PENERAPAN APLIKASI PRIMARY CARE (P-CARE) BPJS KESEHATAN DI UPTD
PUSKESMAS GILINGAN DAN UPTD PUSKESMAS KRATONAN
KOTA SURAKARTA
Astri Sri Wariyanti
STIKes Mitra Husada Karanganyar [email protected]
ABSTRACT
BPJS Kesehatan implements a management information system aimed at facilitating the flow of JKN services
for the community by implementing P-Care applications for primary internet-based health facilities. The data
system in Puskesmas of Surakarta has been integrated between SIMPUS and P-Care, but there are differences
in the implementation of puskesmas Gilingan in the service entry using SIMPUS application while the Kratonan
puskesmas uses P-Care application. Research Objective to know the application of P-Care BPJS Health in UPTD
Puskesmas Gilingan and UPTD Puskesmas Kratonan of Surakarta Regency.
Type of qualitative research. Research subjects include registration officer, reporting department and medical per-
sonnel (doctors) who handle the patient, while the object is P-Care Application in UPTD Puskesmas Gilingan and
UPTD Puskesmas Kratonan. The research instruments are interview guide, notebook and HP. How to collect data
by observation, interview, and documentation. Data analysis techniques include data reduction, data presentation
and conclusion drawing.
The results showed that the application of P-Care in UPTD Puskesmas Gilingan and UPTD Puskesmas Kratonan
has been successful and bring many benefits one of them ease in process of patient service. But also there are still
obstacles in the implementation of not all applications in SIMPUS can integrate with P-Care so there are differ-
ences in the implementation of the way of entry service in UPTD Puskesmas Gilingan using SIMPUS and UPTD
Puskesmas Kratonan using P-Care.
P-Care application in Primary Health Centre of Surakarta Regency has not run optimally because not all applica-
tions in SIMPUS integrated P-Care. It is recommended to hold joint discussion between IT SIMPUS and P-Care
so that data integration can be fully implemented.
Keywords: BPJS Health, Primary Health Centre, Primary care.
ABSTRAK
BPJS Kesehatan menerapkan sistem informasi manajemen yang ditujukan untuk memudahkan alur pelayanan
JKN bagi masyarakat dengan dilaksanakannya aplikasi P-Care untuk fasilitas kesehatan primer berbasis internet.
Sistem data di Puskesmas kota Surakarta telah terintegrasi yaitu antara SIMPUS dengan P-Care, tetapi terdapat
perbedaan dalam pelaksanannya yaitu puskesmas Gilingan dalam entry pelayanan menggunakan aplikasi SIMPUS
sedangkan puskesmas Kratonan menggunakan aplikasi P-Care. Tujuan Penelitian untuk mengetahui penerapan
aplikasi P-Care BPJS Kesehatan di UPTD Puskesmas Gilingan dan UPTD Puskesmas Kratonan Kota Surakarta.
Jenis Penelitian kualitatif. Subjek penelitian meliputi petugas bagian pendaftaran, bagian pelaporan dan tenaga
medis (dokter) yang menangani pasien, Sedangkan objeknya adalah Aplikasi P-Care di UPTD Puskesmas Gilin-
gan dan UPTD Puskesmas Kratonan. Instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara, buku catatan dan HP. Cara
pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan P-Care di UPTD Puskesmas Gilingan dan UPTD Puskesmas Kratonan
telah berhasil dan membawa banyak manfaat salah satunya kemudahan dalam proses pelayanan pasien. Tetapi
juga masih terdapat hambatan dalam pelaksanaannya yaitu tidak semua aplikasi dalam SIMPUS dapat terinte-
gerasi dengan P-Care sehingga terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya yaitu cara entry pelayanan di UPTD
Puskesmas Gilingan menggunakan SIMPUS dan UPTD Puskesmas Kratonan menggunakan P-Care.
Aplikasi P-Care di Puskesmas Kota Surakarta belum berjalan secara optimal karena tidak semua aplikasi dalam
SIMPUS terintegrasi P-Care. Disarankan diadakan diskusi bersama antara IT SIMPUS dan P-Care agar integrasi
data dapat terlaksana sepenuhnya.
