“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
625
Pengembangan Media Interaktif “Tema Binatang” Dalam Mengembangkan Bahasa Anak Kelompok B Taman
Kanak-kanak Kecamatan Grogol Kabupaten kediri
Dwi Suprihatin
TK Dharma Wanita
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kelayakan dan keefektifan media interaktif dalam mengembangkan bahasa anak kelompok B di TK Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. Model penelitian yang digunakan adalah Reseach and Development (R&D). Model desain R&D yang dipakai adalah education research and development mengingat yang akan dikembangkan adalah komponen desain intruksional. Menyikapi pendekatan yang ada, dipilih model R&D dengan pendekatan. Pendekatan yang dijadikan acuan adalah pendekatan yang disusun secara kolaboratif Dick, Carey dan Carey. Desain intruksional menggunakan model desain Dick and Carey. Buku yang jadi acuan adalah The Systematic Desain of Instruction terbitan 2015 edisi kedelapan. Pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Dick dan Carey (2015:2) terdiri atas 10 langkah: 1. Identifying Intrucsional Goals 2.Conducting intrucsional Analysis 3. Analysis Learners and Contexts 4. Write Performance Objecrive 5. Develop Assesment Instrumen 6.Develop Instrucsional Strategy 7. Develop And Select Intrucsional Materials 8. Design And Conduct Formative Evaluation Of Intruction 9. Revisi Instruction 10.Design And Conduct Summative Evaluastion. Berdasarkan uji kelayakan media interaktif “tema binatang” melalui uji validasi ahli (ahli media dan ahli instumen), uji coba perorangan, uji kelompok kecil. Sedangkan uji keefektifan media interaktif “tema binatang” membandingkan nilai hasil pretest dan posttest dengan uji t Paired Samples Statistics menunjukkan bahwa pretest dan posttest mengalami perubahan dalam skor rata-rata. Pretest memperoleh rata-rata (mean) 9.03%. Sedangkan rata-rata (mean) pada posttest diperoleh 16.50%. Sehingga dapat disimpulkan adanya peningkatan perkembangan bahasa pada nilai rata-rata (mean) yaitu pada sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif “tema binatang” (posttest).
Kata Kunci: Media Interaktif Tema Binatang, Mengembangkan Bahasa
PENDAHULUAN Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan
nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal.
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan Sujiono (2013:6). Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi. Masa ini sangat dikenal dengan masa keemasan (Golden Age), proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek sedang mengalami masa cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
626
Perkembangan bahasa meliputi perkembangan menyimak, mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya. Bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori untuk berfikir. Dalam bukunya Hurlock (1980:82) bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimpulkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain. Hal tersebut didukung oleh penelitian Rosie, David, & Natalia (2014) menyatakan bahwa ketika anak usia dini belajar menggunakan komukasi digital/media interaktif pada masa peka dapat memunculkan keterampilan bahasa keaksaraan meliputi (berbicara, mendengar, membaca dan menulis), hal tersebut didukung oleh lingkungan dan keluarga.
Keunggulan dari pembelajaran menggunakan media interaktif dalam kegiatan pembelajaran anak usia Taman Kanak-kanak dapat memperjelas penyajian pesan serta mengurangi verbalitas, memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, dapat memperjelas pengertian yang abstrak menjadi pengertian yang konkret. Hal tersebut didukung penelitian dari Shah dan Godiyal (2012) menyatakan pembelajaran penggunaan komputer membuat keuntungan selain mengurangi verbalitas, juga dapat keuntungan perkembangan dalam keterampilan non-verbal, pengetahuan struktural, memori jangka panjang, ketangkasan manual, keterampilan verbal, pemecahan masalah, abstraksi dan keterampilan konseptual. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan media interaktif dapat mengatasi sifat siswa yang pasif menjadi aktif, mampu memberikan variasi dalam proses belajar mengajar, memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan mempermudah tugas mengajar guru, dapat menarik minat belajar siswa karena isi dari media interaktif tersebuat sebuah video pembelajaran tentang huruf-huruf abjad, kosa kata yang ada gambar bendanya sebagaimana yang dijumpai anak dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Peneliti menemukan satu kelas ada yang tidak dapat mengenal kata dengan baik dikarenakan yang digunakan oleh guru masih konvensional seperti layaknya sekolah dasar (SD), dimana seorang guru SD mengajarkan membaca dengan cara verbalisme, padahal setiap anak memiliki cara belajar sendiri, media yang digunakan dalam bentuk buku, tidak berwarna, dan tidak bergambar, dalam pembelajaran guru tidak memahami perkembangan anak yang masih tahapan praoperasional konkrit. Sedangkan di Taman Kanak Kanak, anak diajak bermain sambil belajar mengenal huruf, kata, dengan media yang digunakan sebaiknya dapat menarik siswa, teks berwarna, dan bergambar.
Kemampuan penguasaan mengenal kata pada anak dapat ditingkatkan dengan mudah apabila media pembelajaran yang digunakan mudah diingat anak dan tentunya menarik untuk anak sehingga anak tidak cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan mengenal kata adalah dengan pembelajaran menggunakan media interaktif. Hal tersebut didukung oleh penelitian Kim dan Gilman (2008) dan Shilpa dan Sunita,( 2013) yang menyatakan bahwa melalui informasi visual dan teks visual yang disajikan
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
627
dengan grafis siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar kosa kata. pembelajaran terhadap anak usia dini dengan media gambar, audio visual, atau media interaktif dapat mengembangkan perkembangan bahasa.
Pemilihan pembelajaran menggunakan media interaktif adalah guru mudah dalam menggunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Isi dari materi pembelajaran media interaktif tersebut video, sound, LCD projector yang menjelaskan tentang huruf abjad dan kata yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
Berdasarkan yang sudah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengembangan pembelajaran menggunakan media interaktif untuk perkembangan bahasa pada anak usia dini. Ketertarikan peneliti untuk mengetahui pengembangan pembelajaran menggunakan media interaktif tersebut diangkat dalam sebuah penelitian dengan judul “Pengembangan Media interaktif Pembelajaran Untuk Mengembangkan Perkembangan Bahasa Pada Anak Kelompok B di Taman-kanak Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri”.
METODE
Bagian ini berisi tentang desain penelitian, sampel atau subjek penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data dan instrument penelitian, teknik analisis data.
Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media dengan media interaktif tema binatang diharapkan dapat mengembangkan bahasa. Maka penelitian ini digolongkan sebagai model pengembangan dengan pendekatan Reseach and Development (R&D). Model desain R&D yang dipakai adalah education research and development mengingat yang akan dikembangkan adalah komponen desain intruksional. Menyikapi pendekatan yang ada, dipilih model R&D dengan pendekatan. Pendekatan yang dijadikan acuan adalah pendekatan yang disusun secara kolaboratif Dick, Carey dan Carey. Gustafson, Branch, dan Maribe, (2002:59) menyatakan bahwa model penelitian dan pengembangan pendekatan sistem desain intruksional yaitu menggunakan model desain Dick and Carey. Buku yang jadi acuan adalah The Systematic Desain of Instruction terbitan 2015 edisi kedelapan. Pendekatan ini di Indonesia popular dengan sebutan Model Dick and Carey.
Pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Dick dan Carey (2015:2) terdiri atas 10 langkah, sebagaimana digambarkan dalam bagan dibawah ini:
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
628
Gambar 1. Desain Pengembangan Model Pendekatan (Dick & Carey, 2015:2).
1. Identifying Intrucsional Goals / Penilaian kebutuhan dan identifikasi tujuan umum
2. Conducting intrucsional Analysis/Melakukan analisis instruksional.
3. Analysis Learners and Contexts/Analisis siswa dan konteks.
4. Write Performance Objecrive /Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK).
5. Develop Assesment Instrumen/Mengembangkan instrumen penilaian.
6. Develop Instrucsional Strategy/Mengembangkan strategi instruksional.
7. Develop And Select Intrucsional Materials/Mengembangkan dan memilih bahan instruksional.
8. Design And Conduct Formative Evaluation Of Intruction/Merencanakan dan melakukan evaluasi formatif pembelajaran.
9. Revisi Instruction /Merevisi bahan pembelajaran.
10. Design And Conduct Summative Evaluastion/Merancang dan melakukan evaluasi sumatif.
Pada penelitian pengembangan dilakukan di Taman kanak-kanak kelompok B Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri melalui 9 langkah yang diuraikan dibawah ini:
Penilaian kebutuhan dan identifikasi tujuan umum
Langkah awal dalam pengembangan ini adalah menganalisis kebutuhan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang ada dengan melakukan observasi terhadap kesesuaian dan media pembelajaran yang dipakai dengan karakteriktis anak serta kesesuaian dengan Kurikulum
1 Mengidentifikasi
Tujuan Pembelajaran
4 Merumuskan
Tujuan Pembelajara
n
5 Mengembangkan
Instrumen Penilaian
6 Mengembangk
an Strategi
Pembelajaran
7 Mengembangka
n Dan
Menentukan Materi
Pembelajaran
8 Mengembangkan
Dan Membuat Evaluasi Formatif
10 Mendesain
dan Membuat Evaluasi Sumatif
2 Melakukan
Analisis Pembelajaran
9 Revisi
Program Pembelajaran
3 Menganalisis
l Peserta Didik dan konteks
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
629
PAUD 2013. Dalam observasi tersebut, pengembang dapat gambaran tentang kebutuhan pembelajaran yang akan dikembangkan.
Selanjutnya melakukan identifikasi tujuan pembelajaran yang dalam Kurikulum PAUD disebut Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), dalam hal ini adalah STPPA aspek perkembangan bahasa anak kelompok B (5-6 tahun), yaitu untuk mengetahui kualifikasi kemampuan yang diharapkan dan dapat dimiliki anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pada anak yang mengikuti pendidikan di Taman Kanak-kanak, kompetensi dasar perkembangan anak usia dini ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 146 Tahun 2014. Adapun salah satu lingkup perkembangan bahasa anak kelompok B adalah menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk media.
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan di Taman Kanak-kanak Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri diperoleh temuan: 1) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih banyak verbal dengan metode ceramah, sangat sedikit sekali pendidik yang menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran bahasa; 2) Media yang digunakan adalah buku seperti halnya anak sekolah dasar; 3) Kemampuan siswa dalam penguasaan kosa kata masih lemah.
Melakukan analisis pembelajaran.
Pada tahap selanjutnya, melakukan analisis pembelajaran adalah untuk menentukan langkah demi langkah yang dilakukan oleh anak didik serta untuk menentukan keterampilan dan pengetahuan apa yang diperlukan anak didik dalam mencapai tujuan.
