ADMINISTRAUS – JURNAL ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN Vol 1 No. 1 – September 2017
e-ISSN 2580-9695 Since September 2017
57
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI BIDANG
PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN
DAERAH KABUPATEN TABALONG
H. Surawan
Program Pascasarjana STIA Bina Banua Banjarmasin
Gerilyansyah Basrindu
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Banua Banjarmasin
Akhmad Abdurrahman
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Banua Banjarmasin
Abstract The result of the research shows that (1) The development of PAD field employee competency in
Tabalong District Revenue Service is needed to improve the financial management related to income
revenue report to synergy with the Regional Financial and Asset Management Board (BPKKAD) which
has implemented SAP based accruals, (2) Alternative development of employee's competency in the field
of Revenue of the Region at the Regional Revenue Office of Tabalong Regency is done by recruitment of
employees with the background of undergraduate education Accounting taxation, or mutation of
employees who have accounting competence can be transferred to Dispenda, considering no formation
for acceptance CPNS and the regent is not allowed to hire the freelance staff (honorary) and the limited
staff of each SKPD is also limited then the alternative development of PAD field employee competence
can only be done by providing training / training an asset-based income, tax, and financial management
accrual to 11 employees.
Keywords: Development of Employee Competency
Abstrak
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Pengembangan kompetensi pegawai bidang PAD pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong sangat diperlukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan
keuangan yang berkaitan dengan laporan penerimaan pendapatan daerah agar sinergi dengan Badan
Pengelola Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (BPKKAD) yang sudah melaksanakan SAP berbasis
akrual, (2) Alternatif pengembangan kompetensi pegawai Bidang Pendapatan Asli Daerahpada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong dilakukan dengan rekrutmen pegawai yang berlatar belakang
pendidikan sarjana Akutansi perpajakan, atau dilakukan mutasi pegawai yang mempunyai kompetensi
akutansi dapat dipindahkan ke Dispenda, mengingat tidak ada formasi untuk penerimaan CPNS dan
bupati tidak diperbolehkan mengangkat Pegawai Tenaga lepas (honorer) dan terbatasnya pegawai
masing masing SKPD juga terbatas maka alternatif pengembangan kompetensi pegawai bidang PAD
tersebut hanya dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan/Diklat dan bimtek Simda Pendapatan,
Perpajakan, dan manajemen keuangan yang berbasis akrual kepada 11 pegawai yang ada.
Keywords: Pengembangan Kompetensi Pegawai
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 1, No 1 – September 2017 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
58
PENDAHULUAN
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong dalam menginventarisir terhadap
pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak terlepas dari kompetensi, sarana dan
prasarana sesuai dengan tugas dan fungsi yang didayagunakan sebabgai penunjang
produktivitas kerja. Namun demikian dilihat dari kinerja ternyata masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan.
Selain sumber daya aparatur yang berkualitas, faktor lain yang juga mempengaruhi
kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong adalah kompetensi pegawai
yang sesuai dengan penempatannnya. Di mana dalam menjalankan aktivitasnya perlu
didukung dengan pegawai yang berkualitas danSOTK yang belum ideal terhadap
pengelolaan dan pelayanan pajak serta loyalitas terhadap pekerjaan, yaitu berdasarkan
atas kepentingan organisasi sekaligus juga dapat memenuhi kepentingan
individu/pegawai, sehingga dapat tercapainya tujuan organisasi.
Pembatasan Masalah
Dari wacana-wacana yang diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa Pegawai
yang diberdayakan pada Bidang PAD dan Pengembangan Pendapatan Lainnya Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong melakukan persiapan-persiapan yang
mengarah ke implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dengan
mengikuti sosialisasi atau pelatihan Simda Pendapatan.
Upaya-upaya ini dilakukan dalam rangka sebagai bentuk formalitas dalam
menyikapi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual. Pegawai yang diberdayakan pada Bidang PAD dan
Pengembangan Pendapatan Lainnya di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong
terkesan hanya mengikuti peraturan yang berlaku saat ini.
