+ All Categories
Home > Documents > Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN:...

Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN:...

Date post: 06-Feb-2018
Category:
Upload: ngokhanh
View: 215 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
12
Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 19790899X Triwidayatsih; 81 91 81 Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi Silaturrahim Orang Palembang Oleh: Triwidayatsih Abstract This writing aims to know how Palembangnese pempek become media of promotion and friendship communication for Palembangnese people. The research uses descriptive method based on writer’s experience and observation. The result of research shows that Pempek, a special food from Palembang with a unique flavor, become promotion media, kind Palembangnese people. Wherever Palembangnese people go, they give pempek as gifts to friends, family, and whoever to strengthen the bond of friendship. Pempek can relax your body, but it can make people who have just tasted it got stomachache because of the sweet, sour, and spicy sauce. When people have discussion in a group, pempek also make the atmosphere more intimate, more relaxed. In accordance with environment information theory, pempek is food for everyone who come and go to Palembang, and pempek is media of promotion and friendship communication for Palembangnese people. Key words: Pempek, promotion, communication Pendahuluan Pernahkan anda ke kota Palembang? Kalau pernah pasti anda tidak melewatkan mencicipi pempek makanan khas Palembang. Selain itu, anda juga melintasi jembatan AMPERA yang menghubungkan dua wilayah hulu dan hilir kota Palembang yang dipisahkan Sungai Musi. Sungai Musi adalah sungai terbesar dan terpanjang di Sumatera Selatan terkenal dengan Batanghari Sembilan membelah kota Palembang. Indahnya Sungai Musi yang memiliki banyak anak sungai sampai ke pusat kota sehingga sering disebut Sungai Musi sebagai Venesia dari Timur. Kalau kedua kegiatan ini belum anda lakukan, maka jangan sebut diri anda sudah ke Palembang. Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan Palembang memiliki luas wilayah 400 km2. Terletak antara 101-105 Bujur Timur dan 1,5-2 derajat Lintang Selatan, yang berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir, sedangkan dibagian Barat, Utara, dan Timur berbatasn dengan Kabupaten Banyuasin. Berada pada ketinggian 12 meter diatas laut, pengaruh pasang surut mencapai 3-5 meter. Karenanya bagian rendah dan pinggiran kota Palembang acap kali terendam air. Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Menurut prasasti Kedukan Bukit bertarikh 683 Masehi, kota ini identik dengan Sriwijaya yang dibangun Dapunta Hiyang Srijyanasa beserta 20 000 bala tentaranya. Prasasti tersebut ditemukan dalam tahun 1929 di kaki Bukit Siguntang, sebuah bukit setinggi 27 meter sekarang di disebelah barat Kota Palembang. Prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan mempergunakan Bahasa Melalyu Kuno. Menyebutkan Palembang atau Sriwijaya itu didirikan pada 17 juni 683 Masehi dan ditetapkan menjadi hari jadi kota Palembang. Dosen Tetap Universitas PGRI Palembang
Transcript
Page 1: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

81

Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi Silaturrahim Orang Palembang

Oleh: Triwidayatsih

Abstract

This writing aims to know how Palembangnese pempek become media of promotion and friendship communication for Palembangnese people. The research uses descriptive method based on writer’s experience and observation. The result of research shows that Pempek, a special food from Palembang with a unique flavor, become promotion media, kind Palembangnese people. Wherever Palembangnese people go, they give pempek as gifts to friends, family, and whoever to strengthen the bond of friendship. Pempek can relax your body, but it can make people who have just tasted it got stomachache because of the sweet, sour, and spicy sauce. When people have discussion in a group, pempek also make the atmosphere more intimate, more relaxed. In accordance with environment information theory, pempek is food for everyone who come and go to Palembang, and pempek is media of promotion and friendship communication for Palembangnese people. Key words: Pempek, promotion, communication

Pendahuluan

Pernahkan anda ke kota Palembang? Kalau pernah pasti anda tidak melewatkan

mencicipi pempek makanan khas Palembang. Selain itu, anda juga melintasi jembatan

AMPERA yang menghubungkan dua wilayah hulu dan hilir kota Palembang yang dipisahkan

Sungai Musi. Sungai Musi adalah sungai terbesar dan terpanjang di Sumatera Selatan terkenal

dengan Batanghari Sembilan membelah kota Palembang. Indahnya Sungai Musi yang

memiliki banyak anak sungai sampai ke pusat kota sehingga sering disebut Sungai Musi

sebagai Venesia dari Timur. Kalau kedua kegiatan ini belum anda lakukan, maka jangan sebut

diri anda sudah ke Palembang.

Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan Palembang memiliki luas wilayah 400 km2.

Terletak antara 101-105 Bujur Timur dan 1,5-2 derajat Lintang Selatan, yang berbatasan

dengan Kabupaten Ogan Ilir, sedangkan dibagian Barat, Utara, dan Timur berbatasn dengan

Kabupaten Banyuasin. Berada pada ketinggian 12 meter diatas laut, pengaruh pasang surut

mencapai 3-5 meter. Karenanya bagian rendah dan pinggiran kota Palembang acap kali

terendam air.

Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Menurut prasasti Kedukan

Bukit bertarikh 683 Masehi, kota ini identik dengan Sriwijaya yang dibangun Dapunta Hiyang

Srijyanasa beserta 20 000 bala tentaranya. Prasasti tersebut ditemukan dalam tahun 1929 di

kaki Bukit Siguntang, sebuah bukit setinggi 27 meter sekarang di disebelah barat Kota

Palembang. Prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan mempergunakan Bahasa

Melalyu Kuno. Menyebutkan Palembang atau Sriwijaya itu didirikan pada 17 juni 683 Masehi

dan ditetapkan menjadi hari jadi kota Palembang.

Dosen Tetap Universitas PGRI Palembang

Page 2: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

82

Palembang bersasal dari bahasa daerah setempat yang terdiri dari dua suku kata. Pa

menunjukkan tempat dan limbang berarti melimbang atau mengayak untuk memisahkan

sesuatu. Menurut cerita rakyat, salah satu sumber mata pencaharian penduduk Palembang

pada saat itu adalah melimbangi atau mendulang emas.

Palembang adalah kota jasa dan perdagangan dan makanan khasnya pempek.

Masyarakat Palembang punya guyonan, orang mana yang paling kuat? Jawabnya, wong

(orang) Palembang. Mengapa dikatakan kuat? Karena wong Palembang mampu menyantap

"kapal selam". Kapal selam yang dimaksud adalah nama ukuran besar. Jenis pempek sebesar

kepalan tangan orang dewasa yang berisi telur bebek. Bentuknya mirip kapal selam. Saat

disajikan, makanan itu pun selalu terendam kuah, ibarat kapal yang nyebur dalam air. Kelakar

tersebut cukup menggambarkan betapa masyarakat di Pelembang lekat dengan pempek, yang

kehadirannya hampir disejajarkan dengan makanan pokok. Pempek bisa disantap untuk

sarapan, makan siang, atau makan malam. Jangan heran, jika pagi-pagi ada orang yang

mengunyah pempek sambil menyeruput cuko – kuah berwarna coklat kehitaman yang rasanya

pedas-manis-asam – tanpa tanpa khawatir sakit perut.

Dalam bermasyarakat pempek mejadi media komunikasi. Pada hari-hari penting dan

istimewa seperti, dapat rapel, naik kelas, diterima di perguruan tinggi negeri, jadi juara, naik

pangkat, atau apapun yang menyenangkan, kebiasaan wong Palembang minta ditraktir makan

pempek. Begitu juga kalau ada tamu baik itu orang asal Palembang ataupun dari luar

Palembang, pempek menjadi suguhan yang istimewa. Tidak itu saja, bila orang Palembang

pergi ke kota lain, atau ada orang yang baru mengunjungi Palembang, orang yang tahu pasti

akan bertanya bawa pempek ya? Secara tidak langsung orang Palembang mempropagandakan

atau mempromosikan bahwa Palembang identik dengan pempek.

Pempek kemudian menjadi ciri khas makanan Palembang, yang memiliki cita rasa dan

aroma tersendiri. Pempek menjadi media penyerta dalam komunikasi silaturahim dan Promosi

Kota Palembang dalam Menarik Kunjungan Wisata bagi siapapun yang pergi dan datang ke

kota Palembang. Dikaitkan dengan Provinsi Sumatera Selatan sebagai Daerah Tujuan Wisata

(DTW) ke 17 di Indonesia dan telah memprogramkan Tahun Kunjungan Wisata Visit Musi

2008 dan peluncurannya (Grand Launching) dilaksanakan 5 Januari 2008 bertempat di

Benteng Kuto Besak Palembang. Pada even ini pempek tetap menjadi primadona sajian

disetiap acara.

Bagaimana pempek Palembang menjadi media komunikasi silaturahim dan promosi

Kota Palembang? Oleh karena itu, berdasarkan pada uraian di atas, tulisan ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pempek sebagai media promosi dan komunikasi silaturahim orang

Palembang. Penulisan tentang pempek sebagai media promosi dan komunikasi silaturahim

orang Palembang dilakukan dengan metoda deskriptif dari pengalaman dan pengamatan

penulis bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat dan organisasi sosial di Palembang dan

situasi perjalanan ke luar kota.

Batasan Konsep

Pempek adalah makanan khas Palembang yang dibuat dari sagu yang dicampur ikan

belida, ikan gabus, atau tenggiri yang direbus lantas digoreng. Selain kapal selam, ada banyak

jenis lain. Pempek yang bulat kecil disebut adaan, sedangkan yang lonjong dinamakan lenjer.

Ada lagi yang namanya pempek tahu, kulit, keriting, sate, dan pempek lenggang. Makanan ini

mudah diperoleh karena banyak dijajakan, mulai dari toko mentereng di tengah kota, warung

kecil pinggiran sungai, di atas perahu, atau ditenteng pedagang sambil berjalan kaki menyusuri

Page 3: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

83

kampung. Begitulah, pempek jadi salah satu ikon penting masyarakat budaya sungai di

Palembang.

”Tradisi pempek dipengaruhi kebiasaan membuat bakso dalam masyarakat China.

Diperkirakan, budaya itu tumbuh bersamaan dengan kedatangan besar-besaran masyarakat

China ke Palembang pasca-Kerajaan Sriwijaya, yaitu sekitar abad ke-14 Masehi. Nama

pempek sendiri mulai dikenal 1920-an," (Yudhy Syarofi, 2008) pengamat budaya di

Palembang.

