+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1...

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1...

Date post: 21-Jul-2019
Category:
Upload: lengoc
View: 216 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 1 PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA DAN KABUPATEN BEKASI Supanji, S.Kom, SE, MM (Dosen tetap STIE YPN) Abstract Supanji , "Effects of Transformational Leadership and Professional Competence On Work Motivation and Performance Implications on Teacher Vocational School in Bekasi", this dissertation to fulfill the final project at the University of Management Doctoral Program Persada Indonesia YAI Jakarta in 2013, under the guidance of Promoter ; Prof . Dr. Siswoyo Haryono, MM, MPd., Co - Promoter 1. Prof. Dr. Ismuhadjar, SE, MM Dr. and Co - Promoter 2 Harries Madistriyanto, MSi. This study aimed to test the hypothesis and analyze the effect of transformational leadership and professional competence to Work Motivation and Implications on Teacher Performance in Bekasi SMK. The population amounted to 852 people consisting of all teachers in Bekasi SMK. To obtain a valid and reliable questionnaire, intysrumen tested against 30 respondents. While the data sample totaled 255 employees as per the requirements SEM. To prove the hypothesis, this study used data collected by questionnaire and analyzed with statistics, both descriptive and inferential, the Structural Equation Modeling ( SEM ). Conclusions of this research in general is : 1. Simultaneously, there is a positive and significant effect of transformational leadership and professional competence of the teachers' work motivation SMK in Bekasi. 2. Partial, transformational leadership does not affect the work motivation of teachers SMK in Bekasi 3. Simultaneously, transformational leadership, professional competence and motivation positive and significant impact on teacher performance in Bekasi SMK. 4. Partial, professional competence does not affect the performance of teachers in Bekasi SMK . Results of this study illustrate that the motivation of the teachers affected by the competency of the individual teacher, but if the leadership at the school authoritarian will not affect work motivation of teachers. While the performance of teachers in the Vocational High School in Bekasi area can be increased by providing motivation to teachers to improve their performance, because the motivation variable in this study is an intervening variable / good connection. Keywords : Transformational Leadership, Professional Competence, Work Motivation, Teacher Performance, SMK Bekasi. Latar Belakang Bersamaan dengan lajunya arus reformasi dalam dunia pendidikan berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, akibatnya muncul beberapa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan penyempurnaan peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Hal ini dapat dilihat dengan berlakunya Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan tetapi berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sebenarnya dapat dilakukan salah satunya melalui peningkatan kinerja guru dalam menyongsong era tinggal landas. Untuk itu, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya baik secara individu melalui pendidikan dan pelatihan, maupun secara bersama-sama melalui kegiatan penataran. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter dan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik
Transcript
Page 1: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 1

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA

ORGANISASI DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP MOTIVASI

KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU SMK NEGERI

DI KOTA DAN KABUPATEN BEKASI

Supanji, S.Kom, SE, MM (Dosen tetap STIE YPN)

Abstract

Supanji , "Effects of Transformational Leadership and Professional Competence On Work

Motivation and Performance Implications on Teacher Vocational School in Bekasi", this dissertation to

fulfill the final project at the University of Management Doctoral Program Persada Indonesia YAI Jakarta

in 2013, under the guidance of Promoter ; Prof . Dr. Siswoyo Haryono, MM, MPd., Co - Promoter 1.

Prof. Dr. Ismuhadjar, SE, MM Dr. and Co - Promoter 2 Harries Madistriyanto, MSi.

This study aimed to test the hypothesis and analyze the effect of transformational leadership and

professional competence to Work Motivation and Implications on Teacher Performance in Bekasi SMK.

The population amounted to 852 people consisting of all teachers in Bekasi SMK. To obtain a

valid and reliable questionnaire, intysrumen tested against 30 respondents. While the data sample totaled

255 employees as per the requirements SEM.

To prove the hypothesis, this study used data collected by questionnaire and analyzed with

statistics, both descriptive and inferential, the Structural Equation Modeling ( SEM ).

Conclusions of this research in general is :

1. Simultaneously, there is a positive and significant effect of transformational leadership and

professional competence of the teachers' work motivation SMK in Bekasi.

2. Partial, transformational leadership does not affect the work motivation of teachers SMK in

Bekasi

3. Simultaneously, transformational leadership, professional competence and motivation

positive and significant impact on teacher performance in Bekasi SMK.

4. Partial, professional competence does not affect the performance of teachers in Bekasi SMK .

Results of this study illustrate that the motivation of the teachers affected by the competency of the

individual teacher, but if the leadership at the school authoritarian will not affect work motivation of

teachers. While the performance of teachers in the Vocational High School in Bekasi area can be

increased by providing motivation to teachers to improve their performance, because the motivation

variable in this study is an intervening variable / good connection.

Keywords : Transformational Leadership, Professional Competence, Work Motivation, Teacher

Performance, SMK Bekasi.

Latar Belakang

Bersamaan dengan lajunya arus reformasi dalam dunia pendidikan berbagai upaya pembenahan

sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, akibatnya muncul beberapa peraturan

pendidikan untuk saling melengkapi dan penyempurnaan peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan

lagi dengan kebutuhan saat ini. Hal ini dapat dilihat dengan berlakunya Undang-Undang RI No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan tetapi berbagai indikator

mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan itu sebenarnya dapat dilakukan salah satunya melalui peningkatan kinerja guru dalam

menyongsong era tinggal landas. Untuk itu, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

profesionalnya baik secara individu melalui pendidikan dan pelatihan, maupun secara bersama-sama

melalui kegiatan penataran.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter dan sangat berperan dalam

membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,

pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik

Page 2: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

2 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 13 2014

diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu

upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia

(selanjutnya disingkat SDM) untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui

reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi

perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal

guna kesejahteraan hidup di masa depan.

Guru adalah salah satu unsur penting dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di

sekolah, guru memegang tugas ganda, yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru

bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik

guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif,

kreatif dan mandiri. Mengajar dan mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga

profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat

dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

Rendahnya kualitas guru di Indonesia saat ini masih cukup memprihatinkan. Banyaknya guru

yang belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut

dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan

melakukan pengabdian masyarakat. Selain itu sebagian guru di Indonesia dinyatakan tidak layak

untuk mengajar. Kelayakan mengajar berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri, data

Depdiknas pada tahun 2009 menunjukkan bahwa hanya 49,5% guru yang memenuhi kualifikasi S-

1/D-4 dan hanya 23% yang memiliki sertifikat pendidik. Kemudian dapat dilihat dari persentase

kelayakan guru pada tahun 2007/2008 adalah sebagai berikut:

Tabel Presentase Kelayakan Mengajar Kepala Sekolah dan Guru

Menurut Jenjang Pendidkan Tahun 2007/2008

No Jenjang Negeri % Swasta % Jumlah %

1

TK :

a. Layak

b. Tidak

Layak

Jumlah :

1.012

3.663

4.675

21.65

78.65

100.00

25.005

203.833

228.888

10.95

89.05

100.00

26.067

207.496

233.563

11.16

88.84

100.00

2

SD :

a. Layak

b. Tidak

Layak

Jumlah :

270.510

1.045.599

1.316.109

20.55

79.45

100.00

49.653

79.370

129.023

38.48

61.52

100.00

320.163

1.124.969

1.445.132

11.16

88.84

100.00

3

SMP :

a. Layak

b. Tidak

Layak

Jumlah :

