Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 73
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
KELAS IV DI SDN 21 SIJUNJUNG
1Hemnel Fitriawati, 2Fadriati, 3Marjoni Imamora
1Guru SD Negeri 21 Sijunjung, 2,3IAIN Batusangkar
e-mail:[email protected]
Abstract: This study aims to determine the improvement of students' reading
ability of Q.S Al-Fiil with the application of peer teaching methods in class IV
SDN 21 Sijunjung. This research method is Classroom Action Research that is:
"before-after" which compares the ability to read Q.S Al-Fiil students before and
after the application of the "peer teaching" method. Each hypothesis cycle was
tested through data on the values of 27 students through observation and
documentation techniques. The data analysis technique used is qualitative and
quantitative analysis. Tests carried out using paired paired sample t test with the
following results: aspects of the knowledge of reading Q.S Al-Fiil obtained tcount
(0.575) is greater than ttable (0.317). While the aspect of reading skills in Q.S Al-
Fiil obtained tcount (0.905) is also greater than ttable (0.317). Then it can be
concluded that the application of the method of peer teaching can improve the
reading ability of Q.S Al-Fiil fourth grade students of SDN 21 Sijunjung.
Keywords: peer teaching methods, Q.S Al-Fiil, Classroom Action Research
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kalam
Allah SWT (Q.S At-Taubah: 6)
diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW (Q.S As-Syu'ara: 194-195)
dengan menggunakan bahasa Arab,
mengandung mukjizat pada setiap
ayat atau suratnya. Al-Qur’an tertulis
dalam mushaf, menjadi ibadah bagi
yang membaca ayat-ayatnya dinukil
secara mutawatir (Dahlan, 1987: 9).
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an
untuk dibaca, dipelajari, diimani,
direnungkan, dan dijadikan sebagai
hukum (Syarifuddin, 2004: 54). Al-
Qur’an adalah sumber semua urusan
Agama Islam (Quthb, 2000: 313) maka
setiap muslim wajib mempelajari Al-
Qur’an (Hanafi, 2018: 478) sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Bacaan Al-Qur’an merupakan suatu
ibadah bagi setiap muslim yang
74 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020
membacanya (Dahlan, 1987: 9)
sehingga suatu kelaziman bagi
seorang muslim untuk bisa membaca
bahkan sampai tahap menulis dan
menghafalnya. Sesuai dengan firman
Allah SWT dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-
5, yang berbunyi:
”Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Rabb Mu
dan penyembuh bagi penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(Q.S Al-Alaq: 1-5, Ali, 2015: 863)
Berdasarkan ayat di atas manusia
diperintahkan untuk belajar
membaca, mempelajari, mengimani,
merenungkan, dan menjadikan Al-
Qur’an sebagai hukum agar dapat
mempelajari ilmu-ilmu yang ada di
dunia ini. Sehingga Al-Qur’an
berfungsi sebagai pedoman hidup
manusia dan petunjuk bagi orang
yang bertaqwa. Allah SWT berfirman
dalam Q.S Yunus ayat 57 yang
berbunyi:
”Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Rabb Mu
dan penyembuh bagi penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(Q.S Yunus: 57, Kemenag RI, 2015)
Ayat di atas menjelaskan bahwa
Al-Qur’an diturunkan sebagai
pedoman dan pelajaran, obat,
petunjuk, dan rahmat bagi orang
beriman. Oleh karena itu, setiap
muslim wajib mempelajari Al-Qur’an
dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari (Hanafi, 2018:
478). Adapun membaca Al-Qur’an
hukumnya disyariatkan dan
disunahkan untuk sebanyak mungkin
membaca dan mengkhatamkan (Al-
Khuzaim, 2016: 155). Adapun
keutamaan membaca adalah sebagai
pemberi pertolongan bagi pembaca di
hari kiamat kelak (Syarifuddin, 2004:
47).
Tetapi pada kenyataannya masih
banyak anak-anak zaman sekarang
yang belum bisa membaca Al-Qur’an,
seperti yang terjadi di SDN 21
Sijunjung. Kondisi ini cukup
memprihatinkan bagi peneliti sebagai
seorang guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Betapa tidak,
Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 75
hampir semua materi pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar
memuat ayat-ayat Al-Qur’an. Namun
kenyataannya sebahagian besar siswa
mengalami kesulitan dalam membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Ditambah lagi mereka kurang mampu
menerapkan tajwid pada bacaan ayat
Al-Qur’an.
Mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti
merupakan salah satu mata pelajaran
wajib di SD (Daulay, 2009: 21) dengan
alokasi waktu 4 jam pelajaran per
minggu untuk setiap tingkatan
rombelnya. Meski termasuk mata
pelajaran wajib, tidak dapat
dipungkiri bahwa di zaman sekarang
sebagian besar siswa kurang
termotivasi dengan pelajaran ini,
khususnya di lingkungan SDN 21
Sijunjung.
Hal ini mengakibatkan kurangnya
keaktifan, partisipasi dan minat siswa
dalam pembelajaran sehingga
berpengaruh terhadap tujuan
pembelajaran PAI. Hasil penilaian
membaca Al-Qur’an siswa di SDN 21
Sijunjung dari kelas 1 sampai kelas VI
belum ada satu rombel pun yang
tuntas secara keseluruhan atau
mencapai KKM, sementara waktu
untuk pembelajaran membaca Al-
Qur’an sangat sedikit yaitu sekitar
satu kali pertemuan/semester.
Berdasarkan teori belajar tuntas, maka
suatu kelas dikatakan tuntas belajar
secara klasikal/keseluruhan jika rata-
rata 80 % siswa telah tuntas secara
individu (Depdiknas, 2004: 20)
Berdasarkan hasil observasi pada
tanggal 9 Juni 2020 diperoleh rata-
rata nilai membaca Q.S Al-Fiil siswa
kelas IV SDN 21 Sijunjung adalah
65,19 dengan persentase ketuntasan
sebesar 25, 92%. Mengingat jumlah
siswa yang cukup banyak, yaitu 27
orang untuk satu kelas dengan alokasi
waktu 4 JP untuk KD “Membaca Q.S
Al-Fiil” maka guru tidak cukup waktu
untuk menvariasikan metode
pembelajaran nya. Guru belum
mampu menangani siswa satu persatu
karena keterbatasan kemampuan dan
waktu. Idealnya, guru dituntut
memiliki inovasi untuk mengatasi
masalah ini, dengan menggunakan
metode, strategi, dan pendekatan
terhadap siswa agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti khususnya KD
Al-Qur’an.
Untuk mengatasi masalah ini,
maka guru Pendidikan Agama Islam
harus berimprovisasi menggunakan
strategi jitu agar pembelajaran PAI
dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Salah satu metode yang
dapat digunakan pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yaitu
dengan metode pembelajaran drill,
dengan memberikan latihan sesuai
76 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020
dengan apa yang telah diperoleh pada
saat kegiatan belajar mengajar di
kelas. Selain itu, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penggunanan
metode pembelajaran drill efektif
untuk membangkitkan semangat dan
prestasi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas (Solikah, 2015:
155). Metode pembelajaran drill atau
latihan adalah metode pembelajaran
yang mengarahkan siswa pada
sederetan latihan dengan desain
untuk meningkatkan kefasihan dalam
suatu skill agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan dari
apa yang dimiliki (Sulastri, 2019: 27).
Penggunaan metode ini berasumsi
bahwa sebelumnya siswa telah
memperoleh pengajaran pada konsep,
prinsip atau prosedur yang harus
dilatihkan. Untuk efektifnya latihan
harus memasukkan unsur umpan
balik untuk mengoreksi kesalahan-
kesalahan yang dibuat siswa. Ciri
khas dari metode pembelajaran ini
adalah kegiatan berupa pengulangan
yang berkali-kali dari suatu hal yang
sama. Dengan demikian, terbentuklah
pengetahuan atau keterampilan yang
setiap saat dapat digunakan.
Salah satu metode pembelajaran
jenis lain yang dapat menerapkan
metode drill adalah melalui
pembelajaran peer teaching (tutor
sebaya). Peer teaching bisa dilakukan
antara siswa yang lebih pandai
dengan siswa yang kurang pandai.
Tutoring individual atau peer teaching
merupakan metode efektif dan
menguntungkan banyak siswa,
terutama mereka yang kurang pandai
dalam suatu mata pelajaran.
