Date post: | 01-Jan-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | alim-sumarno |
View: | 273 times |
Download: | 0 times |
70
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL
MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR
SISWA
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya
SMA Negeri 1 Kraksaan, Probolinggo
ABSTRACT
This research is aimed to know the implementation of direct learning by remedial
trough the peer teaching to the teacher activity, student activity, learning
comprehensiveness The subject of this research is the XI Social 1 class in SMA Negeri
1 Kraksaan year 2011/2012. This study applies the class action research that done in
two cycles.
The study shows that the teacher activity is increased based on the acquired average
score which is increased form the first cycle to the second cycle, that is 3,6 (fair); and
4,23 (good). Whereas the student activity shows 3,38 (fair) and 4,00 (good) in the
second cycle. The classical comprehensiveness result in the first cycle is 93,94% and
100% in the second cycle. In other words, the classical comprehensiveness is reached
and increased. The student’s positively response the model, it is proved by the number
of agreed student dealt with the method applied is 84,84%.
Key words: direct Instruction model, remedial peer teaching, learning
comprehensiveness.
Nisaul Lifty Wardani dan Kasron
71
Perkembangan zaman yang
semakin modern menyebabkan perubahan
berbagai aspek kehidupan yang senantiasa
menuntut kualitas sumber daya manusia
yang tinggi. Penguasaan ilmu
pengetahuan, memiliki moral yang
tangguh dan kokoh untuk mempersiapkan
sumber daya manusia sangat diperlukan
dalam proses pembangunan masyarakat,
bangsa, dan negara. Upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia
dilaksanakan melalui jalur pendidikan.
Pendidikan tidak lepas dari proses
belajar-mengajar. Dalam proses belajar-
mengajar diperlukan peranan aktif guru
yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara aktif dan efisien, sehingga proses
belajar-mengajar dapat berhasil sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Salah satu cara untuk untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajran yaitu dengan melihat hasil
belajar, jika hasil belajar tersebut telah
menunjukkan hasil yang baik maka tujuan
dari pembelajaran diharapkan dapat
mencapai ketuntasan belajar.
Namun dalam kenyataannya setiap
siswa mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda. Materi pelajaran lebih
mudah dipahami oleh siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, tetapi siswa yang
memiliki kemampuan rendah akan
membutuhkan waktu yang lebih lama
dalam memahami materi pelajaran. Siswa
yang lambat belajar umumnya mengalami
kesulitan belajar dan mendapatkan nilai
dibawah rata-rata setelah diadakan suatu
tes atau ulangan.
Hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran akuntansi SMA Negeri 1
Kraksaan diperoleh data bahwa tingkat
ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 1
masih rendah, Hal ini terlihat dari hasil
ulangan kelas XI IPS 1 yang mencapai
ketuntasan belajar sebesar 69,70%.
Berdasarkan teori tuntas belajar
keberhasilan kelas dapat dilihat dari
jumlah siswa yang tuntas sekurang-
kurangnya sebesar 85% dari jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut (Trianto: 2009:
241).
Sejalan dengan keyataan tersebut
diperlukan usaha-usaha untuk
meningkatkan hasil belajar agar tercapai
ketuntasan belajar yang telah ditentukan.
Oleh karena itu salah satu solusi yang
dapat dilakukan guru adalah dengan
memilih model pembelajaran yang tepat
sehingga dapat membantu kesulitan siswa
serta mencapai ketuntasan belajar yang
diharapkan. Salah satunya adalah model
pembelajaran langsung.
Model pembelajaran langsung
dipilih karena dalam pelajaran akuntansi
materinya berupa suatu proses yang
berkelanjutan dan sulit dimengerti oleh
siswa sehingga perlu dipelajari secara
bertahap (selangkah demi selangkah).
Arends (dalam Trianto,2009:41) yang
menyebutkan bahwa Model pembelajaran
langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah.
Selain menggunakan model
pembelajaran yang inovatif, untuk
mencapai ketuntasan belajar siswa, guru
juga harus mengadakan perbaikan
(kegiatan remedial). Kegiatan remedial
adalah usaha pemberian bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar
untuk mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik atau mencapai ketuntasan
belajar. Ada beberapa metode yang biasa
digunakan dalam kegiatan remedial salah
satunya adalah metode tutor sebaya.
Metode tutor sebaya merupakan
metode penyajian pelajaran dimana siswa
yang ditunjuk sebagai tutor membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Siswa yang memiliki prestasi baik, punya
hubungan sosial baik dan cukup disenangi
oleh temannya sebagai tutornya untuk
membantu temannya yang mengalami
kesulitan belajar, dengan kegiatan tutor
72
sebaya dapat terjalin hubungan yang lebih
dekat dan akrab antar siswa sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif.
Dengan menerapkan Model
Pembelajaran Langsung diharapkan siswa
dapat mencapai ketuntasan belajar. Selain
itu dengan remedial melalui tutor sebaya
diharapkan siswa dapat lebih mudah
memahami materi akuntansi.
