+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM...

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM...

Date post: 29-Oct-2020
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
204
PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA Disusun Oleh: VINDARINI NOVIANTI NIM: 107017000771 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
Transcript
Page 1: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR

PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIKA SISWA

Disusun Oleh:

VINDARINI NOVIANTI

NIM: 107017000771

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

LEMB.AR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving QAPps) dan ceiaer Terhadap_ Kemampuan Berpikir KritisMatematika siswa disusun ot"tt vioa"rini i\oviaoti N"o*or Induk Mahasiswa107017000771, diajukan kepada rarlrlas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan uINSvarif Hidayatullah Jakarta aan tetarr ainyatakan lG;"d;"- ujian lvlunaqasahpada tanggal24 Juri 2.0t4 d! lgdapan 9.igr";s;t. k;ena itu, penulis berhakmemperoleh gelar sarjana s1 (s.pa) dalam uia'*g"rliaro-itan Matematika.

Jakarta, 20 Agustus 2014Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tancla TanganKetua Panitia (Ketua Jurusan/program Studi)

Dr. Kadir, M.pdNIP. 196708t21994A2 I 001

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/progam Studi)

Abdul Muin S.Si. M. pdNIP. 19751201200604 1 003

Penguji I

Khairunnis4 S.pd, M.SiNIP. 19810404 2AOg}t 2 0t3

Penguji II

Gusni Satriawati, M.pdNrP. 19780809 20080t 2032

*1"1,''(

t'/r - lov

4t l*6lu

-/:::::

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

NurlenaRifai. MA. ph.DNIP. 19591020 198603 2 001

Page 3: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aroud pair problem

solving (Tapps) Dan Gender Terhadap Kemampuan Berpikir KritisMatematika siswa disusrm oleh vindarini Novian4 NIM. l07ol7wo77t,Junrsan Peslidikan lvdatematilca, Fakulas Ilmu Taftirh dan Kegunran,

Universitas Islam Negeri Sfrif Hidayatullah Jalsrta. Telah melalui bimbingan

dan dinyatakan sah sebagai IGrya itmiah yang berhak untuk diujircan pada sidang

mrmaqasah sesuai ketenbtan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jal$rta" Juli 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing tr

I{IP. 196708t2199402 t 001

Firdausi. M. Pd

NIP. 19690629 200501 1 003

Page 4: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

STJRAT PERNYATAAN KARYA ILMIAII

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Junrsan

Alamat

: Vindarini Novianti

: lO70l700O77l

: Pendidikan Matematika

: Komplek Graha Permai blok Al0 No. 3 Rt.Ol Rw.09 Ciputat

Tangerang Selatan I 543 I

MBI\ryATAKAN DENGAI\T SESTTNGGUHNYA

Dr. Kadir, M. Pd

19670812 t99402 | 00t

Pendidikan Matematika

Firdausi, M. Pd

19690629 200501 I 003

Pendidikan Matematika

Bahwa slcripsi yang berjudul Pengaruh Metode Thinking Aroud pair

Problem solving (Tapps) Dan Gender Terhadap Kemampuan BerpikirKritis Matematika Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan

dosen:

l. NamaPembimbingl

NIP

JurusanlPrcgram Studi

2. Nama Pembimbing tr

NIP

JurusanProgram Studi

Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan basil karya

sendiri.

Jakarta, Juli 2014

'sfint;Vindarini Novianti

Page 5: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

ABSTRAK

Vindarini Novianti (107017000771). “Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) dan Gender Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Juli 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir

kritis matematika siswa. Penelitian dilakukan di SMP Paramarta Ciputat, Tahun

Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen dengan desain factorial. Subyek penelitian ini adalah 68 siswa yang

terdiri dari 33 siswa kelompok eksperimen dan 35 siswa kelompok kontrol yang

diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data

yang digunakan adalah tes berpikir kritis matematika siswa.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis

matenatika siswa yang diajar dengan menggunakan yang diajar dengan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dari pada siswa yang

diajar dengan metode diskusi kelompok (Fhitung = 14,778 Ftabel = 3,99).

Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) meliputi Focus 72,42%, Reason 60,3%,

Inference 66,06%, Situation 51,15%, Clarity 72,12%, dan Overview 64,24%. Dan

untuk siswa yang diajar dengan metode diskusi kelompok meliputi Focus 68,86%,

Reason 40,57%, Inference 38,28%, Situation 39,71%, Clarity 53,71%, dan

Overview 44,57%. Sedangkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa

kelompok pria meliputi Focus 63,63%, Reason 44,54%, Inference 50,9%,

Situation 43,03%, Clarity 54,54%, dan Overview 50,9%. Dan kemampuan

berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita meliputi Focus 77,14%,

Reason 55,43%, Inference 52,57%, Situation 51,14%, Clarity 70,28%, dan

Overview 57,14%. Kesimpulan penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis

matematika siswa yang diajarkan dengan metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) ternyata lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan

metode diskusi kelompok. Sedangkan kemampuan berpikir kritis matematika

siswa kelompok wanita ternyata lebih tinggi daripada siswa kelompok pria.

Kata Kunci: Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), Gender,

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa.

Page 6: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

ABSTRACT

Vindarini Novianti (107017000771). “The Effect of Thinking Aloud Pair

Problem Solving Method in Student’s Mathematical Critical Thinking Skills”.

Skripsi for Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and

Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, July

2014.

The purpose of this research is to analyze the effect of Thinking Aloud

Pair Problem Solving method on student’s mathematical critical thinking skills.

The research was conducted at SMP Paramarta Ciputat, 2013/2014 academic

year. The method of the research used experimental method with factorial design.

Subject for this research are 68 students consist of 33 students of experimental

group and 35 students of control group which selected in cluster random

sampling technique. The collecting data instrument used with test of mathematical

critical thinking.

The results of research reveal that the student’s mathematical critical

thinking skills who are taught by Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

method is higher than students taught by group discustion method (Fcount = 14,778

Ftable = 3,99). Mathematical critical thinking skills of students who are taught by

the Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) had ability of Focus

amounting to 72,42%, Reason amounting to 60,3%, Inference amounting to

66,06%, Situation amounting to 39,71%, Clarity amounting to 72,12%, and

Overview amounting to 64,24%. As for the grade control who are taught by group

discustion had ability of Focus amounting to 68,86%, Reason amounting to

40,57%, Inference amounting to 38,28%, Situation amounting to 39,71%, Clarity

amounting to 53,71%, and Overview amounting to 44,57%. While, male student’s

mathematical critical thinking skills had ability of Focus amounting to 63,63%,

Reason amounting to 44,54%, Inference amounting to 50,9%, Situation

amounting to 43,03%, Clarity amounting to 54,54%, dan Overview amounting to

50,9%. And female student’s mathematical critical thinking skills had ability of

Focus amounting to 77,14%, Reason amounting to 55,43%, Inference amounting

to 52,57%, Situation amounting to 51,14%, Clarity amounting to 70,28%, dan

Overview amounting to 57,14%. Conclusions of this research is mathematical

critical thinking skills of the student who taught with Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) method is higher than the student who taught by group

discustion method. While, mathematical critical thinking skills of female student’s

is higher than male student’s.

Key words: Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), gender, mathematical

critical thinking skills.

Page 7: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala

keberkahan, karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat yang

berlimpah di dunia dan di akhirat. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, sahabat, dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak sedikit

kesulitan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan,

kesungguhan hati, dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari

berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat terealisasikan. Oleh

sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’I, P.hd., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai

Dosen Pembimbing I yang sangat sabar dan dengan penuh keikhlasan untuk

membimbing, memberikan saran, serta mengarahkan penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Abdul Muin, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Firdausi, M. Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, saran, masukan kepada penulis, sekaligus sebagai

Dosen Pembimbing II yang sangat sabar dan dengan penuh keikhlasan untuk

membimbing, memberikan saran, serta mengarahkan penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu

berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT

Page 8: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

iv

6. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan

Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.

7. Kepala Sekolah SMP Paramarta Ciputat, Bapak yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian. Ibu Yuni selaku Guru Mata Pelajaran

Matematika di SMP Paramarta yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian. Serta seluruh karyawan dan guru SMP Paramarta

Ciputat yang telah membantu melaksanakan penelitian.

8. Pimpinan dan Staf perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur

yang dibutuhkan.

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2007

kelas A (Emil, Devi F, Gofur, Hafiz, Aji, Dinandar, Wafa, Nina, Ita, Resti Y,

Resti M, Zizah, Fitrah, UU, Ana, Eulis, Tuti, Tia, Damai, Eva, Dita, Dewi,

Icha, Imah, Yuyun, Ucup, Mamet) yang selalu memberikan semangat agar

penulis dapat menyelesaikan skripsi, dan teruntuk Devi Susilawati yang selalu

menemani, membantu, mendukung, serta mendoakan penulis dalam

perjuangan menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2007

kelas B yang selalu memberikan semangat agar penulis dapat menyelesaikan

skripsi.

11. Teman-teman seperjuangan dalam sidang (Purna, Kholifa, Demus, Mumun),

atas semangat, kekuatan dan kecerian hingga akhirnya dapat bersama-sama

menyelesaikan sidang dengan baik.

12. Teman-teman guru serta murid SMK Paramarta yang selalu memberikan

semangat, dukungan, dan doa hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik.

Page 9: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

v

Tulisan ini saya dedikasikan kepada yang paling istimewa orang tua

tercinta Ayahanda Apriadi Lukman, Ibunda Enny Sukowati yang tak henti-

hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini serta memberikan dukungan moril dan materil kepada

penulis. Kakak tercinta Vita Savitri yang selalu mendoakan dan mendorong

penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. Keluarga besar

The Rosadi tersayang yang tak henti-hentinya memotivasi penulis agar segera

menyelesaikan skripsi. Serta Nagari Swarga Praya yang selalu memberikan

semangat, dukungan, keceriaan, dan menjadi motivasi tersendiri untuk penulis

agar dapat menyelesaikan skripsi.

Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan

berdoa semoga seluruh bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan

doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah

SWT di dunia dan akhirat. Amin ya Robbal’alamin.

Demikianlah, betapa pun penulis telah berusaha dengan segenap

kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis sebaik-baiknya. Namun, di atas

lembaran-lembaran skripsi ini masih dirasakan dan ditemukan berbagai macam

kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang

membaca skirpsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.

Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-

besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, Juli 2014

Vindarini Novianti

Page 10: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

vi

DAFTAR ISI

ABSTRACT .................................................................................................. i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 8

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9

F. Manfaat penelitian ...................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS ..................................................... 11

A. Landasan Teori ......................................................................................... 11

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika ........................................... 11

a. Pengertian Berpikir Kritis Matematika ........................................ 11

b. Indikator Berpikir Kritis Matematika ........................................... 15

2. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) .................. 21

a. Pengertian metode thinking aloud pair problem solving.............. 21

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) ........................................................... 22

Page 11: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

vii

c. Keunggulan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) ....................................................................................... 25

d. Teori yang Mendukung Metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) .......................................................................... 27

e. Desain Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

dalam Proses Pembelajaran .......................................................... 28

3. Pengertian Gender .............................................................................. 31

B. Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 33

C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 34

D. Pengajuan Hipotesis ................................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 36

B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 36

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 37

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 37

E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 37

1. Validitas Instrumen ............................................................................ 38

2. Reliabilitas Instrumen ........................................................................ 39

3. Uji Daya Pembeda .............................................................................. 39

4. Pengujian Taraf Kesukaran ................................................................ 40

F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 41

1. Uji Prasyarat ....................................................................................... 41

a. Uji Normalitas .............................................................................. 41

b. Uji Homogenitas .......................................................................... 42

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................................................. 43

a. Analisis Varians Dua Jalan .......................................................... 43

b. Uji Whitney .................................................................................. 45

G. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 46

Page 12: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 47

A. Deskripsi Data .......................................................................................... 47

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematia Siswa Kelas Eksperimen .... 47

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol ......... 49

3. Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................................... 52

4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria ....... 54

5. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita .. 56

6. Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelompok Pria dan

Kelompok Wanita .............................................................................. 59

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data Pemahaman Konsep ........................... 61

1. Uji Normalitas .................................................................................... 61

2. Uji Homogenitas ................................................................................ 63

C. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 65

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 67

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 74

A. Kesimpulan ............................................................................................... 74

B. Saran ......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76

LAMPIRAN .................................................................................................... 79

Page 13: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Keterampilan Berpikir Kritis ........................................................ 17

Tabel 2.2 Tahapan Pelaksanaan Metode TAPPS ......................................... 29

Tabel 3.1 Factorial Design ........................................................................... 36

Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda ........................................................... 40

Tabel 3.3 Kriteria Taraf Kesukaran .............................................................. 41

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Siswa Kelas Eksperimen .............................................................. 48

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelas Kontrol ............................................................................... 49

Tabel 4.3 Perbandingan KBKM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 51

Tabel 4.4 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Berdasarkan Indikator FRISCO Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ......................................................................................... 52

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelompok Pria ............................................................................. 55

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelompok Wanita ........................................................................ 57

Tabel 4.7 Perbandingan KBKM Kelompok Pria dan Kelompok Wanita .... 58

Tabel 4.8 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Berdasarkan Indikator FRISCO Kelompok Pria dan Kelompok

Wanita .......................................................................................... 59

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ......................................................................................... 62

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki dan

Kelompok Perempuan .................................................................. 63

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ............................................. 64

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Pria dan Wanita. 65

Tabel 4.13 ANAVA 2 faktor .......................................................................... 66

Page 14: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ....................................................... 34

Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Eksperimen .......... 49

Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Kontrol ................ 50

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......... 52

Gambar 4.4 Presentase Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Berdasarkan Indikator FRISCO Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ......................................................................................... 44

Gambar 4.5 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria ...................... 56

Gambar 4.6 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita ................. 58

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Kelompok Pria dan Kelompok Wanita .......... 59

Gambar 4.8 Aktifitas Siswa Saat Melakukan Metode TAPPS dalam Peran

Problem Solver dan Listener ........................................................ 68

Gambar 4.9 Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran dengan Metode Diskusi

Kelompok ..................................................................................... 68

Page 15: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Pertemuan I Kelompok Ekspserimen ................................... 79

Lampiran 2 RPP Pertemuan I Kelompok Kontrol ........................................... 83

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) .......................................................... 87

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Sebelum

Validitas ..................................................................................... 133

Lampiran 5 Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Sebelum Validitas ............. 134

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Setelah

Validitas ..................................................................................... 137

Lampiran 7 Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Setelah Validitas ............... 138

Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Berpikir Kritis Matematika ............. 140

Lampiran 9 Pedoman Penskoran Berpikir Kritis Matematika Siswa ............ 145

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Instrumen ..................................................... 146

Lampiran 11 Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas dengan CVR ........ 147

Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................. 149

Lampiran 13 Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas ......................... 150

Lampiran 14 Hasil Uji Taraf Kesukaran ......................................................... 151

Lampiran 15 Langkah-langkah Perhitungan Uji Taraf Kesukaran ................. 152

Lampiran 16 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................ 153

Lampiran 17 Langkah-langkah Perhitungan Uji Daya Pembeda .................... 154

Lampiran 18 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelas

Eksperimen ................................................................................. 155

Lampiran 19 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Laki-laki Kelas

Eksperimen ................................................................................. 158

Lampiran 20 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Perempuan

Kelas Eksperimen ....................................................................... 161

Lampiran 21 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok

Perempuan .................................................................................. 164

Lampiran 22 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol

..................................................................................................... 167

Page 16: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

xii

Lampiran 23 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Laki-laki Kelas

Kontrol ....................................................................................... 170

Lampiran 24 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Perempuan

Kelas Kontrol ............................................................................. 173

Lampiran 25 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok Laki-

laki .............................................................................................. 176

Lampiran 26 Perhitungan Uji Homogenitas .................................................... 179

Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ......................... 180

Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Perempuan ................... 181

Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................ 182

Lampiran 30 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki ...................... 183

Lampiran 31 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik ............................................ 184

Page 17: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang

peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi ini tidak dapat terlepas dari kontribusi bidang matematika, karena

matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

modern. Matematika selalu mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan

teknologi yang semakin canggih. Untuk itu, bila kita ingin hidup di dunia yang

selaras dengan teknologi yang semakin canggih, maka kita harus menguasai

matematika.

Menurut Suherman dkk, fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat,

pola pikir dan ilmu pengetahuan.1 Siswa diberi pengalaman menggunakan

matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi

misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model

matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal

uraian matematika lainnya. Belajar matematika bagi para siswa, juga merupakan

pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam

penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.

Dalam pendidikan formal, matematika adalah salah satu bidang studi

yang diajarkan kepada peserta didik yang berperan penting guna meningkatkan

mutu pendidikan. Mata pelajaran matematika dipelajari semua tingkat pendidikan,

baik di sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional. Dengan

kata lain, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang menentukan

kelulusan peserta didik.

Pentingnya belajar matematika dikemukakan oleh Cockroft yang

mengemukakan alasan mengapa matematika penting, yakni diantaranya karena

1 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h.19

1

Page 18: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

2

selain sering digunakan dalam segala aspek kehidupan dan dapat meningkatkan

kemampuan berfikir logis dan ketelitian, matematika juga dapat memberikan

kepuasan terhadap usaha dalam memecahkan masalah.2 Pentingnya belajar

matematika tidak terlepas dari peranannya dalam berbagai kehidupan, berbagai

informasi dan gagasan yang banyak dikomunikasikan atau disampaikan dengan

bahasa matematik. Dan dengan matematika, kita dapat berlatih berpikir secara

logis, dan dengan matematika ilmu pengetahuan lainnya bisa berkembang dengan

cepat.3

Pada kenyataannya, hasil pembelajaran matematika menunjukkan hal

yang kurang menggembirakan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya siswa

yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Masalah utama dalam

pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa. Dalam

survey internasional yang meneliti subjek siswa sekolah menengah pertama

dilaporkan dalam Trends in Internasional Mathematics and Sciense Study

(TIMSS) 2007, kemampuan siswa Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan

dengan siswa dari Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Siswa

Indonesia menempati urutan ke-36 dari 48 negara yang disurvei, sedangkan

Singapura ke-3 dan Malaysia ke-20. Dalam TIMSS 2007 digunakan soal-soal

tidak rutin yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, tetapi pada

umumnya tidak dapat dijawab oleh siswa di Indonesia.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa juga berakibat pada rendahnya

prestasi siswa dalam bidang matematika. Hal ini terbukti pada hasil penelitian

yang dilakukan oleh PISA (Programme for Internasional Student Assassment)

pada tahun 2009, diperoleh hasil bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia

(yaitu 43,5%) tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most

basic PISA task). Sekitar sepertiga siswa Indonesia (yaitu 33,1%) hanya bisa

mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal kontekstual diberikan secara eksplisit

serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan secara tepat.

2Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), h. 253 3 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h.20.

Page 19: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

3

Hanya 0,1% siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan mengerjakan

pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan penalaran.4

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar dan kurangnya prestasi

siswa dibidang matematika adalah kemampuan dasar matematika siswa yang

rendah. Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar

matematika, menurut Klurik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi berpikir dasar

(basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative

thinking).5 Secara garis besar, kemampuan dasar matematika dapat

diklasifikasikan dalam lima standar yaitu kemampuan: 1) mengenal, memahami,

dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip, dan ide matematika; 2) menyelesaikan

masalah matematik (mathematical problem solving); 3) bernalar matematik

(mathematical reasoning); 4) melakukan koneksi matematika (mathematical

connection); dan 5) komunikasi matematika (mathematical communication).6

Kemampuan dasar pada pelajaran matematika dinilai penting guna

meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa dalam bidang matematika.

Mengenai kemampuan dasar matematika siswa, terdapat pula pada Standar

Kompetensi Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini

dibuktikan dengan adanya Permendiknas Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang digunakan sebagai

pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik, salah satu SKL

yang penting ialah siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru atau pendidik.7 Hal ini memberi

petunjuk bahwa pengembangan kemampuan berpikir tersebut perlu mendapat

perhatian yang lebih serius.

4 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012),

h.1. 5 Sofan Amri, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, (Jakarta: PT.

Prestasi Pustakaraya, 2010) cet.1. h.63. 6 Utari Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik, Dapat diakses di

http://math.sps.upi.edu. pada tanggal 18 Agustus 2011, pukul 11.15 WIB. 7 Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk

Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2008),

diakses pada tanggal 16 Agustus 2011, h.29-30, pukul 18.30,

(http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/13-SI-SKLSMP-Optimalisasi-Tujuan-Wardani.pdf)

Page 20: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

4

Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena

manusia selalu dihadapkan pada keadaan/masalah yang memerlukan pemecahan.

Untuk memecahkan suatu permasalahan dibutuhkan data-data agar dapat dibuat

keputusan yang logis, serta diperlukan pula kemampuan berpikir kritis. Selain itu

berpikir kritis memainkan peranan yang penting dalam banyak macam pekerjaan,

khususnya pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan berpikir analitis. Seseorang

yang kemampuan berpikir kritis matematikanya tinggi telah mampu mengenal

masalah, menghubungkan, dan menganalisis. Oleh karena itu, berpikir kritis

dianggap penting sehingga menjadi salah satu tujuan utama pembelajaran. Hal ini

sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika dalam Kurikulum Satuan Tingkat

Pendidikan (KTSP) di Sekolah Menengah Pertama, menyebutkan bahwa mulai

dari sekolah dasar perlu membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memang memiliki posisi yang

menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah

merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran. Agar terjadi

pengkonstruksian pengetahuan secara bermakna, guru haruslah melatih siswa

dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu jenis

berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi adalah berpikir kritis, hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan Dina Mayadiana dalam bukunya yang berjudul

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika.8 Kenyataan ini menunjukkan bahwa

berpikir kritis matematika siswa masih perlu dikembangkan agar lebih baik,

karena dengan berpikir secara kritis siswa mampu menganalisis maupun

memecahkan suatu permasalahan.

Upaya untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa sering luput dari

perhatian guru. Hal ini tampak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru yang lebih banyak memberi informasi, diikuti oleh diskusi dan latihan

dengan frekuensi yang sangat terbatas. Siswa kurang dilatih untuk menganalisis,

8 Dina Mayadiana S. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha

Karya, 2009), h.3.

Page 21: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

5

mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi, data, atau argumen sehingga

kemampuan berpikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik.9

Pada proses pembelajaran, tidak banyak guru yang berupaya

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematik. Hal ini nampak ketika guru menjelaskan materi yang

telah disiapkan, guru memberikan soal latihan yang bersifat rutin dan prosedural,

siswa hanya mencatat dan cenderung menghafal rumus-rumus atau aturan

matematika. Kondisi ini mencerminkan suatu proses pembelajaran matematika

yang tidak berpusat pada siswa dan tidak memfasilitasi kemampuan berpikir kritis

matematik.10

Siswa harus dilatih agar memiliki kemampuan berpikir matematika. Jika

siswa dilatih untuk berpikir, maka ia perlu dihadapkan pada suatu situasi atau

permasalahan yang menantang untuk diselesaikan. Soal-soal atau permasalahan

matematika yang sifatnya menantang itu akan memberikan kesempatan bagi siswa

untuk memberdayakan segala kemampuan yang dimilikinya.

Setiap siswa memiliki kemampuan berpikir yang berbeda. Perbedaan

kemampuan berpikir juga terjadi pada laki-laki dan perempuan. Dengan penelitian

ini, diharapkan dapat mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis

matematika siswa antara laki-laki dan perempuan.

Agar tujuan tersebut tercapai, diperlukan metode pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik. Pembelajaran

matematika secara konvensional yang umumnya menitik beratkan pada soal-soal

yang sifatnya algoritmis dan rutin, tidak banyak kontribusinya dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik.11

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pada umumnya belum

menerapkan sistem pembelajaran yang melatih siswa untuk berpikir kritis

9 Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran

Mattematika di SD, dalam Forum Kependidikan, vol.28, nomor 2, 2009, diakses tanggal 3

September 2011, pukul 15.01), h.138,

(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf) 10

Dina Mayadiana S. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha

Karya, 2009), h.3. 11

Jozua Subandar, “Berpikir Reflektif”, dapat diakses di http://math.sps.upi.edu/wp-

content/uploads/2009/11/Berpikir-Reflektif.pdf

Page 22: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

6

terhadap pembelajaran matematika. Seringkali guru lebih aktif dalam

penyampaian informasi, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat.

Aktivitas guru jauh lebih besar dibandingkan dengan aktivitas siswa. Proses

pembelajaran tersebut cenderung masih menggunakan komunikasi satu arah dan

proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh siswa hanya menyimak

penjelasan guru dan mengerjakan tugas secara klasikal sehingga kurang melatih

siswa untuk berpikir kritis dalam proses penyelesaian soal-soal matematika.

