+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

Date post: 30-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
16
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019 1 PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PADA BEI PERIODE 2013-2017) Maya Dini 1) , Fipiariny, S 2) 1 Program Studi Akuntansi, Polteknik Anika Palembang email: [email protected] 2 Program Studi Akuntansi, Polteknik Anika Palembang email: [email protected] Abstract This study aims to determine whether or not the influence of Institutional Ownership, Managerial Ownership, Independent Commissioner, Audit Committee, Company Size and Profitability in the basic industrial and chemical industry manufacturing companies listed on the Stock Exchange during 2012-2017. The sample is determined using the purposive sampling method. The samples obtained were 16 samples. This type of research is quantitative descriptive. Hypothesis testing uses the method of multiple regression analysis with the help of the SPSS program. The test results show that Institutional Ownership, Managerial Ownership, Independent Commissioner, Audit Committee, and Company Size have no effect on earnings management as indicated by a significance value of 0.05. Balance of Profitability has an effect on earnings management which is shown a significance value of 0,000 <0,05. Based on the results of the determination test (R 2 ) that has been done that R 2 is 0.170 which means that 17% has an influence with the variables under study, while the remaining 83% is influenced by other variables besides the variables used in this study. Keywords: Institutional Ownership, Managerial Ownership, Independent Commissioner, Audit Committee, Company Size, Profitability, Profit Management. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas yang ada di Perusahaan Manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2017. Sampel ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang diperoleh adalah sebanyak 16 sampel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengujian hipotesis menggunakan metode analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial , Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang ditunjukkan nilai signifikansi 0,05. Sedaangkan Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba yang ditunjukkan nilai signifikansi 0,000<0,05. Berdasarkan hasil uji determinasi (R 2 ) yang telah dilakukan bahwa R 2 sebesar 0,170 yang berarti sebesar 17% yang memiliki pengaruh dengan variabel yang diteliti, sedangkan sisanya sebesar 83% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Manajemen Laba. PENDAHULUAN Latar Belakang Banyak perusahaan yang telah menerapkan tata kelola perusahaan (corporate governance) untuk memenuhi tuntutan bisnis,. Namun pelaksanaan tersebut hanya sebatas pada tuntutan regulasi, sementara pada aspek operasional prinsip prinsip tata kelola perusahaan belum sepenuhnya terintegrasi. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi
Transcript
Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

1

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR PADA BEI PERIODE 2013-2017)

Maya Dini1), Fipiariny, S2) 1 Program Studi Akuntansi, Polteknik Anika Palembang

email: [email protected] 2 Program Studi Akuntansi, Polteknik Anika Palembang

email: [email protected]

Abstract

This study aims to determine whether or not the influence of Institutional Ownership,

Managerial Ownership, Independent Commissioner, Audit Committee, Company Size and

Profitability in the basic industrial and chemical industry manufacturing companies listed on the

Stock Exchange during 2012-2017. The sample is determined using the purposive sampling method.

The samples obtained were 16 samples. This type of research is quantitative descriptive. Hypothesis

testing uses the method of multiple regression analysis with the help of the SPSS program. The test

results show that Institutional Ownership, Managerial Ownership, Independent Commissioner,

Audit Committee, and Company Size have no effect on earnings management as indicated by a

significance value of 0.05. Balance of Profitability has an effect on earnings management which is

shown a significance value of 0,000 <0,05. Based on the results of the determination test (R2) that

has been done that R2 is 0.170 which means that 17% has an influence with the variables under

study, while the remaining 83% is influenced by other variables besides the variables used in this

study.

Keywords: Institutional Ownership, Managerial Ownership, Independent Commissioner, Audit

Committee, Company Size, Profitability, Profit Management.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan

dan Profitabilitas yang ada di Perusahaan Manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar

di BEI selama tahun 2012-2017. Sampel ditetapkan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Sampel yang diperoleh adalah sebanyak 16 sampel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif. Pengujian hipotesis menggunakan metode analisis regresi berganda dengan bantuan

program SPSS. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional, Kepemilikan

Manajerial , Komisaris Independen, Komite Audit, dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba yang ditunjukkan nilai signifikansi 0,05. Sedaangkan Profitabilitas

berpengaruh terhadap manajemen laba yang ditunjukkan nilai signifikansi 0,000<0,05. Berdasarkan

hasil uji determinasi (R2) yang telah dilakukan bahwa R2 sebesar 0,170 yang berarti sebesar 17%

yang memiliki pengaruh dengan variabel yang diteliti, sedangkan sisanya sebesar 83% dipengaruhi

oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen,

Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Manajemen Laba.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyak perusahaan yang telah

menerapkan tata kelola perusahaan (corporate

governance) untuk memenuhi tuntutan bisnis,.

Namun pelaksanaan tersebut hanya sebatas

pada tuntutan regulasi, sementara pada aspek

operasional prinsip – prinsip tata kelola

perusahaan belum sepenuhnya terintegrasi.

Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

2

(dalam Hamdani, 2016 : 2-3) , banyak faktor

yang melatarbelakangi terlahirnya tata kelola

perusahaan (corporate governance) diantaranya

adalah sebagai berikut : 1). Sebagai bentuk

kepatuhan terhadap berbagai peraturan yang

mensyaratkan penerapan tata kelola

perusahaan, seperti dari Bank Indonesia,

Menteri Negara BUMN, Bapepam LK dan

otoritas bursa baik di dalam negeri maupun

diluar negeri; 2). Sebagai menifestasi adanya

kesadaran dari pemegang saham dan

manajemen tentang perlunya penerapan tata

kelola persahaan dalam memenuhi tuntutan

bisnis agar tetap tumbuh dan berkembang

dalam iklim persaingan yang semakin

kompetitif.

Perspektif hubungan keagenan

merupakan dasar yang digunakan untuk

memahami corporate governance. Dalam teori

ini dijelaskan bahwa hubungan keagenan

adalah sebuah kontrak antara manajer (agent)

dengan investor (Principal). Konflik

kepentingan antara pemilik dan agen terjadi

karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat

sesuai dengan kepentingan principal, sehingga

memicu biaya keagenan (Hamdani, 2016 : 30).