Berdasarkan latar belakang diatas
perlu dilakukan penelitian ”Penerapan
Model Pembelajaran Langsung Dengan
Remedial Melalui Tutor Sebaya Untuk
Mencapai ketuntasan Belajar Siswa
Kelas XI IPS 1 Di SMA Negeri 1
Kraksaan”. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas guru
selama menerapkan Model Pembelajaran
Langsung dengan remedial melalui tutor
sebaya pada kompetensi menyusun
laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA
Negeri 1 Kraksaan?.(2) Bagaimana
aktivitas siswa selama Penerapan Model
Pembelajaran Langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya pada kompetensi
meyusun laporan keuangan kelas XI IPS 1
di SMA Negeri 1 Kraksaan?. (3)
Bagaimana ketuntasan belajar siswa
setelah diterapkan Model Pembelajaran
Langsung dengan remedial melaui tutor
sebaya pada kompetensi menyusun
laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA
Negeri 1 Kraksaan?. (4) Bagaimana
Respon siswa terhadap Model
Pembelajaran Langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya pada kompetensi
menyusun laporan keuangan kelas XI IPS
1 di SMA Negeri 1 Kraksaan?
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Slameto (2003:2),“Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”
Muhibbin Syah (2006:122)
mengemukakan jenis-jenis belajar sebagai
berikut : (1) belajar abstrak, yaitu belajar
yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya adalah untuk
memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata, (2)
belajar keterampilan, yaitu belajar dengan
menggunakan gerakan-gerakan motorik
yakni berhubungan dengan urat-urat syaraf
dan otot-otot/neoromuscular. Tujuannya
adalah memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmaniah tertentu, (3)
belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar
memahami masalah-masalah dan teknik-
teknik untuk memecahkan masalah
tersebut. Tujuannya adalah untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan
dalam memecahkan masalah-masalah
sosial seperti masalah keluarga, masalah
persahabatan, masalah kelompok, dan
masalah-masalah lain yang bersifat
kemasyarakatan, (4) belajar pemecahan
masalah, pada dasarnya adalah belajar
menggunakan metode-metode ilmiah atau
berpikir secara sistematis, logis, teratur
dan teliti. Tujuannya ialah untuk
memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah
secara rasional, lugas, dan tuntas, (5)
belajar rasional ialah belajar dengan
menggunakan kemampuan berpikir secara
logis dan rasional (sesuai dengan akal
sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh
aneka ragam kecakapan menggunakan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep, (6)
belajar kebiasaan adalah proses
pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan-kepbiasaan yang
telah ada. Tujuannya agar siswa
memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat
dan positif dalam arti selaras dengan
kebutuhan ruang dan waktu (konstektual),
(7) belajar apresiasi, adalah belajar
mempertimbangkan (judgment) arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya
adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa
(affective skills) yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat
terhadap nilai objek tertentu misalnya
73
apresiasi sastra, apresiasi musik dan
sebagainya, (8) belajar pengetahuan (studi)
ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek
pengetahuan tertentu. Tujuan belajar
pengetahuan ialah agar siswa memperoleh
atau menambah informasi dan pemahaman
terhadap pengetahuan tertentu yang
biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat
khusus dalam mempelajarinya, misalnya
dengan menggunakan alat-alat
laboraturium dan penelitian lapangan.
Menurut Syah (2006:132), faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar adalah
pertama Faktor Internal Faktor Internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri, meliputi dua aspek, yaitu
aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
dimana kondisi umum jasmani dan tonus
(tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran dan aspek psikologis (yang
bersifat rohaniah). Faktor-faktor rohaniah
siswa yang pada umumnya dipandang
lebih esensial adalah Tingkat
kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa dan motivasi
siswa.
Kedua faktor eksternal adalah
faktor dari luar siswa, meliputi dua macam
yaitu: (1) faktor lingkungan sosial, dimana
lingkungan sosial sekolah seperti para
guru, para staf administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa.
Sedangkan lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat, tetangga juga teman-teman
sepermainan disekitar perkampungan
siswa tersebut. Disamping faktor sosial
ada juga faktor lingkungan nonsosial,
faktor-faktor yang termasuk lingkungan
nonsosial seperti gedung sekolah dan
letaknya, alat-alat belajar dan keadaaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan
siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.
Ketiga faktor pendekatan belajar,
dimana pendekatan belajar adalah segala
cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektifitas dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan belajar
tertentu.
