Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 4, No. 4, 2019 November: 591-605 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
591
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN, DISPERSI
KEPEMILIKAN, BIAYA KEPEMILIKAN PADA KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Tilka Hayaton1 , A.Sakir2
1,2) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 1,2)e-mail: [email protected]
Abstract :This study aimed to analyze the effect of corporate governance, dispersion ownership,
cost ownership on financial performance. Corporate governance measured by CGPI (Corporate
Governance Perception Index) based on the rating that has been prepared by IICG (Indonesian
Institute of Corporate Governance), dispersion ownership measured by adding up the shares
owned by the public and the number of shares outstanding. Cost ownership is measured by
dividends per share and earnings per share. As well as the financial performance measured by the
value of Return On Equity and Tobin’s Q .Sampling technique used is purposive sampling. Data
analysis techniques for banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the
period 2012-2017. It was found that corporate governance has a negative and significant effect on
the bank financial performance (Return On Equity, Tobin’s q). Dispersion ownership has a negatif
and significant effect on the bank financial performance. Cost ownership has a negatif and
significant effect on the bank financial performance.
Keyword : Corporate Governance, Dispersion Ownership, Cost ownership and Financial
performance.
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tata kelola perusahaan, dispersi
kepemilikan, biaya kepemilikan terhadap kinerja keuangan.Tata kelola diukur dengan CGPI
(Corporate Governance Perception Indeks) berdasarkan pada pemeringkatan yang telah di susun
oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance),dispersi kepemilikan diukur dengan
menjumlahkan saham yang dimiliki publik dan jumlah saham yang beredar, biaya kepemilikan
diukur dengan dividen per lembar saham dibagi earning per share, serta kinerja keuangan
perusahaan diukur dengan nilai Return On Equity dan Tobin’s Q .Teknik sampel adalah purposive
sampling. Teknik analisa data pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2017. Ditemukan bahwa corporate governance berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan (Return On Equity,Tobin’s q). Dispersi
kepemilikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan.
Biaya kepemilikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan
perbankan.
Kata kunci : Corporate governance, Dispersi kepemilikan, Biaya kepemilikan dan Kinerja
keuangan
PENDAHULUAN
Corporate Governance atau
sering disebut sebagai tata kelola
perusahaan merupakan aktifitas pokok
yang dilakukan oleh masing-masing
perusahaan. Weil et al (2004)
mengemukakan bahwa corporate
governance memiliki makna yang
sempit dan luas. Dalam makna sempit,
corporate governance menyangkut
hubungan antara para manajer
perusahaan, direksi dan para pemegang
592
saham. Hal lain dari makna sempit dapat
mencakup hubungan perusahaan kepada
pemangku kepentingan dan masyarakat
lebih luas. Corporate governance dapat
mencakup kombinasi hukum, peraturan,
daftar aturan dan praktik yang
memungkinkan perusahaan untuk
menarik dana, melakukan efisiensi,
menghasilkan laba, serta memenuhi
kewajiban hukum dan harapan
masyarakat umum.
Pada tahun 2014 mengenai
perbandingan peningkatan kinerja tata
kelola yang dilakukan oleh ASEAN
Development Bank (ADB), dari hasil
penelitian tersebut Indonesia mengalami
peningkatan yang positif pada tahun
2012-2013 tetapi jika dibandingkan
dengan negara lain seperti Malaysia,
Filipina, Singapura, Vietnam dan
Thailand, Indonesia masih berada pada
level rendah. Sejalan dengan Global
Fraud Survey (2014) menjelaskan bahwa
bank dan lembaga keuangan lainnya
menjadi sektor terbesar dimana
kecurangan terjadi. Maka kesadaran
untuk penerapan tata kelola perusahaan
secara efektif di industri jasa keuangan
perlu dilakukan secara lebih sistematis.
Tata kelola yang baik atau Good
Corporate Governance (GCG) hingga
saat ini terus berkembang oleh
pemerintah agar dapat dikembangkan
oleh dunia usaha.
Konsep ini dianggap sangat
penting untuk diterapkan agar perusahaan
di Indonesia dapat kuat dalam
menghadapi krisis
(Economy.okezone.com, 2017). Ketua
Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan (DK-OJK) menjelaskan, hal
ini dikarenakan Indonesia hanya
menempatkan dua emiten yakni PT Bank
Danamon Tbk dan PT Bank CIMB Niaga
Tbk sebagai ASEAN’S Top 50 Issuer
with the best good corporate governance
(GCG) dalam ajang penganugerahan
ASEAN Corporate Governance Award
2016 yang diselenggarakan oleh ASEAN
Capital Market Forum (ACMF) di
Manila, Filipina
(Metronews.com,/Ekonomi/Mikro).
Konsep ini dianggap sangat
penting untuk diterapkan agar perusahaan
di Indonesia dapat kuat dalam
menghadapi krisis
(Economy.okezone.com, 2017). Ketua
Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan (DK-OJK) menjelaskan, hal
ini dikarenakan Indonesia hanya
Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand
Gambar 1. Distribusi Negara Top 50
Sumber :ACMF Working Group D Secretariat 2016
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 4, No. 4, 2019 November: 591-605 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
592
menempatkan dua emiten yakni PT Bank
Danamon Tbk dan PT Bank CIMB Niaga
Tbk sebagai ASEAN’S Top 50 Issuer
with the best good corporate governance
(GCG) dalam ajang penganugerahan
ASEAN Corporate Governance Award
2016 yang diselenggarakan oleh ASEAN
Capital Market Forum (ACMF) di
Manila, Filipina
(Metronews.com,/Ekonomi/Mikro).