Akibatnya, siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran merupakan sesuatu yang

membosankan siswa, sehingga dapat menurunkan motivasi belajar dan inisiatif

siswa unuk bertanya dan mengungkapkan ide serta membuat siswa takut untuk

mengkomunikasikan suatu masalah kepada guru. Selain itu siswa menjadi kurang

kritis dalam berpikir dan dalam menghadapi suatu permasalahan. Sehingga tujuan

umum dari pembelajaran matematika tidak dapat tercapai.

Dengan demikian, kemampuan guru dalam memilih metode penyajian

materi merupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar. Agar

pembelajaran matematika lebih berhasil, maka guru harus bisa mengkondisikan

siswanya agar belajar aktif. Karena pembelajaran yang menyebabkan siswa

belajar aktif akan lebih dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis

matematika dan pemahaman matematika dibandingkan dengan belajar pasif

(mengingat dan latihan).

Alternatif metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematika siswa dalam penelitian ini adalah metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang diperkenalkan oleh Claparade.

Selanjutnya metode Thinking Aloud Pair Problem Solving cukup ditulis TAPPS.

Aktivitas metode TAPPS dilakukan dalam kelompok kecil yang heterogen, hal ini

memungkinkan terjadinya interaksi yang positif antar siswa sehingga dapat

meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah

matematika. Setiap kelompok berpasangan sesuai dengan kependekan TAPPS

yaitu pair (berpasangan). Metode TAPPS merupakan merupakan salah satu

metode pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar melalui pemecahan

masalah yang dilakukan secara berpasangan dan saling bertukar peran, dimana

Page 23: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

7

satu siswa memecahkan masalah dan siswa lain mendengarkan pemecahan

masalah tersebut sehingga siswa menjadi pembelajar mandiri yang handal serta

aktif dalam proses pembelajaran.

Slavin mengatakan bahwa: “TAPPS permits students to rehearse the

concepts, relate them to existing fremeworks, and produce a deeper

understanding of the material”.12

Metode ini melibatkan berpikir tingkat tinggi,

metode ini juga dapat memonitor siswa sehingga siswa dapat mengetahui apa

yang dipahami dan apa yang belum dipahaminya. Proses ini cenderung membuat

proses berpikir siswa lebih sistematik dan membantu mereka menemukan

kesalahan sebelum mereka melangkah lebih jauh kearah yang salah sehingga

membantu mereka untuk menjadi pemikir yang lebih baik.

Metode TAPPS ini telah diterapkan oleh Stice yang menjanjikan adanya

peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa jika dibandingkan dengan

metode pembelajaran konvensional, serta Johnson yang menemukan dampak

positif dari metode TAPPS dalam keterampilan memecahkan masalah di teknik

elektrik pada jurusan penerbangan. Kedua penelitian tersebut menekankan pada

peningkatan prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalah) sedangkan

kemampuan berpikir kritis matematika dari respon siswa terhadap metode TAPPS

sepanjang pengetahuan peneliti belum diteliti. Dengan menggunakan metode

TAPPS diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pelajaran matematika.

Sebagai tindak lanjut, peneliti berkeinginan untuk pengetahui apakah

penerapan metode TAPPS ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematika siswa serta bagaimanakah respon siswa terhadap metode TAPPS.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan

Gender Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa”.

12

Slavin, Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), 2011,

(http://www.wcer.wisc.edu/archive/c11/c1/doingcl/tapps.html).

Page 24: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika.

3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

4. Metode pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika yang biasa

diterapkan di kelas kurang memberi peluang bagi siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya yang salah satunya

adalah kemampuan berpikir kritis.

5. Perlunya metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematika siswa.

6. Metode TAPPS dianggap dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematika siswa.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembatasan masalah yang diteliti tidak terlalu melebar, maka

dilakukan pembatasan masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai berikut:

1. Berpikir kritis matematika merupakan suatu proses berpikir tingkat tinggi

yang didasarkan dari informasi-informasi yang diketahui, lalu menelaah

informasi tersebut untuk mengambil suatu kesimpulan yang masuk akal

dalam memecahkan permasalahan matematika. Dalam penelitian ini

kemampuan berpikir kritis matematika difokuskan pada kemampuan

memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,

menyimpulkan, memberi penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi dan

taktik.

2. Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS):

Metode TAPPS merupakan salah satu metode pembelajaran yang melibatkan

dua orang siswa bekerja sama menyelesaikan suatu masalah. Dimana satu

siswa memecahkan masalah dengan memperdengarkannya (problem solver)

dan yang lain sebagai pendengar (listener).

Page 25: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka

perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan

metode TAPPS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode

diskusi kelompok?

2. Apakah terdapat pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir kritis

matematika?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode TAPPS dan gender

terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar

dengan metode TAPPS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan

metode diskusi kelompok.

2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir

kritis matematika.

3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode TAPPS dan

gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritik

a. Sebagai salah satu referensi untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

matematika siswa.

b. Sebagai pembanding bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti

metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

Page 26: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

10

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti

terhadap metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS).

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar

yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam pembelajaran matematika.

c. Bagi guru, menjadi bahan masukan untuk lebih mengetahui alternatif-

alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

d. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan

dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta

kualitas pembelajaran matematika serta memberi sumbangan informasi

untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Page 27: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

11

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Berikut akan dibahas terlebih dahulu beberapa kajian literatur terkait

penelitian yakni: kemampuan berpikir kritis matematika siswa, metode

pembelajaran kooperatif, dan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS). Untuk memahami lebih lanjut mengenai teori-teori tersebut maka akan

dijelaskan pada bahasan berikut ini.

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

a. Pengertian Berpikir Kritis Matematika

Ruggieromengartikan berpikir sebagai segala aktivitas mental yang

membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau

memenuhi keinginan untuk memahami : berpikir adalah sebuah pencarian

jawaban, sebuah pencapaian makna. Chaffee, menjelaskan bahwa berpikir

sebagai sebuah proses aktif, teratur, dan penuh makna yang kita gunakan

untuk memahami dunia. Dia mendefinisikan bahwa berpikir kritis sebagai

berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri.1

Kata kritis berasal dari bahasa Yunani yaitu kritikos dan kriterion.

Kata kritikos berarti “pertimbangan” sedangkan kata kriterion mengandung

makna “ukuran baku” atau “standar”. Sehingga secara etimologi berpikir

kritis mengandung makna suatu kegiatan mental yang dilakukan seseorang

untuk dapat mempertimbangkan dengan menggunakan ukuran atau standar

tertentu.2 Jika dipadukan dengan kata berpikir, maka kita dapat

mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir secara eksplisit dilatari oleh

1Elaine B. Johnson, CTL Contextual Teaching &Learning Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerjemah, Ibnu Setiawan (California: Coruwin Press,

Inc, 2002, reprint, Bandung: MLC, 2008), cet.ke-4.h.187. 2Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam pembelajaran

Matematika di SD, dalam Forum Kependidikan, vol.28, nomor 2, 2009, diakses pada tanggal 3

September 2011, pukul 15.01), h.137

(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf)

11

Page 28: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

12

penilaian yang beralasan dan berdasarkan standar yang sesuai dalam rangka

mencari kebenaran, keuntungan, dan nilai sesuatu.

Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai: 1). Suatu sikap mau

berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berbeda

dalam jangkauan pengalaman seseorang; 2).Pengetahuan tentang metode-

metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; 3). Suatu keterampilan untuk

menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras

untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan

bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang

diakibatkannya. Menurut Ennis berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk

akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya

atau dilakukan. Sedangkan menurut Gerhand mendefinisikan berpikir kritis

sebagai proses komplek yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data,

analisis data, evaluasi data, mempertimbangkan aspek kualitatif dan

kuantitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil

evaluasi.

Costa mendefinisikan individu yang berpikir kritis memiliki ciri-ciri

diantaranya adalah pandai mendeteksi permasalahan, mampu membedakan

informasi-informasi, suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual,

mampu membuat hubungan yang berhubungan antara satu masalah dengan

masalah lainnya, mampu mendaftar alternatif pemecahan masalah dengan

masalah lainnya, mampu menarik kesimpulandan generalisasi dari data yang

ada.3

Krulik danRudnick mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir

kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan,

menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi

ataupun suatu masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang membaca

suatu situasi ataupun suatu masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang

membaca suatu naskah ataupun mendengarkan suatu ungkapan atau

3Dina Mayadiana S. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (jakarta: cakrawala maha

karya,2009), h.11.

Page 29: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

13

penjelasan ia akan berusaha memahami dan coba menemukan atau

mendeteksi adanya hal-hal yang istimewa dan yang perlu ataupun yang

penting.4

Orang yang berpikir kritis selalu berpikir secara tajam untuk

mendapatkan suatu kebenaran yang dicarinya, tidak mudah percaya terhadap

pendapat orang lain, mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan

mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah

dengan mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk masalah yang

dipecahkan.5 Berpikir kritis mengarah kepada penggunaan kemampuan

kognitif atau strategi yang meningkatkan kemampuan dari hasil yang

diinginkan. Berpikir kritis adalah berpikir dengan maksud tertentu, beralasan

dan bertujuan langsung. Hal ini meliputi kemampuan dalam menyelesaikan

masalah, merumuskan kesimpulan, dan memperhitungkan kemungkinan serta

membuat peryataan.

Seorang pemikir kritis menggunakan kemampuan ini secara wajar,

tanpa tergesa-gesa dan selalu dengan kesadaran penuh. Banyak orang yang

tidak terlalu membedakan antara berpikir kritis dan berpikir logis padahal ada

perbedaan besar antara keduanya, yakni bahwa berpikir kritis dilakukan untuk

membuat keputusan sedangkan berpikir logis hanya dibutuhkan untuk

membuat kesimpulan. Pada dasarnya pemikiran kritis menyangkut pula

pemikiran logis yang diteruskan dengan mengambil keputusan.

Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena

dalam kehidupan di masyarakat, manusia selalu dihadapkan pada

permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu

permasalahan tentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang

logis, dan untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan

kemampuan berpikir kritis yang baik.

4Jozua Sabandar, Berpikir Reflektif dapat diakses di http://math.sps.upi.edu/wp-

content/uploads/2009/11/Berpikir-Reflektif.pdf 5Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam pembelajaran

Matematika di SD, dalam Forum Kependidikan, vol.28, nomor 2, 2009, diakses pada tanggal 3

September 2011, pukul 15.01), h.139

(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf)

Page 30: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

14

Berpikir kritis adalah bagian dari sebuah proses penalaran. Karena di

dalam berpikir kritis terdapat sebuah kegiatan menghubungkan dan

mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan,

mengorganisasikan, dan menganalisis informasi untuk menentukan sebuah

kesimpulan yang valid. Semua kegiatan dalam berpikir kritis memerlukan

sebuah penalaran yang logis untuk menghasilkan sebuah tindakan yang tepat

dan sebuah kesimpulan yang masuk di akal. Hampir setiap orang yang

bergelut dalam bidang berpikir kritis telah menghasilkan daftar keterampilan-

keterampilan berpikir yang mereka pandang sebagai landasan untuk berpikir

kritis.

Berpikir kritis juga berkaitan erat dengan argumen, karena argumen

sendiri adalah serangkaian pernyataan yang mengandung pernyataan

penarikan kesimpulan. Kesimpulan biasanya ditarik berdasarkan pernyataan-

pernyataan yang diberikan sebelumnya atau yang disebut premis. Dalam

argumen yang valid sebuah kesimpulan harus ditarik secara logis dari premis-

premis yang ada. Kemampuan-kemampuan berpikir kritis yang telah

disebutkan di atas merupakan awal yang baik dalam berpikir kritis dan dapat

diterapkan oleh detiap siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang berpikir kritis yang

dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis matematik

adalah proses berpikir untuk memenuhi jawaban dan mencapai pemahaman

untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan menjawab berbagai

persoalan matematika. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah

dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan

masalah, mengambil keputusan, menghubungkan, menganalisis asumsi, dan

melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis

yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan

dan pendapat.

Page 31: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

15

b. Indikator Berpikir Kritis Matematika

Kemampuan berpikir kritis setiap orang berbeda-beda.Oleh karena itu,

diperlukan suatu indikator sehingga kita dapat menilai tingkat berpikir kritis

seseorang.Indikator-indikator dalam berpikir kritis dikemukakan oleh

beberapa ahli. Menurut Watson dan Glaser untuk menilai kemampuan

berpikir kritis dapat dilakukan dengan pengukuran melalui tes yang

mencakup lima buah indikator,6yaitu :

1) Mengenal asumsi

2) Melakukan inferensi

3) Deduksi

4) Interpretasi

5) Mengevaluasi argumen

Rugeirro juga memberikan tiga buah indikator untuk penilaian

kemampuan berpikir kritis, yaitu:7

1) Investigasi yaitu menemukan bukti yang dapat menjawab pertanyaan

tentang masalah yang sedang dibahas.

2) Interpretasi yaitu menemukan bukti atau fakta-fakta yang diperlukan.

3) Mengambil kesimpulan.

Menurut Beyer seperti yang dikutip Desmita, setidaknya terdapat 10

kecakapan berpikir kritis yang dapat digunakan peserta didik dalam

mengajukan argumentasi atau membuat pertimbangan yang absah (valid),

yaitu:

1) Keterampilan membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan

tuntutan nilai-nilai yang sulit diverifikasi (diuji kebenarannya).

2) Membedakan antara informasi, tuntutan atau alasan yang relevan dengan

yang tidak relevan.

3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu pernyataan.

4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suatu sumber.

6Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2010),h. 65. 7Vincent Ryan Ruggiero, Beyond Feelings a Guide to Critical Thinking, (New York: The

McGraw-Hill Companies, 2004), p.21.

Page 32: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

16

5) Mengidentifikasi tuntutan atau argumen yang mendua.

6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.

7) Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).

8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.

9) Mengenali ketidakkonsistenan logika dalam suatu alur penalaran.

10) Menentukan kekuatan suatu argumen atau tuntutan.

Menurut Santrock untukberpikir secara kritis, untuk memecahkan

setiap permasalahan atau mempelajari sejumlah pengetahuan baru, siswa

harus mengambil peran aktif di dalam belajar, yakni harus berupaya

mengembangkan sejumlah proses berpikir aktif, diantaranya : 8

1) Mendengarkan secara seksama.

2) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan.

3) Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka.

4) Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.

5) Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus).

6) Membedakan antara kesimpulan-kesimpulan yang valid dan yang tidak

valid secara logika.

7) Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi,

(seperti “Apa intinya?”, “Apa yang Anda maksud dengan pertanyaan

itu?”, dan “Mengapa?”).

Indikator berpikir kritis menurut Wade (1995),9 yakni meliputi:

1) Kegiatan merumuskan pertanyaan,

2) Membatasi permasalahan,

3) Menguji data-data,

4) Menganalisis berbagai pendapat dan bisa,

5) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,

6) Menghindari penyederhanaanberlebihan,

7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi; dan

8) Mentoleransi ambiguitas.

8 Desmita, op. cit., hal.156

9Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, (Bandung, 2007), h.1.

Page 33: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

17

Ennis mengelompokkan berpikir kritis dalam 5 kelompok

keterampilan berpikir, yaitu :10

1) Memberi penjelasan sederhana

2) Membangun keterampilan dasar

3) Menyimpulkan

4) Memberikan penjelasan lanjut

5) Mengatur strategi dan taktik

Adapun penjelasannya lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai

berikut :

Tabel 2.1

Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan Berpikir Kritis Sub Keterampilan

1. Elementary Clarification

(memberi penjelasan sederhana)

1. Memfokuskan pertanyaan

2. Menganalisis argumen

3. Bertanya dan menjawab

pertanyaan yang

menantang

2. Basic Support

(membangun keterampilan dasar)

4. Mempertimbangkan

kredibilitas (criteria) suatu

sumber

5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

6. Inference

(menyimpulkan)

6. Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

7. Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

8. Membuatdan

mempertimbangkan nilai

keputusan.

7. Advanced Clarification

(membuat penjelasan lebih lanjut)

9. Mengidentifikasi istilah

dan mempertimbangkan

keputusan

10. Mengidentifikasi asumsi

8. Strategy and Tactics

(strategi dan taktik)

11. Merumuskan suatu

tindakan

10

Dina Mayadiana S, KemampuanBerpikirKritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha

Karya), 2009. hal.13

Page 34: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

18

Selain itu, Ennis menyatakan bahwa ada enam elemen dasar dalam

berpikir kritis yang dikenal dengan FRISCO (Focus, Reason, Inference,

Situation, Clarity, Overview) yaitu:11

1) Focus(Fokus)

Hal pertama yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi

tertentu adalah mengidentifikasikansituasi atau masalah dengan baik.

Untuk meyakinkan bahwa kita telah mengetahui dan memahami focus

dari situasi tertentu, kita dapat bertanya kepada diri sendiri “apa yang

terjadi disini?”, “ada apa sebenernya disini?”. “semua ini mengenai

apa?”, “apa orang-orang mencoba untuk membuktikan?”, “apa saya

mencoba untuk membuktikan?”. Indikator focusyang dimaksudkan

adalah siswa mampu menentukan konsep yang digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan.

2) Reason (Alasan)

Menurut Ennis untuk mendapatkan suatu alasan yang

mendukung, kita harus mencoba mencari gagasan yang baik. Selain itu,

kita juga harus paham dengan alasan yang disampaikan untuk

mendukung kesimpulan dan memutuskan suatu argumen.

Ketika sedang merumuskan argumen, kita harus menyampaikan

alasan. Pada saat kita membuat keputusan, sebaiknya kita mencari alasan

yang mendukung dan melawan (pro dan kontra) atas keputusan kita

tersebut. Terkadang kita sedang menyelidiki sesuatu atau melakukan

eksperimen tertentu, sebenarnya kita sedang mencari bukti, dan bukti

akan menjadi alasan dari kesimpulan kita. Akhirnya ketika kita mereview

suatu argument, kita harus mengidentifikasi dan menilai keabsahan

alasan kita.Indikator reasonyang dimaksudkan adalah siswa mampu

memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan.

3) Inference (menarik kesimpulan)

Dalam penarikan kesimpulan, kita harus menilai apakah alasan

dapat diterima dan kita juga harus menilai apakah alasan itu cukup untuk

11

Amri, op.cit., h.64-65

Page 35: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

19

membuat kesimpulan jika alasan dapat diterima, oleh karena itu kita

harusmenilai kesimpulan.

Menarik kesimpulan meliputi kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau mempertimbangkan

hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai

pertimbangan.Indikator inference yang dimaksudkan adalah siswa

mampu membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara

membuat langkah-langkah dalam penyelesaian.

4) Situation ( Situasi)

Menurut Ennis situasi itu meliputi orang yang terlibat dan juga

tujuan, sejarah, kesetiaan, pengetahuan, emosi, prasangka, keanggotaan,

kelompok, dan kepentingan mereka, termasuk juga lingkungan fisik dan

lingkungan sosial (yang meliputi keluarga, pemerintah, institusi, agaman,

pekerjaan, klub dan lingkungan sekitar).Hal tersebut berkaitan tidak

hanya pada arti aktivitas berpikir dan beberapa aturan yang

mengarahkannya, tetapi juga arti dari apa yang dilakukan atau dinilai dari

orang tersebut.Indikator situation yang dimaksudkan adalah siswa

mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat

mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa

matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi.

5) Clarity (Kejelasan)

Kejelasan merupakan hal yang penting dalam mengemukakan

suatu gagasan. Jika apa yang dikatakan oleh orang lain kurang jelas,

cobalah kita meminta penjelasan. Yakinkan bahwa kita memahami apa

yang sedang mereka bicarakan. Sedangkan untuk meminta penjelasan

dari seseorang kita bias menggunakan pertanyaan, diantaranya “Apa

yang anda maksud?”, “Dapatkah anda memberi contoh”.Indikator clarity

yang dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan kejelasan lebih

lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep.

Page 36: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

20

6) Overview (Peninjauan)

Elemen keenam dalam berpikir kritis adalah overview. Overview

ini sebaiknya tidak hanya dilakukan diakhir, tetapi terus-menerus selama

memegang kasus. Walaupun sebenarnya sudah membuat penilaian

mengenai kesimpulan pada bagian Inference. Overview ini dilakukan

sebagai bagian dari pengecekan secara keseluruhan.Indikator overview

yang dimaksudkan adalah siswa mampu mengecek apa yang telah

ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari dan disimpulkan.

Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli,

indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah FRISCO,

yaitu:

1) Focus(menentukan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan)

2) Reason(memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan)

3) Inference(membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara

membuat langkah-langkah dalam penyelesaian)

4) Situation(menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat

mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa

matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi)

5) Clarity(memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan

konsep)

6) Overview(mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan,

dipertimbangkan, dipelajari dan disimpulkan)

2. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

a. Pengertian metode thinking aloud pair problem solving

Dalambahasa indonesia think aloud artinya berpikir keras, pair artinya

berpasangan dan problem solving artinya pemecahan atau penyelesaian

masalah. Jadi thinking aloud pair problem solving dapat diartikan sebagai

teknik berpikir keras secara berpasangan dalam penyelesaian masalah, yang

merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi

Page 37: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

21

belajar aktif kepada siswa. Jenis pembelajaran ini membuat siswa untuk

mencari tahu sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Sehingga metode

TAPPS memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar dan berpikir

sendiri.

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Claparede. Arthur

Whimbey dan Jack Lochhead telah mengembangkan metode ini lebih jauh

dengan maksud untuk mendorong keterampilan memecahkan masalah dengan

cara membicarakan hasil pemikiran dalam menyelesaikan masalah pada

pengajaran matematika dan fisika. Pada metode TAPPS, siswa di kelas dibagi

menjadi beberapa tim, setiap tim terdiri dari dua orang. Satu orang siswa

menjadi problem solver dan satu orang lagi menjadi listener. Setiap anggota

memiliki tugas masing-masing yang akan mengikuti aturan tertentu.12

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode TAPPS

merupakan salah satu metode pembelajaran yang menantang siswa untuk

belajar melalui pemecahan masalah yang dilakukan secara berpasangan dan

saling bertukar peran, dimana satu siswa memecahkan masalah dan siswa lain

mendengarkan pemecahan masalah tersebut sehingga siswa menjadi

pembelajar mandiri yang handal serta aktif dalam proses pembelajaran.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS)

Menurut Whimbey dan Lochhead metode ini menggambarkan

pasangan yang bekerja sama sebagai problem solver dan listener untuk

memecahkan suatu permasalahan. Siswa yang berperan sebagai problem

solver memiliki tugas untuk menjelaskan tahap demi tahap dalam

menyelesaikan masalah, sedangkan siswa yang berperan sebagai listener

memiliki tugas untuk memahami setiap langkah yang dilakukan problem

solver, sementara guru dianjurkan untuk mengarahkan siswa sesuai prosedur

12

James. E. Stice, teaching problem solving, 2011,h.4

http://wwwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html

Page 38: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

22

yang telah ditentukan. Proses ini telah terbukti efektif dalam membantu siswa

belajar.13

Strategi dalam memecahkan masalah merupakan suatu rangkaian

langkah pemecahan yang digunakan oleh problem solver untuk mencapai

suatu solusi. Banyak strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah, namun strategi pemecahan masalah yang digunakan

dalam penelitian ini untuk menyelesaikan soal-soal matematika selama proses

belajar mengajar adalah strategi pemecahan masalah menurut Polya.

Menurut Polya langkah pemecahan masalah terdiri dari empat tahap.

Keempat tahap tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :

1) Memahami masalah

Memahami masalah merupakan langkah yang sangat penting

dalam menyelesaikan suatu masalah, karena dalam penyelesaian suatu

masalah akan sangat bergantung pada pemahaman terhadap masalah itu

sendiri. Polya mengungkapkan bahwa untuk memahami masalah perlu

menjawab pertanyaan sebagai berikut : Data apa yang diberikan? Apa

yang ditanyakan? Bagaimana kondisi ssoal? Apa yang tidak diketahui?

Mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan

lainnya? Apakah kondisi yang diberikan cukup untuk mencari apa yang

ditanyakan? Apakah kondisi yang diberikan cukup atau kondisi itu

berlebihan, atau kondisi itu saling bertentangan? Selain menjawab

pertanyaan, untuk memahami masalah disarankan untuk membuat

gambar (jika memungkinkan), dan menuliskan notasi yang sesuai.

2) Merencanakan suatu penyelesaian

Pada langkah ini ditentukan hubungan antara hal yang diketahui

dengan hal yang ditanyakan. Selanjutnya disusun rencana pemecahan

masalahnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Apakah

pernah ada soal ini sebelumnya? Atau pernahkah ada soal yang sama atau

serupa dalam bentuk lain? Tahukan soal yang mirip dengan soal ini?

