i
P E N G A R U H P E N D E K A T A N S A I N T I F I K T E R H A D A P KEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
KABUPATEN GOWA
THE INFLUENCING OF SCIENTIFIC APPROACH TO BAHASA INDONESIA SUBJECT OF GRADE VIII STUDENTS OF SMPN 4
SUNGGUMINASA GOWA REGENCY
TESIS
TESIS
HJ.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04. 07. 798. 2013
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
2015
ii
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
KABUPATEN GOWA
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun dan Diajukan oleh
Hj.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04-07- 798- 2013
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
iii
iv
v
vi
PRAKATA
Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah
subhanahu wataala berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat dalam
rangka memperoleh gelar magister pada Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar. Tesis ini diharapkan dapat
memberikan nilai tambah dalam analisis kepada guru-guru untuk
menggunakan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan
dalam bentuk bimbingan, petunjuk, dan dorongan, dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada pihak yang telah membantu penulis.penulis
mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr. H.M.Ide Said, D.M., M.Pd.,
komisi pembimbing I dan Dr.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., komisi
pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan
saran kepada penulis dalam penyelesian tesis ini.
Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Rektor Universitas
Muhamamadiyah Makassar dan Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof.Dr.H.M.Ide Said D.M., M.Pd
komisi pembimbing, I atas bimbingannya dan arahannya, Dr.Andi Sukri
vii
Syamsuri, M.Hum. komisi pembimbing II atas bimbingan dan arahan
yang telah diberikan, Ketua dan Staf pengelola Prgram Magister
Manajemen Universitas Muhammadiayah Makassar,serta rekan-rekan
Mahasiswa Angkatan ke- 7 yang telah bersama-sama penulis menempuh
suka dan duka selama kuliah, dan Kepala SMP Negeri 4 sungguminasa
dan teman-teman yang telah membantu pada saat peneltian ini
dilaksanakan.
Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada suami
tercinta Muhammad Hamzah,S.Pd., yang senantiasa membantu penulis
sampai tahap penyelesaian.
Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Semoga bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak
mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Makassar, Oktober2015
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................. III
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................... iv
HALAMAN PERBAIKAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT .........................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... vix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vxi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .................... 10
A. TinjauanPustaka ..................................................................... 10
1. PenelitianyangRelevan ................................................ 11
ix
2. PengertianPendekatandan Strategi ............................. 12
3. Pengertian Model Pembelajaran ........................................ 16
4. Pengertian Saintifik ............................................................. 20
5. Model PembelajaranPenemuan (Discovery Learning) ....... 36
6. Pengertian Hasil Belajar ..................................................... 39
7. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .................................. ... 41
B. KerangkaPikir............................................................................... 43
C. HipotesisPenelitian ...................................................................... 47
BAB III MetodePenelitian ....................................................................... 48
A. Desain dan Jenis Penelitian ......................................................... 48
B. Definisi Operasional .................................................................. 50
C. PopulasidanSampel ..................................................................... 51
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 52
E. TeknikAnalisisData ....................................................................... 55
BAB IV Hasil Penelitian ......................................................................... 57
A. Penyajian Hasil Analisis Data ........................................................ 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 78
BAB V Simpulan dan Saran ................................................................. 84
A. Simpulan ....................................................................................... 84
B. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... . 86
x
LAMPIRAN .................................................................................... 87
Riwayat Hidup.............................................................................. 139
xi
ABSTRAK
Husnah. 2015. “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Dididk Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.” Tesis Dibimbing oleh M.Ide Said DM., dan Andi Sukri Syamsuri. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang berjumlah 488 orang yang terbagi ke dalam 13 kelas. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling, artinya penentuan sampel dilakukan secara sengaja dengan jumlah yang refresentatif pada kelas penelitian. Hal ini dadasarkan atas pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan karakteristik penelitian. Sampel penelitian ditetapkan kelas VIII D berjumlah 40 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebanyak 40 orang sebagai kelas kontrol. Teknik yang digunakan mengumpulkan data penelitian adalah teknik tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik inferensial statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika guru menerapkan pendekatan saintifik, maka pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa meningkat. Hal ini tampak berdasarkan temuan bahwa pendekatan saintifik dapat memengaruhi keberhasilan belajar bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hal ini tampak pula pada nilai yang diperoleh peserta didik, yakni kemampuan peserta didik pada kelas kontrol belum memadai dengan tingkat ketuntasan hanya mencapai 57,5% yang mampu memperoleh nilai 70 ke atas. Hal ini berbeda dengan kemampuan peserta didik meningkat pada kelas eksperimen dengan kategori mampu dengan tingkat ketuntasan mencapai 92,5% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Keefektifan pendekatan ini diketahui pula berdasarkan hasil perthitungan nilai t (tes signifikansi untuk desain 2). Perbandingan hasil kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai t hitung sebanyak 4,29› nilai t Tabel 2,02. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu pendekatan saintifik efektif diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa (H1) Sesuai dengan hasil penelitian ini diajukan saran, yaitu guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, karena teknik ini efektif diterapkan dalam meningkatkan kemapuan peserta didik belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
xii
ABSTRACT
Husnah, 2015 The Inflence of ScientificApproach towards Students’ Performance Bahasa Indonesia: A thesis, supervised by M. Ide Said DM., andA.SukriSyamsuri The study aims to describe the influence of scientific approach towards students’ performance bahasa Indonesia. Respondents of this study are class VIII students studying at SMP Negeri 4 SungguminasaKabupatenGowa. This is an experimental research using the whole class VIII students of SMP Negeri 4 SungguminasaKabupatenGowa (N 488) as the population. The study uses purposive random sampling, mearning that the samples are decided purposively by considering the amount of sample that could represent the total population. This sampling prosedure is patricularly due the lmited time and funding offered to the researcher and this prosedure is suitable with the research characteristics. Total samples of this study are 80 students and are grouped into experimental class (class VIII D students; 40) and control class (students of VIII C n 40). Data is collected through test and was analyzed using both descriptive and inferential statistics
The study reveals that scientifik approach is affective for teaching. The performance and achievement of class VIII students of SMP Negeri 4 Sungguminasa in studying bahasa Indonesia shows an improvement. This can be seen from students, scures and their overall acievement. For control class, only 57,5% of students scored 70 abd/or above. On the contrary, in the experiment class, 92,5% students scored 70 and/or above. The affecacy of this approach is also shown from the t test (significant test for design 2). The comparison between and experiment class in t test indicates the value is 4,29 higher than the value of t table 2.02. This finding signifies that the research hypothesis is accepted, mearning that the scientific approach is effective in improving students’ achievement in learning bahasa Indonesia particularly for class VIII students of SMP Negeri 4 Sungguminasa (HI).
Based on this finding, it is suggested that teachers should use scientific approach in learning in order to improve students’ achievement and performance in studying bahasa Indonesia
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1. Kegiatan Pembelajaran .............................................. 32
Tabel 1.2 Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................. 49
Tabel 1.3. Keadaan Populasi .................................................... 51
Tabel 1.4. Sampel Penelitian ..................................................... 52
Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kelas Kontrol .. 58
Tabel 2.2. Konversi Angka ke dalam Nilai Berkala 1-100 ................. 62
Tabel 2.3. Frekuensi dan Persentase Nilai Kelas Kontrol ............... 62
Tabel 2.4. Klasifikasi Nilai Kelas Kontrol ........................................ 64
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ............................................................................ 66
Tabel 2.6 Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-100 ................ 69 Tabel 2.7. Frekuensi dan Persentase Nilai Pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ....................................................................... 70
Tabel 2.8. Klasifikasi Nilai Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ....................................................................... 72
Tabel 2.9. Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesian ............................ 73
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman Lampiran 1. Silabus ............................................................................. 89
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 92
Lampiran 3. Instrumen Penelitian Kelas Kontrol ................................ 111
Lampiran 4. Instrumen Penelitian Kelas Eksperimen ........................ 117
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol .. 130
Lampiran 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik dengan
Pendekatan Saintifik ........................................................ 133
Lampiran 7. Nilai Peserta Didik Kelas Kontrol ..................................... 136
Lampiran 8. Nilai Peserta Didik Kelas Eksperimen ........................... 137
Lampiran 10. Poto-poto Kegiatan ............................................. 139
Lampiran 9. Izin Penelitian ..................................... 142
Lampiran 11. Hasil Kerja Kerja Peserta Didik ............................... 146
Lampiran 12. Riwayat Hidup Peneliti ................................... 147
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persoalan utama dalam dunia pendidikan adalah
rendahnya kemampuan berbahasa Indonesia siswa. Indikator paling jelas
dapat dilihat dari rendahnya nilai Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Padahal, dalam pelaksanaan konsep dan standar Kurikulum
Pendidikan, peran bahasa Indonesia sangat penting. Keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan sangat bergantung pada kemampuan
berbahasa yang efektif. Bahkan seluruh proses adiministrasi dan
implementasi pendidikan terkait dengan penggunaan media berbahasa,
baik lisan maupun tertulis. Ironisnya, kemampuan dan hasil ujian mata
pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik mengalami penurunan.
Maka dengan adanya pendekatan saintifik merupakan kerangka
ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah
pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-
langkah ilmiah dan sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan
suatu proses ilmiah, karena Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
2
ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan
penalaran deduktif (Daryanto, 2014: 51)
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian
menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaiknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
kesimpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide lebih luas. Metode
ilmiah umunya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya ( Ridwan Abdullah, 2014: 50).
Dalam menyajikan pembelajaran pengaruh santifik salah satu
pendekatan yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar bahasa
Indonesia, setiap orang memiliki jaringan, walaupun tidak disadari oleh
yang bersangkutan. Jaringan sangat dibutuhkan dalam belajar dari aneka
sumber, mengembangkan diri, dan memperoleh pekerjaan. Seorang siswa
memiliki jaringan pribadi yang terdiri dari keluarga, teman, teman dari
keluarga, teman dari teman, tetangga, guru dan lain-lain.
Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki
oleh peserta didik karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerjasama dalam
kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa
3
untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi (Ridwan Abdullah,
2014: 32)
Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian
membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari
guru 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual
sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis ilmiah, retensi informasi
dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan
pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen (Daryanto, 2014: 56).
Pembelajaran saintifik dikatakan sebagai pendekatan ilmiah karena
memiliki kriteria sebagai berikut: Materi pembelajaran berbasis pada fakta
atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi idukatif guru siswa
terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran yang subjektif, atau
penalaranyang menyimpang dari alur berpikir logis.Mendorong dan
menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran. Mendorong dan mengispirasi siswa
mampu memahami berpikir hipoterik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
4
merespons materi pembelajaran.Berbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.Tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya. (Aris Shoimin, 2013 : 164).
Selain tujuan umum pembelajaran sebuah bahasa adalah memiliki
peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional
peserta didik yang merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Dengan pelajaran bahasa Indonesia
memungkinkan manusia saling berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan
kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan sarana untuk
menuju pemahaman yang ada dalam dirinya.
Namun, kenyataannya masih banyak guru yang menyelenggarakan
pengajaran yang kurang menarik sehingga tidak tercapai sasaran yang
diharapkan. Penggunaan metode ceramah, masih mendominasi kegiatan
guru sehari-sehari. Sementara itu, peserta didik hanya sebagai
pendengar, memperhatikan penjelasan, mencatat yang dipentaskan oleh
guru. Di samping itu, kegiatan belajar telah menjadi sesuatu yang rutin,
menoton, dan membosankan, bukan lagi sebagai kegiatan menarik,
menantang, menuntut, partisifasi aktif dari peserta didik. Begitu pula
sarana dan prasarana di sekolah yang kurang terpenuhi, dan peran orang
tua yang tidak memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mengulang kembali pelajaran di rumah. Hal Inilah yang menyebabkan
5
nilai akhir peserta didik tidak tercapai sesuai dengan nilai KKM yang
sudah ditentukan yaitu nilai 75. (pengamatan peneliti tahun 2013/2014).
Hasil pengamatan sebagai asumsi awal peneliti untuk memahami
masalah pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa bahwa metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, khususnya palajaran bahasa Indonesia menjadi salah satu
penyebab rendahnya kemampuan peserta didik dalam balajar.
Untuk menciptakan dan mengopitmalkan keaktifan peserta didik
dalam proses belajar mengajar maka perlu dirancang suatu strategi
belajar mengajar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berlaku saat ini.
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan ilmiah yang digunakan
untuk membelajarkan peserta didik dalam kondisi yang efektif dan
menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenali
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan Kurikulum 2013 mengacu
pada pasal 36 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, yang menyatakan
bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman
dan taqwa, peningkatan akhlaq mulia, peningkatan potensi, kecerdasan
dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan,
tuntunan pembangunan daerah dan nasional, tuntunan dunia kerja,
6
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika
perkembangan global dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional
yang dinyatakan pada pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003. yakni
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
berlandaskan pada landasan yuridis.
Pada isi Kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia tercantum
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu teks cerita fabel, teks
biografi, teks prosedur, teks diskusi, teks ulasan, dan teks cerita pendek,
yang mana setiap peserta didik harus mampu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki berdasarkan struktur teks
yang telah ditentukan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2014: 1).
Pembelajaran saintifik dianggap sebagai pendekatan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar pada mata pelajaran bahasa
Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menarik
7
kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. .
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengkaji lebih dalam
tentang metode pembelajaran sainfifik pada pelajaran bahasa Indonesia,
dan mengangkat judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap
Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Dipilihnya topik ini sebagai
objek penelitian karena ingin mengetahui apakah dengan adanya
pendekatan saintifik mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dan
melalui penelitian ini diharapkan semakin meningkatkan kreativitas dan
inovasi guru dalam mengajar di kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah penelitian ini,
yakni;
1. Bagaimanakah pengaruh pendekatan saintifik tehadap
keberhasilan belajar Bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
2. Adakah pengaruh pendekatan saintifik tehadap keberhasilan
belajar bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
3. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah;
1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik terhadap
keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar bahasa Indonesia
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa setelah menerapkan pendekatan saintifik.