Sebagai agen, manajemen bertanggung jawab

dalam mengoptimalkan keuntungan para

pemilik, namun disisi lain manajer juga

mengoptimalkan kepentingan penuh

kesejahteraan mereka. Sehingga agen

kemungkinan besar tidak terlalu bertindak demi

kepentingan prinsipal.

Banyak kasus tentang manajemen laba

(earnings management) sehingga membuat

laporan keuangan lebih riskan terjadi hingga

tersebar isu – isu sentral, karena adanya pihak –

pihak terkait yang menyalahgunakan laporan

keuangan tersebut. Contoh fenomena

manipulasi laporan keuangan terjadi pada

Kasus PT Inovisi Infracom (INVS) pada tahun

2015, dalam kasus ini Bursa Efek Indonesia

(BEI) menemukan indikasi salah saji dalam

laporan keuangan INVS periode September

2014. Dalam keterbukaan informasi INVS

bertanggal 25 Februari 2015, ada delapan item

dalam laporan keuangan INVS yang harus

diperbaiki. BEI meminta INVS untuk merevisi

nilai aset tetap, laba bersih per saham, laporan

segmen usaha, kategori instrumen keuangan,

dan jumlah kewajiban dalam informasi segmen

usaha. Selain itu, BEI juga menyatakan

manajemen INVS salah saji item pembayaran

kas kepada karyawan dan penerimaan

(pembayaran) bersih utang pihak berelasi

dalam laporan arus kas. Pada periode semester

pertama 2014 pembayaran gaji pada karyawan

Rp1,9 triliun. Namun, pada kuartal ketiga 2014

angka pembayaran gaji pada karyawan turun

menjadi Rp59 miliar. Sebelumnya, manajemen

INVS telah merevisi laporan keuangannya

untuk periode Januari hingga September 2014.

Dalam revisinya tersebut, beberapa nilai pada

laporan keuangan mengalami perubahan nilai,

salah satu contohnya adalah penurunan nilai

aset tetap menjadi Rp1,16 triliun setelah revisi

dari sebelumnya diakui sebesar Rp1,45 triliun.

Inovisi juga mengakui laba bersih per saham

berdasarkan laba periode berjalan. Praktik ini

menjadikan laba bersih per saham INVS

tampak lebih besar. Padahal, seharusnya

perseroan menggunakan laba periode berjalan

yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk

(http://www.bareksa.com, diposting pada: 25

Februari 2015, diakses pada 15 Maret 2018,

pukul 10.15 WIB).

Manajemen dapat menambah nilai

perusahaan menggunakan cara menyingkap

informasi tambahan saat laporan keuangan

melalui peningkatan pengungkapan laporan

keuangan akan mengurangi kesinambungan

keterangan sehingga prospek manajemen akan

melakukan manajemen laba semakin kecil.

Perusahaan manufaktur yang menjalankan

manajemen laba akan membuka lebih sedikit

penjelasan dalam laporan keuangan tersebut

agar tindakannya tidak mudah terdeteksi. Akan

tetapi terdapat potensial sebaliknya, bila

manajemen laba dilakukan untuk maksud

menghubungkan informasi serta meningkatkan

nilai perusahaan, maka seharusnya kaitan yang

timbul adalah positif.

Penelitian ini mengacu pada penelitian

sebelumnya tentang pengaruh tata kelola

perusahaan terhadap manajemen laba. Tujuan

penelitian ini untuk menguji beberapa faktor

yang mempengaruhi manajemen laba tersebut

karena adanya perbedaan dengan penelitian –

penelitian sebelumnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas

adapun rumusan masalah pada penelitian ini

adalah bagaimankah pengaruh corporate

governance terhadap manajemen laba (studi

empiris pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada BEI periode 2013-2017).

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

3

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh corporate

governance terhadap manajemen laba (studi

empiris pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada BEI periode 2013-2017).

TINJAUAN LITERATUR

Teori Keagenan (Agency Theory)

Asumsi teori ini menyatakan bahwa

pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan

perusahaan dapat menimbulkan masalah

keagenan (agency problem). Manusia akan

mengutamakan kepentingannya sendiri dari

pada kepentingan orang lain. Oleh karena itu

peran komisaris independen sangat diperlukan

untuk menjamin terpenuhinya kepentingan para

pemilik modal (Hamdani, 2016:30)

Dalam tata kelola perusahaan hubungan

perspektif keagenan sebagai dasar pemikiran

untuk memahami hubungan antara manajer dan

pemegang saham. (Ujiyantho dan Pramuka,

2007 dalam Hamdani, 2016) menyebutkan

bahwa manajemen laba muncul sebagai

dampak masalah keagenan yang terjadi karena

adanya ketidakselarasan kepentingan antara

pemilik (principal) dan manajemen perusahaan

(agent) atau yang disebut dengan agency

conflict. Sebagai agen, manajer secara moral

bertanggung jawab untuk mengoptimalkan

keuntungan para pemilik, namun di sisi lain

manajer juga mempunyai kepentingan

memaksimumkan kesejahteraan mereka.

Sehingga ada kemungkinan besar agen tidak

selalu bertindak demi kepentingan terbaik

prinsipal.

Manajemen Laba (Earnings Management)

Permasalahan tentang manajemen laba

ini bukan hal baru dalam kasus pelaporan

keuangan. Kurangnya kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba mendorong

perusahaan untuk memanipulasi data laporan

keuangannya. Tekanan untuk membuat

keuntungan manajemen menimbulkan praktik

manajemen laba yang mengakibatkan

penurunan kualitas laporan keuangan

perusahaan yang bersangkutan.