Kata Kunci : BPJS Kesehatan, Puskesmas, P-Care.
Kepustakaan : 17 (2007-2016)
PENDAHULUAN
Sistem informasi manajemen BPJS Kesehatan di-
tujukan untuk memudahkan alur pelayanan JKN
bagi masyarakat. Sistem tersebut digunakan untuk
mengintegrasikan sistem yang digunakan pada pe-
layanan primer, rumah sakit, dan BPJS Kesehatan.
SIM BPJS Kesehatan mencakup sistem aplikasi, in-
frastruktur dan jaringan komunikasi data, manajemen
database dan operasional. Saat ini, fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama, di beberapa wilayah telah
menerapkan aplikasi P-Care yang merupakan bagian
SIM BPJS Kesehatan.
P-Care adalah suatu pelayanan informasi pasien den-
gan menggunakan internet dan berbasis komputer yang
disediakan oleh BPJS Kesehatan diperuntukkan bagi
para fasilitas kesehatan primer untuk member- ikan
kemudahan akses data ke server BPJS baik itu
pendaftaran dan pelayanan medis. Fasilitas keseha- tan
primer terdapat 155 diagnosis penyakit yang tel- ah
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan, sehingga BPJS
Kesehatan senantiasa melakukan monitoring dan
evaluasi agar peserta JKN mendapatkan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kemampuan fasilitas
kesehatan primer tersebut serta dapat memonitoring
angka kunjungan serta angka rujukan pasien ( Ke-
MenKes RI, 2013).
Puskesmas Kota Surakarta telah menerapkan P-Care
mulai tahun 2015 dan merupakan puskesmas yang
telah melaksanakan integrasi data (bridging) antara P-
Care dengan Sistem Informasi Manajemen Puskes-
mas (SIMPUS) paling awal di wilayah Surakarta yai-
tu pada bulan Oktober 2015 sebanyak 17 puskesmas.
Dari survei awal di UPTD Puskesmas Gilingan dan
UPTD Puskesmas Kratonan terdapat perbedaan da-
lam entry pelayanan yaitu UPTD puskesmas Gilingan
menggunakan aplikasi SIMPUS sedangkan UPTD
puskesmas Kratonan menggunakan aplikasi P-Care
sehingga mempengaruhi kelengkapan data.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan
penerapan aplikasi P-Care BPJS Kesehatan di UPTD
Puskesmas Gilingan dan UPTD Puskesmas Kratonan
Kota Surakarta.
METODE
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif Subjek pe-
nelitian meliputi petugas bagian pendaftaran, bagian
pelaporan dan tenaga medis (dokter) yang menangani
pasien. Sedangkan Objeknya adalah Sistem informasi
manajemen BPJS Kesehatan P-Care di UPTD Pusk-
esmas Gilingan dan UPTD Puskesmas Kratonan Kota
Surakarta
Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara,
buku catatan, dan HP. Cara pengumpulan data dengan
wawancara dan observasi dan dokumentasi.
Teknik pencuplikan sampel menggunakan teknik
Quota Sampling dengan kriteria 2 puskesmas rawat
jalan. Sedangkan teknik analis data meliputi reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL
A. Cara Entry Pendaftaran P-Care Puskesmas
Kota Surakarta
1. UPTD Puskesmas Gilingan
UPTD Puskesmas Gilingan merupakan pusk- esmas
yang melayani pasien rawat jalan. Ada-
pun Alur pendaftarannya sebagai berikut:
a. Pasien datang menuju loket pendaftaran, pa- sien
mengambil nomor antrian dengan cara mengambil
kertas yang diletakkan di depan loket.
b. Pasien menunggu di tempat yang telah dise- diakan
hingga nomor antrian tersebut di panggil.
c. Petugas pendaftaran yang mengatur pe- manggilan
nomor antrian pasien tersebut secara otomatis.