306.887

114.214

421.101

72.88

27.12

100.00

138.801

61.976

200.777

69.13

30.87

100.00

445.688

176.190

621.878

71.67

28.33

100.00

4

SMA :

a. Layak

b. Tidak

Layak

Jumlah :

150.642

22.292

172.934

87.11

12.89

100.00

108.554

24.364

132.918

81.67

18.33

100.00

259.196

46.656

305.852

84.75

15.25

100.00

5

SMPK:

a. Layak

b. Tidak

Layak

Jumlah :

62.828

16.499

79.327

79.20

20.80

100.00

114.793

36.667

151.460

75.79

24.21

100.00

177.621

53.166

230.787

76.96

23.04

100.00

5 PT:

a. Layak

b. Tidak

47.532

30.356

61.03

38.97

82.281

125.958

39.51

60.49

129.813

156.314

45.37

54.63

Page 3: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 3

Layak

Jumlah :

77.888 100.00 208.239 100.00 286.127 100.00

Sumber : www.depdiknas.go.id

Dari tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa rata-rata persentase kelayakan mengajar guru adalah

52,34% dan sisanya sebesar 47,66% dinyatakan tidak layak. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidik. Walaupun guru bukan satu-

satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan

yang mencerminkan mutu pendidikan itu sendiri dimana seorang guru berperan penting didalamnya.

Kurangnya perhatian dan pengawasan melalui kegiatan supervisi, budaya organisasi yang tidak

kondusif, serta kompetensi professional guru yang rendah diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja

guru. Sisi lain, kondisi ini diduga berpengaruh terhadap rendahnya kinerja guru.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul :

"Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi dan Kompetensi Profesional terhadap

Motivasi Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Guru SMK Negeri di Bekasi.”

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap motivasi kerja guru

SMK Negeri di Bekasi?

2. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di

Bekasi?

3. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri

di Bekasi?

4. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan

kompetensi profesional secara bersama-sama terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di

Bekasi?

5. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru SMK

Negeri di Bekasi?

6. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bekasi?

7. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMK Negeri di

Bekasi?

8. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bekasi?

9. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, kompetensi

profesional, dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri di

Bekasi?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan membuktikan :

1. Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di

Bekasi.

2. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Bekasi.

3. Pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Bekasi.

4. Pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

secara bersama-sama terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Bekasi

5. Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bekasi.

6. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bekasi.

7. Pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bekasi.

8. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bekasi.

9. Pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, kompetensi profesional dan

motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bekasi.

Page 4: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Kegunaan Ilmiah/Teoritis Adapun kegunaan ilmiah/teoritis pada penelitian ini adalah:

1. Sebagai saran penerapan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia pada aspek kepemimpinan

transformasional, budaya organisasi, kompetensi profesional, motivasi kerja dan kinerja.

2. Sebagai bahan kajian bagi para peneliti lainnya, khususnya yang berminat menindaklanjuti

penelitian ini dengan harapan mampu melakukan suatu perbaikan dalam pembinaan dan

pengembangan guru yang sesuai dengan masa sekarang dan masa yang akan datang.

Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis pada penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan rekomendasi bagi para Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bekasi

dalam rangka meningkatkan kinerja guru

2. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para Kepala Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri di Bekasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan

sekolah yang bertujuan memajukan pendidikan

Tinjauan Teori

1. Kepemimpinan Transformasional.

Edwin A. Locke dalam Mangkunegara (2008:2) mengatakan bahwa studi kepemimpinan yang

dilakukan secara sistematis oleh para pakar ilmu social terlaksana baru mulai pada abad ini. Dalam dunia

bisnis, kepemimpinan berpengaruh sangat kuta terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya.

Pada era globalisasi dan pasar bebas hanya perusahaan yang mampu melakukan perbaikan terus menerus

dalam pembentukan keunggulan kompetitif yang mampu untuk berkembang.

James M. Black dalam Sadili Samsudin (2006:287) yang dimaksud dengan “Kepemimpinan

adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah

kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Sementara R. Soekarto

Indrafachrudi (2006:2) mengartikan “Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu

kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan itu”. Kemudian menurut Maman Ukas (2004:268)

“Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain,

agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan”. Sedangkan

George R. Terry dalam Miftah Thoha (2003:5) mengartikan bahwa “Kepemimpinan adalah aktivitas

untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan definisi Kepemimpinan transformasional adalah

kemampuan mempengaruhi orang dalam proses hubungan atasan dan bawahan yang didasari oleh nilai-

nilai, keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi dan pengembangan diri menuju

aktualisasi diri yang nyata.

Dimensi dan indikator dari Kepemimpinan Transformasional seperti yang dikembangkan Luthan

dalam Yuwono (2006:654) adalah sebagai berikut : 1) Atributed Charisma/Kharisma, dengan indikator :

a) Memberikan visi dan misi, b) Memunculkan rasa bangga, c) Mendapatkan respek, d) Mendapatkan

Kepercayaan. 2) Inspirational Leadership/Kepemimpinan Inspirasi, dengan indikator : a)

Mengkomunikasikan harapan tinggi, b) Menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha, c)

Mengekspesikan tujuan penting dalam cara yang sederhana. 3) Intellectual Stimulation/Stimulasi

Intelektual, dengan indikator : a) Menunjukkan inteligensi, b) Rasional, c) Pemecahan masalah secara

hati-hati. 4) Individualized Consideration/Kepekaan individu, dengan indikator : a) Menempatkan

perhatian terhadap pribadi, b) Memperlakukan karyawan secara individual, c) Melatih Karyawan dan d)

Menasehati karyawan.

Budaya Organisasi

Schein dalam Wibowo (2010:17) mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah sebagai

filosofi yang mendasari kebijakan organisasi, aturan main untuk bergaul, dan perasaan atau iklim yang

dibawa oleh persiapan fisik organisasi. Menurut Jones dan Goerge (2008:105), organizational culture

is the shared set of beliefs, expectations, values, norms, and work routines that influence the ways in which

indi- viduals, groups, and teams intreract with one another and cooperate to achieve organizational goals.

Jones dan Goerge juga mengatakan, bahwa ketika para anggota organisasi memiliki komitmen

yang kuat terhadap keyakinan, harapan, nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang

digunakannya dalam mencapai tujuan, menunjukkan budaya organisasi yang kuat. Sebaliknya bila

para anggota organisasi tidak memiliki komitmen yang kuat, menunjukkan budaya organisasinya lemah.

Page 5: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 5

Setiap organisasi memiliki budaya, tetapi budaya organisasi yang satu dengan organisasi yang lain belum

tentu sama.

Budaya organisasi dibentuk melalui interaksi 4 (empat) faktor utama, yaitu: “Personal and

professional characteristics of people within the organization (characteristics of organizational

members), organizational ethics, the employment relation- ship, and organizational structure”. Jones

dan George (2008:415).