3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar bahasa
Indonesia pada peserta didik dengan menggunakan pendekatan
saintifik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten
Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan
praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang pengaruh
pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajarbahasa
Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa.
b. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, serta
memiliki kesadaran bagi guru tentang pengaruh pendekatan
9
saintifik terhadap keberhasilan belajarbahasa Indonesia peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
c. Menambah khazanah tentang teori metode pembelajaran saintifk
dan keberhasilan belajar siswa.
2.Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca/Penikmat
1) Menimbulkan motivasi kepada pembaca untuk senantiasa aktif
berinovasi dan berkreasi dalam mengajar
.2) Memberikan gambaran cara yang efektif dalam memahami
model pembelajaran sainfitik.
b. Bagi Siswa
1) Memberikan pemahaman dan langkah-langkah metode
pembelajaran saintifik kepada siswa.
2) Memudahkan siswa dalam menerima metode pembelajaran
saintifik.
c. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
1) Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti pada
metode yang lain
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan penelitian yang relevan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran sudah pernah
dilakukan. Namun, khusus pada model pembelajaran saintifik masih
kurang dilakukan. Penelitian sebelumnya yang relevan dilakukan oleh
Darsinah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah dalam Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Murid
Kelas V SD Inpres Bertingkat Melayu Kota Makassar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model berbasis masalah dapat
meningkatkan pembelajaran mengapresiasi puisi murid kelas V SD
Inpres Bertingkat Melayu Kota Makassar. Rata-rata hasil belajar pada
siklus I adalah 63,17 dan dikategorikan tinggi, sedangkan nilai rata-rata
hasil belajar pada siklus II adalah 84,92 dan dikategorikan sangat tinggi.
Persentase ketuntasan siklus I adalah 15% dan dikategorikan belum
tuntas, sedangkan pada siklus II mencapai 95% dan dikategorikan
tuntas.
Hamzah (2011) dengan judul “Keefektifan Model Saling
Mengungjungi (Two Stay Two Stray) dalam Pembelajaran Menulis
10
11
Paragraf Siswa Kelas XII SMK Negeri 6 Takalar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model saling mengungjungi (stay two two stray)
efektif diterapkan dan dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
pada sisiwa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar. Dengan kata lain, jika guru
menerapkan model saling mengungjungi (stay two two stray), maka
kemampuan menulis paragrafsiswa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar lebih
meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil tindakan penelitian bahwa hasil
pembelajaran menulis paragraf siswa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar
tanpa menggunakan model saling mengungjungi (stay two two stray)
dikategorikan sedang sedangkan hasil pembelajaran dengan
menggunakan model saling mengungjungi (stay two two stray)
dikategorikan tinggi.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitian ini tidak
mengembangkan penelitian sebelumnya. Namun, ada persamaan dan
perbedaan. Persamaannya adalah terletak pada materi yang dikaji yaitu
peningkatan keberhasilan belajar bahasa Indonesia dengan
menggunakan model, sedangkan perbedaannya adalah metode yang
digunakan dalam meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik. Hal
inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan
model terbaru yaitu Kurikulum 2013 pendekatan “Saintifik”.
12
2. Pengertian Pendekatan dan Strategi
Sanjaya (2010: 127) menyatakan bahwa pendekatan merupakan
titik tolak atau sudut pandang proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran
yang digunakan dapat bersumber atau bergantung kepada pendekatan
tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Iskandarwassid dan Dadang
(2009:40) bahwa pendekatan adalah proses, pembuatan, atau cara
mendekati.Dikatakan pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau
pendangan tentang sesuatu berupa asumsi atau seperangkat asumsi
yang saling berkaitan. Pendekatan bersifat aksiomatis, tidak perlu
dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pengajaran atau pembelajaran
bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan
tentang hakikat pembelajaran atau pengajaran bahasa yang diyakini dan
tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.
Strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities
designed to achieves aparticular educational goal. Dengan demikian,
strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Sanjaya, 2010: 26). Kemp (dalam Sanjaya, 2010: 126)
menyatakan bahwa;
13
“ strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”.
Senada dengan pendapat tersebut, Dick and Carey (dalam
Sanjaya, 2010: 126) juga menyatakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran
digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi
ekspositori bisa digunakan metode cermah sekaligus metode tanya jawab
atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
termasuk menggunakan media pembelajaran Iskandarwassid dan
Sunandar, (2009:56) menyatakan bahwa metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan
sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu
pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa strategi
berbeda dengan metode. Strategi merujuk pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
14
digunakan untuk melaksanakan strategi, dengan kata lain strategi adalah
perencanaan untuk melaksanakan untuk mencapai sesuatu, sedangkan
metode adalah cara untuk mencapai sesuatu.
Jadi, strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan bergantung
pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan
strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang
dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap
guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan
yang lain (Sanjaya, 2010: 128).
Hubungannya dengan penelitian ini yang menekankan pada
strategi pembelajaran, diuraikan lebih rinci tentang strategi. Strategi
pembelajaran, yaitu keseluruhan metode dan prosedur yang
menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks strategi
pengajaran, tersusun hambatan-hambatan yang dihadapi, tujuan yang
hendak dicapai, meteri yang hendak dipelajari, pengalaman-pengalaman
belajar, dan prosedur evaluasi (Hamalik, 2001: 201).
Strategi belajar-mengajar secara umum mempunyai pengertian
suatu garis besar haluan dalam bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dalam belajar-mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Hastuti, 1995: 5).
15
Lebih lanjut dinyatakan oleh Hastuti (1995:6) bahwa ada empat
strategi dalam belajar-mengajar, antara lain:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kulaifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar-
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
d. Menciptakan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
belajar-mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik
penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Pencapaian tujuan proses belajar mengajar yang maksimal tidak
terlepas dari strategi mengajar yang tepat. Strategi mengajar merupakan
seperangkat komponen yang harus diikuti oleh seorang pengajar dalam
menyajikan materi di kelas. Adapun prosedur strategi belajar-mengajar
yang dikemukakan oleh Hastuti (1995:24) sebagai berikut:
16
a. Persiapkan materi yang akan diberikan kepada siswa.
b. Materi/bahan, alat pelajaran dan alat bantu mengajar telah
dipersiapkan.
c. Masukan dan karakteristik pembelajar telah diidentifikasikan.
d. Bahan pengait telah direncanakan
e. Metode dan teknik penyajian telah dipilih seperti cermah, diskusi,
dan bermain peran.
3. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar (dalam Andarjaya, 2008: 10).
Hal ini berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi
guru untuk mengajar,
Ariends (1977: 7) dalam ( Shoimin, 2014:23) menyatakan;
“The term teaching model refers to a particular to intriction that includes its goals, syntax, inveronmint, and management system” Artinya, istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan system pengelolaannya”.
Banyak model pembelajaran telah dikembangkan oleh guru yang
pada dasarnya untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
17
memahami dan menguasai suatu pengetahuan atau pelajaran tertentu.
Pengembangan model pembelajaran sangat bergantung dari karakteristik
mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan kepada siswa
sehingga tidak ada model pembelajaran tertentu yang diyakini sebagai
pembelajaran yang paling baik, semua bergantung pada situasi dan
kondisinya.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, menumbuhkan
dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan
kemudahan bagi peserta didik untuk memahami pelajaran sehingga
memungkinkan peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik
(Aunurrahman, 2012: 143).
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar
dan para guru dalam melakukan pembelajaran. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran
menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain: 1)
rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana
siswa belajar (tujuan pembelajaran akan tercapai). 3) tingkah laku
mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
18
dengan berhasil. 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai (Aris Shoimin, 2013: 23)
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran melibatkan siswa, guru, serta komponen pendukung
lain. Dalam pelaksanaannya di sekolah proses pembelajaran harus
dijalankan secara terencana dan sesuai dengan kondisi serta tujuannya.
Pengertian pembelajaran menurut Syafaruddin dan Nasution (2005: 76)
bahwa: “Suatu proses mengarahkan anak didik untuk melakukan
kegiatan belajar dalam rangka perubahan tingkah laku (kognitif, efektif,
dan psikomotor) menuju kedewasaan.
Selanjutnya, “Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi
antara siswa dengan lingkungan” (Sanjaya memberi kebebasan memilih
strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajarannya, 2010:198).
(Aris Shoimin, 2013: 43) mengungkapkan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya seolah-
olah diberi kebebasan memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi nyata sumber daya yang
tersedia dan siap didayagunakan di sekolah. Pemilihan dan
pengembangan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
hendaknya berpusat pada karakteristik peserta didik (student centered),
agar dapat melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam
19
pembelajaran. Pembelajaran harus menekankan pada praktik, dengan
pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam
kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu mengelola sumber belajar, dan
melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai
manajer, guru memiliki empat fungsi umum yaitu: 1) merencanakan
tujuan belajar, 2) mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan belajar, 3) memimpin yang meliputi memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa, dan 4) mengawasi segala sesuatu,
apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam
rangka pencapaian tujuan (Sanjaya, 2010: 23).
Pembelajaran diartikan sebagai berikut: 1) Pembelajaran adalah
suatu yang dilaksanakan secara sistematik yang setiap komponen yang
saling berpengaruh. 2) Pembelajaran adalah suatu usaha guru yang
bertujuan untuk menolong siswa belajar, dimana pembelajaran
merupakan seperangkat peristiwa yang memengaruhi terjadinya belajar
siswa. 3) Pembelajaran adalah suatu lingkungan seseorang secara
sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar siswa. 4)
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang dengan optimal
(Aunurrahman, 2012: 9).
20
Menurut Kamus Populer Bahasa Indonesia (Sutrisno, 2010:493)
pembelajaran merupakan jalannya kegiatan belajar siswa dan mengajar
guru. Suatu pembelajaran akan berdaya guna apabila guru
menggunakan berbagai prinsip termasuk menumbuhkan adanya saling
percaya antar guru dan anak didik, terutama memperhatikan kebutuhan
individu anak didik agar tidak menggannggu belajarnya. Pada dasarnya
pembelajaran dilangsungkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan hal
ini bisa terlaksana dengan baik jika didukung oleh empat unsur yaitu:
tujuan, bahan pelajaran, metode, alat (media) dan penilaian.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi antara guru, siswa dan lingkungan
yang bertujuan pada perubahan tingkah laku siswa. Dalam kegiatan
pembelajaran guru memiliki otoritas untuk menentukan strategi yang
tepat.
4. Pengertian Saintifik
Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan
ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan menjadi proses ilmiah.
Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengetahuan sikap, ketermpilan dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif
ketimbang penalaran deduktif. Penalaran deduktif melihat fenomena
21
umum untuk kemudian menarik simpulan spesifik. Penalaran deduktif
melihat fenomena umum untuk kemudian menarik kesimpulan secara
keseluruhan.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian
menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaiknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
kesimpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide lebih luas. Metode
ilmiah umunya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian harus berbasis
bukti-buktidari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan
prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
eksperimen, mengelola informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasi, dan menguji hipotesis (Daryanto, 2013: 30).
A. Tujuan Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan
SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan
saintifik (ilmiah). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
22
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “Tahu mengapa”. Ranah keterampilan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“Tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “Tahu apa”. Hasil akhirnya
adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan (Daryanto, 2014: 54-55).
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah:
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
b. Untuk membentuk kemampuan sisiwa dalam menyelesaikan
suatu masalah secara sistematis.
c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-
ide,khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
23
f. Untuk mengembangkan karakter peserta didik.
B. Konsep Pembelajaran Saintifik
Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode
saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau
observasiyang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau
mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan
pemaparan data diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh
sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh
informasi dari berbagai sumber. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan
ilmiah pada umumnya adalah sebagai berikut: 1) observasi, 2) teori dan
model, dan 3) eksperimen.
Pembelajaran dengan integrasi kegiatan ilmiah pada umumnya
merupakan kegiatan inkuiri. Inkuiri adalah porses berpikir untuk
memahami tentang sesuatu dengan mengajukan pertanyaan. Galileo
Educational Network (2004) dalam Daryanto, 2014:59memberikan defenisi
lebih luas tentang inkuiri.
“Inquiry is the dynamic process of being open to wonder and puzzlements and coming to know and understand the world”.
Inkuiri dapat dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, atau metode pembelajaran. Jenis inkuiri yang umum
digunakan telah dibicarakan dalam buku sebelumnya (Budimansyah
Dasim, 2008:39), namun, perbedaan dapat ditinjau dari peran guru dan
24
siswa dalam mengajukan pertanyaan, memilih metode, dan menemukan
solusi dari permasalahan. Secara umum, ada tiga jenis inkuiri yaitu:
permasalahan, metode dan solusi.
Kegiatan belajar secara inkuiri dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran menemukan (discovery),
study kasus (case study), problem based learning (BBL), project
basedlearning (PjBL), dan sebagaimnya. Aktivitas belajar melalui inkuiri
tidak terlepas dari pengajuan pertanyaan yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji. Perumusan hipotesis (jika ada) terkait dengan
pertanyaan yang diperlukan untuk melakukan percobaan dalam upaya
menjawab pertanyaan yang diajukan. Upaya dalam mengelolah data
yang diperoleh membutuhkan penalaran berdasarkan konsep yang ada.
Pengolahan data dan pencapaian informasi juga membutuhkan kerja
sama, baik sesama anggota kelompok maupun dengan anggota
mayarakat. Aktivitas utama tersebut merupakan ciri pembelajaran
saintifik, dan dapat digunakan untuk membentuk keterampilan inovatif
yang dikemukakan oleh Dyer dkk, (dalam Ridwan Abdullah,2014: 15)
yakni 1) observasi; 2) bertanya; 3) melakukan percobaan; 4) asosiasi; 5)
membangun jaringan (networking).
Menurut Dyer dkk (dalam Ridwan Abdullah, 2014:45), seorang
inovator adalah pengamat yang baik dan selalu mempertanyakan suatu
kondisi yang ada dengan mengajukan ide yang baru. Inovator mengamati
lingkungan sekitarnya untuk memperoleh ide dalam melakukan sesuatu
25
yang baru. Mereka juga aktif membangun jaringan untuk mencari ide
baru, menyarankan ide baru, atau menguji pendapat mereka. Seorang
inovator selalu mencoba hal baru berdasarkan pemikiran dan
pengalamnnya. Seorang inovator akan berpeluang ke tempat yang baru
untuk mencoba ide inovatifnya.