Pembelajaran peer teaching adalah
pembelajaran yang terpusat pada
siswa, dalam hal ini siswa belajar dari
siswa lain yang memiliki status umur,
kematangan/harga diri yang tidak
jauh beda dengan dirinya (Andrizal,
2013: 37). Hal ini bisa membuat siswa
tidak merasa terpaksa menerima ide
dan sikap dari gurunya yang tidak
lain adalah teman sendiri dengan kata
lain peer teaching. Teman sebaya yang
lebih pandai memberikan bantuan
belajar kepada teman sekelas di
sekolah (Febianti, 2014: 81).
Setiap metode pembelajaran
mempunyai kebaikan dan kelemahan
serta harus sesuai dengan
karakteristik siswa (Gintings, 2010:
82). Salah satu kelebihan metode peer
teaching adalah memudahkan siswa
mengeluarkan pendapat/pikiran dan
kesulitan kepada temann sendiri
(Chatib, 2009). Siswa biasanya enggan
mengeluarkan pendapat secara
langsung kepada guru. Sehingga
sistem pengajaran dengan peer
teaching diyakini dapat membantu
siswa yang lemah dalam menerima
pelajaran dari guru (Prastowo, 2018:
39).
Bantuan belajar teman sebaya
dapat menghilangkan kecanggungan
Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 77
(Anggrowati, 2011: 106), karena yang
membantu siswa dalam belajar adalah
teman sendiri. Rasa nyaman yang
dirasakan membuat siswa lebih
senang saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, sehingga siswa lebih
mudah dalam memahami materi. Bagi
siswa yang takut bertanya pada guru,
metode ini juga dapat membantu
siswa tersebut untuk tetap bertanya
dikelas tanpa takut lagi, karena yang
ditanya adalah teman sendiri.
(Andrizal, 2013: 38).
Melalui metode pembelajaran peer
teaching siswa dibagi kedalam
beberapa kelompok kecil yang
dipimpin seorang tutor yang diambil
dari siswa itu sendiri yang dikenal
dengan both group. Mengajar teman
sebaya memberikan kesempatan
kepada siswa mempelajari sesuatu
dengan baik pada waktu yang sama,
ia menjadi narasumber bagi siswa lain
(Anggorowati, 2013:106). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh
Anggraini Dian Rizkasari (2015),
menyatakan metode peer teaching
dapat mengakselerasi pembelajaran
baca tulis Al-Qur’an (BTA), dapat
meningkatkan minat, semangat derta
keaktifan siswa (Rizkasari, 2015).
Kemudian Miftakhul Hidayah (2013)
dalam penelitiannya, menyimpulkan
bahwa perilaku siswa pada
pembelajaran Bahasa Arab
menunjukkan perubahan dengan
penggunaan metode pembelajaran
peer teaching (Hidayah, 2013). Robiatul
Aekah (2019) menyimpulkan dalam
penelitiannya bahwa penggunaan
metode pembelajaran peer teaching
dapat meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa (Aekah,
2018). Dengan demikian, metode
pembelajaran peer teaching sangat
bagus di terapkan pada pembelajaran
membaca Al-Qur’an di Sekolah Dasar
sehingga dapat mengatasi kesulitan
belajar Al-Qur’an di SDN 21
Sijunjung.
KAJIAN TEORI
Metode Peer Teaching
Metode pembelajaran peer teaching
mengandung makna yang sama
dengan tutor teman sejawat,
merupakan salah satu pendekatan
mengajar yang menuntut seorang
siswa mampu mengajar siswa lain
(Surati, 2018: 110). Tutor sebaya juga
seringkali digunakan setelah proses
pembelajaran di kelas berlangsung,
biasanya salah seorang siswa menjadi
tutor untuk teman-temannya yang
belum memahami pembelajaran di
kelas (Febianti, 2014: 80). Bantuan
belajar oleh teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan
dengan bahasa yang lebih mudah
dipahami, tidak ada rasa enggan,
rendah diri, malu, dan sebagainya,
sehingga siswa yang kurang paham
tidak segan untuk mengungkapkan
78 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020
kesulitan belajar yang dihadapinya
(Sundari, 2007: 71).
