Date post: | 31-Jul-2019 |
Category: |
Documents |
Upload: | phungthuan |
View: | 216 times |
Download: | 0 times |
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DANPENERAPAN AKUNTANSI AKRUAL TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGANDI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI LAMPUNG
(Tesis)
Oleh
BAROKATUN
PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACTTHE EFFECT OF COMPETENCE OF HUMAN RESOURCES AND
IMPLEMENTATION OF ACCRUAL ACCOUNTING ON THEQUALITY OF FINANCIAL STATEMENTS IN THE MINISTRY OF
RELIGION IN PROVINCE LAMPUNG
By
BAROKATUN
The lack of knowledge and understanding of the Head of FinancialSubdivision and Treasurer on the application of accrual accounting has aneffect on the quality of financial statement presentation in the Ministry ofReligion of Lampung Province. This study aims to determine the effect ofcompetency of human resources, and the application of accrual accountingto the quality of financial reports at the Ministry of Religion Office inLampung region. Variables in this study are the quality of financialstatements as the dependent variable and human resource competencies andthe application of accrual accounting as a variable independent.
The data used are primary data sourced from questionnairesdistributed on samples obtained and collected directly. The sample of thisstudy was the Head of the Subdivision of Finance and Treasurer at theMinistry of Religion Office in the Lampung Region, totaling 107 people.The hypothesis of this study was tested by the analysis model used in thisstudy is structural equation modeling (Structural Equation Modeling) basedon components or variants (component based), namely Partial Least Square(PLS). The results of this study conclude that the variable competence ofhuman resources has a significant positive effect on the quality of financialstatements, and the variable implementation of accrual-based financialaccounting standards has a significant positive effect on the quality offinancial statements.
Keywords: Quality of Financial Statements, Competence of HumanResources, Application of Accrual Accounting
ABSTRAKPENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PENERAPAN AKUNTANSI AKRUAL TERHADAPKUALITAS LAPORAN KEUANGAN
DI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI LAMPUNG
Oleh
BAROKATUN
Kurangnya pengetahuan serta pemahaman Kasubag keuangan danbendahara terhadap penerapan akuntansi akrual sehingga berpengaruhterhadap kualitas penyajian laporan keuangan di kementerian AgamaProvinsi Lampung. Penelitian Ini bertujuan untuk Untuk mengetahuipengaruh kompetensi sumber daya manusia, dan penerapan akuntansi akrualterhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor Kementerian Agama diwilayah Lampung.Variabel dalam penelitian ini adalah kualitas laporankeuangan sebagai variable dependen dan kompetensi sumber daya manusiadan penerapan akuntansi akrual sebagai variabel independen.
Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber darikuisioner yang disebar pada sampel yang diperoleh dan dikumpulkan secaralangsung. Sampel penelitian ini adalah Kasubag Keuangan dan Bendaharapada Kantor Kementerian Agama di Wilayah Lampung yang berjumlah 107orang. Hipotesis dari penelitian ini diuji dengan model analisis yangdigunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan persamaan struktural(Structural Equation Modeling) yang berbasis komponen atau varian(component based) yaitu Partial Least Square (PLS). Hasil Penelitan inimenyimpulkan bahwa variable kompetensi sumber daya manusiamempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap kualitas laporankeuangan, dan variable penerapan standar akuntansi keuangan berbasisakrual mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap kualitaslaporan keuangan
Kata kunci : Kualitas Laporan Keuangan, Kompetensi Sumber DayaManusia, Penerapan Akuntansi Akrual
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DANPENERAPAN AKUNTANSI AKRUAL TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGANDI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI LAMPUNG
Oleh
BAROKATUN
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER ILMU AKUNTANSI
Pada
Program Pascasarjana Ilmu AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 23 Agustus 1981, sebagai
putri Bungsu dari empat bersaudara dari Pasangan Bapak Ahmad Zaini dan Ibu
Wasiyem.
Penulis menempuh pendidikan mulai dari jenjang pendidikan Dasar di SDN 2
Sindang Sari Lampung Selatan pada tahun 1993. Tahun 1996 penulis
menyelesaikan jenjang pendidikan di SMPN 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan
dan kemudian menyelesaikan pendidikan selanjutnya di SMAN 5 Bandar
Lampung Tahun 1999. Pada tahun 2005 penulis mendapat gelar Sarjana Ekonomi
Islam di Fakultas Syariah Prodi Akuntansi Syariah di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Surakarta.
Pada Tahun 2015 penulis mendapat beasiswa program State Accountability
Revitalization (STAR) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
untuk menempuh pendidikan pascasarjana pada program Studi Magister Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
MOTTO
Sesunggunya Jika Kamu Bersyukur, Pasti Aku Akan
Menambah (Nikmat) Kepadamu, Dan Jika Kamu
Mengingkari (Nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya Azab-KU
Sangat Pedih. “(QS. Ibrahim[14]:7)
PERSEMBAHAN
Puji Syukur hamba ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, shalawat dan salam senantiasa tercurah bagi panutan hamba
Nabi Besar Muhammad SAW.
Karya sederhana ini kupersembahkan bagi kedua orang tuaku tersayang dan bagi
keluarga kecilku tercinta.
x
SANWACANA
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga Tesis ini dapat terselesaikan. Tesis dengan judul
“PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PENERAPAN AKUNTANSI AKRUAL TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN DI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
LAMPUNG “ merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Ilmu
Akuntansi pada Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tesis ini memiliki kelemahan dan
kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki Penulis, namun berkat adanya
arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka Tesis ini dapat
diselesaikan, oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Prof. Dr. Mustofa, M.A., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Lampung;
3. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayun, SE., M.Si., Selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung;
xi
4. Ibu Dr. Agrianti Komalsari, SE., M.Si., Akt selaku selaku Pembimbing,
terima kasih atas bimbingan, arahan dan waktunya selama ini sehingga
Penulis bisa menyelesaikan tesis ini;
5. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D.,Akt., selaku Pembimbing, terima
kasih atas bimbingan, arahan dan waktunya selama ini sehingga Penulis
bisa menyelesaikan tesis ini;
6. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, SE., M.Si., Akt. selaku Penguji, terima kasih
atas saran, kritik dan masukannya sehingga tesis ini menjadi lebih baik;
7. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Penguji, terima kasih atas saran,
kritik dan masukannya sehingga tesis ini menjadi lebih baik;
8. Bapak dan ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya
selama Penulis menimba ilmu sebagai mahasiswi pada Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung;
9. State Accountability Revitalization (STAR) Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) terima kasih atas beasiswa yang diberikan
kepada Penulis;
10. Mas Andri serta seluruh staf Program Studi Magister Ilmu Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang turut membantu
dalam kelancaran perkuliahan dan penyelesain Tesis;
11. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung terima kasih atas
ijin tugas belajar yang diberikan kepada Penulis;
12. Temen temen Kepala Sub Bagian Keuangan dan Bendahara pada Kantor
Kementerian Agama Se-Provinsi Lampung atas bantuannya dalam
pengumpulan data.
13. Orang Tua, Bapak Ahmad Zaini, Ibu Wasiyem dan kakak kakakku
Kaolan, Jamil dan Siti Rohimah, yang sudah memberikan restu, doa dan
bantuannya selama penulis menyelesaikan studi ini;
14. Suamiku Suparmin Aminuddin dan anak tersayang Azkiya dan Labib yang
selalu mendukung dan mendoakan keberhasilan Penulis;
15. Teman teman dan 25 orang saudaraku Kelas MIA STAR BPKP Batch 2
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
xii
kebersamaan, berbagi suka duka, canda tawa selama ini. Semoga
kebersamaan dan tali silaturahmi ini tetap erat dan tidak pernah putus.