Selain pempek, masyarakat Palembang juga dikenal mahir membuat bermacam makanan

berbahan tepung terigu campur ikan. Jika bahan ini direbus dan disantap dengan kuah sop,

jadilah tekwan. Jika digoreng didalamnya ada isi tahu, dinamakan model. Tepung beras yang

diolah mirip lontong disebut burgo. Bahan ini juga bisa dibuat jadi celimpungan, lakso, atau

ragit. Banyaknya ikan yang hidup di Sungai Musi memberi inspirasi masyarakat Palembang

untuk selalu membuat pempek.

Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hoben, 1954).

Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa mememahami dan dipahami orang

lain. Komuniksi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan

situsi yang berlaku (Anderson, 1959). Komunikasi adalah juga perwujudan interaksi dalam

tingkatan biologis, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi

(Mead, 1963). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,

dan lain-lain, melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-

angka, dan lain-lain (Berelson dan Steiner, 1964).

Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya sesuatu yang

dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya. Kata komunikasi kadang-

kadang menunjuk kepada apa yang dialihkan, alat apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai

sebagai saluran pengalihan, atau meunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan.

Dalam banyak kasus apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama.

Oleh karena itu komunikasi juga menuntut adanya partisipasi (Ayer, 1955).

Konsep-konsep diatas merupakan dasar dalam menganalisis fenomena peristiwa

komunikasi. Komponen-komponen itu secara sendiri taupun gabungan atau secara

keseluruhan dapat dijadikan sebagai fokus perhatian dalam tulisan. Silaturahmi atau

silaturahim adalah persahabatan (persaudaraan). Secara tidak langsung pempek bermakna

mempromosikan atau mempropagandakan orang Palembang, siapa yang membuat, dan

membuat orang yang merasakan menjadi senang hati. Pempekpun kemudian menjadi produk

yang dicari dan dibeli siapapun baik yang dekat maupun yang jauh dari kota Palembang.

Hal ini sesuai dengan pengertian propaganda yang berasal dari bahasa latin propagare

artinya memekarkan dan mengembangkan (Sastropoetra, 1983:16-17). Sekarang propaganda

digunakan untuk lebih dari satu tujuan artinya tidak khusus untuk mengembangkan agama.

Pengertian pokok yang bersifat umum untuk propaganda adalah :

1) Siapapun yang melakukan propaganda menyebarkan pesan-pesan dan mempunyai

keinginan untuk mengubah sikap, pendapat, dan tingkah laku dari sasaran manusia yang

menjadi objeknya;

2) Pelaksanaan propaganda akan menghindarkan diri dari tindakan memaksa (coersive);

3) Pemaksaaan untuk tunduk dengan penerapan disiplin: tidaklah termasuk dalam kegiatan

propaganda;

4) Pelaksanaan propaganda dan mencari serta menggunakan berbagai sasaran untuk dapat

menimbulkan suatu tingkah laku seperti yang diinginkan dari pihak lain agar sesuai

dengan keinginan dan hasratnya;

Page 4: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

84

5) Si propaganda kadang-kadang akan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

memberi janji-janji, membayangkan, menyindir-nyindir, menghimbau pada emosi dan

perhatian yang dipropagandai, semua ini dilakukan berulang-ulang, dan;

6) Si propagandis menggunakan bahasa yang sangat ekspresif dan emosional disamping

menggunakan berbagai simbol/lambang lain yang semacamnya yang dapat menggerakkan

perasaan orang yang dipropagandai.

Propaganda merupakan suatu usaha yang menggunakan berbagai lambang untuk

mempengaruhi perasaan/pikiran manusia sedemikian rupa, sehingga tingkah laku yang timbul

karena pengaruh itu sesuai dengan keinginan dari si propagandi. Antara propaganda dan

reklame tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Reklame dapat dianggap sebagai bentuk

khusus dari propaganda yang ditujukan atas posisi tingkah laku yang berhubungan dengan

konsumen (Sastropoetro, 1988:17).

Ditinjau dari psikologi sosial, propaganda melakukan himbauan terhadap kebutuhan-

kebutuhan yang mendasar, misalnya makanan, perumahan, kepastian, prestise social, dan

sebagainya.

Pempek ketika disajikan kepada tamu menjadi sebuah promosi yang menggerakkan

orang untuk merasakan ulang dengan membeli. Promosi penjualan (sales promotion) adalah

semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk

yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat (Shimp, 2000:6). Promosi

penjualan diarahkan baik untuk kepada pedagang besar dan pengecer, maupun kepada

konsumen. Bagaimana pesan-pesan disampaikan tergantung kepada metoda-metoda promosi

apa yang dipilih.

Ada tiga metoda promosi: penjualan perseorangan, penjualan massal, dan promosi

penjualan (Carthy, 1983:349). Dan semuanya ini dapat dilakukan dengan cara dari beberapa

aspek yang dapat dimanfaatkan dalam propaganda, dan pempek berada di dalamnya pada

kegiatan; 1) manifestasi kebudayaan, karena memiliki sifat propagandis. Misalnya bangunan

bersejarah dengan arsitektur yang indah, bagaimana bangunan yang mengingatkan pada

kemenangan tugu peringatan kepahlawanan; 2) pameran kekuatan bersenjata, dan; 3) pameran

prestasi dibidang IPTEK, dan sebagainya.