Berdasarkan teori Dyer tersebut (dalam Ridwan Abdullah, 2014:53)
dapat dikembangkan pendekatan saintifk (sceintic approach) dalam
pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain:
1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/mengumpulkan informasi; 4)
menalar/asosiasi; 5) membentuk jejaring (melakukan komunikasi).
Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran
saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun
dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. Pada
suatu pembelajaran mungkin dilakukan observasi terlebih dahulu
sebelum memunculkan pertanyaan, namun pada pelajaran yang lain
mungkin siswa mengajukan pertanyaan terlebih dahulu sebelum
melakukan eksperimen dan observasi. Aktivitas membangun jaringan
juga mungkin dilakukan dalam upaya melakukan ekperimen atau juga
mungkin dibutuhkan ketika siswa mendesiminasikan hasil
eksperimennya. Berikut ini dijabarkan masing-masing aktivitas yang
dilakukan dalam pembelajaran saintifik.
26
a. Melakukan Pengamatan atau Observasi
Observasi adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh
informasi. Sebuah benda dapat diobservasi untuk mengetahui
karakteristiknya, misalnya: warna, bentuk, suhu, volume, berat, bau,
suara, dan teksturnya. Benda dapat menunjukkan karakteristik yang
berbeda jika dikenai pengaruh lingkungan. Perilaku manusia juga dapat
diobservasi untuk mengetahui sifat, kebiasaan, respons, pendapat, dan
karakteristik lainnya. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatifdan
kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indera dan
hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan
kuantitatif untuk melihat karakteristik benda menggunakan alat ukur
karena dideskripsikan menggunakan angka. Pengamatan kuantitatif
untuk melihat perilaku manusia atau hewan dilakukan dengan
menggunakan hitungan banyaknya kejadian.
Contoh Data Kulalitatif Contoh Data kuatitatif
Warna benda putih
Bersuara nyaring ketika jatuh ke
lantai
Tekstur permukaannya kasar
Panjang benda 20 cm
Massa benda 2 kg
Suhu benda 40o c
27
b. Mengajukan Pertanyaan
Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan
topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk
meningkatkan keingintahuan dalam diri siswa dan mengembangkan
kemampuan meraka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu
mengajukan pertanyaan dalam upaya memotivasi siswa untuk
mengajukan pertanyaan. Salah satu cara untuk melatih siswa dalam
mengajukan pertanyaan adalah menggunakan metode inkuiri Suchman.
Metode inkuri Suchman dapat dilakukan dengan menampilkan sebuah
fenomena dan meminta siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan
hal tersebut, sedangkan guru hanya menjawab ya atau tidak. Contoh
inkuiri Suchman sebagai berikut: Guru menunjukkan demonstrasi
meniupkan bola pingpong dengan pengering rambut (hair dryer) dari arah
bawah dan terlihat bahwa bola pingpong nampak melayang tidak jatuh ke
bawah, juga tidak terbangke atas, kemudian, siswa dipersilahkan untuk
mengajukan pertanyaan terkait dengan fenomena tersebut. (Ridwan
Abdullah, 2014: 57) contoh:
Guru : “Coba ajukan pertanyaan yang terkait dengan fenomena yang
kamu perhatikan ini, Bapak hanya menjawab Ya atau Tidak”
Siswa : “Apakah ada udara di sekitar bola pimpong?”
Guru : “Ya”
28
Siswa : “:Apakah bola pimpong akan terpental jika tiupan hairdryer
diperbesar.
Guru : “Tidak”
Kemudian, guru mencoba mendemontrasikan fenomena yang
terjadi denganmenaikkan tiupan anginhairdryer. Pertanyaan dilanjutkan
sampai siswa memahami konsep yang akan dijelaskan. Pertanyaan yang
diajukan dapat menggiring siswa untuk melakukan pengamatanyang lebih
teliti.
c. Melakukan Eksperimen/Percobaan atau Memperoleh Informasi
Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan
siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya
menjawab suatu permasalahan. Guru juga dapat menugaskan siswa
untuk mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber, misalnya
dalam pelajaran bahasa dan kelompok pelajaran ilmu pengetahuan
sosial. Guru perlu mengarahkan siswa dlam merencanakan aktivitas,
melaksanakan aktivitas, dan meloporkan aktivitas yang telah dilakukan.
Pada tahap persiapan pembelajaran guru bertindak sebagai pengarah
atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal berikut:
a. Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam
mempelajari topik kajian
29
b. Mengajukan pertanyaan dan membantu siswa mengembangkan
pertanyaan yang relevan dengan topik yang harus dieselesaikan
dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.
c. Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau
percobaan oleh siswa.
d. Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari
peralatan dan bahan yangdibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
penyelidikan atau percobaan
e. Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapakan dengan
pelaksanaan kegiatan penyelidikan/percobaan.
Peran guru ketika siswa melaksanakan kegiatan penyelidikan
adalah:
a. Memfasilitasi atau membantu siswa menggunakan bahan dan
peralatan.
b. Berdiskusi dengan siswa atau mengarahkan mereka dalam
membuat kesimpulan atau “menemukan” konsep.
Metode yang digunakan dalam mengarahkan siswa adalah
dengan mengajukan pertanyaan yang dapatmengembangkan ide mereka
dan membantu siswa berpikir secara mendalam.
d. Mengasosiasikan/Menalar
Kemampuan mengeloh informasi melalui penalaran dan berpikir
rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa.
Informasi yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan
30
satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
C. Kaidah-kaidah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Penggunaan saintifik dalam pembelajaran harus dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pedekatan ini bercirikan penonjolan
dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses
pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-
prinsip, atau kriteria ilmiah.
Proses pembelajaran tersebut disebut ilmiah jika memenuhi kriteria
seperti berikut: 1) substansi atau materi pembelajarn berbasis pada fakta
atau fenomena yang dapat dijelaskan denganlogika atau penalaran
tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata, 2) proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-
nilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan
melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. (Daryanto’ 2014: 58).
D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Saintifik
Beberap prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran berpusat pada siswa
31
b) Pembelajaran membentuk students self conceft
c) Pembelajaran terhindar dari verbalisme
d) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi konsep, hukum, dan prinsip.
e) Pembelajaran mendorong terjadinyapeningkatan kemampuan
berpikir siswa.
f) Pembelajaran meningkatkan motivasi siswa dan motivasi
mengajar guru.
g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi.
E. Langkah-langkah Umum Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).
Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran meliputi
menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
megolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, menalar kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi
32
d. mengasosiasi; dan
e. mengomunikasikan
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai
kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel No.1.1.
Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi Yang Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan informasi/eksperimen
- Melakukan eksperimen
- Membaca sumber lain selain buku teks
- Mengamati objek/kejadian
- Aktivitas - Wawancara
dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/mengolah informasi.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
33
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas.
(Sumber Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 23-14).
F. Penilaian dalam Pendekatan Saintifik Penilaian (assesment)adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Pada Standar Pendidikan Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan
merupakan salah satu standar yang bertujuan untuk menjamin:
perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif,
efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan pelaporan hasil
penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Modul ,
2013: 49).
lanjutan tabel 1
34
1) Jenis-jenis Penilaian pada Kurikulum 2013
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian. Penilaian peserta didik yang
dilakukan pada Kurikulum 2013 mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasisi portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan
sebagai berikut:
a. Penilaian otentik merupakanpenilaian yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik secara komprehensif untuk menilai mulai dari
masukan (infut), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang
dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar
peserta didik termasuk penugasan perseorangan atau kelompok.
d. Ulangan merupakan proses untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.
35
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatanpembelajaran.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapain kompetensi peserta didik di
akhir semester.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilkukan oleh satuan
pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah
untuk pencapain tingkat kompetensi.
.
2) Teknik Penilaian Saintifik
Untuk mengukur kemampuan peserta didik pada akhir
pembelajaran diadakanlah evaluasi. Penilaian memiliki makna yang
berbeda dengan evaluasi. Evaluasi didahului dengan penilaian,
sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan
sebagai kegiatan membendingkan hasil pengamatan dengan kriteria,
penilaian merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil
36
pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau
implikasi perilaku (Eko Putro, 2009:4).
Penilaian dalam pembelajaran saintifik meliputi aspek sikap,
pengetahuan, dan aspek keterampilan yang saling terkait
a) Penilaian proses
1. Observasi saat peserta didik bekerja berkelompok
2. Bekerja individu
3. Berdiskusi
4. Presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
b) Penilaian Produk
1. Penilaian produk dilakukan dengan teks tertulis
2. Pemahaman konsep
3. Prinsip
4. Hukum
c) Penilaian Sikap meliputi:
1. Observasi saat peserta didik bekerja kelompok
2. Bekerja individu
3. Berdiskusi
4. Saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi
sikap. (Modul, 2013 : 44)
5. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefenisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disjikan materi
37
pelajaran dalam bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi
sendiri. Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri dan
Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah
ini, pada discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep
atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang
diperhadapkan bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus
mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan
temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian,
sedangkan problem solving lebih memberi tekanan pada kemampuan
menyelesaikan masalah. Pada discovery learning materi yang akan
disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta
didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilajutkan
dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau
membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami
dalam suatu bentuk akhir (Materi Implementasi Kurikulum 2013, 2014:31)
Discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir,
peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun
informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,
mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan (Implemetasi Kurikulum 2013, 2014: 31) Adapun langkah-
langkah mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah
sebagai berikut:
38
1) Perencanaan
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi siswa (kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebaginya)
c) Memilih materi pelajaran
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik
secara induktif)
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebaginya untuk dipelajari siswa.
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkrit ke abstrak, atau dari tahap enaktif ,
ekonik, sampai ke simbolik.
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2) Pelaksanaan
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan dengan
mengajukan pertanyaan.
b) Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah melakukan stimultion guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran
39
c) Data Collection (pengumpulan Data)
Pada saat peserta didik melakukan ekspremen atau eksplorasi,
guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banykanya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
d) Data Processing ( Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observsi lalu ditafsirkan.
e) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang
telah ditetapkan
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum yang
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.
6. Pengertian Hasil Belajar
Istilah hasil belajar tersusun dari dua kata yakni kata hasil dan
belajar. Hasil adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
dengan menyenangkan hati yang diperoleh dengan kegiatan kerja, baik
secara individual maupun kemlompok dalam bidang kegiatan tertentu.
40
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar
untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahasan yang telah dipelajari
atau suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah
terjadinya suatu perubahan dalam diri individu manuju seutuhnya (Puji
Astuti, dan Deti2007: 38).
Dari dua pengertian di atas, maka dapat dsimpulkan bahwa
keberhasilan belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik
setalah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik, alat ukur yang digunakan adalah dengan melakukan
penilaian baik melalui tes maupun non tes. Horward Kingsley membagi
tiga macam hasil belajar, yakni a) keterampilan dan kebiasaan, b)
pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan cita-cita (Puji Astuti, dan Deti
2007: 10). Dalam sistem Pendidikan Nasional hasil belajar dikalsifikasi
menjadi tiga ranah yakni; ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Jadi, pengertian hasil belajar adalah skor total yang dicapai
peserta didik pada proses belajar yang mencakup aspek ingatan,
pemahaman, dan aplikasi.
7. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi
pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia
41
yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa Indonesia sesuai
dengan situasi dan tujuan berbahasa.
Tujuan pelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik adalah untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan, sedangkan bagi guru adalah untuk
mengembangkan potensi bahasa Indonesia peserta didik serta lebih
mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah BSN (Akhdiat, 1991 :1 dalam
www.informasi,Pendidikan .com. 2014, Jumat, 10 April 2015 pukul 20 00).
Selain tujuan umum pembelajaran sebuah bahasa adalah memiliki
peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional
peserta didik yang merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Dengan pelajaran bahasa Indonesia
memungkinkan manusia saling berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan
kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan sarana untuk
menuju pemahaman yang ada dalam dirinya.
Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pendidikan
bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
42
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara
lisan maupun tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesusasteraan manusia Indonesia.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara
baik dan benar serta dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien
dan etika yang berlaku.
b) Siswa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara dan bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
c) Siswa mampu memahami bahasa Indonesia serta dapat
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
d) Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional
dan sosial.
e) Siswa dapat membaca dan memenfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f) Siswa diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia
serta menghargai dan bangga terhadap sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual. (www. Informasi Pendidikan,
Com. 2014. Jumat, 10 April 2015).
Materi yang diajarkan dalam penelitian adalah teks ulasan yaitu
menentukan struktur teks Novel Laskar Pelangi dan mendata jenis kata
43
kerja dan kata sifat yang terdapat dalam novel tersebut. Adapun defenisi
teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan suatu karya sastra yang
berupa puisi, buku, benda, dan sebainya untuk mengetahui kualitas,
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karya tersebut untuk pembaca
atau pendengar khalayak ramai (Brainly, co.id/tugas. Sabtu, 18 April 2015
pukul 20.00).
Novel karya Andrea Hirata yang berjudul Laskar Pelangi yang
terdiri atas 533 halaman. Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis
secara naratif, biasanya dalam bentuk cerita, penulis novel disebut
novelis, kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “Sebuah
kisah atau sepotong berita” ( Sudjiman, 1984: 35). Dalam penelitian ini
peserta didik akan menentukan stuktur kalimat dan mendata kata kerja
dan kata sifat yang terdapat di dalamnya.
Kata Kerja merupakan kata yang menyatakan tindakan atau perilaku,
sedangkan kata sifat adalah kata yang menerangkan keadaan, sifat
khusus, atau watak suatu benda.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara peserta
didik maupun interaksi peserta didik dengan guru, bahkan interaksi
antara peserta didik dengan lingkungan dan pembelajaran merupakan
kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya efektif, sesuai
44
dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi
nyata sumber daya yang tersedia dan siap didayagunakan.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena
itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber
atau bergantung kepada pendekatan tertentu.
Pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemiikan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan. Pembelajaran saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi dengan menggunakan
pendekatan ilmiah.
Hasil adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
dengan menyenangkan hati yang diperoleh dengan kegiatan kerja, baik
secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
45
Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran
yang sangat penting di sekolah karena mata pelajaran bahasa Indonesia
adalah induk dari mata pelajaran yang lain.
Dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh pendekatan saintifik
yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa Indoneisa pada
peserta didik. Untuk mengungkap pengaruh penggunaan pendekatan
saintifik dalam keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta didik
dilakukan penelitian dengan rancangan eksperimen.
Rancangan penelitian ini dilakukan melalui dua proses
pembelajaran, yaitu pretes sebagai pembelajaran pertama untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami saintifik dan
postes yang bertujuan mengetahui hasil belajar sebagai dampak dan
pengaruh dari perlakuan dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik.
Berdasarkan hasil pembelajaran kedua proses pada setiap akhir
proses dilakukan tes (evalusi). Hasil evaluasi tersebut merupakan sarana
analisis untuk mengungkap dan menghasilkan temuan penelitian ini.
Secara sederhana, alur penelitian ini digambarkan seperti berikut ini.
46
Bagan Kerangka Pikir
Pendekatan Metode
Ekspremen
Pengaruh Pendekatan Saintifik
Teori Saintifik
Keberhasilan Belajar dengan Model Pembelajaran Saintifik
Tes
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Analisis
Temuan
Pelajaran Bahasa Indonesia
Kurikulum 2013
47
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian
pustaka, maupun kerangka pikir, dalam penelitian ini dirumuskan
hipotesis, yaitu: Pendekatan saintifik mempengaruhi keberhasilan belajar
pada mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa (HI).
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan masalah
penelitian ini dirancang secara deskripstif kuantitatif. Desain adalah
rancangan sebagai pedoman atau jalur dalam melakukan penelitian.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
peneliatian eksperimen semu. Menurut Best (1977: 95) bahwa penelitian
eksperimental menyediakan metode sistematis dan logis untuk menjawab
pertanyaan. Penelti dapat memanipulasi kondisi tertentu agar subjek
dapat dipengaruhi atau diubah dengan memanipulasinya secara sengaja
dan sistematis. Peneliti menyadari faktor lain yang dapat mempengaruhi
hasil serta mengendalikan mereka sedemikian rupa sehingga peneliti
dapat membangun hubungan logis antara faktor yang dimanipulasi dan
efek diamati.
Hal yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen adalah variabel
asing. Variabel asing adalah variabel-variabel tak terkendali (misalnya,
variabel tidak dimanipulasi oleh percobaan) yang mungkin memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Banyak peneliti yang
gagal mengambil kesimpulan akibat pengaruh dari variabel-variabel yang
asing, bahkan peneliti sulit mengontrol variabel seperti kompetensi guru
48
49
antusiasme, usia, tingkat sosial ekonomi, atau kamampuan akademik dari
mata pelajaran siswa (Sugiyono, 2010: 42).
Mengacu pada uraian tersebut, maka desain penelitian ini
dilakukan dengan pola sebagai berikut:
Tabel 1.2. Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Tes Awak Treatmen Tes Akhir
Eksperimen YI X Y2
Kontrol YI - Y2
Keterangan:
YI = Pretes
Y2 = Postes
X = Treatmen
Sukardi (2004: 185).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri atas
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (kelompok yang menerapkan
metode saintifik dalam peningkatan keberhasilan belajar) dan kelompok
kontrol (kelompok yang tidak menerapkan metode saintifik dalam
pembelajaran). Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretes
(sebelum eksperimen) dan kegiatan postes (setelah eksperimen).
50
B. Definisi Operasional Variabel
Untuk memberikan gambaran opersional dari variabel-variabel
yang diselidiki dalam penelitian ini, maka berikut dikemukakan definisi
opersional untuk masing-masing variabel.
1. Pengaruh pendekatan santifik
Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan yaitu mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep.
2. Adakah pengaruh pendekatan santifik
Pendekatan merupakan cara pandang atau orientasi yang
dilakukan terhadap proses pembelajaran yang mewadahi,
menguatkan dan melatari cakupan teoritis tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran bahasa Indonesiapeserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
3. Pendekatan santifik dalam meningkatkan hasil belajar
Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi
pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk
51
melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode
penemuan cara eksprimen sekaligus metode tanya jawab.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan dan keseluruhan objek yang akan
diteliti. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP Negeri 4
Sungguminasa Kelas VIII Kabupaten Gowa yang berjumlah 488 siswa
yang terdiri dari peserta didik laki-laki 239 orang dan peserta didik
perempuan 249 orang, yang terbagi ke-13 kelas. Sifat dan karakteristik
populasi penilaian ini adalah bervariasi (heterogen) setiap kelas karena
penempatan siswa dalam satu kelas didasarkan pada tingkat prestasi
belajar. Untuk lebih jelasnya, keadaan populasi dapat dilihat pada Tabel 2
berikut ini.
Tabel 1.3. Keadaan Populasi
No. Kelas Jumlah
1. VIII C 40
2. VIII D 40
3. VIII I 40
4. VIII J 40
Sumber: Tata usaha SMP Negeri 4 Sungguminasa kabupaten Gowa 2014/2015
52
2. Sampel
Sampel adalah wakil yang dipilih dari sampel dan dijadikan sebagai
objek penelitian. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive random sampling, artinya penentuan sampel dilakukan
secara sengaja dengan jumlah refresentatif pada kelas penelitian. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan
karakteristik penelitian. Sampel penelitian ditetapkan kelas VIII D
berjumlah 40 orang, peserta didik laki-laki 17 orang dan perempuan
berjumlah 23 orang sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas VIII C
sebanyak 40orang , peserta didik laki-laki 18 orang dan perempuan 21
orang sebagai kelas kontrol.
Tabel 1.4. Sampel Penelitian
No. Kelas Jenis Penelitian Jumlah
1. VIII C Kelas kontrol 40 orang
2. VIII D Kelas Ekspremen 40 orang
3. VIII I Kelas Ekspremen 40 orang
4. VIII J Kelas Ekspremen 40 orang
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Berdasarkan judul penelitian ini, yakni pengaruh pendekatan
saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia peserta didik
53
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Maka
penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian deskriptif
2. Sumber Data
Data primer dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap perserta didik dengan memberikan pertanyaan, sedangkan
data sekunder data yang diambil melalui arsip atau dokumen dimana
dilakukannya penelitian tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan instrumen.
Instrumen yang digunakan, yaitu:
a) Teknik observasi
Observasi dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipan, artinya peneliti bertindak tidak hanya sebagai
pengamat, tetapi juga sebagai instrumen penelitian. Observasi
dilakukan agar peneliti lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial sehigga diperoleh pandangan
holistik dengan tugas berusaha menstimulus peneliti tentang
masalah yang sebenarnya sehingga data yang diperoleh lebih
objektif dan akurat. Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan
pengamatan terhadap objek sambil mencatat hal-hal yang
dianggap perlu dan berkaitan dengan masalah penelitian dan
54
melakukan tes dengan metode tanya jawab. Misalnya bertanya
tentang strukutur tek ulasan yang terdapat dalam novel.
b) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu, bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Pengumpulan data yang diperoleh
dari observasi dan kegiatan penelitian akan lebih kridibel jika
didukung oleh dokumenatasi, foto-foto terlampir di halaman
lampiran.
Adapun langkah-langkah prosedur penelitian, yaitu:
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilakukan sebelum tretmen dengan langkah berikut:
peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik dalam pelajaran bahasa Indonesia.
2. Perlakuan (Treatment) sebagai Evaluasi
Pembelajaran dilakukan selama enam kali pertemuan. Pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga sebagai penyajian pendekatan pembelajaran
saintifik, pertemuan keempat, kelima, dan keenam treatment (tindakan).
Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2x40 menit. Langkah yang
dilakukan, yaitu peneliti (1) membelajarkan materi pelajaran bahasa
Indonesia, (2) guru memperkenalkan dan menerapkan pendekatan
saintifik, (3) guru menugasi siswa menjawab pertanyaan berdasarkan
materi dan pendekatan yang digunakan, dan (4) menganalisis hasil tes.
55
E. Teknik Analisis Data
Data primer yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik deskriptif. Adapun langkah-langkah analisis
data sebagai berikut:
1. Membuat data skor
2. Mencari mean rata-rata, dengan menggunakan rumus:
Xi = 60% skor maksimal
Keterangan : Xi = mean idela
(Nurgiantoro, 2005: 401)
3. Mengukur penyebaran dengan rumus:
Si = ¼ x Xi
Keterangan:
Si = simpangan baku ideal
Xi = mean ideal (Nurgiyantoro, 2005: 401).
4. Untuk kepentingan standarisasi hasil pengukuran (skor)
dilakukan transformasi dari skor mentah ke dalam nilai berskala
1 – 10
5. Membuat distrubisi frekuensi dan persentase nilai.
6. Menentukan perbandingan hasil control dan kelas eksperimen
dengan rumus:
t =Md
∑x2 d
N(N – I )
56
Keterangan:
Md = mean dari perbedaan kelas control dan eksperimen
xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑ x2 d = jumlah kuadrat deviasi
N = sunjek pada sampel
db = detentukan dengan N-I
(Arikunto, 2006: 306).
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Hasil Analisis Data
Berdasarkan data penelitian ini, diuraikan secara rinci hasil
penelitian pendekatan saintifik pada pembelajaran bahasa Indonesia
peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Untuk mengetahui pengaruh tersebut, terlebih dahulu dianalisis tentang;
(1) hasil pembelajaran bahasa Indonesia kelas kontrol peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa dan (2) hasil pembelajaran bahasa
Indonesia kelas eksperimen dengan analisis pendekatan saintifik siswa
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hasil penelitian
tersebut bersifat kuantitatif yang dinyatakan dengan angka.
Penyajian yang bertujuan mengungkap pengaruh pendekatan
saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa dapat
diamanati dan dianalisis kemudian dikelompokkan ke dalam dua bagian,
yaitu penyajian data kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan tindakan
dalam pembelajaran sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang
menggunakan tindakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan
saintifik.dan model discovery learning. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian
yang penulis lakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
57
58
1. Penyajian Data Hasil Pengaruh Pendekatan Santifik terhadap
Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa pada Kelas Kontrol
Berdasarkan analisis data kelas kontrol dengan jumlah 40 orang
diperoleh gambaran bahwa tidak ada peserta didik yang mampu
memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor tertinggi hanya 91,5
yang diperoleh oleh 1 orang dan skor terendah adalah 49,5 yang
diperoleh oleh 1 orang. Berdasarkan data tersebut, maka gambaran yang
lebih jelas dan tersusun rapi mulai skor tertinggi ke skor terendah yang
diproleh peserta didik beserta frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 2
berikut ini.
Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kelas Kontrol
No. Skor mentah Frekuensi Persentase (%)
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
91,5
91
89
87,5
86,5
86
84
83,5
81,5
80
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
2,5
2,5
59
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
23
24
25
26
27
28
29
30
31
79
78
75,5
75,5
73,5
73
72,5
71,5
70,5
69,5
68
67,5
67
65,5
65
64,5
64
63,5
60
52,5
52
49,5
1
1
1
1
1
3
1
3
2
2
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
7,5
2,5
7,5
5
5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
2,5
2,5
5
2,5
2,5
2,5
2,5
Jumlah 40 100
Lanjutan Tabel 2
60
Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi
yang diperoleh peserta didik yaitu 91,5 yang diperoleh oleh 1 orang
(2,5%). Selanjutnya, sampel yang mendapat skor 91 berjumlah 1 orang
(2,5 %), sampel yang mendapat skor 87,5 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 86,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 86 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor
84 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 83,5 berjumlah
2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 81,5 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 80 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 79 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor
78 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 75,5 berjumlah
1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 73,5 berjumlah 1 orang
(2,5%), sampel yang mendapat skor 73 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel
yang mendapat skor 72,5 berjumlah 1 orang (2,5%), berjumlah 3 orang
(7,5%), sampel yang mendapat skor 71,5 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 70,5 berjumlah 3 orang (7,5%), sampel yang
mendapat skor 69,5 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor
68 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 67,5 berjumlah 1
orang (2,5 %), sampel yang mendapat skor 67 berjumlah 1 orang (2,5 %),
sampel yang mendapat skro 65,5 berjum;ah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 65 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skr
64,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 64 berjumlah
1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 63,5 berjumlah 2 orang (5%),
61
sampel yang mendapat skor 60 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 60 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor
52,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 52 berjum;ah
1 orang (2,5%), dan sampel yang mendapat skor 49,5 berjumlah 1 orang
(2,5%).
Berdasarkan distrubusi, frekuensi, dan persentase skor
pembelajaran bahasa Indonesia tanpa pendekatan saintifik peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa, dapat pula diketahui distribusi
frekuensi dan persentase nilai. Distribusi frekuensi dan persentase nilai
tersebut sangat membantu dan mempermudah dalam menentukan nilai
secara keseluruhan keberhasilan hasil belajar peserta didik.
Sebelum skor mentah ditransformasi ke dalam nilai berskala 1:100,
maka terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan
dalam mengolah data dengan rumus:
Xi = 60% dari skor maksimal
= 60 x 100 100 = 0,6 x 100 = 60 Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran
penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan deviasi
standar, sebagai berikut:
62
Si = ¼ x Xi
= ¼ x 60
= 15
Dengan demikian, deviasi standar deviasi data tersebut adalah 15.
