+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

Date post: 11-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 3 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
13
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 221 PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA DISTRO ANTIPOP CLOTHES TANJUNG Rahmat; Jauhar Arifin )*; Indriati Sumarni)** [email protected]; [email protected])*; [email protected])** ABSTRAK Pengaruh Keunggulan Bersaing Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Distro Antipop Clothes Tanjung. Pembimbing I Dr. H. Jauhar Arifin, Drs., MM. Dan Pembimbing II Indriati Sumarni, SE., MM. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui dan menganalisa pengaruh keunggulan bersaing terhadap kepuasan konsumen di Toko Distro Antipop Clothes Tanjung Tabalong; 2) Mengetahui besarnya pengaruh pengaruh keunggulan bersaing terhadap kepuasan konsumen di Toko Distro Antipop Clothes Tanjung Tabalong. Populasi didalam penelitian ini adalah konsumen Distro Antipop Clothes Tanjung, sedangkan sampel yang diambil berjumlah 47 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan analisis GSCA (Generalized Structured Component Analysis). Hasil kuesioner merupakan instrumen utama untuk menggunakan data, sedangkan observasi digunakan untuk mendukung dan melengkapi hasil dari kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Distro Antipop Clothes Tanjung. Besarnya pengaruh variabel Keunggulan Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen (Y) adalah sebesar 58,6% dan sisanya sebesar 41,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya, misalnya seperti Harga, Kualitas Produk, Loyalitas Konsumen dan lain-lain. Kata Kunci: Keunggulan Bersaing, Kepuasan Konsumen, Pelayanan INFLUENCE COMPETITIVE ADVANTAGE OF CUSTOMER SATISFACTION LEVEL ON ANTI-POP ABSTRACT Influence of competitive advantage to customer satisfaction level in anti-pop. Clothes Tanjung Distro. Supervisor I Dr. H. Jauhar Arifin, Drs., MM. and supervisor II Indriati Sumarni, SE., MM. This research aims to: 1) Knowing and analyzing the influence of competitive advantage towards consumer satisfaction in anti-pop Distro shop Tanjung Tabalong; 2) Knowing the influence of the influence of competitive advantage towards consumer satisfaction at Antipop Distro shop Tanjung Tabalong. The population in this research is the consumer of Antipop and Clothes Tanjung Distro, while samples were taken amounting to 47 people. Sampling is done using the purposive sampling technique. This research uses quantitative methods and uses GSCA (Generalized Structured Component Analysis) analysis. The survey results are the primary instruments for using data, while observations are used to support and complement the results of questionnaires. Based on the results of research can be concluded that the competitive advantage affects the level of consumer satisfaction on anti-pop, Clothes Tanjung Distro. The magnitude of the variable influence competitive advantage (X) on
Transcript
Page 1: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 221

PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN

KONSUMEN PADA DISTRO ANTIPOP CLOTHES TANJUNG

Rahmat; Jauhar Arifin )*; Indriati Sumarni)**

[email protected]; [email protected])*; [email protected])**

ABSTRAK

Pengaruh Keunggulan Bersaing Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Distro Antipop

Clothes Tanjung. Pembimbing I Dr. H. Jauhar Arifin, Drs., MM. Dan Pembimbing II Indriati Sumarni,

SE., MM. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui dan menganalisa pengaruh keunggulan

bersaing terhadap kepuasan konsumen di Toko Distro Antipop Clothes Tanjung Tabalong; 2)

Mengetahui besarnya pengaruh pengaruh keunggulan bersaing terhadap kepuasan konsumen di Toko

Distro Antipop Clothes Tanjung Tabalong. Populasi didalam penelitian ini adalah konsumen Distro

Antipop Clothes Tanjung, sedangkan sampel yang diambil berjumlah 47 orang. Penentuan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan analisis GSCA (Generalized

Structured Component Analysis). Hasil kuesioner merupakan instrumen utama untuk menggunakan

data, sedangkan observasi digunakan untuk mendukung dan melengkapi hasil dari kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh terhadap

tingkat kepuasan konsumen pada Distro Antipop Clothes Tanjung. Besarnya pengaruh variabel

Keunggulan Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen (Y) adalah sebesar 58,6% dan sisanya

sebesar 41,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya, misalnya seperti Harga, Kualitas Produk, Loyalitas

Konsumen dan lain-lain.

Kata Kunci: Keunggulan Bersaing, Kepuasan Konsumen, Pelayanan

INFLUENCE COMPETITIVE ADVANTAGE OF CUSTOMER SATISFACTION

LEVEL ON ANTI-POP

ABSTRACT

Influence of competitive advantage to customer satisfaction level in anti-pop. Clothes Tanjung Distro.