Kegiatan promosi penjualan telah diterima secara luas sebagai sebutan untuk kegiatan-

kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya berjangka pendek (Jefkins, 1997:151), yang

dilakukan di berbagai tempat atau titik-titik penjualan (point of sale) atau titik pembelian

(point of purchase). Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye pemasaran

(Kotler, 1997:257). Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam,

kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk/jasa

tertentu secara lebih cepat dan/atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.

Bila akan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif

untuk membeli. Promosi penjualan mencakup kiat untuk promosi konsumen (sampel, kupon,

penawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan

gratis, garansi, promosi perhubungan, promosi silang, pajangan di tepat pembelian dan

demonstrasi); promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan

barang gratis); dan promosi bisnis dan wiraniaga (misalnya, pameran dan konvensi

perdagangan, kontes untuk wiraniaga, dan iklan kuhusus).

Promosi yang diberikan sebelum membeli boleh mencicipi. Bila membeli untuk dibawa

keluar kota, sudah disiapkan dalam kotak dengan kemasan tertentu yang dapat dijinjing atau

dibagasikan. Jika waktu yang singkat, pembeli dapat memesan dengan harga tertentu dan pada

merek tertentu dapat diambil di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin. Dengan sendirinya

Page 5: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

85

pembeli jika merasa puas berkeinginan membeli lagi. Pengulangan yang mengarah ke iklim

kebebasan atau juga sebagai kelanjutan sejarah kemajuan ekonomi dan teknologi (McQuail,

1996:9).

Hal ini sesuai dengan komunikasi pemasaran (Shimp, 2000:160) diarahkan untuk

mencapai tujuan: 1) membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk; 2) menciptakan

kesadaran akan merek (brand awareness); 3) mendorong sikap positif terhadap produk dan

mempengaruhi niat (intentions), dan; 4) memfasilitasi pembelian.

Teori Lingkungan Informasi Pembeli

Para pembeli umumnya mempunyai sumber-sumber informasi tentang suatu produk.

Sumber-sumber ini disebut dengan lingkungan informasi konsumen. Berupa sumber informasi

dan pengalaman pribadi terhadap suatu produk, informasi dari mulut ke mulut mengenai suatu

produk atau hal yang berkaitan dengan produk karena jaringan komunikasi keluarga, kawan-

kawan, maupun kenalannya (Kotler, 1997).

Teori ini terjadi pada pempek. Biasanya bila seseorang merasakan pempek kemudian

menceritakan kepada keluarga, temannya, ataupun kenalannya yang akan ke Palembang.

Situasi ini mengantarkan seseorang memberi informasi makanan dan tempat mana di kota

Palembang yang dapat dikunjungi. Jadi awalnya hanya informasi tentang pempek merembet

ke tempat lain dalam Kota Palembang.

Teori “lingkungan informasi” pembeli sebenarnya mengajarkan bahwa setiap orang

dapat memutuskan membeli sesuatu atau memakai suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan

yang menerpanya. Karena dalam kenyataannya masih terdapat pelbagai sumber informasi non

iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif dalam menentukan pengambilan

keputusan terhadap produk.

Dalam pengamatan penulis, rasa dan kualitas pempek beserta cukanya didapatkan dari

pengalaman pribadi seseorang yang kemudian dilakukan dengan komunikasi antar pribadi

dalam jaringan keluarga. Pempek dalam perkembangannya menjadi bagian penting dalam

kehidupan kemudian perlu diiklankan dalam media massa untuk mempermudah dimana harus

didapatkan dengan mudah bagi orang yang memerlukannya.

Kredibilitas konsumen pempek yang terdiri dari semua tingkatan masyarakat menjadikan

pempek sebagai makanan yang memiloki kelas tertinggi. Pempek pun diberikan kepada

konsumen dengan beragam merek. Hampir semua media lokal cetak, radio, dan televisi

memuat iklan tentang pempek, bahkan di media online pun menjadi hal yang biasa. Khusus

media online yang digunakan oleh siapapun di dunia, memuat segala sesuatu tentang pempek

mulai dari membuatnya hingga tempat penjualnya terutama di luar kota Palembang, sampai di

luar negeri.

Menjadikan pempek sebagai ajang informasi dan silaturahim diantara mereka. Bahkan

situs-situs dan blog-blog menjadi media komunikasi silaturahim menginfokan betapa

nikmatnya makan pempek. Akhirnya ketika komunikasi antar pribadi yang bersifat silaturahim

akan pempek, juga terjadi informasi timbal balik tentang kemajuan kota Palembang.