Model pembelajaran langsung
adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengatahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
bertahap, selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri model pembelajaran langsung
(dalam Kardi & Nur, 2000:3) adalah
sebagai berikut : (1) adanya tujuan
pembelajaran dan pengaruh model pada
siswa termasuk prosedur penilaian belajar,
(2) sintaks atau pola keseluruhan dan alur
kegiatan pembelajaran
Sintaks model pembelajaran
langsung disajikan dalam 5 (lima) tahap,
seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Sintaks Pembelajaran Langsung
Fase Peran Guru
Fase 1
Meyampaikan
tujuan dan
mempersiapkan
siswa
Guru menjelaskan
TPK, informasi
latar belakang
pelajaran,
pentingnya
pelajaran,
mempersiapkan
siswa untuk belajar
Fase 2
Mendemonstrasika
n pengetahuan dan
keterampilan
Guru
mendemonstrasika
n keterampilan
dengan benar, atau
menyajikan
74
Fase Peran Guru
informasi tahap
demi tahap
Fase 3
Membimbing
pelatihan
Guru
merencanakan dan
memberi
bimbingan
pelatihan awal
Fase 4
Mengecek
pemahaman dan
memberikan umpan
balik
Mengecek apakah
siswa berhasil
melakukan tugas
dengan baik,
memberi umpan
balik
Fase 5
Memberikan
kesempatan untuk
pelatihan lanjutan
dan penerapan
Guru
mempersiapkan
kesempatan
melakukan
pelatihan lanjutan,
dengan perhatian
khusus pada
penerapan kepada
situasi lebih
kompleks dan
kehidupan sehari-
hari
Selanjutnya menurut Kardi dan Nur
(2000:27-43), langkah-langkah
pembelajaran langsung meliputi tahapan
berikut ini : (1) menyampaikan tujuan dan
menyiapkan siswa, tujuan langkah awal ini
untuk menarik dan memusatkan perhatian
siswa, serta memotivasi mereka untuk
berperan serta dalam pelajaran itu. (2)
menyampaikan tujuan, siswa perlu
mengetahui dengan jelas, mengapa mereka
berpartisipasi dalam suatu pelajaran
tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa
yang dapat mereka lakukan setelah selesai
berperan serta dalam pelajaran itu. (3)
menyiapkan siswa, kegiatan ini bertujuan
untuk menarik perhatian siswa,
memusatkan perhatian siswa pada pokok
pembicaraan, dan mengingatkan kembali
pada hasil belajar yang telah dimilikinya,
yang relevan dengan pokok pembicaraan
yang akan dipelajari. (4) presentasi dan
demonstrasi, kunci untuk berhasil ialah
mempresentasikan informasi sejelas
mungkin dan mengikuti langkah-langkah
demonstrasi yang efektif. (5) mencapai
kejelasan, hasil-hasil penelitian secara
konsisten menunjukkan bahwa
kemampuan guru untuk memberikan
informasi yang jelas dan spesifik kepada
siswa mempunyai dampak yang positif
terhadap proses belajar siswa. (6)
melakukan demonstrasi, agar dapat
mendemostrasikan suatu konsep atau
keterampilan dengan berhasil, guru perlu
dengan sepenuhnya menguasai konsep
atau keterampilan yang akan
didemonstrasikan, dan berlatih melakukan
demonstrasi untuk menguasai komponen-
komponennya. (7) mencapai pemahaman
dan penguasaan, untuk menjamin agar
siswa akan mengamati tingkah laku yang
benar, guru perlu benar-benar
memperhatikan apa yang terjadi pada
setiap tahap demonstrasi ini, bahwa jika
guru menghendaki agar siswa-siswanya
dapat melakukan sesuatu yang benar, guru
berupaya agar segala sesuatu yang
didemonstrasikan juga benar. (8) Berlatih,
agar dapat mendemonstrasikan sesuatu
dengan benar diperlukan latihan yang
intensif, dan memperhatikan aspek-aspek
penting dari keterampilan atau konsep
yang didemonstrasikan. (9) memberikan
latihan terbimbing, salah satu tahap
penting dalam pembelajaran langsung
ialah cara guru mempersiapkan dan
melaksanakan “pelatihan terbimbing.”
Keterlibatan siswa secara aktif dalam
pelatihan dapat meningkatkan retensi,
membuat belajar berlangsung dengan
lancar, dan memungkinkan siswa
menerapkan konsep/keterampilan pada
situasi yang baru. (10) mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik,
tahap ini kadang-kadang disebut juga
dengan tahap resitasi, yaitu guru
memberikan beberapa pertanyaan lisan
atau tertulis kepada siswa dan guru
memberikan respons terhadap jawaban
siswa. Kegiatan ini merupakan aspek
75
penting dalam pembelajaran langsung,
karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan
tidak banyak manfaatnya bagi siswa. Guru
dapat menggunakan berbagai cara untuk
memberikan umpan balik, contoh: umpan
balik secara lisan, tes, dan komentar
tertulis. Tanpa umpan balik spesifik, siswa
tidak mungkin dapat memperbaiki
kekurangannya, dan tidak dapat mencapai
tingkat penguasaan keterampilan yang
mantap. (11) memberikan kesempatan
latihan mandiri, pada tahap ini, guru
memberikan tugas kepada siswa untuk
menerapkan keterampilan yang baru saja
diperoleh secara mandiri. Kegiatan ini
dilakukan oleh siswa secara pribadi yang
dilakukan di rumah atau di luar jam
pelajaran.