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis pembelajaran untuk mengetahui kemampuan apa yang harus dikuasai oleh anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif pada anak didik disesuaikan dengan TPP sesuai dengan aspek perkembangan bahasa dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 146 Tahun 2014 adalah menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk media.
Menganalisis Konten Pembelajaran Dan Karakteristik Anak Didik.
Sebagai seorang pendidik, hendaknya mampu membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan pada anak didik. Salah satu caranya yaitu dengan menganalisis karakteriktis anak didik agar pembelajaran (konten/isi materi) yang diperoleh anak didik sesuai dengan tahap perkembangannya. Adapun karakteristik anak didik ada dua pertanyaan: (a) Anak kelompok apa? A atau B. (b) sejauh mana pengetahuan dan keterampilan membaca anak yang telah dimiliki sehingga dapat mengikuti pembelajaran tersebut?
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
630
Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik anak dilakukan melalui data wawancara dari kepala sekolah, guru dan siawa. Data di ambil dari kelompok B yang berada pada rentang usia 5-6 tahun. Adapun identifikasi kemampuan awal dan karakteristik anak dengan melihat kondisi anak seperti pengamatan terhadap tingkat kemampuan anak didik, bagaimana sikap atau cara pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, motivasi belajar anak didik, media pembelajaran, metode pembelajaran dan sudah atau belum memakai media pembelajaran seperti yang sedang dikembangkan.
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
Jika sebelumnya peneliti telah menentukan tujuan pembelajaran umum, maka pada tahap ini peneliti akan menghasilkan tujuan pembelajaran khusus berdasarkan pada tujuan pembelajaran umum dan analisis pembelajaran yang telah didapatkan.
Tujuan pembelajaran khusus adalah tujuan pembelajaran yang lebih spesifik yang merupakan penjabaran dari TIU (tujuan intruksional umum). Dalam merumuskan TIK ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu (a) TIK hanya mengandung satu pengertian, karena itu dirumuskan dalam bentuk kata kerja dan dapat dilihat oleh mata, (b) dapat diukur dengan tes atau alat ukur yang lain, (c) mengandung 4 unsur: A = Audience (anak didik), B = Behavior, perilaku spesifik yang akan dimunculkan oleh anak setelah selesai proses belajarnya, C = Condition, yakni batasan yang dikenalkan pada siswa atau alat yang digunakan siswa pada saat ia di tes, D = Degree, yaitu tingkat keberhasilan anak dalam mencapai perilaku tersebut.
Tujuan instruksional khusus yang dirumuskan dalam mengembangkan media pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang dalam aspek perkembangan bahasa. Tujuan intruksional khusus yang dirumuskan meliputi: 1) Anak Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya; 2) Anak dapat membaca kosa kata melalui kegiatan menggunakan media interaktif tema binatang; 3) Anak dapat menyebutkan tentang jenis binatang yang berkaki dua dan berkaki empat. 4) Anak dapat menyebutkan tentang jenis binatang ternak dan binatang liar; 5) Anak dapat menunjukkan kosa kata sesuai perintah guru.
Menyusun instrumen penilaian/tes acuan patokan.
Tes acuan patokan adalah tes yang mengukur tingkat penguasaan anak terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional khusus. Tes yang dipakai untuk mengukur kemampuan bahasa dalam sistem pembelajaran menggunakan media interaktif dalam bentuk daftar perintah yang harus dikerjakan oleh anak atau disebut dengan teknik unjuk kerja. Masing-masing perintah dibuat berdasarkan indikator dan aspek sistem pembelajaran menggunakan media interaktif dengan tema binatang. Hasil kerja anak diobservasi dan diukur dengan menggunakan ranting scale yaitu hasil kerja anak dinilai oleh observer dengan memilih salah satu dari 3 skala. Observer memberi nilai. Nilai 3:
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
631
jika anak mampu melakukan dengan benar tanpa bantuan. Nilai 2: jika anak mampu melakukan dengan bantuan. Nilai 1: jika anak belum mampu melakukan meski dengan bantuan. Evaluasi unjuk kerja ini dipakai pada waktu penilaian sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan kepada subjek uji coba. Sebagaimana dijelaskan pada tabel dibawah.
Tabel 1. Contoh Lembar Observasi Siswa
Variabel Indikator Butir-Butir Indikator
Setting Gambar Nilai
3 2 1
Perkembangan Bahasa
Kemampuan membaca gambar dan kata.
1. Mampu membaca empat gambar.
Tema binatang berkaki empat.
- Sapi - Kuda - Gajah - Kucing
2. Mampu membaca empat gambar.
Tema binatang berkaki dua.
- Ayam - Itik - Angsa - Burung
3. Mampu membaca empat kosa kata.
Tema binatang berkaki empat.
- Sapi - Kuda - Rusa - Unta
4. Mampu membaca empat kosa kata.
Tema binatang berkaki dua.
- Ayam - Itik - Angsa - Kera
5. Mampu membaca empat kosa kata.
Tema binatang ternak.
- Ayam - Itik - Ikan - Sapi
6. Mampu membaca empat kosa kata.
Tema binatang liar.
- Ular - Singa - Gajah - Rusa
Merencanakan strategi pembelajaran khusus. Mengembangkan strategi intruksional khusus untuk membantu
anak didik mencapai setiap tujuan atau secara umum bisa disebut rencana pembelajaran. Ketika melakukan aktifitas pembelajaran, pendidik tidak lepas dari suatu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dari kegiatan yang sudah dilakukan. Perencaan dalam kegiatan belajar mengajar meliputi perencaan dalam membuat Prota (program tahunan), Promes (program semester), RPPM (rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan), RPPH (rencana pelaksanaan pembelajaran harian) serta perencaan dalam memilih kegiatan pembelajaran, media, alat dan bahan penilaian yang sesuai untuk anak didik.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
632
Rancangan pembelajaran yang dipakai dalam pengembangan bahasa dengan sistem pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang ini dalam bentuk RPPH (rencana pelaksanaan pembelajaran harian) yang dibuat sebanyak 4 kali pertemuan.
Mengembangkan dan memilih bahan ajar. Bahan yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa system
pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang untuk anak kelompok B. pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang ini berisi tentang huruf-huruf abjad, video gambar binatang beserta kata. Dalam video tersebut terdapat suara, teks, dan gambar, seperti halnya anak melihat dalam dunia nyata/kongkret.
Merancang dan melakukan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif dalam pengembangan ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:
1) Uji ahli media. Pada tahap ini digunakan untuk menguji kelayakan pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang untuk anak kelompok B. Sebelum digunakan draf awal pengembangan media interaktif di review oleh para ahli, dalam hal ini adalah Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd (ahli media) dan Anik Lestariningrum, M.Pd (ahli materi) maka review ini bertujuan meminta saran, perbaikan dan masukan para ahli untuk menghasilkan draf II, sampai pada kesimpulan akhir, bahwa produk tersebut sudah layak untuk diuji cobakan pada pengguna (anak usia dini).
2) Uji coba satu-satu, diterapkan pada 3 anak. Pada tahap ini pengujian dilakukan secara individual pada beberapa anak dalam bentuk wawancara, dimaksudkan untuk mendapat respon anak ketika pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang. Hasilnya dijadikan revisi produk yang akan menghasilkan draf III untuk dilanjutkan pada tahap uji coba besar.
3) Uji coba kelompok besar. Uji coba kelompok besar diterapkan 12 anak. Pada tahap ini, pengujian dilakukan pada kelompok besar dengan sistem pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang. Dalam proses tersebut pengujian ini hanya untuk meninjau operasional produk yang telah dikembangkan berdasarkan pengalaman dalam pembelajaran dengan cara wawancara pada anak. Oleh karena itu hasilnya akan digunakan sebagai bahan revisi produk yang akan menghasilkan draf IV untuk dilanjutkan pada tahap pengujian lapangan.
4) Uji coba lapangan dilakukan 1 kelas siswa kelompok B yang berjumlah 28 anak. Pada tahap ini pengujian dilakukan pada satu kelas dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang. Uji coba dilaksanakan sebagaimana praktik pembelajaran sebagaimana biasanya. Hasil dari uji coba lapangan akan dijadikan
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
633
sebagai bahan perbaikan produk yang bersifat operasional. Pada uji coba lapangan ini dilakukan dalam bentuk eksperimen, yaitu dengan membandingkan kemampuan anak sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan. Eksperimen dalam pengembangan ini dilakukan dalam satu bulan.
Merevisi pembelajaran.
Merevisi intruksional yang telah dilakukan, meliputi tujuh tahap yang telah dilakukan, yaitu: tujuan intruksional, analisis intruksional, perilaku awal, tujuan khusus, item tes, strategi intruksional, dan atau bahan intruksional yang merupakan dasar dalam mengadakan evaluasi formatif.
Dari hasil evaluasi formatif dilakukan 3 kali revisi, yaitu revisi 1 setelah uji validasi desain, revisi 2 dilakukan setelah uji coba satu-satu, dan revisi 3 dilakukan setelah produk diujicobakan pada kelompok besar.
Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Grogol Kediri yang berjumlah 28 anak.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Gambyok Grogol Kediri. Sebagaimana peneliti bernaung dilembaga tersebut yang mengerti tentang karakteriktis siswa dan budaya masyarakat tersebut.
Waktu Penelitian
Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016-2017.
Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang
diharapkan, digunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar wawancara, observasi, dokumentasi dan angket dengan perincian: 1) Lembar Observasi, untuk mencari informasi dan mencari data tentang
(a) Pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang pada
anak kelompok B yang dipakai sekarang. (b) Proses pelaksanaan
pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang pada
anak kelompok B yang dilakukan guru. (c) Hasil uji coba lapangan
yang berupa respon siswa terhadap pemakaian pembelajaran
menggunakan media interaktif tema binatang pada anak kelompok B.
Dan (d) Hasil nilai sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan.
2) Lembar wawancara dilakukan pada kepala sekolah, guru dan anak
tentang analisis kebutuhan dan gaya belajar anak sebelum perlakuan.
Dan juga untuk memperoleh data tentang pendapat dari subjek
pengguna sewaktu uji coba satu-satu dan uji coba kelompok besar
terhadap pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
634
3) Dokumentasi, dilakukan untuk mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran saat menggunakan pembelajaran menggunakan media
interaktif tema binatang pada uji coba kelompok kecil, kelompok besar
dan uji coba lapangan.
4) Lembar angket, untuk memperoleh data tentang validasi dari dua
orang pakar yaitu validator ahli materi dan validator ahli media
terhadap produk pengembangan pembelajaran menggunakan media
interaktif tema binatang.
