1
PENGEMBANGAN BUKU KERJA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA PERKULIAHAN GEOMETRI RUANG
DI UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK
Sugeng Riyadi
Abstact
The learning process that takes place in the classroom is influenced by the lecturer's way in delivering the lesson. One of the learning materials that could help the students to do continuous and direct learning is a work book. The work book which is facilitated by the lecturer aimed to train the students to discover the concept. The guided discovery method is one of the learning process that could help the students in getting the concept. The aim of this research is to create the valid, practice and effective work book.
The kind of this research is research development. This research used 4-D model which are consist of four stages: define, design, develop, and disseminate. The work book based on guided discovery was validated by geometry expert, indonesian language and mathematic lecturer of UMMY solok.
The practical of the work book can be seen from the students' responses to the questionnaire, observation analysis of the learning process, and interview to the students. The work book's effectiveness can be seem from the result of the observation analysis of the learning process and the result of the students' learning process. Analysis result on the validation stage shown that the work book based on the guided discovery was valid. The result of the students' responses to the questionnaire, learning process observation, and interview to the students shown that the work book based on the guided discovery was practical. The result of the students' learning process shown that no one of the students got D or E. The result of activities analysis and the students' learning result shown that the work book based on the guided discovery was effective. Based on the result of the research, the work book based on guided discovery on geometry space class was valid, practice, and effective.
Abstrak
Pembelajaran yang terjadi di kelas dipengaruhi oleh cara dosen dalam menyampaikan materi. Salah satu bahan ajar yang dapat membantu mahasiswa belajar secara kontinu dan terarah adalah buku kerja. Buku kerja yang disediakan oleh dosen hendaknya mampu melatih mahasiswa dalam menemukan konsep. Salah satu pembelajaran yang dapat membimbing mahasiswa dalam menemukan konsep adalah metode penemuan terbimbing. Dengan demikian pada penelitian ini dikembangkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan buku kerja yang valid, praktis dan efektif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Buku kerja berbasis penemuan terbimbing divalidasi oleh dua orang pakar yaitu pakar geometri ruang, bahasa Indonesia dan dosen matematika UMMY Solok. Kepraktisan dilihat dari hasil angket respon mahasiswa, analisis observasi pelaksanaan
2
pembelajaran dan wawancara dengan mahasiswa. Keefektivan dilihat melalui hasil analisis observasi aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.
Hasil analisis pada tahap validasi menunjukkan bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang dihasilkan valid. Hasil analisis angket respon mahasiswa, observasi pelaksanaan pembelajaran dan hasil wawancara dengan mahasiswa menunjukkan bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang dihasilkan praktis. Hasil belajar mahasiswa yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai D maupun E. Hasil analisis aktivitas dan hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang dihasilkan efektif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing pada perkuliahan geometri ruang yang dikembangkan telah valid, praktis dan efektif.
Kata kunci: buku kerja, geometri ruang, berbasis penemuan terbimbing
A. PENDAHULUAN
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari tingkat satuan pendidikan dasar yakni Sekolah Dasar (SD) sampai ke tingat
satuan pendidikan menengah yakni di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Permendikbud No. 64 tahun 2013 menjelaskan bahwa muatan
matematika memiliki banyak ruang lingkup diantaranya geometri yang selalu
dipelajari dari tingkal kelas SD sampai SMA. Berdasarkan Permendikbud No. 64 tahun
2013 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah, kompetensi yang
diharapkan untuk muatan matematika tingkat satuan kelas XII bagian geometri ruang
adalah: “menganalisis sifat-sifat sederhana dari bangun ruang seperti diagonal ruang,
diagonal bidang, dan bidang diagonal, jarak antar objek geometri ruang”.
Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok pada dasarnya
mendidik dan menyiapkan mahasiswanya untuk menjadi calon guru yang
berkompeten sesuai dengan jurusannya. Hal ini sesuai dengan Kepmendiknas Nomor
232 tahun 2000 yang berbunyi: Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang
memiliki kualifikasi sebagai berikut: (a) menguasai dasar-dasar ilmiah dan
ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan,
memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di
dalam kawasan keahliannya, (b) mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan
produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan tata kehidupan bersama, (c) mampu bersikap dan berperilaku dalam
3
membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan
bersama di masyarakat, (d) mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian yang merupakan keahliannya.
Berdasarkan arahan dari Kemendiknas terkait lulusan program sarjana
dalam mencapai kualifikasi yang diharapkan maka dosen memiliki peran yang cukup
penting dalam mewujudkannya. Hal ini juga diperkuat oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 37 tahun 2009 yang berbunyi: dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Transformasi ilmu yang dosen lakukan perlu mempertimbangkan Keputusan
Dirjen DIKTI No. 43 tahun 2006 menyatakan bahwa “perencanaan proses
pembelajaran hendaknya memiliki deskripsi matakuliah dan menjadi pedoman bagi
dosen untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi silabus dan satuan acara
pembelajaran (SAP)”.
Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika UMMY Solok merupakan mahasiswa
yang dipersiapkan untuk menjadi guru sekolah menengah yang profesional. Mereka
dikhususkan memiliki kemampuan dan keahlian untuk mengajar di sekolah
menengah. Oleh karena itu mereka perlu dibekali dengan penguasaan konsep yang
benar agar tidak terjadi kecenderungan untuk melakukan kesalahan dalam
mentransfer ilmu berupa konsep matematika, yang salah satu materi yang harus
diajarkan di sekolah menengah adalah geometri ruang.