Secara sederhana prosedur tersedianya informasi dari lingkungan yang bersifat non

iklan digambarkan sebagai berikut :

Page 6: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

86

Bagan Mekanisme Arus Informasi

Produk Pempek dari Sumber Non Iklan Terhadap Individu/Pembeli

Pempek dan Promosi Orang Palembang

Makanan orang Palembang yang sangat terkenal adalah pempek (empek-empek),

tekwan, dan brengkes ikan (jenis makanan ini diolah dari ikan yang dihaluskan ditambah

tepung sagu, rasanya sedap). Pempek merupakan salah satu makanan khas Palembang yang

memiliki citarasa tersendiri dan sukar bagi orang dari daerah lain untuk membuatnya karena

bahan-bahan baku yang diperlukan seperti ikan belida dan ikan gabus sukar diperoleh

ditempat lain. Bahan baku pempek dapat dibuat dalam bentuk yang lain, apakah itu model,

tekwan ataupun celimpungan. Semuanya khas dan sedap untuk dicicipi. Seiring kemajuan

zaman dan teknologi serta bahan pangan yang semakin bervariasi, orang Palembang dan atau

Sumatera Selatan yang menetap di kota lain, akan berusaha membuat makanan ini disesuaikan

dengan bahan yang ada.

Dalam pengamatan, perilaku orang Palembang setiap hari mengkonsumsi pempek

waktunya sesuai selera. Dapat pagi, siang, atau malam, atau kapan saja dari pagi hingga

tengah malam. Orang Palembang makan pempek di celup dalam cuka yang rasanya manis

asam pedas. Kebiasaan lainnya cuka pempek tersebut sering di minum, diserut atau dihirup.

Bagi anak-anak sekolah, SD, SMP, dan SMA jika jam istirahat biasanya membeli

pempek untuk jajanannya. Baik pagi, siang, ataupun sore. Begitu juga bagi mahasiswa

perguruan tinggi, rata-rata kantin-kantin perguruan tinggi menyediakan jualan makanannya

dengan pempek. Bagaimana dengan perkantoran, dari kantor Gubernur sampai kantor camat

dan lurah, kantin atau warung tak luput menyediakan pempek.

MEDIA NON IKLAN

1. pengalaman pribadi makan pempek

2. komunikasi antar pribadi dalam jaringan

keluarga tentang pempek

3. iklan berita media massa

4. kredibilitas konsumen pempek

5. perusahaan saingannya/ merek beragam

6. kredibilitas media lokal yang digunakan

dalam masyarakat

7. lingkungan informasi yang beragam tentang

pempek dan Palembang

PRODUK

Pempek

INDIVIDU

Pembeli

Page 7: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

87

Dalam pesta-pesta perkawinan, baik itu di rumah, di gedung pertemuan, ataupun di

hotel-hotel berbintang, pempek disejajarkan dengan makanan lain mendampingi menu utama

makan nasi, baik siang maupun malam. Uniknya walau pempek makanan sehari-hari, tapi

dimanapun ia disajikan, kenyataan yang ada selalu habis tanpa sisa. Bahkan ada sebagian

orang, kalau malam tidak makan nasi, yang dicari pasti pempek, baru kemudian mencari

makanan lain yang dihidangkan. Sikap orang ketika makan pempek, terlihat senang dan

nikmat.

Kalau ada tamu luar ke Palembang yang dijemput, dalam perjalanan biasanya minta

dimampirkan di warung pempek terlebih dahulu. Pulangnya tak lupa membawa oleh-oleh

pempek. Oleh-oleh ini dapat dibeli di banyak tempat, dengan berbagai merek dan harga yang

bersaing. Ada tamu yang penulis amati dalam kunjungannya ke Palembang, mencicipi pempek

dari berbagai toko dan warung. Nama toko/warung secara otomatis menjadi merek pempek

tersebut. Jika toko bernama 999 maka dikenal dengan Pempek 999. Oleh karena itu tamu

dapat menentukan merek pempek apa yang akan dia bawa untuk oleh-oleh. Ada juga tamu

yang pada kunjungan pertama telah mencoba merek A maka pada kunjungan berikutnya ia

akan mencoba pada merek B. Karena rasanya masing-masing merek memiliki sedikit

perbedaan yang memang unik dan rata-rata enak.

Setiap tahun ada acara halal bil halal antara Gubernur dengan masyarakat Palembang

yang bermukim di Jakarta. Sejumlah besar pempek dibawa ke Jakarta untuk dihidangkan

kepada seluruh tamu. Tamupun memilih pempek sebagai makanan untuk mengenang

kerinduannya akan kota Palembang. Dengan diam-diam ada sebagian tamu-tamu tanpa malu-

malu membawa kantong plastik untuk pembungkus pempek dibawa pulang.

Perasaan rindu akan pempek jika keluar Palembang, menyebabkan orang selalu

membawanya kemana pergi. Dapat berupa pempek yang sudah dimasak ataupun instan kering,

begitu juga dengan cukanya. Kalau orang bertanya: ”Apa kabar orang Palembang, bawa

pempek nggak?” Dengan senang hati orang tersebut menjawab ”Ada, tenang saja nanti

mendapatkan pempek.” Tapi jika pempek tidak dibawa, orang tersebut biasanya menjawab, ”

... Aduh, maaf kali ini buru-buru jadi tidak sempat bawa oleh-oleh pepek, nanti dikirim....”

Begitulah cara orang Palembang menyenangkan hati orang lain atau saudaranya akan pempek.