Teknik Analisis Data
Menurut Dick dan Carey (2015:283) teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian pengembangan pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang ialah melalui uji kelayakan dan uji efektifan. Uji kelayakan pembelajaran menggunakan media interaktif tema binatang jika sudah diuji oleh ahli media dan ahli materi, uji coba one to one, uji coba kelompok besar dan uji coba lapangan.
Dalam analisis data tentang proses pengembangan media interaktif tema binatang uji kelayakan dari ahli media dan ahli materi menggunakan skala Guttman. Skala ini hanya memberikan dua pilihan yaitu revisi dan tidak revisi. Revisi yang disertai dengan saran revisi/komentar, sehingga jawaban yang diberikan bersifat jelas dan lugas serta konsisten (Sugiono, 2016:169). Dan selanjutnya dari skala tersebut akan peneliti gunakan sebagai pedoman untuk merevisi media interaktif tema binatang yang akan dikembangkan.
Tabel 2. Skala Guttman
Penilaian Skala Nilai
Baik 1
Kurang baik 0
(Sugiono, 2016:96)
Kriteria pada skala Guttman tersebut digunakan dengan
pertimbangan sebagai berikut: 1) Apabila media dapat digunakan tanpa perbaikan; 2) Apabila media tidak dapat digunakan dengan pertimbangan media tersebut harus diperbaiki.
Sedangkan untuk mengetahui keefektifan media interaktif tema binatang dalam mengembangkan bahasa anak, peneliti akan mengukur pencapaian variabel terikat (kemampuan bahasa) anak sebelum perlakuan diberikan (pretest) dan sesudah mendapat perlakuan (posttets). Desain uji coba yang digunakan adalah tipe One Group Pretets-Posttest Design. Hasil penelitian dengan One Group Pretets-Posttest Design nantinya dilihat dari perbedaan skor Pretets dan Posttest partisipan penelitian. Jika skor Posttest lebih tinggi daripada skor Pretets, maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh media interaktif tema binatang terhadap bahasa anak (Jannah, 2016:80).
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
635
Gambar 2. Desain eksperimen One Group Pre-Tets dan Post Test Design (Jannah, 2016:80)
O1 hasil pemerolehan kemampuan bahasa anak sebelum
perlakuan, sedangkan O2 pemerolehan kemampuan bahasa anak
sesudah perlakuan menggunakan media interaktif “tema binatang”. Dari data yang diperoleh dengan menggunakan hitungan uji t
tersebut, akan di analisis menggunakan software SPSS. Selain itu, untuk memperkuat hasil penelitian diatas dilakukan pula uji hipotesis menggunakan uji-t sampel berpasangan (paired-sampel t-test). Maka rumus uji-t sebagai berikut:
T = Md
√∑ 𝑥2𝑑__________
𝑁 (𝑁 − 1)
Keterangan : M = nilai rata-rata hasil per kelompok N = Banyaknya subyek X = Deviasi setiap nilai x2 dan x1 Y = Deviasi Setiap nilai (Arikunto, 2010: 86)
Paired sample t-test digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan yang berbeda pada situasi sebelum dan sesudah proses (Santoso, 2001). Paired sample t-test digunakan apabila data berdistribsui normal. Menurut Widiyanto (2013) paired sample t-test merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji kefektifan perlakuan, ditandai adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata sesudah diberikan perlakuan. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Ho pada uji paired sampel t-test adalah sebagai berikut:
kriteria 1
1) Jika probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Jika probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
kriteria 2
1) Jika nilai t hitung > t-tabel Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Jika nilai t hitung < t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Prosedur uji paired sample t-test (Siregar, 2013):
1) Menentukan hipotesis
Hipotesis yang ditentukan dalam pengujian paired sample t-test ini adalah sebagai berikut:
O1 X O2
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
636
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perkembangan bahasa pada saat sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif “tema binatang”.
Ha : terdapat perbedaan yang signifikan antara perkembangan bahasa pada saat sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif “tema binatang”.
2) Menentukan level of significant sebesar 5% atau 0,05
3) Menentukan kriteria pengujian
Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara perkembangan bahasa pada saat sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif “tema binatang”.
Ho diterima jika nilai probablitias > 0,05 berarti terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara perkembangan bahasa pada saat sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif “tema binatang”.
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan laporan kegiatan pengembangan beserta hasil pengembangan media interaktif “tema binatang” dalam mengembangkan bahasa pada anak kelompok B Taman Kanak-Kanak Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. Bagian-bagian yang dikemukakan sebagai berikut: 1) hasil uji kelayakan media interaktif “tema binatang” dalam mengembangkan bahasa dan 2) hasil uji kefektifan media interaktif “tema binatang” dalam mengembangkan bahasa.
Hasil Uji Kelayakan media interaktif “tema binatang” dalam mengembangkan bahasa pada anak kelompok B.
Secara keseluruhan proses pengembangan media interaktif “tema binatang” dalam mengembangkan bahasa pada anak kelompok B Taman Kanak-Kanak Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri telah dilaksanakan sesuai dengan model pengembangan Dick and Carey yang terdiri dari 10 tahap Identifying Intrucsional Goals /Mengidentifikasi tujuan pembelajaran, Conducting intrucsional Analysis/Melakukan analisis instruksional, Analysis Learners and Contexts/Analisis anak dan konteks, Write Performance Objecrive /Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK), Develop Assesment Instrumen/Mengembangkan instrumen penilaian, Develop Instrucsional Strategy/Mengembangkan strategi instruksional, Develop And Select Intrucsional Materials/Mengembangkan dan memilih bahan instruksional, Design And Conduct Formative Evaluation Of Intruction/Merencanakan dan melakukan evaluasi formatif pembelajaran, Revisi Instruction /Merevisi bahan pembelajaran, Design And Conduct Summative Evaluastion/Merancang dan melakukan evaluasi sumatif.
Penilaian kebutuhan dan identifikasi tujuan umum. Langkah ini merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti
untuk mendapatkan informasi dilapangan terkait dengan perkembangan bahasa anak dan untuk kebutuhan anak dalam proses kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
637
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada kelompok B di TK Dharma wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, tujuan pembelajaran yaitu untuk mengembangkan 6 aspek perkembangan yang terdapat pada anakusia dini di antaranya nilai agama dan moral, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni. Dari 6 aspek perkembangan diatas terdapat satu perkembangan yang belum berkembang sesuai dengan tahap usianya, yaitu perkembangan bahasa khususnya dalam membaca.
Adapun yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran dalam perkembangan bahasa khususnya membaca karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih banyak verbal dengan metode ceramah, sangat sedikit sekali pendidik yang menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran bahasa, media yang digunakan adalah buku seperti halnya anak sekolah dasar. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan bahasa yang tidak berkembang secara optimal.
Melakukan analisis pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan, bahwa pada
anak kelompok B di TK Dharma wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri terdapat satu perkembangan yang belum berkembang secara optimal sesuai dengan tahap usia perkembangannya, yaitu perkembangan bahasa khususnya dalam membaca. Maka perlu adanya media pembelajaran yang inovatif yang dapat menarik minat anak dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan adanya media interaktif “tema binatang” berbasis komputer. Dengan adanya kegiatan pembelajaran melalui media interaktif “tema binatang” tersebut anak akan melakukan sendiri, guru hanya sebagai pendamping tidak banyak verbal.
Menganalisis Konten Pembelajaran Dan Karakteristik Anak Didik. Anak kelompok B di TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan
Grogol Kabupaten Kediri berusia 5-6 tahun. Kelompok B di TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri memiliki 2 kelas yaitu kelompok B1 dan kelompok B2. Jumlah masing-masing kelompok ada 15 anak sehingga jumlah secara keseluruhan anak kelompok B berjumlah 30 anak dengan putra dan anak putri.
Anak TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri sebagian besar merupakan penduduk asli di daerah sekitar TK tersebut. TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri terletak di Jl. Raya SDN II Desa Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri yang merupakan daerah perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk. TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri memiliki halaman yang cukup luas untuk kegiatan outdoor. Di belakang TK Dharma Wanita Gambyok terdapat halaman luas yang dikelilingi oleh sawah pertanian. Dengan kondisi tersebut anak TK Dharma Wanita Gambyok dalam melakukan aktivitas olahraga di luar kelas yaitu dengan kegiatan permain fisik serta kegiatan senam yang memiliki halaman yang cukup luas.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
638
Karakteristik cara belajar anak kelompok B TK Dharma wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini. Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses pembelajarannya ditekankan pada aktivitas anak dalam bentuk belajar sambil bermain.
Berdasarkan observasi dan wawancara pada guru TK Dharma wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri bahwa anak kelompok B TK Dharma wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri bersifat aktif dan mayoritas mempunyai gaya belajar melalui audio visual. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada kemampuan membaca gambar dan membaca kata pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok dilakukan dengan menggunakan media interaktif “tema binatang”.
Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran perkembangan bahasa menggunakan media interaktif “tema binatang” pada aspek membaca gambar dan kata yaitu menggunakan laptop, LCD proyektor, dengan begitu anak dapat melihat dengan jelas. Yang sebelumnya pembelajaran perkembangan bahasa guru masih konvensional seperti layaknya sekolah dasar (SD), dimana seorang guru SD mengajarkan membaca dengan cara verbalisme, media yang digunakan dalam bentuk buku, tidak berwarna, dan tidak bergambar. Dengan demikian pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan bahasa yang dilakukan masih kurang efektif dan optimal bagi tingkat perkembangannya.
Dengan menganalisis karakter anak dan konteks pembelajaran telah dijabarkan diatas, peneliti bermaksud mencari kegiatan yang lebih inovatif dan edukasi yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan perkembangan bahasa anak secara optimal dengan memanfaatkan media laptop, dan LCD proyektor yang ada disekolah.
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus. Dalam standar tingkat pencapaian perkembangan yang tercantum
dalam permendikbud No. 137 Tahun 2014 pasal 6 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
a. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan
PAUD disebut sebagai kompetansi inti.
b. Kompetensi Dasar merupakan pencapaian perkembangan anak yang mengacu pada Kompetensi Inti.
