+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate...

PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate...

Date post: 16-Mar-2019
Category:
Upload: vuongkiet
View: 231 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
45
PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO DAN PRODUKTIVITAS PUCUK TANAMAN KOLESOM (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.) CITRA PRATIWI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Transcript
Page 1: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO

DAN PRODUKTIVITAS PUCUK TANAMAN KOLESOM

(Talinum triangulare (Jacq.)Willd.)

CITRA PRATIWI

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

ABSTRACT

CITRA PRATIWI, Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity

of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.). Supervised by IMPRON and

SANDRA ARIFIN AZIZ.

Water-leaf (Talinum triangulare (Jacq).Willd.) is one of medicinal plant which has

many benefits. Part of the plant organ which often utilized is the shoot. This research,

which was conducted using factor analysis of fixed model, aimed analyze the effect of

paranet shading on micro climet and productivity of water-leaf’s shoot. The results showed

that paranet shading had profound effects on radiation and temperature, and on growth and productivity of water-leaf. Shading using paranet 50% could reduced radiation transmission

by 27%, reduced temperature by 0.3ᵒC, and reduced shoot productivity by 17%; while

using paranet 75% could reduced radiation transmission by 36% and reduced temperature

by 0.6ᵒC, and reduced shoot productivity by 59%, respectively.

Keywords: micro climate, paranet, shading, shoot, Water-leaf (Talinum triangulare

(Jacq).Willd.)

Page 3: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

ABSTRAK

CITRA PRATIWI, Pengaruh Naungan Paranet terhadap Iklim Mikro dan Produktivitas

Pucuk Tanaman Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.). Dibimbing oleh IMPRON

dan SANDRA ARIFIN AZIZ.

Tanaman kolesom (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.) merupakan salah satu

tanaman obat yang memiliki banyak manfaat. Salah satu bagian tanaman kolesom yang

sering dimanfaatkan adalah bagian pucuknya. Penelitian ini menggunakan analisis model

tetap satu factor yang bertujuan menganalisis pengaruh naungan paranet terhadap iklim

mikro dan produktivitas pucuk tanaman kolesom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian naungan paranet mempengaruhi radiasi dan suhu, serta pertumbuhan dan

produktivitas tanaman kolesom. Pemakaian naungan paranet 50% dapat mentransmisikan

radiasi datang sebesar 27% dan mengurangi suhu sebesar 0.3ᵒC, serta menurunkan

produktivitas pucuk sebesar 17%; sedangkan pemakaian naungan paranet 75%

mentransmisikan radiasi datang sebesar 36% dan mengurangi suhu sebesar 0.6ᵒC, serta

menurunkan produktivitas pucuk sebesar 59%.

Kata kunci: iklim mikro, naungan, paranet, pucuk, tanaman kolesom (Talinum triangulare

(Jacq.)Willd.).

Page 4: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO

DAN PRODUKTIVITAS PUCUK TANAMAN KOLESOM

(Talinum triangulare (Jacq.)Willd).

CITRA PRATIWI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Geofisika dan Meteorologi

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 5: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

Judul : Pengaruh Naungan Paranet terhadap Iklim Mikro dan

Produktivitas Pucuk Tanaman Kolesom (Talinum

triangulare (Jacq.)Willd.)

Nama : Citra Pratiwi

NIM : G24080046

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir.Impron,M.Agr.Sc. Dr.Ir.Sandra Arifin Aziz,MS

NIP. 19630315 199512 1 001 NIP. 19591026 198503 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Geofisika dan Meteorologi

Dr. Ir. Rini Hidayati, MS

NIP. 19600305 198703 2 002

Tanggal Lulus :

Page 6: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, serta

sholawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Naungan Paranet

terhadap Iklim Mikro dan Produktivitas Pucuk Tanaman Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.)

Penulis telah melibatkan banyak pihak dalam penyelesaian penelitian ini, oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah, ibu, adik-adik (Ruly Kurniawan dan Iwa Kartiwa), dan seluruh keluarga besar

Alm.Maulana Marfu yang telah memberikan cinta, kasih sayang, doa, dan segalanya.

2. Dr.Ir. Impron,M.Agr.Sc. dan Dr.Ir.Sandra Arifin Aziz,MS. atas bantuan, saran, nasihat

dan bimbingan yang telah diberikan.

3. Ir. Bregas Budianto,Ass.Dpl. sebagai dosen penguji dalam tugas akhir atas saran dan

nasihat yang telah diberikan.

4. Seluruh dosen dan staf Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB yang telah

membantu dari awal sampai akhir studi.

5. Pak Nana dan seluruh petani di lahan pertanian Leuwikopo yang telah membantu

selama pengamatan di lapangan.

6. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dramaga, Bogor atas

pemberian data pendukung dalam penelitian ini.

7. Diyah, Iput, dan Geno sebagai teman satu bimbingan yang telah memberikan kritik,

saran, dan bantuan dalam pengolahan data penelitian.

8. Teman-teman setia Ratna Dila, Sarah, Dewi, Fella, Ferdy, Ruri, Fida, Sintong, serta

seluruh GFM 45 yang telah memberikan inspirasi, kebersamaan, serta dukungan.

9. Hanifah, Aulia, Fennyka, dan Erna yang selalu memberikan tumpangan kosan, serta

Ketty dan Dody yang telah membantu mengoreksi skripsi ini.

10. Reginers yang selalu memberikan kebersamaan, bantuan, semangat, dan doanya.

11. Rere, Ifah, Ruth, Ria, dan Gebi yang telah memberikan tawa, canda, dan semangat.

12. Diza, Andin, dan Anggun yang setia memberikan semangat dan dukungan tiada henti.

13. Lenny, Ayu, Indry, Dewi, Mita, Beki, dan Jenny yang telah menjadi sahabat

sesungguhnya dan memberikan arti setia kawan yang sebenarnya, serta teman-teman

XII IPA 3 SMAN 4 Bekasi dan group Keep Walkin’.

14. Kak Yudi, Kak Riri, serta seluruh senior GFM yang telah memberikan masukan dan

wejangan.

15. Enda, Nowa, May, Rikson, Wengki, Dieni, Edo, Ghalib, Mani, Roni, dan seluruh adik-

adik GFM 46 serta 47 yang telah membantu penelitian, serta menceriakan hari-hari

penulis sehingga penulis selalu enjoy dalam menyelesaikan penelitian. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Masukan dan kritik

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2013

Citra Pratiwi

Page 7: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Citra Pratiwi, lahir di Bandar

Lampung, 22 Desember 1990 dan merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara dari Bapak Hasbi,S.Ip.M.M dan Ibu Hj.Siti Zuraida,S.Pd.I.

Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bekasi dan

pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih

program studi Meteorologi Terapan, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan

yakni sebagai anggota Koperasi Mahasiswa tahun 2008-2009, dan pengurus Himpunan

Mahasiswa Agrometeorologi (Himagreto) pada Departemen Internal tahun 2011-2012.

Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2012, penulis sempat melakukan kegiatan magang di PT.East West Seed Purwakarta. Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains IPB, penulis

menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Naungan Paranet terhadap Iklim Mikro dan

Produktivitas Pucuk Tanaman Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.)Willd), dibimbing oleh

Dr.Ir.Impron,M.Agr.Sc. dan Dr.Ir.Sandra Arifin Aziz,MS.

Page 8: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Tujuan .............................................................................................................. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.) ..................................... 1

2.2 Iklim Mikro ....................................................................................................... 2

2.2.1 Radiasi Matahari ......................................................................................... 2

2.2.2 Suhu Udara ................................................................................................. 3

2.2.3 Kelembaban Relatif (RH) ............................................................................ 3 2.3 Naungan ............................................................................................................ 3

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat............................................................................................. 4

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................. 4

3.3 Metodologi Penelitian ....................................................................................... 4

3.3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 4

3.3.2 Persiapan Penanaman ................................................................................. 4

3.3.3 Penanaman ................................................................................................ 4

3.3.4 Pengukuran . ............................................................................................... 4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum ................................................................................................ 7

4.2 Kelembaban Relatif (RH) .................................................................................. 7

4.3 Suhu Udara ....................................................................................................... 7

4.4 Radiasi ............................................................................................................. 8

4.5 Tinggi, Jumlah, dan Bobot Pucuk ....................................................................... 8

4.6 Luas Daun Spesifik (LDS) ................................................................................. 9

4.7 Indeks Luas Daun (ILD) ................................................................................... 10

4.8 Koefisien Pemadaman (k) ................................................................................. 11

4.9 Radiasi Intersepsi . ............................................................................................. 11

4.10 Efisiensi Pemanfaatan Radiasi Surya ................................................................. 11

4.11 Bobot Kering .................................................................................................... 11 4.12 Relative Growth Rate (RGR) ............................................................................. 12

4.13 Nett Assimilation Rate (NAR) ........................................................................... 12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 13

5.2 Saran ................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 16

Page 9: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Pengaruh naungan paranet terhadap kelembaban relatif rata-rata harian ...................... 7

2. Pengaruh naungan paranet terhadap suhu rata-rata harian ........................................... 7

3. Akumulasi panas tanaman kolesom ............................................................................ 7 4. Pengaruh naungan paranet terhadap rata-rata radiasi harian ........................................ 8

5. Pengaruh naungan paranet terhadap rata-rata radiasi transmisi harian .......................... 8

6. Pengaruh naungan paranet terhadap tinggi tanaman .................................................... 8

7. Pengaruh naungan paranet terhadap jumlah pucuk ...................................................... 9

8. Pengaruh naungan paranet terhadap bobot pucuk ........................................................ 9

9. Pengaruh naungan paranet terhadap LDS ................................................................... 10

10. Pengaruh naungan paranet terhadap ILD .................................................................... 10

11. Pengaruh naungan paranet terhadap rata-rata radiasi intersepsi harian . ........................ 11

12. Pengaruh naungan paranet terhadap RUE . .................................................................. 11

13. Pengaruh naungan paranet terhadap RGR .................................................................... 12

14. Pengaruh naungan paranet terhadap NAR .................................................................. 13

Page 10: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tanaman kolesom ....................................................................................................... 2

2. Bibit kolesom ............................................................................................................ 4 3. Pembibitan ................................................................................................................ 4

4. Grafik hubungan waktu dengan tinggi tanaman kolesom ............................................. 9

5. Grafik hubungan waktu dengan bobot pucuk tanaman kolesom .................................. 9

6. Grafik hubungan waktu dengan luas daun spesifik (LDS) tanama kolesom ................. 10

7. Grafik hubungan waktu dengan indeks luas daun (ILD) tanaman kolesom .................. 10

8. Grafik hubungan waktu dengan radiasi intersepsi ....................................................... 11

9. Grafik hubungan waktu dengan bobot kering total tanaman kolesom .......................... 11

10. Grafik hubungan waktu dengan relative growth rate (RGR) tanaman

kolesom . .................................................................................................................... 12

11. Grafik hubungan waktu dengan net assimilation rate (NAR) tanaman

kolesom ..................................................................................................................... 13

Page 11: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Data Iklim Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor Bulan Maret-April 2012 .................. 17

2. Data perhitungan koefisien pemadaman (k) ................................................................ 19 3. Data perhitungan radiasi intersepsi ............................................................................. 20

4. Data perhitungan Thermal Heat Unit (THU) . ............................................................. 21

5. Data perhitungan kelembaban relatif (RH) .................................................................. 22

6. Data agronomi 1 MST . .............................................................................................. 23

7. Data agronomi 3 MST . .............................................................................................. 24

8. Data agronomi 5 MST . .............................................................................................. 25

9. Data agronomi panen . ................................................................................................ 26

10. Grafik hubungan bobot kering akar dengan waktu ...................................................... 28

11. Grafik hubungan bobot kering daun dengan waktu ..................................................... 29

12. Grafik hubungan bobot kering batang dengan waktu ................................................... 30

13. Data pengamatan tinggi tanaman ................................................................................. 31 14. Alat solarimeter dan termometer bola kering bola basah ............................................. 32

15. Kondisi tanaman kolesom di lapangan ........................................................................ 33

Page 12: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim

tropis dan memiliki keanekaragaman flora

yang tersebar di berbagai habitat, salah

satunya adalah tanaman obat. Menurut Susanti

(2006), Indonesia memiliki 9600 spesies

tanaman yang berkhasiat sebagai obat.