Menurut Robbins (2007:511), organizational culture refers to a system of shared meaning held

by members that distinguishes the organization from other organizations. Berdasarkan definisi yang

dikemukakan para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa budaya organisasi merupakan

pola dasar nilai-nilai, harapan, kebiasaan-kebiasaan dan keyakinan yang dimiliki bersama seluruh

anggota organisasi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan gambaran yang berkaitan dengan budaya organisasi di atas, ditarik kesimpulan

bahwa budaya organisasi adalah merupakan pola dasar nilai-nilai, harapan, kebiasaan-kebiasaan dan

keyakinan yang dimiliki bersama seluruh anggota organisasi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas

untuk mencapai tujuan organisasi. Dimensi dan indikator dari Budaya Organisasi seperti yang

dikembangkan oleh Robbins (2007:511) adalah sebagai berikut : 1) Inovasi dan mengambil resiko

dengan indicator ; a) Kreativitas, b) Aspiratif, c) Perhitungan yang matang, d) Bertanggung jawab. 2)

Perhatian pada rincian, dengan indicator ; a) Ketelitian kerja, b) Evaluasi hasil kerja. 3) Orientasi hasil,

dengan indicator ; a) Pencapaian target, b) Fasilitas kerja. 4) Orientasi manusia, dengan indicator ; a)

Kenyamanan, b) Rekreasi, c) Keperluan pribadi. 5) Orientasi tim, dengan indicator ; a) Kerjasama, b)

Saling menghargai. 6) Agresivitas, dengan indicator ; a) Kritiss, b) Kompetisi, c) Tingkat pencapaian

yang berkesinambungan. 6) Stabilitas, dengan indicator ; a) Perubahan peraturan, b) Kepatuhan.

Kompetensi Profesional

Robbins (2003:82) menegaskan bahwa salah satu bentuk kompetensi SDM yang merupakan

biographical characteristic adalah kemampuan (ability) yang terdiri dari intellectual ability dan physical

ability.

Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 2) memberi pengertian kompetensi adalah kemampuan

bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk

kerja (ability to do) yang dilator belakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini

mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap

dan keterampilan. Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan, semakin

tinggi pula unjuk kerjanya, begitu pula sebaliknya. Jadi ada korelasi positif tinggi antara tingkat

penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kompetensi yang terbentuk.

Wibowo (2010:85) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu kemampuan untuk melaksanakan

atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta

didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Sahertian dalam Wahyudi (2009:28)

mengartikan kompetensi sebagai kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan

dan latihan.

Spencer dan Spencer dalam Wibowo (2010:269) menyebutkan lima karakteristik dasar dari

kompetensi, yaitu :

1. Motif (motive) merupakan dorongan atau tindakan terhadap tujuan tertentu.

2. Sifat (traits), merupakan karakteristik fisik dan responden yang konsisten terhadap situasi

dan informasi.

3. Konsep diri (self concept) merupakan perilaku, nilai-nilai dan kesan pribadi seseorang.

4. Pengetahuan (knowledge), merupakan informasi mengenai seseorang yang memiliki bidang

substansi tertentu.

5. Keahlian (skill), merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan mental tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpukan bahwa kompetensi profesional merupakan

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam pekerjaannya dengan kualifikasi dan

standar tertentu yang diperoleh melalui pendidikan maupun pelatihan profesi.

Adapun dimensi dan indikator Kompetensi Profesional yang dikembangkan Suryadi dalam Alma

(2008:132) adalah sebagai berikut : 1) Komitmen dalam proses belajar mengajar, memiliki indikator-

indikator : a) Merencanakan persiapan mengajar, b) Melaksanakan proses belajar mengajar. 2)

Menguasai mata pelajaran yang diajarkan, memiliki indicator-indikator : a) Menggunakan berbagai

metode dalam mengajar, b) Menggunakan media pembelajaran. 3) Memantau hasil belajar memiliki

indicator-indikator : a) Mempersiapkan dan melaksanakan remedial, b) Melaksanakan pengayaan bagi

Page 6: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

siswa yang pintar. 4) Berpikir sistematis dengan indicator : a) Memahami prinsip-prinsip penelitian dan

b) Melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Motivasi Kerja.

Menurut Akhmad Sudrajat (2008:84), motivasi dapat diartikan “sebagai kekuatan (energi)

seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu

kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar

individu (motivasi ekstrinsik). Usman Husaini (2009:250) mendefinisikan “motivasi adalah keinginan

yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau

sesuatu yang menjadi dasar atau alas an seseorang berperilaku.”

Pandangan-pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi erat kaitannya dengan

munculnya suatu kecendrungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Seberapa kuat motivasi

yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik

dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Motivasi merupakan suatu hal yang penting yang sering disinggung oleh pimpinan organisasi

baik secara terbuka maupun secara terselubung. Hal ini membuktikan pentingnya masalah motivasi dalam

kepemimpinan Hartono (2005:4). “Motivasi merupakan suatu keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya

mencapai tujuan organisasi, dipengaruhi oleh kemampuan untuk memuaskan beberapa kebutuhan

individual. Motivasi secara umum berhubungan dengan segala usaha untuk mencapai tujuan, sedangkan

tujuan organisasi dapat merefleksikan kepentingan tunggal yang berhubungan dengan perilaku

sehubungan pekerjaan”. Robbins (2003:168).

Mangkunegara (2008:93) mengutip pendapat Fillmore H. Stanford tentang definisi motivasi

sebagai berikut :"Motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that

organism toward the goal of a certain class". yang artinya motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan manusia ke arah tujuan tertentu. Sementara itu Hasibuan (2000:142) mendefinisikan

“motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka

mau bekerjasama, bekerja efektif dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.

Dari beberapa teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi “merupakan dorongan baik

berasal dari dalam diri seseorang maupun yang berasal dari luar yang menggerakkan seseorang

melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan.”

Dimensi dan indikator dari Motivasi kerja seperti yang dikembangkan David McClelland dalam

McShane Von Glinow dan Mary Ann (2008:140-141) adalah sebagai berikut : 1) Kebutuhan untuk

berprestasi (need for achievement), dengan indikator : a) Mengikuti pelatihan, b) Rasa ingin tahu tinggi,

c) Bertanggung jawab, d) Berbuat lebih baik, e) Ingin dapat umpan balik yang konkrit, f) Keinginan

untuk maju, g) Berani menerima resiko. 2) Kebutuhan bekerjasama dengan orang lain/afiliasi

(need for affiliation), dengan indikator : a) Saling membutuhkan, b) Kerjasama dengan rekan, c)

Hubungan yang baik dengan rekan. 3) Kebutuhan mempunyai berkuasa (need for power), dengan

indikator : a) Kontribusi dalam pekerjaan, b) Peka terhadap lingkungan, c) Berkeinginan untuk menjadi

pemimpin, d) Bersaing secara sehat dan benar.

Kinerja

Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007 : 2) menyampaikan bahwa : “Kinerja (performance)

adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan

hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen

dan memberikan kontribusi ekonomi”.

Menurut Siswanto Bejo (2005 : 195) prestasi kerja adalah “Hasil kerja yang dicapai oleh seorang

tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya

prestasi kerja seorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman,

kesanggupan tenaga kerja yang bersangkutan.”

Mangkunegara (2008:67) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai berikut : “Kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Bernardin

dan Russel (dalam Ruky, 2002:15) memberikan pengertian prestasi atau kinerja sebagai berikut :

“performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during

time period’’. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-

fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Berardin dan Russell lebih

menekankan pada hasil atau apa yang keluar (outcome) dari suatu pekerjaan dan kontribusi mereka dalam

organisasi.