Hal terebut dimaksudkan seperti yang tercantum dalam permendikbud No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa indikator perkembangan anak dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD). Kemudian Kompetensi Dasar (KD)
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
639
dirumuskan berdasarkan Kompetensi Inti (KI). Oleh karena itu indikator pembelajaran dirumuskan berdasarkan pada tujuan umum dan analisis pembelajaran yang telah didapat. Berdasarkan pada tujuan umum dan analisis pembelajaran yang telah didapat sebelumnya maka indikator pembelajaran yang akan diberikan untuk anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri dengan menggunakan media interaktif “tema binatang” untuk meningkatkan perkembangan bahasa yaitu:
1) Anak dapat membaca gambar melalui kegiatan menggunakan media interaktif tema binatang.
2) Anak dapat menyebutkan tempat hidup binatang, binatang hidup diair dan didarat.
3) Anak dapat menyebutkan tentang jenis binatang ternak dan binatang liar.
4) Anak dapat membaca kata. Dari hasil analisis indikator pembelajaran diatas yang
telah disesuaikan dengan standar tingkat pencapaian perkembangan, untuk lebih jelasnya berikut akan dipaparkan dalam tabel 3.
Tabel 3. Capaian Perkembangan dan Indikator Pembelajaran
Perkembangan Kompetensi yang dicapai
Materi pembelajaran
Indikator pembelajaran
Bahasa 3.12 mengenal keaksaraan awal mellaui bermian.
3.12.1 membaca gambar.
Membaca gambar dengan media interaktif tema bintang.
4.12 menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dengan berbagai bentuk karya.
4.12.1 mengeja huruf. 4.12.2 membaca sendiri
Mengeja huruf pada kata. Membaca kata dengan media interaktif tema bintang.
Menyusun instrumen penilaian/tes acuan patokan.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran khusus, maka peneliti mengembangkan sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang akan digunakan peneliti yaitu observasi dan wawancara. Instrumen penelitian observasi ini akan digunakan untuk mendapatkan data dari hasil perkembangan anak melalui sebelum kegiatan (pretest) dan sesudah kegiatan (posttest).
Tabel 4. Instrumen Penelitian Perkembangan Bahasa melalui Media Interaktif “tema binatang”
Variabel Indikator Butir-Butir Indikator
Setting Gambar Nilai
3 2 1
Perkembangan Bahasa
Kemampuan membaca gambar dan kata.
7. Mampu membaca empat gambar.
Tema binatang hidup didarat.
- Kucing - Kelinci - Anjing - Kuda
8. Mampu membaca empat gambar.
Tema binatang hidup diair.
- Kuda Laut - Kerang - Kepiting - Ikan
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
640
9. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang hidup didarat.
- Sapi - Kuda - Kucing - Kambing
10. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang hidup diair.
- Kuda Laut - Kerang - Kepiting - Ikan
11. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang ternak.
- Kambing - Burung - Kelinci - Sapi
12. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang liar.
- Jerapah - Singa - Gajah - Rusa
Berdasarkan instrument diatas, maka untuk melihat tentang penilaian di atas sebagaimana rubrik penilaian pada table dibawah ini:
Table 5. Rubrik Penilaian Perkembangan Bahasa
No Nilai
3 2 1
1. Anak mampu membaca gambar kelinci, kucing, anjing, kuda dengan tepat.
Anak mampu membaca gambar kelinci, kucing, anjing, kuda tapi dengan bantuan.
Anak belum mampu mengenal pada gambar kelinci, kucing, anjing, kuda.
2. Anak mampu membaca gambar kuda laut, kepiting, kerang, ikan dengan tepat.
Anak mampu membaca gambar kuda laut, kepiting, kerang, ikan tapi dengan bantuan.
Anak belum mampu mengenal pada gambar kuda laut, kepiting, kerang, ikan.
3. Anak mampu membaca kata sapi, kuda, kucing, kambing dengan lancar dan tepat.
Anak mampu membaca kata sapi, kuda, kucing, kambing tapi dengan mengeja.
Anak belum mampu mengenal huruf pada kata sapi, kuda, kucing, kambing.
4. Anak mampu membaca kata kuda laut, kepiting, kerang, ikan dengan lancar dan tepat.
Anak mampu membaca kata kuda laut, kepiting, kerang, ikan tapi dengan mengeja.
Anak belum mampu mengenal huruf pada kata kuda laut, kepiting, kerang, ikan.
5. Anak mampu membaca kata kambing, burung, kelinci, sapi dengan lancar dan tepat.
Anak mampu membaca kata kambing, burung, kelinci, sapi tapi dengan mengeja.
Anak belum mampu mengenal huruf pada kata kambing, burung, kelinci, sapi.
6. Anak mampu membaca kata jerapah, singa, gajah, rusa dengan lancar dan tepat.
Anak mampu membaca kata jerapah, singa, gajah, rusa tapi dengan mengeja.
Anak belum mampu mengenal huruf pada kata jerapah, singa, gajah, rusa.
Sedangkan melalui wawancara, peneliti melakukan wawancara terhadap guru guna memperoleh informasi mengenai perkembangan bahasa yang telah diberikan kepada anak sehingga hasil wawancara ini dapat memperkuat dalam melakukan pengembangan instrumen penelitian.
Merencanakan strategi pembelajaran khusus. Dalam mengembangkan strategi intruksional khususnya dalam
meningkatkan perkembangan bahasa disini adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan media interaktif “tema binatang”. Dengan strategi
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
641
ini proses pembelajaran diberikan dengan mengembangkan berbagai aspek perkembangan. Namun pada proses pembelajaran ini akan dititik beratkan pada kemampuan perkembangan bahasa yaitu pada kegiatan membaca gambar dan kata.
Ketika melakukan strategi pembelajaran, pendidik tidak lepas dari suatu perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut dari kegiatan yang sudah dilakukan. Perencanaan dalam kegiatan belajar mengajar meliputi perencaan dalam membuat Prota (program tahunan), Promes (program semester), RPPM (rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan), RPPH (rencana pelaksanaan pembelajaran harian) serta perencaan dalam memilih kegiatan pembelajaran, media, alat dan bahan penilaian yang sesuai untuk anak didik. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran menggunakan media interaktif “tema binatang”, yaitu:
1) Kegiatan awal sebelum kegiatan pembelajaran dengan media interaktif “tema binatang”
a) Bercakap-cakap kepada anak tentang jenis-jenis binatang dan mengajak anak untuk menyebutkan jenis-jenis binatang serta ciri-cirinya.
b) Menyampaikan cara penggunaan media interaktif “tema binatang”.
2) Kegiatan ini
a) Setelah guru menjelaskan tentang cara penggunaan media interaktif “tema binatang”.
b) Selanjutnya guru menunjukkan tentang macam-macam jenis binatang dan anak disuruh membaca gambar.
c) Setelah anak membaca gambar, kemudian anak disuruh membaca kata.
d) Kegiatan selanjutnya, guru menunjukkan tentang macam-macam tempat hidup binatang. Setelah guru menjelaskan, anak disuruh membaca gambar dan kata.
e) Kegiatan selanjutnya, anak bermain kuis tentang jenis-jenis binatang dan tempat hidup binatang, dengan cara mencocokkan gambar dengan kata yang sesuai.
f) Pada kegiatan terakhir anak mewarnai bentuk gambar binatang dengan rapi.
3) Kegiatan penutup
a) Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru mengajak anak untuk duduk melingkar dan melakukan Tanya jawab terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
b) Anak menceritakan kembali pengalamannya setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan media interaktif “tema binatang”.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
642
Rancangan pembelajaran tersebut akan dipaparkan kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) sesuai dengan kurikulum PAUD 2013.
Mengembangkan dan memilih bahan ajar.
Pada tahap ini yaitu mengembangkan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran yang dikembangkan yaitu berupa media interaktif “tema binatang”. Media tersebut dikembangkan karena media interaktif mudah digunakan oleh guru dan anak. Selain itu media interaktif mempunyai unsur gambar, suara dan teks untuk menunjang perkembangan bahasa pada anak.
Merancang dan melakukan evaluasi formatif.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian produk melalui tahap validasi ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Validasi ahli terdiri dari ahli media yang mencakup media pembelajaran yaitu media interaktif dan ahli materi bahasa berupa validasi instrument bahasa dalam membaca. Ahli media pembelajaran dimaksudkan untuk memvalidasi media interaktif “tema binatang”.
Adapun penyusunan media pembelajaran berupa media interaktif “tema binatang” menurut Daryanto (2016:69) dinilai dari beberapa unsur, antara lain: 1) Ukuran huruf; 2) Kesesuaian warna; 3) Kejelasan suara; 4) Kejelasan gambar.
Dalam pembuatan media interaktif “tema binatang” memerlukan uji validasi yang dilakukan oleh validator, hal tersebut bertujuan agar media interaktif “tema binatang” tersebut layak digunakan pada anak. Berikut nama dan kualifikasi keahlian masing-masing validator dipaparkan pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Nama Dan Kualifikasi Keahlian Validator
No Nama Kualifikasi Validasi
1 Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd
Aktif sebagai dosen S1,S2,S3 TP dan PAUD di Universitas Negeri Surabaya
Ahli media interaktif “tema binatang” dan materi pada buku panduan.
2 Anik Lestariningrum, M.Pd
Aktif sebagai dosen S1 PG-PAUD di Universitas Nusantara PGRI Kediri
Instrument perkembangan bahasa melalui media interaktif “tema binatang”.
1) Validasi Ahli
Validasi ini bertujuan untuk memperoleh kelayakan produk pengembangan yang berupa media interaktif “tema binatang” untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B. Data yang diperoleh dari hasil validasi ini adalah data kualilatif yang berupa komentar dan saran oleh para validator. Data validasi akan diperoleh berupa angket yang menggunakan skala guttman berupa pilihan revisi dan tidak revisi terhadap indikator-indikator penilaian kelayakan produk pengembangan
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
643
media media interaktif “tema binatang” yang telah dikembnagkan beserta dengan keterangan atau saran revisinya.
Dari angket yang telah diperoleh kemudian dilakukan revisi pada poin-poin yang telah diberikan komentar dan saran perbaikan oleh para validator. Dengan demikian produk yang telah dikembangkan langsung diperbaiki sehingga layak untuk dapat digunakan pada uji coba selanjutnya.