Kemampuan Membaca Q.S Al-Fiil
Kemampuan membaca Q.S Al-Fiil
ayat 1-5 siswa pada Penelitian
Tindakan Kelas ini menyangkut
aspek:
1. Tajwid.
Tajwid artinya ilmu dalam
membaca ayat Al-Qur’an dengan
memenuhi hak-hak setiap huruf,
baik dari segi makhraj atau
sifatnya, memenuhi hak-hak setiap
bacaan yang timbul akibat
pertemuan huruf-huruf tersebut,
dan juga mematuhi aturan-aturan
lain yang berlaku dalam bacaan Al-
Qur’an. (Puslitbang Lektur
Keagamaan, Badan Litbang dan
Diklat, 2010: 2)
a. Makharijul huruf
Yaitu tempat keluarnya huruf.
b. Mad
Mad berarti memanjangkan
bacaan (Mulyadi, 2020:50).
Bacaan mad secara garis besar
terbagi menjadi 2 yaitu Mad
Thabi’i dan Mad Far’i.
c. Qalqalah
Qalqalah menurut bahasa
artinya memantul atau membal
atau berbalik atau gerak.
Menurut ilmu tajwid Qalqalah
adalah huruf-huruf yang sukun
dibaca dengan gerakan suara
seakan-akan bergema secara
tiba-tiba sehingga terdengar
membalik dengan suara yang
rangkap Huruf-hurufnya ada 5,
yaitu: (ق ط ب د ج). Qalqalah
terbagi dua: Qalqalah Sugra dan
kubra (Mahfani, 2008: 39)
d. Hukum Mim Mati
Diantaranya: Idzhar Syafawi,
Idgham Mimi, Ikhfa’ Syafawi,
(Mahfani, 2008: 36)
e. Hukum Nun Mati
Diantaranya: Idzhar, Idgham,
Ikhfa, dan Iklab(Mahfani, 2008:
30-36).
2. Tartil.
Tartil mengandung arti teratur,
perlahan, membaguskan dan
memperhatikan tajwidnya
(Mahfani, 2008: 26). Tartil yang
dimaksud pada ayat tersebut
adalah tartil Al-Qur’an adalah
“membacanya dengan perlahan-
lahan sambil memperjelas huruf-
huruf berhenti dan memulai
(ibtida’), sehingga pembaca dan
pendengarnya dapat memahami
dan menghayati kandungannya”
(Shihab, 2007:156).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca
Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 79
Al-Qur’an Kelas IV SDN 21 Sijunjung.
Dalam PTK ini perlakuannya adalah:
“penerapan metode pembelajaran peer
teaching” yang bersifat: “before-after”
yaitu membandingkan kemampuan
membaca Q.S Al-Fiil siswa kelas IV
SDN 21 Sijunjung sebelum dan setelah
penerapan metode peer teaching.
Penelitian dilakukan melalui dua
siklus dengan setiap Siklus dilakukan
pengujian hipotesis tindakan
sebanyak empat proses yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Analisis data penelitian
menggunakan uji t paired sampel
berpasangan. Dengan menggunakan
rumus:
thitung = 𝑑
𝑠/√𝑛
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Pra Siklus
1. Nilai Pengetahuan Membaca Q.S
Al-Fiil
Nilai pengetahuan membaca Q.S
Al-Fiil siswa sebelum penerapan
metode peer teaching di kelas IV
SDN 21 Sijunjung sebelum
tindakan adalah 65,19 dengan
persentase ketuntasan mencapai
22,22% dari 27 orang siswa.
2. Nilai Keterampilan Membaca Q.S
Al-Fiil
Data pertama sebagai prasyarat
dilakukan tindakan adalah nilai
praktik membaca Q.S Al-Fiil siswa
kelas IV SDN 21 Sijunjung tanpa
menerapkan metode peer teaching
dengan rata-rata nilai 61,93 dengan
persentase ketuntasan secara
klasikal 26% dari 27 orang siswa.
Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi:
a. Melakukan analisis kurikulum
untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan di sampaikan
kepada siswa dalam
pembelajaran.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada materi
membaca Q.S Al-Fiil dengan
penerapan peer teaching.
c. Menyiapkan lembar observasi
berupa lembar observasi
kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran, dan
lembar observasi aktifitas belajar
siswa
d. Menyiapkan catatan reflektif
siswa.
e. Menyiapkan sumber dan bahan
ajar yang berkaitan dengan
materi membaca Q.S Al-Fiil.
f. Menyusun alat evaluasi
pembelajaran yaitu tes
pengetahuan dan praktik
kemampuan membaca Q.S Al-
Fiil.