13

Arthur Whimbey & Jack Lochhead, problem solving & comprehension sixth edition,

(london: Lawrence Erlbaum Associates, 1999), h.39

Page 39: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

23

Teori mana yang dapat dipakai dalam masalah ini? Perhatikan apa yang

ditanyakan! Misalkan ada soal yang serupa dengan soal yang pernah

diselesaikan. Dapatkah pengalaman yang lama digunakan dalam masalah

sekarang? Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan di sini?

Apakah harus dicari unsur lain agar dapat memanfaatkan soal semula?

Dapatkah mengulang soal tadi? Dapatkah menyatakannya dalam bentuk

lain? Andaikan soal baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan soal

serupa dan selesaikan. Bagaimana bentuk umum soal itu? Bagaimana

bentuk soal yang lebih khusus? Soal yang analog? Dapatkah sebagian

soal diselesaikan? Misalkan sebagian soal dibuang, sejauh mana yang

ditanyakan dapat dicari? Manfaat apa yang dapat diperoleh dari data

yang ada? Perlukah data lain untuk menyelesaikan soal yang dihadapi?

Dapatkah yang ditanyakan atau data atau keduanya diubah sehingga

menjadi saling berkaitan satu dengan yang lainnya? Apakah semua data

dan semua kondisi sudah digunakan? Sudahkah diperhitungkan ide-ide

penting yang ada dalam soal tersebut?

3) Melaksanakan rencana penyelesaian

Melaksanakan penyelesaian yang menekankan pada pelaksanaan

prosedur yang ditempuh meliputi : Melaksanakan rencana penyelesaian.

Memeriksa setiap langkah apakah sudah benar? Bagaimana

membuktikan langkah yang dipilih sudah benar?

4) Memeriksa kembali proses dan hasil secara keseluruhan

Memeriksa kembali proses dan hasil yang meliputi : Bagaimana

memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh? Dapatkah diperiksa

sanggahannya? Dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain? Dapatkah

jawaban itu dibuktikan? dan dapatkah cara atau jawaban tersebut

digunakan untuk soal-soal lain?

Dalam penelitian ini empat tahap penyelesaian menurut Polya

diterapkan pada saat penggunaan metode TAPPS untuk memecahkan

permasalahan. Dalam metode TAPPS, setiap siswa diberikan permasalahan

Page 40: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

24

berbeda yang harus dipecahkan. Berikut merupakan perincian tugas problem

solver dan listener yang dikemukakan oleh Stice.

Tugas problem solver:

1) Membacakan soal dengan suara cukup keras agar listener mengetahui

permasalahan yang akan dipecahkan,.

2) Mulai menyelesaikan soal dengan cara sendiri. Problem solver

mengemukakan semua pendapat serta gagasan yang terpikirkan,

mengemukakan semua langkah tersebut serta menjelaskan

apa,mengapa,dan bagaimana langkah tersebut diambil agar listener

mengerti penyelesaian yang dilakukan problem solver.

3) Problem solver harus lebih berani dalam mengungkapkan segala hasil

pemikirannya. Anggaplah bahwalistener tidak sedang mengevaluasi .

4) Mencoba untuk terus menyelesaikan masalah sekalipun problem solver

menganggap masalah tersebut sulit.

Tugas listener:

1) Memahami secara detail setiap langkah yang diambil problem solver.

2) Meminta problem solver untuk terus berbicara.

3) Bertanya ketika problem solver mengatakan sesuatu yang kurang jelas.

Jangan biarkan problem solver melanjutkan jika listener tidak mengerti

yang problem solver lakukan, atau listener pikir telah terjadi kesalahan,

dengan meminta problem solver mengecek kembali langkah penyelesaian

yang ditempuhnya.

4) Tidak memecahkan masalah yang dihadapi problem solver. Jika problem

solver terus membuat kesalahan dalam berpikir atau menghitung,

tunjukkan kesalahannya, tetapi jangan dikoreksi.14

Peran guru di kelas sangatlah terbatas, bisanya guru hanya mengamati

diantara pasangan siswa, memonitor aktivitas mereka dan memberikan

perhatian khususs kepada Listener. Selain itu guru dapat berkeliling

memonitor seluruh kelompok dan melatih Listener mengajukan pertanyaan.

14

James. E. Stice, teaching problem solving, 2011, h.4,

(http://wwwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html)

Page 41: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

25

Hal ini diperlukan karena keberhasilan metode ini akan tercapai bila Listener

berhasil membuat Problem Solver memberikan alas an dan menjelaskan apa

yang mereka lakukan untuk memecahkan masalah. Peran guru dalam hal ini

hanya sebagai fasilitator bukan pentrasnfer pengetahuan dan juga motivator.

Jika terdapat kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan

masalah, guru dapat membantu kelompok tersebut diantaranya dengan cara :

menjadi Listener dengan memberikan pertanyaan yang merupakan bantuan

menuju sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa, namun tidak mengungkapkan

seluruh jawaban yang dibutuhkan oleh siswa.

Melalui metode TAPPS, siswa belajar untuk bertanggung jawab

dalam kegiatan belajar, tidak sekedar menjadi penerima informasi yang pasif,

namun harus aktif mencari informasi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas

yang ia miliki. Dalam metode TAPPS siswa dituntut untuk terampil bertanya

dan mengemukakan pendapat, menemukan informasi yang relevan dari

sumber yang tersembunyi, mencari berbagai cara alternative untuk

mendapatkan solusi, dan menentukan cara yang paling efektif untuk

menyelesaikan masalah.

c. Keunggulan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

Kyungmoon Jeon mengatakan bahwa metode TAPPS lebih efrektif

dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah,

terutama dalam mengingat kembali konsep-konsep yang terkait dalam

menyelesaikan soal matematika.15

Sejalan dengan pendapat di atas, Caruso

dan Tudge mengungkapkan bahwa metode TAPPS adalah metode yang

efektif dan efisien membangun kemampuan menjelaskan analitis siswa

karena metode ini melibatkan pertukaran konsepsi antar siswa, yang

membantu mereka meningkatkan pembelajaran dan pemahaman mereka

dalam memahami konsep dengan pemahaman yang lebih baik.

Demikian juga dengan Slavin yang mengatakan bahwa: “TAPPS

permits students to rehearse the concepts, relate them to existing fremeworks,

15

Kyungmoon, Jeon, The Effects of Thinking Aloud Pair Problem Solving on High

School Student’s Chemistry Problem-Solving Performance and Verbal Interactions, Journal of

Chemical Education research, vol.82, 2005, h.1558.

Page 42: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

26

and produce a deeper understanding of the material”.16

Metode ini

melibatkan berpikir tingkat tinggi, metode ini juga dapat memonitor siswa

sehingga siswa dapat mengetahui apa yang dipahami dan apa yang belum

dipahaminya. Proses ini cenderung membuat proses berpikir siswa lebih

sistematik dan membantu mereka menemukan kesalahan sebelum mereka

melangkah lebih jauh kearah yang salah sehingga membantu mereka untuk

menjadi pemikir yang lebih baik.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat

dikatakan bahwa metode TAPPS memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

2) Meningatkan pemahaman konsep.

3) Mengurangi pemikiran impulsif.

4) Meningkatkan keahlian mendengarkan aktif.

5) Meningkatkan keahlian berkomunikasi.

6) Membangun rasa puas ketika memecahkan suatu masalah.

7) Membangun rasa percaya diri dalam memecahkan masalah.

Melalui metode TAPPS siswa belajar untuk bertanggung jawab dalam

kegiatan belajar, tidak sekedar menjadi penerima informasi yang pasif, namun

harus aktif mencari informasi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas yang

dimiliki. Dalam metode TAPPS siswa dituntut bergerak aktif untuk terampil

bertanya dan mengemukakan pendapat, menemukan informasi yang relevan

dari sumber yang tersembunyi, mencari berbagai cara alternatif untuk

mendapatkan solusi, dan menentukan cara yang paling efektif untuk

menyelesaikan masalah, sehingga dari hal-hal tersebut dapat terlihat jelas

aktivitas yang dilakukan siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi

ketika proses pembelajaran berlangsung.

16

Slavin, Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), 2011,

(http://www.wcer.wisc.edu/archive/c11/c1/doingcl/tapps.html).

Page 43: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

27

d. Teori yang Mendukung Metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS)

Metode TAPPS ini mengacu pada dua teori yaitu interaksi social

Piaget dan teori Vygotsky tentang perkembangan sosial.

1) Teori Piaget

Dalam teorinya, Piaget menyebutkan bahwa kolaborasi di antara

siswa sangat diperlukan karena kegiatan ini akan menunjukkan

pandangan yang berbeda dari yang lainnya agar dapat memperbaiki dan

meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep serta lebih

mampu memecahkan masalah-masalah kompleks dibandingkan dengan

siswa yang belajar secara individu.

2) Teori Vygotsky

Metode TAPPS juga berhubungan dengan teori Vygotsky tentang

perkembangan sosial. Seperti halnya Piaget, Vygotsky mengemukakan

bahwa siswa membentu pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan

kegiatan siswa sendiri melalui bahasa.17

Vygotsky menekankan pada

hubungan orang dengan konteks budaya dimana mereka bertindak dan

berinteraksi dalam membagi pengalaman. Menurut teori Vygotsky, guru

dan siswa harus bekerja secara kolaboratif, bukan guru mendiktekan

materi kepada para siswa. Ruang kelas akan menjadi suatu komunitas

pembelajaran jika siswa dan tempat duduknya dibagi-bagi dalam

kelompok kecil.

Melalui kedua teori ini siswa dituntun ataupun difasilitasi untuk

belajar sehingga menemukan kembali (reinvent) atau mengkonstruksi

kembali (reconstruct) pengetahuan, khususnya dalam memecahkan masalah

yang dihadapi. Dengan demikian melalui beberapa penjelasan diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa metode TAPPS dengan interaksi dan kolaborasinya,

baik itu yang dilakukan guru kepada siswa, maupun siswa yang satu kepada

siswa yang lainnya dalam hal ini listener dan problem solver mampu

17

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Presentasi Pustaka, 2007), h.26.

Page 44: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

28

mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa dalam

menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran matematika yang diberikan

oleh guru pada saat proses pembelajaran di sekolah.

e. Desain Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam

Proses Pembelajaran

Dalam menerapkan metode TAPPS di kelas, yang perlu diperhatikan

adalah prosedur pelaksanaan metode tersebut agar terlaksana dengan baik.

Yang patut dikembangkan dan diterapkan kepada siswa adalah bagaimana

siswa bekerja sama satu sama lain agar termotivasi untuk secara

berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak

peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog serta untuk mengembangkan

keterampilan social dan keterampilan berpikir dalam menyelesaikan masalah

pada pembelajaran matematika.

Adapun langkah-langkah atau prosedur pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode TAPPS secara garis besar dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tahapan Pelaksanaan Metode TAPPS

Tahapan Kegiatan Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

- Guru dan siswa berdoa bersama.

- Guru mengabsen siswa.

- Guru menyampaikan standar kompetensi dan

kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran.

- Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada

siswa.

- Menginformasikan kepada siswa behwa metode yang

akan digunakan pada setiap pertemuan yaitu metode

TAPPS dan menyampaikan prosedur pelaksanaannya.

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

- Guru memberikan lembar kerja kepada masing-

masing siswa dan memberikan sedikit penjelasan

mengenai lembar kerja siswa (LKS) tersebut.

- Siswa menggali pengetahuan awal melalui lembar

kerja siswa (LKS) yyang telah diberikan guru.

Elaborasi:

- Guru membagi siswa secara berpasangan menjadi

Page 45: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

29

kelompok-kelompok kecil.

- Siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalam

lembar kerja siswa (LKS)

- Guru mengarahkan setiap pasangan untuk secara

bergantian menjadi problem solver dan listener.

- Siswa yang bertindak sebagai problem solver

mempresentasikan jawabannya dalam lembar kerja

kepada listener, dimulai dari membacakan soal

sampai kepada penyelesaian dan kesimpulannya.

- Siswa yang bertindak sebagai listener bertugas

mendengarkan dan mengikuti serta memahami setiap

langkah yang dilakukan problem solver dalam

memecahkan serta menyelesaikan masalah.

- Siswa yang bertindak sebagai listener berhak

mengajukan pertanyaan dan menginterupsi problem

solver, jika telah terjadi kesalahan pada penjelasan

problem solver namun tidak diperbolehkan

memecahkan masalah/soal problem solver.

- Guru membimbing kelompok siswa dalam melakukan

keterampilan metode TAPPS dan memberikan

bantuan kepada siswa yang kurang terampil dalam

melakukan perannya, terutama untuk peran seorang

listener.

Konfirmasi:

- Siswa melakukan Tanya jawab dengan guru seputar

kesulitan yang siswa hadapi ketika mengerjakan soal.

Dan guru bersama siswa membahas soal-soal tersebut.

- Guru memberikan evaluasi akhir dengan meminta

siswa secara individu mengerjakan sebuah soal yang

diberikan guru, dan mengumpulkan kembali lembar

kerja siswa untuk diberikan penilaian oleh guru.

Penutup

- Guru bersama siswa membuat rangkuman dan

memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah

dipelajari.

- Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.

- Guru menginformasikan kepada siswa bahwa untuk

pertemuan-pertemuan berikutnya metode

pembelajaran yang akan digunakan adalah metode

TAPPS.

- Guru bersama siswa menutup pelajaran dengan salam.

Pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS selain tertuju

kepada aspek dan keterampilan kognitif untuk memecahkan masalah yang

menghindari jawaban yang sederhana, tetapi juga bertujuan untuk melatih

Page 46: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

30

verbalisasi siswa dalam menyampaikan permasalahan sekaligus

memecahkannya kepada siswa lain. Pembelajaran akan terasa lebih bermakna

untuk siswa karena mengkolaborasikan aspek berpikir dan interaksi social,

sehingga memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk permasalahan

yang dihadapi.

3. Pengertian Gender

Istilah gender sudah sering digunakan di berbagai negara secara

internasional, termasuk di Indonesia sejak tahun 1990-an. Meskipun penggunaan

istilah gender sudah cukup banyak, namun bagi masyarakat awam istilah tersebut

masih dirasakan asing. Agar menghasilkan pemahaman yang tepat, pemahaman

istilah gender penting untuk disandingkan dengan istilah seks (jenis kelamin).

Istilah gender dan seks memiliki arti pembedaan perempuan dan laki-

laki, namun acuannya berbeda. Istilah seks mengacu kepada perbedaan biologis,

sedangkan istilah gender mengacu pada konstruksi social tentang peran, tugas,

dan kedudukan perempuan dan laki-laki.18

Kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin.Secara

umum, pengertian gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan

perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies

Ensiklopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural, berupaya

membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan

karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam

masyarakat.19

Fakih mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat

pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial

maupun kultural.20

Perubahan ciri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu

dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender.Selain itu, istilah gender

18

Rahayu Relawati, Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender,(Bandung: CV. Muara Indah,

2011), hal. 3 19

http://www.gudangmateri.com/2011/01/pengertian-gender.html 20

M. Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2006), hal. 71

Page 47: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

31

merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki

dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan

pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural

tentang apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan.21

Istilah gender menurut Oakley adalah perbedaan kebiasaan/tingkah laku

antara perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan secara social, hal tersebut

merupakan bagian dari kebudayaan.22

Pembedaan perempuan dan laki-laki

menurut gender didasarkan pada budaya yang berdasar nilai-nilai dan norma-

norma yang berlaku di masyarakat, sehingga konstruksi gender bias berbeda

antara kelompok masyarakat satu dengan yang lain.

Gender merupakan konsep yang dibentuk oleh masyarakat dalam

kaitannya dengan relasi antara laki-laki dan perempuan. Jadi, gender

dikonstruksikan secara sosial maupun budaya, sehingga bukan dibentuk karena

kodrat seperti halnya laki-laki dan perempuan yang dibedakan karena jenis

kelamin.

21

A. Rahmawati, Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat dari

Beberapa Latar Belakangnya. Skripsi pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI

Bandung, 2004 (http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-gender-menurut-para-ahli.html,

diakses pada tanggal 28-05-2013, jam 19.55) 22

Rahayu Relawati, op.cit., hal. 4

Page 48: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

32

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa, diantaranya adalah:

1. Hasil penelitian dari Marlani Alfanta, dengan judul Pengaruh Metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Pemahaman

Konsep Trigonometri Siswa Kelas X. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan kepada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang tahun

pelajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep

trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)lebih tinggi dari pada pemahaman

konsep trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode

konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil tes pemahaman

konsep trigonometri yang pembelajarannya menggunakan metode Thinking

Aloud pair Problem Solving adalah sebesar 68,69 dan nilai rata-rata hasil tes

pemahaman konsep trigonometri dengan pembelajaran konvensional adalah

sebesar 61,69.

2. Hasil penelitian dari Rosita Mahmudah, dengan judul Pengaruh Model

Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis Siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada

siswa kelas VIII MTs Negeri II Pamulang tahun pelajaran 2012/2013

diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis yang

diajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem

Solvinglebihbaikdaripadakemampuanberpikir kritis matematis yang diajarkan

dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata

hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen 59,00 dan

rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis kelas kontrol 48,00.

Page 49: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

33

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Penelitian

Soal terlalu kaku Daya nalar siswa

kurang terlatih

Kemampuan berpikir kritis matematika

rendah

Solusi:

Penggunaan metode pembelajaran

Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS)

Memecahkan masalah dengan

menggunakan hasil penalaran

masing-masing siswa

Menghubungkan konsep-

konsep matematika

sebelumnya

Kemampuan berpikir kritis matematika

tinggi

Page 50: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

34

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berpikir yang telah

diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar menggunakan

metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi

daripada siswa yang diajar menggunakan metode diskusi kelompok.

2. Tingginya kemampuan berpikir kritis matematika siswa dipengaruhi

dengan perbedaan gender.

3. Tingginya kemampuan berpikir kritis matematika siswa dipengaruhi

dengan interaksi antara metode TAPPS dan gender.

Page 51: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Paramarta Ciputat yang beralamatkan

di Jl. Taqwa No.70 depan Villa Jombang Baru Ciputat, Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

quasi eksperimen (percobaan semu),yaitu metode eksperimen yang tidak

memungkinan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang

mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen. Dalam hal ini kelompok sampel

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Penelitian ini menggunakan factorial design dengan tujuan untuk

mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis matematika siswa sebagai

akibat dari perlakuan yang diberikan. Rancangan factorial designdisajikan pada

tabel berikut ini:1

Tabel 3.1

Factorial Design

Gender (B) Perlakuan Kelas (A)

Eksperimen (A1) Kontrol (A2)

Laki-laki (B1) A1B1 A2B1

Perempuan (B2) A1B2 A2B2

1 Kadir, Jurnal Penerapan Alat Peraga Pembelajaran Dimensi Tiga Dan Dimensi Dua

Ditinjau Dari Kemampuan Spasial Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Geometri Bangun Ruang Siswa Mts, dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika,

(Jakarta : Jurusan Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), hal. 37

35

Page 52: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

36

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII

SMPParamarta Ciputat. Dari keseluruhan kelas VII yang terdiri dari 5 kelas

paralel, diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik

ini digunakan agar setiap kelas dari seluruh populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Kemudian, dari dua kelas yang terpilih

dilaksanakan undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

dapat mewakili populasi tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil penelitian kedua kelompok dengan pemberian tes

kemampuan berpikir kritis yang sama berupa tes essay, yang dilakukan pada akhir

pokok bahasan materi yang telah dipelajari. Tes tersebut diberikan pada kedua

kelompok yang diberi pengajaran berbeda. Kelas eksperimen dengan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan kelas kontrol dengan

pembelajaran diskusi kelompok. Tes tertulis ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan berpikir kritis matematika siswa dalam menjawab soal-soal yang

diberikan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematika digunakan dalam

penelitian ini untuk memperoleh data kuantitatif. Tes ini disusun berdasarkan

rumusan indikator pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi tes dan tes ini

diberikan kepada siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen

maupun kelas kontrol.

Bentuk tes yang digunakan adalah uraian (essay). Tes bentuk uraian dipilih

karena dalam tes bentuk uraian proses berpikir, langkah-langkah pengerjaan,

ketelitian, daya kreatif, pemahaman siswa, serta kemampuan komunikasi

matematis dapat dilihat. Sebelum pelaksanaan eksperimen dilakukan, terlebih

dahulu instrumen tes diujicoba kepada siswa yang telah mendapatkan materi

tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari tes itu sendiri, yaitu

Page 53: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

37

untuk melihat validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran butir soal.

1. Validitas Butir Soal

Suatu instrumen tes disebut valid (absah atau sahih) apabila alat

evaluasi tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Cara

untuk menentukan tingkat (index) validitas adalah dengan menghitung

koefisien kolerasi antara instrumen tes yang akan diketahui validitasnya

dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki

validitas yang tinggi (baik), sehingga hasil evaluasi yang digunakan dapat

mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.

Terdapat beberapa cara untuk mencari koefisien validitas. Cara yang

akan dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Content

Validity Ratio (CVR)yang dikemukakan olehLawshe.Untuk mengukur CVR,

sejumlah ahli (panel) diminta untuk memeriksa setiap butir soal pada

instrumen pengukuran. Penskoran terdiri dari tiga alternatif, yaitu butir

soaltermasuk dalam kategori relevan, kurang relevan atau tidak relevan

dengan domain yang diukur. Penskoran ini dilakukan terhadap semua

soal.Rumus CVR yang digunakanyaitu:2

Keterangan:

CVR = rasio validitas isi, jumlah

Ne = Jumlan panelis yang memberikan penilaian 3 (penting/relevan)

N = Jumlah semua panelis

Skor CVR pada tiap soalberkisar antara 1 hingga -1. Skor yang

tinggi menunjukkan validitas konten yang lebih tinggi untuk butir soal

tersebut. Sebuah soal yang memiliki CVR=0 menunjukkan bahwa separuh

2Wahyu Widhiarso, Prosedur Pengujian Validitas Isi melalui Indeks Rasio Validitas Isi

(CVR), diakses darihttps://blog.ugm.ac.id/2010/06/16/prosedur-pengujian-validitas-isi-melalui-

indeks-rasio-validitas-isi-cvr/, pada tanggal 27 April, pkl. 17:00 WIB

Page 54: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

38

ahli (panel) memberikan penilaian soal tersebut sebagai soal yang relevan.

Dengan demikian, setiap nilai positif menunjukkan bahwa lebih dari setengah

dari ahli (panel)mengkategorikansoal cukup baik untuk dilibatkan dalam

instrumen pengukuran. Sedangkan soal yang memiliki CVR sangat rendah

tidak akan dilibatkan dalam pengujian instrumen.

Peneliti membuat 13 butir soal kemampuan berpikir kritis

matematika siswa.Setelah dilakukan analisis dengan perhitungan CVR,

jumlah butir soal yang valid adalah 9. Soal tersebut terdiri dari soal nomor

7.b, 8 dan 12 yang mewakili indikator focus (menentukan konsep yang

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan). Nomor 1 dan 6.a mewakili

indikator reason (memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan ).

Nomor 5.b dan 6.b mewakili indikator inference (membuat kesimpulan dari

informasi yang tersedia dengan cara membuat langkah-langkah dalam

penyelesaian). Nomor 1, 5.a, 9, 2, dan 13 mewakili indikator situation

(menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi

atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu

menjawab soal-soal matematika aplikasi). Nomor 7.a dan 12 mewakili

indikator clarity (memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau

keterkaitan konsep). Sedangkan soal nomor 5.b mewakili indikator overview

(mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan,

dipelajari)

2. Reliabilitas Soal

Reliabilitasadalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil

yang tetap. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:3

[

] (

) ∑

3Ibid., h. 100

Page 55: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

39

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : jumlah burit soal atau item yang valid

v : jumlah varians butir soal

t : varians total

Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,80< ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat baik

0,60< ≤ 0,80 Derajat reliabilitas baik

0,40< ≤ 0,60 Derajat reliabilitas cukup

0,20< ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,00< ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai = 0,63 berada

diantara kisaran nilai 0,60 < r11 ≤ 0,80, maka dari 9 butir soal yang valid,

memiliki derajat reliabilitas baik.

3. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda

tiap butir soal dapat ditentukan dengan rumus berikut:4

Keterangan :

DP : daya pembeda

BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA : banyaknya siswa kelompok atas

JB : banyaknya siswa kelompok bawah

Siswa-siswa yang termasuk ke dalam kelompok atas adalah siswa-

siswa yang mendapat skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang termasuk ke

dalam kelompok bawah adalah siswa-siswa yang mendapat skor rendah.