Menurut Fakihuddin (2007:12),
”Pembelajaran remedial adalah suatu
bentuk pembelajaran (sebagai upaya guru)
yang bersifat
menyembuhkan,membetulkan,membuat
menjadi lebih baik sistem pembelajaran
agar tercapai tujuan pembelajaran yang
optimal sebagaiman diharapkan.”
Menurut Djamarah dan Zain
(2006:108) menjelaskan kegiatan-kegiatan
yang terdapat dalam pembelajaran
remedial yaitu: (1) mengulang pokok
bahasan berikutnya, (2) mengulang bagian
dari pokok bahasan yang hendak dikuasai,
(3) memecahkan masalah atau
menyelesaikan soal-soal bersama-sama,
(4) memberikan tugas-tugas khusus.
Menurut Abu ahmadi (2004 :154)
tujuan kegiatan remedial adalah (1) agar
siswa dapat memahami dirinya,khususnya
prestasi belajarnya. (2) dapat
memperbaiki/mengubah cara belajar siswa
ke arah yang lebih baik. (3) dapat memilih
materi dan fasilitas belajar secara tepat. (4)
dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang jauh lebih
baik. (5) dapat melaksanakan tugas-tugas
belajar yang diberikan kepada siswa
Menurut Ahmadi (2004:184) Tutor
adalah siswa yang sebaya yang
ditunjuk/ditugaskan membantu temannya
yang mengalami kesulitan belajar, karena
hubungan antar teman umumnya lebih
dekat dibandingkan hubungan guru siswa.
Menurut Ahmadi (2004:184),
“Pemilihan tutor ini didasarkan atas
prestasi, punya hubungan sosial baik dan
cukup disenangi oleh teman-temannya”.
Dengan tutor ada kebaikannya, yaitu: (1)
adanya hubungan yang lebih dekat dan
akrab, (2) tutor sendiri kegiatannya
merupakan pengayaan dan menambah
motivasi belajar, (3) dapat meningkatkan
rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri
Menurut Mustaqim dan abdul
wahib (2003:113) menjelaskan ”Belajar
tuntas berarti bahwa setiap anak dalam
kelas yang anda hadapi akan secara tuntas
menguasai pelajaran yang disajikan
terlebih dahulu barulah dapat berpindah
pada pelajaran berikutnya .”
Caroll (Fakihuddin,2007: 53)
menjelaskan bahwa ketuntasan belajar
siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: (1) waktu yang tersedia untuk
menyelesaikan suatu bahan (scope) yang
telah ditentukan, misalnya satu semester,
(2) usaha yang dilakukan individu untuk
menguasai bahan tersebut, (3) bakat
seseorang yang sifatnya sangat indidual,
(4) kualitas pembelajaran/pembelajaran
atau tingkat kejelasan pembelajaran,
misalnya: strategi, penjelasan yang
diterima, pengaturan waktu dan materi
pembelajaran, (5) kemampuan siswa untuk
mendapatkan manfaat yang optimal dari
keseluruhan proses belajar mengajar yang
dihadapainya.
Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu dari
jurnal yang relevan dengan penelitian ini
adalah :
Titik nur afifah (2010) dalam
penelitiannya berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Direct Instruction dengan
Media LCD Proyektor Dalam Upaya
meningkatkatkan Hasil Belajar Siswa
Mata pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
Di SMA Negeri Rengel Tuban. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa Kegiatan belajar
76
mengajar untuk model pembelajaran
langsung dikatakan berhasil, sehingga
dapat dijadikan acuan untuk kegiatan
belajar mengajar selanjutnya dengan
menerapkan model pembelajaran
langsung. (2009)
Penelitian oleh Alfiyatul khasanah
yang berjudul Pelaksanaan remedial
melalui Tutor sebaya ntuk Meningkatkan
Ketuntasan belajar Siswa Mata pelajaran
Ekonomi Pada Siswa kelas XI IPS 1
SMAN 1 Taman. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa Melalui tutor
sebaya dapat mencapai ketuntasan belajar
siswa.
Kerangka Berfikir
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Menurut Wina sanjaya
(2009:26), “Penelitian Tindakan Kelas
diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas
melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memeecahkan masalah tersebut dengan
cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari
perlakuan tersebut”. Penelitian ini akan
meneliti tentang Penerapan Model
Pembelajaran Langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya untuk mencapai
ketuntasan belajar siswa pada kompetensi
menyusun laporan keuangan kelas XI IPS
1 Di SMA Negeri 1 Kraksaan.
Lokasi yang digunakan untuk
melakukan penelitian adalah di SMA
Negeri 1 Kraksaan, yang terletak di Jl
Imam Bonjol no 13, Kraksaan. Penelitian
ini dilaksanakan pada semester genap
tahun ajaran 2011/2012 di kelas XI IPS 1
Mata Pelajaran Akuntansi tahun ajaran
2011/2012. Fokus penelitian ini di kelas
XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik 33
siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 19
dan siswa perempuan berjumlah 14 siswa.