Tanaman obat merupakan salah satu produk

pertanian yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Sugiarto 2006). Salah satu tanaman

yang berkhasiat obat di Indonesia adalah

tanaman kolesom (Talinum triangulare

(Jacq.)Willd.).

Tanaman kolesom merupakan tanaman

obat yang berkhasiat mengurangi peradangan

dan membantu penyembuhan luka (Sugiarto

2006). Tanaman ini bisa juga dimanfaatkan

sebagai obat tradisional untuk mengobati

neurasthenia (kelelahan tubuh), dan debilitas

(kelemahan tubuh) setelah sembuh dari penyakit kronis (Hutapea 1994). Salah satu

bagian tanaman kolesom yang sering

dimanfaatkan adalah bagian pucuknya. Pucuk

kolesom dimanfaatkan sebagai campuran

bedak dingin di Kalimantan Selatan (Susanti et

al. 2008). Menurut Fasuyi (2006), pucuk

kolesom juga dapat dimanfaatkan sebagai

sayuran sumber protein.

Banyaknya manfaat tanaman kolesom

membuat tanaman ini sering dibudidayakan.

Tanaman kolesom dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi dan dataran rendah yang

memiliki intensitas radiasi matahari yang

cukup. Menurut Pitojo (2006), tanaman

kolesom di dataran rendah dapat tumbuh dan

menghasilkan produktivitas yang optimal

apabila dibudidayakan di bawah daerah yang

ternaungi. Menurut Rahmawaty (2005),

bentuk naungan dapat berupa paranet dan

tegakan pohon besar yang menyebabkan

berkurangnya intensitas radiasi matahari yang

sampai pada tanaman, sehingga tanaman dapat

tumbuh secara optimal. Pada penelitian ini, naungan yang digunakan adalah naungan

paranet dengan kerapatan yang berbeda.

Merujuk dari penelitian sebelumnya,

penelitian ini dilakukan untuk melihat

pengaruh pemakaian naungan paranet terhadap

iklim mikro dan tanaman kolesom. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pembudidaya tanaman kolesom untuk

menghasilkan produktivitas yang optimal.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis pengaruh pemakaian

naungan paranet terhadap iklim mikro di

sekitar tanaman kolesom.

2. Menganalisis pengaruh pemakaian

naungan paranet terhadap produktivitas

pucuk tanaman kolesom.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Tanaman Kolesom

Tanaman kolesom (Talinum triangulare

(Jacq.)Willd.) merupakan tanaman tahunan

yang dikenal oleh masyarakat Indonesia

sebagai bahan obat kuat dalam campuran

jamu. Tanaman kolesom berasal dari daerah

Afrika tropis dan banyak ditanam di daerah

Afrika Barat, Asia, dan Amerika Selatan

(Enete dan Okon 2010). Tanaman kolesom

merupakan tanaman sukulen dan termasuk jenis tanaman CAM (crassulacean acid

metabolism) (Susanti 2006). Klasifikasi

tanaman ini adalah :

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Caryophyllales

Familia : Portulacaceae

Genus : Talinum

Spesies :Talinum triangulare Willd.

(Sumber : http://kambing.ui.ac.id) Tanaman kolesom merupakan tanaman

dikotil yang hidup di habitat semak belukar

dengan tinggi berkisar antara 30 – 100 cm

(Anna 2010). Tanaman kolesom memiliki

batang tegak, bulat, dan berkayu. Bunga

tanaman kolesom berdiameter 2 mm dan

biasanya memiliki 5 helai daun mahkota yang

lonjong dengan panjang ± 4 cm dan berwarna

ungu (Pitojo 2006).

Akar tanaman kolesom merupakan akar

tunggang yang menggelembung menyerupai

ginseng (Anna 2010). Akar kolesom sering digunakan sebagai bahan utama anggur

kolesom dan sari akarnya digunakan dalam

pembuatan brem. Kolesom memiliki buah

yang bertangkai pendek, berbentuk bulat dan

lonjong dengan panjang 4–7 mm. Biji kolesom

berbentuk lonjong pipih dan berdiameter ± 1

mm (Susanti 2012). Tanaman kolesom mampu

menghasilkan ratusan biji.

Page 13: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

2

Gambar 1 Tanaman Kolesom

(Sumber : Dokumentasi Penelitian)

Tanaman kolesom dapat tumbuh subur pada media yang gembur, cukup humus, pH

tanah mendekati netral, dan tidak tergenang

air. Tanaman kolesom dapat ditemukan di

dataran rendah sampai ketinggian tempat 1000

m diatas permukaan laut dengan curah hujan

2.000-4.000 mm/tahun. Tanaman ini mampu

bertahan hidup dengan baik di dataran rendah

dan di dataran tinggi dengan suhu 20-25oC.

Tanaman kolesom dapat tumbuh secara

optimal di dataran rendah apabila daerahnya

ternaungi (Pitojo 2006). Tanaman kolesom dapat diperbanyak

dengan menggunakan bahan tanaman berupa

biji atau setek batang (Susanti et al. 2008).

Budidaya kolesom dari biji relatif mudah,

tetapi waktu untuk panen relatif lama.

Sedangkan budidaya tanaman kolesom dengan

cara setek lebih cepat dan mudah tumbuh.

Setek tanaman kolesom berasal dari cabang,

pucuk, dan batang kolesom. Budidaya

kolesom dari setek sebenarnya merugikan

tanaman kolesom, karena pemotongan setek dapat menunda perolehan pucuk dan

regenarasi tanaman relatif lama. Pemotongan

setek cabang juga berdampak memutus siklus

bunga, buah, atau biji dalam

perkembangbiakkan secara generatif (Pitojo

2006).

Bagian tanaman kolesom yang biasa

digunakan untuk diambil manfaatnya adalah

umbi dan pucuknya (Farchany 2011). Menurut

Hutapea (1994), umbi kolesom dapat

dimanfaatkan untuk mengobati neurasthenia

(kelelahan tubuh), debilitas (kelemahan tubuh) setelah sembuh dari penyakit kronis, dan obat

lemah syahwat. Penelitian Susanti (2006)

menunjukkan bahwa umbi kolesom memiliki

kandungan alkaloid, steroid, saponin, dan

tanin. Pucuk kolesom memiliki potensi

sebagai sayuran berkhasiat obat karena

memiliki nutrisi dan antioksidan yang penting

(Susanti 2012). Pucuk kolesom juga

direkomendasikan sebagai sayuran sumber

protein karena memiliki kandungan 18 asam

amino (Fasuyi 2006).

2.2 Iklim Mikro

Iklim merupakan perubahan nilai unsur-

unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi

bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat (Handoko 1995). Kondisi iklim di sekitar

objek tertentu disebut dengan iklim mikro.

Iklim mikro merupakan salah satu ligkungan

fisik yang sangat berperan terhadap tanaman

(Bey dan Las 1991). Iklim tidak hanya sebagai

komponen yang dibutuhkan secara esensial,

tetapi juga mencirikan dan mempengaruhi

komponen ekologi pertanian. Secara fisiologis,

hampir semua unsur iklim berpengaruh dan

dibutuhkan oleh tanaman. Radiasi, suhu, dan

kelembaban relatif (RH) merupakan faktor iklim yang dominan bagi pertumbuhan dan

produktivitas tanaman (Bey 1991).

2.2.1 Radiasi Matahari

Radiasi matahari merupakan sumber energi

utama untuk proses-proses fisika atmosfer,

tetapi hanya sebagian kecil dari radiasi yang

dipancarkan matahari diterima oleh

permukaan bumi (Handoko 1995). Intensitas

radiasi dan lamanya penyinaran sangat

mempengaruhi sifat tanaman. Tanaman yang kekurangan cahaya akan mengalami etiolasi,

yaitu menjadi kuning serta memiliki batang

yang sangat panjang dan kurus, sedangkan

tanaman yang diberi cukup cahaya akan

membentuk warna hijau yang berhubungan

dengan pembentukan klorofil, perangsang

fotosintesis, dan memiliki struktur yang

normal (Harjadi 1979).

Radiasi matahari mempengaruhi respon

tanaman, seperti perkecambahan,

pembentukan umbi dan bulb, pembungaan,

perbandingan kelamin pada bunga (Harjadi 1979). Kuantitas radiasi matahari ditentukan

oleh beberapa hal, diantaranya adalah tajuk

tanaman, Indeks Luas Daun (ILD), kedudukan

atau sudut daun, serta adanya distribusi tajuk

(Bey 1991).

Radiasi surya yang sampai di permukaan

akan mengalami perubahan dan pengurangan

dalam perjalanannya menuju permukaan tanah

(Hidayat 2001). Pengurangan radiasi

Page 14: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

3

disebabkan oleh tegakan tanaman dan biasa

disebut dengan radiasi intersepsi. Menurut

Sitianapessy (1985), radiasi intersepsi adalah

besarnya radiasi yang datang dan tertahan oleh

tajuk tanaman. Jumlah radiasi intersepsi

tergantung sifat optis tajuk tanaman, seperti

sudut daun, luas daun, dan umur tanaman (Bey

1991).

Kemampuan tanaman untuk

mengintersepsi radiasi dipengaruhi oleh nilai

koefisien pemadaman (k) (Boer dan Las 1994). Setiap tanaman memiliki nilai k yang

berbeda-beda. Menurut Bey (1991), nilai k

berkisar antara 0.3-0.5 pada tanaman yang

memiliki daun tegak. Sedangkan nilai k

berkisar antara 0.7-1.0 untuk tanaman yang

memiliki daun lebar dan horizontal. Kecilnya

nilai k menandakan kecilnya radiasi yang

diintersepsi oleh tanaman.

Radiasi yang diintersepsi digunakan

tanaman untuk menghasilkan biomassa.

Nisbah antara penambahan biomassa tanaman dengan jumlah radiasi yang diintersepsi

disebut dengan efisiensi pemanfaatan radiasi

surya. Setiap tanaman memiliki nilai efisiensi

pemanfaatan radiasi surya yang berbeda-beda

sesuai dengan susunan daun, ILD, posisi daun,

serta ketersediaan air dan hara (Asyiardi

1993).

2.2.2 Suhu Udara

Suhu merupakan indikasi jumlah energi

yang terdapat dalam suatu sistem dan mempengaruhi proses biokimia dalam proses

fotosintesis, respirasi, perkembangan,

pembentukan daun, inisiasi organ, pematangan

buah, dan umur tanaman. Suhu udara

dipengaruhi oleh variasi diurnal, musiman,

keawanan, angin, tajuk, serta ukuran daun

(Bey 1991).

Setiap tanaman memiliki suhu aktif dan

optimal pada kisaran tertentu. Suhu yang

ekstrim dapat merusak pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Harjadi 1979).

Menurut Bey (1991), suhu yang terlalu ekstrim menyebabkan tanaman mengalami desikasi

jaringan, yaitu kekeringan dan kelayuan daun.