Fenomena selama ini dalam pelaksanaan terkait dengan Peraturan Bupati
Tabalong Nomor 60 Tahun 2015 tentang Uraian Tugas Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tabalong sebagaimana pada Bidang PAD dan Pengembangan Pendapatan
Lainnya ini mempunyai tugas pokok merencanakan operasional. Hasil mengevaluasi
dan pelaporan hasil Penerimaan 9 (Sembilan) jenis pungutan pajak daerah yaitu seperti
Pajak Hotel, Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan Umum,
Pajak pemanfaatan air tanah, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB), pajak
Sarang Burung Walet, pajak Parkir, dalam melaksanakan tugas pokok di bidang PAD
dan Pengembangan Pendapatan Lainnya dibantu:
1. Kasi Pajak I yang mempunyai tugas pokok penyiapan bahan penyusunan, kerjasama
dan pembinaan di bidang Pajak I
2. Kasi Pajak II yang mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan
penyusunan, kerjasama dan pembinaan di bidang Pajak II
3. Kasi Pengembangan Pendapatan Lainnya yang mempunyai tugas pokok melakukan
penyiapan bahan penyusunan, kerjasama dan pembinaan di bidang pengembangan
pendapatan lainnya.
Dilihat dari latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah
“Pengembangan Kompetensi pegawai Bidang Pendapatan Asli DaerahPada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong”. Dengan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengembangan kompetensi pegawai BidangPendapatan Asli
Daerahpada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong.
H. Surawan, Gerilyansyah Basrindu, Akhmad Abdurrahman – PENGEMBANGAN KOMPETENSI…
59
2. Untuk menentukan alternatif pengembangan kompetensi pegawai Bidang
Pendapatan Asli Daerahpada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Manajemen SDM Berbasis Kompetensi Manajemen SDM berbasis kompetensi (MSDM-BK) didefinisi-kan sebagai,
”suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
aktivitas pegawai mulai dari rekruitmen sampai dengan pensiun di mana proses
pengambilan keputusan-keputusannya didasarkan pada informasi kebutuhan
kompetensi jabatan dan kompetensi individu untuk mencapai tujuan organisasi
(Siswanto, 2010:32). Sedangkan menurut Palan (2008:71) manajemen kompetensi
diartikan sebagai, ”mengidentifikasi-kan, menilai, dan melaporkan level
kompetensi pegawai untuk memas-tikan bahwa organisasi memiliki sumberdaya
manusia yang memadai untuk menjalankan strateginya.”
2. Definisi Kompetensi
Menurut Alain Mitrani yang diterjemahkan oleh Dadi Pakar (2010 :21),
Kompetensi adalah:“sebagai suatu sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya
berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil”.
Menurut Alain D. Mitrani, Spencer and Spencer yang dialih bahasakan oleh
Surya Dharma ( 2010: 109 ) mengemukakan kompetensi yaitu :An underlying
characteristic’s of an individual which is causally related to criterion referenced
effective and or superior performance in a job or situantionArtinya kurang lebih
sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas
kerja individu dalam pekerjaannya).
3. Jenis dan Kategori Kompetensi Menurut Spencer and Spenceryang dialihbahasakan oleh Surya Dharma
(2010:113) bahwa : “kompetensi dapat dibagi 2 (dua) kategori yaitu (threshold) dan
(differentiating) menurut kriteria yang digunakan memprediksi kinerja suatu
pekerjaan”.Threshold competencies adalah karakteristik utama (biasanya
pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca) yang harus
dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya.Sedangkan
“Differentiating competencies” adalah faktor-faktor yang membedakan individu
yang berkinerja tinggi dan rendah.