Selanjutnya, mean dan deviasi standar yang diperoleh ditransper ke
dalam konversi angka berskala 1-100. Untuk lebih jelasnya, dapat
diperhatikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 2.2. Konversi Angka ke dalam Nilai Berkala 1-100
Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah
+ 2,25
+ 1,75
+ 1,25
+ 0,75
+ 0,25
- 0,25
- 0,75
- 1,25
- 1,75
- 2,25
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
60+(2,25x15)= 93,7
60+(1,75x15) = 86,2
60+(1,25x15)= 78,7
60+(0,75x15) = 71,2
60+(2,25x15)= 63,7
60-(0,25x15) = 56,2
60-(0,25x15)= 48,7
60-(1,25x15) = 41,2
60-(1,75x15)= 33,7
60-(2,25x15) = 26,2
94 -100
86 -93
79 -85
71 -78
64 – 70
56 – 63
49 – 55
41 – 48
34 – 40
≤ 33
Berdasarkan tabel 3 di atas, skor mentah peserta didik dapat
dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-100, sekaligus dapat pula
diketahui nilai, frekuensi, dan persentase hasil pembelajaran bahasa
63
Indonesia tanpa pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa, seperti tampak pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 2.3. Frekuensi dan Persentase Nilai Kelas Kontrol
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah Nilai (Nilai x
F)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
90
80
70
60
50
40
6
6
11
13
1
3
15
15
27,5
32,5
2,5
7,5
540
480
770
780
50
120
Jumlah 100 2740
Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang
diperoleh sampel masih rendah. Nilai tertinggi hanya 90 yang diperoleh 6
orang (15%). Selanjutnya, sebanyak 6 siswa (15%) yang memperoleh nilai
80; sampel yang memperoleh nilai 70 berjumlah 11 orang (27%); sampel
yang memperoleh nilai 60 berjumlah 13 orang (32%); sampel yang
memperoleh nilai 50 berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang memperoleh
nilai 40 berjumlah 3 orang (7,5%).
64
Berdasarkan perolehan nilai setelah persentasenya, dapat
diketahui jumlah nilai dan nilai rata-rata peserta didik. Nilai rata-rata
peserta didik, yaitu 68,5 yang diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh nilai
dengan jumlah peserta didik sampel (N) atau 2740/40 = 68,5.
Sesuai dengan hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasi ke
dalam kriteria kemampuan yang telah ditetapkan, yaitu peserta didik
dinyatakan berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik
mencapai 85% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, peserta
didik dikatakan tidak berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta
didik kurang dari 80% yang memperoleh nilai 70. Untuk menggambarkan
pernyataan ini, dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 2.4. Klasifikasi Nilai Kelas Kontrol
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%)
Kategori Ketercapaian KKM
1.
2.
Nilai 70 ke atas
Nilai di bawah 70
23
17
57,5 42,5
Tuntas
Tidak Tuntas Jumlah 40 100
Berdasarkan pada Tabel 5 tersebut, diketahui bahwa frekuensi dan
persentase nilai kelas kontrol kemampuan peserta didik, yaitu hanya 23
peserta didi (57,5%) yang mampu mendapatkan nilai 70 ke atas dan 17
peserta didik (42,5%) yang mendapat nilai di bawah 70. Hal ini
65
menujukkan bahwa nilai pembelajaran bahasa Indonesia tanpa
menggunakan pendekatan saintifik peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa rata-rata belum tuntas. Hal ini dinyatakan karena hanya 17
peserta didik (42,5%) yang mendapat nilai 70 ke atas. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran pada mata pelajaran
bahasa Indonesia peserta didik tidak mencapai kriteria yang ditetapkan,
yaitu 85%.
2. Penyajian Data Ada Pengaruh Pendekatan Sanitifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa Berdasarkan analisis data pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa dengan 40 orang peserta didik
diperoleh gambaran bahwa sebanyak 1 orang peserta didik yang mampu
memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor terendah adalah 62
yang diperoleh oleh 1 orang.
Berdasarkan hal tersebut, maka gambaran yang lebih jelas dan
tersusun rapi mulai skor tertinggi ke skor terendah yang diperoleh peserta
didik beserta frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
66
Tabel 2.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
No. Skor mentah Frekuensi Persentase (%)
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
100
95
94
92
91,5
91
89,5
88
87
86,5
84
83
81,5
81
80
78,5
78
77,5
77
1
2
1
2
3
2
1
4
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2,5
5
2,5
5
7,5
2,5
2,5
10
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
5
2,5
5
5
67
20
21
22
23
24
25.
26.
76
74,5
73
73
72
70
64
2
2
2
2
1
1
1
5
5
5
5
2,5
2,5
2,5
Jumlah 40 100
Berdasarkan Tabel 6 tersebut diketahui bawa skor tertinggi yang
diperoleh peserta didik yaitu 100 yang diperoleh oleh 1 orang (2,5%).
Selanjutnya, sampel yang mendapat skor 95 berjumlah 2 orang (5 %),
sampel yang mendapat skor 94 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 92 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor
91,5 berjumlah 3 orang (7,5%), sampel yang mendapat skor 91 berjumlah
1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 89,5 berjumlah 1 orang
(2,5%), sampel yang mendapat skor 88 berjumlah 4 orang (10%), sampel
yang mendapat skor 87 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat
skor 86,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 84
berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 83 berjumlah 1
orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 81,5 berjumlah 1 orang
(2,5%), sampel yang mendapat skor 81 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel
Lanjutan tabel 6
68
yang mendapat skor 80 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat
skor 78,5 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 78
berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 77,5 berjumlah 1
orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 77 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 76 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang
mendapat skor 74,5 berjumlah 2 orang (5 %), sampel yang mendapat skor
73 berjumlah 2 orang (5 %), sampel yang mendapat skor 72 berjumlah 2
orang (5%), sampel yang mendapat skor 70 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 64 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 62 berjumlah 1 orang (2,5%).
Berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase skor pembelajaran
mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan
saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa, dapat pula diketahui distribusi frekuensi dan persentase
nilai. Distribusi frekuensi nilai tersebut sangat membantu dan
mempermudah dalam menentukan nilai secara keseluruhan kemampuan
peserta didik.
Sebelum skor mentah ditransformasi ke dalam nilai berskala 1-100,
maka terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan
dalam mengolah data dengan rumus :
Xi = 60% dari skor maksimal
= 60 x 100
69
100 = 0,6 x 100 = 60 Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran
penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan deviasi
standar, sebagai berikut:
Si = ¼ x Xi
= ¼ x 60
= 15
Dengan demikian, deviasi standar deviasi data tersebut adalah 15.
Selanjutnya, mean dan deviasi standar yang diperoleh ditransper ke
dalam konversi angka berskala 1-100. Untuk lebih jelasnya, dapat
diperhatikan pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 2.6. Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-100
Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah
+ 2,25
+ 1,75
+ 1,25
+ 0,75
+ 0,25
- 0,25
100
90
80
70
60
50
60+(2,25x15)= 93,7
60+(1,75x15) = 86,2
60+(1,25x15)= 78,7
60+(0,75x15) = 71,2
60+(2,25x15)= 63,7
60-(0,25x15) = 56,2
94 -100
86 -93
79 -85
71 -78
64 – 70
56 – 63
70
- 0,75
- 1,25
- 1,75
- 2,25
40
30
20
10
60-(0,25x15)= 48,7
60-(1,25x15) = 41,2
60-(1,75x15)= 33,7
60-(2,25x15) = 26,2
49 – 55
41 – 48
34 – 40
≤ 33
Berdasarkan Tabel 7 di atas, skor mentah peserta didik dapat
dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-100, sekaligus dapat pula
diketahui nilai, frekuensi, dan persentase hasil pembelajaran bahasa
Indonesia dengan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa, seperti tampak pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 2.7. Frekuensi dan Persentase Nilai Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah Nilai (Nilai x F)
1.
2.
3.
4.
5.
100
90
80
70
60
4
14
8
11
3
10
35
20
27,5
7,5
400
1260
640
770
180
Jumlah 40 100 3250
Lanjutan tabel 7
71
Berdasarkan Tabel 8 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang
diperoleh sampel telah meningkat. Nilai tertinggi yaitu 100 yang diperoleh
oleh 4 orang (10%). Selanjutnya, sebanyak 14 peserta didik (35%) yang
memperoleh nilai 90; sampel yang memperoleh nilai 80 berjumlah 8 orang
(20%); sampel yang memperoleh nilai 70 berjumlah 11 orang (27,5%);
sampel yang memperoleh nilai 60 berjumlah 3 orang (7,5%).
Berdasarkan perolehan nilai setelah persentasenya, dapat
diketahui jumlah nilai dan nilai rata-rata peserta didik. Nilai rata-rata
peserta didik, yaitu 81,25 yang diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh
nilai dengan jumlah peserta didik sampel (N) atau 3250/40=81,25.
Sesuai dengan hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasi ke
dalam kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu siswa dinyatakan
berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik mencapai 85%
yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, peserta didik dikatakan
tidak berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik kurang
dari 85% yang memperoleh nilai 70. Untuk menggambarkan pernyataan
ini, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.
72
Tabel 2.8. Klasifikasi Nilai Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) 1.
2.
Nilai 70 ke atas
Nilai di bawah 70
37
3
92,5 7,5
Jumlah 40 100%
Berdasarkan pada Tabel 9 tersebut, diketahui frekuensi dan
persentase nilai pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan
saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa, yaitu sebanyak 37 peserta didik (92,5%) yang mampu
mendapatkan nilai 70 ke atas dan 3 peserta didik (7,5%) yang mendapat
niai di bawah 70. Hal ini berarti bahwa nilai kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa dikategorikan memdai.
3. Analisis Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan dan Keberhasilan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Pada bagian ini dipaparkan keberhasilan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Uraian keberhasilan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran pada peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa merupakan gambaran
keberhasilan dalam pembelajaran pada pelajaran bahasa Indonesia.
73
Kecocokan dan kesesuaian tersebut diukur berdasarkan perolehan nilai
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Gambaran nilai kelas kontrol dan
kelas eksperimen tampak pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 2.9. Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Subjek Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Gain (d) = Eksperimen-
Kontrol
d2
1 2 3 4 5 1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
80
60
60
60
40
60
50
60
70
40
60
90
70
70
70
80
70
70
80
70
80
90
80
70
90
70
100
90
80
90
0
10
10
20
30
20
40
20
0
50
10
10
20
10
20
0
100
100
400
900
400
1600
400
0
2500
100
100
400
100
400
74
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
70
70
70
80
60
80
90
70
70
60
60
60
60
90
80
90
60
90
60
40
70
90
80
80
90
90
90
90
90
90
70
70
90
70
60
70
80
70
100
90
100
50
70
80
100
90
10
20
20
10
30
10
0
0
0
30
10
0
10
-10
-10
10
30
10
-10
30
10
10
10
100
400
400
100
900
100
0
0
0
900
100
0
100
100
100
100
900
100
100
900
100
100
100
Lanjutan tabel 10
75
39
40
80
70
90
60
10
-10
100
100
N = 30 2740 3240 ∑d = 500 ∑d2 = 13400
Diketahui :
Md = ∑d = 500 = 12,5 N 40
∑x2 d = 13243, 75 yang diperoleh melalui rumus berikut :
∑x 2 d = ∑d2 - ⌠∑d⌡2
N
(Arikunto, 2006: 306)
∑x 2 d - ⌠∑d⌡2
N
= 13400 - 5002 40 = 13400 -12,52 = 13400 – 156, 25 = 13243,75 Tes signifikansi untuk desain 2 adalah
Lanjutan tabel 10
76
t =Md
∑x2 d
(N – I )
t = 12,5
13243,75
40 (40-1 )
t = 12,5
13243,75
40(39)
t = 12,5
13243,75
1560
t = 12,5
8,48
8,48
t = 12,5 2,91 t = 4,29
Berdasarkan perhitungan tersebut, dinyatakan bahwa t hitung, yaitu
4,29. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikan 0,05, yaitu:
t tabel = t ( 1- 1 a; -) 2 = t ( 1- 1 0,05; 40-1) 2
77
= t(1-0,025;39) = t (0,975;39) Jadi, t tabel = 2,02 Berdasarkan analisis data tersebut diketahui bahwa nilai kefektifan
pendekatan sanintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
sebesar 4,29. Berdasarkan nilai t hitungseperti pada lampiran 5 dengan
db=N-1=40-1=39. Jadi, db 40-1=39 dan to0975 = 2,02 (tabel terlampir).
Sementara, t hitung= 4,29 dan t tabel= 2,02 (signifikan 0,975%). Dengan
demikian, t hitung› t tabel .
Hipotesis yang diuji dengan statistik uji t (tes signifikan untuk desain
2), yaitu pendekatan saintifik efektif diterapkan dalam pembelajaran pada
mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa (HI). Dalam penelitian, terungkap bahwa
nilai peserta didik yang menggunakan pendekatan saintifik lebih baik
dibandingkan dengan nilai peserta didik yang tidak menggunakan
pendekatan saintifik.
Dalam pengajuan statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:
HO : th ≤ tt lawan HI : th ≥ tt. Setelah perhitungan berdasarkan hasil
statistik inferensial jenis uji t desain 2 diperoleh nilai t hitung: 4,29. Kriteria
pengujiannya adalah Ho diterima jika t hitung ‹ t Tabel dan Ho ditolak jika t
hitung › t tabel. Nilai t tabel = db = 1 = 40 -1 =39 (Angka inilah yang dilihat
dalam tabel) pada taraf signifikan 0,975% sehingga diperoleh = 2.02,
78
ternyata t hitung › t tabel. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka HI diterima
dan HO ditolak. Dengan demikian, pendekatan saintifik efektif diterapkan
dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum. Oleh karena itu,
strategi dan metode pembelajaran sangat berpengaruh tehadap
keberhasilan belajar peserta didik. Komponen yang mempengaruhi
berhasil tidaknya pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh pendekatan
yang digunakan oleh pendidik.
Kuantitas dan kualitas pembelajaran di kelas, strategi mengajar,
serta sikap perencanaan pembelajaran, pengorganisasian kelas, serta
sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus berusaha menciptakan kondisi belajar yang efektif
sehingga memungkinkan proses pembelajaran dan upaya pengembangan
materi pelajaran berjalan dengan baik. Hal ini dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan keaktifan peserta didik, secara fisik, mental, intelektual,
maupun emosional.