80 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020
2. Pelaksanaan
Melakukan kegiatan pembelajaran
pada materi membaca Q.S Al-Fiil
dengan penerapan metode peer
teaching sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.
3. Observasi
a. Peneliti mengamati siswa secara
langsung selama proses
pembelajaran.
b. Pengamat (observer) mengamati
kegiatan aktifitas siswa selama
proses pembelajaran mengguna
kan lembar observasi aktifitas
siswa, dan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran
menggunakan lembar observasi
aktifitas guru mengelola
pembelajaran.
c. Guru bidang studi mengamati
sikap siswa selama proses
pembelajaran.
4. Refleksi
Merefleksi pelaksanaan Siklus I
dengan melihat aktifitas siswa kelas
IV SDN 21 Sijunjung dan guru
pada pembelajaran membaca Q.S
Al-Fiil dengan penerapan peer
teaching. Hasil analisis catatan
reflektif siswa dan data observasi
digunakan untuk melihat sejauh
mana kegiatan pembelajaran pada
Siklus I dapat meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran. Hasil refleksi ini
digunakan sebagai revisi
pelaksanaan Siklus berikutnya.
Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berdasarkan
hasil refleksi pada Siklus I.
2. Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran
membaca Q.S Al-Fiil dengan
menggunakan metode peer teaching
berdasarkan RPP hasil refleksi pada
Siklus I.
3. Observasi
a. Mengamati siswa secara
langsung selama proses
pembelajaran.
b. Pengamat (observer) melakukan
pengamatan meliputi aktifitas
siswa selama proses
pembelajaran menggunakan
lembar observasi aktifitas siswa,
dan kemampuan guru
mengelola pembelajaran
menggunakan lembar observasi
aktifitas guru mengelola
pembelajaran.
c. Guru mengamati sikap siswa
selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Guru melakukan refleksi terhadap
pelaksanaan Siklus II.
Penyajian Data Penelitian
1. Kemampuan Guru Dalam
Menerapkan Pembelajaran Peer
Teaching
Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 81
Perbandingan kemampuan
guru dalam menerapkan metode
peer teaching pada siklus I dan
Siklus II dapat dilihat pada Gambar
1 berikut:
Gambar 1: Histogram Kemampuan
Guru
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan Gambar 2 di atas
menunjukkan bahwa adanya
peningkatan kemampuan
pengelolaan pembelajaran dengan
metode peer teaching pada materi
membaca Q.S Al-Fiil oleh guru
Pendidikan Agama Islam dari
Siklus I ke Siklus II.
2. Aktifitas Siswa dalam
Pembelajaran Peer Teaching
Perbandingan aktifitas siswa
dalam menerapkan metode peer
teaching pada siklus I dan Siklus II
dapat dilihat pada Gambar 3
berikut:
Gambar 2: Histogram Aktifitas
Siswa
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan Gambar 2 di atas
menunjukkan bahwa adanya
peningkatan aktifitas siswa dengan
metode peer teaching pada materi
membaca Q.S Al-Fiil dari Siklus I
ke Siklus II.
3. Kemampuan Membaca Q.S Al-Fiil
dengan Penerapan Pembelajaran
Peer Teaching
Untuk melihat perbandingan
nilai pengetahuan siswa sebelum
dan sesudah tindakan maka
dilakukan uji independent sample t-
test dengan uji T Paired sampel
berpasangan, dengan hasil nilai
thitung sebesar 0,575 dan ttabel adalah
0,317. Jika nilai thitung > ttabel
maka perbedaan rata-rata nilai
signifikan, dan sebaliknya jika nilai
thitung < ttabel maka tidak signifikan
(HR, 2019:63). Ini berarti bahwa
thitung (0,575) berada di atas dari
ttabel (0,317).
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata yang
signifikan antara sebelum dengan
sesudah tindakan penerapan peer
teaching pada materi membaca Q.S
Al-Fiil di kelas IV SDN 21
Sijunjung.
