+ All Categories
Home > Education > Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru...

Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru...

Date post: 27-Jun-2015
Category:
Upload: fkipunigres
View: 9,784 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
69
"Pengaruh Disiplin, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Diklat) terhadap Prestasi Kerja Guru SDN Kebomas, Kabupaten Gresik" Siti Bariroh Abstract: This study suggested the effect of discipline, working condition, and training and education on the teachers ' performance at one of state elementary school in Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Significantly, this effect was indicated by the value of F calculation > that of F table. Thus, this result can be generalized to similar research lo see the emergence of such effect in another location. Keywords: discipline, working condition, education and training, and job performance Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai prestasi kerja pegawainya. Tujuan dilakukan penilaian ini secara urnum adalah untuk memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan keijanya dan meningkatkan produktifitas organisasi, dan secara khusus dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijakan terhadap
Transcript
Page 1: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

"Pengaruh Disiplin, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan

(Diklat) terhadap Prestasi Kerja Guru SDN Kebomas, Kabupaten Gresik"

Siti Bariroh

Abstract: This study suggested the effect of discipline, working condition, and

training and education on the teachers ' performance at one of state elementary

school in Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Significantly, this effect was

indicated by the value of F calculation > that of F table. Thus, this result can be

generalized to similar research lo see the emergence of such effect in another

location.

Keywords: discipline, working condition, education and training, and job

performance

Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai

prestasi kerja pegawainya. Tujuan dilakukan penilaian ini secara urnum adalah

untuk memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan

keijanya dan meningkatkan produktifitas organisasi, dan secara khusus dilakukan

dalam kaitannya dengan berbagai kebijakan terhadap pegawai seperti untuk tujuan

promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan, dan lain-lain.

Suatu organisasi yang mempunyai daya saing yang tinggi, penilaian ini

hendaknya dilakukan sehingga dapat dijadikan suatu landasan sebagai dasar

penilaian sejauhmana kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia seperti

perekrutan, seleksi, penempatan dan latihan telah diimplementasikan dan apa yang

harus dilakukan dikemudian hari. Di samping itu, suatu organisasi haruslah

mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan pegawainya sebagai iandasan

untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan, dalam rangka

Page 2: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

meningkatkan produktivitas dan pengembangan pegawai. Untuk itu, perlu

dilaksanakan kegiatan penilaian prestasi kerja secara periodik yang berorientasi

pada masa lalu atau, masa yang akan datang.

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau

perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam suatu organisasi

(Hariandja, 2002:195). Prestasi kerja merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam usaha organisasi/organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai

kegiatan harus dilakukan untlik meningkatkannya dalam usaha mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Salah satu di antaranya adalah melalui penilaian prestasi

kerja.

Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan para pemimpin untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang

beriaku. Sebagai contoh, beberapa pegawai, terbiasa terlambat untuk bekerja,

mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan

untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan atau terlibat

dalam tindakan yang tidak pantas.

Disiplin pegawai memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan

yang bersifat spesifik terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan

perilakunya. Penegakan disiplin pegawai biasanya dilakukan penyelia. Sedangkan

kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan

dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Lingkungan kerja berkaitan dengan

iklim organisasi Emit Salim ( 1996) "Peran sumber daya manusia dalam

Page 3: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

menciptakan, mengembangkan, dan manfaat teknologi tidak terlepas dari kualitas

sumber daya manusia". Oleh karena itu, perkembangan teknologi harus selalu

diimbangi oleh kualitas sumber daya manusia sehingga latihan dan pengembangan

guru sangat perlu untuk diperhatikan. Pendidikan dan latihan merupakan suatu

usaha yang terencana dari suatu organisasi untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan pegawai (Hariandja, 2002:168). Latihan dan

pengembangan secara konseptual dapat mengubah sikap pegawai terhadap

pekerjaan. Hal ini disebabkan karena pemahaman pegawai terhadap pekerjaan

yang awalnya didasari atas sikap seseorang melalui kepemilikkan elemen-elemen

kognitif, yaitu keyakinan dan pengetilhuan seseorang terhadap suatu objek, serta

afeksi, yaitu perasaan seseorang atas objek pengetahuan dan keyakinannya, akan

berubah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku melalui latihan dan

pengembangan yang dilakukan.

Menurut Swasto (2000), jika ada pegawai yang telah mengikuti dikiat,

tetapi lingkungan kerjanya tidak mendukung, maka prestasi kerja pegawai

tersebut kecil kemungkinan untuk bisa meningkat. Hal tersebut sesuai dengan

fakta di sekolah apabila lingkungan kerja tidak mendukung bisa berdampak pada

ketidakdisiplinan pegawai yang berakibat pada menurunnya prestasi kerja.

Pendidikan dan latihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk

investasi, gagasan tentang investasi pada sumber daya manusia telah

diperkenalkan sejak zaman Smith, karena ia percaya bahwa investasi sumber daya

manusia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Latihan ditujukan untuk memperbaiki berbagai keterampilan (skill) dan

teknik pelaksanaan kegiatan atau kerja tertentu untuk memenuhi kebutuhannya

Page 4: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

(Swasto, 1996:35). Latihan (training) juga dimaksudkan untuk memperbaiki

penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci

dan rurin. Latihan menyiapkan pegawai untuk melakukan kegiatan-kegiatan

sekarang, padadasarnya latihan merupakan proses pendidikan jangka pendek bagi

seseorang untuk memperoleh keterampilan operasional secara sistematis

(Handoko, 1995:104).

Latihan mempunyai berbagai manfaat prestasi jangka panjang yang

membantu seseorang untuk tanggung jawab di waktu yang akan datang, program-

program latihan tidak hanya penting bagi individu tetapi juga bagi organisasi dan

hubungan manusia dalam kelompok kerja dan bahkan bagi suatu negara.

Jadi, manfaat latihan adalah dengan menyadari berbagai investasi

argumentasi dalam sumber daya manusia, oleh karena itu seharusnya seseorang

tidak berhenti belajar setelah mencapai suatu prestasi puncak, karena belajar

adalah proses seumur hidup.

Pendidikan yang pemah diikuti oleh tenaga kerja sangat berkaitan dengan

kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Siagian (1994) bahwa,

"Tingkat pendidikan seseorang dan pelatihan yang pernah diikutinya berpengaruh

terhadap produkti vitas kerjanya".

Tingkat pendidikan merupakan alat pengukur kemampuan pegawai.

Dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka orang

tersebut dinilai semakin memiliki kemampuan yang tinggi pula.

Pendapat lain dari Moekijat (2001) pendidikan berhubungan dengan

mengetahui metode sebab-sebab sesuatu lebih banyak berhubungan dengan

pekerjaan tertentu.

Page 5: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Dari pendapat tersebut secara urnum di disimpulkan bahwa pendidikan adalah:

Menekankan pada pengetahuan yang bersifat teoritis.

Ditujukan kepada usaha pembinaan mental seprti sikap, tingkah laku, cara

berperilaku dan berpikir.

Pendidikan berhubungan dengan pengertian umum.

Kesimpulannya adalah bahwa pendidikan yang tinggi merupakan salah

satu pencerminan dari kemampuan yang tinggi dan akan sangat menunjang tenaga

kerja menyelesaikan berbagai permasalahan yang menyangkut pekerjaan. Hal

tersebut merupakan produktivitas pada dimensi efektivitas (Stevenson,1996).

Pelatihan adalah suatu program yang diterapkan oleh

perusahaan/organisasi guna meningkatkan kemampuan para pegawainya. Wujud

dari peningkatan kemampuan tersebut adalah meningkatnya prestasi kerja.

Robbins (1991 : 111) menyebutkan “… training can keep their abilities current or

people new skill as times and conditions change”. Bahwa pelatihan akan

senantiasa menjaga kemampuan bahkan meningkatkan keahlian baru sejalan

dengan berubahnya waktu dan kondisi. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa

dengan pelatihan pegawai akan senantiasa dapat meningkatkan kemampuannya

sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan. Peingkatan produktivitas kerja dari

pegawai akan suatu perusahaan/organisasi harus ditunjang oleh tersedianya mesin

dan peralatan yang serba modern dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menunjang

kemampuan pegawai.

Selanjutnya, As'ad (1998:66) menyatakan bahwa pelatihan dimaksudkan

untuk mempertinggi kerja pegawai dengan mengembangkan cara-cara berpikir

dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan. Dengan kata

Page 6: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

lain bahwa pelatihan dan pengembangan dapat menambah keterampilan kerja

pegawai, selanjutnya meningkatkan produktivitas kerja.