Page 7: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 7

Menurut Timpe (2000:9), kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal, yaitu :

1. Faktor Internal : adalah faktor yang berasal dari dalam atau pegawai itu sendiri, seperti sikap,

perilaku, dan kemampuan pekerja sosial fungsional dapat mempengaruhi kerja sehari-hari.

2. Faktor Eksternal : adalah faktor yang berasal dari lingkungan pegawai. Faktor ini dapat

mempengaruhi kecakapan dan motivasi pekerja sosial fungsional. Selanjutnya faktor

eksternal yang menentukan tingkat kinerja karyawan adalah lingkungan, perilaku

manajemen, desain jabatan, penilaian kerja, umpan balik dan administrasi pengupahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa definisi kinerja guru adalah “sebagai hasil

kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu

organisasi pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu

dari organisasi di mana individu tersebut.”

Dimensi dari variabel kinerja guru seperti yang dikembangkan Mitchel TR dalam Riduwan

(2008:229) adalah : 1) Kemampuan, dengan indikator-indikator : a) Melaksanakan penyusunan rencana

pengajaran, b) Melaksanakan program mengajar, c) Melaksanakan evaluasi. 2) Kualitas Hasil Kerja,

memiliki indikator-indikator : a) Kepuasan (sikap positif terhadap situasi kerja), b) Pemahaman siswa, c)

Prestassi siswa. 3) Inisiatif, memiliki indikator-indikator : a) Berusaha mencari pengetahuan baru, b)

Mempunyai insight untuk mengintegrasikan dan mentransfer sesuatu yang baru terhadap siswa, c)

Menunjukan tanggung jawab. 4) Kreativitas, memiliki indikator-indikator : a) Senang bereksperimen dan

orisinil, b) Inovatif, c) Terbuka terhadap ide-ida baru. 5) Komunikasi, memiliki indikator-indikator : a)

Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pelajaran, b) Menggunakan pertanyaan dan

respon siswa dalam pengajaran, c) Menggunakan ekspresi lisan atau tulisan yang dapat ditangkap

bersama siswa. 6) Kemampuan berhubungan dengan orang lain, memiliki indikator-indikator : a)

Membantu mengembangkan sikap positif pada diri siswa, b) Menunjukan rasa menghargai terhadap

siswa, c) Bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa, d) Menampilkan kegairahan dan kesungguhan

dalam PBM, e) Mengelola interaksi pribadi dalam kelas. 7) Ketepatan Waktu, memiliki indikator-

indikator : a) Kedatangan dan b) Kepulangan.

Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini dapat dibangun sebuah model penelitian sebagai berikut :

Gambar Konstelasi Penelitian

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

H1 : Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi Kerja guru

SMK Negeri di Bekasi.

H2 : Terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja guru SMK Negeri di

Bekasi.

Page 8: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

H3 : Terdapat pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Motivasi Kerja guru SMK Negeri

di Bekasi.

H4 : Terdapat pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, dan

Kompetensi Profesional secara bersama-sama terhadap Motivasi Kerja guru SMK

Negeri di Bekasi

H5 : Terdapat pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja guru SMK

Negeri di Bekasi.

H6 : Terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja guru SMK Negeri di Bekasi.

H7 : Terdapat pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja guru SMK Negeri di

Bekasi

H8 : Terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja guru SMK Negeri di Bekasi.

H9 : Terdapat pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisassi, Kompetensi

Profesional dan Motivasi Kerja guru secara bersama-sama terhadap Kinerja guru SMK

Negeri di Bekasi.

Metode yang digunakan Metode yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan metode explanatory survey, tipe

investigasi penelitian ini adalah causalitas dan unit analisis adalah individu, yaitu para guru SMK Negeri

di Bekasi, time horizon dalam penelitian ini adalah crossectoral, yaitu informasi dari sebagian populasi

(sampel responden) dikumpulkan langsung dari lokasi secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui

dari sebagian populasi terhadap obkjek yang diteliti.

Populasi Penelitian.

Sebagai sumber populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di Bekasi yang

meliputi kota dan kabupaten sebanyak 852 orang. Teknik penentuan sampel menggunakan stratified

random sampling.

Sampel Penelitian

Sampel diambil dari seluruh populasi dimana untuk diteliti berdasarkan karakteristik yang

hendak diduga. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu sampel kelompok uji coba

instrumen dan sampel kelompok sumber data penelitian.

Sampel uji coba instrumen ditetapkan 33 orang bertujuan untuk menguji kualitas kuesioner

apakah kuesioner tersebut sudah valid dan reliable, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

Pengujian instrument ini dilakukan sebelum penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan.

Dijelaskan pula oleh Wijaya (2009 : 10) dan Santoso (2011:70) untuk model SEM dengan

variabel laten (konstruk) sampai dengan lima buah, dan setiap konstruk dijelaskan oleh tiga atau lebih

indikator, jumlah sampel antara 100 – 150 sudah diangap memadai. Untuk memenuhi syarat jumlah

sampel yang harus dipenuhi jika menggunakan analisis menggunakan SEM, maka jumlah sampel berkisar

antara 100 – 200 dan minimal lima kali jumlah indikator.

Karena indikator yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75 maka sampel data penelitian

yang digunakan adalah 5 X 75 = 375 responden.

Definisi Konseptual dan Operasional dan Kisi-kisi Instrumen

Pada sub-struktur pertama, terdapat tiga variabel laten eksogen, yaitu variabel bebas yang

mempengaruhi varialel dependen terdiri dari kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan

kompetensi profesional. Sedangkan variable laten endogen pada struktur pertama adalah motivasi kerja.

Pada sub-struktur kedua, terdapat empat variabel laten eksogen yaitu kepemimpinan

tranformasional, budaya organisasi, kompetensi profesional dan motivasi kerja dengan variabel laten

endogen kinerja.

Untuk dapat mengukur pendapat responden terhadap variabel, variabel dikembangkan dari

sintesis teori-teori untuk dijadikan sebagai pedoman atau definisi konseptual. Kemudian definisi

konseptual diturunkan menjadi definisi secara operasional dengan cara menurunkannya menjadi dimensi-

dimensi dan indikator. Untuk mempermudah proses pembuatan kuesioner, proses menurunkan definisi

konsep sampai menjadi kuesioner dibuatkan tabulasi kuesioner yang disebut kisi-kisi instrumen

penelitian.

Secara operasional, setiap variabel diukur dengan skala Likert dengan skala 1 sd 5, dengan

interpretasi sebagai berikut : Sangat Tidak Setuju (STS) untuk skor 1, Tidak Setuju (TS) untuk skor 2,

Netral (N) untuk skor 3, Setuju (S) untuk skor 4 dan Sangat Sertuju (SS) untuk skor 5.

Page 9: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 9

Untuk analisis penelitian, data yang digunakan harus berasal dari instrumen yang valid dan

reliabel. Oleh karenanya, dalam penelitian ini dilakukan validitas dan reliabilitas terhadap setiap

instrumen yang diteliti.