Selanjutnya pada tahun 2016
dalam acara Annual Report Award 2016,
Jakarta Pusat, Selasa malam 19
September 2017 Indonesia juga hanya
menepatkan dua emiten dalam ajang
tersebut, jauh tertinggal dengan Thailand
yang mampu menempatkan dua puluh
tiga emiten dan Malaysia enam emiten.
Oleh karenanya Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
(DK-OJK) Wimboh Santoso mengaris
bawahi pentingnya meningkatkan
implementasi GCG. Sebab lanjutnya,
penerapan GCG menjadi aspek utama
untuk membangun fundamental
perusahaan yang kokoh.
Kinerja keuangan perusahaan
tidak akan sustainable bila tidak dilandasi
praktik tata kelola yang baik.
Implementasi tata kelola yang baik juga
merupakan salah satu pilar ekonomi
pasar yang dapat mendorong terciptanya
persaingan yang sehat serta iklim usaha
yang kondusif, khusunya melalui prinsip
transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta
kewajiban dan kesetaraan (DK-OJK
Metrotvnews.com, 2017). Selain itu
laporan tahunan yang di dukung oleh
proses tata kelola yang baik akan
meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas publik yang pada gilirannya
akan meningkatkan kepercayaan
investor, meningkatkan likuiditas di pasar
domestik yang bisa menyediakan sumber
pendanaan jangka panjang yang
dibutuhkan untuk proyek-proyek strategi
nasional (DK-OJK Metrotvnews.com,
ekonomi mikro, 2017).
Kinerja kerap dihubungkan
dengan kondisi keuangan perusahaan.
Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi
yang dicapai perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan
tingkat kesehatan perusahaan tersebut
(Sukhemi, 2007). Venkatraman dan
Ramanujam (1986) menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan merupakan sebuah
konstruk multidimensi. Dalam hal ini,
kinerja perusahaan terdiri dari kinerja
keuangan, kinerja bisnis dan kinerja
keorganisasian. Kinerja keuangan berada
pada pusat wilayah efektifitas
keorganisasian. Ukuran kinerja ini dinilai
sangat penting, tetapi tidak cukup untuk
mendefinisikan efektifitas keseluruhan.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat
diukur dengan kinerja operasional
dimana kinerja operasional tersebut di
proksikan dengan return on equity (ROE)
(Klapper dan Love, 2002). Selanjutnya,
kinerja pasar dengan menggunakan
Tobin’s Q. Penelitian ini di anggap
kompleks karena di ukur dari dua sisi
yaitu operasional dan kinerja pasar dalam
melihat kinerja keuangan suatu
perusahaan. Bhagat dan Black (1997)
dalam proses pengukuran kinerja
keuangan menggunakan ROE dalam
penelitianya yang dimana hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa tata
kelola berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Tata kelola diperlukan untuk
mendorong terciptanya transparan, dan
konsitensi dengan peraturan perundang-
593
undangan (Zarkasyi, 2088:36). Penerapan
tata kelola perusahaan yang baik
berkaitan dengan upaya menarik investor
untuk berinvestasi pada suatu negara.
(Ferial, 2016). Tata kelola menyebabkan
berkurangnya masalah agensi dalam
sebuah perusahaan . Masalah agensi
adalah konflik yang timbul antara
pemilik, karyawan dan manajer
perusahaan dimana ada kecenderungan
manajer lebih mementingkan tujuan
individu daripada tujuan perusahaan
(Sartono, 2014).
Penerapan teori keagenan pada
manajemen keuangan diajukan oleh
Jensen dan Meckling (1976), hubungan
keagenan atan agency relationship
muncul ketika satu atau lebih individu
(Majikan) menggaji individu lain (agen
atau karyawan) untuk bertindak atas
namanya (Atmaja, 2008). Hubungan ini
muncul antara (1) pemegang saham
(shareholders) dengan para manajer,
serta (2) shareholders dengan kreditor
(Bondholders atau pemegang obligasi).
Problem keagenan (agency problem)
antara pemegang saham (pemilik
perusahaan) dengan manajer potensial
terjadi bila manajemen tidak memiliki
saham mayoritas perusahaan. Sebaliknya,
manajer perusahaan bisa saja bertindak
tidak untuk memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham, tetapi
memaksimumkan kemakmuran mereka
sendiri, maka terjadilah conflict of
interest (Atmaja, 2008).
