+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE,...

PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE,...

Date post: 23-Jul-2019
Category:
Upload: dokhuong
View: 215 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
117
PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, DAN USIA PERNIKAHAN TERHADAP KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA DI MASA PERIMENOPAUSE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Annisa Mufliyanti 1113070000103 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M
Transcript
Page 1: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE,

DAN USIA PERNIKAHAN TERHADAP KEPUASAN

PERNIKAHAN PADA WANITA DI MASA

PERIMENOPAUSE

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Annisa Mufliyanti

1113070000103

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang
Page 3: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang
Page 4: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang
Page 5: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

ALLAH IS ENOUGH FOR ME

v

MOTTO

ALLAH IS ENOUGH FOR ME

Page 6: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Mei2018

C) Annisa Mufliyanti

D) Pengaruh Religiusitas, Emotional Intelligence, dan Usia Pernikahan

terhadap Kepuasan Pernikahanpada Wanita di masa Perimenopause

E) xiv +75 halaman + Lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Religiusitas (Intellectual,

Ideology, Private Practice, Public Practice, Religion Experience),

Emotional Intelligence, dan Usia Pernikahan terhadap Kepuasan

Pernikahanpada Wanita di masa Perimenopause.

Penelitian ini dilakukan pada 181 wanita yang berada di masa

perimenopause serta memiliki gejala di masanya . Adapun teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability

sampling.Kepuasan pernikahan diukur dengan DAS (Dyadic Adjustment

Scale). Skala religiusitas menggunakan CRS (Centrality of Religiosity

Scale), dan skalaEmotional Intelligencemenggunakan Emotional

Intelligence scale oleh mayor and salovey.Uji validitas alat ukur

menggunakan teknik confirmatory factor analysis (CFA) dengan bantuan

software Mplus 7.Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis

regresi berganda dengan bantuan software SPSS 22.0.

Hipotesis nihil yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan

religiusitas (intellectual, ideology, private practice, public practice,

religion experience), emotional intelligence, dan usia pernikahan

terhadap kepuasan pernikahanpada wanita di masa perimenopauseditolak.

Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan Religiusitas, Emotional Intelligence, dan Usia Pernikahan

terhadap kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause

sebesar 17,5 %. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan variabel yang

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan ialah

private practice.Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat dikaji

kembali dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

G) Bahan bacaan: 11Buku + 30 Jurnal + 2 Ebook

H) Kata kunci: kepuasanpernikahan, religiusitas, emotional intelligence,

usiapernikahan

Page 7: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) May 2018

C) Annisa Mufliyanti

D) The Effect of Religiosity, Emotional Intelligence, and Duration of

marriage toward Marital Satisfaction on women in the Perimenopause

E) xiv +75 pages + Appendix

F) This study aim to examine the effect of Religiosity (Intellectual, Ideology,

Private Practice, Public Practice, Religion Experience), Emotional

Intelligence,and duration of marriage toward Marital Satisfaction on

women in the Perimenopause

The study was conducted to 181 womens in the perimenopause period and

had symptoms in that period. The sampling technique used is non-

probability samplingtechnique. Marital satisfaction are measured using

DAS scale (Dyadic Adjustment Scale). For religiosity scale using CRS

(Centrality of Religiosity Scale), and emotional Intelligence scale using

emotional Intelligence from Mayor and Salovey . The validity of

measuring equipment using confirmatory factor analysis technique (CFA)

with the help of software Mplus 7 and the data analysis using multiple

regression analysis techniques with the help of software SPSS 22.0.

The zero hypothesisstate that there is no significant effect of religiosity

(intellectual, ideology, private practice, public practice, religion

experience), emotional intelligence, and duration of marriage toward

Marital Satisfaction on women in the Perimenopauseis rejected.

Therefore, the results of this study indicate that there is a significant effect

of Religiosity, Emotional Intelligence, and duration of Marriage toward

marital satisfaction on women in the perimenopaose of 17.5%. Minor

hypothesis test results showed that the variable that has a significant effect

on marital satisfaction is private practice. The implications of this study

are expected to be reviewed and developed in subsequent research.

G) The literature : 11Books + 30 Journal + 2 Ebooks

H) Keywords: marital satisfaction, religiosity,emotional intelligence,

duration of marriage

Page 8: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur.Penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, beserta dengan pada keluargadan sahabatnya.

Penelitia ini dilakukan sebagai penelitian skripsi dalam rangka memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelas Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi hingga penelitian ini dapat terselesaikan

tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

kali ini dengan sepenuh hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si. , Wakil Dekan

Bidang Akademik. Miftahuddin, M. Si. , ketua jurusan Strata 1.

2. Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psikolog, sebagai dosen pembimbing. Terima

kasih telah menjadi pembimbing sejak tahap awal, yaitu sejak tahapan

penyusunan proposal penelitian. Terima kasih telah menjadi pembimbing

skripsi yang sangat baik, sabar, dan telah meluangkan waktunya untuk

bimbingan meskipun ditengah kepadatan kesibukannya.

3. Drs Achmad Baidun,M. Si., sebagai dosen pembimbing akademik, yang telah

memberikan bimbingan selama menjalani perkuliahan sejak semester satu

hingga saat ini.

4. Seluruh dosen serta karyawan Fakutas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Terima kasih telah memberikan pelayanan yang memudahkan penulis

selama menjalani perkuliahan.

5. Kedua orang tua penulis, serta kakak dan seluruh keluarga besar yang

senantiasa memberikan dukungan moral maupun materi, serta doa yang

senantiasa dipanjatkan untuk penulis, sehngga penelitian ini dapat

Page 9: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

ix

diselesaikan semaksimal mungkin. Terima kasih pula karena telah menjadi

motivasi terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya

selama proses pengisian kuesioner .

7. Dewi, Riri, Wafa, Dian, Wahyu, Yuditya, Ica sebagai sahabat yang telah

menemani, mendukung, memberikan semangat serta kenangan baik dalam

suka maupun duka, serta menjadi sahabat yang bukan sekedar nyaman,

namun bisaberkembang bersama dalam kebaikan.

8. Kak Yola, Kak Samsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

dijadikan tempat bertanya khususnya selama proses pengolahan data

penelitian skripsi ini.

9. Keluarga besar KPA (Komunitas Pecinta Alam) Mahachala yang telah

membantu banyak hal, seperti dukungan moril dan materilserta motivasi-

motivasi .

10. Teman-teman angkatan 2013, yang telah menjadi teman, sahabat, bahkan

keluarga selama kuliah di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut

berkontribusi dalam penelitian ini.

Akhir kata, penulis berdo’a kepada Allah SWT agar seluruh dukungan dan

bantuan yang diterima dapat dibalas dengan balasan yang berlipat ganda.Amin.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 13

1.2.1 Batasan Masalah ............................................................................... 13

1.2.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 13

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 14

BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 16

2.1 Kepuasan Pernikahan .......................................................................... 16

2.1.1 Definisi Kepuasan Pernikahan .................................................. 16

2.1.2 Dimensi-Dimensi Kepuasan Pernikahan ................................... 17

2.1.3 Pengukuran Kepuasan Pernikahan ............................................ 18

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pernikahan ....... 19

2.2.Religiusitas .......................................................................................... 21

2.2.1 Definisi Religiusitas .................................................................. 21

2.2.2 Dimensi-Dimensi Religiusitas................................................... 22

2.2.3 Pengukuran Religiusitas ............................................................ 24

2.3 Emotional Intelligence ........................................................................ 24

2.3.1 Definisi Emotional Intelligence ................................................ 24

2.3.2 Dimensi-Dimensi Emotional Intelligence ................................. 25

2.3.3 Pengukuran Emotional Intelligence .......................................... 26

2.4 Usia Pernikahan ................................................................................... 26

2.5 Wanita Perimenopause ....................................................................... 27

2.5.1 Definisi Perimenopause ............................................................ 27

2.5.2 Perubahan Fisik dan Psikologis ................................................ 27

2.6 Kerangka Berpikir .............................................................................. 28

2.7 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 35

2.7.1 Hipotesis Mayor ........................................................................ 35

2.7.2 Hipotesis Minor ......................................................................... 35

Page 11: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

xi

BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 36

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 36

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .................... 36

3.3 Instrumen pengumpulan Data .......................................................... 39

3.3.1 Skala Kepuasan Pernikahan .................................................... 40

3.3.2 Skala Religiusitas ................................................................... 40

3.3.3 Skala Emotional Intelligence ................................................. 41

3.4 Uji Validitas Konstruk alat Ukur ..................................................... 42

3.4.1 Uji Validitas Skala Kepuasan Pernikahan .............................. 45

3.4.2 Uji Validitas Skala Religiusitas .............................................. 47

3.4.3 Uji Validitas Skala Emotional Intelligence ............................ 51

3.5 Metode Analisis Data ....................................................................... 54

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................ 59

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ............................................................. 59

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ................................................................... 60

4.3 Kategorisasi Skor .............................................................................. 62

4.4 Uji Hipotesis Penelitian .................................................................... 64

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ...................................... 64

4.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-Masing Independent

variable Terhadap Dependent Variable ........................................... 69

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ........................................... 71

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 71

5.2 Diskusi ................................................................................................ 71

5.3 Saran .................................................................................................... 73

5.3.1 Saran Teoritis ........................................................................... 74

5.3.2 Saran Praktis ............................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

Page 12: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

xii

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Skor untuk pernyataan.............................................................................. 39

Table 3.2 Blueprint skala Kepuasan Pernikahan ...................................................... 40

Table 3.3 Blueprint skala Religiusitas...................................................................... 41

Table 3.4 Blueprint skala Emotional Intelligence .................................................... 42

Table 3.5 Muatan Faktor Item Kepuasan Pernikahan .............................................. 47

Table 3.6 Muatan Faktor Item Intellectual............................................................... 47

Table 3.7 Muatan Faktor Item Ideology ................................................................... 48

Table 3.8 Muatan Faktor Item Public Practice ........................................................ 49

Table 3.9 Muatan Faktor Item Private Practice ...................................................... 50

Table 3.10 Muatan Faktor Item Religion Experience ................................................ 51

Table 3.11 Muatan Faktor Item Emotional Intelligence ............................................ 53

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................................................ 59

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .................................................... 61

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor Variabel ........................................................ 62

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ...................................................................... 62

Tabel 4.5 Tabel R-square ......................................................................................... 64

Tabel 4.6 Tabel Anova ............................................................................................. 65

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi ........................................................................... 66

Tabel 4.8 Proporsi Varians untuk masing-masing Independent Variable ............... 69

Page 13: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 34

Page 14: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Surat Izin Wawancara......................................................................... 80

Lampiran Kuesioner Penelitian ...........................................................................81

Lampiran Syntax dan Path Diagram.................................................................... 92

Lampiran Regresi................................... ...........................................................102

Page 15: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berkat pembangunan di bidang kesehatan, angka harapan hidup laki-laki dan

wanita di Indonesia meningkat. Sehingga pada tahun 2020 diperkirakan jumlah

perempuan yang hidup di masa menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad, 2003).

Diikuti dengan data badan pusat statistik, bahwasannya angka harapan hidup pada

wanita Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar 67.89 tahun dan khususnya

wanita jawa barat sebesar 74.18 tahun. Dengan mulai meningkatnya usia harapan

hidup mencapai 70 tahun, maka hampir sepertiga usia perempuan dijalani pada

masa perimenopause dan pascamenopause, yaitu usia 40-70 tahun

(Kusumawardhani, 2006).

Wanita yang berada pada usia madya, mulai memasuki masa

perimenopause. Perimenopause, merupakan masa di mana menstruasi tidak lagi

terjadi setiap bulan pada mereka yang berada di usia-usia menjelang menopause.

Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur (Kusumawardhani, 2006).

Masa tersebut juga ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik, sering pula

diikuti dengan penurunan daya ingat (Hurlock, 1980). Pada periode tersebut

mulai terjadi penurunan kadar hormon-hormon tertentu terutama hormon-hormon

yang berkaitan dengan reproduksi yaitu estrogen dan progesterone, sehingga kecil

kemungkinannya untuk terjadi kehamilan. Periode ini bisa berlangsung sampai

kira-kira 10 tahun (Kusumawardhani, 2006).

Page 16: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

2

Hasil wawancara terhadap 15 wanita berusia 40-60 tahun menyatakan beberapa

kondisi yang dialami, yaitu perubahan siklus menstruasi yang tidak terduga,

terasa menyakitkan, dan berat. Perubahan mood yang tak diduga-duga juga

dirasakan. Selain itu, terasa sakit ketika berhubungan seksual karena mengalami

kekeringan vagina. Penurunan libido dan kualitas hidup juga terjadi di masa ini

(Noseck, Kennedy, & Gudmundsdottir, 2012). Penelitian lain menyatakan bahwa

kondisi kognisi dan mood wanita di masa perimenopause memiliki resiko tinggi

untuk mengalami depresi (Weber, Maki, & McDermott, 2013). Penelitian lain

menunjukkan bahwa 10 hingga 15 persen dari perempuan menjelang menopause

meningkat kegelisahannya. Mereka mengalami insomnia dan depresi (merasa

sangat tertekan dan sedih) (Nurlaili, 2012). Perubahan kondisi psikologis yang

dirasakan di masa perimenoapause adalah seperti gangguan psikologis/kognitif,

depresi, irritabilitas, perubahan mood ,cemas (anxiety) ,kurang konsentrasi,

merasa terisolasi (Stewart, 2005)

Sebagian wanita akan mengalami ketidakstabilan emosi seiring dengan

kekhawatiran perubahan pada tubuh akibat berakhirnya masa haid. Seperti

hormon tubuh yang dapat berubah maka suasana hati juga dapat berubah. Hal ini

menunjukkan bahwa wanita sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dan

fluktuasi hormon. Kadar estrogen yang rendah memiliki risiko untuk menjadi

depresi 3,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami

penurunan estrogen. Wanita seperti ini tidak mendapat informasi yang benar

tentang menopause sehingga yang dibayangkan hanya efek negatif yang dialami

setelah memasuki masa menopause. Kestabilan emosi akan diperoleh kembali

Page 17: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

3

setelah mendapat informasi yang benar tentang menopause dan mampu

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada masa menopause (Aprillia &

Puspitasari, 2007) .

Selain faktor organ biologis, yaitu kondisi yang berhubungan dengan

penurunan kadar hormone estrogen, dll. Faktor psikologis juga sangat

berpengaruh sebagai pemicu munculnya depresi di masa perimenopause. Faktor

psikologis yaitu seperti hubungan interpersonal yang tidak harmonis khususnya

dengan pasangan, komunikasi yang kurang baik, problem finansial, low self-

esteem, kurangnya social-support, dan rasa kehilangan peran karena tidak

produktif lagi (Kusumawardhani, 2006).

Alvis (dalam Papalia & Olds, 2009) menyatakan bahwa menopause

menghasilkan depresi mungkin berasal dari kenyataan bahwa banyak perempuan

pada masa ini mengalami perubahan peran, hubungan, dan tanggung jawab.

Perubahan-perubahan ini mungkin membuat stress, dan bagaimana cara

perempuan mempersepsikannya, begitu juga sikap mereka terhadap datangnya

menopause bisa mempengaruhi gejala-gejala selama menopause. Masalah-

masalah psikologis seperti mudah marah, gugup, cemas, depresi, hilang ingatan,

dan bahkan kegilaan, dianggap telah disebabkan oleh putus haid. Berdasarkan

pemaparan di atas, terlihat bukan hanya perubahan fisik yang dialami, namun juga

perubahan psikologis.

Sejalan dengan hasil wawancara dengan tenaga ahli terkait, yaitu seorang

bidan yang dilakukan peneliti pada 23 November 2016 lalu, di sebuah klinik di

daerah Bekasi, bahwa terdapat beberapa wanita yang berada di masa

Page 18: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

4

perimenopause yang mengeluh atas gejala-gejala yang dirasakan, seperti

perubahan-perubahan fisik. Perubahan fisik yang dialaminya mempengaruhi

keadaan psikologisnya. Mereka pun menceritakan akan kekhawatiran dalam

hubungannya dengan pasangan. Sehingga munculah rasa takut akan

ketidakmampuannya dalam memuaskan pasangannya kembali. Mereka juga

mengeluh akan keadaan dirinya yang akan memasuki masa menopause.

Perubahan-perubahan yang terjadi terutama perubahan fisik yang kemudian

memiliki dampak pada keadaan psikologisnya.

Hasil wawancara peneliti dengan tenaga ahli terkait lainnya yaitu dokter

spesialis kebidanan dan kandungan-Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Prof. Dr.

med. Ali Baziad, Sp.OG(K) pada 11 Januari 2018, dikemukakan bahwa hormon

estrogen akan berkurang pada wanita yang berada di masa perimenopause.

Hormon yang berkurang itu akan membawa banyak dampak pada kondisi

kesehariannya. Seperti sering merasa sendiri karena menganggap suami terlihat

seperti tak peduli dengannya lagi. Selain itu juga kurangnya gairah untuk

melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Namun di Indonesia, kepuasan

seksual bukanlah hal yang penting dan pada fenomenanya, wanita mudah

menerima apa adanya dalam hal kepuasan seksual. Tidak sedikit wanita yang

cemas dan takut akan datangnya masa menopause karena gejalanya yang

menyakitkan. Tidak sedikit pula dari mereka yang memakai obat untuk

menjadikan siklus haidnya teratur ,dan mereka beranggapan dengan teraturnya

kembali siklus haid , maka melambat pula datangnya menopause.

Page 19: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

5

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa sebagian individu yang sedang

berada di masa perimenopause merasa takut dan khawatir, bahkan belum siap

dengan datangnya masa menopause. Bukan hanya persepsi negatif terhadap diri

sendiri seperti rendah diri, namun persepsi pasangan tentang dirinya. Misalnya

perasaan sudah tidak dibutuhkan dan dipedulikan pasangannya lagi, juga khawatir

pasangan tidak puas dan bahagia dengan dirinya. O’hara (dalam Hidayah, Hadi &

Atik, 2016) menunjukkan 48,9% perempuan mengalami stress (tidak siap) di awal

perimenopause. Tidak jarang hal tersebut menyebabkan munculnya masalah-

masalah dalam pernikahan.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang konselor rumah tangga, M.