Pengertian pelatihan menurut Moekijat (2001), adalah merupakan kegiatan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian untuk melaksanakan pekerjaan

tertentu. Perumusan lain menurut Ranupandoyo (2002), pelatihan adalah suatu

kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitan aktivitas

ekonomi. Pelatihan membantu pegawai dalam memahami pengetahuan praktis

dan pengetrapannya guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang

diperlukan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya.

Pendapat Moekijat (2001), pelatihan adalah suatu proses yang membantu

pegawai untuk memperoleh efektivitas untuk pekerjaan mereka yang sekarang

atau di masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan pikiran dan

tindakan, kecakapan,pengetahuan dan sikap. Pendapat senada dinyatakan oleh

Flippo (Hasibuan,1997) bahwa latihan adalah merupakan suatu usaha pen

ingkatan pengetahuan dan keahlian seorang pegawai untuk mengerjakan suatu

pekerjaan tertentu.

Suprihanto (1998:85) mengatakan pengertian pelatihan adalah suatu

kegiatan untuk memperbaiki kemampuan ker)a seseorang dalam kaitannya

dengan aktivitas ekonomi. Latihan akan membantu pegawai dalam memahami

suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna meningkatkan keterampilan,

kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai

tujuannya.

Ranupandojo dan Husnan (2001:77) berpendapat bahwa yang dimaksud

dengan pelatihan adalah sebagai berikut ini.

Page 7: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

"Latihan ialah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja

seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Latihan akan membantu

pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna

meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan organisasi

dalam usaha mencapai tujuannya".

Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan

adalahsuatu proses untuk mengubah sikap pegawai dalam bekerja, serta

mempersiapkan pegawai dalam mengemban tugasnya pada saat ini guna mencapai

tujuan yang lebih besar.

Sikula (2003:227) mendefinisikan pelatihan sebagai: "Training is a short

tern aducational process utilizing a systematic and organized procedure by which

unmanagerial personel learn technical knowledge and skills for definite purpose.'"

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan

jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, dimana

tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis

untuk suatu tujuan tertentu.

Hal ini didukung pula oleh pendapat tentang pelatihan atau training dari

beberapa ahli seperti Nitisemito (1996:53) yang menyatakan bahwa training

adalah kegiatan dari perusahaan/organisasi/instansi yang dimaksudkan untuk

dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan

pengetahuan dari pegawai sesuai dengan keinginan dari

perusahaan/organisasi/instansi yang bersangkutan.

Penulis lain, yaitu Dessler berpendapat bahwa training merupakan upaya

pembinaan keterampilan dasar yang diperlukan karyawan baru atau lama untuk

Page 8: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

melaksanakan pekerjaan. Jadi, pelatihan dipandang sebagai cara untuk

meningkatkan kecakapan pegawai, baik itu melalui pemberian instruksi, melatih

pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi, pelatihan dipandang sebagai cara

untuk meningkatkan kecakapan pegawai, baik itu melalui pemberian instruksi,

melatih pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan, maupun dengan menanarnkan

sikap disiplin pada diri pegawai.

Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

keterampilan dan teknik pelak sanaan kerja tertentu, terinci dan rutin

(Handoko,2000). Jadi, pada dasarnya pelatihan merupakan proses pendidikan

jangka pendek bagi para aparatur untuk memperoleh keterampilan secara

sistematis (Tulus, 1995).

Dari berbagai pendapat tentang pelatihan yang dikernukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang

intinya adalah membantu pegawai dalam peningkatan pengetahuan dan keahlian

unluk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

Moekijat (2001 ) mengernukakan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar

suatu kegiatan dapat disebut pelatihan. Ketiga syarat tersebut adalah:

Pelatihan harus membantu pegawai menambah pengetahuan dalam

menjalankan tugasnya.

Pelatihan harus menimbulkan perubahan kebiasaan bekerjadari pegawai,

sikapnya terhadap pekerja, infomiasi dan pengetahuan yang diterapkan dalam

tugas.

Page 9: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Pelatihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu. Pegawai dapat

mengambil bagian dalam berbagai program pendidikan yang tidak disebut

sebagai pendidikan, karena hubungan dengan tugas yang diembannya.

Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan para seorang pimpinan

untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah

suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial

yang berlaku. Sebagai contoh, beberapa pegawai, terbiasa terlambat untuk

bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang

diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan

atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin pegawai memerlukan alat

komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap pegawai

yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin pegawai

biasanya dilakukan penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang

secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan

tanggungjawabnya.

Sehingga seorang pegawai yang memiliki kedisiplinan yang tinggijika

yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung)awab atas tugas

yang diamanahkan kepadanya.

Terdapat empat perspektifdaftar yang menyangkut kedisiplinan, yaitu:

Disiplin retributive (Retributive Discipline), yaitu berusaha menghukum orang

yang berbuat salah.

Disiplin korektif (Corrective Discipline), yaitu berusaha membantu pegawai

mengoreksi perilakunya yang tidak tepat.

Page 10: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Perspektif hak-hak individu (Individual Rigths Perspective), yaitu berusaha

melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disiplener.

Prespektif utilitarian (Utilitarian Perspective) yaitu berfokus kepada

penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan

disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.

Terdapat tiga konsep dalam pelaksanaan tindakan disipliner yaitu:

aturantungku panas (Hot Stove Rules), tindakan disiplin progresif (Progressive

Discipline), dan tindakan disiplin positif (Positove Discipline). Pendekatan-

pendekatan aturan tungku panas tindakan disiplin progresif terfokus pada perilaku

masa lalu. Sedangkan pendekatan disiplin positif berorientasi ke masa yang

akan datang dalam bekerja dengan para pegawai untuk memecahkan masalah-

masalah sehingga masalah itu tidak timbul lagi.

Setiap pemimpin harus dapat memastikan pegawai tertib dalam tugas.

Dalam konteks disiplin makna keadilan harus dirawat dengan konsisten. Jika

pegawai menghadapi tantangan tindakan disipliner, pemberi kerja harus dapat

membuktikan bahwa pegawai yang terlibat dalam kelakuan yang tidak dihukum.

Disini para penyelia perlu berlatih bagaimana cara mengelola disiplin dengan

baik. Untuk mengelola disiplin diperlukan adanya standar disiplin yang digunakan

untuk menentukan bahwa pegawai telah diperlakukan dengan wajar.

Beberapa standar dasar disiplin berlaku semua pelanggaran aturan, apakah

besar atau kecil. Semua tindakan disipliner perlu mengikuti prosedur minimum,

aturan komunikasi dan ukuran capaian. Tiap pegawai dan penyelia perlu

memahami kebijakan organisasi serta mengikuti prosedur secara penuh.

Page 11: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Pegawai yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk memperbaiki

perilaku mereka. Para pemimpin perlu mengumpulkan sejumlah bukti untuk

membenarkan disiplin. Bukti ini harus secara hati-hati didokumentasikan

sehingga tidak bisa untuk diperdebatkan. Sebagai suatu model bagaimana

tindakan disipliner harus diatur adalah:

Apabila seseorang pegawai melakukan kesalahan, maka pegawai harus

konsekuen terhadap aturan pelanggaran.

Apabila tidak dilakukan secara konsekuen pegawai tersebut melecehkan

peraturan telah ditetapkan.

Kedua hal di atas akan berakibat pemutusan hubungan kerja dan pegawai

harus menerima hukuman tersebut.

Jika pencatatan tidak adil/sah menurut undang-undang atau pengecualian

ketenagakerjaan sesuka hati. Untuk itu, pengadilan memerlukan bukti dan

pemberi kerja untuk membuktikan sebelum pegawai ditindak. Standar kerja

tersebut dituliskan dalam kontrak kerja.

Peranan teknologi pada suatu organisasi terutama perusahaan besar, sangat

besar pengaruhnya dan menentukan sekali untuk menunjang kelancaran

operasional suatu proses organisasi. Dengan memanfaatkan teknologi output

diharapkan berkualitas tinggi dan bisa menekan biaya serendah mungkin.

Semakin besar organisasi maka semakin besar pula tuntutan fasilitas kerja

yang dibutuhkan oleh guru. Perkembangan teknologi yang semakin canggih

menuntut kemampuan guru untuk bisa mengikuti perkembangan tersebut. Bila hal

ini tidak diikuti maka akan berakibat kepada output dan jalannya proses

operasional dari organisasi tersebut.