Berdasarkan uraian diatas maka
peneliti ingin melakukan penelitian
terkait pengaruh 1) Untuk menguji dan
menganalisis pengaruh tata kelola
terhadap kinerja keuangan perusahaan
pada sektor perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. 2) Untuk menguji
dan menganalisis pengaruh dispersi
kepemilikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3)
Untuk menguji dan menganalisis
pengaruh biaya kepemilikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan pada sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
TELAAH PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Tata Kelola
Tata kelola diperlukan untuk
mengurangi permasalahan keagenan
antara pemilik dan manajer. Pada tahap
proses pengukuran tata kelola perusahaan
secara konsisten menggunakan konsep
CGPI yang diselenggarakan pada setiap
tahun dan bekerja sama dengan Komite
Nasional Kebijakan Governance
(KNKG). CGPI berupa skor dan
pembobotan nilai berdasarkan acuan
yang telah dibuat. Penilaian yang
dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang meliputi komitmen
terhadap tata kelola perusahaan, hak
pemegang saham, dan fungsi
kepemilikan kunci, perlakuan yang setara
terhadap seluruh pemegang saham, peran
stakeholder dalam tata kelola perusahaan,
pengungkapan dan transparansi, dan
tanggung jawab dewan komisaris dan
dewan direksi. Indeks yang digunakan
untuk memberikan skor berupa angka
mulai dari 0 sampai 100, jika perusahaan
memiliki skor mendekati atau mencapai
nilai 100 maka perusahaan tersebut
semakin baik dalam menerapkan
corporate governance.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 4, No. 4, 2019 November: 591-605 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
594
Tabel 1 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI
IICG melalui program CGPI membantu
perusahaan meninjau ulang pelaksanaan
corporate governance yang telah
dilakukannya dan membandingkan
pelaksanaanya terhadap perusahaan-
perusahaan lain pada sektor yang sama.
Tata kelola suatu perusahaan ini
berhubungan dengan jumlah dewan
direksi yang ada dalam perusahaan
tersebut. Tata kelola yang buruk suatu
perusahaan bisa disebabkan banyaknya
pemborosan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan itu sendiri.
Semakin banyak jumlah dewan direksi
dalam suatu perusahaan maka biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan itu juga
akan meningkat, otomatis akan
memperburuk kinerja perusahaan itu
sendiri, dikarenakan dalam proses
pembinaan perusahaan akan
mengeluarkan anggaran seperti
kompensasi, bonus dan biaya lainnya.
Dispersi Kepemilikan
Kepemilikan dispersi adalah
kepemilikan saham oleh masyarakat
umum yang tidak memiliki hubungan
istimewa dengan perusahaan terhadap
saham perusahaan publik yang beredar.
Porsi kepemilikan saham publik diukur
berdasarkan persentase dari perbandingan
antara jumlah saham yang dimiliki publik
dengan jumlah saham yang beredar,
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
BeredarSahamJumlah
PublikDimilikiyangSahamJumlahDK
Biaya Kepemilikan
Sumber utama dari biaya
keuangan kepemilikan adalah dividen
(Easterbrook, 1984) berpendapat bahwa
dividen adalah cara menyelaraskan minat
manajer dengan investor, dividen yang
dalam jangka pendek mengurangi biaya
agensi, terutama berlaku di negara-negara
dengan lembaga yang lemah dan
perlindungan pemegang saham yang
buruk (La porta, Lopez ; Shleifer dan
Vishny, 2000).
BeredaryangSaham
publikilikiyangSahamBK
dim
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan
gambaran kondisi keuangan perusahaan
pada suatu periode tertentu menyangkut
aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana, yang biasanya diukur
dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan,
2006). Menurut Mulyadi (2016) kinerja
keuangan merupakan gambaran dari hasil
keberhasilan perusahaan yang telah
dicapai dari aktifitas yang telah
dilakukannya, atau sejauh mana
No Tahapan Bobot
(%)
1 Self Assessment 15
2 Kelengkapan Dokumen 20
3 Makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan Corporate
Governance sebagai ssistem di perusahaan tersebut 14
4. Observasi 51
595
perusahaan sudah melakukan dan
melaksanakan aturan-aturan keuangan
secara baik dan benar.
Ekuitas
BersihLabaROE
AssetofValueBookTotal
sLiabilitieTotalValueMarketTotalsQTobin
'
Penelitian mengenai pengaruh
corporate governance terhadap kinerja
keuangan perusahaan sudah banyak
dilakukan sebelumnya. Salah satunya
adalah penelitian dilakukan oleh Haat et
all (2008) yang merumuskan tentang
hubungan antara penerapan corporate
governance terhadap kinerja perusahaan.
Dalam penelitiannya tersebut, Haat et al
(2008) menggunakan variabel timelines
atau ketepatwaktuan dan disclosure atau
pengungkapan sebagai variabel
intervening, hasil penelitian ini
menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan antara penerapan
corporate governance dengan timelines
dan disclosure terhadap kinerja
perusahaan. Namun demikian, penelitian
tersebut menemukan bahwa penerapan
corporate governance memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Sekaredi (2011) menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan, dewan komisaris
independen berpengaruh negative
signifikan, dewan komisaris berpengaruh
positif tidak signifikan, dewan direksi
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pasar sedangkan terhadap
kinerja operasional berpengaruh negatif
signifikan.
Hardikasari (2011) juga
melakukan penelitian serupa dengan
objek perusahaan- perusahaan perbankan.
Konsep indikator mekanisme tata kelola
yang dipakai dalam penelitian ini terdiri
dari, ukuran dewan direksi, ukuran
dewan komisaris, dan ukuran perusahaan
terhadap praktik manajemen laba yang
dilakukan oleh industri perbankan di
Indonesia. Sampel pada penelitian ini
adalah seluruh perusahaan perbankan
yang terdaftar di bursa efek Indonesia
(BEI) tahun 2006 -2008, penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi
berganda, pemilihan sampel
menggunakan purposive sampling.
Konijin et al (2011) menyelidiki efek
kepemilikan blockholder terkonsentrasi
versus terdispersi pada nilai perusahaan
melaporkan hubungan negatif antara
dispersi blockholder kinerja keuangan.
Berdasarkan penelitian La Porta et al
(1999), struktur kepemilikan tersebar
biasanya terjadi di negara-negara
common law yaitu hukum yang
memberikan perlindungan cukup baik
terhadap investor.