Hudanul Shiddiq, M.Psi (2017) bahwa pada usia sekitar 40-50 tahun pada pria

maupun wanita adalah usia yang mencapai tingkat kematangan, serta usia rahmah

(penuh kasih sayang) dalam berumah tangga. Di masa usia ini, khususnya wanita

sering mengalami perubahan emosi, atau ketidakstabilan emosi. Peristiwa nikah

secara diam-diam bukan suatu yang jarang terjadi pada istri ataupun suami. Hal

ini dikarenakan mereka yang sudah tidak puas dan bosan dengan pasangannya.

Bukan hanya itu, masalah komunikasi antara pasangan juga sering terjadi

tentunya karena dipicu oleh wanita yang mengalami perubahan mood yang tak

diduga-duga. Kesemua itu tergantung bagaimana masing-masing pasangan

menghadapi serta menikmati secara bersama perubahan-perubahan yang datang

di masa usia tersebut dengan baik sehingga dapat mencegah dan meminimalisir

datangnya masalah-masalah dalam pernikahan (hasil wawancara peneliti pada

hari rabu 11 oktober 2017).

Page 20: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

6

Pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan bahwa perubahan-perubahan

fisik dan psikologis pada wanita perimenopause adalah hal yang alamiah terjadi,

namun efek sampingnya banyak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga bila

individu tidak siap menghadapinya.

Keharmonisan dalam pernikahan bisa mencapai suatu kepuasan. Semua

pasangan suami istri pasti ingin memperoleh kepuasan atau kebahagiaan di dalam

pernikahannya, karena pernikahan yang memuaskan merupakan dambaan setiap

pasangan suami istri. Kepuasan pernikahan antara suami dan istri akan tercapai

jika kebutuhan-kebutuhan individu dapat terpenuhi antara lain kebutuhan sosial,

psikologis, dan biologis. Hal yang lebih penting lagi dalam penyesuaian

perkawinan yang baik adalah suami dan istri untuk berhubungan dengan mesra

dan saling memberi dan menerima cinta (Hurlock, 1980). Lalu bagaimana

kepuasan pernikahan pada wanita di masa paruh baya yang sedang berada di fase

perimenopause ?

Peningkatan kualitas pernikahan menjadi sesuatu yang penting bagi

pasangan suami istri pada usia paruh baya (Amalina & Kinanthi, 2017).

Penelilitian sebelumnya menyatakan, semakin tinggi kepuasan pernikahan, maka

semakin rendah tingkat kecemasan terhadap menopause. Pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa individu yang berada pada kepuasan pernikahan yang tinggi,

akan memiliki kecemasan yang rendah terhadap datangnya menopause. Dengan

demikian, kecemasan terhadap menopause dapat dikendalikan melalui pernikahan

atau interaksi antara suami istri yang memuaskan. (Amalina & Kinanthi, 2017)

Page 21: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

7

Orbuch (dalam Papalia & Olds, 2009) menyatakan kualitas pernikahan

dalam kurun waktu yang lama, menurut sebuah analisis data dari dua survey

dengan total responden 8.929 laki-laki dan perempuan. Para peneliti menemukan

pola berbentuk U (U-Shaped) , selama 20 sampai 24 tahun pertama pernikahan,

makin lama pasangan menikah, mereka cenderung makin kurang puas. Dalam

survey yang dilakukan American Association of Retired Person (AARP) terhadap

581 laki-laki dan 566 perempuan yang berusia 40-79 tahun yang pernah bercerai

paling tidak sekali pada usia 40, 50, atau 60 tahun-an (Papalia & Olds, 2009).

U-Shaped atau kurva berbentuk U yang menjelaskan pola kepuasan atau

kebahagiaan pernikahan menyatakan bahwa kebahagiaan pernikahan yang tinggi

ditemukan di awal tahun pernikahan (preparental), lalu penurunan kebahagiaan

pernikahan di tahun-tahun pertengahan pernikahan (parental), dan kebahagiaan

pernikahan meningkat di akhir-akhir tahun pernikahan (postparental)

(VanLaningham, Johnson, & amato, 2001).

Penelitian penyesuaian pernikahan pada dewasa madya terhadap 124

subyek (62 laki-laki dan 62 perempuan) yang berusia 50-65 tahun menyatakan

bahwa terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan yaitu nilai rata-rata

penyesuaian pernikahan pada laki-laki sebesar 11,93 sedangkan perempuan

sebesar 9,25 (Nema, 2013). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan

di masa paruh baya memiliki nilai yang lebih kecil dibanding laki-laki pada

penyesuaian pernikahan yang mana menurut Sinhaand Mukerjee, 1980 (dalam

Nema, 2013) penyesuaian pernikahan merupakan kondisi keseluruhan perasaan

Page 22: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

8

antara suami dan istri, dari kebahagiaan dan kepuasan dengan pernikahan mereka

dan dengan satu sama lain.

Studi yang dilakukan Lavenson 1993 (dalam Nema, 2013) terhadap 156

pasangan amerika yang berusia 40-50 dan 60-70 tahun menyatakan bahwa

interaksi pernikahan pada pasangan yang lebih tua memiliki afektif positif yang

lebih tinngi dan gairah fisiologis yang lebih rendah dari pasangan paruh baya atau

dewasa madya. Penelitian lain terhadap pasangan lebih tua dan pasangan paruh

baya tentang perilaku emosi dalam pernikahan menyatakan perbedaan yaitu pada

pasangan yang lebih tua lebih terdapat rasa sayang yang tinggi dan memliki emosi

negative yang lebih rendah dibanding pasangan paruh baya.

Beberapa pemaparan dan penelitian di atas menunjukkan bahwa

kehidupan pernikahan meliputi interaksi, penyesuaian, kebahagiaan, sampai

kepuasan pernikahan di tahun-tahun pertengahan pernikahan atau pada masa usia

dewasa madya mengalami penurunan .

Kepuasan pernikahan dipengaruhi oleh kondisi mental masing-masing

pasangan (Papalia & Olds, 2009). Wishmen, Uebelacker, dan Weinstock (dalam

Papalia & Olds 2009) menyatakan sebuah penelitian terhadap 774 pasangan

menikah, tingkat kecemasan pasangan, dan terutama depresi meramalkan tingkat

kepuasan pasangan. Depresi salah satu pasangan juga mempengaruhi kepuasan

pernikahan pasangannya secara negatif.

Depresi perimenopause adalah suatu keadaan depresi yang terjadi pada

perempuan yang sedang dalam periode waktu menjelang menopause yang disebut

periode perimenopause. Terjadi pada rentang usia sekitar 45-55 tahun, dengan

Page 23: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

9

rata-rata sekitar usia 51 tahun, namun banyak juga yang mengalami di sekitar 35

tahun. Ada mitos yang mengatakan bahwa normal jika perempuan yang

memasuki masa menopause akan mengalami depresi. Namun depresi yang serius

tidak seharusnya dianggap normal dan perempuan yang mengalaminya harus

diperlakukan dan mendapat perhatian yang sama seperti mereka yang mengalami

gangguan penyakit lainnya (Kusumawardhani, 2006).

Berbagai hasil temuan di atas, menunjukkan pada pentingnya merawat

kebutuhan dan keadaan psikologis masing-masing pasangan untuk menciptakan

hubungan pernikahan yang baik. Islam juga mengajarkan kita untuk selalu

mengingat Allah agar hati selalu tenang. Karena dengan hati tenang akan tercipta

mental yang sehat sehingga insya Allah jauh dari depresi. Dengan kita mengimani

serta selalu mengingat Allah maka berrati kita menginternalisasikan aspek-aspek

religiusitas untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan kita.

Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasaan pernikahan, salah satunya

yaitu religiusitas. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa religiusitas

memiliki pengaruh terhadap kepuasan pernikahan. Salah satunya adalah penelitian

tentang level religiusitas, menyatakan hasilnya terdapat kepuasan pernikahan yang

tinggi pada pasangan yang menerapkan aspek-aspek religiusitas untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya dalam pernikahan (Townsend, 2011). Penelitian lainnya

mengenai religiusitas terhadap 660 pasangan heterosexual. Hasilnya menyatakan

bahwa dengan meningkatnya kualitas dalam menjalankan kewajiban beragama

pada pasangan, meningkatnya pula kepuasan pernikahan dengan baik (Ahmadi &

Hossein-abadi, 2009).

Page 24: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

10

Istiqomah & Mukhlis (2015) juga menyatakan dalam penelitiannya terhadap

208 orang di pekanbaru tentang religiusitas, bahwa religiusitas memiliki

hubungan positif dengan kepuasan pernikahan. Religiusitas memberikan

sumbangan efektif terhadap kepuasan perkawinan sebesar 33.9%. Sementara

66.1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Seperti penghasilan, pekerjaan,

pendidikan, jenis kelamin, usia perkawinan, kehadiran anak, tempat tinggal.

Penelitian terhadap 120 subyek dewasa madya yang telah menikah (perempuan

dan laki-laki) yang berusia 40-60 tahun serta beragama islam menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat religiusitas dewasa madya maka semakin tinggi kepuasan

pernikahan (Pratiwi, 2017).

Penelitian Systematic review dari 83 artikel tentang faktor efektif pada

kepuasan pernikahan yang diterbitkan di tahun 2005-2015, menyatakan bahwa

faktor religiusitas adalah salah satu dari 6 faktor yang mempengaruhi kepuasan

pernikahan (Zaheri, Dolatian, Shariati, Simbar, Ebadi, & Batool, 2016) .

Sebuah fenomena terjadi pada sosok religius Indonesia yaitu seorang ustadz.

Pengadilan Agama Depok, 17 Januari 2017 lalu sudah memutuskan untuk

mengabulkan permohonan talak cerai yang diajukan Ustadz Zacky Mirza

(Liputan6). Peneliti menyimpulkan tidak semua individu dengan religiusitas

tinggi memiliki kepuasan pernikahan tinggi, namun juga tidak menutup

kemungkinan untuk memiliki kepuasan pernikahan yang baik.

Aspek religiusitas ini menjadi sangat urgent dan menarik untuk diteliti,

karena ketidakpuasan dalam perkawinan tidak hanya dialami oleh orang awam

Page 25: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

11

dalam beragama, tetapi juga dialami oleh pasangan suami istri yang dapat

dikategorikan memiliki religiusitas yang tinggi.

Faktor lain di masa paruh baya yang penting dalam mempengaruhi kepuasan

pernikahan yaitu Emotional Intelligence. Penelitian terhadap 130 subjek yang

terdiri dari laki-laki dan perempuan menyatakan bahwa emotional intelligence

memiliki hubungan positif dengan kepuasan pernikahan (Mirzain, 2015).

Penelitian lain tentang emotional intelligence dilakukan terhadap 60 subjek

(perempuan dan laki-laki) dengan rata-rata usia pernikahan 5-6 tahun

menunjukkan bahwa seimbangnya emosi terhadap diri dan orang lain

berhubungan positif dengan kepuasan pernikahan, dan perbedaan antara

perempuan dan laki-laki (Anghel, 2016).

Penelitian terhadap 316 subjek (laki-laki dan perempuan) dengan rentang

usia 25-65 tahun dan dengan minimal 5 tahun pernikahan menunjukkan bahwa

emotional intelligence yang dimiliki individu adalah hal yang penting yang

mempengaruhi kualitas dari hubungan dalam pernikahan (lavalekar, Kulkarni, &

Jagtap, 2010).

Peneliti juga menyertakan usia pernikahan sebagai faktor yang

mempengaruhi kepuasan pernikahan. Penelitian terdahulu oleh Jose (2007)

menyatakan bahwa lamanya pernikahan memiliki pengaruh signifikan dengan

kepuasan pernikahan. Sejalan juga dengan penelitian yang menyatakan bahwa

mengatur hubungan pernikahan lebih rendah terjadi di awal-awal tahun

pernikahan (Sorokowski, et al., 2017). Pernyataan berikut menunjukan bahwa

usia atau lama nya pernikahan ada pengaruhnya terhadap kepuasan pernikahan.

Page 26: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

12

Zaheri (2016) dalam penelitian Systematic reviewnya, dari 83 artikel tentang

faktor efektif pada kepuasan pernikahan yang diterbitkan di tahun 2005-2015,

menyatakan bahwa faktor lamanya (usia) pernikahan adalah salah satu dari 6

faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan, yang mana ketika anak-anak

sudah berpisah (tidak tinggal bersama orang tua lagi), kepuasan pernikahan

cendrung meningkat dibandingkan ketika masih tinggal bersama.

Berdasarkan berbagai fenomena dan penelitian mengenai kepuasan

pernikahan yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya inilah yang

membuat peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Religiusitas, Emotional Intelligence, dan Usia Pernikahan

Terhadap Kepuasan Pernikahan Pada Wanita di masa Perimenopause”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada variabel-variabel yang diteliti, yaitu kepuasan

pernikahan, religiusitas, emotional intelligence, dan usia pernikahan. Adapun

batasan tentang konsep masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan Pernikahan yang dimaksud dalam penelitian ini seperti

dikemukakan Fitzpatrick bahwa kepuasan pernikahan didefinisikan sebagai

penialaian suami atau istri mengenai kualitas pernikahannya, di mana di

dalamnya termasuk gambaran subjektif apakah pernikahannya baik,

menyenangkan atau memuaskan. Aspek-aspeknya dikemukakan oleh

Fitzpatrick terdiri dari Consensus, Cohesion, Expression of Affection, dan

satisfaction.

Page 27: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

13

2. Religiusitas yang dimaksud sesuai konsep Huber (dalam Murken & Namini,

2006) adalah pikiran dan keyakinan yang dimiliki seseorang untuk

memandang dunia, yang disebutnya sebagai personal construct system.

3. Emotional intelligence yang dimaksud sesuai konsep Salovey dan Mayer

yaitu kemampuan untuk memahami, mengakses, dan menghasilkan emosi

sehingga dapat membantu dalam berpikir, untuk memahami emosi dan

pengetahuan emosional, serta mengatur emosi sehingga dapat mendorong

pertumbuhan emosi dan intelektual.

4. Usia pernikahan menurut Igbo (1993) adalah waktu antara hari, bulan, dan

tahun ketika menikah hingga saat ini.

5. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia 40-50 tahun yang

telah menikah dan masih memiliki suami, belum menopause, memiliki gejala

menjelang menopause, berdomisili di Jabodetabek.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latas belakang masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan religiusitas (intellectual, ideology,

public practice, private practice, dan religious experience), emotional

intelligence dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita

di masa perimenopause?

2. Berapa besar pengaruh keseluruhan independent variable terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita di masa perimenopause?

Page 28: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

14

3. Variabel manakah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita di masa perimenopause?

4. Berapakah proporsi varian yang dimiliki setiap variable ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh

religiusitas, emotional intelligence, dan usia pernikahan terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita di masa perimenopause, serta mengetahui seberapa besar

kontribusi yang diberikan oleh setiap variable terhadap kepuasan pernikahan pada

wanita di masa perimenopause.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan teori-teori psikologi , khususnya yang berhubungan dengan

psikologi perkembangan mengenai religiusitas, emotional intelligence, dan

usia pernikahan pada wanita di masa perimenopause dan kaitannya dengan

kepuasan pernikahan. Selain itu diharapkan juga dapat memperkaya hasil-

hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan menjadi bahan

masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi subjek

penelitian, yaitu wanita yang sedang berada di masa perimenopause, juga

bagi pasangan subjek, serta significant other untuk lebih memahami dalam

Page 29: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

15

masalah-masalah yang dihadapi di masa perimenopause terutama terkait

kepuasan pernikahan.

Selain itu juga bisa menambah wawasan berpikir subjek demi

mencapai kepuasan pernikahannya. Beberapa hal yang bisa dilakukan guna

mempersiapkan datangnya masa menopause pada wanita seperti sosialisasi

mengenai religiusitas, ataupun emotional intelligence sehingga berdampak

baik insya Allah pada kepuasan pernikahan. Penelitian juga dapat digunakan

psikolog sebagai bahan dalam proses konseling keluarga dan pernikahan.

Page 30: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kepuasan Pernikahan

2.1.1 Definisi Kepuasan Pernikahan

Menurut Fitzpatrick (Bird & melville, 1994) kepuasan pernikahan didefinisikan

sebagai penialaian suami atau istri mengenai kualitas pernikahannya, di mana di

dalamnya termasuk gambaran subjektif apakah pernikahannya baik,

menyenangkan atau memuaskan.

Kepuasan pernikahan berasal dari kata kepuasan dan pernikahan.

Kepuasan (satisfaction) dalam kamus lengkap psikologi (Chaplin, 2011) diartikan

sebagai satu keadaan kesenangan dan kesejahteraan, disebabkan karena orang

telah mencapai satu tujuan dan sasaran .Sedangkan pernikahan adalah hubungan

pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditujukan untuk melegalkan suatu

hubungan, melegitimasi membesarkan anak, dan membangun hubungan dalam

perkembangan anak di antara sesama pasangan (Duvall & Miller, 1985).

Sedangkan Sinhaand dan Mukerjee (1990) (dalam Nema, 2013)

mendefinisikan kepuasan pernikahan sebagai situasi di mana suami dan istri

memiliki perasaan kepuasan dan kemakmuran satu sama lain hampir sepanjang

waktu.

Duvall & Miller (1985) juga menjelaskan bahwa kepuasan pernikahan

adalah suatu perasaan yang subjektif akan kebahagiaan, kepuasan dan pengalaman

menyenangkan yang dialamai oleh masing-masing pasangan suami-istri dengan

mempertimbangkan keseluruhan aspek pernikahan.