Supervisor I Dr. H. Jauhar Arifin, Drs., MM. and supervisor II Indriati Sumarni, SE., MM. This

research aims to: 1) Knowing and analyzing the influence of competitive advantage towards consumer

satisfaction in anti-pop Distro shop Tanjung Tabalong; 2) Knowing the influence of the influence of

competitive advantage towards consumer satisfaction at Antipop Distro shop Tanjung Tabalong. The

population in this research is the consumer of Antipop and Clothes Tanjung Distro, while samples

were taken amounting to 47 people. Sampling is done using the purposive sampling technique.

This research uses quantitative methods and uses GSCA (Generalized Structured Component

Analysis) analysis. The survey results are the primary instruments for using data, while observations

are used to support and complement the results of questionnaires. Based on the results of research can

be concluded that the competitive advantage affects the level of consumer satisfaction on anti-pop,

Clothes Tanjung Distro. The magnitude of the variable influence competitive advantage (X) on

Page 2: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 222

consumer satisfaction (Y) is 58.6% and the remaining 41.4% is influenced by other variables, such as

price, product quality, customer loyalty and others.

Keywords: Competitive Advantage, Consumer Satisfaction, Service

PENDAHULUAN

Saat ini persaingan antar perusahaan

semakin ketat, khususnya persaingan

perusahaan yang sejenis dalam hal

menawarkan keunggulan produknya masing-

masing. Oleh karena itu perusahaan harus

dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan

produknya mampu bersaing dengan cara

melakukan strategi keunggulan bersaing yang

lebih memuaskan daripada yang dilakukan

oleh pesaing.

Setiap perusahaan dituntut untuk

membuat pelanggan merasa puas dengan

memberikan penawaran dan pelayanan lebih

baik, mengingat perusahaan harus mampu

untuk mempertahankan posisi pasarnya

ditengah persaingan yang semakin ketat. Untuk

memenangkan persaingan perusahaan harus

mampu memberikan kepuasan kepada

pelanggan.

Menurut Kotler dan Keller (2009:138)

kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang timbul karena

membandingkan kinerja yang telah

dipersepsikan produk atau hasil terhadap

ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal

memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak

puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi,

pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi

ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau

senang.

Menurut Wikipedia, Distro (Distribution

Store atau Distribution outlet) adalah jenis

toko di Indonesia yang menjual pakaian dan

aksesoris yang di titipkan oleh pembuat

pakaiann, atau diproduksi sendiri. Distro

umumnya merupakan industri kecil dan

menengah (IKM) yang sandang dengan merk

independen yang di kembangkan kalangan

muda. Produk yang dihasilkan oleh distro

diusahakan untuk tidak di produksi secara

massal, agar mempertahankan sifat eksklusif

suatu produk dan hasil kerajinan.

Distro sudah menjadi sebuah fenomena

di Indonesia sebagai rujukan dalam gaya

berbusana remaja dan anak muda. Di

kabupaten Tabalong sendiri keberadaan distro

bukan lagi merupakan sesuatu yang asing.

Hasil pantauan menggunakan Google Map

menunjukkan bahwa terdapat 6 Distro yang

tersebar di seputaran kota Tanjung.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih

Distro Antipop Clothes merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang jasa

penjualan sandang seperti sepatu, baju, celana,

dan aksesoris seperti gelang, cincin, anting,

kalung, topi. Distro Antipop Clothes memiliki

koleksi produk selalu update yang tertata rapi

di toko. Distro Antipop Clothes memberikan

diskon untuk pembelian barang pada hari-hari

Page 3: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 223

tertentu saja (random). Promosi yang

dilakukan Distro Antipop Clothes melalui

media sosial di instagram, facebook dan

twitter. Fasilitas yang terdapat di Distro

Antipop Clothes antara lain ruangan ber AC,

TV, tempat parkir gratis, serta lokasinya

mudah dicari. Kelebihan lain dari distro ini

adalah suasananya yang aman karena ada

kamera CCTV yang selalu dimonitor, barang-

barang tertata rapi dan karyawan yang ramah.

Berdasarkan hasil observasi yang

peneliti lakukan di lapangan ada beberapa

kelemahan yang ada pada Distro Antipop

Clothes yaitu pelayanan yang terkadang lambat

dan kurang tanggap; serta karyawan yang

kurang komunikatif.