d. Pasien menuju loket pendaftaran, jika pa- sien baru
pasien menyerahkan Kartu Jam- inan lalu petugas
akan membuatkan Kartu Tanda Pengenal Keluarga
(KTPK) dan Sta- tus Rekam Medis (RM) dengan
menanya- kan identitas pasien secara lengkap. KTPK
berisi nomor rekam medis, nama Kepala Keluarga,
umur, jenis kelamin, dan alamat. Serta menanyakan
kepada pasien BP pengo- batan apa yang akan di tuju.
e. Jika pasien lama, pasien menuju loket
pendaftaran lalu memberikan KTPK dan Kartu
Jaminan kepada petugas pendaftaran. Jika pasien tidak
membawa KTPK maka petugas menanyakan nama
kepala kelu- arga dan mencarikan nomor indeks
pasien pada aplikasi SIMPUS. Selanjutnya petugas
mencarikan dokumen rekam medis di ru- ang
penyimpanan. Jika KTPK pasien hilang maka petugas
pendaftaran akan membuat- kan baru dan berpesan
harap dibawa setiap periksa.
f. Petugas menuliskan Kartu Rawat Jalan (KRJ)
dan lembar resep. Karena pasien BPJS tidak dipungut
biaya pendaftaran. Resep umum berwarna putih, BPJS
Non (Bukan = Penulis) PBI berwarna kuning, serta
resep BPJS PBI berwarna hijau.
g. Data pasien yang telah didapat, kemudian
dimasukkan ke aplikasi SIMPUS pada kom- puter.
Data pasien meliputi :
1) Jenis kunjungan (Rawat Jalan)
2) Kunjungan sakit (Umum/BPJS)
3) No RM dan NIK (Nomor Induk Kepen-
dudukan)
4) No BPJS
5) Nama KK
6) Nama Pasien
7) Tanggal Lahir
8) Jenis Kunjungan (Baru atau Lama)
9) Jenis Kelamin
10) Alamat
h. Jika kepesertaan BPJS tidak aktif atau sudah
beberapa bulan tidak membayar, maka data verifikasi
otomatis berwarna merah.
i. Jika data pendaftaran sudah selesai dientry, klik
simpan.
Gambar 4.1 Contoh tampilan menu pendaftaran
SIMPUS
2. UPTD Puskesmas Kratonan
a. Pasien datang menuju loket pendaftaran, pasien
mengambil nomor antrian dengan cara menekan
tombol berwarna merah pada mesin pencetak nomor
antrian.
b. Pasien menunggu di tempat yang telah disediakan
hingga nomor antrian terse- but di panggil.
c. Petugas pendaftaran yang mengatur pe- manggilan
nomor antrian pasien tersebut secara otomatis.
d. Pasien menuju loket pendaftaran, jika pasien baru
pasien menyerahkan Kartu Jaminan lalu petugas akan
membuatkan KTPK dan Status RM dengan menanya-
kan identitas pasien secara lengkap. KTPK berisi
nomor rekam medis, nama Kepala Keluarga, umur,
jenis kelamin, dan alamat. Serta menanyakan kepada
pasien BP pengobatan apa yang akan di tuju.
j. Jika pasien lama, Pasien menuju loket
pendaftaran lalu memberikan KTPK dan Kartu
Jaminan kepada petugas pendaft- aran. Jika pasien
tidak membawa KTPK maka petugas menanyakan
nama kepala keluarga dan mencarikan nomor indeks
pasien pada aplikasi SIMPUS. Selanjut- nya petugas
mencarikan dokumen rekam medis di ruang
penyimpanan. Jika KTPK pasien hilang maka petugas
pendaftaran akan membuatkan baru dan berpesan
harap dibawa setiap periksa.
e. Petugas menuliskan KRJ dan lembar resep. Karena
pasien BPJS tidak dipung- ut biaya pendaftaran. Resep
umum ber- warna putih, BPJS Non (Bukan = Penu-
lis) PBI berwarna kuning, serta resep BPJS PBI
berwarna hijau.
f. Data pasien yang telah didapat, kemu- dian
dimasukkan ke aplikasi SIMPUS pada komputer. Data
pasien meliputi :
1) Jenis kunjungan (Rawat Jalan)
2) Kunjungan sakit (Umum/BPJS)
3) Nomor RM dan NIK
4) Nomor BPJS
5) Nama KK
6) Nama Pasien
7) Tanggal Lahir
8) Jenis Kunjungan (Baru atau Lama)
9) Jenis Kelamin
10) Alamat
g. Jika kepesertaan BPJS tidak aktif atau sudah
beberapa bulan tidak membayar, maka data verifikasi
otomatis berwarna merah.
h. Jika data pendaftaran sudah selesai dien- try, klik
simpan.