Page 31: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

17

Dalam beberapa teori yang dipaparkan di atas peneliti menggunakan

teori Fitzpatrick (dalam Bird & Melville, 1994) untuk digunakan dalam

penelitian ini, yang menyatakan bahwa kepuasan pernikahan didefinisikan sebagai

penialaian suami atau istri mengenai kualitas pernikahannya, di mana di dalamnya

termasuk gambaran subjektif apakah pernikahannya baik, menyenangkan atau

memuaskan. Hal ini dikarenakan definisi tersebut sejalan dengan tujuan

penelitian untuk mengetahui kepuasan pernikahan.

2.1.2 Dimensi-Dimensi Kepuasan Pernikahan

Fitzpatrick (dalam Bird & Melville, 1994) menjelaskan bahwa terdapat 4

dimensi kepuasan pernikahan, yaitu :

1. Consensus

Kesepakatan berhubungan dengan persepsi pasangan mengenai beberapa banyak

persetujuan yang disepakati mengenai masalah penting dalam pernikahan

diantaranya mengacu pada persetujuan dalam hal keuangan, hiburan, hal agama,

persahabatan, prilaku yang tepat, filosofi kehidupan, cara-cara menghadapi orang

tua dan mertua, persetujuan dalam arah dan tujuan, persetujuan dalam

menghabiskan waktu bersama, pengambilan keputusan, pembagian tugas-tugas

rumah tangga, aktivitas waktu luang, keputusan karir.

2. Satisfaction

Meliputi perkiraan seberapa sering pasangan memiliki rasa puas yang serius

dalam sebuah ikatan pernikahan serta bagaimana komitmen masing-masing

pasangan dalam mempertahankan pernikahan.

Page 32: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

18

3. Cohesion

Merujuk pada bagaimana pasangan bekerja sama dalam setiap pekerjaan atau

mempunyai waktu yang tepat untuk bersama.

4. Affectional expression

Berurusan dengan apakah pasangan pernah tidak sepakat dengan hubungan

seksual, atau dengan hal lain dalam menunjukan kasih sayang, seperti pelukan dan

ciuman.

2.1.3 Pengukuran Kepuasan Pernikahan

Ada banyak alat ukur yang mengukur tentang kepuasan pernikahan, antara lain:

1. ENRICH Marital satisfaction Scale dibuat oleh Fowers dan Olson (1993) yaitu

10 item yang mengukur kepuasan pernikahan dan 5 item mengukur idealistic

distortion. Aspek terdiri dari idealistic distortion, marital satisfaction,

personality issues, communication, conflict resolution, financial management,

leisure activities, sexual relationship, children and parenting, family and

friends, equalitarian roles, dan religious orientation.

2. Dyadic Adjustment Scale (Spanier, 1976) terbagi menjadi empat skala yaitu,

Consensus, satisfaction, cohesion, affectional expression, terdiri dari 32 item

3. Marital satisfaction scale (Ayub, 2010) terdiri dari 58 item yang memiliki dari

tiga belas subskala. Aspeknya adalah,in law relation, husband financial status,

compromise, self perception, spouse support, dual earning, mutual

understanding, communication, sexual satisfaction, gender difference,

education of partner, understanding, presence of children.Instrumen ini

Page 33: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

19

digunakan untuk penelitian pengaruhwell-being terhadap kepuasan

pernikahan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur Dyadic Adjustment Scale

(Spanier, 1976) yang terbagi menjadi empat skala yaitu, Consensus, satisfaction,

cohesion, affectional expression dikarenakan sesuai dengan teori tema yang

peneliti gunakan. Alat ukur ini juga merupakan salah satu skala yang paling sering

digunakan dalam pengukuran kepuasan pernikahan (Bird & melville, 1994).

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengharuhi Kepuasan Pernikahan

Ada beragam faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan,

diantaranya:yaitu :

1. Hubungan interpersonal dengan pasangan

Karena hubungan interpersonal merupakan pondasi awal bagi pasangan suami-

istri untuk mencapai sebuah perkawinan yang bahagia. Jika hubungan antara

suami-istri sudah terjalin dengan baik maka diasumsikan perkawinan itu akan

bahagia dan individu yang terlibat, khususnya istri, merasakan kepuasan karena

istri ditakdirkan menjadi ibu yang mempunyai naluri kasih sayang dan

kelembutan. Perasaan ingin diperhatikan dan disayangi suami, sekaligus bisa

melayani atau membahagiakan suami, seringkali lebih dominan dalam mendorong

kepuasan seorang istri.Perasaan ingin disayangi dan melayani suami adalah

bagian dari hubungan interpersonal dengan pasangan(Srisusanti & Zulkaida,

2013).

Page 34: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

20

2. Partisipasi keagamaan

Dapat dikatakan faktor agama dapat memperkuat ikatan perkawinan yang akan

dapat menciptakan perkawinan yang memuaskan. Tanpa adanya perbedaan

prinsipil di antara suami-istri memudahkan mereka untuk sering melakukan

aktivitas keagamaan bersamasama seperti sholat berjamaah dan mengaji bersama

bagi umat islam atau pergi ke gereja bersama-sama bagi kaum nasrani, ataupun

menghadiri acara-acara keagamaan lainnya bersama keluarga(Srisusanti &

Zulkaida, 2013).

3. Kehidupan seksual

Kepuasan dalam perkawinan adalah salah satu kunci kebahagiaan perkawinan,

karena dengan berhubungan seksual maka individu dan pasangannya saling

terbuka dan saling mencintai. Faktor ini menjadi sangat dominan dalam

mempengaruhi kepuasan perkawinan khususnya bagi para istri karena perkawinan

selalu diidentikkan dengan mempunyai anak dalam keluarga, dan istri adalah

orang yang ditugaskan oleh Tuhan untuk mengandung seorang anak (Srisusanti &

Zulkaida, 2013).

4. Kecerdasan emosi

Penelitian yang dilakukan Mirzain (2015) menyatakan bahwa emotional

intelligence memiliki hubungan positif dengan kepuasan pernikahan. Penelitian

emotional intelligence dilakukan terhadap 60 subjek (perempuan dan laki-laki)

dengan rata-rata usia pernikahan 5-6 tahun menunjukan bahwa seimbangannya

emosi terhadap diri dan orang lain berhubungan positif dengan kepuasan

pernikahan, dan perbedaan antara perempuan dan laki-laki (Anghel, 2016).

Page 35: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

21

5. Durasi pernikahan

Zaheri (2016) dalam penelitian systematic reviewnya, dari 83 artikel tentang

faktor efektif pada kepuasan pernikahan yang diterbitkan di tahun 2005-2015,

menyatakan bahwa faktor lamanya (usia) pernikahan adalah salah satu dari 6

faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan, yang mana ketika anak-anak

sudah berpisah (tidak tinggal bersama orang tua lagi), kepuasan pernikahan

cendrung meningkat dibandingkan ketika masih tinggal bersama. Begitu juga

dengan Sorowski (2017) menyatakan bahwa mengatur hubungan pernikahan

lebih rendah terjadi di awal-awal tahun pernikahan. Pernyataan berikut

menunjukan bahwa usia atau lama nya pernikahan ada pengaruhnya terhadap

kepuasan pernikahan.

Berdasarkan fenomena dan penelitian-penelitian terdahulu, faktor yang akan

diteliti pada penelitian ini adalah religiusitas, emotional intelligence, dan usia

pernikahan

2.2 Religiusitas

2.2.1 Definisi Religiusitas

Huber (dalam Murken & Namini, 2006) menyatakan religiusitas sebagai pikiran

dan keyakinan yang dimiliki seseorang untuk memandang dunia, yang disebutnya

sebagai personal construct system. Glock and Stark (dalam El-Menouar, 2014)

mendefinisikan religiusitas adalah sistem symbol, sistem keyakinan, sistem nilai

dan sistem perilaku yang terorganisasi, yang semuanya itu berpusat pada

persoalan –persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi. Sedangkan

Fetzer Institute (1999) menyatakan religiusitas adalah sesuatu yang

Page 36: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

22

menitikberatkan masalah perilaku, sosial, doctrinal dari suatu agama yang

melibatkan keyakinan dan ajaran-ajaran yang harus ditaati oleh setiap

pengikutnya.Menurut Karvos, (dalam Leeming, Madden, & Marlan, 2010 ) kata

religiousity (religiusitas atau keberagamaan) berasal dari bahasa Latin;

religiusitas, dan pertama kali ditulis dalam bahasa Inggris pada Abad ke-17.

Religion diartikan sebagai sistem iman dan ibadah atau kesetiaan atau pengabdian

yang mengarah pada suatu tujuan pada sebuah prinsip. MenurutArgyle and Beit-

Hallahmi(dalam Zinnbauer, 1999) “Religiusitas dapat dipahami sebagai sistem

keyakinan dalam suatu kekuatan ilahi , dan praktik pengagungan atau ritual lain

yang diarahkan pada kekuatan semacam itu.”

Religion adalah satu sistem yang kompleks dari kepercayaan, keyakinan,

sikap-sikap, dan upacara-upacara yang menghubungkan indivdu dengan suatu

keberadaan atau makhluk yang bersifat ketuhanan (Chaplin, 2011).

Dalam beberapa teori yang dipaparkan di atas peneliti menggunakan teori

Huber (dalam Murken & Namini, 2006) yang menyatakan religiusitas adalah

pikiran dan keyakinan yang dimiliki seseorang untuk memandang dunia, yang

disebutnya sebagai personal construct system .

2.2.2 Dimensi Religiusitas

Huber (2012) mengadaptasi lima dimensi religiusitas dari Glock, yaitu :

1. Dimension of intellectual

Merujuk pada harapan sosial di mana di dalam religiusitas terhadap pengetahuan

seseorang atas agamanya, dan pandangan mereka dapat dijelaskan dari segi

pengalaman beragama, dan agama itu sendiri. Dimensi konstruk agama personal

Page 37: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

23

ini mempresentasikan tema atas ketertarikan, gaya berpikir, dan interpretasi, dan

sebagai bagian penting lainnya dari pengetahuan.

2. Dimension of ideology

Merujuk pada harapan sosial bahwa agama seseorang memiliki kepercayaan untuk

mengakui eksistensi dan esensi atas realitas trasenden dan hubungan antara

trasenden dan manusia.Personal konstruk agama dalam dimensi ini

mempresentasikan kepercayaan, keyakinan yang tidak dapat dipertanyakan dan

pola dari akal manusia.

3. Dimension of public practice

Merujuk pada harapan sosial di mana agama seseorang mengikuti agama

komunitas. Dalam sistem konstruk personal dimensi ini mempresentasikan pola

dari tindakan dan rasa memiliki dengan kepekaan pada elemen sosial sebagaimana

ritual yangdikembangkan dalam trasenden.

4. Dimension of private practice

Merujuk pada harapan sosial di mana agama seseorang menyediakan dirinya

untuk trasenden dalam aktivitas individu dan ritual yang bersifat pribadi. Dalam

sistem konstruk personal agama dalam dimensi ini mempresentasikan pola atas

perbuatan dan gaya seseorang untuk menghayati trasendennya.

5. Dimension of religious experience

Merujuk pada harapan sosial di mana agama seseorang memiliki “beberapa

macam dari hubungann langsung pada kenyataan kehidupan yang dialami” yang

berpengaruh secara emosional kepada seseorang. Dalam konstruk personal atas

Page 38: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

24

agama dalam dimensi ini mempresentasikan persepsi agama dan pengalaman juga

perasaan beragama.

2.2.3 Alat Ukur Religiusitas

Terdapat beberapa alat ukur dalam mengukur religiusitas, seperti :

1. Centrality of Religiosity Scale (CRS) (Huber & Huber, 2012) memiliki 15 item

dan terdiri dari lima dimensi yaitu intellectual, ideology, public practice,

private practice, dan experience.

2. Muslim religiousity Measurement (El-Menouar, 2014) yang dikhususkan

untuk muslim. Terdapat 6 aspek yang diukur yaitu yaituBelief, Ritual,

Devotion, Experience, Knowladge, Consequence.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Centrality of Religiosity Scale

(CRS) (Huber & Huber, 2012)yang memiliki 15 item dan terdiri dari lima dimensi

yaitu intellectual, ideology, public practice, private practice, dan experience.

2.3 Emotional Intelligence

2.3.1 Definisi Emotional Intelligence

Sebelum menjelaskan definisi kecerdasan emosional, peneliti akan mencoba

menjelaskan definisi emosi terlebih dahulu. Menurut Salovey dan Mayer (1990),

emosi adalah respon perasaan yang mempengaruhi kondisi fisiologis, sistem

psikologis, kognitif dan motivasi seseorang. Kecerdasan emosional diartikan

sebagai bentuk dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan untuk

memantau perasaan dan emosi diri sendiri serta orang lain, sehingga bisa

mengarahkan individu ketika berpikir dan bertindak (Salovey, Woolery, & Mayer,

2003).Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memahami, mengakses, dan

Page 39: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

25

menghasilkan emosi sehingga dapat membantu dalam berpikir, untuk memahami

emosi dan pengetahuan emosional, serta mengatur emosi sehingga dapat

mendorong pertumbuhan emosi dan intelektual (Mayer & Salovey, 1997).

Kecerdasan emosi melibatkan dua komponen yang luas, yaitu kesadaran

dan pengelolaan emosi pada diri sendiri juga emosi orang lain (Goleman &

.Weissbergh, 2006).Menurut Wong dan Law (2004), kecerdasan emosional adalah

kemampuan untuk dapat memahami dan mengekspresikan emosi diri sendiri,

memahami dan merasakan perasaan emosi orang di sekitarnya serta mengatur dan

menggunakan emosi untuk mengarahkan individu dalam beraktivitas dan bekerja.

Dalam beberapa teori yang dipaparkan di atas peneliti menggunakan teori

Mayer & Salovey (1997) yang menyatakan kecerdasan emotional adalah

kemampuan untuk memahami, mengakses, dan menghasilkan emosi sehingga

dapat membantu dalam berpikir, untuk memahami emosi dan pengetahuan

emosional, serta mengatur emosi sehingga dapat mendorong pertumbuhan emosi

dan intelektual

2.3.2 Dimensi Emotional Intelligence

Emotional Intelligence memiliki 3 dimensi (Salovey & Mayer, 1990), yaitu :

1. Appraisal and Expressing Emotion

Bagaimana individu menilai dan mengekspresikan emosinya. Ada dua hal

dalam dimensi ini, yaitu emosi terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.

Bagaimana individu mengenal emosi pada dirinya sendiri dan emosi terhadap

orang lain lebih mengarah ke perilaku empati, dan seberapa paham individu

terhadap perasaan orang lain.

Page 40: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

26

2. Regulation of Emotion

yang berarti bagaimana individu dapat mengatur, memantau serta mengevaluasi

emosi dirinya.

3. Utilization of Emotion

Bagaimana individu dalam pemakaian dan penempatan emosi dalam berkegiatan.

2.3.3 Pengukuran Emotional Intelligence

Terdapat beberapa alat ukur dalam mengukur Emotional Intelligence, antara lain :

1. Emotional Intelligence Scale Developed

Alat ukur ini dibuat dan dikembangkan Salovey & Mayer (1990), memiliki 3

dimensi yaitu Appraisal and Expression of Emotion, Regulation of Emotion, dan

Utilization of Emotion

2. Emotional Quotient Inventory (EQi)

Dikembangkan oleh Bar-on (1996, 1997) mengukur 15 dimensi tang terdiri dari

133 item.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Emotional Intelligence scale

Developed yang dikembangkan oleh Salovey & Mayer (1990) yang memiliki 3

dimensi yaitu Appraisal and Expression of Emotion, Regulation of Emotion, dan

Utilization of Emotion. Alat ukur ini memiliki 33 item.

2.4 Usia Pernikahan

Usia pernikahan atau lamanya pernikahan adalah waktu antara hari, bulan, dan

tahun ketika menikah hingga saat ini (Igbo, Awopetu, Grace, & Ekoja, 1993).

Dalam daftar istilah statistik tahun 2006, menjelaskan bahwa durasi pernikahan

ini sering diungkapkan dalam tahun (Igbo, Awopetu, Grace, & Ekoja, 1993).

Page 41: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

27

2.5 Wanita Perimenopause

2.5.1 Definisi Perimenopause

Menurut Walker (1996), perimenopause merupakan masa terjadinya fluktuasi

kadar hormon wanita dan siklus menstruasi mulai tidak teratur, yang berlangsung

dalam waktu beberapa tahun antara premenopause dan menopause.

Perimenopause merupakan fase peralihan antara premenopause dan

pascamenopause (Baziad, 2003).Perimenopause juga merupakan masa di mana

menstruasi tidak lagi terjadi setiap bulan pada mereka yang berada di usia-usia

menjelang menopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.

Pada periode tersebut mulai terjadi penurunan kadar hormon-hormon tertentu

terutama hormon-hormon yang berkaitan dengan reproduksi yaitu estrogen dan

progesterone, sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi kehamilan. Periode ini

bisa berlangsung sampai kira-kira 10 tahun (Kusumawardhani, 2006).

2.5.1 Perubahan Fisik dan Psikologis

Menurut departemen kesehatan RI (2004) terdapat gejala jangka pendek yang

dapat menyertai menopause, yaitu :

1. Gejala fisik meliputi semburan panas , rasa kedinginan, sakit kepala, sakit

pada otot-otot, sakit seluruh badan, serta mudah lelah. Kulit menjadi tipis,

kering dan keriput. Mulut terasa kering dan sering terjadi sariawan serta gusi

mudah berdarah dan gigi mudah goyang, kuku sering rusak, selaput lendir

mata kering. Rambut menipis, terbelah-belah, dan mudah rontok.

Menurunnya keinginan berhubungan seksual, serta rasa tidak nyaman saat

Page 42: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

28

berhubungan seksual karena liang senggama kering atau nyeri senggama.

Mudah terjadi infeksi saluran kencing dan tidak dapat menahan kencing.

2. Gejala psikologis seperti cemas, mudah marah (emosi, tersinggung, gelisah),

merasa hampa, sedih, bersalah, dan tertekan serta kesulitan tidur.