Page 12: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Kaitannya dengan hal tersebut maka fasilitas kerja sangat bergantung

kepada iklim organisasi. Iklim organisasi atau lingkungan kerja dapat memiliki

pengaruh yang besar terhadap motivasi, produktivitas dan kepuasan kerja. Hal ini

terjadi melalui pembentukan jenis harapan-harapan tertentu mengenai akibat-

akibat yang akan timbul dari tindakan-tindakan yang berbeda. Seseorang akan

mengharapkan imbalan, kepuasan dan tingkat prestasi yang didasarkan atas

prestasinya tentang iklim organisasi atau lingkungan kerja. Selanjutnya, dapat

dijelaskan pula bahwa organisasi sebagaimana halnya sidik jari, merupakan

sesuatu yang unik. Tiap-tiap organisasi mempunyai budaya, tradisi, dan metode

tindakannya sendiri. Secara keseluruhan, ketiga aspek tersebut merupakan iklim

untuk anggota-anggotanya.

Bagi organisasi yang berhubungan dengan pelayanan maka fasilitas kerja

yang mendukung sangat perlu untuk diperhatikan. Bila hal ini diabaikan maka

akan berakibat buruk bagi organisasi tersebut. Fasilitas dapat mendukung kerja

guru bilamana kualitas,jumlah dan manfaat memang sesuai dengan operasional

dari organisasi tersebut.

Kaitannya dengan fasilitas kerja melayu (2001:halaman 150) "Manajer

penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu guru

yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan ".

Lingkungan kerja dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi,

produktivitas dan kepuasan kerja-Hal ini terjadi melalui pembentukan jenis

harapan-harapan tertentu mengenai akibat-akibat yang akan timbul dan tindakan-

tindakan yang berbeda. Seseorang akan mengharapkan imbalan, kepuasan dan

tingkat prestasi yangdidasarkan atas persepsinya tentang iklim organisasi atau

Page 13: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

lingkungan kerja. Selanjutnya, dapat dijelaskan pula bahwa organisasi

sebagaimana halnya sidik jari, merupakan sesuatu yang unik. Tiap-tiap organisasi

mempunyai budaya, tradisi, dan metode tindakannya sendiri. Secara keseluruhan,

ketiga aspek tersebut merupakan iklim untuk anggota-anggotanya.

Keunikan suatu organisasi terlihat dari beberapa kegiatannya. Suatu

organisasi bisa terlihat sangat sibuk dan efisien, dan organisasi lainnya bisa pula

terlihat sangat santai, sebagaimana lainnya cukup manusiawi, tetapi sebagian

lainnya terlihat kaku dan dingin. Sebuah organisasi cenderung untuk menank dan

memelihara orang-orang yang sesuai dengan iklimnya, sehinggapola-

polanyadilestarikan seperti orang-orang yang bergerak ke iklim laut, iklim

gunung, iklim padangpasir. Merekajugaakan memilih sebuah iklim organisasi

yang sesuai dengan budayanya.

Lingkungan kerja juga menggambarkan sistem sosial dari sebuah

kelompok kerja. Dengan demikian, iklim organisasi merupakan sebuah konsep

sistem. Dapat dikatakan pula bahwa organisasi tempat para manajer menjalankan

tugasnya merupakan sistem sosial yang dari sub sistem yang saling berkaitan. Sub

sistem tersebut terdiri dari sub sistem manusia/sosial, sub sistem

administrasi/struktur, sub sistem informasi/pengambilan keputusan dan sub sistem

ekonomi dan teknologi serta lingkungan eksternal. Perlu diperhatikan dalam

sistem ini adalah adanya suatu pemahaman yangjelas bahwa perubahan yang

terjadi dalam sebuah sub sistem akan mempengaruhi perubahan pada sub sistem

lainnya, dan padasaat yang sama managemen organisasi internal tidak boleh

mengabaikan kebutuhan dan tekanan dari lingkungan eksternal.

Page 14: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Iklim organisasi sebagai sebuah sistem sosial, bisa dipengaruhi oleh

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi:

desain dan aplikasi teknologi, kultur organisasi dan praktik-praktik manajerial,

dan karakteristik personal anggota. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi

lingkungan sosial dan ekonomi dimana organisasi berada. Kedua lingkungan

tersebut, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal akan

mempengaruhi beragam aktivitas, sikap, nonna dan pelaksanaan peran, yang

akhirnya mempengaruhi produktivitas, kepuasan, prestasi dan pertumbuhan

organisasi.

Kondisi kerja termasuk didalamnya fasilitas yang disediakan, akan ikut

mendorong kepuasan kerja. Keakraban dengan teman sekerja, perhatian atasan

terhadap bawahan ikut mempengaruhi kepuasan kerja pagawai. Setiap pegawai

harus dapat memilih permasalahan yang dialami,jika permasalahan muncul di

rumah jangan dibawa ke tempat kerja. Hal ini dapat pula dilakukan oleh atasan,

sehingga kondisi kerja akan menjadi faktor pendukung terhadap kepuasan kerja

guru.

Guru belum dapat mengharapkan faktor kepuasan tercapai sebelum

kekecewaan di dalam pekerjaan dapat dihilangkan lebih dahulu. Berkaitan dengan

hal tersebut Manullang (2001 :halaman 181 ) "Agar kekecewaan dapat

dihilangkan dari pekerjaan maka pemimpin harus melakukan tindakan, sebagai

berikut:

Technical Supervision.

Interpersonal Supervision.

Policy and administrasi.

Page 15: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Dengan technical Supervision yang menimbulkan kekecewaan

dimaksudkan di dalam pekerjaan di pihak atasan. Bagaimana caranya

mensupervisi dari segi teknis pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya atau

atasan mempunyai kecakapan teknis yang lebih rendah dari yang diperlukan

kedudukannya. Untuk mengatasi hal ini para manajer harus berusaha

memperbaiki dirinya dengan jalan mengikuti latihan atau pendidikan.

Interpersonal Supervision menunjukkan hubungan perseorangan antara

bawahan dengan atasannya, dimana kemungkinan bawahan merasa tidak dapat

bergaul dengan bosnya. Agar kedua faktor tersebut di atas tidak menimbulkan

kekecewaan bawahan, maka minimal tiga kecakapan harus dimiliki setiap manajer

yaitu:

Technical skill (kecakapan teknis).

Human skill (kecakapan manusia).

Conseptual skill (kecakapan konsepsional).

Policy personalia, urnumnya dibuat dalam bentuk tertulis. Biasanya yang

dibuat dalam bentuk tertulis adalah baik, karena itu yang utama ialah bagaimana

pelaksanaan dalam praktik. Pelaksanaan kebijaksanaan dilakukan masing-masing

manajer. Bila organisasi belum mempunyai policy personalia yang tertulis

berkewajiban masing-masing manajer untuk berusaha mendesak organisasinya

supaya disusun suatai policy personalia dengan menerapkan prinsip sistem karier.

Dari setiap pekerjaan dalam organisasi diharapkan adanya komitmen

penuh terhadap organisasi, tidak sekedar ketaatan berbagai ketentuan keguruan ya

berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. Tetapi dalam pada itu organisasi pun

mutlak perlu menanamkan keyakinan dalam diri para guru bahwa dengan

Page 16: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

komitmen penuh pada organisasi, berbagai harapan, cita-cita dan kebutuhan para

guru itu akan terwujud dan terpenuhi. Penempatan guru sesuai dengan

kemampuan maupun dengan keahlian perlu diperhatikan, hal ini akan

berpengaruh terhadap ketaatan guru terhadap organisasi. Oleh karena itu, sebelum

menempatkan guru pada tempat tertentu terlebih dahulu organisasi tersebut harus

mengadakan perencanaan sehingga penempatan guru sesuai dengan kemampuan

dan guru tersebut.

Sikula dan Anwar (2001: halaman 4) "Perencanaan sumber daya manusia

atau perencanaan tenags kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan

tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya

berintegrasi dengan rencana organisasi". Sedangkan Milkovich dan Nystrom

dalam Anwar (2001 .-halaman 4) "Perencanaan tenaga kerja adalah proses

peramalan pengembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan yang

menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah guru, penempatan guru

secara benar, waktu yang tepat yang secara ekonomis lebih bermanfaat".