Penguasaan konsep yang benar seiring dengan pemahaman yang dimiliki oleh
mahasiswa. Mahasiswa matematika di UMMY Solok pada umumnya belum terbiasa
menemukan konsep geometri ruang secara mandiri. Salah satu yang penyebab
mahasiswa belum terbiasa menemukan konsep geometri ruang secara mandiri
adalah belum adanya bahan ajar yang memfasilitasi mahasiswa untuk belajar secara
kontinu dan terarah dalam menemukan konsep geometri ruang. Bahan ajar yang
ditemui di UMMY Solok pada umumnya buku-buku matematika SMA kelas X. Salah
satu buku yang ditemui buku karangan Husein Tampomas penerbit Erlangga tahun
2008 dengan judul buku Matematika Jilid 1 untuk SMA/MA kelas X yang selanjutnya
disingkat dengan buku HT. Pemaparan dalam buku HT terdiri dari materi singkat
disertai rumus, contoh soal dan soal latihan. Buku HT pada dasarnya ditujukan
4
sebagai sumber rujukan untuk siswa. Buku HT kurang tepat apabila dijadikan sumber
rujukan untuk mahasiswa, seharusnya ada tambahan yang membedakan dengan
siswa misalnya pembuktian rumus untuk luas permukaan dan volume dari berbagai
bangun ruang.
Penguasaan konsep juga dipengaruhi dari cara mahasiswa menemukan
konsep itu sendiri. Cara mahasiswa menemukan konsep yang terjadi di kelas
matematika UMMY Solok hanya sebatas dari apa yang dilihat, didengar dan dicatat
dari penjelasan dosen di papan tulis. Akibatnya mahasiswa tidak secara aktif dalam
menemukan konsep geometri ruang dan pembelajaran yang terjadi lebih cenderung
berpusat pada dosen (instructor centered). Mustafa (2001:36) menjelaskan ciri dari
instructor centered adalah “memanfaatkan diri mereka untuk menjadi model dari
profesi dan pendidikan bidang studi tersebut, baik segi proses intelektual maupun
seninya”.
Fakta di lapangan yang peneliti temui, tidak dapat dipungkiri bahwa
mahasiswa matematika UMMY Solok berasal dari sekolah menengah dengan jurusan
yang berbeda-beda. Keberagaman jurusan asal studi mahasiswa sebelumnya juga
memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep dasar matematika yang
dimilikinya. Perbedaan konsep dasar matematika yang dimiliki mahasiswa ini juga
mempengaruhi dalam memahami konsep geometri ruang. Untuk menyamakan
konsep geometri ruang perlu adanya kesamaan bahan ajar yang dimiliki oleh
mahasiswa.
Hasil wawancara kepada Ibu Rita pada tanggal 19 Februari 2013 selaku dosen
mata kuliah geometri bidang dan ruang mengenai bahan ajar yang dimiliki oleh dosen
dan anjuran untuk mahasiswa. Dari wawancara tersebut diperoleh keterangan bahwa
pada umumnya mahasiswa belum memiliki sumber belajar yang memadahi. Dalam
perkuliahan selama ini bahan ajar yang digunakan belum efektif karena referensi
berupa buku geometri sulit ditemukan di Solok. Selain itu, diketahui bahwa bahan
ajar yang dipakai oleh dosen pada mata kuliah geometri bidang dan ruang adalah
buku-buku matematika SMA yang terdapat materi geometri dan buku Nurlius. Selain
itu Ibu Rita juga menuturkan bahwa untuk mata kuliah geometri bidang dan ruang
belum ada bahan ajar yang dikembangkan oleh dosen. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya kemampuan dosen dalam mengembangkan bahan ajar
5
masih terbatas dan kurangnya ketersediaan waktu bagi dosen untuk
mengembangkan bahan ajar tersebut.
Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran seperti buku teks seharusnya
dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendukung yang dapat memfasilitasi mahasiswa
untuk bisa belajar secara kontinu sehingga dalam proses belajar dan mengajar
mahasiswa dapat berpartisipasi dengan aktif. Upaya yang harus dilakukan untuk
memotivasi mahasiswa dalam belajar secara kontinu pada perkuliahan geometri
ruang adalah perubahan dalam proses perkuliahan. Perubahan dapat dilakukan dari
berbagai aspek, salah satunya adalah bahan ajar. Bahan ajar yang mampu
membimbing, melatih mahasiswa dalam memahami konsep geometri ruang.
B. TUJUAN DAN ORIENTASI PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk menghasilkan buku kerja geometri
ruang berbasis penemuan terbimbing. (2) Untuk mengetahui tingkat validitas,
praktikalitas dan efektivitas buku kerja geometri ruang berbasis penemuan
terbimbing.
Secara umum penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui
proses dan hasil pengembangan buku kerja berbasis penemuan terbimbing pada
perkuliahan geometri ruang yang valid, praktis dan efektif.