Dampak psikologis juga bisa terjadi bahkan sering dirasakan dalam

kehidupan sehari-hari, seperti merasa tidak dibutuhkan lagi, merasa tidak menarik

lagi, kurang percaya diri, merasa kurang diperhatikan, serta mudah cemburu.

Tidak semua perempuan mempunyai gejala sama. Ada yang hampir tidak

mempunyai gejala sama sekali, tapi ada pula dengan gejala yang berat. Hal

tersebut biasanya terjadi pada perempuan yang terlalu berpegang pada daya tarik

fisik, misalnya kecantikan dan bentuk tubuh, dan mereka biasanya akan

mengalami gejala yang berat.

2.6 Kerangka Berpikir

Dalam suatu rentang kehidupan, individu pastinya memiliki tugas-tugas

perkembangan yang harus dicapai dengan baik di setiap masanya. Setiap tahap

usia memiliki ciri khas nya masing-masing dalam segi fisik, kognitif, serta sosial.

Satu tahapan usia yang cukup memiliki banyak karakteristik yang dipandang dari

berbagai segi. Masa di mana yang sebagian orang bilang “menakutkan” diikuti

dengan banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang masa itu yaitu

masa dewasa madya (Hurlock, 1980).

Dilihat dari rentang usia, wanita yang berada di masa ini, pada umumnya

sedang berada di masa perimenopause.Berbagai macam dinamika psikologis

dialami oleh wanita-wanita di masa perimenopause-nya, namun tiap individu

Page 43: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

29

biasanya memiliki porsi yang berbeda-beda. Mulai dari penurunan kadar hormon,

perubahan fisik lainnya sampai perubahan mood yang tak diduga – duga bahkan

depresi.

Tak sedikit wanita yang sedang berada di masa ini memiliki peluang

menjadi depresi, cemas dll. Rasa takut tidak bisa memuaskan pasangannya juga

sering terjadi di masa ini sehingga peluang menjadi cemas, khawatir, atau kecewa

terhadap perkawinan akan semakin besar, sehingga berpengaruh pada kepuasan

pernikahan individu tersebut.Oleh karena itu, meskipun hal ini alamiah terjadi

pada wanita, namun efek sampingnya bisa mempengaruhi keharmonisan rumah

tangga bila mereka tidak siap menghadapinya.

Kepuasan pernikahan yang baik atau tinggi merupakan hal yang didamba-

dambakan oleh setiap pasangan.Untuk memperoleh kepuasan pernikahan yang

tinggi, individu harus meningkatkan faktor-faktor yang bisa mempengaruhinya

secara positif, salah satunya adalah religiusitas.Religiusitas dipahami sebagai

adalah pikiran dan keyakinan yang dimiliki seseorang untuk memandang dunia,

yang disebutnya sebagai personal construct system .

Telah dijelaskan dalam beberapa penelitian sebelumnya, bahwa

religiusitas, yaitu adanya peran keagamaan merupakan faktor penentu kepuasan

pernikahan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Townsend (2011) bahwa

terdapat kepuasan pernikahan yang tinggi pada pasangan yang menerapkan aspek-

aspek religiusitas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam pernikahan.

Orang yang religius ialah orang yang mampu menginternalisasikan nilai-niai dari

ajaran agama yang dianutnya secara mendalam.Nilai-nilai ajaran agama yang

Page 44: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

30

diinternalisasikan itu meliputi lima dimensi yaitu dimensi intellectual, ideology,

public practice, private practice, dan religion experience. Kelima dimensi tersebut

diasumsikan berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan.

Dimensi intellectual berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas

agamanya, dan pandangan mereka yang dapat dijelaskan dari segi pengalaman

beragama, dan agama itu sendiri. Sebagai contoh, seperti diemensi affectional

expressiondalam kepuasan pernikahan yaitu menunjukan rasa kasih sayang kepada

pasangan, yang dalam Islam dipengaruhi olehilmu yang dimiliki individu dalam

hal kewajiban seorang istri kepada suami. Dengan begitu individu akan tahu

bagaimana agamanya dapat memberikan kontribusi. Sehinggadimensi intellectual

diduga mempengaruhi kepuasan pernikahan.

Dimensi ideologyberkaitan dengan kepercayaan untuk mengakui eksistensi

dan esensi atas realitas trasenden dan hubungan antara trasenden dan manusia.

Seperti pada hal ghaib (yang tidak terlihat) juga terhadap kekuatan dahsyat dari

Tuhan. Sebagai contoh, seperti diemensicohesion dan satisfactiondalam kepuasan

pernikahan yaitu kebersamaan pasangan dan komitmen masing-masing pasangan.

Jika individu memiliki keyakinan penuh terhadap Tuhannya, maka timbul rasa

takut hanya kepada Tuhannya, maka komitmen terhadap pasangan akan muncul

dengan berlandaskan keyakinan (keimanan) kepada Tuhan. Sehinggadimensi

ideology diduga mempengaruhi kepuasan pernikahan.

Dimensi public practice berkaitan dengan frekuensi individu dalam

melakukan praktik atau aktivitas keagamaan, jugaberkaitan dengan hal-hal yang

dilakukan individu untuk menunjukkan komitmen dan kesetiaan dalam beragama.

Page 45: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

31

Komitmen tersebut berasal dari dirinya yang sangat dan selalu yakin akanTuhan

di setiap pekerjaannya. Sebagai contoh, individu yang selalu yakin akan Tuhan di

setiap pekerjaannya akan berpengaruh terhadap bagaimana seharusnya ia

menjalankan pernikahannya. Sehingga dimensi public practicediduga

berpengaruh dalam pencapaian kepuasan pernikahan.

Dimensi private practiceberkaitan dengan di mana individu menyediakan

dirinya untuk trasenden dalam aktivitas individu dan ritual yang bersifat prbadi.

Seperti individu merasa penting dalammelakukan ibadah secara pribadi. Dalam

hal ini tentu saja memperkuat kepercayaan dalam beragama. Sebagai contoh,

individu yang memiliki hubungan baik dengan Tuhannya, akan berperilaku baik

dengan pasangannya. Sehingga dimensi private practice diduga mempengaruhi

kepuasan pernikahan. Hal ini sejalan dengan penelitianyang menyatakan bahwa

berdoa merupakan suatu hal yang sangat bermakna perannya dalam

mempengaruhi penyesuaian pernikahan. Begitu juga membaca kitab suci, secara

positif berhubungan dengan penyesuaian pernikahan, yang berarti semakin sering

dan baik dalam membaca kitab suci, makin baik pula penyesuaian pernikahannya

(Gruner, 1985).

Dimensi religious experience berkaitan dengan di mana agama seseorang

memiliki “beberapa macam dari hubungan langsung pada kenyataan kehidupan

yang dialami” yang berpengaruh secara emosional kepada seseorang. Tentu saja

dimensi ini sangat terkait bagaimana agama bisa mempengaruhi perilaku individu

dalam berbagai hal, misalnya perilaku wanita di masa perimenopause-nya yang

dihadapkan pada berbagai masalah atau banyakperubahan dan bagaimana agama

Page 46: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

32

berpengaruh pada individu tersebut untuk mencapai kepuasan pernikahan di

masanya itu. Sehingga dimensi ini diduga berpengaruh terhadap kepuasan

pernikahan.

Dapat disimpulkan, berarti semakin individu menjalani keseharian dengan

menerapkan aspek-aspek keagamaan, maka semakin meningkat pula kepuasan

pernikahannya.

Perubahan fisik serta psikologis yang dialami, memiliki dampak terhadap

bagaimana wanita di masa perimenopause mengatur serta menyadari emosi-emosi

dalam dirinya.Emotional intelligence adalah kemampuan untuk memahami,

mengakses, dan menghasilkan emosi sehingga dapat membantu dalam berpikir,

untuk memahami emosi dan pengetahuan emosional, serta mengatur emosi

sehingga dapat mendorong pertumbuhan emosi dan intelektual (Salovey & Mayer,

1990).

Telah dijelaskan dalam beberapa penelitian sebelumnya, bahwaemotional

intelligence, yaitu adanya kemampuan mengatur serta memahami emosi

merupakan faktor penentu kepuasan pernikahan. Seperti penelitian Anghel (2016)

yang menyatakan bahwa keseimbangan emosi terhadap diri dan orang lain

memiliki hubungan yang positif dengan kepuadsan pernikahan. Hal tersebut

menyatakan bahwa setiap individu memiliki kemampuan mengatur dan

memahami emosi. Namun, pastinya tingkat kemampuan itu berbeda-beda.

Individu yang dapat memahami emosi serta mengaplikasikannya secara baik pada

diri sendiri atau orang lain, tentu saja memiliki potensi lebih besar dalam

mengelola hubungan dengan baik. Sebagai contoh, individu yang dapat mengelola

Page 47: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

33

emosi diri dengan baik, memahami emosi pasangan, akan dapat menunjukan rasa

kasih sayang dengan baik (affectional expression), menjalankan komitmen

pernikahan dengan baik (satisfaction), bekerjasama dengan pasangan dalam

berbagai hal(cohesion). Sehingga dimensi emotioonal intelligence diduga

berpengaruh terhadap kepuaasan pernikahan.

Penelitian terdahulu mengenai usia pernikahan dan pengaruhnya terhadap

kepuasan pernikahan, yaitu U-Shaped atau kurva berbentuk U yang menjelaskan

pola kepuasan atau kebahagiaan pernikahan menyatakan bahwa kebahagiaan

pernikahan mengalami penurunan di tahun-tahun pertengahan pernikahan

(parental), dan kebahagiaan pernikahan meningkat di akhir-akhir tahun

pernikahan (postparental) (VanLaningham, Johnson, & amato, 2001).Juga pada

penelitian Jose (2007) yang menyatakan bahwa lamanya pernikahan memiliki

pengaruh signifikan dengan kepuasan pernikahan. Sejalan juga dengan penelitian

yang menyatakan bahwa mengatur hubungan pernikahan lebih rendah terjadi di

awal-awal tahun pernikah(Sorokowski, et al., 2017). Pernyataan berikut

menunjukan bahwa usia atau lama nya pernikahan ada pengaruhnya terhadap

kepuasan pernikahan.

Pernyataan di atas menunjukan bahwa adanya hubungan antara durasi

pernikahan dengan kepuasan pernikahan. Juga pada penelitian Jose (2007) yang

menyatakan bahwa lama nya pernikahan memiliki pengaruh signifikan dengan

kepuasan pernikahan.

Ketiga faktor diatas yakni religiusitas ,emotional intelligencedan usia

pernikahan diasumsikan dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk

Page 48: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

34

meningkatkan kepuasan pernikahan di masa perimenopause. Semua variabel-

variabel kemudian akan menjadi pertimbangan dan akan mempengaruhi individu

untuk cenderung puas atau tidak.

Wanita di masa perimenopause dipilih sebagai sampel dalam penelitian

ini karena mereka berada pada situasi yang telah dijelaskan sebelumnya dan

memungkinkan adanya kaitan dengan pencapaian kepuasan pernikahan di masa

itu. Diharapkan religiusitas, emotional intelligence, dan usia pernikahan beserta

aspek-aspeknya dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita di masa perimenopause yang ada di Jabodetabek,

Indonesia.

Secara skematis kerangka berpikir dari penelitian ini ditujukkan pada gambar

berikut:

RELIGIUSITAS

Intellectual

Ideology

EMOTIONAL

INTELLIGENCE

USIA

PERNIKAHAN

public practice

private practice

KEPUASAN

PERNIKAHAN Religion Exp

Page 49: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

35

2.7 Hipotesis Penelitian

2.7.1 Hipotesis Mayor

H1

= Ada pengaruh yang signifikan religiusitas (belief, ritual, devotion,

experience, knowledge, qonsequence),emotional intelligencedan usia

pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita di masa

perimenopause.

2.6.2 Hipotesis Minor

H1

= Ada pengaruh yang signifikan intellectual ldari religiusitas terhadap

kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

H2= Ada pengaruh yang signifikan ideology dari religiusitas terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

H3= Ada pengaruh yang signifikan public practice dari religiusitas terhadap

kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

H4= Ada pengaruh yang signifikan private practice dari religiusitas terhadap

kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

H5= Ada pengaruh yang signifikan religious experience dari religiusitas terhadap

kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

H6= Ada pengaruh yang signifikan emotional intelligence terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

H7= Ada pengaruh yang signifikan usia pernikahan terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

Page 50: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

36

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dengan minimal umur 40 tahun yang

belum mengalami menopause, memiliki gejala menjelang menopause, telah

menikah, masih memiliki suami, berdomisili di jabodetabek. Sampel yang

digunakan pada penelitian sebanyak 200 orang.

Pada bulan november peneliti menyebar kuesioner secara online yang

diisi oleh 45 responden dan offline disebar sebanyak 155. Sedangkan jumlah

kuesioner offline yang kembali sebanyak 136 kuesioner, dikarenakan terdapat

beberapa item yang tidak terisi dan kriteria responden yang tidak sesuai sehingga

perlu didrop dan tidak diikutsertakan dalam penelitian. Jadi, jumlah sampel

terjangkau dalam penelitian ini 181 orang.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non-

probability sampling, non-random, snowball sampling yang berarti kemungkinan

terpilihnya dari setiap responden anggota populasi tidak dapat ditentukan.

Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemapuan peneliti

berdasarkan pertimbangan waktu dan kesediaan sampel dalam penelitian ini.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Untuk mendapaktan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan variable bebas dan variable terikat. Dalam penelitian ini terdapat

delapan variabel yang terdiri dari :

Page 51: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

37

1. Dependent Variable : Kepuasan pernikahan (Y),

2. Independent variable

a. Religiusitas : Intellectual (X1)

Ideology (X2),

Public Practice (X3)

Private Practice (X4)

Religious Experience (X5)

b. Emotional intelligence (X6)

c. Usia pernikahan (X7)

Adapun penjelasan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan pernikahan adalah penilaian subjektif menurut masing-masing

pasangan mengenai kualitas pernikahannya, diukur dengan Dyadic

Adjustment Scale yang mencakup:

a. Consensus yaitu tentang kesepakatan berhubungan dengan persepsi

pasangan mengenai masalah penting dalam pernikahan.

b. Satisfaction, yaitu seberapa sering pasangan memiliki rasa puas yang

serius dalam sebuah ikatan pernikahan serta bagaimana komitmen masing-

masing pasangan dalam mempertahankan pernikahan.

c. Cohesion yaitu bagaimana pasangan bekerja sama dalam setiap pekerjaan

atau mempunyai waktu yang tepat untuk bersama

d. Affectional Expression yaitu tentang pengaplikasian rasa kasih sayang

pada pasangan.

Page 52: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

38

2. Religiusitas adalah pikiran dan keyakinan yang dimiliki seseorang untuk

memandang dunia, yang disebutnya sebagai personal construct system yang

diukur dengan Centrality of Religiosity Scale mencakup lima aspek, yaitu :

a. Intellectual, yaitu pengetahuan seseorang atas agamanya, juga minat

terhadap isu-isu keagamaan, serta frekuensi berpikir tentang isu-isu

keagamaan.

b. Ideology, yaitu kepercayaan, keyakinan yang tidak dapat dipertanyakan

dan pola dari akal manusia, seperti meyakini hal-hal yang bersifat ghaib

c. Public practice, yaitu seperti mengerjakan ritual ibadah berjamaah dan

mengikuti kegiatan keagamaan kelompok.

d. Private practice, yaitu seperti mengerjakan ritual ibadah secara pribadi.

e. Religious experience yaitu seperti pengalaman kejadian batin dari Tuhan.

3. Emotional Intelligence adalah kemampuan indindependent variableidu untuk

menyadari, mengatur, hingga memahami emosinya yang diukur dengan

Emotional intellogence scale developed berdasarkan tiga aspek yaitu,

a. Appraisal and expressing emotion, yaitu tentang bagaimana individu

menilai dan mengekspresikan emosinya

b. Regulation of emotion , yaitu tentang bagaimana individu mengatur emosi

diri sendiri dan orang lain.

c. Utilization of emotion. Yaitu tentang pemanfaatan emosi diri, serta

penempatan emosi pada perilaku keseharian.

4. Usia pernikahan adalah waktu antara hari, bulan, dan tahun ketika menikah

hingga saat ini.

Page 53: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

39

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam

bentuk skala likert. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga skala yaitu

skala kepuasan pernikahan, skala religiusitas, skala emotional intelligence, yang

disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu, sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), Peneliti tidak

menggunakan lima pilihan jawaban dalam skala ini karena menghindari pilihan

jawaban ragu – ragu (R). Khusus pada skala kepuasan pernikahan, terdapat satu

item dengan dua pilihan jawaban (ya/tidak) dan satu item dengan enam pilihan

jawaban (berisi enam pernyataan).

Peneliti membagi dua kategori item pernyataan yaitu favorabel dan

unfavorabel serta menentukan bobot nilai. Untuk item favorabel skor subjek

dimulai dari 4, 3, 2, 1. Sementara untuk item unfavorable, skor subjek dimulai

dari 1, 2, 3, 4.

Tabel 3.1 Skor untuk Pernyataan

Jawaban Favorable Unfavorable

STS ( sangat tidak setuju) 1 4

TS ( tidak setuju ) 2 3

S ( setuju ) 3 2

SS ( sangat setuju ) 4 1

Page 54: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

40

3.3.1 Skala Kepuasan Pernikahan

Pengukuran kepuasan pernikahan menggunakan skala DAS (Dyadic Adjustment

Scale) dibuat oleh Graham B. Spanier pada tahun 1976 yang didaptasi ke dalam

bahasa indonesia. Blue print skala ini dapat dilihat tabel 3.2

Tabel 3.2

Blue Print skala Kepuasan Pernikahan

No Dimensi Fav Unfav Jumlah

1 Consensus 1,2,3,5,7,8,9,10,11

,12,13,14,15

- 13

2 Cohesion 24,25,26,27,28 - 5

3 Satisfaction 18,19,20,21,22,23,31,32 16,17 10

4 Expression of

Affection

4 6,29,30 4

Jumlah 27 5 32

3.3.2 Skala Religiusitas

Pengukuran skala Religiusitas menggunakan skala Centrality of Religiosity Scale

(CRS) (Huber & Huber, 2012) memiliki 15 item dan terdiri dari lima dimensi

yaitu intellectual, ideology, public practice, prindependent variableate practice,

dan experience yang didaptasi ke dalam bahasa indonesia. Blue print skala ini

dapat dilihat pada tabel 3.3

Page 55: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

41

Tabel 3.3

Blue Print skala Religiusitas

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Intellectual • Merasa penting

untuk mengetahui

ajaran-ajaran dan

berita-berita

keagamaan.