Sementara perbandingan nilai
keterampilan sebelum dan sesudah
tindakan setelah dilakukan uji
independent sample t-test dengan uji
T Paired sampel berpasangan,
0
2
4
6
Skor Persentase
Ketercapaian
Siklus I
Siklus II
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
Rendah Cukup Tinggi Sangat
Tinggi
Siklus I
Siklus II
82 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020
mendapatkan hasil nilai thitung
sebesar 0,905 dan ttabel adalah 0,317.
Jika nilai thitung > ttabel
maka perbedaan rata-rata nilai
signifikan, dan sebaliknya jika nilai
thitung < ttabel maka tidak signifikan
(HR, 2019:63). Ini berarti bahwa
thitung (0,905) berada di atas dari
ttabel (0,317).
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata
keterampilan yang signifikan
antara sebelum dengan sesudah
tindakan penerapan peer teaching
pada materi membaca Q.S Al-Fiil di
kelas IV SDN 21 Sijunjung.
Pembahasan
Pengetahuan Membaca Q.S Al-Fiil
Siswa
Hasil uji independent sample t-test
dengan uji T Paired sampel
berpasangan memperoleh nilai thitung
sebesar 0,575 dan ttabel adalah 0,317.
Jika nilai thitung > ttabel maka perbedaan
rata-rata nilai signifikan, dan
sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka
tidak signifikan (HR, 2019:63). Ini
berarti bahwa thitung (0,575) berada di
atas dari ttabel (0,317). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata
yang signifikan antara sebelum
dengan sesudah tindakan penerapan
peer teaching pada materi membaca
Q.S Al-Fiil di kelas IV SDN 21
Sijunjung khususnya pada aspek
pengetahuan.
Peningkatan nilai yang signifikan
ini terjadi karena adanya peningkatan
pengelolaan pembelajaran oleh guru
Pendidikan Agama Islam dari Siklus I
ke Siklus II. Motivasi dan teknik
pembelajaran yang diberikan guru
sangat menentukan ketuntasan hasil
belajar. Dengan demikian teknik
pembelajaran guru sangat
berpengaruh kepada hasil
pembelajaran. Hal ini senada
disampaikan oleh Harumi dalam
penelitiannya bahwa motivasi
menimbulkan perubahan pada
pengetahuan, keterampilan, sikap dan
tingkah laku Harumi, 2018: 40).
Pengelolaan pembelajaran oleh
guru juga berimplikasi pada aktifitas
belajar siswa yang akhirnya hasil
pembelajaran ditentukan oleh
penguasaan guru terhadap metode
pembelajaran. Seperti yang
disampaikan oleh Agung Suharsono
bahwa penggunaan metode
pembelajaran sebagai usaha
peningkatan hasil belajar siswa yang
menjadi tujuan utama dalam proses
pembelajaran di sekolah (Suharsono,
2018:7)
Keterampilan Membaca Q.S Al-Fiil
Siswa
Hasil uji independent sample t-test
dengan uji T Paired sampel
berpasangan memperoleh nilai thitung
Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 83
sebesar 0,905 dan ttabel adalah 0,317.
Jika nilai thitung > ttabel maka perbedaan
rata-rata nilai signifikan, dan
sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka
tidak signifikan (HR, 2019:63). Ini
berarti bahwa thitung (0,905) berada di
atas dari ttabel (0,317). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata
keterampilan yang signifikan antara
sebelum dengan sesudah tindakan
penerapan peer teaching pada materi
membaca Q.S Al-Fiil di kelas IV SDN
21 Sijunjung.
Peningkatan nilai yang signifikan
ini terjadi karena adanya peningkatan
pengelolaan pembelajaran oleh guru
Pendidikan Agama Islam dari Siklus I
ke Siklus II. Motivasi dan teknik
pembelajaran yang diberikan guru
sangat menentukan ketuntasan hasil
belajar. Penggunaan metode driil
(berulang secara klasikal yang
dipimpin guru) yang dipadukan
dengan meteode peer teaching dengan
kelompok kecil, membuat
pembelajaran menjadi lebih
bermakna. Pengalaman yang
dihasilkan tertanam pada diri siswa.
Lefudin dalam bukunya menyatakan
bahwa penggunaan metode
pembelajaran untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aktif
sehingga tercapai tujuan pembelajaran
(Lefudin, 2017:149). Dengan demikian
pengelolaan pembelajaran sangat
menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran. Sebagaimana Darmadi
mengatakan bahwa Guru merupakan
factor penting berhasilnya proses
pembelajaran (Darmadi, 2017:66).