Adapun hasil angket dari bapak Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd sebagai validator ahli media adalah sebgai berikut:
Tabel 7. Data Validasi Ahli Media
No Aspek Yang Dinilai
Revisi
Tidak revisi
A. Daya Tarik
1. Representasi tampilan dalam hal warna, ukuran huruf, animasi gambar dan audio.
√
2. Kesesuaian pemilihan materi dengan media, sehingga lebih menarik anak dalam belajar dan memudahkan dalam pemahaman materi
√
3. Pembelajaran membaca kata dan simbol lebih menarik dengan media interaktif dari pada hanya membaca dari buku.
√
B. Efektif dan Efisiensi
1. Penggunaan jenis gambar yang relevan dengan pertanyaan/kuis
√
2. Kesesuaian urutan pertanyaan/kuis √
3. Pemahaman tentang penggunaan bahasa. √
C. Comperehention
1. Kualitas pentunjuk belajar √
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar dan indikator √
3. Kejelasan dan kemudahan isi materi √
D. Kesederhanaan
1. Petunjuk pengoprasian mudah digunakan anak-anak.
√
E. Layout User Interface
1. Ketepatan peletakan gambar, huruf, suara dan halaman
√
2. Ketepatan kesinambungan tampilan pada setiap halaman
√
3. Kejelasan teks/tulisan
F. Appropriatness Of Desain
1. Kesesuaian format (ukuran tampilan) media mulai awal hingga akhir
√
2. Kesesuian media interaktif tema binatang dengan usia anak
√
3. Kesesuaian permainan/kuis mencocokan gambar √
G. Age Appropriatness
1. Kesesuaian materi membaca kata dengan anak kelompok B.
√
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
644
Berdasarkan hasil validasi dari bapak Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd sebagai validator ahli media yang tercantum pada tabel 4.4 maka dapat diketahui bahwa media perlu direvisi, yaitu komponen pada nomor A1 yang harus diperbaiki adalah perbaikan mengurangi tulisan yang ada pada media serta perlu perbaikan dalam mengatur volume dalam audio.
Setelah proses revisi tersebut dilakukan, langkah selanjutnya adalah menyerahkan kembali hasil revisi kepada validator, dan oleh validator ahli media hal-hal yang telah direvisi tersebut telah sesuai dan layak untuk digunakan pada tahap pengembangan selanjutnya.
Tahap selajutnya yaitu validasi buku panduan media interaktif “tema binatang” oleh Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd. Adapun hasil validasi tersebut sebagaimana tabel dibawah ini:
Tabel 8. Data Validasi Ahli Media/Buku Panduan
No Aspek Yang Dinilai
Revisi
Tidak Revisi
A. Kesederhanaan
1. Kederhanaan kata-kata √
2. Kesederhaan gambar √
3. Kesederhaan pemakaian warna √
B. Keterpaduan
1. Adanya keterkaitan antara gambar dan kata √
2. Adanya keterkaitan antara ilustrasi/simbol dan kata
√
C. Garis
1. Ketepatan pengunaan garis √
D. Bentuk
1. Ketepatan pengunaan bentuk √
E. Tekstur
1. Ketepatan pengunaan tekstur √
F. Ruang
1. Ketepatan pengaturan ruang √
G. Warna
1. Ketepatan pemilihan warna √
2. Ketepatan kombinasi warna √
Berdasarkan hasil validasi dari bapak Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd sebagai validator ahli media yang tercantum dalam tabel 4.5 menunjukkan bahwa buku panduan produk media interaktif “tema binatang” dari seluruh variabel tidak ada revisi sehingga dapat dikatakan layak digunakan dari sisi kesederhanaan, kejelasan, dan kombinasi warna.
Selanjutnya hasil angket dari ibu Anik Lestariningrum, M. Pd sebagai validator instrument perkembangan bahasa dalam membaca pada anak kelompok B adalah sebagai berikut:
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
645
Tabel 9. Instrument Perkembangan Bahasa Dalam Membaca
Variabel Indikator Butir-Butir Indikator
Setting Gambar Nilai
3 2 1
Perkembangan Bahasa
Kemampuan membaca gambar dan kata.
1. Mampu membaca empat gambar.
Tema binatang hidup didarat.
- Kucing - Kelinci - Anjing - Kuda
2. Mampu membaca empat gambar.
Tema binatang hidup diair.
- Kuda Laut - Kerang - Kepiting - Ikan
3. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang hidup didarat.
- Sapi - Kuda - Kucing - Kambing
4. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang hidup diair.
- Kuda Laut - Kerang - Kepiting - Ikan
5. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang ternak.
- Kambing - Burung - Kelinci - Sapi
6. Mampu membaca empat kata.
Tema binatang liar.
- Jerapah - Singa - Gajah - Rusa
Berdasarkan hasil validasi dari Anik Lestariningrum, M. Pd, pada tabel 4.6 Maka dapat diketahui bahwa instrument perkembangan bahasa yang telah diketahui layak untuk digunakan pada tahap uji coba selanjutnya
2) Uji Coba One and One/Perorangan
Setelah melalui tahap validasi ahli, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba perorangan. Uji coba perorangan ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri dengan jumlah 3 anak. Pada uji coba perorangan, anak melakukan kegiatan dengan menggunakan media interaktif “tema binatang”. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dan respon awal anak terhadap produk yang dikembangkan sehingga data diketahui dan diidentifikasi kesalahan yang nyata dalam produk tersebut.
Data hasil uji coba perorangan ini berupa data hasil wawancara. Data dari hasil wawancara akan di analisis dengan mengikuti skala guttman dengan menggunakan pilihan jawaban yaitu jika anak memberikan jawaban ya, maka diberi beri angka 1 dan jika anak memberikan jawaban tidak, maka diberi angka 0. Jadi saat anak menjawab ya, maka indikator tersebut tidak perlu direvisi. Sedangkan jika jawaban anak tidak, maka media perlu direvisi. Ada 7 indikator yang digunakan dalam uji perorangan ini, berikut tabel indikator.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
646
Tabel 10. Instrumen Wawancara Uji Perorangan
No Indikator
1 Apa kamu suka dengan tayangan yang diputar tadi?
2 Apa kamu suka dengan gambarnya?
3 Apa kamu dapat mendengar jelas suara pada lagunya?
4 Apa kamu dapat melihat jelas gambarnya?
5 Apa kamu dapat melihat dengan jelas tulisannya?
6 Apa kamu dapat melihat dengan jelas warnanya?
7 Apa kamu suka dengan kuisnya?
Hasil wawancara dari ketiga anak kelompok B TK Dharma Wanita
Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, peneliti menemukan bahwa jawaban dari ketujuh indikator yang ada di tabel adalah ya. Sehingga bisa disimpulkan tidak ada revisi yang dilakukan pada media interaktif “tema binatang” pada tahap uji coba perorangan ini.
Tabel 11. Data Hasil Uji Coba Perorangan
No Indikator Responden
1 2 3
1 Apa kamu suka dengan tayangan yang diputar tadi? 1 1 1
2 Apa kamu suka dengan gambarnya? 1 1 1
3 Apa kamu dapat mendengar jelas suara pada lagunya?
1 0 1
4 Apa kamu dapat melihat jelas gambarnya? 1 1 1
5 Apa kamu dapat melihat dengan jelas tulisannya? 1 0 1
6 Apa kamu dapat melihat dengan jelas warnanya? 1 1 1
7 Apa kamu suka dengan kuisnya? 1 1 1
Jumlah 7 5 7
Presentase 100% 71.43% 100%
Berdasarkan hasil presentasi yang telah diperoleh pada uji coba perorangan yang telah dilakukan 3 anak, terdapat 2 anak yang telah memperoleh presentase 100%. Namun terdapat 1 anak yang tidak mendapatkan presentase 100% melainkan memperoleh (71.43%), hal tersebut disebabkan pada indikator ke 3 dan 5 yaitu anak tidak dapat mendengar dengan jelas bunyi suara dan kurang jelas melihat huruf yang ada pada media interaktif “tema binatang”.
3) Uji Coba Kelompok Kecil
Setelah melewati tahap uji coba perorangan, selanjutnya dilakukan tahap uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil diberikan kepada anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri dengan jumlah 10 anak. Tahap uji coba kelompok kecil ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan perubahan hasil revisi dan identifikasi terhadap permasalahan yang masih terdapat pada tahap uji coba perorangan.
Data hasil uji coba kelompok kecil ini berupa data hasil wawancara. Data dari hasil wawancara akan di analisis dengan mengikuti skala guttman dengan menggunakan pilihan jawaban yaitu jika anak memberikan jawaban ya, maka diberi beri angka 1 dan jika anak memberikan jawaban tidak, maka diberi angka 0. Jadi saat anak
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
647
menjawab ya, maka indikator tersebut tidak perlu direvisi. Sedangkan jika jawaban anak tidak, maka media perlu direvisi.
Berdasarkan hasil data uji coba kelompok kecil yang dilakukan pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri dengan 10 anak tersebut di atas diperoleh data bahwa hampir semua indikator mendapatkan presentase 100% yang menjawab ya. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan masih berada pada kualifikasi sangat baik dan tidak perlu direvisi.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka pada tahap uji coba kelompok kecil tidak lagi dilakukan revisi pada media interaktif “tema binatang” yang dikembangkan. Dengan demikian media interaktif “tema binatang” sudah siap dan layak untuk dibuat pada uji coba selanjutnya, yaitu uji coba kelompok besar. Berikut adalah tabel data hasil uji coba kelompok kecil.
Tabel 12. Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil No Indikator Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Apa kamu suka dengan tayangan yang diputar tadi?
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Apa kamu suka dengan gambarnya?
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Apa kamu dapat mendengar jelas suara pada lagunya?
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Apa kamu dapat melihat jelas gambarnya?
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Apa kamu dapat melihat dengan jelas tulisannya?
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
6 Apa kamu dapat melihat dengan jelas warnanya?
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 Apa kamu suka dengan kuisnya?
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 7 6 7 7 6 7 7 7 7 7
Presentase 100 85.71 100 100 85.71 100 100 100 100 100
Merevisi pembelajaran.
Revisi dalam pengembangan media interaktif “tema binatang” ini berdasarkan pada masukkan para validator yang berupa komentar dan saran terhadap media interaktif “tema binatang” yang dikembangkan dan buku panduan yang dilakukan oleh ahli media, serta komentar dan saran terhadap instrument penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media interaktif “tema binatang”. Pada tahap validasi ahli media yang digunakan dalam RPPH sesuai dalam kurikulum PAUD 2013. Pada tahap validasi ke ahli media mendapat masukan agar tidak memperbanyak tulisan pada media interaktif. Sedangkan pada validasi buku panduan mendapat masukan agar warna pada tulisan dipertajam lagi agar lebih jelas.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
648
Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif
Tahap ini merupakan evaluasi akhir yaitu evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi dari nilai absolut atau relative dari intruksi dan terjadi hanya setelah intruksi telah formatif dievaluasi dan direvisi cukup untuk memenuhi standar dari peneliti. Evaluasi sumatif tidak dilakukan oleh peneliti melainkan oleh evaluator independen. Data dikumpulkan tentang efektifitas sistem sehingga produk akhir dapat ditingkatkan hingga mencapai tingkat kualitas yang diinginkan.