1,6,14 - 3

2 Ideology • Yakin akan konsep

teologi keagamaan

• Percaya dengan hal

yang bersifat ghaib

• keyakinan dengan

Tuhan

9,10,15 - 3

3 Public

practice • Mengerjakan ritual

ibadah berjamaah

• Mengikuti kegiatan

keagamaan

kelompok

3,12,13 - 3

4 Private

practice • Mengerjakan

ibadah pribadi

4,7,11 - 3

5 Religion

Experience • Mengalami

kejadian batin dari

Tuhan

2,5,8 - 3

3.3.3 Skala Emotional Intelligence

Pengukuran skala Emotional Intelligence menggunakan skala Emotional

Intelligence Developed ,dibuat dan dikembangkan Salovey & Mayer (1990),

memiliki 3 dimensi yaitu Appraisal and Expression of Emotion, Regulation of

Emotion, dan Utilization of Emotion yang diaptasi ke dalam bahasa indonesia.

Blue print skala ini dapat dilhat pada tabel 3.4

Page 56: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

42

Tabel 3.4

Blue Print skala Emotional Intelligence

3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Harrington (2009)

menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil

CFA yang baik adalah:

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-square

yang dihasilkan. Jika nilai Chi-square tidak signifikan (p > 0,05) berarti

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Appraisal and

Expression of

Emotion

• Memahami emosi

diri sendiri dan

orang lain

• Mengetahui emosi

diri sendiri dan

orang lain

• Persepsi terhadap

emosi diri sendiri

dan orang lain

• Menyadari emosi

diri sendiri dan

orang

1,2,3,4,6,7,8

,9,10,11,12,

13

5 13

2 Regulation of

Emotion • Mengatur emosi

orang lain

• Mengatur emosi diri

sendiri

14,15,16,17,

18,19,20,21,

22, 23

10

3 Utilization of

Emotion • Evaluasi terhadap

emosi yang

dirasakan

• Pemanfaatan emosi

diri sendiri

• Dampak yang dirasa

ketika mengalami

emosi

24,25,26,27,

29,30,

31,32

28,33 10

Page 57: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

43

semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-square

signifikan(p<0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model

pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.

2. Jika nilai Chi-square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang

ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari

satu konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan

pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh

model fit, maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah

selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai

koefisien positif. Jika T-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih

besar dari 1,96 (absolute), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam

mengukur faktor yang hendak diukur (tidak didrop).

4. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatan negatif. Perlu dicatat bahwa

untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: personality

inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah

skoringnya yang dirubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku

perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif didrop.

5. Selanjutnya, melihat loading factor yang merupakan besar korelasi

(kovarian) antar indikator dengan konstruk latennya setelah diperoleh dari

Page 58: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

44

model yang fit. Bobot yang diperlukan dalam loading factor sebesar 0,5 atau

lebih yang dianggap akan memiliki validasi yang cukup kuat untuk

menjelaskan konstruk laten. Jika sudah sesuai, maka item tersebut dinyatakan

valid dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak didrop).

6. Apabila kesalahan pengukurannya berkorelasi terlalu banyak dengan

kesalahan pengukuran pada item lain, maka item seperti ini pun dapat didrop

karena bersifat sangat multidimensional.

Adapun analisis dengan metode CFA dilakukan dengan bantuan software M-

Plus7 (Muthen & Muthen, 2014).

Adapun kriteria untuk mengeliminasi atau men-drop item adalah sebagai berikut:

1. Menguji apakah suatu item signifikan atau tidak dalam mengukur hal yang

hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Dalam hal ini yang dites adalah

koefisien muatan faktor untuk setiap item. Jika nilai T koefisien muatan faktor

(t>1.96), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam mengukur konstruk

yang hendak diukur. Artinya item tersebut tidak di-drop. Sedangkan item yang

nilai t-nya tidak signifikan (t<1,96), maka item akan di-drop.

2. Jika suatu item memiliki koefisien negatif, maka item tersebut akan di-drop,

dikarenakan item mengukur hal yang berlawanan dari apa yang hendak

diukur. Namun demikian, jika suatu item terdiri dari pernyataan yang bersifat

unfavorable maka tentu saja koefisien muatan faktornya pun akan memiliki

arah negatif. Oleh sebab itu, pada item yang seperti ini, skornya harus dibalik

(reversed) terlebih dahulu sebelum analisis faktor dan perhitungan skor faktor

dilakukan, sehingga diperoleh koefisien muatan faktor positif. Apabila skor

Page 59: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

45

pada item sudah dibalik tetap menghasilkan koefisien yang bernilai negatif

maka item tersebut di-drop.

3. Apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak saling berkorelasi, maka

item tersebut sebaiknya di-drop. Sebab item yang demikian selain mengukur

apa yang hendak diukur, juga mengukur hal lain (multidimensional). Maka

item yang digunakann hanyalah item yang valid saja.

Kemudian setelah didapat model fit, dihitung faktor skornya. Penggunaan faktor

skor ini adalah untuk menghindari hasil penelitian yang bias akibat dari kesalahan

pengukuran. Jadi skor yang dianalisis dalam penelitian ini bukanlah skor yang

diperoleh dari variabel pada umumnya, melakukan true score yang diperoleh

dengan memperhitungkan perbedaan validitas dari setiap item.

3.4.1 Uji validitas Skala Kepuasan Pernikahan

Penulis menguji apakah 32 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kepuasan pernikahan. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 870.528 df = 464 p-value =

0.000, RMSEA = 0.062, CFI = 0.826 yang artinya model tersebut belum fit. Oleh

karena itu penulis melakukan modifikasi terhadap model yaitu membebaskan

korelasi antara kesalahan pengukuran. Setelah dilakukan beberapa kali modifikasi,

diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 700.801 df = 447 p-value = 0.0000

RMSEA = 0.048 dan CFI = 0.891. Jika melihat nilai chi-square memang model in

belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan CFI (Cumulatindependent variablee Fit

Index) model ini telah fit dengan data. Sehingga penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data.

Page 60: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

46

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur

aktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item Subjectindependent variablee

Well Being disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kepuasan Pernikahan

Item Estimate SE T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.587 0.063 9.318 0.000 √ Item 2 0.467 0.068 6.892 0.000 √ Item 3 0.740 0.062 11.906 0.000 √ Item 5 0.666 0.055 12.146 0.000 √ Item 7 0.581 0.059 9.834 0.000 √ Item 8 0.668 0.049 13.746 0.000 √ Item 9 0.578 0.059 9.742 0.000 √

Item 10 0.684 0.050 13.824 0.000 √ Item 11 0.635 0.052 12.260 0.000 √ Item 12 0.692 0.050 13.915 0.000 √ Item 13 0.651 0.047 13.808 0.000 √ Item 14 0.678 0.050 13.501 0.000 √ Item 15 0.640 0.054 11.781 0.000 √ Item 16 0.553 0.082 6.755 0.000 √ Item 17 0.465 0.092 5.050 0.000 √ Item 18 0.441 0.073 6.005 0.000 √ Item 19 0.586 0.058 10.150 0.000 √ Item 20 0.504 0.077 6.539 0.000 √ Item 21 0.406 0.079 5.104 0.000 √ Item 22 0.555 0.074 7.481 0.000 √ Item 23 0.536 0.059 9.099 0.000 √ Item 31 0.622 0.061 10.186 0.000 √ Item 32 0.344 0.073 4.683 0.000 √ Item 24 0.304 0.082 3.693 0.000 √ Item 25 0.410 0.072 5.696 0.000 √ Item 26 0.801 0.039 20.660 0.000 √ Item 27 0.791 0.035 22.513 0.000 √ Item 28 0.392 0.066 5.943 0.000 √ Item 4 0.733 0.046 15.911 0.000 √ Item 6 0.563 0.063 8.937 0.000 √

Item 29 0.356 0.107 3.318 0.000 √ Item 30 0.549 0.143 3.845 0.000 √

Page 61: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

47

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan (t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan (t > 1.96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor

dari item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan

di drop.

3.4.2 Uji validitas Skala Religiusitas

1. Intellectual

Penulis menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kepuasan pernikahan. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 0.000 df = 0 p-value = 0.000,

RMSEA = 0.000, CFI = 1.000. Jika melihat nilai chi-square memang model in

belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan CFI (Cumulatindependent variablee Fit

Index) model ini telah fit dengan data. Sehingga penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data. Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan

mengukur aktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item intellectual disajikan

pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Intellectual

Item Estimate SE T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.645 0.115 5.611 0.000 √ Item 14 0.462 0.103 4.484 0.000 √ Item 6 0.594 0.121 4.922 0.000 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan (t < 1.96)

Page 62: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

48

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan (t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di

drop.

2. Ideology

Penulis menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kepuasan pernikahan. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 0.000 df = 0 p-value = 0.000,

RMSEA = 0.000, CFI = 1.000. Jika melihat nilai chi-square memang model in

belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan CFI (Cumulatindependent variablee Fit

Index) model ini telah fit dengan data. Sehingga penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data. Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan

mengukur aktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item ideology disajikan

pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Ideology

Item Estimate SE T-Value P-Value Signifikan

Item 10 1.268 0.375 3.384 0.001 √ Item 9 0.595 0.218 2.726 0.006 √

Item 15 0.497 0.191 2.605 0.009 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan (t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan (t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

Page 63: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

49

item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di

drop.

3. Public Practice

Penulis menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kepuasan pernikahan. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 0.000 df = 0 p-value = 0.000,

RMSEA = 0.000, CFI = 1.000. Jika melihat nilai chi-square memang model in

belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan CFI (Cumulatindependent variablee Fit

Index) model ini telah fit dengan data. Sehingga penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data. Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan

mengukur aktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item Public practice

disajikan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Public practice

Item Estimate SE T-Value P-Value Signifikan

Item 3 0.641 0.222 2.882 0.004 √ Item 13 0.819 0.264 3.104 0.002 √ Item 12 0.261 0.099 2.640 0.008 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan (t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan (t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di

drop.

Page 64: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

50

4. Private Practice

Penulis menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kepuasan pernikahan. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 0.000 df = 0 p-value = 0.000,

RMSEA = 0.000, CFI = 1.000. Jika melihat nilai chi-square memang model in

belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan CFI (Cumulatindependent variablee Fit

Index) model ini telah fit dengan data. Sehingga penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data. Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan

mengukur aktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item Prindependent

variableate practice disajikan pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Prindependent variableate Practice

Item Estimate SE T-Value P-Value Signifikan

Item 4 0.829 0.341 2.432 0.015 √ Item 11 0.269 0.175 1.532 0.126 X

Item 7 0.464 0.200 2.315 0.021 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan (t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 1 item yang tidak signifikan (t <

1.96), yaitu item 11. Dengan demikian item tersebut harus di-drop dan tidak

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

5. Religion Experience

Penulis menguji apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kepuasan pernikahan. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

Page 65: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

51

dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 0.000 df = 0 p-value = 0.000,

RMSEA = 0.000, CFI = 1.000. Jika melihat nilai chi-square memang model in

belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan CFI (Cumulatindependent variablee Fit

Index) model ini telah fit dengan data. Sehingga penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data. Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan

mengukur aktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item Religion Experience

disajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Religion Experience

Item Estimate SE T-Value P-Value Signifikan

Item 5 0.711 0.161 4.410 0.000 √ Item 2 0.517 0.136 3.796 0.000 √ Item 8 0.392 0.113 3.469 0.001 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan (t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan (t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di

drop.

3.4.3 Uji validitas Skala Emotional Intelligence

Penulis menguji apakah 33 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kepuasan pernikahan. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 1030.846 df = 495 p-value =

0.000, RMSEA = 0.071, CFI = 0.808 yang artinya model tersebut belum fit. Oleh

Page 66: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

52

karena itu penulis melakukan modifikasi terhadap model yaitu membebaskan

korelasi antara kesalahan pengukuran. Setelah dilakukan beberapa kali modifikasi,

diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 756.376 df = 479 p-value = 0.0000

RMSEA = 0.049 dan CFI = 0.901. Jika melihat nilai chi-square memang model in

belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan CFI (Cumulatindependent variablee Fit

Index) model ini telah fit dengan data. Sehingga penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data.

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur aktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu didrop atau

tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item emotional intelligence disajikan

pada tabel 3.11. Lanjutan tabel 3.1

Page 67: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

53

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Emotional Intelligence

Item Estimate SE T-Value P-Value Signifikan

Item 5 -0.046 0.098 -0.064 0.642 X

Item 9 0.481 0.057 8.393 0.000 √ Item 15 0.587 0.079 7.401 0.000 √ Item 18 0.746 0.040 18.475 0.000 √ Item 19 0.839 0.029 29.059 0.000 √ Item 22 0.709 0.039 18.104 0.000 √ Item 25 0.716 0.053 13.521 0.000 √ Item 29 0.393 0.068 5.734 0.000 √ Item 32 0.392 0.071 5.541 0.000 √ Item 33 -0.091 0.088 -1.031 0.000 X

Item 1 0.313 0.087 3.597 0.000 √ Item 2 0.586 0.057 10.321 0.000 √ Item 3 0.580 0.059 9.759 0.000 √ Item 4 0.480 0.064 7.497 0.000 √

Item 10 0.538 0.069 7.773 0.000 √ Item 11 0.347 0.066 5.247 0.000 √ Item 12

Item 13

Item 14

Item 16

0.586

0.503

0.549

0.552

0.061

0.064

0.059

0.054

9.666

7.832

9.230

10.277

0.000

0.000

0.000

0.000

√ Item 21 0.590 0.050 11.848 0.000 √ Item 23 0.743 0.042 17.751 0.000 √ Item 24 0.661 0.056 11.757 0.000 √ Item 26 0.483 0.072 6.725 0.000 √ Item 28 0.131 0.077 1.694 0.000 X

Item 30 0.614 0.073 8.430 0.000 √ Item 31 0.649 0.064 10.100 0.000 √ Item 6 0.512 0.057 9.057 0.000 √ Item 7 0.409 0.074 5.524 0.000 √ Item 8 0.191 0.079 2.432 0.000 √

Item 17 0.625 0.055 11.360 0.000 √ Item 20 0.722 0.042 17.113 0.000 √ Item 27 0.412 0.073 5.653 0.000 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan (t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 3 item yaitu item 5, 28, dan 33

yang tidak signifikan (t < 1.96). Dengan demikian item tersebut harus di-drop dan

tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Page 68: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

54

3.5 Metode Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, penulis melakukan estimasi faktor skor dari

item-item yang telah memenuhi kriteria item yang valid. Sehingga didapat faktor

skor pada tiap variabel. Dengan demikian perbedaan kemampuan masing-masing

item dalam mengukur apa yang hendak diukur ikut menentukan dalam

menghitung faktor skor (true score). True score inilah yang akan dianalisis dalam

analisis berikutnya. Selanjutnya penulis mentransformasikan faktor skor yang

diukur kedalam T score, dengan mean=50 dan standar deviasi (SD)=10. Sehingga

tidak ada responden yang mendapat skor negatif dan setiap variabel memiliki

satuan yang sama. Adapun rumus T score adalah:

T score = (10*faktor skor) + 50

Selanjutnya untuk analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis regresi berganda. Teknik analisis regresi berganda ini digunakan

untuk menentukan ketepatan prediksi dan ditunjukkan untuk mengetahui besarnya

pengaruh dari variable bebas (independent variable), yaitu Religiusitas

(intellectual, ideology, public practice, prindependent variableate practice, dan

religious experience), emotional intelligence, dan usia pernikahan terhadap

kepuasan pernikahan (dependent variable). Regresi berganda merupakan metode

statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara

DEPENDENT VARIABLE dengan lebih dari satu independent variable

Persamaan regresi berganda penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + e

Page 69: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

Keterangan:

Y = Nilai prediksi Y (Kepuasan Pernikahan

a = Konstan intersepsi

b = Koefisien regresi untuk masing

X 1 = intellectual

X 2 = ideology

X 3 = public practice

X 4 = prindependent variable

X 5 = religious experience

X 6 = emotional intelligence

X 7 = Usia Pernikahan

e = Residual dari Kepuasan Pernikahan

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis berganda, digunakan

agar dapat menjawab hipotesis penelitian

berganda penulis menggunakan software SPSS versi 22.0.

analisis regresi berganda

berapa persen (%) sumbangan

independent variable

. Adapun rumus untuk menghitung

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

R2

= Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan

variable

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

diperoleh.

rediksi Y (Kepuasan Pernikahan)

a = Konstan intersepsi

b = Koefisien regresi untuk masing-masing independent variable

public practice

independent variableate practice

experience

emotional intelligence

X 7 = Usia Pernikahan

e = Residual dari Kepuasan Pernikahan

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis berganda, digunakan

agar dapat menjawab hipotesis penelitian. Untuk mendapat hasil analisis

berganda penulis menggunakan software SPSS versi 22.0. Selanjutnya dari

analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2

(R square) untuk mengetah

berapa persen (%) sumbangan dependent variable yang dijelaskan oleh

independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variab

Adapun rumus untuk menghitung R2 , digunakan rumus sebagai

rumus sebagai berikut:

= Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan

= Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

55

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis berganda, digunakan

. Untuk mendapat hasil analisis regresi

Selanjutnya dari

square) untuk mengetahui

yang dijelaskan oleh

dependent variable

us sebagai digunakan

independent

= Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

Page 70: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

SSy = Jumlah kuadrat dari

Selanjutnya R

untuk uji F terhadap R

Keterangan:

K = banyaknya

N = besarnya sampel

Apabila nilai F itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh

secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variable Adapun jika F signifikan, langkah berikutnya menguji signifikansi

pengaruh masing-masing

ini dilakukan melalui uji t (t

1,96 maka independent variable

signifikan terhadap dependent

Adapun rumus uji t yang digunakan adalah:

Keterangan:

bi = koefisien regresi untuk

Sbi = standar deviasi sampling atau standar

Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varians

yang disumbangkan oleh masing

mempengaruhi dependent variable

regresi berganda yang bersifat berjenjang ata

= Jumlah kuadrat dari dependent variable (Y)

Selanjutnya R2

dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus

untuk uji F terhadap R2

adalah :

dengan df= K dan (N-K-1)

independent variable

sampel

Apabila nilai F itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh independent variable

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Adapun jika F signifikan, langkah berikutnya menguji signifikansi

asing independent variable terhadap dependent variable

ini dilakukan melalui uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t >

independent variable yang bersangkutan memiliki pengaruh yang

dependent variable, dan sebaliknya.