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPS tahun ajaran 2011-2012 di
SMA Negeri 1 Kraksaan yang terdiri atas
2 kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan IPS 2
yang masing-masing kelas terdiri dari 33
siswa. Dipilihnya subjek penelitian ini
karena kelas tersebut tingkat ketuntasan
belajarnya masih rendah.
Objek penelitian adalah
pembelajaran akuntansi dan ketuntasan
belajar akuntansi.
Penelitian ini dilakukan sebanyak
dua kali putaran karena untuk menambah
tingkat kepercayaan bahwa penerapan
Model Pembelajaran Langsung dengan
remedial melalui tutor sebaya dapat
menuntaskan hasil belajar siswa
khususnya pada kompetensi menyusun
laporan keuangan. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru dan pengamatan
dilakukan oleh guru mata pelajaran
akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1
Kraksaan dan mahasiswa Kanjuruan
Malang jurusan pendidikan akuntansi
2008.
Rancangan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini dijelaskan
pada gambar berikut ini:
Perencanaan
SIKLUS I
Tindakan Refleksi
Pengamatan
n Perencanaan
Refleksi SIKLUS II
Tindakan
Pengamatan
Fakta :
ketuntasan belajar
siswa dalam mata
pelajaran akuntansi
rendah
Harapan:
Siswa lebih mudah
memahami materi
pembelajaran sehingga
aktivitas dan ketuntasan
belajar tercapai
Masalah :
Ketuntasan belajar
siswa kelas XI IPS1 di
SMA Negeri 1
Kraksaan masih rendah
Solusi :
penerapan pembelajaran yang cocok (model
pembelajaran langsung dengan remedial melalui
tutor sebaya)
Ketuntasan belajar akuntansi
siswa tercapai
77
Gambar 3.1: Alur Penelitian Tindakan
Kelas
Sumber: Arikunto, Suharsimi (2009 : 16)
Gambar diatas menjelaskan bahwa
dalam tiap siklus terdapat empat tahap,
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi serta revisi. Hasil
revisi yang berupa evaluasi merupakan
acuan untuk pelaksanaan pada putaran
berikutnya. Tahapannya dapat dijelaaskan
sebagai berikut:
Tahap perencanan
Tahap ini peneliti menentukan dan
merencanakan hal-hal yang nantinya akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran
yang berupa perangkat pembelajaran yaitu
silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pada tahap ini juga
disiapkan instrument penelitian berupa
lembar pengamatan,tes dan angket respon
siswa terhadap penerapan Model
Pembelajaran Langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya.
Pelaksanaan
Tahap ini peneliti melaksanakan
kegiatan atau tindakan pokok dalam
siklus Penelitian Tindakan Kelas sebagai
upaya perubahan menuju arah perbaikan.
Guru menerapkan model pembelajaran
langsung dengan dilakukan pengamatan
dampak dari pembelajaran tersebut, serta
diakhir pelajaran guru memberikan tes
tertulis berupa post test.
Pengamatan
Tahap pengamatan ini dilakukan
analisis data untuk mengevaluasi
kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan
pengamatan sehingga diketahui
kekurangan dan kelebihan yang terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung
yang dilakukan oleh dua pengamat. Data
diperoleh dari lembar aktivitas guru,
lembar pengamatan aktivitas siswa, data
yang berupa tes hasil belajar dan data
respon siswa dari angket.
Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi
pembelajaran, peneliti melakukan
refleksi rancangan untuk tindakan
perbaikan untuk dilaksanakan pada
putaran berikutnya.
Posedur penelitian dilakukan
dengan langkah langkah berupa
perencanan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi pada siklus I dan siklus II. Berikut
ini adalah prosedur penelitian yang
digunakan pada tiap siklusnya: Tahap
perencanaan pada siklus I, peneliti
menyusun instrument pembelajaran terdiri
dari RPP, silabus dan instrument penelitian
yang terdiri dari lembar pengamatan
aktivitas guru, lembar pengamatan
aktivitas siswa, dan soal post test I.
Sedangkan tahap perencanaan pada siklus
II, peneliti menyusun instrument
pembelajaran terdiri dari RPP, silabus dan
instrument penelitian yang terdiri dari
lembar pengamatan aktivitas guru, lembar
pengamatan aktivitas siswa, dan soal post
test II dan angket respon siswa.
Selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan pada
siklus I, peneliti melakukan kegiatan
belajar mengajar dikelas melalui
penerapan model pembelajaran langsung
dengan remedial melalui tutor sebaya pada
kompetensi menyusun laporan keuangan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Salam pembuka dan mengecek kehadiran
siswa
Memotivasi siswa dengan bertanya
“menurut kalian apakah yang dimaksud
laporan keuangan? (Fase -1 MPL)
Menyampaikan kompetensi dan indicator
yang hendak dicapai serta tujuan
pembelajaran. (Fase-1 MPL)
Kegiatan inti
Guru mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan dengan menjelasakan
tentang pengertian laporan keuangan,
macam-macam laporan keuangan,fungsi
dan tujuan laporan keuangan, pengertian
laporan laba rugi, isi laporan laba rugi,
bentuk laporan laba rugi dan menyusun
laporan laba rugi. (Fase-2 MPL)
Guru memberikan latihan soal kepada
siswa (Fase-3 MPL)
78
Guru membimbing siswa mengerjakan
latihan soal (Fase-3 MPL)
Guru mengecek pemahaman siswa
dengan cara memberikan soal post test
dan memberikan umpan balik (Fase-4
MPL)
Guru memberikan soal kepada siswa
yang belum mencapai ketuntasan
belajar sebagai media belajar dengan
bimbingan tutor sebaya (Fase-5)
Guru memberikan soal remedi kepada
siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar (Fase-5)
Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Guru menyampaikan bahan ajar untuk
materi berikutnya.
