+ All Categories
Home > Documents > Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

Date post: 18-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 13 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
11
23 "Fakultas I/mu Kesehatan Universttas Muhammadiyah Pontianak, Jalan Ahmad Yani No.JJJ Pontianak **Badan Diktat Propinsi Kalimantan Barat Abstract Kabupaten Sanggau is one regency which has improvement of filariasis patient from one case (Mf Rate< 1 %) in 2009 to significantly 15 cases (Mf Rate 3,16%) in 2010. The data taken from the result of the finger blood survey which was conducted in 20 IO medieval at the work area of Puskesmas Teraju Kecamatan Toba, A significant case was found out in 2012 at the work area of Puskesmas Tayan with 33 cases (MfRate 6,32%). It was based on the result of the finger blood survey carried out at the beginning of 2012 in which two years earlier as in 2010 and 2011 evidenced that there was no filariasis case (0%) in the area. The purpose of this research was to find out the effect of health counseling with lecture method to the improvement of knowledge and attitude on filariasis prevention. This research was conducted by employing Quasi Experimental Design. The samples of the research were 33 people in experimental group and it is equivalent to 33 people in control group design. Data analysis showed that there was difference ofrespondents' knowledge before and after health counseling on filariasis preventation at Dusun Cempedek Desa Lalang Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau with its p value = 0, 000. It was also found that there was difference of supportive attitude from the respondents before and after health counseling on filariasis preventation in the same area with p value = 0, 000. Based on the findings of the research, it is advisable for Puskesmas Tayan Hilir to have more concern upon this health counseling as a regular activity. It is important as it can accommodate the needs of the society. Besides, health counseling activity through lecture method, particularly with power point, is still considered to be effective as it can be applied to raise the interest of the society on the importance of the filariasis prevention. Keywords: Health Counseling, Lecture Method, Knowledge, Attitude, Filariasis Abstrak Kabupaten Sanggau merupakan salah satu kabupaten yang memilikijumlah penderita filariasis yang menunjukan peningkatan dari 1 kasus (MfRate <1%) pada tahun 2009 kemudian meningkat menjadi 15 kasus (MfRate 3,16 % ) pada tahun 2010 yang diperoleh dari basil survey darah jari yang dilakukan pertengahan tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Teraju kecamatan Toba. Peningkatan kasus yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2012 di wilayah kerja Puskesmas Tayan yaitu sebesar 33 kasus (Mf Rate 6,32% ) dari basil survey darah jari yang dilakukan pada awal tahun 2012, dimana pada 2 tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010 dan 2011 tidak ditemukan kasus filariasis (0%) pada daerah tersebut Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dalam pencegahan filariasis. Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang pada kelompok yang mendapatkan perlakuan dan 33 orang pada kelompok yang tidak mendapatkan perlakukan sebagai kontrolnya. Hasil penelitian menunjukkanAda perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan filariasis Di Dusun Cempedek Desa Lalang kecamatan Tayan Hilir kabupaten Sanggau dengan p value = 0,000, Ada perbedaan sikap mendukung responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan filariasis Di Dusun Cempedek Desa Lalang kecamatan Tayan Kabupaten Sanggau dengan p value= 0,000. Bagi Puskesmas Tayan Hilir agar mempertimbangkan kegiatan penyuluhan ini sebagai suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan, dan kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah yang dibantu dengan power point masih efektif untuk digunakan sepanjang materi yang disampaikan dapat disusun semenarik mungkin sehingga dapat menarik perhatian masyarakat untuk memperhatikannya. Kata Kunci: Penyuluhan Kesehatan, Metode Ceramah, Pengetahuan, Sikap, Filariasis Auliya M.Nor*, Chairul Fuad** The Effect Of Health Counselling With Lecture Method To The Improvement Of Knowwledge And Attitude On Filariasis Prevention Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dalam Pencegahan Filariasis
Transcript
Page 1: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

23

"Fakultas I/mu Kesehatan Universttas Muhammadiyah Pontianak, Jalan Ahmad Yani No.JJJ Pontianak **Badan Diktat Propinsi Kalimantan Barat

Abstract Kabupaten Sanggau is one regency which has improvement of filariasis patient from one case (Mf Rate< 1 %) in 2009 to significantly 15 cases (Mf Rate 3,16%) in 2010. The data taken from the result of the finger blood survey which was conducted in 20 IO medieval at the work area of Puskesmas Teraju Kecamatan Toba, A significant case was found out in 2012 at the work area of Puskesmas Tayan with 33 cases (MfRate 6,32%). It was based on the result of the finger blood survey carried out at the beginning of 2012 in which two years earlier as in 2010 and 2011 evidenced that there was no filariasis case (0%) in the area. The purpose of this research was to find out the effect of health counseling with lecture method to the improvement of knowledge and attitude on filariasis prevention. This research was conducted by employing Quasi Experimental Design. The samples of the research were 33 people in experimental group and it is equivalent to 33 people in control group design. Data analysis showed that there was difference ofrespondents' knowledge before and after health counseling on filariasis preventation at Dusun Cempedek Desa Lalang Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau with its p value = 0, 000. It was also found that there was difference of supportive attitude from the respondents before and after health counseling on filariasis preventation in the same area with p value = 0, 000. Based on the findings of the research, it is advisable for Puskesmas Tayan Hilir to have more concern upon this health counseling as a regular activity. It is important as it can accommodate the needs of the society. Besides, health counseling activity through lecture method, particularly with power point, is still considered to be effective as it can be applied to raise the interest of the society on the importance of the filariasis prevention. Keywords: Health Counseling, Lecture Method, Knowledge, Attitude, Filariasis