4. Fokus Kompetensi
Paul Chapman dalam Murley menunjukkan bahwa kompetensi
menitikberatkan pada dua hal, yaitu: (1) Ketrampilan lunak atau soft skills,
khususnya pada aspek-aspek perilaku seperti kelompok kerja, pemberian
bimbingan, kreativitas dan pemikiran konseptual, serta (2) Bagaimana ketrampilan
yang dimiliki tersebut diterapkan dalam bidang pekerjaannya, seperti perencanan,
manajemen proyek serta kegiatan pengawasan atau pengukuran (Murley, 2007:
331).
5. Kompetensi ASN (Aparatur Sipil Negara)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negaramengatur tentang pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan
dan pelatihan.Pada Pasal 70 disebutkan bahwa setiap pegawai Aparatur Sipil
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 1, No 1 – September 2017 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
60
Negara (ASN) memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkankompetensi
SDM.
Pengembangan kompetensi tersebut diantaranya melalui pendidikan dan
pelatihan.Pada masa orientasi atau percobaan PNS, proses pendidikan dan pelatihan
terintegrasi untuk membangun integritas moral dan kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi pegawai
Bidang PAD.
Untuk mengembangan kompetensi ASN setiap instansi pemerintah wajib
menyusun rencana pengembangan kompetensi dalam rencana kerja anggaran
tahunan dalam rangka pengembangan karir khususnya PNS.
6. Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA)
Latar belakang penerapan akuntansi berbasis akrual adalah kerangka waktu
implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual sebagaimana
yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Pada Peraturan Pemerintah tersebut mengatur bahwa tahun 2014 merupakan
tahun terakhir pemerintah diperkenankan menggunakan basis akuntansi kas menuju
akrual.Pada tahun 2015 pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan akuntansi
akrual dalam penyajian laporan keuangan.
Akuntansi berbasis akrual merupakan suatu basis akuntansi di mana transaksi
ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan
keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas
atau setara kas diterima atau dibayarkan.Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu
pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya.
Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir dalam penelitian ini terkati dengan pengembangan kompetensi
pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten TabalongBidang Pendapatan Asli
Daerah sebagaimana terlihat pada gambar 1 berikut.
PENGETAHUAN
KOMPETENSI PEGAWAI
MENINGKAT
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI PEGAWAI
KETERAMPILAN KEMAMPUAN
KENDALA
SOLUSI
H. Surawan, Gerilyansyah Basrindu, Akhmad Abdurrahman – PENGEMBANGAN KOMPETENSI…
61
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif. Menurut Sugiyono
(2010:8) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Nazir (2008 : 23) populasi adalah objek keseluruhan yang diteliti.
Populasi penelitian ini adalah pegawai di Bidang PAD Berbasis Akrual pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong berjumlah 11 orang.
2. Sampel Penelitian
Sedangkan sampel penelitian ditentukan secara Porpusive yakni menurut Nazir
(2008 : 23) porpusive berarti ditentukan hanya sampel yang dapat mewakili
penelitian dalam artian populasi penelitian ini tidak dtarik seluruhnyatetapi hanya
pada Kepala Bidang PAD, Kasi Pajak I dan Kasi Pajak II.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data dan informasi
adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Prosedur pelaksanaannya disesuaikan
dengan sumber data dan lokasi di mana informan melaksanakan tugasnya.
Teknik Analisis Data
Data-data yang telah penulis peroleh melalui wawancara untuk selanjutnya
diadakan pemilahan terhadap data yang ada relevansinya dengan penelitian untuk
selanjutnya dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptifkualitatif.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Berdasarkan visi dan misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong untuk
mendukung terwujutnya Visi dan Misi Kabupaten Tabalong yang Agamis Sejahtera dan
Mandiri (ASMAN) Tahun 2015 - 2019 maka kebijakan yang ditempuh adalah :
1. Profesionalisme sumber daya manusia Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tabalong
2. Sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang operasional pengelolaan
pajak daerah
3. Kerjasama dengan perguruan tinggi, pusat penelitian dan pengkajian dalam
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan mengenai intensifikasi dan