Tahap pelaksanaan pada siklus II
yaitu:
Kegiatan Awal
Salam pembuka dan mengecek
kehadiran siswa
Memotivasi siswa dengan bertanya
“menurut kalian apakah yang
dimaksud laporan perubahan modal?
(Fase -1 MPL)
Menyampaikan kompetensi dan
indikator yang hendak dicapai serta
tujuan pembelajaran. (Fase-1 MPL)
Kegiatan inti
Guru mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan dengan menjelasakan
tentang pengertian laporan perubahan
modal, isi laporan perubahan modal,
menyusun laporan perubahan modal,
menjelaskan pengertian laporan
neraca, isi laporan neraca,bentuk
laporan neraca dan menyusun laporan
neraca. (Fase-2 MPL)
Guru memberikan latihan soal kepada
siswa (Fase-3 MPL)
Guru membimbing siswa mengerjakan
latihan soal (Fase-3 MPL)
Guru mengecek pemahaman siswa
dengan cara memberikan soal post test
dan memberikan umpan balik (Fase-4
MPL)
Guru memberikan soal kepada siswa
yang belum mencapai ketuntasan
belajar sebagai media belajar dengan
bimbingan tutor sebaya (Fase-5)
Guru memberikan soal remedi kepada
siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar (Fase-5)
Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Guru menyampaikan bahan ajar untuk
materi berikutnya.
Selanjutnya adalah tahap
pengamatan pada siklus I dan II yang
dibantu oleh guru mata pelajaran akuntansi
dan rekan mahasiswa universitas
kanjuruan malang sebagai pengamat untuk
mengisi lembar pengamatan aktivitas guru
dan lembar aktivitas siswa. Tahap
selanjutnya adalah refleksi, refleksi
merupakan ulasan dari hasil tindakan dan
observasi, dari refleksi di ungkapkan
kelebihan dan kekurangan yang terjadi
selama kegiatan belajar mengajar.
Kekurangan yang terjadi selama kegiatan
belajar mengajar akan menjadi acuan
untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar pada putaran selanjutnya.
Instrumen pembelajaran dalam
penelitian ini digunakan untuk membantu
dan memudahkan kegiatan belajar dan
memberikan variasi pengalaman belajar
kepada siswa dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
instrument pembelajaran yang terdiri dari
silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Silabus
Rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran yang mencakup
standard kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok atau pembelajaran kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
merupakan pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran yang digunakan
oleh guru setiap kali pertemuan atau tatap
muka
79
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Lembar Observasi aktivitas guru
Lembar observasi ini digunakan
untuk mengetahui aktivitas guru dalam
penerapan model pembelajaran langsung
dengan remedial melalui tutor sebaya yaitu
berupa lembar pengamatan yang di isi oleh
dua pengamat (Guru akuntansi sebagai
pengamat 1 dan rekan mahasiswa
universitas kanjuruan malang sebagai
pengamat 2).
Lembar observasi aktivitas siswa
Lembar observasi ini digunakan
untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
penerapan model pembelajaran langsung
dengan remedial melalui tutor sebaya yaitu
berupa lembar pengamatan yang di isi oleh
dua pengamat (Guru akuntansi sebagai
pengamat 1 dan rekan mahasiswa
universitas kanjuruan malang sebagai
pengamat 2).
Lembar angket respon siswa
Lembar angket respon siswa
berupa sejumlah pertanyaan tertulus untuk
memperoleh informasi atau tanggapan
siswa terhadap penerapan model
pembelajaran langsung melalui tutor
sebaya.
Soal post test
Alat yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam
penelitian ini adalah tes. Tes dilaksanakan
setelah kegiatan belajar mengajar
berlangsung untuk mengadakan evaluasi
hasil belajar siswa, sehingga dapat
mengetahui sejauh mana ketuntasan
belajar siswa dapat dicapai.
Soal tes ini disusun dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Tahap Penyusunan Tes
Bentuk tes hasil belajar adalah tes
obyektif
Tahap Uji Coba Tes
Uji coba tes hasil belajar dilakukan oleh
siswa
Tahap Analisis Butir Soal.
Tujuan analisis butir soal adalah untuk
memperoleh informasi tentang validitas,
daya pembeda, tinkat kesukaran,dan
reliabilitas.