Salah satu cara pendeteksian praktik

manajemen laba yang dilakukan oleh

perusahaan adalah dengan mengetahui besarnya

discretionary accruals. Akrual merupakan

jumlah penyesuaian akuntansi yang dibutuhkan

untuk mengubah arus kas operasi menjadi laba

bersih perusahaan (Satwika dan Damayanti,

2005 dalam Anggreini, 2011). Akrual

merupakan komponen utama pembentuk laba

dan akrual disusun berdasarkan estimasi-

estimasi tertentu.

(Satwika dan Damayanti, 2005 dalam

Anggreini, 2011) juga menjelaskan bahwa

akrual dibedakan menjadi dua macam yaitu

terdiri dari:

1. Nondiscretionary accrual (Normal Accrual)

yaitu pengakuan akrual yang wajar dan

sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku umum.

2. Disretionary Accrual (Abnormal Accrual)

yaitu pengakuan akrual yang bebas, tidak

diatur, dan merupakan hasil dari kebijakan

manajemen. Sulistyanto (2008) dalam

Anggraeni (2011) menyatakan bahwa

discretionary accrual merupakan komponen

akrual hasil rekayasa manajerial dengan

memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan

dalam estimasi dan pemakaian standar

akuntansi. Manajemen menggunakan celah

standar akuntansi yang memberikan

kebebasan bagi mereka untuk melakukan

justifikasi menentukan estimasi umur waktu

aset tetap, kebebasan metode depresiasi aset

tetap, menentukan presentase jumlah

piutang tak tertagih, dan menentukan

metode penentuan jumlah persediaan.

Tata Kelola Perusahaan (Corporate

Governance) Perkembangan terbaru membuktikan

bahwa manajemen tidak cukup hanya

memastikan bahwa proses pengelolaan

manajemen berjalan dengan efisien. Namun

diperlukan instrumen baru, corporate

governance untuk memastikan bahwa

manajemen berjalan dengan baik Thomas

(2006) dalam Hamdani (2016).

Tata kelola perusahaan diperlukan untuk

mendorong terciptanya pasar yang efisien,

transparan dan konsisten dengan peraturan

perundang – undangan. Tata kelola perusahaan

merupakan salah satu pilar dalam sistem

ekonomi pasar. Tata kelola perusahaan

berkaitan dengan kepercayaan.

Tata kelola perusahaan adalah rangkaian

proses, kebiasaan, aturan dan intuisi untuk

mengelolah suatu perusahaan atau korporasi.

Menurut Tunggal (2013:149) dalam Asward

dan Lina (2015) corporate governance adalah

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

4

sistem dan struktur untuk mengelola

perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai

pemegang saham serta mengakomodasi

berbagai pihak yang berkepentingan dengan

perusahaan (stakeholders) seperti kreditor,

supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja,

pemerintah dan masyarakat luas.

Menurut Forum for Corporate

Governance in Indonesia (FCGI, 2001) dalam

Wahyono (2012) corporate governance adalah

seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

antara pemegang saham, pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,

karyawan serta para pemegang kepentingan

intern dan ekstern lainnya yang berkaitan

dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau

dengan kata lain suatu sistem yang mengatur

dan mengendalikan perusahaan.

Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional memiliki

kemampuan untuk mengendalikan pihak

manajemen secara efektif untuk mengurangi

tindakan manajemen laba (earnings

management). Kepemilikan institusional

merupakan saham perusahaan yang dimiliki

institusi, pengaruh yang diberikan oleh

kepemilikan institusional sangat penting dalam

menyelaraskan kepentingan manajemen serta

pemegang saham. Kepemilikan institusional

(INST) adalah kepemilikan saham perusahaan

oleh institusi. Kepemilikan institusional yang

tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan

yang lebih besar oleh pihak institusional

sehingga dapat menghalangi perilaku

oportunistik dari para manajer perusahaan

(Kusumawardhani, 2012). Kepemilikan

Institusional diukur dengan persentase jumlah

kepemilikan saham oleh pihak institusi

terhadap jumlah saham yang beredar (Rice,

2016).

Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah

kepemilikan saham oleh manajemen

perusahaan, kepemilikan saham manajerial juga

dapat mesejajarkan antara pemegang saham

manajer, karena manajer juga ikut merasakan

langsung manfaat dan manajer juga

menanggung resiko apabila ada kerugian dalam

pengambilan keputusan yang salah.

Kepemilikan manajerial juga dapat

memonitoring dalam memecahkan konflik

agensi antara external stockholders dan

manajemen, karena besar kecilnya jumlah

kepemilikan saham manajerial dalam

perusahaan dapat mengidentifikasikan adanya

kesamaan antara kepentingan manajemen serta

pemegang saham. Kepemilikan Manajerial

diukur dengan menggunakan skala rasio

melalui persentase jumlah saham yang dimiliki

pihak manajemen dari seluruh modal saham

perusahaan yang beredar (Susiana dan

Herawaty 2007) dalam Guna dan Herawaty

(2010) Persentase kepemilikan manajerial

dapat diukur dengan skala rasio melalui total

saham yang dimiliki manajemen dibagi jumlah

modal saham yang beredar.

Komisaris Independen Komisaris Independen adalah salah satu

peranan penting dalam pengambilan keputusan

dan sebagai monitoring agar terciptanya

perusahaan yang baik. Dewan Komisaris

Independen harus bebas dari kegiatan /

hubungan bisnis dan semacamnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya dalam

bertindak secara independen dalam

pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini,

komisaris independen diukur dengan

menggunakan skala rasio melalui jumlah

komisaris independen dibagi dengan total

anggota komisaris perusahaan (Marlisa, 2016).

Komite Audit Komite audit adalah sekelompok orang

yang dipilih oleh perusahaan terkait untuk

melaksanakan tugas – tugas yang diberikan

perusahaan dalam melakukan pemeriksaan atau

penelitian yang dianggap perlu terhadap fungsi

direksi atau untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya dalam

mengelolah perusahaan tercatat. Komite audit

dibentuk untuk mengawasi laporan keuangan,

audit eksternal, serta mengamati sistem

pengendalian internal dan mempunyai peranan

yang penting dalam memelihara kredibilitas

proses penyusunan laporan keuangan.