H1 : Tata Kelola perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia.
Penelitian tentang Fama dan
Jensen (1983) membahas konsep,
entreechment atau dampak buruk dari
porsi kepemilikan manajemen yang
tinggi didorong oleh oportunisme jangka
pendek. Bukti empiris sepertinya
mendukung permasalahan tersebut.
(Booth, 1996) menunjukkan bahwa
kepemilikan awal yang luas
meningkatkan likuiditas pasar sekunder
yang pada gilirannya mengurangi
pengembalian yang diperlukan kepada
investor. Konijin et al (2011) menyelidiki
efek kepemilikan blockholder
terkonsentrasi versus terdispersi pada
596
nilai perusahaan melaporkan hubungan
negatif antara dispersi blockholder
kinerja keuangan. Berdasarkan penelitian
La Porta et al (1999), struktur
kepemilikan tersebar biasanya terjadi di
negara-negara common law yaitu hukum
yang memberikan perlindungan cukup
baik terhadap investor. Strukktur
kepemilikan tersebar terjadi pada
perusahaan-perusahaan di Amerika dan
Inggris. Dikatakan tersebar karena saham
dimiliki oleh banyak orang dalam
presentasi yang kecil sehingga hak
kendali perusahaan berada ditangan
manajer bukan pemegang saham. Oleh
karena itu, pemegang saham disebut
outsider. Di indonesia fenomena yang
lazim ditemukan adalah kepemilikan
terkonsentrasi namun, bukan berarti
kepemilikan tersebar tidak ada akan
tetapi jumlahnya <5% (RTI Business).
H2 : Dispersi kepemilikan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia.
H3 : Biaya kepemilikan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia.
Kerangka koseptual dalam
penelitian ini akan menjelaskan
hubungan antara masing-masing variabel
digambarkan sebagai berikut :
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan data
sekunder diperoleh dari laporan
keuangan tahunan perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode tahun 2012-2017.
Adapun objek penelitian pada penelitian
ini adalah pengaruh tata kelola,
kepemilikan dispersi, kepemilikan biaya
(dividen) terhadap kinerja bank yang
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 4, No. 4, 2019 November: 591-605 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
597
terdaftar di bursa efek Indonesia periode
2012-2017.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah panel data. Panel
data merupakan tipe khusus dari pooled
data dimana unit cross-sectional yang
sama diteliti dari waktu ke waktu
(Gujarati, 2004). Penelitian ini
menggunakan data laporan keuangan
tahunan dari perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama enam (6) tahun berturut-turut
(2012-2017) untuk melihat kinerja bank.
Dalam penelitian ini jenis dan sumber
data yang digunakan adalah data
sekunder,yaitu data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung dan
melalui media perantara.
Variabel Operasional
Pada penelitian ini terdapat tiga
variabel yang digunakan yaitu variabel
independen, variabel dependen, dan
variabel kontrol Sugiyono (2008)
menjelaskan bahwa variabel dependen
adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat (variabel terikat),
variabel independen adalah variabel yang
tidak terikat oleh faktor faktor lain dan
mempunyai pengaruh terhadap variabel
lain (variabel bebas). Sedangkan variabel
kontrol adalah variabel yang dapat
dikendalikan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti.
Peralatan Analisa Data
Analisis antara tata kelola,
dispersi kepemilikan, biaya kepemilikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan
perbankan menggunakan regresi linear
berganda :
SIZE
DividendDispersiTataKelolaROE
4
3210
SIZE
DividendDispersiTataKelQ
4
3210
Keterangan :
ROE: Return On Equity (Kinerja
Keuangan)
Q : Tobin’s Q
β0 : Konstan
β1 : Koefisien dari tata kelola
β2 : Koefisien dari kepemilikan dispersi
β3 : Koefisien dari Kepemilikan Biaya
(dividend)
β4: Koefisien dari Ukuran Perusahaan
(Size)
ε : Error Term
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan analisis yang
dilakukan menggunakan Software SPSS
23 maka ditemukan beberapa
karakteristik dari masing-masing variabel
yang diperhatikan pada tabel 1. Tabel
tersebut menunjukkan nilai maksimum
dan minimum dari masing- masing
variabel, nilai minimum merupakan nilai
terendah untuk setiap variabel sedangkan
nilai maksimum merupakan nilai
tertinggi dari variabel. Mean merupakan
rata-rata dari setiap variabel, satndar
deviasi merupakan sebaran data dari
sampel. Statistik deskriptif data dilihat
dari tabel 1.
Pengujian statistik deskriptif
menunjukkan rata-rata ROE adalah
22.40900000, adapun nilai maksimum
yang diperoleh oleh Return On Equity (
ROE) adalah 38.66000000 dan nilai
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 4, No. 4, 2019 November: 591-605 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
598
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Sumber : Data Diolah dengan SPSS 23 (2019)
minimumnya 10.95000000, variabel
ROE memiliki distribusi data yang baik
karena nilai rata-ratanya lebih besar dari
standar deviasi yaitu 6.930907464 . Nilai
rata-rata ROE sebesar 22.41 %
mengartikan bahwa rata- rata kinerja
keuangan masih menunjukkan ketahanan
dari segi kinerja keuangan yang relatif
kuat dengan resiko yang cukup terjaga.