4Ibid., h. 160

Page 56: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

40

Klasifikasi interpretasi untuk Daya Pembeda yang banyak digunakan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 <DP ≤ 0,70 Baik

0,70 <DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematika yang telah

diujikan, dianalisis dengan perhitungan CVR. Hasilnya terdapat 4 soal dengan

daya pembeda jelek, yaitu nomor 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan soal dengan daya

pembeda cukup ada 8 soal, yaitu soal nomor 1, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 13.

Untuk soal nomor 12 memiliki daya beda baik.

4. Indeks Kesukaran Butir Soal

Uji taraf kesukaran soal dengan menghitung indeks besarannya. Hal

ini bertjujuan untuk mengetahui soal-soal mudah, sedang, dan sukar. Untuk

mengetahui indeks kesukaran dapat menggunakan rumus sebagai bertikut:5

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : jumlah siswa yang menjawab soal tes dengan benar

JS : jumlah total siswa

Hasilperhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan menggunakan

kriteria tingkat kesukaran butir soal seperti berikut:

5Ibid., h. 168

Page 57: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

41

Tabel 3.3

Kriteria Taraf Kesukaran

Nilai P Keterangan

0,00 – 0,30 Soal sulit

0,31 – 0,70 Soal sedang

0,71 – 1,00 Soal mudah

Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui soal-soal yang sukar,

sedang dan mudah.Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang dan mudahnya

suatu soal disebut indeks kesukaran.

Instrumen tes berpikir kritis matematis siswa yang telah diujikan,

terdapat satu soal dengan kategori mudah, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8,

11, 12, dan 13. Sedangkan soal lainnya, yaitu soal nomor 4, 9, dan 10

merupakan kategori soal yang sedang.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis

Untuk analisis data yang dipakai adalah pengujian hipotesis

mengenai perbedaan dua rata-rata populasi. Uji yang digunakan adalah uji-t.

Uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan berpikir

kritis matematika siswa dalam belajar matematika yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan pengujian

hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

sebagai syarat dapat dilakukan analisis data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

kemampuan berpikir kritis matematika (data posttest) yang diperoleh dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari populasi

Page 58: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

42

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Chi-squaredengan langkah-langkah sebagai berikut:6

1) Perumusan Hipotesis

Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2) Menentukan rata-rata dan standar deviasi

3) Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi. Dengan

membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi

(fe)

4) Menghitung nilai 2 hitung melalui rumus sebagai berikut:

5) Menentukan 2tabel pada derajat bebas (db) = k – 3, dimana k

banyaknya kelompok. Dengan taraf kepercayaan 95% atau taraf

signifikasi α = 5%

6) Kriteria Pengujian

Jika 2hitung

2tabel, maka Ho ditolak.

Jika 2hitung ≤

2tabel, maka H0 diterima.

7) Kesimpulan

Jika 2hitung

2tabel, berarti data tidak berasal dari populasi

berdistribusi normal.

Jika 2hitung ≤

2tabel, berarti data berasal dari populasi berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas dengan uji Chi-square, apabila

data dari kedua sampel berdistribusi normal, maka selanjutnya digunakan

uji homogenitas. Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah

kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau

6Sudjana, Metode Statistik,(Bandung: Tarsito, 1996), h. 273. Kadir, Statistika Untuk

Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010), h. 111

Page 59: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

43

tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji-F(Uji Fisher),

langkah-langkah dalam uji Fisher adalah sebagai berikut:7

1) Perumusan hipotesis

Ho : 12 = 2

2, maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama

Ha : 12 ≠ 2

2, maka kedua kelompok mempunyai varians yang tidak

sama

2) Menghitung nilai F dengan rumus Fisher:

∑ ∑

Keterangan:

F = Uji Fisher

S12 = kelompok yang mempunyai varians besar

S22 = kelompok yang mempunyai varians kecil

3) Menentukan taraf signifikan α = 5%

4) Menentukan Ftabelpada derajat bebas db1 = (n1 – 1) untuk pembilang

dan db2 = (n2 – 1) untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya

anggota kelompok.

5) Kriteria pengujian

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima

Jika Fhitung Ftabel, maka Ho ditolak

6) Kesimpulan

Jika Fhitung ≤ Ftabel: varians kedua populasi homogen.

Jika Fhitung Ftabel : varians kedua populasi tidak homogen.

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a. Analisis Varians Dua Jalan

Analisis Varians-2 Jalan (Two Way Analysis of Variance) atau

disingkat (ANOVA) 2 jalan dapat digunakan untuk menguji hipotesis

yang menyatakan perbedaan rata-rata antara kelompok-kelompok sampel

baik yang menggunakan Two Factorial Design atau Treatment by Level

7Ibid., h. 118

Page 60: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

44

Design. Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

ANAVA -2 Jalan, digunakan langkah-langkah sebagai berikut.8

1) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi,

yaitu: Total (T), Antar (A), Antar (B), Interaksi (AB), dan Dalam

(D), dengan formula sebagai berikut.

JK (T) = ∑

JK (A) = ∑ { ∑

}

JK (B) = ∑ { ∑

}

JK (AB) = ∑ { ∑

}

– JK (A) – JK (B)

JK (D) = ∑ (∑

(∑ )

)

= ∑

2) Menentukan derajat kebebasan (db) masing-masing sumber varians

db(T) = nt – 1,

db(A) = na – 1,

db(B) = nb – 1,

db(AB) = (na – 1)(nb – 1), dan

db (D) = nt – (na)(nb)

3) Menentukan Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)

RJK (A) =

RJK (B) =

RJK (AB) =

RJK (D) =

8Kadir,Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rose Mata Sampurna,

2010), h. 216.

Page 61: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

45

4) Menentukan Fhitung

F(OA) =

, F(OB) =

, dan F(OAB) =

5) Menyusun tabel Anava

Sumber

Varians JK Db RJK Fhitung

Ftabel

= 0,05 = 0,01

Antar A JK (A) na – 1 RJK (A) F(OA) =

Antar B JK (B) nb – 1 RJK (B) F(OB) =

Dalam JK (D) (na – 1)(nb – 1) RJK (D) F(OAB) =

Total JK (T) nt – 1 - -

Kriteria pengujian, jika Fhitung> Ftabel pada taraf signifikan yang

dipilih dengan db pembilang adalah db yang sesuai, maka H0 ditolak.

Jadi terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok-kelompok yang diuji,

sebaliknya untuk Fhitung Ftabel, maka H0 diterima. Untuk ANOVA 2

jalan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengujian

terhadap hipotesis statistic pengaruh interaksi, yaitu F(OAB). Jika F(OAB)

Ftabel atau H0 diterima berarti tidak terdapat pengaruh interaksi, maka

selanjutnya dilakukan uji hipotesis pengaruh utama (main effect), yaitu

uji F(OA) untuk melihat perbedaan rata-rata antar A, dan uji F(OB) untuk

mempelajari perbedaan antar B. Sebaliknya jika F(OAB)> Ftabel atau H0

ditolak, berartiterdapat pengaruh interaksi yang signifikan, maka

konsekuensinya harus diuji pengaruh sederhana (simple effect). Simple

effect adalah perbedaan rata-rata antar A pada pada tiap kelompok Bi (i =

1, 2, 3,…) atau perbedaan rata-rata antar B pada tiap kelompok Ai (i = 1,

2, 3,…).

b. Uji Mann Whitney

Apabila data yang diteliti tidak memenuhi uji prasyarat analisis

yaitu data tidak berdistribusi normal. Maka analisis data dapat dilakukan

Page 62: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

46

dengan menggunakan statistik uji non parametrik yaitu uji Mann-

Whitney dengan langkah-langkah sebagai berikut:9

1) Merumuskan hipotesis statistik

H0 : 1 ≥ 2

H1 : 1 <2

Keterangan:

1 = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang

diajar menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS).

2 = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang

diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif.

2) Menetapkan U kritis

3) Menentukan nilai statistic Mann-Whitney (U), dengan langkah-

langkah:

a) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya

b) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel

c) Menghitung statistik U dengan rumus:

Keterangan:

U = statistik uji Mann-Whitney

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

n1 n2 =hasil kali ukuran sampel pada kedua kelompok

R1 =jumlah rangking yang diberikan pada kelompok yang

ukuran sampelnya n1

Z = statistik Uji z yang berdistribusi normal N(0,1)

9Kadir,Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rose Mata Sampurna,

2010), h. 273.

Page 63: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

47

4) Membuat kesimpulan

Tolak H0 jika statistik U ≤ Ukritis

Terima H0 jika statistik U Ukritis

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 : 1 ≤ 2

H1 : 1> 2

Keterangan :

1 = nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

2 = nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol

Page 64: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis matematika siswa ini

dilakukan di SMP Paramarta Ciputat, yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen

dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini kelas eksperimen yang

terdiri dari 33 orang siswa diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), sedangkan kelas kontrol yang

terdiri dari 35 orang siswa diajarkan dengan pembelajaran diskusi kelompok..

Materi matematika yang diajarkan adalah materi Aritmatika Sosial dengan

delapan kali pertemuan pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan berpikir

kritis matematika kedua kelompok, setelah diberikan perlakuan (treatment) yang

berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya kedua

kelas tersebut diberikan tes akhir (posttest) yang sama berbentuk uraian.

Berikut ini disajikan data hasil penelitian berupa perhitungan tes

kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematia Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas

eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang, yang dalam

pembelajarannya menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) memiliki nilaiterendah 27 dan nilai tertinggi 93. Untuk lebih jelasnya,

data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika kelompok eksperimen

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:

48

Page 65: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

49

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas

Eksperimen

No. Interval Frekuensi

(fi) f(%) fk

1 27 - 36 3 9.1% 3

2 37 - 46 3 9.1% 6

3 47 - 56 5 15.2% 11

4 57 - 66 4 12.1% 15

5 67 - 76 7 21.2% 22

6 77 - 86 8 24.2% 30

7 87 - 96 3 9.1% 33

Jumlah 33 100.0%

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas

dengan panjang tiap interval kelas adalah 10.Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematis nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 65,15.Dari data tersebut terlihat

bahwa sekitar 54,5% siswa di kelas eksperimen mendapat nilai lebih besar atau

sama dengan rata-rata kelas.

Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis kelompok

eksperimen pada pembelajaran matematika dengan metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi pada gambar

4.1

Page 66: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

50

Gambar 4.1:

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir

KritisMatematika Siswa Kelompok Eksperimen

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol

Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas kontrol

dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang memiliki nilai terendah 18 dan nilai

tertinggi 87. Untuk lebih jelasnya, hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika

kelas kontrol disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas

Kontrol

No. Interval Frekuensi

(fi) f(%) Fk

1 18 - 27 6 17.1% 6

2 28 - 37 7 20.0% 13

3 38 - 47 4 11.4% 17

4 48 - 57 5 14.3% 22

5 58 - 67 9 25.7% 31

6 68 - 77 3 8.6% 34

7 78 - 87 1 2.9% 35

Jumlah 35 100.0%

Frekuensi

5

7

2

8

6

4

3

1

96,5 26,5 36,5 46,5 56,5 66,5 86,5 76,5 Nilai

Page 67: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

51

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas

dengan panjang tiap interval kelas adalah 10.Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematika nilai rata-rata kelas kontrol adalah 47,36. Dari data tersebut terlihat

bahwa sekitar 51,4% siswa di kelas kontrol mendapat nilai lebih besar atau sama

dengan rata-rata kelas.

Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis kelompok

kontrol pada pembelajaran matematika dengan metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi pada gambar

4.2

Gambar 4.2:

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir

Kritis Matematika Siswa Kelompok Kontrol

Perbandingan kemampuan berpikir kritis matematika siswa antara

kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving dengan kelompok kontrol yang dalam

pembelajarannya menggunakan metode diskusi kelompok dapat kita lihat pada

tabel berikut:

Frekuensi

5

7

9

2

8

6

4

3

1

Nilai 17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 77,5 67,5 87,5

Page 68: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

52

Tabel 4.3

Perbandingan KBKM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Deskriptif Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah Siswa 33 35

Maksimum (Xmaks) 93 87

Minimum (Xmin) 27 18

Rata-rata 65,15 47,36

Median (Me) 70 49

Modus (Mo) 78,17 61,50

Varians 330,11 313,95

Simpangan Baku (S) 18,17 17,72

Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif

antara kedua kelas.Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih

17,79. Jika dilihat dari simpangan baku, skor kemampuan berpikir kritis

matematis kelas kontrol lebih merata dan menyebar dari kelas eksperimen. Nilai

siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai

93, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 18. Artinya

kemampuan berpikir kritis matematis perorangan tertinggi terdapat di kelas

eksperimen sedangkan kemampuan berpikir kritis matematis perorangan terendah

terdapat di kelas kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua

kelas yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran dengan metode Thinking Aloud

Pair Problem Solving (TAPPS) dan kelas yang diterapkan pembelajaran diskusi

kelompok dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Page 69: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

53

0

2

4

6

8

10

0 20 40 60 80 100

Fre

kue

nsi

Nilai

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Gambar 4.3

Grafik Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

3. Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kemampuan berpikir kritis matematika dalam penelitian ini didasarkan

pada enam indikator yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan

overview (FRISCO).Skor kemampuan berpikir kritis matematika pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol ditinjau dari indikator FRISCO disajikan dalam

tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Berdasarkan

Indikator FRISCOKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Indikator Skor

Ideal

Eksperimen Kontrol

Skor

Siswa %

Skor

Siswa %

1. Focus 10 239 23,9 72,42 241 24,1 68,86

2. Reason 10 199 19,9 60,3 142 19,9 40,57

3. Inference 5 109 21,8 66,06 67 13,4 38,28

4. Situation 10 182 18,2 51,15 139 13,9 39,71

5. Clarity 5 119 23,8 72,12 94 18,8 53,71

6. Overview 5 106 21,2 64,24 78 15,6 44,57

Page 70: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

54

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemampuan

berpikir kritis matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari

indikator FRISCO.Setiap indikator FRISCO memiliki skor ideal yang berbeda-

beda.Hal ini dikarenakan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang

berbeda pula. Untuk indikator focus, yaitu kemampuan siswa menentukan suatu

konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan,diwakilkan oleh 2

soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 5 sehingga skor ideal per siswa

untuk indikator focus adalah 10, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 10 x

33 siswa = 330 untuk kelas eksperimen dan 10 x 35 siswa = 350 untuk kelas

kontrol. Untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan indikator focus.

Siswa yang mampu mencapai indikator focus pada kelas eksperimen

sebesar 72,42% dari seluruh siswa sedangkan pada kelas kontrol lebih sedikit

yaitu sebesar 68,86%, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu

menentukan suatu konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan.

Untuk indikator reason,yaitu kemampuan siswa memberikan alasan tentang

jawaban yang dikemukakan, presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen

sebesar 60,3%, skor ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 40,57%.

Presentase skorrata-rata siswa kelas eksperimen untuk indikator inference sebesar

66,06%, sedangkan kelas kontrol sebesar 38,28%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen untuk indikator inference, yaitu

kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara

membuat langkah-langkah dalam penyelesaian lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol.

Presentase skor rata-rata siswa untuk indikator situation, yaitu kemampuan

menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau

permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab

soal-soal matematika aplikasi, kelas eksperimen sebesar 51,15%,sedangkan kelas

kontrol sebesar 39,71%.Untuk indikator clarity, yaitu kemampuan siswa

memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep, kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari

presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 72,12%, sedangkan kelas

Page 71: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

55

kontrol sebesar 53,71%. Pada indikator overview kelas eksperimen juga mencapai

presentase rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu

sebesar 64,24% sedangkan presentase skor kelas kontrol sebesar 44,57%. Hal ini

berarti bahwa kelas eksperimen lebih mampu mengecek apa yang telah

ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari, dan disimpulkan.

Secara visual presentase skor rata-rata kemampuan berpikir kritis

matematis siswa berdasarkan indikator FRISCO kelas eksperimen dan kelas

kontrol disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.4

Presentase Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Berdasarkan Indikator FRISCO Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria

Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria

dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan jumlah siswa pria sebanyak

33 orang memiliki nilai terendah 22 dan nilai tertinggi 82. Untuk lebih jelasnya,

hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika kelompok pria disajikan dalam

tabel distribusi frekuensi berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Focus Reason Inference Situation Clarity Overview

Eksperimen

Kontrol

Page 72: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

56

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelompok Pria

No. Interval Frekuensi

(fi) f(%) fk

1 18 - 27 5 15.2% 5

2 28 - 37 6 18.2% 11

3 38 - 47 4 12.1% 15

4 48 - 57 3 9.1% 18

5 58 - 67 8 24.2% 26

6 68 - 77 5 15.2% 31

7 78 - 87 2 6.1% 33

Jumlah 33 100.0%

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas

dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematika nilai rata-rata kelompok pria adalah 50,38. Dari data tersebut terlihat

bahwa sekitar 54,5% siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata

kelompok pria.

Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis matematika

kelompok pria pada pembelajaran matematika dapat dilihat pada histogram dan

polygon frekuensi pada gambar 4.5

Page 73: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

57

Gambar 4.5:

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir

Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria

5. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita

Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok

wanita dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan jumlah siswa wanita

sebanyak 35 orang memiliki nilai terendah 18 dan nilai tertinggi 93. Untuk lebih

jelasnya, hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika kelompok wanita

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:

Frekuensi

5

7

2

8

6

4

3

1

Nilai 17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 77,5 67,5 87,5

Page 74: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

58

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelompok Wanita

No. Interval Frekuensi

(fi) f(%) Fk

1 18 - 27 1 5.7% 1

2 28 - 37 3 8.6% 4

3 38 - 47 5 11.4% 9

4 48 - 57 6 17.1% 15

5 58 - 67 7 20.0% 22

6 68 - 77 3 8.6% 25

7 78 - 87 9 25.7% 34

8 88 - 97 1 2.9% 35

Jumlah 35 100.0%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 8 kelas

dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematika nilai rata-rata kelompok wanita adalah 61,07. Dari data tersebut

terlihat bahwa sekitar 51,43% siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan

rata-rata kelompok wanita.

Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis matematika

kelompok wanita pada pembelajaran matematika dapat dilihat pada histogram dan

polygon frekuensi pada gambar 4.6

Page 75: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

59

Gambar 4.6:

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir

Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita

Perbandingan kemampuan berpikir kritis matematika siswa antara

kelompok pria dan kelompok wanita dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Perbandingan KBKM Kelompok Pria dan Kelompok Wanita

Statistik Deskriptif Kelompok

Pria Wanita

Jumlah Siswa 33 35

Maksimum (Xmaks) 82 93

Minimum (Xmin) 22 18

Rata-rata 50,38 61,07

Median (Me) 53 62

Modus (Mo) 63,75 81,79

Varians 367,23 363,39

Simpangan Baku (S) 19,16 19,06

Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelompok yaitu

kelompokpria dan kelompok wanita dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Frekuensi

5

7

9

2

8

6

4

3

1

Nilai 97,5 17,5 27,5 37,5 47,5 57,5 77,5 67,5 87,5

Page 76: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

60

0

2

4

6

8

10

0 20 40 60 80 100

Fre

kue

nsi

Nilai

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Gambar 4.7

Grafik Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelompok Pria dan Kelompok Wanita

6. Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelompok Pria dan

Kelompok Wanita

Kemampuan berpikir kritis matematika dalam penelitian ini didasarkan

pada enam indikator yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan

overview (FRISCO). Skor kemampuan berpikir kritis matematika pada kelompok

pria dan kelompok wanita ditinjau dari indikator FRISCO disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.8

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Berdasarkan

Indikator FRISCO Kelompok Pria dan Kelompok Wanita

No. Indikator Skor

Ideal

Pria Wanita

Skor

Siswa %

Skor

Siswa %

1. Focus 10 210 21 63,63 270 27 77,14

2. Reason 10 147 14,7 44,54 194 19,4 55,43

3. Inference 5 84 16,8 50,9 92 18,4 52,57

4. Situation 10 142 14,2 43,03 179 17,9 51,14

5. Clarity 5 90 18 54,54 123 24,6 70,28

6. Overview 5 84 16,8 50,9 100 20 57,14

Kelompok Pria

Kelompok Wanita

Page 77: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

61

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemampuan

berpikir kritis matematika siswa kelompok pria dan kelompok wanita ditinjau dari

indikator FRISCO. Setiap indikator FRISCO memiliki skor ideal yang berbeda-

beda. Hal ini dikarenakan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang

berbeda pula. Untuk indikator focus, yaitu kemampuan siswa menentukan suatu

konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan,diwakilkan oleh 2

soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 5 sehingga skor ideal per siswa

untuk indikator focus adalah 10, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 10 x

33 siswa = 330 untuk kelompok pria dan 10 x 35 siswa = 350 untuk kelompok

wanita. Untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan indikator focus.

Siswa yang mampu mencapai indikator focus pada kelompok pria sebesar

63,63% dari seluruh siswa sedangkan pada kelompok wanita lebih sbesar yaitu

sebesar 77,14%, artinya siswa pada kelompok wanita lebih mampu menentukan

suatu konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan. Untuk

indikator reason, yaitu kemampuan siswa memberikan alasan tentang jawaban

yang dikemukakan, presentase skor rata-rata siswa kelompok pria sebesar

44,54%, skor ini lebih rendah dibandingkan kelompok wanita sebesar 55,43%.

Presentase skorrata-rata siswa kelompok pria untuk indikator inference sebesar

50,9%, sedangkan kelas kontrol sebesar 52,57%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan siswa kelompok wanita untuk indikator inference, yaitu

kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara

membuat langkah-langkah dalam penyelesaian lebih tinggi dibandingkan

kelompok pria.

Presentase skor rata-rata siswa untuk indikator situation, yaitu kemampuan

menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau

permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab

soal-soal matematika aplikasi, kelompok pria sebesar 43,03%,sedangkan kelas

kontrol sebesar 51,14%. Untuk indikator clarity, yaitu kemampuan siswa

memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep,

kelompok wanita lebih tinggi dibandingkan kelompok pria. Hal ini terlihat dari

presentase skor rata-rata siswa kelompok pria sebesar 54,54%, sedangkan

Page 78: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

62

kelompok wanita sebesar 70,28%. Pada indikator overview kelompok wanita juga

mencapai presentase rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok pria

yaitu sebesar 50,9% sedangkan presentase skor kelompok wanita sebesar 57,14%.

Hal ini berarti bahwa kelompok wanita lebih mampu mengecek apa yang telah

ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari, dan disimpulkan.

B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-squere, dari hasil

pengujian untuk kelas eksperimen diperoleh 2

hitung sebesar 5,56.

Sedangkan dari tabel Harga kritis uji chi-squere diperoleh 2

tabel untuk

dk = 3 pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 9,49. Karena 2

hitung kurang

dari 2

tabel (5,56 < 9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelas

eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-squere, dari hasil

pengujian untuk kelas kontrol diperoleh 2hitung sebesar 7,95. Dari tabel

Harga kritis uji chi-squere diperoleh 2

tabel untuk dk = 3 pada taraf

signifikan α = 0,05 adalah 9,49. Karena 2

hitung kurang dari 2

tabel (7,95<

9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelas kontrol berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji normalitas antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 79: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

63

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kelompok dk 2 hitung

2 tabel

(α = 5%) Kesimpulan

Eksperimen 3 5,56 9,49 Berdistribusi

Normal Kontrol 3 7,95 9,49

Karena pada kedua kelompok 2 hitung kurang dari 2 tabel maka

dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi

normal.

c. Uji Normalitas Kelompok Pira dan Kelompok Wanita

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-squere, dari hasil

pengujian untuk kelompok pria diperoleh 2

hitung sebesar 8,55.