Perusahaan publik maupun BUMN

membentuk Komite Audit karena ingin

membangun perusahaan yang Akuntabilitas dan

Transparan. Berdasarkan Surat Keputusan

menteri BUMN Nomor Per-10/MBU/2012,

tentang persyaratan Komite Audit yang

menyatakan:

1. Memiliki integritas yang baik dan

pengetahuan serta pengalaman kerja yang

cukup dibidang pengawasan / pemeriksaan;

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

5

2. Tidak memiliki kepentingan pribadi yang

dapat menimbulkan dampak negatif dan

benturan kepentingan terhadap perusahaan;

3. Mampu berkomunikasi secara efektif; dan

4. Dapat menyediakan waktu yang cukup

untuk menyelesaikan tugasnya.

Ukuran Perusahaan Menurut Butar dan Sudarsi (2012)

pengertian ukuran perusahaan adalah “Ukuran

perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan

besar/kecilnya perusahaan”. Ukuran perusahaan

adalah suatu skala di mana dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut

berbagai cara, antara lain total aktiva, log size,

penjualan dan nilai pasar saham. Ukuran

perusahaan diukur dengan menggunakan

logaritma total aset perusahaan (Santoso dan

Pudjolaksono 2013). Keputusan ketua

Bapepam No. Kep 11/PM/1997 dalam

Kusumawardhani (2012) menyebutkan

perusahaan kecil dan menengah berdasarkan

aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang

memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus

milyar rupiah, sedangkan perusahaan besar

adalah badan hukum yang memiliki total

aktivanya di atas seratus milyar rupiah.

Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba melalui

kemampuan sumber daya yang ada dalam

kegiatan operasional perusahaan seperti

penjualan, kas, dan modal, serta sebagai

indikator kinerja yang dilakukan manajemen

dalam mengelolah kekayaan yang dihasilkan

perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan

dapat diukur dengan perbandingan antara laba

bersih setelah pajak terhadap total asset (Guna

dan Herawaty, 2010).

Kerangka Pemikiran

Dalam model penellitian ini dapat dibuat

alur pemikiran sebagai berikut :

Variabel Independen (X)

Variabel Utama

Kepemilikan Institusional H1

Kepemilikan Manajerial H2

Variabel Dependen (Y)

Manajemen Laba

(Earnings Management)

Komisaris Independen H3

Komite Audit H4

H7

Variabel Kontrol

Ukuran Perusahaan H5

Profitabilitas (ROA) H6

Gambar 1

Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap manajemen laba.

: Pengaruh variabel independen secara

simultan terhadap manajemen laba.

Hipotesis H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh

terhadap manajemen laba.

H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

6

H3 : Komisaris Independen berpengaruh

terhadap manajemen laba.

H4 : Komite audit berpengaruh terhadap

manajemen laba.

H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba.

H6 : Profitabilitas berpengaruh positif

terhadap manajemen laba.

H7 : Good Corporate Governance

(Kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, komisaris independen,

komite audit, ukuran perusahaan dan

profitabilitas) berpengaruh secara

simultan terhadap manajemen laba.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yang diambil untuk penelitian ini

berupa laporan keuangan tahunan perusahaan

manufaktur sektor industri dasar dan kimia

pada tahun 2012-2016. Data penelitian ini di

ambil dari situs www.idx.co.id / Bursa Efek

Indonesia.

Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan

metode studi pustaka dan dokumentasi. Studi

pustaka dilakukan dengan mengolah literatur,

artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang

berkaitan dengan topik pembahasan dari

penelitian ini. Sedangkan dokumentasi

dilakukan dengan mengumpulkan sumber-

sumber data dokumenter seperti laporan

tahunan perusahaan yang menjadi sampel

penelitian.

Populasi dan Sampel

Populasi

Pengertian Populasi adalah seluruh

kumpulan elemen yang menunjukkan ciri – ciri

tertentu yang dapat digunakan untuk membuat

kesimpulan Sanusi (2017 : 87). Populasi untuk

penelitian ini berupa data sekunder berbagai

perusahaan manufaktur yang dipublikasikan di

situs Bursa Efek Indonesia (BEI) atau telah go

public dalam periode 2012 - 2017, dan data

tersebut diketahui oleh khalayak publik,

populasi untuk penelitian ini sebanyak 69

perusahaan manufaktur sektor industri dasar

dan kimia.

Sampel

Sampel yang diambil untuk penelitian ini

memakai teknik purposive sampling method,

yaitu Menurut Sanusi (2017 : 95) pengertian

purposive sampling adalah pengambilan sampel

yang didasarkan pada pertimbangan –

pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan

yang diberikan oleh sekelompok pakar atau

expert.

Sampel yang digunakan adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa

efek Indonesia sektor industri dasar dan kimia,

perusahaan manufaktur dipilih karena memiliki

konstribusi yang besar terhadap kemajuan

perekonomian di Indonesia.

Adapun pertimbangan yang digunakan

dalam pemilihan sampel tersebut antara lain :

1. Data yang diambil terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode 2012 –

2017.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan

keuangan tahunan untuk periode 31

Desember 2012 – 2017.

3. Perusahaan manufaktur mempunyai data

lengkap mengenai tata kelola perusahaan,

manajemen laba, kepemilikan institusional,

kemilikan manajerial, komisaris

independen, komite audit, ukuran

perusahaan dan probabilitas untuk melihat

adanya manajemen laba.

4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan

mata uang rupiah dalam pelaporan

keuangan nya.

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

7

Tabel 1

Pemilihan Sampel Subjek Penelitian

Keterangan Jumlah

Data yang diambil terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012 –

2016. 69

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk

periode 31 Desember 2012 – 2016. (15)

Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap mengenai kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit,

ukuran perusahaan dan profitabilitas yang diteliti.