Informasi tersebut dapat digunakan

untuk meningkatkan kepuasan konsumen

terhadap keunggulan bersaing yang diberikan

oleh Distro Antipop Clothes. Berdasarkan hal

diatas maka penelitian ini diberi judul

“Pengaruh Keunggulan Bersaing Terhadap

Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Distro

Antipop Clothes Tanjung“.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam

penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritik

a. Penelitian ini mendukung teori yang

dikemukakan sebelumnya oleh Setiwan

(2008), Prakosa (2005:53), Kolter etal

(2005:461), Saiman (2009), Keegan (1995),

Day & Wensley (1988) dengan kesimpulan

teori yaitu keunggulan bersaing merupakan

strategi-strategi yang dilakukan perusahaan

untuk menciptakan atau memberi nilai lebih

kepada konsumennya dibandingkan dengan

pesaing lainnya.

b. Penelitian ini mendukung penelitian

terdahulu yang dilakukan Cynthia Vanesa

Djodjobo dan Hendra. N (2014), Lava (2012),

Reza Dimas Sigit. P (2014), Atik Andriana

(2014) dengan hasil kesimpulan penelitian

adalah keunggulan bersaing mempengaruhi

kepuasan konsumen.

2. Secara Praktis

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai

masukan informasi dalam mengambil

keputusan yang berhubungan dengan

keunggulan berasaing.

b. Bagi konsumen

Sebagai referensi dalam

mempertimbangkan ketika ingin berbelanja di

distro.

c. Bagi pihak lain

Penulisan tugas akhir ini diharapkan

dapat digunakan sebagai bahan penelitian

selanjutnya dalam pelaksanaan suatu

pengkajian yang berkaitan dengan penelitian

yang sama tetapi dengan ruang lingkup yang

berbeda di masa yang akan datang.

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Djodjobo dan Hendra (2014).

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi

produk dan Keunggulan Bersaing Terhadap

Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning Di

Kota Manado. Hasil penelitian menggaris

bawahi bahwa orientasi kewirausahaan tidak

Page 4: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 224

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keunggulan bersaing, inovasi produk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keunggulan bersaing, orientasi kewirausahaan

dan inovasi produk secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keunggulan bersaing, dan keunggulan bersaing

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pemasaran.

Lava (2012). Pengaruh Keunggulan

Bersaing Terhadap Strategi Resource-Based

Dan Orientasi Kewirausahaan Pada Usaha

Makanan Khas Kota Probolinggo. Strategi

Resource-Based berpengaruh secara langsung

terhadap peningkatan orientasi kewirausahaan,

strategi resource-based berpengaruh secara

langsung terhadap peningkatan daya saing

usaha, orientasi kewirausahaan berpengarug

signifikan dan secara langsung terhadap

peningkatan daya saing usaha, strategi

resource-based berpengaruh secara tidak

langsung terhadap daya saing usaha melalui

orientasi kewirausahaan.

Dimas (2014). Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Pengguna Jasa Lapangan Futsal IFI Di

Bandung. Semakin baik kualitas pelayanan

yang diberikan maka semakin baik pula proses

kepuasan pelanggan, Berdasarkan uji koefisien

determinasi, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kualitas pelayanan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

pelanggan, dengan persentase pengaruhnya

5,9%, sedangkan sisanya sebesar 94,1%

dipengaruhi oleh faktor lain diluar kualitas

pelayanan yang tidak diletili dalam penelitian

ini seperti brand image, harga, lokasi dan

faktor lainnya.

Andriana (2014). Pengaruh Customer

Satisfaction Strategy Terhadap Peningkatan

Kepuasan Konsumen. Kualitas pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan konsumen.

B. Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing merupakan strategi

keuntungan dari perusahaan yang melakukan

kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif

dalam pasar. Strategi yang didesain bertujuan

untuk mencapai keunggulan bersaing yang

terus menerus agar perusahaan dapat terus

menjadi pemimpin pasar (Prakosa,2005:53).

Perusahaan mengalami keunggulan

bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu

industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi

dan ketika beberapa perusahaan yang bersaing

terlibat dalam tindakan serupa

(Barney,2010:9).

Keunggulan bersaing dianggap sebagai

keuntungan dibanding kompetitor yang

diperoleh dengan menawarkan nilai lebih pada

konsumen dibanding penawaran kompetitor

(Kotler et al, 2005:461).

Keunggulan bersaing diharapkan mampu

untuk mencapai laba sesuai rencana,

meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan

kepuasan pelanggan, serta melanjutkan

kelangsungan hidup suatu usaha

(Saiman,2014:128).

Menurut Philip Kotler dan Gary

Armstrong (2003:311) Mendefinisikan

Page 5: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 225

keunggulan bersaing adalah keunggulan

terhadap pesaing yang diperoleh dengan

menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan

memberikan manfaat lebih besar karena

harganya lebih tinggi.

