemudian dapat digambarkan grafik

hubungan antara prosentase modifier dengan stabilitas marshall

Page 14: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 14 SENTRA 2016

Gambar 1 grafik hubungan prosentase modifier dengan stabilitas marshall

Dalam spesifikasi Bina Marga untuk campuran Lasbutag ditetapkan nilai stabilitas marshall

minimal 750 kg. Dari hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai stabilitas marshall

masih memenuhi persyaratan Bina Marga, walaupun nilai dari stabilitas marshall tersebut mengalami

kenaikan dan penurunan. Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai stabilitas untuk seluruh

varian masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi Bina Marga. Nilai stabilitas terbesar terdapat pada

penggunaan modifier 3,6% dengan komposisi varian B sebesar 1953.62 Kg. Dalam penelitian ini nilai

stabilitas marshall terbaik terdapat pada prosentase modifier 3,6% dengan komposisi modifier varian

B sebesar 1953.62 Kg.

Flow

Dari analisa statistik dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi prosentase

modifier oli bekas akan mempengaruhi nilai kelelehan plastis. Hal tersebut ditunjukkan dengan F hitung

= 45,63 > F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05. Kemudian dapat digambarkan grafik hubungan

antara prosentase modifier dengan nilai flow

Gambar 2 Grafik hubungan prosentase modifier dengan flow

Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai kelelehan plastis cenderung mengalami

kenaikan pada prosentase modifier 3% - 3,8% pada komposisi modifier varian A dan varian B tetapi

0

1

2

3

4

5

6

7

2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2

Modifier (%)

Flow (mm)

Varian A

Varian B

0

500

1000

1500

2000

2500

2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2

Modifier (%)

Stabilitas (Kg)

Varian A

Varian B

Page 15: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 15

kenaikan tersebut masih memenuhi persyaratan dari Bina Marga. Sedangkan nilai flow terendah

terdapat pada penggunaan modifier varian A dengan prosentase modifier 3% sebesar 2,06 mm. Dalam

penelitian ini nilai flow terbaik terdapat pada prosentase modifier 3,6% dengan komposisi modifier

varian B sebesar 3,92 mm.

Marshall Quotient

Dari analisa statistik dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi penggunaan

modifier oli bekas akan mempengaruhi nilai hasil bagi marshall. Hal tersebut ditunjukkan dengan F

hitung = 12,69 > F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05, sehingga H0 ditolak. Kemudian dapat

digambarkan grafik hubungan antara prosentase modifier dengan nilai marshall quotient

Gambar 3 Grafik hubungan prosentase modifier dengan marshall quotient

Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai hasil bagi marshall cenderung turun pada

variasi penggunaan modifier 3% - 4% baik itu varian A maupun B tetapi penurunan tersebut masih

dalam taraf spesifikasi Bina Marga yaitu minimum 2 Kn/mm. Dan dalam penelitian ini nilai hasil bagi

marshall optimum pada variasi modifier 3% dengan variasi perbandingan modifier varian A yaitu

sebesar 6,49 Kn/mm, sedangkan penggunaan modifier terbaik terdapat pada penggunaan modifier

varian B dengan prosentase modifier 3,6%.yaitu sebesar 4,98 (Kn/mm) Dari hasil pengujian benda uji

penelitian ini menunjukkan bahwa nilai hasil bagi marshall masih memenuhi nilai persyaratan.

VIM

Dari analisa statistik dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi penggunaan

modifier oli bekas tidak berpengaruh terhadap nilai rongga dalam campuran. Hal tersebut ditunjukkan

dengan F hitung = 0,12 < F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05, sehingga H0 diterima. Kemudian

dapat digambarkan grafik hubungan antara prosentase modifier dengan nilai VIM

0

1

2

3

4

5

6

7

2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)

Marshall Quotient (Kn/mm)

Varian A

Varian B

Page 16: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 16 SENTRA 2016

Gambar 4 Grafik hubungan prosentase modifier dengan VIM

Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai rongga didalam campuran mengalami

kenaikan dan juga penurunan. Dari spesifikasi Bina Marga untuk campuran Lasbutag ditetapkan nilai

rongga pada campuran sebesar 3% sampai dengan 5%. Dan dari pengujian benda uji campuran

lasbutag dengan menggunakan modifier oli bekas sistem hotmix menunjukkan bahwa nilai rongga

dalam campuran tidak memenuhi nilai yang disyaratkan, maka dapat dipastikan campuran diatas

kurang padat sehingga tidak kedap terhadap air sehingga menyebabkan aspal menjadi rapuh dan tidak

awet. Untuk mengetahui kebenaran hipotesa dilakukan analisa statistik.Dalam penelitian ini nilai VIM

terbesar terdapat pada penggunaan modifier 3% dengan komposisi varian B yaitu % 11,42%.

Sedangkan milai VIM terendah terdapat pada penggunaan modifier varian A dengan prosentase

modifier 3,8% yaitu sebesar 9,45 %.