Namun dalam pengembnagan ini tidak dilakukan evaluasi sumatif, menurut Dick and Carey (2015) langkah ke-10 bukan termasuk proses desain karena tidak melibatkan perancang melainkan evaluator independen. Oleh karena itu langkah pengembangan ini dilakukan sampai tahap ke 9 yaitu revisi desain produk pengembangan sehingga produk telah siap dan efisien untuk diterapkan.
Kefektifan media interaktif “tema binatang” dalam mengembangkan bahasa pada anak kelompok B.
Untuk mengetahui keefektifan media interaktif “tema binatang” maka dilakukannya uji coba lapangan. Pada tahap uji coba lapangan ini dilakukan pada seluruh anak kelompok B yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah keseluruhan 30 anak. Uji coba lapangan bertujuan untuk mengetahui pengaruh media interaktif “tema binatang” yang telah dikembangkan melalui kegiatan membaca melalui kegiatan pembelajaran media interaktif “tema binatang”.
Pada uji coba lapangan peneliti memberikan tes pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri sebelum (pretest) dan sesudah menggunakan media (posttest). Pada pretest anak kelompok B melakukan kegiatan membaca gambar dan kata tanpa menggunakan media apapun. Kemudian pada posttes anak kelompok B melakukan kegiatan membaca gambar dan kata menggunakan media interaktif “tema binatang” yang dikembangkan. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana pengetahuan anak sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif “tema binatang” yang telah dikembangkan. Berikut ini adalah hasil penilaian sebelum (prettest) dan sesudah pembelajaran (postest).
Sebelum menguji hasil penilian sebelum (prettest) dan sesudah (postest) adanya pembelajaran, dalam uji coba lapangan ini tidak perlu diuji normalitas dan homogenitas. Karena subyek pada penelitian ini berada pada sambel besar yaitu 30 anak. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Gunawan (2016:92) bahwa data yang banyaknya lebih dari 30 (n > 30), maka sudah diasumsikan berdistribusi normal. Begitu juga pada uji coba lapangan ini hanya ada satu kelas, maka tidak perlu diuji homogenitas. Karena fungsi dari uji homogenitas adalah untuk menilai perbedaan dua atau lebih dari kelompok (Hidayat:2017).
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
649
Tabel 13. Deskripsi Skor Pretest Perkembangan Bahasa
No Nama
Indikator Jumlah
Kategori 1 2 3 4 5 6
1 AO 2 1 1 1 2 1 8 Rendah
2 AFZ 3 3 2 2 2 1 13 Sedang
3 AE 2 1 2 2 2 2 11 Sedang
4 AC 1 1 2 1 2 1 8 Rendah
5 AY 2 1 1 1 2 1 8 Rendah
6 AYW 2 1 1 1 2 2 9 Rendah
7 BA 3 1 2 2 2 1 11 Sedang
8 BAQ 2 2 1 2 2 1 10 Sedang
9 D 1 2 1 1 1 1 7 Rendah
10 DS 2 1 1 1 1 1 7 Rendah
11 GDP 2 2 1 2 1 1 9 Rendah
12 IF 1 1 2 1 2 2 9 Rendah
13 IZ 2 1 1 2 1 1 8 Rendah
14 K 2 2 2 2 1 1 10 Sedang
15 L 1 1 1 1 1 1 6 Rendah
16 MNS 3 3 2 2 2 1 13 Sedang
17 MHK 2 2 1 1 2 1 9 Rendah
18 MP 1 1 1 2 1 1 7 Rendah
19 MMA 2 2 1 2 1 1 9 Rendah
20 MZR 2 2 1 1 1 1 8 Rendah
21 MY 1 1 2 2 2 1 9 Rendah
22 MAR 2 2 1 1 1 1 8 Rendah
23 NO 2 2 1 2 1 1 9 Rendah
24 NA 2 1 2 1 1 2 9 Rendah
25 R 1 2 2 2 2 2 11 Sedang
26 PJ 1 2 2 1 1 1 8 Rendah
27 SA 1 2 1 1 1 2 8 Rendah
28 SI 2 3 2 2 2 1 12 Sedang
29 V 2 2 1 2 1 1 9 Rendah
30 AJ 1 2 1 1 2 1 8 Rendah
Rata-rata 9.03 Sedang
Tertinggi 13 Tinggi
Skor terendah 6 Rendah
Deviasi Standart 1.71
Berdasarkan hasil pretest perkembangan bahasa, dapat diketahui bahwa dari 30 orang anak didapatkan nilai rata-rata 9.03 dan memiliki kategori rendah karena berada pada rentangan antara 6-9 dimana skor
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
650
tertinggi adalah 13 dan skor terendah adalah 9 serta standar deviasi sebesar 1.71. Standar deviasi merupakan penyimpangan dari rata-rata, semakin kecil penyimpangan maka data dikatakan semakin normal. Tabel 14. Kategori Perkembangan Bahasa Pada Pretest
No Rentangan Kategori Jumlah Persentase
1 14-18 Tinggi 0 0%
2 10-13 Sedang 8 27%
3 6-9 Rendah 22 73%
Sumber: data yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa pada pretest perkembangan bahasa sebagian besar anak berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 22 anak atau 73% sedangkan sisanya yaitu 8 anak atau 27% berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya perbandingan kategori tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 3. Diagram Perbandingan Kategori Perkembangan Bahasa Pretest
Tabel 15. Deskripsi Skor Posttest Perkembangan Bahasa
No Nama
Indikator Jumlah Kategori 1 2 3 4 5 6
1 AO 3 3 3 3 3 2 17 Tinggi
2 AFZ 3 3 3 3 3 2 17 Tinggi
3 AE 3 2 3 3 3 3 17 Tinggi
4 AC 3 3 3 2 3 2 16 Tinggi
5 AY 3 3 3 2 3 3 17 Tinggi
6 AYW 3 2 2 3 3 3 16 Tinggi
7 BA 3 3 3 3 3 2 17 Tinggi
8 BAQ 3 3 2 3 3 3 17 Tinggi
9 D 3 3 3 3 3 2 17 Tinggi
10 DS 3 3 3 3 3 2 17 Tinggi
11 GDP 3 3 3 3 3 3 18 Tinggi
12 IF 3 3 3 2 3 3 17 Tinggi
13 IZ 3 3 2 3 2 2 15 Tinggi
0%
20%
40%
60%
80%
Tinggi Sedang Rendah
Pretest Perkembangan Bahasa
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
651
14 K 3 3 3 3 3 3 18 Tinggi
15 L 3 3 3 2 2 2 15 Tinggi
16 MNS 3 3 3 3 3 3 18 Tinggi
17 MHK 3 3 3 2 3 3 17 Tinggi
18 MP 3 2 2 3 3 2 15 Tinggi
19 MMA 3 3 2 3 2 2 15 Tinggi
20 MZR 3 3 3 2 3 2 16 Tinggi
21 MY 3 3 3 3 3 3 18 Tinggi
22 MAR 3 3 3 2 2 2 15 Tinggi
23 NO 3 3 3 3 2 2 16 Tinggi
24 NA 3 3 3 3 3 3 18 Tinggi
25 R 3 3 3 3 3 3 18 Tinggi
26 PJ 3 3 3 2 2 2 15 Tinggi
27 SA 2 3 2 2 2 3 14 Tinggi
28 SI 3 3 3 3 3 2 17 Tinggi
29 V 3 3 3 3 2 2 16 Tinggi
30 AJ 3 3 2 3 3 2 16 Tinggi
Rata-rata 16.50 Tinggi
Tertinggi 18 Tinggi
Skor terendah 14 Tinggi
Deviasi Standart 1.14
Berdasarkan hasil postest perkembangan bahasa, dapat diketahui
bahwa dari 30 anak didapatkan nilai rata-rata 16.50 dan memiliki kategori sangat tinggi karena berada pada rentangan antara 14-18 dimana skor tertinggi adalah 18 dan skor terendah adalah 14 serta standar deviasi sebesar 1.14. berdasarkan data pada tabel 4.13 maka kategori setiap anak dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 16. Kategori Perkembangan Bahasa Pada Posttest
No Rentangan Kategori Jumlah Persentase
1 14-18 Tinggi 30 100%
2 10-13 Sedang 0 0%
3 6-9 Rendah 0 0%
Sumber: data yang diolah 2017
Berdasarkan table 4.13 pada posttest dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan perkembangan bahasa yang cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya anak yang memiliki kategori rendah atau sedang dan keseluruhan anak berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 30 anak atau 100%. Hal ini membuktikan bahwa media interaktif “tema binatang” mampu meningkatkan perkembangan bahasa anak kelompok B.
Adapun secara detail perbandingan kategori perkembangan bahasa anak dapat dilihat pada diagram berikut:
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
652
Gambar 4 Diagram Perbandingan Kategori Perkembangan Bahasa
Untuk mengetahui kefektifan media interaktif “tema binatang” yang telah dikembangkan dan digunakan pada kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, maka digunakan perhitungan dengan memakai bantuan perangkat (software) yaitu SPSS. Adapun hasil penghitungannya sebagai berikut:
Tabel 17. Paired Samples Statistics
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Post_Test 16.5000 30 1.13715 .20761
Pre_Test 9.0333 30 1.71169 .31251
Pada bagian tabel 4.11 Paired Samples Statistics menunjukkan bahwa pretest dan posttest mengalami perubahan dalam skor rata-rata. Pretest memperoleh rata-rata (mean) 9.03%, dengan jumlah responden N=30. Sedangkan rata-rata (mean) pada posttest diperoleh 16.50% dengan jumlah responden N=30. Sehingga dapat disimpulkan pada tabel Paired Samples Statistics tersebut menunjukkan adanya peningkatan perkembangan bahasa pada nilai rata-rata (mean) yaitu pada sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif “tema binatang” (posttest).
Tabel 4.12 Paired Samples Correlations
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post_Test & Pre_Test 30 .523 .003
Berdasarkan tabel 4.12 Paired Samples Correlations telah diperoleh analisis hubungan antara pretest dan posttest. Out put itu adalah hasil korelasi antara kedua variabel dengan memperoleh nilai 0.523 dengan nilai signifikan (0.000) < (0.05) maka dapat disimpulkan korelasi signifikan.
Pengambilan keputusan dapat dijelaskan dibawah ini: 1) Jika = 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai sig, maka Ho diterima
dan Ha ditolak. 2) Jika = 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai sig, maka Ha diterima
dan Ho ditolak.
0%
50%
100%
Tinggi Sedang Rendah
Post test Kemampuan Bahasa
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
653
Yaitu dalam penjelasan dibawah ini: Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari media interaktif “tema
binatang” terhadap perkembangan bahasa. Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari media interaktif “tema
binatang” terhadap perkembangan bahasa.
Berdasarkan paparan diatas bahwa terdapat perbedaan hasil perkembangan bahasa sesudah menggunakan media interaktif “tema binatang” sehingga korelasi tersebut dinyatakan signifikan.
Tabel 4.13 Paired Samples Test
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviatio
n
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Post_Test - Pre_Test
7.46667 1.47936 .27009 6.91426 8.01907 27.645 29 .000
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa nilai t-hitung untuk perkembangan bahasa adalah 27.645 dengan probabilitas (Sig.) 0,000. Adapun ketentuan pengambilan keputusan didasarkan pada beberapa ketentuan sebagai berikut:
Hipotesis: Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari media interaktif “tema
binatang” terhadap perkembangan bahasa. Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari media interaktif “tema
binatang” terhadap perkembangan bahasa. Kriteria keputusan:
1) Terima H0 jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05 2) Tolak H0 jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05
Dapat diketahui nilai t-hitung untuk perkembangan bahasa adalah 27.645 lebih besar dari t-tabel yaitu 1.697 dengan probabilitas (Sig.) 0,000. Karena probabilitas (Sig.) 0,000 < 0,05 maka H0 Ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari media interaktif terhadap perkembangan bahasa anak usia dini kelompok B. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, media interaktif “tema binatang” memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan bahasa pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Grogol Kediri.
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan hasil pengembangan media interaktif “tema binatang” untuk mengembangkan bahasa anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri ini akan dipaparkan melalui hasil pengembangan produk serta keefektifan produk pengembangan, yaitu:
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
654
Kelayakan Media Interaktif “Tema Binatang” Dalam Mengembangkan Bahasa Anak.
Pengembangan yang telah dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan rancangan media yang berupa media interaktif “tema binatang”. Media ini didesain untuk meningkatkan perkembangan bahasa dalam membaca yang berupa gambar-gambar binatang, suara, teks dan lagu. Gambar-gambar yang terdapat dalam media ini guna untuk meningkatkan perkembangan bahasa khususnya membaca secara optimal. Namun pada media ini tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan membaca saja, media ini berisi tentang jenis-jenis binatang dan tempat hidup binatang. Dengan demikian media interaktif “tema binatang” ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa serta mengenalkan tentang jenis-jenis binatang dan tempat hidup binatang sejak usia dini yaitu pada anak kelompok B di taman kanak-kanak.
Berdasarkan hasil analisis data pengembangan media ini menunjukkan kelayakan pada hasil akhir validasi ahli. Validasi ahli dilakukan oleh validasi ahli media , dan validasi ahli instrument bahasa dalam membaca.
Hasil validasi media interaktif oleh bapak Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd menunjukan kelayakan media interaktif “tema binatang” dengan melakukan proses revisi yang memperoleh skor persentase pertama yaitu 75%, hal tersebut dikarenakan masih terdapat beberapa tulisan pada isi media tersebut, antara lain tulisan pada menu (pentunjuk, jenis binatang, tempat hidup binatang, dan lagu-lagu) serta perbaikan dalam mengatur volume. Kemudian setelah melakakukan revisi pada media interaktif “tema binatang” tersebut skor presentase memperoleh peningkatan hingga 100%. Dengan melakukannya revisi bertujuan untuk menyempurnakan media interaktif “tema binatang” sehingga layak untuk digunakan pada tahap uji coba selanjutnya.
Pada validasi buku panduan media interaktif “tema binatang” oleh bapak Dr. H Bachtiar S. Bachri, M.Pd selaku ahli media ditemukan kekurangan dan perlu dilakukan revisi. Hal yang perlu dilakukan revisi yaitu pada buku panduan media interaktif “tema binatang” tersebut yaitu masukan agar warna pada tulisan dipertajam lagi agar lebih jelas. Dengan melakukannya revisi buku pedoman media interaktif “tema binatang” layak untuk digunakan dan memperoleh skor persentasi 100%.
Sedangkan pada instrument penelitian perkembangan bahasa dalam membaca melalui uji validasi oleh ibu Anik lestariningrum,M.Pd telah menunjukkan kelayakan sehingga dapat digunakan untuk uji selanjutnya.
Setelah di lakukannya uji validasi untuk menguji kelayakan media interaktif “tema binatang”, langkah selanjutnya yaitu uji coba perorangan. Pada uji coba perorangan terhadap 3 anak pada kelompok B di TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri menunjukkan hasil bahwa pembelajaran menggunakan media interaktif “tema binatang” menunjukkan kefektifan dengan masing-masing anak
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
655
memperoleh skor persentase lebih dari (51%) yaitu 2 anak memperoleh persentase (100%) dan 1 anak memperoleh 71.43%, sehingga dapat disimpulkan bahwa uji coba perorangan telah layak untuk melanjutkan pada tahap uji coba kecil.
Setelah dilakukannya uji coba perorangan, langkah selanjutnya yaitu uji coba kelompok kecil. Pada uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 10 anak pada kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri menunjukkan hasil bahwa pembelajaran menggunakan media interaktif “tema binatang” menunjukkan keefektifan dengan dibuktikan 8 anak memperoleh skor 100% dan 2 anak memperoleh skor 85.71% sehingga dapat disimpulkan bahwa uji coba kelompok kecil telah layak untuk uji coba selanjutnya yaitu uji coba kelompok besar/lapangan.
Keefektifan Media Interaktif “Tema Binatang” Dalam Mengembangkan Kemampuan Bahasa Dalam Membaca.
Tahap selanjutnya yaitu uji coba lapangan yang dilakukan terhadap 30 anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. Berdasarkan uji coba lapangan diperoleh perhitungan pengukuran awal dengan memperoleh skor 9.03% dan pengukuran akhir memperoleh skor 16.50%. dengan demikian dapat dikatakan terdapat perbedaan pada pengukuran awal (Pretest) dan pengukuran akhir (posttest) dalam proses kegiatan menggunakan media interaktif “tema binatang” yang telah dikembangkan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan mengunakan media interaktif “tema binatang” pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri kemampuan perkembangan bahasa pada anak mengalami peningkatan.
Pada kegiatan menggunakan media interaktif “tema binatang” di TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri terlihat terdapat peningkatan pada anak khusunya perkembangan bahasa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fred (2012) bahwa Bermain merupakan pusat pengembangan dan pembelajaran anak-anak. Tindakan antar anak-anak dengan teknologi dan media cermin interaksi mereka dengan bahan bermain lainnya termasuk sensorimotor atau praktek bermain, membuat percaya bermain, dan permainan dengan aturan. Pada hakikatnya anak-anak selalu termotivasi untuk bermain, artinya bermain secara alamiah memberi kepuasan pada anak. Melalui bermain bersama dalam kelompok atau sendiri tanpa orang lain, anak mengalami kesenangan yang memberikan baginya. Berdasarkan media interaktif “tema binatang” yang telah dikembangkan oleh peneliti dalam mengembangkan bahasa anak kelompok B, dapat dilihat adanya hubungan bermain sambil belajar melalui media interaktif “tema binatang” yang menggunakan perangkat computer, karena media interaktif “tema binatang” ini berbentuk CD (compact disk) dan dapat disimpan PC atau laptop.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
656
Media interaktif “tema binatang” dalam penelitian yang dikembangkan pada anak kelompok B bertujuan untuk mengembangkan potensi dan aspek-aspek perkembangan pada anak. Dengan menggunakan media interaktif “tema binatang”, aspek perkembangan anak khususnya bahasa dalam membaca dapat berkembang secara optimal. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Pengunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah anak dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret. Hal ini sesuai dengan pendapat Jerome S.Bruner ( dalam Arsyad, 2011:65) bahwa anak belajar melalui tiga tahapan yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif yaitu tahap anak belajar dengan memanipulasi benda-benda konkret. Tahap ikonik yaitu suatu tahap dimana anak belajar dengan menggunakan gambar atau video. Sementara tahap simbolik yaitu tahap dimana anak belajar dengan menggunakan simbol-simbol.
Kemampuan bahasa dalam membaca pada anak telah dikembangkan pada media interaktif “tema binatang” melalui kegiatan membaca gambar dan membaca kata. Hal ini didukung penelitian dari Shah dan Godiyal (2012) menyatakan pembelajaran penggunaan komputer membuat keuntungan selain mengurangi verbalitas, juga dapat keuntungan perkembangan dalam keterampilan non-verbal, pengetahuan struktural, memori jangka panjang, ketangkasan manual, keterampilan verbal, pemecahan masalah, abstraksi dan keterampilan konseptual. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan media interaktif dapat mengatasi sifat anak yang pasif menjadi aktif, mampu memberikan variasi dalam proses belajar mengajar, memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan mempermudah tugas mengajar guru, dapat menarik minat belajar anak karena isi dari media interaktif tersebuat sebuah video pembelajaran tentang huruf-huruf abjad, kosa kata yang ada gambar bendanya sebagaimana yang dijumpai anak dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Kegiatan pembelajaran menggunakan media interaktif “tema binatang” yang telah dikembangkan oleh peneliti dengan memakai perangkat komputer/laptop dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B khususnya membaca gambar dan kata. Dibuktikan adanya peningkatan yang signifikan pada hasil posttes. Dikarenakan bahwa media interaktif “tema binatang” didalamnya mengandung unsur gambar, suara, teks, video. Hal tersebut didukung oleh penelitian oleh Gunduz (2005), Burnett,(2010) yang menyatakan bahwa komputer yang didalamnya terdapat komponen media interaktif dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media untuk mengembangkan bahasa baik belum bisa sama sekali atau yang ingin mendalami. Hal tersebut karena media interaktif memiliki beberapa komponen video, gambar, suara, yang menarik sehingga memudahkan anak untuk menangkap informasi yang disampaikan khususnya berbahasa. Dengan menggunakan media interaktif “tema binatang”
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
657
dikomputer anak merasa senang, antusias dalam minat belajar, sehingga anak yang pasif menjadi aktif.