Waktu yang diperlukan untuk mencapai

tahap panen dapat dinyatakan dalam nilai

akumulasi panas atau yang disebut dengan

satuan panas (thermal heat unit). Nilai satuan

panas (thermal heat unit) didapat dengan

menganggap faktor lain, seperti panjang hari

tidak berpengaruh, sehingga laju

perkembangan tanaman berbanding lurus

dengan suhu diatas suhu dasar (Irawan 2002).

2.2.3 Kelembaban Relatif (RH)

Kelembaban udara merupakan kandungan

uap air di udara yang dinyatakan sebagai

kelembaban mutak, kelembaban relatif (RH),

maupun defisit tekanan uap (Handoko 1994).

Kelembaban udara merupakan indikator

keadaan tekanan defisit uap air di sekitar

pertanaman (Masyithah 2001). Kelemaban relatif (RH) merupakan perbandingan antara

tekanan uap air aktual dengan keadaan

jenuhnya.

Secara tidak lagsung, RH mempengaruhi

pertumbuhan dan produktivitas tanaman. RH

mempengaruhi proses fotosintesis, transpirasi,

pembungaan, serta perkembangan hama dan

penyakit (Bey 1991). Kondisi RH yang terlalu

rendah mengakibatkan laju transpirasi

tanaman tinggi, sehingga terjadi kekeringan

pada tanaman. Sebaliknya, kondisi RH yang tinggi dapat memacu terjangkitnya suatu

penyakit pada tanaman sehingga mengurangi

produksi tanaman.

2.3 Naungan

Radiasi matahari memiliki peranan yang

besar dalam proses fisiologi tanaman. Menurut

Harjadi (1979), pertumbuhan, perkembangan,

serta produktivitas tanaman bergantung pada

beberapa faktor, salah satunya radiasi

matahari. Kekurangan dan kelebihan intensitas radiasi matahari memiliki dampak yang buruk

terhadap tanaman. Peristiwa tersebut dapat

dihindari dengan mengontrol kondisi

lingkungan disekitar tanaman. Salah satu cara

pengontrolan kondisi lingkungan adalah

dengan menggunakan naungan.

Bentuk naungan bisa berupa tegakan

pohon besar dan paranet. Naungan berupa

paranet memiliki nilai kerapatan yang

berbeda-beda. Nilai kerapatan itu disesuaikan

dengan kondisi jaring-jaring paranet dan

dinyatakan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi nilai persentase paranet, semakin rapat

jaring-jaring paranet, sehingga radiasi

matahari yang diteruskan semakin kecil

(Rahmawaty 2005).

Menurut Smith (1982), paranet

mempengaruhi respirasi, reduksi nitrat,

sintesis protein, kandungan klorofil, dan

mencegah disperse tanah, serta pemindahan

uap air dan CO2 di sekitar tajuk tanaman.

Page 15: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

4

Tanaman yang tumbuh dibawah paranet akan

mengalami adaptasi fisiologis. Salisbury dan

Ross (1995) menyatakan bahwa daun yang

diproduksi pada tanaman dibawah paranet

akan berukuran lebih besar, tetapi lebih tipis

dibandingkan dengan daun yang diproduksi

pada tanaman tanpa paranet. Hal ini

disebabkan daun yang diproduksi dari tanaman

tanpa paranet akan membentuk sel palisade

yang lebih panjang atau membentuk tambahan

lapisan sel palisade.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian berlangsung dari bulan Februari

2012 sampai September 2012 di lahan seluas

90 m2 di lahan pertanian Leuwikopo, Bogor

dan di Laboratorium Agrometeorologi

Departemen Meteorologi dan Geofisika,

Institut Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah solarimeter, termometer bola basah dan

bola kering, digital multimeter, naungan

paranet 50% dan 75% made in Taiwan, alat

budidaya, oven, timbangan analitik, pot tray,

kamera, Microsoft Office, dan software SPSS

16.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah

bibit kolesom yang berasal dari setek, pupuk,

media tanam, dan data cuaca selama penelitian dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika (BMKG) Dramaga.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Analisis Model Tetap

Satu Faktor. Model linear yang digunakan

sebagai berikut :

Yij= µ + αi + εij

Keterangan :

Yij = Pengamatan faktor α taraf ke-i dan ulangan ke-j

µ = Rataan umum

αi = Pengaruh faktor α pada taraf ke-i

εij = Eror perlakuan faktor α taraf ke-i dan

ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik

ragam (annova), apabila berpengaruh nyata

akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan

pada taraf kesalahan 5%.

3.3.2 Persiapan Penanaman

Bahan tanam berasal dari setek batang

dengan panjang 10 cm yang ditumbuhkan

dalam media pembibitan untuk mendapatkan

bibit seragam. Pembibitan dilakukan selama 2

minggu didalam pot tray dengan media

campuran dari tanah, pupuk kandang, dan

arang sekam (Susanti 2012).

Gambar 2 Bibit kolesom

Gambar 3 Pembibitan

Penyiapan lahan dilakukan terlebih dahulu

dengan membersihkan gulma dan sisa tanaman

sebelumnya. Tanah digemburkan dan dibuat 3

petak. Paranet dipasang pada masing-masing

petak setelah lahan sudah siap tanam.

Solarimeter dipasang setelah pemasangan

paranet selesai.

3.3.3 Penanaman

Bibit yang didapatkan dari pembibitan

selama 2 minggu dipindahkan ke lahan dengan

jarak tanam 70 cm x 50 cm. Bibit yang

ditanam adalah bibit yang memiliki

pertumbuhan yang sehat dan seragam (Susanti

2012). Setelah ditanam 2 minggu, setiap

tanaman diberikan pupuk urea, kalium klorida

(KCL), dan triple super fosfat (TSP) dengan

dosis 8.5 gram.

3.3.4 Pengukuran

a. Radiasi Matahari

Pengukuran radiasi matahari menggunakan

solarimeter yang telah di kalibrasi.

Pengukuran dilakukan pada tiga penempatan yaitu, di atas tanaman tanpa paranet, di bawah

paranet dan di bawah tanaman kolesom.

Pemasangan solarimeter pada tanaman tanpa

paranet dilakukan pada ketinggian 1.2 m di

Page 16: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

5

atas lahan. Pembacaan nilai dari solarimeter

tersebut dilakukan setiap hari pada pukul

12.00 WIB.

Pada penelitian ini terdapat kesalahan

pengukuran radiasi langsung, sehingga

beberapa nilai radiasi langsung yang

didapatkan menyimpang. Data menyimpang

tersebut dikoreksi dengan data pengukuran

stasiun BMKG Dramaga. Sedangkan data

radiasi transmisi dapat disetarakan dengan

nilai radiasi langsung yang sudah dikoreksi.

b. Luas Daun

Luas daun pada tanaman dihitung dengan

menggambar replika daun pada kertas HVS 70

g. Replika daun digunting dan ditimbang, lalu

dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut

(Masyithah 2001) :

LD = WDR

WK× LK

Keterangan :

LD = Luas daun (cm2)

WDR = Berat daun replika (g)

WK = Berat 1 lembar kertas HVS 70 g (g)

LK = Luas 1 lembar kertas HVS 70 g (cm2)

c. Indeks Luas Daun (ILD)

Indeks luas daun (ILD) merupakan luas seluruh helai daun per satuan luas permukaan

lahan. ILD merupaan salah satu indikator

untuk menentukan intensitas radiasi yang

dapat diserap tanaman untuk proses

fotosintesis (Setiawan 2006). Nilai ILD

didapatkan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

ILD = LD

Luas area tanaman

d. Koefisien Pemadaman (k)

Koefisien pemadaman (k) menggambarkan

besar kemampuan tajuk dalam mengintersepsi

radiasi (Boer dan Las 1994). Nilai k

didapatkan dengan menggunakan rumus :

k =ln

Qo

Qt

ILD

Keterangan :

k = Koefisien pemadaman

Qo = Radiasi datang rata-rata (MJ/m2/hari)

Qt = Radiasi transmisi rata-rata

(MJ/m2/hari)

ILD = Indeks Luas Daun

e. Radiasi Intersepsi

Nilai radiasi intersepsi didapatkan dengan

menggunakan persamaan Beer :

Qint = Q0(1− exp−k.LAI ) Keterangan :

Qint = Radiasi intersepsi (MJ/m2/hari)

Q0 = Radiasi langsung rata-rata

(MJ/m2/hari)

k = Koefisien pemadaman

ILD = Indeks Luas Daun

f. Efisien Pemanfaatan Radiasi Surya

(RUE)

Nilai efisiensi pemanfaatan radiasi surya (RUE) didapatkan dengan menggunakan

rumus (Handoko 1994):

ε = dW

Qint

Keterangan :

ɛ = Efisiensi pemanfaatan radiasi (g MJ-1)

dW = Perubahan biomassa tanaman (W1- W2) (g)

ƩQint = Akumulasi intersepsi radiasi matahari

selama penelitian (MJ/m2/hari)

g. Suhu

Nilai suhu udara didapatkan dengan

menggunakan termometer bola kering yang

dilakukan setiap hari pada pukul 07.00, 12.00,

dan 18.00 WIB. Pada penelitian ini terdapat

kesalahan pengukuran suhu, sehingga

beberapa nilai suhu udara menyimpang. Data yang menyimpang tersebut dikoreksi dengan

menginterpolasi data suhu pengukuran dengan

data suhu dari stasiun BMKG Dramaga.

Nilai suhu udara tersebut diolah sehingga

menghasilkan suhu rata-rata harian antar

paranet dan Thermal Heat Unit (THU) dengan

rumus :

THU = T− Tb

Keterangan :

THU = Thermal Heat Unit (oC)

T = Suhu udara rata-rata (oC)

Tb = Suhu dasar tanaman kolesom (20oC)

(Pitojo 2006)

h. Kelembaban Relatif (RH)

Nilai RH dihitung dengan menggunakan

termometer bola kering dan basah. Kemudian

dilakukan perhitungan tekanan uap air jenuh

dengan menggunakan rumus (Handoko 1994):

Page 17: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

6

esTbk = 6.107exp17.269×Tbk237.3+Tbk

esTbb = 6.107exp17.269×Tbb237.3+Tbb

Keterangan :

esTbk = Tekanan uap air jenuh pada suhu bola kering

Tbk = Suhu termometer bola kering (oC)

esTbb = Tekanan uap air jenuh pada suhu bola

basah

Tbb = Suhu termometer bola basah (oC)

Setelah didapatkan nilai tekanan uap air

jenuh pada masing-masing suhu, maka

didapatkan nilai tekanan uap air aktual dengan

menggunakan rumus (Handoko 1994) :

ea = esTbb − 0.67(Tbk − Tbb )

Nilai RH dihitung dengan rumus :

RH = ea

esTbk

× 100

Keterangan :

RH = Kelembaban relatif (%)

ea = Tekanan uap air aktual

esTbk = Tekanan uap air jenuh pada suhu bola

kering

i. Luas Daun Spesifik (LDS)

Luas daun spesifik (LDS) merupakan suatu

nilai yang menggambarkan luasan daun per satuan berat kering daun. Nilai LDS

didapatkan dengan menggunakan rumus:

LDS = LD

Bobot kering daun

Keterangan :

LDS = Luas Daun Spesifik (cm2/g)

j. Tinggi Tanaman dan Jumlah Pucuk

Tinggi tanaman diukur pada 4 tanaman

contoh di setiap ulangan pada tiap perlakuan.

Pengukuran tinggi dilakukan pada saat

destruktif tanaman, yaitu dua minggu sekali

hingga panen. Tinggi tanaman diukur dari

pangkal batang sampai ujung daun tertinggi

dengan posisi tanaman di tegakkan (Masyithah

2001).