Pengujian statistik deskriptif
menunjukkan rata-rata Tobin’ Q adalah
2.912957227, adapun nilai maksimum
yang diperoleh oleh Tobin’s Q adalah
46.10153410 dan nilai minimunnya
0.993200000, variabel Tobin’s Q
memiliki distribusi data belum sempurna
karena nilai rata-ratanya lebih kecil dari
standar deviasi yaitu 8.228307793. Nilai
rata-rata Tobin’s Q sebesar 2.91 %
mengartikan bahwa rata-rata kinerja
keuangan masih menunjukkan kelemahan
dari segi pasar.
Dari hasil pengujian data tata
kelola ( CGPI) maka ditemukan nilai
minimum sebesar 84,94000 sedangkan
nilai maksimum sebesar 93,32000. Tata
kelola ditentukan berdasarkan beberapa
klarifikasi pembagian bobot yang telah
ditentukan. Rata-rata tata kelola
87,32500, dengan demikian rata-rata tata
kelola sebesar 87 % lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai tengah standar
deviasi sebesar 2,55710. Berdasarkan
perbandingan antara rata-rata dan standar
deviasi maka dapat dikatakan bila data
variabel ini berdistribusi dengan baik, ini
dapat dilihat dari rata -rata tata kelola
yang lebih tinggi dari standar deviasi.
Dari hasil pengujian dispersi
kepemilikan maka ditemukan nilai
minimum sebesar 1,399878000
sedangkan nilai maksimum sebesar
61,24479480. Nilai maksimum
ditentukan berdasarkan klasifikasi
tingkat kepemilikan, dimana pada
klasifikasi ini tingkat kepemilikan
maksimal 5 % ( 0,05). Rata –rata dispersi
sebesar 11,73819220 dengan demikian
rata-rata kepemilikan saham dispersi
sebesar 11 %. Rata- rata kepemilikan
terbesar penelitian ini berada pada tingkat
kepemilikan 1 hingga 11 %, dengan
demikian rata-rata kepemilikan dispersi
terbesar pada penelitian ini berada pada
tingkat kepemilikan ini. Standar deviasi
pada penelitian ini sebesar 17,58127033
bila dibandingkan antara rata-rata dan
standar deviasi maka dapat dikatakan bila
data kelompok dari variabel ini memiliki
distribusi menyebar karena standar
deviasi lebih tinggi dari pada rata-rata.
Dari hasil pengujian dividen
maka ditemukan nilai minimum sebesar
21,11319500 dan nilai maksimum
sebesar 428,6054970 Nilai maksimal
ditentukan berdasarkan klasifikasi
perusahaan yang membayar dividen pada
tahun pengamatan. Rata- rata dividen
Keterangan Minimun Maksimum Mean Std.deviasi
Kinerja (ROE) 10.95000000 38.66000000 22.40900000 6.930907464
Toin’s Q 0.99320 46.10153410 2.912957227 8.228307793
Tata Kelola 84.94 93.32 88.0593 2.55710
Dispersi 1.399878000 61.24479480 11.73819220 17.58127033
Dividen
Size
21.11319500
16.38941760
428.6054970
29.20854454
155.7663428
20.35391113 99.69492212
1.979975437
599
yaitu sebesar 155,76 % sedangkan
standar deviasi sebesar 99.69492212.
Berdasarkan pengujian data
statistik deskriptif dari variabel ukuran
perusahaan ( size) maka ditemukan nilai
minimum sebesar 16.38941760 dan nilai
maksimal sebesar 29.20854452 Rata-rata
ukuran perusahaan yang dijadikan sampel
sebesar 20,35391113 yang menunjukkan
rata-rata ukuran perusahaan yang ada di
indonesia cukup tinggi, sedangkan
satandar deviasi sebesar 1,979975437.
Bila dibandingkan antara rata-rata dan
standar deviasi maka dapat dikatakan bila
data variabel ini berdistribusi dengan
baik, karena rata-rata sebesar 20,35 %
yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan standar deviasi.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis pada
Tabel 2 dan 3 maka diperoleh hasil
dengan menggunakan Return On Equity
sebagai berikut:
ROE =59.762 – 1.058 Tatakel – 0.011
Kdispersi+ 0.029 Kdividen +
0.0480 + ε
Selanjutnya Berdasarkan hasil
analisis dengan menggunakan Tobin’ s Q
maka, ditemukan hasil sebagai berikut:
Tobin’s Q = 1.737 – 0.083Tatakel –
0.027Kdispersi - 0.022
Kdividen +3.858 +ε
Pengaruh antara persentase tata
kelola yang di proksikan dengan CGPI
(tatakel) terhadap kinerja keuangan
(ROE) dilihat pada tabel 2 besarnya
pengaruh dapat dilihat berdasarkan nilai
koefisien dan nilai t- statistik masing-
masing sebesar -1.058 dan -1.898
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.009
dibawah 0.05 artinya tata kelola
berpengaruh negatif signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
Tabel 2 Hasil Pengujian Regresi Return On Equity (ROE)
Sumber: Output SPSS (diolah) 2019
Tabel 3 Hasil Pengujian Regresi Tobin’s Q
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.737 25.385 0.068 0.946
Tatakel - 0.837 0.285 -0.260 - 2.938 0.007
Kdispersi -0.027 0.037 - 0.058 - 0.736 0.0469
Kdividen - 0,022 0.008 -0.261 -2.856 0.009
Fz 3.858 0.337 0.928 11.451 0.000
Sumber: Output SPSS (diolah), 2019
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 359.762 30.370 1.968 0.061
Tatakel -1.058 0.557 -0.416 -1.898 0.009
Kdispersi -0.011 0.058 -0.034 - 188 0.0359
Kdividen 0.029 0.013 0.481 2.149 0.010
Fz 0.480 0.449 0.195 1.070 0.277