79
2. Adakah Pengaruh Sanitifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa pada Kelas Eksperimen (Menggunakan Pendekatan Saintifik)
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip. Metode yang sesuai
dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain:
Pembelajaran Berbasis Penemuan, Pembelajaran Berbasis Masalah
(problem based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (Project
based learning). Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat satu model
pembelajaran yang diterapkan dalam materi menulis strukutr ulasan
yaitu model pembelajaran berbasis penemuan (dicovery learning).
Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefenisikan
sebagai proses belajar yang terjadi bila tidak disajikan materi
pelajaran dalam bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi
sendiri. Discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri dan problem solving.Pada discovery learning lebih
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada
peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
80
Sedangkan inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga
peserta didik harus mengarahkan seluruh pikiran dan keterampilannya
untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui
proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan
pada kemampuan menyelesaikan masalah (Implemetasi Kurikulum
2013: 31).
Pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis penemuan (discovery learning) diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri
4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hal ini sesuai dengan peran dan
teknik bagaimana peserta didik mencari sendiri strukutur novel Sang
Pemimpi karya Andrea Hirata, dan mencari jenis kata sifat dan keta
kerja yang terdapat dalam novel tersebut.
Pendekatan saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan
pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan
hipotesis atau mengumpulkan data. Pendekatan ini dilandasi dengan
pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan
memperoleh informasi dari berbagai sumber. Adapun aktivitas yang
dilakukan dalam kegiatan ilmiah pada umunya adalah sebagai berikut:
81
Jadi, pembelajaran saintifik dalam pembelajaran memiliki
komponen proses pembelajaran antara lain: 1) mengamati, 2)
menanya, 3) mencoba/mengumpulkan informasi, 4) menalar/asosiasi
5) membentuk (melakukan komunikasi). (Ridwan Abdullah, 2014:
53).
Pengaruh pendekatan saintifik dalam pembelajaran
menentukan struktur dan mencari kata kerja dan kata sifat pada teks
ulasan Novel Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa merupakan
suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang menyenangkan peserta
didik karena peserta didik aktif mencari sendiri jawaban dan bebas
berkreasi di luar kelas. Tampak semua peserta didik tidak mengalami
Observasi Bertanya
Membangun
Jejaring Melakukan
Eksperimenn
Keterampilan
Inovatif
Asosiasi
82
kendala dan bersemangat dalam mencari struktur teks dan jenis
kata kerja yang terdapat dalam Novel Sang Pemimpi dan Laskar
Pelangi.
Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan (Ramlan,
1991) dalam Bagus Putrayasa, ( 2007: 76). Ciri-ciri kata kerja (verba)
dapat diketahui dengan mengamati perilaku sistematis, perilaku
sintaksis, dan bentuk morfologisnya. Sedangkan kata sifat adalah
kata yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu
yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat.
3.Analisis Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan dan Keberhasilan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
Fenomena yang dialami dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tersebut. Pada
bagian ini berdampak positif terhadap nilai akhir yang diperoleh.
Dapat diketahui bahwa frekuensi dan persentase kemampuan
siswa, yaitu sekitar 37 peserta didik (92,5%) yang mendapat nilai
70 ke atas. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa
kemampuan peserta didik memahami materi dan mengalami
peningkatan yang memadai., dalam pendekatan sanitifik pada
proses belajar bahasa indonesia pada perserta didik kelas VIII
83
SMP Negeri 4 sungguminasa Kabupaten Gowa bersifat positif
dimana ada peningkatan dari hasil belajar perserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
84
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Menerapkan pendekatan saintifik, maka pembelajaran bahasa
Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa meningkat dari hasil persentase kelas kontrol
memperoleh nilai 70 ke atas hanya 23 orang (57,5%) sementara
kelas eksperimen peserta didik yang memperoleh nilai 70 ke
atas berjumlah 37 orang (93,5%).
2. Berdasarkan temuan bahwa pendekatan saintifik efektif
diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Ada
pengaruh pendekatan sanitifik hal ini tampak pula pada nilai
yang diperoleh peserta didik, yakni kemampuan peserta didik
kelas kontrol belum memadai.
3. Dalam proses pembelajaran pendekatan saintifik dengan
kemampuan peserta didik meningkat Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu
pengaruh pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajar
84
85
bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa (HI).
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, diajukan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia
lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pendekatan saintifik,
metode, strategi dan teknik yang digunakan.
2. Guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik khususnya
model discovery learning pada mata pelajaran bahasa Indonesia,
karena pendekatan ini berhasil diterapkan dalam meningkatkan
keberhasilan belajar peserta didik.
3. Peserta didik hendaknya lebih giat berlatih dan mecari sendiri
informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran bahasa
Indonesia agar prestasi belajarnya semakin meningkat.
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Kreatif. Bandung: Tinta Emas Publishing
Alwi, Hasan dkk.Eds. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III.Jakarta: Balai Pustaka
Andarjaya,Beni S. 2008. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Arif Tiro, Muhammad. 2008. Dasar-Dasar Statistika.Makassar: Andira Publisher.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: Rieneka Cipta.
Astuti Pudji dan Deti. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bahan Penataran untuk Peserta Diklat IPS SMP Jenjang Dasar. Malang: PPPPTK.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bagus, Ida Putrayasa. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: Aditama.
Best, John W. 1977. Research in Education New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Blogspot com.Pengetahuan Umum (Kamis, 9 April 2015 Pukul 20.00 wit).
Braily.Co.Id. /tugas. Sabtu, 18 April 2014 pukul 20.00 Wit.
Budimansyah, Dasim . 2008. Pakem. Bandung: PT Genesindo.
Chaer, Abdul.2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsinah.2011.Penerapan Model Pembelajaran Bebasis Masalah: dalam Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Murid Kelas V SD Inpres Melayu Kota Makassar”. Tesis. Makassar: PPs UNISMUH
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media
86
87
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Balai Bahasa. 2007. Mata Hati Antalogi Puisi dan Cerpen.Yogyakarta: Balai Bahasa
Djojosuroto, Kinayati. 2005. Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.
Eagleton,Tery. 1983. Literary Theory: An Intrduction. London: Basil Blackwell.
Fathurrohman, Pupuh.2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Aditama.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah. 2011. Keefektifan Model Saling Mengungjungi (Two Stay Two Stray) dalam Pembelajaran Menulis Pargraf Siswa Kelas XII SMK Negeri 6 Takalar”. Skripsi. Makassar: FBS UNM
Hastuti, Sri. 1995. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Hirata, Andrea. 2007. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang.
http://wwwinfoharianterbaru.com.2013/2014/resensi-novel-Laskar-Pelangi-html
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009.Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:Rosdia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Edisi Revisi 2014.
Marhiyanto, Bambang. 2009. Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Gitamedia Press.
Modul Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kurikulum 2013.
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
88
Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Putrajasa, Bagus. 2007. Tata Kaimat. Bandung: Rosdia.
Putro, Eko Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya,Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penada Media Grup.
Shadly,Hasan,dkk., 1980. Ensiklopedia Bahasa Indonesia. Jakarta: Ikhtiar Baru.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: AR-RUZZ Media
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.
Sujiman, Panutti. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: CV. Sinar Baru
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutrisno, Eddy. 2010.Kamus Populer Bahasa Indonesia.Bandung: Ladang Pustaka.
Syafaruddin dan Nasution, Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum Teching.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tri, Endah Priyatni. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
W.W.W. Kendiknas go.id/Kemdikbud. Situs Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan. Selasa. 10 Februari 2015.
www. Informasi Pendidikan, Com. 2014. Jumat, 10 April 2015
92
92
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 Pertemuan : I, II, III Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)
1. Standar Kompetensi Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan karya sastra (novel, cerpen)
I. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu novel yang sudah alam dibaca.
III Indikator
1. Menentukan isi novel Sang Pemimpi. 2. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik 3. Mengidentifikasi kata-kata berkonotasi dalam novel
IV Materi Pelajaran
Novel Sang Pemimpi
V Pertemuan
Pertemuan ke-1 (2x 40 menit)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Menentukan isi novel Sang Pemimpi 2. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
dalam novel. 3. Mengidentifikasi kata-kata berkonasi dalam novel
B. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : penugasan dan diskusi
93
C. Langkah-langkah Kegiatan dalam Pembelajaran
No. Tahap dan Fokus Pembelajaran
Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah
b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan
kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan tentang
hal yang belum dipahami
a. Menjawab sapaan guru
b. Bernyanyi bersama c. Mendengarkan
penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.
d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.
2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik
a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.
b Menjelaskan prosedur pembelajaran
Menyimak pengarahan guru
3. Pemodelan pembelajaran
a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.
b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual
c Mengajak siswa merenungkan kegiatan pembelajaran
a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.
b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik.
c Merenungkan kegiatan strategi pembelajaran.
4. Pelaksanaan pembelajaran
a Mengarahkan siswa untuk membaca novel
b Mengajak siswa memahami isi novel secara keseluruhan.
c Membimbing siswa untuk memaknai novel Sang Pemimpi
d Membimbing siswa secara individu
a Memahami isi novel
b Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel
c Mengidentifikasi kata-kata konotasi dalam novel
5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa
Mengadakan refleksi bersam guru
Pertemuan ke- 2 (2 x 40 menit)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat :
94
1. Menentukan dan menjelaskan struktur teks ulasan 2. Menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri
B. Strategi Pembelajaran 1. Pnedekatan : Kontekstual 2. Metode : ceramah, tanya jawab, dan penugasan
C. Langkah-langkah Kegiatan Pmebelajaran
No. Tahap dan Fokus Pembelajaran
Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah
b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan
kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan
tentang hal yang belum dipahami
a. Menjawab sapaan guru
b. Bernyanyi bersama
c. Mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.
d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.
2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik
a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.
b Menjelaskan prosedur pembelajaran
Menyimak pengarahan guru
3. Pemodelan pembelajaran
a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.
b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual
c Mengajak siswa merenungkan kegiatan pembelajaran
a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.
b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik.
c Merenungkan kegiatan strategi pembelajaran.
4. Pelaksanaan pembelajaran
a Mengarahkan siswa untuk membaca novel
b Mengajak siswa menentukan struktur novel.
c Membimbing siswa untuk menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri
a Menentukan struktur teks ulasan
b Menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri
95
d Membimbing siswa secara individu
5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa
Mengadakan refleksi bersam guru
Pertemuan ke-3 (2x 40 menit)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Menentukan kata kerja yang terdapat dalam novel Sang
Pemimpi 2. Mengidentifikasi kata sifat dalam novel. 3. Mengidentifikasi kata-kata metafora dalam novel
B. Strategi Pembelajaran 3. Pendekatan : Kontekstual 4. Metode : penugasan dan diskusi
C. Langkah-langkah Kegiatan dalam Pembelajaran
No. Tahap dan Fokus Pembelajaran
Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah
b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan
kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan tentang
hal yang belum dipahami
a. Menjawab sapaan guru
b. Bernyanyi bersama
c. Mendenagrkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.
d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.
2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik
a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.
b Menjelaskan prosedur pembelajaran
Menyimak pengarahan guru
3. Pemodelan pembelajaran
a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.
b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual
c Mengajak siswa merenungkan kegiatan
a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.
b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal
96
pembelajaran yang menarik. c Merenungkan
kegiatan strategi pembelajaran.
4. Pelaksanaa pembelajaran
a Mengarahkan siswa untuk membaca novel
b Mengajak siswa mengidentifikasi kata kerja yang terdapat dalam novel
c Membimbing siswa untuk mengidentifikasi kata sifat dan kata metafora dalam novel Sang Pemimpi
d Membimbing siswa secara individu
a Mengidentifikasi kata keja dalam novel.
b Mengidentifikasi kata sifat dalam novel
c Mengidentifikasi kata-kata metafora dalam novel
5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa
Mengadakan refleksi bersam guru
VI. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Teks Novel Sang Pemimpi 2. Buku panduan yang relevan
VII. Penilaian
Jenis Tagihan
1. Tugas individu 2. Ulangan
Bentuk Instrumen
1. Uraian bebas 2. Soal (terlampir
Sungguminasa, April 2015
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Drs.H.Abd.Rahman Hj.Husnah ,S.Pd. NIP 19640608 1993003 1015 NIP 19700731 199903 2 004
97
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 Tahun Pelajaran : 2014/2015 ` A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
KI 4. Mencoba mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) 1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
2.3 Memiliki perlaku demokratis, kreatif, dan santun tdalam berdebat tentang kasus atau sudut pandang.
3.4 Memahami teks cerita cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan.
4.1 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik baik secara lisan maupun tulisan.
4.2 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik secara lisan maupun tulisan
98
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pertemuan ke-1 1..Memahami teks ulasan Sang Pemimpi
2 .Menentukan struktur teks ulasan Pertemuan ke-2 Menangkap makna teks ulasan
D. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan ke-1
1. Memahami teks ulasan Sang Pemimpi
2. Mengidentifikasi struktur teks ulasan dan struktur kebahasaannya.
Pertemuan ke-2 Menangkap makna teks ulasan “Sang Pemimpi”
.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke- 1 (2 jam pelajaran)
TAHAPAN WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan 10 menit 1..Peserta didik merespon salam dan pertanyaan
dari guru yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.
2.berdoa bersama sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
3 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
4..Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran teks diskusi.
1. Peserta didik menerima informasi tentang
99
tujuan pembelajaran. 2. Guru menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran. Inti 60 menit Mengamati:
1. Peserta didik mengamati teksulasanyang disajikan.
2. Peserta didik membaca dengan cermat teks ulasan
Menanya: 3. Peserta didik dengan percaya diri
menanyakan tentang teks diskusi yang telah dibaca.
Mengumpulkan informasi: 4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk
kelompok dengan anggota 4-5 orang. 5. Tiap kelompok membaca contoh analisis
struktur teks ulasan 6. Tiap kelompok mendiskusikan struktur isi teks
ulasan 7. Peserta didik menjawab/mengajukan
pertanyaan isi teks ulasan baik pertanyaan literal, inferensial, integrative, dan kritis.
8. guru melakukan pembimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan belajar.
9. guru melakukan penilaian proses. Mengasosiasi: 1. Tiap kelompok mendiskusikan jawaban dari
teks ulasan yang disajikan .