1. Kepemimpinan Transformasional.

Tabel Kisi-Kisi Kepemimpinan Transformasional

Variabel Dimensi Indikator Kode

Pernyataan

Kepemimpin

an

Transformasi

onal

Luthan

dalam

Yuwono,

(2006:654)

Atributed

Charisma

Memberikan visi dan misi KT 01

Memunculkan rasa bangga KT 02

Mendapatkan respek KT 03

Kepercayaan KT 04

Inspirational

Leadership

1. Mengkomunikasikan harapan tinggi KT 05

2. Menggunakan simbol-simbol untuk

memfokuskan usaha KT 06

3. mengekspesikan tujuan penting dalam

cara yang sederhana KT 07

Intellectual

Simulation

1. Menunjukkan inteligensi KT 08

2. Rasional KT 09

3. Pemecahan masalah secara hati-hati KT 10

Individualized

Consideration

1. Menempatkan perhatian terhadap

pribadi

KT 11

2. Memperlakukan karyawan secara

individual KT 12

3. melatih dan menasehati karyawan. KT 13

2. Budaya Organisasi

Tabel Kisi-kisi Budaya Organsiasi

Variabel Dimensi Indikator-indikator Kode

Pernyataan

Budaya

Organisasi

Robbins

dalam

Wibowo

(2007:511)

Inovasi dan

resiko

1. Kretaivitas BO 1

2. Aspiratif BO 2

3. Perhitungan yang matang BO 3

4. Bertanggung jawab BO 4

Perhatian pada

rincian

1. Ketelitian kerja BO 5

2. Evaluasi hasil kerja BO 6

Orientasi hasil 1. Pencapaian targer BO 7

2. Fasilitas kerja BO 8

Orientasi

manusia

1. Kenyamanan BO 9

2. Rekreasi BO 10

3. Keperluan manusia BO 11

Orientasi tim 1. Kerjasama BO 12

2. Saling menghargai BO 13

Agresivitas

1. Kritis BO 14

2. Kompetisi BO 15

3. Tingkat pencapaian yang

berkesinambungan BO 16

Stabilitas 1. Perubahan Peraturan BO 17

2. Kepatuhan BO 18

Page 10: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

3. Kompetensi Profesional

Tabel Kisi-Kisi Kompetensi Profesional

Variabel Dimensi Indikator-indikator Kode

Pernyataan

Kompetensi

Profesional

Suryadi dalam

Almah (2008 :

132)

Komitmen dalam

proses belajar

mengajar

1. Merencanakan persiapan mengajar KP 1

2. Melaksanakan proses belajar

mengajar KP 2

Menguasai mata

pelajaran yang

diajarkan

1. Menggunakan berbagai metode

dalam mengajar KP 3

2. Menggunakan media pembelajaran KP 4

Memantau hasil

belajar

1. Mempersiapkan dan melaksanakan

remedial KP 5

2. Melaksanakan pengayaan bagi

siswa yang pintar KP 6

Berpikir sistematis

1. Memahami prinsip-prinsip

penelitian KP 7

2. Melaksanakan penelitian tindakan

kelas KP 8

4. Motivasi Kerja

Tabel Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Kerja

Variabel Dimensi Indikator-indikator Kode

Pernyataan

Motivasi

Kerja

David

McClelland

(dalam

McShane, Von

Glinow dan

Mary Ann

(2008:140-

141)

Kebutuhan untuk

berprestasi (need

for achievement)

1. Mengikuti pelatihan MK 1

2. Rasa ingin tahu tinggi MK 2

3. Bertanggung jawab MK 3

4. Berbuat lebih baik MK 4

5. Ingin dapat umpan balik yang

konkrit MK 5

6. Keinginan untuk maju MK 6

7. Berani menerima resiko MK 7

Kebutuhan

bekerjasama/afiliasi

dengan orang lain

(need for

affiliation)

1. Saling membutuhkan MK 8

2. Kerjasama dengan rekan MK 9

3. Hubungan yang baik dengan

rekan MK 10

Kebutuhan

mempunyai

wewenang/berkuasa

(need for power)

1. Kontribusi dalam pekerjaan MK 11

2. Peka terhadap lingkungan MK 12

3. Berkeinginan untuk menjadi

pemimpin MK 13

4. Bersaing secara sehat dan

benar MK 14

Page 11: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 11

5. Kinerja

Tabel Kisi-kisi Kinerja Guru

Variabel Dimensi Indikator-indikator Kode

Pernyataan

Kinerja Guru

Teori

Mitchel TR

dalam

Riduwan

(2008:229)

Kemampuan

1. Melaksanakan penyusunan rencana

pengajaran KA 1

2. Melaksanakan program mengajar KA 2

3. Melaksanakan evaluasi KA 3

Kualitasi hasil

Kerja

1. Kepuasan (sikap positif terhadap

situasi kerja) KA 4

2. Pemahaman siswa KA 5

3. Prestasi Siswa KA 6

Inisiatif

1. Berusaha mencaripengetahuan baru KA 7

2. Mencari insight untuk

mengintegrasikan dan mentransfer

ilmu yang baru terhadap peserta

didik

KA 8

3. Menunjukan tanggung jawab KA 9

Kreativitas

1. Senang bereksperimen KA 10

2. Inovatif KA 11

3. Terbuka terhadap ide-ide baru KA 12

Komunikasi

1. Memberi petunjuk dan penjelasan

yang berkaitan dengan isi pelajaran KA 13

1. Menggunakan pertanyaan dan respon

siwa dalam pengajaran KA 14

2. Menggunakan ekspresi lisan atau

tulisan yang dapat ditangkap bersama

siswa

KA 15

Kemampuan

berhubungan

dengan orang

lain

1. Membantu mengembangkan sikap

positif siswa KA 16

2. Menunjukan rasa menghargai

terhadap siswa KA 17

3. Bersikap terbuka dan luwes terhadap

siswa KA 18

4. Menampilkan kegairahan dan

kesungguhan dalam PBM KA 19

5. Mengelola interaksi pribadi dalam

kelas KA 20

Ketepatan

waktu

1. Kedatangan KA 21

2. Kepulangan KA 22

Uji Validitas Kontruk

Instrumen pengumpulan data harus memenuhi syarat valid dan reliabel. Salah satu cara untuk

mengukur validitas adalah jika dinilai bahwa sebuah instrumen mendapatkan data mengenai sebuah

konstruk yang memiliki pola yang sama dengan yang dihasilkan oleh instrumen yang lain untuk

mengukur konstruk yang sama itu. Validitas konvergen dapat dinilai dari measurement model yang

dikembangkan dalam penelitian dengan menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid

mengukur dimensi dari konsep yang diujinya.

Sebuah indikator dimensi menunjukkan validitas konvergen yang signifikan apabila koefisien

variabel indikator itu lebih besar dari dua kali standar error-nya (Ferdinand, 2006 : 57). Bila setiap

indikator memiliki critical ratio yang lebih besar dari dua kali standard error-nya, hal ini menunjukkan

bahwa indikator itu secara valid mengukur apa yang seharusnya diukur dalam model yang disajikan.

Page 12: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Uji Reliabilitas Konstruk

Sedangkan uji reliabilitas (reliability test) menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama.

Tingkat uji reliabilitas yang diterima adalah ≥ 0,7, meskipun harga tersebut bukanlah sebuah harga

“mati’ (Ferdinand; 2006, dalam Mariam, 2009 : 51).

Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Haryono (2007:76) statistik deskriptif adalah statistik yang dipergunakan untuk

menggambarkan hasil data penelitian tapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Selanjutnya, Sugiyono (2000:21) menyatakan bahwa dalam statistik deskriptif, cara-cara penyajian data

antara lain melalui table biasa maupun distribusi frekuensi; grafik polygon maupun histogram, diagram

lingkaran; pictogram; penjelasan kelompok melalui modus, median, mean, dan variasi kelompok melalui

rentang dan simpangan baku.