Dari definisi tersebut jika dihubungkan dengan kesesuaian pekerjaan maka

besar kecilnya organisasi juga menentukan jumlah guru. Sedangkan penempatan

guru sesuai dengan keahlian maupun dengan kemampuannya .semata-mata hanya

untuk menciptakan efisiensi.

Setiap guru akan berbeda keahliannya yang dimiliki, oleh karena

kesesuaian pekerjaan setiap guru akan menentukan kepuasan kerja dari guru itu

sendiri. Pekerjaan yang bukan bidangnya diberikan kepada guru, akan melahirkan

frustasi kerja, tetapi jika pekerjaan disesuaikan dengan pekerjaannya akan

membuat guru senang untuk bekerja dan akan membuat dirinya merasa puas

Page 17: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

dalam pekerjaannya. Kesesuaian pekerjaan ini tidak akan terlepas dari

perencanaan guru, karena dengan mengadakan perencanaan guru akan lebih

mudah menentukan karakteristik guru agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (guru)

yaitu kepentingan individu, kepentingan organisasi dankepentingan nasional.

Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi setiap individu pegawai,

karena dapat membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan guru

dapat dicapai melalui perencanaan. Perencanaan sumber daya manusia sangat

penting bagi organisasi (perusahaan) dalarn mendapatkan calon guru yang

memenuhi kualifikasi. Dengan adanya perencanaan sumber daya manusia, dapat

dipersiapkan calon-calon guru yang potensi untuk menduduki pOsisi manajer

pada masa yang akan datang. Perencanaan sumber daya manusia sangat

bermanfaan bagi kepentingan nasional. Hal ini karena guru-guru yang berpotensi

tinggi dapat dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan

produktivitas nasional. Mereka dapat dijadikan tenaga-tenaga ahli dalam bidang

tertentu untuk membantu program pemerintah.

Prestasi kerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang

telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.

Hal ini dapat berkaitan dengan jumlah kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dapat

dilaksanakan oleh individu guru dalam waktu tertentu. Swasto (1996:30)

menyatakan bahwa prestasi kerja individu merupakan perpaduan antara motivasi

yang ada pada diri seseorang, kemampuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan

serta peralatan atau teknologi yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan

tersebut. Jadi, prestasi kerja berkenan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh

Page 18: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

guru dalam suatu periode. Dalam hal ini prestasi kerja guru berkaitan dengan

kuantitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

Salah satunya definisi tentang Prestasi kerja guru dinyatakan Bernandin

dan Russes ( 1993 :231 ) bahwa prestasi kerja merupakan catatan

perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau

kegiatan dalam satu periode waktu tertentu. Apabila prestasi kerja atau

produktivitas kerja guru setelah mengikuti pengembangan baik kualitas maupun

kuantitas kerjanya meningkat maka berarti metode pengembangan yang

ditetapkan cukup baik (Hasibuan,1994:62).

Pengukuran prestasi kerja guru yang dikaitkan dengan kuantitas dan

kualitas pekerjaan yang dihasilkan mencakup dua kegiatan, dua kegiatan, yaitu

dengan mengidentifikasi dimensi prestasi kerja dan penetapan standar prestasi

kerja. Dimensi prestasi kerja mencakup semua unsur yang akan dievaluasi dalam

pekerjaan masing-masing guru dalam suatu lembaga serta mencakup berbagai

kriteria yang sesuai untuk mengukur hasil pekerjaan yang telah diselesaikan.

Dharma (1989) menyatakan bahwa hampir seluruh cara pengukuran kiner)a

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Kuantitas, yaitujumlah yang harus diselesaikan.

Kualitas,yaitumutuyangdihasilkan.

Ketepatan waktu, yaitu kesesuaian dengan waktu yang telah direncanakan.

Penilaian prestasi kerja guru tidak harus mengacu atau sesuai dengan

semua kriteria pengukuran prestasi kerja tetapi harus juga disesuaikan dengan

jenis pekerjaan guru yang akan dinilai. Bernandin dan Russel (1995:68)

Page 19: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

mengemukakan enam kriteria primer yang dapat digunakan untuk mengukur

prestasi kerja.

Quality, merupakan tingkat sejauhmana suatu proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati kesempurnaan atau tujuan yang diharapkan.

Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan.

Time Lines, adalah ketepatan akan waktu yang dibutuhkan.

Cost Effectivness, yaitu keefektifan dalam penggunaan dana.

Need for Pendidikan dan Latihanon , yaitu perlu tidaknya supervisor.

Interpersonal Impact, yaitu pengaruh antar diri atau perseorangan.

Dengan beberapa kriteria diatas dapat diketahui kondisi kerja guru.

Klinger dan Nalbandian (1985:82) menyebutkan bahwa produktivitas sebagai

wujud dari prestasi kerja, merupakan fungsi perkalian dari usaha guru (effort)

yang didukung dengan motivasi tinggi kemampuan guru (ability) yang diperoleh

melalui latihan-latihan. Di samping itu, kondisi kerja juga ikut berpengaruh dalam

menentukan efisiensi dan efektivitas seseorang individu dalam berprestasi kerja.

Prestasi kerja yang baik akan memberikan dampak positif bagi usaha, selanjutnya

untuk menentukan prestasi kerja guru baik atau tidak harus dilakukan penilaian

prestasi kerja yang sesuai dengan standar prestasi kerja.

Penetapan standar, kerja diperlukan untuk mengetahui apakah prestasi

kerja guru telah sesuai dengan sasaran yang diharapkan, sekaligus melihat

besarnya penyimpangan dengan cara membandingkan antara hasil pekerjaan

secaraaktual dengan hasil yang diharapkan. Standar prestasi kerja menurut Snow

dan Alexander (1992:98) merupakan tolok ukur bagi prestasi kerja menurut yang

akan dievaluasi. Dalam hal ini tidak ada satu ukuran tunggal yang dapat

Page 20: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

mencakup semua aspek prestasi kerja yang diperlukan adalah seperangkat ukuran

yang sesuai aktivitas objektif yang akan diukur. Anthony dalam Lean dan Altman

(1988:86) mengidentifikasikan tiga level manajemen yang terjadi dalam semua

lembaga yaitu operasional, efisiensi dan produktivitas, merupakan faktor kunci.

Pada tingkat manajerial keefektifan lembaga dan manajemen menjadi unsur yang

esensial. Akhirnya pada tingkat strategi keunggulan kompetitif sekolah

merupakan titik sentral.

Analisis tentang prestasi kerja guru menurut Gomes (1985:68) senantiasa

berkaitan dengan dua faktor utama, yaitu:

• Kesediaan atau motivasi guru untuk bekerja yang menimbulkan usaha guru.

• Kemampuan guru untuk melaksanakan pekerjaan dengan kata lain prestasi kerja

adalah fungsi interaksi antara motivasi kerja dengan kernampuan atau p =f(m x n)

di mana p = performance, m = motivasi dan n = ability.

Dengan persamaan tersebut menurut Robbins (1996:78) kita memerlukan

penambahan aspek kesempatan (oportunity) dalam persamaan di atas, sehingga

persamaan prestasi kerja dapat dirumuskan f= (Ax MX 0). Meskipun seorang

individu mungkin ada rintangan yang menghambat prestasi kerja karena itu jika

kita mencoba menilai mengapa seorang guru mungkin tidak berprestasi

kerja/bobot kerja guru pada level yang kita yakini mampu, selayaknya kita periksa

lingkungan kerjanya, budaya kerjanya untuk melihat apakah mendukung atau

tidak. Jika tidak, akan menyebabkan pula terganggunya prestasi kerja guru

walaupun guru tersebut telah dapat kesempatan meningkatkan pendidikan,

seringnya pelatihan-pelatihan yang telah banyak diikuti.

Page 21: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang prestasi kerja guru maka

dalam penelitian ini yang menjadi acuan tentang prestasi kerja atau prestasi guru

adalah kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu dalam penyelesaian setiap

pekerjaan kepada masing-masing individu. Selanjutnya, pada pembahasan berikut

akan diuraikan tentang kerangka konseptual dan model kajian yang berkaitan

dengan teoretis yang dikernukakan pada uraian terdahulu tentang profesionalisme

dan motivasi terhadap prestasi kerja guru.

Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para

pekerjadi samping terhadap kepuasan. Teori ini meramalkan bahwa seorang

pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini lebih layak daripada

reaksi lainnya terhadap ketidakadilan. Seorang pekerja yang mendapat

kompensasi kurang, dan dibayar didasarkan penggajian atau berdasarkan jam

kerja akan menegakkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan

demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya. Jika

seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dan porsi substansi gaji atau

upahnya terkait pada kuaito pelaksanaan kerja (misalnya, upah perpotongan), ia

akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan usahanya. Jika

pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meninskatkan kualitas

output-nya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.

Untuk para pekerja yang mendapatkan kompensasi lebih dan dibayarkan

atas dasar gaji atau ongkos per jam, keadilan akan ditegakkan dengan meningkat

kan input usahanya. Tindakan ini akan mengakibatkan peningkatan dalam kualitas

atau kuantitas pelaksanaan kerja. Jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi

lebih dan substansi upahnya terkait dengan kuantitas pelaksanaan kerja, ia akan

Page 22: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

berusaha meningkatkan input usahanya tanpa menghubungkan dengan

peningkatan dalam pendapatan insentifnya. Menurut teori ini, pekeija akan

meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja saat menurunkan atau mempertahankan

kuantitas pelaksanaan kerja.

Sikap kerja dapat diukur dengan banyak cara. Informasi tentang sikap

kerja dapat diperoleh dengan cara khusus maupun reguler. Tipe-tipe pertanyaan

yang dipergunakan untuk mendapatkan sikap para pegawai juga bervariasi.

Dengan pertanyaan terbuka, para pekerja diminta menguraikan perasan-

perasaannya terhadap berbagai aspek pekerjaannya dengan kata-katanya sendiri.

Dengan pertanyaan jawaban tertentu, para pekerja diminta memilih satu di antara

jawaban-jawaban yang telah disediakan untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu.

Terdapat beberapa jenis pertanyaan jawaban tertentu dan sebagian besar di

antaranya telah dikembangkan untuk penggunaan kuesioner dibanding dengan

untuk wawancara. Namun mungkin saja menggunakan pertanyaan jawaban

tertentu dalam interview, dan tindakan ini kadang-kadang dilakukan dalam survei

pendapat.

Studi-studi tentang pentingnya perbedaan karakteristik pekerjaan

menernukan secara konsisten bahwa sifat pekeriaan itu sendiri adalah deteminan

utama, dari kepuasan kerja.

Beberapastudi terakhir telah berusaha mengidentifisir dimensi-dimensi

penting dari materi pekerjaan dan mengetahui bagaimana kepuasan pekerja

ditentukan bersama-sama oleh materi pekerjaan dan sifat-sifat individu (Hacman

and Lawler,1971); Hacman and Oldham 1975; Hulin and Blood,1968; Turner and

Page 23: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Lawrence, 1965; Wanous, 1974). Studi yang amat mendalam dari tipe dilakukan

oleh Hacman and Oldham (1975). Mereka mengoperasikan daftar pertanyaan

yang dikenal dengan Job Diagnostic Survey untuk beberapa ratus pekerja yang

bekerja pada 62jenis pekerjaan.

Bukti-bukti riset menyarankan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan

bagaimana sikap kerja ditentukan adalah dengan cara "model interaksi", yaitu

kepuasan kerja seseorang ditentukan bersama-sama atas dasar karakteristik situasi

kerja dan karakteristik pekerja. Dari tiga teori kepuasan yang telah dijelaskan di

muka, satu yang paling sesuai dengan model interaksi adalah teori Discrepancy.

Persepsi seseorang tentang "apa yang seharusnya ada" dalam suatu pekerjaan akan

banyak ditentukan oleh kondisi kerja aktual.

Tiga jenis karakteristik pegawai yang mempengaruhi persepsi "yang

seharusnya" adalah kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, serta sifat-sifat kepribadian.

Kebutuhan adalah penting karena seorang pekerja akan menginginkan lebih

banyak faktor pekerjaan yang merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan yang

timbul sekarang. Jika satu faktor pekerjaan (misalnya pengakuan) yang disediakan

dalam, kerjanya sudah cukup memenuhi kebutuhannya yang relevan (misalnya

penghargaan), maka faktor pekerjaan tambahan lainnya tidak diinginkan pekerja

dan tidak akan meningkatkan kepuasan kerja. Nilai-nilai adalah keyakinan-

keyakinan seseorang yang relatif tetap tentang perilaku apa yang benar dan yang

salah. Tujuan-tujuan hidup apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Nilai-

nilai mempengaruhi acuan pekerja atau kesukaan pekerja terhadap jenis pekerjaan

dan kondisi kerja tertentu. Terakhir, sifat-sifat kepribadian seperti harga diri

mengerakkan aspirasi dan acuan kerja seseorang. Harga diri adalah sejauhmana

Page 24: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

seseorang menyukai dan menilai serta menganggap dirinya sebagai manusia yang

cakap dan memenuhi syarat. Seorang pekerja dengan harga diri yang tinggi akan

lebih menyukai pekerjaan yang prestasinya rendah sesuai dengan pandangan yang

kurang baik terhadap dirinya serta tidak banyak menuntut (Korman, 1970).

Tiga aspek situasi pekerjaan yang mempengaruhi persepsi yang seharusnya adalah

perbandingan sosial dengan pekerja-pekerja lainnya, karakteristik pekerjaan

sebelumnya, serta kelompok-kelompok acuan. Proses perbandingan sosial telah

dijelaskan dimuka dalam topik teori keadilan. Seorang pekerja akan

membandingkan keuntungan hasil-hasil yang dianggap diperoleh dari

pekerjaannya dengan keuntungan-keuntungan hasil yang diterima oleh pekerja-

pekerja lainnya yang pekerjaannya sejenis setelah menghitung selisih antara input-

input-nya dengan input-input orang bandingannya. Persepsi seorang pekerja

tentang apa yang seharusnya ada dalam pekerjaannya juga dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap apa yang telah ada dalam pekerjaan sebelumnya. Kondisi-

kondisi sebelumnya merupakan faktor penting bagi seorang pekerja dalam

menentukan harapan-harapan minimum bagi masa depannya. Tak seorangpun

menginginkan upah lebih rendah atau keuntungan lebih kecil dibandingkan

dengan telah diterima sebelumnya dalam pekerjaan yang sama atau dalam

pekerjaan sebelumnya.

Kelompok-kelompok acuan (reference groups) adalah pengaruh situasi

ketiga terhadap persepsi pekerja terhadap apa yang seharusnya ada. Kelompok

acuan adalah kelompok di mana seseorang mencari petunjuk dalam menafsirkan

dan mengevaluasi pengalaman dirinya. Harapan-harapan dan aspirasi seseorang

terhadap suatu pekerjaan akan dipengaruhi oleh konsepsi kelompok acuan tentang

Page 25: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

jenis pekerjaan apa serta kondisi bagaimana yang sesuai dengan dirinya (Korman,

1971). Seorang pekerja akan lebih puas jika pekerjaannya dibenarkan oleh

kelompok acuan daripada tidak. Contoh yang baik tentang kelompok acuan adalah

pengaruh serikat buruh terhadap persepsi pekerja tentang kenaikan upah dan

keuntungan yang jujur serta wajar.

Bagian topik yang terakhir akan mengkaji determinan-detenninan

sikapkerja telah memusatkan baik pada pengaruh karakteristik pekerjaan maupun

pengaruh bersama. Dari duajenis variabel tersebut, kita akan menekankan pada

beberapa studi yang telah mencakup karakteristik pekerja maupun karakteristik

pekerjaan untuk menjelaskan bagaimana kepuasan kerja terbentuk.

Dengan kerangka teori yang telah dikernukakan di atas. maka penulis

mencoba mengangkat model kajian yang berkaitan dengan permasalahan pada

objek penelitian, dengan demikian model konsep dapat dijelaskan, sebagai berikut

ini. Upaya pengembangan sumber daya manusia terutama pada aspek kemampuan

intelektual dan kepribadiannya. Tingkat kepatuhan atau ketaatan seseorang

terhadap peraturan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan dalam suatu

organisasi.

Gambar I Kerangka Konseptual Penelitian

Kedisiplinan(X1)

Diklat(X2)

Lingkungan(X3)

Prestasi Kerja(Y)

Page 26: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Hipotesis

Sebelum mengernukakan suatu hipotesis dalam pemecahan suatu masalah

terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian: Hipotesis adalah suatu pernyataan

yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya

(Sujana, 1985:12). Berdasarkan metode kajian Pengaruh Pendidikan dan Latihan

serta Kedisiplinan Terhadap Prestasi Kerja Guru pada SDN Kebomas, Kabupaten

Gresik dapat ajukan hipotesis, sebagai berikut:

Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru SDN

Kebomas, Kabupaten Gresik.

Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) secara

parsial berpengaruh terhadap Prestasi Kerja guru SDN Kebomas, Kabupaten

Gresik.

Salah satu dan variabel Kedisiplinan, Lingkungan Kerja, dan Pendidikan dan

Latihan (Dikiat) ada yang dominan pengaruhnya terhadap prestasi kerja guru

SDN Kebomas, Kabupaten Gresik.

METODE

Identifikasi Variabel

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan, maka

variabel-variabel yang akan dianalisa terdiri dari dua macam variabel, yaitu

variabel bebas (X) atau independent variable dan variabel terikat (Y) atau

dependent variable.

Variabel bebas (X) yang digunakan kalau penelitian ini terdiri atas beberapa

variabel yaitu;

Page 27: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Variabel X1, adalah variabel Kedisiplinan

Variabel X2, adalah Variabel Lingkungan Kerja

Variabel X3, adalah variabel Pendidikan dan Latihan(Diklat)

Variabel terikat (Y) yang dikaji dalam penelitian ini adalah Prestasi Kerja Guru

pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu unsur penelitian yang

memberikan gambaran bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat

dikatakan sebagai suatu petunjuk pelaksanaan dalam mengukur variabel dalam

penelitian. Dalam bagian ini berisikan indikator-indikator dan suatu variabel yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang relevan sesuai dengan variabel yang

bersangkutan. Definisi operasional variabel penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut:

Kedisiplinan (X1) dalam penelitian ini adalah suatu alat yang digunakan

para pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk

mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan lembaga dan norma-

norma sosial yang berlaku.

Adapun indikator untuk mengukur variabel kedisiplinan adalah:

Ketaatan guru terhadap peraturan dan tata tertib (X1.1)

Loyalitas terhadap sekolah (X1.2)

Bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku (X1.3)

Kehadiran guru pada hari efektif sekolah (X1.4).

Perubahan sikap (X1.5).

Page 28: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Lingkungan Keija (X2), yaitu sarana dan fasilitas yang disediakan untuk

membantu kelancaran pekerjaan, indikatomya adalah:

Jumlah, adalah banyaknya sarana yang disediakan untuk membantu pekerjaan

guru (X2.1)

Kualitas, adalah mutudari sarana yang disediakan untuk membantu pekerjaan

guru (X2.2)

Kegunaan, adalah manfaat dari sarana yang disediakan untuk membantu

pekerjaan guru (X2.3)

Interaksi atasan dengan bawahan, adalah hubungan yang akrab dalam

kehidupan sehari-hari antara atasan dengan bawahan (X2.4).

Interaksi antar unit, adalah hubungan yang akrab dalam kehidupan sehari-hari

antara unit yang satu dengan unit yang lain (X2.5).

Pendidikan dan Latihan (Dikiat) (X3) adalah dalam penelitian ini adalah

upaya pengembangan sumber daya manusia terutama pada aspek kemampuan

intelektual dan kepribadiannya. Indikator yang digunakan dalam mengukur

variabel Pendidikan dan Latihan, adalah:

Fungsi manajemen (X3.1)

Pengembangan sistem kerja, penggunaan peralatan dan fasilitas kantor (X3.2)

Pengenalan proses dan prosedur kerja (X3.3)

Penguasaan dan perencanaan tentang proses dan keterampilan kerja (X3.4)

Pelaksanaan tentang peningkatan sumber daya manusia (X3.5).

Prestasi Kerja Guru (Y) adalah hasil kerja, penampilan, perilaku atau

unjuk kerja yang ditampilkan oleh seseorang. Adapun indikator untuk mengukur

variabel prestasi guru adalah:

Page 29: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Tanggung jawab (Y1.1).

Dapat mengembangkan kompetensi. (Y1.2)

Kemampuan menjalankan tugas (Y1.3)

Kemampuan mengevaluasi hasil kerja (Y1.4).

Dapat meningkatkan kualitas hasil kerja. (Y1.5 ).

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, benda atau sesuatu yang menjadi

sumber pengambilan sampel, sekumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang

berkaitan dengan masalah penelitian (Kunto, 1990:645).

Berdasarkan hal tersebut diatas populasi dalam ipenelitian ini adalah

seluruh guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Dalam penelitian ini hanya

mengambil sebagian saja dari populasi sebagai responden yangdipergunakan

sebagai populasi penelitian, yaitu sebanyak 48 orang.

Dengan demikian, yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

guru pada SDN Kebomas, Kabupaten Gresik. Dan, keseluruhan ada 670 guru.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

pegawai tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan.

• Mengadakan dialog dengan beberapa pegawai dan unsurpimpinan untuk

mendapatkan masukan-masukan yang dapat dipakai pertimbangan dalam

perumusan hasil.

Page 30: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

• Menggunakan daftar pertanyaan (quesioner) sebagai instrumenyangdiberikan

kepada seluruh pegawai yang dijadikan responden.

Menjelaskan isi pertanyaan dan cara menjawabnya sehingga seluruh

responden mengerti tentang maksud pertanyaan tersebut. Sebelum daftar

pertanyaan (questioner) tersebut diberikan kepada responden terlebih dahulu

daftar pertanyaan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya.

Uji Validitas

Sebelum questioner digunakan, maka perlu diuji dahulu validitas dari

masing-masing pertanyaan yang ada dalam alat pengambil data ini. Dengan

demikian, terlebih dahulu diadakan uji coba terhadap kuesioner kemudian hasil uji

coba ini dianalisis. Untuk mengukur validitas dari masing-masing alat pengambil

data atau questioner, dilakukan dengan cara mengkorelasi skor item butir-butir

pertanyaan terhadap total skor pada setiap faktor dari masing-masing responden

yang diuji coba. Korelasi yang dibentuk berdasarkan teknik korelasi Product

Moment yang formulasi matematisnya menurut Umar (2000:195) adalah sebagai

berikut:

r =

Untuk menentukan apakah suatu item valid atau tidak, rhitung yang ada akan

dibandingkan dengan r dalam tabel Product Moment. Bila rhitung lebih besar

hitung dari 0,304 yang sebelumnya sudah dibandingkan dengan taraf signifikan

5% maka instrumen yang digunakan sudah valid.

Page 31: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukur. Cara pengukuran yang berulang adalah

dengan mencoba instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dan berikutnya dengan menggunakan

teknik korelasi Product Moment, di mana pengukuran pertama disebut X dan

pengukuran kedua disebut Y. Cara penghitungan menggunakan rumus sebagai

berikut:

r =

Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown

(Riduwan, 2004):

r11 =

Di mana:

r11 = Koefisienreliabilitas internal seluruh item

rb = Korelasi Product moment antara belahan

Bila koefisien korelasi positifdan signifikan makainstrumen dinyatakan reliabel

(Umar, 2000:127).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

Page 32: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai instrumen yang diberikan

kepada seluruh guru yang dijadikan responden.

Menjelaskan isi pertanyaan dan cara menjawabnya sehingga seluruh guru

tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan.

Mengadakan dialog dengan beberapa para guru dan unsur pimpinan untuk

mendapatkan masukan-masukan yang dapat dipakai pertimbangan dalam

perumusan hasil.

Analisis Data

Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini metode analisis regresi linear berganda digunakan

untuk mengestimasi pengaruh yang melibatkan dua variabel independen terhadap

variabel dependen. Persamaan regresi yang menggunakan dua variable

independent tersebut adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y = Variabel prestasi kerja

a = Konstanta

b1 b2 = Koefisien regresi

Analisis Korelasi Sederhana

Korelasi X1, X2 dan X3 terhadap Y

Analisis korelasi (r) digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya

pengaruh dan arah hubungan antara variabel bebas Kedisiplinan (X1), Lingkungan

Page 33: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Kerja (X2) dan Pendidikan dan Latihan (Dikiat) (X3) terhadap Prestasi Kerja Guru

(Y) pada SDN Kebomas,Kabupaten Gresik.

Korelasi X1 terhadap Y

Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel

Kedisiplinan (X1) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) pada SDN Kebomas,

Kabupaten Gresik.

Korelasi X2 terhadap Y

Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel

Lingkungan Kerja (X2) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) pada SDN Kebomas,

Kabupaten Gresik.