Berdasarkan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa penerapan
metode peer teaching dapat
meningkatkan kemampuan membaca
Q.S Al-Fiil siswa kelas IV SDN 21
Sijunjung, terbukti dengan ketuntasan
nilai kemampuan membaca Q.S Al-
Fiil ayat 1-5 siswa kelas IV SDN 21
Sijunjung yang pada Siklus II sudah
mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Nilai thitung pada aspek
pengetahuan membaca Q.S Al-Fiil
sebesar 0,575 menggunakan nilai df
= 50 pada taraf signifikasi 1 sisi
adalah 0,050 dan ttabel sebesar 0,317.
Ini berarti bahwa thitung (0,575)
berada di atas dari ttabel (0,317).
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan
membaca Q.S Al-Fiil siswa kelas IV
SDN 21 Sijunjung meningkat
signifikan melalui penerapan
metode pembelajaran peer teaching.
2. Nilai thitung pada aspek
keterampilan membaca Q.S Al-Fiil
sebesar 0,905 menggunakan nilai df
= 50 pada taraf signifikasi 1 sisi
adalah 0,050 dan ttabel sebesar 0,317.
84 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020
Ini berarti bahwa thitung (0,905)
berada di atas dari ttabel (0,317).
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keterampilan
membaca Q.S Al-Fiil siswa kelas IV
SDN 21 Sijunjung meningkat
signifikan melalui penerapan
metode pembelajaran peer teaching.
Saran
1. Penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan bagi pendidik
khususnya guru SDN 21 Sijunjung
untuk merealisasikan metode peer
teaching dalam proses belajar
mengajar di kelas untuk
meningkatkan hasil belajar siswa
ataupun mutu pendidikan.
2. Peneliti berharap kepada peneliti
lainnya agar memperhatikan
peningkatan hasil belajar siswa
pada setiap siklus PTK yang
dilaksanakan selain melihat
peningkatan persentase ketuntasan
siswa pada setiap siklus PTK.
3. Peneliti berharap kepada peneliti
lainnya agar mengkombinasikan
metode pembelajaran peer teaching
dengan pendekatan, metode, dan
model lain, serta menerapkan pada
materi lain agar dapat diketahui
pandangan lebih luas terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
KEPUSTAKAAN ACUAN
Aekah, R. (2018). Penerapan Metode
Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VII Pada Mata
Pelajaran PAI di SMP Al-Ghazaly
Kota Bogor. Jurnal Mitra
Pendidikan, 2(1), 11–22.
Al-Khuzaim, M. S. (2016). Tuntunan
Qiyamul Lail (T. Damas, ed.).
Qisthi Press.
Ali, M. M. (2015a). Al Qur’an Terjemah
dan Tafsir. Darul Kutubil
Islamiyah.
Ali, M. M. (2015b). Al Qur’an Terjemah
dan Tafsir. Darul Kutubil
Islamiyah.
Andrizal, M. (2013). Penerapan Metode
Peer Group Teaching Dalam Proses
Pembelajaran Pendidikan Agama.
Pendidikan Agama Islam, 53(9),
1689–1699.
Anggorowati, N. P. (2013). Penerapan
Model Pembelajaran Tutor Sebaya
pada Mata Pelajaran Sosiologi.
Komunitas: International Journal
Of Indonesian Society And
Culture, 3(1), 103–120.
Chatib, M. (2009). Sekolahnya manusia:
Sekolah Berbasis Multiple
Intelligences di Indonesia. Kaifa.
Dahlan, A. A. (1987). Sejarah
perkembangan pemikiran dalam
Islam (5th ed.). indonesia:
Beunebi Cipta.
Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 85
Darmadi. (2017). Pengembangan Model
dan Metode Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Siswa.
Deepublish.
Daulay, H. P. (2009). Dinamika
pendidikan Islam di Asia Tenggara.
Rineka Cipta.
Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Nasional.
Febianti, Y. N. (2014). Peer Teaching
(Tutor Sebaya) Sebagai Metode
Pembelajaran untuk Melatih Siswa
Mengajar. Edunomic Jurnal
Ilmiah Pendidikan Ekonomi,
2(2), 80–87.