ekstensifikasi pajak daerah
4. Jaringan kerjasama penelitian dan pengembangan dalam mewujudkan sistem
informasi dan database yang berorientasi teknologi informasi
5. Pengelolaan proses organisasi yang baik
6. Pelimpahan kewenangan Retibusi dan Perizina kepada SKPD terkait
7. Pembentukan Tim Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD).
8. Pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Hasil Penelitian Pengembangan Kompetensi Pegawai Bidang PAD pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong
Dalam melaksanakan tugas pengelolaan 9 (Sembilan) Jenis pajak daerah
sebagaiman diuraikan diatas agar selalu meningkat baik dibidang pendapatan Asli
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 1, No 1 – September 2017 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
62
daerah maupun dibidang Sumber Daya manusia itu semua memerlukan Kompetensi
pegawai di bidang PAD dan PPL pada Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Tabalong.
Kompetensi sebagaikemampuan seseorang yang dapatterobservasi mencakup
ataspengetahuan, keterampilan dan sikapkerja dalam menyelesaikan suatupekerjaan atau
tugas sesuai denganstandar performa yang ditetapkan.Standar Kompetensi Kerja
NasionalIndonesia yang disingkat denganSKKNI merupakan rumusankemampuan kerja
yang mencakupaspek pengetahuan, ketrampilan, dankeahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugasdan syarat jabatan yang ditetapkandengan ketentuan
peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Seuai dengan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 60 Tahun 2015 tentang Uraian
Tugas Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tablong selain memaksimalkan PAD juga
diharapkan dapat dikembangkan dan dikelola sesuai perubahan.
Pajak memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Tabalongwalaupun besar kecilnya juga tergantung dengan kinerja pegawai yang
menangani.Berangkat dari hal tersebut maka Dinas Pendapatan sebagai instansi yang
berwenang dalam pengelolaan kekayaan daerah bertanggung jawab dalam upaya
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut.
Upaya peningkatan PAD yang berasal dari sektor pajak tersebut dilaksanakan
dengan kegiatan yang bersifat rutinitas. Mengintensifkan kegiatan yang bersifat rutinitas
diharapkan dapat mengatasi berbagai hambatan dan mendorong peningkatan pendapatan
asli daerah sebagai sumber penerimaan daerah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai upaya peningkatan pendapatan
asli daerah melalui pajak hal ini difokuskan pada yang meliputi pendataan dan sistem
pemungutan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalongsesuai
fakta dilapangan :
1. Pendapatan
Dari 9 (Sembilan) jenis pungutan pajak daerah Kabupaten Tabalong yang
merupakan sumber Pendapatan asli daerah setiap tahun selalu meningkat hal ini
dikarenakan adanya penyempurnaan dan penerapan peraturan daerah tentang pajak
dilaksanakan untuk dasar memungut pajak, penerimaan pajak yang dominan terbesar
adalah pajak MBLB yang dikarenakan ada pabrik semen PT Conch, Pajak
Penerangan jalan Umum (PPJ), Pajak Restoran / catering dikarenkan banyaknya
perusahaan tambang batu bara.
2. Pendataan
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong telah menyusun program
kegiatan tahunan untuk melakukan pendataan potensi pajak dengan sosialaisasi
kepada wajib pajak.Dalam sosialisasi tersebut disampaikan hal-hal yang berkaitan
tentang pajak.Ada yang dilaksankan di setiap Kecamatan dan ada juga yang
dilaksanakan di Kabupaten.
Dapat disimpulkan bahwa dari pernyataan-pernyataan yang ada di atas tingkat
kesadarannya cukup tinggi untuk membayar pajak seperti yang berkaitan degan wajib
pajak usaha MBLB, PPJ dan Sarang Burung walet, dan masih perlu ditingkatkan
kesadaran para pengusaha Restoran/Rumah makan dan perhotelan untuk membayar pajak tanpa menunggu petugas Dispenda datang untuk menagih membayar pajak.