Mengomunikasikan: 2. Dengan penuh percaya diri masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengn menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Tiap kelompok melaksanakan diskusi kelas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Guru memberi penguatan.
Penutup 10 menit 1. Guru bersama Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
2. Guru bersama melakukan refleksi pembelajaran.
3. Guru memberikan tugas mandiri di rumah. 4. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari minggu berikutnya.
100
2.Pertemuan Kedua (2 jam pelajaran )
TAHAPAN WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan 10 menit 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran teks diskusi.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran
Inti 60 menit Mengamati: 5. Peserta didik mengamati gambar dan teks
ulasan yang disediakan 6. Peserta didik membaca teks diskusi
Menanya: 7. Peserta didik dengan percaya diri
menanyakan tentang teks diskusi yang telah dibaca.
Mengumpulkan informasi: 8. Peserta didik diarahkan untuk membentuk
kelompok dengan anggota 4-5 orang. 9. Tiap kelompok mmendata pesan makna
yang terdapat dlam teks ulasan yang disajikan.
Mengasosiasi: 10. Tiap kelompok mendata pesan dan makna
yang terdapat dalam teks ulasan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mengomunikasikan: 11. Dengan penuh percaya diri masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengn menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
12. Tiap kelompok melaksanakan diskusi kelas
dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
101
Penutup 10 menit 1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas mandiri di rumah 3. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari minggu berikutnya.
F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
a. Penilain sikap spiritual dan Sosial
b. Teknik : pengamatan sikap c. Bentuk : lembar pengamatan d. Instrumen :
No Nama peserta didik
Religius/PBI kerjasama Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Ali 2. Amir 3. Amri ...
RUBRIK
Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten
2
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB).
102
b. Penilaian pengetahuan
a. Teknik : Tes tertulis
b.Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks ulasan Sang Pemimpi jawablah pertanyaan beriktu a. Adakah hubungan antara novel Sang Pemimpi dengan Laskar
Pelangi? b. Siapa sajakah tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi c. Menurut pengulas novel ini, apa kekurangan novel ini?!
2) Tentukanlah struktur teks ulasan Sang Pemimpi!
Lembar kerja:
Nama :.............. Kelas:............. Sekolah:............... Aspek yang dinilai Skor Nilai Konv Jawaban teks ulasan Struktur teks ulasan Rubrik
Rubrik Skor Menjawab pertnyaan dengan kurang tepat 1 Menjawab pertnyaan dengan cukup tepat 2 Menjawab pertnyaan dengan tepat 3 Menjawab pertnyaan dengan sangat tepat 4
Pedoman penilaian pengetahuan:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali pengetahuan
Penilaian keterampilan
a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :
Peserta didik Membuat ringkasan novel Sang Pemimpi
103
Rubrik
No Kriteria Penilaian Skor 1. Isi
a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci
4 3 2 1
2. Organisasi a.teratur dan logis b. Teratur tetapi tidak logis c. Kurang teratur dan logis d. Kurang teratur dan logis
4 3 2 1
3. Pilihan kata a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai
3 2 1
4. Kalimat c. Mudah dipahami d. Sedikit sulit dipahami e. Sulit dipahami
3 2 1
5. Ejaan dan tanda baca f. Tidak ada yang salah g. Sedikit yang salah h. Banyak yang salah
3 2 1
Keterangan:
NilaiPesertaDidiktiapnomor =௨ௌ௨ௌ்௧
x bobot soal
G. Media,alat,dan SuMber belajar
1. Media
a. Teks diskusi “Novel Sang Pmimpi”
b. Buku Sastra
2. Alat/Bahan
LCD,Laptop
3. Sumber Belajar
104
1. Buku Siswa Bahasa IndonesiaSMP Kls VIII Wahana Kurikulum,penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, dan Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII semester Genap Dikorda Kabupaten Gowa.
2. Contoh Teks diskusi “Novel Sang Pemimpi” halaman 147-149 3. LKS.
Sungguminasa, Februari 2015
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Drs.H.Abd.Rahman Hj.Husnah,S.Pd NIP 19640608 1993003 1015 NIP 19700731 199902 004
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 (3) Tahun Pelajaran : 2014/2015 `
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1.Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2.Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
KI 4. Mencoba mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya
2.5 .Memiliki perlaku jujur dan percaya diri dalam mengungkapkan kembali
peristiwa hidup diri sendiri dan orang lain. 4.2Menyusun teks ulasan, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi,
dengan karakteristik teks yang akan dibuat secara lisan maupun tulisan. 4.1Mengidentifikasi kekurangan teks teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi,
cerita prosedur, cerita biografi, berdasarkan kaidah-kaiidah teks baik melalui lisan maupun tulisan.
4.4 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lsian maupun tulis.
106
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mengidentifikasi struktur teks ulasan Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks ulasan
D. MATERI PEMBELAJARAN Mengidentifikasi struktur teks ulasan Novel “Laskar Pelangi” Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks ulasan “Laskar Pelangi”
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan 11 menit 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran teks diskusi.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran
Inti 60 menit Mengamati: 5. Peserta didik mengamati novel Laskar
Pelangi yang disiapkan oleh guru 6. Peserta didik membaca teks diskusi
Menanya: 7. Peserta didik dengan percaya diri
menanyakan tentang teks diskusi yang telah dibaca.
Mengumpulkan informasi: 8. Peserta didik diarahkan untuk membentuk
kelompok dengan anggota 4-5 orang. 9. Tiap kelompok mengidentifkiasi struktur teks
ulasan unsur kebahasaan dalam teks 10. Tiap kelompok mengidentifikasi struktur teks
dan unsur teks ulasan Laskar Pelangi. Mengasosiasi:
11. Tiap kelompok mendiskusikan cara mengidentifikasi struktur dan unsur kebahasaan yanga terdapat dalam teks ulasan novel Laskar Pelangi dengan
107
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
12. Dengan cermat tiap kelompok melengkapi struktur teks diskusi dengan mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mengomunikasikan: 13. Dengan penuh percaya diri masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengn menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
14. Tiap kelompok melaksanakan diskusi kelas
dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Penutup 10 menit 1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas mandiri di rumah
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari minggu berikutnya.
F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
a. Penilain sikap spiritual dan Sosial
a) Teknik : pengamatan sikap] b) Bentuk : lembar pengamatan c) Instrumen :
No Nama peserta didik
Religius/PBI kerjasama Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Ali 2. Amir 3. Amri ...
RUBRIK
Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam 2
108
melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten
2
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten
1
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB).
b. Penilaian pengetahuan
a. Teknik : Tes tertulis
b.Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Susunlah sebuah teks ulasan dengan topic yang ditentukan sendiri! 2) Datalah struktur dan penggunaan unsur kebahasaan yang tepat!
Lembar kerja:
Nama :.............. Kelas:............. Sekolah:............... Aspek yang dinilai Skor Nilai Konv Stuktur Teks Ulasan Unsur Kebahasaan Rubrik
Rubrik Skor Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan kurang tepat 1 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan cukup tepat 2 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan tepat 3 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan sangat tepat 4
Pedoman penilaian pengetahuan:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali pengetahuan
109
Penilaian keterampilan
a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :
Menyusun teks ulasan dengan topic yang ditentukan sendiri!
Rubrik
No Kriteria Penilaian Skor 1. Isi
a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci
4 3 2 1
2. Organisasi a.teratur dan logis b. Teratur tetapi tidak logis c. Kurang teratur dan logis d. Kurang teratur dan logis
4 3 2 1
3. Pilihan kata a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai
3 2 1
4. Kalimat a.Mudah dipahami b. Sedikit sulit dipahami c. Sulit dipahami
3 2 1
5. Ejaan dan tanda baca a. Tidak ada yang salah b. Sedikit yang salah c. Banyak yang salah
3 2 1
Keterangan:
NilaiPesertaDidiktiapnomor = ௨ௌ௨ௌ்௧
x bobot soal
G. Media,alat,dan SuMber Belajar
1. Media
a. Teks diskusi “Novel Sang Pemimpi”
b. Handpone seluler.
110
2. Alat/Bahan
LCD,Laptop
3. Sumber Belajar
d. Buku Siswa Bahasa IndonesiaSMP Kls VIII Wahana Kurikulum,penerbitPusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, dan Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII semester Genap Dikorda Kabupaten Gowa. b. Contoh Teks ulasan “Novel Sang Pemimpi” halaman 148-151 c. LKS.
Sungguminasa, April 2015
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Drs.H.Abd.Rahman Hj.Husnah ,S.Pd. NIP 19640608 1993003 1015 NIP 19700731 199903 2 004
111
Lampiran 4. Instrumen Penelitian Kelas Kontrol
Emak dan Sepotong Roti
Oleh : Caswati
Siang itu begitu terik. Pancaran sinar matahari tanpa ampun
membakar punggung Emak yang tengah mengumpulkan batu-batu kali
dari sungai yang mengering. Tampaknya, kemarau sudah kelewatan.
Padahal, sekarang sudah memasuki bulan Desember. Bulan yang
disebut-sebut sebagai bulan hujan. Namun, hujan justru di bulan ini tidak
turun meski setetes. Akibatnya, bisa dilihat sendiri. Hampir semua ada
rumput liar yang tumbuh menghijau, hanya ada batang-batang pohon
kering yang terus menerus menggugurkan daunnya setiap kali angin
berhembus. Hah....sepertinya kemarau sudah makin menggila. Lihatlah,
satu-satunya sungai yang kami jadikan sumber air pun mengering, seolah
dihisap tanpa bekas, mmeninggalkan batu-batu terjal yang membisu.
Tentu saja ini membuat keadaan desa kami makin terpuruk. Harus
diakui,desa kami memang termasuk desa miskin yang sering dilanda
kekeringan saat musim kemarau. Namun, desa kami belum pernah
112
seterpuruk ini, sumber kehidupan kami mengering tanpa sisa sehingga
membuat para penduduk desa meninggalkan sungai kerontang itu
mencari sumber air di tempat lain.
Kecuali Emak. Bisa dibilang Emak adalah satu-satunya penduduk
yang masih setia mendatangi sungai kerontong itu. Bukan, bukan untuk
mengambil sisa-sisa air sengai kerontang itu yang pasti. Seperti penduduk
lain, Emak pergi ke gunung untuk mendapatkan air. Setiap hari Emak
datang ke sungai itu karena sebuah pekerjaan.
Sejak memasuki kemarau tahun lalu, Emak tidak lagi bekerja
sebagai buruh tani, melainkan sebagai pengumpul dan pemecah kali.
Memang, pekerjaan ini tampak-dan-memang-terlalu kasar untuk seorang
wanita seperti beliau. Namun, setidaknya, bagi Emak dengan
pekerjaannya ini ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya,
menyekolahkan kedua anaknya yang kini duduk di bangku kelas XII SMA
dan kelas I sekolah dasar.
Namun, seperti bulan awal kemarau tahun lalu bukanlah awal yang
membuat Emak menjadi wanita pekerja keras macam sekarang.
Tapatnya, Emak menjadi tulang punggung keluarga sejak meninggalnya
bapak empat tahun lalu akibat epidemi yang melanda desa kami. Ya
benar. Sejak saat itulah Emak harus menjadi ibu sekaligus kepala rumah
tangga yang menafkahi kedua anaknya, Dani dan Dina.
113
Sumber: Balai Bahasa Yogyakarta.2007. Mata Hati Antologi Puisi dan
Cerpen dalam Rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2007. Departemen
Pendidikan Nasional.
Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan isi teks novel di atas!
1. Identifikasilah struktur teks Novel Emak dan Sepotong Roti
tersebut berdasarkan teks ulasan!
Struktur Teks Paragraf
Orientasi .............................................................................
Tafsiran ...........................................................................
Evaluasi ...........................................................................
Rangkuman ........................................................................
2. Identifikasilah kata kerja yang terdapat di dalam teks tersebut
(minimal sepuluh) tentukan kata dasar dan imbuhannya buat
dalam kalimat!
No. Kata Kerja Kata Dasar Awalan Akhiran Kalimat
1.
2.
3.
Dst.
3. Identifikasilah kata sifat sikap yang terdapat dalam teks (minimal
lima) Novel Emak dan Sepotong Roti tentukan maknanya!
114
No. Kata Sifat Makna
1. ....................................................
2. .................................................
3. ................................................
Dst.
4. Identifikasih penggunaaan kata metafora dalam Novel Emak dan
Sepotong Roti (minimal lima) tentukan maknanya!
No. Kata Metafora Makna
1.
2.
3.
Dst.
5. Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora
perhatikan pola kalimatnya!
Selamat Bekerja
115
Rubrik Penilaian Kelas Kontrol
No. Aspek yang Dinilai Skor Skor Maks
1. Menuliskan struktur teks novel
- Sesuai
- Kurang sesuai
- Tidak menuliskan apa-apa
25
20
0
25
2. Mengidentifikasi kata kerja yang
terdapat dalam novel
- Sesuai
- Kurang sesuai
- Tidak menuliskan apa-apa
20
15
0
20
3. Mengidentifikasi kata sifat sikap yang
terdapat dalam novel
- Sangat tepat
- Kurang sesuai
- Tidak tepat
- Tidak menuliskan apa-apa
20
15
5
0
20
4. Mengidentifikasi kata metafora yang
terdapat dalam novel
- Sangat tepat
- Kurang tepat
- Tidak menuliskan apa-apa
15
10
0
15
116
5. Membuat kalimat metafora
- Sangat tepat
- Kurang tepat
- Tidak tepat
- Tidak menuliskan apa-apa
20
15
10
0
20
Jumlah 100
Catatan :
Nilai akhir = skor perolehan x 100
Skor maksimal
117
Lampiran 5. Instrumen Penelitian Kelas Eksperimen
Identitas Novel Laskar Pelangi
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Tempat Terbit : Jalan Pandega Padam 19, Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan III, Juli 2007
Tabal Halaman : 533 halaman termasuk juga tentang penulis
Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas I
SD sampai dengan kelas 3 SMP. Pada bagian akhir cerita, anggota
Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo,
seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada tidak membuat mereka
putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan
sesuatu yang lebih baik.