Korelasi X3 terhadap Y

Analisis ini digunakan untuk menghitung pengaruh secara parsial variabel

Pendidikan dan Latihan

(Dikiat) (X3) terhadap Prestasi Kerja Guru (Y) SDN Kebomas, Kabupaten Gresik.

Analisis Determinasi (r2)

Analisis ini dipergunakan untuk menghitung besarnya persentase

(kontribusi) variabel yang diteliti yaitu variabel bebas Kedisiplinan (X1),

Lingkungan Kerja (X2)dan Pendidikan dan Latihan (Diklat) (X3) terhadap Prestasi

Kerja Guru (Y). Rumus untuk menentukan besarnya koefisien Determinasi (D)

D = r2 . 100%.

Page 34: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

HASIL

Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis I digunakan uji F, yaitu untuk menguji

keberartian koefisien regresi secara keseluruhan, dengan rumusan hipotesis

sebagai benkut:

Ho = b1 = b2 = W = 0

Hi = minimal satu variabel bebas # 0 (b # 0)

Pengujian melalui uji F adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada

taraf signifikansi 0,05.

Apabila hasil perhitungan menunjukkan:

• Fhitung > Ftabel, Ho ditolak, Hi diterima.

Artinya, variasi dan regresi berhasil menerangkan pengaruh variabel bebas secara

keselunihan terhadap variabel terikat.

Apabila hasil perhitungan menunjukkan:

• Fhitung < Ftabel, Ho diterima, Hi ditolak.

Artinya, variasi dan model regresi tidak berhasil menerangkan pengaruh variabel

bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.

Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel

terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (r), dengan kata lain

Page 35: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel

bebas terhadap variabel terikat, apabila (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan

semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh dari

variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Hal ini berarti model yang

digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel.

SebaliknyaJika (r) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal

ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variabel

terikat. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi (r)

berbeda antara 0 dan 1 atau r2 < 1. Apabila dari uji ini diperoleh hasil Fhiutng > Ftabel

dengan taraf signifikansi 0,05, berarti variabel bebas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, dengan demikian

hipotesis pertama diterima.

Pengujian Hipotesis Kedua

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis 2, digunakan uji t, yaitu untuk menguji

signifikansi koefisien regresi parsial, dengan menggunakan rumusan hipotesis,

sebagai berikut:

Ho : b1 b2 = b3 = 0

Hi : (b ≠ 0)

Pengujian melalui uji t dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada

tarafsignifikansi 0,05. Apabila hasil menunjukkan:

thitung > ttabel maka Ho ditolak Hi diterima

Artinya: variabel independen tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel

dependen.

Page 36: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

thitung < ttabel maka Ho diterima Hi ditolak

Artinya: variabel independen tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel

dependen.

Langkah selanjutnya, adalah mencari nilai koefisien detenninasi parsial

(13) dari masing-masing variabel bebas. Koefisien detenninasi parsial ini berguna

untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Semakin besar (r2) maka semakin besar kontribusi suatu

variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, semakin kecil nilai (r2), maka

semakin kecil kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat.

Distribusi Responden berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel 1 : Distribusi Responden berdasarkan Status Kepe-

NoPendidikan

terakhirGuru Tetap

Guru Bantu

Guru Honor Daerah

Guru Honor

SekolahJumlah

Persentase (%)

D III 13 - - - 13 27.1S 1 31 - 2 2 35 72.9S 2 - - - - - -

Jumlah 44 2 2 48 100Sumber: SDN. Kecamatan Kebomas, Gresik

Berdasarkan tabel 1, jumlah responden yang diteliti sebanyak 48 orang

dengan komposisi; 13 orang (27.1%) berpendidikan D III, 35 orang berpendidikan

(72.9%) berpendidikan S 1.

Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 : distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)1 Laki-laki 29 60.042 perempuan 19 39.96

Jumlah 48 100Sumber: SDN. Kecamatan Kebomas, Gresik

Page 37: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Berdasarkan Tabel 2, dari 48 orang responden yang diteliti, terdiri dari: 29 orang

(60,04%) laki-laki, dan 19 orang (39,96%) perempuan.

Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja

Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah Persentase (%)1 < 1 tahun 1 2.082 1-2 tahun 2 4.173 1-3 tahun 2 4.174 3-4 tahun 4 8.335 > 5 tahun 39 81.25

Jumlah 48 100Sumber: SDN, Kecamatan Kebomas, Gresik

Berdasarkan Tabel 2, dari 48 orang responden yangditeliti,terdiridari: 1

orang (2,08%) mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun, 2 orang (4,17%)

mempunyai masa kerja 1-2 tahun, 2 orang (4,17%) mempunyai masa kerja 2-3

tahun, 4 orang (8,33%) mempunyai masa kerja 3-4 tahun, dan 39 orang (81,25%)

mempunyai masa kerja di atas 5 tahun.

Hasil uji validitas instrumen dalam penelitian ini dapat diuraikan, sebagai berikut.

Instrumen Penelitian Variabel Kedisiplinan (X1)

Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Kedisiplinan (X1) seperti

pada Tabel 4.

Tabel 4 : Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kedisiplinan (X1)

No Item Pertanyaa

n

Nilai (rhitung)

Nilai (rtabel)Nilai

(thitung)Nilai (ttabel) Keputusan

Page 38: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

1 0.72 0.707 2.306 Valid2 0.84 0.707 2.306 Valid3 0.84 0.707 2.306 Valid4 0.76 0.707 2.306 Valid5 0.72 0.707 2.306 Valid6 0.88 0.707 2.306 Valid7 0.84 0.707 2.306 Valid8 0.84 0.707 2.306 Valid9 0.80 0.707 2.306 Valid10 0.80 0.707 2.306 Valid

Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2)

Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja (X2)

seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 : Hasil Uji Validttas Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2)

No Item Pertanyaa

n

Nilai (rhitung)

Nilai (rtabel)Nilai

(thitung)Nilai (ttabel) Keputusan

1 0.72 0.707 2.306 Valid2 0.72 0.707 2.306 Valid3 0.76 0.707 2.306 Valid4 0.72 0.707 2.306 Valid5 0.76 0.707 2.306 Valid6 0.72 0.707 2.306 Valid7 0.76 0.707 2.306 Valid8 0.72 0.707 2.306 Valid9 0.76 0.707 2.306 Valid10 0.72 0.707 2.306 Valid

Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan Latihan (X3)

Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Kedisiplinan (X1) seperti

padaTabel 6.

No Item Pertanyaa

n

Nilai (rhitung)

Nilai (rtabel)Nilai

(thitung)Nilai (ttabel) Keputusan

1 0.72 0.707 2.306 Valid2 0.76 0.707 2.306 Valid

Page 39: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

3 0.88 0.707 2.306 Valid4 0.76 0.707 2.306 Valid5 0.72 0.707 2.306 Valid6 0.72 0.707 2.306 Valid7 0.76 0.707 2.306 Valid8 0.84 0.707 2.306 Valid9 0.76 0.707 2.306 Valid10 0.84 0.707 2.306 Valid

Pada paparan Tabel 6 dapat ditunjukkan bahwa semua thitung >ttabel yang

besarnya = 2,306, sehingga seluruh instrumen penelitian variabel Lingkungan

Kerja (X2) yang digunakan adalah valid, selanjutnya instrumen-instrumen tersebut

dapat digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.

Berdasarkan Tabel 6 maka dapat ditunjukkan bahwa semua thitung > ttabel

yang besarnya = 2,306, sehingga seluruh instrumen pepelitian variabel semangat

kerja guru (Y) yang digunakan adalah valid, selaniutnya instrumen-instrumen

penelitian tersebut dapat digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapatdiandalkan (Singarimbun dan Efendi,

1989;W). sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa instrumen dikatakan variabel

adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama akan menghasilkan data yang sarna. Alat ukur panjang dan karet

adalah contoh instrumen yang tidak reliabel. Oleh karena itu, pengujian reabilitas

alat ukur dimaksudkan untuk menunjukkan sejauhmana alat ukur dapat

diandalkan atau dipercaya.