(25)

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam satuan mata uang

rupiah. (13)

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 16

Sumber : www.idx.co.id data diolah 2019

Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan tersebut, maka jumlah perusahaan

manufaktur sektor industri dasar dan kimia

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak

16 perusahaan manufaktur sektor industri dasar

dan kimia sebagai berikut :

Tabel 2

Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No.

Perusahaan

Kode Nama Perusahaan

1 MLIA Mulia Industrindo Tbk

2 BTON Betonjaya Manunggal Tbk

3 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

4 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

5 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

6 LION Lion Metal Works Tbk

7 LMSH Lionmesh Prima Tbk

8 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk

9 SRSN Indo Acidatama Tbk

10 BRNA Berlina Tbk

11 TRST Trias Sentosa Tbk

12 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk

13 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

8

14 MAIN Malindo Feedmill Tbk

15 ALDO Alkindo Naratama Tbk

16 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

Sumber : www.idx.co.id data diolah 2019

Definisi Operasional dan Pengukuran

Variabel

Penelitian ini memilliki beberapa

indikator penelitian yang mengarah pada

mekanisme tata kelola perusahaan antara lain 1)

Kepemilikan Institusional, 2) Kepemilikan

Manajerial, 3) Komisaris Independen, 4)

Komite Audit, 5) Ukuran Perusahaan, 6)

Profitabilitas

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk tentang

bagaimana suatu variabel memberikan arti atau

cara untuk mengetahui baik atau buruk

pengukuran variabel tersebut. Definisi

operasional dari variabel terikat (dependen) dan

variabel bebas (independen) yang dijadikan

indicator empiris dari penelitian untuk

mengukur variabel tersebut.

Pengukuran Variabel

Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi

pusat utama peneliti. Variabel dalam penelitian

ini adalah manajemen laba (earnings

management). Variabel terikat yang menjadi

fokus penelitian ini adalah manajemen laba

yang diartikan sebagai suatu intervensi pihak

manajemen terhadap informasi-informasi

dalam laporan keuangan (Sulistyanto, 2008)

dalam Pujiningsih (2011). Berikut dibawah ini

adalah model perhitungan discretionary

accrual Model Jones (2005) dalam Megawati

(2017) :

TACit = NIit - CFOit ............................................................................................................................................................... (1)

TACit / Ait-1 = β1(1 / Ait-1) + β2 (ΔRevit / Ait-1) + β3 (PPEit / Ait-1) + eit ......................................... (2)

NDACit / Ait-1 = β1 (1 / Ait-1) + β2 {(ΔRevit - ΔRecit) / Ait–1} + β3 (PPEit / Ait – 1) + eit ...... (3)

DACit = (TACit / Ait-1) - NDACit ................................................................................................................................ (4)

Keterangan :

TACit = Total akrual perusahaan i pada tahun t

NIit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t

CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t

Ait–1 = Total aset perusahaan i pada tahun t-1

PPEit = Nilai perolehan aktiva tetap pada perusahaan i pada tahun t

Eit = eror term

NDACi t = nondiscretionary akrual perusahaan i pada tahun t

α = fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada

perhitungan total accruals

ΔRecit = Perubahan pendapatan perusahaan i antara tahun t dan tahun t-1

ΔRecit = Perubahan piutang perusahaan i antara tahun t dan tahun t-1

DACit = discretionary accruals perusahaan i pada periode t.

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

9

Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini antara lain :

Tabel 3

Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Indikator Skala

1

Manajemen

Laba /

Earnings

Management

Tindakan

manajer

perusahaan

dalam mengatur

jumlah laba yang

dapat diperoleh.

DA = (TACit / Ait-1) - NDACit Rasio

2 Kepemilikan

Institusional

Presentase saham

perusahaan yang

dimiliki oleh

institusi atau

lembaga

(perusahaan

asuransi, dana

pensiunan, atau

perusahaan lain

yang dinyatakan

dalam %.

KP=

Jumlah saham yang

dimiliki institusional x100%

Jumlah modal saham

yang beredar

Rasio

3 Kepemilikan

Manajerial

Tingkat

kepemilikan saham

pihak manajemen

yang secara aktif

ikut dalam

pengambilan

keputusan, diukur

oleh proporsi

saham yang

dimiliki manajer

pada akhir tahun

yang dinyatakan

dalam %.

KM=

Total saham yang

dimiliki manajemen x100%

Jumlah modal saham

yang beredar

Rasio

4 Komisaris

Independen

Proporsi dewan

komisaris

independen dapat

dihitung dengan

cara menghitung

presentase anggota

dewan komisaris

yang berasal dari

luar perusahaan

terhadap seluruh

ukuran dewan

komisaris.

Komisaris

Independen =

∑ komisaris

independen

∑ keanggotaan

komisaris

Rasio

5 Komite Audit

Tujuan

dibentuknya

komite audit yaitu

untuk menjadi

KA=

Jumlah anggota komite

audit dari luar x100%

Jumlah seluruh anggota

komite audit

Rasio

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

10

penengah antara

auditor dan

manajemen

perusahaan apabila

terjadi perselisihan.

Biasanya komite

audit berasal dari

luar perusahaan.

6 Ukuran

Perusahaan

Ukuran perusahaan

merupakan ukuran

atau besarnya aset

yang dimiliki oleh

perusahaan.

Size = Log Total Aset Rasio

7 Profitabilitas

Kemampuan

perusahaan dalam

menghasilkan laba.

ROA =

Laba Bersih

Setelah Pajak x 100%

Total Aktiva

Rasio

Sumber : Diolah sendiri 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Tata Kelola (Corporate

Governance) Perusahaan Terhadap

Manajemen Laba

Berdasarkan hasil regresi berganda di

dapatkan persamaan sebagai berikut:

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan pengujian uji simultan F dapat

diperoleh persamaan atau model sebagai berikut:

DA= 8.681,660 – 0,038KP – 0,165KM - 0,022KI – 0,105KA+ 0,003UP + 0,468P + e

Keterangan :

DA = Manajemen laba yang diukur dengan Discretionary Accrual

α = Kostanta

β = Koefisien regresi masing – masing variabel independen

KP = Kepemilikan Institusional

KM = Kepemilikan Manajerial

KI = Komisaris Independen

KA = Komite Audit

UP = Ukuran Perusahaan

P = Profitabilitas

e = Residual

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

11

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji Simultan (F) didapatkan hasil

sebagai berikut:

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 135248747259.