16. Pihak Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kiranya segala bentuk dukungan dan bantuan yang diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT dan semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Februari 2018
Barokatun
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis .................................................................... 9
2.1.1. Teori Keagenan............................................................ 9
2.1.2. Teori Kegunaan Informasi ........................................... 9
2.1.3. Pengertian Kompetensi ............................................... 14
2.1.4. Pengertian Sumber Daya Manusia.............................. 15
2.1.5. Pengertian Akuntansi.................................................. 22
2.1.6. Akuntansi Berbasis Akrual ......................................... 24
2.1.7. Penerapan Akuntansi Akrual ..................................... 25
2.1.8. Kualitas Laporan Keuangan........................................ 31
2.2 Pengembangan Hipotesis ..................................................... 34
2.2.1. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap
Kualitas Laporan keuangan .......................................... .34
2.2.2. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap
Penerapan Akuntansi Akrual ........................................ .35
2.2.3. Pengaruh Penerapan Akuntasi Akrual terhadap
Kualitas Laporan keuangan .......................................... .36
ii
2.2.4. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap
Kualitas Laporan keuangan Melalui Penerapan
Akuntans Akrual .......................................................... 37
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................. 38
2.4 Kerangka Pikiran................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian................................................................... 36
3.2 Lokasi Penelitian................................................................... 36
3.3 Sumber Data.......................................................................... 36
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 37
3.5 Metode Pengumpulan Data................................................... 37
3.6 Definisi Operasional Variabel............................................... 38
3.7 Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 44
3.8 Skoring dan Skala Pengukuran Penelitian ............................ 44
3.9 Metode Analisi Data ............................................................. 45
3.9.1. Uji Kuliatas Data ......................................................... 45
3.9.1.1. Uji Validitas .................................................... 45
3.9.1.2. Uji Reliabilitas ................................................ 46
3.9.1.3. Pengujian Inner Model (Model Struktural) .... 46
3.10 Alat Analisi Data................................................................... 47
3.11 Pengujian Hipotesis............................................................... 47
3.11.1. Uji Statistik t (ttest)........................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................. 48
4.2 Profil Responden ..................................................................48
4.3 Statistik Deskriptif Variabel .................................................49
4.4 Analisis Data.........................................................................52
4.4.1. Uji Validitas .............................................................. 52
4.4.2. Pengujian Model Pengukuran (Outer Model) ........... 54
4.4.1. Uji Reliabiltas ........................................................... 55
iii
4.5 Pengukuran Model Struktural..............................................56
4.6 Pengujian Hipotesis .............................................................57
4.6.1. Pengaruh Langsung .................................................. 58
4.6.1. Pengaruh Tidak Langsung ........................................ 59
4.7 Pembahasan .........................................................................60
4.7.1. Kompetensi SDM berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan.....................................................60
4.7.2. Kompetensi SDM berpengaruh terhadap
Penerapan Akuntansi Akrual ......................................61
4.7.3. Penerapan Akuntansi Akrual berpengaruh terhadap
Kualitas Laporan Keuangan .....................................61
4.7.4. Kompetensi SDM berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Melalui Penerpan Akuntansi
Akrual .........................................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 64
5.2 Keterbatasan Penelitian ...................................................... 66
5.3 Saran .....................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 38
3.1. Rangkuman Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya.............. 40
4.1. Profil Responden Yang Meliputi Jenis Kelamin
Jabatan, pendidikan............................................................................... 48
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Kompetensi SDM ................................... 49
4.3. Statistik Deskriptif Variabel Penerapan Akuntansi Akrual .................. 50
4.4. Statistik Deskriptif Variabel Kualitas Laporan Keuangan ................... 51
4.5. AVE (Average Variance Extrated)....................................................... 58
4.6. Outer Loading....................................................................................... 54
4.7. Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha ...................................... 55
4.8. R Square................................................................................................ 56
4.9. Q Square ............................................................................................... 60
v
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.1. Model Penelitiam.................................................................................. 40
4.1. Full Model Structural Partial Least Square Setelah
Eliminasi Indikator ............................................................................... 52
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................ 72
2. Hasil Jawaban Responden ........................................................................ 78
3. Model Awal Sebelum Eliminasi .............................................................. 82
4. Model Setelah Eliminasi Indikator ........................................................... 83
5. Statistik Deskiptif .................................................................................... 84
6. Hasil Outer Model Reabilitas ................................................................... 85
7. Hasil Inner Model Simultan ..................................................................... 86
8. Hasil Uji Outer Loading ........................................................................... 87
9. Grafik Hasil Uji ........................................................................................ 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penerapan Sistem Akuntansi Instansi pada Kantor Kementerian
Agama Provinsi Lampung selama ini sudah berjalan dengan cukup baik,
akan tetapi masih sering terjadi kendala. Kendala yang terjadi, masih adanya
unit kerja sebagai pengguna anggaran yang terlambat menyampaikan
laporan keuangan oleh unit kerja ke KPPN, karena dipengaruhi oleh
sumber daya manusia sehingga kurang efektif dan efisien.
Berdasarkan kendala tersebut sistem akuntansi instansi saat ini
sangat besar pengaruhnya terhadap laporan keuangan, karena sanksi
keterlambatan penyampaian laporan keuangan bagi instansi berdampak
buruk bagi kinerja instansi dimasa mendatang. Pengaruh kinerja dimaksud
adalah apabila Kuasa Pengguna Anggaran yakni unit kerja tidak atau
terlambat menyampaikan laporan keuangan tersebut, KPPN dapat menunda
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas Surat Perintah
Membayar (SPM) yang diajukan oleh unit kerja. Prestasi dalam
penyampaian laporan keuangan yang menyangkut ketepatan waktu dan
keakuratan data dapat tidak terpenuhi.
2
Kompleksitas tugas penyusun laporan keuangan mengakibatkan
keterlambatan pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan khususnya
proses rekonsiliasi dengan KPPN setempat sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
210/PMK.05/2013 pasal 11 tentang sanksi atas keterlambatan penyampain
laporan keuangan ke KPPN, menyebutkan bahwa penyampain laporan
keuangan paling lambat tanggal 10 setelah bulan bersangkutan berakhir.
Beberapa satuan kerja (Satker) di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Lampung masih ada yang terlambat dalam menyampaikan
laporan keuangan salah satu faktor penyebabnya sumber daya manusia yang
tidak memadai, keterlambatan ini KPPN memberikan sanksi administratif
terhadap unit kerja yang tidak atau terlambat menyampaikan laporan
keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan kompetensi SDM yang
memadai untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas.
Kompetensi dasar seseorang untuk mencapai kinerja tinggi dalam
menyelesaikan kinerjanya. Dengan adanya kompetensi sumber daya
manusia maka waktu pembuatan laporan keuangan dapat efisien, karena
sumber daya manusia tersebut telah memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai hal-hal yang dikerjakan sehingga laporan keuangan yang disusun
dapat diselesaikan dan disajikan tepat pada waktunya. Semakin cepat
laporan keuangan disajikan maka akan semakin baik dalam hal pengambilan
keputusan (Mardiasmo, 2002).
3
Penyusunan Laporan Keuangan yang berkualitas membutuhkan
SDM yang kompeten dan memahami aturan penyusunan laporan keuangan
dengan standar akuntansi pemerintah. Menurut Sari (2016) kompetensi
SDM merupakan kombinasi pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
dalam bidang karir tertentu yang memungkinkan seseorang untuk
melakukan tugas atau fungsi sesuai dengan keahliannya. Dalam hal ini
adanya kompetensi SDM mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi
dalam pekerjaannya memiliki peranan yang sangat penting untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan entitas yang
bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan media sebuah entitas dalam hal
ini pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya
kepada publik. Pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan
yang mengandung informasi keuangan yang berkualitas. Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa laporan keuangan
berkualitas jika memenuhi karakteristik; relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami (PP No. 71 Tahun 2010). Seiring dengan
adanya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Kementerian Agama
diwajibkan menggunakan sistem akuntansi berbasis akrual, perubahan
laporan keuangan dari basis kas ke basis akrual memang menjadi tantangan
bagi pemerintah daerah untuk dapat menyelesaikan laporan keuangan
agar dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan bagi para
penggunanya. Untuk itu Kementerian Agama khususnya Provinsi
4
Lampung mulai tahun 2015 sudah menerapkan berbasis akrual sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penerapan akuntansi berbasis akrual harus diterapkan secara hati-hati
mengingat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) akuntansi akrual baru
diimplementasikan sepenuhnya oleh Kementerian Agama pada tahun 2015,
kondisi diatas bagaimanapun akan memungkinkan timbulnya kesulitan
dalam penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual, bagi kalangan yang
baru menerapkan akuntansi berbasis kas menuju akrual, peralihan ini
menuntut waktu untuk memahaminya (Sumardi, 2008).
Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang relevan,
andal, dapat dipercaya berkenaan dengan posisi keuangan dan seluruh data
transaksi yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan keuangan dan seluruh
data transaksi yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Laporan keuangan di Kementerian Agama yang setiap tahunnya
mendapat penilaian dari auditor Pemerintah dalam hal ini adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berupa opini. Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dapat memberikan 4 macam opini yaitu: opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini
Tidak Wajar (TW), dan pernyataan menolak memberi opini atau Tidak
Memberi Pendapat (Disclaimer atau TMP). Ketika Badan pemeriksa
memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian Kepada Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) ini berarti laporan keuangan yang dilaporkan
sudah memenuhi syarat atau dapat dikatakan laporan keuangan sudah
5
disajikan dan diungkapkan secara relevan, andal, dapat dipercaya, dan dapat
dibandingkan.
Berdasarkan siaran pers Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Sesuai
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SKPN), Badan Pemerikasa
Keuangan (BPK) dalam memberikan opini pemeriksaan setidaknya
didasarkan atas empat hal yaitu: Kesesuaian penyajian laporan keuangan
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kecukupan pengungkapan,
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, Efektifitas sistem
pengendalian intern. Hasil evaluasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Kementerian Agama tahun 2015
memperoleh Wajar Dengan Pengecualian, ini berarti tahun 2015
mengalamai penurunan opini dari WTP DPP ke WDP. Dari tahun 2011 s.d.
2014 opini Laporan Keuangan Kementerian Agama WTP DPP. Laporan
Keuangan Kementerian Agama tahun 2015 adalah laporan yang disusun
pertama kali menggunakan basis akuntansi akrual, sehingga masih banyak
terdapat permasalahan dalam penyajian laporan keuangan. Basis akuntansi
akrual berbeda dengan basis kas menuju akrual yang digunakan pada tahun
sebelum 2015 yaitu basis akuntansi akrual mengakui dan mencatat transaksi
apabila telah munculnya hak atau kewajiban tanpa melihat apakah terjadi
aliran kas keluar atau masuk.
Penelitian yang dilakukan Andini dan Yusrawati (2015)
menyimpulkan Kompetensi SDM merupakan salah satu faktor penting
dalam menghasilkan laporan keuangan pemerintah. Sebaik apapun sistem
dan peraturan yang dibuat tapi jika Kompetensi SDM yang menjalankan
6
kurang memadai maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Penelitian mengenai Kompetensi SDM, terutama dalam pengelolaan
akuntansi pemerintah daerah dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban
keuangan juga pernah dilakukan oleh Indriasih (2014). yang menunjukkan
bahwa kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas pelaporan
keuangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Penelitian lain yang
dilakukan Fadilah dan Kamaliah (2011) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa Kompetensi tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban
laporan keuangan dan SAI berpengaruh positif terhadap Kualitas
Pertanggungjawaban laporan keuangan.