Data pasien BPJS di UPTD Puskesmas Kratonan den-
gan aplikasi P-Care dari BPJS Kesehatan telah terin-
tegrasi dengan SIMPUS. Sehingga petugas langsung
memasukan nomor jaminan di halaman pendaftaran
pasien pada SIMPUS lalu melakukan verifikasi.
Hasilnya akan muncul seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.2 Tampilan Pendaftaran SIMPUS
dengan Verifikasi P-Care
Jika melihat dalam menu pendaftaran dalam aplikasi P-
Care, data pasien akan langsung dapat dilihat han- ya
dengan mengetik di kolom nomor pencarian. Data
pasien yang tampil adalah identitas pasien dengan ba-
tas pada item BP tujuan. Item dibawahnya akan diisi
dokter/ perawat di bagian BP. Tampilannya seperti
dibawah ini:
Gambar 4.3 Tampilan menu pendaftaran P-Care
B. Cara Entry Pelayanan P-Care Puskesmas Kota
Surakarta
Pasien yang telah mendaftar di bagian pendaft- aran
akan menerima pelayanan baik rawat jalan maupun
rawat inap, tetapi pelayanan yang dapat dientry dalam
P-Care dan SIMPUS hanya untuk pasien rawat jalan
saja. Untuk pasien rawat inap ditulis dalam dokumen
rekam medis. P-Care di Puskesmas Kota Surakarta
sudah terintegrasi den- gan SIMPUS, tetapi petugas
memasukkan data pasien secara manual antara P-Care
dan SIM- PUS karena tidak semua data dapat
terintegrasi yaitu data SIMPUS tidak dapat dilihat di
BP dan item keluhan dalam P-Care tidak dapat diisi.
Dua puskesmas yang menjadi tempat penelitian meng-
gunakan P-Care dalam entry data pelayanan yaitu
UPTD Puskesmas Kratonan, sedangkan UPTD
puskesmas Gilingan menggunakan SIMPUS.
Hasil wawancara antara Puskesmas tempat pene-
litian yang menggunakan SIMPUS dan P-Care ra-
ta-rata sama. Berikut kutipan wawancara dengan
perawat di BP umum UPTD Puskesmas Gilingan
alasan kenapa entry data menggunakan SIMPUS:
“Eemmm ya gimana ya mbak,, sebenarnya ya
harusnya input 2x, tetapi repot.. dan isian antara
P-Care dengan SIMPUS kan sama, dan sudah
bridging juga, jadi otomatis data juga sudah ma-
suk di P-Care. kalau keluhan pasien tidak bisa
diisi ya gapapa sih kan di dokumen rekam me-
dis pasien juga sudah ada, nanti kalau ditanyakan
ambil berkasnya saja. Tetapi kalau kadang BPJS
meminta informasi tentang pasien tersebut atau
pasien tersebut dirujuk ya buka P-Care terus diisi
keluhannya”.
Sedangkan kutipan wawancara dari petugas BP
umum UPTD Puskesmas Kratonan alasan kenapa
entry data menggunakan P-Care :
“Ya kan di item keluhan kan nggak bisa keisi
mbak kalau lewat SIMPUS, nanti biasanya dit-
anyakan dari BPJS,, jadi ya mending langsung pa-
kai P-Care saja, dan kadang data dari pendaftaran
tidak bisa kebuka di poli mbak.. Tapi ya harus en-
try di SIMPUS juga sih mbak,,, Cuma kadang ka-
lau tidak sempat ya tidak diisi lengkap.. hehe. Se-
lain itu kalau pasien rujukan kan menunya hanya
ada di P-Care mbak, jadi bisa langsung sekalian”
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, cara
entry pelayanan dengan aplikasi P-Care di UPTD
Puskesmas Gilingan dan Kratonan adalah sebagai
berikut :
1. Pasien yang telah mendaftar akan menunggu
didepan BP yang dituju. BP terdiri dari BP umum,
BP gigi, dan BP KIA.
2. Pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai no-
mor antrian dari ruang BP.
3. Dokter memeriksa pasien, lalu memasukkan
data hasil pemeriksaan pada aplikasi P-Care.
Dokter/ perawat mengisi item keluhan, terapi/
obat, diagnosa dan kode penyakit, pemeriksaan
fisik, tekanan darah, tenaga medis yang mer-
awat dan status pulang.
Berikut adalah tampilan menu pelayanan P-Care :
Gambar 4.4 Tampilan menu pelayanan P-Care
Sedangkan berikut adalah menu tampilan SIM- PUS
dimana data keluhan tidak dapat diisi seh- ingga petugas
medis langsung memasukkan data di P-Care.
Gambar 4.5 Tampilan menu pelayanan SIMPUS
4. Pasien rawat jalan, selanjutnya mengambil obat di
apotik. Apotik memberi obat sesuai terapi / obat
yang ditulis dokter atau perawat di BP.
5. Jika pasien akan dirujuk maka petugas medis
menulis pada surat rujukan yang datanya ber- isi,
a. Nomor rujukan b.
Perihal
c. Rumah Sakit yang dituju d.
Kode Puskesmas
e. Kode Kotamadya f.
Nama penderita
g. Alamat
h. Nomor Kartu i.
Anamnesa
j. Pemeriksaan Fisik k.
Diagnosa
l. Keterangan
m. Tanda Tangan dan Nama terang petugas Data
tersebut sama dengan data dalam P-Care. Apabila
pasien dirujuk maka status pulang pasien diganti
rujuk lanjut, maka akan muncul PPK Ru- jukan dan
Poli Rujukan Setelah diisi klik simpan, kemudian
akan keluar nomor rujukan dari BPJS. Nomor
rujukan ini harus ada dan ditulis dalam surat
rujukan, jika nomor rujukan dalam P-Care belum
keluar tidak bisa merujuk pasien tersebut ke rumah
sakit yang dituju.
PEMBAHASAN
A. Entry Pendaftaran P-Care UPTD Puskesmas
Gilingan dan UPTD Puskesmas Kratonan
Pelayanan pendaftaran rawat jalan di Puskesmas
Kota Surakarta menggunakan P-Care yang terin-
tegrasi dengan SIMPUS sehingga petugas hanya
memasukkan data pasien satu kali pada SIMPUS dan
otomatis langsung tampil di P-Care. Adapun data
yang terisi dalam P-Care sesuai dengan (Si- allagan,
2014) bahwa data yang harus diisi bagian pendaftaran
P-Care meliputi Jenis Peserta, Jenis Kartu, Nama,
Status Peserta, Tanggal Lahir, Jenis Kelamin dan
PPK Peserta.
Pendaftaran dilaksanakan oleh petugas pendaft- aran
dan masing-masing petugas bertanggung
jawab dalam hal pendaftaran, pemberian nomor rekam
medis, mencari dokumen, menuliskan iden- titas pasien
pada resep obat dan mencatat identi- tas pasien ke
dalam buku registrasi pendaftaran. Hal ini sudah
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang
berlaku di UPTD Puskesmas Gilingan dengan
Prosedur tetap No. IK-PDF-01 dan UPTD Puskesmas
Kratonan dengan Prosedur Tetap No. PT.PDF.01
bahwa tempat penerimaan pasien bertujuan untuk
melayani penerimaan pasien baru dan pasien lama.