800 6

22541457876.6

33 3.630 .003b

Residual 440850271348.

418 71

6209158751.38

6

Total 576099018608.

218 77

a. Dependent Variable: M.Laba

b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Kom.Audit, Kpk.Institusional, Ukuran.Pshn,

Kom.Independen, Kpk.Manajerial

Sumber: Hasil Pegujian dengan SPSS 2019.

Nilai F sebesar 3,630 dengan tingkat

sifnifikansi 0,003 lebih kecil dibandingkan taraf

signifikansi α = (0,05). Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel kepemilikan

institusional (KP), kepemilikan manajerial

(KM), komisaris independen (KI), komite audit

(KA), ukuran perusahaan (UP), dan

profitabilitas (P) secara bersama – sama

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil Pengujian Parsial (t test)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8681.660 108304.420 .080 .936

Kpk.Institusional -.038 .054 -.090 -.695 .489

Kpk.Manajerial -.165 .085 -.251 -1.943 .056

Kom.Independen -.022 .099 -.025 -.221 .826

Kom.Audit -.105 .097 -.120 -1.088 .280

Ukuran.Pshn .003 .007 .040 .367 .715

Profitabilitas .468 .122 .428 3.841 .000

a. Dependent Variable: M.Laba

Sumber: Pengujian data dengan SPSS 2019

Pengaruh Kepemilikan Institusional

Terhadap Manajemen Laba

Hipotesis ini menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba, dapat

disimpulkan bahwa tingkat signifikansi

kepemilikan institusional memiliki nilai sebesar

0.489 > 0.05. Nilai signifikan ini menunjukkan

bahwa hipotesis ditolak, sehingga kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Agnes F.S dan

Eko Pudjolaksono (2013) yang menyatakan

bahwa kepemilikan institusional berpengaruh

negatif tidak signifikan terhadap manajemen

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

12

laba, sehingga saham kepemilikan institusional

dalam sektor industri dasar dan kimia belum

tentu mampu mengurangi tindakan manajemen

laba, karena banyaknya pemisah antara

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan yang

dapat menimbulkan masalah keagenan.

Penyebab lain tidak signifikannya hubungan ini

diduga karena dalam penelitian ini tidak

mempertimbangkan batasan ukuran

kepemilikan institusional. Institusi kecil kurang

aktif dalam memberikan tekanan pada aktivitas

manajemen dibandingkan dengan institusi yang

lebih besar. Semakin besar kepemilikan saham

yang dimiliki oleh pihak institusional maka

semakin mendorong manajemen untuk

melakukan manajemen laba. Hal ini dapat

terjadi karena investor institusional yang

memiliki jumlah saham yang besar, memiliki

insentif yang kuat untuk mengembangkan

informasi privat.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial

Terhadap Manajemen Laba

Hipotesis ini menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba, dapat

disimpulkan bahwa tingkat signifikansi

kepemilikan manajerial memiliki nilai sebesar

0.056 > 0.05. Nilai signifikan ini menunjukkan

bahwa hipotesis ditolak, sehingga kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Agnes F.S dan

Eko Pudjolaksono (2013), Agustia (2013), dan

Wahyono (2012) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap manajemen laba,

sehingga bisa disimpulkan kepemilikan

manajerial tidak bisa membatasi terjadinya

manajemen laba. Karena kurangnya saham

kepemilikan manajerial yang dimiliki dalam

sektor industri dasar dan kimia banyak

terjadinya dorongan tindakan manajemen laba

oleh pihak berkepentingan lainnya, sehingga

peranan kepemilikan manajerial dalam sektor

ini belum mampu dalam memonitoring dan

memecahkan konflik agensi, kepemilikan

manajerial belum tentu cenderung lebih giat

dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk

para pemegang saham termasuk dirinya,

akibatnya sering terjadi manipulasi data

didalam perusahaan sektor industri dasar dan

kimia tersebut.

Pengaruh Komisaris Independen Terhadap

Manajemen Laba

Hipotesis ini menyatakan bahwa

komisaris independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba, dapat

disimpulkan bahwa tingkat signifikansi

komisaris independen memiliki nilai sebesar

0.826 > 0.05. Nilai signifikan ini menunjukkan

bahwa hipotesis ditolak, sehingga komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Welvin I Guna

dan Arleen Herawaty (2010) dan Hastuti

Widyaningsih (2017) yang menyatakan

komisaris independen berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap manajemen laba sehingga,

kurangnya jumlah komisaris independen yang

ada didalam perusahaan sektor industri dasar

dan kimia tidak akan mempengaruhi praktik

manajemen laba yang dilakukan perusahaan,

hal ini disebabkan dewan komisaris tidak dapat

meningkatkan kualitas laba. Karena pihak luar

belum tentu mengetahui apa yang diperlukan

dan dilakukan untuk meningkatkan kinerja

dalam menghasilkan laba atas asset yang

dimiliki perusahaan, dan kurangnya komisaris

independen dalam sektor ini tidak mampu

meminimalisir permasalahan yang muncul

antara dewan direksi dan pemegang saham

maka terjadi agency conflict.

Pengaruh Komite Audit Terhadap

Manajemen Laba

Hipotesis ini menyatakan bahwa komite

audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba, dapat disimpulkan bahwa

tingkat signifikansi komite audit memiliki nilai

sebesar 0.280 > 0.05. Nilai signifikansi ini

menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, sehingga

komite audit tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh R Erdianto

Setyo Wahyono (2012) yang menyatakan

komisaris independen berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap manajemen laba,

karena rata – rata komite audit dari luar

perusahaan sektor industri dasar dan kimia

sekitar 1-3 orang dengan jumlah keseluruhan

komite audit 3-5 orang, bahwa perusahaan yang

membentuk komite audit independen

melaporkan laba dengan kandungan akrual

dikresional yang lebih kecil dibandingkan

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

13

dengan perusahaan yang tidak membentuk

komite audit, dan menemukan bahwa

keberadaan komite audit independen tidak

terbukti efektif mengurangi manajemen laba.