Abstrak Kabupaten Sanggau merupakan salah satu kabupaten yang memilikijumlah penderita filariasis yang menunjukan peningkatan dari 1 kasus (MfRate <1%) pada tahun 2009 kemudian meningkat menjadi 15 kasus (MfRate 3,16 % ) pada tahun 2010 yang diperoleh dari basil survey darah jari yang dilakukan pertengahan tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Teraju kecamatan Toba. Peningkatan kasus yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2012 di wilayah kerja Puskesmas Tayan yaitu sebesar 33 kasus (Mf Rate 6,32% ) dari basil survey darah jari yang dilakukan pada awal tahun 2012, dimana pada 2 tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010 dan 2011 tidak ditemukan kasus filariasis (0%) pada daerah tersebut Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dalam pencegahan filariasis. Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang pada kelompok yang mendapatkan perlakuan dan 33 orang pada kelompok yang tidak mendapatkan perlakukan sebagai kontrolnya. Hasil penelitian menunjukkanAda perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan filariasis Di Dusun Cempedek Desa Lalang kecamatan Tayan Hilir kabupaten Sanggau dengan p value = 0,000, Ada perbedaan sikap mendukung responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan filariasis Di Dusun Cempedek Desa Lalang kecamatan Tayan Kabupaten Sanggau dengan p value= 0,000. Bagi Puskesmas Tayan Hilir agar mempertimbangkan kegiatan penyuluhan ini sebagai suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan, dan kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah yang dibantu dengan power point masih efektif untuk digunakan sepanjang materi yang disampaikan dapat disusun semenarik mungkin sehingga dapat menarik perhatian masyarakat untuk memperhatikannya. Kata Kunci: Penyuluhan Kesehatan, Metode Ceramah, Pengetahuan, Sikap, Filariasis

Auliya M.Nor*, Chairul Fuad**

The Effect Of Health Counselling With Lecture Method To The Improvement Of Knowwledge And Attitude On Filariasis Prevention

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dalam Pencegahan Filariasis

Page 2: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

kaki, glandula mammae, dan scrotum. Meskipun Filariasis tidak menyebabkan kematian tetapi merupakan salah satu penyebab utama timbulnya kecacatan menetap seumur hidupnya apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Penyakit lni ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk seperti Mansonia Anopheles, Cu/ex dan Aedes.3 Pada tahun 2004 filariasis telah menginfeksi 120 juta penduduk di 83 negara di seluruh dunia, terutama negara-negara di daerah tropis dan daerah sub tropis. Di Indonesia berdasarkan survey yang dilaksanakan pada tahun 2000-2004, terdapat lebih dari 8000 orang menderita klinis kronis filariasis yang tersebar diseluruh propinsi. Secara epidemologi data ini mengindikasikan lebih dari 60 juta penduduk Indonesia berada di daerah yang beresiko tertular filariasis, dengan 6 juta penduduk di antaranya telah terinfeksi.3

Filariasis menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, di beberapa daerah mempunyai tingkat endemisitas yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil survei cepat tahun 2000, jumlah penderita kronis dilaporkan sebanyak 6.233 orang tersebar di 1.533 desa, di 231 kabupaten dan 26 propinsi. Data ini belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena hanya dilaporkan oleh 42% puskesmas dari 7.221 Puskesmas .. Tingkat endemisitas filariasis di Indonesia berdasarkan hasil survey darahjari tahun 1999 masih tinggi dengan Mikrofilaria (Ml) rate 3,1% (0,5-19,64%).4

Berdasarkan survey darahjari pada desa dengan jumlah penderita terbanyak pada tahun 2002.:2005

I

terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan, telah terinfeksi 84 kabupaten/kota dengan Mikrofilaria rate 1 % atau lebih. Data tersebut menggambarkan bahwa seluruh daerah di Sumatera dan Kalimantan merupakan daerah endemis

24

Sebagai acuan kesehatan pada saat ini adalah konsep "Paradigma Sehat" di mana pembangunan kesehatan yang diprioritaskan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehobilitaif) secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden), dimana penyakit infeksi menular masih memerlukan perhatian besar sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit degenerative. Selanjutnya berbagai penyakit baru (new emerging disease) ditemukan, serta kecenderungan meningkatnya kembali beberapa penyakit menular yang selama ini berhasil dekendalikan (re emerging disease).1