Jumlah pucuk juga dihitung pada saat destruktif tanaman. Pucuk yang dihitung

adalah daun muda yang memiliki panjang ± 10

cm di ujung cabang-cabang tanaman kolesom.

Setelah dihitung jumlah pada setiap tanaman,

pucuk-pucuk tersebut di oven dengan suhu

80ᵒC selama 48 jam, lalu ditimbang untuk

mendapatkan nilai bobot pucuk satu tanaman.

k. Bobot Kering Tanaman

Bobot kering tanaman diukur pada saat

destruktif tanaman. Tanaman contoh yang

didestruktif, dipisahkan batang, daun, pucuk,

dan akar. Setelah dipisahkan, bagian-bagian tanaman tersebut dikeringkan didalam oven

selama 48 jam pada suhu 80ᵒC. Untuk

memperoleh bobot kering tanaman, bagian-

bagian tanaman yang sudah kering ditimbang

dengan menggunakan timbangan analitik.

l. Relative Growth Rate (RGR)

Pengukuran pertumbuhan relatif (RGR)

digunakan untuk mengetahui kondisi

pertumbuhan relatif tanaman dari 1 MST

hingga panen. Nilai RGR didapatkan dengan menggunakan rumus (Farchany 2011) :

RGR = ln W2 − ln W1

t2 − t1

Keterangan :

RGR = Relative Growth Rate (g/hari)

W1 = Berat kering tanaman pada t1 (g)

W2 = Berat kering tanaman pada t2 (g)

t1 = Waktu saat destruktif pertama (hari)

t2 = Waktu saat destruktif kedua (hari)

m. Nett Assimilation Rate (NAR)

Laju assimilasi netto tanaman (NAR)

merupakan hasil bersih asimilasi perluas daun

dan waktu. Nilai NAR didapatkan dengan menggunakan rumus (Farchany 2011) :

NAR =W2 −W1

A2 − A1

×lnA2 − lnA1

t2 − t1

Keterangan :

NAR = Nett Assimilation Rate (g/cm2hari)

W1 = Berat kering tanaman pada t1 (g)

W2 = Berat kering tanaman pada t2 (g)

A1 = Luas daun total pada t1 (cm2)

A2 = Luas daun total t2 (cm2)

t1 = Waktu saat destruktif pertama (hari)

t2 = Waktu saat destruktif kedua (hari)

Page 18: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum

Berdasarkan data dari stasiun BMKG

Dramaga, wilayah Dramaga, Bogor berada

pada 6ᵒ31’LS, 106ᵒ44’BT, dan elevasi 207 m.

Pada saat penelitian, suhu rata-rata harian di

wilayah tersebut adalah 26.1oC dengan suhu

maksimum 31.9oC dan suhu minimum 22.9oC.

Kelembaban relatif udara rata-rata sebesar

83% dan curah hujan total sebesar 16.6 mm (Lampiran 1).

4.2 Kelembaban Relatif (RH)

Pada penelitian ini, pemakaian naungan

paranet tidak mempengaruhi nilai RH (Tabel

1). Hal tersebut disebabkan pemakaian

naungan paranet yang tidak tertutup pada

semua sisi. Udara yang membawa uap air

dapat menyebar ke segala arah, sehingga RH

di setiap perlakuan relatif sama.

Tabel 1 Pengaruh naungan paranet terhadap

kelembaban relatif rata-rata

Naungan paranet

(%)

RH

(%)

N 0 83a

N 50 83a

N 75 84a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%.

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Tingginya nilai RH menyebabkan tanaman

kolesom dapat tumbuh dengan baik di setiap

perlakuan. Menurut Pitojo (2006), tanaman

kolesom akan tumbuh dengan baik di tempat

yang sejuk dan lembab.

4.3 Suhu Udara

Pada penelitian ini, data suhu didapatkan

dari data pengamatan langsung. Pemakaian

naungan paranet menyebabkan kondisi

disekitar tanaman menjadi sejuk, sehingga suhu udara di bawah naungan paranet lebih

rendah (Tabel 2).

Tabel 2 Pengaruh naungan paranet terhadap

suhu rata-rata harian

Naungan paranet

(%)

Suhu

(0C)

0 25.0b

50 24.7b

75 24.4a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Suhu udara mempengaruhi fase

pertumbuhan dan perkembangan tanaman

(Bey 1991). Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dilihat dari nilai

akumulasi panas (THU) (Tabel 3).

Tabel 3 Akumulasi panas tanaman kolesom

HST THU Fase

Naungan paranet (%) Naungan paranet (%)

0 50 75

0 50 75

0 0 0 0 0 0 Tanam

31 31 32 125 119 115 Berbunga

40 40 40 24 21 16 Panen

0-40 0-40 0-40 149 141 131 Tanam-Panen

Page 19: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

8

Pada penelitian ini, tanaman kolesom

dipanen bersama-sama, yaitu setelah 40 HST.

Terdapat perbedaan nilai akumulasi panas

(THU) di setiap perlakuan. Perbedaan tersebut

disebabkan oleh pemakaian naungan paranet.

Nilai akumulasi panas menurun dengan

pemakaian naungan paranet. Hal ini

menyebabkan perkembangan tanaman

kolesom yang ditanam di bawah naungan

paranet lebih rendah.

4.4 Radiasi Pada penelitian ini, nilai radiasi matahari

pada perlakuan tanpa naungan paranet berbeda

nyata dengan nilai radiasi di bawah naungan

paranet (Tabel 4). Hal ini disebabkan

pemakaian naungan paranet menghalangi

radiasi matahari yang datang.

Tabel 4 Pengaruh naungan paranet terhadap

rata-rata radiasi harian

Naungan paranet

(%)

Radiasi

(MJ/m2 hari)

0 13.4b

50 9.9a

75 8.8a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Radiasi yang ditransmisikan ke bawah

naungan paranet dipengaruhi oleh kerapatan

paranet. Namun, nyatanya kerapatan paranet

50% tidak menandakan besarnya radiasi yang

ditransmisikan paranet sebesar 50% dari

radiasi yang datang. Pada penelitian ini

dibuktikan bahwa paranet dengan kerapatan

50% ternyata mentransmisikan radiasi sebesar

73%. Sedangkan paranet dengan kerapatan

75% hanya mentransmisikan radiasi sebesar

64%. Radiasi yang tidak diterima oleh tanaman

di bawah naungan paranet, ditransmisikan oleh

daun-daun tanaman ke permukaan tanah.

Radiasi transmisi pada perlakuan tanpa

naungan paranet berbeda nyata dengan radiasi

transmisi di bawah naungan paranet (Tabel 5).

Hal ini karena pemakaian naungan paranet

menyebabkan nilai radiasi datang kecil,

sehingga radiasi yang sampai ke permukaan

tanah juga kecil. Faktor lain yang

menyebabkan nilai radiasi transmisi adalah

bentuk tajuk. Tajuk pada tanaman kolesom di

bawah naungan paranet relatif lebih tebal

daripada tanpa naungan paranet, hal ini

menyebabkan radiasi yang ditransmisikan oleh

tanaman kolesom di bawah naungan paranet

lebih kecil daripada tanpa naungan paranet.

Tabel 5 Pengaruh naungan paranet terhadap

rata-rata radiasi transmisi harian

Naungan paranet (%)

Radiasi Transmisi (MJ/m2 hari)

0 10.7b

50 7.8a

75 7.5a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

4.5 Tinggi Tanaman, Jumlah dan Bobot

Pucuk

Salah satu parameter yang digunakan untuk

mengamati pertumbuhan tanaman adalah

tinggi tanaman. Tinggi tanaman kolesom pada

setiap perlakuan berbeda nyata (Tabel 6).

Tabel 6 Pengaruh naungan paranet terhadap

tinggi tanaman kolesom

Naungan

paranet (%)

Tinggi Tanaman (cm)

1 MST 3 MST 5 MST 6 MST

0 11.5a 19.9a 41.4a 42.9a

50 14.4b 24.8b 44.4b 45.9b

75 24.5c 30.6

c 45.9

b 47.4

b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Tanaman di bawah naungan paranet 75%

memiliki tinggi maksimum, karena radiasi yang sampai ke bawah naungan paranet

sedikit. Menurut Arum (2011), kecilnya nilai

radiasi yang sampai pada tanaman

menyebabkan tanaman mengalami etiolasi.

Page 20: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

9

Gambar 4 Hubungan waktu dengan tinggi

tanaman kolesom Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Tanaman kolesom terus bertambah tinggi

sesuai dengan bertambahnya umur tanaman

(Gambar 4). Pada saat tanaman kolesom ingin dipanen, tinggi tanaman kolesom tidak

bertambah lagi, karena tanaman kolesom telah

mencapai tinggi maksimum pada umur 5

MST. Hal ini merupakan sifat genetis suatu

tanaman, yaitu tanaman tidak akan bertambah

tinggi lagi setelah mencapai tinggi

maksimumnya di umur tertentu.

Bagian tanaman kolesom yang sering di

produksi adalah pucuk. Jumlah pucuk

dipengaruhi oleh pembentukan cabang yang

baik (Mualim 2010).

Tabel 7 Pengaruh naungan paranet terhadap

jumlah pucuk per tanaman

Naungan

paranet

(%)

Jumlah Pucuk

1

MST

3

MST

5

MST

6

MST

0 4a 28a 93b 92b

50 4a 26a 45a 76a

75 4a 17a 25a 37a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet75%

Jumlah pucuk semakin menurun dengan

pemakaian naungan paranet. Menurunnya jumlah pucuk disebabkan oleh jumlah radiasi

dan suhu di sekitar tanaman. Radiasi dan suhu

yang besar menyebabkan pertumbuhan dan

perkembangan suatu tanaman cepat, sehingga

tanaman kolesom di tanpa naungan paranet

dapat membentuk cabang-cabang baru dengan

cepat, sehingga pucuk yang dihasilkan banyak.

Jumlah pucuk kolesom dapat dibuktikan

dengan nilai bobot pucuk. Semakin banyak

jumlah pucuk, bobot pucuk yang dihasilkan

akan semakin besar.

Tabel 8 Pengaruh naungan paranet terhadap

bobot pucuk

Naungan

paranet (%)

Bobot Pucuk (g/tanaman)

1

MST

3

MST

5

MST

6

MST

0 0.01a 0.15a 0.63a 1.31b

50 0.01a 0.08a 0.39a 0.55a

75 0.01a 0.06a 0.10a 0.53a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet75%

Gambar 5 Hubungan waktu dengan bobot

pucuk tanaman kolesom Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet75%

4.6 Luas Daun Spesifik (LDS)

Nilai LDS merupakan nilai yang

menunjukkan tebal dan tipisnya daun tanaman.

Pada penelitian ini, nilai LDS antar perlakuan

berbeda nyata (Tabel 10).

Nilai LDS tanaman di bawah naungan

paranet lebih besar, hal ini menunjukan bahwa daun tanaman kolesom di bawah naungan

paranet lebih tipis daripada tanpa naungan

paranet.

0

30

60

1 3 5 6

Tin

ggi (c

m)

MST

N 0N 50N 75

0.0

0.3

0.6

0.9

1.2

1 3 5 6

Bob

ot

Pu

cu

k (

g)

MST

N 0

N 50

N 75

Page 21: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

10

Tabel 10 Pengaruh naungan paranet terhadap

luas daun spesifik (LDS)

Naungan

paranet

(%)

LDS (cm2/g)

1 MST

3 MST

5 MST

6 MST

0 189a 640a 209a 248a

50 334ab 710a 280a 241a

75 412b 709a 401b 370b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet75%

Gambar 7 Hubungan waktu dengan luas daun

spesifik (LDS) tanaman kolesom Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Perbedaan nilai LDS diakibatkan oleh

perbedaan penerimaan radiasi surya. Menurut

Salisbury dan Ross (1995), radiasi yang besar

dapat memaksimalkan perkembangan sel

palisade yang akan mempertebal daun

tanaman kolesom. Nilai LDS ditentukan juga

oleh alokasi biomassa tanaman. Alokasi biomassa ke daun terjadi pada umur 3 sampai

5 MST dengan ditandai pembentukan bunga.

Hal ini menyebabkan daun menjadi lebih tebal

sehingga LDS menurun.