Adapun rumus uji t yang digunakan adalah:

= koefisien regresi untuk independent variable (i)

= standar deviasi sampling atau standar error dari .

Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varians

yang disumbangkan oleh masing-masing independent variable

dependent variable. Dalam hal ini penulis melakukan analisis

regresi berganda yang bersifat berjenjang atau stepwise. Artinya dilakukan

56

dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus

1)

independent variable

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependent

Adapun jika F signifikan, langkah berikutnya menguji signifikansi

dependent variable. Hal

test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t >

yang bersangkutan memiliki pengaruh yang

Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varians

independent variable dalam

. Dalam hal ini penulis melakukan analisis

Artinya dilakukan

Page 71: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

analisis regresi berulang

kemudian dengan dua

variable dan seterusnya sampai

dilakukan analisis regresi akan diperoleh nilai R

independent variable

Jika pertambahan R

independent variable

statistik maupun dalam upaya memprediksi

menguji hipotesis apakah

pengaruhnya. Setiap pertambahan R

ditambahkan adalah menunjukan besarnya sumbangan unik

tersebut terhadap bervariasinya

beberapa dependent variable

itulah analisis regresi secara

stepwise regression.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikan tidaknya

pertambahan proporsi varian (R

Disini, adalah nilai R

baru ditambahkan ke dalam persamaan dan

sebelum independent variable

independent variable

analisis regresi berulang-ulang dimulai dengan hanya satu independent variable

kemudian dengan dua independent variable, dilanjutkan dengan tiga

dan seterusnya sampai independent variable ke sepuluh. Set

dilakukan analisis regresi akan diperoleh nilai R2. Setiap kali ditambahkan

baru diharapkan terjadi peningkatan R2 secara signifikan.

Jika pertambahan R2 (R

2change) signifikan secara statistik maka berarti

variable baru yang ditambahkan tersebut cukup penting secara

statistik maupun dalam upaya memprediksi dependent variable

menguji hipotesis apakah independent variable bersangkutan signifikan

pengaruhnya. Setiap pertambahan R2

ketika satu independent variable

ditambahkan adalah menunjukan besarnya sumbangan unik independent variable

tersebut terhadap bervariasinya dependent variable setelah pengaruh dari

dependent variable terdahulu diperhitungkan dampaknya. Oleh sebab

itulah analisis regresi secara sequential seperti ini dikenal dengan sebutan

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikan tidaknya

pertambahan proporsi varian (R2change) adalah sebagai berikut :

dengan

adalah nilai R2 yang dihasilkan setelah independent variable

baru ditambahkan ke dalam persamaan dan adalah nilai R2

independent variable baru ditambahkan. Sedangkan T adalah banyaknya

independent variable pada , dan S adalah banyaknya independent variable

57

independent variable

, dilanjutkan dengan tiga independent

sepuluh. Setiap kali

. Setiap kali ditambahkan

secara signifikan.

) signifikan secara statistik maka berarti

baru yang ditambahkan tersebut cukup penting secara

dependent variable serta untuk

bersangkutan signifikan

endent variable baru

independent variable

setelah pengaruh dari

terdahulu diperhitungkan dampaknya. Oleh sebab

seperti ini dikenal dengan sebutan

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikan tidaknya

independent variable

2 yang diperoleh

baru ditambahkan. Sedangkan T adalah banyaknya

independent variable

Page 72: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

pada N adalah besarnya sampel penelitian.Rumus ini bersifat generik, artinya

bisa digunakan untuk menguji signif

pertambahan satu independent variable

independent variable

varian yang dapat dijelaskan dan merupakan sumbangan dari

variable yang ditambahkan adalah signifikan secara statistik. Jadi, rumus ini bisa

diuji signifikan tidaknya pertambahan

menambahkan satu

beberapa independent

N adalah besarnya sampel penelitian.Rumus ini bersifat generik, artinya

bisa digunakan untuk menguji signifikan tidaknya pertambahan R

independent variable maupun untuk pertambahan beberapa

independent variable . Jika nilai F yang dihasilkan signifikan berarti proporsi

varian yang dapat dijelaskan dan merupakan sumbangan dari

yang ditambahkan adalah signifikan secara statistik. Jadi, rumus ini bisa

diuji signifikan tidaknya pertambahan independent variable baik hanya dengan

menambahkan satu independent variable maupun dengan menambahkan

independent variable sekaligus.

58

N adalah besarnya sampel penelitian.Rumus ini bersifat generik, artinya

ikan tidaknya pertambahan R2

baik untuk

maupun untuk pertambahan beberapa

Jika nilai F yang dihasilkan signifikan berarti proporsi

varian yang dapat dijelaskan dan merupakan sumbangan dari independent

yang ditambahkan adalah signifikan secara statistik. Jadi, rumus ini bisa

baik hanya dengan

maupun dengan menambahkan

Page 73: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

59

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 181 reponden wanita dengan

minimal umur 40 tahun belum mengalami menopause, memiliki gejala menjelang

menopause, telah menikah, masih memiliki suami, berdomisili di jabodetabek.

Berikut ini merupakan gambaran umum subjek penelitian mengenai usia,

pekerjaan, usia suami, usia pernikahan, jumlah anak, penghasilan suami, dan

gejala yang dimiliki menjelang menopause.

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan agama,

pekerjaan, usia, usia pernikahan.

Gambaran Umum Subjek Penelitian N = 181 Persentase

(%)

Agama Islam 171 94.48

Kristen

Katholik

7

2

3.87

1.10

Budha 1 0.55

Pekerjaan Ibu rumah tangga 70 38.67

PNS 37 20.44

Karyawan Swasta

Wiraswasta

Lainnya

51

4

19

28.18

2.21

10.50

Usia 40-45

46-50

51-58

99

61

21

54.70

33.70

11.60

Usia

Pernikahan

1-6 tahun

7-15 tahun

>15

6

36

139

3.31

19.89

76.80

Dari table 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah beragama islam

yaitu sebanyak 171 orang (94.48%). Selanjutnya, status pekerjaan, berdasarkan

tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang bekerja sebagai ibu

Page 74: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

60

rumah tangga lebih banyak daripada yang bekerja sebagai PNS, karyawan swasta,

wiraswasta, dan lainnya. Jumlah wanita di masa perimenopause yang bekerja

sebagai ibu rumah tangga sebanyak 70 orang (38.67%), sementara sebagai PNS

37 orang (20.44%), sebagai karyawan swasta 51 orang (28.18%), sebagai

wiraswasta 4 orang (2.21 %), dan lainnya 19 (10.5 %).

Berdasarkan jumlah anak, mayoritas responden memiliki 2 anak yaitu sebanyak

74 orang (40.88%), dan responden yang memiliki 3 anak sebanyak 67 orang

(37.02%), responden yang memiliki 4 anak sebanyak 18 orang (9.94%),

responden yang memiliki 1 anak sebanyak 11 orang (6.08%), responden yang

memiliki 5 anak sebanyak 3 orang (1.66%), responden yang memiliki lebih dari 5

anak sebanyak 2 orang (1.10%), responden yang belum memiliki anak sebanyak 6

orang (3.31%). Berdasarkan usia pernikahan, mayoritas responden berada pada

usia >15 tahun yaitu sebanyak 139 orang (76.80%), sementara responden yang

berada pada usia pernikahan 7-15 tahun yaitu sebanyak 36 orang (19.89%), dan

sisanya berada pada usia pernikahan 1-6 tahun yaitu sebanyak 6 orang (3.31%).

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Skor yang digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini adalah skor murni

(true score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses ini

dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antar skor hasil

penelitian variable-variabel yang diteliti, dengan demikian semua raw score pada

setiap variable harus diletakkan pada skala yang sama. Hal ini dilakukan dengan

mentrasformasikan raw score menjadi z-score, agar nilai z-score menjadi positif

perlu dilakukan perhitungan t-score = (10*factor score) + 50.

Page 75: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

61

Untuk menjelaskan gambaran umum deskripsi dari variabel-variabel yang

diteliti, indeks yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah skor mean,

standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari setiap variabel penelitian.

Skor tersebut disajikan dalam tabel berikut ini:

Table 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviasi

Kepuasan Pernikahan 181 5.91 67.18 50.00 9.60

Intellectual 181 29.32 63.63 50.00 7.33

Ideology 181 35.25 55.16 50.00 5.17

Public Practice 181 17.88 60.10 50.00 8.57

Private Practice 181 13.16 59.58 50.00 10.00

Religion Experience 181 25.22 59.26 50.00 6.90

Emotional Intelligence 181 23.75 79.76 50.00 9.49

Valid N (listwise)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor Kepuasan pernikahan, Intellectual,

Ideology, Public practice, Private practice, religion Experience, Emotional

Intelligence diletakkan pada skala yang sama dengan mean 50.

Dari tabel 4.2 juga dapat diketahui skor terendah dari kepuasan pernikahan adalah

5.91 dan skor tertinggi adalah 67.18. Skor terendah dari Intellectual adalah 29.32

dan skor tertinggi adalah 63.63. Skor terendah dari Ideology adalah 35.25 dan

skor tertinggi adalah 55.16. Skor terendah dari Public Practice adalah 13.16 dan

skor tertinggi adalah 59.58. Skor terendah dari Private practice adalah 13.16 dan

skor tertinggi adalah 59.58. Skor terendah dari Religion experinece adalah 25.22

dan skor tertinggi adalah 59.26. Skor terendah dari emotional intelligece adalah

23.75 dan skor tertinggi adalah 79.76.

Page 76: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

62

4.3 Kategorisasi Skor

Setelah melakukan deskripsi dari masing-masing variabel, maka hal yang perlu

dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data penelitian dengan

menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score. Kategorisasi dalam

penelitian ini dibuat menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Dalam hal ini

ditetapkan norma sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumus

Rendah X < Mean

Tinggi X > Mean

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi, sedang dan

rendahnya variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan disajikan pada tabel

di bawah ini:

Table 4.4 Kategorisasi Skor Variabel

Frekuensi %

Variabel Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Kepuasan Pernikahan 83 98 45.9 54.1

Intellectual 100 81 55.2 44.8

Ideology 71 110 39.2 60.8

Public Practice 108 73 59.7 40.3

Private Practice 104 77 57.5 42.5

Religion Experience 76 105 42.0 58.0

Emotional Intelligence 100 81 55.2 44.8

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel kepuasan pernikahan, sebanyak

83 orang (45.9%) berada di kategori rendah, dan 98 orang (54.1%) berada di

kategori tinggi. Dengan demikian dari 181 hasil sebaran variabel kepuasan

pernikahan berada pada kategori tinggi. Selanjutnya variabel intellectual sebanyak

Page 77: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

63

100 orang (55.2%) berada pada kategori rendah. Lalu, 81 orang (44.8%) berada

dalam kategori tinggi. Dengan demikian dari 181 hasil sebaran variabel

intellectual berada pada kategori rendah. Selanjutnya variabel ideology sebanyak

71 orang (39.2%) berada pada kategori rendah. Lalu, 110 orang (60.8%) berada

dalam kategori tinggi. Dengan demikian dari 181 hasil sebaran variabel

intellectual berada pada kategori tinggi. Selanjutnya variabel public practice

sebanyak 108 orang (59.7%) berada pada kategori rendah. Lalu, 73 orang (40.3%)

berada dalam kategori tinggi. Dengan demikian dari 181 hasil sebaran variabel

public practice berada pada kategori rendah. Selanjutnya variabel private

practice sebanyak 104 orang (57.5%) berada pada kategori rendah. Lalu, 77 orang

(42.5%) berada dalam kategori rendah. Dengan demikian dari 181 hasil sebaran

variabel public practice berada pada kategori rendah.

Selanjutnya variabel religion experience sebanyak 76 orang (42.0%)

berada pada kategori rendah. Lalu, 105 orang (58.00%) berada dalam kategori

tinggi. Dengan demikian dari 181 hasil sebaran variabel religion experience

berada pada kategori tinggi. Selanjutnya variabel emotional intelligence sebanyak

100 orang (55.2%) berada pada kategori rendah. Lalu, 81 orang (44.8%) berada

dalam kategori tinggi. Dengan demikian dari 181 hasil sebaran variabel

emotional intelligence berada pada kategori rendah.

Page 78: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

64

4.4 Uji Hipotesis penelitian

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 17. Pada regresi terdapat tiga hal yang akan

dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)

varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable, kedua

apakah secara keseluruhan independent variable berpengaruh secara signifikan

terhadap dependent variable , kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing independent variable.

Pertama adalah nilai besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)

varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable. Untuk

tabel R-square, dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.5 R-square

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .419a .175 .142 8.893

a. Predictors: (Constant), usia pernikahan, Intellectual, Ideology, Public Practice, ,

Private practice, Religion experience, Emotional lintelligence

b. Dependent Variable: Kepuasan pernikahan

Dari tabel di atas, dapat dilihat perolehan R square sebesar 0.175 atau 17.5%.

Artinya proporsi varians dari kepuasan pernikahan yang dijelaskan oleh

intellectual, ideology, public practice, private practice, religion experience,

emotional intelligence dan usia pernikahan adalah sebesar 17.5%, sedangkan

sisanya 82.5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 79: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

65

Kedua, peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable

terhadap kepuasan pernikahan. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6 Tabel Anova

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2911.367 7 415.910 5.259 .000b

Residual 13681.014 173 79.081

Total 16592.381 180

a. Dependent Variable: Kepuasan pernikahan

b. Predictors: (Constant) Intellectual, Ideology, Public Practice, Private practice, Religion

experience, Emotional lintelligence, usia pernikahan

Diketahui bahwa hasil uji F sebesar 5.259 dengan sig 0.00 (sig < 0,05), maka dari

itu hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

religiusitas (intellectual, ideology, public practice, private practice, religion

experience), emotional intelligence dan usia pernikahan terhadap kepuasan

pernikahan ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan religiusitas

(intellectual, ideology, public practice, private practice, religion experience),

emotional intelligence dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

independent variable, oleh karena itu dilakukan uji t. Untuk mengetahui apakah

koefisien regresi signifikan atau tidak, dapat dilihat melalui kolom Sig., (P<0.05)

maka koefisien regresi yang dihasilkan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan pernikahan, begitupun sebaliknya. Adapun besarnya koefisien

regresi dari masing-masing independent variable dapat dilihat pada tabel 4.7.

Page 80: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

66

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12.744 8.631 1.476 .142

Intellectual -.118 .108 -.090 -1.096 .275

Ideology .242 .131 .131 1.855 .065

Public Practice .103 .085 .092 1.212 .227

Private practice .253 .077 .264 3.292 .001

Religion Experience .176 .118 .127 1.492 .138

Emotional Intelligence .093 .079 .092 1.173 .242

Usia Pernikahan .009 .106 -.006 -.089 .929

a. Dependent Variable: Kepuasan pernikahan

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

Kepuasan pernikahan = 12.744 -0.118 intellectual + 0.242 ideology + 0.103

public practice + 0.253 private practic + 0.176 religion experience + 0.093

emotional intelligence + 0.009 usia pernikahan

Untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan,

dengan melihat nilai sig pada kolom sig tabel 4.7, jika sig < 0,05 maka pengaruh

koefisien regresi yang dihasilkan bernilai signifikan terhadap kepuasan pernikahan

dan sebaliknya. Pada tabel 4.7 terdapat satu koefisien regresi yang signifikan, yaitu

private practice. Sedangkan variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang

tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa dari 7 hipotesis minor hanya terdapat satu

yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada

masing-masing independent variable adalah sebagai berikut:

Page 81: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

67

1. Variabel intellectual

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.118 dengan signifikansi sebesar

0.275 (sig > 0,05) sehingga H0 diterima. Artinya intellectual dari variabel

religiusitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pernikahan.

2. Variabel ideology

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,242 dengan signifikansi sebesar

0,065 (sig > 0,05), sehingga H0 diterima. Artinya ideology dari variabel

religiusitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pernikahan.

3. Variabel public practice

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.103 dengan signifikansi sebesar

0.227 (sig > 0,05) sehingga H0 diterima. Artinya public practice dari

variabel religiusitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pernikahan.

4. Variabel private practice

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,253 dengan signifikansi sebesar

0,001 (sig < 0,05), sehingga H0 ditolak. Artinya ada pengaruh yang

signifikan private practice dari variabel religiusitas terhadap kepuasan

pernikahan. Tanda pada koefisien adalah positif. Artinya, semakin tinggi nilai

private practice, maka semakin tinggi kepuasan pernikahan pada wanita di

masa perimenopaue.

Page 82: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

68

5. Variabel religion experience

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.176 dengan signifikansi sebesar

0.138 (sig > 0,05), sehingga H0 diterima. Artinya religion experience dari

variabel religiusitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pernikahan.

6. Variabel emotional intelligence

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.093 dengan signifikansi sebesar

0,242 (sig > 0,05), sehingga H0 diterima. Artinya emotional intelligence

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pernikahan.