Menurut Blum yang dikutip oleh Notoatmodjo2

bahwa secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit infeksi dan penyakit degeneratif yang mempengaruhi kesehatan seseorang antara lain dapat diklasifikasikan menjadi 4 faktor yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan hereditas. Keempat faktor tersebut dapat di intervensi dengan upaya penyuluhan kesehatan terutama faktor perilaku. Kegiatan penyuluhan sangat perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah angka kesakitan dan kematian. terutama pada penyakit-penyakit menular baik yang sudah dikenal maupun penyakit yang belum dikenal oleh masyarakat, salah satu contoh penyakit menular tersebut yaitu filariasis.

Penyakit filariasis (kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat merusak system limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan,

Auliya M. Noor & Chairul Fuad, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Cera mah

Page 3: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

25 ,,,'

.. ··-.

kejadian filariasis terbanyak terdapat di Dusun Cempedek yakni berjumlah 9 penderita.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang masyarakat di Dusun Cempedek dengan menanyakan tentang penyakit filariasis, 7 orang diantaranya atau sebanyak 70% tidak mengenal sama sekali penyakit ini. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat di Dusun Cempedek tentang penyakit filariasis masih sangat rendah. Pengetahuan yang rendah ini berdampak pula pada sikap masyarakat dalam pencegahan filariasis yang masih rendah pula. Pengetahuan masyarakat yang rendah tentang penyakit filariasis ini merupakan dampak dari kurangnya informasi yang mereka dapatkan tentang penyakit tersebut, terutama dari kegiatan penyuluhan kesehatan yang masih sangat jarang dilakukan di wilayah tersebut. Oleh karena itu peran tenaga penyuluh kesehatan sangat besar manfaatnya untuk menjad_i sumber informasi bagi para masyarakat untuk memperoleh pengetahuan terhadap penyakit filariasis, di mana peran penyuluhan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit filariasis bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat,

Proses penyuluhan kesehatan dalam mencapai tujuan melalui perubahan perilaku yang di pengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah materi pesan yang disampaikan, alat bantu atau alat peraga pendidik yang dipakai, metode yang digunakan serta pendidik atau petugas yang melakukan penyuluhan kesehatan. 6

Berdasarkan kondisi di atas mengenai kurangnya informasi terhadap penyakit filariasis dan sikap dalam pencegahan penyakit tersebut agar tidak

Dari 33 kasus filariasis yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tayan sebagian besar penderita berdomisili di Desa Lalang yaitu sebesar 14 penderita berdasarkan hasil survey darahjari yang dilakukan pada tahun 2012 sedangkan sisanya terse bar di lima desa lainnya. Berdasarkan data dari Puskesmas Tayan, dalam 3 tahun terakhir di Desa Lalang tidak pernah ada kejadian filariasis. Desa Lalang terdiri dari 6 dusun yaitu dusun Lalang,. Dusun Entajau, Dusun Jang, Dusun Cempedek, Dusun Lais, dan Dusun Selatai dengan jumlah penduduk sebanyak 1421 jiwa. Dari 6 dusun,

filariasis. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2009 jumlah penderita filariasis di Kai imantan Barat menduduki peringkat ketiga dari empat provinsi yang ada di pulau Kalimantan dengan jumlah penderita sebanyak 253 orang. Sedangkan dari hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kalimantan Barat terdapat 8 Kabupaten endemis filariasis dengan microfilaria rate 1 % atau lebih dari 1 %

Kabupaten Sanggau merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah penderita filariasis yang menunjukan peningkatan dari 1 kasus (Mf Rate < 1 % ) pada tahun 2009, kemudian meningkat menjadi 15 kasus (Mf Rate 3,16%) pada pertengahan tahun 2010 yang diperoleh dari hasil survey darahjari di wilayah kerjaPuskesmas Teraju Kecamatan Toba. Peningkatan kasus yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2012 di wilayahkerja Puskesmas Tayan yaitu sebesar 33 kasus (MfRate 6,32%) dari hasil survey darahjari yang dilakukan pada awal tahun 2012, dimana pada 2 (dua) tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 dan 2011 tidak ditemukan kasus filariasis (0%) pada daerah tersebut.'