4.7 Indeks Luas Daun (ILD)

Pada penelitian ini, nilai ILD yang

didapatkan kecil, karena jarak tanam yang

digunakan sangat renggang. Hal ini

mengakibatkan luas lahan yang tertutup daun

kecil, sehingga radiasi surya lebih banyak

ditransmisikan ke bawah tajuk.

Tabel 9 Pengaruh naungan paranet terhadap

indeks luas daun (ILD)

Naungan

paranet

(%)

ILD

1

MST

2

MST

3

MST

4

MST

0 0.004a 0.054a 1.508a 0.544b

50 0.006a 0.072a 0.497a 0.599b

75 0.010a 0.083a 0.321a 0.400a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Nilai ILD pada setiap perlakuan rata-rata

tidak berbeda nyata, hal ini disebabkan oleh

jarak tanam yang sama pada setiap perlakuan

(Tabel 9).

Gambar 6 Hubungan waktu dengan indeks

luas daun (ILD) tanaman kolesom Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

ILD semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman (Gambar 6). Hal

ini disebabkan oleh perubahan bentuk

morfologi tanaman menjadi besar dan rimbun

sehingga banyak radiasi yang jatuh ke atas

tajuk tanaman tersebut.

Tanaman kolesom mulai berbunga pada

umur 5 MST, hal ini menandakan tercapainya

pertumbuhan vegetatif maksimum, sehingga

nilai ILD menjadi maksimum juga. Setelah

mencapai maksimum, nilai ILD tanaman

kolesom di perlakuan tanpa naungan paranet

mengalami penurunan ketika panen. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya daun

kolesom yang menua dan gugur.

0

300

600

900

1 3 5 6

SL

A (

cm

2/g

)

MST

N 0

N 50

N 75

0.0

0.3

0.6

0.9

1 2 3 4

ILD

MST

N 0N 50N 75

Page 22: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

11

4.8 Koefisien Pemadaman (k)

Tanaman kolesom merupakan tanaman

yang memiliki daun yang cukup lebar dan

horizontal. Menurut Bey (1991), nilai

koefisien pemadaman tanaman yang berdaun

lebar dan horizontal berkisar antara 0.6-1.0.

Nilai koefisien pemadaman pada tanaman

kolesom yaitu 0.6. Nilai koefisien pemadaman

tanaman kolesom pada penelitian ini

didapatkan dari rata-rata nilai koefisien

pemadaman pada umur tanaman yang sudah dewasa (Lampiran 2). Hal ini disebabkan

tanaman kolesom dewasa memiliki tajuk tebal

dan rimbun, sehingga nilai koefisien

pemadaman yang dihasilkan cukup valid.

4.9 Radiasi Intersepsi

Pada penelitian ini, nilai radiasi intersepsi

pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata

(Tabel 11). Hal ini disebabkan oleh jarak

tanam yang tidak berbeda pada setiap

perlakuan, sehingga radiasi yang jatuh ke atas tajuk tanaman relatif sama. Nilai ILD yang

tidak berbeda nyata menggambarkan luas daun

yang tidak begitu berbeda di setiap perlakuan

sehingga daya intersepsi radiasi oleh tanaman

relatif tidak berbeda.

Tabel 11 Pengaruh naungan paranet terhadap

rata-rata radiasi intersepsi harian

Naungan paranet

(%)

Radiasi Intersepsi

(MJ/m2 hari)

0 1.2a

50 1.1a

75 0.8a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Pada penelitian ini, radiasi intersepsi

meningkat seiring dengan bertambahnya umur

tanaman (Gambar 8). Hal ini menggambarkan luas permukaan daun tanaman semakin besar.

Pada umur tanaman tertentu, radiasi intersepsi

akan menurun karena banyaknya daun yang

gugur. Gugurnya daun disebakan oleh kondisi

daun yang sudah menua.

4.10 Pemanfaatan Radiasi Surya (RUE)

Pada penelitian ini nilai RUE yang

didapatkan adalah nilai RUE berbasis radiasi

global. Nilai RUE tanaman kolesom pada

penelitian ini adalah 1.9-2.7 g/MJ (Tabel 12). Kecilnya nilai RUE tanaman kolesom

diakibatkan oleh jarak tanam yang sangat

renggang. Harjadi (1996) menjelaskan bahwa

populasi yang lebih rapat akan lebih efisien

dalam penggunaan pupuk, karena tercapainya

efisiensi penggunaan cahaya.

Tabel 12 Pengaruh naungan paranet terhadap

pemanfaatan radiasi surya (RUE)

Naungan paranet

(%)

RUE

(g/MJ)

0 2.5

50 2.7

75 1.9

Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Gambar 8 Hubungan waktu dengan radasi intersepsi (Qint) tanaman kolesom Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Qin

t(M

J/m

2h

ari)

HST

N 0

N 50

N 75

Page 23: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

12

Renggangnya jarak tanam mengakibatkan

daya intersepsi radiasi tanaman kolesom kecil,

sehingga tanaman ini kurang memanfaatkan

radiasi surya. Hal tersebut menyebabkan nilai

RUE tanaman kolesom pada penelitian ini

lebih kecil daripada nilai RUE tanaman yang

serupa, yaitu tanaman kentang. Menurut

Monteith dalam Bey (1991), tanaman kentang

memiliki RUE berbasis radiasi global sebesar

2.4-3 g/MJ dengan jarak tanam yang rapat.

4.11 Bobot Kering

Bobot kering tanaman kolesom meningkat

dengan bertambahnya umur tanaman (Gambar

9).

Gambar 9 Hubungan waktu dengan bobot

kering total (BK) tanaman kolesom Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Peningkatan bobot kering tanaman

kolesom disebabkan tanaman kolesom terus

berfotosintesis dan membentuk bahan kering

yang dialoasikan dalam bentuk bagian-bagian

tanaman. Peningkatan bobot kering tanaman

kolesom di perlakuan tanpa naungan paranet

sangat kecil ketika panen. Hal ini disebabkan

oleh menuanya tanaman kolesom, sehingga

kemampuan tanaman dalam membentuk bagian-bagian tanaman tidak maksimal.

4.12 Relative Growth Rate (RGR)

Relative Growth Rate (RGR) menunjukkan

peningkatan bobot kering dalam suatu interval

waktu, dalam hubungannya dengan bobot asal

(Susanti 2006).

Pada penelitian ini, nilai RGR menurun

dengan penggunaan naungan paranet (Tabel

13). Berdasarkan uji lanjut, nilai RGR pada

setiap perlakuan tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan oleh selisih berat kering tanaman

kolesom yang relatif tidak berbeda dan

pemakaian pupuk dengan dosis yang seragam.

Tabel 13 Pengaruh naungan paranet terhadap

relative growth rate (RGR)

Naungan

paranet

(%)

RGR (g/hari)

1-3 MST 3-5 MST 5-6 MST

N 0 0.1a 0.2a 0.2a

N 50 0.1a 0.2a 0.3a

N 75 0.1a 0.1a 0.3a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Nilai RGR semakin meningkat dengan

bertambahnya umur tanaman (Gambar 10).

Nilai RGR pada perlakuan tanpa naungan

paranet mengalami penurunan pada saat

panen, hal ini diakibatkan selisih bobot kering

yang tidak terlalu besar.

Gambar 10 Hubungan waktu dengan relative

growth rate (RGR) tanaman

kolesom Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

4.13 Nett Assimilation Rate (NAR)

Nett Assimilation Rate (NAR) merupakan

hasil bersih dari hasil asimilasi per satuan luas

daun dan waktu (Susanti 2006). Nilai NAR

ditentukan oleh kecukupan unsur iklim mikro

yang dimanfaatkan oleh tanaman untuk

menghasilkan berat kering.

0

3

6

9

12

15

18

21

1 3 5 6

BK

(g

)

MST

N 0

N 50

N 75

0.00

0.30

1-3 3-5 5-6

RG

R (

g/h

ari)

MST

N 0

N 50

N 75

Page 24: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

13

Tabel 14 Pengaruh naungan paranet dengan

net assimilation rate (NAR)

Naungan

paranet

(%)

NAR (g/cm2 hari)

1-3 MST 3-5 MST 5-6 MST

N 0 0.0006a 0.0016b 0.0022a

N 50 0.0008a 0.0010ab 0.0021a

N 75 0.0003a 0.0005a 0.0017a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda pada kolom yang sama, berbeda

nyata pada uji Duncan taraf kesalahan 5%

N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

Pemakaian naungan paranet menyebabkan

nilai NAR kecil, karena radiasi dan suhu di

bawah naungan paranet kecil, sehingga berat

kering yang dihasilkan juga kecil. Berdasarkan

uji statistik, nilai NAR di bawah naungan

paranet 75% berbeda nyata pada umur 3-5

MST. Hal ini diperkirakan karena tanaman di

bawah naungan paranet 75% tidak dapat berfotosintesis maksimal karena radiasi yang

diintersepsi dan suhu di sekitar tanaman kecil.

Nilai NAR semakin tinggi dengan

bertambahnya umur tanaman (Gambar 11).

Menurut Bey (1991), suhu dan radiasi yang

besar akan memaksimumkan nilai akumulasi

panas sehingga proses fotosintesis menjadi

cepat.

Gambar 11 Hubungan waktu dengan net

assimilation rate (NAR) tanaman kolesom

Keterangan : N 0 = Tanpa naungan paranet

N 50 = Naungan paranet 50%

N 75 = Naungan paranet 75%

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pemakaian naungan paranet mempengaruhi

iklim mikro di sekitar tanaman kolesom.

Pemakaian naungan paranet menyebabkan

nilai radiasi dan suhu menjadi kecil. Naungan

paranet 50% dapat mentransmisikan radiasi

datang sebesar 73%, sedangkan naungan

paranet 75% dapat mentransmisikan radiasi

datang sebesar 64%. Suhu udara pada perlakuan tanpa naungan paranet sebesar

24.9ᵒC. Pemakaian naungan paranet 50%

menurunkan suhu sebesar 0.3ᵒC, sedangkan

pemakaian naungan paranet 75% menurunkan

suhu sebesar 0.6ᵒC. Pemakaian naungan

paranet tidak mempengaruhi nilai kelembaban

relatif (RH).

Naungan paranet mempengaruhi

perkembangan luas daun yang juga

mempengaruhi produktivitas pucuk tanaman

kolesom. Naungan paranet 50% menurunkan produktivitas pucuk sebesar 17%, sedangkan

naunga paranet 75% menurunkan produtivitas

pucuk sebesar 59%.

5.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya, disarankan

untuk menggunakan jarak tanam yang lebih

rapat sehingga pengukuran radiasi intersepsi

diharapkan menjadi lebih baik. Periode tanam

tanaman kolesom juga disarankan lebih lama,

sehingga bisa mengkaji produksi dan bobot umbi pada setiap paranet. Selain itu, periode

tanam yang lebih lama juga bisa digunakan

untuk melihat produksi pucuk yang terbaik

pada interval panen yang terus-menerus.