Gintings, A. (2010). Esensi Praktis
Belajar dan Pembelajaran.
Humaniora Utama Press.
Hanafi, H. dkk. (2018). Ilmu Pendidikan
Islam. indonesia: Deepublish.
Harumi. (2018). Penggunaan Metode
Driil Untuk Meningkatkan
Motivasi dan Kemampuan Bercerita
di depan Kelas pada Siswa Kelas VII
I SMP Negeri 6 WonogiriSemester
Genap Tahun Ajaran 2016/2017.
Jurnal Pendidikan Konvergensi:
Edisi Juli 2018 Jurnal Pendidikan.
Hidayah, M. (2013). Pengoptimalan
Keterampilan Membaca Bahasa
Arab Dengan Model Pembelajaran
Tutor Sebaya Di Kelas VII H MTS
Negeri Kendal Tahun 2012/2013.
Lisanul’ Arab: Journal of Arabic
Learning and Teaching, 2(1).
HR, S. (2019). Statistik Dan Metodologi
Penelitian Dengan Implementasi
Pembelajaran Android. KBM
Indonesia.
Lefudin. (2017). Belajar dan
Pembelajaran Dilengkapi dengan
Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan
Pembelajaran dan Metode
Pembelajaran. Deepublish.
Ma’rifah, M. H. (2007). Sejarah Al-
Qur’an (2007th ed.). Indonesia:
Al-Huda.
Mahfani, M. K. Al. (2008). Juz Amma
Tajwid Berwarna &
Terjemahannya. WahyuMedia.
Mulyadi. (2020). Teori Tajwid:
Berdasarkan Qiraat Imam ’Ashim
Riwayat Hafsh. Dilariza.
Nasution, M. K. (2017). Penggunaan
metode pembelajaran dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal
Ilmiah Bidang Pendidikan.
Prastowo, A. (2018). Sumber belajar dan
86 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020
pusat sumber belajar: Teori dan
Aplikasinya di
Sekolah/Madrasah (1st ed.).
Kencana.
Puslitbang Lektur Keagamaan, Badan
Litbang dan Diklat, K. A. R.
(2010). Kemampuan membaca dan
menulis huruf al-Qur’an pada siswa
SMP: survei di Provinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
D.I. Yogyakarta, Banten, dan
DKI Jakarta.
Quthb, S. (2000). Tafsir Fi Zhilalil
Qur`an Jilid 5 Ed.Super Lux.
indonesia: Gema Insani.
Rizkasari, A. D. (2015). Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengakselerasi Motivasi Baca Tulis
Al-Qur’an (BTA) Melalui Metode
Peerteaching Pada Siswa Kelas X
SMK Negeri 9 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015. 2015.
Retrieved from
http://weekly.cnbnews.com/ne
ws/article.html?no=124000
Shihab, M. Q. (2007). Membumikan Al-
Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu
dalam Masyarakat. Bandung:
Mizan Media Utama.
Solikah, A. (2015). Strategi Peningkatan
Mutu Pembelajaran Pada Sekolah
Unggulan : Studi Multi Situs di MI
Darul Muta’Alimin Frateran 1
Kota Kediri. Deepublish.
Sulastri, E. (2019). 9 Aplikasi Metode
Pembelajaran. GUEPEDIA.
Sundari, S. (2007). Peningkatan
Kreativitas dan Prestasi Belajara
Materi Aplikasi Perangkat Lunak
Melalui Metode Tutor Sebaya pada
Siswa Kelas X AP3 Semester Gasal
SMK Negeri 4 Klaten Tahun
Pelajaran 2015/2016. Jurnal
Pendidikan Dwija Utama, 71.
Surati. (2018). Peningkatan Sikap Sosial
dan Keterampilan Melakukan
Gerakan Lompat Jauh Gaya
Menggantung Melalui
Pembelajaran Metode Peer Tutoring
Bagi Siswa Kelas XI Mipa-1
Program 4 Semester Gasal SMA
Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran
2017/2018. Jurnal Pendidikan
Dwija Utama, 110.
Syarbini, A. dkk. (2012). Kedahsyatan
Membaca Al-Qur’an (1st ed.; R.
Renggana, ed.).
Syarifuddin, A. (2004). Mendidik anak:
membaca, menulis dan mencintai
Al-Quran. Indonesia: Gema
Insani.