JKMK,Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.l, No.l, Februari

Page 4: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

Metode Desain penelitian yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah Quasi Ekspertment (Eksperimen Semu). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyuluhan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah scbagai variabel pengaruh, dan sebagai variabel terpengaruh adalah pengatahuan dan sikap responden. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh masyarakat yang ada di Dusun Cempedek Desa Lalang yang berjumlah 171 jiwa. Sedangkan

Bagi peneliti, metode ceramahjuga merupakan wadah untuk mengembangkan kemampuan dalam menyampaikan materi penyuluhan dengan bertatap muka langsung dengan masyarakat. Selain kelebihan-kelebihan di atas, metode ceramah yang di akhir acaranya dilakukan tanya jawab memberikan kesempatan kepada masyarakat sasaran penyuluhan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari penyuluhan yang sudah disampaikan serta sebagai cara untuk mendapatkan umpan balik (feed back) dari masyarakat terkait upaya-upaya pencegahan penyakit filariasis. Dari tanya jawab ini, maka komunikasi dua arah (two way communication) dalam penyuluhan akan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dalam pencegahan filariasis.

yang menderita filariasis, hingga kondisi lingkungan yang menjadi faktor penyebab filariasis. Kelebihan lainnya dari metode ceramah adalah dapat memberikan informasi kepada sasaran dalam jumlah yang relatifbanyak (sekitar 30 orang) pada saat bersamaan sehingga lebih efisien dan ekonomis.

26

menular kepada orang terdekat, maka peneliti menganggap penyuluhan kesehatan dengan metode yang tepat tentang penyakit filariasis dan pencegahan filariasis sangat perlu untuk diberikan. Penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan filariasis haruslah dilakukan melalui metode yang tepat agar tujuan penyuluhan tersebut dapat tercapai.

Dalam penelitian ini, metode penyuluhan kesehatan yang akan digunakan adalah metode ceramah dengan alat bantu slide (power point) karena metode ceramah merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap. Metode ceramah dipilih karena memiliki beberapa kelebihan. Menurut Suliha yang dikutip oleh Nawardi' bahwa kelebihan metode ceramah adalah efisien dan ekonomis, penyajiannya sistematis dan teratur, mengembangkan kemampuan, menarik perhatian, serta tidak memerlukan peralatan khusus. Dalam konteks penyuluhan filariasis yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini, metode ceramah menjadi metode yang sangat tepat karena dapat menyampaikan materi penyuluhan secara sistematis dan teratur mulai dari pengenalan, penyebab, cara penularan, gejala, hingga tindakan-tindakan pencegahan filariasis sehingga metode ini dinilai efektif untuk memberikan informasi tentang penyakit tersebut. Selain itu, metode ceramahjuga dapat menarik perhatian sasaran penyuluhan karena dengan metode ceramah yang dikombinasikan dengan power point dapat ditampilkan gambar­ g am bar tentang filariasis sehingga dapat memperjelas materi pcnyuluhan. Contoh gambar­ gambar tersebut adalah cacing pcnyebab filariasi, nyamuk penyebar (vektor) filariasis, kondisi orang

Aullya M. Noor & Chalrul Fuad, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Cera mah

Page 5: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

27

Berdasarkan tabel analisa univariat menunjukkan bahwa, hasil penelitian terhadap pre- · test pengetahuan responden yang mendapatkan perlakuan memiliki nilai mean 3,24. Nilai minimum yang diperoleh responden adalah O dan nilai maksimu~ ad~lah 8 dengan standar deviasi 1,88. Sedangkan untuk pre test pengetahuan responden pada kelompok kontrol didapatkan nilai mean 3 ,48. Nilai minimum yang diperoleh responden adalah 1 dan nilai maksimum adalah 9 dengan standar deviasi 2,04. Untukpost-testpengetahuan diketahui bahwa hasil penelitia~ terhadap post-test pengetahuan responden pada kelompok perlakuan diperoleh nilai mean 8,88, nilai minimum yang diperoleh responden adalah 6 dan nilai maksimum adalah 1 O dengan standar deviasi 1, 166. Sedangkan untuk pengetahuan pada responden kelompok kontrol diperoleh nilai mean 3,24. Nilai minimum yang diperoleh responden adalah 1 dan nilai makimum adalah 7 dengan standar deviasi 1, 786.

Pada variabel sikap diketahui bahwa hasil penelitian terhadap sikap responden pada saat

20 13

14 13

Nllad Sid. Dc,·lul M1kllmum

8 1.888 9 2.04k

10 l,IM 7 1.786

21 1.87 23 1.93

24 I.Sl7 :?:? 2.9<ik

Nllad Minimum

Peo)·uluban N Mna kneh111n

tP.,,,,.,ahuanU,:,, Tiii) v. 33 3.24 Tld1k 33 3.48

Prn,,lol111011 (l'o,t TII(! v. 33 8.88 Tld1k 33 3,24

SI/top Jl'rt Tnt) Va 33 17,09

Tldak 33 16,24

$lkop (Poll Tiii) v. 33 22,64 Tld1k 33 17,06

Analisa Univariat

Tabel.1 Distribusi Pre-test dan Post-test Pengetahun serta Sikap

162,30 km2 atau sekitar 15,45 % dari wilayah Kecamatan Tayan Hilir.