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukur. Cara pengukuran yang berulang adalah

dengan mencoba instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari

Page 40: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

koefisien korelasi antara percobaan pertama dan berikutnya dengan menggunakan

teknik Korelasi Product Moment, di mana pengukur pertama disebut X dan

pengukuran kedua disebut Y. Cara penghitungan menggunakan rumus sebagai

berikut:

r XY =

Harga r tersebut baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya,

disebut rganjil-genap Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

Brown (Riduwan, 2004):

r11 =

Di mana:

r11 =Koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = Korelasi Product moment antara belahan

bila koefisien reliabilitas masing-masing item (r11) lebih besar dari (rb) yang

sebelumnya sudah dibandingkan dengan taraf signifikan 5% (dk: n-2) maka

instrumen tersebut sudah reliabel. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka hasil

uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut.

Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan Latihan (X3)

Adapun hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel Pendidikan dan Latihan

(X,) adalah seperti pada Tabel 7.

Page 41: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Tabel 7 menunjukkan bahwa semua nilai r11 > rtabel sehingga seluruh

instrumen penelitian yang digunakan adalah reliabel, selanjutnya instrumen-

instrumen tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 7 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian PendKiikan dan Latihan (X3)

No Item Pertanyaa

n

Koefisien korelasi (rhitung)

Nilai (r11)Nilai (rtabel)

Keputusan Reliabel

1 0.72 0.837 0.707 Reliabel2 0.76 0.863 0.707 Reliabel3 0.88 0.936 0.707 Reliabel4 0.76 0.863 0.707 Reliabel5 0.72 0.837 0.707 Reliabel6 0.72 0.837 0.707 Reliabel7 0.76 0.863 0.707 Reliabel8 0.84 0.913 0.707 Reliabel9 0.76 0.863 0.707 Reliabel10 0.84 0.913 0.707 Reliabel

Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kerja(X2)

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja (X) dapat

ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8 : Hasil Uji Reliabilitas Instrument Penelitian Variabel Lingkungan Kerja (X2)

No Item Pertanyaa

n

Koefisien korelasi (rhitung)

Nilai (r11)Nilai (rtabel)

Keputusan Reliabel

1 0.72 0.837 0.707 Reliabel2 0.72 0.837 0.707 Reliabel3 0.76 0.863 0.707 Reliabel4 0.72 0.837 0.707 Reliabel5 0.76 0.863 0.707 Reliabel6 0.72 0.837 0.707 Reliabel7 0.76 0.863 0.707 Reliabel8 0.72 0.837 0.707 Reliabel9 0.76 0.863 0.707 Reliabel10 0.72 0.837 0.707 Reliabel

Page 42: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Pada paparan Tabel 8 dapat ditunjukkan bahwa semua nilai r11 > rtabel

sehingga seluruh instrumen penelitian variabel Lingkungan Kerja adalah reliabel

dan selanjutnya instrumen tersebut dapat digunakan analisis statistik lebih lanjut.

Instrumen Penelitian Variabel Prestasi Kerja Guru (Y)

Hasil uji reliabilitas instrument penelitian variabel Prestasi Kerja Guru dapat

ditunjukkan seperti Tabel 9.

Dari hasil Tabel 9 maka dapat ditunjukkan bahwa semua nilai r11 > rtabel

sehingga seluruh instrumen penelitian variabel kinerja guru (Y) yang digunakan

adalah reliabel dan selanjutnya instrumen penelitian tersebut dapat digunakan

untuk analisis statistik lebih lanjut.

Tabel 9 : Hasil Uji Reliabilitas Instrument Penelitian Variabel Prestasi Kerja Guru (Y)

No Item Pertanyaa

n

Koefisien korelasi (rhitung)

Nilai (r11)Nilai (rtabel)

Keputusan Reliabel

1 0.72 0.837 0.707 Reliabel2 0.72 0.837 0.707 Reliabel3 0.72 0.837 0.707 Reliabel4 0.84 0.913 0.707 Reliabel5 0.76 0.863 0.707 Reliabel6 0.80 0.888 0.707 Reliabel7 0.76 0.863 0.707 Reliabel8 0.84 0.913 0.707 Reliabel9 0.76 0.863 0.707 Reliabel10 0.84 0.913 0.707 Reliabel

PEMBAHASAN

Data hasil penelitian seperti yang ditampilkan pada lampiran 3 yang

membuat data tentang skor Kedisiplinan (X1), lingkungan kerja (X2) dan dikiat

(X3) terhadap prestasi kerja (Y) pada SDN Kebomas, Gresik, data Kedisiplinan,

dikiat dan lingkungan dijadikan variabel bebas (X), sedangkan prestasi kerja

Page 43: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

dijadikan variabel terikat (Y). Selanjutnya, data tersebut dimasukkan ke dalam

komputer dengan menggunakan program SPSS for windows versi 11.00. List data

hasil pengolahan komputer dengan menggunakan program SPSS for windows

versi 11.00 tersebut disajikan pada lampiran, perhitungan yang disajikan pada

lampiran analisis adalah:

Analisis Regresi Linear Berganda

Selanjutnya, setelah mengetahui diskripsi masing-masing variabel, maka

dalam upaya untuk membuktikan hipotesis diperlukan analisis dengan

menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh

nilai koefisien sebagaimana Tabel 10.

Tabel 10 : Tabel Analisis Regresi dengan SPSS

ModelUnstandardized

CoeffisienStandardizedCoefficients T Sig

B Std. Error β(constant) .400 .316 1.265 .212Kedisiplinan .498 .131 .507 3.799 .000Diklat .217 .059 .0286 3.673 .001Lingkungan .237 .097 .324 .2445 .019

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat dibuat

kesimpulan, sebagai berikut. Ada pengaruh secara simultan dari Kedisiplinan,

Dikiat dan lingkungan kerja terhadap Prestasi Kerja guru di lingkungan SDN

Kebomas, Gresik. Kedisiplinan, Dikiat dan Lingkungan Kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru, hal ini dapat dilihat dari hasil

analisis data dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis dengan uji t diperoleh nilai

thitung signifikan untuk semua variabel.

Page 44: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

DAFTAR RUJUKAN

Agus T. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.Gramedia Utama.

Amstrong, M. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia, Seri Pedoman Manajeinen. Alih Bahasa Sofyan Cikmat dan Haryanto. Jakarta: PT Gramedia.

Arikunto,S.1998.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ke-8.Yogyakarta: Rineka Cipta.

Bache, J.F. 1992. Penilaian KerJa: Mari Kita Tinggalkan Penilaian dan Memulai Pengkajian. Dalam A. Dale Timple (ED). Sari llmu Dan Seni Manajemen Bisnis Prestasi Kerja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Bernadin, H.J., and Russel, J.E.A. 1995. Human Resources Management. Me. Singapore: Grow Hill, Inc.

Cooper, Dr. 1998. Metode Penelitian Bisnis, Jilid II. Jakarta: Penerbit Eriangga.

Dharma, A. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat:Jakarta: Penerbit Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dessler, G. 1996, Manaiemen Personalia, Edisi KetigaTerjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Gibson, J.L., lvancevich, J.M., and Donnelly. 1996. Organisasi dan manajemen, Prilaku, Struktur dan Proses, Jilid I, Edisi ke 8, alih bahasa Nanuk Adiami. Jakarta: Binarupa Aksara.

Handoko,T.H. 1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: BPFE.

Hasibuan, M., SP. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Dasar dan Kunci Keberhasilan). Jakarta: PT Toko Gunung Agung.

Hasibuan, M. SP. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara,A.P.A.A. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Organisasi. Bandung: PT Remaja Rusda-karya.

Page 45: Pengaruh disiplin, lingkungan kerja dan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap prestasi kerja guru sdn kebomas, kabupaten gresik

Nawawi, H. 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia (Untuk Bisnis dan Kompetitif). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ridwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Cetakan ke-3. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rivai, V. 2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Edisi kedua. Jakarta: PT Raja Gerafindo Persada.

Rivai, V. 2005. Manajemen dan Sumber Daya Manusia untuk Organisasi dari Teori Ke Praktek. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robins, S.P. 1996. Prilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo.

Siagian, S.P. 1998, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siagian, S.P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1995, Metode Penelitian, Cetakan Kedua. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Singodimejo, M. 1999. Managemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: ANI.

Stoner, J.A.F., dan Afonsus, S. 1996. Manajemen. Jakarta:Erlangga.

Sudjana, N. 1994. Teknik Analisa Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 1997. Teknik Analisa Regresi dan Korelasi. Bandung: Penerbit Tarsito.

Supranto, J. 1991. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Tannenbaun, R. and Schmidt, W. 1993. How To Choose A Leadership Pattern, 17 edition. Harvard Businees Review 51 No. 3.

Tua, M. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widya Sarana Indonesia.


Recommended