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 4, No. 4, 2019 November: 591-605 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
600
antara tata kelola dan kinerja keuangan
berlawanan arah. Pada tabel 3 pengujian
hipotesis pertama dengan menggunakan
model kedua dimana kinerja keuangan
diproksikan dengan Tobin’s Q (kinerja
pasar) dimana pengujian tersebut juga
mendapatkan hasil yang sama dengan
model pertama dengan nilai koefisien
dan nilai t-statistik sebesar -0.837 dan -
2.938 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.007 lebih kecil dari 0.05 artinya tata
kelola berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan
hal ini mengartikan bahwa pengaruh tata
kelola dan kinerja keuangan berlawanan
arah seperti pada model pertama. Dari
kedua model tersebut sehingga hipotesis
H1 diterima. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa semakin baiknya tata kelola
sebuah perusahaan maka akan
mengakibatkan penurunan pada kinerja
keuangan suatu perusahaan. Penelitian ini
sejalan dengan Eisenberg et al (1998)
dimana tata kelola yang diproksikan
dengan ukuran dewan menyatakan bahwa
adanya hubungan yang negatif antara
ukuran dewan dengan kinerja
perusahaan, dengan menggunakan
sampel di perusahaan Filandia. Penelitian
ini juga di dukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pearce dan Zahra
(1992) bahwa tata kelola yang
diproksikan dengan dewan direksi,
dimana jumlah ukuran dewan direksi
akan dapat mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan, semakin banyak
dewan direksi dalam satu perusahaan
maka akan mengalami kesulitan dalam
menjalankan perannya,diantaranya
kesulitan dalam menjalankan komunikasi
dan koordinasi antar anggota dewan
direksi dalam perusahaan tersebut karena
semakin banyak jumlah dewan direksi
akan berdampak semakin menurunnya
tingkat kinerja keuangan perusahaan. Hal
ini sejalan dengan tujuan dan penerapan
tata kelola, dimana tata kelola yang baik
bukanlah sekedar suatu upaya untuk
menjaga agar perusahaan bekerja sesuai
peraturan dan norma yang berlaku namun
tata kelola berupaya bagaimana bisa
menciptakan kinerja keuangan yang baik
dengan cara meningkatkan efisiensi
operasional serta meningkatkan
pelayanan kepada pemangku
kepentingan, namun jika dewan direksi
dengan jumlah yang banyak itu akan
menyebabkan kesulitan tersendiri bagi
perusahaan dalam menjalankan perannya
(KNKG,2016) Penelitian ini di dukung
oleh penelitian yang dilakukan Donalson
dan Davis (2010) yang membuat
penguatan mengenai bahwa manajer
dapat berperilaku sesuai dengan
kepentingan bersama, manajer sendiri
mempunyai beberapa kepentingan
pribadi tetapi lebih mengutamakan
kepentingan prinsipal. Penelitian tersebut
juga di dukung dengan penelitian yang di
lakukan oleh Fer Ferial (2016) yang
menunjukkan hasil bahwa tata kelola
berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap kinerja keuangan, dan sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nurcahyani (2011).
Pengaruh antara pesentase
dispersi kepemilikan yang diproksikan
oleh (Kdispersi) terhadap kinerja
keuangan yang diproksikan dengan
return on equity (ROE) dilihat pada tabel
2 besarnya pengaruh dapat dilihat
berdasarkan nilai koefisien dan nilai t-
statistik masing-masing sebesar -0. 011
dan -188 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.0359 dibawah 0.05 artinya
dispersi kepemilikan berpengaruh negatif
601
signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Pada tabel 3 pengujian
hipotesis pertama dengan menggunakan
model kedua dimana kinerja keuangan
diproksikan dengan Tobin’s Q (kinerja
pasar) dimana pengujian tersebut juga
mendapatkan hasil yang sama dengan
model pertama dengan nilai koefisien dan
nilai t-statistik masing-masing sebesar -
0.027 dan -0.736 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.0469 lebih kecil
dari 0.05 sehingga hipotesis H2 diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Konijin et
al (2011) dimana pada penelitian
tersebut menginvestigasikan dampak dari
kepemilikan terkonsentrasi dan
kepemilikan dispersi, dimana hasil
menunjukkan bahwa kepemilikan
dispersi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil penelitian tersebut juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan
Herdianti (2012) yang menyatakan
bahwa kepemilikan dispersi berpengaruh
negatif signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Sesuai dengan
teori keagenan ketika pemegang saham
yang semakin menyebar akan
mengakibatkan kesulitan dalam proses
monitoring perusahaan sehingga akan
menimbulkan masalah keagenan.
Sebaliknya semakin terkonsentrasinya
kepemilikan saham akan mempermudah
monitoring dan kontrol terhdap kebijakan
yang diambil pengelola
perusahaan,sehingga dapat mengurangi
masalah keagenan.