Orang Palembang Sumatera Selatan bila beberapa hari tidak makan pempek, maka

perasaan rindu akan datang untuk makan pempek lagi. Lalu bagaimana kalau mereka ke luar

kota atau ke luar negeri? Perilakunya adalah membawa pempek sebagai bekal untuk di jalan

dan memberi oleh-oleh untuk teman, saudara, atau siapapun guna lebih mempererat tali

silaturahim. Pergi haji ataupun umroh, pempek menjadi salah satu bekal makanan yang

dibawa. Saat berjumpa silaturahim dengan teman atau saudara di Mekah atau Jeddah pun asal

Sumatera Selatan, mereka menyuguhkan pempek yang dibuat di negeri itu.

Dalam acara umrah, penulis mengamati bahwa rata-rata jemaah dari Palembang

membawa makanan ini. Dan kalau sudah dibuka atau disajikan, orang tidak dapat makan

sendiri atau menyembunyikannya, karena aroma bawang putih dalam cuka yang menyengat.

Kalaupun disembunyikan, orang akan mengenal bahwa seseorang habis makan pempek

disebabkan aroma hawa mulutnya yang berbeda. Secara tidak langsung pempek harus

dimakan bersama atau saling bagi, kalau tidak tentu orang akan menilai seseorang pelit atau

egois, karena hanya sendiri memenuhi nafsu makannya.

Kelemahan Pempek Palembang

Page 8: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

88

Walaupun pempek disukai oleh rata-rata semua orang Palembang Sumatera Selatan, tapi

tidak bagi orang yang baru mencicipinya. Tidak jarang, jika baru mengenal makanan ini ada

juga yang sakit perut karena pengaruh cuka yang asam, manis, dan pedas. Bahkan ada orang

yang pergi ke belakang hingga berkali-kali karena perutnya belum kuat beradaptasi dengan

cuka pempek. Namun jika seseorang terbiasa makan pempek beserta cukanya, perut kuat,

maka cuka pempek bukan menjadi masalah, bahkan menyegarkan badan.

Di sisi lain, kalau orang belum terbiasa dengan bau amis atau ikan, maka makan pempek

dengan aroma ikannya yang khas, biasanya orang tersebut merasa mual bahkan muntah. Oleh

karena itu tingkat kesegaran ikan sebagai bahan campuran pempek sangat diperlukan. Walau

demikian, ada juga orang Palembang, yang menyukai pempek dengan ikan yang agak bearoma

bau-bau amis, memiliki rangsangan tersendiri. Mengantisipasi keadaan ini ada orang atau

penjual yang memakai ikan segar dengan harga yang sesuai. Perilaku yang muncul, orang

mencium pempek dulu sebelum membeli untuk mengetahui tingkat bau amisnya (anyir). Atau

ada juga kelompok orang yang membuat pempek dengan campuran ikan yang kadarnya

sedikit. Bahkan ada yang mengganti ikan dengan adonan telor.

Pempek seperti makanan lainnya, tidak tahan lama. Jika untuk oleh-oleh dan dibawa

lebih dari 24 jam biasanya sebelum dibungkus ditaburi tepung sagu terlebih dahulu. Setelah itu

apat disimpan dalam lemari es, sehingga dapat tahan lama. Begitu juga cukanya akan lebih

tahan jika disimpan juga dalam lemari es. Maksudnya pempek ini harus dijga agar tidak

mudah basi. Dan bagi orang Palembang pempek tidak akan menjadi basi, sebab sebelum basi

dapat diiris tipis dijemur lalu digoreng menjadi kerupuk kemplang.

Dampak kebanyakan dan keseringan atau menjadi kebiasaan makan pempek, terutama

dengan menghirup cukanya, maka gigi menjadi mudah keropos. Karena cuka dibuat dari gula

merah yang kental, cabe rawit, bawang putih dalam jumlah banyak, dan asam jawa atau cuka

masak, yang kesemuanya berpotensi merusak gigi. Sedangkan pempek itu sendiri tidak

mempengaruhi kerusakan gigi. Hanya saja pempek tanpa cuka kurang nikmat rasanya. Oleh

karena itu dalam pengamatan penulis, kebanyakan orang Palembang bergigi ompong dan

memakai gigi palsu pada usia-usia dewasa keatas. Penulis mengamati, orang Palembang yang

giginya terawat, biasanya makan pempek dengan sedikit cuka dan setelah itu bersikat gigi.

Pempek Palembang dan Komunikasi Silaturrahim

Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta

mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk bahasa dan symbol-simbol. Komunikasi

menjadi perekat masyarakat. Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal

(Hoben, 1954). Pada saat terjadi proses komunikasi, komunikator mempersilahkan mencicipi

hidangan pempek agar suasana berubah dari yang tegang menjadi santai dan segar karena

aroma cuka saos pempek yang dapat membuat pikiran terbuka dan mata lebih terang.

Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami orang

lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan

situsi yang berlaku (Anderson, 1959). Tamu ataupun orang yang datang pada keluarga atau

kelompok komunitas atau kelompok formal Palembang Sumatera Selatan akan menjadi orang

yang dihormati dan dilayani. Ada kecenderungan orang Palembang, menyajikan makanan

khas Palembang terutama pempek, dengan harapan tamu akan menganggap bahwa tuan rumah

adalah orang yang baik dan ramah. Sehingga secara tidak langsung tamu mulai mencicipi

pempek. Dan suasana jadi lebih saling memahami.