1. Aspek-Aspek Keunggulan Bersaing

Menurut Porter (2007), “inti dari

perumusan strategi bersaing adalah

menghubungkan perusahaan dengan

lingkungannya walaupun lingkungan yang

sangat relevan sangat luas, mencakup kekuatan

kekuatan sosial dan juga kekuatan kekuatan

ekonomi, aspek kunci dari lingkungan

perusahaan adalah, industri-industri dimana

perusahaan tersebut bersaing.” Selain itu,

menurut Morib (2011) Perusahaan jasa dapat

mendeferensiasikan dirinya melalui citra di

mata pelanggan, misalnya melalui

simbolsimbol dan merek yang digunakan.

Selain itu, perusahaan dapat melakukan

diferensiasi produk dalam penyampaian jasa

(service delivery) melalui tiga aspek yang juga

dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa,

yaitu :

a) Orang (people)

People adalah semua orang yang terlibat

dalam kegiatan memproduksi produk serta

memberikan pelayanan produk kepada

konsumen. Orang yang memproduksi dan

memasarkan suatu produk juga memiliki

penilaian dimata konsumen.

b). Lingkungan Fisik (Physical

evidence)

Physical evidence adalah perangkat –

perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung

penampilan suatu produk, sehingga

memperlihatkan secara langsung kualitas

produk serta pelayanan yang diberikan kepada

konsumen.

c). Proses (process)

Process adalah serangkaian tindakan

yang diperlukan untuk memberikan produk

atau jasa dengan pelayanan yang terbaik

kepada konsumen. Suatu proses bisa berisi

tentang metode atau prosedur yang

diberlakukan untuk memperoleh produk yang

dibutuhkan konsumen. Proses pelayanan yang

cepat, mudah dan ramah memberikan nilai

lebih konsumen terhadap suatu produk.

Keunggulan bersaing yang

berkesinambungan adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk enciptakan suatu produk

yang pada saat pesaing berusaha untuk

menirunya akan selalu mengalami kegagalan

secara signifikan. Pada saat perusahaan

menerapkan strategi tersebut dan perusahaan

pesaing tidak secara berkesinambungan

menerapkannya serta perusahaan lain tidak

mampu meniru keunggulan strategi tersebut

maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki

keunggulan bersaing yang berkesinambungan

(Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5).

2. Indikator Keunggulan Bersaing

Menurut Setiawan dan Ine Agustin

(2008) indicator yang digunakan untuk

mengukur keunggulan bersaing adalah :

a). Promosi

Kegiatan mengajak, menginformasikan

dan membujuk serta mengingatkan seseorang

tentang perusahaan dan produk yang

Page 6: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 226

ditawarkan perusahaan agar terjadi proses

pertukaran

b). Kualitas Pelayanan

Segala bentuk aktivitas yang dilakukan

oleh perusahaan guna memenuhi harapan

konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan

sebagai jasa atau service yang disampaikan

oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan,

kecepatan, hubungan, kemampuan dan

keramahtamahan yang ditunjukkan melalui

sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan

untuk kepuasan konsumen.

c). Strategi Marketing mix

Strategi yang meliputi harga yang

mampu bersaing, tempat atau lokasi strategis,

dan promosi yang memadai.

Keunggulan bersaing berkembang dari

nilai yang mampu diciptakan untuk

pembelinya yang melebihi biaya perusahaan

dalam menciptakannya. Keunggulan bersaing

berasal dari banyak aktifitas berlainan yang

dilakukan perusahaan dalam mendesain,

memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan

mendukung produknya. Masing-masing

aktifitas dapat mendukung posisi biaya relatif

perusahaan dan menciptakan diferensiasi.

C. Kepuasan Konsumen

Pengertian Kata kepuasan atau

satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis”

yang berarti cukup baik, memadai dan facio

yang berarti melakukan atau membuat.

Menurut Kotler dan Keller (2009:138)

kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang timbul karena

membandingkan kinerja yang telah

dipersepsikan produk atau hasil terhadap

ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal

memenuhi ekspektasi , pelanggan akan tidak

puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi,

pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi

ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau

senang. Arti dari kepuasan konsumen ini tidak

lepas dari perilaku konsumen. Menurut Kotler

(a; 1994) mengatakan bahwa perilaku

konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan

yang langsung diterima oleh konsumen dalam

mendapatkan, mengkonsumsi serta memakai

produk atau jasa, termasuk proses keputusan

yang mendahului tindakan tersebut.Sedangkan

kepuasan menurut Kotler dan Armstrong

(2001:9): Kepuasan konsumen adalah sejauh

mana anggapan kinerja produk memenuhi

harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih

rendah ketimbang harapan konsumen, maka

pembelinya merasa puas atau amat gembira.