Pengaruh antara persentase biaya
kepemilikan yang diproksikan dengan
dividend payout ratio terhadap kinerja
keuangan (ROE) dilihat pada tabel 2
besarnya pengaruh dapat dilihat
berdasarkan nilai koefisien dan nilai t-
statistik masing-masing sebesar 0.029
dan 2.149 dengan tingkat signifikansi
0.010 lebih kecil dari 0.05 artinya biaya
kepemilikan (dividen) berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Pada tabel 4.12
pengujian hipotesis ketiga dengan
menggunakan model kedua dimana
kinerja diproksikan dengan Tobin’s Q
(kinerja pasar) dimana pengujian tersebut
juga mendapatkan hasil dengan koefisien
dan nilai t-stastistik masing-masing
sebesar -0.022 dan -2.856 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.009 lebih kecil dari
0.05 artinya biaya kepemilikan (dividen)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan, sehingga H3
diterima .Hasil penelitian ini didukung
oleh Easterbrook (1984) sumber utama
biaya kepemilikan sebuah perusahaan
adalah dividen Easterbrook (1984)
berpendapat bahwa dividen adalah cara
menyelaraskan kepentingan manajer
dengan kepentingan investor, suatu
dividen jika batas, pembayaran dalam
jangka waktu singkat itu dapat
mempengaruhi investor, karena
mengurangi biaya agensi, dan ini
terutama berlaku di negara- negara
dengan perlindungan pemegang saham
yang lemah (La Porta and Silanes, 2000).
Penelitian ini juga di dukung dengan
penelitian yang di lakukan oleh Allen et
al ( 2000) menyatakan bahwa suatu
perusahaan menggunakan kebijakan
dividen untuk menarik investor suatu
institusi, dengan begitu sesuai dengan
hipotesis di atas bahwa adanya dividen
dalam sebuah perusahaan dapat
meningkatkan kinerja suatu perusahaan.
Namun jika menggunaka model kedua
Tobin’s Q di temukan bahwa biaya
602
kepemilikan (dividen) memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan perbankan dan
penelitian ini di dukung oleh Pinkowits et
al (2006). Hasil penelitian menemukan
bahwa kinerja perusahaan tidak
dipengaruhi oleh kebijakan dividen
dalam sebuah perusahaan, dengan
menyatakan besarnya dividen yang
dibagikan pada pemegang saham tidak
mempengaruhi kinerja perusahaan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
dividen tidak memiliki kandungan
informasi bagi sebagian investor, karena
investor yang cerdas mereka akan
mengutamakan tingkat pertumbuhan
yang berkelanjutan dibandingkan dengan
mendapatkan dividen yang mereka
anggap tidak akan selamanya mereka
mendapat pembagian dividen, karena
sebagian investor ketika mereka akan
melakukan investasi dalam sebuah
perusahan maka hal pertama yang
mereka lakukan adalah mengetahui
tingkat pertumbuhan perusahaan tersebut.
Karena semakin besar tingkat
pertumbuhan maka semakin kecil
deviden, maka dari itu hal yang
diinginkan oleh investor adalah
pertumbuhan aset sebuah perusahaan.
PENUTUP
Setelah melakukan analisi hasil
regresi pengaruh tata kelola perusahaan,
dispersi kepemilikan, biaya kepemilikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2017, didapatkan hasil
yang berbeda pada setiap variabel.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian bahwa tata kelola
perusahaan berpengaruh negatif
signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan dari segi operasional yang
diproksikan dengan return on equity
dan juga dari segi pasar yang
diproksikan dengan Tobin’s Q. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh yang berlawanan antara tata
kelola perusahan dan kinerja
keuangan perusahaan. Penelitian ini
didukung oleh penelitian Eisberg et al
(1998) dimana tata kelola diproksikan
dengan ukuran dewan menyatakan
bahwa adanya hubungan yang negatif
dan signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Pada penelitian
tersebut dikatakan bahwa ketika
jumlah dewan direksi bertambah
dalam sebuah perusahaan akan
menyebabkan kesulitan pada
manajemen dalam menjalankan
perannya, diantaranya kesulitan
dalam menjalankan komunikasi dan
koordinasi antar anggota dewan
direksi, dan berakibat buruk pada
kinerja keuangan suatu perusahaan
tertentu.
2. Berdasarkan hasil pembahasan
penelitian bahwa dispersi
kepemilikan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan
perbankan yang terdaftar di bursa
efek Indonesia jika menggunakan
model yang pertama yaitu Return On
Equity ( ROE). Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Konijin et al (2011)
dimana pada penelitian tersebut
menginvestigasikan dampak dari
kepemilikan terkonsentrasi dan
kepemilikan dispersi, dimana hasil
603
menunjukkan bahwa kepemilikan
dispersi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Namun dispersi
kepemilikan menggunakan model
kedua dengan Tobin’s Q dispersi
kepemilikan memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan
perbankan dimana penelitian ini di
dukung oleh penelitian Herdianti,
Septi ( 2012).