Sehingga berapapun nilai rasio komite audit

yang ada di perusahaan sektor industri dasar

dan kimia yang bertujuan memeriksa laporan

keuangan, meningkatkan pengendali yang

dapat mengurangi kesempatan terjadinya

penyimpangan dalam manajemen laba. Dalam

hal ini diduga disebabkan karena pengangkatan

komite audit oleh perusahaan hanya dilakukan

untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak

dimaksudkan untuk menegakkan corporate

governance diperusahaan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap

Manajemen Laba

Hipotesis ini menyatakan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba, dapat disimpulkan

bahwa tingkat signifikansi ukuran perusahaan

memiliki nilai sebesar 0.715 > 0.05. Nilai

signifikansi ini menunjukkan bahwa hipotesis

ditolak, sehingga ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Setiawan (2007) dalam Ningsaptiti (2010) yang

menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh

negatif tidak signifikan terhadap manajemen

laba artinya semakin besar ukuran perusahaan

maka semakin kecil indikasi pengelolaan

labanya, tetapi. Hal ini disebabkan karena

perusahaan dibidang sektor industri dasar dan

kima besar biasanya memiliki peran sebagai

pemegang kepentingan yang luas sehingga

lebih diperhatikan oleh investor dan

masyarakat. Akibatnya, pengawasan yang ketat

dalam menjalankan perusahaan menyebabkan

manajer tidak berani melakukan manajemen

laba, hal itu dikarenakan dengan pengawasan

yang ketat tersebut memungkinkan akan

diketahui oleh pemerintah, investor maupun

masyarakat sehingga dapat merusak citra dan

kredibilitas manajer perusahaan dalam sektor

industri dasar dan kimia tersebut. Dalam hal ini

sifat investor Indonesia adalah spekulatif,

apalagi kondisi – kondisi perusahaan dalam

sektor industri dasar dan kimia Dengan

besarnya asset yang dimiliki belum tentu

menjamin menghasilkan kinerja perusahaan

yang baik.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap

Manajemen Laba

Hipotesis ini menyatakan bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba, dapat disimpulkan

bahwa tingkat signifikansi profitabilitas

memiliki nilai sebesar 0.000 < 0.05. Nilai

signifikansi ini menunjukkan bahwa hipotesis

diterima, sehingga profitabilitas berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Welvin I Guna

dan Arleen Herawaty (2010) yang menyatakan

profitabilitas berpengaruh positif signifikan

terhadap manajemen laba sehingga dimudahkan

untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan investasi. Dalam

perusahaan manufaktur sektor industri dasar

dan kimia, laba yang stabil ini dilihat dari

return on asset yang dihasilkan dalam periode

pengamatan. Sehingga pendapatan laba yang

tinggi akan menarik minat investor, dan

memiliki pengaruh dalam berlangsungnya

kegiatan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Profitabilitas sering dijadikan patokan oleh

investor dan kreditur dalam menilai sehat atau

tidaknya suatu perusahaan. Profitabilitas akan

mempengaruhi keputusan investasi dan

pemberian kredit. Perusahaaan dengan

profitabilitas rendah akan cenderung untuk

melakukan perataan laba dibandingkan

perusahaan dengan profitabilitas tinggi.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Penelitian ini meguji pengaruh tata

kelola perusahaan terhadap manajemen laba

pada sektor industry dasar dan kimia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tata

kelola perusahaan diproksikan dengan

kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, komisaris independen, komite

audit, ukuran perusahaan dan profitabilitas.

Berdasarkan hasil analisis yang telah

dilakukan, maka simpulan yang dapat diambil

dalam penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan hasil uji F yang telah dilakukan

tingkat signifikansi 0,003 lebih kecil

dibandingkan taraf signifikansi α = (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa variabel

independen berpengaruh secara bersama –

sama terhadap variabel dependen.

2. Berdasarkan Tingkat signifikansi

kepemilikan institusional, komisaris

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

14

independen, komite audit, ukuran

perusahaan, variabel tersebut tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Sedangkan Tingkat signifikansi

profitabilitas memiliki nilai sebesar 0.000 <

0.05 nilai signifikansi ini menunjukkan

bahwa hipotesis diterima, sehingga

profitabilitas berpengaruh terhadap

manajemen laba.

3. Berdasarkan hasil uji determinasi (R2) yang

telah dilakukan bahwa R2 sebesar 0,170

yang berarti sebesar 17% yang memiliki

pengaruh dengan variabel yang diteliti,

sedangkan sisanya sebesar 83% dipengaruhi

oleh variabel lain selain variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian

ini adalah :

1. Untuk annual report yang digunakan

sebagai data dalam penelitian ini, peneliti

menyarankan menggunakan periode yang

lebih panjang, agar hasil penelitian lebih

representative dan disarankan

memperhatikan variabel-variabel

independen lain yang diperkirakan

berpengaruh terhadap praktek manajemen

laba.

2. Penggunaan model untuk mendeteksi

manajemen laba dalam penelitian ini

mungkin belum mampu mendeteksi

manajemen laba dengan baik sehingga

masih memerlukan justifikasi model lain

terutama untuk mencari discretionary

accrual nya.

3. Perlunya mengembangkan suatu instrumen

pengukuran untuk menghitung indeks tata

kelola atas perusahaan publik di Indonesia

REFERENSI

Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good

Corporate Governance, Free Cash Flow,

dan Leverage Terhadap Manajemen

Laba. Surabaya : Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol. 15, No. 1, Mei 2013, 27-

42 ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-

8137 online.