Campuran Terbaik

0

1 2

3

4

5 6

7

2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)

Flow (mm)

Varian A Varian B

0

500

1000

1500

2000

2500

2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)

Stabilitas (Kg)

Varian A Varian B Varian C

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2

Modifier (%)

Varian A

Varian B

Rongga Udara (%)

Page 17: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

SENTRA 2016 II - 17

Gambar 5 Penentuan campuran lasbutag terbaik

Berdasarkan gambar 5 yaitu grafik hubungan hubungan antara prosentase modifier dan

parameter Marshall, maka dapat diketahui campuran mana yang mempunyai kualitas terbaik

berdasarkan spesifikasi dari Bina Marga. Campuran lasbutag yang terbaik adalah campuran lasbutag

yang menggunakan komposisi modifier varian B yaitu 65% asmin dan 35% oli bekas dengan

prosentase modifier 3,6% karena nilai stabilitas terbaik terdapat pada penggunaan komposisi modifier

varian B yaitu 2194,02 Kg, dengan nilai flow 3,96 mm, nilai marshall quotient 5,22 KN/mm dan nilai

VIM adalah 11,860 %, dengan besar komposisi bahan pencampur adalah sebagai berikut:

Agregat Kasar (CA) = 45,78 %

Agregat Halus (FA) = 34,82 %

Asbuton = 15,8 %

Modifier

a. Oli Bekas = 1,26 %

b. Aspal minyak = 2,34 %

4. Kesimpulan.

Dari hasil penelitaian dan uji hiopotesis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut

1. Pengaruh penggunaan modifier oli bekas pada campuran perkerasan Lasbutag dengan sistem

hotmix terhadap tes Marshall

a. Penggunaan modifier oli bekas memberikan pengaruh terhadap stabilitas campuran

hal ini dapat dilihat dari nilai stabilitas yang mengalami peningkatan mulai pada

penggunaan modifier 3% - 3,6%untuk varian A dn varian B, tetapi pada modifier

3,6% - 4% mengalami penurunan.

b. Nilai flow juga mengalami kenaikan pada penggunaan modifier 3% - 3,8% pada

komposisi modifier varian A dan varian B. Untuk nilai marshall quetiont cenderung

mengalami penurunan pada penggunaan modifier 3% - 4 % untuk varian A, dan B.

c. Untuk nilai VIM seluruh varian tidak memenuhi persyaratan, maka dapat dipastikan

campuran tersebut kurang padat sehingga tidak kedap terhadap air sehingga

menyebabkan aspal menjadi rapuh dan tidak awet.

2. Penggunaan modifier terbaik menurut spesifikasi dari Bina Marga untuk campuran perkerasan

lasbutag berdasarkan hasil tes marshallnya terdapat pada prosentase modifier 3,6% dengan

penggunaan komposisi modifier 65% aspal minyak 35% oli bekas.

Saran - saran

1. Perlu adanya variasi dari prosentase penggunaan kadar bitumen pada campuran

2. Perlu adanya variasi dari prosentase penggunaan modifier yang lebih banyak

3. Oli bekas bisa digunakan sebagai modifier alternatif pengganti minyak berat.

0

1

2

3

4

5

6

7

2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)

Marshall Quotient (Kn/mm)

Varian A Varian B

Page 18: PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA LAPISAN ASPAL …

Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016

ISSN (Cetak) 2527-6042

eISSN (Online) 2527-6050

II - 18 SENTRA 2016

Referensi

[1] Ansyori Alamsyah, Alik, 2008, PenggunaanModifier Oli Bekas pada Campuran

Perkerasan Lasbutag Dengan Sistem HotMix Untuk Meningkatkan Mutu Jalan,

Proceeding dari FSTPT ke 11, Semarang.

[2] Bina Marga, 1998, Petunjuk Pelaksanaan Lapisan Asbuton Aggregat ( LASBUTAG), Report

No. 09/ PT/ B/ 1998

[3] Bina Marga, 1991, Manual Pemeriksaan Bahan Jalan , No. 01/ MN/ 1991, Departemen

Pekerjaan Umum.

[4] James, EM, 1987, Asbuton Modifier Selection, Designing and Spesification on Lasbutag

Mixes, Part I, Report No. 3, Asbuton Spesification Development Project, Direktorat

Jenderal Bina Marga.

[5] Tjitjik, S. & Sastramihardja, R., 1998, Karakteristik Bitumen Asbuton, Proceeding dari

Konferensi Tahunan Jalan ke - 1, Bandung.

[6] Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Cetakan Kelima, Nova, Bandung.

[7] Syahroni, N & Nugroho, B, 1997, Studi Peninjauan Penggunaan Aggregated Asbuton

Campuran Dingin dengan Kerosen untuk Perkerasan Jalan, Laporan Penelitian Jurusan

Teknik Sipil ITS, Surabaya.

[8] Suroso, TW, 2000, Pelapukan ( Ageing ) Asmin pada Perkerasan Jalan, Proceeding dari

Konferensi Tahunan Teknik Jalan ke 3, Bandung.

[9] Mochtar, Indra Surya B., dkk, 2003. Pengembangan Penggunaan Aspal Buton dan Karet

Alam pada Lasbutag Campuran Dingin dan Panas untuk Perkerasan Jalan Bermutu

Tinggi, Laporan Penelitian – Jurusan Teknik Sipil ITS, Surabaya.

[10] Rudianto, Heri, 2000, Penggunaan Modifier Campuran Kerosen dan Premium Pada

Lasbutag dengan Sistem Cold Mix, Laporan Penelitian - Jurusan Teknik Sipil ITS,

Surabaya


Recommended