Menurut Kotler yang dikutip kembali oleh

Fandy Tjiptono (2012:312) kepuasan

konsumen adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

ia persepsikan dibandingkan dengan

harapannya. Menurut Zeithaml dan Bitner

(2000:75) definisi kepuasan adalah : Respon

atau tanggapan konsumen mengenai

pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan

penilaian mengenai ciri atau keistimewaan

produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang

menyediakan tingkat kesenangan konsumen

berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

konsumsi konsumen. Kepuasan konsumen

adalah tingkat perasaan konsumen setelah

Page 7: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 227

membandingkan antara apa yang dia terima

dan harapannya (Umar, 2005:65). Seorang

pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang

diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar

kemungkinannya menjadi pelanggan dalam

waktu yang lama.

1. Aspek-Aspek Kepuasan Konsumen

Menurut Supranto (1997) mengatakan

bahwa aspek kepuasan konsumen adalah :

a) Ketanggapan pelayanan

(responsiveness of service)

b) Kecepatan transaksi (speed of

transaction)

c) Keberadaan pelayanan (availability

of service)

d) Profesionalisme (profesionalisme)

e) Kepuasan menyeluruh dengan jasa

atau pelayanan (over all statisfaction with

service)

Sabarguna (2004) menyatakan ada

beberapa aspek kepuasan konsumen yang

dijabarkan sebagai berikut :

a) Aspek kenyamanan, meliputi lokasi

perusahaan, kebersihan, dan kenyamanan.

b) Aspek hubungan konsumen dengan

karyawan, meliputi keramahan karyawan,

informasi yang diberikan oleh karyawan,

komunikatif, responsif, suportif, dan cekatan

dalam melayani konsumen.

c) Aspek kompetensi teknis petugas,

meliputi keberanian bertindak dan

pengalaman.

d) Aspek biaya, meliputi mahalnya

produk, terjangkau tidaknya oleh konsumen.

2. Indikator Kepuasan Konsumen

Menurut Green (1992), Pengertian

Indikator adalah variabel-variabel yang bisa

menunjukkan ataupun mengindikasikan

kepada penggunanya mengenai sesuatu kondisi

tertentu, sehingga bisa dipakai untuk mengukur

perubahan yang terjadi Indicator yang

digunakan untuk mengukur kepuasan

konsumen Menurut Supranto (1997) ada yaitu :

a) Ketanggapan Pelayanan

Suatu kebijakan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat

(responsive) dan tepat kepada pelanggan

dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsumen menunggu persepsi

yang negative dalam kualitas pelayanan.

b) Keberadaan Pelayanan

Keberadaan pelayanan sangat penting

bagi suatu perusahaan dimana konsumen

mendapatkan kontak langsung dengan penjual

yang sedang bertugas. Keberadaan pelayanan

meliputi beberapa kegiatan misalnya memberi

solusi apabila perusahaan mendapat kesulitan

atau masalah dalam proses transaksi. Selain itu

juga memberikan jaminan kepada perusahaan

bahwa yang disimpan di perusahaan tersebut

cukup aman.

c) Profesionalisme

Memiliki kemampuan mengoptimalisasi

potensi yang ada dan hasilnya berguna bagi

konsumen serta memberikan kontribusi bagi

perusahaan. Profesionalisme mampu

menyeimbangkan antara idealisme profesi

menggunakan perilaku dan gaya profesional

yang tepat selama bekerja dengan tujuan bisnis

yang sebenarnya yaitu keuntungan.

Page 8: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 228

D. Kerangka Berfikir

E. Hipotesis

Menurut Dantes (2012) Hipotesis

merupakan praduga atau asumsi yang harus

diuji melalui data atau fakta yang diperoleh

dengan jalan penelitian.

1. Ha : Keunggulan

bersaing berpengaruh terhadap tingkat

kepuasan konsumen pada distro Antipop

Clothes Tanjung.

2. Ho : Keunggulan bersaing tidak

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan

konsumen pada distro Antipop Clothes

Tanjung.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif

merupakan metode untuk menguji teori-teori

tertentu dengan cara meneliti hubungan antar

variabel. Menurut Creswell (2010) variabel

diukur dengan instrument penelitian sehingga

data yang terdiri dari angka-angka dapat

dianalisis berdasarkan prosedur statistik.

Penelitian dilakukan di Distro Antipop

Clothes Tanjung yang beralamat di Jl.Ir Juanda

Mamuju, Sulingan, Murung Pudak, Kabupaten

Tabalong, Kalimantan Selatan.