Cerita terjadi di Desa Gentung, Belitung Timur. Cerita dimulai ketika
sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud
Sumsel jika tidak mencapai siswa baru sejumlah sepuluh anak. Ketika itu,
118
baru sembilan anak yang menghadiri upacara pembukaan. Ketika pak
Harfan, sang Kepala Sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun
dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Dari sanalah dimulai cerita mereka, yaitu mulai dari penempatan
tempat duduk, pertemuan mereka dengan pak Harfan, perkenalan mereka
yang luar biasa, yaitu A Kiong yang malah cengar cengir ketika
ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang
dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh
Kucai, kejadian ditemukannya bakat Lintang yang mengayuh sepeda 80
km pulang pergi dri rumahnya ke sekolah mewarnai cerita itu.
Mereka, Laskar Pelangi, nama yang diberikan Bu Muslimah akan
kesengan mereka terhadap pelangi sempat mengharumkan nama sekolah
dengan berbagai cara, misalnya, pembalasan dendam Mahar yang selalu
dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada ukultisme yang
membuahkan kenangan manis pada karnaval 17 Agustus dan kejeniusan
luar biasa Lintang yang menentang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru
sekolah kaya yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba
cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan,
tertawa, dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir
dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus
sekolah dengan sangat mengharukan dan dilanjutkan dengan kejadian 12
tahun kemudian, yakni Ikal yang berjuang di luar Pulau Jawa kembali ke
kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan
119
oleh Andrea Hirata. Kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil
anggota Sepuluh Laskar Pelangi ini.
Novel ini sangat bermanfaat bagi para remaja, khususnya siswa-
siswi, karena pada cerita tersebut dikisahkan perjuangan yang begitu
berat yang dialami oleh tokoh-tokoh Laskar Pelangi untuk bersekolah
dan menuntut ilmu agar menjadi orang yang besar nantinya.
Kelebihan novel ini, antara lain, berisi motivasi bagi para
pembacanya. Isinya begitu menarik dan mengesankan, banyak amanat
yang dapat diambil dari kisah tersebut.
Naskah Laskar Pelangi telah diadaptasi menjadi sebuah film yang
berjudul sama dengan novelnya. Film Laskar Pelangi diproduksi oleh
Miles Films dan Mizan Production dan digarap oleh sutradara Riri Riza.
Anggota Laskar Pelangi mempunyai karakter dan bakat yang
berbeda-beda. Ikal adalah tokoh “Aku” dalam cerita ini. Ikal yang selalu
menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang. Ia
merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra.
Hal itu terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia
menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuninya pertama sekali
di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya,
hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat A Ling ke
Jakarta untuk menemani bibinya.
120
Lintang, teman sebangku Ikal, adalah anak yang luar biasa jenius.
Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak punya perahu dan
harus menanggung kehidpan empat belas jiwa anggota keluarga. Lintang
telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama
berada di sekolah. Ia selalu aktif di dalam kelas dan memiliki cita-cita
sebagia ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil
berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya.
Cita-citanya terpaksa ditingggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai
kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Sahara adalah satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi.
Sahara gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada
agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa
saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah
ia basahi dengan air dalam termosnya.
Mahar, pria tampan bertubuh kurus ini, memilki bakat dan minat
besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah
menunjukkan untuk bernyanyi di depan kelas pada saat pelajaran seni
suara. Ketika dewasa Mahar, sempat menganggur menunggu nasib
menyapanya karena ia tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-
sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk
membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca
artikel yang ia tulis di sebuah majalah. Akhirnya, ia berhasil meluncurkan
sebuah novel tentang persahabatan.
121
A Kiong adalah keturunan Tiongkhoa. Ia memiliki pengikut sejati
Mahar sejak kelas satu. Baginya, Mahar adalah suhunya yang agung.
Kendatipun pria kecil ini berwjah buruk rupa, ia memilki rasa persahabatan
yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong kepada siapapun kecuali
Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, mereka berdua saling
mencintai satu sama lain.
Sahdan adalah anak nelayan yang dalam cerita ini tak pernah
menonjol. Kalau ada apa-apa, dia pasti yang paling tidak diperhatikan.
Ketika bermain sandiwara, syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas
putri dan itu pun masih banyak kesalahannya. Sahdan adalah saksi
pertama Ikal. Ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan
semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita
yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya, yaitu menjadi
aktor.
Kucai adalah ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar
Pelangi. Ia menderta rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya
melenceng 20 derajat sehingga jika menatap marah ke arah Borek, akan
terlihat ia sedang memperhatikan Trapani.
Borek adalah pria yang besar maniak otot. Barek selalu menjaga
citranya sebagai laki-laki mamo. Ketika dewasa, ia menjadi kuli di toko
milik A Kiong dan Sahara.
Trapani adalah pria tampan yang pandai dan baik hati. Ia sangat
mencintai ibunya. Apa pun yang ia lakukan harus selalu didampingi
122
ibunya, misalnya, ketika mereka akan tampil sebagai band yang
dikomando oleh Mahar.
Harun adalah pria yang memilki keterbelakangan mental. Ia
memulai sekolah dasar ketika berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini
senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan
melahirkan tiga anak.
Novel Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata, tidak hanya
laku di Indonesia, tetapi juga di luar Indonesia, hingga ke Amerika Serikat
dan mendapatkan penghargaan penerbit bagi pemenang nobel sastra.
Hingga Desember 2012 ada 36 negara yang mempopulerkan Novel
Laskar Pelangi ini dan menjadi best seller serta diterjemahkan ke dalam
18 bahasa.
Sumber dari http://wwwinfoharian terbaru.com.2013/2014/resensi-
novel-Laskar-Pelangi-html.
123
Instrumen Penelitian
Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan isi teks novel di atas!
1. Identifikasilah struktur teks Novel Laskar Pelangi tersebut
berdasarkan teks ulasan!
Struktur Teks Paragraf
Orientasi .............................................................................
Tafsiran ...........................................................................
Evaluasi ...........................................................................
Rangkuman ........................................................................
2. Identifikasilah kata kerja yang terdapat di dalam teks tersebut
(minimal sepuluh) tentukan kata dasar dan imbuhannya buat
dalam kalimat!
No. Kata Kerja Kata Dasar Awalan Akhiran Kalimat
1.
2.
3.
Dst.
3. Identifikasilah kata sifat sikap yang terdapat dalam teks (minimal
lima) Laskar Pelangi tentukan maknanya!
No. Kata Sifat Makna
1. ....................................................
124
2. .................................................
3. ................................................
Dst.
4. Identifikasilah penggunaaan kata metafora dalam Novel Laskar
Pelangi (minimal lima) tentukan maknanya!
No. Kata Metafora Makna
1.
2.
3.
Dst.
5. Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora
perhatikan pola kalimatnya!
Selamat Bekerja
125
Rubrik Penilaian Kelas Ekperimen
a. Penilain sikap spiritual dan Sosial
a. Teknik : pengamatan sikap b. Bentuk : lembar pengamatan c. Instrumen :
No Nama peserta didik
Religius/PBI Disiplin Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Ali 2. Amir 3. Amri ...
RUBRIK
Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten
2
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB)
Rubrik Penilaian Relegius
Aspek Penilaian
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
126
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dankadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering
tidak sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
Rubrik Penilaian Percaya Diri
Aspek Penilaian
1 Berani presentasi di depan kelas
2 Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
3 Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
4 Mampu membuat keputusan dengan cepat
5 Tidak mudah putus asa pantang menyerah
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan kadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek
Sikapdan sering tidak sesuai aspek sikap
127
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek
sikap
Rubrik Penilaian Disiplin
Aspek Penilaian
1. Masuk kelas tepat waktu 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu 3. Memakai seragam sesuai tata tertib 4. Mengerjakan tugas yang diberikan 5. Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 6. Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 7. Membawa buku teks mata pelajaran
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dankadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
dan sering
tidak sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
b. Penilaian pengetahuan
a. Teknik : Tes tertulis
b.Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
128
1) Identifikasilah struktur teks Novel Laskar Pelangi di atas berdasarkan
teks ulasan!
2) Identifikasilah kata kerja yang terdapat di dalam teks tersebut (minimal
sepuluh) tentukan kata dasar dan imbuhannya buat dalam kalimat!
3) Identifikasilah kata sifat sikap yang terdapat dalam teks (minimal lima) Laskar Pelangi tentukan maknanya!
4) Identifikasilah penggunaaan kata metafora dalam Novel Laskar Pelangi (minimal lima) tentukan maknanya!
5) Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora
perhatikan pola kalimatnya!
Rubrik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Skor Skor Maks
1.
Menuliskan struktur teks novel - Sesuai - Kurang sesuai - Tidak menuliskan apa-apa
25 20 0
25
Mengidentifikasi kata kerja yang terdapat dalam novel
- Sesuai - Kurang sesuai - Tidak menuliskan apa-apa
20 15 0
20
Mengidentifikasi kata sifat sikap yang terdapat dalam novel
- Sangat tepat - Kurang sesuai - Tidak tepat - Tidak menuliskan apa-apa
15 10 0
15
129
Mengidentifikasi kata metafora yang terdapat dalam novel
- Sangat tepat - Kurang tepat - Tidak menuliskan apa-apa
15 10 0
15
Membuat kalimat metafora - Sangat tepat - Kurang tepat - Tidak tepat - Tidak menuliskan apa-apa
20 15 10 0
20
Jumlah 100 Catatan :
Nilai = skor perolehan x 100 Skor maksimal C.Penilaian keterampilan
a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :
Diskusikanlah novel “Laskar Pelangi” di hadapan teman-temanmu!
Rubrik
No Kriteria Penilaian Skor 1. Struktur teks ulasan
a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci
4 3 2 1
2. Jenis kata kerja a. tepat dan terinci b. Tepat tetapi tidak terinci c. Kurang tepat dan terinci d. Kurang tepat dan kurang terinci
4 3 2 1
3. Pilihan kata sifat sikap a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai
3 2 1
4. Kata metafora a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesua
3 2 1
5. Kalimat a. Mudah dipahami
3
130
b. Sedikit sulit dipahami c. Sulit dipahami
2 1
Lampiran 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol
Pertemuan 1
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen
v
4. PPesera didik menerapkan penugasan
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
131
Pertemuan 1I
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen
v
4. PPesera didik menerapkan penugasan
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
132
Pertemuan 1II
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen
v
4. PPesera didik menerapkan penugasan
v v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
133
Lampiran 7. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik
Pertemuan 1
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen
v
4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
134
Pertemuan 1I
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen
v
4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
135
Pertemuan 1II
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen
v
4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
136
Lampiran 8. Nilai Peserta Didik Kelas Kontrol
No. Kode Sampel Nilai 1. 01 79 2. 02 65 3. 03 68 4. 04 69,5 5. 05 52,5 6. 06 64 7. 07 60 8. 08 65 9. 09 72,5 10. 10 49,5 11 11 67 12 12 89 13 13 70,5 14. 14 73,5 15 15 72,5 16 16 70,5 17 17 70,5 18 18 73 19 19 83,5 20 20 67,5 21 21 81,5 22 22 86 23 23 71,5 24 24 75,5 25 25 63,5 26 26 69,5 27 27 64,5 28 28 65,5 29 29 87,5 30 30 83,5 31 31 91 32 32 68 33 33 91,5 34 34 63,5 35 35 52 36 36 78 37 37 86,5 38 38 84 39 39 80 40 40 72,5
137
Lampiran 9. Nilai Peserta Didik Kelas Ekperimen
No. Kode Sampel Nilai 1. 01 81,5 2. 02 77,5 3. 03 77 4. 04 80 5. 05 74,5 6. 06 78,5 7. 07 86,5 8. 08 80 9. 09 73 10. 10 88 11 11 72 12 12 100 13 13 91,5 14. 14 78,5 15 15 88 16 16 81 17 17 87 18 18 88 19 19 88 20 20 92 21 21 91,5 22 22 92 23 23 76 24 24 76 25 25 89,5 26 26 72 27 27 64 28 28 74,5 29 29 83 30 30 78 31 31 95 32 32 91 33 33 95 34 34 62 35 35 73 36 36 84 37 37 94 38 38 91 39 39 91,5 40 40 70
138
Gambar : Guru menuliskan kompetensi dasar yang akan diajarkan
Gambar : Peserta didik dengan serius memperhatikan pengarahan
guru
Gambar : Peserta didik mengerjakan tugas dengan pendekatan saintifik
139
Gambar : Peserta didik kelas eksperimen mempersentasikan hasil kerjanya
Gambar : Kelas kontrol menjawab instrumen penelitian
140
Gambar : Peserta didik dengan tenang menjawab instrumen penelitian
Gambar : Nomor kode 21 menjawab instrumen penelitian (kelas eksperimen)
141
Gambar : Guru mengawasi peserta didik menjawab instrumen
Gambar : Tugas Portofolio Peserta Didik
142
RIWAYAT HIDUP
Husnah lahir di Gowa pada tanggal 31 Juli
1970. Anak kesembilan dari sepuluh
bersaudara. Penulis merupakan anak dari
pasangan harmonis Makka dengan Hadinah.
Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1976 di Sekolah
Madrasyah Ibtidayah Bontocinnde Kabupaten Gowa dan tamat pada
tahun 1982. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pallangga
dan tamat pada tahun 1985, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMKK
Negeri Pangkep Jurusan Tata Boga dan tamat pada tahun1990. Pada
tahun 1993, penulis melanjutkan studi di perguruan Tinggi, tepatnya di
Universitas Muhammadiyah Makassar, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia selesai pada tahun 1997. Pada tahun 2013 kembali
melanjutkan studi pada Program Magister Pascasarjana (S2) Universitas
Muhammadiyah Makasssar dan selesai tahun 2015.
Riwayat pekerjaan penulis tahun 1999 memasuki dunia kerja
dengan diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa sampai sekarang.
Penulis menyelesaikan Program Magister dengan memilih judul
tesis “PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP
KEBERHASILAN BELAJAR BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA.”