1. KualitasLaporanKeuanganPendapatan Daerah
Kualitas laporan keuangan pendapatan dapat dikatakan baik apabila
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut telah memenuhi
karakteristik kualitas laporan keuangan, yaitu relevan, andal, dapat
H. Surawan, Gerilyansyah Basrindu, Akhmad Abdurrahman – PENGEMBANGAN KOMPETENSI…
63
dibandingkan dan bisa dipahami. Keempat karakteristik tersebut merupakan
prasyarat yang diperlukan agar laporan keuangan pendapatan pemerintah dapat
memenuhi kualitas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor71Tahun2010.
a. Relevan
Laporan keuangan pen-dapatan pajak pada Dinas Pendapatan Daerah
Kab Tabalong juga dinilai memiliki manfaat umpan balik, ketidaksesuaian
pencatatan transaksi/peristiwa yang disaji-kan pada saat ini dapat dikoreksi
kembali. Hal ini berguna untuk memprediksi masa yang akan datang dengan
berdasar pada transaksi masa lalu dan transaksi saat ini.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan
keuangandikatakan dapat diandalkan adalah disajikan secara tepat waktu
dan lengkap. Kepada Kepala Bidang PAD dan Pengembangan Pendapatan
Lainnya menjelaskan,
b. Andal
Dalamdimensiandal,sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 penyajian jujur, dapat diverifikasi dan netralitas.Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tabalong dapat diverifikasi kembali guna menguji kebenaran atas informasi
yang dicatat dan laporan keuangan dan diarahkan untuk kebutuhan umum dan
tidak memihak kepada pihak-pihak tertentu.Karena, setiap informasi yang
disajikan dilengkapi oleh bukti-bukti yang ada.Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan dikatakan andal apabila
dapat diverifikasi dan netral tidak memihak kepada kepentingan siapapun.
c. Dapat Dibandingkan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, informasi yang termuat
dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya. Laporan keuangan Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong dapat dibandingakan dengan laporan
keuangan periodesebelumnya.
Pelaksanaan laporan keuang-an Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tabalong, Kebijakan akuntansi yang digunakan sama dari tahun ke tahun.
Kebijakan akuntansi juga diungkapkan agar memudahkan pengguna dalam
memahami setiap informasi/transaksi/ peristiwa yang tercantum dalam
laporan keuangan.
Selain itu, pengungkapan kebijakan akuntansi akan membantu pembaca
untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan.
d. Dapat Dipahami
Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang terakhir adalah laporan
keuangan yang disajikan dapat dipahami. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010, Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Laporan keuangan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong
disusun dengan sederhana agar dapat dengan mudah dipahami oleh para
pengguna/pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan juga dibuat secara
inovatif dengan mengikuti kebutuhan pemakainya dan dapat menjadi acuan
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dapat dikatakan, bahwa laporan
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 1, No 1 – September 2017 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
64
keuangan disajikan dengan baik, karena dapat dengan mudah dimengerti dan
dipahami, serta memudahkan pemakainya dalam menganalisa dan
memanfaatkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang berkompeten sangat dibutuhkan dalam proses
penyusunan laporan keuangan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang baik,
maka SKPD harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten.
Kemampuan Sumber Daya Menuai dibidang akuntansi/keuangan yang
dimiliki pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong sangat
diperlukan dalam proses penyusunan laporan keuanga dan dalam pengelolaan
pungutan pajak karena semakin besar pemahaman tentang akuntansi/keuangan
yang dimiliki oleh pegawai, semakin baik pula kualitas penyajian laporan
keuangan.
Kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia dilihat dari latar
belakang pendidikan, keahlian yang dimiliki, pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan,dan pengalaman dibidang akuntansi. Kriteria kompetensi yang dimiliki
oleh sumber daya manusia adalah sebagai berikut.
a. Pengalaman Di Bidang Akuntansi
Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki
keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan kemampuan (ability).