Adapun yang menjadi populasi didalam

penelitian ini adalah konsumen Distro Antipop

Clothes Tanjung dalam satu bulan yaitu di

bulan Agustus 2018 yang berjumlah 230

orang.

Menurut Arikunto (2010) sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Untuk menentukan besarnya sampel apabila

subjek kurang dari 100, lebih baik di ambil

semua. Jika subjek nya lebih besar dapat di

ambil antara 20%-25% (Arikunto, 2002). Jadi

jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 47

orang responden (konsumen).

B. Metode Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan

penulis kuantitatif, yartu analisis yang

digunakan unutk menguji adalah teknis data

hubungan pengaruh variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y), yaituu dengan

menggunakan alat analisis Generalized

Structured Component Analysis (GSCA)

adalah metode bara Structural Equation

Modeling (SEM) berbasis komponen, sangat

penting dapat digunakan terapkan perhitungan

skor (bukan skala) dan juga dapat diterapkan

pada sampel yang sangat kecil. Disamping itu

Generalized Structured Component Analysis

(GSCA) dapat digunakan pada model struktur

yang melibatkan variabel dengan indikator

Page 9: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 229

refleksif atau formatif. Masalah singuiaritas

dan muitikoionieritas sering menjadi kendala

dalam anaiisis model struktural menggunakan

Generalized Structured Component Analysis

(GSCA)l berbasis kovarians. Dalam praktiknya

Generalized Structured Component Analysis

(GSCA) memperbolehkan terjadinya

multikolonieritas, yaitu terjadi korelasi yang

kuat antar variabel eksogen (Tehenhaus, 2008).

HASIL & PEMBAHASAN

A. Analisis Data Penelitian

Nilai loading dari semua indikator

variabel Kepuasan Konsumen (Y) memberikan

nilai convergent validity (dilihat dari nilai

estimasi loading) yang baik yaitu sudah lebih

dari 0.50 dan signifikan secara statistik. Nilai

reliabilitas konstruk diukur dari cronbach

alpha dan average variance extracted (AVE).

Terlihat bahwa nilai cronbach alpha sebesar

0.850 ≥ 0.70 dan nilai AVE sebesar 0.625 ≥

0.50 yang menunjukkan rata-rata varian dari

indikator yang dapat dijelaskan oleh variabel

Kepuasan Konsumen (Y) ada di atas 50%. Jadi

dapat disimpulkan bahwa reliabilitas konstruk

untuk variabel Kepuasan Konsumen (Y) cukup

reliabel.

Hasil pengujian Hipotesis diuji dengan

uji GSCA menggunakan nilai Critical Ratio

(CR). Jika nilai CR > 1,96 menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan pada

pengujian hipotesis tersebut. Hasil analisis

sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis pada

Struktural Model

Sumber : Data diolah, 2019

Secara grafis, hasil pengujian struktural

model disajikan secara lengkap pada gambar

dibawah ini.

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis

Dari hasil pengujian di atas, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengujian Pengaruh Keunggulan

Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen

(Y) diperoleh nilai estimate sebesar 0.590,

dengan CR sebesar 17.81. Hasil pengujian

signifikan, karena CR > 1,96 dan nilai estimate

> 0.50. Dengan koefisien bertanda positif

mengindikasikan hubungan yang positif.

2. Besarnya pengaruh variabel Keunggulan

Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen

(Y) adalah sebesar 58,6% dan sisanya sebesar

41,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya,

misalnya seperti Harga, Kualitas Produk,

Loyalitas Konsumen dan lain-lain.

B. Pembahasan

Kepuasan

Konsumen

(Y)

Keunggulan

Bersaing

(X)

0.59

Page 10: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 230

Dari hasil temuan penelitian ini bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel Keunggulan Bersaing (X) terhadap

Kepuasan Konsumen (Y), hal ini mendukung

hasil temuan yang dilakukan oleh Djodjobo

dan Hendra (2014), Lava (2012), Dimas (2014)

dan Andriana (2014) Sehingga Ha diterima dan

Ho ditolak.

Hasil penelitian yang dilakukan

Djodjobo dan Hendra (2014), didapati ada

pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran

(X) dan inovasi produk usaha (Y). Selanjutya

penelitian yang dilakukan oleh Lava (2012)

terdapat pengaruh yang signifikan antara

Keunggulan Bersaing (X) Terhadap Strategi

Resource-Based Dan Orientasi Kewirausahaan

(Y). Dan juga penelitian yang dilakukan oleh

Dimas (2014) ada pengaruh yang signifikan

antara Kualitas Pelayanan (X) Terhadap

Kepuasan Pelanggan (Y). Lalu penelitian

dilakukan oleh, Andriana (2014). didapati

pengaruh yang signifikan antara Customer

Satisfaction Strategy (X) Terhadap

Peningkatan Kepuasan Konsumen (Y).