Orientasi penelitian ini bermaksud merancang, memvalidasi, merevisi untuk
menghasilkan produk (buku kerja) yang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
Keluaran penelitian ini adalah produk (buku kerja) pada perkuliahan geometri ruang
yang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Produk yang dihasilkan dapat
dijadikan salah satu rujukan (bahan ajar) pada perkuliahan geometri ruang.
C. KAJIAN TEORITIK
1. Metode Penemuan Terbimbing
Salah satu pembelajaran yang dapat membimbing mahasiswa dalam
menemukan konsep adalah metode penemuan terbimbing. Suherman (2003:212)
menjelaskan bahwa “pengajaran dengan metode penemuan terbimbing benar-benar
aktif belajar menemukan sendiri bahan yang dipelajarinya”. Dengan mengembangkan
bahan ajar yang berbasis penemuan terbimbing, diharapkan mahasiswa dapat
memahami konsep dan prinsip dari geometri ruang. Dengan demikian dibutuhkan
bahan ajar yang mampu membimbing mahasiswa dalam menemukan konsep
6
geometri ruang. Salah satu bahan ajar yang akan peneliti kembangkan adalah buku
kerja.
Suherman (2003:212) mengemukakan bahwa penemuan sebagai metode
mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Ini berarti, dalam proses
pembelajarannya siswa/mahasiswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru
namun sudah diketahui oleh orang lain (guru/dosen). Selain itu Suherman
(2003:213) juga menambahkan bahwa metode penemuan dapat dilakukan secara
terpimpin (terbimbing).
Menurut Markaban (2008:17) beberapa langkah menggunakan model
penemuan terbimbing yang perlu ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai
berikut: (a) merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah
tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah, (b) dari data yang diberikan
guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut.
Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.
Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak
dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.(c) siswa menyusun konjektur
(prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya, (d) bila dipandang perlu, konjektur
yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan
untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang
hendak dicapai, (e) apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur
tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk
menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100%
kebenaran konjektur, (f) sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil
penemuan itu benar.
2. Buku Kerja
Buku kerja merupakan salah satu bentuk bahan perkuliahan yang berupa
cetakan. Buku kerja berisikan sasaran belajar, teori singkat, latihan terstrukutur
dan tugas-tugas, soal-soal latihan serta bahan diskusi. Berikut ini uraian tentang isi
buku kerja yang dikemukakan oleh Martono (1991:v): (a) sasaran belajar; yang
dimaksudkan agar dosen dan mahasiswa sama-sama menyadari isi dari dari
perkuliahan ini, (b) teori singkat dan kata-kata kunci; dimaksudkan agar para
7
mahasiswa dapat mengetahui materi-materi esensial dari setiap topic, (c) latihan
terstruktur serta tugas-tugas; dengan adanya latihan ini para mahasiswa
diharapkan akan dapat memahami pentahapan serta proses dari suatu
penyelesaian soal, (d) soal-soal latihan; dengan mengerjakan soal-soal latihan yang
sudah diurutkan tingkat kesukarannya dan diberikan kuncinya, mahasiswa akan
mengetahui sejauhmana pemahaman suatu konsep serta keterampilan yang telah
dimilikinya, (e) bahan diskusi; bahan diskusi ini dimaksudkan untuk merangsang
para mahasiswa agar dapat membentuk kelompok-kelompok belajar dengan
harapan agar terjadi kompetisi yang sehar untuk mendapatkan pemahaman dan
nilai yang baik.
“Buku kerja ditujukan untuk membantu mahasiswa agar belajar secara
kontinu dan terarah. Namun demikian buku kerja ini disusun bukan untuk
menggantikan peranan buku referensi maupun pengganti kuliah’ (Martono,
1991:v). Buku kerja dibuat dengan tujuan untuk mengajarkan matematika dalam
cara aktif dan lebih terarah. Melalui buku kerja tersebut diharapkan mahasiswa
dapat belajar secara lebih sistematis.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk menghasilkan buku kerja geometri
ruang berbasis penemuan terbimbing. (2) Untuk mengetahui tingkat validitas,
praktikalitas dan efektivitas buku kerja geometri ruang berbasis penemuan
terbimbing.
D. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian dan pengembangan
(Research and development /R&D). Menurut Sugiyono (2011:297), R&D adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini
adalah buku kerja berbasis penemuan terbimbing.
Prosedur pengembangan buku kerja ini menggunakan model 4-D yang
dikemukakan oleh Thiagarajan dkk, dalam Trianto (2011:189). Model ini terdiri dari
4 tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap
pengembangan (develop), dan tahap pendiseminasian (disseminate). Rancangan
penelitian dalam mengembangkan buku kerja terdiri dari: (1) tahap pendefinisian,
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah Menganalisis silabus, menganalisis dan
mereviu buku rujukan, mempelajari karakteristik mahasiswa dan melakukan diskusi
8
dengan dosen pengampu mata kuliah geometri ruang. (2) Tahap perancangan,
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merancang buku kerja berbasis
penemuan terbimbing. Penyusunan buku kerja berbasis penemuan terbimbing
disesuaikan dengan materi geometri ruang dan pendekatan berbasis penemuan
terbimbing. (3) Tahap pengembangan, tindakan yang dilakukan adalah memvalidasi,
menguji praktikalitas dan efektifitas dari buku kerja. (a) uji validitas buku kerja
berbasis penemuan terbimbing. Buku kerja divalidasi oleh pakar geometri ruang dan
bahasa. (b) uji praktikalitas buku kerja berbasis penemuan terbimbing diuji cobakan
di kampus UMMY Solok. Uji coba bertujuan untuk mengetahui apakah buku kerja
mudah digunakan oleh mahasiswa dalam pembelajaran geomtri ruang. Data
praktikalitas diperoleh melalui hasil lembar observasi pembelajaran, wawancara
dengan mahasiswa dan hasil angket repon mahasiswa. (c) Uji efektivitas dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah buku kerja berbasis penemuan terbimbing
dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang efektif dalam meningkatkan kualitas
dan prestasi belajar mahasiswa. Data efektivitas diperoleh melalui hasil lembar
observasi aktivitas mahasiswa, dan hasil tes akhir mahasiswa.