Pegawai Bidang PAD dinilai cukup ahli dalam menangani hal-hal yang
berkaitan dengan proses penyusunan laporan pendapatan daerah, seperti
kemampuan menganalisa, mengidentifikasi transaksi, dan mengontrol
kegiatan transaksi baik secara manual maupun secara terkomputerisasi dengan
menggunakan software SIMDA Pendapatan yang diterapkan.
b. PemanfaatanTeknologinformasi
Dari hasil wawancara, Bidang PAD Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tabalongmemiliki aplikasi atau software untuk menjalankan sistem
akuntansi daerah yang disebut SIKDA atau Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
Manfaat dan fungsi SIKDA dinilai sangat membantu para pegawaidalam
memproses dan mengolah transaksi yang kemudian menjadi informasi untuk
menyusun laporan keuangan, seperti yang dijelaskan Kepada Kepala Bidang
PAD dan Pengembangan Pendapatan Lainnya.
Berdasarkan Hasil wawancara peneliti dengan Nara Sumber ( Kabid
PAD&PPL, Kasi pajak I, Kasi Pajak II dan Kasi PPL) sebagaimana di uariakan
diatas dapat penulis simpulkan :
1) Pengembangan komptensi pegawai bidang PAD pada Dinas Pendapatan daerah
kabupaten Tabalong sangat diperlukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan
keuangan yang berkaitan dengan laporan penerimaan pendapatan daerah agar
sinergi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang sudah
melaksanakan SAP berbasis akrual.
2) Pengembangan kompetensi Pegawai Bidang PAD tersebut dapat dilakukan dengan rekrutmen pegawai yang berlatar belakang pendidikan sarjana Akutansi
perpajakan, atau dilakukan mutasi pegawai yang mempunyai kompetensi akutansi
dapat dipindahkan ke Dispenda
3) Karena Pemerintahan yang ada ini tidak ada formasi untuk penerimaan CPNS dan
buapti tidak diperbolehkan mengangkat Pegawai Tenaga lepas (honorer) dan
H. Surawan, Gerilyansyah Basrindu, Akhmad Abdurrahman – PENGEMBANGAN KOMPETENSI…
65
terbatasnya pegawai masing masing SKPD juga terbatas maka alterbatif
Pengembangan kompetensi Pegawai bidang PAD tersebut hanya dapat dilakukan
dengan memberikan pelatihan/Diklat dan bimtek Simda Pendapatan, Perpajakan,
dan manajemen keuangan yang berbasis akrual kepada 11 pegawai yang ada
Alternatif pengembangan kompetensi pegawai BidangPendapatan Asli
Daerahpada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong
Era reformasi ini banyak perobahan peraturan perundang-undangan terutama di
bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang
akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting
karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi
berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing.
Karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi
pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak
menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya
good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dicatat menggunakan basis
akrual.
Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa basis akrual dapat memberikan
informasi keuangan yang lebih lengkap dari pada basis lainnya.Selain itu, laporan
keuangan berbasis akrual juga menyediakan informasi mengenai kegiatan operasional
pemerintah, evaluasi efisiensi dan efektivitas serta ketaatan terhadap peraturan.
Penerapan basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013, dinyatakan berlaku mulai
tanggal 1 Januari 2015 setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada pemerintah
pusat akan mulai menerapkan basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah.
Basis CTA ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan Basis Akuntansi
Modified Accrual, sistem akuntansi dan aplikasi komputer yang digunakan dan
dikembangkan sendiri.Dengan penyusunan laporan keuangan dengan akuntansi berbasis
CTA, masih ada beberapa hal yang belum bisa dipenuhi dengan akuntansi CTA.Hal
pertama adalah laporan keuangan berbasis kas menuju akrual belum memperlihatkan
kinerja pemerintah secara keseluruhan, saat ini hanya fokus pada sumber daya keuangan
berupa kas (financial assets).
Laporan keuangan juga tidak menggambarkan beban keuangan yang
sesungguhnya, karena beban yang diakrualkan (misalnya beban penyusutan, beban
penyisihan piutang tak tertagih, dan beban yang terutang lainnya) tidak diinformasikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran maupun laporan lainnya, hanya memberikan
gambaran parsial bukan menyeluruh tentang keuangan negara sesuai maksud UU 17
Tahun 2003.