Page 9: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

89

Komunikasi adalah juga perwujudan interaksi dalam tingkatan biologis, karena tanpa

komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi (Mead, 1963). Komunikasi

timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak

secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Barlund, 1964). Penggunaan kata

komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau

orang ke benda atau orang lainnya. Kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa

yang dialihkan, alat apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan,

atau merunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus apa yang

dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi juga

menuntut adanya partisipasi (Ayer, 1955). Jika pesan komunikasi yang disampaikan sudah

banyak dan jenuh, biasanya akan dijedah dengan mengajak makan pempek. Jarang orang tidak

berminat untuk mencicipi pempek yang dihidangkan. Komunikasi adalah suatu proses yang

menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya (Ruesch, 1957). Dalam

pengamatan dan kebiasaan sehari-hari, jika terjadi pengelompokkan atau kesenjangan dalam

berkomunikasi, setelah berbaur menikmati nikmatnya makan pempek, sambil berbicara

suasana menjadi lebih menyatu, akrab dan santai.

Di sini ada proses perbandingan social. Apabila pendapat, sikap serta keyakinan orang

dapat diukur secara fisik dengan lebar panjang, dan tingginya, maka kita akan berhubungan

dengan kenyataan yang dapat dilihat dengan demikian orang tak perlu lagi berkomunikasi.

Akan tetapi bila pendapat, sikap, serta keyakinan kita tidak didasarkan pada kejadian yang

mudah diukur dan kalau dapat ditemukan bukti-bukti yang mendukung atau mungkin

membantah pendapat, sikap serta keyakinan tersebut, maka orang berhadapan dengan

kenyataan social, dan ini dapat diukur secara baik dengan cara berkomunikasi. Dalam

berkomunikasi inilah dihubungkan dengan menawarkan makan pempek. Dengan demikian

komunikasi dalam kelompok tertentuk menjadi lancar jika ada kebutuhan orang-orang tertentu

untuk menghubungkan lalu membandingkan pendapat, sikap, keyakinan dan kemampuan

orang dengan orang lain.

Komunikasi adalah proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki seseorang

(monopoli seeorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih” (Gode, 1959). Dalam Social

Phychology of Group, Thibut dan Kelley (1959) memusatkan perhatian pada yang terdiri dari

2 orang atau lebih. Interaksi manusia mencakup pertukaran barang dan jasa, serta bahwa

tanggapan-tanggapan individu-individu yang muncul melalui interaksi diantara mereka

mencakup imbalan (rewards) maupun pengeluaran (costs). Apabila imbalan tidak cukup, atau

pengeluaran melebihi imbalan, interakasi akan terhenti atau individu-individu yang terlibat

didalamnya akan merubah tingkahlakumereka dengan tujuan mencapai apa yang mereka cari.

Ide-ide dan tingkah laku yang konsisten muncul sekitar sifat bekerja dan bermain, bagaimana

kerja dihindari atau diselesaikan, apa yang melahirkan efisiensi dan seberapa besar hal itu,

macam kegiatan apa yang dianggap produktif dan tidak produktif.

Komunikasi adalah alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran perintah/order dan lain-lain,

seperti telegraf, telepon, radio , kurir, dan lain-lain (American College Dictionary). Bagi orang

Palembang, saat istirahat setelah menanti perintah tugas, dan bukan waktu makan, biasanya

diselingi dengan kudapan. Jika bosan dengan jenis makanan tertentu, mereka biasanya minta

diganti dengan pempek.

Komunikasi dalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang dengan tujuan replikasi

memori (Cartier dan Harwood, 1953). Mengingatkan kembali tentang seseorang, tempat dan

ingatan, menjadi satu paket yang dapat mengulangi apa-apa yang tengah terjadi. Si Amat dari

Palembang, oh… yang suka bawa pempek itu? Kalau bertemu atau berkunjung ke daerah lain,

Page 10: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

90

kebiasaan orang Palembang membawa oleh-oleh pempek. Hal ini dilakukan untuk

memperkenalkan makanan ini dengan citarasa tersendiri. Jika yang dikunjungi itu adalah

orang asal Sumatera Selatan Palembang, biasanya mereka saat memakan pempek akan teringat

daerah asalnya dengan berbagai kenangan.

Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang sengaja dari sumber terhadap

penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima . (Miller, 1966) Kita

mungkin mengadakan komuniksi dengan maksud meningkatkan status kita dalam kelompok

atau untuk dapat diterima oleh anggota kelompok lain. Menurut Festinger , kita cenderung

mengarahkan komunikasi kita pada mereka yang dalam struktur sosial diharapkan menjadi

lebih dekat. Keadaan emosional seseorang merupakan faktor lain yang mengkin

mendorongnya untuk berkomunikasi. Perasaan marah, bermusuhan, perasaan bahagia dan

perasan-perasaan lainnya agak sukar untuk dicegah. Meskipun demikian Festinger

mengungkapkan bahwa komunikasi dari perasaan lebih bersifat pelengkap (consumatory)

daripada bersifat menentukan (instrumental). Komunikasi yang bersifat melengkapi adalah

bersifat pencurahan isi hati (chatartic), sedangkan komunikasi yang bersifat menentukan

berhubungan dengan pelaksanaan tugas.

Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan.