Sedangkan dari tabel Harga kritis uji chi-squere diperoleh 2

tabel untuk

dk = 3 pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 9,49. Karena 2

hitung kurang

dari 2

tabel (8,55< 9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok

pria berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Sedangkan untuk kelompok wanita, diperoleh 2

hitung sebesar

8,88. Dari tabel harga kritis uji chi-squere diperoleh 2

tabel untuk dk = 3

pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 9,49. Karena 2

hitung kurang dari

2

tabel (8,88< 9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok

wanita juga berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji normalitas

antara kelompok pria dan kelompok wanita dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 80: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

64

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki dan

Kelompok Perempuan

Kelompok dk 2 hitung

2 tabel

(α = 5%) Kesimpulan

Laki-laki 3 8,55 9,49 Berdistribusi

Normal Perempuan 3 8,88 9,49

Karena pada kedua kelompok 2 hitung kurang dari 2 tabel maka

dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah kedua kelas sampel pada penelitian ini dinyatakan

berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya

dilakukan uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan

menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang

sama(homogen) atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu

kedua kelompok dikatakan homogen apabila Fhitung≤ Ftabel diukur pada

taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

Pada hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh varians (s2)

terkecil terdapat pada kelas kontrol sebesar 313,95. Sedangkan varians

(s2) terbesar terdapat pada kelas eksperimen sebesar 330,11. Setelah

dilakukan pengujian diperoleh Fhitung sebesar 1,05. Dari tabel uji Fisher

dengan taraf signifikansi α = 0,05 didapat Ftabel untuk pembilang = 34

dan penyebut = 32 adalah 1,79. Karena Fhitung lebih kecil atau sama

dengan Ftabel (1,05 ≤ 1,79), artinya H0 diterima. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa data dari kedua kelas tersebut (kelas eksperiman

dan kelas kontrol) memiliki varians yang homogen atau sama. Hasil

perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 81: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

65

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Varians Taraf

Sign

(α)

Fhitung Ftabel Keterangan Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

330,11 313,95 0,05 1,05 1,79 Kedua Varians

data homogen

Dari Tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa untuk data posttest

didapat Fhitung = 1,05 sedangkan Ftabel = 1,79. Dari data tersebut didapat

bahwa Fhitung≤Ftabel,maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data kemampuan berpikir kritis matematika dari kedua sampel

mempunyai varians yang sama atau homogen.

b. Uji Homogenitas Kelompok Pria dan Wanita

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah

kelompok pria dan kelompok wanita mempunyai varians yang

sama(homogen) atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu

kedua kelompok dikatakan homogen apabila Fhitung≤ Ftabel diukur pada

taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

Pada hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh varians (s2)

terkecil terdapat pada kelompok pria sebesar 367,23. Sedangkan varians

(s2) terbesar terdapat pada kelompok wanita sebesar 363,39. Setelah

dilakukan pengujian diperoleh Fhitung sebesar 1,01. Dari tabel uji Fisher

dengan taraf signifikansi α = 0,05 didapat Ftabel untuk pembilang = 34

dan penyebut = 32 adalah 1,79. Karena Fhitung lebih kecil atau sama

dengan Ftabel (1,05 ≤ 1,79), artinya H0 diterima. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa data dari kedua kelompok tersebut (kelompok pria

dan kelompok wanita) memiliki varians yang homogen atau sama. Hasil

perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 82: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

66

Tabel 4.12

Hasil Perhitungan Uji HomogenitasKelompok Pria dan Wanita

Varians Taraf

Sign

(α)

Fhitung Ftabel Keterangan Kelompok

Pria

Kelompok

Wanita

367,23 363,39 0,05 1,01 1,79 Kedua Varians

data homogen

Dari Tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa untuk data posttest

didapat Fhitung = 1,01 sedangkan Ftabel = 1,79. Dari data tersebut didapat

bahwa Fhitung≤Ftabel,maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data kemampuan berpikir kritis matematika dari kedua

kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil uji

normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi

normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga untuk pengujian

hipotesis dapat digunakan uji-ANAVA 2 faktor.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi

normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian ini

untuk mengetahui apakah rata-ratakemampuan berpikir kritis matematika siswa

kelas eksperimen yang menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS)lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan

berpikir kritis matematika siswa kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi

kelompok.Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis :

H0 : 1 ≤ 2

H1 : 1>2

Keterangan:

H0 : Hipotesis nol

H1 : Hipotesis alternatif

1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas eksperimen

2 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas kontrol

Page 83: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

67

Sedangkan pengujian untuk mengetahui apakah rata-ratakemampuan

berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita lebih tinggi dibandingkan

dengan rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria,

pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis :

H0 : w ≤ p

H1 : w>p

Keterangan:

H0 : Hipotesis nol

H1 : Hipotesis alternatif

w : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita

p : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria

Ringkasan hasil pengujian hipotesis diatas, disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel4.13

ANAVA 2 faktor

Sumber

Varians JK db RJK Fo

Ftab

α = 0,05

Antar A 4279.334 1 4279.334 14,778 3.99

Antar B 1610.581 1 1610.581 5,562 3.99

Interaksi 850.0536 1 850.0536 2,936 3.99

Dalam 18532.3 64 289.5672

Total 25272.27 67

Dari hasil analisis pada tabel diatas, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut.

a. Perbedaan Antar A

Karena F0 = 14,778 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan

kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajarkan dengan metode

Thingking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan siswa yang diajar

dengan diskusi kelompok. Uji satu arah untuk perbedaan antar A, dihitung

dengan rumus: to(A) = √ = 3,84 > t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0

Page 84: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

68

ditolak, kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan

TAPPS lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan diskusi kelompok.

b. Perbedaan Antar B

Karena F0 = 5,562 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan

kemampuan berpikir kritis antara siswa wanita dengan siswa pria. Uji satu

arah untuk perbedaan antar B, dihitung dengan rumus: to(B) = √ = 2,36

> t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0 ditolak, kemampuan berpikir kritis

matematika siswa wanita lebih tinggi dari siswa pria.

c. Perbedaan Antar Perbedaan (Interaksi AB)

Karena F0 = 2,936<Ftab = 3,99 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat

pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gender terhadap

kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

D. Pembahasan Penelitian

Temuan peneliti menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis

matematika siswa yang diajar menggunakan metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan diskusi

kelompok. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan metode TAPPS dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

Temuan peneliti tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

Terhadap Pemahaman Konsep Trigonometri Siswa Kelas X yang diteliti oleh

Marlani Alfanta. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa pemahaman konsep

trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Thinking Aloud

Pair Problem Solving (TAPPS)lebih tinggi dari pada pemahaman konsep

trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional.

Berikut adalah suasana kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan

menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) :

Page 85: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

69

Gambar 4.8 Aktifitas Siswa Saat Melakukan Metode TAPPS dalam Peran

ProblemSolver dan Listener

Gambar 4.8 memperlihatkan siswa sedang melakukan perannya sebagai

problemsolver dan listener. Siswa yang bertugas sebagai problem solver sedang

menjelaskan cara penyelesaian soal kepada pasangannya (listener), dan siswa

yang bertugas sebagai listener menyimak apa yang dijelaskan listener, dan

memberi tahu problem solver bila ada kesalahan yang dilakukan problemsolver

dalam menyelesaikan soal permasalahan tersebut.

Proses pembelajaran pada kelas kontrol yang pembelajarannya

menggunakan metode diskusi kelompok, beberapa siswa terlihat pasif dan hanya

mendengarkan penjelasan dari teman kelompoknya saat menyelesaikan

permasalahan. Hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam mengolah

kemampuan berpikir kritis matematika.

Gambar 4.9 Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran dengan Metode Diskusi

Kelompok

Page 86: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

70

1. Indikator Focus

Pada soal nomor 5.b

Seorang pedagang kue memperoleh keuntungan sebesar Rp 27.000,00. Jika

persentase untung yang diperoleh 15%. Tentukan besar:

b. Harga penjualannya?

Soal posttest nomor 5.b ini siswa ditugaskan untuk menentukan

besarnya harga penjualan dari presentase untung yang diperoleh.Secara

keseluruhan, kedua kelas menjawab dengan benar. Hanya berbeda cara

penulisan saja. Presentase skor rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis

siswa untuk indikator fokus kelas eksperimen sebesar 72,42%, sedangkan

kelas kontrol sebesar 68,86%. Untuk indikator focuskemampuan kelompok

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Sedangkan siswa

yang mampu mencapai indikator focus pada kelompok pria sebesar 63,63%

dari seluruh siswa sedangkan pada kelompok wanita lebih sbesar yaitu sebesar

77,14%, artinya siswa pada kelompok wanita lebih mampu menentukan suatu

konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan.

2. Indikator Reason

Pada soal nomor 1

Seorang pedagang buah membeli 1 peti jeruk seharga Rp 800.000,00 dengan

ongkos angkutan Rp 50.000,00. Pedagang tersebut menjual jeruknya Rp

20.000,00/kg. Jika jeruk terjual habis dan dalam 1 peti terdapat 50 kg jeruk,

apakah pedagang tersebut mengalami keuntungan atau kerugian? Hitung dan

jelaskan mengapa pedagang tersebut bisa mengalami keuntungan atau

kerugian!

Cara menjawab siswa :

Kelas Eksperimen

Page 87: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

71

Kelas Kontrol

Soal posttest nomor 1 ini siswa ditugaskan untuk memberikan alasan

mengenai jawaban yang diberikan. Jawaban yang diberikan kelas eksperimen

lebih detail. Memberikan alur penulisan yang sistematis, dan memberikan alas

an yang tepat. Sedangkan kelas kontrol pada dasarnya sudah benar, mereka

tahu harus melakukan langkah apa untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Namun, penulisannya kurang sistematis. Presentase skor rata-rata kemampuan

berpikir kritis matematis siswa pada indikator reason kelas kontrol sebesar

40,57%, sedangkan kelas eksperimen sebesar 60,3%. Untuk indikator reason,

kelas eksperimen masih lebih unggul daripada kelas kontrol. Sedangkan

untuk indikator reason,yaitu kemampuan siswa memberikan alasan tentang

jawaban yang dikemukakan, presentase skor rata-rata siswa kelompok pria

sebesar 44,54%, skor ini lebih rendah dibandingkan kelompok wanita sebesar

55,43%.

3. Indikator Inference

Pada soal nomor 4.b

Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.

Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.

b. Berapa persentase untung atau ruginya?

Soal posttest nomor 4.b ini siswa ditugaskan untuk melakukan

penarikan kesimpulan dari alasan yang dikemukakan dengan membuat

langkah-langkah penyelesaian. Pada kelas kontrol siswa mampu membuat

langkah-langkah penyelesaian, namun kurang dapat menuliskan kesimpulan

dalam bentuk kata-kata. Sedangkan pada kelas eksperimen beberapa siswa

sudah mampu membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan dengan

Page 88: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

72

cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian meskipun masih ada juga

yang kurang sempurna dalam membuat langkah-langkah penyelesaiannya.

Presentase skor rata-rata kelas kontrol untuk indikator Inference sebesar

38,28%, skor ini lebih tinggi jika dibandingkan kelas eksperimen sebesar

66,06%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan

kemampuan membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan dengan cara

membuat langkah-langkah dalam penyelesaian kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan presentase skorrata-rata siswa

kelompok pria untuk indikator inference sebesar 50,9%, sedangkan kelas

kontrol sebesar 52,57%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa

kelompok wanita untuk indikator inference, yaitu kemampuan membuat

kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara membuat langkah-

langkah dalam penyelesaian lebih tinggi dibandingkan kelompok pria.

4. Indikator Situation

Pada soal nomor 2

Nabila menabung pada sebuah Bank, setelah 8 bulan uangnya menjadi Rp

6.720.000,00. Jika ia mendapat bunga 18% pertahun, maka uang yang pertama

ditabung adalah….

Soal nomor 2 ini meminta siswa untuk mencari uang awal tabungan,

dengan menggunakan konsep yang telah ada. Pada kelas kontrol siswa kurang

dapat melihat situasi yang diberikan. Sedangkan pada kelas eksperimen

kebanyakan siswa sudah mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan,

mereka dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan

menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika

aplikasi.Hal ini juga terlihat dari presentase skor rata-rata siswa kelas

eksperimen yaitu sebesar 51,15% yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol

yaitu sebesar 39,71%. Dapat disimpulkan bahwa kamampuan berpikir kritis

matematis siswa untuk indikator situation kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan presentase skor rata-rata siswa untuk

indikator situation, yaitu kemampuan menjawab soal sesuai konteks

permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan

Page 89: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

73

menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika

aplikasi, kelompok pria sebesar 43,03%,sedangkan kelas kontrol sebesar

51,14%.

5. Indikator Clarity

Pada soal nomor 8

Berat keseluruhan sebuah barang 40 kg dengan tara 5%. Harga pembelian

barang itu Rp 228.000,00. Bila barang itu dijual dengan keuntungan 25%,

maka harga penjualan tiap kg adalah…

Soal posttest nomor 8 ini meminta siswa menentukan keterkaitan antar

konsep.Jawaban kelas kontrol sudah benar, namun penjelasannya kurang

tepat.Sedangkan jawaban kelas eksperimen mengaitkan jawaban dengan

konsep. Presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 72,12%, skor

ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang mencapai 53,71%. Hal ini

memperlihatkan bahwa secara keseluruhan kelas eksperimen lebih mampu

memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep.

Sedangkan untuk indikator clarity, yaitu kemampuan siswa memberikan

kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep, kelompok wanita

lebih tinggi dibandingkan kelompok pria. Hal ini terlihat dari presentase skor

rata-rata siswa kelompok pria sebesar 54,54%, sedangkan kelompok wanita

sebesar 70,28%.

6. Indikator Overview

Pada soal nomor 4.a

Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.

Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.

a. Untung atau rugikah pak Yono?

b. Cara menjawab siswa :

Soal posttest nomor 4.a meminta siswa untuk menyelidiki apakah

penjualan tersebut mengalami keuntungan atau kerugian. Sebagian besar siswa

pada kelas kontrol menjawab sesuai dengan rumus yang ada.Namun,mereka

tidak melakukan pengecekan apakah rumus yang digunakan sudah benar atau

belum, sebagian dari mereka hanya memeriksa kegiatan penjualan tanpa

Page 90: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

74

mengecek kembali apakah konsep yang digunakan sudah benar.Berbeda

dengan jawaban kelas eksperimen yang secara keseluruhan siswa mengecek

kembali konsep yang digunakan sehingga dapat terlihat perbedaanya.

Presentasi skor rata-rata kemampuan berpikir kritis untuk indikator overview

kelas eksperimen sebesar 64,24% sedangkan kelas kontrol sebesar 44,57%.

Hal ini memperlihatkan bahwa siswa kelas eksperimen lebih mampu dalam

mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari,

dan disimpulkan. Sedangkan pada indikator overview kelompok wanita juga

mencapai presentase rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok

pria yaitu sebesar 50,9% sedangkan presentase skor kelompok wanita sebesar

57,14%. Hal ini berarti bahwa kelompok wanita lebih mampu mengecek apa

yang telah ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari, dan

disimpulkan.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa metode pembelajaran Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang diterapkan dalam proses pembelajaran

dapat berpengaruh positifterhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa siswa pada kelompok wanita

mendapatkan presentase skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

kelompok pria. Siswa mampu memenuhi setiap aspek dalam metode pembelajaran

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) meliputi aspek focus, yaitu

kemampuan siswa dalam menentukan konsep yang digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan. Kedua yaitu aspek reason, kemampuan siswa

memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan. Aspek yang ketiga

adalah inference yaitu membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan

cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian. Selanjutnya adalah aspek

situation, yaitu kemampuan siswa menjawab soal sesuai konteks permasalahan,

dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa

matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi. Aspek clarity

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS yaitu

kemampuan siswa dalam memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau

Page 91: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

75

keterkaitan konsep. Aspek terakhir dalam metode TAPPS adalah overview, yaitu

kemampuan siswa dalam mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan,

dipertimbangkan, dipelajari, dan disimpulkan.

Berdasarkan penjelasan mengenai analisis hasil jawaban siswa yang telah

dijelaskan sebelumnya, menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan metode

pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) memiliki

kemampuan berpikir kritis matematika yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang

diajar dengan metode diskusi kelompok. Sedangkan siswa pada kelompok wanita

memiliki kemampuan berpikir kritis matematika yang lebih tinggi dibandingkan

siswa kelompok pria.

Penelitian ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya yang relevan yaitu

penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem

Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa” karya Rosita

Mahmudah. Perbandingan antara kemampuan berpikir kritis matematika siswa

yang diajar menggunakan metode TAPPS dengan kemampuan berpikir kritis

matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Creative

Problem Solving dapat dilihat berdasarkan indikator FRISCO yang telah diukur

pada kedua penelitian ini. Berdasarkan selisih kenaikan presentase skor siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tiap indikator, untuk indikator yang

pertama yaitu focus hasil selisih antara kedua kelas saat menggunakan metode

TAPPS yaitu 3,56% sedangkan saat menggunakan model pembelajaran Creative

Problem Solving selisihnya sebesar 14,77%. Pada indikator kedua yaitu Reason

hasil selisih antara kedua kelas saat menggunakan metode TAPPS sebesar 19,73%

sedangkan saat menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving hasil

selisihnya sebesar 4,48%. Indikator ketiga yaitu Inference, pada metode TAPPS

terdapat kenaikan presentase sebesar 27,78% sedangkan pada penggunaan model

pembelajaran Creative Problem Solving mengalami penurunan presentase sebesar

3,57%. Untuk indikator keempat yaitu Situation terdapat kenaikan presentase

sebesar 11,44% untuk penggunaan metode TAPPS dan 13,28% untuk model

pembelajaran Creative Problem Solving. Indikator kelima yaitu Clarity, kenaikan

presentase pada metode TAPPS sebesar 18,41% sedangkan pada model

Page 92: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

76

pembelajaran Creative Problem Solving sebesar 10,2%. Dan untuk indikator

keenam yaitu Overview terdapat kenaikan sebesar 19,67% pada metode TAPPS

dan 23,17% pada model pembelajaran Creative Problem Solving.

Dari hasil perbandingan kedua metode pembelajaran terhadap kemampuan

berpikir kritis matematika siswa, dapat dilihat bahwa untuk 3 indikator yaitu

Reason, Inference, dan Clarity, penggunaan metode TAPPS lebih meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada kelas eksperimen dibandingkan

dengan model pembelajaran Creative Problem Solving. Sedangkan penggunaan

model pembelajaran Creative Problem Solving lebih meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematika siswa pada kelas eksperimen dibandingkan dengan

metode TAPPS untuk 3 indikator lainnya yaitu Focus, Situation, dan Overview.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya

telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, masih

terdapat hal-hal yang sulituntuk dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini

memiliki keterbatasan diantaranya:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan Aritmatika Sosial saja,

peneliti belum bisa meneliti pada pokok bahasan lain.

2. Alokasi waktu yang terbatas sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik

lagi agar siswa dapat terkontrol secara maksimal.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan berpikir kritis saja sehingga

belum bisa melihat peningkatan hasil pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

lainnya.

4. Penelitian ini hanya dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

sehingga pada pembahasan mengenai gender belum bisa dibandingkan

dengan tingkat satuan pendidikan yg lebih tinggi.

Page 93: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran

matematika dengan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS)terhadap kemampuan berpikir kritismatematika siswa kelas VII di

SMPParamarta Ciputat, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih

tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan metode diskusi kelompok. Hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematika siswa yang menggunakan metode TAPPS adalah sebesar 65,14

sedangkan nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa

yang menggunakan metode diskusi kelompok adalah 47,36. Kemampuan

berpikir kritis matematika siswa tersebut terlihat dari persentase setiap

indikator berpikir kritis matematik, yaitu padasiswa yang menggunakan

metode TAPPSdiperolehFocus 72,42%, Reason 60,3%, Inference 66,06%,

Situation 51,15%, Clarity 72,12%, dan Overview 64,24%.

Sedangkanuntuksiswa yang menggunakan metode diskusi

kelompokdiperolehFocus 68,86%, Reason 40,57%, Inference 38,28%,

Situation 39,71%, Clarity 53,71%, dan Overview 44,57%.

Dengandemikiansebagian besarpersentase indikator berpikir kritis

matematisuntukmetode TAPPSlebihtinggi dibandingkan diskusi kelompok.

2. Kemampuan berpikir kritis matematika antara siswa pria dan siswa wanita

memiliki perbedaan yg cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

tes kemampuan berpikir kritis matematika, dengan nilai rata-rata siswa pria

adalah 50,38 dan nilai rata-rata siswa wanita adalah 61,07. Kemampuan

berpikir kritis matematika antara siswa pria dan siswa wanita terlihat dari

hasil uji Anava 2 faktor. Karena F0 = 5,562 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak,

artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa wanita

77

Page 94: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

78

dengan siswa pria. Uji satu arah untuk perbedaan antar siswa wanita dengan

siswa pria, dihitung dengan rumus: to(B) = √ = 2,36 > t-tab = t(0,05,64) =

1,67 atau H0 ditolak, kemampuan berpikir kritis matematika siswa wanita

lebih tinggi dari siswa pria.Berdasarkan presentase tersebut, maka terdapat

pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

3. Setelah melakukan perhitungan hipotesis dengan menggunakan tabel

ANAVA 2 Faktor, terdapat hasil bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi

antara metode TAPPS dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis

matematika siswa (F0 = 2,936< Ftab = 3,99). Dengan demikian pengaruh

TAPPS terhadap kemampuan berpikir kritis matematika tidak bergantung

pada gender, dan sebaliknya pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir

kritis matematika tidak bergantung pada metode TAPPS.

B. SARAN

Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada

beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:

1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematika siswa, sehingga pembelajaran tersebut

dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat

diterapkan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar

pengaruh masing-masing metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) terhadap kemampuan berpikir matematik lain.

3. Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya agar lebih memaksimalkan latihan

soal, memperhatikan alokasi waktu, dan mempersiapkan semua media dan

peralatan yang akan digunakan sebelum memulai pembelajaran.

4. Penelitian dengan metode TAPPS yang berikutnya disarankan untuk

mengukur kemampuan berpikir matematik lainnya pada tingkat satuan

pendidikan yang lebih tinggi.

Page 95: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta. 2003.

Achmad, Arief. Memahami Berpikir Kritis. Bandung, 2007.

Amri, Sofan. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, (Jakarta:

PT. Prestasi Pustakaraya. cet.1. 2010.

Amri, Sofan dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif.

Jakarta: Prestasi Pustaka. 2010.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ed. Revisi, Cet. VII. 2009.

Fakih, M. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2006.

http://www.gudangmateri.com/2011/01/pengertian-gender.html

Jeon, Kyungmoon. “The Effects of Thinking Aloud Pair Problem Solving on High

School Student’s Chemistry Problem-Solving Performance and Verbal

Interactions”. Journal of Chemical Education research. Vol. 82. 2005.

Johnson, Elaine B. CTL Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerjemah, Ibnu

Setiawan California: Coruwin Press, Inc, 2002, reprint, Bandung: MLC.

Cet. IV. 2008.

Kadir, Jurnal Penerapan Alat Peraga Pembelajaran Dimensi Tiga Dan Dimensi

Dua Ditinjau Dari Kemampuan Spasial Dan Pengaruhnya Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Siswa Mts, dalam

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Jakarta : Jurusan

Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.

----------. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT. Rosemata

Sampurna. 2010.

Lambertus. “Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam

pembelajaran Matematika di SD”. Forum Kependidikan. Vol.28. No. 2,

2009. Tersedia dalam:

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf,

diakses pada tanggal 3 September 2011.

Rahmawati, A. “Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat

dari Beberapa Latar Belakangnya”. Skripsi. Bandung: Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan UPI. 2004. Tersedia dalam:

http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-gender-menurut-para-

ahli.html, diakses pada tanggal 28 mei 2013.

Relawati, Rahayu. Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender. Bandung: CV. Muara

Indah, 2011.

Page 96: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

80

Ruggiero, Vincent Ryan. Beyond Feelings a Guide to Critical Thinking. New

York: The McGraw-Hill Companies, 2004.

S, Dina Mayadiana. KemampuanBerpikirKritis Matematika. Jakarta: Cakrawala

Maha Karya. 2009.

Sabandar, Jozua. “Berpikir Reflektif”. Tersedia dalam:

http://math.sps.upi.edu/wp-content/uploads/2009/11/Berpikir-Reflektif.pdf

Slavin, “Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)”. 2011. Tersedia dalam:

http://www.wcer.wisc.edu/archive/c11/c1/doingcl/tapps.html.

Stice, James. E. “Teaching Problem Solving”. 2011. Tersedia dalam:

http://wwwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html

Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito 1996.

Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.2001

Sumarmo, Utari. “Berpikir dan Disposisi Matematik”. Tersedia dalam:

http://math.sps.upi.edu. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2011.

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Presentasi Pustaka, 2007.

Wardhani, Sri. “Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk

Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika”. Yogyakarta : PPPPTK

Matematika, 2008. Tersedia dalam:

http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/13-SI-SKLSMP-Optimalisasi-Tujuan-

Wardani.pdf), diakses pada tanggal 16 Agustus 2011.

Whimbey, Arthur dan Jack Lochhead. Problem Solving & Comprehension Sixth

Edition. London: Lawrence Erlbaum Associates. 1999.

Widhiarso, Wahyu. “Prosedur Pengujian Validitas Isi melalui Indeks Rasio

Validitas Isi (CVR)”. Tersedia dalam:

https://blog.ugm.ac.id/2010/06/16/prosedur-pengujian-validitas-isi-

melalui-indeks-rasio-validitas-isi-cvr/. diakses pada tanggal 27 April 2014.

Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

2012.

Page 97: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : SMP Paramarta Ciputat

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VII/1

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan ke : 1

Standar Kompetensi : 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan, dan

pertidaksamaan linear satu variabel dan

perbandingan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.1 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan

masalah aritmatika sosial yang sederhana.

3.2 Menggunakan perbandingan untuk memecahkan

masalah.

Indikator Kompetensi : 1. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan

nilai sebagian.

2. Menjelaskan pengertian dari harga penjualan,

harga pembelian, untung, dan rugi.

3. Menentukan besarnya harga penjualan, harga

pembelian, untung, dan rugi dalam masalah

sehari-hari.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai

sebagian.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian dari harga penjualan, harga

pembelian, untung, dan rugi.

3. Siswa dapat menentukan besarnya harga penjualan, harga pembelian,

untung, dan rugi dalam masalah sehari-hari.

Lampiran 1

81

Page 98: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

82

B. Materi Ajar

Aritmatika Sosial

C. Metode Pembelajaran

Metode : Thinking Aloud Pair Problem Solving

D. Langkah-langkah Kegiatan

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1 Pendahuluan

Guru mengkondisikan kelas.

Berdoa : membaca surat Al-Fatihah.

Guru mengabsen siswa.

Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Guru memberikan apersepsi dengan memberikan tanya jawab singkat

mengenai materi yang telah lalu.

Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menyampaikan

kegunaan mempelajari materi aritmatika sosial.

10 menit

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

Guru memberikan lembar kerja kepada masing-masing siswa dan

memberikan sedikit penjelasan mengenai LKS tersebut.

Siswa menggali pengetahuan awal melalui lembar kerja siswa.

Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal mengenai aritmatika

sosial sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat di dalam lembar

kerja siswa yang telah diberikan guru.

Siswa diminta untuk berpasangan menjadi problem solver dan listener

Guru meminta siswa yang duduk disebelah kanan untuk menjadi

problem solver terlebih dahulu, dan menjawab soal no 1 serta

mempresentasikan jawabannya kepada listener yaitu siswa yang duduk

di sebelah kiri, baik secara lisan maupun tulisan dimulai dengan

membacakan soal dan kesimpulannya sesuai dengan petunjuk lembar

kerja

55 menit

Page 99: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

83

Siswa yang bertugas sebagai listener mendengarkan dan memahami

setiap penjelasan dan menanggapi penjelasan dari pasangannya bila

terjadi kesalahan.

Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal permasalahan

selanjutnya.

Guru mengarahkan setiap pasangan untuk bergantian menjadi

problem solver dan listener

Guru meminta siswa untuk bertukar peran sehingga siswa yang

duduk disebelah kiri bertindak sebagai problem solver dan menjawab

soal no 2 serta menjelaskan jawabannya seperti sebelumnya.

Elaborasi

Guru membimbing siswa dalam melakukan aktivitasnya dan

meberikan bantuan kepada siswa yang kurang terampil dalam

melakukan perannya, terutama untuk peran listener.

Konfirmasi

Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang kurang dipahami

dalam permasalahan yang siswa hadapi ketika mengerjakan lembar

kerja yang diberikan guru dan kesulitan saat siswa berperan sebagai

problem solver dan listener.

Siswa membahas jawaban yang benar dari soal-soal yang telah

dikerjakan pada lembar kerja dengan bimbingan dari guru.

Siswa diminta untuk mengerjakan sebuah soal sebagai evaluasi akhir

pada pertemuan tersebut.

Siswa mengumpulkan kembali lembar kerja dan lembar jawaban soal

evaluasi akhir untuk diberikan penilaian oleh guru.

Guru membahas dan memberikan jawaban yang benar dari soal

evaluasi akhir yang telah dikerjakan siswa.

Guru meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan, dan

kesimpulan.

10 menit

3 Kegiatan akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah

5 menit

Page 100: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

84

dipelajari.

Guru menginformasikan materi selanjutnya.

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah.

E. Sumber Belajar

Sumber : - Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 1 untuk

kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Platinum.

- Mujiyono. 2005. Matematika 1 untuk SMP dan MTs Kelas VII.

Surakarta : Gharadi.

F. Media dan Alat Pembelajaran

- Papan tulis

- Lembar kerja siswa

G. Penilaian Hasil Belajar

- Teknik instrumen : tes tertulis

- Bentuk instrumen : essay / uraian

- Instrumen : terlampir

Guru Mata Pelajaran Matematika

( _______________________ )

Tangerang Selatan, November 2013

Peneliti

Vindarini Novianti

Page 101: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

85

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SMP Paramarta Ciputat

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VII/1

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan ke : 1

Standar Kompetensi : 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan, dan

pertidaksamaan linear satu variabel dan

perbandingan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.1 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan

masalah aritmatika sosial yang sederhana.

3.2 Menggunakan perbandingan untuk memecahkan

masalah.

Indikator Kompetensi : 1. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan

nilai sebagian.

2. Menjelaskan pengertian dari harga penjualan,

harga pembelian, untung, dan rugi.

3. Menentukan besarnya harga penjualan, harga

pembelian, untung, dan rugi dalam masalah

sehari-hari.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai

sebagian.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian dari harga penjualan, harga

pembelian, untung, dan rugi.

3. Siswa dapat menentukan besarnya harga penjualan, harga pembelian,

untung, dan rugi dalam masalah sehari-hari.

85

Lampiran 2

Page 102: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

86

B. Materi Ajar

Aritmatika Sosial

C. Metode Pembelajaran

Metode : Diskusi kelompok

D. Langkah-langkah Kegiatan

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1 Pendahuluan

Guru mengkondisikan kelas.

Berdoa : membaca surat Al-Fatihah.

Guru mengabsen siswa.

Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Guru memberikan apersepsi dengan memberikan tanya jawab singkat

mengenai materi yang telah lalu.

Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menyampaikan

kegunaan mempelajari materi aritmatika sosial.

10 menit

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

Guru membimbing siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan

diskusi.

Guru memberikan penjelasan tentang tugas tiap kelompok dan

memberikan sedikit penlejasan mengenai materi yang akan

didiskusikan.

Siswa menggali pengetahuan awal melalui penjelasan yang telah

disampaikan oleh guru.

Guru membimbing siswa menggunakan contoh kegiatan ekonomi,

siswa dibimbing untuk mengetahui tentang harga pembelian, harga

penjualan, untung, dan rugi.

Guru meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok untuk

mempresentasikan dan menuliskan hasil diskusi di papan tulis.

Guru dan siswa membahas hasil presentasi secara bersama-sama.

55 menit

Page 103: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

87

Elaborasi

Guru membimbing siswa menggunakan contoh kegiatan ekonomi,

siswa dibimbing untuk mengetahui tentang harga pembelian, harga

penjualan, untung, dan rugi.

Konfirmasi

Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang kurang dipahami

dalam permasalahan yang siswa hadapi ketika melakukan diskusi

kelompok.

Guru melakukan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan

pemahaman siswa.

10 menit

3 Kegiatan akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah

dipelajari.

Guru memberikan pekerjaan rumah dari buku pegangan siswa.

Guru menginformasikan materi selanjutnya.

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah.

5 menit

E. Sumber Belajar

Sumber : - Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 1 untuk

kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Platinum.

- Mujiyono. 2005. Matematika 1 untuk SMP dan MTs Kelas VII.

Surakarta : Gharadi.

F. Media dan Alat Pembelajaran

- Papan tulis

- Lembar kerja

G. Penilaian Hasil Belajar

- Teknik instrumen : tes tertulis

- Bentuk instrumen : essay / uraian

- Contoh instrumen :

No. Soal Jawaban Skor

1 Seorang pedagang membeli 2 peti Dik: 2 peti jeruk = Rp 600.000 50

Page 104: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

88

jeruk seharga Rp 600.000,00.

Kemudian jeruk dijual dengan

harga Rp 15.000,00 per kg. Jika 1

peti terdapat 15 kg.

a. Untung atau rugi? Jelaskan!

b. Berapa keuntungan atau

kerugian pedagang?

Harga jual = Rp 15.000/kg

I peti = 15 kg

Jawab:

Harga jual 2 peti = 2 x 15 = 30 kg

Maka, 30 x 15.000 = Rp 450.000

Ternyata, pedagang mengalami

kerugian karena harga jual lebih

kecil dari pada harga belinya.

Rugi = harga beli – harga jual

= 600.000 – 450.000

= 150.000

2 Ayah membeli motor bekas

dengan harga Rp 900.000,00. Jika

ayah ingin untung sebesar Rp

200.000,00. Berapakah ayah akan

menjualnya?

Dik : Harga beli = Rp 900.000

Untung = Rp 200.000

Dit: harga jual?

Untung = harga jual – harga beli

200.000 = harga jual – 900.000

Harga jual = 200.000 + 900.000

= 1.100.000

50

Guru Mata Pelajaran Matematika

( _______________________ )

Tangerang Selatan, November 2013

Peneliti

Vindarini Novianti

Page 105: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

89

Lembar Kerja Siswa 1

Harga Pembelian, Penjualan, Untung, Rugi

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas:

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian

soal yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap

langkah problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

Lampiran 3

89

Page 106: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

90

Harga Pembelian, Penjualan, Untung, Rugi

Amatilah kegiatan berikut!

Rahma pergi berbelanja ke sebuah toko untuk membeli beberapa

barang yang hendak dijual kembali. Sesampainya disana, ia membeli 1

lusin penggaris dengan harga Rp 18.000,00 dan membeli 2 lusin pinsil

dengan harga Rp 28.800,00. Setelah selesai membeli semua

kebutuhannya, Rahma bergegas pulang. Namun dalam perjalanan pulang,

pinsil yang dibawa Rahma sempat terjatuh dan mengalami kerusakan,

sehingga hanya tersisa 18 buah yang dapat dijual oleh Rahma.

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

apa saja yang diperlukan oleh Rahma?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Kita sering mendengar kata harga beli, harga jual, untung dan

rugi.

Dimanakah kita biasa mendengarnya?

Tahukah kalian tentang harga beli, harga jual, untung maupun

rugi?

Perhatikanlah kegiatan di bawah ini, agar kalian dapat

mengerti mengenai harga beli, harga jual, untung dan rugi......

Menemukan

fakta

Page 107: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

91

...........................................................

...........................................................

2. Dalam kegiatan perdagangan,

sebutkan kemungkinan apa saja yang

akan dialami oleh seorang pedagang?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Selidiki apakah Rahma akan

mendapatkan keuntungan atau

kerugian apabila ia menjual kembali

penggaris tersebut dengan harga Rp

2.000,00. Lalu jelaskan bagaimana cara

mengetahuinya?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

..........................................................

..........................................................

2. Apakah terdapat perubahan jumlah

barang yang dimiliki Rahma saat ia

telah sampai di rumah? Jelaskan!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidiki apakah Rahma akan

mendapatkan keuntungan atau

kerugian apabila ia menjual kembali

pinsil tersebut dengan harga Rp

1.500,00. Lalu jelaskan bagaimana cara

mengetahuinya?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

fakta

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Page 108: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

92

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa jumlah keuntungan

atau kerugian yang diperoleh Rahma

dari hasi lpenjualan penggaris!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus apakah

yang dapat kamu ketahui dari kegiatan

tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

4. Hitunglah berapa jumlah keuntungan

atau kerugian yang diperoleh Rahma

dari hasil penjualan pinsil!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus apakah

yang dapat kamu ketahui dari kegiatan

tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 109: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

93

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Didi membeli sebuah kalkulator seharga Rp 95.000,00. Setelah beberapa

hari, Didi berniat menjual kalkulator yang dibelinya. Namun Didi

mengalami kebingungan, berapakah dia harus menjual kalkulator tersebut,

jika dia menginginkan keuntungan sebesar Rp 25.000,00?

2.

Seorang pedagang membeli kedua jenis beras tersebut, kemudian ia akan

mencampur kedua beras itu dan menjualnya dengan harga Rp 3.300,00 per

kg.

a. Apakah pedagang tersebut mendapatkan keuntungan atau kerugian?

b. Berapa rupiah keuntungan atau kerugian yang di peroleh pedagang?

Berat beras 65 kg 1 kg = Rp 2.500,00

Berat beras 35 kg 1 kg = Rp 2.100,00

Page 110: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

94

Lembar Kerja Siswa 2

Presentase Untung dan Rugi

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas :

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal

yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah

problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

94

Page 111: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

95

Presentase Untung dan Rugi

Amatilah kegiatan berikut!

Aziz membeli 1 lusin pulpen dengan harga Rp 22.500,00. Kemudian

pulpen tersebut akan dijual kembali dengan harga Rp 2.500 per batang.

Dengan harga jual tersebut Aziz akan mengalami keuntungan atau

kerugian. Kemudian, jika keuntungan atau kerugian yang dialami Aziz

dibandingkan dengan harga beli, dan dikalikan dengan 100 persen, maka

Aziz akan mendapatkan persentase dari keuntungan atau kerugian yang

ia alami.

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

apa saja yang dilakukan oleh Aziz?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

fakta

Menemukan

fakta

Dalam kegiatan ekonomi, seorang pedagang sering

menyatakan keuntungan atau kerugiannya menggunakan

persen.

Bagaimanakah cara menyatakannya dalam persen?

Amatilah persoalan dibawah ini,.....

Page 112: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

96

2. Dalam kegiatan perdagangan,

sebutkan kemungkinan apa saja yang

akan dialami oleh seorang pedagang?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Selidiki apakah Aziz akan

mendapatkan keuntungan atau

kerugian apabila ia menjual kembali

pulpen tersebut. Lalu jelaskan

bagaimana cara mengetahuinya?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

2. Apakah yang akan Aziz alami ketika ia

menjual kembali pulpen yang ia beli?

Jelaskan!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidiki apakah aziz akan

mendapatkan keuntungan atau

kerugian jika ia menjual pulpen

dengan harga Rp 1.500,00. Lalu

jelaskan bagaimana cara

mengetahuinya?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Page 113: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

97

4. Hitunglah berapa persentase

keuntungan atau kerugian yang

diperoleh Aziz dari hasil penjualan

pulpen!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus apakah

yang dapat kamu ketahui dari kegiatan

tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa persentase

keuntungan atau kerugian yang

diperoleh Aziz dari hasil penjualan

pulpen!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 114: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

98

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Ranti membeli sepatu dengan harga Rp100.000,00. Kemudian sepatu

tersebut dijual kepada adiknya dengan harga Rp 85.000,00. Berapa

persenkah kerugiannya?

2. Rosi membeli sepeda bekas dengan harga Rp Rp 250.000,00 dengan

ongkos perbaikan Rp 50.000,00. Jika sepeda tersebut dijual dengan harga

Rp 450.000,00

a. Untung atau rugikah Rosi?

b. Berapa persentase untung atau rugi yang dialami Rosi?

Page 115: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

99

Lembar Kerja Siswa 3

Menentukan Harga Penjualan atau Harga Pembelian dari Persentase Untung atau Rugi Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas :

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal

yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah

problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

99

Page 116: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

100

Menentukan Harga Penjualan atau Harga Pembelian dari

Persentase Untung atau Rugi

Amatilah kegiatan berikut!

Titi membeli sepeda seharga Rp 1.250.000,00. Kemudian Ia menjual

kembali dengan menambahkan harga sebesar 20% dari harga sebelumnya.

Sedangkan Dina membeli handphone seharga Rp. 1.000.000,00, namun

setelah 3 bulan dipakai, ia menjualnya lagi dengan mengurangi harga

sebesar 50% dari harga sebelumnya.

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

apa saja yang dilakukan Titi dan Dina?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

fakta

Menemukan

fakta

Setelah kita mengetahui cara mendapatkan persentase

keuntungan atau kerugian dari kegiatan ekonomi,.

Kita pun dapat menghitung harga penjualan atau harga

pembelian jika terlebih dahulu diketahui persentase untung

atau rugi suatu barang...

Untuk mengetahui cara pengerjaannya, kerjakanlah

kegiatan di bawah ini!

Page 117: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

101

2. Dalam kegiatan perdagangan,

sebutkan kemungkinan apa saja yang

akan dialami oleh seorang pedagang?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Selidiki apakah Titi mengalami

keuntungan atau kerugian saat ia

menjual kembali sepeda yg ia beli?

Jelaskan cara mengetahuinya!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

2. Apakah yang terjadi ketika Titi dan

Dina menjual sepeda dan

handphonenya?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidiki apakah Dina mengalami

keuntungan atau kerugian saat ia

menjual kembali hanphone yang ia

beli? Jelaskan cara mengetahuinya!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Page 118: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

102

4. Hitunglah berapa harga jual jika

diketahui persentase keuntungan atau

kerugian yang diperoleh Titi dari hasil

penjualan sebeda!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa harga jual jika

diketahui persentase keuntungan atau

kerugian yang diperoleh dina dari

hasil penjualan handphone!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 119: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

103

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Seorang pedagang membeli sebuah akuarium seharga Rp 450.000,00. Jika

pedagang tersebut menghendaki untung 20%, berapa harga akuarium

tersebut harus di jual?

2. Toko kain “ YooNa” menjual menjual kain batik dengan harga Rp 96.000.

ternyata toko tersebut mengalami kerugian sebesar 25%. Berapa harga

pembelian kain batik tersebut?

Page 120: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

104

Lembar Kerja Siswa 4

Diskon

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas :

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal

yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah

problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

104

Page 121: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

105

Diskon

Amatilah kegiatan berikut!

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

2.

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

2. Dalam kegiatan perdagangan diatas,

sebutkan kemungkinan apa saja yang

akan dialami oleh seorang pedagang?

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

apakan pembeli mengalami

keuntungan atau kerugian?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

2. Apakah terdapat perubahan jumlah

barang yang dimiliki setelah

mendapatkan diskon? Jelaskan!

..........................................................

..........................................................

Perhatikanlah iklan “ Rear Bike Carrier”, pada iklan di samping

terdapat harga awal sebesar Rp 550.000,00 dengan

mendapatkan diskon 25%, sehingga kita hanya dapat

membayarnya dengan harga Rp 412.500,00.

Menemukan

fakta

Menemukan

fakta

Menemukan

masalah

Page 122: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

106

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Selidiki berapa besar keuntungan atau

kerugian pedagang dari ilustrasi

diatas. Lalu jelaskan bagaimana cara

mengetahuinya?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa besar keuntungan

atau kerugian pedagang jika harga

awal prodak dijual kembali dengan

diskon 10%!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidiki berapa besar keuntungan atau

kerugian penjual dari ilustrasi diatas.

Lalu jelaskan bagaimana cara

mengetahuinya?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

4. Hitunglah berapa besar keuntungan

atau kerugian pembeli jika harga awal

prodak dijual kembali dengan diskon

15%!

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

gagasan

Page 123: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

107

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 124: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

108

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Sebuah toko baju memberikan diskon 20% untuk semua produknya. Jika

Retno membeli baju dengan harga Rp 75.000,00.

a. Berapa besar diskon yang diterima Retno?

b. Berapa rupiah yang harus di bayar oleh Retno?

2. Sizuka membeli tas dengan harga Rp 51.000,00. Jika harga sebelum

diskon sebesar Rp 60.000,00. Berapakah diskon yang diterima Sizuka?

Page 125: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

109

Lembar Kerja Siswa 5

Bruto, Netto, Tara

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas :

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal

yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah

problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

109

Page 126: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

110

Bruto, Netto, Tara

Amatilah kegiatan berikut!

Pada gambar nomor 1, tertera netto sebesar 5 kg. netto adalah

berat bersih atau berat dari isi di dalam karung. Pada gambar nomor 2

terlihat gambar karung saja. Misalkan berat karung itu adalah 0,5 kg.

Berat karung adalah tara. Jika menggabungkan netto dan tara, maka

itulah bruto. Bruto adalah berat kotor.

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, bagian

manakah dari ketiga gambar yang

merupakan gabungan antara netto

dan tara?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

fakta

Menemukan

fakta

1

2

3

Page 127: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

111

2. Jika bruto adalah gabungan dari netto

dan tara, maka cara mengetahui netto

jika diketahui bruto dan tara adalah?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Selidiki apakah terdapat perbedaan

saat menentukan besar bruto, jika

hanya diketahui netto saja? Jelaskan!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

2. Cara mengetahui tara jika diketahui

bruto dan netto adalah…..

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidiki apakah terdapat perbedaan

saat menentukan besar tara, jika

hanya diketahui bruto? Jelaskan!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Page 128: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

112

4. Hitunglah berapa jumlah bruto dari

ilustrasi diatas!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa jumlah netto jika

diketahui bruto sebesar 15 kg dan tara

sebesar 1,5 kg!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 129: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

113

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Kerjakanlah!

Bruto Tara Netto

250 kg 6 % ...........................

40 kg ................... 35 kg

2. Seorang pedagang membeli 5 karung beras dengan bruto masing-masing

72 kg dan dan tara 5%. Berapa rupiah pedagang itu harus membayar jika

harga setiap kg beras Rp. 9.000?

Page 130: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

114

Lembar Kerja Siswa 6

Bunga Tabungan dan PaJak

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas :

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal

yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah

problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

114

Page 131: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

115

Bunga Tabungan dan PaJak

Jika kita menabung di bank, maka uang kita akan bertambah

karena kita mendapatkan bunga. Bunga tabungan biasanya dalam

bentuk persen dan berlaku untuk jangka waktu 1 tahun.

Untuk memahami cara menentukan bunga tabungan, perhatikanlah

persoalan di bawah ini!

Dila memiliki tabungan awal di Bank “bersama” sebesar Rp 300.000

dengan bunga 15% pertahun. Dila berencana menabung sebesar Rp

100.000 setiap bulan selama 5 tahun. Namun, setelah 3 tahun Dila

mengambil uang tabungannya sebesar Rp 500.000.

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

apa saja yang direncanakan Dila?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

fakta

Menemukan

fakta

Page 132: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

116

2. Jika Dila menabung selama 5 tahun

sesuai yang direncanakan, apakah Dila

mendapatkan bunga tabungan?

Jelaskan!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Selidiki apakah terdapat perbedaan

besar persentase bunga, jika Dila

berhenti menabung selama 3 bulan

dalam kurun watu 5 tahun yang

direncanakan? Mengapa?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

2. Jika setelah 3 tahun Dila mengambil

tabungannya sebesar Rp 500.000,00,

apakah Dila tetap mendapatkan

bunga tabungan? Jelaskan!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidiki apakah besar tabungan Dila di

akhir tahun ke-5 mengalami

perubahan jika ia sempat berhenti

menabung selama 3 bulan? Mengapa?

Jelaskan!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Page 133: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

117

4. Hitunglah berapa jumlah bunga yang

Dila dapatkan selama 5 tahun, sesuai

dengan ilustrasi diatas!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa jumlah tabungan

Dila secara keseluruhan selama 5

tahun, sesuai dengan ilustrasi diatas!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 134: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

118

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Nobita memiliki uang sebanyak Rp 650.000,00 dan di tabung di Bank

dengan bunga 20% per tahun. Setelah tiga bulan, uang tersebut ingin

diambil untuk membeli sepeda. Berapa uang yang akan diterima Nobita

setelah disimpan di bank selama 3 bulan?

2. Ichi membeli sepatu bola melalui Online dengan harga Rp 250.000,00.

Harga tersebut belum termasuk dengan pajak pengiriman sebesar 5%.

Berapa rupiah Ichi harus membayar sepatu bola tersebut?

Page 135: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

119

Lembar Kerja Siswa 7

Perbandingan dan Skala

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas :

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal

yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah

problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

119

Page 136: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

120

Perbandingan dan Skala

A. Perbandingan

Dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat hal-hal yang

berkaitan dengan perbandingan, misalnya berat badan Nunung lebih

dari berat badan Sule.

B. Skala

Diskusikanlah dengan teman pasanganmu!

Dimanakah kata skala sering digunakan?

Menggambarkan tentang apakah skala tersebut?

Pada skala menggunakan perbandingan. Perbandingan

terhadap apakah dalam skala?

Berikanlah contoh penulisan skala?

Satuan apa yang biasanya digunakan dalam skala?

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

apa saja yang dihasilkan dari diskusi

tentang skala?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

fakta

Menemukan

fakta

Page 137: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

121

2. Berat Nunung saat ini adalah 65 kg,

jika Nunung lebih berat 5 kg dari Sule,

berapakah berat Sule yang dapat

diketahui?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Berapakan perbandingan anatara berat

Nunung dan Berat Sule?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

2. Jika kedua kota berjarak 100 meter,

dan diketahui pada peta yg

digambarkan kedua kota memiliki

jarak 20 cm, maka bagaimanakah

menghitung skala peta?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidikilah apakah terdapat perbedaan

jika jarak kedua kota pada peta

diubah menjadi 45 cm ?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Page 138: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

122

4. Hitunglah berapa jumlah berat badan

Nunung dan Sule!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa skala peta jika jarak

pada peta adalah 45 cm!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 139: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

123

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Sebuah peta dibuat dengan jarak 4 cm mewakili jarak 32 km.