Penelitian Syarifudin (2014) melakukan penelitian terhadap 29 SKPD
pada pemerintah Kabupaten Kebumen yang menunjukkan hasil bahwa
kompetensi sumber daya manusia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Penelitian Wijayanti (2017)
menyimpulkan bahwa kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh
positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah sedangkan implementasi
akuntansi berbasis akrual berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan daerah.
Penelitian yang dilakukan Najati (2016) menyimpulkan
implementasi akuntansi akrual mempunyai implikasi terhadap kualitas
laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena dengan basic akrual informasi
yang dihasilkan lebih komprehensif dan sesuai dengan kondisi yang
sekarang. Informasi yang berkualitas tinggi hanya dapat dibuat melalui
adopsi dan penerapan akuntansi berbasis akrual di sektor publik (Ofoegbu
7
dan Grace, 2014). Namun, di sisi lain, penurunan opini audit dikhawatirkan
akan terjadi. Hal ini mungkin terjadi bila pemerintah kurang mengantisipasi
dampak penyusunan laporan keuangan berbasis akrual yang jauh lebih
kompleks (Amriani, 2014).
Dikarenakan masih terdapatnya ketidak konsistenan pada hasil
penelitian sebelumnya, maka penulis mencoba untuk mengkaji kembali
penelitian tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia dan
penerapan akuntansi akrual terhadap kualitas laporan keuangan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan
Penerapan Akuntansi Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Di
Kementerian Agama Provinsi Lampung.”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan?
2. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
penerapan akuntansi akrual?
3. Apakah penerapan akuntansi akrual berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan?
4. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan melalui penerapan akuntansi akrual?
8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji secara empiris pengaruh kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Untuk menguji secara empiris pengaruh kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh terhadap penerapan akuntansi akrual.
3. Untuk menguji secara empiris pengaruh penerapan akuntansi akrual
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
4. Untuk menguji secara empiris pengaruh kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan melalui
penerapan akuntansi akrual.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur akuntansi sektor
publik dan menyedikan bukti terkait kompetensi dan penerapan
akuntansi akrual terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai saran dan bahan
pertimbangan bagi Kementerian Agama Provinsi Lampung guna
meningkatkan kualitas laporan keuangannya dalam melakukan
kebijakan yang berkaitan dengan kinerja.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan pada dasarnya merupakan teori yang muncul
karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Teori ini
mengasumsikan bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi
oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara prinsipal dan agen. Prinsipal mengontrak agen untuk
melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan dan berkewajiban
untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan agen berkewajiban
melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan
bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya (Jensen dan
Meckling, 1976).
Lane (2002) menyatakan bahwa hubungan prinsipal dan agen terjadi
apabila tindakan yang dilakukan seseorang memiliki dampak pada orang
lain atau ketika seseorang sangat tergantung pada tindakan orang lain.
Pengaruh atau ketergantungan ini diwujudkan dalam kesepakatan-
kesepakatan dalam struktur institusional pada berbagai tingkatan, seperti
norma perilaku dan konsep kontrak antara keduanya.
10
Teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi yaitu (a) asumsi
tentang sifat manusia; (b) asumsi tentang keorganisasian dan (c) asumsi
tentang informasi. Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa
manusia memiliki sifat mementingkan diri sendiri, memiliki keterbatasan
rasionalitas dan tidak menyukai resiko. Asumsi keorganisasian menekankan
adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria
produktivitas. Informasi asimetri merupakan informasi yang tidak
seimbang karena perbedaan distribusi informasi antara prinsipal dan agen
(Giraldi, 2001).
Teori keagenan akan terjadi pada berbagai organisasi termasuk
dalam organisasi pemerintahan dan berfokus pada persoalan
ketimpangan/asimetri informasi antara pengelola (agen/pemerintah) dan
publik (diwakili prinsipal/ dewan). Prinsipal harus memonitor kerja agen,
agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien serta tercapainya
akuntabilitas publik (Lane, 2000). Mardiasmo (2007) menjelaskan bahwa
pengertian akuntabilitas publik sebagai kewajiban pihak pemegang amanah
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas publik terdiri dari dua
macam, yaitu: (a) pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi (akuntabilitas vertikal), dan (b)
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas (akuntabilitas horizontal).
11
Praktek pelaporan keuangan dalam organisasi sektor publik
merupakan suatu konsep yang didasari oleh teori keagenan. Pemerintah
yang bertindak sebagai agen mempunyai kewajiban menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna informasi keuangan pemerintah yang
bertindak sebagai prinsipal dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik serta baik secara
langsung atau tidak langsung melalui wakil-wakilnya. Dalam penelitian ini,
Kementerian Agama merupakan agen yang mendapat mandat untuk
menyampaikan Laporan Keuangan, juga sesuai dengan amanat undang
undang bahwa laporan keuangan tersebut harus disusun berdasarkan basik
akrual. Penerapan akuntansi akrual pada Kementerian Agama dapat menjadi
tolak ukur dan pertanggungjawaban Kementerian Agama sebagai agen
kepada masyarakat sebagai prinsipal.
2.1.2 Teori Kegunaan Informasi
Teori kegunaan informasi menyatakan bahwa informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan harus bermanfaat bagi para pengguna
sebagai dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang bermanfaat
dapat dikatakan sebagai laporan keuangan yang berkualitas bila memenuhi
syarat kualitatif informasi keuangan yang berkualitas bila memenuhi syarat
kualitatif informasi keuangan, yaitu relevan, andal, mudah dipahami dan
dapat dibandingkan. Pergeseran dari akuntansi berbasis kas menjadi
akuntansi berbasis akrual untuk mendapatkan informasi keuangan yang
bermanfaat (simanjuntak, 2005).
12
Sikap manajemen terhadap penerapan suatu standar akuntansi
berhubungan dengan kepentingannya terhadap pengungkapan informasi
akuntansi yang menggambarkan kinerja finansial dalam bentuk pelaporan
keuangan. Teori kegunaan-keputusan informasi akuntansi tercermin dalam
bentuk kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen
pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi. Adapun kaidah-kaidah yang harus
terpenuhi sesuai dengan Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang
dimuat dalam kerangka Konseptual agar memenuhi tujuannya yaitu relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Kegunaan-keputusan informasi akuntansi mengandung
komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji
informasi akuntansi agar cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para
pengambil keputusan yang akan menggunakannya. SFAC No. 2 tentang
Qualitative Characteristics of Accounting Information menggambarkan
hirarki dari kualitas informasi akuntansi dalam bentuk kualitas primer,
kandungannya dan kualitas sekunder. Kualitas primer dari informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi adalah nilai relevan
(relevance) dan reliabilitas (reliability). FASB menyatakan bahwa nilai
relevan dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi
akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan.
13
Nilai relevan diklasifikasikan sebagai kapasitas informasi untuk
membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai.
Reliabilitas didefinisikan sebagai kualitas pemberian jaminan bahwa
informasi itu secara rasional bebas dari kesalahan dan bias, dan mewakili apa
yang digambarkan. Kandungan kualitas primer kegunaan-keputusan
informasi akuntansi meliputi komponen-komponen kandungan dari nilai
relevan, yaitu ketepatwaktuan, nilai umpan balik, dan nilai prediktif, dan
komponen-komponen kandungan reliabilitas, yaitu penggambaran yang
senyatanya, netralitas, dan dapat diperiksa. Selain itu juga terdapat kualitas
sekunder, sebagai penghubung antara kualitas primer, yaitu komparabilitas
dan taat asas.
Indonesia sampai dengan saat ini, telah ada komite yang bekerja
menyusun standar akuntansi pemerintahan di Indonesia yang dibentuk
berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan nomor 308/KMK/2002
yaitu Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), akan tetapi
yang menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah pemerintah
dengan Peraturan Pemerintah. Berbeda dengan GASB yang memiliki
otoritas tertinggi, pemerintah Indonesia mengenal hirarki PABU dan SAK
sebagai acuan utama yang memiliki otoritas. Dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang terkandung dalam Undang-undang No. 71 tahun
2010 menekankan pada empat prasyarat normatif yakni: relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami. Untuk karakteristik konsistensi, menjadi
bagian dari prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan.
14
2.1.3 Pengertian Kompetensi
Menurut Badan Kepegawaian Negara No. 46A (2003)
mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan dan karateristik yang
dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil yang berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
dan jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
Menurut Wyatt (2000) mendefinisikan kompetensi sebagai :
“Kompetensi merupakan kombinasi dari keterampilan (skill), pengetahuan
(knowledge) dan perilaku yang dapat diamati dan diterapkan secara kritis
untuk suksesnya sebuah organisasi dan prestasi kerja serta kontribusi pribadi
karyawan terhadap organisasinya.
Menurut Spencer and Spencer (1993) “A competency is an
underlying characteristic of an individual that is causually related to
criterian referenced effective and or superrior performance in a job or
situatuion.”
“Kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan
dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik
dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan
kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di
tempat kerja atau pada situasi tertentu.”
15
Berdasarkan uraian di atas maka kompetensi merupakan
karakteristik yang dimiliki oleh seseorang baik dilihat dari segi
keterampilan, perilaku, pengetahuan sehingga seseorang tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
2.1.4 Pengertian Sumber Daya Manusia
Schultz (1961) menjelaskan bahwa peningkatan kesejahteraan pada
perusahaan tidak tergantung pada tanah, peralatan, atau energi saja atau
sumber daya, melainkan pada kompetensi pengetahuan (knowledge) dari
para karyawannya. Menurut Wiley (2002) mendefinisikan bahwa Sumber
Daya Manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda
organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari
organisasi tersebut.
Menurut Matindas (2002) mendefinisikan Sumber Daya Manusia
sebagai :
“Satu kesatuan tenaga manusia yang dalam organisasi dan bukan hanya
sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Sebagai kesatuan,
sumber daya manusia harus dipandang sebagai suatu sistem di mana tiap-
tiap karyawan berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya
manusia diukur berdasarkan latar belakang pendidikan yang diperoleh
pegawai.”
Kompetensi sumber daya manusia juga dijelaskan oleh Suhaenah
(2001) yaitu kecakapan yang memadai untuk melakukan sutu tugas atau
memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyaratkan. Sukmadinata
16
(2012) menjelaskan bahwa suatu kompetensi dengan tahap tinggi minimal
mencakup beberapa aspek yaitu : Pengetahuan, keterampilan, proses
berfikir, penyesuaian diri, sikap, dan nilai-nilai. Meskipun hal-hal tersebut
sukar diamati atau diukur tetapi manifestasinya atau penerapannya dalam
berbagai situasi dapat diamati atau diukur.
Moeheriono (2014) menjelaskan bahwa human capital terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang yang dapat
digunakan untuk menghasilkan layanan profesional. Dalam Keputusan
kepala Badan Kepegawaian Negara (KKBKN) No. 46 A Tahun 2003
menjelaskan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlakukan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
Menurut Boyatzis (1982) komponen-komponen kompetensi sumber
daya manusia terdiri dari :
1. Motive merupakan perhatian berulang terhadap pernyataan tujuan,
atau kondisi, yang muncul dalam bayangan yang mendorong,
memerintahkan atau menyeleksi perilaku individu. Motive juga
termasuk pemikiran-pemikiran yang berhubungan dengan peryataan
tujuan atau tema tertentu. Motive ini hadir dalam level kesadaran dan
ketaksadaran setiap orang. Contohnya: kebutuhan atau dorongan
berprestasi, kebutuhan atau dorongan berkuasa.
17
2. Traits merupakan pemikiran-pemikiran dan aktivitas psikomotorik
yang berhubungan dengan kategori umum dari kejadian-kejadian.
Contohnya adalah seseorang yang berani mengambil risiko.
3. Self Image merupakan persepsi orang terhadap dirinya dan evaluasi
terhadap citranya tersebut.
4. Social role merupakan persepsi orang terhadap seperangkat norma
sosial perilaku yang diterima dan dihargai oleh sekelompok sosial
atau organisasi yang memilikinya.
5. Skills merupakan kemampuan yang menunjukan sistem atau urutan
perilaku yang secara fungsional berhubungan dengan pencapaian
tujuan kinerja. Skill juga merupakan kapabilitas seseorang secara
fungsional dapat efektif atau tidak efektif dalam situasi pekerjaan.
Hasil dari skill adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diukur.
Sedangkan, menurut Spencer (1993) komponen-komponen sumber
daya manusia mencakup beberapa hal berikut:
1. Motives adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau
dikendaki seseorang yang menyebabkan tindakan. Motif
menggerakan, mengarahkan dan menyeleksi perilaku terhadap
kegiatan atau tujuan tertentu dan menjauh dari yang lain.
2. Traits adalah karakteristik-karakteristik fisik dan respons-respons
konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi.
3. Self concept adalah sikap, nilai, dan citra diri seseorang.
4. Knowledge adalah pengetahuan atau informasi seseorang dalam
bidang spesifik tertentu.
18
5. Skill adalah kemapuan untuk melaksankan tugas fisik tertentu atau
tugas mental tertentu.
Komponen pembentukan kompetensi sumber daya manusia juga
diungkapkan oleh Hutapea dkk (2008) yaitu:
1. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seorang pegawai untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang
yang digelutinya (tertentu)
2. Keterampilan adalah merupakan suatu upaya untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada
seorang pegawai dengan baik dan maksimal.
3. Sikap merupakan pola tingkah laku seorang pegawai di dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan
perusahaan.
Menurut Zwell (2000) terdapat 7 determinan yang mempengaruhi
atau membentuk kompetensi sumber daya manusia, yaitu:
1. Kepercayaan dan Nilai
Kepercayaan dan nilai seseorang terhadap sesuatu sangat
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang. Seseorang yang
memiliki nilai dan kepercayaan diri tidak kreatif dan inovatif
cenderung tidak berfikir dan bersikap untuk menemukan sesuatu
yang baru dan menantang bagi dirinya. Kepercayaan dan nilai
seseorang dapat diubah. Maka demikian, hal ini sangat sulit dan
memakan waktu yang lama, karena nilai dan kepercayaan sering kali
19
telah menjadi karakter, pandangan, atau identitas seseorang.
Lingkungan sosial memiliki pengaruh besar terhadap kepercayaan
dan nilai, dan budaya perusahaan memiliki dampak signifikan
terhadap aspek-aspek kompetensi. Kompetensi berakar pada budaya
organisasi . budaya organisasi terbentuk dari aspek nilai dan
kepercayaan seseorang.
2. Keahlian/keterampilan
Aspek ini memegang peranan sangat penting dalam membentuk
kompetensi. Pengembangan keahlian khusus yang berhubungan
dengan kompetensi dapat berdampak pada budaya perusahaan dan
kompetensi individu.
3. Pengalaman
Pengalaman merupakan elemen penting dalam membentuk
pengusaan kompetensi seseorang terhadap tugas. Seseorang dengan
jumlah pengalaman tertentu dalam mengorganisi orang dalam
orgainisasi yang komplek akan berbeda pengusaan potensi
manajerialnya dibandingkan dengan seseorang yang tidak
mempunyai pengalaman. Akumulasi pengetahuan dan pengalaman
menyatu dalam diri orang akan menjadikan seseorang memiliki
kompetensi yang tidak disadari dalam dirinya, atau akan terbentuk
dalam sikap dan perilaku seseorang.
20
4. Karateristik personal
Karateristik kepribadian seseorang turut berpengaruh terhadap
kompetensi eorang. Kompetensi seseorang dalam manajemen
konflik dan negosiasi dari orang yang memiliki sifat penyebar.
Kompetensi membangung hubungan dan komunikasi dengan tim
kerja dari orang yang memiliki sifat introvert akan berbeda dengan
orang yang memeiliki sifat ekstrovet. Karakteristik kepribadian
betapapun dapat diubah, tetapi cenderung lebih sulit.
5. Motivasi
Motivasi seseorang terhadap suatu pekerjaan atau aktivitas akan
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Motivasi merupakan faktor
kompetensi yang sangat penting. Motivasi merupakan faktor
kompetensi yang sangat penting. Motivasi merupakan faktor yang
cenderung dapat diubah. Dorongan, penghargaan, pengakuan, dan
perhatian terhadap individu dapat berpengaruh terhadap motivasi
seseorang.
6. Isu-isu emosional
Hambatan dan blok-blok emosional sering kali dapat membatasi
penguasaan kompetensi. Ketakutan membuat kesalahan, perasaan
malu, perasaan tidak suka, selalu berfikir negatif terhadap seseorang,
pengalaman masa lalu yang selalu negatif sangat berpengaruh
terhadap penguasaan kompetensi seseorang. Hal-hal tersebut pada
dasarnya dapat diubah dengan menciptakan lingkungan kerja yang
21
positif, terapi, dan mendorong seseorang agar mengatasi hambatan
dan blok-blok tersebut.
7. Kapasitas intelektual
Kapasitas intelektual seseorang berpengaruh terhadap penguasaan
kompetensi. Kompetensi tergantung pada kemampuan kognitif,
seperti berfikir konseptual dan berfikir analitis. Perbedaan
kemampuan berfikir konseptual dan berfikir analitis antara satu sama
lain akan membedakan kompetensi seseorang dalam pengambilan
keputusan, kompetensi perencanaan dan lain-lain.
Kompetensi merupakan karateristik yang dimiliki oleh seseorang
baik dilihat dari segi keterampilan, perilaku, pengetahuan sehingga
seseorang tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif
dan efisien, dengan karateristik (Sumber : Keputusan Badan Kepegawaian
Negara No. 46 A Tahun 2003):
1. Keterampilan
a) Kemapuan untuk melaksanakan tugas.
b) Bertanggung jawab pada tugas yang diberikan
2. Pengetahuan
a) Pendidikan formal
b) Pendidikan dan pelatihan
c) Pengalaman kerja
3. Sikap
a) Pola tingkah laku pegawai dalam melaksanakan tugas.
22
b) Tanggung jawab pegawai terhadap peraturan perusahaan.
2.1.5 Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu
dari segi proses dan dari segi fungsinya. Dilihat dari segi prosesnya,
akuntansi adalah suatu keterampilan dalam mencatat, menggolongkan dan
meringkas transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga
atau perusahaan serta melaporkan hasil-hasilnya di dalam suatu laporan
yang disebut sebagai laporan keuangan.
Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa
yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat
keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan yang diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi
di antara berbagai alternatif tindakan.
Berdasarkan kedua pengertian akuntansi sebagaimana di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa fungsi akuntansi pada dasarnya adalah untuk
memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi
terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan.
Hal lain yang juga dapat disimpulkan dari kedua pengertian
akuntansi dimaksud adalah mengenai pembidangan akuntansi.
Menurut kedua pengertian akuntansi, kegiatan jasa yang dilakukan oleh
akuntansi dalam menyajikan informasi keuangan, selalu berkaitan dengan
kegiatan suatu lembaga atau suatu perusahaan. Secara umum, akuntansi
23
dibagi dalam tiga cabang, yaitu: akuntansi keuangan, akuntansi
manajemen dan akuntansi pemerintahan.
Secara umum, baik dalam akuntansi keuangan, akuntansi manajemen
maupun akuntansi pemerintahan, siklus yang terjadi pada dasarnya sama,
dimulai dari suatu transaksi yang berkaitan dengan keuangan, sampai
dengan laporan keuangan disusun. Berikut siklus akuntansi yang terjadi,
secara umum di semua entitas:
Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas subsistem-subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang
berhubungan satu sama lain dan memiliki tujuan tertentu. Suatu sistem
mengolah masukan (input) menjadi keluaran. Input sistem akuntansi
adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir.
Output-nya adalah laporan keuangan. Di dalam proses akuntansi, terdapat
beberapa catatan yang dibuat. Catatan-catatan tersebut adalah jurnal, buku
besar, dan buku pembantu.
24
Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus
akuntansi. Yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah serangkaian
tahapan yang harus dilalui untuk merubah input dalam bentuk dokumen
transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput berupa laporan keuangan.
2.1.6 Akuntansi Berbasis Akrual
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi
atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan
keuangan berdasarkan pengaruh transaksi pada saat terjadinya transaksi
tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.
Dengan kata lain, basis akrual digunakan untuk pengukuran aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
Akrual basis mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:
1. Pengakuan pendapatan
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat
pemerintah mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil
kegiatan pemerintah. Dalam konsep basis akrual, mengenai kapan
kas benar-benar diterima menjadi hal yang kurang penting. Oleh
karena itu, dalam basis akrual kemudian muncul estimasi piutang
tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum
diterima.
25
2. Pengakuan beban
Pengakuan beban dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah
terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar
sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point
munculnya biaya meskipun beban tersebut belum dibayar.
2.1.7 Penerapan Akuntansi Akrual (PP nomor 71 tahun 2010)
Pada tahun 2010 dikeluarkan PP nomor 71 tentang standar
akuntansi pemerintahan yang menggantikan PP No. 24 tahun 2005,
perkembangan akuntansi memasuki tahap ke empat. Sejak
diterbitkannya PP No. 71 tahun 2010, semua entitas dalam lingkup
pemerintah pusat dan daerah harus melaksanakan sistem akuntansi
pemerintah bebasis akrual, meskipun entitas pemerintah yang belum siap
menerapkan akuntansi berbasis akrual masih diperkenankan menggunakan
basis akuntansi kas menuju akrual dan di harapkan pada tahun anggaran
2014 sudah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual secara
penuh.
Para pendukung penerapan basis akrual dalam organisasi sektor
publik, meyakini bahwa akuntansi akrual mengakui beban ketika
transaksi tersebut terjadi, dianggap menyediakan gambaran
operasional pemerintahan secara lebih transparan (Boothe, 2007) Ahyani
(2007) mengungkapkan bahwa penerapan basis akrual memberikan hasil
yang lebih baik dan memberikan keuntungan sebagai berikut:
26
1. Memberikan ketelitian dalam penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah dan memungkinkan untuk melakukan
penlaian secara lengkap terhadap kinerja pemerintah.
2. Lebih akurat dalam melaporkan nilai asset, kewajiban,
maupun pembiayaan pemerintah Memungkinkan dilakukan cut
off (pemisahan suatu periode dengan periode yang lain) secara
lebih sempurna dan menginformasikan nilai-nilai ekonomis yang
terkandung dalam suatu periode tertentu Meningkatkan
transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah dalam
rangka akuntabilitas publik.
Terbitnya PP No. 71 Tahun 2010 ini merupakan pelaksanaan dari
amanat Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara Pasal 36 yang menyatakan bahwa penerapan akuntansi berbasis
akrual di Indonesia adalah selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah
undang-undang tersebut ditetapkan, artinya pada tahun 2008 seharusnya
semua entitas pemerintahan sudah harus menerapkan akuntansi berbasis
akrual. Namun kenyataannya, baru pada tahun 2010 Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menerbitkan SAP berbasis akrual
dan diharapkan implementasinya secara penuh di seluruh entitas
pemerintahan dapat terlaksana di tahun 2015 (Halim, 2012).
27
Peraturan yang diterbitkan pemerintah dalam mengatur dan
mengelola penyajian laporan keuangan yaitu tertuang dalam PP No. 71
Tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual dalam lampiran I. Penerapan
akuntansi akrual dimaksud dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan
pertanggungjawaban peaksanaan APBN berupa laporan keuangan yang
berkualitas, transparan dan akuntabel. Dalam PP 71 tahun 2010 tentang
Standar Akutansi Pemerintahan berbasis akrual lampiran I terdapat dua
belas pernyataan Atandar Akuntansi Pemerintah sebagai berikut :
1. PSAP No. 01 (Penyajian Laporan Keuangan)
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah yaitu basis akrual untuk pengakuan pendapatan, beban,
pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas. Komponen pokok laporan
keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan
SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas
(LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK)
2. PSAP No. 02 (Laporan Realisasi Anggaran)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi
pendapatan- LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA dan
pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.
28
3. PSAP No. 03 (Laporan Arus Kas)
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran
kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
4. PSAP No. 04 (Cattan Atas Laporan Keuangan)
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar
terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran lebih
(SAL) Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas
(LAK) dan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan Catatan atas
Laporan Keuangan (Calk).
5. PSAP No. 05 (Akuntansi Persediaan)
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal dan juga pada saat diterima atau hak
kepemilikannya atau kepenguasaannya berpindah.
6. PSAP No. 06 (Akuntansi Investasi)
Dengan menggunakan metode biaya investasi dicatat sebesar biaya
perolehan. Kemudian dengan metode ekuitas pemerintah mencatat
investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau
dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah
tanggal perolehan. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan,
digunakan, untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka
waktu dekat.
29
7. PSAP No. 07 (Akuntansi Aset Tetap)
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset
tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan.
8. PSAP No.08 (Akuntnasi Kontruksi Dalam Pengerjaan)
Suatu aset berwujud harus diakui sebagai Konstruksi
Dalam Pengerjaan jika: besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut
akan diperoleh, biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal,
dan aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. Konstruksi Dalam
Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika
kriteria berikut ini terpenuhi (a) Konstruksi secara substansi telah
selesai dikerjakan (b) Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai
dengan tujuan perolehan.
9. PSAP No. 09 (Akuntansi Kewajiban)
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan
perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian
yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul. Kewajiban
dicatat sebesar nilai nominal.
30
10. PSAP No. 10 (Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak
dilanjutkan)
Dalam menyususun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas
harus menerapkan pernyataan standar ini untuk melaporkan
pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo
Anggaran lebih (SAL) Neraca, Laporan Operasional (LO),
Laporan Arus Kas (LAK) dan Laporan Perubahan Ekuita (LPE) dan
Catatan atas Laporan Keuangan (Calk).
11. PSAP No. 11 (Laporan Keuangan Konsolidasi)
Laporan keuangan untuk tujuan umum dari unit pemerintahan yang
ditetapkan sebagai entitas pelaporan disajikan secara terkonsolidasi
menurut pernyataan standar ini agar mencerminkan satu kesatuan
entitas.
12. PSAP No. 12 (Laporan Operasional)
Laporan Operasional memnyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan
dalam pendapatan-LO, Beban dan surplus/defisit operasional dari
entitas pelaporan yang penyajianya disandingkan dengan priode
sebelumnya.
31
2.1.8 Kualitas Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan Negara selama satu periode. Laporan keuangan yang
diterbitkan disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku agar laporan
keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas yang lain
(Nordiawan dkk. 2012) . Adapun menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 laporan keuangan merupakan laporan struktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah akan digunakan
oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, informasi yang terdapat di dalam Laporan
Keuangan Pemerintah harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para
pemakai. Pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan
keuangan pemerintah harus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif yang
sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yakni:
1. Relevan
Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini
32
dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengkoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian informasi
laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya. Informasi yang relevan:
a. Memiliki manfaat unpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat
mengoreksi ekspektasi mereka dimasa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa
yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa
kini.
c. Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan
kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir
informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam pengguanaan
informasi tersebut dapat dicegah.
33
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tatapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi
yang andal memenuhi karakteristik;
a. Penyajian jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji,
dan apabila penggujian dan dilakukan lebih dari sekali oleh
pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang
tidak berbeda jauh.
c. Netralitas
Informasi yang diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
34
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu
entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke
tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
4. Dapat dipahami.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi dimaksud.
2.2 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang perlu dibuktikan
kebenarannya secara statistik. Penelitian ini membuktikan kompetensi SDM
dan Penerapan akuntansi akrual yang diduga berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan Kementerian Agama Provinsi Lampung.
Perumusan Hipotesis penelitian sebagai berikut :
2.2.1. Pengaruh kompetensi SDM terhadap kualitas laporan keuangan
di Kementerian Agama Provinsi Lampung.
Kompetensi SDM merupakan salah satu faktor penting dalam
menghasilkan laporan keuangan pemerintah. Sebaik apapun sistem dan
peraturan yang dibuat tapi jika Kompetensi SDM yang menjalankan kurang
memadai maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan (Andini
35
2015). Penelitian mengenai Kompetensi SDM, terutama dalam pengelolaan
akuntansi pemerintah daerah dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban
keuangan juga pernah dilakukan oleh Indriasih (2014). yang menunjukkan
bahwa kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas pelaporan
keuangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Berdasarkan uraian
tersebut diatas maka penulis menduga terdapat pengaruh positif antara
Kompetensi SDM terhadap kualitas laporan keuangan maka penulis
mengajukan hipotesis:
H1 : kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan
2.2.2. Pengaruh kompetensi SDM terhadap penerapan akuntansi
akrual di Kementerian Agama Provinsi Lampung
Kompetesi sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor
penting yang mempengaruhi penerapan akuntansi akrual. Penelitian
pengaruh kompetensi terhadap penerapan akuntansi akrual pernah dilakukan
oleh Adventana (2013) dan Sari (2016) Kompetensi sumberdaya manusia
berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan akuntansi
pemerintah berbasis akrual (PP No.71 Tahun 2010). Berdasarkan uraian
tersebut diatas maka penulis menduga terdapat pengaruh positif antara
Kompetensi SDM terhadap penerapan akuntansi akrual maka penulis
mengajukan hipotesis:
H2 : kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
penerapan akuntansi akrual
36
2.2.3. Pengaruh Penerapan akuntansi akrual terhadap kualitas
laporan keuangan di Kementerian Agama Provinsi Lampung
Laporan keuangan yang disusun dengan basis akrual dapat
menganalisis transaksi secara layak dan lebih dapat diandalkan. Selain itu
basis akrual dapat merepresentasikan reliabulitas, relevansi dan
komparabilitas informasi yang diungkapkan dalam laporan, sehingga dapat
dipastikan bahwa informasi telah disajikan secara jujur (Sari dan Putra,
2012). Kajian dari Deloitte menyebutkan bahwa akuntansi berbasis akrual
secara signifikan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan untuk efesiensi dan efektivitas pengeluaran publik
melalui informasi keuangan yang akurat dan transparan (Simajuntak, 2005).
Penelitian yang dilakukan Najati (2016) menyimpulkan
implementasi akuntansi akrual mempunyai implikasi terhadap kualitas
laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena dengan basic akrual informasi
yang dihasilkan lebih komprehensif dan sesuai dengan kondisi yang
sekarang. Informasi yang berkualitas tinggi hanya dapat dibuat melalui
adopsi dan penerapan akuntansi berbasis akrual di sektor publik (Ofoegbu
dan Grace, 2014). Namun, di sisi lain, penurunan opini audit dikhawatirkan
akan terjadi. Hal ini mungkin terjadi bila pemerintah kurang mengantisipasi
dampak penyusunan laporan keuangan berbasis akrual yang jauh lebih
kompleks (Amriani, 2014). Berdasarkan kerangka pemikiran di atas,
hipotesis penelitian ini adalah :
37
H3 : penerapan akuntansi akrual berpengaruh positif terhadap kualitas
laporan keuangan
2.2.4. Pengaruh Kompetensi SDM terhadap kualitas laporan
keuangan melalui Penerapan akuntansi akrual di Kementerian
Agama Provinsi Lampung
Sumber daya manusia yang berkualitas mempunyai pengaruh yang
penting dalam mencapai tujuan organisasi. Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 telah membawa perubahan besar dalam pengelolaan keuangan
pemerintah. Perubahan tersebut membutuhkan sumber daya manusia yang
berkompeten. Seseorang yang memiliki kompetensi akan bekerja dengan
pengetahuan dan ketrampilanya sehingga dapat bekerja dengan mudah,
cepat, dan dengan pengalamanya bisa meminimalkan kesalahan dalam
pembuatan laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan tidak terlepas dari
penerapan akuntansi akrual. Ketika laporan keuangan itu bagus maka
penerapan akuntansi akrual sudah diterapkan. Berdasarkan kerangka
pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah :
H4 : Kompetensi SDM berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan melalui penerapan akuntansi akrual
38
2.3 Penelitian terdahulu
Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Temuan Penelitian
Fenty Herlina
Sari,
Bambang
Suprapto,
Dwirandra
(2016)
Motivasi Sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kompetensi dan
Teknologi Informasi Pada
Penerapan Akuntansi
Berbasis Akrual
Kompetensi tidak
berpengaruh pada
penerapan akuntansi
berbasis akrual
Ratna
Wijayanti
(2017)
Pengaruh Kompetensi SDM
dan Implementasi Akuntansi
Akrual Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Penerapan akuntansi
akrual berpengaruh
Positif terhadap kualitas
laporan keuangan.
Ida Najati,
Endar
Pituringsih,
Animah
(2016)
Implementasi Akuntansi
Berbasis Akrual : Pengujian
Determinan dan imlpikasinya
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Kementerian/
Lembaga
Implementasi akuntansi
berbasis akrual
berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan
keuangan.
Indra Kesuma,
Nadirsyah,
Darwanis
(2014)
Pengaruh kompetensi sumber
daya manusia, peran internal
auditor dan aktivitas
pengendalian terhadap nilai
informasi pelaporan keuangan
pemerintah daerah (studi pada
pemerintah kabupaten Aceh
Utara)
Kompetensi Sumber
Daya Manusia
berpengaruh terhadap
kualitas laporan
keuangan.
Nugraheni dan
Subaweh
(2011)
Pengaruh Kompetensi dan
Pengetahuan Pengelola
UAPPAEI dan UAPPB dalam
Kompetensi Sumber
daya Pengetahuan
pengelola UAPPAEI dan
39
Peneliti Judul Temuan Penelitian
penerapan Sistem Akuntansi
Pemerintah (SAP) terhadap
Persepsi Kualitas Laporan
Keuangan
UAPPB, kompetensi dan
ketersediaan sarana dan
prasarana terhadap
peningkatan kualitas
laporan keuangan
Firdaus,
Nadirsyah,
Heru Fahlevi
(2015)
Pengaruh Kualitas Sumber
Daya Manusi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Penerapan Kebijakan
Akuntansi Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Kota Banda Aceh
Kualitas Sumber Daya
Manusi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Penerapan Kebijakan
Akuntansi berpengaruh
terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Fadilah dan
Kamaliah
(2011)
Pengaruh Kompetensi Dan
Sistem Akuntansi Terhadap
Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keuangan Pada
Satuan Kerja Di Lingkungan
Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Riau
Menyimpulkan bahwa
Kompetensi tidak
berpengaruh terhadap
kualitas
pertanggungjawaban
laporan keuangan. SAI
berpengaruh positif
terhadap kualitas
pertanggungjawaban
laporan keuangan.
Najati, dkk
(2016)
Implementasi Akuntansi
Berbasis Akrual : Pengujian
Determinan dan Implikasinya
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
Kementerian/Lembaga
Penggunaan aplikasi
SAIBA tidak
berpengaruh terhadap
implementasi akuntansi
berbasis akrual,
sedangkan budaya
organisai berpengaruh,
dan Implementasi
40
Peneliti Judul Temuan Penelitian
akuntansi berbasis akrual
mempunyai implikasi
terhadap kualitas LKKL.
2.4 Kerangka Penelitian
Kompetensi SDM merupakan faktor penting di dalam penyusunan
laopran keuangan, Kementerian Agama membutuhkan pegawai yang
mempunyai kompetensi dan keunggulan individu didalam melaksanakan
tugas berdasarkan standar dan peraturan yang telah ditetapkan. Penerapan
akuntansi akrual pertama kali di Kementerian Agama Provinsi Lampung
akan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Gambar. 2.1 Model Penelitian
KUALITAS LAPORANKEUANGAN
(Y)
KOMPETENSI SDM(X1)
PENERAPAN AKUNTANSI AKRUAL(X2)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian
Penelitian ini akan mengukur dan menganalisis pengaruh penerapan
kompetensi SDM dan penerapan akuntansi akrual terhadap kualitas laporan
keuangan Kementerian Agama Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan
pada Kementerian Agama Se-Provinsi Lampung. Penetapan hipotesis yang
mengacu pada kajian teoretis dan empiris merupakan langkah selanjutnya.
Variabel-variabel penelitian yang dihasilkan dari hipotesis tersebut
dilengkapi dengan instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data adalah
dengan penyebaran kuesioner.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Seluruh Kantor Kementerian
Agama Se-Provinsi Lampung.
3.3. Sumber Data
Data yang digunakan untuk penelitian adalah data primer yang
dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa
(Sekaran, 2009). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner.
37
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam
penelitian. (Sugiyono,2016) menyatakan bahwa populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
107 responden yang menangani laporan keuangan yang terdapat di seluruh
Satker Kementerian Agama di Provinsi Lampung. Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2016).
Teknik Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh yaitu
penentuan sampel dengan menggunakan seluruh populasi (Sugiyono, 2016).
Sampel penelitian adalah 107 responden yang menangani laporan keuangan
yang terdapat di seluruh Satker Kementerian Agama di Provinsi Lampung.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain :
a. Observasi adalah cara pengumpulan data dengan melakukan
pencatatan secara cermat dan sistematik. Pengamatan yang
dilakukan adalah dengan observasi secara partisipasi atau peneliti
ikut menjadi partisipan/ terlibat langsung dalam penelitian.
b. Kuisioner atau dengan memberikan daftar pertanyaan kepada
responden.
38
3.6. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sikap atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka
variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kompetensi SDM
Kompetensi SDM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan yang dimiliki pembuat laporan keuangan di lingkungan
Kementerian Agama di Provinsi Lampung dalam pelaksanaan tugas jabatan
melalui skala likert lima yang dimensi dan indikatornya diperoleh dari
Sudiarianti (2015) sebagai berikut:
a) Pengetahuan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
pembuat laporan keuangan untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
b) Keterampilan adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap
pembuat laporan keuangan untuk melaksanakan suatu tugas dan
tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah secara maksimal.
c) Perilaku adalah pola tingkah laku pembuat laporan keuangan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan.
39
2. Penerapan Akuntansi Akrual
Penerapan akuntansi akrual mengacu pada PP Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual pada Lampiran I.
Adapun instrumen dan indikatornya diperoleh dari penelitian Najati et al.
(2016) dan Kusuma (2013) Yaitu :
a) Pengakuan Pendapatan
b) Pengakuan Beban dan Belanja
c) Akuntansi Persediaan
d) Akuntansi Aset Tetap
e) Akuntansi Kewajiban
f) Laporan Operasional
g) Laporan Perubahan Ekuitas
3. Kualitas laporan keuangan
Kualitas penyajian laporan keuangan pemerintah sangat dipengaruhi
oleh faktor kepatuhan terhadap standar akuntansi, kapabilitas sumber daya
manusia, serta dukungan sistem akuntansi yang ada. Tidak pula terlepas
dinamika perubahan eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh
organisasi. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah akan
digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi yang terdapat di dalam
Laporan Keuangan Pemerintah harus memenuhi beberapa karakteristik
kualitatif yang sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
40
Kualitas laporan keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah berdasarkan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang
terdapat dalam PP Nomor 71 tahun 2010, yang diukur melalui skala
likert lima dimensi dan indikator diperoleh dari Penelitian Najati et al.
(2016), yaitu:
a) Relevan
b) Andal
c) Dapat Dibandingkan
d) Dapat Dipahami
Tabel 3.1.Rangkuman Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya
No Variabel Definisi Dimensi Indikator
1 Kompetensi
SDM (X1)
Kompetensi
merupakan
kombinasi dari
ktrampilan (skill)
pengetahuan
(knowledge), dan
perilaku (attitude)
yang dapat diamati
dan diterapkan
secara kritis untuk
suksesnya sebuah
organisasi dan
prestasi kerja serta
kontribusi pribadi
karyawan terhadap
1. Pengetahuan 1. Pemahaman
tentang tugas
pokok, fungsi dan
uraian tugas
2. Pemahaman
teknis pekerjaan
3. Memahami siklus
akuntansi
4. Membaca
literatur
akuntansi
5. Memahami
peraturan
akuntansi
41
No Variabel Definisi Dimensi Indikator
organisasinya.
(Keputusan Badan
Kepegawaian
Negara No. 46 A
Tahun 2003)
2. Keahlian
3. Perilaku
6. Mampu membaca
jurnal
7. Mampu
memposting
jurnal
8. Mampu
Menyusun dan
Menyajikan
Neraca
9. Mampu
Menyusun dan
Menyajikan LRA
10. Mampu
Menyusun dan
Menyajikan
Catatan Atas
Laporan
Keuangan
11. Mampu
Menyusun dan
Menyajikan
Laporan Arus
Kas
12. Pelatihan
13. Mengedepankan
etika dalam
bekerja
14. Menolak
Intervensi yang
dapat
42
No Variabel Definisi Dimensi Indikator
menimbulkan
pelanggaran
15. Bekerja
berdasarkan
praktik yang
diterima secara
umum.
2 Penerapan
Akuntansi
Akrual (X2)
Acrrual bassis
adalah “akuntansi
yang mengakui
transaksi dan
peristiwa lainnya
pada saat transaksi
dan peristiwa
tersebut terjadi
(bukan hanya pada
saat kas yang
diterima atau
dibayar)” Halim
(2007)
1. Pengakuan
Pendapatan
2. Pengakuan
Beban dan
Belanja
3. Akuntansi
Persediaan
4. Akuntansi
Aset Tetap
5. Akuntansi
Kewajiban
6. Laporan
Operasional
7. Laporan
Perubahan
1. Pengakuan
pendapatan LO
2. Pengakuan
Pendapatan LRA
3. Pengakuan beban
4. Pengakuan Belanja
5. Pengakuan,
pengukuran dan
perungkapan
persediaan
6. Pengakuan,
pengukuran dan
perungkapan aset
tetap
7. Depresiasi
8. Pengakuan,
pengukuran dan
perungkapan
kewajiban
9. Penyajian Laporan
Operasional
10. Penyajian
Laporan Perubahan
43
No Variabel Definisi Dimensi Indikator
Ekuitas Ekuitas
3 Kualitas
Laporan
Keuangan
(Y)
Laporan keuangan
adalah ukuran-
ukuran normatif
yang perlu
diwujudkan dalam
informasi
akuntansi sehingga
dapat memenuhi
tujuannya. (PP No.
71 Tahun 2010).
1. Relevan
2. Andal
3. Dapat
dibandingkan
4. Dapat
dipahami
1. Sesuai standar
akuntansi
2. Mempunyai
manfaat umpan
balik
3. Mempunyai
manfaat prediksi
4. Tepat waktu
5. Lengkap
6. Penyajian laporan
keuangan yang
jujur
7. Bebas dari
kesalahan yang
bersifat matrial
8. Teruji
kebenarannya
9. Memenuhi
Kebutuhan
10. Netralitas
11. Internal
12. Eksternal
13. Dapat
dipahami oleh
pengguna
44
3.7. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling
yaitu dengan mengambil sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan
sampel sebagai berikut:
1. Kasubag Keuangan Sebagai Penyusunan Laporan Keuangan.
2. Bendahara Sebagai Penyusunan Laporan Keuangan.
3. Menjabat minimal 1 tahun.
3.8. Skoring dan Skala Pengukuran
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti serta melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala
pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu
dapat dinyatakan dalam bentuk angka (Sugiyono, 2016).
Skala pengukuran kuesioner menggunakan 5 skala likert, dimana
setiap jawaban item instrumen mempunyai bobot nilai dengan tingkatan
sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5
2. Setuju (S) diberi bobot 4
3. Netral (N) diberi bobot 3
4. Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1
45
3.9. Metode Analisis Data
3.9.1. Uji Kualitas Data
3.9.1.1. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk memeriksa isi kuesioner sudah tepat
sesuai dengan apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan pengujian validitas
convergent dan discriminant. Validitas convergent dihitung dengan melihat
skor average variance extracted (AVE). Jika nilai AVE > 0,50 maka
dikatakan model memiliki nilai convergent validity yang baik (Ghozali,
2014). Validitas discriminant bertujuan untuk melihat apakah suatu item itu
unik dan tidak sama dengan konstruk lain dalam model. Validitas
discriminant uji validitas bertujuan untuk memeriksa isi kuesioner sudah
tepat sesuai dengan apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan pengujian
validitas convergent dan discriminant. Validitas discriminant bertujuan
untuk melihat apakah suatu item itu unik dan tidak sama dengan konstruk
lain dalam model. Validitas discriminant dapat diuji dengan menggunakan
dua metode, yaitu metode fornell-lacker dan cross loading. dapat diuji
dengan menggunakan dua metode, yaitu metode fornell-lacker dan cross
loading.
46
3.9.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Uji reliabilitas dengan uji statistic Cronbach’s alpha (a)
yaitu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s alpha >
0,60 (Ghozali, 2014).
3.9.1.3. Pengujian Inner Model (Model Struktural)
Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan
antara variabel laten. Pengujian inner model atau model struktural diukur
dengan menggunakan R-square variabel dependen dengan interpretasi yang
sama dengan regresi. Q-square predective relevance untuk inner model
digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan
model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan
model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0
menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Besaran Q-
square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 <1, dimana semakin
mendekati 1 berarti model semakin baik (Ghozali, 2014).
47
3.10. Alat Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan menggunakan
Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least
Square (PLS). SEM adalah sekumpulan alat-alat atau teknik statistika yang
memungkinkan, tidak hanya mendapatkan model hubungan namun juga
pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan
(Mattjik dan Sumertajaya, 2011). Sedangkan PLS adalah model persamaan
Structural Equation Modeling yang berbasis komponen atau varian.
PLS merupakan metode analisis yang powerfull, karena tidak
didasarkan pada banyak asumsi misalnya, data harus terdistribusi normal
dan sampel tidak harus besar (Ghozali, 2014). Untuk pengujian pada
penelitian ini menggunakan software SmartPLS versi 3.2.3. Sebelum
dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan analisis statistik
deskriptif untuk mengetahui mengenai gambaran data yang akan diuji.
3.11. Pengujian Hipotesis
3.11.1. Uji Statistik t (t-test)
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan t-test dengan alpha 5%. Jika diperoleh p-value ≤ 0,05 atau t-statistik
> 1,96 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan di dukung
dan signifikan.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi sumber
daya manusia (SDM), penerapan akuntansi akrual, terhadap kualitas
Laporan Keuangan di Kementerian Agama Provinsi Lampung Kabupaten/kota
di Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kompetensi SDM berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan. Salah satu faktor penting dalam menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas adalah tersedianya SDM yang terampil
dan mempunyai keahlian di bidang akuntansi, keahlian ini dapat
dicapai melalui peningkatan keterampilan, pengetahuan, pendidikan
dan pelatihan khususnya bagi aparatur pemerintah yang memiliki
tanggung jawab dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
di kementerian agama.
2. Kompetensi SDM berpengaruh positif terhadap penerapan akuntansi
akrual. Semakin baik sumber daya manusianya maka penerapan
akuntansi akrualnya juga semakin baik, karena penerapan akuntansi
akrual dipengaruhi aluh sumber daya manusianya.
65
3. Penerapan akuntansi akrual berpengaruh positif terhadap kualitas
laporan keuangan. Semakin baik tingkat penerapan akuntansi akrual
yang dilakukan oleh kementerian agama dalam penyusunan laporan
keuangan maka akan berdampak positif pada peningkatan kualitas
laporan keuangan kementerian agama terutama di Provinsi
Lampung.
4. Kompetensi SDM berpengaruh positif pada kualitas laporan
keuangan melalui penerapan akuntansi akrual. Semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki penyusun laporan keuangan melalui
peningkatan penerapan akuntansi akrual, berdampak pada
meningkatnya kualitas laporan keuangan kementerian agama
terutama di Provinsi Lampung.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dilakukan di kementerian agama di Provinsi
Lampung sehingga hasil penelitian yang yang bersifat umum.
2. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan kuesioner
sehingga memungkinkan terjadinya ketidakobjektifan dalam
menjawab kuesioner dan akan mempengaruhi validitas hasil. Hal ini
berbeda jika data diperoleh juga dengan wawancara.
66
3. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel kompetensi SDM,
penerapan akuntansi akrual dan kualitas laporan keuangan,
sementara masih ada variabel lain yang bisa mempengaruhi kualitas
laporan keuangan.
5.3. Saran
Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya memperluas lingkup
penelitian tidak hanya di Kementerian Agama Provinsi Lampung agar
hasilnya dapat diperbandingkan dan perlu menambah variabel lain. Selain
itu, dalam pengumpulan data sebaiknya ditambahkan teknik wawancara
sehingga hasil penelitian dapat lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adventana, Gabriella Ara .( 2013). Analisis Faktor – Faktor YangMempengaruhi Pemerintah Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta Dalam Implementasi Standar Akuntansi PemerintahBerbasis Akrual Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010. E-JournalUniversitas Atmajaya Yogyakarta. http://e journal.uajy.ac.id.
Andini, Dewi & Yusrawati (2015). Pengaruh Kompetensi Sumber DayaManusia dan penerapan Sistem Akuntansi Keuangan DaerahTwerhadap Kualitas Laporan keuangan Daerah Pada SatuanKerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Empat LawangSumatera Selatan. Jurnal Ekonomi manajemen dan Akuntansi 1Vol 24 No.1 Juni 2015.
Amriani, Tenry Nur. (2014). Menyongsong Penerapan AkuntansiPemerintah Berbasis Akrual.http://www.bppk.kemenkeu.go.id/berita-makassar/19410-menyongsong-penerapan-akuntansi-pemerintahan-berbasis-akrual
Boyatzis, R. E. (1982). The Competent Manager. A Model for EffectivePerformance. Jhon Wiley & Sons. USA.
Fadilah, M. Rasuli dan Kamaliah. (2011). Pengaruh Kompetensi danSistem Akuntansi Instansi Terhadap KualitasPertanggungjawaban Laporan Keuangan pada Satuan Kerja diLingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau. JurnalAkuntansi Vol 9. Universitas Riau
Financial Accounting Standard Board (FASB). (2000). SFAC No. 2.Qualitative Characteristic of Accounting Information.
Gilardi, Fabrizio. (2001). Principal-agent models go to Europe:Independent regulatory agencies as ultimate step of delegation.Paper presented at the ECPR General Conference, Canterbury(UK).
Ghozali, Imam. (2014). Struktural Equation Model Metode Alternatifdengan Partial Least Square (PLS). Edisi 4. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul., dan M. S. Kusufi. (2012). Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Keuangan Daerah. Edisi Empat. Erlangga. Jakarta.
68
Hutapea, Parulin dan Nuriana, Thoha. Kompetensi Plus Teori, DesainKasus dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yangDinamis. (2008). Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Indriasih, Dewi dan P. S. Koeswayo. (2014). The Effect of GovernmentApparatus Competence and the Effectiveness of GovernmentInternal Control toward the Quality of Financial Reporting andits Impact on the Performance Accountability in LocalGovernment. Research Journal of Finance and Accouting. Vol.5. No. 20 ISSN 2222-2847.
Jensen M.C., Meckling W.H. (1976). Theory of the Firm: ManagerialBehavior, Agency Costs and Ownership Structur. Journal ofFinancial Economic. Vol. 3.
Kesuma, I, Nadirsyah, Darwanis. (2014). Pengaruh kompetensi sumberdaya manusia, peran internal auditor dan aktivitas pengendalianterhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah(studi pada pemerintah kabupaten Aceh Utara). Jurnal AkuntansiPascasarjana Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.1 Februari2014
Kusuma, Yudha Indra Muhammad (2013). Analisis faktor-faktor YangMempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual PadaPemerintah. Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 2Nomor 3.
Lane, Jan-Erik. (2000). The Public Sector-Concepts, Models andApproaches. London: SAGE Publications.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta
Matindas, R. W. (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia, LewatKonsep Ambisi, Kenyataan dan Usaha. Jakarta; Edisi II, Grafiti.
Moeheriono, (2014). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. EdisiRevisi Jakarta. Rajawali Pers.
Najati, dkk (2016). Implementasi akuntansi berbasis akrual : pengujiandeterminan dan implikasinya terhadap kualitas laporan keuangankementerian/lembaga. Jurnal Akuntansi Universitas Jember.Vol. 14 No.1.
Nordiawan, D. dan Hertianti, A. (2012). Akuntansi Sektor Publik Edisi 2Jakarta: Salemba Empat
69
Ofoegbu and Grace N. (2014). New Public Management and AccrualAccounting Basis For Transparency and Accountability in theNigerian Public Sector.IOSR-JBM. 16 (7) 104-113.S
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Republik Indonesia. (2003). Keputusan Kepala BadanKepegawaian Negara (KKBKN) Nomor 46A Tahun 2003tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi JabatanStruktural Pegawai Negeri Sipil
Ruki. Ahmad.S. (2003). Sumber Daya Manusia BerkualitasMengubah Visi Menjadi Realitas. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
Sari, Dita Puspita., Hendrawan Santosa Putra. (2012). MenelisikAkuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. JEAM, XI(2)
Sari, Herlina Fenty,. Suprasto Bambang & Dwirandra (2016). MotivasiSebagai Pemoredasi Pengaruh Kompetensi dan TeknologiInformasi Pada Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual. E-JurnalEkonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.8 (2016) :ISSN2403-2430.
Schultz,T.W, (1961).”Education and Economic Growth”,In N.B.Henryed.,Social Forces Influencing AmericanEducation,Chicago:University of Chicago Press.
Sekaran, Uma. (2009). Research Methods for Business : MetodologiPenelitian untuk Bisnis. Edisi 4 Buku 1. Jakarta Salemba Empat.
Simanjuntak, Binsar H. (2005). Menyongsong Era Baru AkuntansiPemerintahan di Indonesia http ://www.ksap.org/sap/menyonsong-era-baru-akuntansi-pemerintahan-di-indonesia
Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Spencer , Peter M., & Signe M. Spencer (1993). Competense At Work“Model for Superior Performance”. New York; Jhon Wiley &Sonc Inc.
70
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumardi. (2008). Siapkah Basis Akrual Ditetapkan Pada InstansiPemerintahan Secara Menyeluruh?, Buletin Pengawasan.
Sudaryati, dwi (2012) Pengaruh Kompetensi Sumber Daya ManusiaTerhadap Penerapan Akuntansi Akrual Dengan PerangkatPendukung Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris PadaPemerintah Kota Yogyakarta). Jurnal.
Sudiarianti, M.N. (2013). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya ManusiaPada Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah DanStandar Akuntansi Pemerintah Serta Implikasinya Pada KualitasLaporan Keuangan Pemerintah Daerah. SNA 18 UniversitasUtara. Medan. 16-19 September 2015.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung.Remaja Rosda Karya
Suhaenah. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Yogyakarta.Departemen Pendidikan Nasional.
Switriansyah, Zulfirman. (2015). Pengaruh Kompetensi Aparatur,Pemanfaatan Teknologi Informasi, Time Pressure dan PenerapanSAP Basis Akrual Terhadap keandalan informasi Laporankeuangan. Universitas Mataram.
Syarifudin, A. (2014). Pengaruh Kompetensi SDM dan Peran AuditIntern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerahdengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian InternalPemerintah. Jurnal Fokus Bisnis 14 hal 02.
Wyatt, Watson. (2000) Effective communication: A leading indicator offinancial performance. Executive summary available at:http;//www.watsonwyatt.com//reports.asp
Winidyaningrum, Celvianan dan Rahmawati (2010). Pengaruh SumberDaya Manusi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadapKeterandalan dan Ketepatanwaktuan Pelaporan KeuanganPemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening PengendalianInternal Akuntansi (Studi Empiris di PemdaSubosukawonosraten). Simposium Nasional Akuntansi XIIIPurwokerto.
71
Wijayanti, R. (2017). Pengaruh Kompetensi SDM dan ImplementasiAkuntansi Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 6. No. 3.
Wiley, John. (2002). Human Resource Management, edisi 3. Australia.
Zwell, Michael.(2000). Creating a Culture of Competence. New York:John Wiley & Sonc.Inc.