7. Variabel usia pernikahan

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.009 dengan signifikansi sebesar

0,929 (sig > 0,05), sehingga H0 diterima. Artinya usia pernikahan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pernikahan.

1.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-Masing Independent Variable

Terhadap Dependent Variable

Penulis ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing

independent variable terhadap kepuasan pernikahan . Besarnya proporsi varian

dapat dilihat pada tabel 4.8

Page 83: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

69

Tabel 4.8 Proporsi Varians untuk masing-masing Independent Variable

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .128a .016 .011 9.548 .016 3.002 1 179 .085

2 .211b .045 .034 9.437 .028 5.231 1 178 .023

3 .276c .076 .061 9.305 .032 6.082 1 177 .015

4 .393d .155 .135 8.927 .078 16.291 1 176 .000

5 .411e .169 .145 8.878 .014 2.964 1 175 .087

6 .419f .175 .147 8.867 .007 1.430 1 174 .233

7 .419g .175 .142 8.892 .000 .008 1 173 .929

a. Predictors: (Constant) Intellectual, Ideology, Public Practice, Private practice, Religion

experience, Emotional lintelligence, usia pernikahan

b. Dependent Variable: Kepuasan pernikahan

Berdasarkan tabel 4.8 dijelaskan bahwa :

1. Variabel Intellectual memberikan sumbangan sebesar 1.6 % terhadap varians

kepuasan pernikahan dengan nilai signifikansi 0.085. Maka secara statistik

sumbangan tersebut tidak signifikan.

2. Variabel Ideology memberikan sumbangan sebesar 2.8 % terhadap varians

kepuasan pernikahan dengan nilai signifikansi 0.023. Maka secara statistik

sumbangan tersebut signifikan.

3. Variabel public practice memberikan sumbangan sebesar 3.2 % terhadap

varians kepuasan pernikahan dengan nilai signifikansi 0.015. Maka secara

statistik sumbangan tersebut signifikan.

4. Variabel private practice memberikan sumbangan sebesar 7.8 % terhadap

varians kepuasan pernikahan dengan nilai signifikansi 0.000. Maka secara

statistik sumbangan tersebut signifikan.

Page 84: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

70

5. Variabel religion experience memberikan sumbangan sebesar 1.4 % terhadap

varians kepuasan pernikahan dengan nilai signifikansi 0.087. Maka secara

statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.

6. Variabel emotional intelligence memberikan sumbangan sebesar 0.7 %

terhadap varians kepuasan pernikahan dengan nilai signifikansi 0.233. Maka

secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.

7. Variabel usia pernikahan memberikan sumbangan sebesar 0.0 % terhadap

varians kepuasan pernikahan dengan nilai signifikansi 0.929. Maka secara

statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.

Page 85: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

71

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan didapatkan hasil yang kemudian dianalisis oleh

peneliti, didapatkan kesimpulan yang juga merupakan jawaban dari permasalahan

penelitian. Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini, bahwa secara

keseluruhan ada pengaruh yang signifikan antara religiusitas, emotional

intelligence, dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita di

masa perimenopause. Maka hipotesis mayor yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara religiusitas, emotional intelligence dan usia

pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause

tidak ditolak.

Kemudian, penulis menguji hipotesis minor untuk mengetahui signifikansi

dari masing-masing koefisien regresi independent variable terhadap dependent

variable , diperoleh hasil bahwa dari delapan variabel, ternyata hanya satu yang

signifikan pengaruhnya terhadap kepuasan pernikahan, private pactice.

Sedangkan variable ideology, intellectual, public practice, religion experience,

emotional intelligence dan usia pernikahan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

5.2 Diskusi

Berdasarkan proporsi varians yang telah dihitung, diperoleh hasil bahwa

religiusitas, emotional intelligence, dan usia pernikahan memiliki pengaruh

Page 86: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

72

sebesar 17.5% terhadap kepuasan pernikahan. Sedangkan 82.5% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa diantara variabel religiusitas, emotional intelligence, dan

usia pernikahan, terdapat satu variabel yang memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan pernikahan, yaitu private practice.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, penilitian ini menunjukan bahwa dari

kelima aspek dari religiusitas terdapat satu yang berpengaruh pada kepuasan

pernikahan yaitu private practice. Private practice merupakan dimana agama

seseorang menyediakan dirinya untuk trasenden dalam aktivitas individu dan

ritual yang bersifat pribadi, seperti berdoa. Aspek private practice memiliki tanda

positif pada koefisien, artinya semakin tinggi nilai private practice maka semakin

tinggi kepuasan pernikahan pada wanita di masa perimenopause.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa berdoa

merupakan suatu hal yang sangat bermakna perannya dalam mempengaruhi

penyesuaian pernikahan. Begitu juga membaca kitab suci, secara positif

berhubungan dengan penyesuaian pernikahan, yang berarti semakin sering dan

baik dalam membaca kitab suci, makin baik pula penyesuaian pernikahannya

(Gruner, 1985). Pernyataan tersebut menunjukan bahwa individu yang tidak

hanya sekedar mengetahui agama saja namun juga memahami dan memaknainya

akan memiliki tingkat kepuasan pernikahan yang tinggi karena individu

menjadikan agama sebagai landasan pernikahan.

Sedangkan keempat aspek lainnya dari religiusitas tidak memiliki

pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pernikahan.

Page 87: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

73

Berdasarkan hasil uji hipotesis, penilitian ini menunjukan bahawa variabel

emotional intelligence tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pernikahan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Anghel (2016) yang

menunjukan bahwa emotional intelligence berpengaruh secara signifikan terhadap

kepuasan pernikahan. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan yang jauh antara

karakteristik subjek penelitian Anghel (2016) yaitu wanita dan pria dengan usia

rata-rata 29 tahun, sedangkan subjek pada penelitian ini adalah wanita usia madya

(40-55 tahun).

Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin

disebabkan oleh beberapa faktor penting seperti karakteristik subjek penelitian,

sampling error, perbedaan penggunaan instrumen penelitian, prosedur penelitian,

serta hal lain yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, faktor budaya

yang berbeda dapat mempengaruhi hasil penelitian serta responden yang asal

dalam mengisi skala sehingga jawaban tidak sesuai dengan yang diharapkan atau

kondisi responden saat pengisian kuesioner.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah subjek penelitian yang memiliki

gejala yang tidak kompleks dan tidak mengganggu keberfungsian mereka sehari-

hari, sehingga tidak terlalu berpengaruh dengan kehidupan pernikahannya.

5.3 Saran

Setelah melalui seluruh proses dan penyusunan laporan hasil penelitian, penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penelitian ini. oleh karena itu,

penulis membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis dan praktis agar

dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu,

Page 88: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

74

supaya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pembaca, pasangan menikah,

dan masyarakat umum, sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.

5.3.1 Saran teoritis

1. Besarnya pengaruh seluruh independent variable terhadap kepuasan

pernikahan adalah sebesar 17.5%. sedangkan 82.5% sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian seperti mungkin hubungan interpesonal,

kehidupan seksual, self disclosure dan lain-lain. Keenam variabel yang tidak

berpengaruh signifikan, mungkin disebabkan karena independent variable

dalam penelitian bukanlah faktor yang berpengaruh besar pada penelitian

sebelumnya. Serta mungkin seharusnya terdapat variabel yang memediasi

sehingga keenam variable tidak berpengaruh signifikan. Oleh karena itu,

peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah variabel

lainnya yang mungkin mempengaruhi kepuasan pernikahan.

2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari skala

baku dalam bahasa asing. Peneliti menyarankan dalam menerjemahkan skala

menggunakan bahasa penerjemahan yang lebih luwes, mudah dipahami dan

tidak ambigu, sehingga mempermudah responden dalam memahami

pernyataan dan menjawabnya.

3. Pada penelitian ini, sebagian besar subjek memiliki gejala menjelang

menopause yang tidak terlalu kompleks, dan tidak terlalu mengganggu

keberfungsian mereka sehari-hari, sehingga tidak ada pengaruh dengan

kehidupan pernikahannya. Penelitian selanjutnya diharapkan menentukan dan

mangambil sampel yang lebih spesifik, yaitu memang memiliki gejala

Page 89: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

75

menjelang menopause yang lebih kompleks sehingga keberfungsiannya

sehari-harinya terganggu.

4. Pada penelitian ini, variabel emotional intelligence tidak berpengaruh

terhadap kepuasan pernikahan, karena itu perlu diadakan penelitian lebih

lanjut mengenai variabel ini.

5.3.2 Saran Praktis

1. Dalam penelitian ini, kepuasan pernikahan dipengaruhi oleh private practice.

Disarankan bagi wanita yang sedang berada di masa perimenopause,

hendaknya lebih meningkatkan kualitas ibadah yang dilakukan pribadi

kepada Tuhan seperti membaca kitab suci serta memahami dan mengamalkan

isinya. Kemudian menjalankan ibadah sholat misalnya jika dalam islam

diikuti sunnah-sunnahnya dan menjadikannya sebagai kebutuhan bukan

hanya kewajiban.

2. Pernikahan merupakan suatu hal sakral dan sangat dicintai Tuhan. Memulai

pernikahan pastinya diawali dengan niat membentuk keluarga sakinah

mawaddah wa rahmah , dan kembalilah selalu pada niat anda ketika masalah-

masalah muncul dalam berumah tangga. Permasalahan selama kehidupan

pernikahan bukan hal yang tak biasa namun tidak bisa dianggap biasa. Selalu

percaya pada diri dan pasangan dalam menjalin hubungan, demi mencapai

kepuasan pernikahan yang baik.

Page 90: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

76

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, K., & Hossein-abadi, F. H. (2009). Religiosity, marital satisfaction and

child rearing. Pastoral Psychol , 211-221.

Amalina, P., & Kinanthi, M. R. (2017). Hubungan antara kepuasan pernikahan

dengan kecemasan terhadap menopause pada individu yang berada

dalam tahap usia menjelang menopause. Psikodimensia , 31-39.

Anghel, T. C. (2016). Emotional intelligence and marital satisfaction. Journal of

Experiential Psychotherapy .

Aprillia, N. I., & Puspitasari, N. (2007). Faktor yang mempengaruhi tingkat

kecemasan pada wanita perimenopause. UNAIR .

Ayub, N. (2010). Developmental of marital satisfaction scale. pakistan journal of

clinical psychology , 19-34.

Baziad, A. (2003). Menopause dan andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Bird, G. W., & melville, K. (1994). Family and intimate relationship. New york:

MC Graw Hill inc.

Chaplin, J. (2011). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Duvall, E. M., & Miller, B. C. (1985). Marriage and family development sixth

edition. New York: Harper and Row Publisher.

El-Menouar, Y. (2014).The five dimensions of muslim religiosity. Result of an

Empirical Study. 53-78.

Fetzer. (1999). Multidimensional measurement of religiousness/spirituality for use

in helath research. Fetzer Institute

Flowers, B. J., & Olson, D. H. (1993). ENRICH marital satisfaction scale:a brief

research and clinical tool. Journal of Family Psychology , 176-185.

Goleman, D., & .Weissbergh, R. P. (2006). Emotional intelligence: what does the

research really indicate ? Educational Psychologist , 239-245.

Gruner, L. (1985). The correlation of private, religious devotional practices and

marital adjustment. Journal of Comparative Family Studies , 47-59.

Hidayah, S. N., Hadi, M., & Atik, N. S. (2016). Tingkat kecemasan wanita usia

40-45 tahun menghadapi masa premenopause di desa tumpang krasak

Page 91: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

77

kecamatan jati kabupaten kudus. Jurnal Kesehatan dan Kebidanan , 54-

64.

Huber, S., & Huber, O. W. (2012). The centrality of religiosity scale (CRS).

Religions , 71-724.

Hurlock. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Igbo, Awopetu, Grace, R., & Ekoja. (1993). Relationship between duration of

marriage, personality trait, gender and conflict resolution strategies of

spouses. Social and Behavior Science , 490-496.

Istiqomah, I., & Mukhlis. (2015). Hubungan antara religiusitas dengan kepuasan

perkawinan. Jurnal Psikologi , 11.

Kusumawardhani, A. (2006). Depresi perimenopause. Jakarta: FKUI.

Lavalekar, A., Kulkarni, P., & Jagtap, P. (2010). Emotional intelligence and

marital satisfaction. Journal of Psychosocial Research , Vol.5 185-194.

Liputan6. (t.thn.). Dipetik Juli 21, 2017, dari Liputan 6:

http://showbiz.liputan6.com/read/2853072/kisah-5-ustaz-bercerai-yang-

mengguncangkan-publik

Mayer, J. D., & Salovey, P. (1997). What is emotional intelligence? New

york:Basic book

Mirzain, B. (2015). The relationship between emotional intelligence and marital

satisfaction among english teachers. Turkish Journal of Scientific

Research , 2 91-93.

Murken, S., & Namini, S. (2006). Choosing a religion on the headscarf in europe

and their meaning for religious pluralism. Dalam M. Pye, E. Franke, A.

T. Wasim, & A. Mas'ud, Religious Harmony (hal. 295). Berlin: Walter

deGruyter.

Nema, S. (2013). Effect of marital adjustment in middle-aged adults. International

Journal of Scientific and Research Publications , 3 .

Noseck, M., Kennedy, H. P., & Gudmundsdottir, M. (2012). Distress during the

menopause transition:A Rich Contextual Analysis of Midlife. Family

Health Care Nursing , 1-10.

Nurlaili. (2012). Menopause dan pengaruhnya dalam kehidupan perkawinan.

Page 92: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

78

Papalia, D. E., & Olds, S. W. (2009). Human development edisi 10 buku 2.

Jakarta: Salemba Humanika.

Pratiwi, P. P. (2017). Hubungan antara religiusitas dengan kepuasan pernikahan

pada dewasa madya. Universitas Muhammadiyah Surakarta .

RI, D. (2004). Bagaimana menghadapi masa menopause.

Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990). Emotional intelligence. Baywood Publishing .

Salovey, P., Woolery, A., & Mayer, J. D. (2003). Emotional intelligence:

conceptualization and measurement. Dalam J. O. Fletcher, & M. S.

Clark, Blackwell handbook of Social Psychology:Interpersonal

Processes (hal. 279). Blackwell Publisher.

Santrock, j. W. (2012). Life span development. Jakarta: Erlangga.

Schutte, N. S., Malouff, J. M., & Bhullar, N. (2009). The assesing emotions scale.

soringer series .

Schutte, N. S., Malouff, J. M., Hall, L. E., Haggerty, D. J., Cooper, J. T., Golden,

C. J., et al. (1998). Development and validation of a measure of

emotional intelligence. Personality and Individual Differences , 167-

177.

Sorokowski, P., Randal, A. K., Groyecka, A., Frackowiak, T., Cantarero, K.,

Hilpert, P., et al. (2017). Marital satisfaction, sex, age,marriage

duration, religion, number of children, economic status,education and

collectivistic values:. Frontiers in psychology , 8.

Spanier, G. B. (1976). Measuring Dyadic Adjustment: New Scales for Assessing

the Quality of Marriage and Similar Dyads. Journal of Marriage and

Family15-28 .

Srisusanti, S., & Zulkaida, A. (2013). Studi Deskriptif Mengenai Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan Pada Istri. Fakultas

Psikologi Universitas Gunadarma .

Stewart, D. E. (2005). A Mental Health Practitioner’s Guide. American

Psychiatric Publishing.

Townsend, S. A. (2011). The Impact of Racial Identity and level Of Religiosity on

Marital Satisfaction Among African American Married Couples.

Dissertation .

Page 93: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

79

VanLaningham, J., Johnson, D. R., & amato, P. (2001). Marital happiness, marital

duration, and the u-shaped curve: Evidence rom a five-wave panel

study. Social forces , 79 1313-1341.

Walker, R. (1996). Sex and relationship ; the complete family guide. Italy:

Agostini Edition.

Weber, M. T., Maki, P. M., & McDermott, M. P. (2013). Cognition and mood in

perimenopause: a systematic review and meta analysis. J Steroid

Biochem , 90-98.

Zaheri, F., Dolatian, M., Shariati, M., Simbar, M., Ebadi, A., & Batool, S. (2016).

Effective factors in marital satisfaction in perspective of iranian women

and men: a systematic review. Electronic Physician , 3369-3377.

Zinnbauer, B. J., Pargament, K. I., & Scott, A. B. (1999). The emerging meanings

of religiousness:problems and prospects. Journal of personality .

Page 94: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

80

LAMPIRAN SURAT IZIN WAWANCARA

Page 95: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

81

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saya mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian sebagai persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Psikologi. Oleh karrna itu saya memohon bantuan anda untuk menjadi responden

dalam penelitian ini dengan mengisi angket ini.

Dalam mengisi angket ini, tidak ada jawaban SALAH atau BENAR. Anda bebas dalam

menentukan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri saudari dan bukan menurut

norma sosial atau kondisi yang diharapkan masyarakat. Setiap jawaban yang saudari berikan

akan terjamin KERAHASIAANNYA dan hanya digunakan untuk kebutuhan penelitian saja.

Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu. Setelah selesai mengisi angket ini, mohon diteliti

kembali jawaban saudari agar tidak ada yang tidak terjawab atau terlewati.

Atas kesedian dan perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 28 Oktober 2017

Hormat saya,

Annisa Mufliyanti

Page 96: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

82

Informed Consent:

Saya menyatakan bersedia untuk mengisi angket ini dan akan mengisi sesuai dengan

keadaan diri saya.

Hormat Saya,

(____________________)

Page 97: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

83

Data Responden

Nama/Inisial :

Agama :

Pekerjaan :

Jumlah Anak :

Usia :

Usia suami :

Pekerjaan Suami :

Rata-rata penghasilan suami per bulan :

< 1.000.000

1000.000 – 3.000.000

4.000.000 – 6.000.000

7.000.000 – 10.000.000

> 10.000.000

Usia pernikahan :

Gejala menjelang menopause yang dialami akhir-akhir ini: (boleh pilih/isi lebih dari satu)

Tidak ada

Emosi tidak stabil

Sering merasa bersalah

Sering merasa tertekan

Mudah marah (sensitif)

Sulit tidur

Siklis haid tidak teratur

Vagina kering

Semburan panas di sekitar wajah/bagian tubuh lainnya

Badan terasa sakit

______________

______________

______________

Page 98: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

84

SKALA 1

Tolong tunjukkan di bawah, perkiraan tingkat kesepakatan atau ketidaksepakatan

antara Anda dan pasangan Anda untuk pernyataan no. 1-15 dalam daftar berikut.