Tentukanlah:

a. Besar skala?

b. Jarak sebenarnya, jika jarak pada peta 12 cm?

c. Jarak pada peta, jika jarak sebenarnya 120 km?

2. Banyak siswa dalam suatu kelas adalah 40 orang, diantaranya 18

siswa laki-laki. Tentukanlah perbandingan untuk

a. Banyak siswa perempuan dengan siswa laki-laki

b. Banyak siswa perempuan dengan siswa seluruhnya

Page 140: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

124

Lembar Kerja Siswa 8

Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti

petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka

ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom B (Listener)

K

Nama :

Kelas :

Partner :

Tanggal :

Kolom A (Problem Solver)

Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang

telah dikerjakan

1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener mengenai penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,

berdasarkan jawabanmu pada LKS

3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)

Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal

yang dilakukan problem solver

1. Perhatikanlah dengan seksama penjelasan problem solver mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya

2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah

problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.

3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah

kepada problem solver.

4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).

Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.

5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada

soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

124

Page 141: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

125

Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

Desta ingin membeli buku tulis yang harganya Rp 2.500,00 per buah.

Jika ia membutuhkan 4 buku tulis. Tentukanlah:

Berapakah uang yang harus dibayar Desta untuk 4 buku yang

dibelinya?

Berapa banyak buku untuk Rp 20.000,00?

Jika buku tulis yang akan dibeli makin banyak, bagaimana dengan

harga yang harus dibayar?

Berapa perbandingan harga 2 buku tulis dengan harga 5 buku

tulis?

Berapa perbandingan banyaknya buku tulis yang berharga Rp

20.000,00 dengan banyaknya buku tulis yang berharga Rp

35.000,00?

Problem Solver 1 Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

kegiatan apa saja yang terjadi?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan

apa saja yang diperlukan oleh Desta?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

fakta

Menemukan

fakta

Page 142: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

126

2. Berapakah uang yang harus dibayar

Desta untuk 4 buku yang dibelinya?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

3. Selidiki jika buku tulis yang akan

dibeli makin banyak, bagaimana

dengan harga yang harus dibayar?

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

2. Berapa banyak buku yang didapatkan

Desta untuk Rp 20.000,00?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

3. Selidiki jika buku tulis yang akan

dibeli makin sedikit, bagaimana

dengan harga yang harus dibayar?

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Menemukan

masalah

Menemukan

gagasan

Page 143: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

127

4. Hitunglah berapa perbandingan harga

2 buku tulis dengan harga 5 buku tulis!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

...........................................................

4. Hitunglah berapa perbandingan

banyaknya buku tulis yang berharga

Rp 20.000,00 dengan banyaknya buku

tulis yang berharga Rp 35.000,00!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

5. Periksa kembali apakah jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

Listener 1

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Menemukan

penerimaan

Menemukan

jawaban

Menemukan

jawaban

Menemukan

penerimaan

Page 144: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

128

Latihan!

Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!

1. Dua orang siswa dapat membawa 12 buku. Berapa buku jika dibawa oleh

6 orang siswa? Apakah merupakan perbandingan senilai? Jelaskan?

2. Harga 3 penghapus adalah Rp 7.500,00. Berapa harga 1 lusin penghapus?

3. Pisang goreng dijual seharga Rp 700,00. Jika membeli 3 pisang goreng

dibayar Rp 2.000,00. Apakah persoalan tersebut merupakan perbandingan

senilai? Jelaskan?

Page 145: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 4 129

Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Sebelum Validitas

Satuan Pendidikan : SMP

Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : Menggunakan Bentuk Aljabar, Persamaan, dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dan Perbandingan

dalam Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan Konsep Aljabar dalam Pemecahan Masalah

Aritmatika Sosial yang Sederhana

2. Menggunakan Perbandingan untuk Memecahkan Masalah

No. Indikator Indikator berpikir kritis

focus reason inference situation Clarity overview

1 Menentukan besar harga

penjualan, harga pembelian,

keuntungan dan kerugian

7b

10

1

6a 5b

1

5a 5b

2 Menentukan persentase

untung dan rugi 6b

3 Menentukan harga pembelian

dari persentase untung atau

rugi

3

7a

4 Menentukan harga penjualan

dari presentase untung atau

rugi

4

5 Menggunakan konsep diskon,

bruto, netto dan tara dalam

kehidupan sehari-hari

8

12 9 12

6 Menggunakan konsep bunga

tabungan dan pajak dalam

kehidupan sehari-hari

11 2

11

7 Menggunakan konsep

perbandingan 4

8 Menyelesaikan masalah

menggunakan perbandingan

senilai

13

Page 146: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 5 130

Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Sebelum Validitas

1. Seorang pedagang buah membeli 1 peti jeruk seharga Rp 800.000,00 dengan

ongkos angkutan Rp 50.000,00. Pedagang tersebut menjual jeruknya Rp

20.000,00/kg. Jika jeruk terjual habis dan dalam 1 peti terdapat 50 kg jeruk,

apakah pedagang tersebut mengalami keuntungan atau kerugian? Hitung dan

jelaskan mengapa pedagang tersebut bisa mengalami keuntungan atau

kerugian!

2. Nabila menabung pada sebuah Bank, setelah 8 bulan uangnya menjadi Rp

6.720.000,00. Jika ia mendapat bunga 18% pertahun, maka uang yang pertama

ditabung adalah....

3. Seorang pedagang menjual sebuah sepeda dengan harga Rp 800.000,00.

Pedagang tersebut menderita kerugian sebesar 20%. Berapa harga pembelian

sepeda tersebut?

4. Pak Amir membeli dua jenis teh dengan harga Rp 15.000,00 dan Rp 9.000,00

tiap kg. Kedua teh tersebut dicampur dengan perbandingan 7 : 5. Campuran

teh tersebut dijual dan memperoleh keuntungan 10%. Berapa harga penjualan

teh campuran tersebut?

5. Seorang pedagang membeli

kwintal padi dari seorang petani dengan harga

Rp 2.500.000,00. Setelah dijadikan beras ternyata pedagang mendapat

keuntungan Rp 350.000,00.

a. Berapakah harga penjualan tiap kg beras?

b. Jika dari hasil penjualan tersebut mengalami kerugian Rp 28.000,00.

Berapakah harga pembeliannya?

Page 147: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

131

6. Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.

Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.

a. Untung atau rugikah pak Yono?

b. Berapa persentase untung atau ruginya?

7. Seorang pedagang kue memperoleh keuntungan sebesar Rp 27.000,00. Jika

persentase untung yang diperoleh 15%. Tentukan besar:

a. Harga pembeliannya?

b. Harga penjualannya?

8. Suatu toko sepatu memberikan diskon 15% untuk semua barang yang dijual.

Jika Ani membeli sepatu dengan harga Rp 125.000,00. Berapakah harga yang

harus dibayar Ani?

9. Harga satu buah tempat pensil dengan diskon 10% diketahui Rp 27.000,00.

Harga sebelum diskon adalah?

10. Salin dan lengkapilah tabel berikut!

No Harga

Pembelian

Harga

Penjualan Untung Rugi % Untung % Rugi

A Rp 200.000,00 Rp 25.000,00 - -

B Rp 120.000,00 - - 18 %

C Rp 25.000,00 - 25 % -

D Rp 28.000,00 - - 33,5 %

E Rp 2.600,00 - 13 % -

F - Rp 12.000,00 - 20 %

Page 148: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

132

11. Untuk menambah modal usaha, Pak Amir meminjam uang di BPR dengan

bunga 10% pertahun selama 4 tahun. Jika tiap bulan Pak Amir membayar

angsuran sebesar Rp 875.000,00; berapa besar pinjaman mula-mula Pak

Amir?

12. Berat keseluruhan sebuah barang 40 kg dengan tara 5%. Harga pembelian

barang itu Rp 228.000,00. Bila barang itu dijual dengan keuntungan 25%,

maka harga penjualan tiap kg adalah?

13. Untuk menempuh jarak 36 km, sebuah mobil memerlukan 4 liter bensin.

Berapa biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak 252 km jika harga 1 liter

bensin Rp 4.500,00?

Selamat Mengerjakan

Page 149: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 6 133

Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Setelah Validitas

Satuan Pendidikan : SMP

Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : Menggunakan Bentuk Aljabar, Persamaan, dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dan Perbandingan

dalam Pemecahan Masalah

Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan Konsep Aljabar dalam Pemecahan Masalah

Aritmatika Sosial yang Sederhana

2. Menggunakan Perbandingan untuk Memecahkan Masalah

No. Indikator Indikator berpikir kritis

focus reason inference situation Clarity overview

1 Menentukan besar harga

penjualan, harga pembelian,

keuntungan dan kerugian

7b

1

6a 5b

1

5a 5b

2 Menentukan persentase

untung dan rugi 6b

3 Menentukan harga pembelian

dari persentase untung atau

rugi

7a

4 Menentukan harga penjualan

dari presentase untung atau

rugi

5 Menggunakan konsep diskon,

bruto, netto dan tara dalam

kehidupan sehari-hari

8

12 9 12

6 Menggunakan konsep bunga

tabungan dan pajak dalam

kehidupan sehari-hari

2

7 Menggunakan konsep

perbandingan

8 Menyelesaikan masalah

menggunakan perbandingan

senilai

13

Page 150: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 7 134

Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Setelah Validitas

1. Seorang pedagang buah membeli 1 peti jeruk seharga Rp 800.000,00 dengan

ongkos angkutan Rp 50.000,00. Pedagang tersebut menjual jeruknya Rp

20.000,00/kg. Jika jeruk terjual habis dan dalam 1 peti terdapat 50 kg jeruk,

apakah pedagang tersebut mengalami keuntungan atau kerugian? Hitung dan

jelaskan mengapa pedagang tersebut bisa mengalami keuntungan atau

kerugian!

2. Nabila menabung pada sebuah Bank, setelah 8 bulan uangnya menjadi Rp

6.720.000,00. Jika ia mendapat bunga 18% pertahun, maka uang yang pertama

ditabung adalah....

5. Seorang pedagang membeli

kwintal padi dari seorang petani dengan harga

Rp 2.500.000,00. Setelah dijadikan beras ternyata pedagang mendapat

keuntungan Rp 350.000,00.

a. Berapakah harga penjualan tiap kg beras?

b. Jika dari hasil penjualan tersebut mengalami kerugian Rp 28.000,00.

Berapakah harga pembeliannya?

6. Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.

Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.

a. Untung atau rugikah pak Yono?

b. Berapa persentase untung atau ruginya?

7. Seorang pedagang kue memperoleh keuntungan sebesar Rp 27.000,00. Jika

persentase untung yang diperoleh 15%. Tentukan besar:

a. Harga pembeliannya?

b. Harga penjualannya?

Page 151: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

135

8. Suatu toko sepatu memberikan diskon 15% untuk semua barang yang dijual.

Jika Ani membeli sepatu dengan harga Rp 125.000,00. Berapakah harga yang

harus dibayar Ani?

9. Harga satu buah tempat pensil dengan diskon 10% diketahui Rp 27.000,00.

Harga sebelum diskon adalah?

12. Berat keseluruhan sebuah barang 40 kg dengan tara 5%. Harga pembelian

barang itu Rp 228.000,00. Bila barang itu dijual dengan keuntungan 25%,

maka harga penjualan tiap kg adalah?

13. Untuk menempuh jarak 36 km, sebuah mobil memerlukan 4 liter bensin.

Berapa biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak 252 km jika harga 1 liter

bensin Rp 4.500,00?

Selamat Mengerjakan

Page 152: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 8 136

Kunci Jawaban instrumen

Berpikir Kritis Matematika

No.

Soal Kunci Jawaban

Skor

Maks

1

Diketahui : Harga beli 1 peti jeruk = Rp 800.000,00.

Ongkos angkutan = Rp 50.000,00.

Harga jual jeruk = Rp 20.000,00/kg

1 peti jeruk terdapat 50 kg jeruk

Ditanyakan: Hitung dan jelaskan apakah pedagang mengalami

keuntungan atau kerugian?

Jawab:

Modal = harga beli + ongkos angkutan

= Rp 800.000,00 + Rp 50.000,00

= Rp 850.000,00

Harga jual total = 50 kg x harga jual per kg

= 50 x Rp 20.000,00

= Rp 1.000.000,00

Karena harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian, maka

penjual pengalami keuntungan

5

2

Diketahui : Uang tabungan Nabila selama 8 bulan Rp 6.720.000,00.

Bunga 18% pertahun

Ditanyakan : Uang tabungan Nabila pertama?

Jawab:

Misal: tabuangan awal adalah n

Tabungan 8 bulan = modal + bunga tabungan 8 bulan

(

)

(

)

Jadi, uang yang pertama kali Nabila tabung adalah Rp 6.000.000,00

5

Page 153: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

137

3

Diketahui: Harga beli 1,5 kwintal padi = Rp 2.500.000,00

Keuntungan = Rp 350.000,00

Ditanyakan: a. Harga penjualan tiap kg beras?

a. Berapa harga pembelian, jika dari hasil penjualan

mengalami kerugian Rp 28.000,00.?

Jawab:

a. 1,5 kwintal = 150 kg

Untung = harga jual – harga beli

Harga jual = untung + harga beli

= Rp 350.000 + Rp 2.500.000

= Rp 2.850.000

Jadi, harga penjualan tiap kg beras adalah Rp 19.000,00.

b. Rugi = harga beli – harga jual

Harga beli = rugi + harga jual

= Rp 28.000 + Rp 2.850.000

= Rp 2.822.000

Jadi, harga pembelian sebesar Rp 2.822.000,00.

5

4

Diketahui : 40 buah pepaya = Rp 600.000

Harga jual = Rp 27.000 setiap 2 buah

Ditanyakan: a) untung atau rugi yang dialami pak Yono? Berikan

alasan!

b) Persentase keuntungan atau kerugian?

Jawab:

a) Harga beli = Rp 600.000

Harga jual =

Mengalami kerugian, karena harga pembelian lebih besar

daripada harga penjualan.

b) Rugi = harga beli – harga jual

= Rp 600.000 – Rp 540.000

= Rp 60.000

5

Page 154: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

138

Persentase rugi =

=

= 10 %

Jadi, persentase kerugian yang dialami pak Yono sebesar 10 %

5

Diketahui: Keuntungan = Rp 27.000,00.

Persentase untung = 15%

Ditanyakan: a. Harga pembelian?

a. Harga penjualan?

Jawab:

a.

= Rp 180.000

b. Untung = harga jual – harga beli

Harga jual = untung + harga beli

= Rp 27.000 + Rp 180.000

= Rp 107.000,00.

5

6

Diketahui : diskon = 15%

Harga sepatu = Rp 125.000

Ditanyakan: harga yang harus dibayar Ani?

Jawab:

Diskon 15% =

= 18.750

Harga bersih = harga barang – harga diskon

= Rp 125.000 – Rp 18.750

= Rp 106.250

Jadi, uang yang harus dikeluarkan Ani untuk membeli sepatu sebesar

Rp 106.250

5

7 Diketahui: Diskon 10%

Harga setelah diskon = Rp 27.000,00. 5

Page 155: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

139

Ditanyakan: Harga sebelum diskon?

Jawab:

Misal: harga sebelum diskon adalah n

Harga Diskon = harga sebelum diskon – diskon

(

)

Rp 27.000 = n – 0,1 n

Rp 27.000 = 0,9 n

Jadi, harga sebelum diskon adalah Rp 30.000,00

8

Diketahui : berat barang (Bruto) = 40 kg

Tara = 5%

Harga pembelian = Rp 228.000

Keuntungan = 25%

Ditanyakan: harga penjualan tiap kg?

Jawab:

Tara 5% =

Netto = 40 kg – 2 kg

= 38 kg

Keuntungan 25% =

Harga jual = untung + harga beli

= Rp 57.000 + Rp 228.000

= Rp 285.000

Harga jual tiap kg =

= 7.500

Jadi, harga jual tiap kg sebesar Rp 7500

5

9

Diketahui : jarak tempuh 36 km membutuhkan 4 liter bensin

1 liter bensin = Rp 4.500

Ditanyakan: biaya bensin jika jarak tempuh 252 km?

Jawab:

5

Page 156: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

140

Jarak tempuh bensin

36 km 4 liter

252 km n

36 n = 252 x 4

n =

= 28 liter

Biaya bensin yang dikeluarkan

= 28 liter x Rp 4.500

= Rp 126.000

Page 157: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 9 141

Pedoman Penskoran

Berpikir Kritis Matematika Siswa

Skor Penskoran

0 Tidak menjawab

1 Menjawab tetapi salah/ menyalin soal

2 Jawaban tidak disertai proses menghitung

3 Proses berhitung benar namun jawaban akhir salah

4 Jawaban akhir benar namun penjelasan salah

5 Jawaban akhir dan penjelasan benar

Page 158: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 10 142

Uji Validitas

No. panel No. Soal

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 A 3 3 2 1 2 2 3 3 3 1 2 3 3 31

2 B 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 34

3 C 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 33

4 D 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 35

5 E 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 34

6 F 2 2 1 1 3 2 3 3 1 2 3 2 3 28

7 G 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 32

8 H 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 34

9 I 2 1 3 2 3 1 2 3 3 1 2 2 2 27

10 J 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 3 3 30

CVR 0.6 0.6 -0.2 -0.4 0.4 0.2 0.2 0.4 0.4 -0.8 -0.6 0.4 0.4

Keterangan valid valid invalid invalid valid valid valid valid valid invalid invalid valid valid

Page 159: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 11 143

Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas Tes Uraian (Essay)

dengan Menggunakan CVR

Contoh tabel validitas nomor 1 dan 3:

panel No. Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A 3 3 2 1 2 2 3 3 3 1 2 3 3

B 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3

C 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3

D 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2

E 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3

F 2 2 1 1 3 2 3 3 1 2 3 2 3

G 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3

H 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2

I 2 1 3 2 3 1 2 3 3 1 2 2 2

J 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 3 3

Contoh Perhitungan Uji Validitas

Dari soal No.1

Diketahui: N = 10

Ne = 8 (banyaknya panel yang memiliki nilai 3)

Maka diperoleh:

Maka nilai CVR = 0,6

Karena nilai yang diperoleh positif (0,6) maka soal No.1 dinyatakan valid

Page 160: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

144

Dari soal No.3

Diketahui: N = 10 Ne = 4 (banyaknya panel yang memiliki nilai 3)

Maka diperoleh:

Maka nilai CVR = -0,2

Karena nilai yang diperoleh negatif (-0,2) maka soal No.3 dinyatakan invalid

Page 161: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 12 145

Uji Reliabilitas

No. panel No. Soal

Jumlah

1 2 5 6 7 8 9 12 13

1 A 3 3 2 2 3 3 3 3 3 25

2 B 3 3 3 3 2 3 3 3 3 26

3 C 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

4 D 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26

5 E 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26

6 F 2 2 3 2 3 3 2 2 3 22

7 G 3 3 3 2 3 2 3 2 3 24

8 H 3 3 3 3 2 2 3 3 2 24

9 I 2 1 3 1 2 3 3 2 2 19

10 J 3 3 2 3 2 2 2 3 3 23

X 28 27 27 25 26 27 28 27 27 242

SI 0.42 0.67 0.48 0.71 0.52 0.48 0.42 0.48 0.48

SI^2 0.18 0.46 0.23 0.50 0.27 0.23 0.18 0.23 0.23

SI^2 2.511111

ST 2.394438

ST^2 5.733333

r11 0.632267

Page 162: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 13 146

Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas

Menentukan nilai varians skor tiap-tiap soal

Misal varians skor total nomor 1

(

∑ )

(

)

= 0,48

Untuk mencari nomor 2 dan selanjutnya sama dengan nomor 1

Menentukan nilai jumlah varians semua soal. Berdasarkan tabel perhitungan

reliabilitas tes uraian di atas diperoleh (S12) = 2,51

Menentukan nilai varians total St2 = 5,73

Menentukan k = banyaknya soal yang valid

Menentukan nilai r11 = [

] [

]

(

)

= 0,63

Berdasarkan kriteria reliabilitas, r11 = 0,63 berada diantara kisaran nilai 0,60 <

r11 ≤ 0,80, maka tes berbentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas baik.

Page 163: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 14 147

Uji Taraf Kesukaran

No. panel No. Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 A 3 3 2 1 2 2 3 3 3 1 2 3 3

2 B 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3

3 C 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3

4 D 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2

5 E 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3

6 F 2 2 1 1 3 2 3 3 1 2 3 2 3

7 G 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3

8 H 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2

9 I 2 1 3 2 3 1 2 3 3 1 2 2 2

10 J 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 3 3

B 28 27 22 19 27 25 26 27 26 15 22 27 27

JS 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P 0.93 0.90 0.73 0.63 0.90 0.83 0.87 0.90 0.87 0.50 0.73 0.90 0.90

KRITERIA mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah sedang sedang mudah mudah mudah

Page 164: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 15 148

Langkah-langkah Perhitungan Uji Taraf Kesukaran

Menentukan x = jumlah skor butir soal

Menentukan N = jumlah siswa

Menentukan Sm = skor maksimal soal yang bersangkutan

Misal, untuk soal nomor 1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut:

x = 28, Sm = 3, N = 10

Menentukan Tingkat kesukaran:

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran P = 0,93 berada pada kisaran nilai

0,71 – 1,00, maka soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran mudah

Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama

dengan perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1.

Page 165: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 16 149

Uji Daya Pembeda

Kelompok

Atas

No. Soal Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

D 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 35

B 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 34

E 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 34

H 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 34

C 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 33

15 15 12 11 14 27 61 67 47 68 33 15 58 799

1.00 1.00 0.80 0.73 0.93 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Kelompok

Bawah

No. Soal Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

G 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 2 1 3 31

A 3 3 2 1 2 2 3 3 1 1 2 1 3 27

J 2 3 2 3 2 3 1 2 2 1 1 3 3 28

F 1 2 1 1 3 2 3 3 1 2 3 2 3 27

I 2 1 3 2 3 1 2 3 3 1 2 1 2 26

11 12 10 8 13 10 12 13 10 8 10 8 14 139

0.73 0.80 0.67 0.53 0.87 0.67 0.80 0.87 0.67 0.53 0.67 0.53 0.93

DP 0.27 0.20 0.13 0.20 0.07 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.47 0.27

KRITERIA cukup jelek jelek jelek jelek cukup cukup cukup cukup cukup cukup baik cukup

Page 166: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 17 150

Langkah-langkah Perhitungan Uji Daya Pembeda

Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara:

Jumlah kelompok = 50% x jumlah siswa

= 50% x 10

= 5

Nilai siswa diurutkan dari yan terbesar, sehingga 5 siswa dengan nilai tertinggi

menempati kelompok A dan 5 siswa dengan nilai rendah menempati

kelompok B

Menentukan skor k.A = jumlah nilai kelompok atas

Menentukan skor k.B = jumlah nilai kelompok bawah

Sm = jumlah skor maksimum butir soal

nA = jumlah peserta kelompok atas

nB = jumlah peserta kelompok bawah

Misal, untuk soal nomor 1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut:

skor k.A = 15, skor k.B = 11, Sm = 3, nA = nB = 5

Menentukan DP = daya pembeda

Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,27 berada diantara kisaran

nilai 0,20 – 0,40, maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda yang

cukup

Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembeda sama dengan

perhitungan daya pembeda soal nomor 1.

Page 167: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 18 151

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Kelas Eksperimen

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

27 33 36 38 44

44 47 51 51 51

56 58 60 60 64

67 67 69 69 73

73 76 78 78 78

78 80 82 82 84

87 87 93

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 33

= 1 + 5,011096

= 6,011096 7

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 93 – 27

= 66

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 9,42 10

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Page 168: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

152

Tabel

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Eksperimen

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

27 - 36

37 - 46

47 - 56

57 - 66

67 - 76

77 - 86

87 - 96

26.5

36.5

46.5

56.5

66.5

76.5

86.5

36.5

46.5

56.5

66.5

76.5

86.5

96.5

31.5

41.5

51.5

61.5

71.5

81.5

91.5

3

3

5

4

7

8

3

3

6

11

15

22

30

33

992.25

1722.25

2652.25

3782.25

5112.25

6642.25

8372.25

94.5

124.5

257.5

246

500.5

652

274.5

2976.75

5166.75

13261.25

15129

35785.75

53138

25116.75

Jumlah 33 2149.5 150574.25

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

n = banyak siswa

Page 169: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

153

fk = frekuensi kumulatif

fi = frekuensi kelas median

i = interval kelas

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 170: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 19 154

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Laki-laki Kelas Eksperimen

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

27 33 36 38 44

51 51 58 60 60

67 67 69 69 73

73 78 82

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 18

= 1 + 4,142399267

= 5,143 6

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 82 – 27

= 55

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 9,167 10

Page 171: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

155

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Tabel

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Laki-laki Kelas Eksperimen

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

27 - 36

37 - 46

47 - 56

57 - 66

67 - 76

77 - 86

26.5

36.5

46.5

56.5

66.5

76.5

36.5

46.5

56.5

66.5

76.5

86.5

31.5

41.5

51.5

61.5

71.5

81.5

3

2

2

3

6

2

3

5

7

10

16

18

992.25

1722.25

2652.25

3782.25

5112.25

6642.25

94.5

83

103

184.5

429

163

2976.75

3444.5

5304.5

11346.75

30673.5

13284.5

Jumlah 18 1057 67030.5

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

Page 172: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

156

n = banyak siswa

fk = frekuensi kumulatif

fi = frekuensi kelas median

i = interval kelas

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 173: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 20 157

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Perempuan Kelas Eksperimen

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

44 47 51 56 64

76 78 78 78 80

82 84 87 87 93

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 15

= 1 + 3,8811001155

= 4,8811 5

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 93 – 44

= 49

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 9,8 10

Page 174: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

158

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Tabel

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Perempuan Kelas Eksperimen

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

44 - 53

54 - 63

64 - 73

74 - 83

84 - 93

43.5

53.5

63.5

73.5

83.5

53.5

63.5

73.5

83.5

93.5

48.5

58.5

68.5

78.5

88.5

3

1

1

6

4

3

4

5

11

15

2352.25

3422.25

4692.25

6162.25

7832.25

145.5

58.5

68.5

471

354

7056.75

3422.25

4692.25

36973.5

31329

Jumlah 15 1097.5 83473.75

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

n = banyak siswa

Page 175: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

159

fk = frekuensi kumulatif

fi = frekuensi kelas median

i = interval kelas

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 176: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 21 160

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Perempuan

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

18 24 29 31 33

44 44 47 47 49

51 51 56 56 56

60 60 62 62 64

64 64 71 76 76

78 78 78 80 82

84 87 87 87 93

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 35

= 1 + 5,095425

= 6,095425 7

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 93 – 18

= 75

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 10,71 11

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Page 177: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

161

Tabel

Distribusi Frekuensi Perempuan

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

18 - 28

29 - 39

40 - 50

51 - 61

62 -72

73 - 83

84 - 94

17.5

28.5

39.5

50.5

61.5

72.5

83.5

28.5

39.5

50.5

61.5

72.5

83.5

94.5

23

34

45

56

67

78

89

2

3

5

7

6

7

5

2

5

10

17

23

30

35

529

1156

2025

3136

4489

6084

7921

46

102

225

392

402

546

445

1058

3468

10125

21952

26934

42588

39605

Jumlah 35 2158 145730

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

n = banyak siswa

Page 178: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

162

fk = frekuensi kumulatif

fi = frekuensi kelas median

i = interval kelas

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 179: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 22 163

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Kelas Kontrol

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

18 22 24 24 27

27 29 31 31 33

36 36 36 40 44

47 47 49 51 56

56 56 58 60 60

62 62 64 64 67

67 71 76 76 87

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 35

= 1 + 5,095425

= 6,095425 7

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 87 – 18

= 69

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 9,86 10

Page 180: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

164

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Kontrol

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

18 – 27

28 – 37

38 – 47

48 – 57

58 – 67

68 - 77

78 - 87

17.5

27.5

37.5

47.5

57.5

67.5

77.5

27.5

37.5

47.5

57.5

67.5

77.5

87.5

22.5

32.5

42.5

52.5

62.5

72.5

82.5

6

7

4

5

9

3

1

6

13

17

22

31

34

35

506.25

1056.25

1806.25

2756.25

3906.25

5256.25

6806.25

135

227.5

170

262.5

562.5

217.5

82.5

3037.5

7393.75

7225

13781.25

35156.25

15768.75

6806.25

Jumlah 35 1657.5 89168.75

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

n = banyak siswa

fk = frekuensi kumulatif

Page 181: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

165

fi = frekuensi kelas median

i = interval kelas

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 182: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 23 166

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Laki-laki Kelas Kontrol

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

22 24 27 27 31

36 36 36 40 47

56 58 67 67 76

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 15

= 1 + 3, 8811011

= 4,8811011 5

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 76 – 22

= 54

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 10,8 11

Page 183: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

167

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Laki-laki Kelas Kontrol

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

22 - 32

33 - 43

44 - 54

55 - 65

66 - 76

21.5

32.5

43.5

54.5

65.5

32.5

43.5

54.5

65.5

76.5

27

38

49

60

71

5

4

1

2

3

5

9

10

12

15

729

1444

2401

3600

5041

135

152

49

120

213

3645

5776

2401

7200

15123

Jumlah 15 669 34145

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

n = banyak siswa

fk = frekuensi kumulatif

fi = frekuensi kelas median

i = interval kelas

Page 184: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

168

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 185: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 24 169

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Perempuan Kelas Kontrol

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

18 24 29 31 33

44 47 49 51 56

56 60 60 62 62

64 64 71 76 87

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 20

= 1 + 4,293398

= 5,293398 6

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 87 – 18

= 69

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 11,5 12

Page 186: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

170

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Perempuan Kelas Kontrol

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

18 - 29

30 - 41

42 - 53

54 - 65

66 - 77

78 - 89

17.5

29.5

41.5

53.5

65.5

77.5

29.5

41.5

53.5

65.5

77.5

89.5

23.5

35.5

47.5

59.5

71.5

83.5

3

2

4

8

1

2

3

5

9

17

18

20

552.25

1260.25

2256.25

3540.25

5112.25

6972.25

70.5

71

190

476

71.5

167

1656.75

2520.5

9025

28322

5112.25

13944.5

Jumlah 20 1046 60581

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

n = banyak siswa

fk = frekuensi kumulatif

fi = frekuensi kelas median

Page 187: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

171

i = interval kelas

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 188: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 25 172

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Laki-laki

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

22 24 27 27 27

31 33 36 36 36

36 38 40 44 47

51 51 56 58 58

60 60 67 67 67

67 69 69 73 73

76 78 82

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 33

= 1 + 5, 011096

= 6,011096 7

c. Menentukan Rentang Kelas

Rentang kelas (r) = Data terbesar – Data terkecil

= 82 – 22

= 60

d. Menentukan Panjang Kelas

( )

= 8,57 9

Page 189: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

173

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel

Distribusi Frekuensi Laki-laki

Interval Tepi

Bawah

Tepi

Atas Xi fi fk Xi

2 fiXi fiXi

2

22 - 30

31 - 39

40 - 48

49 - 57

58 - 66

67 - 75

76 - 84

17.5

27.5

37.5

47.5

57.5

67.5

77.5

27.5

37.5

47.5

57.5

67.5

77.5

87.5

22.5

32.5

42.5

52.5

62.5

72.5

82.5

5

7

3

3

4

8

3

5

12

15

18

22

30

33

506.25

1056.25

1806.25

2756.25

3906.25

5256.25

6806.25

112.5

227.5

127.5

157.5

250

580

247.5

2531.25

7393.75

5418.75

8268.75

15625

42050

20418.8

Jumlah 33 1702.5 101706

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( ) ∑ ∑

( ) = mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan

frekuensinya

fi = banyak siswa

( ) ∑ ∑

3. Median/nilai tengah (Md)

(

)

Keterangan:

Md = median/nilai tengah

l = batas bawah dari interval kelas median

n = banyak siswa

fk = frekuensi kumulatif

Page 190: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

174

fi = frekuensi kelas median

i = interval kelas

(

) (

)

4. Modus (Mo)

(

)

Keterangan:

Mo = modus/nilai yang banyak muncul

l = batas bawah dari interval kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

i = interval kelas

(

) (

)

5. Varians dan Simpangan Baku

( ) ∑

(∑ )

( ) ( ) ( )

( )

( ) √ ∑

(∑ )

( ) √

Page 191: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 26 175

Perhitungan Uji Homogenitas

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Varians(S2) 330.11 313.95

FHitung 1.05

Ftabel (0.05;34;32) 1.79

Kesimpulan Varians Kedua Kelompok Homogen

Keterangan :

S12 = Varians terbesar

S22 = Varians terkecil

Page 192: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 27 176

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Kelas

Interval

Batas

Kelas Z F(z)

Luas

Kelas

Interval

Fe Fo (Fo-Fe)2/Fe

26.5 -2.13 0.0167274

27 - 36 0.0407596 1.3450677 3 2.04

36.5 -1.58 0.057487

37 - 46 0.0949902 3.134675 3 0.01

46.5 -1.03 0.1524772

47 - 56 0.1647349 5.4362516 5 0.04

56.5 -0.48 0.3172121

57 - 66 0.2126204 7.0164716 4 1.30

66.5 0.07 0.5298324

67 - 76 0.2042498 6.7402421 7 0.01

76.5 0.63 0.7340822

77 - 86 0.1460333 4.8190974 8 2.10

86.5 1.18 0.8801154

87 - 96 0.0777038 2.5642259 3 0.07

96.5 1.73 0.9578193

Rata-rata 65.14

Simpangan Baku 18.17

x^2Hitung 5.56

x^2 Tabel (0.05)(3) 9.49

x^2 Tabel (0.01)(3) 13.28

Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal

Kesimpulan : Terima Ho

Z = Batas kelas – Rata-rata / Simpangan Baku

F(z) = NORMSDITST(z)

Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang

mendahuluinya

Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

∑( )

Keterangan :

2 = harga chi-square

fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi ekspektasi

Page 193: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 28 177

Perhitungan Uji Normalitas Perempuan

Kelas

Interval

Batas

Kelas z F(z)

Luas

Kelas

Interval

Fe Fo (Fo-

Fe)2/Fe

17.5 -2.29 0.0111

18 - 28

0.03187 1.11532 2 0.70

28.5 -1.72 0.04297

29 - 39

0.0826 2.89105 3 0.00

39.5 -1.15 0.12557

40 - 50

0.15608 5.46295 5 0.04

50.5 -0.58 0.28165

51 - 61

0.21504 7.52646 7 0.04

61.5 -0.01 0.49669

62 - 72 0.21603 7.56112 6 0.32

72.5 0.56 0.71273

73 - 83 0.15825 5.53876 7 0.39

83.5 1.13 0.87098

84 - 94 0.08452 2.95824 5 1.41

94.5 1.70 0.9555

Rata-rata 61.66

Simpangan Baku 19.31

x^2Hitung 2.90

x^2 Tabel (0.05)(3) 9.49

x^2 Tabel (0.01)(3) 13.28

Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal

Kesimpulan : Terima Ho

Z = Batas kelas – Rata-rata / Simpangan Baku

F(z) = NORMSDITST(z)

Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang

mendahuluinya

Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

∑( )

Keterangan : 2 = harga chi-square

fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi ekspektasi

Page 194: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 29 178

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol

Kelas

Interval

Batas

Kelas z F(z)

Luas

Kelas

Interval

Fe Fo (Fo-

Fe)2/Fe

18.5 -1.63 0.0516916

19 - 28 0.091897 3.2163967 6 2.41

28.5 -1.06 0.1435887

29 - 38 0.1649488 5.7732097 7 0.26

38.5 -0.50 0.3085375

39 - 48 0.2171104 7.5988624 4 1.70

48.5 0.06 0.5256479

49 - 58 0.2095689 7.3349131 5 0.74

58.5 0.63 0.7352168

59 - 68 0.1483489 5.192212 9 2.79

68.5 1.19 0.8835658

69 - 78 0.077004 2.6951399 3 0.03

78.5 1.76 0.9605698

79 - 88 0.0293049 1.0256716 1 0.00

88.5 2.32 0.9898747

Rata-rata 47.36

Simpangan Baku 17.72

x^2Hitung 7.95

x^2 Tabel (0.05)(3) 9.49

x^2 Tabel (0.01)(3) 13.28

Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal

Kesimpulan : Terima Ho

Z = Batas kelas – Rata-rata / Simpangan Baku

F(z) = NORMSDITST(z)

Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang

mendahuluinya

Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

∑( )

Keterangan :

2 = harga chi-square

fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi ekspektasi

Page 195: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 30 179

Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki

Kelas

Interval

Batas

Kelas z F(z)

Luas

Kelas

Interval

Fe Fo (Fo-

Fe)2/Fe

21.5 -1.45 0.07419

22 - 30

0.08134 2.68432 5 2.00

30.5 -1.01 0.15554

31 - 39

0.12519 4.13115 7 1.99

39.5 -0.58 0.28072

40 - 48

0.16028 5.28936 3 0.99

48.5 -0.15 0.44101

49 - 57

0.17073 5.63423 3 1.23

57.5 0.28 0.61174

58 - 66 0.15131 4.99307 4 0.20

66.5 0.72 0.76305

67 - 75 0.11155 3.68129 8 5.07

75.5 1.15 0.8746

76 - 84 0.06842 2.258 3 0.24

84.5 1.58 0.94303

Rata-rata 51.59

Simpangan Baku 20.82

x^2Hitung 11.72

x^2 Tabel (0.05)(3) 9.49

x^2 Tabel (0.01)(3) 13.28

Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal

Kesimpulan : Tolak Ho

Z = Batas kelas – Rata-rata / Simpangan Baku

F(z) = NORMSDITST(z)

Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang

mendahuluinya

Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

∑( )

Keterangan : 2 = harga chi-square

fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi ekspektasi

Page 196: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

Lampiran 31 180

Perhitungan Uji Hipotesis Statistik

UJI HIPOTESIS

1. Data kemampuan berpikir kritis matematika

GENDER (B) METODE PEMBELAJARAN (A)

TAPPS (A1) DISKUSI KELOMPOK (A2)

LAKI-LAKI (B1)

27, 33, 36, 38, 44, 22, 24, 27, 27, 31,

51, 51, 58, 60, 60, 36, 36, 36, 40, 47,

67, 67, 69, 69, 73, 56, 58, 67, 67, 76.

73, 78, 82.

PEREMPUAN (B2)

44, 47, 51, 56, 64, 18, 24, 29, 31, 33,

76, 78, 78, 78, 80, 44, 47, 49, 51, 56,

82, 84, 87, 87, 93. 56, 60, 60, 62, 62,

64, 64, 71, 76, 87.

2. Tabel persiapan

Statistik A1B1 A2B1 A1B2 A2B2

n 18 15 15 20 68

1036 650 1085 1044 3815

64226 32430 81973 60676 239305

4598.44 4263.33 3491.33 6179.2 18532.3

i 57.5556 43.3333 72.3333 52.2 56.1029

3. Jumlah Kuadrat (JK) dan derajat bebas (db) :

a. Total :

JK (T) =

= 239.305 –

= 25.272,279

db = nt – 1 = 68 – 1 = 67

Page 197: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

181

214032.72

b. Antar A :

JK (A) = {

}

= {

}

= 4.279,334

db = na – 1 = 2 – 1 = 1

c. Antar B :

JK (B) = {

}

=

{

}

= 1.610,581

db = nb – 1 = 2 – 1 = 1

d. Interaksi :

JK (AB) = {

}

– JK (A) – JK (B) =

{

}

– 4.279,334 –

1.610,581 = 850,0636

db = (na – 1)(nb – 1) = (2 – 1)(2 – 1) = 1

e. Dalam Kelompok:

JK (D) = = 18532,3

db = nT – na.nb = 68 – 2.2 = 68 – 4 = 64

Page 198: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

182

4. Tabel ANAVA 2 Faktor :

Sumber

Varians JK Db RJK Fo

Ftab

α = 0,05

Antar A 4279.334 1 4279.334 14,778 3.99

Antar B 1610.581 1 1610.581 5,562 3.99

Interaksi 850.0536 1 850.0536 2,936 3.99

Dalam 18532.3 64 289.5672

Total 25272.27 67

5. Kesimpulan

a. Perbedaan Antar A

Karena F0 = 14,778 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat

perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajarkan

dengan metode Thingking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan

siswa yang diajar dengan diskusi kelompok. Uji satu arah untuk

perbedaan antar A, dihitung dengan rumus: to(A) = √ = 3,84 >

t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0 ditolak, kemampuan berpikir kritis

matematika siswa yang diajar dengan TAPPS lebih tinggi dari siswa

yang diajar dengan diskusi kelompok.

b. Perbedaan Antar B

Karena F0 = 5,562 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat

perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa laki-laki dengan

siswa perempuan. Uji satu arah untuk perbedaan antar B, dihitung

dengan rumus: to(B) = √ = 2,36 > t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0

ditolak, kemampuan berpikir kritis matematika siswa perempuan lebih

tinggi dari siswa laki-laki.

Page 199: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

183

c. Perbedaan Antar Perbedaan (Interaksi AB)

Karena F0 = 2,936 < Ftab = 3,99 maka H0 diterima, artinya tidak

terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gender

terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

RANGKUMAN HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Hipotesis Dengan Anava Dua Arah

Sumber

Varians JK Db RJK Fo

Ftab

α = 0,05

Antar A 4279.334 1 4279.334 14,778 3.99

Antar B 1610.581 1 1610.581 5,562 3.99

Interaksi 850.0536 1 850.0536 2,936 3.99

Dalam 18532.3 64 289.5672

Simpulan Main effect (A):

Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi daripada siswa

yang diajar dengan metode diskusi kelompok.

Simpulan Main effect (B):

Kemampuan berpikir kritis matematika siswa perempuan lebih tinggi

daripada siswa laki-laki.

Simpulan Interaction effect (AB):

Tidak terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gender

terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

Page 200: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

UJI REFERENSI

Nama : Vindarini Novianti

Nim :10701700A771r

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(Tapps) Dan Gender Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa

No. Judul Buku dan Nama Pengarang

Paraf

Pembimbing

IPembimbing

ilBAB I

I Erman Suherman dl&, Strategi Pembelaiaran Matematika

Kontemporer, @andung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2001),

h.19, h.20, !2 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belaiar,

pakarta: Rineka Crpta, 2003), h. 253/

n7

3 Ariyadi Wdaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta :

Graha llmu, 2012), h.l. ,\rrfu 14 Sofan Amri, Proses Pembelaiaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas,

(Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010) cet.l. h.63 15 Utari Surrarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik, Dapat diakses di

http://math.sps.upi.edu. pada tanggal 18 Agustus 2011, pukul 11.15

WIB/ f

6 Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematikal

SMP/IVITs untuk Optimalisasi Tuiuan Mata Pelajaran Matematika,

(Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2008), diakses pada tanggal 16

Agustus 2011, h.29-30, pukul 18.30,

(htto://p4tkmatematika.org/fasilitasi/ 1 3 -SI-SKLSMP-Optimalisasi-

Tuiuan-Wardani.pdf)

1

Page 201: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

on BerPikir Kritis Matematika,

(Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h.3' /\ 47

8 eterampilan Berpikir Kritis dalam

Perrbelajaran Mattematika di SD, dalam Forum Kependidikan'

vol.28, nomor 2, 20Ag, diakses tanggal 3 September 2011' pukul

15.01), h.138,

4

Subandar, "BerPikir Reflehif', dapat di

I

Reflektif.pdf

k -(

49

r '4l0 Slavin, Thinking Aloud Pair Problem Solving (lA't'Ys), zvlr'

(http://www.wcer.wisc.edu/archivdc I 1/c 1 /doingcVtapps'html)'

I

4I

BAB II

ffi Contextual reac\ins & Learning

Menjadikan Kegiatan Belaiar Mengaiar l&engasyikkan dan

Berrnakna, Penerjemah, Ibnu setiawan (california: coruwin Press,

Inc, 2002, reprint, Bandung: MLC, 200 8)' cet'ke4'h. 1 87'

/t

2 ilan BerPikir Kritis dalam

pembelajaran Matematika di sD, dalarn Forum Kependidikan,

vol.28, nornor 2, 2\Tg,diakses pada tanggal 3 September 201 1' pukul

15.01), h.137, h.139

7

V 13 Dina Mayadiana S- Kemampuan Berpikir Knns Matemanna'

(akarta: calcrawala maha karya,2009), h'l1, h'13

?4 Jozaa Sabandar, Beryikir RefleHiJ dapat (uaKses cr

Reflektif.pdf

45 Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelalaran tnovatrl

dan Kreatif, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010),h' 65'

46 Vincent Ryan Ruggiero, Beyond Feelings a Guide to Lntrcat

Thinking,(New York The McGraw-Hill Compani es,2004),p'21' /

r a7 Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, (Bandung, 2007), h'l

Page 202: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

8 James. E. Stice, teaching problem solving, 2011, h.4

http:/lwwwcsi .unian.iVeduca/problemsolvin g/sticeJrs.html u/ r9 Arthur Whimbey & Jack Lochhead, problem solving &

comprehension sixth edition, (london: Lawrence Erlbaum Associates,

1999), h.39/ 7

l0 Kyungmoon, Jeon, The Effects of Thinking Aloud Pair Problem

Solving on High School Student's Chemistry Froblem-Solving

Performance and Verbal Interactions , Journal of Chemical Education

research, vol.82, 2005, h.1 558.

(/

Tll Slavin, Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), 2011,

(http://www.wcer.wisc.edu/archive/c 1 1 /c 1 /doingcVtapps.htrrl).

V ft2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

KonstruHiistik, (J akarta: Presentasi Pustaka, 2007), h.26. / fr al3 Rahayu Relawati, Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender,

@andung: CV. Muara Indah, 201 1), lL3,h.4/ 4 7

t4 http:i/www.zudangmateri.conr/20 I I /0 l/pengertian-lender.html / (

15 M. Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2006), hat. 7 I 416 A. Rahmawati, Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan

Feminim Dilihat dari Beberapa Latar Belakangnya. Skripsi pada

Jurusan Psikologi Pe'ndidikan dan Bimbingan UPI Bandung, 2004

(hr!tp://www.sarj analar.com/2O I 2/06/pengertian-eender-menurut-

para-ahli.html. diakses pada tanggal 28-05 -2013, jam 1 9.55)

/

7BABIn

I Kadir, Jurnal Penerapan Alat Peraga Pembelaiaran Dimensi Tiga

Dan Dimensi Dua Ditinjau Dari Kemampuan Spasial Dan

Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Geometi Bangun

Ruang Siswa Mts, dalarn Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Matematika, (Jakarta : Jurusan Pendidikan Matematika FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), hal. 37

12 Wahyu Widhiarso, Prosedur Pengujian Yaliditas Isi melalui Indeks Rasio

Yalitlitas .Isi (CVR), diakses dari

https:l/blog.usm.ac.id/2010/06/16/prosedur-pengujian-validitas-isi-melalui-

/ a

Page 203: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

I27 APrJl,Pkl' 17:00WIB

Iuasi Pendidikan' (Jakarta:

Bumi Aksara,200g),Ed.Revisi, Cet'7,h'100, h' 160' h'168

Sudjana, Metode Statistik,@andung: Tarsito, 1 996)' h' 27 3'

ilmu Sosial' (Jakarta: PT'

Rosemata SamPuma, 2010), h. 27 3'

NrP. 196708t2 199402 1 001

Jakarta, Juli 2014

Pembimbing II

Firdausi. M. Pd

NIP. 19690629 200501 1 003

Mengetahui

Pembingbing I

Page 204: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29820...LEMB.AR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud pair problemsolving

r'

/""T% YAYASAN PENDIDIKAN PARAMARTAPARAMARTA SMP PARAMARTAw

Sekretariat : Jt. Raya Jombang Gg. Taqwa No. 70 Depan Villa Jombang Baru, Jombang Ciputat - Kota Tangerang Selatan Telp. : (021) 74634750

Yang bertandatangan di baurah ini :

: Drs. Kusman

: Kepala Sekolah SMP Paramarta

: Jl. Raya Jomhng; Gg- Taqwa No. 7O Ciputat - Tangsel

D€ngru ini menerangfun bahwa, ymg tersebut di baurah ini :

Nama : VindariniNovianti

NIIII :lO70flA0{JiI7l

Prodi/Jrnusan : Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Kejuruan

Universitas IslamNegen SyarifHidayatullah Jakarta

Adalahbentrtelahmelakukan Riset / Penelitian pada sekolah SMP Pramrtatethittttrg seiak 20

November 2013 sampai dengan 2O Desember 2013. Dan yang bersangkuta telah melaksanakan

tugasnya dengan baik dan pe,ntrh tmgglng jayrab.

De,mftian surd keterangan ini dibud d€nge benff, utrhrk d4d dipergunakan sebagaimma

mestiq'a-

Selataq 23 Desember 2013SMP Parmarta

Nama

Jabdan

Alamd

No: 1305/S.Ket/SMP.PmD(tr/2013

ar.^'{gDrs. Kusman


Recommended