Gambar 1. Langkah-langkah Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing
9
(4) Tahap penyebaran, Trianto (2011:192) menyatakan bahwa “tahap
pendiseminasian merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan
pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain”. Rencana awal pada penelitian akan
disebarkan pada kelas lain yang ada di UMMY Solok, namun dosen pengampu mata
kuliah geometri ruang untuk kelas lain sedang melakukan penelitian maka peneliti
memutuskan untuk tidak melakukan penyebaran ke kelas lainnya. Secara umum
langkah-langkah pengembangan buku kerja geometri ruang berbasis penemuan
terbimbing terlihat pada Gambar 1.
Subjek uji coba pada penelitian pengembangan ini adalah mahasiswa
program studi pendidikan matematika UMMY Solok dengan dua kategori yakni: (1)
mahasiswa yang belum pernah mengambil mata kuliah geometri ruang. (2)
Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus (nilai D, E) pada mata geometri ruang.
Data yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ada dua jenis yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari observasi, dan
wawancara peneliti dengan mahasiswa. Data kualitatif juga berupa deskripsi dari
analisis hasil angket dan lembar observasi. Data kuantitatif diperoleh dari hasil
angket, lembar observasi dan tes hasil belajar. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar validasi, angket respon mahasiswa, lembar observasi,
pedoman wawancara, dan tes hasil belajar.
Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat validitas buku kerja
berbasis penemuan terbimbing adalah dengan menghitung rata-rata penilaian hasil
validasi dari seluruh validator. Rata-rata nilai yang diperoleh dikonfirmasikan dengan
criteria yang ditetapkan. Buku kerja dikatakan valid jika nilai rata-rata yang diperoleh
> 3,40. Analisis uji praktikalitas buku kerja untuk angket yang disusun menggunakan
skala likert dihitung dengan menjumlahkan skor yang diperoleh kemudian
membandingkan dengan skor tertinggi. Analisis hitung wawancara dilakukan dengan
mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis hasil observasi
aktivitas mahasiswa dengan menghitung persentase aktivitas. Tes hasil belajar
dianalisis dengan menggunakan perhitungan persentase mahasiswa yang memenuhi
kriteria lulus. Buku kerja berbasis penemuan terbimbing dikatakan efektif jika tes
hasil belajar mahasiswa mendapatkan nilai A, B dan C.
10
E. HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengembangan buku kerja geometri ruang berbasis penemuan
terbimbing untuk mahasiswa semester II program studi pendidikan matematika
UMMY Solok diperlukan beberapa tahap diantaranya tahap pendefinisian dan tahap
perencanaan.
1. Hasil Tahap Pendefinisian
Analisis silabus dilakukan untuk melihat kompetensi umum, kompetensi
khusus, indikator, pengalaman belajar, materi pokok dan uraian materi dari mata
kuliah geometri ruang. Analisis ini menjadi pedoman dalam pengembangan buku
kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing untuk mahasiswa matematika
semester II UMMY Solok.
Kompetensi utama untuk mata kuliah geometri ruang terdiri dari: (8)
Mahasiswa dapat menentukan dan menemukan luas dan volume bangun ruang: (8.1)
mahasiswa dapat menemukan luas dan volum dari prisma atau limas, (8.2)
mahasiswa dapat menemukan luas dan volum dari sebuah tabung atau kerucut, (8.3)
mahasiswa dapat menemukan luas dan volum dari sebuah bola, (8.4) mahasiswa
dapat memecahkan permasalahan relevan. (9) Mahasiswa dapat memahami dan
membuat lukisan dalam ruang: (9.1) mahasiswa dapat melukis irisan bidang dengan
bangun ruang dan melukis titik tembus garis pada bangun ruang, (9.2) mahasiswa
dapat menyelesaikan masalah relevan. (10) Mahasiswa dapat memahami dan
menentukan sudut pada bangun ruang: (10.1) mahasiswa dapat menentukan sudut
pada bangun ruang, (10.2) mahasiswa dapat memecahkan masalah tentang sudut di
ruang. (11) Mahasiswa dapat memahami dan menentukan jarak pada bangun ruang:
(11.1) mahasiswa dapat menentukan jarak titik ke garis atau ke bidang pada bangun
ruang, (11.2) Mahasiswa dapat menentukan jarak antara dua garis pada bangun
ruang, (11.3) mahasiswa dapat menentukan jarak antara garis dan bidang, (11.4)
mahasiswa dapat menentukan jarak antara dua bidang.
Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan pemaparan kompetensi utama dan
kompetensi khusus, kompetensi umum yang dapat disajikan dengan pembelajaran
berbasis penemuan terbimbing adalah kompetensi 8, 10 dan 11. Analisis peneliti
menyimpulkan bahwa kompetensi umum 9 sulit disajikan dengan pembelajaran
berbasis penemuan terbimbing. Hal ini karena pada pembelajaran berbasis
penemuan terbimbing, rumusan masalah yang disajikan lebih banyak berhubungan
11
dengan dunia nyata dan bukan diseputar disiplin ilmu. Sedangkan materi yang
terdapat pada kompetensi umum 9 merupakan materi yang harus disampaikan
dengan banyak menggambar irisan yang terjadi pada bangun ruang. Aktivitas
mahasiswa lebih banyak mengamati, menulis dan menggambar pada pembelajaran
materi lukisan dalam ruang. Dengan demikian materi yang tercakup dalam
kompetensi umum 9 tidak dikembangkan dengan pendekatan pembelajaran berbasis
penemuan terbimbing.
Urutan materi pada kompetensi khusus sudah tersusun sesuai dengan
urutannya. Untuk menemukan volume dari tabung dan kerucut perlu ditemukan
terlebih dahulu volume dari prisma dan limas, begitu juga untuk menemukan volume
bola perlu ditemukan terlebih dahulu volume dari tabung dan kerucut.
Berdasarkan hasil analisis silabus maka buku kerja geometri ruang ini
dikembangkan menjadi 3 bagian yaitu buku kerja 1 mengenai luas dan volume
bangun ruang, buku kerja 2 mengenai sudut pada bangun ruang, dan buku kerja 3
mengenai jarak pada bangun ruang. Ketiga materi tersebut dikembangkan dengan
basis penemuan terbimbing.
Analisis buku rujukan yang dilakukan bertujuan untuk melihat apakah isi
buku sudah sesuai dengan kompetensi dalam silabus. Buku rujukan yang dianalisis
adalah buku teks yang selama ini digunakan dalam pembelajaran geometri ruang,
yaitu buku-buku matematika SMA misalnya buku HT. Materi yang ada di dalam buku
HT pada dasarnya memuat materi yang diajarkan pada mata kuliah geometri ruang,
namun untuk pendalaman materi seperti pembuktian rumus luas permukaan dan
volume bangun ruang tidak ada di dalam buku HT. dalam buku HT dipaparkan rumus
singkat, contoh soal dan soal latihan. Materi-materi yang terdapat di dalam buku HT
untuk BAB 6 mengenai ruang dimesi tiga yang terdiri dari: (a) kedudukan titik, garis
dan bidang dalam ruang, (b) volume benda-benda ruang, (c) menggambar bangun
ruang, (d) jarak titik ke titik, titik ke garis, dan titik ke bidang, (e) jarak garis
bersilangan pada benda ruang, (f) jarak dua garis sejajar, jarak garis dan bidang yang
sejajar, jarak dua bidang sejajar, (g) sudut antara garis dan bidang, (h) sudut antara
dua bidang, (i) irisan suatu bidang dengan benda ruang.
Materi yang disajikan pada buku HT langsung diberikan rumus tanpa adanya
pembuktian dari mana rumus itu ditemukan. Buku rujukan untuk mahasiswa
seharusnya lebih mendalam dibandingkan dengan buku sumber yang dimiliki oleh
12
siswa. Buku sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mahasiswa salah satunya
buku geometri ruang karangan Djoko Iswadji dan selanjutnya disingkat dengan buku
DI. Buku DI sangat cocok untuk mahasiswa karena materi yang disajikan dalam buku
DI lebih mendalam.
Materi yang disajikan di buku DI sudah mengarahkan kepada mahasiswa
untuk membuktikan salah satunya contoh membuktikan rumus volume limas dengan
memandang sebuah kubus terdiri dari tiga buah limas yang kongruen. Namun dalam
buku DI belum diberikan langkah-langkah yang lebih jelas dalam membuktikan suatu
rumus. Mengingat kemampuan mahasiswa pendidikan matematika UMMY Solok yang
tergolong menengah maka perlu dibimbing dalam menemukan pembuktian rumus.
Menganalisis karakteristik mahasiswa bertujuan untuk memudahkan
penyusunan tingkat bahasa dan kesukaran soal pada buku kerja agar buku kerja yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Dari hasil pengamatan
diketahui bahwa mahasiswa UMMY Solok program studi pendidikan matematika
memiliki latar belakang sekolah menengah yang berbeda-beda. Mahasiswa
matematika UMMY Solok Tahun Akademik 2013/2014 untuk kelas berjumlah
sebanyak 24 orang yang berasal dari SMA jurusan IPA sebanyak 15 orang dengan
presentase sebesar 62,5%, SMA jurusan IPS sebanyak 5 orang dengan presentase
20,8% dan SMK sebanyak 4 orang dengan presentase 16,6%.