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini terdiri dari metode observasi
untuk mengetahui aktivitas guru dan
aktivitas siswa pada saat proses
pembelajaran dalam penerapan model
pembelajaran langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya. Pengamat aktivitas
guru dan siswa terdiri dari 2 orang yaitu
guru mata pelajaran akuntansi dan
mahasiswa akuntansi Universitas
kanjuruan Malang dengan mengisi lembar
pengamatan, metode tes untuk mengetahui
hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS
1 SMA Negeri 1 Kraksaandan metode
angket untuk mengetahui hasil respon
siswa terhadap pelaksanaan penerapan
model pembelajaran langsung dengan
remedial melalui tutor sebaya yang
diberikan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 1 Kraksaan. Dari hasil respon siswa
dapat diperoleh gambaran tentang berhasil
atau tidaknya penerapan model
pembelajaran langsung. Dengan remedial
melalui tutor sebaya.
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis
aktivitas guru dan aktivitas siswa pada
penerapan model pembelajaran langsung
dengan remedial melalui tutor sebaya.
Digunakan ketentuan sebagai berikut:
1 = Buruk Sekali
2 = Buruk
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Baik Sekali
(Riduwan, 2010:13)
Analisis ketuntasan belajar siswa
dihitung dengan cara sebagai berikut: (a)
Untuk menilai ulangan atau tes formatif,
Peneliti melakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh siswa yang berasal dari
perolehan nilai secara individual,
berdasarkan skor yang telah ditetapkan.
Untuk memperoleh rata-rata kelas diambil
dari penjumlahan nilai seluruh siswa yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa
yang ada dikelas tersebut sehingga
80
diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Dengan :
: Nilai rata-rata
: Jumlah semua nilai
siswa
: Jumlah siswa
(b) Untuk ketuntasan belajar,
Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu
secara perorangan dan secara
kasikal.Siswa dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan Individu) jika proporsi
jawaban benar siswa ≥ 65 %, dan suatu
kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah
tuntas belajarnya (Trianto,2009:241).
Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) mata pelajaran Akuntansi di SMA
Negeri 1 Kraksaan siswa dikatakan tuntas
belajar apabila telah mencapai skor
minimal 76%. Hal ini merupakan
ketentuan Kurikulum di SMA Negeri 1
Kraksaan
Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
(1) Ketuntasan Individu
(Trianto, 2009:241)
Dimana:
KB = Ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh
siswa
Tt = jumlah skor total
(2) Ketuntasan klasikal
%Ketuntasan = banyak siswa
tuntas
Klasikal Jumlah siswa
Analisis respon siswa
Untuk mengetahui respon siswa
terhadap penerapan kegiatan remedial
dengan metode tutor sebaya pada
kompetensi menyusun laporan keuangan,
maka data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Perhitungan
persentase jawaban responden atas
pernyataan dalam angket digunakan rumus
sebagai berikut:
Persentase Respon Siswa = x
100 %
(Trianto, 2009:243)
Keterangan :
A : Proporsi siswa yang memilih
B : Jumlah siswa (responden)
Kriteria persentase respon
siswa adalah sebagai berikut :
0% - 20% : buruk
sekali
21% - 40% : Buruk
41% - 60% : sedang
61% - 80% : baik
81% - 100% : baik sekali
PEMBAHASAN
Aktivitas Guru
Hasil analisis lembar pengamatan
aktivitas guru selama menerapkan model
pembelajaran langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya yang telah di isi oleh
2 pengamat yaitu Tasron, S.Pd. M.Pd.
selaku guru akuntansi dan Narjus salam
rekan mahasiswa jurusan akuntansi
universitas kanjuruan malang selama 2
siklus. Hasil penilaian aktivitas guru dapat
disajikan sebagai berikut:
Gambar Diagram 4.1
Rata-rata Penilaian Aktivitas
Guru Tiap Siklus
81
Berdasarkan diagram 4.1 diatas,
dapat diketahui bahwa hasilpengamatan
aktivitas guru selama modelpembelajaran
langsung dengan remedial melalui tutor
sebaya pada tiap siklus mengalami
peningkatan. Pada siklus I aktivitas guru
mendapat nilai rata-rata sebesar 3,6
dengan kriteria sedang. Sedangkan pada
kegiatan pembelajaran siklus II aktivitas
guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar
4,23 dengan kriteria baik. Hal ini
menunjukkan bahwa guru telah melakukan
perbaikan atas kekurangan-kekurangan
pada siklus I.
Aktivitas Siswa
Hasil Penilaian aktivitas siswa
dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar Diagram 4.2
Rata-rata Penilaian Aktivitas Siswa
Tiap Siklus
Berdasarkan diagram 4.2 diatas,
dapat diketahui bahwa aktivitas siswa
selama penerapan model pembelajaran
langsung dengan remedial melalui tutor
sebaya padatiap siklus mengalami
peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa
mendapat rata-rata nilai sebesar 3,38 yang
termasuk dalam criteria sedang.
Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa
mendapata rata-rata nilai sebesar 4 yang
termasuk dalam criteria baik. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah guru lebih
memperhatikan aktivitasnya, yaitu dengan
lebih meningkatkan untuk memotivasi
sisawa, siswa yang semula malu menjadi
lebih aktif bertanya.
Ketuntasan Belajar Siswa
Pada tiap siklus dapat diketahui
bahwa siswa kelas XI IPS 1 di SMA
Negeri 1 Kraksaan telah mencapai
ketuntasan belajar setelah diterapkan
model pembelajaran langsung dengan
remedial melalui tutor sebaya dan
mengalami peningkatan dimana pada
siklus I rata rata nilai sebesar 79,54 dan
pada siklus II mengalami peningkatan dari
siklus I menjadi 83,48. Hal ini
menunjukkan penerapan model
pembelajaran langsung dengan remedial
melaui tutor sebaya efektif dapat mencapai
ketuntasan belajar siswa. Selanjutnya
dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal
mengalami peningkatan pada tiap
siklusnya. Hal ini terlihat pada siklus I
ketuntasan klasikal sebesar 93,94%,
sedangkan pada siklus II ketuntasan
klasikal mengalami peningkatan menjadi
100%. Dari keseluruhan nilai yang
diperoleh dapat diketahui bahwa pada tiap
siklus siswa mampu mencapai ketuntasan
belajar.
Respon siswa
Dapat diketahui bahwa respon
siswa terhadap penerapan model
pembelajaran langsung dengan remedial
melaui tutor sebaya diperoleh dari
instrument angket sebesar 84,84%.
Sebagian besar siswa setuju bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dengan remedial melalui tutor
sebaya dapat membantu siswa mencapai
ketuntasan belajar. Pertanyaan tersebut
82
mendapat persentase sebesar 84,84%.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran langsung
dengan remedial melalui tutor sebaya pada
kompetensi menyusun laporan keuangan
mendapatkan respon positif dari siswa
kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penyajian data dan
pembahasan tentang penerapan model
pembelajaran langsung dengan
remedialmelalui tutor sebaya pada
kompetensi dasar menyusun laporan
keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa:
(1) Aktivitas guru selama menerapkan
model pembelajaran langsung dengan
remedial melalui tutor sebaya pada setiap
siklus mengalami peningkatan. Pada siklus
I aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata
3,6 dengan kriteria sedang, sedangkan
pada kegiatan pembelajaran siklus II
aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata
4,23 dengan kriteria baik. (2) Aktivitas
siswa selama penerapan model
pembelajaran langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya pada setiap siklus
mengalami peningkatan. Pada siklus I
aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata
3,38 dengan kriteria sedang, sedangkan
pada kegiatan pembelajaran siklus II
aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata
4 dengan kriteria baik. (3) Penerapan
model pembelajaran langsung dengan
remedial melalui tutor sebaya dapat
meningkakan ketuntasan belahjar siswa.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya
ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I
ketuntasan klasikal sebesar 93,94%
sedangkan pada siklus II ketuntasan
klasikal mengalami peningkatan yaitu
sebesar 100%, (4) Penerapan model
pembelajaran langsung dengan remedial
melalui tutor sebaya mendapatkan respon
yang positif dari siswa kelas XI IPS 1 di
SMA Negeri 1 Kraksaan. Untuk respon
yang terbesar menjawab setuju yaitu pada
butir pertanyaan no.8 yaitu sebagian besar
siswa setuju bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran langsung dapat
membantu siswa mencapai ketuntasan
belajar dengan persentase sebesar 84,84%.
Saran
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan terdapat saran dari peneliti,
antara lain sebagai berikut : (1) Penerapan
model pembelajaran langsung dengan
remedial melalui tutor sebaya hendaknya
dijadikan salah satu alternatif yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran
akuntansi pada kompetensi dasar yang
lainnya. (2) Siswa diharapkan
mempersiapkan terlebih dahulu segala
sesuatunya sebelum pelaksanaan kegiatan
belajar di kelas, sehingga akan
memudahkan guru dalam memulai
pelajaran dan pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono.
2004.Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif Pogresif,
83
Konsep, Landasan dan
Implementasinya Pada kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Kharisma putra utama.
Fakihuddin. 2007. Pembelajaran Remedial
dan Pengayaan. Malang:
Bayumedia Publishing
Mustaqim dan Abdul wahid. 2003.
Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nur afifah, Titik. 2010. Penerapan Model
Pembelajaran Direct Instruction
dengan Media LCD Proyektor
Dalam Upaya meningkatkatkan
Hasil Belajar Siswa Mata
pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
Di SMA Negeri Rengel Tuban.
Surabaya: UNESA
Chasanah, Alfiyaul. 2009. Pelaksanaan
Remedial Melalui tutor sebaya
Untuk Meningkatkan Ketuntasan
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN
1Taman. Surabaya: UNESA
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarata: Kencana prenada
media group.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran
Variabel-Variabel Penelitian.
Bandung: Alfabeta.