Has ii

Data Demografls Kecamatan Tayan Hilir merupakan salah satu

kecamatan yang ada di Kabupaten Sanggau dan berada pada bagian barat dari wilayah Kabupaten Sanggau. Apabila dilihat dari letak geografisnya Kecamatan Tayan Hilir terletak diantara 109,9° BT -110,1 ° LB dan 0.1 ° LU-0,1°LS. Pada umumnya Kecamatan Tayan Hilir merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit dan berawa yang dialiri oleh beberapa sungai di antaranya Sungai Kapuas dengan anak sungainya yaitu Sungai Sembesut, Sungai Cempedek, Sungai Semendok, Sungai Segelam, Sungai Mata Burik, dan Sungai Tayan. Kecamatan Tayan Hilir mempunyai 15 desa salah satu diantaranya adalah Desa Lalang. Secara administratif, Desa Lalang berada pada Sebelah utara berbatasan dengan Desa Gunung Tamang, sebelah selatan dengan Desa Sejotang, Sebelah barat dengan Desa Subah dan Sebelah timur dengan Sungai Kapuas. Luas wilayah Desa Lalang adalah

jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang pada kelompok yang mendapatkan perlakuan dan 33 orang pada kelompok yang tidak mendaparkan perlakukan sebagai kontrolnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diambil melalui data primer yang meliputi umur, pendidikan,jenis kelamin, pengetahuan dan sikap. Sedangkan data sekunder berupa keadaan demografi atau wilayah Puskesmas Tayan. Teknik pengolahan data yang dilakukan melalui tahapan editing, coding, entry tabulating, dan analiting. Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel teks . ' dan narasi. Teknik analisis data yang digunakan analisis univariat dan bivariat.

JKMIC,Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatullstiwa Vol.1, No.1, februarl

Page 6: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

Pembahasan Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses

belajar untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif dari individu atau kelompok terhadap kesehatan yang bersangkutan mempunyai cara hidup sehat sebagai bagian dari cara hidupnya sehari atas kesadaran dan kemauan sendiri dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dengan melaksanakan cara hidup sehat dan berperan serta aktif dalam upaya kesehatan. 8

Menurut Maulana9 langkah-langkah dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan yaitu mengenal masalah, Menentukan tujuan penyuluhan kesehatan, menentukan sasaran penyuluhan kesehatan, menentukan isi penyuluhan kesehatan, menentukan metode penyuluhan yang akan digunakan, memilih alat peraga atau media yang digunakan. Penyuluhan kesehatan dalam penelitian ini yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga responden sadar, tahu dan mampu melaksanakan anjuran yang ada dalam upaya pencegahan penularan filariasis.

Penyuluhan kesehatan dilakukan sesuai dengan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang telah disusun sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Tarigan " bahwa pengetahuan responden kurang mengenai pengertian filariasis sebesar 54, 1 %, pengetahuan responden kurang mengenai penyebab filariasis sebesar 44, 7%, pengetahuan responden kurang

penyuluhan. Nilai CI 95% adalah antara -6,54 sampai -4,55.

28

Tabel analisis bivariat pengetahuan diperoleh nilai signifi.cancy 0,000 (p<0.05), artinya terdapat perbedaan rerata pengetahuan yang bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan. Nilai CI 95% adalah antara -6,58 sampai -4,68. Sedangkan hasil analisis bivariat sikap diperoleh nilai signifi.cancy 0,000 (p<0.05), artinya terdapat perbedaan rerata sikap yang bermakna sebelum dan sesudah

Vorl•l><I Ron111ss.b Pcrbcd11n Cl 9~'Y. p •'"'"' R~rat1Zll.b PtnRett1hu1111

Sebelum 33 3,24±1,88 5,63:2,67 4,68-6,58 0.000 S01udah 33 8,88"'1,16

Sikap 0,000 Scbchnn 33 17,09±1.87 5,54±2,80 4,55-6.54

Sesudah 33 11.64±1.51

Analisa Bivariat

Tabel.2 Distribusi Hasil Uji t Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

dilakukan pre-test pada responden kelompok perlakuan diperoleh nilai mean 17,09. Nilai minimum yang diperoleh responden adalah 14 dan nilai makimum adalah 21 dengan standar deviasi 1,87. Sedangkan untuk sikap responden pada kelompok kontrol diperoleh nilai mean 16,24. Nilai minimum yang diperoleh responden adalah 13 dan nilai maksimum adalah 23 dengan standar deviasi 1,93. Kemudian, pada post-test variabel sikap diketahui bahwa sikap responden pada kelompok perlakuan diperoleh nilai mean 22,64. Nilai minimum yang diperoleh responden adalah 20 dan nilai makimum adalah 24 dengan standar deviasi 1,517 Sedangkan untuk sikap responden pada kelompok kontrol memperoleh nilai mean 17 ,06. Nilai minimum yang diperoleh responden adalah 13 dan nilai maksimum adalah 22 dengan standar deviasi 2,968.