Analisis Model Struktural atau SEM (Structural Equation Modeling).

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau hubungan pengaruh.

Untuk menguji hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini maka tekhnik analisis yang akan

digunakan adalah SEM atau Struktural Equation Modelling yang dioperasikan melalui program AMOS

18.

Penelitian ini menggunakan dua macam teknik analisis yaitu :

a. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis)

Analisi faktor konfirmasi pada SEM digunakan untuk mengkonfirmasikan faktor-

faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel. Pada penelitian ini analisis faktor

konfirmatori digunakan untuk menguji indikator yang membentuk kepemimpinan, budaya

organisasi, kompetensi kerja, motivasi kerja dan kinerja guru.

b. Regression Weight

Regression weight pada SEM digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh

hubungan variabel-variabel yang secara teoritis ada. Dalam penelitian ini variabel-

variabelnya terdiri dari kepemimpinan, budaya organisasi, kompetensi profesional, motivasi

kerja dan kinerja guru. Maka pada penelitian ini regression weight digunakan untuk menguji

hipotesis H1, H2, H3, H4, H5 H6, H7,

Gambar Diagram Alur Model Penelitian

Tabel Goodness-of-Fit Index

No Goodness – of – fit index Cut off Value (Nilai Batas)

1 X2-

chi square ≤ α.df (lebih kecil dari Chi

square table)

2 Significance probability ≥ 0,05

3 GFI ≥ 0,90

4 AGFI ≥ 0,90

Page 13: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 13

No Goodness – of – fit index Cut off Value (Nilai Batas)

5 CFI ≥ 0,95

6 TLI ≥ 0,95

7 CMIN/DF ≤ 2,0

8 RMSEA ≤ 0,08

Sumber : Waluyo (2008:61)

Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap seluruh hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menganalisis nilai CR dan nilai P dari hasil pengolahan data yang diperoleh untuk kemudian

dibandingkan dengan batasan statistik yang diisyaratkan, yaitu di atas 1,96 untuk nilai CR dan dibawah

0,05 untuk nilai P. Dalam konteks penelitian ini nilai CR adalah nilai t table pada level siginifikan 0,005.

Apabila hasil pengolahan data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka

hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Pembahasan pada pengujian hipotesis dilakukan secara

bertahap sesuai dengan urutan hipotesis yang diajukan.

Tabel Decision Rule (KrirteriaPengujian Hipotesis)

H Pernyataan Hipotesis Kriteria Pengujian

1 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan kepemimpinan

transformasional, budaya

organisasi dan kompetensi

profesional secara bersama-sama

terhadap motivasi kerja guru SMK

Negeri di Kota dan Kabupaten

BekasiTerdapat pengaruh positif

dan signifikan kepemimpinan

transformasional, budaya

organisasi dan kompetensi

profesional secara bersama-sama

terhadap motivasi kerja guru SMK

Negeri di Kota dan Kabupaten

Bekasi.

Tidak sesuai kriteria

AGFI Full Model

diagram alur

Sesuai kriteria AGFI

Full Model diagram

alur

2 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan kepemimpinan

transformasional terhadap motivasi

kerja guru SMK Negeri di Kota

dan Kabupaten Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan kepemimpinan

transformasional terhadap motivasi

kerja guru SMK Negeri di Kota

dan Kabupaten Bekasi.

Jika CR < 1,96 atau

probabilitas (P) > 0,05

Jika CR > 1,96 atau

probabilitas (P) < 0,05

3 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan budaya organisasi

terhadap motivasi kerja guru SMK

Negeri di Kota dan Kabupaten

Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan kepemimpinan

transformasional terhadap motivasi

kerja guru SMK Negeri di Kota

dan Kabupaten Bekasi.

Jika CR < 1,96 atau

probabilitas (P) > 0,05

Jika CR > 1,96 atau

probabilitas (P) < 0,05

Page 14: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

H Pernyataan Hipotesis Kriteria Pengujian

4 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan kompetensi

profesional terhadap motivasi kerja

guru SMK Negeri di Kota dan

Kabupaten Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan kompetensi profesional

terhadap motivasi kerja guru SMK

Negeri di Kota dan Kabupaten

Bekasi.

Jika CR < 1,96 atau

probabilitas (P) > 0,05

Jika CR > 1,96 atau

probabilitas (P) < 0,05

5 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan kepemimpinan

transformasional, budaya

organisasi, kompetensi profesional

dan motivasi kerja secara bersama-

sama terhadap kinerja guru SMK

Negeri di Kota dan Kabupaten

Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan kepemimpinan

transformasional, budaya

organisasi, kompetensi profesional

dan motivasi kerja secara bersama-

sama terhadap kinerja guru SMK

Negeri di Kota dan Kabupaten

Bekasi

Tidak sesuai kriteria

AGFI Full Model

diagram alur

Sesuai kriteria AGFI

Full Model diagram

alur

6 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja

guru SMK Negeri di Kota dan

Kabupaten Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan gaya kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja

guru SMK Negeri di Kota dan

Kabupaten Bekasi.

Jika CR < 1,96 atau

probabilitas (P) > 0,05

Jika CR > 1,96 atau

probabilitas (P) < 0,05

7 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan budaya organisasi

terhadap kinerja guru SMK Negeri

di Kota dan Kabupaten Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan budaya organisasi

terhadap kinerja guru SMK Negeri

di Kota dan Kabupaten Bekasi.

Jika CR < 1,96 atau

probabilitas (P) > 0,05

Jika CR > 1,96 atau

probabilitas (P) < 0,05

8 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan kompetensi

profesional terhadap kinerja guru

SMK Negeri di Kota dan

Kabupaten Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan kompetensi profesional

terhadap kinerja guru SMK Negeri

Jika CR < 1,96 atau

probabilitas (P) > 0,05

Jika CR > 1,96 atau

probabilitas (P) < 0,05

Page 15: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 15

H Pernyataan Hipotesis Kriteria Pengujian

di Kota dan Kabupaten Bekasi.

9 H0

H1

Tidak terdapat pengaruh positif

dan signifikan motivasi kerja

kinerja guru SMK Negeri di Kota

dan Kabupaten Bekasi.

Terdapat pengaruh positif dan

signifikan motivasi kerja kinerja

guru SMK Negeri di Kota dan

Kabupaten Bekasi.

Jika CR < 1,96 atau

probabilitas (P) > 0,05

Jika CR > 1,96 atau

probabilitas (P) < 0,05

Pengujian Instrumen Penelitian.

Uji Validitas Kuesioner.

Sebelum dilaksanakan penelitian yang sebenarnya terhadap 325 sampel data penelitian, terlebih

dahulu dilakukan uji kuesioner terhadap 33 responden untuk mendapatkan validitas butir-butir kuesioner

dan reliabilitas atau konsistensi jawaban responden terhadap kuesioner.

Untuk menguji validitas digunakan uji korelational product moment dari Pearson Correlation,

dengan cara mengkorelasikan nilai r product moment setiap butir instrumen dengan jumlah total skor

setiap butir instrumen dari seluruh jawaban responden. Nilai r product moment ini lalu dikonsultasikan

dengan nilai r product moment kritis pada tabel ststistik dengan n = 30 α = 0.05. Nilai r tabel diperoleh

0.361. Dengan demikian jika nilai r hitung ≥ dari 0,361 berati butir kuesioner tersebut valid.

Sedangkan uji reliabilitas menggunakan teknik split-half, dengan cara mengkorelasikan jumlah

skor pertanyaan ganjil dengan jumlah skor pertanyan genap. Teknik ini disebut metode belah dua.