DAFTAR PUSTAKA

Anna I.W. 2010. Produksi Pucuk Kolesom

(Talinum traingulare (Jacq.)Willd.)

Pada Berbagai Interval Panen dan

Frekuensi Pemupukan N dan K. Skripsi. Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Aja P.M., Okaka A.N.C., Onu P.N., Ibiam U.,

dan Urako A.J. 2010. Talinum

triangulare (Water Leaf) Leaves.

Pakistan Journal of Nutrition, 9 (6):

527-530.

0.000

0.003

1-3 3-5 5-6

NA

R (

g/c

m2

ha

ri)

MST

N 0

N 50

N 75

Page 25: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

14

Anonim. 2012. Talinum triangulare Willd.

www.kambing.ui.ac.id [14 Januari

2012].

Arum N. 2011. Peran Hormon Auksin.

www.nurlailiarum.wordpress.com [14

Januari 2012].

Bey A. 1991. Kapita Selekta Dalam

Agrometeorologi. Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Bey A dan Las I. 1991. Strategi Pendekatan

Iklim Dalam Usaha Tani dalam Bey A. Kapita Selekta dalam

Agrometeorologi. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Boer R dan Las I. 1994. Koefisien Pemadaman

Tanaman Kedele Pada Beberapa

Tingkat Radiasi. J. Agromet Vol.X No

1 dan 2

Enete A.A dan Okon U.E. 2010. Economics

Of Waterleaf (Talinum Triangulare)

Production In Akwa Ibom State,

Nigeria. Field Actions Science Report Farchany, S.A. 2011. Pemberian Kombinasi

Pupuk Organik Sebagai Pupuk

Pengganti Penggunaan Pupuk

Anorganik Pada Pertumbuhan Dan

Produksi Kolesom. Skripsi.

Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Fasuyi A.O. 2006. Nutritional potentials of

some tropical vegetable leaf meals :

Chemical characteristization and functional properties. African Journal

of Biotechnology 5(1):49-53.

Handoko. 1994. Dasar Penyusunan Dan

Aplikasi Model Simulasi Komputer

Untuk Pertanian. Departemen

Geofisika dan Meteorologi, Bogor.

. 1995. Klimatologi Dasar. Jakarta:

Pustaka Jaya.

Harjadi S.S. 1979. Pengantar Agronomi.

Jakarta : Gramedia.

Harjadi. 1989. Dasar Dasar Hortikultura.

Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Hidayat T. 2001. Efisiensi Pemanfaatan

Radiasi Surya, Pertumbuhan, dan

Produktivitas Tanaman Soba

(Fagopyrum esculentum Moench.) di

Ciawi, Bogor. Skripsi. Departemen

Geofisika dan Meteorologi, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Hutapea J.R. 1994. Inventaris Tanaman Obat

Indonesia Volume 3. Badan

Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. Jakarta. Departemen

Kesehatan RI.

Irawan I. 2002. Fluktuasi Suhu dan Efisiensi

Pemanfaatan Radiasi Matahari Pada

Pertumbuhan, Perkembangan, dan

Produksi Tanaman Soba

(Fagophyrum esculentum Moench.)

di Cijeruk, Bogor. Skripsi. Departemen Geofisika dan

Meteoologi, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Masyithah. 2001. Pengaruh Intersepsi Radiasi

Matahari Terhadap Pertumbuhan,

Perkembangan, dan Produksi

Tanaman Soba (Fagopyrum

esculentum Moench) di Ciawai-

Bogor. Skripsi. Departemen Geofisika

dan Meteorologi, Institut Pertanian

Bogor, Bogor. Mualim L., Aziz S.A., M. Melati. 2009. Kajian

Pemupukan NPK dan Jarak Tanam

Pada Produksi Antosianin Daun

Kolesom. J. Agron Indonesia 37 (1) :

55-61 (2009)

Nasir A.A. 1991. Informasi Iklim dalam

Budidaya Pertanian dalam : Bey A.

Kapita Selekta dalam

Agrometeorologi. Bogor :

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Hal 75-82. Pitojo S. 2006. Talesom Sayuran Berkhasiat

Obat. Yogyakarta: Kanisius

Rachmawaty R.Y. 2005. Pengaruh Paranet dan

Jenis Pegagan (Centella asiatica L.

(Urban)) Terhadap Pertumbuhan,

Produksi, dan Kandungan

Triterpenoidnya Sebagai Tanaman

Obat. Skripsi. Departemen Agronomi

dan Hortikultura, Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Rubatzky V.E. dan Yamaguchi M. 1998.

Sayuran Dunia 1 Prinsip, Produksi, dan Gizi Edisi Kedua. Jilid 1. Institut

Teknologi Bandung, Bandung.

Salisbury F.B dan Ross C.W. 1995. Fisiologi

Tanaman. Jilid 3. Institut Teknologi

Bandung, Bandung.

Sitaniapessy P.M. 1985. Pengaruh Jarak

Tanam dan Besarnya Populasi

Tanaman Terhadap Absorbsi Radiasi

Surya dan Produksi Tanaman Jagung

Page 26: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

15

(Zea Mays L.). Thesis. Sekolah Pasca

Sarjana, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Smith H. 1982. Light Quality Photoperception

and Plant Strategy. Ann.Rev.Plant

Physiol. 33: 481-581.

Sugiarto N.T. 2006. Pengaruh Umur dan

Frekuensi Panen Pada Produksi

Pucuk Kolesom (Talinum triangulare

(Jacq.)Willd.). Skripsi. Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutomo B. 2006. Manfaat Daun Kolesom.

www.budiboga.blogspot.com (19

Januari 2012).

Susanti H. 2006. Produksi Biomassa dan

Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum

triangulare Willd.) dari Berbagai Asal

Bibit dan Dosis Pupuk Kandang

Ayam. Thesis. Sekolah Pascasarjana,

Insitut Pertanian Bogor, Bogor.

. 2012. Produksi Protein dan Antosianin Pucuk Kolesom

(Talinum triangulare (Jazq.)Willd)

Dengan Pemupukan Nitrogen +

Kalium dan Interval Panen.

Disertasi. Sekolah Pascasarjana

Agronomi dan Hortikultura, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Susanti, Aziz S.A., Melati. M. 2008. Produksi

Biomassa dan Bahan Bioaktif

Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.)

Willd) dari Berbagai Asal Bibit dan Dosis Pupuk Kandang Ayam. Buletin

Agronomi (36) (1) 48 – 55 (2008).

Udoh E.J., Etim N.A. 2008. Measurement of

Farm-Level Efficiency of Water-Leaf

(Talinum triangulare) Production

Among City Farmers in Akwa Ibom

State, Nigeria. J. of Sustainable

Development in Agriculture &

Environment 3(2):47-54.

Page 27: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

16

LAMPIRAN

Page 28: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

17

Lampiran 1 Data Iklim dari stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor bulan Maret-April 2012

Tanggal Temperatur Curah Kelembaban Intensitas Kecepatan

Rata-2 Max Min Hujan Udara Radiasi Angin

(ºC) (ºC) (ºC) (mm) (%) (Cal/Cm²) (Km/Jam)

1/3/2012 25.2 29.8 23.0 34.5 89 177 3.4

2/3/2012 26.1 32.4 22.6 8.4 81 281 2.8

3/3/2012 27.2 33.4 22.8 0.4 74 354 4.9

4/3/2012 24.5 29.6 23.2 - 90 382 4.0

5/3/2012 26.6 31.4 23.2 6.2 78 184 2.8

6/3/2012 26.9 32.0 23.4 1.2 81 394 6.7

7/3/2012 27.0 32.2 23.8 TTU 74 330 2.9

8/3/2012 25.2 28.4 23.0 21.2 87 412 7.1

9/3/2012 26.2 30.6 23.3 0.5 83 156 4.7

10/3/2012 26.0 30.2 23.6 1.4 83 273 5.7

11/3/2012 25.7 31.0 23.0 4.4 81 229 7.0

12/3/2012 24.7 30.7 23.4 0.5 89 273 7.1

13/3/2012 26.2 29.6 24.0 16.5 77 186 4.6

14/3/2012 26.1 31.4 23.0 3.4 74 201 6.6

15/3/2012 27.1 31.0 24.0 - 82 333 8.8

16/3/2012 27.1 31.0 24.6 TTU 75 306 6.4

17/3/2012 26.7 30.0 25.2 - 81 266 7.5

18/3/2012 26.3 31.7 23.2 2 77 225 6.3

19/3/2012 25.1 30.4 22.6 5.3 80 258 5.8

20/3/2012 26.2 29.1 24.6 0.9 72 253 8.6

21/3/2012 26.2 32.0 21.4 1.1 77 207 6.6

22/3/2012 27.2 33.0 22.0 - 74 409 6.1

23/3/2012 26.5 33.1 21.0 - 75 434 6.1

24/3/2012 26.3 33.3 21.4 - 77 400 4.9

25/3/2012 27.4 34.0 22.2 - 75 419 3.2

26/3/2012 26.8 33.4 23.6 - 82 444 5.6

27/3/2012 26.5 33.0 23.2 - 84 369 4.5

28/3/2012 26.5 33.0 21.2 15.8 83 364 3.9

29/3/2012 25.7 33.0 22.7 3.8 86 406 3.8

30/3/2012 25.8 31.0 23.4 8.5 87 399 3.5

31/3/2012 25.7 32.4 22.4 - 88 295 3.9

1/4/2012 25.8 32.5 23.0 1.0 89 346 3.3

2/4/2012 25.2 32.6 22.0 12.0 87 349 3.4

3/4/2012 24.6 29.6 22.6 7.8 90 225 4.4

4/4/2012 25.6 31.0 22.4 39.3 85 322 3.6

5/4/2012 25.1 30.2 22.6 0.5 89 226 3.1

6/4/2012 25.2 31.0 21.8 TTU 87 300 3.6

7/4/2012 26.0 30.8 23.8 7.1 90 211 3.6

Page 29: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

18

8/4/2012 25.8 30.8 22.6 TTU 86 248 3.1

9/4/2012 25.2 31.8 22.8 TTU 87 313 3.9

10/4/2012 26.2 31.2 23.2 5.6 85 280 3.6

11/4/2012 25.1 31.6 22.8 - 86 238 5.2

12/4/2012 25.9 32.2 22.8 9.6 86 344 3.4

13/4/2012 26.9 32.6 24 22.2 85 339 4.7

14/4/2012 26.5 32.6 23 16.6 83 341 4.5

15/4/2012 26.7 32 23.4 41.2 84 254 4.6

16/4/2012 26.9 33 22.4 - 81 370 3.8

17/4/2012 25.7 31.8 23 116 86 247 5.2

18/4/2012 26.4 33.4 22.2 1.7 83 332 3.7

19/4/2012 25.6 31.2 24 72.6 95 230 4.4

20/4/2012 25.7 32.4 23 15.1 91 352 2.8

21/4/2012 25.7 31.6 23.8 4 89 260 3.6

22/4/2012 26.0 30.4 24 5.5 90 240 2.8

23/4/2012 26.5 32.6 22 0.2 85 330 3.9

24/4/2012 27.3 33.7 23 - 82 375 3.6

25/4/2012 26.9 34 23.2 - 79 395 3.5

26/4/2012 26.4 33 22.1 10 81 381 5.0

27/4/2012 27.8 33.6 24 TTU 78 370 4.7

28/4/2012 26.9 32.8 23.2 - 82 343 4.0

29/4/2012 25.9 28.6 24.2 TTU 88 142 4.2

30/4/2012 24.2 30 24 1.5 96 178 2.9

Keterangan : (-) : Tidak ada hujan

TTU : Curah hujan tidak terukur (0.0)

Page 30: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

19

Lampiran 2 Data perhitungan koefisien pemadaman (k)