Aullya M. Noor & Chalrul Fuad, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Ceramah

Page 7: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

29

pertanyaan yang diajukan responden terkait materi yang telah disampaikan. Selain itu, untuk mempermudah responden menerima dan memahami materi penyuluhan yang akan disampaikan, kegiatan penyuluhan dibuka dengan ramah. Hal ini dimaksudkan untuk membuat keakraban dan kedekatan dengan responden sebagai sasaran penyuluhan sehingga responden merasa nyaman untuk menerima materi penyuluhan. Sebelum masuk ke materi penyuluhan pemateri memperkenalkan diri, mengemukakan maksud dan tujuan serta harapan yang ingin dicapai.

Penjelasan materi penyuluhan dilakukan secara sistematis, suara yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan cukup keras sehingga dapat terdengar oleh semua responden, serta tidak terlalu cepat dalam penyampaian materi. pada saat penyampaian materi penyuluhan sesekali diselingi dengan humor dan senyuman agar responden sebagai sasaran penyuluhan tidak terlalu tegang. Ketegangan responden dikhawatirkan dapat menghambat responden dalam menerima materi yang disampaikan. Dalam penyampaian materi penyuluhan sesekali ditanya apakah responden sudah paham tentang materi yang sudah disampaikan sejauh itu, jika ada yang merasa kurang paham maka materi-materi tertentu yang belum dipahami tersebut disampaikan ulang.

Pembuatan materi penyuluhan menggunakan ukuran hurufyang cukup besar sehingga bisa dilihat oleh seluruh responden. penekanan pada kalimat/ kata yang penting diberikan wama yang berbeda dari kalimat/kata lainnya, yang kemudian dilengkapi dengan gambar yang dapat memperjelas sehingga mempermudah responden dalam memahami materi penyuluhan. Setelah semua materi disampaikan, responden diberikan kesempatanuntuk bertanya.

tentang gejala filariasis sebesar 36%, pengetahuan responden kurang mengenai penular filariasis sebesar 49,4%. Berdasarkan hasil terse but penulis membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang kemudian menjadi acuan untuk membuat pertanyaan kuesioner yang akan diisi oleh responden untuk melihat tingkat pengetahuan dan sikap responden.

Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah yang dikombinasikan dengan power point menggunakan LCD sehingga lebih menarik perhatian masyarakat sebagai sasaran penyuluhan sekaligus sasaran penelitian. Metode ceramah merupakan salah satu metode penyuluhan kesehatan dalam kelompok besar, yang dilakukan dalam satu waktu. Metode ceramah baik dilakukan untuk kelompok pendidikan rendah dan tinggi. Mengingat bahwa responden pada penelitian memiliki beragam tingkat pendidikan oleh karena itu metode ceramah merupakan salah satu metode yang tepat untuk digunakan dalam penyuluhan kesehatan. Se lain itu, penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah sangat mudah dilakukan karena penyaj iannya efisiensi dan ekonomis, dapat mengembangkan kemampuan pemateri maupun responden yang mendengarkan, dapat lebih menarik perhatian, dapat dilakukan sekaligus untuk orang banyak.

Metode ceramah pada penelitian ini dikombinasikan dengan menggunakan alat bantu yang diproyeksikan yaitu power point dengan menampilkan gambar-gambar pada setiap item slide yang dapat lebih menarik perhatian serta lebih memberikan pemahaman kepada responden. Pada kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan terlihat bahwa responden terlihat tertarik dengan materi yang diberikan dengan adanya beberapa beberapa

JKMK, Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.1, No.1, Februari

Page 8: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

langsung akan terjadi perubahan pengetahuannya, meskipun setelah beberapa waktu terkadang lupa. Peningkatan pengetahuan responden yang signifikan setelah diberikan penyuluhan kesehatan, menunjukan bahwa responden paham akan materi yang disampaikan dalam penyuluhan karena didalam kegiatan penyuluhan ini tidak hanya memberikan informasi secara lisan tetapi juga dilakukan dengan menampilkan gambar-gambar melalui slide yang memperjelas isi dari materi penyuluhan sekaligus menarik perhatian responden untuk memperhatikan. Misalnya, mengenai ciri-ciri nyamuk filariasis, pada slide diberikan gambar nyamuk filariasis yang kemudian diberikan penjelasan dengan memberikan kombinasi wama pada kalimat yang memerlukan penekanan. Misalnya nyamuk filariasis senang ditempat gelap dan kotor, pada kata gelap dan kotor diberikan warna yang berbeda dari kata-kata lainnya.

Hasil penelit_ian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hayati 11 yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pola makan ibu nifas menjadi lebih baik setelah dilakukan penyuluhan kesehatan sebesar 6,27%. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian Supardi 12 yang menunjukan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan Masyarakat. Dalam penelitian ini pengetahuan yaitu pemahaman responden yang berkaitan dengan penyakit filariasis yang meliputi pengertian Filariasis, penyebaran filariasis, penyebab filariasis, cara penularan filariasis, gejala filariasis, dan cara pencegahan filariasis.

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

30

tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi penyuluhan yang mungkin masih belum responden pahami. Hal ini dapat meningkatkan peran serta responden dalam kegiatan penyuluhan, sekaligus meningkatkan pemahaman responden tentang materi yang disampaikan karena hal-hal yang belum responden pahami yang kemudian responden tanyakan tersebut akan dijawab dan dijelaskan kembali.

Hasil uji statistik dengan Uji t berpasangan diperoleh nilai p value = 0,000 (p< 0,05), artinya ada perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah dengan peningkatan 56 point dengan range nilai 0-100. Berdasarkan hasil analisis per item yang telah dilakukan responden yang menjawab benar paling sedikit yaitu pada pertanyaan mengenai ciri-ciri nyamuk penyebar filariasis. Responden yang menjawab benar pada item pertanyaan terse but sebanyak 2 orang ( 6, 1 % ) dengan jumlah responden 33. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan terjadi peningkatanjumlah jawaban yang benar pada item pertanyaan mengenai ciri-ciri nyamuk penyebar filariasis yaitu sebanyak 23 orang (69,7%).

Hasil ini menggambarkan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Dengan adanya penyuluhan, responden mendapatkan informasi-informasi baru yang sebelumnya belum mereka ketahui. Peningkatan pengetahuan ini selanjutnya berdampak pada meningkatnya pemahaman terhadap materi penyuluhan yang disampaikan. Penyuluhan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan responden, hal ini dikarenakan bahwa setiap orang yang diberikan informasi baik secara langsung maupun tidak

Aullya M. Noor & Chalrul Fuad, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Cera mah

Page 9: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

31

berdampak pada sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan filariasis. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Notoatmodjo6bahwa penentuan sikap dipengaruhi oleh pengetahuan, berfikir, keyakinan dan ernosi.

I

Pengetahuan akan merangsang seseorang atau individu untuk berfikir dan berusaha agar tercipta keseimbangan. Sedangkan menurut Green yang dikutip oleh Notoatmdojo6 menyatakan bahwa pengetahuan akan merangsang terjadinya perubahan sikap bahkan tindakan seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Azwar13 dalam yang menyatakan bahwa pelatihan atau pendidikan/ penyuluhan dapat meningkatkan nilai sikap. Melalui penyuluhan juga akan terjadi komunikasi, baik antara fasilitator dengan peserta maupun antara peserta dengan peserta. Didalam kegiatan penyuluhan ini tidak hanya memberikan informasi secara lisan tetapi juga dilakukan dengan menampilkan gambar-gambar melalui slide yang memperjelas isi dari materi penyuluhan sekaligus menarik perhatian responden untuk memperhatikan, selain itu adanya kombinasi wama yang diberikan pada kalimat/kata-kata yang memerlukan penekanan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan-oleh Supardi 12 yang menunjukan bahwa ada perbedaan sikap responden yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan Masyarakat. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Haya ti 11 yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pola makan ibu nifas menjadi lebih baik setelah dilakukan penyuluhan kesehatan sebesar 6,27%.

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju,baik-tidak baik, dan sebagainya).6 Sikap dalam penelitian ini yaitu kecenderungan responden untuk mcmberikan respon terhadap pemyataan yang berkaitan dengan filariasis yang meliputi pengertian Filariasis, penyebaran filariasis, penyebab filariasis, cara penularan filariasis, gejala filariasis, dan cara pencegahan filariasis.

Hasil uji statistik dengan Uji t berpasangan diperoleh nilai p value = 0,000 (p< 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan sikap masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah di kelompok perlakuan. Dengan peningkatan 19 point dengan range nilai 0-100. Hasil ini menggambarkan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi sikap seseorang. Berdasarkan hasil analisis per item yang telah dilakukan diperoleh jawaban responden yang menjawab mendukung yaitu pada pertanyaan no. 5 mengenai pencegahan kaki gajah adalah dengan tidak melakukan kontak langsung dengan penderita. Responden yang menjawab mendukung pada item pemyataan no. 5 sebanyak 31 orang (93,9%) dengan jumlah responden 33. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan terjadi penurunan jumlahjawaban mendukung pada item pemyataan no.5 mengenai pencegahan kaki gajah adalah dengan tidak melakukan kontak langsung dengan penderita yaitu 6 orang (18,2%).