Berdasarkan hasil Measurement Model

pada variabel Keunggulan Bersaing yang

paling tinggi nilai koefisiennya adalah

indikator pertama yaitu promosi. Hal ini dapat

dilihat dari beragamnya media promosi baik itu

secara langsung seperti spanduk; maupun

melalui jaringan internet, yaitu menggunakan

website serta media sosial: instagram,

facebook, dan twitter. Sedangkan selanjutya

indikator yang paling rendah nilai koefisiennya

adalah indikator kedua yaitu kualitas

pelayanan. Hal ini sesuai dengan hasil

pengamatan awal yang menemukan bahwa

pelayanan terkadang lambat dan kurang

tanggap; serta karyawan kurang komunikatif.

Pada hasil Measurement Model variabel

Kepuasan Konsumen, indikator yang paling

tinggi nilai koefisiennya adalah indikator

kedua yaitu Keberadaan Pelayanan. Hal ini

berhubungan dengan ada tidaknya fasilitas

yang mempermudah konsumen dalam

berbelanja maupun saat bertransaksi.

Sedangkan indikator yang paling rendah nilai

koefisiennya adalah indikator pertama, yaitu

Ketanggapan Pelayanan. Ini dapat dilihat dari

kurangnya ketanggapan karyawan dalam

membantu konsumen untuk memilih produk.

Hasil pengujian dalam penelitian ini

adalah menunjukan bahwa Keunggulan

Bersaing berpengaruh signifikan terhadap

Kepuasan Konsumen pada Distro Antipop

Clothes Tanjung, hal ini dikarenakan

pelayanan memegang peranan yang penting

terhadap keunggulan bersaing di Distro

Antipop Clothes.

Berdasarkan temuan ini dapat

disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing

berpengaruh terhadap Tingkat Kepuasan

Konsumen pada Distro Antipop Clothes

Tanjung. Lalu hipotesis penelitian ini

menyatakan Ha diterima dan H0 ditolak, yang

artinya Keunggulan Bersaing berpengaruh

terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen pada

Distro Antipop Clothes Tanjung.

Dengan demikian bahwa nilai yang

signifikan adalah karena Keunggulan Bersaing

Page 11: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 231

mempengaruhi tingkat Kepuasan Konsumen.

Oleh karena itu, diperlukan adanya

peningkatan keunggulan bersaing pada Distro

Antipop Clothes Tanjung, terutama pada

tingkat kualitas pelayanan dan ketanggapan

pelayanan.

Dalam penelitian ini besarnya pengaruh

Keunggulan Bersaing terhadap tingkat

Kepuasan Konsumen pada Distro Antipop

Clothes Tanjung sebesar 58,6% Hal ini

dikarenakan pengaruhi Keunggulan Bersaing

terhadap tingkat Kepuasan Konsumen sudah

cukup kuat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka kesimpulan yang dapat

dikemukakan adalah:

A. Keunggulan bersaing berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan konsumen pada

Distro Antipop Clothes Tanjung.

B. Besarnya pengaruh variabel Keunggulan

Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen

(Y) adalah sebesar 58,6% dan sisanya sebesar

41,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya,

misalnya seperti Harga, Kualitas Produk,

Loyalitas Konsumen dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani Suryanita. 2006. Analisis

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan

dan Kompetensi Pengetahuan

Terhadap Kapabilitas Untuk

Meningkatkan Kinerja Pemasaran.

Andriana Atik, 2014. Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan

Konsumen (Studi Kasus Pada

Konsumen CV. Mufidah).

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian

Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2011. Metode

Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Bagas Prakosa (2005). Pengaruh Orientasi

Pasar, Inovasi Danorientasi

Pembelajaran Terhadap Kinerja

Perusahaan Untuk Mencapai

Keunggulan Bersaing (Studi Empiris

Pada Industri Manufaktur Di

Semarang). Jumal Studi Manajemen

& Organisasl Vol. 2 No. 1 Januari

2005.

Barney,J.B. 2010. Gaining and Sustaining

Competitive Advantage, Fourth

Edition. Addison-Wesley,

Massachusetts.

Cynthia Vanessa Djodjobo dan Hendra N.

Tawas. 2014. Pengaruh Orientasi

Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan

Keunggulan Bersaing Terhadap

Kinerja Pemasaran Usaha Nasi

Kuning di Kota Manado. Jurnal

EMBA, Vol 2, No.3, September.

Hal. 1214-1224. ISSN 2303-1174

Creswell, J. W. (2010). Research design:

pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

Page 12: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 232

mixed. Yogjakarta: PT Pustaka

Pelajar.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.