HST N 0 N 50 N 75

Pukul 12.00 Pukul 12.00 Pukul 12.00

Ro Rt LAI k Ro Rt LAI k Ro Rt LAI K

1 12.8 10.7 0.004 45.09 10.0 7.8 0.006 41.33 9.3 8.4 0.010 10.67

2 11.1 9.8 0.004 32.85 9.4 7.7 0.006 32.60 9.4 8.0 0.010 15.80

3

4

5

6 8.7 7.4 0.004 38.66 3.8 2.6 0.006 64.36 2.6 1.7 0.010 44.70

7 17.1 15.1 0.004 31.46 9.4 7.7 0.006 31.80 6.8 5.8 0.010 16.16

8 18.2 16.4 0.004 25.03 11.1 9.3 0.006 29.57 10.4 9.5 0.010 9.53

9

10

11 18.6 16.2 0.004 34.04 13.2 12.2 0.006 12.77 9.7 8.9 0.010 8.08

12 15.5 10.8 0.004 90.23 6.8 6.4 0.006 10.66 7.7 7.4 0.010 4.56

13

14 17.0 11.8 0.004 91.86 15.0 11.2 0.006 48.33 14.6 11.5 0.010 23.57

15 16.7 9.6 0.054 10.18 13.2 5.3 0.072 12.82 12.9 5.4 0.083 10.44

16

17 14.5 13.0 0.054 1.94 10.4 7.0 0.072 5.53 8.4 8.1 0.083 0.42

18 14.6 9.4 0.054 8.17 11.7 9.3 0.072 3.14 10.6 9.7 0.083 1.12

19

20

21 9.5 7.2 0.054 5.05 6.4 4.5 0.072 5.04 2.6 2.4 0.083 0.66

22 12.6 10.6 0.054 3.20 8.4 5.6 0.072 5.68 6.9 5.3 0.083 3.20

23 8.8 7.7 0.054 2.66 4.2 3.9 0.072 1.16 3.7 3.3 0.083 1.16

24 10.4 7.7 0.054 5.60 7.6 5.8 0.072 3.74 5.1 4.9 0.083 0.52

25 13.1 11.7 0.054 2.03 7.1 6.7 0.072 0.82 3.7 3.1 0.083 2.13

26 11.7 9.0 0.054 4.84 7.7 5.8 0.072 3.90 6.4 4.8 0.083 3.40

27 10.0 7.1 0.054 6.32 8.9 8.0 0.072 1.44 8.6 7.9 0.083 1.03

28 14.4 11.3 0.054 4.47 12.2 9.8 0.072 3.03 11.3 10.1 0.083 1.36

29 14.2 10.8 0.508 0.54 9.4 8.1 0.497 0.29 7.1 7.0 0.321 0.01

30 14.3 10.3 0.508 0.64 12.5 9.2 0.497 0.62 13.3 11.3 0.321 0.48

31 10.6 8.0 0.508 0.56 9.4 7.9 0.497 0.34 9.2 8.2 0.321 0.35

32 15.5 13.5 0.508 0.27 13.4 11.8 0.497 0.25 12.7 11.5 0.321 0.31

33

34

35

36 14.7 12.5 0.544 0.30 13.0 11.4 0.599 0.21 12.4 11.7 0.400 0.14

37 10.9 9.4 0.544 0.27 9.1 7.1 0.599 0.43 8.7 7.3 0.400 0.44

38 10.0 8.5 0.544 0.32 8.8 7.7 0.599 0.23 8.6 7.9 0.400 0.23

39

40 15.7 13.8 0.544 0.24 14.8 11.5 0.599 0.42 14.5 11.4 0.400 0.60

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 31: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

20

Lampiran 3 Data perhitungan radiasi intersepsi (MJ/m2 hari)

HST N 0 N 50 N 75

Pukul 12.00 Pukul 12.00 Pukul 12.00

Ro Rt k Qint Ro Rt k Qint Ro Rt k Qint

1 12.8 10.7 0.57 0.03 10.0 7.8 0.57 0.03 9.3 8.4 0.57 0.05

2 11.1 9.8 0.57 0.03 9.4 7.7 0.57 0.03 9.4 8.0 0.57 0.05

3

4

5

6 8.7 7.4 0.57 0.02 3.8 2.6 0.57 0.01 2.6 1.7 0.57 0.01

7 17.1 15.1 0.57 0.04 9.4 7.7 0.57 0.03 6.8 5.8 0.57 0.04

8 18.2 16.4 0.57 0.04 11.1 9.3 0.57 0.04 10.4 9.5 0.57 0.06

9

10

11 18.6 16.2 0.57 0.04 13.2 12.2 0.57 0.05 9.7 8.9 0.57 0.06

12 15.5 10.8 0.57 0.04 6.8 6.4 0.57 0.02 7.7 7.4 0.57 0.04

13

14 17.0 11.8 0.57 0.04 15.0 11.2 0.57 0.05 14.6 11.5 0.57 0.08

15 16.7 9.6 0.57 0.51 13.2 5.3 0.57 0.53 12.9 5.4 0.57 0.60

16

17 14.5 13.0 0.57 0.44 10.4 7.0 0.57 0.42 8.4 8.1 0.57 0.39

18 14.6 9.4 0.57 0.45 11.7 9.3 0.57 0.47 10.6 9.7 0.57 0.49

19

20

21 9.5 7.2 0.57 0.29 6.4 4.5 0.57 0.26 2.6 2.4 0.57 0.12

22 12.6 10.6 0.57 0.38 8.4 5.6 0.57 0.34 6.9 5.3 0.57 0.32

23 8.8 7.7 0.57 0.27 4.2 3.9 0.57 0.17 3.7 3.3 0.57 0.17

24 10.4 7.7 0.57 0.32 7.6 5.8 0.57 0.31 5.1 4.9 0.57 0.24

25 13.1 11.7 0.57 0.40 7.1 6.7 0.57 0.28 3.7 3.1 0.57 0.17

26 11.7 9.0 0.57 0.36 7.7 5.8 0.57 0.31 6.4 4.8 0.57 0.29

27 10.0 7.1 0.57 0.30 8.9 8.0 0.57 0.36 8.6 7.9 0.57 0.40

28 14.4 11.3 0.57 0.44 12.2 9.8 0.57 0.49 11.3 10.1 0.57 0.52

29 14.2 10.8 0.57 3.57 9.4 8.1 0.57 2.32 7.1 7.0 0.57 1.18

30 14.3 10.3 0.57 3.59 12.5 9.2 0.57 3.08 13.3 11.3 0.57 2.22

31 10.6 8.0 0.57 2.67 9.4 7.9 0.57 2.31 9.2 8.2 0.57 1.53

32 15.5 13.5 0.57 3.89 13.4 11.8 0.57 3.30 12.7 11.5 0.57 2.12

33

34

35

36 14.7 12.5 0.57 3.93 13.0 11.4 0.57 3.76 12.4 11.7 0.57 2.53

37 10.9 9.4 0.57 2.90 9.1 7.1 0.57 2.64 8.7 7.3 0.57 1.77

38 10.0 8.5 0.57 2.68 8.8 7.7 0.57 2.55 8.6 7.9 0.57 1.75

39

40 15.7 13.8 0.57 4.19 14.8 11.5 0.57 4.29 14.5 11.4 0.57 2.96

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 32: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

21

Lampiran 4 Data perhitungan Thermal Heat Unit (THU)

HST N 0 N 50 N 75

Rata-rata

T

THU THU Rata-rata

T

THU THU Rata-rata

T

THU THU

1 26.3 6.3 125.0 25.8 5.8 119.3 25.5 5.5 115.4

2

3 24.8 4.8 24.6 4.6 24.2 4.2

4

5 24.7 4.7 24.4 4.4 24.3 4.3

6 24.1 4.1 24.1 4.1 23.7 3.7

7 25.1 5.1 24.9 4.9 24.7 4.7

8 24.3 4.3 24.3 4.3 24.1 4.1

9

10

11 25.9 5.9 25.7 5.7 25.7 5.7

12 26.4 6.4 26.2 6.2 25.8 5.8

13 25.9 5.9 25.8 5.8 25.6 5.6

14 25.8 5.8 25.6 5.6 24.9 4.9

15 26.0 6.0 26.1 6.1 25.6 5.6

16 25.6 5.6 25.1 5.1 24.7 4.7

17 26.0 6.0 25.8 5.8 25.2 5.2

18 25.7 5.7 25.6 5.6 24.8 4.8

19 24.9 4.9 24.7 4.7 24.2 4.2

20 25.5 5.5 25.1 5.1 24.7 4.7

21 24.7 4.7 24.3 4.3 24.2 4.2

22 25.3 5.3 24.9 4.9 24.5 4.5

23 24.3 4.3 24.2 4.2 24.2 4.2

24 25.0 5.0 24.9 4.9 24.3 4.3

25 24.6 4.6 24.5 4.5 24.1 4.1

26 25.2 5.2 24.8 4.8 24.4 4.4

27 23.8 3.8 23.6 3.6 23.3 3.3

28

29

30

31 25.0 5.0 24.5 4.5 24.0 4.0

32 25.4 5.4 24.9 25.0 5.0 21.6 24.6 4.6

33 16.0

34

35

36 22.7 2.7 22.1 2.1 22.1 2.1

37 22.9 2.9 22.1 2.1 22.1 2.1

38 23.3 3.3 22.7 2.7 22.6 2.6

39 24.1 4.1 23.8 3.8 23.7 3.7

40 26.3 6.3 25.9 5.9 25.5 5.5

Jumlah THU 149.8 140.9 131.3

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 33: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

22

Lampiran 5 Data perhitungan kelembaban relatif (RH)

HST N 0 N 50 N 75

es

TBK

es

TBB

ea RH es

TBK

es

TBB

ea RH es

TBK

es

TBB

ea RH

1 34.3 29.2 27.4 80 33.3 27.8 25.8 78 32.7 27.4 25.5 78

2

3 31.2 27.9 26.6 85 30.9 27.4 26.1 84 30.2 26.5 25.1 83

4

5 31.1 26.6 24.9 80 30.6 26.4 24.7 81 30.4 26.3 24.7 81

6 30.0 26.9 25.7 86 29.9 26.5 25.2 84 29.4 26.1 24.9 85

7 31.9 28.0 26.6 83 31.5 28.0 26.7 85 31.1 27.7 26.4 85

8 30.3 27.9 26.9 89 30.4 27.4 26.2 86 30.1 27.7 26.8 89

9

10

11 33.5 28.6 26.9 80 33.0 28.5 26.8 81 33.0 27.8 25.9 78

12 34.4 29.0 27.1 79 34.0 28.6 26.6 78 33.2 27.7 25.6 77

13 33.3 28.9 27.4 82 33.1 28.4 26.7 81 32.8 27.9 26.1 80

14 33.2 28.8 27.1 82 32.7 28.2 26.5 81 31.5 27.6 26.1 83

15 33.6 29.0 27.4 81 33.8 28.8 27.1 80 32.8 28.6 27.1 82

16 32.9 28.9 27.5 84 31.9 28.7 27.5 86 31.2 28.3 27.3 87

17 33.6 29.3 27.8 83 33.2 28.8 27.3 82 32.1 28.4 27.0 84

18 33.1 29.4 28.1 85 32.9 28.8 27.4 83 31.3 28.4 27.3 87

19 31.5 28.0 26.7 85 31.1 27.8 26.6 86 30.1 27.3 26.2 87

20 32.5 28.2 26.6 82 31.8 27.7 26.2 82 31.0 27.7 26.4 85

21 31.0 27.7 26.4 85 30.3 27.6 26.6 88 30.3 27.4 26.2 87

22 32.3 27.3 25.4 79 31.4 27.4 25.9 83 30.7 27.3 26.0 85

23 30.5 27.5 26.4 87 30.3 27.4 26.3 87 30.2 27.3 26.3 87

24 31.7 28.1 26.7 84 31.5 27.6 26.2 83 30.3 27.3 26.2 86

25 30.9 27.8 26.6 86 30.7 27.6 26.5 86 30.0 27.5 26.6 88

26 32.1 27.5 25.8 80 31.3 27.4 25.9 83 30.6 27.2 25.8 84

27 29.5 27.3 26.4 89 29.1 27.0 26.2 90 28.5 26.9 26.2 92

28

29

30

31 31.6 28.4 27.2 86 30.7 28.2 27.2 89 29.9 27.8 27.0 90

32 32.4 28.5 27.1 84 31.6 28.2 27.0 85 30.9 27.9 26.8 87

33

34

35

36

37

38

39 30.1 28.4 27.8 92 29.6 27.8 27.2 92 29.3 27.1 26.2 90

40 34.3 28.3 26.1 76 33.3 27.6 25.5 76 32.6 26.9 24.7 76

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 34: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