Anggraeni, Wenty. 2011. Analisis Tingkat

Discretionary Accrual Sebelum Dan

Sesudah Penurunan Tarif Pajak

Penghasilan Badan 2008 (Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2008-2009). Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Fakultas Ekonomi. Universitas

Diponegoro : Semarang.

Asward, Ismalia dan Lina. 2015. Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance

terhadap Manajemen Laba dengan

Pendekatan Conditional Revenue Model.

Jurnal Manajemen Teknologi. Vol.14

No.1 , 2015.

Bareksa. 2015. BEI : Laporan Keuangan

Inovisi Salah Saji, Suspen Saham Belum

Akan dibuka. 25 Februari

2015.http://www.bareksa.com/. diakses

15 Maret 2018.

BEI. Laporan Keuangan Tahunan Sektor

Industri Dasar dan Kimia Tahun 2012 -

2018. http://www.idx.co.id/. Diakses 5

Maret 2018.

Butar, L. K dan S. Sudarsi. 2012. Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

Levergae, dan Kepemilikan Institusional

terhadap Perataan Laba. Dinamika

Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

1(2): 143-158.

Guna I, Welvin. Herawaty, Arleen. 2010.

Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance, Independensi Auditor,

Kualitas Audit Dan Faktor Lainnya

Terhadap Manajemen Laba. Jakarta :

Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12,

No. 1, April 2010, Hlm. 53 – 68.

Hamdani. 2016. Good Corporate Governance

Tinjauan Etika Dalam Praktik Bisnis.

Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Indriastuti, Maya. 2012. Analisis Kualitas

Auditor dan Corporate Governance

Terhadap Manajemen Laba. Semarang :

Eksistansi (ISSN 2085-2401), Vol. IV,

No. 2, Agustus 2012.

Iswarah, Ulfah Setia. 2017. Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance dan

Kualitas Audit Terhadap Manajemen

Laba. Simposium Nasional Akuntansi

XX, Jember, 2017.

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

Nomor: Per-12/MBU/2012.

http://jdih.bumn.go.id/lihat/PER-

12/MBU/2012. Diakses 10 Maret 2018.

Page 15: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

15

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

Nomor: Per-10/MBU/2012.

http://jdih.bumn.go.id/lihat/PER-

10/MBU/2012. Diakses 10 Maret 2018.

Kusumawardhani, Indra. 2012. Pengaruh

Corporate Governance, Struktur

Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Manajemen Laba. Yogyakarta

: Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi

Informasi Vol. 9, No. 1, Oktober 42

2012: 41 – 54.

Marlisa, Otty. 2016. Analisis Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Manajemen Laba

Perusahaan Properti Dan Real Estate.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.

Volume 5, Nomor 7, Juli 2016 ISSN :

2461-0593.

Megawati. 2017. Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Pemerataan Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Di BEI 2013-2015. Skripsi. Tidak

Diterbitkan. Fakultas Bisnis Dan

Akuntansi. Universitas Katolik Musi

Charitas : Palembang.

Ningsaptiti, Restie. 2010. Analisis Pengaruh

Ukuran Perusahaan Dan Mekanisme

Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia 2006-2008).

Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas

Ekonomi. Universitas Diponegoro :

Semarang.

Octavia, Evi. 2017. Implikasi Corporate

Governance dan Ukuran Perusahaan

Pada Manajemen Laba. Bandung : Jurnal

Akuntansi Multiparadigma JAMAL

Volume 8 Nomor 1 Halaman 1-227

Malang, April 2017 ISSN 2086-7603 e-

ISSN 2089-5879.

Peraturan Bank Indonesia. Nomor No.

15/15/DPNP/2013 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance bagi Bank

Umum.

https://www.bi.go.id/id/peraturan/perban

kan/Documents/f8688e071dd1448c9206

ed470f2af533SEGCGFinal1.pdf. diakses

2 april 2018.

Pujiningsih, Andiany Indra. 2011. Pengaruh

Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, Praktik Corporate

Governance Dan Kompensasi Bonus

Terhadap Manajemen Laba (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia

Periode 2007-2009). Skripsi. Tidak

Diterbitkan. Fakultas Ekonomi.

Universitas Diponegoro : Semarang.

Rahmawati, Hikmah Is’Ada. 2013. Pengaruh

Good Corporate Governance (GCG)

Terhadap Manajemen Laba Pada

Perusahaan Perbankan. Semarang :

Accounting Analysis Journal 2012

Universitas Negeri Semarang ISSN

2252-6765.

Rice. 2016. Pengaruh Faktor Keuangan

Terhadap Manajemen Laba Dengan

Corporate Governance Sebagai Variabel

Moderating. Jurnal Wira Ekonomi

Mikroskil. Volume 6, Nomor 01, April

2016.

Santoso, Agnes Febriana. Pudjolaksono, Eko.

2013. Pengaruh Good Corporate

Governance Terhadap Earnings

Management Pada Badan Usaha Sektor

Property dan Real Estate Yang Terdaftar

di BEI Periode 2009-2012. Surabaya :

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Surabaya Vol.2 No.2 (2013).

Sanusi, Anwar. 2017. Metodologi Penelitian

Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Thesarani, Nurul Juita. 2016. Pengaruh Ukuran

Dewan Komisaris, Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional

Dan Komite Audit Terhadap Struktur

Modal Perusahaan (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI Tahun 2012-2014). Skripsi. Tidak

Diterbitkan. Fakultas Ekonomi.

Universitas Negeri Yogyakarta :

Yogyakarta.

Wahyono, R. Erdianto Setyo. 2012. Pengaruh

Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba di Industri Perbankan

Indonesia. Surabaya : Jurnal Ilmu &

Riset Akuntansi Vol. 1 No. 12 (2012).

Wibowo, E. 2010. Implementasi Good

Corporate Governance di Indonesia.

Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.

10, No. 2, Oktober 2010 Hal. 129-138.

Page 16: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 2 , Juli – Desember 2019

16

Widyaningsih, Hastuti. 2017. Pengaruh

Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba. Yogyakarta : Jurnal

Nominal / Volume VI No. 2 Tahun 2017.


Recommended