Yogyakarta: ANDI

Day, G.S and R Wensley (1988), Assesing

Advantage : A Framework for

Diagnostic Competitive Superiority,”

Journal of Marketing, Vol 52, April,

pp.1-20.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Handi, Irawan. 2004. 10 Prinsip Kepuasan

Pelanggan. Cetakan Kelima. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson,

R. E. (1996). Strategic management:

Competitiveness and globalization

concepts. St. Paul, MN: West

Husein Umar, 2005. Metode Penelitian.

Jakarta : Salemba Empat

Hwang H. 2009. Regularized Generalized

Structured Component Analysis.

Psychometrica Vol 74. hal : 517-530

J. Supranto. 1997. “Pengukuran Tingkat

kepuasan Pelanggan”. Jakarta:

Rineka ipta.

Kotler dan keller. 2009. Manajemen

Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13

Jakarta: Erlangg

Kolter et.al. 2005. Manajemen Pemasaran.

Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta; PT.

Intan Sejati Klaten.

Keegan. 1995. Global Marketing

Management. 5th edition. Englewood

Cliffs. N.J.: A.Simon & Schuster Co.

P 476

Lava, A.S. 2012. Pengaruh Strategi

Resource-Based Dan Orientasi

Kewirausahaan Terhadap

Keunggulan Bersaing (Competitive

Advantage) Pada Usaha Oleh-Oleh

Makanan Khas Kota Probolinggo.

Nanang,Martono. (2015). Metode

Penelitian Kuantitatif Teori &

Aplikasi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Neuman, W.L., 2007, Basic of Social

Research: Qualitative and

Quantitative Approach, Boston:

Pearson Education, Inc.

Rambat Lupiyoadi. (2001). Manajemen

Pemasaran Jasa (Teori dan Praktek).

Edisi Pertama. Penerbit Salemba

Empat,Depok.

Phillip and Gary Armstrong. 2004. Prinsip-

prinsip Pemasaran, Edisi 12. Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta

:Graha Ilmu

Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing

(competitive strategy). Tangerang :

Kharisma Publishing Group.

Purnamasari, Anisa. 2012. Membangun

Keunggulan Bersaing Melalui

Customer

Value (Studi Kasus Pada Pasar

Semawis Semarang).

Pasolong, Harbani. 2016. Teori

Administrasi Publik, Alfabeta,

Bandung

Page 13: PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …

JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 233

Sigit Dimas Reza (2014). Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap

kepuasan Pelanggan Pengguna jasa

lapangan Futsal (Studi Kasus Pada

IFI Futsal Bandung).

Tenenhaus, M. 2008. Commponent-based

Structural Equation Modeling. Total

Quality Management. Vol. 19. No. 7-

8 (July-August 2008). P 871-886.

Tjiptono, Fandy and Gregorius Chandra.

2012. Pemasaran Strategik.

Yogyakarta, ANDI

Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa,

Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi

Offset.

Sabarguna, B. S. (2004) Pemasaran Rumah

Sakit. Yogyakarta: Konsorsium

Robby, Nasution. (2005), Permainan

mendidik sebagai sarana edukasi .

Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.

Sugiyono. 1999, Metode Penelitian Bisnis,

Cetakan Ke-6, Bandung, CV. Alfa

Beta.

________. 2002. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.

________. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Alfabeta

________. 2005. Metode Penelitian

Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Saiman,L. 2014. Kewirausahaan (Teori,

Praktik, dan Kasus-kasus), edisi

kedua. Salemba Empat, Jakarta.

Setiawan & Agustine Ine, 2008.

Perencanaan Struktur Baja dengan

metode LFRD, Erlangga.: Jakarta

Priyanto. 2010. Atlas Prasitologi

Kedokteran. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Morib. 2011. Strategi Pemasaran 3P

(People,Process,Physical Evidence

(Packaging))

Kotler, Philip dan gary Armstrong, 2003,

Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi

Kesembilan, Jakarta, PT. Indeks

Gramedia

Wahidmurni. 2017. Pemaparan metode

penelitian kuantitatif.

Winarsunu, tulus. 2009. Statistik dalam

Penelitian Psikologi dan Pendidikan.

Malang: UMM

W. Gulo. 2004. Metodelogi Penelitian.

Jakarta: Grasindo.

Yamit, Z. 2002. Manajemen Kualitas

Produk dan Jasa. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Ekonisia Kampus

Fakultas Ekonomi UII.

Zeithaml, Valarie A. Mry Jo Bitner.

(2000). Services Marketing:

Integrating Customer Focus Across

The Firm, Second Edition Hill. . New

York: McGraw


Recommended