Selain itu laporan keuangan berbasis CTA juga kurang memberikan rekam jejak
atas perubahan nilai ekuitas pemerintah, karena setiap transaksi terkait aset dan
kewajiban akan langsung membebani ekuitas.
Dengan demikian informasi akrual hanya dapat disajikan secara periodik yaitu pada saat pelaporan (semester dan tahunan).Bila sewaktu-waktu dibutuhkan informasi
hak dan kewajiban maka diperlukan usaha-usaha tambahan yang tidak berdasarkan
sistem (by system).
PEMBAHASAN
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 1, No 1 – September 2017 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
66
Peningkatan kualitas sumber daya manusia/pegawai menjadi sangat urgen dan
perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme.sasaran dari pengembangan kualitas
sumber daya pegawai adalah untuk meningkatkan kinerja operasional pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Selain itu, kualitas sumberdaya pegawai yang
tinggi akan bermuara pada lahirnya komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-
tugas rutin sesuai tanggung jawab dan fungsinya masing-masing secara lebih efisien,
efektif, dan produktif.
Pembahasan pengembangan sumber daya manusia, sebenarnya dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Pengertian kuantitas menyangkut jumlah sumber
daya manusia. Kuantitas sumber daya manusia tanpa disertai dengan kualitas yang baik
akan menjadi beban organisasi.
Sedangkan kualitas, menyangkut mutu sumber daya manusia yang menyangkut
kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik (kecerdasan dan
mental).Oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi tugas pokok dan fungsi organisasi
apapun, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu syarat utama.
Kualitas sumber daya manusia yang menyangkut dua aspek, yakni aspek fisik
(kualitas fisik) dan non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja,
berpikir, dan keterampilan lain. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dapat diarahkan pada kedua aspek tersebut. Untuk menentukan kualitas
fisik dapat diupayakan melalui program peningkatan profesonalisme yang kompetitif.
Sedangkan untuk meningkatkan kualitas non fisik, maka upaya pendidikan dan
pelatihan sangat diperlukan.Upaya inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan
sumber daya manusia.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
pengembangan sumber daya manusia (human resources development) secara makro,
adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan bangsa.
Proses peningkatan di sini mencakup perencanaan pengembangan dan
pengelolaan sumber daya manusia. Secara mikro, dalam arti lingkungan suatu unit kerja
(departemen atau organisasi yang lain), maka sumber daya manusia adalah tenaga kerja
atau pegawai di dalam suatu organisasi, yang mempunyai peran penting dalam
mencapai keberhasilan.
Fasilitas yang canggih dan lengkap, belum merupakan jaminan akan berhasilnya
suatu organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas manusia yang akan memanfaatkan
fasilitas tersebut.
Dari statement diatas, jelaslah betapa pentingnya peranan dan kedudukan
pegawai sebagai unsur pelaksana kegiatan pemerintahan.Olehnya itu pemerintah
membuat berbagai ketentuan yang mengatur tentang kepegawaian. Perhatian
pemerintah ini pada dasarnya tidak lepas dari kondisi kebutuhan pembangunan dewasa
ini diamana pegawai sebagai unsur aparatur negara harus memiliki dedikasi dan kualitas yang tinggi sehingga mampu menghadapi berbagai kesulitan yang akan muncul dalam
proses pembangunan.
H. Surawan, Gerilyansyah Basrindu, Akhmad Abdurrahman – PENGEMBANGAN KOMPETENSI…
67
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengembangan komptensi pegawai bidang PAD pada Dinas Pendapatan daerah
kabupaten Tabalong sangat diperlukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan
keuangan yang berkaitan dengan laporan penerimaan pendapatan daerah agar
sinergi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang sudah
melaksanakan SAP berbasis akrual.