3. Biaya kepemilikan memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perbankan
pada model pertama yang di
proksikan dengan Return On Equity (
ROE). Dimana penelitian tersebut di
dukung oleh penelitian yang di
lakukan Easterbrook (1984), dan
Laporta, Silanez (2000). Namun
penelitian dengan menggunakan
model kedua dimana kinerja
keuangan diproksikan dengan Tobin’s
Q menyatakan bahwa biaya
kepemilikan (dividen) memiliki
pengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan
perbankan.Penelitian ini di dukung
oleh Pinkowitz et al (2006). Hasil
penelitian menemukan bahwa kinerja
perusahaan tidak dipengaruhi oleh
kebijakan dividen dalam sebuah
perusahaan, dengan menyatakan
besarnya dividen yang dibagikan
pada pemegang saham tidak
mempengaruhi kinerja perusahaan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
dividen tidak memiliki kandungan
informasi bagi sebagian investor,
karena investor yang cerdas mereka
akan mengutamakan tingkat
pertumbuhan yang berkelanjutan
dibandingkan dengan mendapatkan
dividen yang mereka anggap tidak
akan selamanya mereka mendapat
pembagian dividen, karena sebagian
investor ketika mereka akan
melakukan investasi dalam sebuah
perusahan maka hal pertama yang
mereka lakukan adalah mengetahui
tingkat pertumbuhan perusahaan
tersebut. Karena semakin besar
tingkat pertumbuhan maka semakin
kecil deviden, maka dari itu hal yang
diinginkan oleh investor adalah
pertumbuhan aset sebuah perusahaan.
REFERENSI Asian Development Bank. (2014).
ASEAN Corporate Governance
Scorecard: Country Reports and
Assessment 2013—2014.
Philippines: Asian Development
Bank
Allen, F., Bernardo, A. E., & Welch, I.
(2000). A theory of dividends
based on tax clienteles. The
journal of finance, 55(6), 2499-
2536.
Atmaja, Lukas Setia. (2008). Teori dan
Praktek Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI
Bhagat, S., & Black, B. (1999). The
Uncertain Relationship Between
Board Comosition and Firm
Performance. The Business
Lawyer , 54 (3), 921- 963
Booth, J. R., & Chua, L. (1996).
Ownership dispersion, costly
information, and IPO
underpricing. Journal of
Financial Economics, 41(2), 291-
310.
604
Che Haat, M.H.,Rahman, R.A., &
Mahentiran, S. (2008)
.’’Corporate Governance,
Transparency and Performance of
Malaysian Companies”.
Managerial Auditing, Journal,
23(8), 744-778.
Eisenberg, T., S. Sundgren dan M.T.
Wells (1998). "Larger board size
and decreasing firm value in
small firms." Journal of Financial
Economics 48(1): 35-54.
Easterbrook, F. H. (1984). Two agency-
cost explanations of dividends.
The American economic review,
74(4), 650-659.
Fama, F. Eugene. (1990). Stock Returns,
Expected Returns,and Real
Activity. The Journal Of Finance
15(4)
Ferial, Fery.et al. (2016). Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Dan Efeknya
Terhadap Nilai Perusahaan Studi
Pada Badan Usaha Milik Negara
Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2015.
Jurnal Administrasi Bisnis, 33(1)
Gujarati, Damador. (2003). Basic
Econometrica. Erlangga. Jakarta
Hardikasari, E., Hardikasari, E., &
Pamudji, S. (2011). Pengaruh
Penerapan Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Pada
Industri Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2006-
2008 (Doctoral dissertation,
Universitas Diponegoro)
Herdianti, S., & Rini, I. (2012). Pengaruh
Blockholder Terhadap Nilai
Perusahaan (Doctoral dissertation,
Fakultas Ekonomi UNIB).
Jensen & Meckling, (1976). The Theory
of the Firm: Manajerial
Behaviour, Agency Cost, and
Ownership Stricture, Journal of
Financial and Economics.
Jumingan. (2006). Analisis Laporan
Keuangan, Cetakan Pertama.
Jakarta: Bumi Aksara.
Klapper, Leora. (2006). Corporate
Governance Provisions and Firm
Ownership Firm-level Evidence
from Eastern Europe.
Washington. USA.
Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).(2006). Pedoman Umum
Good Corporate Governance
Indonesia. Jakarta. Diakses
tanggal 12 Januari 2013.
Konijin, Sander JJ .(2011). Blockholder
Dispersion and Firm Value :
Netherlands :Journal of
Corporate Finance.
La Porta, R., Lopez‐de‐Silanes, F., &
Shleifer, A. (1999). Corporate
ownership around the world. The
journal of finance, 54(2), 471-
517.
Mulyadi, R. (2016). Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja
Keuangan. JAK (Jurnal
Akuntansi): Kajian Ilmiah
Akuntansi, 3(1).
Pearce, John & Zahra, Shaker. (2007).
Board composition from a
strategic contingency perspective.
Journal of Management Studies,
29, 411 – 438
Pinkowitz, L., Stulz, R., & Williamson,
R. (2006). Does the contribution
of corporate cash holdings and
dividends to firm value depend on
governance? A cross‐country
605
analysis. The Journal of Finance,
61(6), 2725-2751.
Sartono, Agus. (2014). Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi
Edisi 4.Universitas Gadjah Mada.
Jogjakarta
Sekaredi, Sawitri. (2011). “Pengaruh
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan yang
Terdaftar di LQ45 Tahun 2005-
2009)”. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Semarang:
Universitas Diponegoro
Semarang
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sukhemi.(2007). Evaluasi Kinerja
Keuangan pada PT .Telkom, Tbk,
1.
Venkatraman, Natarjan, and Vasudevan
Ramanujam. (1986)
"Measurement of business
performance in strategy research:
A comparison of
approaches." Academy of
management review, 11(4)
Weill, P., & Ross, J. W. (2004). IT
Governance Harvard Business
School Press. Boston, Mass.
Zarkasyi,Moh.Wahyudi.(2008). Good
Corporate Governance pada
Badan Usaha Manufaktur
Perbankan dan Jasa Keuangan
lainnya. Bandung : Alfabeta.
www. Economy.Okezone.com, 2017.
Www.Metrotvnews.com, 2017