Latar belakang dari sekolah menengah mahasiswa tentu saja akan
berpengaruh kepada kemampuan awal, cara belajar dan motivasi mahasiswa dalam
perkuliahan geometri ruang. Buku teks yang digunakan selama ini belum mampu
menjadi sumber belajar yang memfasilitasi mahasiswa dengan latar belakang sekolah
menengah yang berbeda-beda.
Secara garis besar, karakteristik cara belajar mahasiswa dalam perkuliahan
geometri ruang adalah sebagai berikut: (a) mahasiswa mudah lupa terhadap konsep
yang dipelajarinya jika mahasiswa tersebut tidak terlibat dalam proses membangun
pemahaman konsep seperti melakukan penemuan-penemuan terhadap suatu
konsep, (b) mahasiswa kesulitan belajar secara kontinu dan terarah dengan sumber
belajar yang belum memfasilitasi mahasiswa dalam menemukan konsep geometri
ruang, (c) mahasiswa yang menyimak dan menanggapi serta dapat menyelesaikan
soal-soal terkait dengan materi yang diberikan dosen adalah mahasiswa dengan
kemampuan akademik tinggi.
13
Mahasiswa UMMY Solok program studi pendidikan matematika berasal dari
tingkat perekonomian menengah ke bawah. Dengan keterbatasan ini tentu saja
mahasiswa kesulitan dalam pengadaan sumber belajar. Sumber belajar yang
disediakan oleh ruang baca prodi pendidikan matematika dan perpustakaan memiliki
jumlah yang terbatas. Keterbatasan ini menyebabkan hanya beberapa orang saja yang
memiliki sumber belajar. Hal ini tentu saja dapat menghambat terjadinya proses
perkuliahan yang kondusif.
Berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pengampu mata kuliah geometri
ruang terlihat bahwa belum adanya buku kerja untuk mahasiswa baik yang dirancang
oleh dosen sendiri maupun dari luar. Berdasarkan hasil diskusi dengan dosen
pengampu mata kuliah geometri ruang pada umumnya dosen hanya mengajurkan
mahasiswa untuk mencari buku matematika SMA yang berkaitan dengan geometri
ruang sebagai buku rujukan. Keberagaman buku yang menjadi bahan rujukan
mempersulit mahasiswa untuk memahami konsep tentang mata kuliah geometri
ruang. Seharusnya ada buku rujukan yang selaras pada mahasiswa sehingga
memudahkan mahasiswa memahami konsep dengan pola pikir yang sama.
Berdasarkan pemaparan pada tahap pendefinisian dimulai dari
menganalisis silabus, menganalisis dan mereview buku rujukan, menganalisis
karakteristik mahasiswa dan malakukan diskusi dengan dosen pengampu mata
kuliah geometri ruang tampak bahwasanya perlu adanya pengembangan buku kerja
yang sesuai dengan silabus dan saran dari dosen pengampu yang berlandaskan teori
dari buku rujukan yang mampu memfasilitasi karakter mahasiswa dalam
menemukan konsep geometri ruang sehingga mahasiswa dapat belajar secara
kontinu dan terarah.
2. Hasil Tahap Perancangan
Prototipe buku kerja yang dirancang dan dikembangkan merupakan materi
perkuliahan geometri ruang untuk semester dua. Berdasarkan tahap pendefinisian,
dirancanglah buku kerja berbasis penemuan terbimbing yang sesuai dengan kondisi
dan karakteristik mahasiswa UMMY Solok. Prototipe buku kerja yang dirancang dan
dikembangkan dengan mengacu kepada metode penemuan terbimbing. Buku kerja
berbasis penemuan terbimbing ini berisi materi yang dirancang untuk digunakan
mahasiswa sebagai tuntunan dalam mempelajari materi geometri ruang pada
semester dua.
14
Prototipe buku kerja yang dirancang dan dikembangkan dengan mengacu
kepada metode penemuan terbimbing. Secara garis besar buku kerja terdiri dari
sasaran belajar, materi singkat, latihan terbimbing, latihan mandiri dan bahan
diskusi. Berikut ini diuraikan karakteristik buku kerja berbasis penemuan
terbimbing yang telah dirancang. Berikut ini diuraikan karakteristik buku kerja
yang telah dirancang: (1) sasaran belajar berisi pemaparan dari kompetensi utama,
kompetensi khusus, dan indikator yang ingin dicapai, (2) ringkasan materi berisi
materi pentung berupa definisi atau pembuktian rumus yang berkaitan dengan topik
bahasan pada buku kerja, (3) latihan terbimbing berisi sajian berupa latihan dari
buku kerja dengan pendekatan penemuan terbimbing yang terdiri dari beberapa
langkah diantaranya mengenal masalah, analisis masalah, konjektur (jawaban
sementara), menemukan jawaban, dan kesimpulan, (4) latihan mandiri dan kunci
jawaban berisi sekumpulan soal yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa untuk
melatih kemampuannya berdasarkan konsep yang telah dipelajarinya serta
dilengkapi kunci jawaban yang bertujuan sebagai pembanding mahasiswa dalam
mencari jawaban dari soal yang diberikan, (5) bahan diskusi dimaksudkan untuk
merangsang kepada mahasiswa agar dapat membentuk kelompok-kelompok
belajar dengan harapan terjadi kompetisi yang sehat untuk mendapatkan
pemahaman dan nilai yang baik, dan (6) penunjang buku kerja berisi bagian-bagian
lain dari isi buku kerja yang sifatnya melengkapi sehingga buku kerja lebih menarik
dan sistematis. Adapun yang menjadi penunjang buku kerja antara lain cover, kata
pengantar, daftar isi, judul dan subjudul.