23

Lampiran 6 Data agronomi 1 MST

Tanaman N 0

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.12 0.012 0.37 0.077 0.12 0.008 1.12 0.102 5 2.96

2 0.14 0.011 0.81 0.070 0.07 0.002 1.39 0.112 5 17.18

3 0.04 0.014 1.13 0.085 0.04 0.004 1.33 0.091 3 24.17

Tanaman N 50

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah Pucuk

L.Daun (cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.09 0.015 0.82 0.061 0.15 0.018 1.37 0.110 5 18.28

2 0.15 0.025 0.16 0.118 0.17 0.010 1.53 0.125 5 35.78

3 0.12 0.012 0.29 0.024 0.04 0.004 0.94 0.539 3 9.59

Tanaman N 75

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.04 0.007 2.42 0.149 0.07 0.008 1.39 0.138 3 53.32

2 0.09 0.007 0.39 0.027 0.05 0.003 2.12 0.162 4 14.01

3 0.09 0.001 1.65 0.107 0.11 0.009 1.09 0.119 5 39.22

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 35: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

24

Lampiran 7 Data agronomi 3 MST

Tanaman N 0

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.14 0.021 6.72 0.115 1.46 0.055 3.55 0.179 28 93.12

2 0.26 0.012 13.63 0.353 6.18 0.273 4.58 0.303 24 210.60

3 0.37 0.030 20.54 0.521 3.04 0.135 8.81 0.287 32 268.27

Tanaman N 50

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah Pucuk

L.Daun (cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 2.16 0.427 19.53 0.546 1.32 0.049 8.30 1.008 28 512.85

2 0.16 0.088 8.38 0.182 1.53 0.054 4.14 0.134 23 149.09

3 0.17 0.015 7.95 0.258 2.75 0.121 3.98 0.913 29 95.15

Tanaman N 75

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.24 0.022 13.01 0.535 0.33 0.071 6.35 0.319 10 365.65

2 0.28 0.020 18.59 0.535 0.81 0.024 7.91 0.242 14 365.65

3 0.17 0.011 6.01 0.183 1.25 0.092 2.50 0.191 29 134.95

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 36: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

25

Lampiran 8 Data agronomi 5 MST

Tanaman N 0

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah Pucuk

L.Daun (cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 4.84 0.663 151.12 10.925 10.17 1.039 114.35 9.277 98 2162.63

2 5.16 0.705 125.12 9.053 9.29 0.630 94.63 7.245 93 1862.27

3 2.71 0.698 87.11 5.826 3.71 0.230 55.85 3.369 88 1308.80

Tanaman N 50

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 3.38 0.745 108.07 7.117 1.99 0.198 79.66 6.424 61 1648.54

2 2.07 0.463 93.74 5.905 1.99 0.315 61.40 4.107 40 1532.08

3 2.08 0.632 75.00 5.844 3.77 0.682 46.44 3.407 36 2039.73

Tanaman N 75

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.61 0.044 22.06 1.391 0.54 0.103 11.44 0.670 16 616.49

2 0.43 0.062 37.44 2.572 1.14 0.105 21.09 1.853 22 943.02

3 2.56 0.498 70.16 4.585 1.42 0.096 48.38 3.310 38 1805.82

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 37: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

26

Lampiran 9 Data agronomi panen

Tanaman

A

N 0

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 2.68 0.696 51.60 5.054 7.46 0.953 41.33 3.838 72 2510.94

2 1.46 0.619 44.44 4.173 3.12 0.733 30.49 3.757 65 2113.12

3 3.05 0.724 108.71 8.898 6.17 0.945 89.54 8.322 69 1796.36

4 1.59 0.623 50.04 5.005 2.28 0.630 30.01 3.750 63 1092.43

Tanaman

B

N 0

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 1.61 0.668 190.21 14.534 5.55 0.937 147.29 12.363 103 2627.98

2 1.55 0.621 83.92 8.066 5.13 0.862 65.40 7.754 112 1578.44

3 1.82 0.683 90.03 8.874 6.31 0.948 70.85 7.927 104 1798.36

4 2.61 0.693 100.38 8.885 6.87 0.951 73.35 8.022 109 1188.67

Tanaman

C

N 0

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 3.77 1.112 65.48 7.797 3.48 0.742 60.32 7.743 62 2524.27

2 6.85 0.953 166.11 13.231 18.22 2.526 161.89 12.888 104 2298.96

3 5.88 0.940 74.98 8.047 14.78 2.151 99.26 8.880 129 1937.29

4 3.64 1.085 135.07 12.293 26.89 3.385 167.37 13.911 123 1387.94

Tanaman

A

N 50

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 1.90 0.456 129.62 8.946 6.02 0.535 96.47 7.217 72 1984.77

2 1.05 0.401 68.31 4.745 0.75 0.100 44.60 4.261 68 1355.89

3 7.70 2.606 169.19 11.753 19.33 1.620 172.63 12.664 112 2622.58

4 4.69 1.450 136.74 10.995 2.42 0.472 123.56 10.352 72 2501.99

Tanaman

B

N 50

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 2.79 1.342 99.54 7.560 0.6 0.104 87.18 7.184 63 1605.99

2 5.41 2.031 113.49 8.880 6.51 0.532 65.46 4.480 73 1553.03

3 1.92 0.517 101.37 8.099 0.54 0.100 41.14 4.125 63 1852.24

4 3.98 1.369 104.33 8.433 9.53 0.951 89.98 7.394 91 1412.73

Page 38: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

27

Tanaman

C

N 50

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 7.65 2.449 129.89 8.953 10.19 0.982 107.25 8.612 93 2406.17

2 2.03 1.030 130.33 8.965 2.88 0.483 79.53 5.357 72 2240.94

3 5.06 2.006 119.76 8.906 4.08 0.499 161.57 12.659 73 3607.07

4 1.80 0.445 117.86 8.888 0.66 0.009 72.21 5.338 68 2026.04

Tanaman

A

N 75

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 3.29 0.60 110.36 7.648 11.25 1.869 85.43 5.933 87 1616.68

2 1.79 0.335 58.13 4.270 1.31 0.117 39.31 2.569 14 1450.78

3 0.14 0.128 10.06 1.355 0.13 0.074 17.09 1.914 10 1222.13

4 0.57 0.244 23.53 1.406 0.32 0.101 9.77 0.737 12 598.79

Tanaman B

N 75

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.15 0.139 68.65 6.559 0.31 0.100 57.45 5.722 12 1534.46

2 1.18 0.327 46.723 4.186 6.49 1.041 62.93 5.780 80 1678.03

3 0.59 0.252 35.57 2.678 0.27 0.079 18.06 1.941 11 850.39

4 0.22 0.158 102.49 6.922 21.17 1.901 74.00 5.926 92 2075.59

Tanaman

C

N 75

akar (g) daun (g) Pucuk (g) Batang (g) Jumlah

Pucuk

L.Daun

(cm) BB BK BB BK BB BK BB BK

1 2.01 0.472 76.64 6.594 0.69 0.105 53.57 5.765 14 1440.19

2 2.99 0.516 88.57 6.906 7.13 1.067 56.66 5.720 85 1867.87

3 1.11 0.305 69.58 6.576 0.74 0.110 44.97 2.945 19 1661.61

4 0.36 0.168 18.62 1.386 0.18 0.079 14.90 1.571 10 791.13 Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 39: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

28

Lampiran 10 Grafik hubungan bobot kering akar dengan waktu

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

1 3 5 6

Bob

ot

Ak

ar (

g)

MST

N 0

N 50

N 75

Page 40: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

29

Lampiran 11 Grafik hubungan bobot kering daun dengan waktu

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

0

2

4

6

8

10

1 3 5 6

Bob

ot

Dau

n (

g)

MST

N 0

N 50

N 75

Page 41: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

30

Lampiran 12 Grafik hubungan bobot kering batang dengan waktu

Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 3 5 6

Bob

ot

Bata

ng (

g)

MST

N 0

N 50

N 75

Page 42: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

31

Lampiran 13 Data pengamatan tinggi tanaman

Ulangan

Tinggi (cm)

N 0 N 50 N 75

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 8.9 15.1 9.9 12.6 17.8 10.8 28.9 24.7 23.9

2 7.8 9.3 19.2 15.5 11.5 12.8 24.4 28.7 24.6

3 10 9.9 12.9 14.7 19.3 13.4 19.1 23.4 23.8

4 6.2 10.6 17.7 12 12.9 19.1 19.8 30.1 22.5

1 17 25 18.1 22.2 28.2 22.8 35.3 30.1 28.7

2 15.6 17.7 24.4 25.5 20.6 28.9 28.9 34 29.9

3 19.4 19.5 23.7 24.8 27.1 25.2 27 27.2 32.1

4 13.5 20.2 25.2 21.4 22.5 28.4 27.6 35.8 30.4

1 41.5 42.7 41.3 46 43.1 46.6 47.1 43.8 47.1

2 37.7 42.4 41.8 38.4 44.9 44.1 39.6 47.6 45.6

3 43.7 31.3 48.9 47.2 32.8 49.2 49.4 33.1 49.7

4 35.1 43.8 46.5 45.4 46.3 48.5 47.8 49.3 50.6

1 41.9 43.4 42.6 47.5 44 47.8 48 44.7 47.9

2 40 43 44.6 40.2 46 45.5 41.7 48.9 47.4

3 44.8 34.8 49.6 50.3 35 49.9 50.7 35.6 51.3

4 37 44.4 48.2 48.8 47.5 49.8 49.4 51.2 52.2 Keterangan : N 0 = tanpa naungan paranet ; N 50 = naungan paranet 50% ; N 75 = naungan paranet 75%.

Page 43: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

32

Lampiran 14 Alat solarimeter dan termometer bola kering bola basah

(a) Alat ukur

(b) Solarimeter dibawah paranet

(c) Solatimeter di bawah tajuk kolesom

(d) Solarimeter pada ketinggian 1.2 m

Page 44: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

33

Lampiran 15 Kondisi tanaman kolesom di lapangan

(a) Kondisi kolesom 1 MST

(b) Kondisi kolesom 3 MST

(c) Kondisi kolesom 5 MST

(d) Kondisi kolesom 6 MST

Page 45: PENGARUH NAUNGAN PARANET TERHADAP IKLIM MIKRO … · Effects of Paranet Shading on Micro Climate and Shoot’s Productivity of Water-Leaf (Talinum triangulare (Jacq.)Willd.).Supervised

34


Recommended