Tabel Nilai Korelasi Spearman-Brown untuk Uji Reliabilitas Kuesioner.

Nilai Korelasi

Spearman-Brown Interpretasi

0 Tidak reliabel

0,0 < 0,20 Sedikit reliabel

0,20 < 0,40 Agak reliabel

0,40 < 0,60 Cukup reliabel

0,60 < 0,80 Reliabel

0,80 < 1,00 Sangat reliabel

Sumber : Haryono (2001:138)

Berdasarkan pengujian validitas menggunakan program SPSS dapat disimpulkan bahwa bahwa

terdapat semua butir pertanyaan sudah valid, karena seluruhnya memiliki nilai r product moment < 0,361.

Uji Reliabilitas Kuesioner.

Berdasarkan uji reliablitas menggunakan program SPSS didapatkan nilai Korelasi Spearman-

Brown untuk Uji Reliabilitas Kuesioner, sebesar 0,95 maka kuesioner semua variabel dapat dikatakan

sangat reliabel.

Analisis Inferensial.

Metode Structural Equation Modeling (SEM).

Karena data penelitian secara multivariat tidak normal, maka untuk dapat dianalisis dengan SEM

tidak dapat menggunakan metode estimasi Maximum Likelihood (ML) sebagaimana data yang normal.

Data yang tidak normal secara multivariat dapat diestimasi dengan metode Robust Maximum Likelihood

(RML) dengan nilai Chi Square yang terkoreksi yaitu Satorra-Bentler Scaled Chi-Square. Adapun

Kriteria Pengujian Goodness of Fit Statistics dengan LISREL 8.8 adalah sebagai berikut :

Page 16: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Tabel Goodness Of Fit Index SEM.

No Goodness of fit

index

Cut off Value (Nilai

Batas)

1 χ

2 (Chi Square)

≤ α.df (lebih kecil dari χ2

tabel/ 43.78)

2 Significance

probability (p) ≥ 0,05

3 GFI ≥ 0,90

4 AGFI ≥ 0,90

5 CFI ≥ 0,90

6 NNFI / TLI ≥ 0,90

7 RMSEA ≤ 0,08

8 RMR ≤ 0,05

Sumber : Wijanto, Setyo Hari (2008).

Analisis Structural Equation Modelling (SEM).

Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Modelling (SEM) secara full model,

setelah dilakukan analisis terhadap tingkat unidimensionalitas dari indikator-indikator pembentuk variabel

laten yang diuji dengan confirmatory factor analysis. Analisis hasil pengolahan data pada tahap full model

SEM dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan data untuk analisis

full model SEM ditampilkan pada Gambar di bawah ini.

Gambar Full Model Fit (SEM).

Uji Kelayakan Model

Untuk menguji kelayakan model secara keseluruhan (Ful Model) dilakukan dengan

memperhatikan hasil perhitungan Goodness of Fit Statistics dengan Software LISREL 8.8.

Adapun ringkasan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel berikut :

Page 17: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 2014 17

Tabel 5.34. Uji Kelayakan Full Model.

No Goodness Of Fit

Index

Hasil

Penelitian

Cut off Value

(Nilai Batas) Kesimpulan

1 X2-

chi square 109,39 ≤ α.df (lebih kecil

dari Chi square table)

Fit

2 Significance

probability

0,42 ≥ 0,05

3 GFI 0,94 ≥ 0,90 Fit

4 AGFI 0,92 ≥ 0,90 Fit

5 CFI 1,00 ≥ 0,90 Fit

6 NNFI/TLI 1,00 ≥ 0,90 Fit

7 RMSEA 0.01 ≤ 0,08 Fit

8 RMR 0.03 ≤ 0,05 Fit

TabeL di atas mengindikasikan bahwa model secara keseluruhan (Ful Model) mempunyai

goodness of fit yang baik, yang berarti seluruh model struktural yang dihasilkan merupakan model yang

Fit.

Pengujian Hipotesis.

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis

sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya. Pengujian 7 hipotesis penelitian ini dilakukan berdasarkan

nilai t-Value dari suatu hubungan kausalitas dari hasil pengolahan LISREL 8.8 sebagaimana terlihat

dalam dua Persamaaan Struktural berikut :

Page 18: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

18 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 Oktober 2014

Persamaan Sub-Struktural 1 :

MOTIVASI = 0.086*GAYA-0.16*BUDAYA+0.043*PELAT, Errorvar = 0.98, R²= 0.025

(0.095) (0.084) (0.088)

0.90 -1.95 0.49

Persamaan Sub-Struktural 2 :

DOKTIVIT=-0.072* GAYA+0.33* BUDAYA+0.052* PELAT* MOTIVASI-0.047*,

(0.099) (0.095) (0.078) (0.081)

- 0.47 3.42 0.67 -0.89

Errorvar = 0.90,R²=0.10

Kriteria Pengujian :

1. Untuk menguji hipotesis secara partial, Ho ditolak jika nilai thitung ≥ 1,96.

2. Untuk menguji hipotesis secara simultan digunakan kriteria Goodness of Fit (GOF). (Lihat Tabel

Goodness Of Fit Index).

Pengujian Hipotesis 1.

Pernyataan :

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional, budaya

organisasi dan pelatihan kerja terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional, budaya organisasi dan

pelatihan kerja terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena hasil pengujian memenuhi kriteria GOF (Tabel 5.34) yaitu P = 0,42 > 0,05 maka Ho

ditolak, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional, budaya

organisasi dan pelatihan kerja terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Pengujian Hipotesis 2.

Pernyataan :

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional terhadap motivasi

kerja guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional terhadap motivasi kerja

guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena thitung 0,90 (Lihat Persamaan Sub-Structural 1) maka Ho diterima, yaitu tidak terdapat

pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Wilayah

Bekasi.

Pengujian Hipotesis 3.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap motivasi kerj a guru

SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMK

Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena thitung -1,95 (Lihat Persamaan Sub-Structural 1) maka Ho diterima, yaitu tidak terdapat

pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Pengujian Hipotesis 4.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan kerja terhadap motivasi kerja guru

SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan kerja terhadap motivasi kerja guru SMK

Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena thitung 0,49 (Lihat Persamaan Sub-Structural 1) maka Ho diterima, yaitu tidak terdapat

pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi

Page 19: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 Oktober 2014 19

Pengujian Hipotesis 5.

Pernyataan :

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional, budaya

organisasi, pelatihan kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas guru SMK Negeri di

Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional, budaya organisasi,

pelatihan kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena hasil pengujian memenuhi kriteria GOF (Tabel 5.34) yaitu P = 0,42 > 0,05 maka Ho

ditolak, dan terima H1, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan

situasional, budaya organisasi, pelatihan kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas guru

SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Pengujian Hipotesis 6.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas guru SMK

Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas guru SMK Negeri

di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena thitung -0,89 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho diterima, yaitu Tidak terdapat

pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Pengujian Hipotesis 7.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional terhadap

produktivitas guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan situasional terhadap produktivitas

guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena thitung -0.47 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho diterima, yaitu tidak terdapat

pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

Pengujian Hipotesis 8.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap produktivitas guru

SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap produktivitas guru SMK

Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena thitung 3,42 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho ditolak, berarti terima H1 yaitu

terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas guru SMK Negeri di Wilayah

Bekasi.