3. Hasil Tahap Pengembangan
Hasil tahap pengembangan yang pertama adalah melakukan validasi buku
kerja yang telah dirancang kepada 1 orang dosen pendidikan matematika UNP, 1
orang dosen pendidikan matematika UMMY Solok, dan 1 orang dosen pendidikan
bahasa. Ada 3 aspek yang divalidasi pada buku kerja berbasis penemuan terbimbing
yaitu Aspek penyajian, isi, bahasa dan keterbacaan. Selama proses validasi terdapat
beberapa revisi yang disarankan oleh pada validator.
Terdapat beberapa saran dan revisi selama proses validasi sebelum validator
memberikan penilaian akhir terhadap buku kerja berbasis penemuan terbimbing.
Buku kerja dinilai terhadap aspek penyajian, isi, dan bahasa dan keterbacaan. Nilai
15
rata-rata validasi buku kerja pada aspek penyajian adalah 4,00 dengan kriteria valid.
Aspek isi isi menilai kesesuaian komponen yang terdapat buku kerja dengan
pembelajaran berbasis penemuan terbimbing. Nilai rata-rata validasi buku kerja
untuk aspek isi adalah 4,05 dengan kriteria valid. Aspek bahasa dan keterbacaan
menilai kesesuaian kalimat yang digunakan dengan kaidah bahasa Indonesia yang
benar dan kemudahan mahasiswa memahami bahasa tersebut. Nilai rata-rata validasi
buku kerja untuk aspek bahasa dan keterbacaan adalah 4,00 dengan kriteria valid.
Rata-rata keseluruhan validasi buku kerja adalah 4,02 dengan kriteria valid. Dengan
demikian dapat disimpulkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing valid.
Uji praktikalitas dilakukan dengan mengujicobakan buku kerja geometri
ruang di UMMY Solok. Uji praktikalitas respon mahasiswa untuk melihat kepraktisan
penyajian dan kemudahan mahasiswa mengguna-kan buku kerja. Uji praktikalitas
dengan observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan.
Kepraktisan buku kerja dari respon mahasiswa diperoleh dari angket yang
diberikan setelah pembelajaran selesai. Angket praktikalitas yang diberikan ke
seluruh mahasiswa pada kelas uji coba bertujuan untuk mengukur seberapa praktis
buku kerja yang dikembangkan bagi pembelajaran mahasiswa. Angket diisi oleh
mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan buku kerja berbasis
penemuan terbimbing. Angket disebar kepada 24 orang mahasiswa. Nilai kepraktisan
yang diperoleh sebesar 79% dengan kriteria praktis.
Observasi pelaksanaan pembelajaran difokuskan untuk melihat apakah
pembelajaran terlaksana sesuai dengan SAP dan melihat kendala yang terjadi selama
proses pelaksanaannya. Hasil observasi pembelajaran ini juga melihat aspek
kepraktisan penggunaan buku kerja dari segi ketermudahan, kejelasan belajar dan
penggunaan waktu. Peneliti dan dosen pengampu mata kuliah geometri ruang
menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti berperan langsung
sebagai dosen dalam mengujicobakan perangkat pembelajaran.
Hasil observasi terhadap 4 pertemuan yang telah dilaksanakan menunjukkan
mahasiswa berangsur-angsur terbiasa menggunakan buku kerja berbasis penemuan
terbimbing. Mengenai materi dan latihan mandiri pada buku kerja secara garis besar
mahasiswa tidak mengalami kesulitan yang berarti walaupun ada beberapa
mahasiswa yang kurang paham dengan soal yang ada pada latihan mandiri.
Mahasiswa yang kurang paham dengan soal yang ada pada latihan mandiri, dosen
16
menganjurkan kepada mahasiswa tersebut untuk bertanya kepada kawan
disebelahnya.
Wawancara dengan mahasiswa dilakukan oleh peneliti setelah proses
pembelajaran dengan buku kerja selesai. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5
orang mahasiswa, menurut mahasiswa buku kerja berbasis penemuan terbimbing
sudah praktis dari segi waktu, ketermudahan penggunaan, dan kejelasan petunjuk.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di UMMY Solok, dari data observasi
pelaksanaan pembelajaran, angket praktikalitas, dan wawancara dengan mahasiswa
dapat disimpulkan bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini dinyatakan
praktis.
Efektifitas buku kerja berbasis penemuan terbimbing dilihat dari aktivitas
dan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar diperoleh
hasil bahwa aktivitas mahasiswa untuk membaca buku kerja, bertanya pada dosen,
bertanya pada teman, mengerjakan latihan mandiri dan menyimpulkan perkuliahan
mengalami peningkatan, sedangkan untuk aktivitas yang tidak relevan dengan
pembelajaran seperti mengganggu teman sebelah, berbicara yang tidak ada kaitan
dengan pembelajaran mengalami penurunan selama 3 kali pertemuan. Hasil belajar
mahasiswa juga menunjukkan dimana 16 orang mendapat nilai A, 4 orang mendapat
nilai B, 4 orang mendapat nilai C, tidak ada mahasiswa yang mendapat nilai D dan E.