Perubahan sikap yang terjadi pada responden menurut asumsi peneliti karena terjadinya peningkatan pengetahuan. Dimana nantinya dengan terjadinya peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap positif responden maka akan berpengaruh pada perilaku responden. Dalam hal ini pengetahuan dalam pencegahan filariasis akan

JKMK,Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.1, No.1, Februari

Page 10: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

Kesimpulan Pengetahuan responden sebelum penyuluhan

3,24 dan sesudah penyuluhan 8,88. Sikap responden sebelum penyuluhan 17,09 dan setelah penyuluhan 22,64. Ada perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan filariasis Di Dusun Cempedek Desa Lalang Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau dengan p value = 0,000. Ada perbedaan sikap mendukung responden seebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan filariasis Di Dusun Cempedek Desa Lalang Kecamatan Tayan Kabupaten Sanggau dengan p value = 0,000

pula sikapnya. Pemberian informasi melalui penyuluhan kesehatan pada kelompok perlakuan menyebabkan perubahan pada ketiga komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif adalah komponen perseptual, berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan. Komponen ini berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Komponen afektif adalah merupakan komponen emosional, berkaitan dengan nada perasaan, senang atau tidak senang terhadap suatu objek. Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negatif. Penilaian positif apabila mereka merasakan ada keuntungan langsung, sedangkan penilaian negatif apabila sebaliknya. Mengingat adanya perbedaan antara pengetahuan responden perlakuan dan kontrol, maka perlu adanya kegiatan penyuluhan dalam pemberian informasi kesehatan oleh tenaga kesehatan pada masyarakat yang rentan terkena penyakit

32

Penyuluhan kesehatan yang dilakukan dengan metode ceramah merupakan salah satu penyuluhan secara langsung atau bertatap muka. Saat tatap muka responden menerima seluruh pesan tubuh dengan baik sehingga kekuatan memori jauh lebih kuat. Proses pembentukan memori diawali dengan diterimanya berbagai rangsangan yang diterima panca indera oleh sensori memori di hipotalamus. Proses pembentukan memorijangka pendek (short term memory) dimulai di hipotalamus. Informasi yang diterima oleh memorijangka pendek ini masih mudah dilupakan, tetapi jika suatu objek tersebut dianggap penting dan bermakna, maka proses pemindahan memori ke jangka panjang akan dimulai. Proses pembentukan memori jangka panjang terjadi di lobus anterior pitutary. Memori jangka panjang yang terbentuk di otak dapat saja hilang atau terlupakan, tetapi hal ini bisa distimulasi kembali agar bisa diingat.

Pemberian materi juga berfungsi sebagai stimulator untuk mengingat kembali memori jangka panjang yang pemah diperoleh. Selama proses pengolahan informasi secara otomatis akan terjadi proses penyaringan informasi berdasarkan nilai kemanfaatan informasi tersebut bagi seseorang. Semakin bermanfaat informasi tersebut bagi dirinya, maka informasi tersebut akan terekam dengan baik dalam ingatannya.6 Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dapat dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor eksternal (pengalaman, situasi, norma, hambatan dan pendorong) dan internal (fisiologis, psikologis dan motif). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sikap dipengaruhi pula oleh pendidikan. Umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik

Aullya M. Noor & Chalrul Fuad, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Ceramah

Page 11: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah ...

33

13. Azwar S. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2003

Marasebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. [Skripsi di Internet] Medan:Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2007 [ cited 2013 April 10]. Available from: http:// repositot:y.usu.ac.id/bitstream/123456789/14 719/1/ 08E01517.pdf

11. Hayati. Pengaruh Penyu/uhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap !bu Nifas Tentang Pola Makan. [Skripsi]. Pontianak: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak; 2008

12. Supardi. Pengaruh penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tentang penyakit TB Paru Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pada Masyarakat desa Punggur Kee. Kakap Kab. Kubu Raya. [Skripsi]. Pontianak: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak; 2012

9. Maulana. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009

10. Tarigan SU. 2007. Pengaruh Karakteristik Kepa/a Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Kecamatan

I. Depkes RI. Survei/ans Epidemiologi dan Penanggu/angan KLB. Jakarta: Ditjen P2PL; 2003

2. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Peri/aku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003

3. Depkes RI. Program Pemberantasan Filariasis Di Indonesia. Jakarta: Ditjen P2PL; 2008

4. Depkes RI. Epidemio/ogi Filariasis. Jakarta: Ditjen P2PL;2006

5. Dinkes Kabupaten Sanggau 2010. Profi/ Kesehatan Kabupaten Sanggau 2009. Sanggau: Dinkes Ka bu paten Sanggau; 2010

6. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Ap/ikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2010

7. Nawardi. Pengaruh penyu/uhan Kesehatan Terhadap Peningkatan pengetahuan dan Sikap da/am Mencegah Penu/aran HIV/AIDS pada waria Di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas. [Skripsi]. Pontianak: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak; 2011

8. Syafrudin, Fratidhina. Promosi Kesehatan Untuk mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media; 2009

Daftar Pustaka

Saran Bagi Puskesmas Tayan Hilir agar

mempertimbangkan kegiatan penyuluhan ini sebagai suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan, dan kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah yang dibantu dengan power point masih efektif untuk digunakan sepanjang materi yang disampaikan dapat disusun semenarik mungkin sehingga dapat menarik perhatian masyarakat untuk memperhatikannya.

JKMK, Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.l, No.1, Februari


Recommended