Hal ini juga telah sesuai dengan (Depkes RI, 2006)
bahwa tempat pendaftaran pasien rawat jalan adalah
setiap pa- sien baru yang diterima di Tempat
Penerimaan Pasien (TPP) akan di wawancarai oleh
petugas guna mendapatkan informasi mengenai data
identitas sosial pasien yang harus disikan pada
formulir.
B. Entry Pelayanan P-Care
1. UPTD Puskesmas Gilingan
Pasien yang telah mendaftar di bagian pendaft- aran
akan menerima pelayanan di BP baik BP umum, BP
gigi, dan BP KIA. Petugas medis memasukkan data
pasien lewat P-Care dan SIMPUS. P-Care di
Puskesmas Kota Surakar- ta sudah terintegrasi dengan
SIMPUS, tetapi petugas memasukkan data pasien
secara man- ual antara P-Care dan SIMPUS karena
tidak semua data dapat terintegrasi. UPTD puskes-
mas Gilingan menggunakan SIMPUS.. Kenda- lanya
adalah kolom keluhan pada SIMPUS ti- dak bisa diisi,
padahal data terintegrasi dengan P-Care sehingga
kolom keluhan dalam P-Care menjadi kosong. Petugas
medis harus tetap membuka P-Care dan mengisi
kolom keluhan, karena melayani pasien banyak
kadang-kadang petugas lupa tidak menulis di P-Care.
Jika ada data dalam P-Care yang belum diisi, laporan
jumlah pasien dalam data pasien tersebut akan muncul
tanda silang (X) berwarna merah yang berarti data
belum lengkap dan harus dileng- kapi oleh tenaga
medis yang merawat pasien tersebut.
Hal ini terkadang menyulitkan petugas pel- aporan,
karena koordinasi dengan tenaga me-
dis yang bersangkutan juga agak sulit. Pagi
hari tenaga medis melayani pasien sampai siang,
jika sudah selesai biasanya ruangan juga kosong.
Tetapi jika selalu diingatkan, tena- ga medis
yang bersangkutan akan memasuk- kan data P-
Care dengan meminjam dokumen rekam medis
pasien untuk melihat data kelu- han yang sudah
ditulis sebelumnya.
Sebenarnya sudah pernah diadakan sosialisasi
tentang pengisian data rekam medis termasuk
data elektronik meliputi SIMPUS dan P-Care
tetapi karena sosialisasi tidak dilakukan berka- la
dan kurangnya SDM sehingga kelengkapan
dalam pengisian data tetap tidak bisa maksimal.
Kelengkapan data di Puskesmas Kota Surakar- ta
belum sesuai dengan standar pelayanan min- imal
dalam pelayanan kesehatan yang tertuang dalam
KepMenKes RI/129/MenKes/ SK/II/
2008 telah disebutkan bahwa data rekam me- dis
meliputi data manual dan elektronik harus terisi
100% lengkap.
Kelengkapan ini juga berguna bagi kepent- ingan
akreditasi, karena kelengkapan data pasien
merupakan point yang ada dalam standar
akreditasi puskesmas PerMenKes RI No.64/2015
yaitu dalam menjalankan fungsi puskesmas harus
tersedia data dan informasi di puskesmas yang
digunakan untuk pengambilan keputusan baik
untuk peningkatan pelayanan di puskesmas
maupun pengambilan keputusan tingkat
Kabupaten/ Kotamadya.
2. UPTD Puskesmas Kratonan
UPTD Puskesmas Kratonan menggunakan P-
Care karena data pasien dalam SIMPUS ti- dak
bisa ditampilkan di BP sehingga petugas medis
hanya memasukkan data pasien pada P-Care.
Hal ini terjadi karena koneksi internet dalam
internal puskemas dari pendaftaran ke BP kadang
tidak stabil sehingga data SIMPUS tidak dapat
terlihat di BP.