Pengujian Hipotesis 9.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan kerja terhadap produktivitas guru SMK

Negeri di Wilayah Bekasi.

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan kerja terhadap produktivitas guru SMK

Negeri di Wilayah Bekasi.

Kesimpulan :

Karena thitung 0,67 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho diterima, yaitu tidak terdapat

pengaruh pelatihan terhadap produktivitas guru SMK Negeri di Wilayah Bekasi.

KESIMPULAN.

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis statistik terhadap data penelitian ini yang berjudul

pengaruh gaya kepemimpinan situasional, budaya organisasi dan pelatihan kerja terhadap motivasi kerja

serta implikasinya terhadap dan produktivitas guru asuransi PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) wilayah

Page 20: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

20 Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 Oktober 2014

Sumatera Bagian Selatan, maka kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Karena hasil penelitian telah memenuhi kriteria Goodness of Fit (GOF) P = 0,42 > 0,05 maka

secara simultan Gaya Kepemimpinan Situasional, Budaya Organisasi dan Pelatihan Kerja

memiliki pengaruh terhadap Motivasi Kerja guru PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Wilayah

Sumatera Bagian Selatan.

2. Karena thitung 0,90 (Lihat Persamaan Sub-Structural 1) maka Ho diterima sehingga Gaya

Kepemimpinan Situasional secara parsial tidak berpengaruh terhadap Motivasi Kerja guru di PT.

Asuransi Jiwasraya (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Selatan.

3. Karena thitung 0,-195 (Lihat Persamaan Sub-Structural 1) maka Ho diterima, sehingga Budaya

Organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Motivasi Kerja guru di PT. Asuransi

Jiwasraya (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Selatan.

4. Karena thitung 0,49 (Lihat Persamaan Sub-Structural 1) maka Ho diterima sehingga Pelatihan

secara parsial tidak berpengaruh terhadap Motivasi Kerja guru di PT. Asuransi Jiwasraya

(Persero) Wilayah Sumatera Bagian Selatan.

5. Karena hasil penelitian telah memenuhi kriteria Goodness of Fit (GOF) P = 0,42 > 0,05 sehingga

secara simultan Gaya Kepemimpinan Situasional, Budaya Organisasi, Pelatihan Kerja dan

Motivasi Kerja memiliki pengaruh terhadap produktivitas guru PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)

Sumatera Bagian Selatan.

6. Karena thitung -0,89 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho diterima sehingga Motivasi

Kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap Produktivitas Guru di PT. Asuransi Jiwasraya

(Persero) Sumatera Bagian Selatan.

7. Karena thitung -0,47 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho diterima sehingga Gaya

Kepemimpinan Situasional secara parsial tidak pengaruh terhadap tinggi rendahnya

Produktivitas Guru di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Sumatera Bagian Selatan.

8. Karena thitung 3,45 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho ditolak, berarti terima H1. Maka

Budaya Organisasi secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tinggi

rendahnya Produktivitas Guru.

9. Karena thitung 0,67 (Lihat Persamaan Sub-Structural 2) maka Ho diterima sehingga Pelatihan

secara parsial tidak berpengaruh terhadap Produktivitas Guru di PT. Asuransi Jiwasraya

(Persero) Wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Saran Untuk Organisasi.

1. Para pemimpin secara simultan harus meningkatkan secara terus menerus kepemimpinan dan

budaya organisasi dengan berbagai teknik dan memberikan pelatihan-pelatihan dan praktek

lapangan atau studi banding bagi para pegawai.

2. Walaupun gaya kepemimpinan situasional dan budaya organisasi dan pelatihan kerja tidak

berpengaruh terhadap motivasi kerja namun pemimpin perlu terus memotivasi para pegawai

untuk meningkatkan kinerjanya.

3. Para pemimpin hendaknya secara simultan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai, budaya

organisasi, memberikan pelatihan kerja dan motivasi kerja para pegawai untuk meningkatkan

kinerja pegawai dengan berbagai teknik dan pelatihan serta praktek lapangan atau studi banding.

4. Para pemimpin hendaknya teru menerapkan budaya organisasi yang sesuai dengan berbagai

teknik dan pelatihan serta praktek lapangan atau studi banding untuk meningkatkan kinerja

pegawai diantaranya sebagai berikut ; a. tempat kerja yang representative, b. kondisi kerja yang

nyaman, dan c. bekerja sesuai SOP perusahaan.

Saran Untuk Penelitian Lanjutan.

1. Dalam penelitian lanjutan, penelitian mengenai produktivitas tidak hanya berakhir pada

penelitian mengenai produktivitas guru saja namun diharapkan dapat dilanjutkan pada

pengukuran produktivitas sumber daya manusia organisasi yang lain (contohnya pegawai)

maupun produktivitas organisasi Perseroan Terbatas secara keseluruhan.

2. Pada penelitian ini digunakan empat variabel yaitu gaya kepemimpinan, budaya organisasi,

pelatihan dan motivasi yang diduga mampu mempengaruhi motivasi kerja maupun produktivitas

guru. Pada penelitian selanjutnya diharapkan para peneliti mampu mengkaji faktor-faktor lain

yang mampu mempengaruhi motivasi kerja maupun produktivitas guru sehingga menambah

cakrawala dan wawasan mengenai keilmuan ini secara lebih luas.

Page 21: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, … filejurnal ekonomi dan bisnis stie ypn vol. vii no. 1 2014 1 pengaruh kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kompetensi profesional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YPN Vol. VII No. 1 Oktober 2014 21

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat: Tentang Pendidikan. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/penelitian-tindakan-kelas/. diakses 21 Agustus

2013.

Departemen Pendidikan Nasional, (2007), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007

tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah SMA/MA), Jakarta.

Flippo, E., B, 2001, Manajemen Personalia, : Penerjemah: Moh. Masud, Erlangga, : Jakarta.

Indrafachrudi, R. Soekarto, 2006. Bagaimana Memimpin yang Efektif, Bogor : Ghalia.

Maman Ukas. 2004. Manajemen. Bandung: Agini

Mangkunegara Anwar Prabu A. A. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

McShan, Steven L., & Von Glinov, Marry A.N. 2008, Organizational Behaviour, USA, McGraw Hill.

Robbins dan Coulter, 2004, Management, New York, Prentice-Hall International. Robbins, 2006, Organization Behavior, Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Robbins, Stephen P, 2007, Teori Organisasi, Struktur, Desain & Aplikasi, Alaih Bahasan : Jusuf Udaya, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Ruky, Achmad, 2002, Sistem Manajemen Prestasi kerja: Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Prestasi kerja Prima, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Samsudin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Thoha, M, 2009, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta, Rajawali Pers.

Timpe Dale A, 2000, Seri Ilmu & Seni Manajemen Bisnis Kinerja : Alih Bhs : Cikmat Sofyan, Jakarta,

Elex Media Komputindo.

Timpe, A. Dale, 2000, Seri Ilmu dan Seri Manajemen Bisnis Prestasi kerja, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo.

Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja, Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Recommended