Hasil tes akhir menunjukkan bahwa semua mahasiswa dikatakan lulus dalam
mengikuti perkuliahan mata kuliah geometri ruang. Berdasarkan hasil data observasi
aktivitas dan hasil belajar mahasiswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dikatakan
efektif.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengasilkan buku
kerja geometri ruang berbasis penemuan terbimbing. Dari pembahasan hasil
penelitian maka diperoleh kesimpulan. (1) Hasil uji validitas buku kerja berbasis
penemuan terbimbing yang telah dilakukan kepada tiga orang validator dengan
beberapa revisi dan perbaikan maka dapat dinyatakan bahwa buku kerja berbasis
penemuan terbimbing yang dihasilkan sudah valid. (2) Hasil uji praktikalitas dengan
17
menggunakan angket praktikalitas, observasi pelaksanaan, dan wawancara, buku
kerja berbasis penemuan terbimbing dinyatakan praktis digunakan dalam
pembelajaran geometri ruang untuk mahasiswa matematika semester II UMMY
Solok. (3) Hasil observasi aktivitas mahasiswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing mampu meningkatkan
aktivitas mahasiswa. Hasil tes akhir menunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa yang
memperoleh nilai D dan E sehingga dapat dikatakan semua mahasiswa lulus dalam
mengikuti perkuliahan. Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar mahasiswa
dapat dikatakan bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing dinyatakan
efektif.
2. Saran
Ada beberapa hal yang dapat peneliti sarankan berdasarkan kesimpulan dan
keterbatasan penelitian ini yaitu: (1) buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini
dapat dijadikan contoh bagi dosen dalam mengembangkan buku kerja yang lain.
Perbaikan dan modifikasi terus dilakukan asal tetap mempertahankan prinsip model
penemuan terbimbing. (2) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan buku kerja yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, dapat dijadikan
salah satu alternatif bagi dosen untuk dijadikan bahan ajar pada mata kuliah geometri
ruang. (3) Peneliti lain hendaknya dapat melakukan uji coba dan penyebaran pada
skala yang lebih luas. (4) Pengembangan buku kerja pada penelitian ini menggunakan
model penemuan terbimbing, bagi peneliti selanjutnya bisa mengembangkan buku
kerja dengan pendekatan model dan mata kuliah yang berbeda.
18
DAFTAR PUSTAKA
Iswadji, Djoko. 2001. Geometri Ruang. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Markaban, 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Martono, Koko. 1991. Buku Kerja Kalkulus 7: Teknik Pengintegralan dan Integral Tak
Wajar. Bandung: Jurusan Matematika FMIPA ITB Mustafa, Dina. 2001. Pekerti MIPA: Memotivasi Mahasiswa untuk Kuliah dan Belajar
Sepanjang Hayat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 43 tahun 2006 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi. 2000. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarata: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen. 2009.
Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika kontemporer. Bandung:
FMIPA UPI Tampomas, Husein. 2005. Seribu Pena Matematika: Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X.
Bandung : CV. Pustaka Setia Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif. Progresif Konsep,
Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP)
(Cetakan ke-5) Jakarta: Kencana Prenada Media Group
19
BIODATA
SUGENG RIYADI, lahir di Pandan Makmur, salah satu desa kecil yang
berada di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi
pada tanggal 26 September 1987. Pendidikan Sekolah dasar di SD Negeri 308/V
Pandan Makmur dari tahun 1993-1999. Setelah itu melanjutkan ke SLTP Negeri 1
Mendahara dari tahun 1999-2002. Pendidikan dasar dan menengah pertama
peneliti lalui di kabupaten Tanjung Jabung Timur. Barulah ketika melanjutkan ke
sekolah menengah peneliti berkesempatan bersekolah di SMA Negeri 1 Jambi
yang berada di Kota Jambi dari tahun 2002-2005.
Pendidikan sarjana-1 (S1) di jurusan matematika fakultas matematika dan
ilmu pengetahuan alam, Universitas Negeri Padang dari tahun 2005-2010. Setelah
menamatkan pendidikan sarjana-1, peneliti mendapatkan beasiswa dari DIKTI
untuk program Beasiswa Unggulan (BU) pada tahun 2011 dan melanjutkan
pendidikan di program pascasarjana Universitas Negeri Padang untuk program
studi pendidikan matematika dari tahun 2011-2014.
Selama menimba ilmu di tingkat sarjana-1 peneliti aktif di beberapa
organisasi internal kampus diantaranya FORSIA (Forum Studi Islam Al-Qalam)
dari tahun 2006-2007, HMJ Matematika dari tahun 2006-2007, dan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM FMIPA UNP) dari tahun 2007-2008. Adapun
kesibukan peneliti ketika menempuh sarjana-2 adalah peneliti berkecimpung di
dunia pendidikan tepatnya di Bimbingan dan Konseling Belajar Nurul Fikri dari
tahun 2011-2013.
Tahun 2012 peneliti mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi salah
satu mahasiswa UNP yang bernama Marni Setianingsih. Tahun 2015 peneliti
mengabdi menjadi dosen tetap yayasan pendidikan merangin (YPM) di STKIP
YPM Bangko.