SIMPUS di BP harus tetap diisi, oleh karena itu
petugas medis memasukkan data di pendaft- aran
setelah pelayanan kepada pasien atau petugas BP
dapat juga membuka menu Query
pada SIMPUS tapi tidak bisa terintegrasi den- gan P-
Care, jadi tetap entry data dua kali. Data SIMPUS
sering tidak bisa ditampilkan di ba- gian BP maka
petugas selalu memasukkan data lewat P-Care. Jika
pasien banyak, terkadang petugas lupa memasukkan
data SIMPUS atau diisi tapi tidak lengkap sehingga
jika data dib- utuhkan misal pasien datang kembali
riwayat penyakit pasien tidak dapat diketahui.
Hal ini tidak sesuai dengan (DepKes RI,2006) bahwa
data rekam medis harus terisi lengkap karena dapat
digunakan sebagai acuan pasien selanjutnya terutama
jika pasien berobat kem- bali. Tenaga medis akan sulit
dalam melakukan tindakan atau terapi sebelum
mengetahui seja- rah penyakit, tindakan atau terapi
yang pernah diberikan kepada pasien yang terdapat di
da- lam data rekam medis.
Diperkuat dengan PerMenKes RI No.64/2015 tentang
akreditasi puskesmas bahwa untuk menjamin
kesinambungan pelayanan maka hasil kajian harus
dicatatat dalam rekam me- dis pasien. Informasi yang
ada dalam rekam medis harus mudah diakses oleh
petugas yang bertanggungjawab memberikan
pelayanan ke- pada pasien, agar informasi tersebut
dapat di- gunakan pada saat dibutuhkan demi
menjamin kesinambungan dan keselamatan pasien.
SIMPULAN
1. Entry pendaftaran P-Care di Puskesmas Kota
Surakarta telah terintegrasi dengan SIMPUS seh-
ingga cukup satu kali entry.
2. Entry pelayanan P-Care di dua puskesmas ber-
beda. UPTD Puskesmas Gilingan menggunakan
SIMPUS , sedangkan UPTD puskesmas Kratonan
menggunakan P-Care,
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. 2010. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Agustinova, D.E. 2015. Memahami Metode Peneli-
tian Kualitatif : Teori dan Praktik. Yogya-
karta: Calpulis
Cahyaningrum, N. 2015. Analisis Pelaksanaan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di UPT
Puskesmas Penumping Kota Sura- karta. Prosiding
Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta.
ISBN : 978-602-
73865-4-9
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.
Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Ru- mah Sakit
Di Indonesia. Jakarta: Direk- torat Jenderal
Pelayanan Medik
. 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan
Medik Standar Minimal Pelayanan Kese- hatan Gigi
Puskesmas. Jakarta
. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Re-
publik Indonesia Nomor 129 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal di Fasilitas Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan
. 2011. SIKDA Generik. Buletin Jende-
la Data dan Informasi Kesehatan. ISBN
2008-270X. Jakarta : Departemen Kese- hatan
Hatta, G. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kes-
ehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-
Press
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Re-
publik Indonesia. 2014. Peraturan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1
Tahun 2014 tentang Penyeleng- garan Jaminan
Kesehatan. Jakarta : Ke- menterian Hukum dan Hak
Asasi Manusia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012.
Roadmap Sistem Informasi dan Keseha- tan Tahun
2011-2014. Jakarta : Kementeri- an Kesehatan
Republik Indonesia
. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jam-
inan Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional: Jakarta
. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Re-
publik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis.
Jakarta: Kementerian Kes- ehatan
. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Re- publik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Ja-
karta: Kementerian Kesehatan
. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan
Re- publik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi. Jakarta: Kementerian
Kesehatan
Murti, B. 2013. Desain dan Ukuran Sampel untuk
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Naranjo, D.G. 2009. Management Information
Sys- tems and Strategic Performances: The Role
of Top Team Composition. Inter- national
Journal of Information Manage- ment. 29(1): 104-
110
Nuryati dan Budi, S.C. 2016. Kendala Pelaksanaan
Program JKN Terkait Penerimaan Pasien,
Pengolahan Data Medis, Pelaporan, dan Pendanaan
JKN di Puskesmas Gondoku- suman II
Yogyakarta. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia. ISSN:
2337-6007 4(1): 40-54
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Presiden No-
mor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga
Atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Jakarta: Sekretariat Kabinet RI