(Schater, 1951) Pendapat-pendapat seorang yang memiliki wewenang atau seorang akhli

seringkali diterima sebagai fakta dalam suatu diskusi. Dalam komplesitas kehidupan, orang

harus mempercayai adanya suatu kekuasaan kekuatan ataupun kewenangan. Tak seorangpun

atau suatu kelompokpun yang cukup mengetahui atau memiliki sarana yang cukup untuk

memeriksa segala sesuatu secara langsung. Artinya apakah sebuah pembicaraan akan

berlangsung transparan dan pendapat yang diberikan nampak masuk akal. Semuanya dapat

dicairkan susananya dengan mencicipi pempek yang disajikan.

Menurut kepercayaan orang Palembang, kalau seseorang sudah merasakan nikmatnya

makan pempek, maka ia akan ketagihan dan kalau sudah berkunjung ke Kota Palembang dan

minum air sungai Musi, suatu saat ia akan kembali lagi. Benar atau tidaknya masih perlu

pengkajian. Keadaan inilah yang secara tidak langsung citra yang terbangun dalam masyarakat

bahwa makan pempek identik dengan Palembang. Tentu saja pempek kemudian juga menjadi

wisata kuliner ketika wisatawan berkunjung ke Palembang. Kondisi inilah yang kemudian

mengatakan makan pempek menjadi media promosi dan komunikasi silaturahim orang

Palembang.

Penutup

Berikut beberapa catatan yang disimpulkan dari artikel singkat ini, yaitu; pertama,

pempek adalah makanan khas Palembang dengan cita rasa tersendiri disejajarkan dengan

makanan lain mendampingi menu utama dalam acara formal dan non formal dikenal di dalam

dan luar Sumatera Selatan. Kedua, pempek menjadi media promosi, orang Palembang baik

hati, membuat orang berminat membelinya untuk oleh-oleh yang mudah didapatkan dimana

saja di kota Palembang.

Ketiga, untuk mengobati kerinduan akan pempek, orang Palembang berperilaku

membawa pempek sebagai bekal di jalan dan memberi oleh-oleh untuk teman, saudara, atau

siapapun guna lebih mempererat tali silaturahim. Keempat, walaupun pempek disukai dan

dapat menyegarkan badan., tapi dapat membuat sakit perut bagi orang yang baru mencicipi

karena pengaruh cuka yang asam, manis, dan pedas. Kelima, pempek dapat membuat suasana

diskusi menjadi lebih menyatu, akrab dan santai. Dan menjadi maknanan pengganti, jika

Page 11: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

91

bosan dengan jenis makanan tertentu dalam bertugas.

Keenam, sesuai dengan Teori Informasi Lingkungan, biasanya bila seseorang merasakan

pempek kemudian menceritakan kepada keluarga, temannya, ataupun kenalannya yang akan

ke Palembang. Situasi ini mengantarkan seseorang memberi informasi makanan dan tempat

mana di kota Palembang yang dapat dikunjungi. Jadi awalnya hanya informasi tentang

pempek merembet ke tempat lain dalam Kota Palembang. Ketujuh, pempek menjadi makanan

bagi siapapun yang datang dan pergi ke Palembang dan pempek menjadi menjadi media

promosi dan komunikasi silaturahim orang Palembang.

Sedangkan catatan yang dapat rekomendasikan adalah sebagai berikut; pertama, tradisi

membawa dan memakan pempek sebagai media komunikasi silaturahim hendaknya

diertahankan orang Palembang, karena dapat mempromosikan Palembang lebih dikenal dalam

banyak hal kepada dunia luar. Kedua, hendaknya pempek sebagai makanan tradisional

Palembang dipatenkan, agar tidak dicuri negara lain, seperti Malaysia, China ataupun Jepang

yang memiliki makanan mirip dengan pempek. Dan, ketiga, agar sehat sehabis makan

pempek, hendaknya dalam kemasan diberi label anjuran mencuci tangan sebelum makan dan

bersikat gigi sesudah makan pempek beserta cukanya. Agar gigi tetap sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Alfin A. Goldberg. 1985. Komunikasi Kelompok, (Terjemahan). Jakarta: UI Press.

Adler, Ronald B., George Rodman. 1985. Understanding Human Communication. Second

Edition. New York: Holt, Rinehart & Winston

Burgoon, Michael Ruffner. 1978. Human Communication A Revision of Approaching

Speech/Communication, New York: Holt, Rinehart & Winston.

E. Jarome McCarthy. 1983. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga

John, Little & Stephen W. 1989. Theories Human Communications Third Editions. California-

Belmont: Wardsworth Publishing Company

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prehallindo

McQuail, Denis. 1996, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Penerbit Erlangga, halaman 9

Severin, Werner & James W. Tankard Jr. 1979. Communication Theories: Origins, Methods

Uses. New York: Hasting House.

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran

Terpadu. Jakarta: Erlangga

Thibaut, John W & Harorld H. Kelley. 1959. Social Phychology of Group Thibut dan Kelley.

New York: Wiley.

Page 12: Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi  · PDF fileVolume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X Triwidayatsih; 81 – 91

Volume 2, No. 4, Desember 2009 ISSN: 1979–0899X

Triwidayatsih; 81 – 91

92


Recommended