Media interaktif “tema binatang” pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer bertujuan untuk penguasaan kosakata dengan pembelajaran menggunakan media interaktif akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa dan secara tidak langsung akan menambah perbendaharaan kata. Hal tersebut didukung oleh penelitian oleh Shah dan Godiyal ( 2012) menyatakan bahwa komputer dapat mendukung aspek pembelajaran termasuk pengembangan bahasa dan pengembangan kognitif. Karena anak mengetahui dan belajar kosakata baru yang belum pernah ditemukan pada diri mereka. Penguasaan kosakata dengan pembelajaran menggunakan media interaktif dapat mengembangkan kemampuan berbahasa dan menambah perbendaharaan kata. Oleh itu penerapan media interaktif “tema binatang” di TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri dilakukan menggunakan perangkat komputer/laptop dikarenakan menyediakan perangkat komputer sehingga anak mampu melakukan aktifitas bermain menggunakan perangkat tersebut sehingga kemampuan aspek perkembangan akan berkembang dengan optimal.
Berdasarkan pada teori-teori yang telah dipaparkan diatas, maka dilakukan pengembangan media interaktif “tema binatang” dengan kegiatan membaca gambar dan kata. Yaitu membaca gambar dan kata pada jenis-jenis binatang (binatang ternak,binatang liar) dan tempat hidup binatang (darat dan air), serta permainan pada kuis/pertanyaan. Media interaktif ini juga dilengkapi buku panduan Media interaktif “tema binatang” sebagai panduan langkah penggunaan media interaktif tersebut yang telah terbukti signifikan untuk meningkatkan aspek perkembangan khususnya pada perkembangan bahasa pada anak usia dini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan ini dapat diambil simpulan bahwa media interaktif “tema binatang” layak untuk digunakan dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Tahap validasi media interaktif “tema binatang”, pada tahap ini diperoleh data bahwa media interaktif “tema binatang” layak dgunakan dan diterapkan kepada anak setelah melalui validasi oleh ahli media sehingga media tersebut sesuai dengan kebutuhan anak. Selanjutnya adalah validasi buku panduan media interaktif “tema binatang”. Dengan melalui validasi, buku pedoman ini telah layak untuk digunakan sebagai petunjuk dalam kegiatan menggunakan media interaktif “tema binatang” untuk anak usia dini. Setelah validasi buku panduan tahap selanjutnya adalah validasi instrument perkembangan bahasa, telah diketahui kelayakan pada instrument perkembangan bahasa untuk diterapkan pada anak usia dini khususnya kelompok B.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
658
Sehingga instrument perkembangan bahasa ini dapat digunakan pada uji coba selanjutnya.
2) Pada tahap uji coba perorangan terhadap 3 anak, menunjukkan hasil bahwa pembelajaran menggunakan media interaktif “tema binatang” menunjukkan kefektifan dengan masing-masing anak memperoleh skor persentase lebih dari (51%) yaitu 2 anak memperoleh persentase (100%) dan 1 anak memperoleh 71.43%, sehingga dapat disimpulkan bahwa uji coba perorangan telah layak untuk melanjutkan pada tahap uji coba kecil.
3) Pada uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 10 anak pada kelompok B TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri menunjukkan hasil bahwa pembelajaran menggunakan media interaktif “tema binatang” menunjukkan keefektifan dengandinyatakan 8 anak memperoleh skor 100% dan 2 anak memperoleh skor 85.71% sehingga dapat disimpulkan bahwa uji coba kelompok kecil telah layak untuk uji coba selanjutnya yaitu uji coba kelompok besar/lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa media interaktif “tema binatang” efektif untuk digunakan dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B, hal tersebut terbukti pada hasil pengukuran awal (Pretest) dengan memperoleh skor 9.03% dan pengukuran akhir (posttest) memperoleh skor 16.50%. dengan demikian terdapat perbedaan dan peningkatan hasil yang menunjukkan keefektifan pada media interaktif “tema binatang”.
SARAN Saran dalam penelitian pengembangan ini terbagi menjadi tiga
bagian yaitu saran pemanfaatan, saran diseminasi, dan saran bagi pengembang selanjutnya. Ketiga saran berikut adalah: 1) Saran pemanfaatan
a) Produk yang telah dikembangkan ini telah diuji kelayakannya untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak. Dari hasil data yang diperoleh, peneliti menyarankan media interaktif “tema binatang” ini dapat digunakan kepada anak kelompok lainnya namun dengan memiliki kondisi yang sama serta disesuaikan dengan tingkat capaian perkembangan anak di usia tersebut.
b) Berdasarkan fakta dilapangan terhadap pengaruh media interaktif “tema binatang” tersebut, maka media yang telah dikembangkan ini hendaknya dapat dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam mendesain media yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan bahasa untuk anak usia dini, sehingga kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan bahasa tersebut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
2) Saran diseminasi Produk pengembangan media interaktif “tema binatang” ini
diharapkan dapat disebarkan kepada guru-guru lain pada TK Dharma Wanita Gambyok Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri dan
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
659
guru-guru pada TK lain diwilayah Kecamatan Grogol Kabuapten Kediri. Karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa media interaktif “tema binatang” ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan perkembangan bahasa pada anak usia dini.
3) Saran bagi guru Media interaktif “tema binatang” ini disimpan dalam CD (Compact Disk) menggunakan perangkat komputer/laptop, untuk itu bagi guru-guru agar memanfaatkan perangkat komputer/laptop yang ada disekolah, dan diperlukan jumlah komputer atau laptop yang idealnya satu komputer atau laptop dipegang oleh satu anak agar pembelajaran lebih efektif dan mandiri.
4) Saran bagi pengembang Dengan adanya media interaktif “tema binatang” yang merupakan stimulus terhadap perkembangan bahasa bagi anak kelompok B yang afektif dan berkwalitas. Oleh sebab itu, sangat diharapkan bagi peneliti-peneliti untuk mengembangkan media-media berdasarkan teori-teori media yang di jelaskan pada kajian teori.
5) Saran bagi anak Media interaktif “tema binatang ” yang dikembangkan ini telah di uji
kelayakan dan keefektifannya, maka bagi anak-anak sebaiknya dalam bermain komputer untuk memainkan media interaktif tema binatang ini. Selain itu, agar anak-anak mengenal perkembangan teknologi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. (2007). Perkembangan dan konsep dasar perkembangan anak usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ariani, Niken dan Haryanto, Dany. (2010). Pembelajaran multimedia di sekolah. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Jakarta
Amin, Syeh. (2013). An efective use of ict for education and learning by drawing om world knowledge. reseach and experience .
Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. (edisi revisi). Jakarta : Rineka Cipta
Ariyanti, T. (2014). Peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan media gambar. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini .
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Burnett. (2010). Technology and literacy in early childhood educational
settings: a review of research. Journal of early childhood literacy . Chang, Mei-Mei., & Lehman, J. D. (2012). Learning foreign language
through an interactive multimedia program: an experimental study on the effects of the relevance component of the ARCS model.
Christy, O.(2014). Professional development of early childhood and language education teachers for sustainable development. (O. Afoma R, Ed.) Journal of Research & Method in Education .
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
660
Derektorat Pembinaan TK dan SD . 2010. Kumpulan pedoman pembelajaran taman kanak-kanak . Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Daryanto. (2016). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Dhieni, N. (2007). Metode pengembangan bahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka. Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2015). The sistematic design of
intrucsional. Florida: Library Of Congress Cataloging. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2015). Kurikulum pendidikan anak
usia dini, apa, mengapa, dan bagaimana. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2015). Pedoman penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) pendidikan anak usia dini. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Fred, Rogers. (2012). Technology and interactive media as tools in early childhood programs serving children from birth through age 8.
Fathurrohman, M. (2012). Penggunaan mutimedia dalam proses pembelajaran.
Gunawan, Imam. (2016). Pengantar Sratistika Inferensial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gunduz, N. (2005). Computer assisted language learning. journal of language and linguistic studies .
Gustafson, Branch, K. L., & Maribe, R. (2002). Survey of intrucsional development models. Washington.
Hurlock, E. B. (1980). Psikolog perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hartati, Sofia.(2005). Perkembangan belajar pada anak usia dini. Depdiknas.
Jannah, Miftakhul. (2016). Psikolog eksperimen. Surabaya. Unesa University Press
Kim, D., & Gilman, D. A. (2008). Effects of text, audio, and graphic aids in multimedia instruction for vocabulary learning.
Kartini Kartono. (1990). Psikologi perkembangan anak, Bandung : CV. Mandar
Lotfi, A. R., & Joybar, B. (2015). Theoretical frameworks of language development "a library research".
Malik & Agawal, A. (2012). The use of multimedia as a new educational technology tool-a study.
Mustaji. (2013). Media pembelajaran. Surabaya: UNESA University Press.
Morisson, George S. (2012). Dasar-dasar pendidikan anak usia dini (PAUD). Jakarta: PT Indeks
Nomass, B. (2013). The impact of using technology in teaching english as a second language.
Otto, Beverly. (2015). Perkembangan bahasa pada anak usia dini. Jakrta: Prebadamedia Group.
“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019
661
Putnam, L. R. (1987). Language, language development and reading noam chomsky interviewed.
Rusdinal,dkk. (2005). Pengelolaan kelas di taman kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas Dikjen Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi
Roopnarine, J. L., & Johnson, J. E. (2011). Pendidikan anak usia dini dalam berbagai pendekatan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Rosie, F., David, M., & Natalia, K. (2014). New directions for early literacy in a digital age: The ipad. Journal Of Early Childood Literacy .
Rochanah, Luluk. (2015). Pemanfaatan media komputer untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf dan perkembangan social pada anak usia 4-5 tahun di tk alfaradis sidoarjo. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Shah, A., & Godiyal, S. (2012). Ict in the early years: balancing the risks and benefits.
Shilpa, S., & Sunita, M. (2013). A study about role of multimedia in early childhood education. International Journal of Humanities and Social Science Invention .
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, Arif S, Rahardjo, Anung H Dan Rahardjito. (2010). Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sujiono, Yuliani N. (2013). Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Indeks.
Trianto. (2011). Mendesain model pembelajaran inovative-progresif in concept, landasan dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: bumi Aksara.
Tiem Penyusun. (2013). Modul PLPG pendidikan latihan profesi guru. Surabaya: Pusat Pengembangan Profesi pendidik.
Warsita, B. (2008). Teknologi pembelajaran, landasan dan aplikasinya. Jakarta: Bineka Cipta.
Wiranataputra, U. S. (2007). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yus, Anita. (2011). Model pendidikan anak usia dini. Jakarta. Prenadamedia Group.
Yamin, Sofyan & Kurniawan, Heri. (2011). SPSS COMPLETE: Teknik Analisis Statistika Terlengkap Dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.
Zaman, Badruz., Hernawan, A. H., & Eliyawati, C. (2008). Media dan sumber belajar. Jakarta: Universitas Terbuka.