No Saya dan pasangan memiliki

kesepakatan dalam hal :

Selalu

Sepakat

Hampir

Selalu

Sepakat

Kadang-

kadang

sepakat

Selalu

Tidak

Sepakat

1 Penanganan keuangan keluarga

2 Rekreasi

3 Keagamaan

4 Menunjukan rasa sayang

5 Hubungan seks

6 Pertemanan

7 Kebiasaan (perilaku baik)

8 Prinsip dalam kehidupan

9 Cara berurusan dengan orang tua

atau mertua

10 Tujuan dan perihal yang diyakini

itu penting

11 Jumlah /banyaknya waktu yang

dihabiskan bersama

12 Membuat keputusan besar

13 Tugas rumah tangga

14 Minat dalam beraktivitas di waktu

luang

15 Keputusan karir

Page 99: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

85

Beri tanda ceklis pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri

anda dari pertanyaan No 16-23.

Sangat

setuju

Setuju Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

24 Apakah Anda dan pasangan Anda terlibat

dalam kepentingan di luar secara

bersama-sama ?

Sangat

sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

16 Seberapa sering anda mendiskusikan atau

pernah mempertimbangkan perceraian,

perpisahan atau pemutusan hubungan

anda?

17 Seberapa sering anda atau pasangan anda

meninggalkan rumah setelah bertengkar ?

18 Secara umum, seberapa sering anda

berpikir bahwa hubungan antara anda dan

pasangan anda berjalan dengan baik ?

19 Apakah anda curhat dengan pasangan

anda ?

20 Apakah anda pernah kesal bahwa anda

telah menikah?

21 Seberapa sering anda dan pasangan anda

bertengkar ?

22 Seberapa sering Anda dan pasangan anda

merasa saling kesal/jengkel?

23 Apakah anda mencium pasangan anda ?

Page 100: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

86

Seberapa sering anda mengatakan kejadian berikut (No.25-28) terjadi antara

Anda dan pasangan Anda?

Sangat

sering

Sering Jarang Tidak

pernah

25 Memiliki pertukaran pikiran/ide-ide

26 Tertawa bersama

27 Tenang dalam mendiskusikan sesuatu

28 Bekerja sama dalam sebuah

projek/kegiatan

Tunjukkan apakah pernyataan di bawah ini menyebabkan perbedaan pendapat

atau masalah dalam hubungan Anda selama beberapa minggu terakhir ?

(silahkan cheklist Ya atau Tidak)

Ya Tidak

29 Lelah dalam berhubungan seksual.

30 Tidak menunjukan rasa cinta.

31. Setelah mempertimbangkan segala hal dalam pernikahan anda, pilihlah salah satu

jawaban yang menurut anda mewakili tingkat kebahagiaan dalam pernikahan anda,

Sangat bahagia Cukup bahagia Tidak bahagia Sangat tidak

bahagia

32. Manakah dari pernyataan berikut yang paling menggambarkan bagaimana

perasaan Anda tentang masa depan hubungan pernikahan anda? (lingkari salah satu)

a. Saya sangat ingin pernikahan saya berhasil dan akan berusaha sekuat tenaga untuk

memastikan hal itu terjadi.

b. Saya sangat menginginkan agar pernikahan saya berhasil, dan akan melakukan

semua yang saya bisa untuk memastikan hal itu terjadi.

c. Saya sangat menginginkan agar pernikahan saya berhasil, dan akan melakukan

pembagian yang adil untuk memastikan hal itu terjadi.

Page 101: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

87

d. Akan menyenangkan jika pernikahan saya berhasil, tapi saya tidak dapat

melakukan lebih dari yang saya lakukan sekarang untuk membantu kesuksesan itu.

e. Akan lebih baik jika berhasil, tapi saya menolak melakukan lebih dari yang saya

lakukan sekarang untuk menjaga hubungan tetap berjalan.

f. Pernikahan saya tidak akan pernah berhasil, dan tidak ada lagi yang bisa saya

lakukan untuk menjaga hubungan agar tetap berjalan.

Page 102: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

88

SKALA 2

No Pertanyaan Sangat

sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1

Seberapa sering Anda memikirkan isu-

isu/berita terkait keagaman ?

2

Seberapa sering Anda mengalami situasi

di mana Anda merasa bahwa Tuhan ingin

mengungkapkan sesuatu kepada Anda?

3

Seberapa sering Anda ikut serta dalam

ibadah?

4

Seberapa sering anda berdoa?

5

Seberapa sering Anda mengalami situasi

di mana Anda merasa bahwa ada Tuhan

atau campur tangan ilahi dalam hidup

Anda?

6

Seberapa sering Anda menyimpan

informasi tentang pertanyaan agama

melalui radio, televisi, internet, surat

kabar, atau buku?

7 Seberapa sering Anda berdoa secara

spontan ketika terinspirasi oleh situasi

sehari-hari?

8

Seberapa sering Anda mengalami situasi

di mana Anda merasa bahwa Tuhan atau

sesuatu yang ilahi hadir?

Sangat

Percaya

Percaya Tidak

Percaya

Sangat

Tidak

Percaya

9

Seberapa percaya anda akan adanya akhirat

atau hari kebangkitan setelah kematian?

10

Seberapa percaya anda,bahwa Tuhan atau

sesuatu yang ilahi ada?

Page 103: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

89

Sangat

Penting

Penting Tidak

Penting

Sangat

Tidak

penting

11

Seberapa penting berdoa secara pribadi

untuk Anda?

12

Seberapa pentingkah bagi Anda untuk

terhubung dengan komunitas keagamaan?

13

Seberapa penting untuk ikut serta dalam

ibadah?

Sangat

tertarik

Tertarik Tidak

tertarik

Sangat

tidak

tertarik

14

Seberapa tertarik Anda untuk belajar lebih

banyak tentang topik-topik keagamaan?

Sangat

mungkin

Mungkin Tidak

mungkin

Sangat

tidak

mungkin

15

Menurut Anda, seberapa mungkin

kekuatan yang lebih besar (dahsyat) itu

benar-benar ada

Page 104: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

90

No Pernyataan Sangat

setuju

Setuju Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

1 Saya tahu kapan harus berbicara masalah pribadi

saya kepada orang lain

2 Ketika saya dihadapkan pada rintangan, saya

ingat saat saya menghadapi hambatan yang sama

dan mengatasinya

3 Saya berharap bahwa saya akan melakukannya

dengan baik pada kebanyakan hal yang saya

coba

4 Orang lain merasa mudah untuk

menceritakannya kepada saya

5 Saya merasa sulit untuk memahami pesan non-

verbal orang lain

6 Beberapa peristiwa besar dalam hidup saya telah

membuat saya mengevaluasi kembali apa yang

penting dan tidak penting

7 Saat mood saya berubah, saya melihat

kemungkinan baru

8 Emosi adalah salah satu hal yang membuat

hidup saya layak untuk dijalani

9 Saya menyadari emosi yang saya alami

10 Saya berharap sesuatu yang baik terjadi

11 Saya suka berbagi emosi dengan orang lain

12 Ketika saya mengalami emosi positif, saya tahu

bagaimana membuatnya bertahan

13 Saya mengatur acara yang disukai orang lain

14 Saya mencari kegiatan yang membuat saya

bahagia

15 Saya menyadari akan pesan non verbal yang

saya sampaikan kepada orang lain

16 Saya menunjukkan diri saya dengan cara yang

membuat kesan baik pada orang lain

17 Ketika saya berada dalam suasana hati yang

positif, memecahkan masalah itu mudah bagi

saya

Page 105: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

91

18 Dengan melihat ekspresi wajah mereka, saya

mengenali emosi yang dialaminya

19 Saya mengetahui mengapa emosi saya berubah

20 Ketika saya berada dalam suasana hati yang

positif, saya bisa menemukan ide baru

21 Saya memiliki kendali atas emosi saya

22 Saya dengan mudah mengenali emosi saya saat

saya mengalaminya.

23 Saya memotivasi diri saya dengan

membayangkan hasil yang baik untuk tugas

yang saya lakukan

24 Saya memuji orang lain ketika mereka telah

melakukan sesuatu dengan baik.

25 Saya sadar akan pesan non-verbal yang dikirim

orang lain

26 Ketika orang lain bercerita tentang sebuah

peristiwa penting dalam hidupnya, saya hampir

merasa seolah-olah telah mengalami peristiwa

ini sendiri

27 Ketika saya merasakan perubahan emosi, saya

cenderung mengemukakan gagasan baru

28 Ketika saya menghadapi tantangan, saya

menyerah karena saya yakin saya akan gagal.

29 Saya tahu apa yang orang lain rasakan hanya

dengan melihat mereka.

30 Saya membantu orang lain untuk merasa lebih

baik saat mereka down

31 Saya menggunakan suasana hati yang baik untuk

membantu diri saya terus berusaha menghadapi

rintangan.

32 Saya dapat mengetahui bagaimana perasaan

orang dengan mendengarkan nada suaranya

33 Sulit bagi saya untuk mengerti mengapa orang

merasakan apa yang mereka lakukan

Page 106: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

92

LAMPIRAN SYNTAX DAN PATH DIAGRAM

Kepuasan Pernikahan

TITLE:UJI VALIDITAS KP;

DATA: FILE IS KP.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE KP1-KP32;

USEVAR ARE KP1-KP32;

CATEGORICAL ARE KP1-KP32;

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;

DEFINE: IF KP1<2 THEN KP1=2; IF KP3<2 THEN KP3=2;

IF KP5<2 THEN KP5=2;IF KP7<2 THEN KP7=2;IF KP9<2 THEN KP9=2;

IF KP11<2 THEN KP11=2;IF KP12<2 THEN KP12=2;IF KP13<2 THEN KP13=2;

IF KP14<2 THEN KP14=2;IF KP15<2 THEN KP15=2;IF KP17<2 THEN KP17=2;

IF KP18<2 THEN KP18=2; IF KP19<2 THEN KP19=2;IF KP21<2 THEN KP21=2;

IF KP22<2 THEN KP22=2;IF KP23<3 THEN KP23=3;IF KP24<2 THEN KP24=2;

IF KP25<2 THEN KP25=2;IF KP26<2 THEN KP26=2; IF KP27<2 THEN KP27=2;

IF KP29<2 THEN KP29=2;IF KP30<2 THEN KP30=2;IF KP32>2 THEN KP32=2;

MODEL: KP BY KP1* KP2-KP32*;

KP@1;

KP25 WITH KP24;

KP32 WITH KP15;

KP25 WITH KP17;

KP15 WITH KP14;

KP19 WITH KP18;

KP18 WITH KP15;

KP19 WITH KP15;

Page 107: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

93

KP18 WITH KP14;

KP22 WITH KP18;

KP27 WITH KP25;

KP23 WITH KP22;

KP28 WITH KP24;

KP24 WITH KP17;

KP28 WITH KP25;

KP26 WITH KP25;

KP25 WITH KP22;

KP27 WITH KP21;

PLOT: TYPE=PLOT3;

OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);

!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 108: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

94

Page 109: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

95

Intellectual

TITLE:UJI VALIDITAS REL;

DATA: FILE IS REL.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE INT1-INT3 IDE1-IDE3 PUB1-PUB3 PRI1-PRI3 RE1-RE3;

USEVAR ARE INT1-INT3;

CATEGORICAL ARE INT1-INT3;

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;

!DEFINE: IF INT2<2 THEN INT2=2;

MODEL: RELI BY INT1* INT2-INT3*;

RELI@1;

PLOT: TYPE=PLOT3;

OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);

!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 110: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

96

Ideology

TITLE:UJI VALIDITAS REL;

DATA: FILE IS REL.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE INT1-INT3 IDE1-IDE3 PUB1-PUB3 PRI1-PRI3 RE1-RE3;

USEVAR ARE IDE1-IDE3;

CATEGORICAL ARE IDE1-IDE3;

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;

!DEFINE: IF IDE3<2 THEN IDE3=2;

MODEL: REL BY IDE1* IDE2-IDE3*;

REL@1;

PLOT: TYPE=PLOT3;

OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);

!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 111: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

97

Public practice

TITLE:UJI VALIDITAS REL;

DATA: FILE IS REL.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE INT1-INT3 IDE1-IDE3 PUB1-PUB3 PRI1-PRI3 RE1-RE3;

USEVAR ARE PUB1-PUB3;

CATEGORICAL ARE PUB1-PUB3;

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;

!DEFINE: IF PUB1<2 THEN PUB1=2;

MODEL: REL BY PUB1* PUB2-PUB3*;

REL@1;

PLOT: TYPE=PLOT3;

OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);

!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 112: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

98

Private practice

TITLE:UJI VALIDITAS REL;

DATA: FILE IS REL.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE INT1-INT3 IDE1-IDE3 PUB1-PUB3 PRI1-PRI3 RE1-RE3;

USEVAR ARE PRI1-PRI3;

CATEGORICAL ARE PRI1-PRI3;

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;

!DEFINE: IF PRI1<2 THEN PRI1=2;

MODEL: REL BY PRI1* PRI2-PRI3*;

REL@1;

PLOT: TYPE=PLOT3;

OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);

!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 113: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

99

Religion Experience

TITLE:UJI VALIDITAS REL;

DATA: FILE IS REL.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE INT1-INT3 IDE1-IDE3 PUB1-PUB3 PRI1-PRI3 RE1-RE3;

USEVAR ARE RE1-RE3;

CATEGORICAL ARE RE1-RE3;

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;

!DEFINE: IF RE1<2 THEN RE1=2; IF RE3<2 THEN RE3=2;

MODEL: REL BY RE1* RE2-RE3*;

REL@1;

PLOT: TYPE=PLOT3;

OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);

!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 114: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

100

Emotional Intelligence

TITLE:UJI VALIDITAS EI;

DATA: FILE IS EI.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE EI1-EI33;

USEVAR ARE EI1-EI33;

CATEGORICAL ARE EI1-EI33;

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;

DEFINE: IF EI1<2 THEN EI1=2; IF EI1>3 THEN EI1=3; IF EI2<2 THEN EI2=2;

IF EI3<2 THEN EI3=2; IF EI4<2 THEN EI4=2; IF EI5<2 THEN EI5=2;

IF EI7<2 THEN EI7=2; IF EI9<2 THEN EI9=2; IF EI10>3 THEN EI10=3;

IF EI12<2 THEN EI12=2;IF EI13<2 THEN EI13=2;IF EI15<3 THEN EI15=3;

IF EI17<2 THEN EI17=2;IF EI21<2 THEN EI21=2;IF EI22<2 THEN EI22=2;

IF EI23<2 THEN EI23=2; IF EI24<2 THEN EI24=2;IF EI26<2 THEN EI26=2;

IF EI31<2 THEN EI31=2;IF EI33<2 THEN EI33=2;

MODEL: EI BY EI1* EI2-EI33*;

EI@1;

EI21 WITH EI6;

EI33 WITH EI24;

EI30 WITH EI2;

EI9 WITH EI8;

EI13 WITH EI12;

EI28 WITH EI13;

EI12 WITH EI11;

EI28 WITH EI12;

EI32 WITH EI31;

EI27 WITH EI26;

EI24 WITH EI7;

EI31 WITH EI16;

EI7 WITH EI3;

EI28 WITH EI15;

EI30 WITH EI16;

EI30 WITH EI29;

PLOT: TYPE=PLOT3;

OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);

!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 115: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

101

Page 116: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

102

LAMPIRAN REGRESI

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,419a ,175 ,142 8,89275

a. Predictors: (Constant), Usia_pernikahan, Emotional_int, Ideology,

Public_prac, Intellectual, Private_prac, Religion_exp

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,744 8,631 1,476 ,142

Intellectual -,118 ,108 -,090 -1,096 ,275

Ideology ,242 ,131 ,131 1,855 ,065

Public_prac ,103 ,085 ,092 1,212 ,227

Private_prac ,253 ,077 ,264 3,292 ,001

Religion_exp ,176 ,118 ,127 1,492 ,138

Emotional_int ,093 ,079 ,092 1,173 ,242

Usia_pernikahan -,009 ,106 -,006 -,089 ,929

Dependent Variable: Kepuasan_pernikahan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2911,367 7 415,910 5,259 ,000b

Residual 13681,014 173 79,081

Total 16592,381 180

a. Dependent Variable: Kepuasan_pernikahan

b. Predictors: (Constant), Usia_pernikahan, Emotional_int, Ideology, Public_prac, Intellectual,

Private_prac, Religion_exp

Page 117: PENGARUH RELIGIUSITAS, EMOTIONAL INTELLIGENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44431/1/ANNISA... · HALAMAN JUDUL ... 2003). Diikuti dengan data ... tentang

103

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,128a ,016 ,011 9,54807 ,016 3,002 1 179 ,085

2 ,211b ,045 ,034 9,43720 ,028 5,231 1 178 ,023

3 ,276c ,076 ,061 9,30529 ,032 6,082 1 177 ,015

4 ,393d ,155 ,135 8,92765 ,078 16,291 1 176 ,000

5 ,411e ,169 ,145 8,87825 ,014 2,964 1 175 ,087

6 ,419f ,175 ,147 8,86736 ,007 1,430 1 174 ,233

7 ,419g ,175 ,142 8,89275 ,000 ,008 1 173 ,929

a. Predictors: (Constant), Intellectual

b. Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology

c. Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology, Public_prac

d. Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology, Public_prac, Private_prac

e. Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology, Public_prac, Private_prac, Religion_exp

f. Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology, Public_prac, Private_prac, Religion_exp, Emotional_int

g. Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology, Public_prac, Private_prac, Religion_exp, Emotional_int, Usia_pernikahan


Recommended