2. Alternatif pengembangan kompetensi pegawai BidangPendapatan Asli Daerahpada
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalongdilakukan dengan rekrutmen
pegawai yang berlatar belakang pendidikan sarjana Akutansi perpajakan, atau
dilakukan mutasi pegawai yang mempunyai kompetensi akutansi dapat dipindahkan
ke Dispenda, mengingat tidak ada formasi untuk penerimaan CPNS dan buapti tidak
diperbolehkan mengangkat Pegawai Tenaga lepas (hinorer) dan terbatasnya pegawai
masing masing SKPD juga terbatas maka alterbatif Pengembangan kompetensi
Pegawai bidang PAD tersebut hanya dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan/Diklat dan bimtek Simda Pendapatan, Perpajakan, dan manajemen
keuangan yang berbasis akrual kepada 11 pegawai yang ada.
Saran-Saran
1. DinasPendapatan Daerah Kabupaten Tabalong sebaiknya mengkaji lebih dalam
kebijakan akuntansi dan system akuntansi yang nantinya akan diterapkan dalam
penerapan SAP basis akrual. Sehingga diperlukan adanya pengembangan atas
pemahaman Bidang PAD dan Pengembangan Pendapatan Lainnyapada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong akan standar akuntansi pemerintahan
berbasis akrual.
2. Harus sering melakukan sosialisasi berupa seminar atau diskusi dengan aparat
pemerintah, serta dilakukan training atau pelatihan – pelatihan yang berkaitan
dengan standar akuntansi berbasis akrual.
3. Perlu dilakukan pengkajian kondisi SDM pemerintahan yang ada di pemerintah
daerah khusunya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong yang melakukan
pengelolaan keuangan. Sehingga harus menyiapkan SDM yang berintegritas tinggi
dan berkompeten.
4. Tingkat dan latar belakang pendidikan SDM sebaiknya dari akuntansi, minimal
sarjana strata 1 (S1) agar proses perubahan tersebut dapat berjalan sesuai dengan
harapan untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang akuntabel.
5. Rekrutmen pegawai yang punya kompetensi dibidang Tehnologi Informasi (TI),
dan sementara belum ada formasi penerimaan pegawai disarankan bisa merekrut
Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 1, No 1 – September 2017 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
68
DAFTAR PUSTAKA
A.Anwar Prabu Mangkunegara, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Ingstrup, Ole and Crookall, Paul. 1998. The Three Pillars of Public Management :
Secrets of Sustained Success. McGill-Queen’s University Press. Canada
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian No. 46 A Tahun 2003 tentang Kompetensi
Pegawai.
Kesipahada, 2009. Manajemen Berbasis Kompetensi. http://psikologiindustri-
kesipahada.blogspot.com/2009/02/manajemen-sdm-berbasis-kompetensi.html
Light, Paul C. 2010.The Four Pillars of High Performance.McGraw-Hill. New York.
Mahmudi, 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Penerbit UPP AMP YKPN.
Yogyakarta
Markum.Singodimedjo, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit
SMMAPalan, R. PhD. 2008. Competency Management : Teknik
Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk
Meningkatkan Daya Saing Organisasi. Penerbit PPM. Jakarta.
Robbin, 2010. Teori Organisasi, Arcan, Jakarta.
Sedarmayanti, 2001.Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju,
Bandung.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2012.Statistik Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.00 for
Windows, Alfabeta, Bandung.
Sulistiyani, Ambar Teguh, dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia :
Konsep, Teori, dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Penerbit
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Surya Dharma, 2010. Manajemen Kinerja. Pustaka Pelajar, Jakarta.
Syaiful F.Prihadi, 2010. Assesment Centre, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sybll K. Romley, 2008. Competency Management.Spectrum.
Veithzal Rivai, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.
Winardi, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Grafiti, Jakarta.
H. Surawan, Gerilyansyah Basrindu, Akhmad Abdurrahman – PENGEMBANGAN KOMPETENSI…
69
Zainun Buchari. 2010. Administrasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia Pemerintah
Negara Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta